Anda di halaman 1dari 84

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PPKN

SMP Kelas VIII SEMESTER 1


Kompetensi Dasar :
1.2 Mendukung makna, kedudukan dan fungsi Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 sebagai bentuk sikap beriman dan bertakwa.
2.2 Mendukung makna, kedudukan dan fungsi Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, serta peraturan perundangan lainnya sesuai
dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
2.2 Menelaah makna, kedudukan dan fungsi Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, serta peraturan perundang-undangan lainnya
dalam sistem hukum nasional.
4.2 Menyajikan hasil telaah makna, kedudukan dan fungsi Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam penerapan kehidupan sehari-
hari.
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Simulasi Model Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:
Dr. Rahmat, M. Si.
Prof. Dr. Kokom Komalasari, M. Pd.
Dr. Iim Siti Masyitoh, M. Si.
Dr. Susan Fitriasari, M. Pd.
Dede Iswandi, S. Pd., M. Pd.
Nisrina Nurul Insani, M.Pd.

Disusun oleh :
Sidik Panji Pangestu NIM 1507548
Ikbal NIM 1604240
Pendidikan Kewarganegaraan 2016 B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Sekolah : SMP Negeri 1 Bandung
Mata Pelajaran : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)
Kelas/semester : VIII/1
Materi Pokok : Menumbuhkan Kesadaran terhadap UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
Alokasi Waktu : 4 x 40Menit ( 2x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,
gotong royong), santun, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak(menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuaidengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudutpandang/teori.

B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran


Table 1.1

No Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Pembelajaran

1. 1.2 Mendukung makna, 1.2.1Berpikir positif 1.2.1.1 Siswa mampu


kedudukan dan dalam memaknai berpikir positif
fungsi Undang- kedudukan Undang- terhadap
Undang Dasar Undang Dasar kedudukan UUD
Negara Republik Negara Republik Negara Republik
Indonesia tahun Indonesia Tahun Indonesia Tahun
1945 sebagai 1945 secara adil 1945.
bentuk sikap sebagai bentuk 1.2.1.2 Siswa mampu
beriman dan sikap beriman dan memaknai
bertakwa. bertakwa. kedudukan UUD
Negara Republik
Indonesia secara
adil sebagai
bentuk sikap
beriman dan
bertakwa.

1.2.2 Berpikir positif 1.2.2.1 Siswa mampu


dalam memaknai berpikir positif
fungsi Undang- terhadap fungsi
Undang Dasar UUD Negara
Negara Republik Republik
Indonesia Tahun Indonesia Tahun
1945 secara adil 1945.
sebagai bentuk 1.2.2.2 Siswa mampu
sikap beriman dan memaknai fungsi
bertakwa. UUD Negara
Republik
Indonesia secara
adil sebagai
bentuk sikap
beriman dan
bertakwa.
2. 2.2 Mendukung 2.2.1 Berperilaku jujur di 2.2.1.1 Siswa mampu
makna, masyarakat dengan berperilaku Jujur
kedudukan dan melaksanakan di masyarakat
fungsi Undang- konstitusi Negara dengan
Undang Dasar serta peraturan melaksanakan
Negara Republik perundangan lainnya konstitusi Negara
Indonesia tahun sesuai dengan serta peraturan
1945, serta Undang-Undang perundangan
peraturan Dasar Negara lainnya.
perundangan Republik Indonesia 2.2.1.2 Siswa mamu
lainnya sesuai Tahun 1945. melaksanakan
dengan Undang- konstitusi Negara
Undang Dasar serta peraturan
Negara Republik perundangan
Indonesia 1945. lainnya.

2.2.2 Berperilaku 2.2.2.1 Siswa mampu


menghargai martabat menghargai
manusia di martabat manusia
masyarakat dengan di masyarakat
melaksanakan dengan
konstitusi Negara melaksanakan
serta peraturan konstitusi Negara
lainnya sesuai serta peraturan
dengan Undang- perundangan
Undang Dasar lainnya.
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945.

2.2.3 Berperilaku 2.2.3.1Siswa mampu

patriotik di berperilaku

masyarakat dengan patriotik di

melaksanakan masyarakat

konstitusi Negara dengan


serta peraturan melaksanakan
perundangan konstitusi
lainnya sesuai Negaraserta
dengan Undang- peraturan
Undang Dasar perundangan
Negara Republik lainnya.
Indonesia Tahun
1945.

2.2.4 Berperilaku
demokratis di 2.2.4.1 Siswa mampu
masyarakat dengan berperilaku
melaksanakan demokratis di
konstitusi Negara masyarakat
serta peraturan dengan
perundangan melaksanakan
lainnya sesuai konstitusi Negara
dengan Undang- serta peraturan
Undang Dasar perundangan
Negara Republik lainnya.
Indonesia tahun
1945.
2.2.5 Berperilaku
2.2.5.1 Siswa mampu
menghargai hasil
menghargai hasil
karya orang lain di
karya orang lain
masyarakat dengan
di masyarakat
melaksanakan
dengan
konstitusi Negara
melaksanakan
serta peraturan
konstitusi Negara
perundangan
serta peraturan
lainnya sesuai
dengan Undang-
Undang Dasar perundangan
Negara Republik lainnya.
Indonesia tahun
1945.

3. 3.2Menelaah makna, 3.2.1Menjelaskan 3.2.1.1. Siswa mampu


kedudukan dan kedudukan dan menjelaskan
fungsi Undang- makna kedudukan
Undang Dasar Pembukaan Pembukaan
Negara Republik Undang-Undang Undang-Undang
Indonesia Tahun Dasar Negara Dasar Negara
1945, serta Republik Republik
peraturan Indonesia Tahun Indonesia Tahun
perundang- 194 1945.
undangan lainnya 3.2.1.2 Siswa mampu
dalam sistem menjelaskan
hukum nasional. makna
Pembukaan
Undang-Undang
Dasar Negara
Republik
Indonesia Tahun
1945.
3.2.1.3 Siswa dapat
membedakan
kedudukan dan
makna
Pembukaan
Undang-Undang
Dasar Negara
Republik
Indonesia Tahun
1945.

3.2.2 Menelaah makna 3.2.2.1 Siswa diharapkan


hubungan mampu
pembukaan UUD menjelaskan
Negara Republik hubungan
Indonesia Tahun pembukaan UUD
1945 dan Negara Republik
proklamasi Indonesia Tahun
kemerdekaan. 1945 dan
proklamasi
kemerdekaan.
3.2.3 Mengidentifikasi
kedudukan dan 3.2.3.1 Siswa dapat
fungsi UUD menjelaskan
Negara Republik kedudukan UUD
Indonesia Tahun Negara Republik
1945. Indonesia Tahun
1945 dengan
tepat.
3.2.3.2 Siswa dapat
menjelaskan
fungsi UUD
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945 dengan
tepat.
3.2.3.3 Siswa diharapkan
mampu
membedakan
kedudukan dan
fungsi UUD
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945.

3.2.4.1 Siswa mampu


3.2.4 Makna peraturan menjelaskan
perundangan makna peraturan
dalam sistem perundangan
hukum nasional. dalam sistem
hukum nasional
dengan benar.

4. 4.2 Menyajikan hasil 4.2.1 Mengaplikasikan 4.2.1.1Siswa diharapkan


telaah makna, makna, mampu
kedudukan dan kedudukan dan mengidentifikasi
fungsi Undang- fungsi Undang- perilaku yang
Undang Dasar Undang Dasar sesuai dengan
Negara Republik Negara Republik makna,
Indonesia Tahun Indonesia Tahun kedudukan dan
1945 dalam 1945 dalam fungsi Undang-
penerapan kehidupan sehari Undang Dasar
kehidupan hari. Negara Republik
sehari-hari. Indonesia Tahun
1945.
4.2.1.2 Siswa dapat
mempraktikan
perilaku yang
sesuai dengan
makna,
kedudukan dan
fungsi Undang-
Undang Dasar
Negara Republik
Indonesia Tahun
1945 dalam
kehidupan sehari
hari.

4.2.2 Melaksanakan 4.2.2.1 Siswa mampu


Undang-Undang melaksanakan
Dasar Negara Undang-Undang
Republik Dasar Negara
Indonesia Tahun Republik
1945 dan Indonesia Tahun
Peraturan 1945 dan
Perundang- Peraturan
undangan. Perundang-
undangan secara
konsisten dalam
kehidupan sehari-
hari.

