Anda di halaman 1dari 12

BAB VII

Masalah-masalah Belajar

PENDAHULUAN
A. Deskripsi Singkat
Belajar merupakan salah satu usaha sadar manusia dalam mendidik dalamupaya
meningkatkan kemampuan kemudian diiringi oleh perubahan dan peningkatan kualitas
dan kuantitas pengetahuan manusia itu sendiri. Belajaradalah salah satu aktivitas siswa
yang terjadi di dalam lingkungan belajar.Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan
formal dan nonformal. Salahsatu lembaga pendidikan formal yang umum di Indonesia
yaitu sekolah dimanadi dalamnya terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan
interaksiantara guru dan siswa. Tujuan belajar siswa sendiri adalah untuk mencapai
ataumemperoleh pengetahuan yang tercantum melalui hasil belajar yang optimalsesuai
dengan kecerdasan intelektual yang dimilikinya.Biasanya kemampuan siswa dalam
belajar seringkali dikaitkan dengankemampuan intelektualnya. Pengukuran kemampuan
intelektual ini ditunjukkan oleh hasil tes IQ (Intelligence Quotient) atau kecerdasan
intelektual.
Siswa dengan IQ > 110 tergolong kedalam siswa dengan kemampuan diatas rata-
rata,siswa dengan rentang IQ 90-109 tergolong kedalam rata-rata normal, dan IQ <90
tergolong kedalam rata-rata rendah atau siswa dengan kemampuan rendah.Ada siswa
dengan kecerdasan intelektual diatas rata-rata/rata-rata tinggi namun tidak menunjukkan
prestasi yang memuaskan yang sesuai dengan kemampuannya yang diharapkan dalam
belajar. Kemudian ada siswa yang mendapatkan kesempatan yang baik dalam belajar,
dengan kemampuan yangcukup baik, namun tidak menunjukkan prestasi yang cukup baik
dalam belajar.Dan ada pula siswa yang sangat bersungguh-sungguh dalam belajar
dengankemampuan yang kurang dan prestasi belajarnya tetap saja kurang.Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hambatan dan masalah dalam proses belajar siswa itu
sendiri, baik dalam prosesnya di sekolah maupun di rumah.
Oleh karena itu, guru selaku pendidik dituntut untuk selalu dapat
memberikandorongan/motivasi kepada siswanya yang kurang bersemangat dalam
belajardan meberikan solusi terhadap permasalahan belajar yang dihadapi siswanya.

B. Relevansi
Pada bagian ini dibahas tentang masalah-masalah belajar dengan dasar pemahaman ini
akan menjadi landasan bagi mahasiswa yaitu:
1) Untuk memahami pengertian masalah belajar
2) Untuk memahami apa saja masalah-masalah dalam belajar
3) Untuk memahami faktor-faktor kemunculan masalah
4) Untuk memahami ciri-ciri anak yang bermasalah dalam belajar

C. Indikator
1) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian masalah-masalah belajar
2) Mahasiswa mampu menjelaskan tentang apa saja masalah-masalag dalam belajar
3) Mahasiswa mampu menguraikan tentang faktor-faktor yang menyebabkan
kemunculan masalah
4) Mahasiswa mampu memahami ciri-ciri anak yang bermasalah dalam belajar

PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah-masalah Belajar
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihatmasalah
sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yangmelihat sebagai tidak
terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal
yang tidak mengenakan.Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu
yang tidak disukai adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau oranglain,
ingin atau perlu dihilangkan.Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakansuatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil
dariinteraksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang barusecara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. “Belajar adalah proses perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai
hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan
lingkungannya” ( Anita E,Wool Folk, 1995: 196 )
Menurut (Garry dan Kingsley, 1970: 15 ) “Belajar adalah proses tingkahlaku
(dalam arti luas), ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan”.Sedangkan
menurut Gagne (1984: 77) bahwa “belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi
berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman”.Dari definisi masalah dan belajar maka
masalah belajar dapat diartikan
atau didefinisikan sebagai berikut.“Masalah belajar adalah suatu kondisi
tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran proses yangdilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”.
Kondisi itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan
dan dapat juga berkenaan denganlingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya.
Masalah-masalah belajarini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam
belajarnya,tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-
rata normal, pandai atau cerdas.

