Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGIDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN

Disusun Oleh:
MINARNI
A2K020041

Dosen :
Dr . Manaf Sumantri

MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


UNIVERSITAS BENGKULU
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Karya
Ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan Nabi kita Muhammad SAW yang telah membawa
umatnya diperadaban saat ini dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, Sehingga
kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang. Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca, Amin.

Bengkulu, September 2021

Penulis,

i
2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 2
C. Tujuan Masalah....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Belajar..................................................................... 3
B. Identifikasi Masalah dalam Pembelajaran.............................................. 4
C. Faktor-Faktor Penyebab Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran.......... 8
D. Langkah-langkah Pemecahan Masalah-masalah dalam Pebelajaran...... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan zaman saat begitu sangat cepat, mulai dari perubahan-
perubahan dibidang ekonomi, sosial, teknologi sampai bidang pendidikan.
Pendidikan di Indonesia sudah mengalami kemajuan yang lebih modern
dibandingkan dengan zaman dahulu, karena proses perubahan ini didikung
dari berbagai sisi positif juga perang Guru serta Orang tua yang bekerja sama
demi mencapai tujuan yang sama. Belajar merupakan salah satu usaha sadar
manusia dalam mendidik dalam upaya meningkatkan kemampuan kemudian
diiringi oleh  perubahan dan  peningkatan kualitas dan kuantitas pengetahuan
manusia itu sendiri. Belajar adalah salah satu aktivitas siswa yang terjadi di
dalam lingkungan belajar. Belajar diperoleh melalui lembaga pendidikan
formal dan nonformal. Salah satu lembaga pendidikan formal yang umum di
Indonesia yaitu sekolah dimana di dalamnya terjadi kegiatan belajar dan
mengajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa. Tujuan belajar
siswa sendiri adalah untuk mencapai atau memperoleh pengetahuan yang
tercantum melalui hasil belajar yang optimal sesuai dengan kecerdasan
intelektual yang dimilikinya.
Pada dewasa ini banyak masalah yang timbul lebih cepat. Sebelum kita
dapat mengidentifikasi masalah itu, yang pasti tampak cara untuk memperoleh
kejelasan dan hal ini tidak dapat dipisahkan dengan masalah-masalah itu.
Semakin lama masalah itu menjadi sangat komplek. Juga dalam masalah-
masalah itu selalu terjadi perubahan terutama masalah-masalah yang berkaitan
dengan pendidikan.
Di era reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan
belajar dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan
meningkat, hal ini dilakukan karena majunya pendidikan membawa implikasi
meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap
generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai

1
dengan tuntunan zaman. Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung
bagaimana proses belajar mengajar yang dialami oleh siswa seorang guru
dituntut untuk teliti dalam memilih dan menerapkan metode mengajar yang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Akan tetapi dalam mencapai suatu
tujuan yang baik pasti ada kendala suatu masalah yang menghalangi dalam
pencapaian tujuan itu, seperti halnya dalam bidang pendidikan, pasti ada
masalah-masalah dalam pembelajaran siswa. Masalah yang timbul dalam
proses belajar mengajar disebabkan kurang hubungan komunikasi antara guru
dan siswa serta siswa dengan siswa yang lainnya sehingga proses interaksi
menjadi vakum.
Untuk lebih meningkatkan keberhasilan belajar siswa diantaranya dapat
dilakukan melalui upaya memperbaiki proses pengajaran sehingga dalam
perbaikan proses pengajaran ini peranan guru sangat penting. Selaku
pengelola kegiatan siswa, guru juga diharapkan membimbing dan membantu
siswa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Masalah Belajar?
2. Bagaimana Identifikasi Masalah dalam Pembelajaran?
3. Bagaimana Faktor-Faktor Penyebab Masalah-Masalah Dalam
Pembelajaran?
4. Bagaimana Langkah-langkah Pemecahan Masalah-masalah dalam
Pebelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Masalah Belajar
2. Untuk mengetahui Identifikasi Masalah dalam Pembelajaran
3. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Penyebab Masalah-Masalah Dalam
Pembelajaran
4. Untuk mengetahui Langkah-langkah Pemecahan Masalah-masalah dalam
Pebelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masalah Belajar


