Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENDIDIKAN INKLUSI

PENYEDIAAN SARANA UMUM PENDIDIKAN YANG DAPAT DIAKSES


SECARA MANDIRI OLEH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

Dosen Pengampuh : Dr. Hj. Taty Fauzi, M.Pd.


Disusun oleh :

1. Elvin KinantiParamuditha (2021143583)


2. Septiana (2021143588)
3. Septiani (2021143589)
4. Suciarti Nur Adha (2021143591)
5. Linda (2021143599)
6. AryaniSaputri (2021143585)

KELAS:2.O PGSD

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palembang
Tahun Ajaran 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul tentang “PENYEDIAAN
SARANA UMUM PENDIDIKAN YANG DAPAT DIAKSES SECARA MANDIRI
OLEH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran PENDIDIKAN


INKLUSI. Selain itu, makalah ini juga diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman
dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih.

Palembang, April 2022

Penyusun
Kelompok 3

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................................2

BAB I .....................................................................................................................3

PENDAHULUAN .................................................................................................3

1.1.Latar Belakang .............................................................................................3

1.2.Rumusan Masalah ........................................................................................4

1.3. Tujuan .........................................................................................................4

BAB II....................................................................................................................5

PEMBAHASAN ....................................................................................................5

2.1. Pengertian Sarana ........................................................................................5

2.2. Fasilitas Umum Yang Ramah Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di
Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ............................................5

2.3.Pengertian Sarana Pendidikan anak berkebutuhan khusus ..........................6

2.4. Sarana Yang Dibutuhkan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus ...........7

2.5. Manajemen sarana dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus .........12

BAB III ................................................................................................................13

PENUTUP ...........................................................................................................13

3.1. Kesimpulan ...............................................................................................13

3.2. Saran ..........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................14

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami problema dalam belajar,
hanya saja problema tersebut ada yang ringan dan tidak memerlukan perhatian khusus
dari orang lain karena dapat diatasi sendiri oleh anak yang bersangkutan dan ada juga
yang problem belajarnya cukup berat sehingga perlu mendapatkan perhatian dan
bantuan dari orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan
khusus (children with special needs), memang tidak selalu mengalami problem dalam
belajar. Namun, Ketika mereka diinteraksikan Bersama-sama dengan anak-anak
sebaya lainnya dalam system Pendidikan regular, ada hl-hal tertentu yang harus
mendapatkan perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar
yang optimal.

Pada saat ini dunia Pendidikan mempunyai kewajiban untuk melayani berbagai
jenis peserta didik berkebutuhan khusus. Pada waktu sebelumnya, peserta didik yang
berkebutuhan khusus diberi label anak luar biasa dan anak yang termasuk kedalam
kelompok anak luar biasa langsung di didik di sekolah luar biasa melayani berbagai
bentuk kekhususan yang dimiliki anak, seperti sekolah luar biasa (SLB) untuk
penyandang tuna wicara, tuna grahita, tuna Netra. Untuk peserta didik yang memiliki
ciri-ciri khusus di dalam perkembangannya yang berbeda dari perkembangan secara
normal. Penyimpangan perkembangan tersebut berbentuk penyimpangan intelegensi
yaitu intelegensi dibawah normal yang dikenal peserta didik penyandang retardasi
mental, atau intelegensi di atas normal yang dikenal peserta didik suoerior atau gifted.
Penyimpangan dalam perilaku seperti ADHD atau autisme. Penyimpangan dalam
perkembangan visual, seperti peserta didik penyandang kebutaan atau tuna Netra dan
penglihatan yang sangat rabun. Penyimpangan dalam perkembangan audiotory seperti
individu penyandang tuna wicara. Penyimpangan dalam perkembangan fisik seperti
tuna daksa. Di samping iu, peserta didik yang seharusnya tidak bermasalah dalam

3
belajar akan tetati mengalami masalah belajar yang disebut peserta didik berkesulitan
belajar.

Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus membutuhkan suatu strategi


tersendiri sesuai dengan kebutuhan masing – masing. Dalam penyusunan program
pembelajaran untuk setiap bidang studi hendaknya guru kelas sudah memiliki data
pribadi setiap peserta didik.

