Anda di halaman 1dari 40

MODUL

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS VIII
SEMESTER GANJIL

FILOMENA F. TEFA, S.Pd

SMPK PUTRI ST. XAVERIUS


KEFAMENANU
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
BAB I
MEMAHAMI KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

Kompetensi Dasar 3.1


Menelaah Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa.
Indidkator Pencapaian Kompetensi :
1. Menjelaskan Arti, Kedudukan dan Fungsi Pancasila Bagi Bangsa dan Negara
Indonesia.
2. Mendeskripsikan Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan
Hidup Bangsa.
3. Menguraikan Pentingnya Kedudukan dan Fungsi Pancasila Dalam Kehidupan
Bernegara.

A. Arti,Kedudukan, dan Fungsi Pancasila


1. Pengertian Pancasila
a. Pengertian Pancasila Secara Etimologi
Secara Etimologis atau dari asal usul katanya, istilah Pancasila berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu “Panca” berarti lima dan “syila” berarti alas,dasar atau
“syiila” berarti peraturan tentang tingkah laku yang baik. Jadi, Panca syila artinya
dasar yang memiliki lima unsur. Pancasila juga berarti lima peraturan tingkah laku
yang baik. Istilah ini telah dikenal sejak zaman Majapahit pada abad ke-14. Istilah
tersebut terdapat dalam buku Negara Kertagama Karya Empu Prapanca dan Buku
Sutasoma Karya Empu Tantular.
Lebih lanjut dalam, menurut Buku Sutasoma, istilah Pancasila mempunyai
dua arti,sebagai berikut.
1) Pertama,berbatu sendi yang lima.
2) Kedua,pelaksanaan kesusilaan yang lima (Pancasila Krama) yang isinya
adalah sebagai berikut.
a) Dilarang melakukan kekerasan
b) Dilarang mencuri
c) Dilarang Dengki
d) Dilarang berbohong
e) Dilarang minum – minuman keras.
b. Pengertian Pancasila Secara Historis atau Sejarah
Secara historis atau sejarah, istilah Pancasila sudah lama masuk dalam
khazanah Nusantara. Kemudian istilah Pancasila muncul kembali, yaitu pada
tanggal 1 juni 1945 ketika Ir. Soekarno berpidato dalam sidang hari ketiga Badan
Pneyelidik Usaha – Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam
pidatonya Ir.Soekarno mengusulkan lima hal untuk menjadi dasar negara
Indonesia merdeka dan memberinya nama Pancasila.
Usulan Ir.Soekarno tidak langsung disepakati oleh seluruh anggota sidang
BPUPKI hingga dibentuklah Panitia Sembilan. Akhirnya, panitia ini berhasil
merumuskan “Piagam Jakarta”. Dalam Piagam Jakarta terdapat rumusan dasar
negara Pancasila.
Sehari setelah Proklamasi kemerdekaan atau pada tanggal 18 Agustus
1945, PPKI sebagai badan yang melanjutkan tugas BPUPKI sekaligus sebagai
satu – satunya lembaga negara saat itu melaksanakan sidang. Salah satu keputusan
sidang PPKI adalah mengesahkan UUD 1945. Bagian Pembukaan UUD 1945
diambil dari Piagam Jakarta. Pada alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945 yang
disahkan oleh PPKI terdapat rumusan sila-sila Pancasila sebagai dasar negara.
Sila 1 Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila 2 Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila 3 Persatuan Indonesia
Sila 4 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
Sila 5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
c. Pengertian Pancasila Menurut Tokoh
1) Menurut Ir.Soekarno,Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang
turun-temurun sekian abad lamanya terpendam bisu oleh kebudayaan
Barat. Dengan demikian, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi
lebih luas lagi, yaitu falsafah bangsa Indonesia.
2) Moh.Yamin menjelaskan bahwa Pancasila berasal dari kata panca yang
berarti lima dan sila yang berarti sendi, atas, dasar atau peraturan
tingkah laku yang penting dan baik.
2. Kedudukan Dan Fungsi Pancasila
Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui fungsi Pancasila.
Pancasila memiliki beberapa fungsi dan peranan yang luas dalam kehidupan
bermasyarakat,bangsa dan negara. Apa saja fungsi Pancasila bagi bangsa Indonesia.
a) Fungsi Pokok
Dari berbagai macam kedudukan dan fungsi Pancasila sebenarnya dapat
dikembalikan pada dua macam kedudukan dan fungsi pokok yaitu sebagai dasar
negara Republik Indonesia dan sebagai Pandangan hidup bangsa Indonesia.
1) Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Dasar negara merupakan dasar untuk mengatur penyelenggaraan
ketatanegaraan suatu negara. Kedudukan dasar negara adalah sebagai sumber dari
segala sumber hukum. Di dalamnya mencakup cita – cita negara, tujuan negara,
dan norma bernegara. Dasar negara harus sesuai dengan kepribadian bangsa.
Dasar Negara Indonesia adalah Pancasila. Hal ini mengandung maksud bahwa
Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan
ketatanegaraan negara, yang meliputi bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan pertahanan keamanan.
Dalam pengertian di atas, pancasila merupakan suatu dasar nilai serta
norma untuk mengatur pemerintahan negara. Dengan demikian, Pancasila
merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Konsekuensinya
seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan negara terutama segala peraturan
perundang – undangan harus berpedoman dari nilai – nilai Pancasila. Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum yang mengatur NKRI dan menjadi
dasar pijakan penyelenggaraan negara dan segala aspek dari kehidupan bangsa.
Secara formal pancasila dapat dikatakan sebagai dasar negara. Pancasila
dalam kedudukan sebagai dasar sering disebut sebagai dasar filsafat atau dasar
falsafah negara dari negara. Pancasila dalam kedudukannya sebagai dasar negara,
merupakan sumber kaidah hukum negara yang secara konstitusional mengatur
negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur – unsurnya yaitu rakyat,
wilayah,serta pemerintahan negara.
2) Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan hidup berfungsi sebagai kerangka acuan baik untuk menata
kehidupan diri pribadi maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat
serta alam sekitarnya. Dengan demikian dalam kehidupan bersama dalam suatu
negara membutuhkan suatu tekad kebersamaan, cita – cita yang ingin dicapainya
yang bersumber pada pandangan hidupnya tersebut.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, dipergunakan
sebagai petunjuk hidup sehari – hari. Dengan kata lain Pancasila digunakan
sebagai penunjuk arah semua kegiatan atau aktivitas hidup di segala bidang.
Tingkah laku dan tindakan perbuatan setiap warga negara Indonesia harus
dilandasi dari semua sila Pancasila, karena pancasila adalah satu kesatuan dan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Pancasila merupakan pedoman dasar,
tentunya menekankan bahwa Bangsa Indonesia perlu mengarahkan cara pandang
dan cara hidup pada Pancasila.
Pancasila dijadikan pandangan hidup bangsa dan Negara Indonesia yang
harus dihayati dan dijunjung tinggi sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 yang mengandung jiwa beragama (sila pertama), jiwa
berperikemanusiaan (sila kedua), jiwa berkebangsaan (sila ketiga), jiwa
berkerakyatan (sila keempat), dan jiwa yang menjunjung tinggi keadilan sosial
(sila kelima).
Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar negara serta ideology
negara, nilai – nilainya telah dimiliki dan dilaksanakan dalam adat – istiadat dan
dalam budaya bangsa Indonesia. Pandangan yang ada pada masyarakat Indonesia
tersebut kemudian menjelma menjadi pandangan hidup bangsa yang telah ada
sejak zaman Sriwijaya,Majapahit,kemudian Sumpah Pemuda tahun 1928.
Kemudian diangkat dan dirumuskan oleh para pendiri negara dalam sidang –
sidang BPUPKI,panitia “Sembilan”serta sidang PPKI hingga akhirnya disepakati
sebagai dasar negara Indonesia.
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,maka di dalamnya terdapat
konsepsi dasar mengenai kehidupan yang dicita – citakan, terkandung dasar
pikiran terdalam dan gagasan mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik.
Oleh karena Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa merupakan suatu
kristalisasi dari nilai – nilai yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Pandangan
hidup tersebut,dijunjung tinggi oleh warganya karena pandangan hidup Pancasila
berakar pada budaya dan pandangan hidup masyarakat. Dengan demikian
pandangan hidup Pancasila bagi bangsa Indonesia yang Bhineka Tunggal Ika
tersebut harus merupakan asas pemersatu bangsa.
b) Fungsi Lain
Fungsi Pancasila terus berkembang karena Pancasila merupakan ideologi
yang terbuka dan dapat digunakan tiap zaman. Selain sebagai dasar negara dan
pandangan hidup bangsa, Pancasila juga memiliki fungsi lainnya, yaitu sebagai
berikut.
1. Pancasila Sebagai Jiwa dan Kepribadian Bangsa Indonesia
Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila
Lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas
bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah laku sehingga dapat
membedakan Dengan bangsa lain.
Pancasila digunakan sebagai pedoman dan pegangan dalam pembangunan
Bangsa dan Negara supaya dapat berdiri kokoh. Jadi pancasila ini sebagai
Identitas diri bangsa kita yang akan terus melekat dalam jiwa Bangsa
Indonesia Hingga sepanjang masa.
2.Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Tertib Hukum di Indonesia
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber tertib hukum,artinya Pancasila
Mengatur segala hukum yang berlaku di Indonesia. Semua hukum dan
peraturan Perundang – undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumber
dari Pancasila Atau tidak bertentangan dengan Pancasila. Setiap sila dalam
Pancasila Merupakan nilai dasar, sedangkan hukum adalah instrumental atau
penjabaran Dari nilai dasar tersebut.
3. Pancasila Sebagai Perjanjian Luhur
Pancasila sebagai perjanjian luhur,artinya Pancasila berfungsi dan disepakati
Secara nasional melalui sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pada saat itu,
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) merupakan badan yang
Mewakili surat rakyat saat itu. Jadi, Pancasila merupakan hasil perjanjian
Bersama rakyat.
4. Pancasila Sebagai Cita – Cita dan Tujuan Bangsa Indonesia
Seperti yang telah kita ketahui bahwa pancasila telah jelas termuat di
Pembukaan UUD 1945. Jadi cita – cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa
Indonesia yaitu masyarakat adil dan makmur yang merata secara material dan
Spiritual yang berdasarkan Pancasila.
5. Pancasila Sebagai Satu – satunya Asas Dalam Kehidupan Berbangsa
Dan Bernegara.
Pancasila sebagai satu – satunya asas dalam kehidupan berbangsa dan
Bernegara, artinya Pancasila merupakan konsekuensi ditetapkannya sebagai
Dasar negara.
6. Pancasila Sebagai Moral Pembangunan
Pancasila sebagai moral pembangunan, artinya Pancasila dijadikan kerangka,
Acuan, tolak ukur, parameter, arah, dan tujuan dari pembangunan.

B. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan Pandangan Hidup


Pada bagian sebelumnya, telah dibahas bahwa Pancasila memiliki dua fungsi
pokok, yaitu sebagai dasar negara dan sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Mari
membahas makna dari kedua fungsi tersebut.
1. Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
Tidak mungkin akan berdiri suatu negara tanpa ada yang mendasarinya. Dasar
negara merupakan fondasi atau alas atau landasan yang dijadikan pijakan serta dapat
memberi kekuatan kepada berdirinya suatu negara. Landasan tersebut berupa
acuan,tujuan, dan cita – cita yang akan dicapai suatu negara yang tentunya berbeda
dari negara lain. Dengan demikian, dasar negara dijadikan acuan,tujuan dan cita – cita
yang ingin dicapai.
Bagi sebuah negara,dasar negara tentu amatlah penting. Manfaat dasar negara yaitu
sebagai pedoman bernegara, sebagai landasan idiil negara, sebagai kepribadian dan
jiwa bangsa, serta mengarahkan untuk mencapai cita – cita. Negara tanpa dasar negara
berarti negara tersebut tidak memiliki pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan
bernegara. Akibatnya, negara tersebut tidak memiliki arah dan tujuan yang jelas,
sehingga memudahkan munculnya kekacauan.
Indonesia dibangun berdasarkan pada suatu alas atau landasan yaitu Pancasila.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara termaktub secara yuridis-konstitusional
dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang berbunyi : “ maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang – undanng dasar negara
Indonesia, yang berbentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada”Rumusan Pancasila yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945 ini sah secara Yuridis-Konstitusional,berlaku dan
mengikat seluruh lembaga negara,lembaga masyarakat dan setiap warga negara tanpa
kecuali. Lebih lanjut, seluruh isi UUD 1945 dan berbagai peraturan perundang –
undangan yang berlaku di negara Republik Indonesia semuanya bersumber dan
merupakan penjabaran dari sila – sila Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara atau dasar falsafah negara atau ideologi negara
bermakna bahwa Pancasila digunakan sebagai dasar dalam pwmwrintahan dan
penyelenggaraan negara. Sebagai dasar negara, Pancasila berkedudukan sebagai
norma tertinggi dalam negara, serta sebagai sumber dari segala sumber hukum dalam
kehidupan negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara harus menjiwai segala peraturan perundangan yang
mengatur segala tata kehidupan dalam wilayah Indonesia. Artinya, segala peraturan
perundang – undangan harus dijabarkan dari nilai – nilai pancasila. Dengan demikian,
pancasila sebagai dasar negara memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur
kehidupan berbangsa dan bernegara. Kehidupan berbangsa dan bernegara yang
diharapkan adalah kehidupan masyarakat Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaulat
adil dan makmur.
Berdasarkan uraian di depan,maka kita dapat merangkum makna Pancasila sebagai
dasar negara sebagai berikut.
a. Dasar berdiri dan tegaknya negara,artinya Pancasila sebagai dasar
pembentukan negara telah dibuktikan melalui sejarah.
b. Dasar kegiatan penyelenggaraan negara artinya, dalam mewujudkan tujuan
nasional, semua kegiatan yang dilakukan para penyelenggara negara harus
berdasarkan pada Pancasila.
c. Dasar partisipasi warga negara, artinya Pancasila merupakan dasar bagi warga
negara dalam penggunaan hak dan pelaksanaan kewajiban.
d. Dasar pergaulan antar warga negara artinya, dasar bagi hubungan antar warga
negara dalam segala aspek kehidupan, baik bidang ekonomi,sosial,maupun
budaya.
e. Dasar dan sumber hukum nasional artinya Pancasila menjadi dasar bagi segala
aktivitas penyelenggara negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
2. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa
Pandangan hidup ialah wawasan menyeluruh terhadap kehidupan, yang terdiri
dari kesatuan rangkaian nilai – nilai luhur. Setiap bangsa di dunia yang ingin berdiri
kukuh tentu harus mengetahui dengan jelas arah tujuan yang ingin dicapainya.
Nah,disinilah peran pandangan hidup. Tanpa memiliki pandangan hidup,suatu bangsa
akan merasa terombang – ambing dalam menghadapi persoalan yang timbul,baik
persoalan sendiri maupun persoalan dunia.
Sebagai pandangan hidup bangsa indonesia pancasila adalah kristalisasi atau
kumpulan dari pengalaman hidup di dalam perjalanan sejarah dari bangsa indonesia
yang telah membentuk watak, perilaku,sikap,moral,etika serta tata nilai yang
melahirkan pandangan hidup. Pancasila sebagai pandangan hidup, memberikan arah
bagi negara Indonesia dalam setiap kegiatan dan aktivitas hidup di bidang kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai pandangan hidup rakyat Indonesia sangat penting artinya
karena merupakan pegangan yang mantap,agar tidak terombang ambing oleh keadaan
apapun, bahkan dalam era globalisasi. Dengan suatu pandangan hidup yang
diyakininya bangsa Indonesia akan mampu memandang dan memecahkan segala
persoalan yang dihadapinya secara tepat sehingga tidak terombang ambing dalam
menghadapi persoalan tersebut. Dengan suatu pandangan hidup yang jelas maka
bangsa Indonesia akan memiliki pagangan dan pedoman bagaimana mengenal dan
memecahkan berbagai masalah politik,sosial budaya,ekonomi, hukum, Hankam dan
persoalan lainnya dalam gerak masyarakat yang semakin maju.
Hakikat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia adalah semua
sial dalam Pancasila merupakan pencerminan atau gambaran dari sikap dan cara
pandang manusia Indonesia terhadap keagamaan (Ketuhanan Yang Maha Esa),
terhadap sesama manusia (Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab), terhadap bangsa
dan negaranya (Persatuan Indonesia), terhadap pemerintahan demokrasi (Kerakyatan
Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan)
dan terhadap kepentingan bersama (Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia).
Pancasila sebagai pandangan hidup sering juga disebut way of life, pegangan
hidup, pedoman hidup,pandangan dunia atau petunjuk hidup. Walaupun ada banyak
istilah mengenai pengertian pandangan hidup, tetapi pada dasarnya semua memiliki
makna yang sama. Lebih lanjut, Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
dipergunakan sebagai petunjuk dalam kehidupan sehari – hari masyarakat Indonesia.
Sikap maapun perilaku masyarakat Indonesia haruslah selalu dijiwai oleh nilai – nilai
luhur Pancasila.
Pancasila dianggap oleh pendiri bangsa Indonesia memiliki nilai – nilai
kehidupan yang paling baik. Disepakatinya Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa Indonesia telah melalui serangkaian proses yang panjang dan pemikiran yang
mendalam. Pancasila dijadikan dasar dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan
perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Bangsa Indonesia mewarisi nilai budaya yang melandasi tata kehidupannya.
Pandangan hidup yang tertuang pada nilai Pancasila yang menjadi keyakinan dan
pandangan hidup bangsa Indonesia terutama sebagai berikut.
a. Keyakinan adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai Maha Pencipta Semesta,
pengayom alam semesta.
b. Asas kekeluargaan
c. Asas musyawarah mufakat
d. Asas gotong royong
e. Asas tenggang rasa atau “tepo silero”
Pancasila sebagai pandangan hidup mampu memberikan arah pada perilaku
masyarakat Indonesia yang sesuai dengan nilai luhur yang diyakini kebenarannya.
Manfaat pancasila sebagai Pandangan Hidup adalah sebagai berikut.
a. Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang dapat berdiri kokoh sebagai bangsa
merdeka dan berdaulat.
b. Sebagai pedoman pemecahan permasalahan yang dihadapi
c. Sebagai pedoman membangun diri sendiri dan hubungan dengan bangsa lain
d. Kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi maupun dalam
interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam sekitarnya.
e. Penuntun dan penunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam semua kegiatan dan
aktivitas hidup serta kehidupan di segala bidang.
3. Arti Penting Pancasila Sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa.
Suatu bangsa akan dapat berdiri dengan kokoh jika memiliki dasar negara
yang kuat. Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan setelah menyerap berbagai
pandangan yang berkembang secara demokratis dari para anggota BPUPKI sebagai
pendiri negara Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila sebagai dasar negara memiliki
arti penting sebagai berikut.
a. Asas berdirinya negara Indonesia
b. Dasar Sumber hukum di Indonesia
c. Dasar bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Selain harus memiliki dasar negara, suatu bangsa akan berdiri dengan kokoh
dan berperan sebagaimana mestinya jika mengetahui dengan jelas ke mana arah
tujuan yang akan dicapai dengan memiliki pandangan hidup bangsa. Pancasila
sebagai pandangan hidup bangsa memiliki arti penting sebagai berikut :
a. Petunjuk dan pedoman dalam memecahkan masalah bangsa.
b. Petunjuk arah bagi bangsa Indonesia dalam segala kegiatan
c. Pedoman bagi bangsa Indonesia dalam membangun diri dan menjalin
hubungan dengan bangsa lain di dunia.
Seluruh sila dari Pancasila tersebut tidak dapat dilaksanakan secara terpisah –
pisah. Karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling
berkaitan. Dalam pelaksanaannya, sila pertama Pancasila melandasi sila
kedua,ketiga,keempat dan kelima. Sila ketiga dilandasi sila pertama dan kedua
serta melandasi sila keempat dan kelima dan seterusnya.
C. Menyadari Pentingnya Kedudukan Dan Fungsi Pancasila Dalam Kehidupan
Bernegara
1. Karakteristik yang terkandung dalam Nilai – Nilai Pancasila
a. Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam sila pertama terkandung pengakuan atas keberadaan Tuhan
sebagai pencipta dalam semesta beserta isinya. Karenanya sebagai manusia
yang beriman maka kita harus meyakini adanya Tuhan yang diwujudkan
dengan ketaatan ketaatan pada Tuhan Yang Maha Esa menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Dalam sila kedua terkandung rumusan sifat keseluruhan budi manusia
Indonesia yang mengakui kedudukan manusia yang sederajat dan
sama,mempunyai hak dan kewajiban yang sama sebagai warga negara yang
dijamin oleh negara.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
Sila ketiga merupakan perwujudan dari paham kebangsaan Indonesia
yang mengatasi paham perseorangan, golongan, suku bangsa, dan
mendahulukan persatuan dan kesatuan bangsa sehingga tidak terpecah – belah
oleh sebab apa pun.
d. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Sila keempat merupakan sendi utama demokrasi di Indonesia berdasar
atas asas musyawarah dan asas kekeluargaan.
e. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima merupakan salah satu tujuan negara yang hendak
mewujudkan tata masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan
pancasila.
2. Butir – Butir Pengamalan Pancasila
Bangsa Indonesia sudah seharusnya mengamalkan Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Berikut ini isi butir – butir pengamalan
pancasila.
a. Sila Pertama
Sila pertama yakni “Ketuhanan Yang Maha Esa” mengandung pengakuan atas
keberadaan Tuhan sebagai pencipta alam semesta beserta isinya. Isi butir – butir
pengamalan Pancasila sila pertama antara lain sebagai berikut.
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya kepada Tuhan
Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing – masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk
agama.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing – masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa kepada orang lain.
b. Sila Kedua
Sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab” mengandung
pengertian bahwa bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya selaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sama derajatnya,
sama hak dan kewajibannya, tanpa membeda-bedakan agama, suku ras,keturunan. Isi
butir – butir pengamalan pancasila sila kedua antara lain sebagai berikut.
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabarnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia tanpa membedakan suku,keturunan,agama,kepercayaan,jenis
kelamin,kedudukan sosial,warna kulit,dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena – mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai – nilai kemanusiaan
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8) Berani membela kebenaran dan keadilan
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain.
c. Sila Ketiga
Sila ketiga Pancasila berbunyi “Persatuan Indonesia” yang merupakan wujud
kebulatan yang utuh dari berbagai aspek kehidupan,yang meliputi
ideologi,politik,sosial,budaya,dan pertahanan keamanan yang semuanya terwujud
dalam suatu wilayah yaitu Indonesia.
Isi butir – butir pengamalan Pancasila sila ketiga antara lain sebagai berikut.
1) Mampu menempatkan persatuan,kesatuan,serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
dan golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dab bertanah air Indonesia
5) Memelihara ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi,dan
keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila Keempat
Sila keempat Pancasila berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/Perwakilan”. Nilai kerakyatan dalam sila ini
merupakan sendi utama demokrasi di Indonesia yang berdasarkan asas musyawarah
dan kekeluargaan. Isi butir – butir pengamalan Pancasila sila keempat antara lain
sebagai berikut.
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia
mempunyai kedudukan,hak dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
keputusan musyawarah.
7) Dalam musyawarah,diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang
luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa,menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia, nilai – nilai kebenaran dan keadilan, mengutamakan persatuan dan
kesatuan demi kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil – wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.

Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu serentak. Pada pemilu
tersebut,masyarakat di Indonesia tidak hanya memilih Presiden dan Wakil Presiden,tetapi juga
anggota legislatif lainnya. Jadi,pada Pemilu tersebut dilaksanakan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan
Pemilihan Presiden (Pilpres) sekaligus. Pelaksanaan pemilu serentak ini merupakan pertama
kalinya dalam sejarah Pemilu di Indonesia. Pemilu merupakan bentuk pelaksanaan sila keempat
Pancasila. Sila ini merupakan wujud kedaulatan rakyat dan Pemilu merupakan bentuk
realisasinya.
e. Sila Kelima
Sila kelima Pancasila berbunyi “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia”. Keadilan merupakan salah satu tujuan negara republik Indonesia selaku
negara hukum. Penegakan keadilan akan membuat kehidupan manusia Indonesia,
baik selaku pribadi,selaku anggota masyarakat,maupun selaku warga negara menjadi
aman,tenteram,dan sejahtera.
Isi butir – butir pengamalan Pancasila sila kelima antara lain sebagai berikut.
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur,yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong-royongan.
2) Mengambangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Suka bekerja keras
7) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat
8) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
Pancasila dapat mempersatukan semua perbedaan dalam pandangan. Oleh
karena itu sudah seharusnya nilai – nilai Pancasila diterima dan diamalkan oleh semua
lapisan masyarakat di Indonesia tanpa memandang suku,agama dan golongan. Dalam
mengamalkan nilai – nilai Pancasila dapat ditunjukkan dengan menghargai dan
mempertahankan Pancasila. Mempertahankan Pancasila berarti
melaksanakan,mengamalkan,dan tidak mengubah serta mengganti dasar negara
Pancasila dengan dasar negara lainnya.
3. Hubungan Sila – Sila dalam Pancasila
Semuanya sila dari Pancasila tidak dapat dilaksanakan secara terpisah – pisah,
karena Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Sila –
sila dalam Pancasila merupakan rangkaian kesatuan yang bulat sehingga tidak
dapat dipisah – pisahkan satu sama lain atau tidak dapat dibagi – bagi atau
diperas.
Bentuk susunan sila – sila dalam Pancasila adalah heirarkis piramidal
(Kesatuan bertingkat) di mana tiap sila di depan merupakan basis bagi sila
lainnya. Adapun hubungan hubungan antara sila – sila Pancasila adalah sebagai
berikut.
a. Sila I meliputi dan menjiwai sila – sila II,III,IV,V
b. Sila II diliputi dan dijiwai oleh sila I dan meliputi serta menjiwai sila – sila
III,IV,V
c. Sila III diliputi dan dijiwai oleh sila I,II dan meliputi serta menjiwai sila – sila
IV,V
d. Sila IV diliputi dan dijiwai sila I,II,III dan meliputi serta menjiwai sila V.
e. Sila V diliputi dan dijiwai oleh sila I,II,III,IV
4. Sikap Positif terhadap Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup
Bangsa.
Dalam Pancasila, terkandung nilai – nilai yang lengkap dan harmonis, baik
nilai material,nilai vital,nilai kebenaran/kenyataan,nilai estetis,nilai etis atau moral
maupun nilai religius, yang tercermin dalam sila – sila Pancasila yang bersifat
sistematis-hierarkis. Nilai – nilai Pancasila mempunyai sifat objektif,subjektif,dan
kedua-duanya. Sifa objektif karena sesuai dengan objeknya/kenyataannya dan bersifat
umum/universal. Adapun sifat subjektif karena sebagai hasil pemikiran seluruh
bangsa Indonesia.
Di Indonesia, Pancasila merupakan dasar negara dan pandangan hidup bangsa.
Pancasila merupakan sumber nilai yang menuntun sikap,perilaku,atau perbuatan
manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu, setiap warga negara harus bersikap positif terhadap Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa.
5. Membiasakan Perilaku Sesuai Nilai – Nilai Pancasila dalam Berbagai
Kehidupan
Pembiasaan sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai Pancasila
sangat penting dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara,hal ini
dikarenakan Pancasila merupakan identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Pembiasaan
tersebut dapat dilakukan sebagai berikut.
a. Dalam Kehidupan Keluarga
Perilaku yang sesuai nilai – nilai Pancasila yang dapat dilakukan dalam
lingkungan keluarga antara lain, sebagai berikut.
1) Taat dan patuh terhadap orang tua.
2) Menumbuhkan sikap saling menghargai antar anggota keluarga
3) Menciptakan suasana kekeluargaan yang harmonis jauh dari pertengkaran dan
Perselisihan dalam keluarga.
4) Menciptakan suasana yang gotong royong.
b. Dalam Kehidupan Sekolah
Lingkungan sekolah merupakan tempat yang sangat strategis dalam
membina dan menerapkan nilai – nilai Pancasila dalam perilaku keseharian
siswa,dengan harapan kelak setelah lulus, mereka memiliki kemampuan yang
cukup untuk mengabdikan diri bagi bangsa dan negara. Contoh perilaku/sikap
yang sesuai dengan nilai – nilai Pancasila, sebagai berikut.
1) Menaati tata tertib sekolah
2) Patuh pada perintah guru
3) Tidak membeda-bedakan teman
4) Menghargai hasil karya teman.
c. Dalam Lingkungan Pergaulan
Perilaku dalam pergaulan yang sesuai dengan nilai – nilai Pancasila
antara lain sebagai berikut.
1) Menghargai pendapat teman
2) Membantu teman yang sedang membutuhkan
3) Menghormati orang yang lebih tua.
4) Menciptakan suasana pergaulan yang sehat dan dinamis
d. Dalam Kehidupan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan aspek penting dalam pelaksanaan perilaku
yang sesuai dengan nilai – nilai Pancasila. Hal ini dikarenakan lingkungan masyarakat
merupakan unsur penting dari sebuah negara,yang berperan dalam melestarikan
pandangan hidup suatu negara. Berikut ini perilaku sesuai nilai – nilai pancasila
dalam lingkungan masyarakat.
1) Tidak mengganggu ibadah orang lain
2) Menumbuhkan sikap saling menghormati antar warga masyarakat
3) Menghindari sikap permusuhan antar warga yang dapat merusak kerukunan
hidup bermasyarakat.
4) Membangun hubungan yang harmonis antar tetangga.
e. Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
1) Menaati dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
2) Membayar pajak tepat waktu dengan sesuai peraturan yang berlaku
3) Mencintai dan membina persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Mengakui persamaan derajat,persamaan hak dan kewajiban asasi setiap
manusia tanpa membeda – bedakan suku,agama,ras,jenis kelamin dan
kedudukan sosial.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


LKPD I
1. Kapan Pancasila sebagai dasar negara dirumuskan? Siapa yang merumuskan?
2. Kapan Pancasila sebagai dasar negara disahkan atau ditetapkan? Siapa yang
menetapkan?
3. Bagaimanakah proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar
negara? Uraikan secara singkat.
Tulislah jawaban kamu dalam format seperti berikut.
No Proses Waktu Badan/Lembaga yang Berperan Uraian
Singkat
1 Perumusan Pancasila
sebagai dasar negara.
2 Penetapan Pancasila
sebagai dasar negara.

LKPD II
Buatlah resume singkat terkait makna Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dengan
format seperti tabel berikut.
No Aspek Informasi Uraian Singkat
1 Pengertian dasar negara
2 Manfaat dasar negara
3 Akibat tidak memiliki dasar
negara
4 Makna Pancasila sebagai dasar
negara
LKPD III
Buatlah resume terkait makna Pancasila sebagai pandangan hidup (way of life) dengan
format seperti tabel berikut.
No Aspek Informasi Uraian Singkat
1 Pengertian pandangan hidup

2 Fungsi pandangan hidup

3 Makna Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

4 Manfaat Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa

5 Perbedaan arti Pancasila sebagai Dasar Negara dan


Pancasila sebagai Pandangan Hidup

LKPD IV
Amatilah lingkungan sekitarmu (lingkungan keluarga,sekolah,dan masyarakat). Tulis
perilaku – perilaku atau perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Sajikan dalam
format seperti tabel berikut.
No Nilai – nilai Pancasila Contoh Perilaku/Perbuatan
1 Katuhanan

