SKRIPSI
Oleh:
Taqwa Nur Ibad
07140060
SKRIPSI
Diajukan Kepada:
Dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Malang (UIN) Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Taqwa Nur Ibad
07140060
LEMBAR PERSETUJUAN
Implementasi Kurikulum Muatan Lokal Pada Mata
Pelajaran Bahasa Inggris dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan
(Studi Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman (MIJS) Malang)
SKRIPSI
Oleh:
Taqwa Nur Ibad
07140060
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Panitia Ujian
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
PERSEMBAHAN
Dengan rahmat dan syukur kehadirat ilahi rabbi serta hormat dan kasih sayang
kupersembahkan karya kecil ini untuk
Yang tak pernah lelah mencurahkan kasih sayangnya dan selalu membimbingku
dalam menuntut ilmu,
Calon pendamping hidupku adinda Yekti Rahayu Ningtyas yang tiada henti-
yang penuh duka cita tawa & gembira. Terimakasih atas segala dukungan &
MOTTO
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di
Malang
maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu ‘Alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
KATA PENGANTAR
wala quwata illa billahil ‘aliyyil adhzim, karena hanya dengan rahmat serta
Lokal Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris (Studi Kasus di MIJS Malang)”
ketenangan.
pengarahan dan hasil diskusi dari berbagai pihak dalam proses penulisan skripsi
ini, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima
1. Kedua orang tua atas do’a restu dan cinta kasihnya yang selalu mengiringi
3. Bapak Prof. Dr. H.M. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
4. Ibu Dra. Hj. Sulalah, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru
5. Bapak Moh. Samsul Ulum, M.Ag sebagai Dosen Pembimbing, yang telah
8. Ibu Tri S.Pd, selaku guru bidang studi Bhs Inggris kelas kecil di MI
Malang
9. Ibu Fatma S.Pd selaku guru bidang studi Bhs Inggris kelas besar di MI
Malang
10. Seluruh Dosen beserta staf pengajar Fakultas Tarbiyah yang telah
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik sebagai tambahan
yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan kepada
Penulis
13
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................... 18
BAB I : PENDAHULUAN
C. Mutu Pendidikan....................................................................... 51
1. Pengertian Pendidikan .......................................................... 51
2. Dasar Pendidikan ................................................................. 54
3. Tujuan Pendidikan ............................................................... 55
4. Pengertian Mutu.................................................................... 56
5. Prinsip-Prinsip Mutu Pendidikan........................................... 57
6. Mutu Pendidikan................................................................... 61
7. Tujuan Peningkatan Mutu Pendidikan................................... 64
B. Penyajian Data............................................................................ 98
1. Implementasi Kurikulum Muatan Lokal di MI
Jenderal Sudirman Malang.................................................... 99
BAB VI : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
17
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Penelitian
3. Bukti Konsultasi
4. Pedoman Wawancara
8. Ketuntasan Minimal
9. Daftar Nilai
ABSTRAK
Nur Ibad, Taqwa. 2009. Implementasi Kurikulum Muatan Lokal pada Mata
Pelajaran Bahasa Inggris dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi
Kasus di Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman Malang). Skripsi, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Malang. Dosen Pembimbing: Muhammad Syamsul Ulum, M.Ag.
Pendidikan.
BAB I
PENDAHULUAN
globalisasi, sebagai era persaingan mutu atau kualitas, siapa yang berkualitas
suatu keniscayaan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Hal tersebut mutlak
dan perkembangan yang terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global2
dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun
penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah. Dalam hal ini,
pemerintah pusat menyertai kurikulum tersebut. Dalam hal ini, setiap sekolah
masing-masing.
berkwalitas, proses kurikulum tidak hanya sebagai draf mata pelajaran namun
tertentu.
pengertian yang bersifat makro ini maka kurikulum tidak hanya berbentuk
22
satu dengan yang lainya, mislanya kurikulum KTSP yang menekankan siswa
yang aktif, maka pada dataran ini kegiatan pembelajarannya harus bersifat
student orented, kemudian sarana apa saja yang dibutuhkan dalam pengejaran
terkait dengan kurikulum tersebut untuk mencapai sebuah cita-cita ideal yang
mata kuliah/silabus mata kuliah tapi lebih dari itu kurikulum adalah aktivitas
kegiatan, yang ada dalam kelas/lembaga, hal ini sesuai dengan apa yang
be mastered 3"
ganti menteri pasti ganti kurikulum; padahal kurikulum yang terdahulu masih
belum merata, tiba tiba diganti dengan hal yang baru4, namun pandangan yang
dalam jangka yang tidak terlalu lama, agar sesuai dengan perkembangan dan
3
Robert S. Zaiz, 1976, Curricuum Principles and Fundation, Harper & Row Publisher,
hlm 71
4
Muhaimin,2005. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, hlm 334
23
merupakan alat dalam pendidikan, pendidikan tidak pernah lepas dari tatanan
tata cara, tata krama pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan
secara turun temurun dari nenek moyang bangsa Indonesia. Hal tersebut
kehilangan ciri khas dan jati dirinya. Upaya menjaga ciri khas bangsa
Indonesia harus dimulai sedini mungkin pada usia pra sekolah kemudian
perguruan tinggi.
