Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu kegiatan yang dijalankan secara sadar, sengaja, teratur dan
terencana guna mengubah dan mengembangkan kualitas manusia didalam suatu
sekolah. Sekolah adalah lembaga formal yang menjadi sarana pencapaian tujuan
tersebut. Melalui sekolah, siswa dapat belajar berbagai macam hal. Baik ilmu
pengetahuan maupun keterampilan serta pendalaman tentang agama. aspek tersebut
dapat kita temukan di Madrasah Aliyah (MA). MA Adalah jenjang pendidikan formal
di Indonesia yang setara dengan sekolah menengah atas. Pengelolaannya dilakukan
oleh Kementerian Agama. Jenjang kelas dalam waktu tempuh madrasah aliyah sama
seperti sekolah menengah atas.

Pada tahun pertama (kelas X), siswa MA memilih salah satu dari 2 jurusan, yaituː
Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan Sosial. Pada akhir tahun ketiga (kelas
XII), siswa diwajibkan mengikuti Ujian Nasional. Sebagaimana SMA, MA terbagi
dua yaitu, MA umum yang sering dinamakan MA dan MA kejuruan.

Pada dasarnya kurikulum MA sama dengan kurikulum sekolah menengah atas, hanya
saja pada MA terdapat porsi lebih banyak mengenai pendidikan agama Islam. Berikut
mata pelajaran yang diajarkan di MA selain mata pelajaran umum:

 Alquran dan Hadits
 Aqidah dan Akhlaq

 Fiqih

 Bahasa Arab.

SMA/MA termasuk program wajib belajar pemerintah, Di Indonesia,


kepemilikan madrasah aliyah dipegang oleh dua badan, yakni swasta dan pemerintah
(madrasah aliyah negeri) melalui Kementerian Agama Republik Indonesia.

Dalam proses belajar mengajar di sekolah, setiap guru senantiasa mengharapkan


agar anak didiknya dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya. Dalam
kenyataannya banyak siswa yang menunjukkan tidak dapat mencapai hasil belajar
sebagaimana yang diharapkan. Beberapa siswa masih menunjukkan nilai-nilai yang
rendah meskipun telah diusahakan dengan sebaik-baiknya oleh guru. Dengan kata
lain, mengalami kesulitan belajar.
Setiap anak atau siswa memiliki sesuatu yang membedakannya dengan orang
lain, dan setiap orang mempunyai karakteristik sendiri-sendiri. Setiap anak atau siswa
memiliki perbedaan, baik pada aspek fisik, emosional, intelektual, social, lingkungan
dan tingkat ekonomi yang berbeda-beda.

Page | 1
Hal itu dapat menjadi factor penyebab sulitnya siswa dalam belajar. Masing-
masing faktor saling terkait dan tidak dapat berdiri sendiri dalam mempengaruhi
prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang mudah dikontrol untuk
menentukan berhasil atau tidaknya proses pembelajaran.
Kenyataan ini menunjukkan bahwa ada masalah yang dihadapi oleh siswa dalam
belajarnya. Setiap siswa pernah mengalami kesulitan belajar meskipun dalam tingkat
yang berbeda-beda.
Keadaan seperti di atas sering dialami oleh lembaga pendidikan di berbagai
jenjang. Terlihat masih banyak dari siswa yang memperoleh pretasi belajar dibawa
rata-rata. Ini menunjukan adanya kesulitan belajar siswa yang mempengaruhi prestasi
belajar. Untuk iu harus ada penanganan terhadap kesulitan belajar yang dialami
siswa. Yakni dengan mendiaknosis dan mencari solusi dari kesulitan belajar yang
dialami siswa.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam proposal ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana tingkat kesulitan dalam pelajaran bagi siswa ?

3. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam proposal ini adalah:
- Untuk mengetahui Tingkat kesulitan dalam pelajaran bagi siswa.
- Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa

4. Manfaat
Hasil penelitian ini mempunyai manfaat antara lain:
a. Bagi Siswa
- Membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar
- Meningkatkan prestasi dan hasil belajar siswa.
b. Bagi Guru
- Sebagai acuan mengajar bagi guru supaya lebih baik
- Menjadi bahan bagi dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan belajar
siswa.
c. Bagi Sekolah
- Sebagai sumbangan informasi penting yang baik bagi sekolah dalam
rangka perbaikan proses belajar mengajar.
- Sebagai sumber data, informasi, dan bahan referensi bagi penelitian
sejenis.