1.2.Rumusan Masalah
• Apa yang dimaksud dengan sarana?

• Apa saja Fasilitas Umum Yang Ramah Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK)?

• Apa saja sarana yang dibutuhkan dalam Pendidikan anak berkebutuhan


khusus?

• Apa yang dimaksud dengan sarana Pendidikan anak berkebutuhan khusus?

• Bagaimana manajemen sarana dalam Pendidikan anak berkebutuhan khusus?

1.3. Tujuan
• Untuk Mengetahui pengertian sarana

• Untuk mengetahui fasilitas umum yang ramah terhadap anak berkebutuhan


khusus (ABK)

• Untuk mengetahui sarana yang dibutuhkan dalam Pendidikan anak


berkebutuhan khusus

• Untuk mengetahui pengertian sarana Pendidikan anak berkebutuhan khusus

• Untuk mengetahui manajemen sarana Pendidikan anak berkebutuhan khusus

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sarana


Sarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat penggerak
suatu pendidikan.Sarana pendidikan dapat berguna untuk menunjang penyelenggaraan
proses belajar mengajar, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam suatu
lembaga dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sarana pendidikan adalah salah
satu sumber daya yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus
menerus seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup
canggih.

Pengertian sarana menurut para ahli:

a. Ibrahim Bafadal (2003:2), mengemukakan sarana pendidikan adalah “Semua


perangkatan peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah”.

b. Wahyuningrum (2004:5), berpendapat bahwa sarana pendidikan adalah segala


fasilitas yang diperlukan dalam proses pembelajaran, yang dapat meliputi barang
bergerak maupun barang tidak bergerak agar tujuan pendidikan tercapai

2.2. Sarana Umum Pendidikan yang dapat diakses oleh anak berkebutuhan
khusus di sdn 30 palembang

Kepala SDN 30 Palembang Nuraini, S.Pd mengatakan pendidikan inklusi ini


sudah lama diterapkan, sebab pendidikan inklusi tidak hanya mengajarkan anak dapat
belajar, menulis atau menghitung, melainkan menjadikan anak-anak ini bisa
bersosialisasi dengan teman sebayanya.
Makanya ada sebagian tanah dibuat tempat khusus, seperti dijadikan sarana alat peraga
atau tempat bermain anak inklusi. Dalam permainan ini juga sebagian besar berbahan
dari kayu atau papan, jadi sangat aman apabila siswa inklusi dalam bermain.

5
Perlu diketahui 1 kelas ini berjumlah 5 sampai 6 siswa inklusi, sehingga saat
mereka berbaur dengan siswa lain, secara tidak langsung mereka pun menjadi siswa
yang normal, akan tetapi ini juga membutuhkan waktu dan peran orang tua siswa
melatih anaknya dirumah. Jika semua ikut membantu maka siswa inklusi bisa
bermetamorfosis menjadi siswa pada umumnya, siswa inklusi di SDN 30 bermacam-
macam ada yang hyper aktif, gagu, pendiam, dan lainnya.

Menghadapi siswa inklusi ini harus banyak bersabar, sebab tidak setiap guru
bisa mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Perlu keahlian khusus, dan kesabaran
yang lebih,“ terangnya.

anak berkebutuhan khusus itu memiliki tiga tingkatan, yaitu ringan, sedang dan
berat. Masing-masing tingkatan butuh perlakuan berbeda.Mulai dari siswa yang tidak
mau bersosialisasi dengan teman, baik itu menulis, membaca dan menghitung,
memang kalau dilihat IQ tidak sama dengan IQ siswa lainnya.

SD Negeri 30 Palembang sudah menampung sekitar 315 ABK, hampir 70%


(220 anak) merupakan siswa pindahan dari Sekolah Luar Biasa. Hal ini terjadi selain
karena faktor ekonomi, berdasarkan hasil penelitian, pengamatan dan rekomendasi
dokter proses belajar ABK lebih efektif dan berdampak positif terhadap tumbuh
kembangnya jika dilakukan secara inklusi. Banyak capaian yang diperoleh, antara lain;
100% ABK yang lulus dari SDN 30 Palembang melanjutkan ke SMP, adanya beberapa
prestasi ABK, seperti; hapal Al-Qur’an 3 jus, menang lomba story telling tingkat
nasional, ABK sudah membaur dengan anak lainnya dan muncul rasa empati dan
saling peduli dari sesama.