24
bagian dari masyarakat. Oleh karena itu, program pendidikan di sekolah perlu
memberikan wawasan yang luas pada peserta didik tetntang karakteristik dan
dengan alokasi waktu yang berdiri sendiri. Adapun materi dan isinya
keadaan dan kebutuhan daerah. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan
kesatuan utuh yang tak terpisahkan dari kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP)5.
Malang)”
B. Rumusan Masalah
Sudirman Malang?
C. Tujuan Penelitian
bertujuan untuk :
5
E. Mulyasa, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya Offset, hlm 271
26
D. Manfaat Penelitian
pada mata pelajaran Bhs Inggris dan Upaya Kepala sekolah dalam
lokal pada mata pelajaran Bhs Inggris dan Upaya Kepala sekolah dalam
kurikulum muatan lokal pada mata pelajaran Bhs Inggris dan Upaya
Sekolah Dasar
muatan lokal pada mata pelajaran Bhs Inggris dan Upaya Kepala
kurikulum muatan lokal pada mata pelajaran Bhs Inggris dan Upaya
Sekolah Dasar.
adalah:
F. Sistematika Pembahasan
enam bab, dimana masing-masing bab disusun berdasarkan dan rincian sesuai
berikut:
Bab II: Kajian Teori. Dalam kajian ini peneliti menggunakan landasan
menjadi penelitian dalam Skripsi ini, adapun landasaan teori tersebut antara
data, prosedur pengumpulan data, tehnik analisis dan interpretasi data, dan
Bab IV: Paparan Data. Bab ini akan membahas tentang paparan data
Implementasi kurikulum muatan lokal pada mata pelajaran Bhs Inggris kelas
kecil, pengembangan kurikulum muatan lokal pada mata pelajaran Bhs Inggris
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Kurikulum
mulanya kata ini lazim digunakan dalam bidang atletik, namun dalam
pendidikan. Kata ”Currere” yakni cucere yang berubah menjadi kata benda
latihan-latihan atau isi buku teks yang harus mereka baca, hafalkan dan
teknik mengajar, atau buku tek yang harus mereka ajarkan. yang harus
dipelajari anak didik Pada mulanya kata ini lazim digunakan dalam bidang
Kurikulum dalam arti sempit adalah " a course, esp a specific fixed
tinggi yang harus di tempuh untuk mendapatkan ijazah atau naik tingkat.
Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat
penting untuk mencapai titik akhir dari sautu pelajaran dan ditandai oleh
pada pengertian yang bersifat makro ini maka kurikulum tidak hanya
yang menekankan siswa yang aktif, maka pada dataran ini kegiatan
mencapai sebuah cita-cita ideal yang diinginkan oleh tujuan pendidikan dan
tidak hanya difahami sebagai draf mata kuliah/silabus mata kuliah tapi lebih
dari itu kurikulum adalah aktivitas kegiatan yang ada dalam kelas/lembaga,
hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Robert Zaiz "curriculum
memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh para pakar dalam bidang
artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada pemahaman ini
8
Robert S. Zaiz, 1976, Curriculum Principles and Fundation, Harper & Row Publisher,
hlm 71
9
William B. Ragan, 1960, Modern Elementry Curriculum, Holt Renehart and winston
Inc., hlm 4
10
Oemar Hamalik, 1994. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta; PT Bumi Aksara), hlm
16
33
kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa
siswa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,
Itu sebabnya kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar maksud tersebut
dapat tercapai dengan baik. Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata
11
Ibid., hlm 17
34
Hal ini berarti, semua hal dan semua orang yang terlibat dalam
orang tua atau orang-orang pandai masa lampau yang telah disusun secara
sistematis, artinya menurut urutan tertentu; logis, artinya dapat diterima oleh
masih belum merata, tiba tiba diganti dengan hal yang baru13, namun
12
Ibid., hal 18
13
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah,
dan Perguruan Tinggi. ( Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2005), hlm 334
35
direkonstruksi ulang dalam jangka yang tidak terlalu lama, agar sesuai
saling kait satu sama lain. Jika pendidikan sebagai usaha dan kegiatan
manusia
2. Peranan Kurikulum
relevan sekali dengan realita yang ada pada lembaga pendidikan formal,
hampir semua komponen yang ada di lingkungan sekolah tidak lepas dengan
peranan kritis, atau evaluatif, dan peranan kreatif. Ketiga peranan ini sangat
yaitu: (1) pantai, (2) dataran rendah termasuk di dalamnya daerah aliran
sungai, (3) dataran tinggi, dan (4) pegunungan atau gunung. Dengan kata
lain, lingkungan alam adalah lingkungan hidup dan tidak hidup tempat
interaksi orang perorang dengan kelompok sosial atau sebaliknya, dan antara
bangsa.
masyarakat yang berbentuk bahasa daerah, seni daerah, adat istiadat daerah,
serta tatacara dan tatakrama khas daerah. Lingkungan ini dalam pola
peraturan-peraturan yang ada dan berlaku di daerah itu di mana sekolah dan
yang berkenaan dengan kurikulum sekolah. Arti kebijakan itu sendiri adalah
a. Landasan Idiil
b. Landasan Hukum
13 ayat 1; pasal 37, 38 ayat 1 dan pasal 39 ayat 1, serta PP. No.28/1990
c. Landasan Teori
yang abstrak. Oleh karena itu, dalam penyampaian bahan ajar kepada
2) Pada dasarnya anak-anak usia sekolah memiliki rasa ingin tahu yang
baik.
d. Landasan Demografik
seni dan budaya serta kondisi alam dan sosial yang juga beraneka ragam.
sekitar siswa, baik yang berkaitan dengan lingkungan alam, sosial dan
tersebut, sehingga potensi ataupun kondisi yang ada pada lingkungan sekitar
peserta didik agar memiliki wawasan yang mantap tentang lingkungan dan
a. Mengenal dan menjadi lebih akrab dengan lingkungan alam, sosial, dan
budayanya;
pembangunan nasioanal15.