2 Kemanusiaan

3 Persatuan

4 Kerakyatan/Demokrasi

5 Keadilan Sosial
BAB II
MENUMBUHKAN KESADARAN TERHADAP
UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

Kompetensi Dasar 3.2


Menelaah Makna Kedudukan Dan Fungsi UUD NRI Tahun 1945 Serta Peraturan
Perundang – Undangan Lainnya Dalam Sistem Hukum Nasional.
Indikator
1. Menjelaskan Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD NRI Tahun 1945
2. Menelaah Makna Hubungan Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dengan Proklamasi
Kemerdekaan.
3. Mengidentifikasi Kedudukan dan Fungsi UUD NRI Tahun 1945
4. Makna Peraturan Perundangan Dalam Sistem Hukum Nasional.
A. Kedudukan Dan Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945
1. Kedudukan Pembukaan UUD 1945
Di kelas VII, kamu telah mempelajari tentang sejarah perumusan dan
penetapan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Coba kamu ingat kembali.
Pembukaan UUD 1945 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Undang
– undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pada saat ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, UUD 1945 terdiri dari bagian Pembukaan,Batang
Tubuh,Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan. Selanjutnya,setelah amandemen
keempat UUD 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal – pasal.
Meskipun Pembukaan merupakan bagian dari UUD 1945, tetapi Pembukaan
mempunyai kedudukan setingkat lebih tinggi dari pasal – pasal UUD 1945.
Kedudukan lebih tinggi ini karena alasan – alasan berikut ini.
a. Pembukaan UUD 1945 mengandung jiwa Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 dan suasana kerohanian dari terbentuknya Negara RI.
b. Pembukaan UUD 1945 memuat tujuan negara dan dasar negara Pancasila.
c. Pembukaan UUD 1945 menjadi acuan atau pedoman dalam perumusan Pasal
– pasal UUD 1945.
Dengan demikian, Pembukaan UUD 1945 merupakan norma fundamental
negara,pokok kaidah fundamental negara dan norma pertama atau tertinggi dalam
suatu negara. Jadi Pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai norma dasar yang
merupakan tertib hukum tertinggi, sebagai sumber hukum positif, dan sebagai pokok
kaidah negara yang fundamental.
a. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Norma Dasar atau sebagai Tertib Hukum
Tertinggi
Pembukaan UUD 1945 merupakan norma dasar atau norma yang
ditetapkan terlebih dahulu sehingga tidak dibentuk oleh suatu norma lain.
Norma ini juga merupakan norma yang menjadi tempat bergantungnya norma
– norma hukum di bawahnya, termasuk menjadi dasar bagi pembentukan
Undang – undang Dasar. Seluruh peraturan perundangan di Indonesia harus
bersumber pada Pembukaan UUD 1945 (di dalamnya terdapat dasar negara
yaitu Pancasila)
b. Pembukaan UUD 1945 Sebagai Pokok Kaidah Negara yang Fundamental
1) Berdasarkan sejarah terbentuknya,Pembukaan UUD 1945 dibentuk
oleh pendiri negara (PPKI) atas nama bangsa Indonesia.
2) Berdasarkan isinya, Pembukaan UUD 1945 memuat dasar pokok
negara yang meliputi: dasar tujuan negara,ketentuan diadakannya
UUD,bentuk negara,dasar filsafat negara.
Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,Pembukaan UUD
1945 memiliki hakikat kedudukan hukum yang kuat,bahkan secara yuridis
tidak dapat diubah oleh siapapu, terlekat pada kelangsungan hidup negara. Isi
yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 jika dirinci secara sistematis
merupakan suatu kesatuan yang bertingkat dan berfungsi sebagai dasar,rangka,
dan suasana bagi negara dan tertib hukum Indonesia.
2. Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Proklamasi Kemerdekaan
Pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia telah menyatakan
kemerdekaan dalam suatu naskah Proklamasi yang dibacakan Ir. Soekarno atas nama
bangsa Indonesia. Bagi bangsa Indonesia, Proklamasi kemerdekaan berarti
berakhirnya masa penjajahan dan mulainya kehidupan sebagai bangsa
merdeka.Proklamasi kemerdekaan merupakan titik puncak atau peristiwa puncak
dalam perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajahan. Proklamasi kemerdekaan
adalah sumber hukum bagi pembentukan negara Indonesia. Proklamasi kemerdekaan
menjadi sarana untuk mewujudkan masyarakat yang merdeka,berdaulat,adil dan
makmur seperti yang dicita – citakan.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia mempunyai hubungan erat,tidak dapat
dipisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Pembukaan UUD 1945. Semua yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 merupakan amanat yang luhur dan suci dari
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
Pembukaan UUD 1945 pada prinsipnya merupakan penuangan jiwa
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dalam pandangan Notonagoro,
Pembukaan UUD 1945 merupakan pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang
mengandung cita – cita luhur proklamasi 17 Agustus 1945. Dengan kalimat lain,
Pembukaan UUD 1945 merupakan satu rangkaian dengan Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945. Oleh karena itu,Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh
siapa pun, termasuk oleh MPR sebab mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti
membubarkan Negara.
Pembukaan UUD 1945 merupakan hasil rancangan dari Panitia Sembilan yang
kemudian disebut Piagam Jakarta. Pada mulanya, rancangan Pembukaan UUD 1945
yang dihasilkan oleh panitia sembilan tersebut oleh BPUPKI dipecah menjadi dua,
yaitu bagian “Pernyataan Indonesia Merdeka” (alinea 1 – 3) dan bagian “Pembukaan”
(alinea 4). Namun karena peristiwa menjelang detik – detik Proklamasi,rancangan
naskah “Pernyataan Indonesia Merdeka” yang telah disiapkan oleh BPUPKI tidak jadi
dibacakan.
Jadi,dalam Pembukaan UUD 1945 terdapat pernyataan kemerdekaan dan
tindakan tindakan yang harus dilakukan bangsa selanjutnya setelah merdeka. Dengan
demikian, pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan merupakan satu
kesatuan yang bulat. Makna yang terkandung dalam Pembukaan merupakan amanat
dari Proklamasi Kemerdekaan. Alasan berdirinya Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945 dapat dipahami dengan cara
mengaji Pembukaan UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 memuat empat alinea, yaitu sebagai berikut.
a. Alinea Pertama :Mengenai pernyataan kemerdekaan dari segala bangsa
(hak asasi manusia).
b. Alinea Kedua : Mengenai pernyataan perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia.
c. Alinea Ketiga : Mengenai pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia
d. Alinea Keempat : Mengenai asas pokok pembentukan pemerintahan
yang meliputi tujuan negara, ketentuan diadakannya undang – undang dasar
negara dan bentuk dasar negara.
Adapun isi Proklamasi kemerdekaan pada pokoknya memuat dua hal, yaitu
sebagai berikut.
a. Pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia
b. Tindakan – tindakan yang harus segera dilaksanakan berkaitan dengan
proklamasi tersebut.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dengan Pembukaan UUD 1945,
Proklamasi mendapatkan makna yang selengkapnya. Baik pernyataan maupun
tindakan – tindakan yang harus direalisasikan berkaitan dengan Proklamasi tersebut
dirinci secara lengkap dalam Pembukaan UUD 1945.
Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
a. Pembukaan
Pembukaan UUDmerupakan
UUD 1945 1945 dan Proklamasi
pernyataan Kemerdekaan
kemerdekaan Indonesiamerupakan
terperinci satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Satu sama lain saling berhubungan.
b. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan Pembukaan UUD 1945 merupakan satu
kesatuan.
c. Pembukaan UUD 1945 bersumber pada Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
d. Pembukaan UUD 1945 mengandung cita – cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.