C. Materi Pembelajaran
Pertemuan Kesatu
A. Kedudukan dan Makna Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
1. Kedudukan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang-Undang Dasar merupakan sebagian hukum dasar yang tertulis.
Disamping hukum dasar yang tertulis, terdapat hukum dasar yang tidak tertulis,
yaituaturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan
negarameskipun tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis ini disebut
konvensi.Sebagai hukum dasar, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
merupakansumber hukum bagi peraturan perundang-undangan, dan merupakan
hukumtertinggi dalam tata urutan peraturan perundang-undangan di
Indonesia.Pembukaan memiliki hubungan yang erat dengan Proklamasi
Kemerdekaan.Pembukaan juga memuat kaidah-kaidah yang fundamental bagi
penyelenggaraannegara. Pembukaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sistematika UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebelum perubahan (amandemen) terdiri
atas.
1) Pembukaan,
2) Batang Tubuh (pasal-pasal),
3) dan Penjelasan.
Sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah
perubahan
(amandemen) terdiri atas.
1) Pembukaan dan
2) Pasal-pasal.
Ketentuan tentang sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 ditegaskan dalam Pasal II Aturan Tambahan, yaitu “Dengan ditetapkannya
perubahan setelah diamandemen Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan pasal-
pasal.”
2. Hubungan Pembukaan dan Proklamasi Kemerdekaan
Hubungan Proklamasi dan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dapat diamati dari isi kedua naskah tersebut. Proklamasi Kemerdekaan
memuat dua hal pokok, yaitu pernyataan kemerdekaan bangsa Indonesia dan
tindakan yang harus segera dilakukan dengan pernyataan kemerdekaan. Alinea
ketiga Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, memuat
pernyataan kemerdekaan. Pernyataan kemerdekaan di alinea pertama ini diawali
dengan pernyataan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa, di alinea kedua
alasan perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah sampai pada saat yang
menentukan. Juga dipertegas bahwa kemerdekaan merupakan “atas berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa dan didorongkan oleh keinginan luhur.” Dengan
demikian, pada dasarnya alinea I sampai dengan alinea III merupakan uraian
terperinci dari kalimat pertama Proklamasi Kemerdekaan. Alinea IV memberi arah
pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan. Kemudian,
isi pokok kedua Proklamasi Kemerdekaan, yaitu tindakan yang harus segara
dilakukan antara lain dengan menetapkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 yang memuat Pembukaan.
Uraian di atas menegaskan bahwa Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan merupakan satu kesatuan
yang bulat. Makna yang terkandung dalam Pembukaan merupakan amanat dari
Proklamasi Kemerdekaan. Oleh karena itu, alasan berdirinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus 1945 dapat dipahami dengan
cara mengkaji Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Mengubah Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada
hakikatnya membubarkan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
diproklamasikan 17 Agustus 1945.
3. Pembukaan Memuat Pokok Kaidah Negara yang Fundamental
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas Pembukaan dan
pasal-pasal. Dilihat dari tertib hukum, keduanya memiliki kedudukan yang berbeda.
Pembukaan memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada pasal-pasal karena
Pembukaan merupakan pokok kaidah negara yang fundamental (staats
fundamentalnorm) bagi negara Republik Indonesia. Sebagai pokok kaidah negara
yang fundamental, Pembukaan telah memenuhi persyaratan, yaitu sebagai berikut.
a) Berdasarkan sejarah terjadinya, bahwa Pembukaan ditentukan oleh pembentuk
negara. PPKI yang menetapkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
telah mewakili bangsa Indonesia.
b) Berdasarkan isinya, bahwa Pembukaan memuat asas falsafah negara (Pancasila),
asas politik negara (kedaulatan rakyat), dan tujuan negara.
c) Pembukaan menetapkan adanya suatu UUD Negara Republik Indonesia.
Pokok kaidah negara yang fundamental ini di dalam hukum mempunyai
hakikat dan kedudukan yang tetap, kuat, dan tidak berubah bagi negara yang telah
dibentuk. Secara hukum, Pembukaan sebagai pokok kaidah yang fundamental
hanya dapat diubah atau diganti oleh pembentuk negara pada waktu negara
dibentuk. Kelangsungan hidup negara Indonesia yang diproklamasikan 17 Agustus
1945 terikat pada diubah atau tidaknya Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai
sumber hukum tertinggi di Indonesia, Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad
bangsa Indonesia. Pembukaan UUD ini dapat menjadi sumber dari cita-cita hukum
dan cita-cita moral yang ingin ditegakkan dalam berbagai lingkungan kehidupan.
Selain itu, Pembukaan memuat pokok kaidah negara yang fundamental bagi Negara
Kesatuan Republik Indoensia. Pokok kaidah fundamental yang terdapat dalam
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 antara lain, yaitu:
1) pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan diwujudkan dalam pasal-pasal UUD,
2) pengakuan kemerdekaan hak segala bangsa,
3) cita-cita nasional,
4) pernyataan kemerdekaan,
5) tujuan negara,
6) kedaulatan rakyat, dan
7) dasar negara Pancasila.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun dalam masa
perjuangan “revolusi” dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun
oleh lembaga yang tidak setingkat dengan MPR. Pertanyaan kemudian, apakah
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sah mejadi hukum dasar dan menjadi
pedoman penyelenggaraan bernegara bagi bangsa Indonesia. Menurut Hans Kelsen
seperti dikemukakan oleh Prof. Ismail Sunny (1977: 13).
“Sah tidaknya suatu Undang-Undang Dasar harus dipertimbangkan dengan
berhasil atau tidaknya suatu revolusi, dan apa-apa yang dihasilkan dalam revolusi
tersebut (UUD) adalah sah. Karena bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya
dengan jalan revolusi maka UUD yang dibuat dalam masa revolusi tersebut
menjadi suatu konstitusi yang sah”.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun dalam masa revolusi,
tetapi nilai-nilai yang terkandung dalam Pembukaan UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 adalah nilai-nilai yang luhur universal dan lestari. Universal
mengandung arti bahwa Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
memiliki nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di dunia dan
penghargaan terhadap hak asasi manusia. Sebuah bangsa yang menunjukkan
penghargaan terhadap hak asasi manusia merupakan salah satu bentuk perilaku
bangsa yang beradab di dunia.
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga
mengandung nilai lestari. Lestari mengandung makna mampu menampung
dinamika masyarakat dan akan tetap menjadi landasan perjuangan bangsa. Oleh
karenanya, Pembukaan UUD memberikan landasan dalam pergerakan perjuangan
kemerdekaan dan selamapembangunan bangsa Indonesia. Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 akan mampu menampung dinamika dan
permasalahan kebangsaan selama bangsa Indonesia mampu menjiwai dan
memegang teguh Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
4. Makna Alinea Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
a. Alinea Pertama
Alinea pertama Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menunjukkanketeguhan dan tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan
kemerdekaan danmenentang penjajahan. Pernyataan ini tidak hanya tekad bangsa
untuk merdeka,tetapi juga berdiri di barisan paling depan untuk menghapus
penjajahan di mukabumi. Alinea ini memuat dalil objektif, yaitu bahwa penjajahan
di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perkemanusian dan
perkeadilan dan kemerdekaan merupakan hak asasi semua bangsa di dunia. Dalil
ini menjadi alasanbangsa Indonesia untuk berjuang memperoleh dan
mempertahankan kemerdekaan, juga membantu perjuangan bangsa lain yang masih
terjajah untuk memperolehkemerdekaan. Penjajahan tidak sesuai dengan
perkemanusiaan karena memandangmanusia tidak memiliki derajat yang sama.
Penjajah bertindak sewenang-wenangterhadap bangsa dan manusia lain.
Sejarah bangsa Indonesia selama penjajahan memperkuat keyakinan bahwa
penjajahan harus dihapuskan. Juga tidak sesuai perkeadilan karena penjajahan
memperlakukan manusia secara diskriminatif. Manusia diperlakukan secara tidak
adil, seperti perampasan kekayaan alam, penyiksaan, pemaksaan untuk kerja rodi,
perbedaan hak dan kewajiban. Pernyataan ini objektif karena diakui oleh
bangsabangsa yang beradab di dunia.
Alinea pertama juga mengandung dalil subjektif, yaitu aspirasi bangsa
Indonesiauntuk melepaskan diri dari penjajahan. Bangsa Indonesia telah berjuang
selama ratusan tahun untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Perjuangan
ini didorong oleh penderitaan rakyat Indonesia selama penjajahan dan kesadaran
akan hak sebagai bangsa untuk merdeka. Perjuangan juga didorong keinginan
supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakaan
kemerdekaan Indonesia. Seperti ditegaskan dalam alinea III Pembukaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Kedua makna dalam alinea pertama meletakkan tugas dan tanggung jawab
kepada bangsa dan negara serta warga negara Indonesia untuk senantiasa melawan
penjajahan dalam segala bentuk. Juga menjadi landasan hubungan dan kerja sama
dengan negara lain. Bangsa dan negara, termasuk warga negara harus menentang
setiap bentuk yang memiliki sifat penjajahan dalam berbagai kehidupan. Tidak
hanya penjajahan antara bangsa terhadap bangsa, tetapi juga antar manusia karena
sifat penjajahan dapat dimiliki dalam diri manusia.
b. Alinea Kedua
Alinea kedua menunjukkan ketepatan dan ketajaman penilaian bangsa
Indonesia.
a. Bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mencapai tingkat yang
menentukan.
b. Bahwa momentum yang telah dicapai harus dimanfaatkan untuk
menyatakankemerdekaan.
c. Kemerdekaan harus diisi dengan mewujudkan negara Indonesia yang
merdeka,bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Alinea ini menunjukkan kebanggaan dan penghargaan atas perjuangan
bangsaIndonesia selama merebut kemerdekaan. Ini berarti kesadaran bahwa
kemerdekaandan keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan
sebelumnya. Kemerdekaanyang diraih merupakan perjuangan para pendahulu
bangsa Indonesia. Mereka telahberjuang dengan mengorbankan jiwa raga demi
kemerdekaan bangsa dan negara.Juga kesadaran bahwa kemerdekaan bukanlah
akhir dari perjuangan bangsa.Kemerdekaan yang diraih harus mampu
mengantarkan rakyat Indonesia menujucita-cita nasional, yaitu negara yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.Negara yang “merdeka” berarti
negara yang terbebas dari penjajahan bangsa lain “Bersatu” menghendaki bangsa
Indonesia bersatu dalam negara kesatuan bukanbentuk negara lain. Bukan bangsa
yang terpisah-pisah secara geografis maupunsosial.
Kita semua adalah satu keluarga besar Indonesia. “Berdaulat”
mengandungmakna sebagai negara, Indonesia sederajat dengan negara lain, yang
bebasmenentukan arah dan kebijakan bangsa, tanpa campur tangan negara lain.
“Adil”mengandung makna bahwa negara Indonesia menegakkan keadilan bagi
warganegaranya. Keadilan berarti adanya keseimbangan antara hak dan
kewajibanwarga negara. Hubungan antara negara dan warga negara, warga negara
dan warganegara, warga negara dan warga masyarakat dilandasi pada prinsip
keadilan. NegaraIndonesia hendak mewujudkan keadilan dalam berbagai
kehidupan secara politik,ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Makna “makmur” menghendaki negara mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraanbagi warga negaranya. Kemakmuran tidak saja secara materiil,
tetapijuga mencakup kemakmuran atau kebahagian spiritual/batin.
Kemakmuranyang diwujudkan bukan kemakmuran untuk perorangan atau
kelompok, tetapikemakmuran bagi seluruh masyarakat dan lapisan masyarakat.
Dengan demikian,prinsip keadilan, kekeluargaan, dan persatuan melandasi
perwujudan kemakmuranwarga negara. Inilah cita-cita nasional yang ingin dicapai
oleh bangsa Indonesiadengan membentuk negara. Kemerdekaaan bukanlah akhir
dari perjuangan bangsa, tetapi harus diisi dengan perjuangan mengisi kemerdekaan
untuk mencapai cita-cita nasional.
c. Alinea Ketiga
Alinea ketiga memuat bahwa kemerdekaan didorong oleh motivasi
spiritual, yaitukemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia merupakan berkat
rahmat AllahYang Mahakuasa. Ini merupakan perwujudan sikap dan keyakinan
bangsa Indonesiaterhadap Tuhan Yang Maha Esa. Alinea ketiga secara tegas
menyatakan kembalikemerdekaan Indonsia yang telah diproklamasikan tanggal 17
Agustus 1945. Melaluialinea ketiga ini, bangsa Indonesia menyadari bahwa tanpa
rahmat Tuhan YangMahakuasa, bangsa Indonesia tidak akan merdeka.
Kemerdekaaan yang dicapaitidak semata-mata hasil jerih payah perjuangan bangsa
Indonesia, tetapi juga ataskuasa Tuhan Yang Maha Esa.
Alinea ketiga Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
jugamemuat motivasi riil dan material, yaitu keinginan luhur bangsa supaya
berkehidupanyang bebas. Kemerdekaan merupakan keinginan dan tekad seluruh
bangsa Indonesiauntuk menjadi bangsa yang bebas merdeka. Bebas dari segala
bentuk penjajahan,bebas dari penindasan, bebas menentukan nasib sendiri. Niat
yang luhur ini menjadipendorong bangsa Indonesia untuk terus berjuang melawan
penjajahan dan meraihkemerdekaan.
Keyakinan dan tekad yang kuatuntuk memperoleh kemerdekaan
dankeyakinan akan kekuasaaan Tuhan menjadikekuatan yang menggerakkan
bangsaIndonesia. Persenjataan yang sederhanadan tradisional tidak menjadi
halanganuntuk berani melawan penjajah yangmemiliki senjata lebih modern.
Parapejuang bangsa yakin bahwa Tuhan akanmemberikan bantuan kepada umat-
Nyayang berjuang di jalan kebenaran.Banyak peristiwa sejarah dalamperjuangan
bangsa Indonesia melawanpenjajah, memperoleh kemenangan walaupun dengan
segala keterbatasan senjata,organisasi, dan sumber daya manusia. Hal ini
menunjukkan bahwa tekad yang kuatdan keyakinan pada kekuasaan Tuhan dapat
menjadi faktor pendorong dan penentukeberhasilan sesuatu.
Alinea ketiga mempertegas pengakuan dan kepercayaan bangsa
Indonesiaterhadap Tuhan Yang Maha Esa. Manusia merupakan makhluk Tuhan
yang terdiriatas jasmani dan rohani. Manusia bukanlah mesin yang tidak memiliki
jiwa. Berbedadengan pandangan yang beranggapan bahwa manusia hanya bersifat
fisik belaka. Inimenegaskan prinsip keseimbangan dalam kehidupan secara material
dan spiritual,kehidupan dunia dan akhirat, jasmani, dan rohani.
d. Alinea Keempat
Alinea keempat Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
memuatprinsip-prinsip negara Indonesia, yaitu:
a. tujuan negara yang akan diwujudkan oleh pemerintah negara,
b. ketentuan diadakannya Undang-Undang Dasar,
c. bentuk negara, yaitu bentuk republik yang berkedaulatan rakyat,
d. dasar negara, yaitu Pancasila.
Negara Indonesia yang dibentuk memiliki tujuan negara yang hendak
diwujudkan, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
dan keadilan sosial. Keempat tujuan negara tersebut merupakan arah
perjuanganbangsa Indonesia setelah merdeka. Kemerdekaan yang telah dicapai
harus diisidengan pembangunan di segala bidang untuk mewujudkan tujuan negara.
Sehinggasecara bertahap terwujud cita-cita nasional, yaitu negara yang merdeka,
bersatu,berdaulat, adil, dan makmur.
Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menghendakidiadakannya Undang-Undang Dasar dalam hal ini adalah batang
tubuh ataupasal-pasal. Kehendak ini menegaskan prinsip Indonesia sebagai negara
hukum.Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan konstitusi atau peraturan
perundangundangan,tidak atas dasar kekuasaan belaka. Segala sesuatu harus
berdasarkanhukum yang berlaku. Setiap warga negara wajib menjunjung tinggi
hukum, artinyawajib menaati hukum.
Prinsip bentuk negara, yaitu susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatanrakyat. Republik merupakan bentuk pemerintahan di mana
pemerintahdipilih oleh rakyat. Berbeda dengan bentuk kerajaan di mana pemerintah
sebagianbersifat turun-temurun. Bentuk ini sejalan dengan kedaulatan rakyat yang
bermaknakekuasaan tertingi dalam negara dipegang oleh rakyat. Rakyat yang
memilikikekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan, baik secara langsung
maupuntidak langsung melalui lembaga perwakilan rakyat.
Alinea keempat memuat dasar negara Pancasila, yaitu “... dengan berdasar
kepadaKetuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesiadan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
Sosial bagi Seluruh RakyatIndonesia”. Kelima sila Pancasila merupakan satu
kebulatan utuh, satu kesatuanyang tidak terpisahkan. Rumusan Pancasila dimuat
dalam Pembukaan. Maka, secarayuridis-konstitusional adalah sah, berlaku, dan
mengikat seluruh lembaga negara,lembaga masyarakat, dan setiap warga negara.