14
E, Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 274
15
Ibid..
41
a. Tujuan Langsung
kepentingan pendidikan;
sekitarnya;
lingkungan mempunyai daya tarik tersendiri bagi seorang anak. Jean peaget
16
Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik Ar-ruzz Media, (Jogjakarta;
2007), hlm 262-264.
42
akan dapat berjalan lancar apabila tidak didukung oleh semua pihak yang
pelaksanaan muatan lokal, ada beberapa hal yang tidak mungkin dapat
proaktif terhadap lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, hal ini secara
serta bangsa.
Pada dasarnya setiap hal yang ada di muka bumi ini memiliki
yang semuanya adalah satu rangkaian yang berkaitan antara satu dengan
yang lainnya. Begitu pula dalam dunia pendidikan yang memiliki komponen
beda, akan tetapi tujuannya adalah sama yaitu sebagai alat untuk menjadikan
Salah satu komponen pendidikan yang dalam hal ini akan dipaparkan
lokal yang merupakan bagian dan tak dapat dipisahkan dari kurikulum
tingkat satuan pendidikan. Oleh karena itu, peranan dari Implementasi dan
pengembangan kurikulum muatan lokal ini sangatlah Urgen yang tak dapat
yang bermutu.
berdiri sendiri atau menjadi bahan kajian suatu mata pelajaran yang telah
ada. Sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri, muatan lokal mempunyai
20
E, Mulyasa, Op Cit, 2007, hlm 274-275
21
Abdullah Idi, loc. cit.
45
alokasi waktu tersendiri. Tetapi sebagai bahan kajian mata pelajaran, muatan
lokal bisa sebagai tambahan bahan kajian yang telah ada. Karena itu, muatan
lokal bisa mempunyai alokasi waktu sendiri dan bisa juga tidak. Muatan
pendidikan keterampilan.
bahan kajian yang telah ada atau sebagai satu pokok bahasan atau lebih yang
dapat diberikan alokasi waktunya. Tetapi muatan lokal sebagai bahan kajian
yang merupakan penjabaran yang lebih mendalam dari pokok bahasan dan
subpokok bahasan yang telah ada, sukar untuk diberikan alokasi waktu jam
tenaga edukatif lainnya yang mungasai bahan ajar muatan lokal itu sendiri.
22
Ibid., hlm 265-266
23
Pius A Parto, M. Dahlan Albarry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya; Arkola, 1994),
hlm 247
46
a. Persiapan,
dan tenaga kependidikan lain di sekolah pada tahap persiapan ini adalah
sebagai berikut:
komite sekolah.
Hal inilah yang menjadi peranan yang tidak bisa diabaikan oleh sekolah,
berikut:
1) Mengkaji silabus
2) Menyusun RPP
3) Mempersiapkan penilaian.
c. Tindak lanjut.
24
E, Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 279-281
48
belajar, dan group kesenian. Tindak lanjut ini bisa juga dengan
integral dari struktur kurikulum. Muatan lokal ini diberikan mulai kelas I
sampai dengan kelas VI dengan pengaturan waktu dan mata pelajaran yang
berikut.
b. Muatan PLH pada kelas 1-3 ditekankan pada praktik dan pengamatan
langsung.
fungsional
f. Alokasi waktu
g. Penilaian
siswa).
25
Ibid., hlm 240
50
global (diberikan pada kelas 5-6 bisa pilihan bagi siswa dengan
terbatas pada empat mata pelajaran saja ynag telah disebutkan diatas, tetapi
masing.27
SD/MI adalah:
1) Mendengarkan
26
Muhaimin, dkk. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2008), hlm 233-234
27
E, Mulyasa, loc cit..
51
2) Berbicara
3) Membaca
4) Menulis
sangat sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat dalam
bahasa Inggris
Mulok).28
1. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah suatu sistim dari suara, kata, pola yang digunakan oleh
28
Ibid..
52
pikiran dan gagasannya baik melalui bahasa lisan maupun bahasa tulisan.
Inggris dikenal sebagai bahasa asing (foreign language) dan hanya sekedar
Para ahli anak usia dini mengatakan sangat baik bagi seorang anak
kemampuan belajar bahasa kedua anak akan lebih baik jika dia belajar
Inggris tersebut kepada anak usia dini. Tentunya dengan tetap menggunakan
prinsip belajar anak usia dini yakni bermain sambil belajar dengan mengacu
29
http://www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/read.php?id=34&dir=1&idStatus=0. diakses pada
tanggal 17 April 2009
53
belajar bahasa.
lain.
anak ikut berdiri sambil mendengarkan (listening) kata “stand up” dan
mengucapkan (speak) kata “stand up” tersebut. Disini kita tidak perlu
pembelajaran dengan cara menarik sehingga anak bisa senang dan ceria akan
Inggris
Bahasa Inggris
itu sendiri yang dalam hal ini menjadi objek adalah siswa atau peserta didik.
