Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MAKALAH

“IMPLEMENTASI NILAI-NILAI DAN PENERAPAN PANCASILA”


“PENDIDIKAN PANCASILA”

Disusun Oleh:

NAMA : WIDIYA MARHENI


NIM: 2186207004
Prodi: Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
UNIVERSITAS LANCANG KUNING
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan benar,
serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Implementasi Nilai-
Nilai dan Penerapan Pancasila”.

Makalah ini di buat atau dapat terselesaikan dari informasi yang ada di intenet dan yang saya
tahu tentang materi ini.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami berharap kepada pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
membangun untuk penyempurnaan makalah kedepannya.

Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
dapat memberikan contoh tentang implementasi nilai-nilai dan penerapan pancasila.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang……...………………………………………………………..…… 1
2. Rumusan Masalah…………………………………..………………………………… 1
3. Tujuan Penulisan…………………..……………………………………………….. 1

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian pancasila………………………………….2
2. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara……………………………... 6
3. Pancasila Sebagai Dasar Negara……………………………………... 9
4. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan
Negara Di Berbagai Bidang ………………………………………….. 13
5. Penerapan pancasila Pada Masa Reformasi………………………...15

BAB III PENUTUP


1. Kesimpulan…………………………………………………………….. 16
2. Saran……………………….…………………………………………… 16
3. Daftar pustaka.………………………………………………………..... 17
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan
rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Secara yuridis-konstitusional kedudukan Pancasila sudah jelas, bahwa Pancasila adalah
pandangan hidup bangsa, dasar negara Republik Indonesia, dan sebagai ideologi nasional. Sebagai
pandangan hidup bangsa, Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai yang kebenarannya diakui, dan
menimbulkan tekad untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sejarah telah mengungkapkan
bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa
Indonesia serta membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulisan merumuskan beberapa
permasalahan yang menjadi pembahasan pada makalah ini, antara lain sebagai berikut :

1. Apakah pengertian dari implementasi pancasila?


2. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara ?
3. Pancasila Sebagai Dasar Negara?
4. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara Di Bidang Berbagai
Bidang?
5. Penerapan pancasila Pada Masa Reformasi?

3. TUJUAN PENULISAN
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Agar kita mengetahui dan memahami arti dari Pancasila
b) Agar kita dapat mengetahui pengertian pancasila sebagai dasar Negara
c) Menumbuhkan rasa nasionalisme kita
d) Menumbuhkan rasa cinta tanah air
e) Memenuhi tugas yang diberikan Dosen
1.1
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN PANCASILA
❖ Pengertian Secara etimologis
Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta
Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad Yamin,
dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara leksikal yaitu
“panca” artinya “lima”. “syila” vokal I pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”.
“syiila” vokal i pendek artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang
senonoh”.
Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan
“susila “ yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu secara etimologis kata
“Pancasila” yang dimaksudkan adalah adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek
yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki
lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan
tingkah laku yang penting.

❖ Pengertian Secara Historis


Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.
Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah, khususnya akan dibahas pada sidang
tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara Indonesia yang
akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang pembicara yaitu
Mohammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan
(tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk memberikan
nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah
seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya,
kemudian keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar
1945 termasuk Pembukaan UUD 1945 di mana didalamnya termuat isi rumusan lima prinsip
atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama Pancasila.
Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah
umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan UUD 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”,
namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah
“Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi historis terutama dalam rangka pembentukan
calon rumusan dasar negara, yang secara spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.
❖ Pengertian Secara Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara
Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya
negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah berhasil
mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang dikenal dengan UUD 1945. Adapun
UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan UUD 1945, dan pasal-pasal UUD 1945
yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan
Tambahan terdiri atas 2 ayat.
Dalam bagian pembukaan UUD 1945 yang terdiri atas empat alinea tersebut
tercantum rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 inilah yang
secara konstisional sah dan benar sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang disahkan
oleh PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia.