3. Pembukaan Memuat Pokok Kaidah Negara yang Fundamental


Seperti telah dibahas di depan bahwa UUD 1945 hasil amandemen keempat
terdiri atas bagian Pembukaan dan pasal – pasal.Pembukaan memiliki kedudukan
lebih tinggi dari pada pasal – pasal. Hal ini karena Pembukaan UUD 1945 merupakan
pokok kaidah negara yang fundamental bagi Indonesia. Sebagai pokok kaidah negara
yang fundamental, Pembukaan telah memenuhi persyaratan berikut.
a. Berdasarkan sejarah terjadinya, bahwa Pembukaan ditentukan oleh pembentuk
negara, PPKI yang menetapkan UUD 1945 telah mewakili bangsa Indonesia.
b. Berdasarkan isinya, bahwa Pembukaan memuat asas falsafah negara
(Pancasila), asas politik negara (kedaulatan rakyat), dan tujuan negara.
Pokok kaidah negara yang fundamental ini mempunyai hakikat dan
kedudukan yang tepat,kuat dan tidak berubah bagi negara yang telah dibentuk. Pokok
kaidah fundamental yang terdapat dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 antara lain, yaitu sebagai berikut.
a. Pokok – pokok pikiran yang diciptakan dan diwujudkan dalam pasal – pasal
UUD
b. Pengakuan kemerdekaan hak segala bangsa.
c. Cita – cita nasional
d. Pernyataan kemerdekaan
e. Tujuan negara
f. Kedaulatan rakyat
g. Dasar Negara Pancasila
4. Nilai Universal dan Lestari pada Pembukaan UUD 1945.
Nilai – nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah nilai – nilai yang universal dan lestari.
a. Universal, arti Pembukaan UUD 1945 memiliki nilai – nilai yang dijunjung
tinggi oleh bangsa – bangsa di dunia dan penghargaan terhadap hak asasi
manusia.
b. Lestari, artinya Pembukaan UUD 1945 mampu menampung dinamika
masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa. Oleh
karenanya, Pembukaan UUD memberikan landasan dalam pergerakan
perjuangan kemerdekaan dan selama pembangunan bangsa Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 akan mampu menampung dinamika dan permasalahan
kebangsaan selama bangsa Indonesia mampu menjiwai dan memegang teguh
Pancasila dan UUD 1945.
5. Makna Setiap Alinea Pembukaan UUD 1945.
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea. Setiap alinea mengandung
makna tertentu. Mari membahasnya satu persatu.
a. Alinea Pertama
Alinea pertama berbunyi: “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Alinea pertama menunjukkan keteguhan dan tekad bangsa Indonesia
untuk menegakkan kemerdekaan dan menentang penjajahan. Pernyataan ini tidak
hanya tekad bangsa untuk merdeka,tetapi juga berdiri di barisan paling depan untuk
menghapus penjajahan di muka bumi.
1) Alinea Pertama memuat dalil objektif, yaitu bahwa penjajahan di atas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan. Penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan karena
memandang manusia tidak memiliki derajat yang sama. Penjajah juga tidak
sesuai perikeadilan karena penjajahan memperlakukan manusia secara
diskriminatif. Manusia diperlakukan secara tidak adil, seperti perampasan
kekayaan alam, penyiksaan, pemaksaan untuk kerja rodi, perbedaan hak dan
kewajiban. Dan kemerdekaan merupakan hak asasi semua bangsa di dunia.
Dalil ini menjadi alasan bangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh dan
mempertahankan kemerdekaan.
2) Alinea pertama juga mengandung dalil subjektif, yaitu aspirasi bangsa
Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bangsa Indonesia telah
berjuang selama ratusan tahun untuk memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia. Perjuangan ini didorong oleh penderitaan rakyat Indonesia selama
penjajahan dan kesadaran akan hak sebagai bangsa untuk merdeka. Perjuangan
juga di dorong keinginan supaya berkehidupan yang bebas,maka rakyat
Indonesia menyatakan kemerdekaan Indonesia.
b. Alinea Kedua
Alinea kedua berbunyi: “Dan perjuangan kemerdekaan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentosa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan
makmur”.
Kalimat tersebut menunjukkan kebanggaan dan penghargaaan atas
perjuangan bangsa Indonesia selama merebut kemerdekaan. Ini berarti
kesadaran bahwa kemerdekaan dan keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan
dari keadaan sebelumnya. Kemerdekaan yang diraih merupakan perjuangan
para pendahulu bangsa Indonesia. Mereka telah berjuang dengan
mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan bangsa dan negara.
Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa
Indonesia.
1) Bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang
menentukan.
2) Bahwa momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan.
3) Kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.
Kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan bangsa. Kemerdekaan
yang diraih harus mampu mengantarkan rakyat Indonesia manuju cita – cita
nasional, yaitu negara yang merdeka, bersatu,berdaulat adil dan makmur.
1) Merdeka berarti negara yang terbebas dari penjajahan bangsa lain.
2) Bersatu, berarti menghendaki bangsa Indonesia bersatu dalam negara
kesatuan, bukan bangsa yang terpisah – pisah secara geografis
maupun sosial.
3) Berdaulat, mengandung makna sebagai negara, Indonesia sederajat
dengan negara lain, yang bebas menentukan arah dan kebijakan
bangsa,tanpa campur tangan negara lain.
4) Adil, mengandung makna bahwa negara Indonesia menegakkan
keadilan bagi warga negaranya.
5) Makmur, berarti menghendaki negara mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan bagi warga negaranya.
c. Alinea Ketiga
Alinea ketiga berbunyi: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas,maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya”.
Kalimat ini merupakan perwujudan sikap dan keyakinan bangsa Indonesia
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Melalui alinea ini, bangsa Indonesia menyadari
bahwa tanpa rahmat Tuhan Yang Mahakuasa,bangsa Indonesia tidak akan merdeka.
Kemerdekaan yang dicapai tidak semata – mata hasil jerih payah perjuangan bangsa
Indonesia,tetapi juga atas kuasa Tuhan Yang Maha Esa.
Alinea ketiga juga memuat motivasi riil dan material, yaitu niat atau keinginan
luhur bangsa supaya berkehidupan yang bebas. Kemerdekaan merupakan keinginan
dan tekad seluruh bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang bebas merdeka. Bebas
dari segala bentuk penjajahan, bebas dari penindasan, bebas menentukan nasib
sendiri. Keinginan yang luhur ini menjadi pendorong bangsa Indonesia untuk terus
berjuang melawan penjajahan dan meraih kemerdekaan.
Banyak peristiwa sejarah dalam perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajah, memperoleh kemenangan walaupun dengan segala keterbatasan
senjata,organisasi,dan sumber daya manusia. Hal ini menunjukkan bahwa tekad yang
kuat dan keyakinan pada kekuasaan Tuhan dapat menjadi faktor pendorong dan
penentu keberhasilan sesuatu. Dengan demikian, alinea ketiga mempertegas
pengakuan dan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang terdiri atas jasmani dan rohani. Manusia
bukanlah mesin yang tidak memiliki jiwa. Berbeda dengan pandangan yang
beranggapan bahwa manusia hanya bersifat fisik belaka. Ini menegaskan prinsip
keseimbangan dalam kehidupan secara material dan spirirtual,kehidupan dunia dan
akhirat,jasmani dan rohani.
d. Alinea Keempat
Alinea keempat berbunyi “kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang – undang Dasar Negara Indonesia,
yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab,Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 memuat prinsip – prinsip negara
Indonesia,yaitu sebagai berikut.
1) Tujuan Negara,yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia,memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan
kehidupan bangsa,dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi,dan keadilan sosial. Keempat tujuan negara
tersebut merupakan arah perjuangan bangsa Indonesia setelah merdeka.
Kemerdekaan yang telah dicapai harus diisi dengan pembangunan di segala
bidang untuk mewujudkan tujuan negara. Sehingga secara bertahap terwujud
cita – cita nasional,yaitu negara yang merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan
makmur.
2) Ketentuan diadakannya Undang – Undang Dasar, yaitu menghendaki
diadakannya UUD dalam hal ini adalah batang tubuh atau pasal – pasal.
Kehendak ini menegaskan prinsip Indonesia sebagai negara hukum.
Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan konstitusi atau peraturan
perundang-undangan, tidak atas dasar kekuasaan belaka. Segala sesuatu harus
berdasarkan hukum yang berlaku. Setiap warga negara wajib menaati hukum
yang berlaku.
3) Bentuk Negara, yaitu bentuk republik yang berkedaulatan rakyat. Republik
merupakan bentuk pemerintahan di mana pemerintah dipilih oleh rakyat.
Berbeda dengan bentuk kerajaan di mana pemerintah sebagian bersifat turun-
temurun. Bentuk ini sejalan dengan kedaulatan rakyat yang bermakna
kekuasaan tertinggi dalam negara dipegang oleh rakyat. Rakyat yang memiliki
kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan,baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan rakyat.
4) Dasar Negara Pancasila,Tercantum dalam kalimat yaitu “...dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan Yang Adil dan
Beradab,Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,serta dengan mewujudkan
suatu keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia”.
Untuk menjamin terwujudnya visi yang telah ditetapkan, Pembukaan UUD 1945
mengamanatkan kepada Pemerintah untuk melaksanakan tiga tugas pokok.
Pertama,melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Kedua,memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketiga,
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
Amanat untuk memajukan kesejahteraan umum mempunyai makna untuk memajukan
kesejahteraan bagi rakyat secara keseluruhan, bukan hanya kesejahteraan orang per orang.
Oleh karena itu perlu disusun suatu sistem yang dapat menjamin terselenggaranya keadilan
sosial. Dan kesejahteraan yang harus diciptakan bukan hanya sekedar kesejahteraan
ekonomi,bukan sekedar kesejahteraan material,melainkan kesejahteraan lahir dan
batin,kesejahteraan material dan spiritual. Artinya kesejahteraan material itu harus
terselenggara dalam masyarakat yang saling menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban masing – masing, masyarakat yang bebas dari rasa takut,masyarakat yang hidup
dalam kesederajatan dan kebersamaan,masyarakat yang bergotong-royong. Masyarakat
adil,makmur dan beradab.
Dari uraian di depan, dapat dirangkum makna setiap alinea dalam Pembukaan UUD 1945
sebagai berikut.
Alinea Bunyi Alinea Makna
I Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak  Pengakuan terhadap prinsip
segala bangsa dan oleh sebab itu,maka universal yang berupa hak
penjajahan di atas dunia harus kemerdekaan sebagai hak asasi
dihapuskan,karena tidak sesuai dengan peri setiap bangsa yang harus dijunjung
kemanusiaan dan peri keadilan. tingi.
 Menunjukkan keteguhan dan
kuatnya pendirian bangssa
Indonesia dalam menentang
penjajahan karena bertentangan
dengan perikemanusiaan dan rasa
keadilan.
II Dan perjuangan pergerakan,kemerdekaan  Pengakuan dan penghargaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang objektif bahwa kemerdekaan
berbahagia dengan selamat sentosa Indonesia adalah hasil perjuangan
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu dan pergerakan bersama seluruh
gerbang Kemerdekaan Negara Indonesia yang bangsa Indonesia.
merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan makmur.  Pengakuan akan kesadaran bahwa
kemerdekaan Negara Indonesia
bukanlah akhir perjuangan
melainkan merupakan pintu masuk
bagi terwujudnya Negara Indonesia
yang
merdeka,bersatu,berdaulat,adil dan
makmur.
III Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa  Pengakuan yang didasarkan atas
dan dengan didorong oleh keinginan keyakinan yang kuat bahwa pada
luhur,supaya berkehidupan kebangsaan yang hakikatnya kemerdekaan Negara
bebas,maka rakyat Indonesia menyatakan Indonesia adalah
dengan ini kemerdekaannya. takdir,kehendak,rahmat dan
sekaligus amanat Tuhan Yang
Maha Kuasa yang harus dijaga dan
dipertahankan.
 Kesadaran bahwa di samping
takdir,kehendak,dan rahmat Tuhan
Yang Maha Kuasa,Kemerdekaan
Negara Indonesia juga merupakan
cita – cita luhur yang telah sejak
lama diperjuangkan.
IV Kemudian dari pada itu untuk membentuk  Tujuan negara yang harus menjadi
suatu Pemerintah Negara Indonesia yang acuan bagi penyelenggaraan
melindungi segenap bangsa Indonesia dan pemerintahan,yaitu melindungi
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk segenap bangsa Indonesia dan
memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan seluruh tumpah darah Indonesia
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan dan untuk memajukan
ketertiban dunia yang berdasarkan kesejahteraan umum mencerdaskan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan kehidupan bangsa dan ikut
sosial,maka disusunlah Kemerdekaan melaksanakan ketertiban dunia
Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang yang berdasar
– undang Dasar Negara Indonesia,yang kemerdekaan,perdamaian abadi dan
terbentuk dalam suatu susunan Negara keadilan sosial.
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat  Negara konstitusional,yaitu negara
dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang yang berdasarkan undang – undang
Maha Esa,Kemanusiaan Yang Adil dan dasar.
Beradab,Persatuan Indonesia dan Kerakyatan  Negara kedaulatan rakyat
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan  Dasar negara, yaitu :
dalam Permusyawaratan/Perwakilan,serta - Ketuhanan Yang Maha Esa
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi - Kemanusiaan yang adil dan
seluruh rakyat Indonesia”. beradab,
- Persatuan Indonesia
- Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/Perwakilan
- Keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
Lazim disebut dengan Pancasila.