B. Kedudukan dan Fungsi UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945


1. Kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Di kelas VII, kalian telah mempelajari bagaimana Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disusun dan ditetapkan. Selanjutnya,
marilah kita pelajari bahwa Undang-Undang Dasar bagi sebuah negara sangatlah
penting. UUD pada awalnya lahir untuk membatasi kekuasaan raja yang pada
waktu itu berkuasa sewenang-wenang. UUD diperlukan untuk mengatur hak dan
kewajiban penguasa untuk memerintah, serta hak dan kewajiban rakyat yang
diperintah. UUD diperlukan untuk mengatur jalannya pemerintahan. Jika suatu
negara tidak memiliki UUD, dapat dipastikan akan terjadi penindasan terhadap hak
asasi manusia.
Latar belakang pembuatan UUD bagi negara yang satu berbeda dengan
negara yang lain. Hal ini dapat disebabkan karena beberapa hal, antara lain, sejarah
yang dialami oleh bangsa yang bersangkutan, cara memperoleh kemerdekaan
bangsanya, situasi dan kondisi pada saat menjelang kemerdekaan bangsanya, dan
lain sebagainya. Menurut pendapat Bryce seperti dikutip (artonang.blogspot.com),
hal-hal yang menjadi alasan sehingga suatu negara memiliki UUD sebagai berikut:
1) adanya kehendak para warga negara yang bersangkutan agar terjamin
hakhaknya, dan bertujuan untuk mengatasi tindakan-tindakan para penguasa negara
tersebut,
2) adanya kehendak dari penguasa negara dan atau rakyatnya untuk menjamin agar
terdapat pola atau sistem tertentu atas pemerintah negaranya,
3) adanya kehendak para pembentuk negara baru tersebut agar terdapat kepastian
tentang cara penyelenggaraan ketatanegaraannya,
4) adanya kehendak dari beberapa negara yang pada mulanya berdiri sendiri, untuk
menjalin kerja sama.
Berdasarkan pendapat Bryce tersebut di atas, motivasi adanya UUD Negara
Republik Indonesia, yang sekarang lebih dikenal UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 adalah adanya kehendak para pembentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, tepatnya pada tanggal 18
Agustus 1945. Hal ini dimaksudkan agar terjamin penyelenggaraan Ketatanegaraan
Negara Kesatuan Republik Indonesia secara pasti (adanya kepastian hukum),
seperti pendapat Bryce pada nomor 3 tersebut di atas sehingga stabilitas nasional
dapat terwujud. Terwujudnya ketatanegaraan yang pasti dan stabilitas nasional
memberi makna bahwa sistem politik tertentu dapat dipertahankan, yaitu sistem
politik menurut UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945.
Konstitusi menurut beberapa ahli memiliki arti yang lebih luas dari pada Undang-
Undang Dasar (UUD). UUD hanya sebagian dari konstitusi, yaitu konstitusi
tertulis.
Negara Kesatuan Republik Indonesia sangatlah beruntung karena sejak
tanggal 18 Agustus 1945 sudah memiliki Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebagai hukum dasar tertulis yang digunakan untuk
mengatur jalannya pemerintahan negara. UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 merupakan norma hukum tertinggi dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia, yang dijadikan dasar untuk penyusunan peraturan perundang-undangan.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sebagian dari
hukum dasar, yaitu hukum dasar tertulis. Jadi, UUD Negara Kesatuan Republik
Indonesia bukanlah satu-satunya hukum dasar. Di samping hukum dasar yang
tertulis, masih ada hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan yang timbul
dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara meskipun tidak tertulis.
Hukum dasar tidak tertulis biasa disebut konvensi (kebiasaan dalam
penyelenggaraan ketatanegaraan). Salah satu contoh dari konvensi adalah pidato
kenegaraan Presiden setiap tanggal 16 Agustus di depan DPR.
Negara kita menganut prinsip bahwa konvensi tidak dibenarkan apabila
bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Konvensi biasanya merupakan aturan-aturan pelengkap atau pengisi
kekosongan yang timbul dari praktik penyelenggaraan ketatanegaraan. Sebagai
hukum dasar, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berkedudukan sebagai
sumber hukum dan merupakan hukum dasar yang menempati kedudukan tertinggi.
Dalam kedudukannya sebagai sumber hukum yang tertinggi, setiap peraturan
perundang-undangan di bawah UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun
1945 harus berlandaskan dan bersumberkan pada UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Dengan demikian, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mempunyai fungsi sebagai alat kontrol, alat mengecek apakah norma hukum yang
lebih rendah yang berlaku itu sesuai atau bertentangan dengan ketentuan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sebagai hukum dasar tertinggi, segala
peraturan perundangan di bawah UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
tidak boleh bertentangan dengan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Setelah kita mengkaji kedudukan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, selanjutnya marilah pahami apa itu UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah
keseluruhan naskah yang terdiri atas Pembukaan dan Pasal-Pasal (Pasal II Aturan
Tambahan). Pembukaan dan Pasal-pasal merupakan satu kebulatan yang utuh,
dengan kata lain merupakan bagian-bagian yang satu sama lainnya tidak dapat
dipisahkan.
Lebih jelasnya tentang sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945tergambar seperti berikut ini.
a) Pembukaan
Pembukaan: Terdiri dari atas 4 Alinea
b) Pasal-Pasal:
• Sebelum diubah 16 bab, setelah diubah menjadi 21 bab.
• Sebelum diubah terdiri dari atas 37 pasal, setelah diubah menjadi 73 pasal.
• Sebelum diubah terdiri dari atas 49 ayat, setelah diubah menjadi170 ayat.
• Sebelum diubah terdiri dari atas 4 pasal Aturan Peralihan, setelah diubah menjadi
3 pasal Aturan Peralihan.
• 2 ayat Aturan Tambahan berubah menjadi 2 pasal aturan tambahan.
Pertemuan Kedua
2. Sifat dan Fungsi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
Sifat Konstitusi dikelompokkan di antaranya konstitusi tertulis, konstitusi
tidak tertulisserta konstitusi fleksibel – rigid. Suatu konstitusi disebut tertulis
apabila konstitusiitu tertulis dalam satu naskah yang telah diratifikasi oleh lembaga
legislatif. Konstitusitidak tertulis, yaitu konstitusi yang tidak tertulis dalam satu
naskah. Misalnya, diInggris konstitusinya dikatakan tidak tertulis karena tidak
ditulis dalam satu naskah,tetapi terdapat dalam beberapa undang-undang, seperti
Magna Charta dan Bill ofRights.Konstitusi yang dikatakan fleksibel (luwes) atau
rigid (kaku) dapat ditinjau daridua sudut pandang, yaitu sebagai berikut.
a) Dilihat dari cara mengubah Undang-Undang Dasar
Suatu UUD dikatakan fleksibel (luwes) jika cara mengubah UUD tidak sulit
atautidak memerlukan cara-cara yang istimewa. Tetapi jika cara mengubah UUD
itumemerlukan cara yang tidak mudah, UUD tersebut dapat dikatakan rigid.
b) Mudah tidaknya mengikuti perkembangan zaman
Suatu konstitusi dikatakan fleksibel apabila konstitusi tersebut dapat
mengikutiperkembangan zaman. Sebaliknya, suatu konstitusi dikatakan rigid
apabila tidakdapat mengikuti perkembangan zaman.
Konstitusi atau UUD yang mudah diubah dan mampu mengikuti
perkembangan zaman biasanya hanya memuat aturan-aturan pokok, hanya memuat
garis-garis besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan penyelenggara
negara lainnya untuk menyelenggarakan kehidupan bernegara. Hukum dasar yang
memuat aturan-aturanpokok saja menyerahkan aturan-aturan yang
menyelenggarakan aturanpokok itu kepada undang-undang yang lebih mudah
caranya membuat, mengubahdan mencabut.
Perlu senantiasa diingat dinamika kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia.Masyarakat dan negara Indonesia tumbuh, zaman berubah, dinamika
kehidupanmasyarakat dan negara tidak bisa dihentikan. Oleh karena itu, makin
supel sifataturan tersebut akan makin baik. Jadi, kita harus menjaga supaya sistem
Undang-Undang Dasar tidak tertinggal oleh zaman. Jangan sampai kita membuat
Undangundangyang tidak sesuai dengan keadaan zaman.
Dari pemaparan di atas, Undang-Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun 1945 memiliki sifat sebagai berikut.
• Tertulis, rumusannya jelas, merupakan suatu hukum yang mengikatpemerintah
sebagai penyelenggara negara, maupun mengikat bagi setiapwarga negara.
• Singkat dan supel, memuat aturan-aturan, yaitu memuat aturan-aturanpokok yang
setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembanganzaman, serta memuat
hak-hak asasi manusia.
• Memuat norma-norma, aturan-aturan, serta ketentuan-ketentuan yangdapat dan
harus dilaksanakan secara konstitusional.
• Merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi; juga sebagai alat
kontrolterhadap peraturan perundang-undangan yang lebih rendah dalam
hierarkitertib hukum Indonesia.
Undang-Undang Dasar bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar,
yaituhukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD Negara Republik
IndonesiaTahun 1945 merupakan sumber hukum tertulis. Dengan demikian, setiap
produkhukum seperti undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden,
ataupunbahkan setiap tindakan atau kebijakan pemerintah haruslah berlandaskan
danbersumber pada peraturan yang lebih tinggi. Pada akhirnya, semua
peraturanperundang-undangan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan ketentuan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan muaranya
adalahPancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum negara (Pasal 2 UU No.
10Tahun 2004).Dalam kedudukan yang demikian itu, UUD Negara Republik
Indonesia Tahun1945 memiliki fungsi sebagai berikut.
a) Alat Kontrol
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai alat kontrol
apakahaturan hukum yang lebih rendah sesuai atau tidak dengan norma hukumyang
lebih tinggi, yaitu UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b) Pengatur
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga berperan sebagai
pengaturbagaimana kekuasaan negara disusun, dibagi, dan dilaksanakan.
c) Penentu
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga berfungsi
sebagaipenentu hak dan kewajiban negara, aparat negara, dan warga negara.
C. Peraturan Perundang-Undangan dalam Sistem Hukum Nasional
Kehidupan dalam sekolah kalian dapatdiibaratkan sama dengan kehidupan
suatunegara. Keduanya memiliki peraturan. Kehidupandi sekolah diatur melalui
tata tertibsekolah. Kehidupan dalam suatu negaradiatur dalam konstitusi atau
Undang-UndangDasar.Setiap bangsa yang merdeka akan membentuksuatu pola
kehidupan berkelompokyang dinamakan negara. Pola kehidupankelompok dalam
bernegara perlu diatur dalamsuatu naskah. Naskah aturan hukum yangtertinggi
dalam kehidupan Negara RepublikIndonesia dinamakan Undang-Undang
DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 danperaturan perundangan
lainnya.Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 berisi pola
dasar kehidupanbernegara di Indonesia. Semua peraturanperundang-undangan
yang dibuat diIndonesia tidak boleh bertentangan denganUndang-Undang Dasar
Negara RepublikIndonesia Tahun 1945. Semua peraturan perundang-undangan
yang dibuat di Indonesiaharus berpedoman pada Undang-UndangDasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945.
Sebagai warga negara Indonesia, kita patuh pada ketentuan yang terdapat
dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kepatuhan
warga negara terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun1945 akan mengarahkan kita pada kehidupan yang tertib dan teratur.
Ketertiban dan keteraturan dalam kehidupan bernegara akan mempermudah kita
mencapai masyarakat yang sejahtera. Sebaliknya, jika Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun1945 tidak dipatuhi, kehidupan bernegara kita
mengarah pada ketidakharmonisan. Akibatnya bisa terjadi kerenggangan dalam
masyarakat dan lebih jauhnya perpecahan dalam negara. Siapa yang dirugikan?
Semua warga negara Indonesia. Karena hal itu dapat berakibat tidak terwujudnya
kesejahteraan. Bahkan, mungkin bubarnya Negara kesatuan Republik Indonesia.
Marilah kita berkomitmen untuk melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
D. Melaksanakan dan Mempertahankan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
Undang-Undang Dasar atau konstitusi memiliki dua sifat, yaitu konstitusi itu
dapatdiubah atau tidak dapat diubah. UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945sebagai konstitusi atau hukum dasar tertinggi bangsa Indonesia adalah
konstitusiyang dapat digolongkan sebagai konstitusi yang dapat diubah. Hal ini
terlihat dalam Pasal 37 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
mensyaratkan bahwa untuk mengubah UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, 2/3 anggota MPR harus hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya lima
puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR. Sejak tahun 1999,
MPR telah mengadakanperubahan (amandemen) terhadap UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945sebanyak 4 kali.
Dalam melakukan perubahan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945,ada kesepakatan dasarberkaitandengan perubahan Undang-Undang Dasar
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945. Kesepakatan dasar itu terdiri atas lima
butir, yaitu:
1. tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun 1945;
2. tetap mempertahankan Negara Kesatuan RepublikIndonesia;
3. mempertegas sistem pemerintahan presidensial;
4. penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945yang
memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (batangtubuh);
5. melakukan perubahan dengan cara adendum.
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai lembaga yang berhak
mengubahUUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, telah menyepakati tidak
mengubahPembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kesepakatan
MPR tersebuttertuang dalam Ketetapan MPR No. IX/MPR/1999 bahwa
Pembukaan UUD NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 tidak akan diubah.
Alasannya, bahwa Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
memuat cita-cita bersama, memuat tujuan-tujuan yang biasa juga disebut sebagai
falsafah kenegaraan atau staatsidee (cita negara) yang kemudian menjadi
kesepakatan pertama bangsa Indonesia dalam membangun wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Pancasila sebagai dasar-dasar filosofis terdapat dalam Pembukaan UUD
NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan kesepakatan pertama
penyanggakonstitusionalisme. Dengan tidak diubahnya Pembukaan UUD 1945,
tidak berubahpula kedudukan Pancasila sebagai dasar filosofis Negara Republik
Indonesia. Adapunyang berubah adalah sistem dan lembaga untuk mewujudkan
cita-cita berdasarkannilai-nilai Pancasila. Institusi negara seperti lembaga legislatif,
yaitu Dewan Perwakilan Rakyat maupun lembaga peradilan/kehakiman, yaitu
Mahkamah Agung dapat berubah, tetapi Pancasila sebagai dasar negara tetap
menjiwai perubahan bentuk dan fungsi lembaga negara tersebut.
Apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
diubah,dengan sendirinya, kesepakatan awal berdirinya negara Indonesia merdeka
akanhilang. Dengan hilangnya kesepakatan awal tersebut, sama saja dengan
membubarkanNegara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini tentunya harus
dihindari oleh seluruhbangsa Indonesia dengan cara tetap menghayati, mendukung,
dan mengamalkanPembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
di dalamnya terdapatdasar negara Indonesia, yaitu Pancasila.Pelaksanaan UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bukan hanyadilakukan dengan tidak
mengubah Pembukaan, tetapi yang tidak kalah pentingadalah melaksanakan pasal-
pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setiap lembaga negara,lembaga
masyarakat, dan setiap warga negara wajib melaksanakan UUD NegaraRepublik
Indonesia Tahun 1945.
D. Metode Pembelajaran
Pertemuan Kesatu
a). Pendekatan:Scientific Method (Metode Ilmiah)
Metode Ilmiah adalah lagkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan
dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Pendekatan pembelajaran
berbasis proses keilmuan meliputi bertanya, mengamati, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
b). Metode: Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi
1) Ceramah, merupakan metode yang umum dilakukan seorang guru. Metode
ini dilakukan dengan berbicara satu arah untuk memberikan materi dari
seorang guru kepada peserta didik.
2) Tanya jawab, merupakan metode mengajar dua arah yang dilakukan guru
untuk mengetahui tingkat pemahaman, mengasah kekritisan dan memberikan
pengulangan bagi peserta didik.
3) Diskusi, merupakan metode mengajar dengan cara bertukar informasi,
gagasan, ide, dan pemikiran serta pengalaman diri peserta didik kepada peserta
didik lainnya.
c). Model : Mind Mapping dan Pembiasaan
a. Model Pembelajaran Mind Mapping
Model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping merupakan suatu teknik
grafik yang sangat ampuh dan menjadi kunci yang universal untuk membuka
potensi dari seluruh otak, karena menggunakan seluruh keterampilan yang terdapat
pada bagian neo-korteks dari otak atau yang lebih dikenal sebagai otak kiri dan otak
kanan.
Selain itu, model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping juga
memungkinkan terjadinya asosiasi yang lebih lengkap pada informasi yang ingin
dipelajari, baik asosiasi antar sesama informasi yang ingin dipelajari ataupun
dengan informasi yang telah tersimpan sebelumnya di ingatan.
Mind Mappingjuga dapat disebut dengan peta pemikiran. Mind mapping
adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan
prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Mind mapping merupakan cara
mencatat yang mengakomodir cara kerja otak secara natural. Berbeda dengan
catatan konvensional yang ditulis dalam bentuk daftar panjang ke bawah. Mind
mapping akan mengajak pikiran untuk membayangkan suatu subjek sebagai satu
kesatuan yang saling berhubungan.
Langkah - Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping:
1) Menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;
2) Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa
dan sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban;
3) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang;
4) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi;
5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru; dan
6) Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
Kelebihan Tipe Mind Mapping:
1) memudahkan kita melihat gambaran keseluruhan,
2) membantu otak untuk: mengatur, mengingat, membandingkan, dan membuat
hubungan,
3) memudahkan menambahkan informasi baru,
4) pengkajian ulang bisa lebih cepat,
5) setiap peta bersifat unik.
Selain memiliki kelebihan, di dalam penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Mind Mapping terdapat beberapa kelemahan yaitu:
1) hanya siswa yang aktif yang terlibat,
2) tidak sepenuhnya siswa yang belajar, dan
3) jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan.
Pertemuan Kedua
a). Pendekatan:Scientific Method (Metode Ilmiah)
Metode Ilmiah adalah lagkah-langkah sistematis dan teratur yang digunakan
dalam rangka mencari kebenaran ilmu pengetahuan. Pendekatan pembelajaran
berbasis proses keilmuan meliputi bertanya, mengamati, mengumpulkan informasi,
mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.
b). Metode: Ceramah, Tanya jawab, Diskusi
1) Ceramah, merupakan metode yang umum dilakukan seorang guru. Metode
ini dilakukan dengan berbicara satu arah untuk memberikan materi dari
seorang guru kepada peserta didik.
2) Tanya jawab, merupakan metode mengajar dua arah yang dilakukan guru
untuk mengetahui tingkat pemahaman, mengasah kekritisan dan memberikan
pengulangan bagi peserta didik.
3) Diskusi, merupakan metode mengajar dengan cara bertukar informasi,
gagasan, ide, dan pemikiran serta pengalaman diri peserta didik kepada peserta
didik lainnya.
c). Model : Kajian Konstitusionalitas dan Jigsaw
a. Kajian Konstitusionalitas
Model pembelajaran Kajian Konstitusi dilakukan dengan cara peserta didik
difasilitasi untuk mencari ketentuan di dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundangan di bawahnya mengenai
materi pokok suatu peristiwa/kasus yang bertentangan dengan ketentuan hukum.
Secara berkelompok peserta didik diminta untuk menguji konstitusi (kesesuaiannya
dengan perundang-undangan yang ada) dengan diskusi dan penuh argumentasi.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran kajian konstitusionalitas adalah
sebagai berikut.
1) Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok difasilitasi
untuk mencari ketentuan di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan suatu peristiwa/kasus yang bertentangan dengan
ketentuan hukum yang ada.
2) Peserta didik mengumpulkan data dan menganaslisis peristiwa/kasus
berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku lainnya.
3) Peserta didik menyajikan hasil analisis kerja kelompok, dan memberikan
argumentasi untuk memberikan alasan atas kajian hukum kasus yang dibahas.
4) Peserta didik dengan bimbingan guru mengambil kesimpulan hasil pengujian
konstitusi yaitu kesesuaian peristiwa/kasus dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku.
b. Model pembelajaran Jigsaw
Metode Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975). Metode ini
memiliki dua versi tambahan, Jigsaw II (Slavin, 1989) dan Jigswa III (Kagan,
1990). Metode ini dapat diterapkan untuk materi-materi yang berhubungan dengan
keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara. Ia
menggabungkan aktivitas membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam
Jigsaw, guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu
siswa mengaktifkan skema ini agar materi pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Guru memberi banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan
meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
Pada dasarnya, dalam model ini guru membagi satuan informasi yang besar
menjadi komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke
dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga
setiap anggota bertanggungjawab tehadap penguasaan setiap komponen/ subtopik
yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok
yang bertanggungjawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi
yang terdiri dari dua atau tiga orang.
Siswa-siswa ini bekerjasama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:
(a) belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya, (b) merencanakan
bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula.
Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai ahli
dalam subtopiknya dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut
kepada temannya. Ahli subtopik lainnya juga bertindak serupa sehingga seluruh
siswa bertanggungjawab untuk menunjukan penguasannya terhadap seluruh materi
yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompok harus
menguasai topik secara keseluruhan.
Langkah-langkah model pembelajaran Jigsaw dapat dilihat sebagai berikut:
1) Siswa dikelompokan ke dalam4 anggota tim
2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan
subbab mereka.
5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli, tiap anggotakembali ke tim kelompok
asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang
mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-
sungguh.
6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7) Guru memberi evaluasi
8) Penutup.
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Jigsaw sebagai berikut:
1) Kelebihan
a) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan
siswa lain
b) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
c) Setiap anggota siswa berhak manjadi ahli dalam kelompoknya
d) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
e) Setiap siswa dapat mengisi satu sama lain
2) Kekurangan
a) Membutuhkan waktu yang lama
b) Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan temannya yang
kurang pandai, dan yang kurang pandai pun merasa minder apabila
digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama kelamaan
perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.
E. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
Pertemuan Kesatu:
a. Powerpoint tentang kedudukan dan makna UUD 1945 bagi warga negara.
b. Video mengenai makna dan kedudukan UUD 1945 bagi kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Pertemuan Kedua:
a. Powerpoint tentang sifat dan fungsi Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia.
b. Note yang berisi bagian materi yang akan dijadikan bahan diskusi.
2. Alat/Bahan
Pertemuan Kesatu:
a. LCD Proyektor
b. Laptop,
c. Papan tulis
d. Stopwatch
e. Speaker Aktif
Pertemuan Kedua:
a. LCD projector
b. Laptop,
c. Papan tulis
d. Stopwatch
e. Speaker Aktif
3. Sumber Belajar
Pertemuan Kesatu:
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
c. Video tentang kedudukan UUD 1945 dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Pertemuan Kedua:
a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan lain di
bawahnya.
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan kesatu
Alokasi
No Kegiatan Belajar Keterangan
Waktu
1 Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mempersiapkan secara fisik dan
psikis peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran dengan melakukan berdoa,
mengecek kehadiran siswa, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis dan
sumber belajar.
b. Guru melakukan apersepsi melalui tanya
jawab dan mengkaitkan materi yang akan
dipelajari dengan pengenalan materi pada
pertemuan sebelumnya.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
15
d. Guru memberikan kata motivasi kepada
menit
peserta didik.
e. Guru menjelaskan materi pokok dan
kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan peserta didik.
2 Kegiatan Inti
Stimulation (Pemberian Rangsangan)
a. Guru memberi peserta didik stimulasi
tentang Kedudukan dan Makna UUD 1945.
b. Peserta didik diminta untuk memaknai
UUD 1945.
c. Peserta didik diminta untuk mencatatkan 50meni
berbagai informasi yang telah t
dipahaminya.
Problem statement (pertanyaan/ identifikasi
masalah)
a. Guru membagi peserta didik ke dalam
kelompok beranggotakan 3 orang.
b. Guru membimbing peserta didik untuk
mengidentifikasi pertanyaan yang
berkaitan dengan Makna, Kedudukan dan
Fungsi UUD 1945.
Data Collection (pengumpulan data)
a. Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan jawaban atas pertanyaan
yang telah diberikan.
b. Peran guru dalam langkah tahap ini adalah:
1) Menyediakan sumber belajar berupa
buku maupun diskusi kelompok.
2) Guru mempersiapkan jawaban alternatif
untuk hasil diskusi peserta didik.
3) Guru membimbing jalannya diskusi.
c. Peserta didik memanfaatkan hasil diskusi
kelompok untuk dijadikan bahan resume.
Data processing (Pengolahan data)
a. Guru membimbing peserta didik untuk
mendiskusikan hubungan atas berbagai
diskusi yang sudah diperoleh sebelumnya.
b. Guru membimbing peserta didik secara
kelompok untuk menyimpulkan tentang
Kedudukan, Makna dan Fungsi UUD 1945.
Verification (Pembuktian) melalui model
penyajian/presentasi
a. Peserta didik secara berkelompok diminta
untuk menyajikan hasil resumenya.
b. Guru memberikan kesimpulan diskusi
sekaligus mengklarifikasi mengarahkan
pada pemahaman materi.
3 Kegiatan Penutup 15 menit
a. Guru menutup pembelajaran dengan
mengulas kembali materi pelajaran maupun
kegiatan individu dan kegiatan kelompok
b. Guru dapat menanyakan apakah peserta
didik sudah memahami materi
c. Guru memberikan tugas kepada siswa
mengenai peristiwa yang berkaitan materi.
d. Guru mempersilahkan siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran yang telah di
sampaikan
e. Guru menutup pelajaran dengan doa dan
salam