1. Pengertian Masalah Belajar
Banyak ahli mengemukakan pengertian masalah. Ada yang melihat
masalah sebagai ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, ada
yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang, dan adapula
yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Prayitno
(1985) mengemukakan bahwa masalah adalah sesuatu yang tidak disukai
adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin
atau perlu dihilangkan.
Sedangkan menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Pengertian belajar dapat didefinisikan “Belajar ialah sesuatu proses
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.  “Belajar adalah proses
perubahan pengetahuan atau perilaku sebagai hasil dari pengalaman.
Pengalaman ini terjadi melalui interaksi antara individu dengan
lingkungannya” ( Anita E, Wool Folk, 1995 : 196 ).
Dari definisi masalah dan belajar maka masalah belajar dapat
diartikan atau didefinisikan sebagai berikut.“Masalah belajar adalah suatu
kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan menghambat kelancaran
proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan”. Kondisi tertentu itu dapat
berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-kelemahan dan
dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa

3
yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa
yang memiliki kemampuan diatas rata-rata normal, pandai atau cerdas.
Masalah-masalah dalam pembelajaran ini adalah sesuatu yang harus
dipecahhkan oleh guru dan orang tua sehingga proses belajar anak bisa
sesuai dengan tujuan yang pertama yaitu mencerdaskan anak bangsa yang
berpendidikan dan mempunyai tingkah laku yang baik. Tanggung jawab
seorang guru dalam mendidik anak bisa berjalan dengan baik jika
masalah-masah dalam pembelajaran bisa dipecahkan secara bersama-
sama.
2. Pengertian Pembelajaran
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks,
sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa
adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar
terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda,
hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan
bahan belajar.
Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu
keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena
pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar, 2008:1).
Sedangkan pembelajaran atau instruksional adalah usaha
mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa
melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan
mendukung pembelajaran itu nantinya.

B. Identifikasi Masalah dalam Pembelajaran


Jika direnungkan dengan seksama, pembelajaran yang berlangsung di
ruang kelas termasuk kegiatan yang cukup unik. Guru menghadapi sekian

4
murid dengan latar belakang karakter yang berbeda. Mengendalikan semua
karakter tersebut dalam tempat dan waktu sama bukanlah pekerjaan mudah.
Karakter anak yang heterogen sering menimbulkan berbagai persoalan
dalam mengelola pembelajaran. Jika tidak sabar, bisa jadi guru akan marah
melulu dan “makan hati” menghadapi tingkah polah dan kelakuan siswa.
Keberadaan sebuah kurikulum akan menjadi sebuah dokumen “mati” belaka
jika tidak dilakukan berbagai pembenahan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sebaliknya, kurikulum tersebut akan benar-benar potensial meningkatkan
mutu pendidikan jika guru berperan sebagai peneliti dalam pembelajaran.
Kegiatan penelitian guru dimulai dari fakta masalah yang dihadapi guru
dan proses identifikasi permasalahan aktual yang dirasakan guru dalam
mengajar. Masalah adalah sesuatu yang tidak sesuai perencanaan dan
keinginan guru terhadap proses mupun hasil pembelajaran. Misalnya:
Siswa sulit mencapai ketuntasan belajar ulangan harian pada mata
pelajaran X konsep Y. Setelah diidentifikasi ditemukan berbagai masalah
seperti berikut ini:
1. Siswa kurang antusias mengikuti pelajaran
2. Siswa sering minta izin meninggalkan kelas
3. Siswa tidak mau bertanya selama pembelajaran berlangsung
4. Ada siswa yang sering bolos belajar
5. Siswa sering ngobrol dengan temanya ketika guru menerangkan pelajaran.
Dari sekian butir masalah yang berhasil diidentifikasi, guru tidak mungkin
menganalisa semuanya. Oleh sebab itu perlu diambil permasalahan mana yang
paling pokok dan aktul serta bisa dicarikan solusinya. Jika guru sudah
menentukan permasalahan aktual dan penting, langkah selanjutnya adalah
merencakan tindakan apa yang akan dilakukan pada pembelajaran berikutnya.
Di dalam setiap kehidupan pasti akan ada yang namanya masalah , begitu
juga masalah dalam pembelajaran yang membuat peserta didik tidak dapat
secara maksimal untuk menyerap ilmu yang telah di sampaikan oleh tenaga
didik. Berikut akan kami sampaikan beberapa masalah dalam pembelajaran
yang perlu untuk ditanggulangi:

5
1. Berkurangnya motivasi para peserta didik untuk belajar atau berpartisipasi
di dalam belajar;
2. Semakin banyak siswa yang membolos pada saat jam pelajaran di mulai;
3. Pada zaman yang berkembang ini juga banyak sekali perkelahian muncul
di kalangan antar pelajar;
4. Prestasi siswa yang semakin rendah dan mengalami kemerosotan nilai;
5. Semakin menipisnya etika dan kesopanan di dalam belajar.
Identifikasi penyebab masalah dalam pembelajaran mengenai kurangnya
motivasi belajar peserta didik di dalam melakukan pembelajaran antara lain
adalah :
1. Kurangnya sekolah menentukan guru yang kompetitif di dalam melakukan
pembelajaran atau terlalu monotonnya proses pembelajaran di dalam
sekolah;
2. Kurangnya guru melakukan sebuah hubungan atau relasi dengan para
murid yang menjadi peserta didiknya;
3. Kurang maksimalnya di dalam penggunaan alat ataupun media
pembelajaran yang menjadi pendukung di dalam aktivitas belajar
mengajar;
4. Tidak adanya sebuah ide atau motivasi untuk membuat kelas yang hidup
dan tidak berkesan kaku dan membosankan;
5. Guru tidak melakukan upaya permasalahan kelas yang monoton yang
membuat peserta didik menjadi malas untuk datang ke kelas;
6. Kurangnya kemampuan para peserta didik untuk bekerja di dalam
kelompok-kelompok kecil untuk melakukan diskusi ringan;
7. Tidak adanya upaya para tenaga didik untuk memulai cara pembelajaran
yang baru supaya para peserta didik dapat lebih aktif di dalam lingkup
pembelajaran.Tidak adanya sebuah penghargaan ataupun imbalan yang di
berikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan yang lebih;
Diantara banyak peserta didik di sekolah ada siswa yang berprestasi,
namun banyak pula yang dijumpai siswa yang gagal. Secara umum, siswa-
siswa yang mengalami nilai dan angka rapor banyak rendah, tidak naik kelas,

6
tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya dapat dianggap sebagai siswa yang
mengalami masalah belajar. Seseorang siswa dapat diduga mengalami
kesulitan belajar, kalau yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf
kualifikasi hasil belajar tertentu.
Selain masalah-masalah dalama pembelajaran yang telah diungkapkan
diatas, namun banyak sekali yang berbeda dan itu tergantung mereka menilai
dari sudut pandang yang berbeda juga. Prayitno (Herman dkk, 2006:149-150)
mengemukakan masalah belajar sebagai berikut :
1. Keterampilan Akademik
Keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal. Seharusnya
kegiatan exstra harus dimanfa’atkan secara baik oleh guru dan orang tua,
karena ketrampilan setiap anak didik sangatlah berbeda-beda, sehingga
bisa mengeluarkan dan memulai ketrampilannya sejak dari kecil dan
diharapkan bisa mengembangkannya.
2. Keterampilan dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih
memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan
kemampuan belajar yang amat tinggi. Ketrampilan dalam belajar bisa
menunjang prestasi belajar siswa karena siswa akan lebih banyak
mendapatkan ilmu pengetahuan tambahan dari proses pembelajaran yang
semestinya.
3. Sangat Lambat dalam Belajar
Keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan
perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran
khusus. Sebenarnya setiap siswa mempunyai akal yang sama, tetapi
kemampuan setiap siswa yang satu dengan siswa yang lain sangatlah
berbeda dan disinalah letak kerja exstra guru dalam memberikan
pengajaran yang lebih agar siswa yang kurang mampu dalam menerima
pelajaran tidak terlihat sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan siswa
yang penerimaan pelajarannya sangat cepat.