6. Pokok – Pokok Pikiran Pembukaan UUD 1945


Istilah “pokok-pokok pikiran” Pembukaan UUD 1945 pertama kali tertuang
dalam penjelasan Umum UUD 1945 yang menyebutkan bahwa Pembukaan UUD
1945 mengandung 4 (eempat) pokok pikiran,yaitu sebagai berikut.
a. Pokok Pikiran Pertama : Persatuan
Mengandung makna Negara persatuan yang melindungi segenap bangsa dan
Negara mengatasi segala paham golongan atau perorangan. Mengutamakan
kepentingan golongan atau perorangan.
b. Pokok Pikiran Kedua : Keadilan Sosial
Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia,didasarkan pada kesadaran hak dan kewajiban yang sama untuk
menciptakan keadilan sosial dalam masyarakat.
c. Pokok Pikiran Ketiga : Kedaulatan Rakyat
Negara yang berkedaulatan rakyat berdasar atas kerakyatan dan
permusyawaratan / perwakilan. Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
d. Pokok Pikiran Keempat : Ketuhanan dan Kemanusiaan
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar Kemanusiaan
yang adil dan beradab sehingga kita harus taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
B. Kedudukan Dan Fungsi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
1. UUD 1945 sebagai Konstitusi Tertulis
Latar belakang pembuatan UUD bagi negara yang satu berbeda dengan negara
yang lain. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain, sejarah yang
dialami oleh bangsa yang bersangkutan, cara memperoleh kemerdekaan bangsanya,
situasi dan kondisi pada saat menjelang kemerdekaan bangsanya, dan lain sebagainya.
Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan
konstitusi negara Indonesia. Apa yang dimaksud dengan konstitusi? Adakah
hubungan antara undang – undang dasar dengan Konstitusi? Mari membahasnya.
a. Pengertian Konstitusi
Kalian mungkin pernah mendengar istilah konstitusi. Konstitusi
menurut beberapa ahli memiliki arti yang lebih luas dari pada Undang –
undang Dasar (UUD). UUD hanya sebagian dari konstitusi, yaitu konstitusi
tertulis.
1) Pengertian secara luas,konstitusi adalah keseluruhan peraturan negara
baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Dalam pengertian ini,
konstitusi memiliki arti lebih luas dari pada undang – undang dasar. Ini
karena undang – undang dasar hanya meliputi konstitusi tertulis,belum
mencakup konstitusi tidak tertulis. Konstitusi yang tidak tertulis
dinamakan konvensi.
2) Pengertian secara sempit, konstitusi adalah keseluruhan peraturan
negara yang bersifat tertulis. Dalam pengertian ini, konstitusi adalah
hukum dasar tertulis yang biasanya disebut Undang – Undang Dasar
(UUD).
Konstitusi juga dapat diartikan sebagai hukum dasar yang dijadikan
pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. Konstitusi terdiri atas
konstitusi tertulis (UUD) dan tidak tertulis (Konvensi). Setiap negara memiliki
konstitusi tertulis dan tidak tertulis, kecuali inggris dan Kanada yang tidak
memiliki konstitusi tertulis.
b. Sifat – Sifat Konstitusi
1) Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis
Suatu konstitusi disebut tertulis apabila konstitusi itu tertulis
dalam satu naskah yang telah disahkan oleh lembaga legislatif. Adapun
konstitusi tidak tertulis,yaitu konstitusi yang tidak tertulis dalam satu
naskah. Misalnya, di Inggris konstitusinya dikatakan tidak tertulis
karena tidak ditulis dalam satu naskah.
2) Konstitusi Fleksibel dan Rigib
Jika dilihat dari cara mengubahnya, suatu konstitusi dikatakan
bersifat fleksibel (luwes) jika cara mengubahnya tidak sulit atau tidak
memerlukan cara – cara yang istimewa. Tetapi jika cara mengubah
UUD itu memerlukan cara yang tidak mudah,UUD tersebut dapat
dikatakan rigid (kaku).
Adapun jika dilihat dari mudah tidaknya mengikuti
perkembangan zaman,suatu konstitusi dikatakan fleksibel apabila
konstitusi tersebut dapat mengikuti perkembangan zaman. Sebaliknya,
suatu konstitusi dikatakan rigid apabila tidak dapat mengikuti
perkembangan zaman. Konstitusi atau UUD yang mudah diubah dan
mampu mengikuti perkembangan zaman biasanya hanya memuat
aturan – aturan pokok, hanya memuat garis – garis besar sebagai
instruksi kepada pemerintah pusat dan penyelenggara negara lainnya
untuk menyelenggarakan kehidupan bernegara. Konstitusi yang
memuat aturan – aturan pokok saja menyerahkan aturan – aturan yang
menyelenggarakan aturan pokok itu kepada undang – undang yang
lebih mudah caranya membuat,mengubah dan mencabut.
Negara Indonesia sangatlah beruntung karena sejak tanggal 18
Agustus 1945 sudah memiliki Undang – Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang
digunakan untuk mengatur jalannya pemerintahan negara. UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan norma hukum
tertinggi dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia, yang
dijadikan dasar untk penyusunan peraturan Perundang-undangan.
Motivasi adanya UUD Negara Republik Indonesia, yang
sekarang lebih dikenal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
adalah adanya kehendak para pembentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, tepatnya pada
tanggal 18 Agustus 1945. Hal ini dimaksudkan agar terjamin
penyelenggaraan ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia
secara pasti (adanya kepastian hukum), sehingga stabilitas nasional
dapat terwujud. Terwujudnya ketatanegaraan yang pasti dan stabilitas
nasional memberi makna bahwa sistem politik tertentu dapat
dipertahankan.
UUD 1945 berkedudukan sebagai sumber hukum dan
merupakan hukum dasar yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam
kedudukannya sebagai sumber hukum yang tertinggi,setiap peraturan
perundang – undangan dibawah UUD 1945 harus berlandaskan dan
bersumber pada UUD 1945.
2. Periodisasi UUD 1945
a. UUD 1945 periode pertama berlaku tanggal 18 Agustus 1945 – 27 Desember
1949, UUD 1945 merupakan konstitusi pertama yang berlaku di Indonesia.
b. UUD RIS berlaku tanggal 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950
menggantikan UUD 1945 periode pertama.
c. UUDS 1950 berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959
menggantikan UUD RIS yang tidak sejalan dengan keinginan pendiri bangsa
dan semangat Proklamasi.
d. UUD 1945 hasil Dekrit Presiden 5 juli 1959 berlaku tanggal 5 juli 1959
hingga 19 oktober 1999. UUD ini merupakan konstitusi yang menggantikan
UUDS 1950. Dengan dikeluarkannya dekrit Presiden,maka UUDS dinyatakan
tidak berlaku dan kembali ke UUD 1945. Dalam periode ini lahirlah Orde
Lama di bawah kepemimpinan Presiden Sukarno dan Orde Baru di bawah
kepemimpinan Presiden Suharto. Orde baru dimulai tahun 1966 hingga tahun
1998 atau selama 32 tahu.
e. UUD 1945 hasil amandemen (perubahan) merupakan konstitusi yang berlaku
setelah UUD hasil Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Amandemen UUD 1945
dilakukan pada masa reformasi.
3. Sistematika UUD 1945
Sistematika UUD 1945 sebelum perubahan (amandemen) terdiri atas
Pembukaan Batang Tubuh (pasal – pasal), dan Penjelasan. Adapun setelah perubahan
(amandemen) terdiri atas Pembukaan dan Pasal – pasal. Lebih jelasnya tentang
sistematika UUD 1945 sekarang adalah sebagai berikut.
a. Pembukaan (terdiri dari atas 4 alinea)
b. Pasal – pasal :
 Sebelum diubah 16 bab, setelah diubah menjadi 21 bab.
 Sebelum diubah terdiri atas 37 pasal,setelah diubah menjadi 73 pasal.
 Sebelum diubah terdiri atas 49 ayat, setelah diubah menjadi 170 ayat.
 Sebelum diubah terdiri atas 4 pasal Aturan Peralihan,setelah diubah menjadi 3
pasal Aturan Peralihan
 2 ayat Aturan Tambahan berubah menjadi 2 pasal aturan tambahan.
4. Sifat – Sifat UUD 1945
Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memiliki sifat
sebagai berikut.
a. UUD 1945 bersifat tertulis,rumusannya jelas,merupakan suatu hukum yang
mengikat pemerintah sebagai penyelenggara negara,maupun mengikat bagi
setiap warga negara.
b. UUD 1945 bersifat singkat dan supel,memuat aturan – aturan, yaitu memuat
aturan – aturan pokok yang setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan
perkembangan zaman,serta memuat HAM.
c. UUD 1945 memuat norma-norma,aturan – aturan serta ketentuan – ketentuan
yang dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional.
d. UUD 1945 sebagai peraturan hukum positif yang tertinggi dan sebagai alat
kontrol terhadap peraturan perundang – undangan yang lebih rendah dalam
hierarki tertib hukum Indonesia.
5. Fungsi UUD 1945
Undang – Undang Dasar bukanlah hukum biasa,melainkan hukum dasar,yaitu
hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar,UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 merupakan sumber hukum tertulis. Dengan demikian setiap produk
hukum seperti undang – undang (UU), peraturan pemerintah (PP), peraturan presiden
(Perpres), bahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan
dan bersumber pada peraturan yang lebih tinggi. Oleh karena itu,semua peraturan
perundang – undangan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan UUD 1945, dan muaranya adalah Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara.
Berdasarkan kedudukannya, UUD 1945 memiliki fungsi sebagai berikut :
a. UUD 1945 sebagai alat kontrol atau papan uji bagi peraturan perundang –
undangan di bawahnya. Jika ketentuan dalam peraturan perundang – undangan
lain bertentangan dengan UUD 1945 maka peraturan perundang – undangan
dapat dibatalkan. Lembaga yang bertugas menguji peraturan perundang –
undangan tersebut adalah Mahkamah Konstitusi.
b. UUD 1945 sebagai pengatur dalam penyusunan,pembagian,dan pelaksanaan
kekuasaan negara.
c. UUD 1945 sebagai penentu hak dan kewajiban negara, aparat negara, dan
warga negara.
C. Peraturan Perundang – Undangan Dalam Sistem Hukum Nasional
Dalam suatu negara dibutuhkan sistem yang mampu,mengatur kehidupan,menjamin
hak dan mengharuskan terlaksananya kewajiban. Sistem tersebut dinamakan sistem hukum.
UUD 1945 dan peraturan perundang – undangan lainnya merupakan bagian dari sistem
hukum di Indonesia. Mari membahasnya.
1. Hukum Positif Di Indonesia
Hukum positif dapat diartikan sebagai keseluruhan peraturan perundang-
undangan yang sedang berlaku di Indonesia. Pembentukan peraturan peraturan perundang
undangan diatur dalam Undang – undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang – undangan. Peraturan perundang undangan berdasarkan ketentuan
dalam Undang – undang tersebut adalah sebagai berikut.
a. Undang – undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratn Rakyat (Tap MPR)
c. Undang – Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – undang (Perppu)
d. Peraturan Pemerintah (PP)
e. Peraturan Presiden (Perpres)
f. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
g. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten / Kota.
2. Kedudukan Peraturan Perundang-Undangan di Bawah UUD 1945
Dari berbagai hukum positif di Indonesia,UUD 1945 memiliki kedudukkan
paling tinggi atau berkedudukan sebagai aturan hukum tertinggi. Akibatnya,seluruh peraturan
perundang – undangan yang ada dibawahnya tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945.
Semua peraturan perundang – undangan yang dibuat di Indonesia harus berpedoman pada
UUD 1945. Jika dalam ketentuan peraturan perundang – undangan yang dibuat di Indonesia
harus berpedoman pada UUD 1945. Jika dalam ketentuan peraturan perundang – undangan
disinyalir bertentangan dengan UUD 1945, maka dapat dilakukan pengujian oleh Mahkamah
Konstitusi.
3. Arti Penting Peraturan Perundang – Undangan di Bawah UUD 1945
Sebagai warga negara Indonesia, kita patuh pada ketentuan yang terdapat
dalam peraturan perundang – undangan. Kepatuhan warga negara terhadap peraturan
perundang undangan akan mengarahkan kita pada kehidupan yang tertib dan teratur.
Ketertiban dan keteraturan dalam kehidupan bernegara akan mempermudah kita mencapai
masyarakat yang sejahtera. Sebaliknya,jika peraturan perundang – undangan tidak dipatuhi,
kehidupan bernegara kita mengarah pada ketidakharmonisan.
Dengan demikian,peraturan perundang – undangan memiliki arti penting sebagai berikut.
a. Memberikan kepastian hukum bagi warga negara.
b. Memberikan rasa keadilan bagi seluruh rakyat.
c. Melindungi dan mengayomi hak – hak warga negara secara hukum.
d. Menciptakan kehidupan yang tertib,aman,ketenteraman dalam masyarakat.
D. Melaksanakan Dan Mempertahankan UUD Tahum 1945
UUD 1945 dapat digolongkan sebagai konstitusi yang dapat diubah. Sejak
tahun 1999,MPR telah melakukan perubahan (amandemen) terhadap UUD 1945 sebanyak 4
kali. Tujuan amandemen UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat,HAM,pembagian kekuasaan,eksistensi negara demokrasi
dan negara hukum,serta hal – hal lain yang sesuai perkembangan aspirasi dan kebutuhan
bangsa. Dalam melakukan perubahan UUD 1945, ada kesepakatan dasar yang terdiri atas
lima butir, yaitu sebagai berikut.
1. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945
2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
3. Mempertegas sistem pemerintahan presidensial.
4. Penjelasan UUD 1945 yang memuat hal – hal normatif dimasukkan ke dalam pasal –
pasal (batang tubuh).
5. Melakukan perubahan dengan cara adendum. Adendum artinya menambah pasal
perubahan tanpa menghilangkan pasal sebelumnya. Tujuannya untuk kepentingan
bukti sejarah.
Kita harus melaksanakan dan mempertahankan UUD 1945. Melaksanakan UUD 1945
berarti melaksanakan pasal – pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara. Setiap lembaga negara,
lembaga masyarakat, dan setiap warga negara wajib melaksanakan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Bentuk partisipasi yang dapat dilakukan warga
negara dalam melaksanakan dan mempertahankan UUD 1945, antara lain sebagai
berikut
1. Partisipasi positif, artinya warga negara meminta agar negara mengusahakan sesuatu
menjadi haknya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan.
2. Partisipasi negatif, artinya warga negara berhak untuk menolak atau tidak ingin
dicampuri oleh negara terutama menyangkut hak – hak pribadi misalnya dalam
memilih agama,memilih pekerjaan, dan menentukan pasangan hidupnya.
3. Partisipasi aktif, artinya partisipasi warga negara untuk aktif dalam menentukan
kebijakan publik,baik langsung maupun tidak langsung. Misalnya ikut dalam partai
politik,aktif dalam kegiatan pemilu,dan menduduki jabatan pemerintahan.
4. Partisipasi aktif, merupakan kepatuhan warga negara kepada ppemerintah dan
peraturan yang berlaku. Misalnya kepatuhan membayar pajak dan tidak main hakim
sendiri.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)


