Dosen Pengampu :
DI SUSUN OLEH :
NUR FEBRIYANI
(0102201027)
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN......................................................................................................................................2
1. Latar Belakang..............................................................................................................................2
2. Rumusan Masalah.........................................................................................................................3
3. Tujuan Penelitian...........................................................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................................4
KAJIAN PUSTAKA..................................................................................................................................4
1. Defenisi Kesulitan Belajar.............................................................................................................4
2. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar..................................................................................................6
3. Gejala-Gejala Sulit Belajar...........................................................................................................7
4. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar..........................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................................11
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................................................11
1. Populasi dan Sampel....................................................................................................................11
2. Metode Penelitian........................................................................................................................11
BAB IV.....................................................................................................................................................13
HASIL PENELITIAN.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik di dalam pembinaan
sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan perlu mendapat perhatian, penanganan,
dan prioritas secara baik dari pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan. Tercapainya
tujuan pendidikan nasional dapat dilihat dari prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa.
Keberhasilan itu pada umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa,
daya serap siswa, serta prestasi siswa yang berupa nilai raport. Dengan kata lain keberhasilan
pendidikan dipengaruhi banyak faktor.
Belajar merupakan suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh setiap individu
untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,
juga sikap dan nilai positif sebagai suatu pengalaman dari berbagai materi yang telah
dipelajari). Komponen dalam proses belajar menurut Gagne dapat digambarkan menjadi 2
yaitu stimulus (S) dan Respon (R). Kesulitan belajar siswa merupakan keadaan yang berada
dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan untuk memperoleh hasil yang
diharapkan (Siti Maryati, 1994).
Hambatan yang terjadi dalam proses belajar secara tidak langsung disadari oleh siswa
SD, karena hambatan itu bisa dari psikologis (perilaku siswa), sosiologis (interaksi siswa),
dan antropologis (budaya keseharian dari siswa). Siswa SD yang mengalami kesulitan
belajar pastinya memiliki hambatan untuk mencapai hasil belajar, sehingga hambatan itulah
yang nantinya akan berpengaruh pada akademik siswa. Seperti, siswa menjadi malas, siswa
mengalami ketertinggalan materi, prestasi siswa menurun dan juga Tingkat IQ rendah (Idris,
2009)
iii
Learning disfussion (gejala yang dialami oleh siswa akibat proses belajar yang diberikan
tidak dilakukan oleh siswa dengan baik), Under Uchiever (gangguan yang dialami oleh
siswa yang mempunyai tingkat potensi intelektual yang tinggi, tetapi prestasi yang dimiliki
oleh anak tergolong standart), Slow leaner (hambatan atau gangguan yang terjadi pada anak
sehingga anak membutuhkan waktu yang lama untuk memahami materi pembelajaran
dibandingkan anak yang lain), Learning disabilities (hambatan yang terjadi pada siswa yang
tidak suka belajar atau cenderung menghindar dari belajar).
Kesulitan belajar bisa juga terjadi pada anak yang berkemampuan dibawah standart,
tidak hanya terjadi pada siswa yang berkemampuan rendah. Kesulitan belajar juga bisa
menimpa pada siswa dan mahasiswa yang memiliki akademik normal atau rata-rata yang
standar. Karena disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang memperlambat tercapainya
kinerja akademik yang sesuai dengan harapan. Kesulitan Belajar siswa merupakan
ketidakmampuan siswa dalam belajar (Pitaloka & Susilo, n.d.).
2. Rumusan Masalah
1. Apa itu Kesulitan Belajar?
2. Jelaskan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar?
3. Bagaimana Gejala-Gejala Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar?
iv
4. Bagaimana Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar pada Siswa?
3. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Apa itu Kesulitan Belajar.
2. Untuk Mengetahui Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar.
3. Untuk Mengetahui Gejala-Gejala Siswa yang Mengalami Kesulitan Belajar.
4. Untuk Mengetahui Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar pada Siswa.
v
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
vi
tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
Under achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi
intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah.
