Anda di halaman 1dari 135

HALAMAN SAMPUL

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU


ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
DI KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BATU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN)


Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh :
Mahalli
05130019

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


PRODI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Oktober, 2009

i
HALAMAN PERSETUJUAN

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU


ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS
VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BATU

SKRIPSI

Oleh:
Mahalli
05130019

Telah disetujui
Pada Tanggal: 26 Agustus 2009
Oleh:
Dosen Pembimbing

Dr. H. M. Zainuddin, MA.


NIP 150 275 502

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan IPS Prodi Ekonomi

Drs. Moh. Yunus, M.Si


NIP. 150 276 940

ii
HALAMAN PENGESAHAN

UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU


ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI KELAS
VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BATU

SKRIPSI

Dipersiapkan dan disusun oleh


Mahalli (05130019)
Telah dipertahankan di depan dewan penguji Pada tanggal 24 Oktober 2009
Dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Pada tanggal 24 Oktober 2009

Panitia Ujian

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Dr. H. M. Zainuddin, MA. Umi Julaihah, M.Si


NIP. 150 375 502 NIP. 150 377 250

Penguji Utama, Pembimbing,

Drs. Muh. Yunus, M.Si Dr. H. M. Zainuddin, MA.


NIP. 150 276 940 NIP. 150 375 502

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 150 275 502

iii
PERSEMBAHAN

Kepada MuTuhan semesta Alam Yang telah membuka hati dan


fikiranku, memberiku kemudahan dan kelancaran. Dan untuk Mu wahai Insan
kamil Muhammad, yang mencerahkan kegelapan dengan syafaat . selaksa puja
dan shalawat, dalam desahan doa penuh munajat

Kasih sayang untuk mu wahai pelantara dunia akhira. Abiku (Alm.


Supahlan) dan Ummiku (Isnaini) yang tanpa kenal lelah dan capek dalam
memberikan kasih sayang, motivasi serta dukungan demi keberhasilan puteranya
untuk mewujudkan cita-citanya dan mencapai ridha Allah. Semoga amal Abah,
Ummy diterima dan menjadi ahli surga. Amin Ya Rabbal '
Alamin.

Kakak-kakak dan Mbakku tersayang, Shadikun dan Mbakku S.


Rohimah yang selalu memberikan dorongan padaku, baik moril maupun materiil,
sehingga aku bisa menjalankan belajar dengan nyaman dan tenang. Hanya doa
dan terima kasih yang bisa ku berikan, semoga kalian selalu mendapatkan ridlo,
pertolongan dan perlindungan Alloh SWT Amiin.

Terima kasih untukmu para dulur di Mahad Al-Ali (Cak Faiz, Tadz
Sholeh, Mas Isro, Mas Imam n Aril, Gus Yasin n Gus Hakmi, Gus Wahid, neng
Fika, Neng Eka, neng Marifatul Hasanah, neng Didin, Neng Ummi neng Efi,
neng Wijayanti, neng Juartin, all). teman-teman seperjuangan Laskar The Ghaza
(Syech Ulil, Cak Dani, Kang Maulana, dan Cak Agung, Bang Rofiq n Bang Arif)
dan juga Teman-temanku di JDFI yang penuh kedamaian dalam kebersamaan
(Syech Absor, Kang Jundi, Kang Faruq, Mas Ucup, Bos Harir, Ra Mahbub, neng
Yayak, nenk Aini, nenk Eka, adikku Se-Imut Mufarrihah, neng Mila, Nenk Ika H.
all) yang selalu menemaniku. Semoga Tuhan yang membalas kalian dengan
Rahmat dan Hidayat.

Seluruh Masyayikh dan Pahlawan tanpa tanda jasaku (Guru- Guruku) di


pondok Tercinta Dlauul Ulum Tambaagung Ares Kec. Ambunten Kab. Sumenep
dan Mahad Sunan Ampel Al-Ali serta Dosen-Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang terutama Dosen pembimbing Dr. M. H. Zainuddin,M.A yang telah
memberiku ilmu sebagai bekal dalam melakukan pengkajian ini.

Keluargaku Musyrif-Musyrifah dan Murobby-Murobbiyah yang telah


menemani dalam hari-hariku begitu indah, terima kasih atas jalinan
kekeluargaannya. Semoga kita bisa sama-sama memperoleh kebahagiaan di dunia
maupun di akhirat.

iv
MOTTO

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-


lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Mujadalah, 58:11 )

Sebaik-baik manusia adalah yang lebih bermanfaat bagi manusia lainnya


(HR. Baihaqi dan Thabrani)2

1
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Surabaya : Mahkota 1989), hlm 434
2
Bari Irfan Taufiq, Kunuzuz Sunnah An-Nabawiyah, (Bairut; Miskatul Islamiyah), hlm 150.

v
Dr. H. M. Zainuddin, MA.
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING


Hal : Skripsi Mahalli Malang 26 Agustus 2009
Lamp :-

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
di
Malang

Assalamu' alaikum Wr. Wb.


Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penelitian, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini :

Nama : Mahalli
NIM : 05130019
Jurusan : P.IPS
Judul Skripsi : Upaya peningkatan kompetensi pedagogik guru
IPS dalam meningkatkan prestasi belajar siswa
kelas VIII Madrasaha Tsanawiyah Negeri Batu

Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah


layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.

Wassalamu'
alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP : 150 275 502

vi
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana pada suatu perguruan

tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 24 Oktober 2009

MAHALLI

vii
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji hanyalah milik Ya Allah, Tuhan semesta alam.

Semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah peneliti bersyukur kehadirat-Mu Ya Rob yang telah memberikan

kekuatan, kesehatan, serta ridha-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul berjudul Uapaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik Guru

IPS dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu ini dengan baik dan lancar.

Peneliti menyadari bahwa tugas penelitian ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, semoga amal baik

tersebut dibalas oleh Allah SWT. Oleh karena itu, peneliti menghaturkan terima

kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam

Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Drs. Muh Yunus, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS

Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

4. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA. selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan masukan dan bimbingannya sampai skripsi ini

selesai.

viii
5. Bapak Dr. Abdul Basith, M.Si. selaku dosen wali akademik,

terimakasih atas ketulusan hati dan kesabaran serta arahan-arahan yang

telah diberikan selama proses perkuliahan di UIN Maulana Malik

Ibrahim Malang.

6. Ayah dan Ibu tercinta, serta segenap keluarga yang telah memberikan

dukungan yang berupa moril dan materiil serta motivasi kepada

peneliti untuk menyelesaikan studi di UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang.

7. Kakak dan Mbakku yang tersayang yang selalu memberikan dukungan

dan motivasi pada peneliti untuk selalu semangat dan semangat.

8. Guru-guru dan dosen-dosenku yang selama ini memberikan ilmunya

padaku untuk kecerahan masa depanku.

9. Semua kawan-kawanku di Korkom HMI UIN Maulana Malik Ibrohim

yang telah memberikan motivasi dan membantu dalam menyelesaikan

skripsi ini.

10. Semua keluargaku (Musyrif-Musyrifah dan Murobbi-Murobbiya) di

Mahad Sunan Ampel al-Aly UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih atas

doa, motivasi, bantuan serta perhatianya yang tulus dan ikhlas.

Semoga Allah SWT. membalasnya dengan balasan yang setimpal.

Peneliti menyadari bahwa penelitian skripsi ini belum sepenuhnya

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak

sangat peneliti harapkan untuk perbaikan skripsi ini. Peneliti berharap semoga

ix
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sehingga dapat membuka

cakrawala berpikir serta memberikan setitik khazanah pengetahuan untuk terus

memajukan dunia pendidikan kedepan. Semoga Allah SWT. senantiasa

mendengarkan dan mengabulkan doa dan raja kita. Amin.

Alhamdulillahi rabbil alamin

Malang, 24 Oktober 2009

Peneliti

x
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Tabel 4.2 : Struktur guru dan Karyawan Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Tabel 4.3 : Data guru yang Pegawai Negeri Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Tabel 4.4 : Data guru mata pelajaran IPS Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Tabel 4.5 : Data Data Pekerjaan Orang Tua, Siswa dan Guru Madrasah

Tsanawiayah Negeri Batu

Tabel 4.6 : Data rekapitulasi keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Tabel 4.7 : Stuktur kesiswaan Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Tabel 4.8 : Data kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Tabel 4.9 : Data hasil nilai rata-rata semester Gasal Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu.

Tabel 4.10 : Data hasil nilai rata-rata semester gasal dan semeter genap Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu.

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Bukti Konsultasi

Lampiran II : Pedoman Observasi dan Dokumentasi.

Lampiran III : Pedoman Wawancara (Interview).

Lampiran IV : Gambar dan foto wawancara peneliti di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu

Lampiran V : Dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran

Lampiran VI : Dokumen Silabus

Lampiran VII : Dokumen hasil nilai siswa.

Lampiran VIII : Surat Izin Penelitian

Lampiran IX : Surat Keterangan Penelitian

Lampiran X : Daftar Riwayat Hidup

xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
HALAMAN NOTA DINAS ............................................................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
ABSTRAK ...................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 6
E. Batasan Masalah ............................................................................. 7
F. Definisi Operasional ....................................................................... 8
G. Sistematika Pembahasan ................................................................. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ . 11


A. Kompetensi .................................................................................. 11
1. Pengertian Kompetensi guru ................................................... 11
2. Pedagogik Guru ...................................................................... 13
a. Kemampuan mengelola pembelajaran ............................... 13
b. Pemahaman terhadap peserta didik .................................... 19
c. Perencaan pembelajaran .................................................... 26
d. Pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran ............ 29

xiii
e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis ..... 30
B. Evaluasi Hasil Belajar............ ......................................................... 34
1. Penilaian Kelas ....................................................................... 34
2. Tes Kemampuan Dasar ........................................................... 35
3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan Dan Sertifikasi ................. 35
4. Benchmarking......................................................................... 35
5. Penilaian Program ................................................................... 35
6. Pengembangan Peserta Didik .................................................. 36
7. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar ............... 37
8. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar 39
C. Mengoptimalkan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran ............ 41
1. Guru sebagai jabatan profesi ................................................... 41
2. Guru sebagai Sumber Belajar .................................................. 43
3. Guru sebagai Fasilitator .......................................................... 44
4. Hubungan Guru dengan Murid dalam konteks sosiologi.......... 46
5. Guru sebagai pembimbing dan motivator ................................ 47
6. Kepribadian Guru sebagai faktor utama dalam belajar............. 48
D. Prestasi Belajar ............................................................................. 50
1. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian .................................... 51
2. Prestasi belajar sebagai alat motivasi....................................... 53
E. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian .......................................... 54

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 57


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................. 57
B. Instrumen Penelitian .................................................................. 58
C. Kehadiran Peneliti ..................................................................... 58
D. Lokasi Penelitian ....................................................................... 59
E. Sumber Data .............................................................................. 59
F. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................... 61
G. Tahap-Tahap Penelitian ............................................................. 65

xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 67
A. Deskripsi Data ........................................................................... 67
a. Sejarah berdirnya Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu ........... 67
b. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu ... 69
c. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu ....... 70
d. Data guru dan karyawan....................................................... 73
e. Sistem Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu ......... 75
f. Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu .... 81
B. Upaya Kompetensi Pedagogik Guru IPS Madrasah Tsanawiyah
Negeri Batu ............................................................................... 82
C. Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik Guru IPS Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah
Negeri Batu ............................................................................... 93
D. Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs. Negeri Batu .................. 97

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN....................................... 101


A. Upaya Peingkatan Kompetensi Pedagogik Guru IPS Madrasah
Tsanawiyah Negeri Batu .......................................................... 101
B. Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik Guru IPS Dalam
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah
Negeri Batu ............................................................................. 109
C. Prestasi Belajar Siswa di Kelas VIII MTs. Negeri Batu ............ 112

BAB VI PENUTUP .................................................................................... 115


A. Kesimpulan.............................................................................. 115
B. Saran-Saran ............................................................................. 116

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENULIS

xv
ABSTRAK
Mahalli, 2009, Upaya Peningkatan Kompetensi Pendogogik Guru IPS dalam
meningkatkan Prestasi Belajar siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri
Batu. Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Prodi Ekonomi,
Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Malang, Dr. H. M. Zainuddin, MA.

Dalam penyelenggaraan pendidikan, guru adalah orang yang sangat


dominan dan sangat penting, karena guru dijadikan tokoh tauladan, bahkan
cendrung dijadikan tokoh identifikasi diri dalam proses belajar mengajar. Guru
adalah salah satu faktor yang menentukan berhasilnya proses belajar mengajar
tersebut, oleh sebab itu guru harus memiliki kompetensi untuk mengorganisasi
ide-ide yang dikembangkan dikalangan peserta didiknya sehingga dapat
menggerakkan gairah dan semangat belajar siswa. Guru juga dituntut menjadi
seorang guru yang profesional dan berkompetensi dalam bidangnya, baik itu
kompetensi profesional, pedagogik, sosial, dan pribadi, sehingga indikator
pencapaian tujuan pendidikan berupa peningkatan prestasi belajar siswa kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu dapat terwujud dengan baik.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kompetensi
pedagogik guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII MTs.
Negeri Batu dalam proses belajar mengajar dikelas.
Penelitian yang peneliti lakukan ini adalah termasuk penelitian deskriptif
kualitatif, dimana peneliti langsung observasi, interview, dan mengumpulkan
data-data dokumentasi. Sedangkan untuk analisis peneliti menggunakan analisis
deskriptif kualitatif, yaitu berupa kata-kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan
menurut katagori dengan penelitian guru mendapatkan suatu kesimpulan dengan
kata-kata atau kalimat yang bersifat induktif.
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti dapat dilihat dari tingkat
pendidikannya yang berkualifikasi pada pendidikan Serjana. sebagai syarat
mengajar untuk jenjang MTs/SMP. Dalam proses belajar mengajar guru MTs.
Negeri Batu sudah mempersiapkan prangkat pembelajaran, seperti Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran, Silabus, Media-media penting, dan metode-metode
yang sekiranya tidak membosankan siswanya. Sedangkan upaya yang dilakukan
guru Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu dalam rangka meningkatkan
kompetensinya diantaranya dengan mengikuti musyawarah guru bidang studi,
penataran, workshop, serta memanfaatkan media massa.
Adapun upaya kepala Madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru
MTs. Negeri Batu adalah dengan melakukan supervisi (pengawasan) dan
mendukung ide-ide baru daru guru, mengadakn evaluasi guru, dan membahas
masalah-masalah proses pembelajaran yang dihadapinya, dan mengawasi tugas
guru dan menggunakan penilaian terhadap guru.