B. MASALAH-MASALAH DALAM BELAJAR


1.Sikap Terhadap Belajar Sikap merupakan kemampuan memberikan penilaian tentang
sesuatuyang membawa diri sesuai dengan penilaian. Adanya penilaian tentangsesuatu
mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, ataumengabaika. Siswa
memperoleh kesempatan belajar.Meskipun demikian,siswa dapat menerima,
menolak,atau mengabaikan kesempatan belajar tersebut sebagai Ilustrasi. Seorang siswa
yang tidak lulus ujian matematikamenolak ikut ulangan di kelas lain. Sikap menerima,
menolak, ataumengabaikan suatu kesempatan belajar merupakan urusan pribadi
siswa.Akibat penerimaan, penolakan,atau pengabaian kesempatan belajar tersebutakan
berpengaruh pada perkembangan kepribadian. Oleh karena itu, ada baiknya siswa
mempertimbangkan masak-masak akibat sikap terhadap belajar.
2.Motivasi BelajarMotivasi belajar merupakan kekuatan mental yang
mendorongterjadinya proses belajar. Motivasi belajar pada diri siswa dapat
menjadilemah. Lemahnya motivasi, atau tiadanya motivasi belajar akanmelemahkan
kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil belajar akan menjadirendah. Oleh karena itu,
motivasi belajar pada diri siswa perlu di perkuatterus menerus. Agar siswa memiliki
motivasi belajar yang kuat. Padatempatnya diciptakan suasana belajar yang
menggembirakan.

3.Konsentrasi BelajarKonsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan perhatian


pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan dasar belajar maupun
proses memperolehnya. Untuk memperkuat perhatian pada pelajaran, guru perlu
menggunakan bermacam-macam strategi belajarmengajar dan memperhitungkan waktu
belajar serta selingan istrahat.Dalam pengajaran klasikal, menurut Rooijakker, kekuatan
perhatian selama tiga puluh menit telah menurun. Dia menyarankan agar guru
memberikanistrahat selingan selama beberapa menit. Dengan selingan istrahat tersebut,
proses belajar siswa akan meningkat kembali.4.

Mengolah Bahan BelajarMengolah bahan belajar merupakan kemapuan siswa untuk


menerimaisi dan cara pemeroleh ajaran sehingga menjadi bermakna bagi siswa. Isi bahan
belajar merupakan nilai-nilai dari suatu ilmu pengetahuan, nilaiagama, nilai kesusilaan,
serta nilai kesenian. Kemampuan siswa dalammengolah bahan pelajaran menjadi makin
baik jika siwa berperan aktif selama proses belajar.

C.FAKTOR KEMUNCULAN MASALAH


Menurut teori Gestalt, belajar merupakan suatu proses perkembangan.Artinya bahwa
secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan.Perkembangan sendiri
memerlukan sesuatu, baik yang berasal dari siswasendiri maupun pengaruh dari
lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa
itu sendiri dan lingkungannya.Pertama, siswa ; dalam arti kemampuan baik berpikir atau
tingkah lakuIntelektual, motivasi, minat dan kesiapan siswa baik jasmani maupun
rohani,kedua lingkungan ; yaitu sarana dan prasarana, kompeternsi guru, kreativitas guru,
sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga,
danlingkungan.Pendapat yang senada dikemukakan oleh Walsiman (2007:158), hasil
belajar yang dicapai oleh peserta didik, yang mempengaruhi baik internalmaupun
eksternal, sebagai berikut :

1. Faktor Internal ; Faktor internal merupakan faktor yang bersumber daridalam diri
peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.Faktor internal ini
meliputi, kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, dan ketekunan sikap.2.

Faktor eksternal ; faktor yang berasal dari peserta didik yang memengaruhihail
belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat, keluarga berpengaruhterhadap hasil
belajar siswa. Keluarga yang morat-marit terhadapekonominya, pertengkaran suami
istri, perhatian orang tua yang kurangterhadap anaknya serta kebiasaan sehari-hari
berperilaku yang kurang baikdari orang tua dalam kehidupan sehari-hariberpengaruh
dalam hasil belajar peserta didikSelanjutnya dikemukakan oleh Wasliman (2007:159)
bahwa sekolahmerupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa.
Semakintinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajar disekolah, maka
semakintinggi pula hasil belajar siswa.Kualitas pengajar disekolah sangat ditentukan
oleh guru, sebagaimandikemukakan oleh Wina Sanjaya (2006:50), bahwa guru adala
komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suau strategi
pembelajaran.Berdasarkan pendapat ini dapat ditegaskan bahwa suatu fakor eksternal
yangsangat berperan memengaruhi hasil belajar siswa adalah guru. Guru dalam
proses pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Peran guru, apalagiuntuk
siswa pada usia sekolah dasar, tak mungkin dapat diganti oleh perangkatlain seperti
televisi, radio, dan komputer. Sebab, siswa adalah organisme yangdapat berkembang
yang memerlukan bimbingan dan bantuan orang dewasa.Menurut Dunkin dalam
Wina Sanjaya (2006:51), terdapat sejumlah aspekyang dapat memengaruhi kualitas
proses pembelajaran dilihat dari faktor guruyaitu :
1. Teacher Formative Experience,
meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman hidup guru yang menjadi latar
belakang sosial mereka. Yangtermasuk ke dalam aspek ini diantaranya tempat asal
kelahiran gurutermasuk suku, latar belakang budaya, dan adat istiadat