30
http://re-searchengines.com/trimo80708.html diakses pada tangal 17 April 2009
56
D. Mutu Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan.
31
http://re-searchengines.com/trimo80708.html diakses pada tangal 17 April 2009
32
Indar Djumberansyah, Filsafat Pendidikan, Abditama, Surabaya, 1994, hal. 16
57
sebagai :
(fikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) dan jasmani (panca indra
serta keterampilan-keterampilan).
bahwa:
ke generasi berikutnya.
minatnya.
58
beberapa ciri atau unsur umum dalam pendidikan yang dapat disimpulkan
sebagai berikut:
masyarakat.
formal).
33
Ibid, hlm. 19-20
59
2. Dasar Pendidikan
landasan atau sandaran suatu perbuatan itu sudah ada dan mempunyai
segi, diantaranya :
maupun tidak langsung yagn mana hal ini dapat dijadikan pegangan
formal.
b. Dasar religius yaitu dasar yang berdasarkan dari ajaran agama Islam
yang tertera dalam ayat al-Quran dan Al-Hadits menurut ajaran agama
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Dan pada
34
Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, jakarta, 1991, hal. 190
60
3. Tujuan Pendidikan
a. Tujuan umum
seharusnya menjadi tujuan orang tua atau lain-lain pendidik, yang telah
kenyataan yang terdapat pada anak didik itu sendiri dan dihubungkan
Yang dimaksud dengan tujuan tak sempurna atau tak lengkap ini
tertentu yang hendak dicapai dengan pendidikan itu. Yaitu segi-segi yang
35
Zuhairini et.al, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Ramadhani, Solo, 1983, hal 31.
61
c. Tujuan-tujuan sementara
psikologi perkembangan.
d. Tujuan-tujuan perantara
e. Tujuan Insidental
dasarnya.
4. Pengertian Mutu
36
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Karya CV,
Bandung, 1988, hal. 24-28
62
sesuatu yang rumit. Mutu didasarkan pada akal sehat37. Menurut filosofis
proses kerja
sekarang ini. Dalam diskusi tersebut boleh jadi muncul gagasan berbeda
Dibawah ini terdapat bagan yang akan memaknai mutu secara umum.
37
Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata
Langkah Penerapan, (Yogyakarta; Pustaka Pelajar, 2007), hlm75
63
Pendidikan Bisnis
Bagan 8.2. Korelasi orang tua, masyarakat, pendidikan dan bisnis sebagai
penunjang mutu
pada diri seseorang adalah dengan adanya factor eksternal yang dijadikan
baik kurikulum pusat maupun lokal, tenaga edukatif, sarana dan prasarana,
siswa sendiri sebagai objek pembelajaran serta factor lain yang nantinya
menerapkan batir-butir dari Dr. Edrward Deming itu dalam pendidiakn tanpa
pendidikan.
akan tercapai.
orang tua siswa dan berbagai lembaga untuk memperbaiki mutu siswa untuk
pendidiakn
perasaan takut maka pencapaian mutu tidak akan berhasil, jangn pernah
karenanya carilah cara terbaik, proses terbaik tetapkan, tanpa pandang bulu,
pwroleh, siswa akan berusaha untuk mencapai prestasi yang lkebih baik.
pendidikan, perbaruilah cara lama dengan cara baru yang lebih mengarah
mutu pendidikan tidak akan tercapai, yang dimaksud semua elemen yang
ada dalam sekolah itu harus bertanggung jawab dalam peningkatan mutu
pendidikan.38
6. Mutu Pendidikan
baik pada ranah intelektual, emosional maupun spiritual yang mapan untuk
itulah pendidikan menjadi pilar penting yang harus ditempuh oleh manusia
1) Mengikuti Penataran
38
Jaramo S, Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata Langkah
Penerapan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)hlm 85-89
67
kesejahteraan”40
3) Memperbanyak Membaca
disampaikan.
b. Peningkatan Materi
2) Pengorganisasian Materi
41
Roestiyah Nk, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Bina Aksara, Jakarta, 1982, hal 63
69
yang akan disampaikan, sehingga siswa tidak akan pernah merasa bosan.
d. Peningkatan Sarana
sekolah.”43
sebagai berikut:
42
Tiem didaktik metodik kurikulum IKP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik
Kurikulum PBM, Rajawali, Jakarta, 1989, hal 39
43
Roestiyah Nk, Op. Cit, hal 67
70
pendidikan.
4) Memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan dan isi materi
yang diajarkan.44
dunia belajar.
1) Pemberian hadiah
5) Pemberian pujian
7) Pemberian hukuman
44
Ibid, hal 69
71
mampu bersikap kritis, tidak menerima saja apa yang diberikan kepadanya
Allah SWT. Yaitu sosok insan ulul albab Sementara itu, peningkatan mutu
45
S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jemmars, Bandung, 1986, hal 81
72
dan bertaqwa kepada Allah SWT, kedua memiliki ilmu pengetahuan dan
ayat 191:
manusia seutuhnya.