Pengertian Pancasila menurut para tokoh


1. Notonegoro
Menurut notonegoro pancasila adalah dasar falsafah negara indonesia, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang
diharapkan menjadi pandangan hidup bangsa indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang
persatuan dan kesatuan serta sebagai pertahanan bangsa dan negara indonesia
2. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, asas, dasar
atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. dengan demikian pancasila merupakan
lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.
3. I.R Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa indonesia yang turun temurun yang sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan barat. dengan demikian, pancasila tidak saja falsafah negara.
tetapi lebih luas lagi, yakni falsafah bangsa Indonesia.

3
❖ Makna – makna yang terkandung dalam pancasila :
1. ( Ketuhanan Yang Maha Esa ) Lambang sila pertama adalah bintang. Bintang
dimaksudkan sebagai sebuah cahaya, mengandung makna nur (Cahaya). Bintangnya
memiliki 5 sudut maksudnya untuk menerangi dasar Negara yang lima dan tujuan Negara
yang lima. Sedangkan warna hitam melambangkan warna alam atau warna asli. Makna sila
ini adalah:
a) Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b) Hormat dan menghormati serta bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
d) Tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaannya kepada orang lain.

2. ( Kemanusiaan yang adil dan beradab ) Lambang sila kedua adalah rantai. Mata rantai
yang berbentuk segi empat melambangkan laki-laki sedangkan lingkaran adalah perembuat.
Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga
menjadi kuat seperti rantai. Makna sila ini adalah:

a) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia.
b) Saling mencintai sesama manusia.
c) Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d) Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e) Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g) Berani membela kebenaran dan keadilan.
h) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat Dunia Internasional
dan dengan itu harus mengembangkan sikap saling hormat- menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

3. ( Persatuan Indonesia ) Lambang sila ketiga adalah pohon beringin. Pohon beringin
merupakan pohon yang besar di mana banyak orang bisa berteduh di bawah naungan Negara
Indonesia. Selain itu, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke mana- mana
namun tetap berasal dari satu pohon yang sama, seperti halnya keragaman suku bangsa yang
menyatu dibawah nama Indonesia. Makna sila ini adalah:
4
a) Menjaga Persatuan dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b) Rela berkorban demi bangsa dan negara.
c) Cinta akan Tanah Air.
d) Berbangga sebagai bagian dari Indonesia.
e) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber- Bhinneka Tunggal
Ika.

4. ( Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaaan dalam permusyawaratan /


perwakilan ) Lambang sila keempat adalah kepala banteng. Kepala banteng merupakan
hewan sosial yang suka berkumpul seperti halnya musyawarah di mana orang-orang harus
berkumpul untuk mendiskusikan sesuatu. Makna sila ini adalah:

a) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.


b) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c) Mengutamakan budaya rembug atau musyawarah dalam mengambil keputusan bersama.
d) Berrembug atau bermusyawarah sampai mencapai konsensus atau kata mufakat diliputi
dengan semangat kekeluargaan.

5. ( Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia ) Lambang sila kelima adalah padi dan
kapas. Padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia yakni pangan dan sandang
sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran yang merupakan tujuann utama bagi sila
ke lima ini. Makna sila ini adalah:
a) Bersikap adil terhadap sesama.
b) Menghormati hak-hak orang lain.
c) Menolong sesama.
d) Menghargai orang lain.
e) Melakukan pekerjaan yang berguna bagi kepentingan umum dan bersama.

5
2. FUNGSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

• Pancasila Sebagai Pedoman Hidup


Disini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap pandangan di Indonesia
Pancasila haruslah menjadi sebuah pedoman dalam mengambil keputusan
• Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa
Pancasila haruslah menjadi jiwa dari bangsa Indonesia. Pancasila yang
merupakan jiwa bangsa harus terwujud dalam setiap lembaga maupun organisasi
dan insan yang ada di Indonesia
• Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa
Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga menjadi identitas
bangsa Indonesia. Oleh karena itu Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi
bangsa Indonesia agar bisa membuat Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa.
• Pancasila Sebagai Sumber Hukum
Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang berlaku di
Indonesia. Atau dengan kata lain Pancasila sebagai dasar negara tidak boleh ada
satu pun peraturan yang bertentangan dengan Pancasila
• Pancasila Sebagai Cita Cita Bangsa
Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat untuk menjadi tujuan
negara dan cita cita bangsa. Kita sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkan
sebuah negara yang punya Tuhan yang Esa punya rasa kemanusiaan yang tinggi,
bersatu serta solid, selalu bermusyawarah dan juga munculnya keadilan social.