7
4. Kurang Motivasi dalam Belajar
Keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka
seolah-olah tampak jera dan malas. Hal ini disebabkan dari beberapa sebab
yang meliputi dari lingkungan sekolah, keluarga maupun dari lingkungan
pergaulan anak, jika lingkungan anak memang sejak kecil diberi semangat
belajar yang tinggi, pastinya siswa tersebut bisa termotivasi untuk menjadi
anak yang pintar, namun sebaliknya kurangnya motivasi belajar siswa bisa
mempengaruhi proses belajar dan akhirnya menjadi salah satu dari sekian
banyak masalah-masalah dalam pembelajaran.
5. Bersikap dan Berkebiasaan Buruk dalam Belajar
Kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehari-hari
antagonistic dengan yang seharusnya, seperti suka menunda-nunda tugas,
mengulur waktu, membenci guru, tidak mau bertanya untuk hal-hal yang
tidak diketahuinya dan sebagainya, maka sikap dan kebiasaan yang baik
bisa menunjang kelancaran proses belajar anak. Hal ini disebabkan anak
akan cenderung rajin belajar dari pada siswa yang mempunyai sikap dan
kebiasaan yang buruk.

C. Faktor-Faktor Penyebab Masalah-Masalah Dalam Pembelajaran


1. Faktor yang Bersumber dari Diri Pribadi (Internal)
Faktor yang bersumber dari diri pribadi sendiri yaitu :
a. Faktor Psikologis
1) Intelegensi
Siswa yang mempunyai intelegensi tinggi akan lebih
mudah dalam memahami pelajaran yang diberikan guru atau lebih
berhasil dibandingkan dengan siswa-siswa yang berintelegensi
rendah.
2) Bakat
Apabila bahan yang dipelajari oleh siswa tidak sesuai
dengan bakatnya maka siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajar.

8
3) Motivasi
Prestasi belajar siswa bisa menurun apabila siswa tersebut
tidak mempunyai motivasi dalam belajar.
b. Faktor Fisiologis
Gangguan-gangguan fisik dapat berupa gangguan pada alat-alat
penglihatan dan pendengaran yang dapat menimbulkan kesulitan
belajar. Seperti gangguan visual yang sering disertai dengan gejala
pusing, mual, sakit kepala, malas, dan kehilangan konsentrasi pada
pelajaran.
2. Faktor Eksternal
a. Faktor yang Bersumber dari Lingkungan Sekolah :
1) Metode mengajar
Apabila guru menggunakan metode yang sama untuk
semua bidang studi dan pada setiap pertemuan akan membosankan
siswa dalam belajar.
2) Hubungan guru dengan guru, guru dengan siswa, dan siswa dengan
siswa
Dalam proses pendidikan, antar guru, guru dengan siswa,
dan antar siswa tidak terjalin hubungan yang baik dan harmonis
untuk bekerja sama, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam
belajar. Karena antar personal sekolah akan saling menyebutkan
kelemahan dari personal lain dan terjadinya persaingan yang
kurang sehat.
3) Sarana dan prasarana
Alat-alat belajar yang kurang atau tidak lengkap, buku-
buku sumber yang diperlukan sulit didapatkan, ruang kelas, ruang
kelas tidak mencukupi syarat seperti terlalu panas, pengap, dan
ruang kecil yang tidak sesuai dengan jumlah siswa.