46
Hari Sudrajat, Manajemen Berbasis Madrasah (MPBS), (Bandung: CV. Cipta Cekas
Grafika, 2005), hlm. 3
73
BAB III
METODE PENELITIAN
bentuk studi kasus (case study). Menurut Bogdan dan Taylor dalam
kuantitatif.
paradigma definisi social. Menurut Ritzer ada tiga teori yang termasuk
fenomenologis.48
Ketiga teori ini memiliki persamaan dalam ide besarnya, yaitu bahwa
manusia merupakan actor yang kreatif dari realitas sosialnya. Realitas social
47
Moleong, J. Lexy, 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosda Karya. hal. 3
48
George Ritzer. 1985. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Terj.
Alimandan. Jakarta: CV. Rajawali, hal. 49
74
bukan merupakan alat yang statis dari paksaan fakta social. Tindakan
penelitian adalah orang yang ahli dalam persoalan yang diteliti, sehingga
dengan kata-kata atau kalimat (diskriptif) terhadap data yang diperoleh guna
pendidikan.
ini penulis hanya akan menggunakan beberapa saja yang dipandang relevan
Sudirman.
perhatian.
1
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung : Rosdakarya, 2002), hal. 4
76
B. Kehadiran Peneliti
analisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah " Sekolah Dasar
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,
waka kurikulum, ketua yayasan, para guru, beserta elemen yang ada dalam
D. Sumber Data
dimaksud sumber data disini adalah subyek darimana data dapat diperoleh.2
Dari pengertian tersebut, maka yang menjadi sumber data dalam penelitian
ini adalah kepala sekolah dan guru. Dan sumber-sumber tersebut disebut
2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta : Rineka
Cipta, 1991), hal. 102
77
1. Metode Observasi
7
Sutrisno Hadi, Metodologi Research I (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Andi Offest, 1987),
hal. 136.
78
yang dijaringnya itu ada yang menceng atau bias. Jalan yang
bermanfaat. 8
penelitian ini.
2. Metode Interview
8
Lexy J. Moleong, Op. Cit, hal. 125-126.
79
dalam nuansa biasa, wajar dan santai seperti pembicaraan biasa sehari-
3. Metode Dokumenter
masih tetap dan stabil, sehingga dokumen tadi dapat dikatakan memiliki
sifat alamiah dan stabil. Maka Metode dokumenter ini peneliti gunakan
Sudirman Malang.
11
Winarno Surachmad, Dasar dan Tekhnik Research Pengantar Metodologi Ilmiah
(Bandung: Tarsito, 1978), hal. 113.
81
terbatas pada pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan
dimensi-dimensi uraian.
dalam menganalisis data ini harus menelaah seluruh kategori agar jangan
data ini juga dilakukan secara kualitatif pula. (deskriptif kualitatif) yakni
dengan kata-kata atau kalimat ini dilakukan dengan cara induktif sebagai
kedalaman.
lainnya.
83
diperoleh.
berikut:
BAB IV
PAPARAN DATA
Skripsi Oleh karena itu, dalam hal ini penulis akan mengemukakan hasil atau
mengenai:
lembaga pendidikan Islam swasta yang didirikan atas aspirasi para calon
wali murid. Pada dasarnya mereka menginginkan agar anak mereka bisa
yang kedua pindah lagi di SMA Panjura di jalan Kelud, akhirnya pada
kawasan jalan Soekarno Hatta Malang. Seluruh gedung dan fasilitas yang
ada di sini merupakan sumbangan dari para wali murid, dan pihak-pihak
lainnya. Jadi kepemilikan sekolah ini tidak bisa diklaim sebagai milik
itu ruhul jihad dan dedikasi yang tinggi sangat mewarnai kinerja mereka.
terhadap dinamika era globalisasi yang dituntut untuk membekali ilmu dan
Keputusan Menteri Agama Pusat No. 2 tahun 2006 yang dikeluarkan pada
Misinya adalah :
Indonesiaann
3. Tujuan
ibadah shalat
88
dan di masyarakat
Intelligence.
90
digunakan :
SRUKTUR KURIKULUM
(Rincian Alokasi Waktu Pelajaran)
NO MATERI (PELAJARAN) 1 2 3 4 5 6
STD MIJS STD MIJS STD MIJS STD MIJS STD MIJS STD MIJS
2 PKn 2 2 2 2 2 2 2 2 2
TEMATIK
TEMATIK
TEMATIK
4 Matematika (Mat) 5 4 4 5 6 5 6 5 6
C Muatan Lokal : 2 2 2
D Pengembangan Diri
D.2 Leadership 1 1
JUMLAH 33 33 34 42 42 42
pukul 13.00 WIB (kecuali kelas 1 dan 2), hari efektif belajar teralokasi
(nol) untuk kelas 5 dan 6, jam sore untuk kelas 6, remidi tuntas standar
Memory System, Mind Mapping, Brain Gym, Ice Breaker, baca tulis Al
92
Qur’an (BTQ) untuk kelas 1dan 2, dan Bina Sholat Al Qur’an (BSQ)
Laboratorium IPA dan kebun IPA, alat-alat peraga matematika, BI, IPS,
Rumpun Bidang Studi dan Imbas Pengalaman Guru yang bertujuan untuk
siswa (orang tua siswa) dalam bentuk Dana Pengembangan (DP) sebagai
sumber pertama yang didapatkan dari Penerimaan Siswa Baru (PSB) dan
ruang tata usaha, 1 lokal ruang pimpinan madrasah, 1 lokal ruang tamu, 1
94
ruang penjaga sekolah, 1 ruang koperasi, 1 ruang kantin, dan unit antar
jemput siswa. Sedangkan bentuk kedua adalah infaq bulanan yang biasa
yang telah dirancang. Dana – dana yang lainnya diperoleh dari Diknas atau
Depag Malang (seperti : BOS, BKG, dll), sedangkan untuk kegiatan sosial
meningkat dan dilakukan dengan dua macam tes yaitu seleksi skholastik
dan seleksi psikologi. Seleksi skholastik meliputi materi tes umum yaitu
baca tulis latin dan numeracy, materi agama meliputi baca tulis huruf
Arab, hafalan do’a – do’a harian dan surat pendek serta akidah. Seleksi
setiap kelas mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 5 memiliki 3 paralel
PA/PI, Sepak Bola, Tenis Lapangan, Tiwisada (dokter kecil), Bina Kreasi
Sudirman Malang.
