BAB 1
KEDUDUKAN DAN FUNGSI
PANCASILA
1 Oktober 202
3
1. PANCASILA
sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai Dasar Negara adalah dipandang dan dipahami sebagai pedoman
dalam pengaturan kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan yang mencakup
berbagai bidang kehidupan. Atau pedoman dalam penyelenggaraan Negara
Indonesia.
Para pendiri Indonesia (the founding fathers) telah menyadari pentingnya suatu
dasar negara. Oleh karena itu, dalam sidang pertama BPUPKI, pada 29 Mei -1 Juni
1945, dibahas dasar negara Indonesia. Adapun tokoh yang memberikan gagasan
tentang dasar negara, seperti M. Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Penyebutan Pancasila sebagai dasar negara pertama kali secara resmi dilakukan
oleh Soekarno pada 1 Juni 1945, dalam sidang akhir BPUPKI, untuk menyebut lima
dasar yang dikemukakannya. Selanjutnya, berbagai usulan dasar negara dalam
sidang BPUPKI tersebut di olah lagi oleh Panitian Sembilan bentukan BPUPKI.
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN PANCASILA
PANCASILA DAN
DAN KEWARGANEGARAAN
KEWARGANEGARAAN
A. KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN ARTI
PANCASILA
Lanjutan
1. PANCASILA
sebagai Dasar Negara
Pancasila menjadi norma dasar atau kaidah negara yang fundamental. Hal tersebut
tencantum dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
“maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan /Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia”.
Penempatan Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 dikukuhkan pada 18 Agustus
1945 dalam sidang PPKI. Selanjutnya, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
juga ditegaskan dalam Instruksi Presiden No. 12 Tahun 1968 dan tersusun secara
hierarkis dan piramidal. Artinya adalah tiap sila dari Pancasila memiliki hubungan
yang saling mengikat dan menjiwai satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan.
4. PANCASILA
sebagai Perjanjian Luhur Rakyat
Pancasila sebagai perjanjian luhur rakyat dipandang sebagai suatu perjanjian yang
disepakati bersama oleh seluruh rakyat Indonesia dan harus diamalkan serta
dilestarikan. Pancasila sebagai perjanjian luhur juga dipandang sebagai kesepakatan
bersama para wakil-wakil bangsa Indonesia dalam sidang BPUPKI dan PPKI.
6. PANCASILA
sebagai Ideologi Nasional
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi berarti ‘cara berpikir
seseorang atau suatu golongan’.
Pancasila sebagai ideologi nasional merupakan sistem nilai yang ideal,
dicita-citakan, dan diyakini kebenarannya untuk diwujudkan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.
LANJUTAN
Adapun tujuan bangsa Indonesia termuat Pembukaan UUD 1945 Alinea Keempat,
yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;
b. Memajukan kesejahteraan umum;
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa;
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
4. Pedoman untuk memecahkan berbagai masalah berbangsa dan
bernegara, mulai dari masalah politik, ekonomi, sosial-budaya, hingga
pertahanan keamanan. Pancasila diharapkan mampu memberikan pedoman
untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam hidup bernegara di Indonesia.
Permasalahan ekonomi yang terjadi di Indonesia dapat diselesaikan dengan
berpedoman pada Pancasila, yaitu sila ke-5 Pancasila. Dimana wujud nyata dari
sila ke-5 Pancasila tersebut adalah koperasi.
5. Sarana pemersatu bangsa dan negara. Pancasila diharapkan mampu menjadi
sarana pemersatu bangsa dan negara dengan semboyan dalam lambang negara.
yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
‘kehedak yang
‘satu/tunggal’ ‘janji/tekad’ ‘lima’ kuat’
3. PERSATUAN INDONESIA
a. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
b. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
c. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
d. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
e. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
f. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal lka.
g. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
1. Lingkungan Keluarga
a. Berbakti kepada orang tua.
b. Orang tua menyayangi dan mendidik anak-anak.
c. Saling menghormati sesama anggota keluarga.
d. Saling menyayangi dan melindungi anggota keluarga.
e. Saling membantu sesama anggota keluarga.
f. Bersikap adil kepada semua anggota keluarga.
g. Mengerjakan tugas rumah bersama-sama.
h. Ikut bermusyawarah bersama anggota keluarga.
i. Selalu menjaga nama baik keluarga.
2. Lingkungan Sekolah
a. Menghormati teman yang berbeda agama.
b. Menjalankan perintah agama masing-masing.
c. Melakukan kewajiban sebagai seorang siswa.
d. Menolong teman yang kesulitan belajar.
e. Belajar dengan giat agar dapat membanggakan nama baik
sekolah.
f. Menyelesaikan perdebatan dengan cara musyawarah.
g. Tidak memaksakan kehendak dalam berdiskusi.
h. Bergotong royong membersihkan lingkungan sekolah.
i. Bersikap adil kepada teman.
3. Lingkungan masyarakat
a. Mengedepankan musyawarah ketika mengambil setiap keputusan
yang menyangkut kepentingan masyarakat. Dengan demikian,
keputusan yang dihasilkan berdampak baik bagi semua pihak.
b. Dalam musyawarah, tokoh masyarakat dapat memberikan contoh
sikap demokratis dengan menanamkan sikap saling menghargai
perbedaan dalam berpendapat, menyampaikan pendapat dengan
cara-cara yang benar, dan menghargai setiap keputusan
musyawarah.
c. Mendorong sikap kekeluargaan melalui berbagai kegiatan, seperti
gotong royong membantu tetangga yang tertimpa musibah.
d. Mendorong dan meningkatkan rasa cinta tanah air dengan
kepedulian terhadap lingkungan, seperti melakukan gotong royong
membersihkan ligkungan menjelang hari kemerdekaan.
KEMBALI DENGAN
MATERI YANG LAIN
PERT. 3
DR. H. SYAHRIAL SYARBAINI, MA.