Anda di halaman 1dari 15

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Dosen Pengampuh:
Samrul Bahri Hutabarat, S.Ag., MA

Disusun Oleh
Novita Siregar
Pandi Hasibuan
Siti Zulaiha Nasution

PERBANKAN SYARIAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAHRIYATUL ‘ULUM
KH. ZAINUL ARIFIN
PANDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, sumber segala nikmat dan karunia yang tiada

tara, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya terhadap cipataan-Nya.

Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, manusia pilihan yang telah memerikan cahaya kepada manusia dan alam

semesta sampai akhir zaman.

Berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, akhirnya makalah ini dapat

terselesaikan meskipun masih banyak kekurangan. Makalah ini disusun untuk

memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Pancasila

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak

kekurangan untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

Pandan, November 2023

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.......................................................................................................1
Tujuan Pembahasan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
Sejarah Perumusan Pancasila................................................................................2
Pancasila Sebagai Dasar Negara...........................................................................3
Hubungan Antara Pancasila Dengan Pembukaan UUD NRI 1945.......................4

Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara................................................................7


Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara........................................................8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................................................11
Daftar Pustaka.......................................................................................................12
BAB I
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Pemahaman tentang Pancasila di kalangan generasi muda khususnya


mahasiswa di perguruan tinggi menarik untuk diteliti. Berbagai kajian
menjelaskan bahwa Pancasila sebagai genetivus objectivus banyak diteliti oleh
kalangan ilmuwan dan akademisi dari aspek sejarah, pendidikan, sosial, ekonomi,
dan politik. Penelitian yang muncul dan berkembang akhir-akhir ini tentang
realitas dan penafsiran Pancasila yang beragam dan memiliki berbagai macam
aspek pemaknaan. Posisi Pancasila bagi bangsa Indonesia sejak awal
kemerdekaan hingga berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
memiliki kontribusi penting dalam aspek pembentukan karakter bangsa.
Pengalaman sejarah telah menunjukkan bahwa keberadaan Pancasila menjadi
bagian terpenting dalam proses pembentukan negara bangsa1 .

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat


pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR
9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang
telah dimurnikan dan didapatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi
dasar negara Republik Indonesia.

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar
negara Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 telah ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI yang telah dianggap sebagai penjelmaan kehendak
seluruh rakyat Indonesia yang merdeka. Penerapan Pancasila sebagai dasar negara
itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah negara Pancasila. Hal
itu terkandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan

1
Danang Prasetyo , Hastangka, Upaya Meningkatkan Pemahaman Epistemologis Pancasila di
Perguruan Tinggi INTEGRALISTIK Volume 32 (2) (2020) Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo
Yogyakarta

1
melaksanakannya dalam seluruh perundang-undang. Maka dari itulah makalah ini
kami buat untuk menambah wawasan bagi para pembaca

B. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui sejarah perumusan Pancasila.

2. Untuk mengetahui makna dari Pancasila sebagai dasar negara dan peranan
Pancasila dalam ketatanegaraan Republik Indonesia

3. Untuk menambah wawasan siswa tentang sejarah Pancasila

BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perumusan Pancasila

Pada tanggal 1 Juni 1945 Soekarno berpidato mengenai rumusan dasar negara
Indonesia. Kemudian Soekarno memberi istilah dasar negara dengan nama
“Pancasila”. Menurut Prof. Mr Muhammad Yamin, perkataan Pancasila berasal
dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua suku kata dan mengandung dua macam
arti, yaitu: Panca artinya “lima” dan Syila artinya “batu sendi, alas, atau dasar”.
Sedangkan menurut huruf Dewanagari “Syiila” yang artinya peraturan tingkah
laku yang penting/baik/senonoh. Dari kata “Syiila” ini dalam bahasa Indonesia
menjadi “susila” artinya tingkah laku yang baik2.

Menurut Ir. Soekarno Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun
menurun yang sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan barat.
Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih luas lagi, yakni
falsafah bangsa Indonesia3.

2
Fachruddin Pohan, Kembali Memahami Pancasila, (Bandung: Citapustaka Media,2002),
hlm.,113.
3
Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 2012), hlm.1

2
Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan dasar negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup bangsa, Pancasila
mengandung nilai-nilai luhur yang berada, tumbuh dan berkembang bersama
dengan bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Oleh karena keluhuran sifat nilai-nilai
Pancasila tersebut, dia merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam hidup
masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Indonesia. Dengan begitu,
kedudukan nilai-nilai Pancasila merupakan ukuran bagi baik-buruknya atau benar-
salahnya sikap warga negara secara nasional. Dengan kata lain, nilai Pancasila
merupakan tolok ukur, penyaring, atau alat penimbang, bagi semua nilai yang ada,
baik dari dalam maupun luar negeri4.

B. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi ketatanegaraan pada


negara Republik Indonesia harus berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Artinya,
Pancasila harus senantiasa menjadi ruh atau Power yang menjiwai kegiatan dalam
membentuk negara.

Setijo menyatakan bahwa konsep Pancasila sebagai dasar negara diajukan oleh
Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang pertama BPUPKI tanggal
1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara
Falsafah negara atau filosophische grondslag bagi negara Indonesia mereka.
Usulan tersebut ternyata dapat diterima oleh seluruh anggota sidang. Hasilhasil
sidang selanjutnya dibahas oleh panitia kecil atau Panitia 9 dan menghasilkan
rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar” pada tanggal 22 Juni 1945,
yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin disarankan diberi nama Jakarta Charter,
atau Piagam Jakarta, yang didalam-Nya terdapat Pancasila pada alinea IV, Piagam
Jakarta, selanjutnya disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
menjadi Pembukaan UUD, dengan mengalami beberapa perubahan yang
bersamaan dengan Pancasila disahkan menjadi dasar negara.

4
Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 2012), hlm.1

3
Sejak saat itu Pancasila sebagai dasar Negara yang mempunyai kedudukan
sebagai berikut:

1. Sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.


2. Meliputi suasana kebatinan dari Undang-Undang Dasar 1945.
3. Menciptakan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
4. Menjadi sumber semangat bagi UUD 1945, dan
5. Mengandung norma-norma yang mengharuskan UUD untuk mewajibkan
perintah maupun penyelenggara Negara yang lain untuk memelihara budi pekerti
luhur5.

C. Hubungan Antara Pancasila Dengan Pembukaan UUD NRI 1945

Pancasila sebagai cerminan dari jiwa dan cita-cita hukum bangsa Indonesia
tersebut merupakan norma dasar dalam penyelenggaraan bernegara dan yang
menjadi sumber hukum sekaligus sebagai cita hukum (Recht-idee), baik tertulis
maupun tidak tertulis di Indonesia. Cita-cita ini secara langsung merupakan
cerminan kesamaan-kesamaan kepentingan di antara sesama warga bangsa.
Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia mempunyai implikasi bahwa
Pancasila terikat oleh suatu kekuatan secara hukum, terikat oleh struktur
kekuasaan secara formal yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum
yang menguasai dasar Negara.

Cita-cita hukum tersebut terangkum didalami empat pokok pikiran yang


terkandung dalam Undang Undang Dasar 1945 yang sama hakikatnya dengan
Pancasila, yaitu:

1). Negara Persatuan “Melindungi segenap bangsa Indonesia Dan seluruh


tumpah darah Indonesia “

2). Keadilan sosial “Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi


seluruh rakyat Indonesia “

5
Maulana Arafat Lubis, Op. Cit, hlm.,55-56.

4
3). Kedaulatan Rakyat “Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan
atas kerakyatan/ perwakilan.”

4). Ketuhanan dan kemanusiaan “Negara berdasarkan atas ketuhanan yang


menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

Pembukaan UUD 1945 adalah sumber motivasi dan aspirasi perjuangan dan
tekad bangsa Indonesia yang merupakan sumber Cita-cita luhur dan cita cita
mahal, sehingga pembukaan UUD 1945 merupakan tertib jukum yang tertinggi
dan memberikan kemutlakanbagi tertib hukum Indonesia

Pembukaan UUD 1945 bersama dengan UUD 1945 diundangkan dalam


berita Republik Indonesia tahun II No 7 ditetapkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus
1945. Pada hakikatnya semua aspek penyelenggaraan pemerintah Negara yang
berdasarkan Pancasila terdapat dalam alinea IV pembukaan UUD 1945.
Sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (Ketetapan
MPR No. IX/MPR/1978)