2.Teacher Training Experience,


meliputi pengalaman yang berhubungandengan akivitas dan latar belakang
pendidikan guru, misalnya pengalamanlatihan profesional, tingkat pendidikan, dan
pengalaman jabatan

3.Teacher Properties,
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifatyang dimiliki guru terhadap
siswa, kemampuan terhadap profesinya, sikapguru terhadap siswa, kemampuan dan
intelegensi guru, motivasi dankemampuan dalam pengelolaan pembelajaran termasuk
didalam kemampuan dalam merencanakan dan evaluasi pembelajaran
maupunkemampuan dalam penguasaan materiDemikian, semakin jelaslah bahwa
keberhasilan belajar siswa merupakanhasil dari suatu proses yang didalamnya terlibat
sejumlah faktor yangmempengaruhi. Tinggi rendahnya hasil belajar seseorang
dipengaruhi olehfaktor-faktor tersebut. Ruseffendi (1991:7) mengidentifikasi faktor-
faktor yangmemengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu :
Kecerdasan,kesiapan anak, bakat anak, kemauan belajar, minat anak, model
penyajianmateri, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru dan
kondisimasyarakat.Dari kesepuluh faktor yang dapat memengaruhi keberhasilan
siswa belajar, terdapat faktor yang dapat dikatakan hampir sepenuhnya tergantung
pada siswa. Faktor-faktor itu adalah kecerdasan anak, kesiapan anak, dan bakatanak.
Faktor yang sebagian penyebabnya hampir sepenuhnya tergantung padaguru, yaitu :
kemampuan (kompetensi), suasana belajar dan kepribadian guru.Kiranya dapat
dikatakan bahwa keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pada faktor dari dalam
siswa dan faktor dari luar siswa. Hal ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Sudjana
(1989:39), bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yaitu faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama
kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap
hasil belajar siswa .

1. Kecerdasan AnakKemampuan inteligensi seseorang sangat memengaruhi terhadap


cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu
permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan
apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang diberikandan untuk meramalkan
keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaranyang diberikan meskipun tidak akan
terlepas dari faktor lainnya.Kemampuan merupakan potensi dasar bagi pencapaian
hasil belajaryang dibawa sejak lahir. Alferd Binnet membagi inteligensi ke dalam
tigaaspek kemampuan, yaitu : direction, adaptation, dan cristicism. Pertama,direction
artinya kemampuan untuk memusatkan kepada suatu masalah yang dipecahkan.
Kedua, adaptation artinya kemampuan untuk mengadakan adaptasi terhadap suatu
masalah yang dihadapinya secara fleksibel didalam menghadapi masalah. Ketiga,
cristicism artinya kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang
dihadapi maupun terhadap dirinya sendiri.

2. Kesiapan atau kematanganKesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan


dimanaindividu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam
proses belajar, kematangan atu kesiapan ini sangat menentukan keberhasilan dalam
belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap upaya belajarakan lebih berhasil jika
dilakukan bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan ini
erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak

3. Bakat AnakMenurut Chaplin, yang dimaksud dengan bakat adalah kemampuan


potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan
datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang memiliki bakat dalam arti
berpotensi untuk prestasi sampai tingkat tertentu.Sehubungan dengan hal tersebut,
maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar.