Pertemuan Kedua
Langkah-Langkah Pertemuan 2
No Kegiatan Belajar Alokasi Keterangan
Waktu
1. Kegiatan Pendahuluan
a. Guru mempersiapkan secara fisik 15 menit
dan psikis peserta didik untuk
mengikuti pembelajaran dengan
melakukan berdoa, mengecek
kehadiran siswa, kebersihan dan
kerapian kelas, kesiapan buku tulis
dan sumber belajar.
b. Guru memberi motivasi semangat
kepada siswa berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Guru melakukan apersepsi melalui
tanya jawab dan mengaitkan
materi yang akan dipelajari
dengan materi pada bab
sebelumnya.
d. Guru menyampaikan peta konsep,
kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
e. Guru membimbing peserta didik
melalui tanya jawab tentang
manfaat proses pembelajaran.
f. Guru menjelaskan materi pokok
dan kegiatan pembelajaran yang
akan dilakukan peserta didik
disertai penerapan model
pembelajaran kajian
konstitusionalitas dengan metode
ceramah dan tanya jawab.
2. Kegiatan Inti 55 Menit
Guru membimbing siswa untuk
membentuk kelompok untuk
mengimplementasikan model Jigsaw.
Mengamati
1. Peserta didik dibagi kedalam
kelompok besar yang beranggotakan
5 orang.
2. Guru menempatkan siswa sesuai
dengan kelompoknya.
3. Guru memastikan semua siswa
memiliki sumber belajar yang telah
ditentukan sebelumnya.
4. Guru memberikan subbab masing-
masing kepada setiap siswa yang
harus dipelajari.
5. Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
6. Siswa diarahkan untuk bergabung
bersama dengan siswa yang lainnya
yang memiliki subbab yang sama.
7. Guru memberi waktu kepada siswa
untuk mempelajarai materi dan
berdiskusi.
8. Siswa diarahkan untuk kembali ke
dalam kelompoknya masing-masing
sebagai tim ahli.