6
3. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

“Pancasila sebagai dasar negara” sering disebut dasar falsafah negara (dasar filsafat
negara/philosophische grondslag) dari negara, ideologi negara (staatsidee). Dalam hal ini
Pancasila dipergunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain,
Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Sumber
semangat bagi UUD 1945, penyelenggara negara, pelaksana pemerintahan. MPR dengan
Ketetapan No. XVIIV MPR/1998 telah mengembalikan kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara RI. Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alenia keempat
Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966
yang menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara, artinya Pancasila dijadikan sebagai dasar untuk
mengatur penyelenggaraan pemerintahan negara. Pancasila menurut Ketetapan MPR No.
III/MPR/2000 merupakan "sumber hukum dasar nasional". Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr.
Muhammad Yamin mengemukakan pikirannya tentang dasar negara, yang terdiri dari :

1) Peri Kebangsaan;
2) Peri Kemanusiaan;
3) Peri Ketuhanan;
4) Peri Kerakyatan; dan
5) Kesejahteraan Rakyat.

Setelah berpidato, Mr. Muhammad Yamin menyampaikan usulan secara tertulis


mengenai rancangan Undang- Undang Dasar (UUD) Republik Indonesia. Dalam rancangan
UUD itu tercantum pula rumusan lima asas dasar negara sebagai berikut:
1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
2) Kebangsaan Persatuan Indonesia;
3) Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab;
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan; dan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

7
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Soepomo tampil berpidato di hadapan
sidang BPUPKI. Dalam pidatonya itu beliau menyampaikan gagasannya mengenai lima dasar
negara Indonesia merdeka yang terdiri dari:
1) Persatuan;
2) Kekeluargaan;
3) Keseimbangan lahir batin;
4) Musyawarah; dan
5) Keadilan rakyat.

Pada tanggal 1 Juni 1945, oleh Ir. Soekarno secara lisan usulan lima asas sebagai
dasar Negara Indonesia yang akan dibentuk, yang terdiri dari :
1) Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia;
2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan;
3) Mufakat atau Demokrasi;
4) Kesejahteraan sosial; dan
5) Ketuhanan yang berkebudayaan.

8
➢ HUBUNGAN PANCASILA DENGAN UUD 1945
Pancasila sbg dasar negara kita dirumuskan dari nilai-nilai kehidupan masyarakat
Indonesia yang berasal dari pandangan hidup bangsa yang merupakan kepribadian bangsa,
perjanjian luhur serta tujuan yang hendak diwujudkan. Karena itu pancasila di jadikan
ideologi negara. Pancasila merupakan kesadaran cita-cita hukum serta cita-cita moral luhur
yang memiliki suasana kejiwaan serta watak bangsa Indonesia, melandasi proklamasi
kemerdekaan RI 17 Agustus 1945. Untuk mewujudkan tujuan proklamasi kemerdekaan maka
panitia persiapan kemerdekaan Indonesia (PPKI) telah menetapkan UUD 1945 merupak
hukum dasar yang tertulis yang mengikat pemerintah, setiap lembaga/masyarakat, warga
negara dan penduduk RI pada tanggal 18 Agustus 1945, sehari setelah proklamasi
kemerdekaan tersebut.