9
b. Faktor Keluarga
1) Keadaan ekonomi keluarga
Apabila anak hidup dalam keluarga yang miskin dan harus
bekerja membantu mencari tambahan ekonomi keluarga akan
menimbulkan kesulitan bagi anak, mungkin akan terlambat datang,
tidak dapat membeli peralatan sekolah yang dibutuhkan, tidak
dapat memusatkan perhatian karena sudah lelah dan sebagainya.
2) Hubungan antar sesama anggota keluarga
Apabila hubungan antar keluarga tidak harmonis, seperti orang
tua sering bertengkar, orang tua otoriter, peraturan yang ketat, dan
sebagainya, maka anak tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar.
3) Tuntutan orang tua
Tuntutan orang tua dapat menimbulkan kesulitan belajar
bagi anak apabila tuntutan itu tidak sesuai dengan kemampuan,
minat, dan bakat anak.
c. Faktor Lingkungan Masyarakat
Faktor yang bersumber dari lingkungan masyarakat yang dapat
menimbulkan kesulitan belajar adalah media cetak, komik, buku-buku
pornografi, media elektronik, TV, VCD, video, play station, dan
sebagainya.

D. Langkah-langkah Pemecahan Masalah-masalah dalam Pebelajaran


Murid yang mengalami masalah belajar perlu mendapatkan bantuan agar
masalahnya tidak berlarut-larut nantinya dan siswa yang mengalami masalah
belajar ini dapat berkembang secara optimal. Masalah-masalah dalam
pembelajaran harus segera dipecahkan karena itu bisa menjadi titik kelemahan
lembaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidiakan
di Indonesia. Pemecahan masalah ini bisa dilihat dari faktor-faktor yang
mempengaruhi adanya masalah-masalah tersebut.
Pembelajaran yang baik tentunya sangat memerlukan pengelolaan yang
baik juga, dan untuk mencapainya harus dengan selalu intropeksi pada hal-hal

10
yang menyebabkan timbulnya masalah itu. Dari uraian faktor yang ada diatas
tadi, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
Menurut Prayitno (Herman dkk, 2006:159-160) masalah pembelajaran
siswa dapat dientaskan melalui :
1. Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk layanan yang
diberikan kepada seseorang atau sekelompok siswa yang mengalami
masalah-masalah belajar dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-
kesalahan dalam proses dan hasil belajar siswa. Dengan pengajaran
perbaikan ini, diharapkan bisa memecahkan masalah-masalah yang ada
dalam pembelajaran siswa untuk meningkatkan prestasi siswa maupun
prestasi sekolah tersebut. Saat ini, metode belajar yang populer di
Indonesia yang dikenal dengan PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif dan Menyenangkan). Aktif artinya ketika proses
pembelajaran guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga
siswa aktif untuk bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Inovatif artinya bagaimana guru menciptakan pembelajaran yang
bisa membuat siswanya berpikir bahwa learning is fun, sehingga tertanam
didalam pikiran siswanya tidak akan ada lagi perasaan tertekan dengan
tenggat waktu pengumpulan tugas dan rasa bosan tentunya. Kreatif artinya
agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi
berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif artinya bagaimana guru
mampu menciptakan apa yang harus dikuasai oleh siswa selama kegiatan
pembelajaran berlangsung tanpa menyia-nyiakan waktu. Dan
Menyenangkan artinya suasana belajar-mengajar yang menyenangkan
sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar
sehingga waktu curah perhatiannya (“time on task”) tinggi.
2. Program Pengayaan
Kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang
diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat
dalam belajar. Sebagai seorang pendidik kita tidak harus memperhatikan

11
siswa yang kurang mampu saja, akan tetapi siswa yang cepat dalam belajar
juga sangat penting untuk kita perhatikan, hal ini nantinya tidak ada
kesenjangan satu dengan yang lain, harapannya siswa yang cepat dalam
menerima pelajaran bisa mengimbangi dan mungkin bisa membantu siswa
yang kurang cepat dalam menerima pelajaran.
3. Peningkatan Motivasi Belajar
Guru bidang studi, guru pembimbing, dan staf sekolah lainnya
berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasi dalam belajar.
Salah satunya dengan cara menyesuaikan pengajaran dengan bakat, minat,
dan kemampuan. Peningkatan motivasi belajar sangatlah penting untuk
diberikan kepada semua siswa, hal ini bisa memberikan semangat belajar
yang tinggi bagi semua siswa dalam hal mengeluarkan semua bakat dan
minat siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara
individu maupun secara kelompok.
Motivation is an essential condition of learning. Sehubungan
dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Seseorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik,
sebab tidak serasi dengan tujuan.