Mengkomunikasikan
1. Dalam tahap ini, guru memanggil
perwakilan setiap kelompok dengan
subbab yang berbeda kedepan untuk
menjelaskan kepada seluruh siswa
subbab yang telah dipelajari dan
didiskusikan dengan tim ahli.
2. Pada tahap ini, guru memberikan
penghargaan berupa kata-kata pujian
maupun simbol-simbol pada siswa
yang telah bersedia maju kedepan
untuk menjelaskan materi.

Menanya
1. Peserta didik mengajukan pertanyaan
mengenai informasi yang tidak dipahami
terkait maateri yang telah dipaparkan.
2. Guru menawarkan jawaban atas
pertanyaan peserta didik kepada peserta
didik lainnya sebelum dijawab oleh guru.
Mengasosiasi
Guru membimbing kelompok untuk
menghubungkan informasi yang
diperoleh untuk menyimpulkan tentang
perilaku yang sesuai dengan Undang-
Undang Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dalam kehidupan sehari-hari
agar memiliki sikap positif terhadap UUD
1945 dan peraturan perundangan lainnya.

3 Kegiatan Penutup

a. Guru membimbing peserta didik 10 Menit


menyimpulkan materi pembelajaran.
b. Guru melakukan refleksi
pembelajaran melalui berbagai cara
seperti tanya jawab dan memberikan
soal evaluasi untu mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa.
c. Guru melakukan refleksi
pembelajaran melalui pemberian
tugas lanjutan.

G. Penilaian
Pertemuan Kesatu
1. Penilaian Pengetahuan
Teknik Penilaian: Tes Tertulis
Bentuk Instrumen: Uraian
Jawablah pertanyaan dengan baik dan benar !
1. Bagaimana kedudukan Pembukaan dalam UUD Negara RepublikIndonesia
Tahun 1945?
2. Bagaimana hubungan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan Proklamasi Kemerdekaan?
3. Bagaimana sistematika UUD Negara RepublikIndonesia Tahun 1945
sebelum perubahan (amandemen)?
4. Bagaimana sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
setelah perubahan(amandemen)?
5. Apa sajasyarat pokok pembukaan sebagai kaidah negara yang fundamental?
Kunci Jawaban :

1. Undang-Undang Dasar merupakan sebagian hukum dasar yang tertulis.


Disamping hukum dasar yang tertulis, terdapat hukum dasar yang tidak tertulis,
yaituaturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan
negarameskipun tidak tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis ini disebut
konvensi. Sebagai hukum dasar, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
merupakansumber hukum bagi peraturan perundang-undangan, dan
merupakan hokumtertinggi dalam tataurutan peraturan perundang-undangan di
Indonesia. Pembukaan memiliki hubungan yang erat dengan Proklamasi
Kemerdekaan. Pembukaan juga memuat kaidah-kaidah yang fundamental bagi
penyelenggaraan negara.
2. Hubungan Proklamasi dan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, dapat diamati dari isi kedua naskah tersebut. Proklamasi
Kemerdekaan memuatdua hal pokok, yaitu pernyataan kemerdekaan bangsa
Indonesia dan tindakan yangharus segera dilakukan dengan pernyataan
kemerdekaan. Alinea ketiga PembukaanUUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, memuat pernyataan kemerdekaan. Pernyataan kemerdekaan di
alinea pertama ini diawali dengan pernyataan bahwa kemerdekaan adalah hak
segala bangsa; di alinea kedua alasan perjuangan kemerdekaan bangsa
Indonesia telah sampai pada saat yang menentukan. Jugadipertegas bahwa
kemerdekaan merupakan ”atas berkat rahmat Allah Yang MahaKuasa dan
didorongkan oleh keinginan luhur.” Dengan demikian, pada dasarnyaalinea I
sampai dengan alinea III merupakan uraian terperinci dari kalimatpertama
Proklamasi Kemerdekaan.
3. Sistematika UUD Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 sebelum perubahan
(amandemen) terdiri atas:
1) Pembukaan,
2) Batang Tubuh (pasal-pasal),
3) dan Penjelasan.
4. Sistematika UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah
perubahan(amandemen) terdiri atas:
1) Pembukaan dan
2) Pasal-pasal.
5. Sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,Pembukaan telah memenuhi
persyaratan, yaitu sebagai berikut.
a) Berdasarkan sejarah terjadinya, bahwa Pembukaan ditentukan oleh pem
bentuknegara. PPKI yang menetapkan UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945telah mewakili bangsa Indonesia.
b) Berdasarkan isinya, bahwa Pembukaan memuat asas falsafah negara
(Pancasila), asas politik negara (kedaulatan rakyat), dan tujuan negara.
c) Pembukaan menetapkan adanya suatu UUD Negara Republik Indonesia.

Kriteria Penilaian Tes Uraian


1. Soal benar mendapat Skor 20
2. Jika benar 5 maka nilai yang didapat adalah 5x20=100
2. Sikap Spiritual
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Pedoman observasi
Instrumen Penilaian :

Pedoman Observasi Sikap Spritual


Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Skor
No. Pernyataan Keterangan
1 2 3 4 5

1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan


pembelajaran

2. Mengucapkan salam sebelum dan


sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi

3. Menjalankan ibadah sesuai ajaran agama


yang dianut

4. Menghargai ajaran agama yang dianut


oleh orang lain

5. Tidak mengganggu ibadah orang lain

6. Bersyukur menjadi bagian dari bangsa


Indonesia

7. Yakin bahwa Pembukaan Undang-


Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber
dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan
tekad bangsa Indonesia yang merupakan
sumber dari cita hukum dan cita moral
yang ingin ditegakkan, baik di lingkungan
nasional maupun internasional

8. Yakin bahwa penjajahan harus


dihapuskan dan setiap bangsa berhak
untuk merdeka
9. Bersyukur atas kemerdekaan yang telah
diraih bangsa Indonesia dari penjajah

10. Yakin bahwa kemerdekaan harus diisi


dengan mewujudkan negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur

3. Sikap Sosial
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Pedoman observasi
Instrumen Penilaian :

Pedoman Observasi Sikap Sosial


Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Skor
No Aspek pengamatan Keterangan
1 2 3 4 5

Memakai seragam sekolah


1 yang sesuai dengan peraturan
yang berlaku

Tidak membiasakan diri


2 untuk kesiangan atau
terlambat masuk kelas

Mengantri dengan tertib


3
ketika berada dalam antrian

Percaya diri dalam tanya


4
jawab dan diskusi
Bergaul dengan teman untuk
5 mempererat persatuan dan
kesatuan

4. Keterampilan

Teknik Penilaian : Obeservasi dan Portofolio


Bentuk Instrumen : Pedoman Observasi dan Check list
Instrumen Penilaian :
Pedoman Observasi Presentasi:
Kelompok : ………
Kelas : ……….
Materi Pokok : ……….

Aspek Penilaian Rata-


Nama Peserta
No Rata
Didik Penguasaan Materi Aktivitas Kreativitas Skor

Format Penilaian Individu


Petunjuk
Lembaran ini diisi oleh guru pada saat selesai mengerjakan Tugas
Individu. Lembaran ini mencatat hasil pembelajaran peserta didik ke dalam 3
(tiga) kode nilai akhir, yaitu: A (Baik), B (Cukup), dan C (Kurang). Pada kolom
Nilai, tuliskan skor angka 1-5. Kemudian, tuliskan jumlah nilai pada kolom yang
tersedia. Konversikan nilai tersebut ke dalam tiga Kode Nilai berikut.
Kode Nilai Skor Angka
A 60>75

B 45>59

C <45

Nama Kegiatan :
Tanggal Pelaksanaan :
Nama/ NIS :
No Aspek yang Dinilai Nilai

Pengetahuan

1 Pemahaman Materi

2 Kejelasan

3 Sistematis

4 Ketepatan

5 Ketetapan

Kreatif dan inovatifSikap

1 Rasa Hormat

2 Jujur

3 Peduli

4 Berani

5 Percaya Diri

6 Berkomunikasi Baik

7 Peduli Sosial
8 Ingin tahu

Perilaku

1 Kerjasama

2 Melakukan Tindak Komunikasi yang Tepat

Jumlah

Kode Nilai

Rincian Kriteria Penilaian


A. Penilaian Pengetahuan
1. Pemahaman Materi
5 = hampir sempurna
4 = ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna
3 = ada kesalahan dan mengganggu makna
2 = banyak kesalahan dan menganggu makna
1 = terlalu banyak kesalahan sehingga sulit dipahami
2. Kejelasan
5 = sangat jelas
4 = jelas
3 = cukup jelas
2 = kurang jelas
1 = tidak jelas
3. Sistematis
5 = sangat sistematis
4 = sistematis
3 = cukup sistematis
2 = kurang sistematis
1 = tidak sistematis
4. Ketepatan
5 = hampir sempurna
4 = ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna
3 = ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna
2 = banyak kesalahan dan mengganggu makna
1 = terlalu banyak kesalahan sehingga sulit untuk dipahami
5. Kreatif dan inovatif
5 = hampir sempurna
4 = menunjukkan kreativitas dan inovasi
3 = menunjukkan salah satu bentuk kreativitas dan inovasi
2 = hanya memenuhi tugas atau aturan
1 = tidak sesuai harapan

B. Penilaian Sikap
1. Rasa Hormat
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak hormat
4 = pernah menunjukkan sikap tidak hormat
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak hormat
2 = sering menunjukkan sikap tidak hormat
1 = sangat sering menunjukkan tidak hormat
2. Jujur
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak jujur
4 = pernah menunjukkan sikap tidak jujur
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak jujur
2 = sering menunjukkan sikap tidak jujur
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur
3. Peduli
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli
4 = pernah menunjukkan sikap tidak peduli
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli
2 = sering menunjukkan sikap tidak peduli
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli
4. Berani
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak berani
4 = pernah menunjukkan sikap tidak berani
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak berani
2 = sering menunjukkan sikap tidak berani
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak berani
5. Percaya Diri
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri
4 = pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak percaya diri
2 = sering menunjukkan sikap tidak percaya diri
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak percaya diri
6.Berkomunikasi Baik
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif
4 = pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak komunikatif
4 = sering menunjukkan sikap tidak komunikatif
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak komunikatif
7. Peduli Sosial
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial
4 = pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli sosial
2 = sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial
8. Ingin Tahu
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu
4 = pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak ingin tahu
2 = sering menunjukkan sikap tidak ingin tahui
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu

Kriteria penilaian non tes melalui aktivitas kelas


Diskusi Kelompok
Indikator yang dinilai
Nama
Kedisiplinan Jumlah
No Peserta Tanggung Kerja Komunikasi
dlm Aktivitas Kesopanan Nilai
Didik Jawab Sama Lisan
Kelas

Keterangan:
Indikator 1 Sangat bertanggung jawab skor 4
Bertanggung jawab skor 3
Kurang bertanggung jawab skor 2
Tidak bertanggung jawab skor 1

