Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA

Dosen Pengampu:
David Budi Irawan M.Pd

Di Susun Oleh:

1. Linda (2021143599)
2. Della Hartika (2021143565)
3. Ici Putri Monica (2021143568)
4. Shalwa Zafira Wibowo (2021143597)

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang

1
2021/2022

2
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang mendalam kami sampaikan kepada Allah SWT. Karena atas rahmat
dan hidayah Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Dalam
makalah ini, kami akan membahas tentang “ Pancasila”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas yang diberikan dosen pengampuh mata
kuliah Konsep Dasar PKN SD. kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Meskipun kami telah berusaha melakukan yang terbaik dalam penulisan makalah ini,
karenanya kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca ataupun bagi diri kami sendiri.

Palembang,4 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hakikat Keberadaan Pancasila
2.2 Definisi Filsafat Pancasila
2.3 Prinsip-prinsip Filsafat Pancasila
2.4 Kesatuan Sila-sila Pancasila
2.5 Latar Belakang Pancasila sebagai Dasar Negara
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila bukanlah sesuatu yang asing. Pancasila terdiri atas lima sila, pancasila
diabadikan dalam Naskah Pembukaan UUD 1945 pada alinea ke empat, ia dijadikan sebagai
dasar negara Republik Indonesia. Pada hakikatnya Pancasila sebagai sebuah nilai fundamental
dalam penyelenggaraan negara sekaligus sebagai pandangan hidup bangsa dalam membina
kehidupan kebangsaan yang etis dan bermoral.
Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum. Sehingga
seluruh tatanan hidup bernegara yang bertentangan dengan Pancasila sebagai kaidah hukum
konstitusional, pada dasarnya tidak berlaku dan harus dicabut.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara dihubungkan fungsinya sebagai dasar negara,
yang merupakan landasan idil bangsa Indonesia dan negara republik Indonesia dapatlah disebut
pula sebagai ideologi nasional atau ideologi negara.
Sebagai filsafat atau dasar kerohanian negara, yang merupakan cita-cita bangsa, Pancasila
harus dilaksanakan atau diamalkan, yang mewujudkan kenyataan dalam penyelenggaraan hidup
kenegaraan kebangsaan dan kemasyarakatan. Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-
sila Pancasila, setiap sila pada hakikatnya merupakan suatu asas dan fungsi sendiri-sendiri,
namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Kesatuan sila-sila Pancasila merupakan kesatuan yang memiliki hubungan yang bertingkat
dan berbentuk piramida (kesatuan .yang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramida), dan sebagai
konsekuensinya merupakan kesatuan yang saling mengkualifikasi. pancasila sebagai dasar
Negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap warga negara Indonesia harus
tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila sebagai dasar negara, harus
ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Pancasila adalah pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sepanjang Indonesia masih ada, pancasila akan menyertai perjalannya. Nilai-nilai
esensial yang terkandung dalam pancasila, yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan serta Keadilan. Tanggal 1 Juni 1945 adalah lahirnya pancasila dari pidato Ir.
Soekarno di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
2

Indonesia (BPUPKI). Pancasila adalah filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945
yang diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersamaan dengan batang
tubuh UUD 1945.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hakikat keberadaan pacasiala?
2. Apa definisi filsapat pancasila?
3. Bagaimana prinsip-prinsip filsapat pancasila?
4. Bagaimana kesatuan sila-sila pancasila?
5. Apa latar belakang pancasila sebagai dasar negara?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui pengertian hakikat keberadaan pancasila
2. Untuk mengetahui definisi filsafat pancasila
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip filsapat pancasila
4. Untuk mengetahui kesatuan sila-sila pancasila
5. Untuk Mengetahui latar belakag pancasila sebagai dasar negara
3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat Keberadaan Pancasila