Dengan demikian Pancasila secara yuridis formal ditetapkan sebagai dasar


filsafat Negara Republik Indonesia bersamaan dengan ditetapkan Pembukaan
UUD 1945 dan UUD1945. Maka Pancasila dan Pembukaan UUD 1945
mempunyai hubungan timbal balik sebagai berikut:

a. Hubungan Secara formal

Dengan dicantumkannya Pancasila secara formal di dalam Pembukaan


UUD 1945, maka Pancasila memperolehi kedudukan sebagai norma dasar hukum
positif. Dengan demikian tata kehidupan bernegara tidak hanya bertopang pada
asas-asas sosial, ekonomi, politik, yaitu perpaduan asas-asas kultural, religius dan
asas-asas kenegaraan yang unsurnya terdapat dalam Pancasila. Jadi berdasarkan
tempat terdapatnya Pancasila secara formal dapat disimpulkan sebagai berikut:

a.) Bahwa rumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


adalah seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV

5
b.) Bahwa Pembukaan UUD 1945, berdasarkan pengertian ilmiah,
merupakan pokok kaidah Negara yang Fundamental dan terhadap tertib hukum
Indonesia mempunyai dua macam kedudukan yaitu: 1. Sebagai dasarnya, karena
Pembukaan UUD 1945 itulah yang memberi faktor-faktor mutlak bagi adanya
tertib hukum Indonesia 2. Memasukkan dirinya di dalam tertib hukum sebagai
tertib hukum tertinggi.

c.). Bahwa dengan demikian Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan


berfungsi, selain sebagai Mukaddimkah dan UUD 1945 dalam kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, juga berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi
sendiri, yang hakikat kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya.
Karena Pembukaan UUD 1945 yang intinyalah Pancasila tidak tergantung pada
batang tubuh UUD 1945, bahkan sebagai sumbernya

d.). Bahwa Pancasila dengan demikian dapat disimpulkan mempunyai


hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai pokokkaedah negara yang
fundamental, yang menjelmakan dirinya sebagai dasar kelangsungan hidup negara
Republik Indonesia yang di proklamirkan tanggal 17 Agustus 1945.

e.) Bahwa Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945, dengan


demikian mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan tidak dapat di ubah dan
terletak pada kelangsungan hidup Negara Republik Indonesia

b. Hubungan secara material

Hubungan pembukaan UUD 1945 dengan Pancasila selain hubungan yang


bersifat formal, sebagaimana di jelaskan di atas juga hubungan secara material
sebagai berikut: “Bilamana kita tinjau kembali proses perumusan Pancasila dan
pembukaan UUD 1945, maka secara kronologis, materi yang di bahas oleh
BPUPKI yang pertama-tama adalah dasar filsafat Pancasila baru kemudian
Pembukaan UUD 1945. Setelah pada sidang pertama pembukaan UUD 1945
BPUPKI membicarakan dasar filsafat negara Pancasila berikutnya tersusunlah
piagam Jakarta yang di susun oleh panitia 9, sebagai wujud bentuk pertama
pembukaan UUD 1945” Jadi berdasar urut-urutan tertib hukum Indonesia

6
Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai tertib hukum yang tertinggi, adapun tertib
hukum Indonesia bersumber pada Pancasila, atau dengan kata lain sebagai sumber
tertib hukum Indonesia. Hal ini berarti secara material tertib hukum Indonesia
dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila sebagai
sumber tertib hukum Indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi, sumber
bentuk dan sifat.

Selain itu dalam hubungannya dengan hakikat dan kedudukan pembukaan


UUD 1945sebagai pokok kaidah negara yang fundamental, maka sebenarnya
secara material yang merupakan esensi atau inti sari dari pokok kaidah negara
fundamental tersebut tidak lain adalah Pancasila.

D. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Kelima butir tersebut tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945.


Sebagaimana yang telah diketahui oleh hampir semua warga Negara Indonesia
bahwa fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun
sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi lainnya yang tak kalah penting dan
bernilai sakral bagi bangsa Indonesia sendiri dalam membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, berikut adalah penjelasan mengenai
fungsi-fungsi Pancasila:

1. Pancasila sebagai pedoman hidup

Di sini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap pandangan di


Indonesia. Pancasila haruslah menjadi pedoman dalam mengambil keputusan
dalam menghadapi suatu masalah.

2. Pancasila sebagai jiwa bangsa

Pancasila haruslah menjadi jiwa bangsa Indonesia. Pancasila yang


merupakan jiwa bangsa harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi
dan insan yang ada di Indonesia.

7
3. Pancasila sebagai kepribadian bangsa

Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga sebagai


identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap
pribadi bangsa Indonesia agar bisa membuat Pancasila sebagai kepribadian
bangsa.

