Oleh
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga kami dapat meyelesaikan makalah yang berisikan
“KEBUTUHAN KHUSUS DALAM BELAJAR” guna memenuhi penyelesaian tugas pada
mata kuliah Psikologi Pendidikan. Makalah ini dapat kami selesaikan berkat adanya bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan kepada semua pihak terutama kepada Dosen Pengampu Ibu
Dra. Eva Betty Simanjuntak, M.Pd, terimakasih juga kepada anggota kelompok kami yang
telah berkontribusi dalam bentuk pikiran atau materi dalam menyelesaikan makalah ini.
Bagi kami sebagai penyusun merasa masih banyak kekurangan makalah ini, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih dan semoga materi ini dalam
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................. 2
BAB II ........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. PENGERTIAN KEBUTUHAN KHUSUS DALAM BELAJAR................................... 3
B. PENGKATEGORIAN KEBUTUHAN KHUSUS.......................................................... 4
C. BELAJAR DI SLB ( Sekolah Luar Biasa )..................................................................... 5
D. BELAJAR DI SEKOLAH INKLUSI ............................................................................. 6
E. CARA MENANGANI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS ..................................... 7
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
A. KESIMPULAN ............................................................................................................... 9
B. SARAN ........................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kebutuhan khusus (special needs education) adalah disiplin ilmu yang
membahas tentang layanan pendidikan yang disesuaikan bagi semua anak yang mengalami
hambatan belajar dan hambatan pekembangan akibat dari kebutuhan khusus tertertu baik
yang bersifat temporer maupun yang besifat permanen. Tidak setiap anak yang dilahirkan
di dunia ini selalu mengalami perkembangan normal. Banyak di antara mereka yang dalam
perkembangannya mengalami hambatan, gangguan, kelambatan, atau memiliki faktor-
faktor resiko sehingga untuk mencapai perkembangan optimal diperlukan penanganan atau
intervensi khusus. Kelompok inilah yang kemudian dikenal sebagai anak berkebutuhan
khusus atau anak luar biasa.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Fungsi Preventif
Fungsi preventif adalah upaya pencegahan agar tidak muncul hambatan belajar dan
hambatan perkembangan akibat dari kebutuhan khusus tertentu. Hal ini bertujuan untuk
mencegah faktor-faktor lingkungan dan dari diri sendiri yang dapat menyebabkan
hambatan belajar.
2. Fungsi Kompensasai
3. Fungsi Intervensi
3
hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang disebabkan oleh kebutuhan khusus
tertentu, seperti kehilangan penglihatan, fungsi pendengaran, atau kebutuhan lainnya.
1. Tunanetra
2. Tunarungu
3. Tunadaksa
4
4. Tunagrahita
Tungrahita adalah kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum dibawah rata-
rata, yaitau IQ 84 kebawah berdasarkan tes dan muncul sebelum usia 16 tahun. Tunagrahita
juga bias diartikan sebagai lambannya fungsi intelektual, yaitu IQ 70 ke bawah berdasarkan
tes inteligensibaku dan terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga
usia 18 tahun.
5. Tunalaras
Tunalaras adalah anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku. Secara fisik,
penderita tunalaras tidak mempunyai perbedaan yang mencolok daripada anak yang
normal. Umumnya, anak tunalaras berperilaku aneh."
6. Autis
Autis adalah sindrom yang sering disalahpahami oleh kebanyakan orang. Anak-
anak penyandang autis sering kali dianggap tidak waras, gila, dan berbahaya. Sungguh
suatu pemahaman yang sangat tragis dan menakutkan. Dengan persepsi masyarakat yang
sedemikian rupa, maka perkembangan dan keberadaan anak autis menjadi tidak
diperhatikan. Jangankan untuk sekolah, untuk berinteraksi saja anak autis sering tidak
mendapatkan tempat.
SLB adalah singkatan dari Sekolah Luar Biasa, yang merupakan lembaga
pendidikan khusus untuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Di SLB, pendidikan
disesuaikan dengan kebutuhan individu setiap siswa.
5
3. Pemenuhan Kebutuhan Spesifik: Siswa di SLB mungkin memiliki berbagai kebutuhan
seperti gangguan perkembangan, gangguan belajar, autisme, tunanetra, tunarungu, atau
kebutuhan medis lainnya. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran harus dirancang
untuk memenuhi kebutuhan spesifik ini.
4. Pembelajaran Berbasis Pengalaman: Banyak SLB menggunakan pendekatan
pembelajaran berbasis pengalaman, di mana siswa belajar melalui aktivitas langsung,
simulasi, dan pengalaman praktis lainnya.