➢ PEMBUKAAN UUD 1945 DALAM HUBUNGANNYA DENGAN BATANG


TUBUH UUD 1945, MEMPUNYAI KEDUDUKAN :
• Hubunganya dengan tertib hukum Indonesia, maka Pembu-kaan UUD 1945 mempunyai
kedudukan yang terpisah dari batang tubuh UUD 1945. Sebagai Pokok Kaidah Negara yang
fundamental, Pem-bukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada batang
tubuh UUD 1945.
• Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan mempunyai kedudukan
lebih tinggi.
• Pembukaan merupakan Pokok Kaidah Negara fundamental yang menentukan adanya
UUD Negara tersebut (sumber hukum dasar).
• Pembukaan UUD 1945, mengandung pokok-pokok pikiran yang akan diwujudkan dalam
pasal-pasal UUD 1945.

➢ MAKNA PEMBUKAAN UUD 1945 DALAM PERJUANGAN BANGSA


INDONESIA
Pembukaan yang telah dirumuskan secara padat dan khidmat dalam empat alinea itu, setiap
alinea kata-katanya mengandung arti dan makna yang sangat dalam, mempunyai nilai-nilai
yg universal & lestari. Universal, krn mengandung nilai-nilai yg dijunjung tinggi oleh
bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi; Lestari, krn mampu menampung dinamika
masyara-kat, dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa
Indonesia tetap setiap kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945

9
4. IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN
KEBIJAKAN NEGARA DI BERBAGAI BIDANG

Beberapa penerapan Implementasi Polstranas (Politik Strategi Nasional) dalam


berbagai bidang, berikut ini adalah contohnya. Contoh Implementasi :
A. Implementasi politik dan strategi nasional di bidang hukum: Mengembangkan budaya
hukum di semua lapisan masyarakat untuk terciptanya kesadaran dan kepatuhan hukum
dalam kerangka supremasi hukum dan tegaknya negara hukum.
B. Implementasi politik strategi nasional di bidang ekonomi : Mengoptimalkan peranan
pemerintah dalam mengoreksi ketidaksempurnaan pasar. Mengupayakan kehidupan yang
layak berdasarkan pada kemanusiaan yang adil bagi masyarakat. Mengembangkan
perekonomian yang berorientasi global sesuai kemajuan teknologi dengan membangun
keunggulan disetiap daerah.
C. Implementasi politik strategi nasional di bidang politik. Memasyarakatan dan menerapkan
prinsip persamaan dan antidiskriminatif dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan
bernegara. Membangun bangsa dan watak bangsa (nation and character building) menuju
bangsa dan masyarakat Indonesia yang maju, bersatu, rukun, damai, demokratis, dinamis,
toleran, sejahtera, adil dan makmur.
D. Implementasi politik strategi nasional di bidang pertahanan dan keamanan: Meningkatkan
kualitas profesionalisme Tentara Nasional Indonesia, meningkatkan rasio kekuatan
komponen utama, dan mengembangkan kekuatan pertahanan keamanan negara ke wilayah
yang didukung oleh sarana, prasarana, dan anggaran yang memadai. Memperluas dan
meningkatkan kualitas kerja sama bilateral bidang pertahanan dan keamanan dalam rangka
memelihara stabilitas keamanan regional dan berpartisipasi dalam upaya pemeliharaan
perdamaian dunia.
Setiap negara harus mempunyai dasar negara. Dasar negara merupakan fundamen
atau pondasi dari bangunan negara. Kuatnya fundamen negara akan menguatkan berdirinya
negara itu. Kerapuhan fundamen suatu negara, beraikbat lemahnya negara tersebut. Sebagai
dasar negara Indonesia, Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische
gronslag dari negara), Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai
ideologi negara (staatsidee).
Negara kita Indonesia. Dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegara ini
dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan
kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideology berarti
mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat
atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.