Kata kunci : Kompetensi Pedagogik guru, Prestasi belajar siswa.

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teriring dengan semakin berkembangnya pendidikan di Indonesia

pada era globalisasi ini, maka semakin banyak pula dibutuhkan tenaga

pengajar yang ada di lembaga atau instansi masyarakat, baik di lembaga

formal maupun lembaga non formal, tenaga pengajar tersebut dibutuhkan

tenaga pengajar yang memiliki kompetensi atau kemampuan dibidangnya.

Kalau hanya mencari tenaga pengajar yang hanya bisa menyampaikan

ilmunya pada era globalisasi ini, sangat mudah dalam artian tenaga pengajar

yang hanya bisa menyampaikan ilmunya saja kepada siswa-siswinya, akan

tetapi mencari tenaga pengajar yang memiliki kemampuan atau kompetensi

dalam mentransfer materinya itu masih sulit sekali, untuk itu lembaga formal

atau lembaga non formal saat ini membutuhkan tenaga pengajar yang

memiliki kompetensi dan profesional dalam mengajar sehingga peserta

didiknya dapat terarahkan dan mudah mengerti dalam memahami

pelajarannya.

Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan

menjadi penolong dan menuntun dalam menjalani kehidupan sekaligus untuk

memperbaiki nasib dan peradaban umat yang bisa dilakukan sejak masih

dalam kandungan dengan demikian alangkah pentingnya pendidikan bagi kita,

tampa pendidikan manusia tidak bisa dibayangkan untuk menjadi manusia


2

yang lebih baik kedapan, maka tenaga pengajar sangat di tuntut benar-benar

bisa mendidik kepada anak didiknya agar nanti anak didiknya dapat di didik

dengan matang dan dapat menjadi harapan bangsa dan masyarakat kedepan1.

Menjadi guru sangatlah di tuntut menjadi guru yang memiliki

kompetensi dan bisa memahami kurikulum yang saat ini lagi berkembang, dan

kurikulum menjadi tujuan pendidikan sebagai landasan dan acuan. Kurikulum

mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Dan

kurikulum mengarahkan dalam segala bentuk aktivitas pendidikan demi

tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum dalam sistem persekolahan

atau kelembagaan merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau

pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.2

Jabatan guru telah hadir cukup lama di Negara kita tercinta ini,

meskipun hakikat, fungsi, latar tugas, dan kedudukan sosiologinya telah

banyak mengalami perubahan. Bahkan ada yang secara lugas mengatakan

bahwa sosok guru telah berubah dari tokoh yang digugu dan ditiru, dipercaya

dan dijadikan panutan, diteladani, agaknya menurun dari tradisi latar

padepokan menjadi wagu dan kuru, kurang pantas dan kurus, ditengah

berbagai bidang pekerjaan dalam masyarakat yang semakin terspesialisasikan.

Sejalan dengan kenyataan itu, keberhasilan nasional akan ditentukan oleh

keberhasilan kita dalam mengelola pendidikan nasional. Dimana di dalamnya

guru menempati posisi utama dan penting, memang harus di akui dan tidak di

1
Khoiruddin, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan Implementasinya di
Madrasah (Jogjakarta), 2007
2 Mahfud Junaedi, dkk. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Konsep dan Implementasinya
di madrasah (Jogjakarta), 2007
3

sangkal, selama ini peran guru diperlakukan kurang taat asas dalam arti

dinyatakan sebagai sosok yang teramat penting, namun tidak disertai

kesediaan untuk menghargai mereka sebagaimana mestinya.3

Proses pembelajaran adalah merupakan suatu system, dengan demikian

pencapaian standar proses untuk meningkatan kualitas pendidikan dapat di

mulai dari proses menganalis setiap komponen yang dapat membentuk dan

mempengaruhi proses pembelajaran, komponen yang selama ini di anggap

sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru atau

pendidik. Hal ini sangat wajar sebab guru atau pendidik merupakan ujung

tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebab subjek dan objek

belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum pendidikan,

bagaimanapun lengkapnya sarana dan pra-sarana pendidikan, tampa diimbangi

kemampuan guru (keprofesionalan guru) dalam mengimplementasikannya,

maka semuanya akan kurang bermakna. Oleh sebab itu, untuk mencapai

proses pendidikan seharusnya di mulai dengan menganalisis komponen guru

sebagai sumber informasi kepada anak didinya dengan demikian seorang guru

atau pendidik di tuntut menjadi pendidik yang berpengalaman luas dan

berpendidikan setidak-tidaknya menjadi guru memiliki Ijazah S1.

Akhir-akhir ini dikembangkan corak pendidikan yang berorientasi

kepada kompetensi anak didik (Student Oriented) sehingga siswalah yang

menjadi unsur determinan pendidikan (Student Centered). Akan tetapi, tidak

mengurangi arti dan peran guru dalam proses pendidikan. Guru tetap

3
Syaifuddin, dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi Kurikulum,
Jakarta : 2002
4

merupakan unsur dasar pendidikan yang sangat berpengaruh2. Guru adalah

suatu predikat yang mulia. Apabila predikat tersebut benar-benar dimiliki atas

dasar kesadaran yang tinggi4

Untuk meyakinkan setiap orang hususnya pada setiap guru bahwa guru

harus memiliki kompetensi pada keahliannya, dan pekerjaannya merupakan

pekerjaan professional. Apabila mengajar di aggap sebatas proses

penyampaian materi pelajaran. Pendapat semacam itu ada benarnya, konsep

mengajar yang demikian, tuntutannya sangat sederhana, yaitu asal paham

informasi yang akan diajarkan kepada siswa maka ia dianggap menjadi guru.

Tetapi mangajar tidak sederhana seperti itu, mengajar tidak sekedar

menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi suatu proses mengubah prilaku

siswa sesuai dengan tujuan yang di harapkan. Oleh sebab itu dalam proses

mengajar terdapat kegiatan pembimbing siswa agar siswa berkembang sesuai

tugas-tugas perkembangannya, melatih keterampilan baik keterampilan

intelektual maupun keterampilan motorik sehingga dapat dan berani hidup di

masyarakat yang cepat berubah dan penuh persaingan, motivasi siswa agar

mereka dapat memecahkan berbagai masalah atau persoalan hidup dalam

masyarakat yang penuh tantangan dan rintangan dan bisa membentuk siswa

yang memiliki kemampuan innovative, creative dan dialiktive. Itulah tujuan

utama tuntutan dari seoarang guru yang prosesional dan profesional guru

dalam mengajarkan dan menyampaikan informasi pengetahuan kepada siswa-

siswi dan anak didiknya.

4
Daryanto, Petunjuk Praktek Mengajar, (Bandung: PT Binakarya,1981), Hal. 1
5

Saat ini Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu baru saja menjadi Sekolah

Negeri yang awalnya adalah berstatus persiapan negeri, menjadi Negeri.

Dengan adanya perubahan status tersebut maka guru harus lebih profesional

dalam melaksanakan dan menjalankan pendidikan. Dan Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu ini dikelola oleh kepala sekolah yang baru menyandang gelar S2

beliau baru menyelesaikan S2nya. dan guru yang berjumlah 35 orang yang

berkualifikasi pendidikan 85 % S1, 5 % S2 dan 10 % D3. Adapun siswa dan

siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu ini mayoritas lulusan MI sehingga

dalam mengembangkan keagamaan mereka MTs. Negeri Batu siap

mengembangkan dengan baik. dan menoritas mereka lulusan SD, bagi yang

lulusan SD ini guru memperhatikan kamampuan mereka dalam bidang

Agama.5

Dari latar belakang ini, peneliti merasa penting untuk mengetahui dan

meneliti bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam mengajar sebagai

sentral perubahan di lingkungan pendidikan. Sehingga peneliti merumuskan

penelitian ini dengan judul " Uapaya Peningkatan Kompetensi Pedagogik IPS

Guru dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa di Kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu

B. Rumusan Masalah

Dari beberapa uraian pemikiran yang telah penulis rangkum pada latar

belakang di atas, terdapat permasalahan sebagai berikut:

5
Hasil wawancara dengan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu pada tanggal 25 Mei 2009
6

1. Bagaimana upaya kompetensi pedagogik guru IPS dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu?

2. Apa aspek-aspek kompetensi pedagogik Guru IPS dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan target yang hendak dicapai dalam melakukan suatu

kegiatan. Berdasarkan rumusan masalah yang dirumuskan penulis ini,

tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui upaya kompetensi pedagogik guru dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

2. Untuk mengetahui aspek-aspek kompetensi pedagogik guru dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas VIII Madrasah Tsanawiayah

Negeri Batu.

D. Manfaat Penelitian

Dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan tidak hanya cukup belajar

dari segi yang bersifat teoritis saja, karena penelitian merupakan suatu hal

yang sangat penting bagi perkembangan berikutnya. Adapun hasil penelitian

dan guna penelitian, bagi hak yang diteliti diharapkan dapat berguna sebagai

berikut :

1. Untuk mengembangkan potensi dan keahlian guru dalam menerapakan

materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di kelas VIII, Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu.


7

2. Untuk mengetahui sejauh mana upaya dan aspek-aspek kompetensi

pedagogik guru di terapkan di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu oleh guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas.

3. Bagi guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dengan adanya penelitian ini

diharapkan bisa memberikan hasil yang ingin di capai dan tambahan

wawasan kepada siswanya sehingga siswa dan siswinya mampu bersaing

di tangah-tengah masyarakat modern.

4. Bagi lembaga yang di teliti (sekolah) diharapkan nantinya dapat digunakan

sebagai masukan atau bahan pertimbangan atas kompetensi pedagogik

guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang benar-benar dapat diperhatikan

dan lebih diutamakan dalam menjalankan proses pembelajaran di kelas.

E. Batasan Masalah

Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami hasil penelitian

ini, maka perlu di buat batasan-batasan masalah dalam sebuah penelitian.

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kompetensi pedagogik guru IPS di kelas VIII dalam menyampaikan

materi pelajaran di Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu yang meliputi :

Upaya dan Aspek-aspek Kompetensi pedagogik guru IPS kelas VIII dan

proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

2. Prestasi belajar siswa yang ingin di capai.

3. Kompetensi pedagogik guru IPS kelas VIII dalam meningkatkan prestasi

belajar siswa, yang meliputi usaha-usaha guru dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa.


8

F. Definisi Operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah-istilah yang ada.

Sehingga perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah tersebut

diantaranya adalah:

1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan

pembelajaran peserta didik meliputi; Pemahaman wawasan atau landasan

kependidikan, Pemahaman peserta didik, Pengembangan kurikulum atau

silabus, Perancangan pembelajaran, Pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan diologis, Pemanfaatan teknologi Pembelajaran, Evaluasi

hasil belajar (EHB), Pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.6

2. Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

diciptakan, baik secara individual maupun secara kelompok.7

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh tentang

pembahasan ini, maka secara global dapat dilihat dalam sistematika

pembahasan dibawah ini :

1. Bab I merupakan Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan

masalah, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

6
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2007), Hal.75
7
Syaiful Bahri Djamarh Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru : 1994,hlm 22
9

2. Bab II merupakan kajian pustaka yang menjelaskan kompetensi

pedagogik, yang meliputi; pengertian kompetensi pedagogik, evalusai

belajar, pengoptimalan peran guru dalam proses belajar mengajar dan

pengertian prestasi belajar.

3. Bab III merupakan metodologi penelitian yang menjelaskan tentang

metode yang digunakan oleh peneliti meliputi: pendekatan dan jenis

penelitian, instrument penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian,

sumber data, prosedur pengumpulan data dan dan tahap-tahap penelitian.

4. Bab IV merupakan paparan hasil penelitian yang memaparkan tentang :

a. Deskripsi data yang meliputi; sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu, Visi-misi dan tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu,

struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, sistem

kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, sarana dan prasarana

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, keadaan guru dan karyawan

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, keadaan siswa dan kegiatan ekstra

kurikuler.

b. Deskripsi hasil penelitian yang meliputi; Upaya Kompetensi

pedagogik guru IPS kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, dan

aspek-aspek kompetensi pedagogik guru IPS kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu serta prestasi belajar siswa.

5. Bab V merupakan pembahasan hasil penelitian yang menjelaskan tentang

penyajian data yang di ambil dari realita objek berdasarkan hasil penelitian

di lapangan, yang meliputi; Upaya kompetensi pedagogik guru IPS kelas


10

VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, dan aspek-aspek kompetensi

pedagogik guru IPS kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu serta

prestasi belajar siswa.

6. Bab VI merupakan penutup yang menjelaskan tentang kesimpulan dari

hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran yang diberikan oleh

peneliti setelah melakukan penelitian.


11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kompetensi Guru

1. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi adalah merupakan suatu kemampuan yang mutlak

dimiliki guru agar tugasnya sebagai pendidik dapat terlaksanakan dengan

baik. Beranjak dari inilah kompetensi merupakan suatu hal yang tidak bisa

dipisahkan dari kegiatan pendidikan dan pengajaran. Dalam Undang-

undang, nomor 14 Tahun 2005 Kompetensi adalah seperangkat

pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas

keprofesionalannya8

Kompetensi berasal dari bahasa inggris, Yakni competence yang

memiliki arti kecakapan dan kemampuan. Menurut kamus besar Bahasa

Indonesia adalah kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan dan

memutuskan sesuatu, kalau kompetensi berarti kemampuan dan

kecakapan, maka hal ini berati erat kaitannya dengan pemilikan

pengetahuan dan kecapakan atau keterampilan sebagai guru.

