Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3:

SITI NAWAR (22311017)


YOURI ADRIEL (22311019)
YOSEFINA TENUNG (22311026)
DWI PRATIWI (22311028)

PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PATOMPO

MAKASSAR

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kami yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” dengan
tepat waktu.

Kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan teman kelompok


yang telah berpartisipasi membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Manusia tidak luput dari kesalahan, begitu juga dalam pembuatan


makalah ini yang masih memiliki kesalahan dan kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari pembaca kami butuhkan untuk dapat
memperbaiki kesalahan kami di kemudian hari.

Akhir kata, kami mengucapkan terimakasih semoga makalah ini


dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, 20 Januari 2023

Tim Penulis
BAB I

PENDAHULIAN

A. Latar Belakang

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini


terdiri dari dua kata dari Sansekerta: pañ ca berarti lima dan sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya
Pancasila. Pancasila adalah nilai-nilai kehidupan Indonesia sejak jaman
nenek moyang sampai dewasa ini.

Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan


berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Kelima butir
tersebut tercantum dalam alinea ke -4 Pembukaan UUD 1945.
Sebagaimana yang telah diketahui oleh hampir semua warga Negara
Indonesia bahwa fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar
negara, meskipun sebenarnya masih banyak fungsi-fungsi lainnya yang
tak kalah penting dan bernilai sakral bagi bangsa Indonesia sendiri
dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara.

Penerapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan


pengertian bahwa negara Indonesia adalah negara Pancasila. Hal itu
terkandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan
melaksanakannya dalam seluruh perundang-undang.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah Pancasila sebagai dasar negara


2. Apa sajakah fungsi Pancasila sebagai dasar negara
3. Bagaimanakah kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
4. Bagaimanakah implementasi Pancasila sebagai dasar negara
5. Pancasila Pada masa sekarang
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pancasila sebagai Dasar Negara

Pengertian Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari


alinea keempat Pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tertuang
dalam Memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang menandaskan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan
dan dipadatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar
negara Republik Indonesia. Memorandum DPR-GR itu disahkan pula
oleh MPRS dengan Ketetapan No.XX/MPRS/1966.

Pancasila adalah ideologi atau dasar negara yang dijadikan


pedoman bangsa Indonesia. Pancasila juga bisa disebut sebagai
identitas bangsa Indonesia yang memiliki lambang burung garuda.
Sebagai dasar negara, Pancasila perlu dihayati dan dijunjung tinggi
oleh setiap warga negara Indonesia. Nama Pancasila berasal dari
bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu ‘panca’ yang
berarti lima dan ‘sila’ yang berarti prinsip atau asas. Pengertian
Pancasila sebagai dasar negara diperoleh dari alinea keempat
pembukaan UUD 1945 dan sebagaimana tentang dalam
memorandum DPR-GR 9 Juni 1966 yang melandaskan Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa yang telah dimurnikan dan
didapatkan oleh PPKI atas nama rakyat Indonesia menjadi dasar
negara Republik Indonesia.

Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR


No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum di
Indonesia. Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama, yakni
sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik
Indonesia. Pancasila yang terkandung dalam alinea keempat
Pembukaan UUD 1945 tersebut ditetapkan sebagai dasar negara
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI yang dapat dianggap
sebagai penjelmaan kehendak seluruh rakyat Indonesia yang
merdeka.
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan
pengertian bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu
mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela
dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan.
Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan: “Negara
Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan
dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengem-
bangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia
(kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat
hidup layak sebagai manusia, mengembangkan dirinya dan
mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin,
memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin
seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan
sosial).”

Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945


dan ditegaskan keseragaman sistematikanya melalui Instruksi
Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun secara hirarkis-piramidal.
Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling mengikat
dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat
dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan mencari pembenarannya
pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu, Pancasila
pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh,
yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila
dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan
menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.