4. Kemauan BelajarSalah satu tugas guru yang kerap sukar dilaksanakan ialah membuat
anak menjadi mau belajar atau menjadi giat untuk belajar. Keenggahansiswa untuk
belajar mungkin disebabkan karena ia belum mengerti bahwa belajar sangat penting
untuk kehidupannya kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa
tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar yang
diraihnya. Karena kemauan belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai
keberhasilan belajar.
5. Minat Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi
atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang siswa yangmenaruh minat
besar terhadap pelajaran akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada
siswa yang lainnya. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswatadi untuk belajar lebih giat
lagi, dan akhirnya mencapai prestasi yangdiinginkan.

6. Model Penyajian Materi Pelajaran Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung


pula pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang menyenangkan,
tidak membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa tentunya
berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.

D. CIRI-CIRI ANAK YANG BERMASALAH DALAM BELAJAR


1. Susah diatur dan diajak bekerjasamaHal yang paling nampak adalah anak akan
membangkang, semaunya sendiri, mulai mengatur tidak mau ini dan itu. Pada fase ini
anaksangat ingin memegang kontrol mulai ada pemberontakan dari dalamdirinya. Hal
yang dapat kita lakukan adalah memahminya dan kitasebaiknya menanggapinya
dengan kondisi emosi yang tenang.

2. Kurang terbukanya kepada orang tua saat orang tua bertanya kepada anak,Gimana
sekolahnya? Anak menjawab “biasa saja” (menjawab dengan malas), namun anehnya
ada temannya yang terbuka kepada orang tuanya,aneh bukan ? ini adalah ciri ke 2 ,
pada saat ini dikatakan figure orang tua tergantikan dengan orang lain (teman , pacar ,
ataupun ketua gengnya, dan lain-lain) saat ini terjadi kita sebagai orang tua
hendaknya mewasdiri danmulai mengganti pendekatan kita.

3. Menanggapi negative Saat anak mulai sering berkomentar “biarin aja dia memang
jelekkok” tanda harga diri anak yang terluka. Harga diri yng rendah salah satucara
untuk naik ketempat yang lebih tinggi mencari pijakan. Sama saat harga diri kita
rendah maka cara paling mudah untuk menaikan harga dirikita adalah dengan mencela
orang lain. Harga diri adalah kunci sukses dimasa depan anak

4.Menarik diriSaat anak terbiasa dan sering menyendiri asyik dengan dunianyasendiri
dan dia tidak ingin ada orang lain tahu tentang dirinya (menarikdiri). Pada kondisi ini
orang tua sebaiknya segera melakukan upaya pendekatan kepada sang anak. Setiap
manusia ingin dimengerti, bagaimana cara mengerti kondisi ini biasanya anak merasa
ingin diterima apa adanya dimengerti semengertinya dan sedalam-dalamnya.

5. Menolak kenyataan Pernah mendengar qoute seperti “aku ini bukan orang pintar, aku
ini bodoh “,aku ga bisa, aku ini tolol“ ini hampir sama dengan nomer 4 yaitu kasus
harga diri dan biasanya kasus ini ( menolak kenyataan ) berasal dari proses disiplin
yang salah. Contoh : masak gitu aja gak bisa sih “ kan mama sudah kasih contoh
berulang-ulang”.

6. Menjadi pelawakSuatu kejadian disekolah ketika teman-temannya tertawa


karenaulahnya dan anak tersebut merasa senang, tetapi jika berulang-ulangmungkin itu
masalah, tetapi jika berulang-ulang dia tidak mau kembaliketempat duduk dan
mencari-cari kesempatan untuk mencari pengakuandan penerima dari teman-temannya
maka kita sebagai orang tua tidakmendapatkan rasa diterima dirumah

7. Cari perhatianSuka menjadi pusat perhatian, bicara terlalu banyak


mementingkantampilan fisik, tampilan berlebihan, sangat demonstratif, dan bersikap
sok jago.

8. Suka cari alasanSuka membntah yang penting asal bedan dan jika perlu berbohong

9. Menghindari tanggung jawabSulit bangun tidur sendiri, suka menunda pekerjaan tidak
tepat janji.

10. Perkembangan Bahasa yang LambatAnak-anak dengan kesulitan belajar pada


umumnya memiliki riwayat perkembangan bahasa dan berbicara yang lebih lambat
dibanding anak seusianya. Kosa kata yang dimilikinya cenderung terbatas dan lebih
sedikit dibanding anak sebayanya, sehingga sering mengalami kesulitan bahkan
kurang tepat dalam mengekspresikan apa yang diinginkannya. Tidak jarang mereka
juga mengalami kesulitan dalam memahami instruksi yang paling sederhana
sekalipun, ataupun memahami beberapa perintah yang diberikan sekaligus.