10
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara yaitu Pancasila sebagai dasar dari
penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi negara Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila
sebagai dasar negara seperti tersebut di atas, sesuai dengan apa yang tersurat dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 antara lain menegaskan: “…,maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dengan kedudukan yang istimewa tersebut, selanjutnya dalam proses
penyelenggaraan kehidupan bernegara memiliki fungsi yang kuat pula. Pasal-pasal Undang-
Undang Dasar 1945 menggariskan ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi pancasila
dalam proses penyelenggaraan kehidupan bernegara. Berikut ini dikemukakan ketentuan-
ketentuan yang menunujukkan fungsi dari masing-masing sila pancasila dalam proses
penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu:
kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa,
negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama serta untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannnya, negara menghendaki adanya toleransi dari
masing-masing pemeluk agama dan aliran kepercayaan yang ada serta diakui eksistensinya di
Indonesia, negara Indonesia memberikan hak dan kebebasan setiap warga negara terhadap
agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Selanjutnya ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kemanusiaan yang
adil dan beradab, antara lain : pengakuan negara terhadap hak bagi setiap bangsa untuk
menentukan nasib sendiri, negara menghendaki agar manusia Indonesia tidak
memeperlakukan sesame manusia dengan cara sewenang-wenang sebagai manifestasi sifat
bangsa yang berbudaya tinggi, pengakuan negara terhadap hak perlakuan sama dan sederajat
bagi setiap manusia, jaminan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta
kewajiban menjunjung tinggi hokum dan pemerintahan yang ada bafi setiap warga negara.
Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Persatuan Indonesia, yaitu:
perlindungan negara terhadp segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiba dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, negara
mengatasi segala paham golongan dan segala paham perseorangan, serta pengakuan negara
terhadap kebhineka-tunggal-ikaan dari bangsa Indonesia dan kehidupannya.

11
Selanjutnya ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kerkyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata perwakilan, yaitu: penerapan
kedaulatan dalam negara Indonesia yang berada di tangan rakyat dan dilakukan oleh MPR,
penerapan azas musyawarah dan mufakat dalam pengambilan segala keputusan dalam negara
Indonesia, dan baru menggunakan pungutan suara terbanyak bila hal tersebut tidak dapat
dilaksanakan, jaminan bahwa seluruh warga negara dapat memperoleh keadlan yang sama
sebagai formulasi negara hokum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka, serta
penyelenggaraan kehidupan bernegara yang didasarkan atas konstitusi dan tidak bersifat
absolute.
Yang terakhir adalah ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Keadlan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, antara lain: negara menghendaki agar perekonomian
Indonesia berdasarkan atas azas kekeluaraan, penguasaan cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara serta menguasai hajat hidup orang banyak oleh negara, negara
menghendaki agar kekayaan alam yang terdapat di atas dan di dalam bumi dan air Indonesia
dipergunakan untuk kemakmuran rakyat banyak, negara menghendaki agar setiap warga
negara Indonesia mendapat perlakuan yang adil di segala bidang kehidupan, baik material
maupun spiritual, negara menghendaki agar setiap warga negara Indonesia memperoleh
pengajaran secara maksimal, negara Republik Iindonesia mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang pelaksanaannya ditur berdasarkan
Undang-Undang, pencanangan bahwa pemerataan pendidikan agar dapat dinikmati seluruh
warga negara Indonesia menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan
keluarga, dan negara berusaha membentuk manusia Indonesia seutuhnya.
Sebagai dasar negara, Pancasila kembali diuji ketahanannya dalam era reformasi
sekarang. Pada bulan Juni 1945,64 tahun yang lalu, lahirlah sebuah konsepsi kenengaraan
yang sangat bersejarah bagi bangsa Indonesia, yaitu lahirnya Pancasila.
Sebagai falsafah negara, tentu Pancasila ada yang merumuskannya. Pancasila
memang merupakan karunia terbesar dari Allah SWT dan ternyata merupakan light-star bagi
segenap bangsa Indonesia di masa-masa selanjutnya, baik sebagai pedoman dalam
memperjuangkan kemerdekaan, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan
berbangsa, serta sebagai pandangan hidup untuk kehidupan manusia Indonesia sehari-hari,
dan yang jelas tadi telah diungkapkan sebagai dasar serta falsafah negara Republik Indonesia.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat Indonesia, terkecuali bagi
mereka yang tidak Pancasilais. Pancasila lahir 1 Juni 1945, ditetapkan pada 18 Agustus 1945
bersama-sama dengan UUD 1945. Bunyi dan ucapan Pancasila yang benar berdasarkan
Inpres Nomor 12 tahun 1968 adalah satu, Ketuhanan Yang Maha Esa. Dua, Kemanusiaan
yang adil dan beradab. Tiga, Persatuan Indonesia. Empat, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Dan kelima, Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. 12
Sejarah Indonesia telah mencatat bahwa di antara tokoh perumus Pancasila itu ialah,
Mr Mohammad Yamin, Prof Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Dapat dikemukakan mengapa
Pancasila itu sakti dan selalu dapat bertahan dari guncangan kisruh politik di negara ini, yaitu
pertama ialah karena secara intrinsik dalam Pancasila itu mengandung toleransi, dan siapa
yang menantang Pancasila berarti dia menentang toleransi.
Kedua, Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel, yang dapat mencakup
faham-faham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan faham lain yang positif tersebut
mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang ketiga, karena
sila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif sesuai dengan
pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti akan
ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan
ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan ber-agama.
Diktatorisme juga ditolak, karena bangsa Indonesia berprikemanusiaan dan berusaha
untuk berbudi luhur. Kelonialisme juga ditolak oleh bangsa Indonesia yang cinta akan
kemerdekaan. Sebab yang keempat adalah, karena bangsa Indonesia yang sejati sangat cinta
kepada Pancasila, yakin bahwa Pancasila itu benar dan tidak bertentangan dengan keyakinan
serta agamanya.
Dengan demikian bahwa falsafah Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia
yang harus diketahui oleh seluruh warga negara Indonesia agar menghormati, menghargai,
menjaga dan menjalankan apa-apa yang telah dilakukan oleh para pahlawan khususnya