Secara harfiah (Etimologis) “Pancasila” berasal dari bahasa Sangsekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana), yang dapat dijabarkan dalam dua kata, yaitu Panca yang berarti lima, dan sila
yang berarti dasar. Sehingga Pancasila berarti lima dasar, yaitu lima dasar negara republik
Indonesia. Istilah “sila” juga bisa berarti sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang
atau bangsa, kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun), akhlak dan moral.
Menurut Prof. Darji Darmodiharjo,S.H istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman kerajaan
Mojopahit pada abad XIV, yaitu terdapat dalam buku negara kertagama Karangan Empu
Prapanca, dan buku Sutasoma karangan Empu Tantular.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melangggar Pancasila
sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Upaya menjadikan pancasila sebagai dasar negara tentu tidak dilalui dengan mudah, pancasila
pertama kali dimunculkan atau ditemukan oleh para pahlawan bangsa ini. Dulu para pahlawan
harus berfikir keras untuk menemukan pancasila.
Pancasila adalah pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Nilai-nilai esensial yang terkandung dalam pancasila, yaitu : Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan. Tanggal 1 Juni 1945 adalah lahirnya
pancasila dari pidato Ir. Soekarno di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pancasila adalah filsafat negara Republik
Indonesia yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.
Kedudukan pancasila sebagai dasar negara secara yuridis konstitusional dalam pembukaan
UUD 1945, yang merupakan cita – cita hukum dan norma hukum yang menguasai hukum dasar
negara RI dan dituangkan dalam pasal – pasal UUD 1945 dan diatur dalam peraturan
perundangan. Selain bersifat yuridis konstitusional, pancasila juga bersifat yuridis ketata
negaraan yang artinya pancasila sebagai dasar negara, pada hakikatnya adalah sebagai sumber
dari segala sumber hukum. Artinya segala peraturan perundangan secara material harus berdasar
dan bersumber pada pancasila. Apabila ada peraturan (termasuk di dalamnya UUD 1945) yang
bertentangan dengan nilai-nilai luhur pancasila, maka sudah sepatutnya peraturan tersebut
dicabut.
Upaya untuk membumikan Pancasila dapat dilakukan dengan memahami hakikat dari nilai
yang terkandung dari setiap sila.
1. Pembumian Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Hakikat dari sila ini adalah mengakui akan hadirnya Tuhan dalam setiap tindakan
manusia. Tuhan yang menciptakan manusia, selain memerintahkan untuk beribadah
terhadap-Nya, juga memerintahkan untuk membangun rasa solidaritas dan soliditas dalam
kehidupan sosial.
2. Pembumian Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila Kedua menunjuk kepada nilai-nilai dasar manusia, yang diterjemahkan dalam
hak-hak asasi manusia, taraf kehidupan yang layak bagi manusia, dan sistem pemerintahan
yang demokratis serta adil. Nilai-nilai manusiawi merupakan dasar dari apa yang sekarang
disebut sebagai hak asasi manusia. Semuanya itu terkait dengan hakikatnya sebagai
manusia bukan keanggotaannya dalam suatu kebudayaan.
3. Pembumian Sila Persatuan Indonesia
Prinsip ketiga Pancasila meletakkan dasar kebangsaan sebagai simpul persatuan
Indonesia. Suatu konsepsi kebangsaan yang mengekspresikan persatuan dalam keragaman,
dan keragaman dalam persatuan (unity in diversity, diversity in unity), yang dalam slogan
negara dinyatakan dalam ungkapan “Bhineka Tunggal Ika”.
Negara pada dasarnya dibentuk berdasarkan kesepakatan yang dilakukan oleh masyarakat
untuk mencapai tujuan bersama. Dengan demikian, kebersamaan masyarakat Indonesia
sangat menentukan pencapaian tujuan luhur dibentuknya negara ini.
4. Pembumian Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
Sila ini mengandung beberapa ciri dari alam demokrasi diIndonesia, yaitu:
1) kerakyatan (daulat rakyat); dan
2) permusyawaratan (kekeluargaan);12 serta
3) hikmat kebijaksanaan.13 Esensi dari demokrasi adalah hadirnya kedaulatan rakyat,

