PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan zaman saat begitu sangat cepat, mulai dari perubahan-perubahan dibidang
ekonomi, sosial, teknologi sampai bidang pendidikan. Pendidikan di Indonesia sudah mengalami
kemajuan yang lebih modern dibandingkan dengan zaman dahulu, karena proses perubahan ini
didikung dari berbagai sisi positif juga perang Guru serta Orang tua yang bekerja sama demi
mencapai tujuan yang sama. Belajar merupakan salah satu usaha sadar manusia dalam mendidik
dalam upaya meningkatkan kemampuan kemudian diiringi oleh perubahan dan peningkatan
kualitas dan kuantitas pengetahuan manusia itu sendiri. Belajar adalah salah satu aktivitas siswa
yang terjadi di dalam lingkungan belajar. Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan formal
dan nonformal. Salah satu lembaga pendidikan formal yang umum di Indonesia yaitu sekolah
dimana di dalamnya terjadi kegiatan belajar dan mengajar yang melibatkan interaksi antara guru
dan siswa. Tujuan belajar siswa sendiri adalah untuk mencapai atau memperoleh pengetahuan
yang tercantum melalui hasil belajar yang optimal sesuai dengan kecerdasan intelektual yang
dimilikinya.
Pada dewasa ini banyak masalah yang timbul lebih cepat. Sebelum kita dapat
mengidentifikasi masalah itu, yang pasti tampak cara untuk memperoleh kejelasan dan hal ini
tidak dapat dipisahkan dengan masalah-masalah itu. Semakin lama masalah itu menjadi sangat
komplek. Juga dalam masalah-masalah itu selalu terjadi perubahan terutama masalah-masalah
yang berkaitan dengan pendidikan.
Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan belajar dan mengajar
harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan meningkat, hal ini dilakukan karena
majunya pendidikan membawa implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai
bidang sehingga setiap generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik
sesuai dengan tuntunan zaman. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung bagaimana
proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa seorang guru dituntut untuk teliti dalam
memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Akan
tetapi dalam mencapai suatu tujuan yang baik pasti ada kendala suatu masalah yang menghalangi
dalam pencapaian tujuan itu, seperti halnya dalam bidang pendidikan, pasti ada masalah-masalah
dalam pembelajaran siswa. Masalah yang timbul dalam proses belajar mengajar disebabkan
kurang hubungan komunikasi antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya
sehingga proses interaksi menjadi vakum.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat dilakukan melalui
upaya memperbaiki proses pengajaran sehingga dalam perbaikan proses pengajaran ini peranan
guru sangat penting. Selaku pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing dan
membantu siswa.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, penyusun membuat rumusan masalah sebagai barikut:
1. Apakah pengertian masalah belajar?
2. Apa sajakah jenis masalah-masalah dalam pembelajaran?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab masalah-masalah dalam pembelajaran
yang dihadapi siswa?
4. Bagaimanakah prosedur atau langkah-langkah pemecahan masalah-masalah dalam
pebelajaran yang dihadapi siswa?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan pengertian masalah belajar,
2. Mendeskripsikan jenis masalah-masalah dalam pembelajaran,
3. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab masalah-masalah dalam pembelajaran,
4. Mendeskripsikan prosedur atau langkah-langkah pemecahan masalah-masalah dalam
belajar siswa.
BAB II
PEMBAHASAN
Jadi belajar adalah proses untuk perubahan prilaku dari yang bersifat tidak baik menuju sifat
yang baik dan lebih baik, karena dengan sikap yang baik, orang yang mempunyai ilmu akan
lebih dihargai dari pada sifat yang kurang baik. Dalam mencapai tujuan tersebut tentunya sangat
membutuhkan waktu, sehingga pembelajaran yang formal ada batasan-batasan yang membatasi
waktu untuk menempuh proses belajar itu. Dengan adanya kurikulum yang mengatur proses
pembelajaran, maka batasan-batasan tertentu sangat membatasi adanya kaitan satu dengan yang
lain.
Chaplin (1972) dalam Dictionary of Psychology membatasi belajar dengan dua rumusan.