Contoh: siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan
tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau
malah sangat rendah. Slow Learner Slow learner atau lambat belajar adalah siswa yang
lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama diban-
dingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
Learning disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana
siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehing- ga hasil belajar di bawah
potensi intelektualnya. Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar
adalah suatu kesulitan yang berdampak serius pada kemampuan anak didik dalam menerima
pelajarannya. Kesulitan tersebut berasal dari luar(eksternal) dan dari dalam (internal) anak
didik. Yang terpenting dari hal ini adalah bagaimana guru, orang tua dan masyarakat sekitar
untuk dapat mengatasinya. Dengan demikian perlu kiranya untuk dapat mengetahui faktor-
faktor apa yang melatarbelakangi sehingga kesulitan ini bisa terjadi. Sehingga dengan
pengetahuan yang ada guru, orang tua dan masyarakat lain dapat mengambil tindakan yang
efektif.
2. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar
Fenomena kesulitan belajar dapat dilihat dari menurunnya penam- pilan akademik
atau prestasi belajarnya. Selain itu, kesulitan belajar dapat dilihat dari adanya atau
munculnya perilaku yang tidak biasa (misbehavior) siswa seperti suka berteriak di kelas,
mengganggu teman, berkelahi, sering tidak masuk sekolah serta sering minggat dari sekolah.
Syah mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu Faktor intern siswa,
yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri dan Faktor
ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang dari luar diri siswa. Kedua
faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yang antara lain tersebut di bawah ini.
a. Faktor Internal Siswa
Faktor internal siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik siswa,
yakni:
1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas
vii
intelektual/inteligensi siswa;
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti tergang- gunya
alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan telinga). Faktor Eksternal
Siswa Faktor eksternal siswa meliputi semua situasi dan kondisi ling- kungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi
tiga macam.
4) Lingkungan keluarga, contohnya; ketidakharmonisan hubungan antara ayah
dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
5) Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya; wilayah perkam- pungan
kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
a) Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
b) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin ada
siswa yang sudah berusaha giat belajar, tapi nilai yang diperolehnya selalu rendah
viii
c) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajarnya dan selalu tertinggal dari
kawan-kawannya dari waktu yang disediakan.
d) Menunjukkan sikap-sikap yang tidak wajar, seperti: acuh tak acuh, menentang,
berpura-pura, dusta dan sebagainya.
Sementara itu, Burton mengidentifikasi siswa yang diduga menga- lami kesulitan
belajar, yang ditunjukkan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan
belajar. Menurut dia bahwa siswa dikatakan gagal dalam belajar apabila:
a) Dalam batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat
keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (mastery level) minimal dalam
pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru (criterion reference).
c) Tidak berhasil tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlu- kan sebagai
prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Siswa ini dapat digolongkan
ke dalam slow learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi
pengulang (repeater).10
Untuk dapat menetapkan gejala kesulitan belajar dan menandai siswa yang
mengalami kesulitan belajar, maka diperlukan kriteria sebagai batas atau patokan, sehingga
dengan kriteria ini dapat ditetapkan batas bagi siswa yang dapat diperkirakan mengalami
kesulitan belajar.
ix
4. Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar
Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru
sangat dianjurkan untuk terlebih dahulu melakukan iden- tifikasi (upaya mengenali gejala
dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan
belajar yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan
menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas langkah-
langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemu- kannya kesulitan belajar jenis tertentu
yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai “diagnostik” kesulitan belajar.
Banyak langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain yang
cukup terkenal adalah proses Weener dan Senf sebagai- mana yang dikutip Syah sebagai
berikut:
Secara umum, langkah-langkah tersebut di atas dapat dilakukan dengan mudah oleh
guru kecuali langkah ke-5 (tes IQ). Untuk keperluan tes IQ, guru dan orang tua siswa dapat
berhubungan dengan klinik psikologi. Dalam hal ini, yang sangat perlu dicatat ialah apabila
siswa yang mengalami kesulitan belajar itu ber-IQ jauh di bawah normal (tuna grahita),
orang tua hendaknya mengirimkan siswa tersebut ke lembaga pendidikan khusus anak-anak
tuna grahita, karena lembaga/sekolah biasa tidak menyediakan tenaga pendidik dan
kemudahan belajar khusus untuk anak-anak anormal. Selanjutnya, para siswa yang nyata-
nyata menunjuk- kan misbehavior berat seperti perilaku agresif yang berpotensi antisosial
x
atau kecanduan narkotika, harus diperlakukan secara khusus pula, umpamanya dimasukkan
ke lembaga pemasyarakatan anak-anak atau ke “pesantren” khusus pecandu narkotika.