4
sehingganya kebijakan dalam penyelenggaraan negara harus benarbenar
mempertimbangkan kepentingan rakyat.
5. Pembumian Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila terakhir dalam Pancasila merupakan puncak dari pencapaian kehidupan cita
masyarakat. Pada sila inilah kehendak bersama masyarakat membentuk negara (Indonesia)
terkristalisasi. Hal ini dibuktikan dengan narasi penutup dalam Pembukaan UUD 1945 “
Untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”

2.2 Definisi Filsafat Pancasila


Menurut rene Deschartes (1596-165), seorang tokoh filsuf modern dari prancis, filsafat
adalah kumpulan segala pengetahuan batin dan tuhan, alam, manusia sebagai pokok
penyelidikan.pendapat lain disampaikan oleh Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin
Tharkhan atau Al farabi (870-9500), seorang filsuf dari Persia/ Iran menyatakan bahwa filsafat
itu ilmu pengetahuan tentang alam maujud bagaimana hakikatnya yang sebenarnya (Abu
Hanifah, 1947). Menurut Soerjono Porepowardojo (1989), apabila kita berbicara tentang filsafat
ada dua hal yang patut diperhatihan:
1. Filsafat sebagai metode
Filsafat sebagai metode menujukan cara berpikir dan cara mengadakan analisa yang dapat
dipertanggung jawabkan untuk menjabarkan ideologi pancasila.
2. Pancasila sebagai filsafat
Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,dan pemikiran yang dapat menjadi
substansi dan isi pembentukan ideologi pancasila
Menurut soerjanto pooespowardojo (1989), filsafat Pancasila dapat di definisikan secara
ringkas sebagai refleksi kiritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan
budaya bangsa, dengan tujuan mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan
menyeluruh.

2.3 Prinsip- prinsip Filsafat Pancasila


Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan
dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain. Secara ontologis,
kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar
dari sila-sila Pancasila. Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai

5
upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Notonagoro (dalam Ganeswara,
2007) menyatakan bahwa hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia, sebab manusia
merupakan subjek hukum pokok dari Pancasila.
Prinsip-prinsip filsafat pancasila. Pancasila ditinjau dari kausal Aristoteles dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Kuasa Materialis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan materi/bahan, dalam hal ini
pancasila digali dari nilai- nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa indonesia sendiri.
b. Kausa Formalis, maksudnya sebab yang berhubungan dengan bentuknya, pancasila yang
ada dalam pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal)
c. Kausa Efisiensi, maksudnya kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan
merumuskan pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
d. Kausa Finalis, maksudnya berhubungan dengan tujuannya, tujuan diusulkannya Pancasila
sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
Inti atau esensi sila-sila pancasila meliputi:
a. Ke-Tuhanan, yaitu sebagai kuasa prima.
b. Kemanusiaan, yaitu makhluk individu atau makhluk sosial.
c. Kesatuan, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri.
d. Kerakyatan, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong
e. Keadilan, yaitu memberikan keadilan kepada diri semdiri dan orang lain yang menjadi
haknya.

2.4 Kesatuan Sila-sila Pancasila


lsi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat
negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas
peradaban. Namun demikian sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan
keutuhan, artinya setiap sila merupakan unsur atau bagian yang mutlak dari Pancasila.
Pancasila yang terdiri atas lima sila merupakan bagian-bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk tujuan tertentu, dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sistem lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Suatu kesatuan bagian-bagian
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
3. Saling berhubungan dan saling ketergantungan