Indikator 2 Selalu bekerjasama skor 4


Bekerjasama skor 3
Kurang bekerjasama skor 2
Tidak bekerjasama skor 1

Indikator 3 Sangat disiplin skor 4


Disiplin skor 3
Kurang disiplin skor 2

Tidak disiplin skor 1

Indikator 4 Sangat sopan skor 4


Sopan skor 3
Kurang sopan skor 2
Tidak sopan skor 1
Indikator 5 Sangat komunikatif skor 4
Mampu merasionalisasikan skor 3
Mampu menjelaskan dengan baik skor 2
Kurang mampu menjelaskan skor 1
Jumlah skor X 100 = ….
20
Untuk memperoleh generalisasi gambaran perilaku peserta didik, maka
digunakan pengkatagorian atau menggunakan kelas interval:
90 – 100 = A (sangat baik)
80 – 89 = B (baik)
70 – 79 = C (cukup baik)
60 – 69 = D (kurang baik)

Pertemuan Kedua

1. Sikap Spiritual
Teknik Penilaian : Observasi
Bentuk Instrumen : Pedoman observasi
Instrumen Penilaian :

Pedoman Observasi Sikap Spritual


Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
Skor
No. Pernyataan Keterangan
1 2 3 4 5

1. Berdoa sebelum dan sesudah melakukan


pembelajaran
2. Mengucapkan salam sebelum dan
sesudah menyampaikan
pendapat/presentasi

3. Menjalankan ibadah sesuai ajaran agama


yang dianut

4. Menghargai ajaran agama yang dianut


oleh orang lain

5. Tidak mengganggu ibadah orang lain

6. Bersyukur menjadi bagian dari bangsa


Indonesia

7. Yakin bahwa Pembukaan Undang-


Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber
dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan
tekad bangsa Indonesia yang merupakan
sumber dari cita hukum dan cita moral
yang ingin ditegakkan, baik di lingkungan
nasional maupun internasional

8. Yakin bahwa penjajahan harus


dihapuskan dan setiap bangsa berhak
untuk merdeka

9. Bersyukur atas kemerdekaan yang telah


diraih bangsa Indonesia dari penjajah

10. Yakin bahwa kemerdekaan harus diisi


dengan mewujudkan negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur

2. Sikap Sosial
Bentuk Instrumen : Skala sikap
Instrumen Penilaian :

Pedoman Skala Sikap


Nama Peserta Didik : ………………….
Kelas : ………………….
Materi Pokok : ………………….
No Pernyataan Skala
SS S N TS STS
1 Melaksanakan
ketentuan UUD 1945
dalam kehidupan
sehari-hari
2 Pembukaan UUD
tidak memuat tujuan
negara Indonesia
3 Tindakan pemerintah
yang sewenang-
wenang
4 Negara menjamin
perdamaian antar
masyarakat
5 Kedaulatan berada di
tangan pemerintah
6 Usaha pemerataan
pendidikan oleh
pemerintah
7 Mempertahankan
konstitusi UUD 1945
8 Isi UUD 1945 sebagai
jati diri bangsa
9 Hanya negara yang
berhak
mensejahterakan
rakyat
10 Pembukaan UUD
1945 dihapuskan dan
diganti dengan
peraturan perundang-
undangan yang lain

SS= Sangat Setuju TS= Tidak Setuju

S= Setuju STS= Sangat Tidak Setuju


N= Netral

3. Aspek Pengetahuan
a. Teknik Penilaian : Tes Tertulis
b. Bentuk Instrumen : Tes Pilihan Ganda
c. Instrumen Penilaian :
Berikan tanda silang (x) pada jawaban yang paling benar !
1. Alinea pertama pada pembukaan UUD 1945 memuat pernyataan
mengenai…
A. Tujuan Negara Indonesia
B. Kemerdekaan
C. Perjuangan rakyat
D. Keadilan Sosial
2. Peraturan perundang-undangan tidak dapat bertentangan dengan ketentuan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebab…
A. UUD 1945 berfungsi sebagai alat control
B. Peraturan perundang-undanganbersifat fleksibel
C. UUD 1945 sebagai pengatur peraturan perundangan
D. Isi dari UUD 1945 harus tertulis
3. Pembukaan UUD Tahun 1945 memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari
pada pasal-pasal, dibentuk oleh para pendiri negara dan memuat falsafah
negara, oleh karena itu pembukaan UUD 1945 merupakan…
A. Sebuah pernyataan kemerdekaan
B. Landasan perjuangan rakyat
C. Pokok kaidah negara yang fundamental
D. Tingkatan peraturan perundang-undangan yang paling atas
4. Untuk soal berikut ini pilihlah:
A. Jika hanya (1), (2), dan (3) yang benar
B. Jika hanya (1) dan (3) yang benar
C. Jika hanya (2) dan (4) yang benar
D. Jika hanya (4) yang benar
Pernyataan berikut ini yang termasuk perilaku yang sesuai dengan makna,
kedudukan dan fungsi UUD 1945 adalah…
1) Belajar dengan sungguh-sungguh
2) Melakukan aksi tawuran di sekolah
3) Mematuhi tata tertib sekolah
4) Mencontek saat ujian nasional
5. Perhatikan tabel berikut ini
No. Pembukaan UUD Makna
1945
1 Alinea 1 Keteguhan dan tekad bangsa Indonesia untuk
menegakkan kemerdekaan danmenentang
penjajahan

2. Alinea 2 Hak dan kewajiban setiap warga Indonesia

3. Alinea 3 Kebanggaan dan penghargaan atas perjuangan


bangsa

4. Alinea 4 Prinsip-prinsip negara Indonesia

Dari tabel tersebut, alinea pembukaan UUD 1945 dengan makna yang tepat
ditunjukan oleh nomor…
A. 1 dan 2
B. 2 dan 3
C. 3 dan 4
D. 1 dan 4
Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. C
4. B
5. D
Kriteria Penilaian Tes pilihan ganda
Setiap jawaban nomor 1 benar, maka diberi skor 2,
Setiap jawaban nomor 2 benar, maka diberi skor 2,
Setiap jawaban nomor 3 benar, maka diberi skor 2,
Setiap jawaban nomor 4 benar, maka diberi skor 2,
Setiap jawaban nomor 5 benar, maka diberi skor 2.
Nilai= Skor Perolehan x 2
4. Keterampilan

Teknik Penilaian : Obeservasi dan Portofolio


Bentuk Instrumen : Pedoman Observasi dan Check list
Instrumen Penilaian :
Pedoman Observasi Presentasi:
Kelompok : ………
Kelas : ……….
Materi Pokok : ……….

Aspek Penilaian Rata-


Nama Peserta
No Rata
Didik Penguasaan Materi Aktivitas Kreativitas Skor

Format Penilaian Individu


Petunjuk
Lembaran ini diisi oleh guru pada saat selesai mengerjakan Tugas
Individu. Lembaran ini mencatat hasil pembelajaran peserta didik ke dalam 3
(tiga) kode nilai akhir, yaitu: A (Baik), B (Cukup), dan C (Kurang). Pada kolom
Nilai, tuliskan skor angka 1-5. Kemudian, tuliskan jumlah nilai pada kolom yang
tersedia. Konversikan nilai tersebut ke dalam tiga Kode Nilai berikut.
Kode Nilai Skor Angka

A 60>75

B 45>59
C <45

Nama Kegiatan :
Tanggal Pelaksanaan :
Nama/ NIS :
No Aspek yang Dinilai Nilai

Pengetahuan

1 Pemahaman Materi

2 Kejelasan

3 Sistematis

4 Ketepatan

5 Ketetapan

Kreatif dan inovatifSikap

1 Rasa Hormat

2 Jujur

3 Peduli

4 Berani

5 Percaya Diri

6 Berkomunikasi Baik

7 Peduli Sosial

8 Ingin tahu

Perilaku
1 Kerjasama

2 Melakukan Tindak Komunikasi yang Tepat

Jumlah

Kode Nilai

Rincian Kriteria Penilaian


A. Penilaian Pengetahuan
1. Pemahaman Materi
5 = hampir sempurna
4 = ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna
3 = ada kesalahan dan mengganggu makna
2 = banyak kesalahan dan menganggu makna
1 = terlalu banyak kesalahan sehingga sulit dipahami
2. Kejelasan
5 = sangat jelas
4 = jelas
3 = cukup jelas
2 = kurang jelas
1 = tidak jelas
3. Sistematis
5 = sangat sistematis
4 = sistematis
3 = cukup sistematis
2 = kurang sistematis
1 = tidak sistematis
4. Ketepatan
5 = hampir sempurna
4 = ada kesalahan tetapi tidak mengganggu makna
3 = ada beberapa kesalahan dan mengganggu makna
2 = banyak kesalahan dan mengganggu makna
1 = terlalu banyak kesalahan sehingga sulit untuk dipahami
5. Kreatif dan inovatif
5 = hampir sempurna
4 = menunjukkan kreativitas dan inovasi
3 = menunjukkan salah satu bentuk kreativitas dan inovasi
2 = hanya memenuhi tugas atau aturan
1 = tidak sesuai harapan

B. Penilaian Sikap
1. Rasa Hormat
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak hormat
4 = pernah menunjukkan sikap tidak hormat
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak hormat
2 = sering menunjukkan sikap tidak hormat
1 = sangat sering menunjukkan tidak hormat
2. Jujur
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak jujur
4 = pernah menunjukkan sikap tidak jujur
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak jujur
2 = sering menunjukkan sikap tidak jujur
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak jujur
3. Peduli
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli
4 = pernah menunjukkan sikap tidak peduli
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli
2 = sering menunjukkan sikap tidak peduli
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli
4. Berani
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak berani
4 = pernah menunjukkan sikap tidak berani
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak berani
2 = sering menunjukkan sikap tidak berani
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak berani
5. Percaya Diri
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri
4 = pernah menunjukkan sikap tidak percaya diri
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak percaya diri
2 = sering menunjukkan sikap tidak percaya diri
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak percaya diri
6.Berkomunikasi Baik
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif
4 = pernah menunjukkan sikap tidak komunikatif
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak komunikatif
4 = sering menunjukkan sikap tidak komunikatif
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak komunikatif
7. Peduli Sosial
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial
4 = pernah menunjukkan sikap tidak peduli sosial
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak peduli sosial
2 = sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak peduli sosial
8. Ingin Tahu
5 = tidak pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu
4 = pernah menunjukkan sikap tidak ingin tahu
3 = beberapa kali menunjukkan sikap tidak ingin tahu
2 = sering menunjukkan sikap tidak ingin tahui
1 = sangat sering menunjukkan sikap tidak ingin tahu

Kriteria penilaian non tes melalui aktivitas kelas


Diskusi Kelompok

No Indikator yang dinilai


Nama Kedisiplinan Jumlah
Tanggung Kerja Komunikasi
Peserta dlm Aktivitas Kesopanan Nilai
Jawab Sama Lisan
Didik Kelas

Keterangan:
Indikator 1 Sangat bertanggung jawab skor 4
Bertanggung jawab skor 3
Kurang bertanggung jawab skor 2
Tidak bertanggung jawab skor 1

Indikator 2 Selalu bekerjasama skor 4


Bekerjasama skor 3
Kurang bekerjasama skor 2
Tidak bekerjasama skor 1

Indikator 3 Sangat disiplin skor 4


Disiplin skor 3
Kurang disiplin skor 2

Tidak disiplin skor 1

Indikator 4 Sangat sopan skor 4


Sopan skor 3
Kurang sopan skor 2
Tidak sopan skor 1

Indikator 5 Sangat komunikatif skor 4


Mampu merasionalisasikan skor 3
Mampu menjelaskan dengan baik skor 2
Kurang mampu menjelaskan skor 1

Jumlah skor X 100 = ….