Guru adalah orang yang memberikan ilmu atau orang yang

memberikan bimbingan kepada muridnya yang didalamnya terjadi sebuah

intraksi dan kominikasi antara guru dan murinya dengan baik, baik itu

8
Undang-undang RI, Tentang Guru dan Dosen, Nomor : 14 Tahun 2005, Pasal 1, Bab 1,
hlm 3
12

terjadi secara formal atau tidak formal, langsung maupun tidak langsung,

sedangkan profesionalisme sendiri memiliki arti sebuah kecakapan,

kedewasaan, keahlian, keterampilan dan penguasaan terhadap suatu bidang

yang di kuasainya. Jika digabungkan guru dan profesional adalah memiliki

arti orang yang memberikan bimbingan ilmu dengan baik yang mempuni

dalam bidangnya sehingga orang yang menerimanya dapat mengerti

dengan mudah. Menurut N.A. Ametembun, Guru adalah semua orang

yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan muridnya,

baik secara individual ataupun klasikal, baik disekolah maupun diluar

sekolah, hal ini menunjukkan bahwa seorang guru minimal memiliki

dasar-dasar kompetensi sebagai wewenang dan kemampuan dalam

menjalankan tugas, untuk itu seorang guru perlu memiliki kepribadian,

menguasai bahan pelajaran dan menguasai cara-cara mengajar sebagai

kompetensi. Bila seorang guru tidak memiliki bahan pelajaran dan cara-

cara mengajar maka guru dianggap gagal menunaikan tugasnya, sebelum

berbuat lebih banyak dalam pendidikan dan pengajaran. Oleh karena itu

kompetensi mutlak dimiliki guru sebagai kemampuan, kecakapan dan

keterampilan dalam mengelola kegiatan pendidikan dengan demikian

berarti kompetensi guru berarti pemilikan pengetahuan keguruan, dan

pemilikan keterampilan serta kemampuan sebagai guru.9

Ada empat kompetensi yang dimiliki seorang guru,. Sebagaimana

dimaksud dalam undang-undang Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005

9
Syaiful Bahri Djamrah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya-Indonesia),
1994 hlm 31-34
13

pasal 8 meliputi kompetensi Profesional, pedagogik, Sosial dan

kepribadian. Yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Namun dalam hal

ini, saya akan menggagas tentang kompetensi pedagogik saja.10

2. Pedagogik Guru

a. Kemampuan mengelola pembelajaran

Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam

pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi; Pemahaman wawasan

atau landasan kependidikan, Pemahaman peserta didik, Pengembangan

kurikulum/silabus, Perancangan pembelajaran, Pelaksanaan pembelajaran

yang mendidik dan diologis, Pemanfaatan teknologi Pembelajaran,

Evaluasi hasil belajar (EHB), Pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.11

Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

mengelola pembelajaran peserta didik.12 Dalam menyebut kompetensi ini

adalah dengan istilah kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi

ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar

mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses

belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian. kemampuan

merencanakan program belajar mengajar mencakup kemampuan:

1. Merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran

10
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen
11
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2007), Hal.75
12
Departemen Pendidikan Nasional (Jakarta, 2004: 9)
14

2. Merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar

3. Merencanakan pengelolaan kelas.

4. Merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran.

5. Merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Kompetensi penyusunan rencana pembelajaran ini meliputi :13

1. Mampu mendeskripsikan tujuan.

2. Mampu memilih materi.

3. Mampu mengorganisir materi.

4. Mampu menentukan metode/strategi pembelajaran.

5. Mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran,

mampu menyusun perangkat penilaian.

6. Mampu menentukan teknik penilaian, dan (mampu mengalokasikan

waktu.

Secara pedagogis, kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran

perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting, karena pendidikan

di Indonesia dinyatakan kurang berhasil oleh sebagian masyarakat, di nilai

kering dari aspek pedagogis, dan sekolah nampak lebih mekanis sehingga

peserta didik cendrung kerdil karena tidak mempunyai dunianya sendiri.

Freire juga mengungkapkan bahwa proses pembelajaran, yakni hubungan

guru dengan peserta didik di semua tingkatan identik dengan watak

bercerita. Peserta didik di pangdang sebagai bejana yang akan diisi air

(ilmu) oleh gurunya. Oleh karena itu pembelajaran nampak seperti sebuah

13
Depdiknas Tahun 2004 nomor 9
15

kegiatan menabung sedangkan guru sebagai penabung, lebih lanjut freire

mengungkapkan beberapa karakteristik pendidikan sebagai berikut14

1. Guru mengajar, peserta didik diajar

2. Guru mengetahui segala sesuatu, peserta didik tidak tau apa-apa.

3. Guru berfikir, peserta didik difikirkan

4. Guru bercerita, peserta didik mendengarkan

5. Guru menentukan peraturan, peserta didik di atur

6. Guru memilih dan memaksakan pilihannya, peserta didik menyetujui

7. Guru berbuat, peserta didik membayangkan dirinya berbuat melalui

perbuatan gurunya

8. Guru memilih bahan pelajaran, peserta didik menyesuaikan diri dengan

pembelajaran itu.

9. Guru mencampurkan kewenangan ilmu pengatahuan dan kewenangan

jabatannya, yang ia lakukan untuk menghalangi kebebasan peserta

didik.

10. Guru adalah subjek dalam proses pembelajaran, peserta didik adalah

objek belaka.

Sebagai jawaban atas pendidikan gaya bank tersebut, Freire

menawarkan model pendidikan dan pembelajaran dialogis, yang

disebutnya sebagai proses penyadaran, sehubungan dengan itu, guru di

tuntut untuk memiliki kompetensi yang memadahi dalam mengelola

pembelajaran, dan mengubah pradigma pembelajaran gaya bank dengan

14
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung), 2007 hlm 75-76
16

ciri-cirinya seperti di atas menjadi pembelajaran yang dialogis dan

bermakna.

Secara operasional, kemampuan mengelola pembalajaran

menyangkut tiga fungsi manajerial, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan

pengendalian.15

1. Perencanaan menyangkut penetapan tujuan, dan kompetensi, serta

memperkirakan cara mencapainya. Perencanaan merupakan fungsi

sentral dari manajemen pembalajaran dan harus berorientasi kemasa

depan. Dalam pengambilan dan pembuatan keputusan tentang proses

pembelajaran, guru sebagai manajer pembelajaran harus melakukan

berbagai pilihan menuju tercapainya tujuan. Guru sebagai manajer

pembelajaran harus mampu mengambil keputusan yang tepat untuk

mengelola berbagai sumber, baik sumber daya, sumber dana, maupun

sumber belajar untuk membentuk kompetensi dasar, dan mencapai

tujuan pembelajaran

2. Pelaksanaan atau sering disebut juga implimentasi adalah proses yang

memberikan kepastian bahwa proses yang memberikan kepastian

bahwa proses belajar mangajar telah memiliki sumber daya manusia

dan sarana prasarana yang diperlukan, sehingga membentuk

kompetensi dan mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam fungsi

pelakasnaan ini termasuk pengorganisasian dan kepeminpinan yang

melibatkan penentuan berbagai kegiatan, seperti pembagian pekerjaan

15
Ibid, hlm 77
17

kedalam berbagai tugas husunya yang harus dilakukan guru dan

peserta didik dalam proses pembelajaran. Dalam fungsi menejerial

pelaksanaan proses pembelajaran, selain tercakup fungsi

pengorganisasian terdapat pula fungsi kepemimpinan. Hal tersebut

sejalan dengan pendapat Dubrin (1990), bahwa fungsi pelaksanaan

merupakan fungsi menejerial yang memperuhi pihak lain dalam upaya

mencapai tujuan, yang akan melibatkan berbagai proses antar pribadi,

misalnya bagaimana motivasi dan memberikan ilustrasi kepada peserta

didik, agar mereka dapat mencapai tujuan pembelajaran dan

membentuk kompetensi pribadinya secara optimal.

3. Pengendalian atau ada juga yang menyebut evaluasi dan pengendalian,

bertjuan menjamin kinerja yang dicapai sesuai dengan rencana atau

tujuan yang lebih ditetapkan. Dalam proses menejerial terakhir ini

perlu dibandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang telah ditetapkan

(Kinerja standar). Guru sebagai menejar pembelajaran harus

mengambil langkah-langkah atau tidakan perbaikan apabila terdapat

perbedaan yang signefikan atau adanya kesenjangan antara proses

pembelajaran aktual di dalam kelas dengan yang telah direncanakan.

Agar proses pembalajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan

efesien, serta mencapai hasil yang diharapkan, diperlukan kegiatan

manajemen sistem pembelajaran, sebagai keseluruhan proses untuk

melakasanakan kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru

diharapkan membimbing dan mengarahkan pengembangan kurikulum dan


18

pembelajaran secara efektif, serta melakukan pengawasan dalam

pelaksanaannya. Dalam proses pengembangan program, guru hendaknya

tidak membatasi diri pada pembelajaran dalam arti sempit, tetapi harus

menghubungkan program-program pembelajaran dengan seluruh

kehidupan peserta didik kebutuhan masyarakat, dan dunia usaha.16

Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan sistem

pembelajaran, guru sebagai pengelola pembelajaran bersama tenaga

kependidikan yang lain harus menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci

dan operasional kedalam program pembelajarande (silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran atau RPP), dengan memperhatikan prinsip

sebagai berikut :17

7. Tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai harus jelas makin

operasional tujuan dan kompetensi, makin mudah terlihat dan makin

tepat progaram-program yang dikembangakan untuk mencapainya

8. Program itu harus sederhana dan fleksibel

9. program-program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dan

kompetensi yang telah ditetapkan

10. Program yang dikembangkan harus menyeluruh dan jelas

pencapaiannya

11. Harus ada kordinasi antar konponen pelaksanaan program

pembelajaran

16
Mahfud Junaedi KTSP 2007. hlm 24
17
Ibid, hlm 75-78
19

b. Pemahaman terhadap peserta didik

Pemahaman terhadap peserta didik merupakan salah satu

kompetensi pedagogik yang harus dimiliki guru, sedikit terdapat empat hal

yang harus dipahami guru dan peserta didiknya, yaitu tingkat kecerdasan,

kretifitas, secara fisik, dan perkembangan kognitif.

1. Tingkat kecerdasan

Upaya untuk mengetahui tingkat kecerdasan telah dilakukan para

ahli psikologi, antara lain pada tahun 1890 oleh Cettel dengan istilah

mental test. Pada tahun 1905, Alfred Binet mengembangkan tes

intelegensi yang digunakan secara luas, dan berhasil menemukan cara

untuk menentukan usia mentel seseorang. Usia mental mungkin lebih

rendah, lebih tinggi, atau sama dengan usia kronologis (usia yang dihitung

sejak kelahirannya)18. Anak cerdas memiliki usia mental lebih tinggi dari

usianya dan mampu mengerjakan tugas-tugas yang usianya lebih tinggi.

Sebgai contoh jika seorang anak yang berusia lima tahun mampu

mengerjakan tugas-tugas untuk anak usia delapan tahun.

Pada tahun 1938, tokoh lain mengemukakan teori baru berdasar

temuan spearman. Tokoh tersebut adalah thurstone, yang berhasil

mengembangkan tes kemampuan mental dasar (primary mental Abilities

test) yang meliputi kemampuan sebagai berikut :

a. Pemahaman kata (verbal comprehendion), yaitu kemampuan untuk

memahami ide-ide yang di ekspresikan dengan kata.

18
Oermar Hamalik Psikologi belajar dan mengajar Bandung : 2002 hlm 20
20

b. Bilangan (number), yaitu kemampuan untuk menalar dan

memanipulasi secara matematis

c. Ruang (spatial), yaitu kemampuan untuk memvisualisasikan objek-

objek dalam bentuk ruang

d. Penalaran (reasioning), yaitu kemampuan untuk memcahkan masalah

e. Kecepatan persepsi (perceptual speed), yaitu kemampuan menemukan

persamaan-persamaan dan ketidaksamaan di antara objek-objek secara

cepat.

2. Kreativitas

Lewat sejarah, orang dapat menyadari adanya perbedaan

kreativitas inter maupun intraindividu. Orang-orang kreatif telah muncul di

tiap masa (dekade maupun abad). Dari hasil mereka, generasi penerus

mendapatkan pengetahuan yang dapat di gunakan untuk memperbaiki

kehidupan. Jika pendidikan berhasil dengan baik, maka sejumlah orang

kreatif akan lahir karena tugas utama pendidikan adalah mencipatakan

orang-orang yang mampu melakukan sesuatu yang baru, tidak hanya

mengulang apa yang telah dikerjakan generasi lain. Mereka adalah orang

yang kreatif, menemukan sesuatu yang baik yang belum pernah ada

maupun yang sebenarnya sudah ada. Hal ini dinyatak oleh Piaget sebagai

berikut : The Principal goal of education is to create man who are

capable of doing new things, not simply of repeating what ather

generetion have done-man who are creative, inventive, and discoverers.19

19
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung), 2007 hlm 85
21

Kretivitas bisa dikembangkan dengan pencipataan proses

pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan

kretivitasnya. Di banding penelitian kecerdasan, jumlah penelitian

kreativitas masih amat sedikit, barangkali karena sulitnya mengukur

kreativitas. Till menyatakan bahwa baru sekitar tahun 1955 mulai ada

penelitian tentang berbagai hal yang belum diketahui berkanan dengan

kretifitas. Laporan penelitian Taylor (1964) antara lain menunjukkan

bahwa adanya korelasi yang rendah antara faktor-faktor yang berhubungan

dengan kreativitas dan skor tes intelegensi berarti bakait kreatifitas tidak

hanya berfariasi melainkan juga berbeda dengan intelegensi. 20

Samapi dengan 1971 menurut Till belum ada yang mengakui

bahwa kreatifiatas (termasuk hungan dengan intelegensi) telah

dieksplorasi. Meskipun demikian telah ada saran untuk mengembangkan

kreativitas sebagaiman diringkaskan oleh Taylor (1964:92-93) sebagai

berukut :

a. Menilai, dan menghargai berfikir kreatif.

b. Membantu anak menjadi lebih peka terhadap rangsangan dari

lingkungan

c. Memberanikan anak untuk memanipulasi berbeda-berbeda (objek) dan

ide-ide

d. Mengajar bagaiman menguji setiap gagasan secara sistematis

e. Mengambangkan rasa toleransi terhadap gagasan baru.