pahlawan proklamasi yang telah berjuang untuk kemerdekaan negara Indonesia ini.
Sehingga baik golongan muda maupun tua tetap meyakini Pancasila sebagai dasar negara
Indonesia tanpa adanya keraguan guna memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara Indonesia.
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat Pembukaan
UUD 1945 dan sebagaimana tertuang dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang
menandaskan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar negara Republik Indonesia.
Memorandum DPR-GR itu disahkan pula oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966
jo. Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR No.IX/MPR/1978 yang
menegaskan kedudukan Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber
dari tertib hukum di Indonesia.

13
5.Penerapan Pancasila Pada Masa Reformasi
Masa Reformasi dimulai setelah Soeharto memutuskan mundur dari kursi jabatannya dan
digantikan oleh BJ Habibie. Dalam pemerintahannya, BJ Habibie berusaha memperbaiki sistem
ekonomi, mereformasi bidang politik dan hukum, mengeluarkan UU Nomor 9 Tahun 1998
tentang Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Muka Umum, dan sebagainya. Mulai masa
Reformasi, penerapan Pancasila sebagai ideologi negara juga terus dikembangkan sampai saat
ini. Masa sebelumnya, penerapan Pancasila di era Orde Lama dan Orde Baru dianggap tidak
berhasil. Orde Lama dan Orde Baru dianggap gagal menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia. Salah satu penyebabkan kegagalan tersebut adalah sebagai
berikut:
➢ Orde Lama
• MPRS melakukan pengangkatan Soekarno untuk menjadi Presiden Indonesia seumur
hidup
• Terjadi penyimpangan ideologi, yaitu ideologi Pancasila berubah makna menjadi
nasionalis, agama, dan komunis
• Hilangnya sikap politik Indonesia, yaitu sikap politik luar negeri bebas dan aktif yang
berubah menjadi Politik Boros
• DPR dibubarkan oleh presiden Hak melaksanakan budget DPR tidak lagi berjalan
setelah tahun 1960

➢ Orde Baru
• Banyak kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme
• Pembangunan di Indonesia tidak merata, hanya terjadi di Pulau Jawa dan terjadi
kesenjangan pembangunan di pulau-pulau lainnya
• Timbul rasa ketidakpuasan di Aceh dan Papua karena kesenjangan tersebut
• Timbul kecemburuan antarpenduduk dalam kegiatan transmigrasi
• Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang memarak
• Pembungkaman kritik dan oposisi