LKPD I

Kamu tentu sering mendengar pembacaan atau bahkan membaca sendiri teks
Pembukaan Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945? Teks ini selalu
dibaca pada saat upacara bendera setiap hari senin, bukab?
Kegiatan Individu 1
Sebelum memulai pembahasan tentang kesadaran terhadap UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, coba baca dan cermati teks Pembukaan Undang – Undang
Dasar 1945 berikut. Selanjutnya,jawablah pertanyaan yang diberikan

UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945

PEMBUKAAN

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab
itu,maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan,karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa,menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka,bersatu,berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur,supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
Pertanyaan : yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial,maka
ketertiban dunia
1.disusunlah
Berapa banyak alinea
Kemerdekaan yang terdapat
Kebangsaan dalam
Indonesia Pembukaan
itu dalam Undang-Undang
suatu Undang Dasar
– undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945?
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan
yang adil dan beradab,Persatuan Indonesia, dan Keraakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan,serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia.
2. Pada alinea ke berapakah tercantum dasar negara Pancasila? Tumjukkanlah
3. Pada alinea keempat dicantumkan tujuan negara Indonesia. Tulislah tujuan
negara tersebut.
LKPD II
Kalimat pertama teks Proklamasi adalah saran Ahmad Soebardjo yang diambil
dari rumusan BPUPKI dan kalimat terakhir disarankan oleh Mohammad
Hatta.Ir. Soekarno menulis teks naskah Proklamasi Klad (tulisan tangan).
Selanjutnya,Muhammad Ibnu Sayuti Melik mengetik teks naskah proklamasi
yang telah mengalami perubahan,yang dikenal dengan sebutan naskah
Proklamasi Autentik. Perhatikan gambar berikut.

Tugas :
1. Cermati Teks Naskah Proklamasi Klad dan Naskah Proklamasi Autentik di
atas, kemudian temukan dan tulis perbedaannya.
2. Bandingkan kalimat – kalimat dan Pembukaan UUD 1945 tersebut dengan
kalimat – kalimat yang terdapat teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di
atas. Kalimat dalam alinea berapakah yang memiliki kesamaan dengan kalimat
pada teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Bagaimana bunyi kalimat
tersebut?

LKPD III
Pak Rizal adalah seorang polisi. Ia menegakkan hukum dan kedisiplinan di
lingkungan kerjanya maupun di masyarakat. Hal tersebut ia lakukan untuk
menjalankan tugasnya sebagaimana diamanatkan UUD 1945 tentang
kewajiban warga negara menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan (sesuai
pasal 27 ayat 1 UUD 1945).
Menurutmu, apakah kepatuhan Pak Rizal terhadap tugas yang
diembannya merupakan salah satu bentuk mengamalkan UUD 1945?
Jelaskan alasanmu di depan teman sekelas dengan santun dan percaya
diri.
BAB III
MEMAKNAI PERATURAN PERUNDANG – UNDANGAN

Kompetensi Dasar 3.3


Memahami tata urutan peraturan Perundang – Undangan Dalam Sistem Hukum
Nasional di Indonesia.
Indikator
1. Menguraikan Tata Urutan Peraturan Perundang – Undangan di Indonesia
2. Menjelaskan Proses Pembuatan Peraturan Perundang – Undangan di Indonesia
Berdasarkan UUD NRI Tahun 1945
3. Memberikan Contoh Sikap Sesuai Dengan Peraturan Perundang – undangan