20
Ibd, hlm 85-87
22

f. Berhati-hati dalam memaksakan suatu pola atau contoh tertentu

g. Mengambangkan iklim kelas yang kreatif

h. Mengajar anak untuk menilai berfikir kreatifnya

i. Mengajar keterampilan anak untuk menghindari atau menguasai

sangsi-sangsi teman sebaya tanpa mengurbankan kreativitas mereka

j. Memberikan informasi tentang proses kreativitas

k. Mengahalau perasaan kagum terhadap karya-karya besar.

l. Memberikan dan menilai kegiatan belajar berdasarkan inisiatif sendiri

m. Mencitakan duri dalam daging untuk membuat anak-anak menyadari

adanya masalah dan kekurangan

n. Mencipatakan kondisi yang diperlukan untuk berfikir kreatif

o. Menyediakan waktu untuk suatu keaktifan dan ketenangan

p. Menyediakan sumber untuk menyusun gagasan-gagasan.

q. Mendorong kebiasaan untuk menyusun implikasi ide-ide

r. Mengembangkan keterampilan untuk memberikan kritik yang

membangun

s. Mendorong kemahiran pengetahuan berbagai lapangan

t. Menjadi guru yang hangat, dan bersemangat.

Secara umum guru diharapkan menciptakan kondisi yang baik,

yang memungkinkan setiap peserta didik dapat mengembangkan

kreatifitasnya, antara lain dengan teknik kerja kelompok kecil, penugasan

dan mensponsori pelaksanaan proyek. Anak kreatif belum tentu pandai,

dan sebaliknya. Kondisi-kondisi yang diciptakan oleh guru juga tidak


23

menjamin timbulnya prestasi belajar yang baik. Hal ini perlu dipahami

guru agar tidak menjadi kesalahan dalam menyikapi peserta didik yang

kreatif, demikian pula juga terhadap yang pandai. Dengan demikian, skor

yang tinggi dalam kreatifitas tidak perlu dengan hasil belajar secara

keseluruhan.21

Selanjutnya Houston dan Mednick (1963) melaporkan bahwa pada

umumnya skor tes kreatifitasnya tinggi cendrung mencari hal-hal yang

baru dan lebih suka melakukan hal-hal yang tak terduga. Sedangkan orang

yang rendah skor tes kreativitasnya bersikap sebaliknya, suka hal-hal yang

biasa. Laporan ini berhubungan dengan temuan Jones (1957) yang

menyatakan bahwa orang kreatif cendrung terbuka terhadap ide-ide baru.

Dalam ringkasannya, Derley mengemukakan hal-hal berikut ini :

1. Kreativitas sering merupakan proses yang terdiri dari empat tahap,

yaitu persiapan, pengeraman, penjelasan, dan pembuktian.

2. Ada dua kondisi yang diperlukan untuk membuat seseorang menjadi

kreatif, yaitu ketersediaanunsur-unsur yang bisa dikombinasikan

sebagai cara baru, dan adanya tujuan yang jelas.

Proses pembelajaran pada hakikatnya untuk mengembangkan

aktivitas dan kreatifitas peserta didik, melalui intraksi dan berbgai

pengalaman belajar. Namun dalam pelaksanaanya sering kali kita tidak

sadar, bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik. Apa yang

21
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi
Guru) Bandung : 2006. Hlm 112
24

diungkapkan di atas dapat dilihat dalam proses pembelajaran dikelas yang

pada umumnya lebih menekankan pada aspek kognitif, sehingga

kemampuan mental yang dipelajari sebagian besar berpusat pada

pemahaman pengetahuan dan ingatan. Dalam situasi yang demukian

biasanya peserta didik dituntut untuk menerima apa-apa yang dianggap

penting oleh guru dan menghafalnya, guru pada umumnya kurang

menyenangi suasana pembelajaran yang para peserta didiknya banyak

bertanya mengenai hal-hal diluar kontek yang dibicarakannya. Dengan

kondisi yang demikian, maka aktivitas dan kreativitasnya peserta didik

terhambat atau tidak berkembang secara optimal22.

Hasil penelitian tersebut dapat diterapkan atau di transper dalam

proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan lebih kreatif jika :

1. Dikembangkan rasa percaya, dan tidak ada perasaan takut.

2. Diberikan kesempatan untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas dan

terarah.

3. Dilibatkan dalam menentukan tujuan dan evaluasi belajar.

4. diberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter.

5. dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara

keseluruhan.

Apa yang dikemukakan di atas nampaknya sulit untuk dilakukan.

Namun setidaknya guru harus dapat menciptakan suasan belajar yang

kondusif, yang mengarah pada situasi di atas, misalnya dengan

22
Ibid, hlm 99
25

mengembangkan pembelajaran yang heuristik dan hipotetik. Kendatipun

demikian, kualitas pembelajaran sangat ditemukan oleh aktivitas dan

kreativitas guru, di samping kompetensi-kompetensi profesionalnya.23

3. Kondisi fisik

Kondisi fisik antara lain berkaitan dengan penglihatan,

pendengaran, kemampuan berbicara, picang (kaki), dan lumpah karena

kerusakan otak. Terhadap peserta didik yang memiliki kelainan fisik

dipelakukan sikap dan layanan yang berbeda dalam rangka membantu

perkembangan pribadi mereka. Misalnya guru harus bersikap lebih sabar,

dan telaten, tetapi diperlakukan secara wajar sehingga tidak menimbulkan

kesan nigatif perbedaan layanan antara lain berbentuk jenis media

pendidikan yang digunakan, serta membantu dan mengatur posisi duduk.

Pernyataan Ornstein dan Levine (1986).

a. Orang-orang yang mengalami hambatan, bagaimanapun hebatnya

ketidakmampuan mereka, harus diberi kebebasan dan pendidikan yang

cocok.

b. Penilaian kepada mereka harus adil, dan menyeluruh

c. Orang tua wali mereka harus adil, dan boleh memprotes keputusan

yang di buat oleh kepala sekolah.

d. Rencana pendidikan individual, yang meliputi pendidikan jangka

panjang dan jangka pendek harus diberikan. Harus pula ada tinjaua

ulang terhadap tujuan dan metode yang dipilih.

23
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (Bandung), 2007 hlm 88
26

e. Layanan pendidikan diberikan dalam lingkungan yang agak terbatas,

untuk memberikan layanan yang tepat, pada saat tertentu anak-anak

bisa di tempatkan di kelas khusus.24

4. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif

Pertumbuhan dan perkemabangan dapat diklsifikasikan atas

kognitif, psikologis, dan fisik, perkembangan dan pertumbuhan

berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi karakteristik manusia.

Perubahan-perubahan tersebut terjadi dalam kemajuan yang mantap, dan

merupakan proses kematengan. Perubahan-perubahan ini tidak bersifat

umum, melainkan merupakan hasil interaksi antar potensi bawaan dan

lingkungan. Baik peserta didik yang cepat maupun lambat, memiliki

kepribadian yang menyenangkan atau menggelisahkan, tinggi ataupun

rendah, sebagain besar bergantung pada interaksi antara kecendrunagan

bawaan dan pengaruh lingkungan (konvergensi), sebagaimana

dikekmukakan oleh Willim Stern.

c. Perencaan pembelajaran

Perencaan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi

pedagogis yang dimiliki oleh seorang guru, yang akan bermuara pada

pelaksanaan pembelajaran. Perangcangan pembelajaran msedikitnya

mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan

kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

24
Ibid, hlm 94
27

1. Identifikasi kebutuhan

Indentifikasi kebutuhan ini bertujuan antara lain untuk melibatkan

dan memotivasi peserta didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai

bagian dari kehidupan dan mereka merasa memilikinya. Hal ini setidaknya

dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

a. Peserta didik didorong untuk menyatakan kebutuhan belajar berupa

kompetensi tertentu yang ingin mereka miliki dan diperoleh melalui

kegiatan pembelajaran

b. Peserta didik didorong untuk mengenali dan mendayagunakan

lingkungan sebagai sumber belajar untuk memenuhi kebutuhan belajar.

c. Peserta didik dibantu untuk mengenal dan menyatakan kemungkinan

adanya hambatan dalam upaya memenuhi kebutuhan belajar, baik yang

datang dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal).

Ketiga hal tersebut dapat dilakukan baik secara perorangan

maupun kelompok. Secara perorangan peserta didik mengekspresikan

pendapat masing-masing secara langsung, dan guru membantu mereka

dalam membantu kebutuhan belajar beserta hambatan-hambatannya.

Secara kelompok peserta didik mendiskusikan kebutuhan belajar sehingga

kesepakatan kelompok. Berdasarkan identifikasi terhadap kebutuhan

belajar bagi pembentukan kompetensi peserta didik, baik secara kelompok

meupun perorangan, kemudian di indentifikasi sejumlah kompetensi untuk

di jadikan bahan pembelajaran.25

25
Ibid, hlm 100-101
28

2. Indentifikasi kompetensi

Kompetensi merupakan sesuatu yang ingin dimiliki oleh peserta

didik, dan merupakan komponen utama yang harus dirumuskan dalam

pembelajaran, yang memilik peran penting dalam menentukan arah

pembelajaran. Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki perserta

didik perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat di nilai, sebagai wujud

hasil belajar yang mengacu pada pengalaman langsung. Peserta didik perlu

mengetahui tujuan belajar, dan tingkat-tingkat penguasaan yang akan

digunakan berdasarkan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, dan memiliki

kontribusi terhadap kompetensi yang sedang dipelajari.26

3. Penyusunan program pembelajaran

Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), sebagai produk pembelajaran jangka

pendek, yang mencakup komponen program kegiatan pembelajaran dan

proses pembelajaran program, komponen program mencakup kompetensi

dasar, materi standar, metode dan teknik, media dan sumber belajar, waktu

belajar dan daya dukung lainnya. Dengan demikian rencana pelaksanaan

pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu sistem yang terdiri atas

komponen-komponen yang saling berhubungan serta berinteraksi satu

sama lain, dan memuat langkah-langkah pelaksanaannya untuk mencapai

tujuan atau membentuk kompetensi.27

26
Ibid, hlm 102
27
Abdul Majid Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru)
Bandung : 2006. Hlm 113-114
29

d. Pengelompokan peserta didik dalam pembelajaran

Memahami karakteristik individu dalam pembelajaran peserta

didik dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, yaitu ; normal,

sedang, dan tinggi. Pembelajaran yang didiversifikasi untuk masing-

masing kelompok mempunyai tujuan sebagai berikut :

5. Kelompok Normal

a. Mengembangkan pemahaman dalam prpinsip dalam praktik

aplikasi

b. Mengembangkan kemampuan praktik akademik yang berhubungan

dengen pekerjaan.

6. Kelompok Sedang

a. Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, kemahiran menggali

potensi diri, dan aplikasi partikal.

b. Mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal

sehubungan dengan tuntutan dunia kerja maupun untuk

melanjutkan program pendidikan profesional.

7. Kelompok Tinggi

a. Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori dan aplikasi.

b. Mengembangkan kemampuan akademik untuk memasuki

pendidikan tinggi.

Pengembangan peserta didik tersebut perlu dijadikan bahan

pertimbangan dan diperhatikan dalam penyusunan kurikulum dan


30

pengembangan pembelajaran, baik yang dikembangkan oleh Dinas

Pendidikan maupun oleh sekolah atau satuan Pendidikan.

e. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Kegagalan pelaksanaan pembelajaran sebgian bersar disebabkan

oleh penerapan metode pendidikan konvensional, anti dialogis, proses

penjinakan, pewarisan pengetahuan, dan tidak bersumber pada realitas

masyarakat. Sehubungan dengan itu, salah satu kompetensi pedagogik

yang harus dimiliki guru seperti dirumuskan dalam SNP berkaitan dengan

pelaksanaan pembelajaran. Hal tesebut di tegaskan kembali dalam

peraturan pemerintah tentang guru, bahwa guru harus memiliki

kompetensi untuk melaksanakan pembelajaran yang mendidik dan

dialogis.

Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah

mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan

perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya

pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal; pre tes, proses, dan post tes.

1. Pre Tes

Pelaksanaan pembelajaran biasanya dimulai dengan pre tes, untuk

menjajaki protes pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu

pre tes memgang peranan yang cukup penting dalam proses pembelajaran,

yang berfungsi antara lain sebagai berikut.

a. Untuk menyiapkan peserta didik dalam proses belajar, karena dengan

pre tes pikiran mereka akan terfokus pada soal yang harus dijawab.
31

b. Untuk mengetahui tingkat kemajuan peserta didik sehubungan dengan

proses pembelajaran yang harus dilakukan, dengan membandingkan

hasil pre tes dengan post tes

c. Untuk mengetahui kemampuan awal yang telah dimiliki peserta didik

mengenai kompetensi dasar yang akan dijadikan topik dalam proses

pembelajaran.

d. Untuk mengetahui dari mana seharusnya proses pembelajaran dimulai,

kompetensi dasar mana yang telah dimiliki peserta didik, dan tujuan-

tujuan mana yang perlu mendapat penekanan dan perhatian.

2. Proses

Proses dimaksudkan sebagai kegiatan ini dari pelaksanaan

pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik. Proses

pembelajaran dan pembentukan kompetensi perlu dilakukan dengan

tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu saja menuntut aktivitas dan

kreativitas guru dalam menciptakan suasana yang kondusif. Proses

pembelajaran dan pembentukan kompetensi dapat dikatakan efektif

apabila seluruh peserta didik terlibat secara aktif, baik mental, fisik

maupun sosial. Kualitas pembelajaran dan pembentukan kompetensi ini

dapat dilihat dari segi proses dan hasilnya.28

3. Post Tes

Pada umumnya pembelajaran diakhiri dengan post tes. Seperti

halnya pre tes, post tes memiliki banyak kegunaan, terutama dalam

28
Ibid, hlm 106
32

melihat keberhasilan pembelajaran. Fungsi post tes antara lain dapat

dikemukakan sebagai berikut;

a. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap

kompetensi yang telah ditentukan, baik secara individu maupun

kelompok.

b. Untuk mengetahui kompetensi dasar dan tujuan-tujuan yang dapat

dikuasai oleh peserta didik, serta kompetensi dasar dan tujuan-tujuan

yang belum dikuasai, dan jika belum dikuasainya maka perlu diadakan

remedial teaching atau pembelajaran kembali

c. Untuk mengetahui peserta didik yang perlu mengikuti kegiatan

remedial, dan yang perlu mengikuti kegiatan pengayaan, serta untuk

mengetahui tingkat kesulitan belajar.

d. Sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan terhadap proses

pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik yang telah

dilaksanakan, baik terhadap perencanaan, pelakasanaan maupun

evaluasi.

f. Pengelolaan siswa

Kedudukan siswa dalam kurikulum berbasis kompetensi

merupakan produsen artinya siswa sendirilah yang mencari tahu

pengetahuan yang dipelajarinya. Siswa dalam kelas memiliki

kemampuan yang beragam, padai, sedang, dan kurang. Karenanya

guru perlu mengatur, kapan siswa bekerja perorangan, berpasangan,

berkelompok atau klasikal. Jika berkelompok kapan siswa di


33

kelompokkan berdasarkan kemampuan sehingga ia dapat

berkonsentrasi membantu yang kurang, dan kapan siswa

dikelompokkan bercampuran, sebagai kemampuan sehingga terjadi

tutor sebaya. Dalam hal inilah guru dapat mengatur dan merekayasa

segala sesuatunya, sehingga dapat mengatur siswa berdasarkan situasi

yang ada ketika proses belajar mengajar berlangsung. Pengelompokan

ini di bagi menjadi lima macam :29

1. Task planning groups, yaitu bentuk pengelolaan berdasarkan rencana

tugas yang akan diberikan oleh guru.