Pancasila sebagai dasar negara berarti setiap sendi-sendi


ketatanegaraan pada negara Republik Indonesia harus berlandasan
pada nilai-nilai Pancasila. Artinya, Pancasila harus senantiasa
menjadi ruh atau kekuatan yang menjiwai kegiatan dalam
membentuk negara. Konsep Pancasila sebagai dasar negara
diajukan oleh Ir. Soekarno dalam pidatonya pada hari terakhir sidang
pertama BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, yang isinya untuk menjadikan
Pancasila sebagai dasar negara Falsafah negara atau bagi negara
filosophische grondslag Indonesia mereka. Usulan tersebut ternyata
dapat diterima oleh seluruh anggota sidang. Hasil-hasil sidang
selanjutnya dibahas oleh panitia kecil atau Panitia 9 dan
menghasilkan rumusan “Rancangan Mukadimah Hukum Dasar”
pada tanggal 22 Juni 1945, yang selanjutnya oleh Muhammad Yamin
disarankan diberi nama “Jakarta Charter” atau Piagam Jakarta, yang
didalamnya terdapat Pancasila pada alinea IV, Piagam Jakarta
selanjutnya disahkan oleh PPKI menjadi Pembukaan UUD, dengan
mengalami beberapa perubahan yang bersamaan dengan Pancasila
disahkan menjadi dasar negara.

Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia


dilegalkan oleh Intruksi Presiden No. 12/1968. Pancasila dijadikan
sebagai norma dasar atau kaidah negara yang fundamental. Hal
tersebut tercantum dalam alinea keempat UUD RI tahun 1945.
Pancasila sebagai dasar negara memiliki arti bahwa Pancasila
menjadi pedoman dalam penyelenggaraan segala norma-norma
hukum dan negara.

B. Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila juga digunakan sebagai dasar untuk mengatur


penyelenggaraan aparatur negara sesuai dengan pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Dimana setiap sila berisi tentang tujuan
negara Indonesia sesungguhnya. Sebagaimana yang telah diketahui
oleh hampir semua warna Negara Indonesia bahwa fungsi pokok dari
Pancasila adalah sebagai dasar negara, meskipun sebenarnya masih
banyak fungsi-fungsi lainnya yang tak kalah penting dan bernilai
sakral bagi bangsa Indonesia sendiri dalam membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, berikut adalah penjelasan
mengenai fungsi-fungsi Pancasila:

1. Pancasila sebagai pedoman hidup


Di sini Pancasila berperan sebagai dasar dari setiap
pandangan di Indonesia. Pancasila haruslah menjadi
pedoman dalam mengambil keputusan dalam menghadapi
suatu masalah.
2. Pancasila sebagai jiwa bangsa
Pancasila haruslah menjadi jiwa bangsa Indonesia. Pancasila
yang merupakan jiwa bangsa harus terwujud dalam setiap
lembaga maupun organisasi dan insan yang ada di
Indonesia
3. Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Kepribadian bangsa Indonesia sangatlah penting dan juga
sebagai identitas bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
Pancasila harus diam dalam diri tiap pribadi bangsa
Indonesia agar bisa membuat pancasila sebagai kepribadian
bangsa.
4. Pancasila sebagai sumber hukum
Pancasila menjadi sumber hukum dari segala hukum yang
berlaku di Indonesia. Dengan kata lain Pancasila sebagai
dasar negara tidak boleh ada satu persatuan yang
bertentangan dengan Pancasila.
5. Pancasila sebagai cita-cita bangsa
Pancasila yang dibuat sebagai dasar negara juga dibuat
untuk menjadi tujuan negara dan cita-cita bangsa. Kita
sebagai bangsa Indonesia haruslah mengidamkan sebuah
negara yang punya Tuhan yang Maha Esa punya rasa
kemanusiaan yang tinggi, bersatu serta solid, selalu
bermusyawarah dan juga munculnya keadilan sosial.

C. Kedudukan Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup


bangsa Indonesia. Pancasila mencerminkan kepribadian bangsa
Indonesia sejak dulu, sehingga Pancasila merupakan faktor pembeda
bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Pancasila merupakan
pandangan hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar
negara Indonesia. Dalam kedudukannya yang demikian Pancasila
menempati kedudukan yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala
sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar nasional dalam
tata hukum di Indonesia.

Adapun kedudukan Pancasila sebagai dasar negara adalah


sebagai berikut.

a. Pancasila sebagai dasar negara adalah sumber dari segala


sumber tertib hukum indonesia.
b. Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintregrund)
c. Mewujudkan cita-cita hukum sebagai dasar ( baik hukum
yang tertulis maupun tidak tertulis)
d. Mengandung norma yang mengharuskan UUD
mengundangkan isi yang mewajibkan pemerintah dan
penyelenggara memegang teguh cita-cita moral rakyat yang
luhur.
e. Merupakan semangat abadi UUD 1945 bagi penyelenggara
negara, para pelaksana pemerintahan.
Secara umum, fungsi dan peranan Pancasila menurut Tap MPR
No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum Nasional dan Tata Urutan
Perundangan dinyatakan bahwa Pancasila berfungsi sebagai dasar
negara. Hal ini mengandung maksud bahwa Pancasila digunakan
sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan ketatanegaraan
negara, yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.