Page | 2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kajian Teoritis
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yaitu
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
kelakuan. secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses untuk memiliki
pengetahuan atau ilmu pengetahuan.
Kegiatan belajar di sekolah mempunyai tujuan untuk membantu memperoleh
perubahan tingkah laku bagi setiap siswa dalam rangka mencapai tingkat
perkembangan yang optimal.Belajar juga sebagai suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan.
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Rochman
Natawidjaja, 1984:13).
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu
pertanda bahwa seseorang belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam
dirinya.
Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat
pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun yang menyangkut
nilai dan sikap/ afektif (Arief S. Sadiman, 1996:2).
Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, dalam rangka mencapai tingkat perkembangan yang optimal dalam
aspek pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik) maupun nilai dan
sikap (afektif). Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus-
menerus dan berlangsung seumur hidup sejak lahir hingga meninggal.
B. Pengertian Tingkat Kesulitan
Tingkat kesulitan yaitu sebuah pernyataan tentang seberapa mudah atau sulit butir
soal bagi perserta didik yang dikenai pengukuran.
Pengertian Kesulitan belajar secara umum dalam konteks ini adalah jenis-jenis
kesulitan belajar yang pada umumnya terjadi pada anak-anak disekolah.
Page | 3
Ada beberapa kasus kesulitan belajar yang termasuk dalam kategori ini,
sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Abin Syamsudin M, yaitu :
1) Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kurangnya motivasi dan minat
belajar.
2) Kasus kesulitan belajar yang berlatar belakang sikap negatif terhadap guru,
pelajaran, dan situasi belajar.
3) Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang kebiasaan belajar yang salah.
4) Kasus kesulitan belajar dengan latar belakang ketidakserasian antara kondisi
obyektif keragaman pribadinya dengan kondisi obyektif instrumental impuls dan
lingkungannya.
Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan
dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan
mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam
bidang studi.
Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar antara lain (Rochman
Natawidjaja,1984:20) :
a) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai
oleh kelompok kelas).
b) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Semisal
ada murid yang selalu berusaha untuk belajar dengan giat tetapi nilai yang
dicapai selalu rendah.
c) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar.
d) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang,
berpura-pura, dusta dan sebagainya.
e) Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, datang
terlambat, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengganggu di dalam atau di
luar kelas, tidak mau mencatat pelajaran, tidak teratur dalam kegiatan belajar,
mengasingkan diri, tersisihkan tidak mau bekerja sama, dan sebagainya.
f) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti pemurung, mudah
tersinggung, pemarah, tidak atau kurang gembira dalam menghadapi situasi
tertentu, misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya
perasaan sedih atau menyesal.
Banyak hal yang dapat manghambat dan menggangu kemajuan belajar,
bahkan sering juga terjadi suatu kegagalan. Faktor-faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar pada pokoknya dapat digolongkan menjadi dua faktor (Zainal
Aqib,2002:62-67) :

Page | 4
1) Faktor Internal ialah faktor yang datang dari diri pelajar atau siswa sendiri
a) Faktor Biologis
Faktor bialogis adalah faktor yang berhubungan dengan jasmaniah siswa.
Faktor ini misalnya :
- Kesehatan
Kesehatan adalah faktor penting dalam belajar. Pelajar yang tidak sehat
badannya tentu tidak dapat belajar dengan baik. Konsentrasinya akan terganggu
dan pelajaran sukar masuk.
- Cacat badan
Cacat badan dapat juga menghambat belajar dan yang termasuk cacat badan
misalnya setengah buta, setengah tuli, gangguan bicara, dan sebagainya. Anak-
anak yang mengalami cacat badan alangkah lebih baik jika dimasukkan dalam
pendidikan khusus atau Pendidikan Luar Biasa.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan rohaniah. Faktor
ini yaitu:
 Intelegensi
Faktor intelegensi adalah faktor intern yang sangat besar pengaruhnya
terhadap kemajuan belajar anak. Bilamana pembawaan intelegensi anak memang
rendah, maka anak tersebut akan sukar mencapai hasil belajar yang baik. Seperti
cacat mental yang dibawa sejak lahir (idiosi, embisilitas dan debilitas).
 Perhatian
Perhatian juga merupakan faktor penting dalam usaha belajar anak. Untuk
dapat menjamin belajar yang baik, anak harus ada perhatian terhadap bahan yang
dipelajarinya. Apabila bahan pelajaran itu tidak menarik baginya, maka timbullah
rasa bosan, malas dan belajarnya harus dikejar-kejar. Sehingga prestasi
belajarnya menurun.
Untuk itu maka pendidikan harus mengusahakan agar bahan pelajaran yang
diberikan dapat menarik perhatian siswa.
 Minat
Bahan pelajaran yang menarik minat/keinginan anak akan dapat dipelajari
oleh anak dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya bahan yang tidak sesuai dengan
minat/keinginannya pasti tidak dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya, karena
tidak ada daya tarik baginya. Minat sering timbul bila ada perhatian.
 Bakat
Bakat dalam hal ini salah satu factor membantu dan mempermudah dalam
belajar atau menyelesaikan suatu pemasalahan.
Page | 5
Namun bagi siswa yang kurang berbakat dalam bidang yang sedang dijalani
akan merasa kesulitan. Dan jika keberhasil menyelesaikan tugasnya pun tak
sebaik siswa yang berbakat dalam bidang itu. Oleh karena itu, pengertian tentang
bakat adalah hal yang juga menentukan dalam suksesnya belajar.
 Emosi
Dalam keadaan emosi yang mendalam ini tentu belajarnya mengalami
hambatan-hambatan. Anak-anak semacam ini membutuhkan situasi yang cukup
tenang dan penuh pengertian agar belajarnya dapat lancar.