2) Juara harapan III lomba bidang studi agama tingkat Jawa Timur
6. Orientasi Pengembangan
bidang.
demand.
publikasi.
B. Penyajian Data
Sesuai dengan masalah dan tujuan yang telah penulis rumuskan, maka
Malang
99
Untuk lebih jelasnya dari kedua pembahasan tersebut diatas, berikut ini
penulis sajikan data yang sudah penulis ambil dari berbagai metode
pengumpulan data.
Malang
yaitu Bhs Inggris, komputer dan Bhs Daerah. Hal ini sesuai dengan apa
menyampaikan:
Disini itu mas, muatan lokalnya ada tiga mata pelajaran yang
masuk di dalam kurikulum muatan lokal ada Bhs Inggris, komputer
dan ada juga Bhs Daerah. Selain itu mas, madrasah ini menerapkan
pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an (BTQ) yang masuk pada
pengembangan diri tujuannya untuk menunjang anak-anak dalam
pembelajaran Al-Qur’an Hadits dan Bina Shalat Qur’an (BSQ)
yang bertujuan untuk membiasakan anak-anak untuk shalat dan
membaca Al-Qur’an. Dalam pelaksanaannya mas, untuk BTQ, kita
mendatangkan pengajar dari luar yang memang bidangnya mas dan
kegiatan ini biasanya dalam pelaksanaanya bertempat di masjid
milik Yayasan dan terkadang bertempat di ruang kelas satu atau
dua, dan ini ada hubungannya mas ketika anak-anak mulai belajar
Al-Qur’an Hadits, anak-anak mudah mengikuti pembelajaran
tersebut terutama ketika membaca ayat Al-Qur,an dan menulis
beberapa ayat atau hadits pada saat pembelajaran Al-Qur’an Hadits
sedang berlangsung. Sedangkan untuk Pembinaan Shalat dan
Alqur’an yang dikenal dengan istilahnya kalau disini mas BSQ,
nah untuk Shalatnya mas kita memberikan pembinaan-pembinaan
melalui kewajiban bagi siswa-siswi kelas tiga sampai kelas enam
untuk Shalat Dhuha dan ini dilakukan secara bergiliran, misalnya
100
ada tiga mata pelajaran yang diterapkan dan masuk dalam muatan
lokal adalah Bhs Inggris, Komputer, dan Bhs Daerah. tiga mata
pelajaran tersebut yang lebih dikedepankan adalah mata pelajaran
Bhs Inggris, dengan alasan karena Bhs Inggris merupakan Bhs
Internasional yang nantinya mampu mengantarkan anak-anak
menghadapi tantangan global50.
Oleh karena fokus permasalah pada Implementasi pembelajaran
Bhs Inggris kelas kecil di MI Jenderal Sudirman, maka dalam hal ini
Bahas Inggris kelas kecil yang dalam hal ini ada tiga tahapan yang harus
a. Persiapan / Perencanaan
49
Wawancara dengan Ibu Umi (waka kurikulum) pada pukul 09. 05 hari senin tanggal 17
Maret bertempat di ruang Guru.
50
Wawancara dengan Bpk Suyanto (Kepala Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman)
bertempat di ruang tamu.
101
51
Wawancara dengan Ibu Umi (waka kurikulum) pada pukul 09. 05 hari senin tanggal 17 Maret
bertempat di ruang Guru
102
52
Wawancara dengan Ibu Umi (waka kurikulum) pada pukul 12.15 hari senin tanggal 17 Maret
bertempat di depan kelas 1 C
103
kelas empat sampai kelas enam, akan tetapi mulai kelas satu sampai
kelas tigapun sudah dikenalkan materi Bhs Inggris. Hal ini bertujuan
1) Mengkaji silabus
hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Ibu Tri
menurutnya:
104
pada materi yang ada di dalam buku paket siswa kelas kecil,
2) Menyusun RPP
Bu Tri adalah
53
Hasil wawancara dengan Ibu Tri (guru bhs Inggris kelas kecil) bertempat diruang kelas
2 C pada pukul 09.00 tanggal 01 april 2009
54
Hasil wawancara dengan Ibu Tri (guru bhs Inggris kelas kecil) bertempat diruang kelas
2 C pada pukul 09.20 tanggal 01 april 2009
105
3) Mempersiapkan penilaian
Tiga kelas itu eee nilai minimalnya tujuh puluh, Kalau yang
kemarin yang kelas satu, karena kelas satu kan mereka
masih rancu dengan Bhs Indonesia, mereka masih belajar
menulis jadi apa yang mereka dengar itu kan yang mereka
tulis. Misalnya “book” mereka masih menulisnya “buk”
karena bhs Indonesia buk itu bunyinya kan buk dan
penulisannyapun juga buk, tapi banyak juga ank-anak yang
sudah bisa, jadi ada sebagian yang tidak mencapai KKM
yang diharapkan oleh Madrasah ini mas.56
55
Hasil Wawancara dengan Ibu Umi (Waka Kurikulum) pada pukul 12.00 hari rabu
tanggal 01 april di depan kantin.