Rumusan pertama berbunyi: “…acquisition of any relatively permanent change in behavior as a
result of practice and experience” (Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif
menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman). Rumusan keduanya adalah process of
acquiring responses as a result of special practice (Belajar ialah proses memperoleh respons-
respons sebagai akibat adanya latihan khusus).
Seperti yang diungakapkan Skiner, menurut Chaplin ini juga tidak jauh berbeda dengan
ungkapan Skiner, Belajar adalah perubahan tingkah laku, sebagai perbedaan antara orang yang
berilmu dan tidak.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dipahami secara umum bahwa belajar adalah
perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang yang relatif menetap
diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya
yang melibatkan proses kognitif.
2. Pengertian Masalah Belajar
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat masalah sebagai
ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya
kebutuhan seseorang, dan adapula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak
mengenakan.
Prayitno (1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya,
menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin atau perlu dihilangkan.
Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan,
yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses yang dilakukan individu
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. “Belajar adalah proses
perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman ini terjadi
melalui interaksi antara individu dengan lingkungannya” ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ).
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat diartikan atau
didefinisikan sebagai berikut.“Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh
siswa dan menghambat kelancaran proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan
dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya
dialami oleh siswa-siswa yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-
siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas. Masalah-masalah
dalam pembelajaran ini adalah sesuatu yang harus dipecahhkan oleh guru dan orang tua sehingga
proses belajar anak bisa sesuai dengan tujuan yang pertama yaitu mencerdaskan anak bangsa
yang berpendidikan dan mempunyai tingkah laku yang baik. Tanggung jawab seorang guru
dalam mendidik anak bisa berjalan dengan baik jika masalah-masah dalam pembelajaran bisa
dipecahkan secara bersama-sama.
3. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses
belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-
tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.
Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi
perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika
disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar, 2008:1).
Di dalam setiap kehidupan pasti akan ada yang namanya masalah , begitu juga
masalah dalam pembelajaran yang membuat peserta didik tidak dapat secara maksimal untuk
menyerap ilmu yang telah di sampaikan oleh tenaga didik. Berikut akan kami sampaikan
beberapa masalah dalam pembelajaran yang perlu untuk ditanggulangi:
a) Berkurangnya motivasi para peserta didik untuk belajar atau berpartisipasi di dalam belajar;
b) Semakin banyak siswa yang membolos pada saat jam pelajaran di mulai;
c) Pada zaman yang berkembang ini juga banyak sekali perkelahian muncul di kalangan antar
pelajar;
d) Prestasi siswa yang semakin rendah dan mengalami kemerosotan nilai;
e) Semakin menipisnya etika dan kesopanan di dalam belajar.
Identifikasi penyebab masalah dalam pembelajaran mengenai kurangnya motivasi belajar peserta
didik di dalam melakukan pembelajaran antara lain adalah :
1. Kurangnya sekolah menentukan guru yang kompetitif di dalam melakukan pembelajaran atau
terlalu monotonnya proses pembelajaran di dalam sekolah;
2. Kurangnya guru melakukan sebuah hubungan atau relasi dengan para murid yang menjadi
peserta didiknya;
3. Kurang maksimalnya di dalam penggunaan alat ataupun media pembelajaran yang menjadi
pendukung di dalam aktivitas belajar mengajar;
4. Tidak adanya sebuah ide atau motivasi untuk membuat kelas yang hidup dan tidak berkesan
kaku dan membosankan;
5. Guru tidak melakukan upaya permasalahan kelas yang monoton yang membuat peserta didik
menjadi malas untuk datang ke kelas;
6. Kurangnya kemampuan para peserta didik untuk bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil
untuk melakukan diskusi ringan;
7. Tidak adanya upaya para tenaga didik untuk memulai cara pembelajaran yang baru supaya para
peserta didik dapat lebih aktif di dalam lingkup pembelajaran.Tidak adanya sebuah penghargaan
ataupun imbalan yang di berikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih;
(http://samadaranta.wordpress.com/2010/12/28/masalah_dalam_pembelajaran diaks
es tanggal 22 Maret 2015 22.38 WIB)
Diantara banyak peserta didik di sekolah ada siswa yang berprestasi, namun banyak pula yang
dijumpai siswa yang gagal. Secara umum, siswa-siswa yang mengalami nilai dan angka rapor
banyak rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya dapat dianggap sebagai
siswa yang mengalami masalah belajar. Seseorang siswa dapat diduga mengalami kesulitan
belajar, kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualifikasi hasil belajar tertentu.