Pancasila memenuhi syarat sebagai dasar negara bagi negara


kesatuan Republik Indonesia dengan alasan sebagai berikut:

1. Pancasila memiliki potensi menampung keadaan pluralistik


masyarakat Indonesia yang beraneka ragam suku, agama,
ras dan antar golongan secara berkeadilan yang sesuai
dengan kemampuan dan hasil usahanya. Hal ini ditunjukkan
dengan sila kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Pancasila memiliki potensi menjamin keutuhan negara
kesatuan republik Indonesia yang terbentang dari sabang
sampai merauke, yang terdiri atas ribuan pulau sesuai sila
Persatuan Indonesia.
3. Pancasila memberikan jaminan berlangsungnya demokrasi
dan hak-hak asasi manusia sesuai dengan budaya bangsa.
Hal ini selaras dengan berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan.
4. Pancasila menjamin terwujudnya masyarakat yang adil dan
sejahtera sesuai dengan sila keadilan sosial bagi seluruh
rakyat sebagai acuan dalam mencapai tujuan tersebut.
Pancasila sebagai kaidah negara fundamental yang berarti
bahwa pada sila ketuhanan yang maha esa, menjamin
kebebasan untuk beribadah sesuai agama dan keyakinan
masing-masing. Kemudian pada sila persatuan Indonesia,
bangsa yang tetap menghormati sifat masing-masing seperti
apa adanya.
D. Implementasi Pancasila Sebagai Dasar Negara

Secara etimologis pengertian implementasi menurut kamus


Webster yang dikutip oleh Soclihin Abdul Wahab (2004:64)
adalah menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu dan
menimbulkan dampak dan akibat terhadap sesuatu. Istilah
implementasi sering disebut juga dengan pelaksanaan atau
tindakan, atau mekanisme dari sebuah rencana yang sudah
disusun secara matang dan terperinci. Sebab dalam implementasi
terdapat tindakan atau pelaksanaan mengenai suatu hal atau
objek.
Adapun pengimplementasian Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara dapat dirinci dalam berbagai bidang
POLEKSOSBUDHANKAM sebagai berikut :
a. Implementasi Pancasila dalam bidang Politik
Pembangunan dan pengembangan bidang politik
harus mengilhami dasar ontologis manusia. Sebab
secara kenyataan objektif bahwa manusia adalah
sebagai subjek Negara, Karenanya kehidupan politik
harus benar-benar merealisasikan tujuan demi harkat
dan martabat manusia. Pengembangan politik Negara
terutama dalam proses reformasi dewasa ini
mencerminkan kepada moralitas sebagaimana
tertuang dalam sila-sila Pancasila dan esensinya,
sehingga praktek-praktek politik yang menghalalkan
segala cara harus segera diakhiri.

b. Implementasi Pancasila dalam bidang Ekonomi


Di dalam dunia ilmu ekonomi terdapat istilah yang
kuatlah yang menang, sehingga lazimnya
pengembangan ekonomi mengarah pada persaingan
bebas dan jarang mementingkan moralitas
kemanusiaan. Hal ini tidak sesuai dengan Pancasila
yang lebih tertuju kepada ekonomi kerakyatan, yaitu
ekonomi yang humanistic yang berorientasi pada
tujuan demi kesejahteraan rakyat secara luas,
(Mubyarto,1999). Pengembangan ekonomi bukan
hanya mengejar pertumbuhan saja melainkan demi
kemanusiaan, demi kesejahteraan seluruh
masyarakat. Maka sistem ekonomi Indonesia
berdasarkan atas azas kekeluargaan seluruh bangsa.
c. Implementasi Pancasila dalam bidang Sosial dan
Budaya

Dalam pembangunan dan pengembangan aspek sosial


budaya hendaknya disesuaikan atas sistem nilai yang
sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dimiliki oleh
masyarakat. Terutama dalam rangka bangsa
Indonesia melakukan reformasi di segala bidang
kehidupan. Sebagai anti-klimaks proses reformasi
yakni sering adanya stagnasi nilai sosial budaya dalam
masyarakat, sehingga tidak mengherankan jikalau di
berbagai wilayah Indonesia terjadi berbagai gejolak
yang sangat meresahkan dan memprihatinkan seperti
amuk massa yang cenderung anarkis, bentrok antara
kelompok masyarakat satu dengan lainnya yang
muaranya adalah masalah politik. Oleh karena itu
dalam pengembangan nilai sosial budaya di era
reformasi dewasa ini semua pihak turut ambil bagian
mengangkat kembali nilai-nilai yang dimiliki bangsa
Indonesia sebagaimana nilai-nilai yang terkandung di
dalam Pancasila. Dalam prinsip etika Pancasila pada
hakikatnya bersifat humanistik, artinya nilai-nilai
Pancasila berlandaskan pada nilai yang bersumber
pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk
yang berbudaya.