4. Pancasila sebagai sumber hukum

Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di


Indonesia. Dengan kata lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada satu
persatuan yang bertentangan dengan Pancasila.

5. Pancasila sebagai cita-cita bangsa

Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi
tujuan negara dan cita-cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah
mengidamkan sebuah negara yang punya Tuhan yang Maha Esa punya rasa
kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta solid, selalu bermusyawarah dan juga
munculnya keadilan sosial.

E. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat


pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam memorandum DPR-GR
9 Juni 1966 yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang
telah dimurnikan dan didapatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi
dasar negara Republik Indonesia.

Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar
negara Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 telah ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI yang telah dianggap sebagai penjelmaan kehendak
seluruh rakyat Indonesia yang merdeka.

8
Dengan syarat utama seluruh negara menurut Emest Renan kehendak untuk
bersatu dan memahami Pancasila dari sejarahnya dapat diketahui bahwa Pancasila
merupakan sebuah kompromi dan konsensus nasional karena memuat nilai-nilai
yang dijunjung tinggi oleh semua golongan dan lapisan masyarakat Indonesia.

Pancasila yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan


keseragaman sistematikanya melalui instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu
tersusun secara hierarkis-piramidal. Setiap sila (dasar/asas) memiliki hubungan
yang saling mengikat dan menjiwai satu dengan lainnya sedemikian rupa sehingga
tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan mencari pembenarannya
pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu, Pancasila pun harus
dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat
dipisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dari Pancasila
akan mengakibatkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi negara kesatuan


Republik Indonesia dengan alasan sebagai berikut:

1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistis masyarakat


Indonesia yang beraneka ragam suku, agama, ras dan antar golongan secara
berkeadilan yang sesuai dengan kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini
ditunjukkan dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab.

2. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan negara kesatuan


republik Indonesia yang terbentang dari sabang sampai Merauke, yang terdiri atas
ribuan pulau sesuai sila Persatuan Indonesia.

3. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi dan hak- hak


asasi manusia sesuai dengan budaya bangsa. Hal ini selaras dengan kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan.

4. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera


sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat sebagai acuan dalam
mencapai tujuan tersebut. Pancasila sebagai kaidah negara fundamental yang
berarti bahwa pada sila ketuhanan yang maha esa, menjamin kebebasan untuk

9
beribadah sesuai agama dan keyakinan masing-masing. Kemudian pada sila
persatuan Indonesia, bangsa yang tetap menghormati sifat masing-masing seperti
apa adanya6 .

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki Ideologi Pancasila, harus


memahami apa arti dari Pancasila itu sendiri, seperti kata Ir. Soekarno Pancasila
adalah isi jiwa bangsa Indonesia. Maka dari itu Pancasila sebagai pandangan

6
Irwan Gesmi dan Yun Hendri, Buku Ajar Pendidikan Pancasila..., hlm. 5-8.

10
hidup suatu bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila telah melekat
dan mendarah daging pada masyarakat Indonesia. Maka masyarakat Indonesia
menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup ataupun menjadikan Pancasila
sebagai perjuangan utama oleh masyarakat bangsa Indonesia.

Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat, dan pribadi bangsa


Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu
kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar Negara
maupun sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari
pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila
yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Danang Prasetyo, Hastangka, Upaya Meningkatkan Pemahaman Epistemologis


Pancasila di Perguruan Tinggi INTEGRALISTIK Volume 32 (2) (2020)
Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta

Fachruddin Pohan, Kembali Memahami Pancasila, (Bandung: Citapustaka


Media,2002)

11
Gesmi, Irwan & Yun Hendri.2018. Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Ponorogo:

Herman, Pancasila Dalam Kedudukan dan Fungsinya Sebagai Dasar Negara dan
Pandangan Hidup Bangsa Indonesia, (Surabaya: Usaha Nasional,1981)

http://satujam.com/pancasila-dan-lambangnya/

Irwan Gesmi dan Yun Hendri, Buku Ajar Pendidikan Pancasila, (Ponorogo:
Uwais Inspirasi Indonesia, 2018)

Irwan Gesmi dan Yun Hendri, Buku Ajar Pendidikan Pancasila..., hlm. 5-8.
Lubis,

Maulana Arafat Lubis, Op. Ci

Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/


MI), (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018

Maulana Arafat. 2018. Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/


MI). Yogyakarta: Samudra Biru.

Ronto, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara, (Jakarta: PT Balai Pustaka,
2012),

Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta: PT Balai
Pustaka.

12

Anda mungkin juga menyukai