Selain masalah-masalah dalama pembelajaran yang telah diungkapkan diatas, namun banyak
sekali yang berbeda dan itu tergantung mereka menilai dari sudut pandang yang berbeda juga.
Prayitno (Herman dkk, 2006:149-150) mengemukakan masalah belajar sebagai berikut :
1. Keterampilan Akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara optimal. Seharusnya kegiatan exstra harus dimanfa’atkan secara baik
oleh guru dan orang tua, karena ketrampilan setiap anak didik sangatlah berbeda-beda, sehingga
bisa mengeluarkan dan memulai ketrampilannya sejak dari kecil dan diharapkan bisa
mengembangkannya.
2. Keterampilan dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus
untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi. Ketrampilan dalam
belajar bisa menunjang prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih banyak mendapatkan ilmu
pengetahuan tambahan dari proses pembelajaran yang semestinya.
3. Sangat Lambat dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu
dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus. Sebenarnya setiap
siswa mempunyai akal yang sama, tetapi kemampuan setiap siswa yang satu dengan siswa yang
lain sangatlah berbeda dan disinalah letak kerja exstra guru dalam memberikan pengajaran yang
lebih agar siswa yang kurang mampu dalam menerima pelajaran tidak terlihat sangat jauh
tertinggal dibandingkan dengan siswa yang penerimaan pelajarannya sangat cepat.
4. Kurang Motivasi dalam Belajar
Keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan
malas. Hal ini disebabkan dari beberapa sebab yang meliputi dari lingkungan sekolah, keluarga
maupun dari lingkungan pergaulan anak, jika lingkungan anak memang sejak kecil diberi
semangat belajar yang tinggi, pastinya siswa tersebut bisa termotivasi untuk menjadi anak yang
pintar, namun sebaliknya kurangnya motivasi belajar siswa bisa mempengaruhi proses belajar
dan akhirnya menjadi salah satu dari sekian banyak masalah-masalah dalam pembelajaran.
5. Bersikap dan Berkebiasaan Buruk dalam Belajar
Kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari antagonistic dengan yang
seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas, mengulur waktu, membenci guru, tidak mau
bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahuinya dan sebagainya, maka sikap dan kebiasaan yang
baik bisa menunjang kelancaran proses belajar anak. Hal ini disebabkan anak akan cenderung
rajin belajar dari pada siswa yang mempunyai sikap dan kebiasaan yang buruk.
(Nirwana, Herman dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Padang : FIP UNP)
C. Faktor-faktor penyebab masalah-masalah dalam pembelajaran
1. Faktor yang Bersumber dari Diri Pribadi (Internal)
Faktor yang bersumber dari diri pribadi sendiri yaitu :
a. Faktor Psikologis
Intelegensi
Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi akan lebih mudah dalam memahami pelajaran yang
diberikan guru atau lebih berhasil dibandingkan dengan siswa-siswa yang berintelegensi rendah.
Bakat
Apabila bahan yang dipelajari oleh siswa tidak sesuai dengan bakatnya maka
siswa akan mengalami kesulitan dalam belajar.
Motivasi
Prestasi belajar siswa bisa menurun apabila siswa tersebut tidak mempunyai motivasi dalam
belajar.
b. Faktor Fisiologis
Gangguan-gangguan fisik dapat berupa gangguan pada alat-alat penglihatan dan pendengaran
yang dapat menimbulkan kesulitan belajar. Seperti gangguan visual yang sering disertai dengan
gejala pusing, mual, sakit kepala, malas, dan kehilangan konsentrasi pada pelajaran.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor yang Bersumber dari Lingkungan Sekolah :
Metode mengajar
Apabila guru menggunakan metode yang sama untuk semua bidang studi dan pada setiap
pertemuan akan membosankan siswa dalam belajar.