d. Implementasi Pancasila dalam bidang Pertahanan dan


Keamanan

Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu


masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-hak warga
negara maka diperlukan peraturan perundang
undangan, baik dalam rangka mengatur ketertiban
warga negara maupun dalam rangka melindungi hak-
hak warga Negara. Pancasila sebagai dasar Negara
senantiasa menyesuaikan diri pada hakikat nilai
kemanusiaan monopluralis maka pertahanan dan
keamanan negara harus dikembalikan pada
kedudukannya seperti sediakala, agar tercapainya
harkat dan martabat manusia sebagai pendukung
pokok negara. Dasar-dasar kemanusiaan yang
beradab merupakan basis moralitas pertahanan dan
keamanan negara. Pertahanan dan keamanan negara
harus mengimplementasikan nilai-nilai yang
terkandung dalam sila-sila Pancasila. Sehingga
ungkapan yang menyatakan bahwa Indonesia adalah
Negara berdasar atas hukum, bukan berdasar atas
kekuasaan belaka dapat terwujud adanya.

E. Pancasila Pada Masa Sekarang


Peran Pancasila dan pesatnya teknologi saat ini kerap
terabaikan padahal Pancasila dapat membangun karakter positif
dalam berperilaku di era milenial khususnya bersosial media.
Pemerintah saat ini membuat silabus yang berkaitan dengan
karakter dari kalangan milenial, BPIP dapat menggunakan
instrumen riset guna menggali persepsi kaum milenial dalam
memahami pentingnya ideologi Pancasila di era 4.0.
Berbicara Pancasila di depan kalangan milenial tidak tepat
jika terlalu filosofis, menjejali dengan teori-teori. Narasinya perlu
dikemas sedemikian rupa sesuai dengan bahasa kalangan
milenial, yang pada dasarnya merupakan masyarakat awam,
ataupun literasinya minim. Maka dari itu sangat perlu konten
sederhana, terutama dalam konteks pemanfaatan digital dan
pemahamannya diharapkan  mampu diaplikasikan oleh kaum
milenial. Dua arus utama yang dibutuhkan untu kembali
memupuk ideologi Pancasila mulai dari sektor pendidikan hingga
peran penting Badan Pembinaan Ideologi Pancasila.
Selain itu juga, diperlukannya struktur dan kultur. Dimana
kultur yaitu yang berkaitan dengan media dan pendidikan tetapi
harus dikawal secara struktur maka kita sudah memastikan
bahwa pancasila itu akan tersosialisasi secara baik dan benar.
Tingginya toleransi dalam bersikap merupakan indikator dalam
keberhasilan menggaungkan pancasila di era milenial, namun hal
ini harus selaras dengan kebijakan pemerintah yang menciptakan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Derasnya arus teknologi informasi dan komunikasi di era
industri 4.0 tidak hanya menimbulkan dampak positif tetapi juga
dapat memicu efek negatif.  Media yang awal kemunculannya
hanya berfungsi satu arah, kini dengan kecanggihannya dapat
berfungsi Multi arah.
Media pemerintah dan masyarakat sipil harus membentuk
simbiosis mutualisme agar tercipta kehidupan yang aman dan
damai dalam bangunan kokoh kebinhekaan, jangan malah
membentuk simbiosis parasitisme yang dapat menyuburkan
benih-benih radikalisme dan menghancurkan tatanan pancasila
sebagai ideologi bangsa.
Jika Pancasila sebagai ideologi bangsa dipahami dan
diamalkan terutama oleh kalangan milenial maka tidak akan
dengan mudahnya terprovokasi oleh radikalisme, malah justru
akan berusaha sekuat tenaga memberantas tindakan radikalisme
baik di dunia nyata maupun dunia maya. Hal ini dapat diupayakan
melalui pendidikan literasi media berbasis Pancasila.
Pendidikan dewasa ini harus di integrasikan dengan
Pancasila sebagai nasional character building bisa melalui
Pancasila akademik 4.0 yaitu pendidikan berbasis Pancasila.
Generasi milenial banyak menghabiskan waktunya dengan gadget
dalam sehari. Generasi saat ini harus menjadi generasi yang
cerdas bukan hanya cerdas otaknya tetapi juga harus cerdas
hidupnya, jadi harus mempunyai prinsip – prinsip yang mengarah
kepada harkat dan martabat yang tinggi dan juga ikut
melaksanakan ketertiban dunia, generasi milenial 4.0 harus