12
4. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik
Setiap siswa diiharapkan menerapkan sikap dan kebiasaan belajar
yang efektif karena prestasi belajar yang baik diperoleh melalui usaha atau
kerja keras. Kebiasaan belajar yang baik sangat menunjang dalam segala
aspek pembelajaran siswa, ketika siswa sudah melaksanakan hal-hal yang
baik, mulai dari pengembangan sikap, disiplin, rajin dan ada tanggung
jawab bersama, maka proses pembelajaran akan berjalan sesuai dengan
harapan bersama, dan bisa memberikan pengaruh yang besar dalam
peningktan prestasi siswa.
Mengajar sebagai proses pemberian atau penyampaian
pengetahuan saja tidak cukup, tetapi harus diiringi dengan mendidik.
Artinya guru secara tidak langsung harus dapat membimbing siswa untuk
melakukan dan menyadari etika, budaya serta moral yang berlaku di
tempat siswa tinggal. Guru bukan sebagai pemberi informasi sebanyak-
banyaknya kepada para siswa, melainkan guru sebagai fasilitator, teman
dan motivator. Oleh karena itu, pengajaran minimal harus dipandang
sebagai suatu proses sistematis dalam merencanakan, mendesain,
mempersiapkan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan
pembelajaran secara efektif dalam jangka waktu yang layak.
5. Layanan Konseling Individual
Dalam hubungan tatap muka antara konselor dengan klien (siswa)
pada kegiatan konseling diupayakan adanya pengentasan masalah-masalah
klien yang telah disampaikan pada konselor. Sebagai seorang konselor
sebaiknya bisa mengatasi masalah itu dari proses/sebab yang
mempengaruhi adanya hal-hal yang bisa menyebabkan masalah-masalah
pembelajaran. Adanya masalah itu pasti juga adanya sebab yang
mempengaruhinya, maka layanan konseling diberikan kepada setiap siswa
yang merasa dirinya kurang dalam aspek-aspek yang ada pada proses
pembelajaran disekolah atau diri sendiri.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masalah belajar adalah suatu keadaan atau kondisi yang dialami oleh
siswa sehingga dapat menghambat kelancaran proses belajarnya. Kondisi
tertentu ini dapat berkenaan dengan keadaan dirinya yaitu berupa kelemahan-
kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan
yang tidak merugikan dan memberikan dampak buruk bagi dirinya. Masalah-
masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa dengan kemampuan rendah
atau biasa-biasa saja, akan tetapi juga dapat dialami oleh siswa dengan tingkat
kecerdasan di atas rata-rata normal atau tinggi.
Pembelajaranadalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga
memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar
tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya. Identifikasi
Masalah- masalah dalam pembelajaran antara lain :
1. Berkurangnya motivasi para peserta didik untuk belajar atau
berpartisipasi di dalam belajar;
2. Semakin banyak siswa yang membolos pada saat jam pelajaran di mulai;
3. Banyak sekali perkelahian muncul di kalangan antar pelajar;
4. Prestasi siswa yang semakin rendah dan mengalami kemerosotan nilai;
5. Semakin menipisnya etika dan kesopanan di dalam belajar.

B. Saran
Apabila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan Makalah
ini, sangat diharapkan akan adanya perbaikan. Diharapkan kepada para Guru
agar lebih menyelenggarakan pembelajaran yang optimal terhadap anak
didiknya dan memberikan pemahaman yang lebih luas tentang arti belajar itu
sendiri.

14
Diharapkan kepada Guru selaku pendidik untuk tidak hanya memfokuskan
fungsinya selaku pengajar dan fasilitator, tetapi juga perannya selaku
motivator sehingga sukses dalam proses pembelajaran.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi A, (1997). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia

Ridwan, (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti


Pemula. Bandung: Alfabeta

Dimyati, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002

Nirwana, Herman dkk. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Padang : FIP UNP

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka


Cipta, 2003, Cet. Keempat

16

Anda mungkin juga menyukai