20
Untuk memperoleh generalisasi gambaran perilaku peserta didik, maka
digunakan pengkatagorian atau menggunakan kelas interval:
90 – 100 = A (sangat baik)
80 – 89 = B (baik)
70 – 79 = C (cukup baik)
61 – 69 = D (kurang baik)

Bandung, Maret 2018

Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Guru Mata Pelajaran PPKn
Bandung

NIP. NIM.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
SKENARIO MODEL PEMBELAJARAN

Skenario Model Pembelajaran Alokasi Keterangan


Waktu

1. Model Pembelajaran Mind Mapping 45 Menit

1) Menyampaikan kompetensi yang ingin


dicapai;
2) Gurumengemukakan
konsep/permasalahan yang akan
ditanggapi oleh siswa dan sebaiknya
permasalahan yang mempunyai alternatif
jawaban;
3) Membentuk kelompok yang anggotanya
2-3 orang;
4) Tiap kelompok
menginventarisasi/mencatat alternatif
jawaban hasil diskusi;
5) Tiap kelompok (atau diacak kelompok
tertentu) membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat di papan dan
mengelompokkan sesuai kebutuhan
guru; dan
6) Dari data-data di papan siswa diminta
membuat kesimpulan atau guru
Lampiran 2
Skenario Pembelajaran
Mind Mapping
Ikbal : Assalamu’alaikum wr.wb
Siswa : wa’alaikumussalam wr.wb
Ikbal : bagaimana kabarnya anak-anak?
Siswa : Alhamdulillah, luar biasa Allahu akbar
Ikbal : Alhamdulillah, semoga kita senantiasa bersyukur atas nikmat sehat yang
diberikan oleh Allah. Oke, silahkan anak anaku berdiri dan liat kanan kiri apakah
ada sampah yang berserakan, jikalau ada simpan dan buang setelah pelajaran
berakhir.
Siswa : (membersihkan)
Ikbal : Sudah? Sip bagus. Siapa KM nya? Silahkan pimpin doa terlebih dahulu
sebelum memulai Pembelajaran?
ridwan : baik pak, sebelum memulai pelajaran marilah kita berdoa terlebih dahulu.
Berdoa dimulai. Berdoa dapat diakhiri.
Ikbal : oke anak anaku, ada yang hafal tata tertib sekolah kita?
Euis : saya pak,
Ikbal : coba sebutkan euis?
Euis : Semua siswa harus hadir di sekolah selambat-lambatnya 10 menit sebelum
pelajaran dimulai, Taat kepada Guru dan Kepala Sekolah, dan Menghormati guru
dan saling menghargai sesama siswa.
Ikbal : good euis, itu baru yang di perintahkan. Ada yang hafal yang dilarang?
Cika : saya pak,
Ikbal : silahkan Cika
Cika : dilarang Merokok di dalam dan di luar sekolah, dilarang Berkelahi dan
main hakim sendiri jika menemui persoalan sesama teman, dan dilarang
Memeras/memalak teman, main kartu (judi) di sekolah.
Ikbal : oke, dari tata tertib yang telah disebutkan apakah ada yang bisa mengaitkan
dengan materi pertemuan minggu kemarin?
Vihan : saya pak.
Ikbal : silahkan vihan
Vihan : materi minggu kemarin itu membahas tentang UUD NRI tahun 1945 yang
isinya tentang peraturan peraturan sama seperti tata tertib ini yang juga memuat
peraturan-peraturan pak.
Ikbal : betul sekali vihan,
(KEGIATAN INTI)
Ikbal : Kehidupan dalam sekolah kalian dapat diibaratkan sama dengan kehidupan
suatu negara. Keduanya memiliki peraturan. Kehidupan di sekolah diatur melalui
tata tertib sekolah. Kehidupan dalam suatu negara diatur dalam konstitusi atau
Undang-Undang Dasar. Setiap bangsa yang merdeka akan membentuk suatu pola
kehidupan berkelompok yang dinamakan negara. Pola kehidupan kelompok dalam
bernegara perlu diatur dalam suatu naskah. Naskah aturan hukum yang tertinggi
dalam kehidupan Negara Republik Indonesia dinamakan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan peraturan perundangan lainnya.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berisi pola dasar
kehidupan bernegara di Indonesia. Semua peraturan perundang-undangan yang
dibuat di Indonesia tidak boleh bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Semua peraturan perundang- undangan yang
dibuat di Indonesia harus berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Ikbal : baik, sekarang sebelum membahas lebih jauh peraturan perundangan. Ada
yang tau pengertian dari peraturan perundangan?
Dina : Peraturan perundang-undangan merupakan peraturan yang bersifat
mengikat masyarakat yang berfungsi untuk memberikan kepastian hukum untuk
masyarakat, menciptakan ketertiban dan keamanan, serta mengayomi masyarakat
Ikbal : oke bagus jawabannya ya dina, selain itu Peraturan Perundangan adalah
peraturan Tertulis yang memuat norma hukum yang mengikat secara umum dan
dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui
prosedur yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan ( UU No 12 tahun
2011)
Ikbal : selanjunya, beberapa fungsi dari peraturan perundang-undangan adalah
Membatasi Tingkah Laku Warga Negara, Menentukan Aturan yang Dijadikan
Pedoman, Mengatur Kehidupan Warga Negara, Menciptakan Suasana yang Aman,
Damai dan Tertib, Memberikan Rasa Keadilan dan Kepastian Hukum, Memberikan
Perlindungan Hak-Hak Asasi Manusia. Sampai disini ada yang ingin ditanyakan
dulu?
Siswa : (tidak pak)
Ikbal : baik, jika tidak ada kita lanjutkan. Sekarang kita akan bahas sifat dari
Undang-Undang Dasar atau konstitusi memiliki dua sifat, yaitu: konstitusi itu dapat
diubah dan Konstitusi tidak dapat diubah.Untuk UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 sebagai konstitusi atau hukum dasar tertinggi bangsa Indonesia adalah
konstitusi yang dapat digolongkan sebagai konstitusi yang dapat diubah. Hal ini
terlihat dalam Pasal 37 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
mensyaratkan bahwa untuk mengubah UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945, 2/3 anggota MPR harus hadir dan disetujui oleh sekurang-kurangnya lima
puluh persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR. Sejak tahun 1999,
MPR telah mengadakan perubahan (amandemen) terhadap UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 sebanyak 4 kali.
Intan : Pak, saya ingin bertanya apakah saat amandemen UUD NRI tahun 1945
semuanya diubah?
Ikbal : bagus sekali pertanyaannya, ada yang bisa jawab?
Siswa : (Tidak Pak).
Ikbal : tentunya tidak semua diubah, tetapi ada beberapa Kesepakatan dasar itu
terdiri atas lima butir, yaitu: 1) tidak mengubah Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengapa? Pancasila sebagai dasar-dasar
filosofis terdapat dalam Pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang merupakan kesepakatan pertama penyangga
konstitusionalisme. Dengan tidak diubahnya Pembukaan UUD 1945, tidak berubah
pula kedudukan Pancasila sebagai dasar filosofis Negara Republik Indonesia.
Adapun
yang berubah adalah sistem dan lembaga untuk mewujudkan cita-cita berdasarkan
nilai-nilai Pancasila. Institusi negara seperti lembaga legislatif, yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat maupun lembaga peradilan/kehakiman, yaitu Mahkamah
Agung
dapat berubah, tetapi Pancasila sebagai dasar negara tetap menjiwai perubahan
bentuk dan fungsi lembaga negara tersebut. 2) tetap mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, 3) mempertegas sistem pemerintahan presidensial,
4) penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (batang tubuh),
dan 5) melakukan perubahan dengan cara addendum. Bagaimana mengerti intan?
Intan : mengerti pak.
Ikbal : selanjutnya kita akan membahas sikap seperti apa yang harus kita lakukan
dalam mempertahankan UUD NRI tahun 1945. Baik di lingkungan sekolah,
masyarakat maupun negara.
Ikbal : baik, dari bahasan sikap tadi. Kalian harus bisa menjadi generasi yang
mampu mempertahankan UUD NRI tahun 1945. Siap?
Siswa : siap pak.
(model pembelajaran)
Ikbal : sekarang kita akan membentuk beberapa kelompok, yang terdiri dari 5
orang. Silahkan membentuk. Lalu diskusikan beberapa pertanyaan ini
a. Mengapa tata tertib harus ditaati?
b. Mengapa suatu pelanggaran terhadap peraturan dapat terjadi?
c. Apa akibat apabila peraturan perundang undangan dan sistem hukum
nasional tidak ditaati?
d. Berikan contoh pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan?
Silahkan gunakan referensi buku paket untuk mencari beberapa alternative
jawabaannya, dan jawabannya bisa dibuat dalam kertas karton dengan bentuk mind
mapping atau peta konsep.
Jika sudah selesai silahkan dua orang perwakilan kelompok untuk maju ke depan
dan menjelaskan hasil diskusinya. Mengerti anak-anaku?
Siswa: mengerti pak
Ikbal : silahkan mulai, (25 menit kemudian). Selesai anak anak. Silahkan
kelompok satu untuk menjelaskan terlebih dahulu.
Silvia :
Pertanyaan No 1. ada beberapa alasan mengapa tata tertib harus ditaati yaitu;
a. Untuk Melatih kedisiplinan
Tentu saja tujuan utama dari pembuatan tata tertib yaitu untuk melatih
kedisiplinan para siswa. Dengan menjadi siswa yang disiplin, maka kegiatan
belajar mengajar akan berlangsung dengan efektif dan nyaman. Misalnya
saja, waktu masuk sekolah dimulai pukul 07.30 pagi. Dengan mewajibkan
siswa datang sebelum bel masuk berbunyi maka kegiatan belajar mengajar
akan dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Untuk Melatih tanggung jawab
Apabila guru memberi tugas atau pekerjaan rumah maka siswa wajib
mengerjakannya. Hal ini dapat melatih rasa tanggung jawab siswa terhadap
apa yang diamanatkan kepadanya. Dan ingat, siswa pun akan belajar tentang
adanya konsekuensi apabila tidak melaksanakan apa yang ditugaskan
kepadanya. Di lain pihak, siswa akan belajar bahwa akan ada reward apabila
mengerjakan apa yang menjadi kewajibannya.
c. Untuk Menjaga kenyamanan lingkungan
Di sekolah, siswa diajarkan untuk menjaga kebersihan seperti membuang
sampah pada tempatnya dan tidak mencorat-coret tembok atau meja. Hal ini
ditujukan agar lingkungan terjaga keasriannya dan membuat kegiatan
belajar mengajar menjadi nyaman. Tambahan pula, dengan tata tertib ini
maka siswa akan belajar untuk merawat lingkungan sekitarnya.
Pertanyaan no 2. Mengapa pelanggaran peraturan dapat terjadi?
a. Kurangnya Kesadaran siswa Untuk menaati tata tertib
b. Kurangnya ketegasan guru terhadap siswa yang melanggar
c. Kurangnya pengawasan dari pihak sekolah terhadap pelaksanaan tata tertib
yang berlaku
d. Anggapan bahwa tata tertib terlalu memaksa
e. Ketidakpuasan siswa pada lingkungan sekolah
Canov : jawaban pertanyaan ke 3. Akibat peraturan perundangan tidak
dilaksanakan?
a. Terjadinya Kekacauan di segala sektor
Hidup demokratis memang penting, namun harus adil dan tertib. Tanpa
adanya aturan, pihak-pihak tertentu dapat bertindak dengan sesuka hati.
Tindakan kriminalitas akan semakin merajalela dan korupsi akan semakin
menjamur. Distribusi hak dan kewajiban tidak lagi seimbang, si kaya akan
menjadi semakin kaya dan si miskin semakin miskin dan tidak memiliki
harapan. Akan terjadi perebutan kekuasaan, permainan politik yang kotor
dan tidak akan ada lagi penghargaan terhadap hak asasi yang dimiliki oleh
setiap manusia. Manusia hanya akan melakukan segala sesuatunya untuk
kepentingan diri sendiri, demi uang dan kekuasaan. Hukum tidak akan lagi
dipandang sebagai sesuatu yang bisa mengatur kehidupan bermasayarakat,
sebab tidak akan ada yang peduli lagi.
b. Manusia akan hidup bebas, namun disaat yang sama juga kehilangan
kebebasannya.
Jika aturan tidak bisa lagi ditegakkan, maka tidak akan ada lagi yang
mengatur bagaimana manusia harus hidup berdampingan dengan manusia
lain. Manusia bisa berbuat apa saja, tidak akan ada yang bisa membatasi.
Namun disaat yang sama kebebasan manusia juga akan hilang berganti
dengan ketakutan dan kecemasan. Masyarakat tidak akan bisa terbebas dari
kekhawatiran. Tidak ada jaminan terhadap hak-hak manusia. Tak adalagi
kebebasan untuk berbicara, untuk mendapatkan pendidikan, untuk hidup
dengan layak dan untuk merencanakan kehidupan. Semua yang manusia
lakukan hanya akan berfokus pada usaha untuk bertahan hidup.
c. Tanpa adanya Keadilan tidak akan ada Perdamaian
Setiap manusia memiliki ego. Ketika seseorang merasa bahwa haknya telah
dirampas, maka ia akan menuntut pembalasan. Tanpa adanya keadilan,
manusia akan saling menyakiti satu sama lain. Peperangan akan terjadi
dimana-mana karena semua kelompok menuntut agar haknya diberikan.
Protes akan terjadi dimana-mana, kudeta bisa terjadi disetiap pemerintahan.
Penyerangan dan Pembunuhan akan terjadi di semua tempat dan nyawa
manusia tidak akan ada harganya lagi. Tanpa adanya keadilan maka tidak
akan ada lagi perdamaian.
Jawaban Pertanyaan No 4. Contoh pelanggaran terhadap Undang-undangan?
a. Korupsi
b. Pembunuhan
c. Melanggar rambu rambu lalu lintas saat berkendara
Ikbal : Sip, bagus sekali penjelasannya. Silahkan duduk kembali. Sebelum
mengakhiri pembelajaran hari ini. Untuk melihat sejauh mana kalian memahami
pelajaran bapak, akan ada kuis. Siapa yang tau jawaban no 1
Euis : saya pak. Jawabannya C.
Ikbal : betul, silahkan nomor 2
Hanni : saya pak, jawabannya B
Ikbal : betul. Alhamdulillah ternyata kalian sudah memahami apa yang bapak
sampaikan. Sekarang siapa yang bisa menyimpulkan materi pertemuan kali ini?
Tony : saya pak. Jadi menurut saya aturan adalah pedoman yang dibuat untuk
mengatur kehidupan agar tercipta kehidupan yang damai dan tertib. Kita sebagai
siswa harus menaati tata tertib saat disekolah dan harus menaati UUD NRI 1945
dan peraturan lainnya saat berada dimasyarakat.
Ikbal : bagus sekali, betul anak anak bahwa peraturan dibuat bukan hanya sebatas
tulisan tetapi harus dilaksanakan dengan sebaik mungkin. Dan bapak harap setelah
selesai materi ini, kalian bisa menjadi generasi yang melaksanakan UUD NRI 1945
dan peraturan perundang undangan lainnya. Sekian dari bapak untuk pertemuan kali
ini, jangan lupa baca dan pelajari materi minggu depan yah. Assalamu’alaikum
wr.wb
Siswa : wa’alaikumussalam wr.wb
Selesai 