56
Hasil wawancara dengan Ibu Tri (guru bhs Inggris kelas kecil) bertempat diruang UKS
pada pukul 11.00 tanggal 01 april 2009
106
c. Tindak Lanjut
kecil, walaupun tidak ada acuan dari pusat namun guru mendesain
silabus sesuai dengan melihat materi yang ada di buku paket anak-
dari penerapan Bhs Inggris untuk kelas kecil menurut Bu Tri adalah:
57
Hasil Wawancara dengan Bu Tri (Guru Bhs Inggris Untuk Kelas Kecil) pada pukul
10.00 hari Senin tanggal 17 maret, bertempat di ruang kelas dua A
107
materi Bhs Inggris dan mempersiapkan anak pada kelas yang lebih
Bu Tri adalah:
58
Hasil Wawancara dengan Bu Tri (Guru Bhs Inggris Untuk Kelas Kecil) pada pukul
10.00 hari Senin tanggal 17 maret, bertempat di ruang kelas dua A
59
Hasil Wawancara dengan Bu Tri (Guru Bhs Inggris Untuk Kelas Kecil) pada pukul
10.00 hari Senin tanggal 17 maret, bertempat di ruang kelas dua A
108
lokal pada mata pelajaran Bhs Inggris untuk kelas kecil layak untuk
Muatan Lokal pada Mata Pelajaran Bhs Inggris kelas kecil ini
beranggapan;
oleh informan, maka dalam hal ini penulis akan memaparkan secara
Jenderal Sudirman;
60
Wawancara dengan Bpk Suyanto (Kepala Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman) di
ruang tamu pada jam 09.30 tanggal 22 maret 2009.
110
dikembangkan sesuai dengan potensi daerah atau madrasah, hal ini dapat
mata pelajaran Bhs Inggris untuk kelas kecil walaupun tanpa ada acuan
dari pusat, baik itu dari Depag ataupun Diknas. menurut Ibu Umi selaku
61
Hasil wawancara dengan Bpk Suyanto (Kepala Sekolah MI Jenderal Sudirman) pada
hari Sabtu tgl 14 maret 2009 di depan kantor TU (tata usaha)
62
Wawancara dengan Ibu Umi (Waka Kurikulum) pada pukul 11.00 hari selasa tanggal
31 maret di depan kelas satu C.
111
pernyataannya:
63
Hasil wawancara dengan Bpk Suyanto (Kepala Sekolah MI Jenderal Sudirman) pada
pukul 10. 20 hari Sabtu tgl 18 April 2009 di Ruang Tamu
112
kualitas pembelajaran Bhs Inggris, karena boleh jadi melalui ide, gagasan,
pikiran dan kontribusi laiinya dari masyarakat inilah yang dapat memberikan
a) Pengertian Mutu
umumnya dan pada khususnya Madrasah Ibtidaiyah yang dalam hal ini
64
Hasil wawancara dengan Bpk Suyanto (Kepala Sekolah MI Jenderal Sudirman) pada
hari Sabtu tgl 18 April 2009 di Ruang Tamu
113
65
Hasil wawancara dengan Bpk Suyanto (Kepala Sekolah MI Jenderal Sudirman) pada
pukul 8. 05 hari Jum’at tgl 17 April 2009 di Ruang Tamu
114
bermutu atau tidak dapat dilihat melalui parameter normal yang diakui
oleh banyak orang salah satu contoh lulusan dari MI jenderal sudirman
ini harus bisa Bhs Inggris, dan dari sekian banyak siswa hampir 90%
66
Wawancara dengan Bpk Suyanto (Kepala Madrasah Ibtidaiyah Jenderal Sudirman) di
ruang tamu pada jam 09.30 tanggal 22 maret 2009.
115
yang bisa berbahasa Inggris, jadi dengan melihat out put anak-anak
dengan penerapan Bhs Inggris ini Bu tri selaku Guru Bhs Inggris kelas
Eee jelas ada hubungannya mas, eee kalaupun kita,,, gini, kita
tidak bisa memungkiri bahwa orang tua itu ketika ingin
memasukkan anaknya, mendaftarkan anaknya kesebuah sekolah
akan melihat apa sih yang akan diajarkan disana, iya kan!!!!!
Nah,, salah satu nilai plus dari MIJS itu kita mengajarkan Bhs
Inggris kelas kecil, jadi ada pembelajaran Bhs Inggris mulai
kelas satu, nah itu yang jadi nilai plusnya yang menjadikan
madrasah ini bermutu yang punya nilai tawar di masyarakat,
sehingga tentu saja akan menarik minat, ooo disini kan di TK kan
sudah ada, kalau misalkan di SD itu dari kelas kecil gak ada,
orang langsung berfikir lagi, iya kan!!!!!! Jadi, ee Kalau ada
pembelajaran bhs inggris dari awal,,, kelas satu saya kira orang
tua akan bilang Oooo di situ sudah ada pembelajaran Bhs Inggris
mulai kelas awal. Gitu mas67
pendidikan.