14
Penerapan Pancasila di Era Digital
Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P. dalam Focus Group Discussion (FGD) tentang "Mencari
Bentuk Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Era Globalisasi" pada 9 Maret 2020,
seperti dikutip dari laman resmi Lembaga Ketahanan Nasional RI, mengatakan, Pancasila
merupakan ideologi terbuka. Sebagai ideologi terbuka, Pancasila bisa memadukan
beberapa nilai baru dalam kehidupan bernegara. Namun, kendati sifatnya terbuka,
Pancasila harus dijaga kemurniannya agar tidak terancam oleh ideologi-ideologi lain.

Kedatangan ideologi lain tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi, seperti
berbagai platform sosial media (sosmed), merebaknya media online, dan lain-lain. Oleh
karena itu, penerapan Pancasila sebaiknya memanfaatkan teknologi agar menarik
perhatian generasi muda serta masyarakat untuk lebih bisa memaknai dan
mengamalkannya.

Memperhatikan Nilai-Nilai Pancasila


Penerapan nilai-nilai Pancasila juga diajarkan melalui pendidikan sekolah.Salah satunya
lewat mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN) agar generasi
muda tidak melupakan Pancasila. Melalui mata pelajaran PKN dengan kurikulum terbaru,
Pancasila bukan hanya diajarkan melalui teori, namun juga praktik di kehidupan nyata
sehari-hari. Pancasila selalu diterapkan sesuai dengan perkembangan zaman. Di masa
reformasi hingga saat ini, masyarakat tetap dapat menjalankan nilai-nilai Pancasila dengan
memaksimalkan hasil kemajuan teknologi informasi. Oleh karena itu, cita-cita dari nilai asli
masyarakat Indonesia dapat terus berkembang agar masyarakat dapat mencapai keadilan
dan kemakmuran sejalan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Penerapan Pancasila Masa Reformasi 1998 Sampai
Sekarang", https://tirto.id/gh2f

15
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni sebagai dasar negara
(philosophische grondslaag) Republik Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea
keempat Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat
Indonesia yang merdeka.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara
Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk
kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Pandangan
tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh) sehingga merupakan
penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan
dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak
azasi semua warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat
kemanusiaan itu merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia qua talis,
manusia adalah manusia sesuai dengan principium identatis-nya.
Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
sesungguhnya berisi:
1. Ketuhanan yang Maha Esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab,
yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta ber-
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhanan yang maha esa,
yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
3. Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang maha esa, yang ber-
Kemanusiaan yang adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan ber-Keadil
an sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
an/ perwakilan, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan
beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang
mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan
Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan.
2. SARAN
Sebaiknya kita sebagai warga negara Indonesia kembali mempelajari bahwa pancasila
sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila merupakan dasar negara
kita karena berasal dari jiwa kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Selain mempelajari
Pancasila kita sebagai warga Negara yang baik, harus mengimplementasikan pancasila
sebagai dasar Negara, pedoman hidup, pandangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ekamisdi, PANCASILA SEBAGAI DASAR


NEGARA, http://www.scribd.com/doc/35219304/Pancasila-Sebagai-Dasar-Negara-Dan-
Ideologi-Nasional / ,2012.

Agustin, MAKALAH IMPLEMENTASI NILAI-NILAI


PANCASILA, https://agustindiankartikasari.wordpress.com/2014/12/14/makalah-
implementasi-nilai-nilai-pancasila-dalam-kehidupan-sehari-hari-di-masyarakat/ ,2015

Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul”Penerapan Pancasila pada Masa
Reformasi”, Klik untuk baca:
https://www.kompaas.com/stori/read/2021/11/11/120000079/penerapan-pancasila-pada-
masa-reformasi

Baca selengkapnya di artikel "Sejarah Penerapan Pancasila Masa Reformasi 1998 Sampai
Sekarang", https://tirto.id/gh2f

17

Anda mungkin juga menyukai