SKENARIO PEMBELAJARAN
“MODEL JIGSAW DAN KAJIAN KONSTITUSIONAL”
Pada hari selasa tanggal 9 April 2018 di SMP N 44 Bandung, kelas VIII B
memasuki jam pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran PPKn. Materi yang
akan dibahas pada hari ini yaitu mengenai makna, kedudukan dan fungsi Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam system hokum nasional. Model
yang akan digunakan pada hari ini yaitu model pembelajaran Jigsaw dan Kajian
Konstitusional. Adapun proses pembelajarannya adalah sebagai berikut:
(Guru memasuki ruang kelas)
Kegiatan Awal
Guru : “Assalamualaikum wr. wb.”
Siswa : “Wa’alaikumsalam wr. wb.”
Guru : “Selamat pagi anak-anak!”
Siswa : “Selamat pagi Pak!”
Guru : “Apa kabarnya hari ini ?”
Siswa : “Alhamdulillah luar biasa Allahuakbar !”
Guru : “Alhamdulillah hari ini semuanya semangat ya. Untuk mengawali
pembelajaran pada hari ini alangkah lebih baiknya kita berdoa terlebih dahulu.
Silahkan ketua kelas pimpin doa.”
(Ketua kelas memimpin doa)
Ketua Kelas : “Duduk siap ! Sebelum mengawali pembelajaran hari ini alangkah
baiknya kita berdoa terlebih dahulu, berdoa dipersilahkan”
Ketua Kelas : “Selesai !”
Guru : “Ya semuanya itu harus diawali dengan doa ya anak-anak agar kegiatan
kita dapat berjalan dengan lancar dan mendapat Ridho dari Allah Swt. Amin”
Guru : “Sekarang coba rapihkan tempat duduknya, rapihkan pakaiannya dan lihat
di bawah bangku kalian apakah ada sampah tidak? Kalau ada tolong diambil dan
simpan dulu, nanti setelah pembelajaran selesai buang ke tempat sampah ya
mengerti?”
Siswa : “Mengerti Pak !”
Guru : “Ya baik, hari ini apakah ada yang tidak masuk?”
Siswa : “Hadir semua Pak !”
Guru : “Ya Alhamdulillah. Sebelumnya apakah ada yang masih ingat materi
pembelajaran minggu yang lalu?”
Anisa : “Saya Pak!” (mengacungkan tangan)
Guru : “Ya silahkan Anisa”
Anisa : “Materi minggu yang lalu adalah mengenai pembiasaan berperilaku sesuai
nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara”
Guru : “Ya silahkan jelaskan Anisa !”
Siswa : “Jadi Pancasila merupakan dasar dari kegiatan bernegara, setiap perilaku
kita harus berpatokan kepada Pancasila.”
Guru : “Ya bagus sekali Anisa. Nah hari ini kita akan melanjutkan pembahasan
mengenai Makna, fungsi dan kedudukan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam system hokum nasional.Yang mana harapan bapak
setelah mempelajari ini kalian bisa paham dan dapat mengaplikasikan dalam
kehidupan
Guru : “Kita mulai pembelajaran hari ini ya.”
Kegiatan Inti
(Guru menjelaskan makna UUD 1945, fungsi dan kedudukan UUD 1945).
Guru : “Minggu yang lalu Bapak telah menugaskan kalian untuk membentuk
kelompok yang beranggotakan 4 orang. Apakah sudah dibentuk kelompoknya?”
Siswa : “Sudah Pak !”
Guru : “Semuanya sudah duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing ya?”
Siswa : “Sudah Pak !”
Guru : “Bagus sekali. Sekarang untuk setiap ketua kelompok silahkan maju ke
depan untuk mengambil materi yang harus di diskusikan.”
Siswa : “Baik Pak!” (Setiap ketua kelompok maju ke depan).
Guru : “Kepada ketua kelompok silahkan bagi kertas yang telah Bapak berikan
tadi kepada setiap anggota kalian secara merata..”
(ketua kelompok 1: Thoriq. 2: Ridwan, 3: Tony, 4: Panji,.)
Guru : “Sekarang Bapak jelaskan peraturannya. Perhatikan baik-baik ya. Anggota
yang memiliki materi nomor 1 akan bergabung dengan anggota kelompok lain yang
juga memiliki materi nomor 1. Anggota yang memiliki materi nomor 2 akan
bergabung dengan anggota kelompok lain yang juga memiliki materi nomor 2.
Begitu seterusnya hingga membentuk kelompok-kelompok baru. Kelompok yang
baru tersebut disebut dengan Tim Ahli. Ingat-ingat ya !.Kalian akan saling
berdiskusi mengenai bagian materi yang telah ditugaskan. Setelah selesai
berdiskusi, setiap anggota tim ahli akan kembali ke kelompok asal atau kelompok
awal yang beranggotakan 4 orang dan bergantian mengajar teman anggota
kelompok mereka tentang materi yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Apakah semuanya mengerti?”
Siswa : “Siap mengerti Pak !”
Guru : “Bapak berikan waktu 10 menit untuk berdikusi. Sekarang silahkan Tim
Ahli bergabung terlebih dahulu setelah itu langsung mulai diskusinya ya.”
Siswa : “Baik Pak !”
Guru : “Ya silahkan”
Guru : “Ya waktunya habis ya anak-anak. Apakah sudah selesai?”
Siswa : “Sudah Pak !”
Guru : “Ya baik sekarang silahkan semuanya kembali pada kelompok awal dan
bergantian mengajar teman satu kelompoknya mengenai materi yang telah
didiskusikan bersama tim ahli ya. Bapak berikan waktu 10 menit.”
Siswa : “Baik Pak!”
Guru : “Ya waktunya habis, semua sudah selesai?”
Siswa : “Sudah Pak!”
Guru : “Kalau begitu sekarang silahkan siapa yang akan menjelaskan di depan
mengenai hasil diskusi kelompok? dimulai dari kelompok 1 untuk menjelaskan
materi ke 1 silahkan, materi ke 2, materi ke 3, materi ke 4, dan materi ke 5 silahkan.

(Kelompok 1: Canur, Thoriq, Veggy, Junita)
Canur : ” Saya akan mempresentasikan hasil dari yang saya diskusikan bersama
teman-teman, saya membahas tentang hal inti dari alinea pertama UUD 1945 yang
mana isinya menjelaskan dalam alinea pertama meletakkan tugas dan tanggung
jawab kepada bangsa dan negara serta warga negara Indonesia untuk senantiasa
melawan penjajahan dalam segala bentuk. Juga menjadi landasan hubungan dan
kerja sama dengan negara lain. Bangsa dan negara, termasuk warga negara harus
menentang setiap bentuk yang memiliki sifat penjajahan dalam berbagai kehidupan.
Tidak hanya penjajahan antara bangsa terhadap bangsa, tetapi juga antar manusia
karena sifat penjajahan dapat dimiliki dalam diri manusia.”
Thoriq : “Saya akan menjelaskan makna tentang alinea kedua Alinea ini
menunjukkan kebanggaan dan penghargaan atas perjuangan bangsaIndonesia
selama merebut kemerdekaan. Ini berarti kesadaran bahwa kemerdekaandan
keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan sebelumnya.
Kemerdekaanyang diraih merupakan perjuangan para pendahulu bangsa Indonesia.
Mereka telahberjuang dengan mengorbankan jiwa raga demi kemerdekaan bangsa
dan negara.Juga kesadaran bahwa kemerdekaan bukanlah akhir dari perjuangan
bangsa.Kemerdekaan yang diraih harus mampu mengantarkan rakyat Indonesia
menujucita-cita nasional, yaitu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan
makmur.Negara yang “merdeka” berarti negara yang terbebas dari penjajahan
bangsa lain “Bersatu” menghendaki bangsa Indonesia bersatu dalam negara
kesatuan bukanbentuk negara lain. Bukan bangsa yang terpisah-pisah secara
geografis maupunsosial.”
Veggy : “Saya akan menjelaskan makna alinea ketiga pembukaan UUD 1945,
Alinea ketiga mempertegas pengakuan dan kepercayaan bangsa Indonesiaterhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Manusia merupakan makhluk Tuhan yang terdiriatas
jasmani dan rohani. Manusia bukanlah mesin yang tidak memiliki jiwa.
Berbedadengan pandangan yang beranggapan bahwa manusia hanya bersifat fisik
belaka. Inimenegaskan prinsip keseimbangan dalam kehidupan secara material dan
spiritual,kehidupan dunia dan akhirat, jasmani, dan rohani”
Junita : “Saya akan menjelaskan makna alinea ke 4 pembukaan UUD 1945, Alinea
keempat memuat dasar negara Pancasila, yaitu “... dengan berdasar
kepadaKetuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesiadan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
Sosial bagi Seluruh RakyatIndonesia”. Kelima sila Pancasila merupakan satu
kebulatan utuh, satu kesatuanyang tidak terpisahkan. Rumusan Pancasila dimuat
dalam Pembukaan. Maka, secarayuridis-konstitusional adalah sah, berlaku, dan
mengikat seluruh lembaga negara,lembaga masyarakat, dan setiap warga negara.
Guru : “Ya luar biasa sekali ya pemaparan hasil dikusi dari masing-masing
kelompok, Mari kita beri tepuk tangan.” (Guru mempersilahkan yang di depan
untuk duduk kembali)
(Guru membahas hasil diskusi siswa dengan mengaitkan pada materi yang telah
disampaikan sebelumnya).
Guru : “Sampai disini apakah ada yang mau bertanya?”
Siswa : “Tidak Pak”
Guru : “Semuanya sudah paham?”
Siswa : “Paham Pak !”
Kegiatan Penutup
Guru : “Baik kalau begitu apakah ada yang mau menyimpulkan materi kita pada
hari ini? Silahkan acungkan tangan”
Siswa : “Saya Pak!”
Guru : “Ya silahkan veggy”
Veggy : “Jadi Undang-Undang Dasar merupakan sebagian hukum dasar yang
tertulis. Disamping hukum dasar yang tidak tertulis. Sebagai hukum dasar, UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 merupakan sumber hukum bagi peraturan
perundang-undangan, dan merupakan hukum tertinggi dalam tata urutan peraturan
perundang-undangan di Indonesia serta mampu dijadikan dasar fundamental dalam
berkehidupan kebangsaan.”
Guru : “Selanjutnya Bapak akan memberikan soal untuk mengetes sejauh mana
pemahaman kalian mengenai materi. Kalian siap?”
Siswa : “Siap Pak…!”
Guru : “Ya pertanyaan pertama, siapa yang bisa jawab?”
Junita : “Saya pak, jawabannya A”
Guru : “Baik pertanyaan kedua, siapa yang bisa jawab?”
Ridwan: “Saya pak, jawabannya D”
Guru : “Okey pertanyaan terakhir siapa yang mau jawab?”
Anisa : “Saya pak, jawabannya A”
Guru : “Sebelum menutup pelajaran kita hari ini apakah ada yang ingin ditanyakan
kembali?”
Siswa : “Tidak Pak”
Guru : “Baiklah kita tutup pelajaran hari ini dengan mengucap Hamdalah
bersama-sama.”
Siswa : “Alhamdulillahhirabbilalamin”
Guru : “Jangan lupa kerjakan latihan dalam buku paket halaman 48 dan jangan
lupa baca juga materi selanjutnya. Mengerti?”
Siswa : “Mengerti Pak!”
Guru : “Oke baik sampai jumpa di pertemuan selanjutnya. Wassalamualaikum wr.
wb.”
Siswa : “Waalaikumsalam wr. wb.”

Lampiran 3
PETA KONSEP

4. Kedudukan\Pembukaan
UUD Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
4. Kedudukan dan Makna Pembukaan
UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. 3. Hubungan Pembukaan
dengan Proklamasi
Kemerdekaan.
LAMPIRAN 4
KI DAN KD Peta Konsep

Indikator Video Animasi

Tujuan Pembelajaran Poster dan Komik

DAFTAR ISI
LAMPIRAN 4

Anda mungkin juga menyukai