67
Hasil wawancara dengan Ibu Tri (guru bhs Inggris kelas kecil) bertempat diruang UKS
pada pukul 11.00 tanggal 01 april 2009
116
BAB V
diantaranya adalah:
mengajar, menentukan guru mata pelajaran Bhs Inggris untuk kelas kecil,
pelajaran Bhs Inggris kelas kecil yang berdiri sendiri melalui persetujuan
Inggris sebagai Mata Pelajaran yang berdiri sendiri untuk kelas kecil
dikarenakan adanya sarana seperti buku paket yang ada di perpustakaan dan
hasil karya siswa berupa puisi Bhs Inggris di Mading. Sementara itu, pihak
Inggris kelas kecil walaupun guru yang ditunjuk merupakan bidang mata
pelajaran Bhs Inggris, namun hal tersebut sangat menunjang kinerja guru,
ditetapkan sebagai guru Bhs Inggris kelas kecil adalah guru tetap sekaligus
Jenderal Sudirman.
Sudirman yang dilakukan oleh guru Bhs Inggris Kelas kecil adalah
ada di buku paketnya siswa kelas kecil dengan cara sesederhana mungkin,
misalnya ”Number” itu dibatasi untuk kelas satu misalnya dari satu sampai
sepuluh untuk kelas dua paling banyak sampai 20 untuk kelas tiga sampai
30.
Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang ada dalam silabus yang
guru mata pelajaran Bhs Inggris kelas kecil adalah mengacu pada KKM atau
Ketuntasan Minimal
guru setelah proses pembelajaran adalah melakukan remidi atau ujian ulang
diharapkan oleh madrasah menurut Bu Tri selaku Guru Bhs Inggris adalah;
tiga pokok sebagai pijakan untuk Implementasi mata pelajaran Bhs Inggris
MIJS sudah menerapkan mata pelajaran Bhs Inggris untuk kelas kecil,
adapun Bhs Inggris ini merupakan Bhs Internasional yang mana Bahasa
mengenalkan Bhs Inggris sejak dini agar siswa memiliki kompetensi daerah
yang diharapkan oleh guru dan orang tuanya, sehingga dengan demikian
penerapan Bhs Inggris di MIJS yang masuk pada kurikulum muatan lokal
dapat menjadi bagian dalam meningkatkan mutu pendidikan, hal ini sesuai
68
E, Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2007), hlm. 279-281
119
Inggris ya, dengan cara apa madrasah ini dapat dikatakan berkualitas,
pendidikan70
Bhs Inggris untuk kelas kecil merupakan bagian dalam peningkatan mutu
pendidikan.
69
Muhaimin, dkk. Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada Sekolah & Madrasah (Jakarta: PT Rajagrafindo persada, 2008), hlm 94
70
Jaramo S, Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu, Prinsip-prinsip Perumusan dan Tata
Langkah Penerapan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2005)hlm 85-89
120
Internasional.
MIJS ini. Hal ini berarti peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam
berwujud material saja. Ini sesuai dengan pandangan pakar tentang upaya
Bahasa Inggris bahwa salah satu cara upaya kepala sekolah adalah
adalah program yang jelas dan tetap mengacu pada Visi dan Misi MIJS
prasarana, SDM yang tinggi, dan layanan guru yang kreatif dalam
dilaksanakan itu harus maksimal dengan layanan yang sangat baik dan
ini Semua tenaga edukatif / Guru yang ada di Madrasah ini sekaligus
penanggung jawab.
71
Depdiknas, 2001:2
122
BAB VI
PENUTUP
123
A. Kesimpulan
Inggris di MIJS Malang ada tiga tahapan yang harus dilalui untuk
guru mata pelajaran Bhs Inggris untuk kelas kecil, dan sumber dana.
yang belum mencapai standar nilai yang telah ditentukan oleh MIJS
Malang.
B. Saran
Bhs Inggris.
126
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991)
Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV.
Ilmu, 1975)
http://re-searchengines.com/trimo80708.html
http://www.bpplsp-reg-1.go.id/buletin/read.php?id=34&dir=1&idStatus=0.
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Remaja Karya CV,
Bandung, 1988.
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
Kepada
Yth. Kepala MI Jenderal Sudirman Malang
di-
Malang
Dekan
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
BUKTI KONSULTASI
Nama :Taqwa Nur Ibad
NIM/Jurusan :07140060 / Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Dosen Pembimbing :Moh. Samsul Ulum, M. Ag
Judul Skripsi : Implementasi Kurikulum Muatan Lokal dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus di MI
Jenderal Sudirman Malang).
Tanggal Hal yang Tanda
No. Dikonsultasikan Tangan
1. 23 Konsultasi Proposal
Februari
2009
2. 02 Konsultasi Bab I
Maret
2009
3. 09 Revisi Bab I
Maret
2009
4. 12 Konsultasi Bab II
Maret dan III
2009
5. 19 Revisi Bab II dan III,
Maret
2009
6. 23 Konsultasi Bab
Maret IV,V,VI
2009
7 01 April Revisi Bab I, IV, V,
2009 VI
8 02 April Revisi Bab VI
2009
9 03 April ACC Keseluruhan
2009 Skripsi