5. Pendekatan Individualisasi: Setiap siswa diperlakukan secara individual sesuai dengan
kemampuan, minat, dan kebutuhan mereka. Ini bisa termasuk pembelajaran satu-satu,
penggunaan alat bantu pembelajaran khusus, atau modifikasi kurikulum.
6. Dukungan Tambahan: Di SLB, siswa juga mendapatkan dukungan tambahan seperti
terapi khusus (terapi wicara, terapi fisik, terapi okupasi), konseling, bimbingan karir,
dan dukungan medis sesuai kebutuhan.
7. Keterlibatan Orang Tua: Pentingnya keterlibatan orang tua sangat diakui di SLB. Orang
tua sering dilibatkan dalam proses pembelajaran dan diberikan informasi serta
keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung perkembangan
anak mereka di rumah.
6
Sekolah inklusi dianggap dapat memberi berbagai manfaat baik masyarakat umum
maupun bagi anak luar biasa sendiri. Masyarakat akan mulai mau menerima keberadaan
anak luar biasa. Selain itu di sekolah inklusi juga memungkinkan anak berkebutuhan
khusus belajar bersama dengan anak normal, dan diperlakukan selayaknya anak normal.
Banyak penelitian yang membahas manfaat yang diperoleh anak berkebutuhan khusus dari
sekolah regular. Loiacono dan Valenti (2010) menyatakan bahwa anak berkebutuhan
khusus yang bersekolah di sekolah regular memiliki kompetensi sosial yang lebih baik.
Interaksi sosial memberikan kesempatan anak berkebutuhan khusus bagaimana
berinteraksi dengan orang yang berbeda dengan diri mereka. Dengan adanya sekolah
seperti ini maka potensi anak yang normal maupun berkebutuhan khusus dapat di
optimalkan sehingga mampu dan siap kelak di dalam masyarakat.
Strategi ini membutuhkan peran aktif orang tua dalam melakukan pengasuhan anak
berkebutuhan khusus. Beberapa strategi yang dibutuhkan oleh orang tua anak berkebutuhan
khusus diantaranya perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri, bekerjasama dalam
pengasuhan dengan pasangan, dan aktif dalam mencari informasi mengenai anak
berkebutuhan khusus. Orang tua perlu menyediakan waktu untuk dirinya sendiri, sebagai
bentuk apresiasi terhadap diri sendiri yang sudah menyediakan waktu ekstra dan tenaga
sehari-hari untuk mengasuh anak berkebutuhan khusus,
7
kita, mengingat masih kuatnya kepercayaan bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus
merupakan "karma" dari tuhan. Sehingga, kecenderungan yang ada keluarga dengan anak
berkebutuhan. khusus cenderung "dikucilkan" masyarakat. Untuk menghapus
kecenderungan ini, perlu peran pemerintah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat
umum tentang anak berkebutuhan khusus. Edukasi ini dapat disampaikan melalui jalur
media atau pos-pos pelayanan masyarakat untuk menyentuh masyarakat di area pinggiran
atau pedesaan."
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Anak berkebutuhan khusus (dulu di sebut sebagai anak luar biasa) di definisikan
sebagai anak yang memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan
potensi kemanusiaan mereka secara sempurna, anak ini membutuhkan bantuan layanan
pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling, dan berbagai jenis layanan
lainnya yang bersifat khusus. Klasifikasi anak-anak berkebutuhan khusus, yang mengalami
kelainan fisik mencakup anak-anak yang mengalami kelainan penglihatan (tunanetra),
kelainan fungsi pendengaran (tunarungu), dan anak-anak yang mengalami kelainan tubuh
(tunadaksa). Derajat kelainan masing-masing jenis ketunaan tersebut sangat beragam, dari
kategori ringan sampai yang berat, namun secara umum dapat dilihat klasifikasi secara
umum maupun klasifikasi secara khusus.
Dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, terdapat tiga hal yang perlu
diperhatikan, diantaranya yaitu penguatan kondisi mental orang tua yang memiliki anak
berkebutuhan khusus, dukungan sosial yang kuat dari tetangga dan lingkungan sekitar anak
berkebutuhan khusus tersebut, dan yang terakhir adalah peran aktif pemerintah dalam
menjadikan pelayanan kesehatan dan konsultasi bagi anak berkebutuhan khusus.
B. SARAN
Setelah mengetahui dan memahami segala sesuatu hal yang berhubungan dengan
anak berkebutuhan khusus, sangat diharapkan bagi masyarakat indonesia terutama bagi
para pendidik dalam menyikapi dan mendidik anak yang menyandang berkebutuhan
khusus dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan. Karena pada dasarnya anak seperti
itu bukan malah dijauhi akan tetapi didekati dan diperlakukan sama dengan manusia normal
lainnya akan tetapi caranya yang berbeda.
9
DAFTAR PUSTAKA
10