2.3.Pengertian Sarana Pendidikan anak berkebutuhan khusus


Sarana pendidikan anak berkebutuhan khusus adalah perangkat keras
maupun perangkat lunak yang dipergunakan untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan pendidikan anak berkebutuhan khusus pada satuan pendidikan tertentu.

Pada hakekatnya semua sarana pendidikan pada satuan pendidikan tertentu itu dapat
dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan inklusi, tetapi untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran perlu dilengkapi asesibilitas bagi kelancaran
6
mobilisasi anak berkebutuhan khusus, serta media pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan anak berkebutuhan khusus

2.4. Sarana Yang Dibutuhkan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

1. Sarana Khusus Anak Tunanetra

a. Alat Asesmen Bervariasinya kelainan penglihatan pada anak tunanetra


menuntut adanya pemeriksaan yang cermat dalam mengidentifikasi
kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Assesmen kelainan penglihatan
dilakukan untuk mengukur kemampuan penglihatan dalam bentuk geometri,
mengukur kemampuan penglihatan dalam mengenal warna, serta mengukur
ketajaman penglihatan. Alat yang digunakan untuk assesmen penglihatan anak
tunanetra dapat seperti di bawah ini.

1) Snellen Chart (alat untuk mengetes ketajaman penglihatan dalam bentuk


hurup dan simbol E)

2) Ishihara Test (alat untuk mengetes ”buta warna”)

3) SVR (Trial Lens Set) (alat untuk mengukur ketajaman penglihatan)

4) Snellen Chart Electronic (alat untuk mengetes ketajaman penglihatan sistem


elektronik – bentuk hurup dan simbol E)
b. Alat Bantu Pembelajaran/Akademik Layanan pendidikan untuk anak tunanetra
selain membaca, menulis, berhitung juga mengembangkan sikap, pengetahuan dan
kreativitas. Akibat kelainan penglihatan anak tunanetra mengalami kesulitan dalam
menguasai kemampuan membaca, menulis, berhitung. Untuk membantu penguasaan
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung dapat dilakukan dengan menggunakan
alat-alat seperti berikut ini.

1. Peta Timbul (peta tiga dimensi bentuk relief)


2. Abacus (alat bantu berhitung)
3. Penggaris Braille (penggaris dengan skala ukur bentuk relief)
4. Blokies (sejumlah dadu dengan simbol Braille dengan papan berkotak)
5. Papan Baca (alat untuk melatih membaca)

7
6. Meteran Braille (alat untuk mengukur panjang/lebar dengan skala ukur
dengan simbol Braille)
7. Kompas Braille (pengukur posisi arah angin dengan tanda Braille) 8) Kompas
bicara (penunjuk arah angin dengan suara)

d. Alat Bantu Visual (alat bantu penglihatan) Kelainan penglihatan anak tunanetra
bervariasi dari yang ringan (low vision) sampai yang total (total blind). Untuk
membantu memperjelas penglihatannya pada anak tunanetra jenis Low vision
dapat digunakan alat bantu sebagai berikut.

1) Magnifier Lens Set (alat bantu penglihatan bagi low vision bentuk hand
and standing berbagai ukuran)
2) CCTV (Closed Circuit Television/alat bantu baca untuk anak low vision
berupa TV monitor)
3) View Scan (alat bantu baca untuk anak low vision berupa scaner)
4) Televisi (TV monitor/pesawat penerima gambar jarak jauh)
5) Prism monocular (alat bantu melihat jauh)

e. Alat Bantu Auditif (alat bantu pendengaran) Untuk melatih kepekaan pendengaran
anak tunanetra dalam mengikuti pelajaran dapat digunakan alat-alat seperti berikut ini:

1) Tape Rekorder Doble Dek (alat rekam/tampil suara model dua tempat kaset)
2) Alat Musik Pukul (alat-alat musik jenis pukul/perkusi)
3) Alat Musik Tiup (alat-alat musik jenis tiup)