11. Rendahnya Koordinasi Motorik Ada beberapa indikasi ketidak terampilan motorik
kasar seperti canggung dalam melompat, mudah jatuh ketika berlari maupun tidak
bisamemanjat, dll. Juga ketidak terampilan dalam koordinasi motorik halusnya seperti
mengalami kesulitan dalam mengikat tali sepatu, memasukkan kancing baju, kurang
terampil dalam menggunakan gunting maupun pensil,dll. Demikian pula dalam
mengikuti dan mengenali arah.

12. Gangguan Pemusatan Perhatian Rendahnya pemusatan perhatian anak sering nampak
dengan mudahnya anak beralih pada satu kegiatan satu ke kegiatan lainnya, sukar
menyelesaikan tugas yang sederhana sekalipun karena rentang perhatiannya yang
pendek, membutuhkan banyak perhatian dan dukungan dari lingkungan untuk
penyelesaian tugas-tugasnya.Kontrol dan pengorganisasian diri yang buruk sering
membuat mereka nampak kurang sabaran (impulsif), mau menangnya sendiri, semau
gue dansulit mengikuti aturan maupun rutinitas, sehingga nampak tidak mampu
bertanggung jawab dibanding anak-anak sebayanya.
13. Usia SekolahPada usia sekolah gambaran kesulitan sekolah ini semakin
nyata.Gambaran yang tampak dapat dikelompokkan pada beberapa ciri:

Kekurangan persepsi visual. Kekurangan pada bagian ini dapat dikenali karena
anak nampak bermasalah untuk mempelajari abjad dan sering terbalik melihat huruf-
huruf tertentu seperti b/d, p/q, m/w maupun angka seperti 2, 3, 4, 5, 7, 9. Konsep
membaca, mengeja, dikte dan menghitung mereka nampak lebih lambat dibading anak
lain. Ketika diajar membaca mereka cepat bosan, sering menguap dan mengatakan
matanya perih untuk melihat huruf.Kekurangan persepsi visual motor. Lambatnya
anak menyalin tulisandari papan tulis ke bukunya merupakan ciri khas kekurangan
pada persepsi visual motor. Akhirnya anak sering ketinggalan dalam mengerjakan
tugas dibanding temannya dan prestasi sekolahnya nampak memburuk.Buruknya
kualitas tulisan, cenderung tidak rapi dan keluar dari garis, sukarmengikuti garis ketika
menggunting merupakan ciri lainnya pada kekurangan bagian ini.
Kekurangan persepsi auditor. Sukar untuk membedakan beberapa huruf yang
hampir memiliki kesamaan bunyi seperti b/p, d/t, v/f, lambat dalam menangkap
pembiacaraan dalam kecepatan yang normal meskipun dapat memahaminya bila
diberikan pengulangan dengan kecepatan yang lebih lambat atau sukar mengenali
suara yang umum atau bahkan seringkali didengarnya merupakan ciri pada kurangnya
persepsi auditori ini.Rendahnya kemampuan mengingat.
Mereka biasanya mengalami kesulitan untuk mempertahankan apa yang dilihat
dan didengarnya dalam waktu yang cukup lama, rendah ingatan jangka panjangnya,
yang seringkali bertahan hanyalah ingatan jangka pendeknya, itu pun sering terlupakan
ketika ditanyakan kembali di lain hari. Pada akhirnya pengetahuan yang mereka miliki
pada umumnya menjadi sangat terbatas.Ini sering sangat menjengkelkan bagi para
guru dan orangtua karena apa yang barusan diterangkan dan mampu dihapalkan sudah
dilupakannya,yang kemarin diajarkan hari ini sudah tidak mampu
diingatnya.Lambatnya pemahaman konsep.
Gambaran tampak pada bagian ini adalah anak tidak mampu ''membaca'' situasi
sosial, tidak memahami bahasa tubuh maupun humor. Berhubungan dengan konsep
waktu mereka juga biasanya sukar membedakan arti kemarin, tadi,
besok,sebelum/sesudah maupun konsep "cepat"Kekurangan hubungan spasial dan
kesadaran tubuh. Gerakan anak yang nampak canggung, mudah terantuk dan jatuh,
sukar memahamikonsep kiri-kanan, atas-bawah, pertama-terakhir, depan-
belakangmeruapakan ciri yang paling khas pada aspek ini. Mereka juga sering tersesat
dan kebingungan dalam lingkungan yang justru mereka kenalseperti rumah atau
sekolah. Sangat ceroboh sehingga sering kehilangan barang seperti pensil, buku, dll.
serta sangat berantakan dan tidak tertatarapi merupakan ciri lain yang bisa
diamati.Pada umumnya anak-anak dengan kesulitan belajar ini memiliki taraf
kecerdasan normal, bahkan sering di atas normal.
Mereka hanya memerlukan cara pembelajaran yang berbeda (learning difference)
sesuaidengan perbedaan fungsi otak dan kekurangan yang dimilikinya.Memeriksakan
anak ke seorang ahli perkembangan anak secaramultidispliner (dokter anak, psikiater,
psikolog, pedagog, dll) merupakan cara untuk melihat kekurangan yang mereka
tunjukkan, sehingga dapat mengenali pula gaya belajar anak.