2. Teaching groups, dalam hal ini kelompok dapat di bentuk untuk group

teaching, dimana guru memerintahkan suatu hal kepada siswa yang

ada pada tahap yang sama mengerjakan tugas yang sama pada saat

yang sama.

3. Seating groups, yaitu pengelompokan yang bersifat umum, di mana 4-

6 siswa duduk mengelilingi suatu meja.

4. Joint learning groups, yaitu pengelompokan siswa, dimana satu

kelompok siswa bekerja dengan kegiatan yang saling terkait denga

kelompok yang lain, sehingga hasilnya menjadi sama dengan

kelompok yang terkait.

5. Collabirative groups, yaitu kelompok kerja yang menitikberatkan pada

kerja sama tiap individu dan hasilnya sebagai suatu yang teraplikasi.

29
Abdul Majid Perencanaan Pembelajaan Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,
(Bandung : 2007), hlm 112-113
34

B. Evaluasi hasil belajar

Evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan denga sengaja

untuk melihat tingkat keberhasilan dari apa yang telah diprogram sebelumnya30.

Dalam istilah lain evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perbahan

perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan

penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan

sertifikat, serta penilaian program di kelas.31

1. Penilaian Kelas

Penilaian kelas ini dapat dilakukan dengan ulangan harian, ulangan

umum, dan ujian akhir, ulangan harian dapat dilakukan setiap selesai

proses pembelajaran dalam satuan bahasan atau kompetensi tertentu.

Ulangan harian ini terdiri dari seperangkat soal yang harus dijawab para

peserta didik dan silakukan minimal tiga kali tiap semester dengan tujuan

memperbaiki program pembelajaran. Ulangan umum dilaksanakan setiap

akhir semester dengan bahan yang telah diajukan, soalnya diambil dari

materi semester pertama dan soalnya merupakan gabungan dari materi

semester pertama dan kedua, dengan penekanan pada materi semester

kedua. Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-

bahan yang diujikan meliputi seluruh materi pembelajaran yang telah

diberikan dengan penekanan pada bahan-bahan yang telah diberikan pada

kelas-kelas tinggi.

30
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Bumi akasar: 1993),
hlm 297
31
Ibid, hlm 108
35

2. Tes Kemampuan Dasar

Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan

membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka

memperbaiki program pembelajaran

3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan Dan Sertifikasi

Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan

kegiatan penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan

menyeluruh mengenai ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu

tertentu untuk keperluan sertifikasi, kinerja, dan hasil belajar yang

dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat Belajar tidak semata-mata

didasarkan atas hadil penilaian pada akhir jenjang sekolah.

4. Benchmarking

Benchmarking merupakan satuan standart untuk mengukur kinerja

yang sedang berjalan, proses dan hasil untuk mencapai suatu keunggulan

yang memuaskan. Utnuk dapat memperoleh data dan informasi tentang

dan Benchmarking tertentu dapat diadakan penilaian secara nasional yang

diadakan pada akhir satuan pendidikan.

5. Penilaian Program

Penilaian program dilakukan oleh departemen pendidikan nasional

dan dinas pendidikan secara countinue dan berkesinambungan, penilaian

program dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar,

fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta kesesuaiannya dengan tuntutan

perkembangan masyarakat dan kemajuan zaman.


36

6. Pengembangan Peserta Didik

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kopetensi

bedagogik yang harus dimiliki guru,untuk mengaktualisasikan berbagai

potensi yang dimiliki oleh setiap anggota didik. Pengembangan anggota

didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui

ekstara kurikuler, pengayaan dan remidial serta bimbingan dan

konseling.32

a. Kegiatan ekstra kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan tambahan disuatu

lembaga pendidikan kegiatan ini banyak ragam kegiatannya, antara lain

paduan suara, pramuka, olah raga, kesenian, dan lain-lain.

b. Pengayaan dan remidial

Program ini merupakan pelengkap dan penjabaran dari program

mingguan dan harian berdasarkan hasil analisis terhadap kegiatan belajar

dan terhadap tugas-tugas, hasil tes, dan ulangan dapat diperoleh tingkat

kemampuan belajar setiap peserta didik. Sekolah memberikan perlakukan

khusus terhadap peserta didik yang mendapat kesulitan belajar melalui

remidial.

c. Bimbingan dan konseling pendidikan

Sekolah berkewajiban memberikan bimbingan dan konseling

kepada peserta didik yang menyangkut pribadi,sosial, belajar, dan karir.

Selain guru membimbing guru mata pelajaran yang memenuhi kriteria

32
Ibid, hlm 111
37

diperkenankan mengfungsikan diri sebagai guru pembimbing oleh karena

itu guru dan wali kelas harus senantiasa berdiskusi dan berkoorsinasi

dengan guru bimbingan dan konseling secararutin dan berkesinambungan.

7. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap

pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan

yang di tuntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan

kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru

harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah

kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah

kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori

belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran

dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar,

penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan

keterampilan menilai hasil belajar siswa.Yutmini (1992:13)

mengemukakan, persyaratan kemampuan yang harus di miliki guru dalam

melaksanakan proses belajar mengajar meliputi kemampuan: 33

a) Menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang

sesuai dengan tujuan pelajaran.

b) Mendemonstrasikan penguasaan dan perlengkapan mata pelajaran.

33
Khaeruddin KTSP (Konsep dan Implementasi Madrasah,), Jakarta : 2007, hlm 26
38

c) Berkomunikasi dengan siswa.

d) Mendemonstrasikan berbagai metode mengajar.

e) Melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut

pengelolaan pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus

dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran

dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-

kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan

kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon

setiap perubahan perilaku siswa.Depdiknas (2004:9) mengemukakan

kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar meliputi:34

a) Membuka pelajaran.

b) Menyajikan materi.

c) Menggunakan media dan metode.

d) Menggunakan alat peraga.

e) Menggunakan bahasa yang komunikati.

f) Memotivasi siswa.

g) Mengorganisasi kegiatan, (berinteraksi dengan siswa secara

komunikatif.

h) Menyimpulkan pelajaran.

34
Ibid, hlm 100
39

i) Memberikan umpan balik.

j) Melaksanakan penilaian.

k) Menggunakan waktu.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses

belajar mengajar merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung

hubungan antara manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan

menolong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pada dasarnya

melaksanakan proses belajar mengajar adalah menciptakan lingkungan dan

suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif para siswa.35

8. Kompetensi Melaksanakan Penilaian Proses Belajar Mengajar

Menurut Sutisna (1993:212), penilaian proses belajar mengajar

dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar

mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai

proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan

yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah

ditetapkan.36 Commite dalam Wirawan (2002:22) menjelaskan, evaluasi

merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap upaya manusia,

evaluasi yang baik akan menyebarkan pemahaman dan perbaikan

pendidikan, sedangkan evaluasi yang salah akan merugikan

pendidikan.Tujuan utama melaksanakan evaluasi dalam proses belajar

mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai

35
Ibid, hlm 102
36
Ibid, hlm 104
40

tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut

hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan. Dengan demikian,

melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian tugas

guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai

tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar

siswa. Kompetensi penilaian belajar peserta didik, meliputi :

a) Mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran.

b) Mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda.

c) Mampu memperbaiki soal yang tidak valid.

d) Mampu memeriksa jawab.

e) Mampu mengklasifikasi hasil-hasil penilaian.

f) Mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian.

g) Mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian.

h) Mampu menentukan korelasi soal berdasarkan hasil penilaian.

i) Mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian.

j) Mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis.

k) Mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian.

l) Mengklasifikasi kemampuan siswa.

m) Mampu mengidentifikasi kebutuhan tindak lanjut hasil penilaian.

n) Mampu melaksanakan tindak lanjut.

o) Mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut.


41

p) Mampu menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil

penilaian.

Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik tercermin

dari indikator sebagai berikut :

a) Kemampuan merencanakan program belajar mengajar.

b) Kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar

mengajar.

C. Mengoptimalkan Peran Guru Dalam Proses Pembelajaran

1. Guru sebagai jabatan profesi

Dalam kamus bahasa Indonesia, istilah profesionalisasi guru di

temukan sebagai berikut:

Profesi adalah bidang pekerjaan yang di landasi pendidikan

keahlian, keterampilan, kejujuran dan sebagainya. Profesional adalah

bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk

menjalankannya, dan mengharuskan adanya pembayaran untuk

melakukannya. Profesionalisasi ialah proses membuat sesuatu badan

organisasi agar menjadi professional. Dari ketiga pengertian itu tersirat

bahwa dalam profesi di gunakan teknik dan prosedur intelektual yang

harus dipelajari secara sengaja, sehingga dapat diterapkan untuk

kemaslahatan orang lain.37

37
H. Syaifuddin, dan M. Basyiruddin Usman, Guru Profesional & Implementasi
Kurikulum, (Jakarta), 2002 hlm. 16
42

Guru adalah cerminan pribadi yang mulia. Anak didik cerminan pribadi

yang dinamis. Keduanya berada dalam proses interaksi edukatif dalam

pembinaan pribadi yang paripurna ( Sayaiful Bahri Djamarah)

Menurut Mukhtar Lutfi ada delapan kriteria yang harus dipenuhi

oleh suatu pekerjaan agar dapat di sebut sebagai profesi, yaitu:38

1. Panggilan hidup yang penuh waktu. Profesi adalah pekerjaan yang

menjadi panggilan hidup seseoarang yang dilakukan sepenuhnya serta

berlangsung untuk jangka waktu yang lama, bahkan seumur hidup.

2. Pengetahuan dan kecakapan/keahlian. Profesi adalah pekerjaan yang

dilakukan atas dasar pengetahuan dan kecakapan/keahlian yang husus

dipelajari;

3. Kebakuan yang universal. Profesi adalah perkerjaan yang dilakukan

menurut teori, prinsip, prosedur dan anggapan dasar yang sudah baku

secara umum sehingga dapat di jadikan pegangan atau pedoman dalam

pemberian pelayanan terhadap mereka yang membutuhkan.

4. Pengabdian. Profesi adalah pekerjaan terutama sebagai pengabdian

pada masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material atau

fenasial bagi diri sendiri.

5. Kecakapan diagnostic dan kompetensi aplikatif. Profesi adalah

pekerjaan yang mengandung unsur-unsur kecakapan diasnostik dan

kompetensi aplikatif terhadap orang atau orang yang dilayani.

38
Ibid, hlm, 17
43

6. Otonomi. Profesi adalah perkerjaan yang dilakukan secara otonomi

atas dasar prinsip-prinsip atau norma-norma yang ketetapannya hanya

dapat diuji dan dinilai oleh rekan-rekannya se-profesi.

7. Kode Etik. Profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu

norma-norma tertentu sebagai pegangan atau pedoman yang di akui

serta dihargai oleh masyarakat;

8. Klien. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka

yang membutuhkan pelayanan (klien) yang pasti dan jelas subyeknya.

2. Guru sebagai Sumber Belajar

Peran guru dalam sumber belajar merupakan peran yang sangat

penting peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan

materi pelaran. Kita bisa menilai baiak atau tidaknya seoarang guru hanya

sebatas pengusaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang profesional

manakala dalam penguasaannya benar-benar mendalam menguasai materi

pelajaran. Apapun yang di tanyakan siswa berkaitan dengan materi

pelajaran yang sedang diajarkannya ia bisa menjawab dengan penuh

keyakinan. Dan sebalinya dikatakana guru yang tidak profesional

manakala tidak mengusui materi pelajaran dan tidak bisa menjawab soal-

soal yang ditanyakan oleh siswa. Ketidak pahaman materi biasnya

ditunjukan oleh perilaku-preilaku tertentu misalnya teknik penyampaian

materi pelajaran menoton, suaranya lemah dan sering duduk di kursi

sambil membaca. Prilaku yand demikian bisa menyebabkan hilangnya


44

kepercayaan pada diri siswa, sehingga guru akan sulit mengendalikan

kelas.39

Sebagai sumber belajar dalam proses pembelaran hendaiknya guru

melakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Guru harus memiliki bahan refrensi yang lebih banyak dengan

siswanya agar guru lebih baik dalam menyampaikan materi dan tidak

kebingungan dalam menyampaikannya.

b. Guru harus menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh

siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa

yang lain.

c. Guru harus melakukan memetaan tentang materi pelajaran misalny

ditunjukkan dengan menentukan mana yang materi inti yang wajib di

pelari siswa, mana materi tambahan dan lain-lainnya.

3. Guru sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan

untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Sebalum

proses pembelajaran dimulai sering guru bertanya bagaimana caranya agar

ia mudah menyajikan bahan pelajaran? Pertanyaan ini menunjukkan

bahwa proses pemblajran berorentasi pada guru, oleh karena itu akan

pertanyaan tersebut akan lebih baik manakala di arahkan pada siswa,

misalnya apa yang harus dilakukan agar siswa mudah mempelajari bahan

pembelajaran sehingga tujuan belajar tercapai secara optimal, pertnyaan

39
Ibid, hlm 19
45

tersebut mengandung makna kalau tujuan belajar adalah memudahkan

siswa belajar, inilah hakikat fasilitator dalam proses pembelajaran.40

Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses

pembelajaran, ada beberapa hal yang harus di pahami, khususnya hal-hal

yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber

belajar.

a. Guru perlu memhami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta

fungsi masing-masing media tersebut. Dan pemhaman akan fungsi

media itu sendiri.

b. Guru perlu mempunyai keterampilan dalam merancang suatu media.

Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang

harus di miliki oleh seorang guru profesional.

c. Guru di tuntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media

serta memanfaatkan berbagai sumber belajar, perkembangan teknelogi

informasi menurut setiap guru untuk mengikuti berbagai berbagai

perkembagan guru yang menguasai teknologi modern.

d. Guru harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dan

berintraksi dengan siswa, hal ini sangat penting kemampuan

berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap

pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

40
Ibid, hlm 21
46

4. Hubungan Guru dengan Murid dalam konteks sosiologi

Sosiologi pendidikan pada umumnya membicarakan tentang

definisi, konsepsi tujuan pokok-pokok penelitian dalam pendidikan yang

terkait dengan sosiologi pendidikan. Disamping itu jaga memaparkan

aspek pendidikan dalam masyarakat serta menggambarkan sekolah sebagai

kebudayaan dalam masyarakat dan juga menjelaskan mengenai peranan

guru disekakolah serta memberikan gambaran mengenai hubungan antara

guru dan murid.

Namun dengan demikian ternyata sosiologi pendidikan ternyata

tidak mudah didefiniskan karena sulitnya membatasi bidang sosiologi. Hal

ini didukung karena kurangnya penelitian dalam bidang sosiologi

pendidikan. Dalam meninjau konsep tentang tujuan sosiologi pendidikan,

ada beberapa konsep yang dapat disebutkan, yakni:41

a. Sosiologi pendidikan sebagai analisis proses sosialisasi yang berarti

sosiologi pendidikan memperhatikan pengaruh keseluruhan

lingkungan budaya sebgai cara individu memperoleh pengalamannya

b. Sosiologi pendidikan sebagai analisis kedudukan pendidikan dalam

masyarakat dimana yang menjadi fokus penelitian adalah fungsi

lembaga pendidikan dalam masyarakat.

c. Sosiologi pendidikan sebagai analisis interaksi sosial di sekolah dan

antara sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat.

41
S. Nasution, 1983 Sosiologi Pendidikan. Bandung: Jammars
47

d. Sosiologi pendidikan sebagai alat kemajuan dan perkembangan sosial

dengan melekatkan pendidikan itu sendiri sebagai parameter sekaligus

motor kemajuan masyarakat sosial.

e. Sosiologi sebagai dasar untuk menentukan tujuan pendidikan, dengan

melibatkan analisis masyarakat dan kebutuhan manusia dalam upaya

mencapai suatu fasilitas pendidikan.

f. Sosiologi pendidikan sebagai latihan bagi petugas pendidikan untuk

memahami hubungan antara manusia dengan masyarakat pendidikan.

g. Sosiologi pendidikan sebagai terapan dengan menggabungkan unsure-

unsur dalam bidang sosiologi dan ilmu pendidikan kedalam sebuah

disiplin ilmu baru dengan menerapkan prinsip-prinsip sosiologi pada

seluruh proses pendidikan.

5. Guru sebagai pembimbing dan motivator

Siswa adalah invidu yang unik. Keunikan itu bisa dari adanya

setiap perbedaan, artinya tidak ada dua invidu yang sama. Walaupun

secara fisik mungkin indivi dan kemiripan, pada hakikatnya mereka

tidaklah sama, baik dalam bakat, minat kemampuan, sebagainya,

disamping itu setiap invidu juga adalah makhluk yang sedang

berkembang.

Guru tidak dapat memaksa agar siswanya jadi, siswa akan tumbuh

berkembang sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. Tugas

seorang guru adalah menjaga, mengarahkan, dan membimbing serta

memberikan motifasi agar siswa tumbuh dan berkembang sesuai dengan


48

potensi, minat dan bakatnya, dalam memberikan motivasi guru merupakan

salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang

kurang berpotensi bukan karena disebabkan kemampuannya yang kurang,

tetapi karena tidak adanya motifasi atau dorongan untuk belajar sehingga

ia berusaha tidak mengarahkan segala kemampuannya yang randah pula,

untuk itu betapa pentingnya sebuah dorongan dan arahan dari seorang guru

agar siswa memiliki girah dan kesemakatan untuk menjadi orang sukses

dalam hidupnya.42

6. Kepribadian Guru sebagai faktor utama dalam belajar

Kepribadian guru mempunyai pengaruh langsung dan kumulatif

terhadap hidup dan kebiasaan-kebiasaan belajar para siswa. Yang

dimaksud kepribadian ini meliputi pengetahuan, keterampilan, ideal, dan

sikap dan juga persepsi yang dimilikinya tetang orang lain. Sejumlah

percobaan dan hasil-hasil observasi menguatkan kenyataan bahwa banyak

sekali yang dipelajari siswa dari gurunya. Para siswa menyerap sikap-

sikap gurunya, merefleksikan perasaan-perasaannya, menyerap keyakinan-

keyakinannya, meniru tingkah lakunya, dan mengutip pernyataan-

pernyataannya. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah-masalah seperti

motivasi, disiplin, tingkah laku sosial, prestasi, dan hasrat belajar yang

terus menerusnya bersumber dari kepribadian guru. Guru yang efektif

mempunyai pengaruh yang kuat dan positif terhadap para siswa,

42
Oemar Hamalik Psikologi Belajar dan Mengajar 1992 Bandung. hlm35
49

sedangkan guru-guru yang lemah akan menimbulkan ketiaksenangan

siswa terhadap sekolah dan belajar formal.43

Dinamika interaksi guru. Perilaku mencermenkan perilaku guru

dalam berbagai cara. Meniru, menolak peran, dan mempertahankan diri

terhadap sikap dan tindakan guru adalah paling lazim. Berindak seperti

guru tidak sekedar mengambil contoh tentang seseorang tentang idealnya,

melainkan hal ini juga adalah masalah identifikasi terhadap guru. Yang

ditiru siswa mungkin cara berperilaku tertentu, cara berbicara, atau sikap-

sikapnya.

Sifat-sifat atau krateristik yang disenangi siswa adalah guru yang

demokratis, suka berkeja sama, baik hati, sabar, adil, konsisten, bersifat

terbuka, suka menolong, dan ramah tamah. Dalam artian demokratis

memberikan kebebasan kepada anak disamping memberikan batasan-

batasan tertentu dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan

serta dalam berbagai kegiantan.

Guru yang suka bekerja sama bersifat seling memberi dan saling

menerima dan dilandasi oleh kekeluargaan dan toleransi yang tinggi. Guru

yang baik hati bersikap memberi dan berkorban untuk kepentingan anak

didiknya. Guru yang sabar tidak suka marah dan lekas tersinggung serta

suka menahan diri. Guru yang adil tidak suka membeda-bedakan anak dan

memberikan anak sesuai dengan kesempatan yang sama bagi semuanya.

Guru yang konsiten selalu berkata sama dan bertindak sama sesuai dengan

43
Ibid, hlm 36
50

ucapannya, baik yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan. Guru

yang bersifat terbuka akan bersedia menerima kritik dan saran dan kalao

perlu, mengakui kekurangan dan kelemahannya. Guru yang suka

menolong senantiasa siap membantu anak-anak yang mengalami kesulitan

atau masalah tertentu. Guru yang ramah-tamah mudah bergaul dan

disenangi oleh semua orang dia tidak sombong dan bersedia bertindak

sebagai pendengar yang baik di samping sebagai pembicara yang

menarik.44

D. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,

dicipatakan, baik secara individual maupun secara kelompok. Prestasi tidak

akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.

Dalam kenyataan untuk mendapatkan prestasi tidak semudah yang

dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dengan penuh perjuangan yang harus

dihadapi untuk dicapainya. Hanya dengan optimismelah yang dapat membantu

untuk mencapainya. Oleh karena itu wajarlah pencapaian prestasi itu harus

denga jalan keuletan kerja. Meski pencapaian prestasi itu penuh dengan

rintangan dan tantangan yang harus di hadapi oleh seseorang, namun

seseorang tidak pernah menyerah untuk mencapainya. Disinilah nampaknya

persangan dalam mendapatkan prestasi dalam kelompok terjadi secara

konsisten dan persisten. Banyak kegiatan yang bisa dijadikan sebagai sarana

untuk mendapatkan prestasi, semua tergantung dari profesi dan kesenangan

44
Ibid, hlm 36
51

masing-masing individu, kegiatan mana yang akan digeluti secara optimal

agar menjadi bagian dari diri secara pribadi.45

Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar

untuk mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari. Hasil dari

aktivitas belajar terjadilah perubahan dalam diri individu. Dengan demikian

belajar dikatakan berhasil bila telah terjadi perubahan dalam diri individu, dan

sebaliknya bila tidak terjadi perubahan dalam diri individu, maka belajar tidak

dikatan berhasil.

Belajar adalah suatu aktivitas yang sadar akan tujuan, tujuan dalam

belajar adalah terjadinya perubahan dalam diri individu, perubahan dalam arti

menuju keperkembangan pribadi individu seutuhnya. Sejalan dengan itu,

Sardiman A.M mengemukakan suatu rumusan, bahwa belajar sebagai

rangkaian kegiatan jiwa-raga, psikofisik menuju keperkembangan pribadi

manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah

kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai hasil belajar dari aktivitas ini akan

dapat dilihat dari perubahan tingkahlaku sebagai hasil dari pengalaman.

Pengalaman inilah nantinya akan membentuk pribadi individu kearah

kedewasaan.46

a. Prestasi belajar sebagai hasil penilaian

Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah difahami, namun

dengan demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui,

bahwa penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan tinggi

45
Syaiful Bahri Djamarh Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru : 1994,hlm 22
46
Syaiful Bahri Djamarh Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru : 1994,hlm 24
52

rendahnya prestasi belajar itu sendiri, ketika membicarakan tentang

prestasi belajar maka kita tidak akan terlepas dengan evaluasi. Dan

evaluasi inilah selah satu kegiatan yang menjadi kewajiban bagi setiap

guru. Evaluasi diharapkan untuk memberikan informasi tentang kemajuan

yang telah dicapai siswa, bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan

kemampuan yang siswa dapatkan setelah mempelajari suatu pelaran.

Disinilah ketepatan penyusunan strategi evaluasi diperlukan dan

menentukan bagaimana intensitas prestasi belajar siswa. Hal ini akan

berhubungan dengan salah satu kompetensi guru mengenai penilaian

prestasi belaja anak. Guru tidak tepat dalam penyusunan strategi evaluasi

akan mendapatkan hasil penilaian yang biasa, yang pada gilirannya

informasi yang diterima pun tidak akurat. Oleh karena itu penyusun

strategi evaluasi akan menentukan ketetapan informasi yang disampaikan

baik kepada lembaga dimana guru tersebut mengabdi atau siswa

bersekolah. Dalam kaitannya dengan masalah standar penilaian maka

sebelum dilakukan evaluasi, perlu dicari atau disusun konsep-konsep

pengukuran, sebab untuk menentukan tinggi rendahnya prestasi belajar

siswa skala pengukuranlah sebagai perdomannya. Kegiatan ini akan

kembali kepada guru, sebab masalah ini merupakan salah satu keahlian

dari guru. Demikian juga masalah penilaian keduanya merupakan bagian

yang integral, yang tidak dapat dipisahkan dalam pendidikan dan

pengajaran dalam rangka untuk mendapatkan data sebagai bahan informasi

guna untuk mempermudah dalam melaksanakan evaluasi terhadap


53

kegiatan mengajar, dilaksanakanlah test formatif ataupun sumatif

penggunaan test-test ini dimaksudkan untuk medapatkan data tentang

prestasi belajar para siswa, untuk mengetahui kompetensi para siswa dan

untuk mengetahui keefektifan proses interaksi belajar mengajar.47

b. Prestasi belajar sebagai alat motivasi

Dalam belajar motivasi memegang peranan penting. Motivasi

adalah sebagai pendorong siswa dalam belajar. Intensitas siswa sudah

barang tentu dipengaruhi oleh prestasi. Siswa yang ingin mengetahui

sesuatu dari apa yang dipelajari adalah sebagai tujuan yang ingin siswa

capai selama balajar, karena siswa mempunyai tujuan ingin mengetahui

sesuatu itulah siswa terdorong untuk mempelajarinya. Oleh karena itu,

motivasi tidak bisa dipisahkan dari aktivitas belajar siswa, siswa tidak

akan mempelajari sesutu bila hal itu tidak menyentuh kebutuhannya.

Kebutuhan dan motivasi adalah dua hal yang saling berhubungan. Sebab

manusia hidup pada dasarnya tidak terlepas dari berbagai kebutuhan.

Kebutuhan itulah nantinya mendorong manusia untuk senantiasa berbuat

dan mencari sesuatu. Seluruh aktivitas siswa belajar siswa adalah untuk

mendapatkan prestasi belajar yang baik. Setiap siswa pasti tidak ingin

memperoleh prestasi belajar yang jelek. Oleh karena itu setiap siswa

berlomba-lomba untuk mencapainya dengan suatu usaha yang dilakukan

seoptimal mungkin. Dalam hal yang demikian maka prestasi belajar bisa

dikatan sebagai kebutuhan yang memunculkan motivasi dari dalam diri

47
Ibid, hlm 25
54

siswa untuk selalu belajar. Bila suatu waktu siswa belum memperoleh

prestasi belajar yang baik, dimana keberhasilan itu jauh dari apa yang

diharapkan, maka siswa merasa belum puas. Kebutuhan siswa untuk

memperoleh prestasi belajar yang baik belum tercapai untuk saat itu dan

siswa berusaha untuk mencapainya di masa mendatang. Oleh karena itu

kebutuhan seorang siswa untuk menuntut suatu kepuasan selalu

mendorongnya untuk belajar. Dengan demikian, bagaimanpun bentuk-

bentuk motivasi itu tidak lain adalah dalam usaha bagaimana agar siswa

dapat dimotivasi sehingga siswam memperoleh kemajuan dalam

belajarnya disekolah. Oleh karena itu cukup beralasan bila prestasi belajar

dijadikan sebagai salah satu alat untuk memotivasi siswa dalam belajar.48

D. Hasil belajar sebagai objek penilaian

Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian ialah apa yang harus

di nilai itu terhadap pertnyaan yang mengacu kepada unsur-unsur utama dalam

proses belajar mengajar, yaitu : tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian.