2. Sarana Anak Tunarungu

Alat Asesmen Bervariasinya tingkat kehilangan pendengaran pada anak


tunarungu/gangguan komunikasi menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Asesmen kelainan
pendengaran dilakukan untuk mengukur kemampuan pendengaran, atau untuk
menentukan tingkat kekuatan suara/sumber bunyi. Alat yang digunakan untuk
asesmen pendengaran anak tunarungu adalah seperti berikut:
a. Alat Asesmen Bervariasinya tingkat kehilangan pendengaran pada anak
tunarungu/gangguan komunikasi menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang dimilikinya. Asesmen kelainan
pendengaran dilakukan untuk mengukur kemampuan pendengaran, atau untuk
menentukan tingkat kekuatan suara/sumber bunyi. Alat yang digunakan untuk
asesmen pendengaran anak tunarungu adalah seperti berikut:

8
1) Scan Test (alat untuk mendeteksi pendengaran tanpa memerlukan ruang khusus)
2) Bunyi-bunyian (alat yang dapat menimbulkan berbagai jenis bunyi)
3) Garputala (alat pengukur getar bunyi/suara atau tinggi nada)
4) Audiometer & Blanko Audiogram (alat kemampuan pendengaran dengan akurasi
tinggi melalui tes audiometri)
5) Mobile Sound Proof (kotak kedap suara sebagai perangkat tes audiometri)
6) Sound level meter (alat pengukur kuat suara)
d. Alat Bantu Belajar /Akademik
Layanan pendidikan untuk anak tunarungu mencakup membaca, menulis,
berhitung, mengembangkan perilaku positif, pengetahuan, dan kreativitas. Karena
mengalami kelainan pada pendengarannya, maka anak tunarungu mengalami kesulitan
dalam menguasai kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Untuk membantu
penguasaan kemampuan di bidang akademik, maka dibutuhkan layanan alat-alat yang
dapat membantu mengembangkan kemampuan akademik anak tunarungu antara lain:
1) Miniatur benda (bentuk benda sebenarnya dalam ukuran kecil)
2) Finger Alphabet (bentuk simbol huruf dengan isyarat jari tangan)
3) Silinder (bentuk-bentuk benda silindris)
4) Kartu kata (kartu yang bertuliskan kata)
5) Kartu kalimat (kartu yang bertuliskan kalimat singkat)
6) Menara segitiga (susunan bentuk segi tiga dengan ukuran berurut dari kecil sampai
besar)
7) Menara lingkaran (susunan gelang dari diameter kecil sampai besar)
8) Menara segi empat (susunan bentuk segi empat dengan ukuran berurut dari kecil
sampai besar)
9) Peta dinding (peta batas wilayah, batas pulau dan batas Negara yang dapat ditempel
di dinding)
10) Model geometri (model-model bentuk benda beraturan)

3. Sarana Anak Tunagrahita


1. Alat asesmen, untuk asesmen anak tuna grahita dapat digunakan
tesintelegensi WISC-R dan atau stanford binet, cognitive ability
test.
9
2. Latihan Sensori Visual, untuk membantu sensori visual anak tuna
grahita dapat menggunakan alat gradasi kubus, gradasi balok 1,
gradasi balok 2, silinder 1, silinder 2, silinder
3. Latihan Sensori Perabaan,Anak tuna grahita mengalami
kesulitan untuk membedakan dan mengenali bentuk. Untuk
membantu sensori perabaan anak tuna grahita dapat
digunakan alat keping raba 1, 2, dan 3, alas raba, fub
and hand, puzzle pubtastplatten, tactila, balance labirinth spi
rale,balancelabirinth maander.
4. Sensori Pengecap dan Perasa, untuk anak tuna grahita perlu
latihan sensori pengecap dan perasa, alat yang digunakan adalah
gelas rasa, botol aroma, tactile perception, aesthesiometer.
5. Latihan Bina Diri, untuk anak tuna grahita perlu latihan bina diri.
Alat yang digunakan latihan bina diri dapat berupa berpakaian
1 (bentukkancing), berpakaian
2 (bentuk resleting), berpakaian
3 (bentuk tali), dressing frame set, pasta gigi dan lain sebagainya.