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang
dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
barusecara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”. “Belajar adalah proses perubahan
pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini
terjadi melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya” ( Anita
E,Wool Folk, 1995: 196 )
Mengolah Bahan BelajarMengolah bahan belajar merupakan kemapuan
siswa untuk menerimaisi dan cara pemeroleh ajaran sehingga menjadi
bermakna bagi siswa. Isi bahan belajar merupakan nilai-nilai dari suatu ilmu
pengetahuan, nilaiagama, nilai kesusilaan, serta nilai kesenian. Kemampuan
siswa dalammengolah bahan pelajaran menjadi makin baik jika siwa berperan
aktif selama proses belajar.
Faktor Internal ; Faktor internal merupakan faktor yang bersumber
daridalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan
belajarnya.Faktor internal ini meliputi, kecerdasan, minat dan perhatian,
motivasi belajar, dan ketekunan sikap.

Faktor eksternal ; faktor yang berasal dari peserta didik yang


memengaruhi hal belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat, keluarga
berpengaruhterhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit terhada
pekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang
terhadap anaknya serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baikdari
orang tua dalam kehidupan sehari-hariberpengaruh dalam hasil belajar peserta
didik Selanjutnya dikemukakan oleh Wasliman (2007:159) bahwa
sekolahmerupakan salah satu faktor yang ikut menentukan hasil belajar siswa.
Semakintinggi kemampuan belajar siswa dan kualitas pengajar disekolah,
maka semakintinggi pula hasil belajar siswa.Kualitas pengajar disekolah
sangat ditentukan oleh guru, sebagaimana dikemukakan oleh Wina Sanjaya
(2006:50), bahwa guru adala komponen yang sangat menentukan dalam
implementasi suau strategi pembelajaran.
Kekurangan persepsi auditor. Sukar untuk membedakan beberapa
huruf yang hampir memiliki kesamaan bunyi seperti b/p, d/t, v/f, lambat
dalam menangkap pembiacaraan dalam kecepatan yang normal meskipun
dapat memahaminya bila diberikan pengulangan dengan kecepatan yang lebih
lambat atau sukar mengenali suara yang umum atau bahkan seringkali
didengarnya merupakan ciri pada kurangnya persepsi auditori ini.Rendahnya
kemampuan mengingat.
SOAL LATIHAN
1. Bagaimana cara menciptakan suasana belajar yang bisa membantu mengatasi kesulitan
belajar?
2. Apa penyebab peserta didik yang tidak mengalami perubahan padahal tekah
mendapatkan bimbingan dan pengajaran dari seorang pendidik?
3. Permasalahan apa saja yang dihadapi dalam bidang belajar?
4. Apa yang harus dilakukan guru dalam membantu kesulitan siswa dalam proses
pembelajaran?
5. Bagaimana cara mengidentifikasi siswa yang mengalami masalah belajar?
REFERENSI

Buku belajar dan pembelajar Dr Dimyanti, Drs. Mudjiono, Penerbit : RINEKACIPTA

Buku Belajar dan Pembelajaran , Dr. Ahmad Susanto, M.Pd, Penerbit :


PrenadamediaGroup

Dimyati, Mudjiono.1994.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Dirjen Dikti.

( www.pendidikankarakter.com)http://www.sekolahdasar.net/2008/05/mengenali-
kesulitan-belajar-pada-anak.html#ixzz4MGrIeBL7

Anda mungkin juga menyukai