Tujuan adalah sebagai arah dari proses belajar mengajar pada hakikatnya

adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa

setalah menerima atau menempuh pelajarannya. Bahan adalah separangkat

pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dari kurikulum untuk disampaikan atau di

bahas dalam proses belajar-mengajar agar sampai kepada tujuan yang telah di

tetapkan. Metode dan alat adalah cara atau teknik yang digunakan untuk

mengetahui sejauh mana tujuan yang telah diterapkan itu tercapai atau tidak.

48
Ibid, hlm 26
55

Dengan kata lain penilaian berfungsi sebagai alat untuk mengetahui

keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.49

Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai

tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar adalah kemapuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setalah menerima pengalaman pelajaran. Horward

Kingsley membagai tiga macam hasil belajar, yaitu :50

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita

Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah

di tetapkan dalam kurikulum. Menurut Gagne hasil belajar di bagi menjadi

lima katagori, yaitu :

a. Informasi verbal

b. Keterampilan intelektual

c. Strategi kognitif

d. Sikap dan

e. Keterampilan motoris

Dalam sistem pendidikan Nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

dari benyamin bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah,

yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.51

49
Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung, PT. Remaja
Rosadakarya : 2005), hlm,22
50
Ibid, hlm 22
51
Ibid, hlm 23
56

Ranah kognitif adalah berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi.

Ranah afektif adalah berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima

aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan

internalisasi52

Ranah psikomotorik adalah berkenaan dengan hasil belajar

keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomorik

yaitu :

a. Gerakan refleks

b. Keterampilan gerakan dasar

c. Kemampuan berseptual

d. Keharmonisan atau ketepatan

e. Gerakan keterampilan kompleks

f. Gerakan ekspresif dan interpretative

Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Namun

dari ketiga ranah tersebut yang paling banyak dinilai oleh para guru adalah

ranah kongnitif, karena ranah kognitif berkaitan langsung dengan kemampuan

para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran yang di ajarkan oleh guru

dikelas.53

52
Ibid, hlm 24
53
W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar secara sistematis, ( Jakarta, Rineka
cipta : 2005), hlm 32
57

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

deskriptif yaitu suatu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,

motivasi, tindakan, dan lain-lain. Menurut Bogdan dan Taylor, metode kualitatif

adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata

tertulis atau lisan dari orang-orang atau perilaku yang dapat diamati.54 secara

holistik (menyeluruh) dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan

bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode Ilmiah.55

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar

belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial.

Sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran

yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang obyek-obyek tertentu.

Sedangkan jenis pendekatan dalam Penelitian ini adalah menggunakan

kualitatif deskriptif, karena pada dasarnya penelitian ini menggunakan

pendekatan deduktif induktif, yaitu suatu pendekatan yang berangkat dari

suatu kerangka teori, gagasan para ahli, maupun pemahaman peneliti

54
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
hlm 4
55
Ibid, hlm 5
58

berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan untuk memperoleh

kebenaran dalam bentuk dukungan data empiris lapangan.

Berdasarkan pernyataan diatas, maka penelitian ini diarahkan untuk

mengetahui kompetensi pedagogik guru Ilmu Pengetahuan Sosial dalam

mingkatkan prestasi Belajar Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu.

B. Instrumen Penelitian

Salah satu dari sekian banyak karakteristik penelitian kualitatif adalah

manusia sebagai instrumen atau alat. Moleong mengatakan bahwa kedudukan

peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan

perencana, pelaksana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, dan

pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya.56

Imron Arifin mengatakan bahwa manusia sebagai instrumen berarti

peneliti merupakan instrumen kunci (key instrument) guna menangkap makna,

interaksi nilai, dan nilai lokal yang berbeda, di mana hal ini tidak mungkin

diungkapkan lewat kuesioner.57 Namun demikian, instrumen penelitian

kualitatif selain manusia dapat pula digunakan, tetapi fungsinya terbatas

sebagai pendukung tugas peneliti instrumen.58

C. Kehadiran Peneliti

Menurut Moleong, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif

cukup rumit, ia sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, analisis,

56
Lexi J. Moleong, Op. Cit. hlm. 121.
57
Imron Arifin (ed.), Op. Cit., hlm. 5.
58
Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Pedoman Penulisan Skripsi (tk:
t.p., 2006), hlm. 59.
59

penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya. Dalam

penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data. Peneliti harus bisa

mengungkapkan makna dan berinteraksi dengan para informan yang mana hal

ini tidak bisa digantikan dengan angket atau kuisioner.

Oleh karena itu, kehadiran peneliti di lokasi penelitian mutlak

diperlukan. Peneliti sebagai pengumpul data, hendaknya dapat menciptakan

hubungan baik dengan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, Guru Ilmu

Pengetahuan Sosial di kelas VIII dan siswa MTs. Negeri Batu tersebut.

Hubungan baik ini diciptakan sejak tahap awal penelitian sampai penelitian

tersebut selesai. Karena hal ini merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam

penelitian kualitatif.

D. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu yang bertempat di Jalan Pronoyudo- Areng-areng Desa Dadaprejo Kec.

Junrejo Kota Batu 65323 Telpon (0341) 531400, Email :

mtsnegeribatu@gmail.com, Website : http//mtsnegeribatu.co.cc .

E. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data

diperoleh yang terdiri dari sumber data utama (data Primer) dan data sekunder

yang berupa kata-kata, tindakan, data dokumen, data tertulis, dan foto-foto.

Adapun sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah :


60

1. Sumber Data Utama (data primer)

Suber data primer ini diperoleh dari kata-kata dan tindakan orang yang

diamati, orang yang diwawancarai dan observasi yang merupakan sumber data

utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis dan melalui

perekaman tape, pengambilan foto atau film. Adapun sumber data yang

diperoleh dari hasil wawancara adalah sebagai berikut :

a) Kepala Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Bapak H.

Sudirman, S.Pd. MM.

b) PKM Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Bapak Agus

Sholihin, S.Ag

c) Guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu yaitu Bapak Ali Ridlo, S.Pd dan Ibu Anis Maisaroh S.Pd.

d) PKM Kesiswaan Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Bapak Suharto,

S.Pd.

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai

merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan

tertulis atau perekaman video atau audio tapes, pengambilan foto atau film.

Pencatatan sumber utama melalui wawancara atau pengamatan yang

merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan

bertanya. 59

59
Lexy J. Moleong, Op. Cit, hlm. 157
61

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah sumber data di luar kata-kata dan

tindakan, yakni sumber data tertulis yang dari data buku, majalah ilmiah,

sumber data arsip, dan dokumen-dokumen yang ada. Adapun sumber data

yang diperoleh dari hasil dokumentasi meliputi :

a) Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

b) Visi, misi dan tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

c) Struktur organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

d) Struktur kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

e) Sarana dan prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

f) Keadaan guru dan karyawan Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

g) Keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

h) Keadaan orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

i) Kegiatan ekstrakurikuler Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

F. Prosedur Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid dalam penelitian perlu ditentukan

teknik-teknik pengumpulan data yang sesuai yang meliputi :

a. Metode Observasi

Menurut Marzuki metode observasi bisa diartikan sebagai pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang diteliti.60

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang letak geografis,

keadaan geografis, sarana dan prasarana sebagai penunjang pendidikan dan

60
Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII, 2000), hal. 58
62

kegiatan belajar mengajar, keadaan guru dan murid serta pelaksana

kepemimpinan kepala sekolah dalam proses pendidikan.

b. Metode wawancara

Metode wawancara (interview) ini digunakan untuk menguji kebenaran

dan kemantapan suatu data yang telah diperoleh. Metode wawancara menurut

Sutrisno Hadi, yaitu dapat dipandang sebagai metode pengumpulan dengan

jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik serta

berdasarkan kepada tujuan pendidikan.61

Dalam metode ini penulis mengadakan komunikasi secara langsung

dengan responden sebagai pihak yang memberikan keterangan atau informasi.

Dalam hal ini penulis menggunakan interview terpimpin yakni dipersiapkan

pertanyaan yang disesuaikan dengan data yang diperlukan oleh interviewner.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang pewawancara yaitu:

a) Menjalin hubungan baik (rapport) dengan orang yang diwawancarai

b) Melatih kemahiran dan ketangkasan dalam mengajukan pertanyaan

c) Menentukan siapa saja yang akan diwawancarai

d) Mengatur waktu dan tempat wawancara

e) Membuat pedoman wawancara

f) Try out prelimier

g) Checking terhadap kemampuan dan ketelitian jawaban

Dalam metode ini, pewawancara harus bisa menciptakan suasana yang

santai tetapi serius. Artinya, wawancara dilaksanakan dengan serius, tidak

61
Sutrisno Hadi, Metodologi Recearch II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi
UGM, 1978), hal. 193
63

main-main tetapi tidak kaku. Suasana ini penting agar informan mau

menjawab apa saja yang ditanyakan pewawancara dengan juju. Metode

wawancara ini digunakan untuk memperoleh data tentang :

a) Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru Ilmu Pengetahuan Sosial?

dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu ?

b) Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa kelas VIII di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu?

c) Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru Guru Ilmu Pengetahuan

Sosial? dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII di

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu?

c. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara

meneliti terhadap buku-buku, catatan, arsip-arsip tentang suatu masalah yang

ada hubungannya dengan hal-hal yang diteliti. Menurut Suharsini Arikunto

metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variable yang

berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

legger, agenda dan sebagainya.

Metode dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data-data

tertulis tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu yang meliputi, sejarah berdirinya Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu, visi misi dan tujuan, struktur organisasi, struktur
64

kurikulum, Keadaan guru, karyawan, siswa dan orang tua siswa serta

pembagian tugas dalam proses belajar-mengajar.

Selain itu, untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis

menggunakan beberapa metode yang dianggap perlu yaitu:

1. Metode Deduksi

Metode ini merupakan akar pmbahasan yang berangkat dari realitas

yang bersifat umum kepada sebuah pemaknaan yang bersifat khusus.62

Metode ini digunakan untuk menguraikan data dari suatu pendapat yang

bersifat umum kemudian diuraikan manjadi hal-hal yang bersifat khusus.

2. Metode Induksi

Metode ini merupakan alur pembahasan yang berangkat dari realita-

realita yang bersifat khusus atau peristiwa-peristiwa yang konkret kemudian

dari realita-realita yang konkret itu ditarik secara general yang bersifat

umum.63

3. Metode Komparasi

Dengan metode ini dimaksudkan untuk menarik sebuah konklusi

dengan cara membandingkan ide-ide, pendapat-pendapat dan pengertian agar

mengetahui persamaan dari beberapa ide dan sekaligus mengetahui lainnya

kemudian dapat ditarik konklusi.

62
Sutrisno Hadi, Metode Research I (Yogyakarta: Andi Offset, 1987), hlm. 42.
63
Ibid, hlm 43
65

G. Tahap- Tahap Penelitian

1. Tahap Pra Lapangan

Menyusun proposal penelitian Penelitian ini digunakan untuk

meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data

yang diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a. Pengumpulan Data.

Dalam pemgumpulan data ini peneliti mengumpulkan data dengan

cara:

1. Wawancara dengan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

2. Wawancara dengan Waka Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu

3. Wawancara dengan Guru IPS Kelas VIII, Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu

4. Wawancara dengan Guru BK Kesiswaan Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu

5. Observasi langsung dan pengambilan data langsung dari lapangan

6. Menelaah teori-teori yang relevan

b. Mengidentifikasi Data

Data yang sudah terkumpul melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi diidentifikasi untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa

sesuai tujuan yang diinginkan.


66

3. Tahap Akhir Penelitian

a. Menyajikan data dalam bentuk deskripsi

b. Menganalisa data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai


67

BAB IV

PAPARAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

1. Sejarah berdirnya Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu adalah merupakan lembaga

pendidikan lanjutan tingkat pertama yang berciri khas Islam berupaya

menyiapkan generasi yang cerdas dan kompetitif di bidang Iman dan

Taqwa (IMTAQ) serta Ilmu Pengetahuan Teknologi (IPTEK). Untuk

mencapai ke arah tersebut maka dilakukan beberapa kegiatan terencana,

salah satunya dengan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP).

MTs. Negeri Batu berdiri pada tahun pelajaran 2004/2005 atas

himbauan Bapak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batu beserta sebagian

masyarakat Kota Batu bahwa cepat atau lambat Batu perlu Madrasah

Terpadu yang terdiri dari MIN, MTsN dan MAN. Karena MAN sudah

lama berdiri sekarang saatnya merintis MIN dan MTs.N sebagai jawaban

atas kebutuhan masyarakat di Kota Batu.

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu beroperasional sejak tahun

pelajaran 2004/2005 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor

Departemen Agama Propinsi Jawa Timur No:

Kw.13.4/4/PP.03.2/2580/SKP/2004 tanggal 5 November 2004 dengan

nomer statistik madrasah (NSM) : 212357902135.


68

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu ini sebelum berubah statusnya

berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Al Ikhlas yang beralamat

dijalan Sultan Agung no 7 telp. (0341) 512123 Kota Batu, Madrasah ini

diberi nama MTs Persiapan Negeri karena betul-betul dipersiapkan

menjadi MTs. Negeri Kota Batu. Semenjak akhir tahun 2007 sewaktu

masih MTs. Persipan Negeri Batu telah mengikuti proses akreditasi dalam

rangka penjaminan mutu pendidikan dan ditetapkan Madrasah yang

terakreditasi A (sangat baik) berdasarkan keputusan Ketua BAP-S/M Jawa

Timur Nomor : 065/BAP-S/M/TU/XII/2007, tanggal 17 Desember 2007.