6. Alat Pengajaran Bahasa


Anak tunagrahita mengalami kesulitan untuk berkomunikasi dan
berbahasa. Untuk itu anak tunagrahita perlu latihan berbahasa.
Alat yang digunakan melatih berbahasa dapat berupa:
1) Alphabet Loweincase (simbol-simbol alphabet/abjad huruf
besar)
2) Alphabet Fibre Box (melatih membaca permulaan dengan cara
merangkai huruf menjadi kalimat bahan dari fibre)
3) Pias Kata (simbol-simbol kata untuk disusun menjadi kalimat)
4) Pias Kalimat (pias-pias kata dan kalimat dilengkapi dengan
gambar)
4. Sarana Anak Tunadaksa
Alat Bantu Belajar/Akademik Layanan pendidikan untuk anak tunadaksa
mencakup membaca, menulis, berhitung, pengembangan sikap, pengetahuan dan

10
kreativitas. Akibat mengalami kelainan pada motorik dan intelegensinya, maka anak
tunadaksa mengalami kesulitan dalam menguasai kemampuan membaca, menulis,
berhitung. Untuk membantu penguasaan kemampuan di bidang akademik, maka
dibutuhkan layanan dan peralatan khusus. Alat-alat yang dapat membantu
mengembangkan kemampuan akademik pada anak tunadaksa dapat berupa:
1) Kartu Abjad untuk pengenalan huruf
2) Kartu Kata untuk pengenalan kata
3) Kartu Kalimat untuk pengenalan kalimat
4) Torso Seluruh Badan untuk pengenalan bagian anggota tubuh manusia
5) Geometri Sharpe untuk pengenalan bentuk dan untuk menyortir bentuk
geometri
6) Menara Gelang untuk latihan koordinasi mata dan tangan
7) Menara Segitiga untuk pengenalan bentuk segitiga
8) Menara Segiempat untuk pengenalan bentuk segi empat
9) Gelas Rasa untuk membedakan macam-macam rasa
10) Botol Aroma untuk membedakan macam-macam bau/aroma
11) Abacus dan Washer untuk belajar berhitung
12) Papan Pasak untuk belajar berhitung dan koordinasi
13) Kotak Bilangan untuk belajar berhitung
5. Sarana Anak Tunalaras
a. Asesmen Gangguan Perilaku
Anak tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan penyimpangan perilaku yang
merugikan diri sendiri maupun orang lain. Terganggunya perilaku anak tunalaras,
menuntut adanya pengelolaan yang cermat dalam mengidentifikasi kekurangan dan
kelebihan yang dimilikinya. Hal ini penting dalam upaya menentukan apa yang
dibutuhkan dapat mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan kemampuan dan
keadaannya. Asesmen dilakukan pada anak tunalaras untuk mengetahui
penyimpangan perilaku anak. Alat yang digunakan untuk assesmen anak tunalaras
seperti berikut ini:
1) Adaptive Behavior Inventory for Children : Untuk mengetahui perilaku adaptif
untuk anak anak berkebutuhan khusus
11
2) AAMD Adaptive Behavior Scale: Untuk mengetahu skala perilaku adaptif
pada ABK
b. Alat Terapi Perilaku
Perilaku menyimpang yang dilakukan anak tunalaras cenderung untuk merugikan diri
sendiri dan orang lain. Untuk mereduksi perilaku yang menyimpang, maka dibutuhkan
peralatan khusus. Alat-alat tersebut dapat berupa:
1) Pretend Game (untuk membantu anak dalam bersosialisasi dengan orang lain)
2) Hide-Way (untuk bermain sembunyi-sembunyian)
3) Put me a tune (untuk latihan menuangkan air ke cangkir)
4) Copy cats (untuk menjalin interaksi dengan orang lain)
5) Jig-saw puzzle (teka-teki untuk melatih memecahkan masalah)
6) Puppen house (untuk melatih bermain peran)
7) Hunt the Timble (permainan sulap untuk mengingatkan kembali permainan yang
telah lalu)
8) Hoopla (untuk latihan koordinasi mata dan tangan)
9) Sand Pits (untuk melatih gerakan tangan dengan menggunakan tangan atau
memasukan jari kakinya)
10) Constructive Puzzle (melatih kemampuan pemecahan masalah)
11) Animal Puzzle (untuk mengenal berbagai jenis binatang)
12) Fruits Puzzle (untuk mengenal berbagai jenis buah-buahan)

2.5. Manajemen sarana dalam Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Manajemen sarana sekolah bertugas merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, mengkordinasikan, mengawasi, dan mengevaluasi kebutuhan dan
penggunaan sarana agar dapat memberikan sumbangan secara optimal pada kegiatan
belajar mengajar.