6
4. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks.
Sila-sila Pancasila, pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri-
sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.Susunan
Pancasila yang bersifat hierarkhis dan berbentuk piramidal
a. Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha esa adalah meliputi dan menjiwai sila-sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebjaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
b. Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah diliputi dan djiwai oleh sila
Ketuhanan Yang Maha esa, meliputi dan menjiwai sila persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Sila ketiga: Persatuan Indonesia adalah diliputi dan djiwai sila Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi dan menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebjaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebjaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan adalah diliputi dan djiwai oleh sila-sila
Ketuhanan Yang Maha esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, serta
meliputi dan menjiwai sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
d. Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah diliputi dan djiwai oleh
sila-sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan
Indonesia, serta kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebjaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan.
Manusia sebagai pendukung pokok sila-sila Pancasila secara ontologis memiliki hal-hal
yang mutlak, yaitu terdiri atas susunan kodrat jiwa dan raga, jasmani dan rohani. Filsafat kodrat
manusia adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial serta kedudukan kodrat manusia
sebagai makhluk pribadi berdiri sendiri dan sebagai makhluk Tuhan Yang Maha esa.

7
2.5 Latar Belakang Pancasila sebagai Dasar Negara
Rumusan pancasila yang ada sekarang ini berasal dari dekrit presiden 5 juli 1959 tentang
berlakunya kembali UUD 1945. Secara historis, pancasila merupakan puncak perkembangan
dialektika nasional. Ideologi yang semula merupakan pandangan bawah sadar kolektif
merupakan sebuah idiologi yang secara sadar dirumuskan dalam verba sehinga pancasila
merupakan puncak pertemuan semua kepentingan katakori sosial dalam masyarakat di semua
bidang.
Pancasila tak lepas dari perkembangan politik sejarah yaitu periode analisa agama (1910-
1920), preode analisa sosial (1920_1927) periode analisa nasional (1927-1942) dan periode
senitesa (1942-1945). Penyeusunan periode ini berdasarkan ide yang muncul ketika itu. Periode
selanjutnya dapat disebut sebagai periode perjuangan bersenjata atau epolosi nasional (1945-
1940), dimana terjadi intergrasi antara birokrasi dan rakyar dan integrasi horizontal antara
kekuatan-kekuatan nasional. Timbulnya pemberontakan komunis menjadi ujian bagi ketahanan
pancasila sebagai idiologi. Secata internasonal pancasila memperkuat kedudukan negara, munlai
1950-1990 kehidupan nasional menjadi normal dan mulai memasuki preode demkrasi mineral,
diman ideologi pancasila sudah diterjemahan dan di pahami dalam konteks realitas.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar Pancasila
sebagai dasar negara harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar negara disertai sanksi-sanksi hukum.
Dalam perjalanan sejarah, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik
Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan
kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik legitimasi
ideologi negara Pancasila. Dengan kata lain, perkataan dalam kedudukan yang seperti ini
Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar filsafat serta pandangan hidup bangsa dan Negara
Indonesia melainkan direduksi, dibatasi dan dimanipulasi demi kepentingan politik penguasa
pada saat itu.Berdasarkan kenyataan di atas, gerakan reformasi berupaya untuk me-ngembalikan
kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar negara Republik Indonesia. Hal ini
direalisasikan melalui Ketetapan Sidang lstimewa MPR tahun1998 Nomor XVIIUMPR/1998,
disertai dengan pencabutan P-4 dan sekaligus juga pencabutan Pancasila sebagai satu-satunya
asas bagi orsospol di Indonesia. Ketetapan tersebut sekaligus juga mencabut mandat MPR yang

8
diberikan kepada Presiden atas kewenangannya untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan
asas tunggal Pancasila. Monopoli Pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah
yang harus segera diakhiri. Sejalan dengan hal itu, dunia pendidikan tinggi memiliki tugas
mengkaji dan memberikan pengetahuan kepada semua mahasiswa untuk benar-benar mampu
memahami Pancasila secara ilmiah dan objektif.
Upaya untuk mempelajari serta mengkaji Pancasila, terutama dalam kaitannya dengan
tugas besar bangsa Indonesia untuk mengembalikan tatanan negara kita yang porak poranda
dewasa ini. Reformasi ke arah terwujudnya masyarakat dan bangsa yang sejahtera tidak cukup
hanya dengan mengembangkan dan membesarkan kebencian, mengobarkan sikap dan kondisi
konlik antarelite politik, melainkan dengan segala kemampuan intelektual serta sikap moral yang
arif demi perdamaian dan kesejahteraan bangsa dan negara sebagai mana yang telah diteladankan
oleh para pendiri negara kita terlebih dahulu.