2) Faktor Ekstern ialah faktor yang datang dari luar pelajar atau siswa
a) Lingkungan Keluarga
Dalam lingkungan keluarga ini lah bisanya siswa banyak mengalami
kesulitan belajar. Hal ini karena waktu mereka lebih banyak bersama keluarga.
Adapun factor dalam hal ini adalah:
 Faktor orang tua
Faktor orang tua merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap
kemajuan belajar anak. Orang tua yang dapat mendidik anaknya dengan cara
memberikan pendidikan yang baik tentu akan sukses dalam belajarnya.
Faktor lain yang ada hubungannya dengan faktor orang tua adalah hubungan
orang tua dengan anak. Apakah terdapat kedekatan atau kesenjangan.
 Faktor suasana rumah
Lingkungan keluarga yang lain dapat mempengaruhi usaha belajar anak
adalah faktor suasana rumah. Suasana rumah yang terlalu gaduh tidak akan
mendukung anak belajar dengan baik.
Misalnya, rumah dengan penghuni yang banyak maka akan mempengaruhi
konsentrasi anak dalam belajar.
 Faktor ekonomi keluarga
Faktor ekonomi keluarga banyak menentukan juga dalam belajar anak.
Misalnya, anak dari keluarga mampu maka dapat membeli perlengkapan belajar
dengan lengkap namun anak dari keluarga yang kurang mampu akan mengalami
kesulitan dalam membeli perlengkapan sekolah sehingga dapat mengganggu
proses belajar.
b) Lingkungan Sekolah
Lingkungan sekolah terkadang juga menjadi salah satu faktor penyebab
kesulitan belajar siwa. Adapun yang termasuk dalam faktor ini adalah :
- Cara penyajian pelajaran yang kurang baik
- Hubungan guru dan murid yang kurang harmonis
- Hubungan antar murid yang kurang baik
Page | 6
- Bahan pelajaran yang sulit dimengerti oleh anak
- Alat-alat pelajaran yang kurang lengkap
- Pemberian materi pelajaran di saat yang kurang tepat. Semisal pemberian materi
pelajaran setelah olah raga maka siswa mengalami kecapaian dan kurang
konsentrasi.
c) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat merupakan salah satu factor yang memungkinkan
terjadinya kesulitan belajar siswa. Hal ini karena lingkungan masyarakat akan
akan menjadi contoh sehingga membentuk sikap dan kebiasaan siswa. Adapun
yang termasuk dalam faktor ini ialah:
o Media massa, seperti bioskop, radio, televisi, surat kabar, majalah dan
sebagainya. Semua ini dapat memberi pengaruh yang kurang baik terhadap anak.
o Teman bergaul yang memberikan pengaruh yang tidak baik
o Corak kehidupan tetangga
Jadi dapat disimpulkan bahwa kesulitan belajar adalah hambatan atau ganguan
yang dialami siswa dalam belajar. Yang menyebabkan kompetensi atau prestasi yang
dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar. Hal ini karena setiap siswa mempunyai
karakteristik individu yang berbeda, baik dari segi fisik, mental, intelektual, ataupun
social-emosional. Oleh karena itu mereka juga akan mengalami persoalan belajarnya
mesing-masing secara individu, dan akan mengalami berbagai jenis kesulitan belajar
yang berbeda pula., sesuai dengan karakteristik dan potensinya masing-masing.
Kondisi yang demikian umumnya disebabkan oleh faktor biologis atau fisiologis,
terutama berkenaan dengan kelainan fungsi otak yang lazim disebut sebagai kesulitan
belajar spesifik, serta faktor psikologis yaitu kesulitan belajar yang berkenaan dengan
rendahnya motivasi dan minat belajar.

Page | 7
BAB III
PENUTUP

a) Kesimpulan
Belajar adalah suatu kegiatan yang dijalankan secara sadar, sengaja, teratur dan
terencana guna mengubah dan mengembangkan kualitas manusia didalam suatu
sekolah. Didalam proses belajar siswa pasti berbeda dalam tingkat kesulitan
belajarnya. Tingkat kesulitan dalam pelajaran masih sangat tinggi, Kesulitan belajar
adalah hambatan atau ganguan yang dialami siswa dalam belajar. Setiap anak atau
siswa memiliki perbedaan, baik pada aspek fisik, emosional, intelektual, social,
lingkungan dan tingkat ekonomi yang berbeda-beda. Hal itu dapat menjadi factor
penyebab tingkat kesulitan dalam pelajaran bagi siswa.

b) Saran
Penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas masih banyak
ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera
melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

Page | 8
DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman, 1996:2. Pandangan Mengajar Buku Diagnosis dalam Pendidikan.


Jakarta: Debdikbud
Rochman Natawidjaja, 1984:13. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta
Rineka Cipta.
Zainal Aqib,2002:62-67. Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. Solo: PT.
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Page | 9

Anda mungkin juga menyukai