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesu- litan belajar
siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk
terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagaimana yang dikemukakan Syah
(2000: 175) sebagai berikut:
xi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Penilaian
deskriptif adalah salah satu penelitian yang dilakukan untuk melukiskan variabel atau
kondisi apa yang ada dalam situasi (Furchan, 982). Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim
(1989), penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
gejaka, peristiwa, keadaan, kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan kata lain,
penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-
masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan. Penelitian yang
bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, situasi, kejadian dan sifat populasi.
Berdasarkan pada pendapat tersebut, maka observasi ini termasuk dalam kategori
penelitian deskrptif. Sedangkan masalah yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian
adalah masalah kesulitan belajar yaitu (a) learning disorder; b) learning disfunction; (c)
underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning disabilities yang ada di SD Negeri
No.106162 Medan Estate. Penulis juga melakukan telaah pustaka, yaitu mengumpulkan
data dari barbagai sumber informasi yang terkait dengan masalah yang akan diteliti.
Sumber informasi yang dimaksud dapat berupa buku, jurnal, koran, dan sumber
informasi lainnya yang ada kaitannya dengan masalah penelitian ini, (M Zulham, 2011).
xii
SD Negeri No.106162 Medan Estate. Maka dalam pengumpulan sumber data ini, penulis
melakukan telaah pustaka dari buku, internet, dan berbagai sumber informasi yang
terkait dengan permasalahan kesulitan belajar.
xiii
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Dari hasil pengamatan melalui metode secara langsung dalam bentuk wawancara dan
observasi maka, hasil yang saya dapat dari sampel mengenai kesulitan belajar (a) learning
disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning
disabilities siswa kelas VI C SD Negeri No.106162 Medan Estate adalah sebagai berikut:
xiv
katanya. Faktor Keluarga yaitu karena kurangnya dukungan dan motivasi oleh orang
tua maka dari itu Reza seperti tidak punya semangat untuk sekolah.
d. Solusi yang diberikan Guru
Guru sudah melakukan koordinasi antara orang tua Reza, namun komunikasi guru
dengan orang tua Reza tidak terlalu baik. Orang tua Reza menyerahkan sepenuhnya
anaknya untuk belajar di sekolah, karena menurut orang tua Reza memang hanya
sekolah lah tempat nya untuk belajar. Orang tua Reza berkata “Ya udah ku sekolahin
dia disini ngapain lagi ku ajari dia di rumah. Jadi apa tugas guru?”. Para guru pun
suda mencoba memberi pengertian kepada orang tua Reza namun tidak mendapatkan
hasil. Untuk membantu Reza dalam mengatasi masalah kesulitan belajarnya ini
dengan memberikan perhatian extra kepada Reza dan selalu memberi motivasi agar
Reza selalu semangat dalam belajar.
e. Hasil dari Solusi yang diberikan Guru
Solusi yang diberikan guru kepada Reza berjalan dengan baik, lambat laun Reza
semakin bersemangat datang kesekolah. Dan mulai bisa mengenal huruf, menulis
sudah lancar. Karena Reza ingin jadi Tentara guru selalu memberi motivasi “Kalau
mau jadi Tentara harus rajin membaca”, Reza pun semakin semangat saat belajar
membaca.
xv
xvi
DAFTAR PUSTAKA
Kurniani Ningsih, S., Amaliyah, A., & Puspita Rini, C. (2021). ANALISIS KESULITAN
KONSEP MATEMATIKA.
xvii