Hubungan guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa
Dalam proses pendidikan, antar guru, guru dengan siswa, dan antar siswa tidak terjalin hubungan
yang baik dan harmonis untuk bekerja sama, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajar. Karena antar personal sekolah akan saling menyebutkan kelemahan dari personal lain
dan terjadinya persaingan yang kurang sehat.
Sarana dan prasarana
Alat-alat belajar yang kurang atau tidak lengkap, buku-buku sumber yang diperlukan sulit
didapatkan, ruang kelas, ruang kelas tidak mencukupi syarat seperti terlalu panas, pengap, dan
ruang kecil yang tidak sesuai dengan jumlah siswa.
b. Faktor Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga
Apabila anak hidup dalam keluarga yang miskin dan harus bekerja membantu
mencari tambahan ekonomi keluarga akan menimbulkan kesulitan bagi anak, mungkin akan
terlambat datang, tidak dapat membeli peralatan sekolah yang dibutuhkan, tidak dapat
memusatkan perhatian karena sudah lelah dan sebagainya.
Hubungan antar sesama anggota keluarga
Apabila hubungan antar keluarga tidak harmonis, seperti orang tua sering bertengkar, orang tua
otoriter, peraturan yang ketat, dan sebagainya, maka anak tidak bisa berkonsentrasi dalam
belajar.
Tuntutan orang tua
Tuntutan orang tua dapat menimbulkan kesulitan belajar bagi anak apabila tuntutan itu tidak
sesuai dengan kemampuan, minat, dan bakat anak.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat yang dapat menimbulkan kesulitan belajar
adalah media cetak, komik, buku-buku pornografi, media elektronik, TV, VCD, video, play
station, dan sebagainya.
D. Langkah-langkah Pemecahan Masalah-masalah dalam Pebelajaran
Murid yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak
berlarut-larut nantinya dan siswa yang mengalami masalah belajar ini dapat berkembang secara
optimal. Masalah-masalah dalam pembelajaran harus segera dipecahkan karena itu bisa menjadi
titik kelemahan lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidiakan di
Indonesia. Pemecahan masalah ini bisa dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi adanya
masalah-masalah tersebut.
Pembelajaran yang baik tentunya sangat memerlukan pengelolaan yang baik juga, dan untuk
mencapainya harus dengan selalu intropeksi pada hal-hal yang menyebabkan timbulnya masalah
itu. Dari uraian faktor yang ada diatas tadi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut :
Menurut Prayitno (Herman dkk, 2006:159-160) masalah pembelajaran siswa dapat dientaskan
melalui :
1. Pengajaran Perbaikan
Guru bidang studi, guru pembimbing, dan staf sekolah lainnya berkewajiban
membantu siswa meningkatkan motivasi dalam belajar. Salah satunya dengan cara
menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat, dan kemampuan. Peningkatan motivasi belajar
sangatlah penting untuk diberikan kepada semua siswa, hal ini bisa memberikan semangat
belajar yang tinggi bagi semua siswa dalam hal mengeluarkan semua bakat dan minat siswa
untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara individu maupun secara kelompok.
Motivation is an essential condition of learning. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi
motivasi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian
motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang
serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus,
tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain
kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.
(http://blog.unsri.ac.id/yunifitriyah/belajar-dan-pembelajaran/masalah-masalah-belajar/
mrdetail/15802/, diakses pada tanggal 22 Maret 2015)
No.
Jenis
Permasalahan
Masalah yang
Diidentifikasi
Analisis Identifikasi Masalah
1. perbedaan tingkat
2. Mudah menyerah
3. Tidak termotivasi
• Kurangnya perhatian
No.
Jenis Permasalahan
berkomentar.
No.
Jenis Permasalahan
6
pemanfaatan teknologi/inovasi dalam pembelajaran.