cerdas sehingga bisa membawa Indonesia kepada kejayaan.
Dengan kata lain kita tidak bisa membawa Indonesia kepada
kejayaan jika tidak cinta tanah air, kita harus berdikari, berdiri di
kaki sendiri dan memperbaiki diri salah satu contohnya melalui
penerapan Pancasila dikedupan sehari – hari. Generasi  milenial
4.0 memanfaatkan digital sebagai sumber utama, oleh karena itu
berperan aktif harus di utamakan dalam bersosial media yang
berhubungan dengan nilai pancasila, dan jangan sampai semakin
berkembangnya zaman pancasila ditinggalkan begitu saja dengan
alasan apapun karena pada dasarnya Pancasila merupakan
ideologi bangsa Indonesia.
Jika Pancasila menjadi acuan generasi sekarang, maka
implementasi nilai – nilai Pancasila akan mudah terlihat misalnya
Pancasila dapat memberikan solusi di tengah adanya
keberagaman ideologi seperti sosialis dan liberal apalagi generasi
sekarang otaknya sudah di penuhi dengan yang namanya game
online, keberadaan game tersebut terdapat dampak negative dan
juga dampak positif. Dampak negatifnya yaitu hilangnya
kepedulian dengan lingkungan sekitar, kurang bersosialisasi
dengan masyarakat, semakin tingginya penggunaaan bahasa
kasar, pengaruh terhadap kesehatan, sedangkan dampak
positifnya yaitu menambah aktivitas otak, melati kefokusan.
Teknologi digital menyebabkan terjadinya perubahan besar
di dunia, manusia telah dimudahkan dalam melakukan akses
terhadap informasi melalui banyak cara serta dapat menikmati
fasilitas dari teknologi digital dengan bebas, seluruh aktivitas bisa
dilakukan hanya melalui dawai di genggaman. Namun, bak dua
sisi mata uang dampak negatif muncul pula sebagai mengancam
tindak kejahatan terfasilitasi perilaku – perilaku tak sesuai norma
bangsa dan merusak mental generasi muda.
Informasi – informasi palsu yang merambah ke berbagai sisi
kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya bahkan mampu
menggoyak kedamaian bangsa. Indonesia harus mejaga diri agar
tidak terjerumus dalam adiksi terhadap dunia digital pada sisi
yang membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan
menguatkan kembali nilai – nilai pancasila menjadi salah satu
jalannya.
Terpenting adalah menyusun formula dan metode untuk
penanaman nilai – nilai ideologi Pancasila terutama pada generasi
milenial. Metodenya digunakan perlu menyesuaikan dengan
perkembangan dunia digital saat ini.  Misalnya dengan
memanfaatkan wadah teknologi digital untuk saling
berkomunikasi dengan sesama, sharing informasi yang
bermanfaat dan lainnya. 
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah ideologi atau dasar negara yang dijadikan
pedoman bangsa Indonesia. Pancasila juga bisa disebut sebagai
identitas bangsa Indonesia yang memiliki lambang burung garuda.
Sebagai dasar negara, Pancasila perlu dihayati dan dijunjung
tinggi oleh setiap warga negara Indonesia.
Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan MPR
No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila sebagai
sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib hukum
di Indonesia. Inilah sifat dasar Pancasila yang pertama dan utama,
yakni sebagai dasar negara (philosophische grondslaag) Republik
Indonesia.
Pancasila juga digunakan sebagai dasar untuk mengatur
penyelenggaraan aparatur negara sesuai dengan pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945. Dimana setiap sila berisi tentang
tujuan negara Indonesia sesungguhnya.
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa, memiliki
fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia. Dalam
kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan
yang paling tinggi, sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sebagai sumber hukum dasar nasional dalam tata hukum di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-malang/
pancasila-education-pancasila-education/makalah-pancasila-sebagai-
dasar-negara/23134628

https://www.lpwntb.or.id/pancasila-di-era-milenial-4-0/

Anda mungkin juga menyukai