A. Makna Tata Urutan Peraturan Perundang – Undangan Di Indonesia


1. Pengertian Peraturan Perundang – Undangan Nasional
Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 menegaskan bahwa bangsa Indonesia adalah negara
yang berdasarkan hukum, artinya segala kehidupan berbangsa dan bernegara harus
didasarkan pada hukum yang berlaku. Sebagai negara hukum,segala aspek kehidupan
dalam bidang kemasyarakatan,kebangsaan,dan kenegaraan termasuk pemerintahan
harus berdasarkan atas hukum yang sesuai dengan sistem hukum nasional. Sistem
hukum nasional yang berlaku di Indonesia harus berdasarkan Pancasila dan Undang –
Undang Dasar 1945. Untuk mewujudkan sistem hukum nasional,dibuatlah peraturan
perundang – undangan.
Menurut undang – undang Nomor 12 Tahun 2011,peraturan perundang –
undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara
umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang
berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang – undangan.
Berdasarkan pengertian ini,terdapat 5 (lima) unsur yang membentuk peraturan
perundang – undangan, yaitu sebagai berikut.
a. Peraturan Tertulis
b. Memuat Norma Hukum
c. Mengikat Umum,
d. Dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat berwenang.
e. Melalui prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang – undangan.
Adapun arti penting atau tujuan dibuat peraturan perundang – undangan
nasional telah disinggung pada bab sebelumnya,yaitu sebagai berikut.
a. Memberikan kepastian hukum
b. Melindungi dan mengayomi hak – hak warga negara
c. Memberikan rasa keadilan
d. Menciptakan ketertiban,keamanan,dan kenyamanan bagi warga negara.
2. Tata Urutan Peraturan Perundang – Undangan di Indonesia
Di Indonesia terdapat berbagai perturan perundang – undangan. Tata urutan
peraturan perundang – undangan di Indonesia diatur dalam Undang – Undang Nomor
12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan. Tata urutan
peraturan perundang – undangan mengandung makna bahwa peraturan perundang –
undangan yang berlaku memiliki tingkatan kedudukan.
Jadi,peraturan perundang – undangan Indonesia memiliki hierarki atau urutan
tingkatan. Peraturan perundangan di atas memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada
yang dibawah. Berikut ini hierarki atau urutan tingkatan atau tata urutan peraturan
perundang – undangan berdasarkan pasal 7 Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011
adalah sebagai berikut.
a. Undang – undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945)
b. Ketetapan MPR (Tap MPR)
c. Undang – Undang (UU) / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
(Perppu)
d. Peraturan Pemerintah (PP)
e. Peraturan Presiden (Perpres)
f. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi.
g. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota.
3. Materi Muatan Peraturan Perundang – Undangan
a. UUD 1945
UUD 1945 dirumuskan oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) dan disahkan sebagai Konstitusi Indonesia oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada 18 Agustus 1945. Hingga saat
ini,UUD 1945 telah mengalami empat kali amandemen. Hasil amandemen UUD 1945
ditetapkan oleh majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar yang
tertulis (Konstitusi) yang merupakan peraturan negara tertinggi dalam tata urutan
Peraturan Perundang – Undangan nasional. Dengan demikian,semua peraturan
perundang – undangan lainnya harus bersumber sesuai,selaras,serta tidak boleh
bertentangan dengan UUD 1945. Materi muatan UUD 1945 meliputi jaminan hak
asasi manusia (HAM), prinsip – prinsip dasar negara,tujuan negara,dan sebagainya.
b. Ketetapan MPR (Tap MPR)
Kedudukan ketetapan MPR yaitu berdasarkan Undang – undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan adalah sebagai
produk peraturan perundang – undangan yang berada di bawah Undang – Undang
Dasar dan berada satu tingkat di atas Undang – Undang. Penempatan Ketetapan MPR
tersebut di bawah Undang Undang Dasar dan di atas Undang Undang hanya bertujuan
untuk memberikan pengakuan dan status hukum terhadap ketetapan MPR yang masih
berlaku,karena menurut Undang Undang Dasar setelah perubahan MPR tidak lagi
memiliki kewenangan untuk mengeluarkan Ketetapan yang sifatnya mengatur keluar
dan hanya bisa mengeluarkan ketetapan yang sifatnya penetapan.
c. Undang – Undang (UU)
Undang – Undang adalah peraturan perundang – undangan yang dibentuk oleh
Dewan Perwakilan Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Materi muatan yang
harus diatur dengan undang – undang berisi:
1) Pengauran lebih lanjut mengenai ketentuan UUD 1945
2) Perintah suatu Undang – Undang untuk diatur dengan Undang – Undang
3) Pengesahan perjanjian internasional tertentu
4) Tindak lanjut atas putusan Mahkamah Konstitusi dan/atau
5) Pemenuhan kebutuhan hukum dalam masyarakat
d. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang (Perppu)
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang adalah Peraturan
Perundang – Undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan
yang memaksa. Perppu mempunyai kedudukan setingkat dengan Undang – undang,
meskipun pembuatannya dilakukan oleh presiden sendiri tanpa persetujuan DPR.
Namun pada akhirnya, Perppu harus mendapatkan persetujuan DPR dalam masa
persidangan berikutnya. Jika tidak disetujui, Perppu tersebut harus dicabut.
Sebaliknya,jika Perppu mendapat persetujuan DPR,Perppu ditetapkan menjadi
Undang – Undang. Materi muatlah peraturan pemerintah pengganti Undang – Undang
sama dengan Undang – Undang.
e. Peraturan Pemerintah (PP)
Peraturan pemerintah adalah peraturan perundang undangan yang ditetapkan
oleh Presiden untuk menjalankan Undang – Undang sebagaimana mestinya. Peraturan
Pemerintah ditetapkan oleh presiden sebagai pelaksana kepala pemerintahan. Bentuk
maupun isi peraturan pemerintah tidak boleh bertentangan dengan Undang – Undang.
Materi muatan peraturan pemerintah berisi materi untuk menjalankan undang –
undang sebagaimana mestinya.
f. Peraturan Presiden (Perpres)
Peraturan Presiden adalah perturan perundang – undangan yang ditetapkan
oleh Presiden untuk menjalankan perintah peraturan perundang undangan yang lebih
tinggi atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan. Materi muatan
peraturan presiden berisi materi yang diperintahkan oleh Undang – Undang,materi
untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah,atau materi untuk melaksanakan
penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan. Dengan demikian, Peraturan Presiden
berfungsi untuk pengaturan lebih lanjut atau penjabaran dari Peraturan Pemerintah.
g. Peraturan Daerah (Perda) Provinsi
Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan Perundang – undangan yang
dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan
bersama Gubernur. Peraturan Daerah Provinsi berisi materi muatan dalam rangka
penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta menampung kondisi
khusus daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut peraturan perundang – undangan yang
lebih tinggi.
h. Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten / Kota
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang – Undangan
yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan
persetujuan bersama Bupati/Walikota. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota berisi materi
muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan serta
menampung kondisi khusuh daerah dan/atau penjabaran lebih lanjut peraturan
perundang undangan yang lebih tinggi. Peraturan Daerah dibentuk sesuai dengan
kebutuhan daerah yang bersangkutan sehingga peraturan daerah dapat berbeda – beda
antara satu daerah dan daerah yang lainnya.
Dalam pasal 6 Undang – undang Nomor 12 Tahun 2011, ditegaskan bahwa
materi muatan peraturan perundang undangan harus mencerminkan asas – asas
berikut.
a. Pengayoman, artinya materi muatan peraturan perundang – undangan harus
memberikan perlindungan dalam menciptakan ketenteraman masyarakat.
b. Kemanusiaan, artinya materi muatan peraturan perundang – undangan harus
mencerminkan perlindungan dan penghormatan HAM serta harkat dan
martabat setiap warga negara dan penduduk Indonesia secara Proporsional.
c. Kebangsaan, artinya materi muatan peraturan perundang-undangan harus
mencerminkan sifat dan watak bangsa Indonesia yang majemuk dengan tetap
menjaga prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
d. Kekeluargaan,artinya meteri muatan peraturan perundang undangan harus
mencerminkan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
e. Kenusantaraan, artinya materi muatan peraturan perundang – undangan
senantiasa memperhatikan kepentingan seluruh wilayah Indonesia.
f. Bhineka Tunggal Ika,artinya materi muatan peraturan perundang undangan
harus memperhatikan keragaman penduduk,agama,suku dan golongan ,kondisi
khusus daerah serta budaya.
g. Keadilan, artinya materi muatan peraturan perundang undangan harus
mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara.
h. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan, artinya materi muatan
peraturan perundang undangan tidak boleh memuat hal yang bersifat
membeda bedakan agama,suku,ras,golongan,gender,atau status sosial.
i. Ketertiban dan kepastian hukum, artinya materi muatan peraturan perundang
undangan harus dapat mewujudkan ketertiban dalam masyarakat melalui
jaminan kepastian hukum.
j. Keseimbangan,Keserasian,dan Keselarasan, antara kepentingan
individu,masyarakat,serta bangsa dan negara.
B. Proses Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan
1. Tahap-Tahap Penyusunan Peraturan Perundang – Undangan
Penyusunan peraturan perundang – undangan mencakup tahapan persiapan
dan perancangan,pembahasan,pengesahan,dan pengundangan atau pengumuman.
Mari membahas tahap-tahap ini.
a. Persiapan dan Perancangan
Suatu rancangan Undang – undang (RUU) atau Rancangan Peraturan
Daerah (Raperda) dari pemerintah disampaikan kepada DPR ataupun DPRD
untuk dibahas dalam sidang. Adapun jika RUU atau Raperda dari pihak
legislatif (DPR,DPRD, dan DPD), maka dibahas di panitia Ad
Hoc,dirumuskan menjadi RUU,kemudian dimasukan dalam agenda
pembahasan pihak legislatif.
b. Tahap Pembahasan atau Pembicaraan di DPR/DPRD
Suatu RUU yang diajukan ke DPR atau Raperda yang diajukan DPRD
akan dibahas dalam empat tahap pembicaraan, sebagai berikut.
1) Pertama,DPR/DPRD menyelenggarakan sidang pleno membahas RUU atau Raperda.
2) Kedua,pembahasan RUU atau Raperda oleh komisi atau fraksi di DPR/DPRD.
3) Ketiga,DPR/DPRD menerima aspirasi,pendapat,dan masukan dari masyarakat,para
pakar,dan ahli.
4) Keempat, sidang pleno untuk mengambil keputusan menerima atau menolak RUU
atau Raperda menjadi UU atau Perda. Jika RUU atau Raperda tidak mendapat
persetujuan dari DPR/DPRD tidak boleh dimajukan lagi dalam persidangan
DPR/DPRD masa itu.
c. TahapPenetapan dan atau Pengesahan
Setelah disetujui DPR, RUU disahkan presiden menjadi UU,lalu oleh menteri
sekretaris negara dicatat dalam Lembaran Negara tentang berlakunya UU tersebut.
Adapun untuk daerah,Raperda yang telah disahkan menjadi Perda oleh Kepala Daerah
dalam Lembaran Daerah.
d. Tahap Pengundangan atau Pengumuman.
Peraturan perundang – undangan perlu dipublikasikan agar diketahui umum
dan memperoleh kekuatan mengikat. Tempat pengundangan atau pengumuman
adalah Lembaran Negara,Tambahan Lembaran Negara. Berita Negara,Lembaran
Daerah dan Tambahan Lembaran Daerah.
2. Pihak – Pihak yang Terlibat dalam Penyusunan Peraturan Perundang –
Undangan
a. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan
bahwa Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) berwenang mengubah dan
menetapkan Undang – Undang Dasar. Hal ini menunjukkan bahwa pihak yang
berwenang dan terlibat dalam proses mengubah dan menetapkan Undang – Undang
Dasar adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat.
b. Presiden
Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan
wewenang Presiden dalam hal proses penyusunan peraturan perundang – undangan
sebagai berikut.
1) Mengajukan rancangan undang – undang
2) Menetapkan Peraturan Pemerintah
3) Bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui rancangan undang –
undang.
4) Mengesahkan rancangan undang – undang untuk menjadi undang – undang.
5) Membuat Peraturan Presiden.
c. Menteri
Keberadaan menteri – menteri negara sangat dibutuhkan oleh Presiden. Dalam
praktiknya,menteri – menteri inilah yang mengetahui seluk beluk atau terjun langsung
dibidang penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian, menteri mempunyai
pengaruh besar terhadap Presiden dalam menentukan kebijakan atau politik negara.
d. Lembaga Pemerintah Nondepartemen
Lembaga pemerintah nondepartemen mempunyai wewenang mengeluarkan
peraturan – peraturan pelaksana dari perundang – undangan yang lebih tinggi
derajatnya,yaitu pelaksanaan dari kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh Presiden.
e. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Undang – undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan
bahwa Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai beberapa wewenang sebagai berikut.
1) Memegang kekuasaaan membentuk undang – undang
2) Bersama presiden menyetujui rancangan undang – undang.
3) Mengajukan usul rancangan undang – undang.
f. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
Dewan Perwakilan Daerah mempunyai beberapa wewenang diantaranya
mengajukan Rancangan Undang – Undang (RUU) membahas Rancangan Undang –
undang dan mengawasi pelaksanaan undang – undang.
g. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Wewenang DPRD antara lain membentuk Peraturan Daerah yang dibahas
dengan Kepala Daerah untuk mendapatkan persetujuan bersama,membahas dan
menyetujui rancangan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan Belanja
Daerah (APBD) bersama dengan kepala daerah.
h. Pemerintah Daerah
1) Pemerintah Daerah Provinsi (Pemprov) yang terdiri atas Gubernur dan
Perangkat Daerah yang meliputi Sekretaris Daerah,Dinas Daerah dan
Lembaga Teknis Daerah.
2) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Pemkab/Pemkot), yang terdiri atas
Bupati/Walikota dan Perangkat Daerah yang meliputi Sekretaris Daerah,Dinas
Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan dan Kelurahan.
C. Menampilkan Sikap Sesuai Dengan Peraturan Perundang – Undangan
1. Indikator Kesadaran Hukum
Kepatuhan terhadap peraturan perundang – undangan nasional berkaitan
dengan terbentuknya kesadaran hukum setiap warga negara. Kesadaran hukum warga negara
dapat diukur dari beberapa indikator berikut:
a. Pengetahuan Hukum meliputi pengetahuan tentang perbuatan – perbuatan yang
dilarang hukum dan yang diperbolehkan oleh hukum.
b. Pemahaman terhadap kaidah hukum ditandai dengan menghayati isi hukum yang
berlaku seperti memahami tujuan hukum yang mewujudkan ketertiban dan keamanan
bersama.
c. Sikap terhadap norma – norma hukum yang ditunjukkan dalam bentuk penilaian
terhadap norma – norma hukum berupa nilai baik dan buruk terhadap kaidah – kaidah
(aturan- aturan) hukum.
d. Perilaku Hukum ditunjukkan dengan perbuatan menaati aturan – aturan hukum yang
berlaku dalam kehidupan masyarakat.
2. Sikap Patuh Terhadap Peraturan Perundang – Undangan
Kepatuhan kepada hukum merupakan cerminan kepribadian seseorang. Orang
yang taat hukum berarti memiliki kepribadian baik. Sebaliknya, yang tidak taat
hukum berarti kepribadiannya tidak baik. Perilaku menaati peraturan perundang –
undangan merupakan kewajiban setiap warga negara, tidak terkecuali para pelajar.
Ketaatan warga negara terhadap peraturan perundang – undangan nasional misalnya
dapat ditunjukkan dengan sikap – sikap berikut.
a. Membiasakan tertib berlalu lintas dalam rangka melaksanakan UU lalu lintas.
b. Membayar pajak sesuai ketentuan dalam rangka melaksanakan UU
Perpajakan.
c. Menggunakan hak pilih dalam rangka melaksanakan UU Pemilu.
d. Melaksanakan wajib belajar dalam rangka melaksanakan UU Sistem
Pendidikan.
3. Membiasakan Perilaku Tertib Berlalu-lintas
Peraturan dan rambu – rambu lalu lintas berlaku untuk semua pengguna jalan.
Tidak hanya pengguna jalan di jalan – jalan kota namun juga berlaku untuk pengguna
jalan di pedesaan bahkan di jalan raya yang tidak banyak kendaraan bermotor pun.
Peraturan lalu lintas diatur dalam Undang – Undang No.22 Tahun 2009.
Pengendara kendaraan bermotor tentunya harus memiliki Surat Izin Mengemudi
(SIM). Siswi SMP tidak dapat memiliki SIM karena untuk memiliki SIM,minimal
berusia 17 tahun.
Kamu pasti sering menyaksikan pelanggaran lalu lintas di jalan raya yang
dilakukan oleh pelajar. Pelanggaran berupa mengendarai kendaraan bermotor tanpa
memiliki SIM atau STNK,tidak memakai helm,dan sebagainya. Padahal dalam
undang – undang telah diatur ketentuan berikut.
a. Pengemudi harus membawa Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
b. Pengemudi harus memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan dibawa pada
waktu mengemudi.
c. Pengendara sepeda motor harus membawa STNK
d. Pengendara sepeda motor harus memiliki SIM dan dibawa pada waktu
mengendarai sepeda motor.
e. Pengemudi maupun pengendara sepeda motor harus memahami rambu –
rambu lalu lintas.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)
LKPD I
Baca Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang Undangan terutama pasal 1 – pasal 5.
Kalian dapat mendownloadnya dari Internet. Selanjutnya buatlah rangkuman
terkait peraturan perundang – undangan di Indonesia. Hal – hal yang perlu
kalian rangkum meliputi pengertian,lembaga yang berhak menetapkan serta
materi muatan peraturan perundang – undangan. Sajikan dalam bentuk tabel
seperti berikut.
No Peraturan Perundang Pengertian Lembaga yang Muatan Materi
Undangan Berhak menetapkan
1 UUD 1945

2 Tap MPR

3 UU/Perpu

4 PP

5 Perpres

6 Perda Provinsi

7 Perda Kabupaten/Kota

LKPD II
Perilaku membiasakan diri dalam menaati peraturan perundang undangan dapat dilakukan
dalam berbagai lingkungan,baik sekolah,masyarakat,maupun bangsa dan negara. Cobalah
kamu amati perwujudan ketaatan tersebut di lingkungan sekolahmu. Tulislah hasil
pengamatan kamu dalam tebel seperti berikut.
No Lingkungan Perwujudan Menaati Peraturan Perundang undangan
1 Keluarga

2 Sekolah

3 Masyarakat

4 Bangsa dan Negara

Anda mungkin juga menyukai