9
10

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara harfiah (Etimologis) “Pancasila” berasal dari bahasa Sansekerta dari India (bahasa
kasta Brahmana), yang dapatdijabarkan dalam dua kata, yaitu Panca yang berarti lima, dan Sila
yang berarti dasar. Sehingga Pancasila berarti lima dasar, yaitu lima Dasar Negara Republik
Indonesia. Istilah “sila” juga bisa berarti sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku
seseorang atau bangsa, kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun), akhlak dan
moral.
Pancasila adalah pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat
Indonesia. Sepanjang Indonesia masih ada, pancasila akan menyertai perjalannya. Nilai-nilai
esensial yang terkandung dalam pancasila, yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Kerakyatan serta Keadilan. Tanggal 1 Juni 1945 adalah lahirnya pancasila dari pidato Ir.
Soekarno di hadapan para anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI). Pancasila adalah filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945
yang diundangkan dalam berita Republik Indonesia tahun II No. 7 bersamaan dengan batang
tubuh UUD 1945.
Dasar filsafat negara Indonesia terdiri alas lima sila yang masing-masing merupakan suatu
asas peradaban. Namun demikian sila-sila Pancasila itu merupakan suatu kesatuan dan keutuhan,
artinya setiap sila merupakan unsur/ bagian yang mutlak dari Pancasila, Pancasila yang terdiri
atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila, setiap sila pada. hakikatnya merupakan suatu asas
dan fungsi sendiri.-sendiri,namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
lsi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat, memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis dan
dasar aksiologis tersendiri yang membedakannya dengan sistem filsafat lain. Secara ontologis,
kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui hakikat dasar
dari sila-sila Pancasila. Secara ontologis, kajian Pancasila sebagai filsafat dimaksudkan sebagai
upaya untuk mengetahui hakikat dasar dari sila-sila Pancasila. Notonagoro (dalam Ganeswara,
2007) menyatakan bahwa hakikat dasar ontologis Pancasila adalah manusia, sebab manusia
merupakan subjek hukum pokok dari Pancasila.
Sebagai dasar Negara, Pancasila mempunyai sifat imperatif dan memaksa, artinya setiap
warga negara Indonesia harus tunduk dan taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar Pancasila
sebagai dasar Negara, harus ditindak menurut hukum yakni hukum yang berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain pengamalan Pancasila sebagai dasar Negara disertai dengan sanksi-sanksi
hukum.

3.2 Saran
Sebagai warga negara indonesia kita disarankan untuk lebih meningkatkan kesadaran akan
menerapkan nilai nilai pancasila dalam kehidupan guna untuk menciptakan manusia yang
berjiwa pancasila dan menjadi generasi mudah yang berguna bagi bangsa dan negara.

11
DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, A. (2020). Pancasila. Malang: Madani Media.

Kaderi, A. (2015). Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi. Banjarmasin: Antasari Press.

Kaelan. (1996). Kesatuan Nilai-nilai Pancasila. Jurnal Filsafat.

Poespowardoyo, Soeharyanto. 1991. Pancasila sebagai Ideologi Ditinjau dari Segi Pandangan

Hidup Bersama dalam pancasila sebagai Ideologi. Jakarta

Sulaiman, A. (2015). Pendidikan Pancaasila dan Kewarganegaraan. Bandung: Arfino Raya.

Syamsudin, & Dkk. (2009). Pendidikan Pancasila Menempatkan Pancasila Dalam Konteks

Keislaman dan KeIndonesiaan. Yogyakarta: Total Media.

Tome, A. H. (2010). Upaya Pelembagaan nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat desa.

Membumikan Pancasila, Vol 13 No.1 Hal 118-131.

Anda mungkin juga menyukai