Komponen sarana dalam sistem pendidikan ABK, menjadi salah satu


komponen yang termasuk penting. melihat karakteristik anak berkebutuhan khusus,
maka sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan tentunya menyesuaikan
dengan kebutuhan anak. Selain komponen sekolah seperti tanah, gedung, kantor,
gedung sekolah, laboratorium, monumen, tempat tinggal dan sebagainya, diperlukan
pula alat-alat spesifik seperti ruang khusus bagi anak Low Vision, ruang kedap suara
bagi anak tunarungu, berbagai macam alat peraga bagi anak autis, serta alat-alat bantu
pembelajaran yang kesemuanya diharapkan dapat menunjang untuk anak dapat belajar
secara efektif dan maksimal.
12
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sarana dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus sangat di butuhkan dan
menjadi syarat dalam menunjang fasilitas siswa khususnya untuk Anak berkebutuhan
khusus. Di samping itu sekolah penyedia penyelenggaraan pendidikan ABK harus
benar-benar memperhatikan kebutuhan siswa itu sendiri. Mekanisme dan manajemen
sekolah yang baik diharapkan dapat mengontrol terselenggaranya kegiatan pendidikan
sekolah ABK ini. Maka dari itu peran lembaga baik pemerintah pusat atau daerah,
pihak sekolah, guru, serta orang tua siswa sangat di butuhkan dalam rangka
mendukung terciptanya program pendidikan ABK ini dengan baik.

Penyediaan sarana umum pendidikan yang dapat diakses secara mandiri oleh
anak berkubutuhan khusus misalnya perpustakaan dan taman bermain. Setiap anak
berhak mendapat pendidikan yang layak Setiap anak berhak memperoleh akses
pendidikan yang ada dilingkungan sekitarnya.

Tuna netra seperti jasa layanan yang lebih diperluas dalam bentuk naskah
berhuruf braile, kaset audio, computer suara, penyediaan jasa layanan pembacaan,

Tuna rungu, dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan


melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh pada lembaga-lembaga
pendidikannya,

3.2. Saran
Berdasarkan materi diatas, diharapkan setiap lembaga sekolah yang
menyelenggarakan pendidikan ABK harus benar-benar mengatur sarana yang
dibutuhkan untuk siswa ABK serta di tunjang dengan pengalaman guru yang
kompeten di bidangnya. Karena masih banyak kekurangan sarana yang dibutuhkan
oleh anak berkebutuhan khusus.

13
DAFTAR PUSTAKA

Usboko. (2017). Fasilitas Umum Yang Ramah Terhadap Anak Berkebutuhan Khusus
(ABK) di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kla.Id.
https://www.kla.id/fasilitas-umum-yang-ramah-terhadap-anak-berkebutuhan-
khusus-abk-di-kota-kupang-provinsi-nusa-tenggara-timur-ntt/

Amka, H. (2020). Manajemen Sarana Sekolah Penyelenggara Inklusi.


www.nizamiacenter.com

Dapa, Aldjon. Dkk. (2007). Manajemen Pendidikan Inklusif. Jakarta :


Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Direktorat Ketenagaan.
Amirin, Tatang M. (2010). Pengertian Sarana dan Prasarana
Pendidikan.[Online]. Tersedia: http://tatangmanguny.wordpress.com/2010/04
/07/pengertian sarana-dan-prasarana-pendidikan/. [04 September 2014]

Choiri, Abdul Salim, dkk. (2009). Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus


Secara Inklusif.

Puji Lestari, Ulsiana. (2013). Pengertian Sarana dan Prasarana


Pendidikan [Online]. Tersedia: http://www.academia.
edu/6845679/ pendidikan_ inklusi. (04 September 2014).

14

Anda mungkin juga menyukai