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu ini menempati area seluas

kurang lebih 18.000 m2 di jalan Pronoyudo- Areng-areng Desa Dadaprejo

Kec. Junrejo Kota Batu, kawasan ini secara umum merupakan daerah

pegunungan dengan udara yang sejuk dan asri serta lingkungan

masyarakat yang Islami dan sangat mendukung keberadaan Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu, terbukti dari jumlah penerimaan siswa baru

tahun pelajaran 2004/2005 yang mencapai 90 siswa, meningkat pada tahun

pelajaran 2005/2006 yang mencapai 164 siswa, pada tahun pelajaran

2006/2007 menerima siswa baru sebanyak 187 siswa, pada tahun

pelajaran 2007/2008 menerima 162 siswa dari 327 pendaftar dan pada

tahun pelajaran 2008/2009 ini dengan tujuan untuk lebih efektifnya proses

pembelajaran di kelas hanya menerima 166 siswa dari 323 pendaftar.64

64
Hasil Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
69

Pada bulan Maret 2009 Madrasah Tsanawiyah yang berada di

bawah naungan Departemen Agama ini mengalami perubahan Status,

yaitu dari MTs. Persiapan Negeri Batu berubah menjadi MTs Negeri Batu,

hal ini merupakan perubahan yang sangat luar biasa baga lembaga

tersebut. Penegriannya diresmikan pasda tanggal 2 April 2009 oleh kepala

Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Jawa Timur yang

berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor

48 Tahun 2009 tentang penetapan 70 (tujuh puluh). Hal tersebut

merupakan hasil doa dan usaha keras dari kepala sekolah dan guru-guru

MTs. Negeri Batu.(ungkap kepala sekolah)65

2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

a. Visi
Terwujudnya Madrasah yang berkwalitas bidang IMTAQ dan

IPTEK serta berwawasan lingkungan

b. Misi
Menyelenggarakan pendidikan yang unggul dan Berprestasi bidang

IMTAQ dan IPTEK berciri khas Islam serta berwawasan lingkungan

Untuk mewujudkan VISI MTs. N tersebut, maka ditentukan

langkah-langkah strategis yang dinyatakan dalam berikut ini:

1. Menumbuhkembangkan sikap dan amaliah keagamaan Islam, antara

lain; pembiasaan sholat berjamaah, sholat sunnah dan tartil Al-Quran

serta ucapan kalimat thoyyibah

65
H. Sudirman, Kepala Madrasah Tsanawiayah Negeri Batu, Batu : 21 Mei 2009
70

2. Melaksanakan strategi PBM yang berkualitas dan bimbingan siswa

secara efektif guna mendukung peningkatan prestasi.

3. Menumbuhkan semangat keunggulan dan budaya tertib seluruh warga

Madrasah baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

4. Memantapkan kegiatan Ekstra Kurikuler untuk menggali potensi siswa

dibidang Imtaq, Iptek, Seni Budaya dan Olahraga.

5. Menciptakan suasana lingkungan pendidikan dengan fasilitas yang

memadai, bersih, sehat, indah, kondusif dan agamis.

6. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga

Madrasah dan Komite Madrasah.

c. Tujuan

Setelah siswa di didik selama 3 tahun diharapkan :

1. Mampu secara aktif melaksanakan Ibadah Yaumiah dengan benar dan

tertib.

2. Mengenal Lingkungan di masyarakat

3. Mengenal para tokoh yang telah berjasa pada masa dahulu

4. Berakhlaq mulia (Akhlaqul Karimah).

5. Mampu berkomunikasi dengan berbahasa Inggris dan bahasa Arab.

6. Dapat bersaing dan tidak kalah dengan para siswa dari sekolah lain

dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

Dalam suatu lembaga atau instansi organisasi merupakan sebuah

bukti yang sangat autentik untuk mengetahui keberadaan dari sebuah


71

lembaga atau instansi. struktur organisasi sangat diperlukan, begitu juga

dalam dunia pendidikan. Dengan adanya struktur organisasi tersebut orang

lain akan lebih mengetahui keberadaannya baik itu tugas dan hubungan

dari masing-masing personel atau bagian menjadi jelas baik ketua, wakil

ketua hingga pada anggota ataupun sesama anggota. Karena dengen

struktur tersebut antara ketua, wakil ketua dan bawahannya akan lebih

jelas hubungan dan kedudukannya. Adapun struktur organisasi dari

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu yang bertempat di Desa Dadaprejo

Kecamatan Junrejo Kota Batu ini adalah sebagai berikut :66

66
Hasil Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
72

Tabel 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
MTs. NEGERI BATU

KEPALA MADRASAH KOMITE


H. Sudirman, S. Pd.MM Ketua : H. Suhardjito

Ka TATA USAHA
Candra Nurkhalis, S. H

PKM KURIKULUM PKM PKM HUMAS & KOORD. BK


Agus Sholikhin, S. Ag KESISWAAN/TATIB SARPRAS M. Nahrowi
Suharto, S. Pd Drs. Iswanto Pasya, S. Psi

BIRO BIRO SOSIAL dan


KEAGAMAAN KESEJAHTERAAN
Mahfudz, S. Ag Dra. Sunarmi

WALI KELAS

GURU-GURU

SISWA

OSIS

KETERANGAN :

: GARIS INSTRUKSI

: GARIS KOORDINASI
73

4. Data Guru dan karyawan

Tabel 4.2
Data Guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
Tahun Pelajaran 2008-2009

NO Nama Guru L/P Pendidikan Terakhir Jabatan di


sekolah
1 Sudirman, S.Pd L S.1 Matematika Kepala
Madrasah
2 Candra Nurchalish, S. H L S.1 HTN Kepala TU
3 Dra. Sunarmi P S.1 Akuntansi Guru/Biro
Sosial
4 Drs. Suharto L S.1 Olah Raga Gr/PKM
TATIBSI
5 Dra. Titik Hindrayani P S.1 Bhs. Inggris Guru/Wl kls
6 Agus Sholikhin, S.Ag L S.1 PAI PKM
Kurikulum
7 Drs. Mastohari L S.1 PAI Guru
8 Ali Ridho, S.Pd L S.1 Syariah Guru
9 Ninik Alfiana, S.Pd P B Indonesia Guru
10 Mutmainnah, S.Ag P S.1 PAI Guru/Wl Kls
11 Abd. Mu' is, S.Si L S.1 Fisika Guru/Wl Kls
12 Dyah Ambarumi, S.Pd P S.1 Pend IPS Guru/Wl Kls
13 Nur Yayuk Faridah, S.Ag P S.1 P. Bhs Arab Guru/Wl Kls
14 Izzatul Hidayah, S, Hum P S.1 B.Inggris Guru/Wl Kls
15 Nurhayati, S.P P S.1 S.Pertanian Guru/Wl kls
16 Zulia IK, S.Pd P S.1 P. Biologi Guru/Wl Kls
17 Mas Makhin, M.Ag L S.2 Hk.Islam Guru
18 Mahfudz, S.Ag L S.1 Bhs.Arab Guru
19 Fahron Dakka, A. Md L D.3 Informatika Guru
20 Anis Maisaroh, S.Pd P S.1 Pend IPS Guru/Wl Kls
21 Dhian Nofianti A.md P D.3 Bhs Arab Guru
22 Nufi Faridah P S.1 PKN Guru/Wl Kls
23 Mokhamad Suud,ST L S.1 Tehnik Industri Guru/Wl kls
24 Dra. Farida P S.1 Pend Sejarah Guru/Wl kls
25 Drs. Iswanto L S.1 Biologi Guru/PKM
SARPRAS
26 Dra. Siti Maisaroh P S.1 Pend B.Indonesia Guru
27 Dra. Maslahah P S.1 PAI Guru
28 Laili Rahmawati P S.1 MAT Guru
29 Abdul Hadi Harahab,S.Pd L S.1 B Indonesia Guru
74

30 M Nazar Rosidi L S.1 TI Guru


31 M Nahrowi Pasha,S.Psi L S.1 Psikologi Guru
32 Dwi Rahmad Sujianto,S.Pd L S.1 Penjaskes Guru
33 Bagus Amirullah, L S.1 Syariah Guru
34 Umroh Mahfudhoh, S. Si P S.1 Sains Guru
35 Alim Budiansyah, S. Si L S.1 Sains Guru

Tabel 4.3
Data Guru Yang Pegawai Negeri
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
Tahun Pelajaran 2008-2009

Jabatan di
No Nama Guru L/P Pendidikan Terakhir
Sekolah
1 Bambang Setiawan L D-1. Perhotelan Bendahara
2 Indi Astuti P SLTA. A-2 Tata Usaha
3 Agus Lutfiyanto L SLTA. IPS Tata Usaha
4 Rachmatullah Shiddiq L SLTP. PAI Tata Usaha
5 Sugeng Purnomo L S-1 Pjg sekolah
6 Suwandi L SMK. Akuntansi Pesuruh
7 Siti Rochmah P S1. Syariah(hukum) Tata Usaha
8 Titin Andriyani P S1. Pend Bioligi Tata Usaha

Tabel 4.4
Data Guru Mata Pelajaran IPS
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
Tahun Pelajaran 2008-2009

Jabatan di
No Nama Guru L/P Pendidikan Terakhir
Sekolah
1 Ali Ridho, S.Pd L S.1 Syariah Guru
2 Dyah Ambarumi, S.Pd P S.1 Pend IPS Guru/Wl Kls
3 Anis Maisaroh, S.Pd P S.1 Pend IPS Guru/Wl Kls
75

Tabel 4.5
Data Pekerjaan Orang Tua, Siswa dan Guru
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
Tahun Pelajaran 2008-2009

No Pekerjaan Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3


1 2 3 4 5
1 PNS 11 9 6
2 TNI/POLRI 1 8 4
3 Pensiuan - -
4 Karyawan/Swasta 92 59 69
5 Pedagang - 4 13
6 Petani - 12 25
7 Buruh Tani/Bangunan 42 39 38
8 Sopir 3 10 5
9 Guru/Dosen 6 5 7
10 Ojek - 4 3
11 Wiraswasta 19 13 13
12 Nelayan - - -
Total 174 163 183

5. Sistem Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

Sistem Kurikulum Madrasah Tsanawiayah Negeri Batu

berdasarkan pada Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) ini berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam PP tersebut

dikatakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang

pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan

mengacu kepada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan (BSNP). Orientasi penyusunan KTSP Madrasah


76

Tsanawiyah Negeri Batu Negeri Batu mengarah pada visi, misi, dan tujuan

MTs Negeri Batu yang mengacu pada standar nasional pendidikan serta

bermuara pada pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Isi (SI) dan

Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu Negeri Batu dalam mengembangkan

kurikulum selain Standar Nasional lainnya (standar proses, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan).

Melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan inilah Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu melaksanakan program pendidikan khususnya

kegiatan pembelajaran sesuai dengan karakteristik, keberagaman potensi,

dan kebutuhan peserta didik. Penyusunan KTSP ini melibatkan seluruh

warga sekolah dengan berkoordinasi dengan Depag, dan Steakholder.

Sitem Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu ini isinya meliputi :

1. Struktur dan muatan kurikulum.

2. Beban belajar peserta didik.

3. Kalender pendidikan;

4. Silabus, dan

5. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri


Batu dimulai pada tahun pelajaran 2006-2007, hal ini berdasarkan
himbauan dari Departemen Pendidikan Kota Batu, karena pindidikan yang
ada di Kota Batu telah di anggap layak untuk melaksanakan KTSP, baik
77

Pendidikan Dasar, pendidikan menengah hingga hingga pendidikan atas.


Dalam pengelolaan manegemen lembaga tersebut mengacu kepada
Standar Manejemen Pedidikan Nasional, baik standar isi, standar
kelulusan, standar sarana-prasana, dan standar proses.67

6. LANDASAN

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1

ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 32 ayat (1), (2), (3);

Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 37 ayat (1), (2),

(3); Pasal 38 ayat (1), (2).

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan.

Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah Pasal 1 ayat

(5), (13), (14), (15); Pasal 5 ayat (1), (2); Pasal 6 ayat (6); Pasal 7 ayat (1),

(2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); Pasal 8 ayat (1), (2), (3); Pasal 10 ayat (1),

(2), (3); Pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4); Pasal

14 ayat (1), (2), (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5); Pasal 17 ayat (1),

(2); Pasal 18 ayat (1), (2), (3); Pasal 20

c. Standar Isi

SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk

mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

67
Hasil Wawancara dengan Bapak Agus Sholihin, Bagian Kurikulum Madrasah
Tsanawiyah Negeri Batu,
78

Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum,

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) setiap mata

pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan

dasar dan menengah. SI mata pelajaran umum ditetapkan dengan

Kepmendiknas No. 22 Tahun 2006, Sedangkan SI untuk mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab ditetapkan dengan Peraturan

Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008.

d. Standar Kompetensi Lulusan

SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup

sikap, pengetahuan dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan

Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006 untuk mata pelajaran umum.

Sedangkan untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Arab SKL ditetapkan dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2

Tahun 2008.

Tabel 4.6
Rekapitulasi Keadaan Siswa
MTs. Negeri Batu
Tahun 2008/2009

Rekap Kelas Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah
Kelamain
Laki-laki 93 83 88 264
Perempuan 80 80 95 255
Jumlah 173 163 183 519
79

Tabel 4.7
Struktur Kesiswaan
MTs. Negeri Batu

Kepala Madrasah
Ketua
H. Sudirman, S.Pd

PKM Kesiswaan
Wakil Ketua
Suharto, S.Pd

Sekbid I Sekbid II Sekbid III Sekbid IV


Mahfud, S.Ag Suharto, S.Pd Dra. Farida Agus Sholihin,S.Pd

Sekbid V Sekbid VI Sekbid VII Sekbid VIII


Abd Hadi Dra. Farida Dwi Rahmad,S.Pd Dra.S.Maisaroh

Keterangan :

Sekbid I : Ketaqwaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Sekbid II : Kehidupan berbangsa dan bernegara

Sekbid III : Pendidikan pendahuluan bela Negara

Sekbid IV : Kepribadian dan budi pekerti luhur

Sekbid V : Organisasi Pendidikan politik dan kepemimpinan

Sekbid VI : Keterampilan dan kewirausahaan

Sekbid VII : Kesegaran Jasmani dan rohani dengan daya kreasi

Sekbid VIII : Persepsi, Kreasi dan Apersepsi


80

Tabel 4.8
Data Kegiatan Ekstrakurikuler
MTs. Negeri Batu
Tahun 2008/2009

No. Hari Jam Jenis Kegiatan Nama Pembina


1 Selasa 13.30-15.00 Bola Volly Dwi Rahmat
2 Sabtu 13.00-14.00 Sepak Bola Dwi Rahmat
3 Kamis 13.00-14.00 Bola Basket Darmawan, S.Pd
4 Sabtu 13.00-14.00 Tea kwondo Mas Adi
5 Rabu 13.00-14.00 Music Suharto, S.Pd
6 Rabu 13.00-14.00 Paduan suara Dra. Dwi Jahraningram
7 Kamis 13.00-14.00 Pramuka Suardi
8 Jumat 11.30-13.00 Keputrian - Nur Yayuk Farida,S.Ag
- Mutmainnah, S.Ag
- Diyah Ambarumi, S.Pd
- Nur Hayati
9 Rabu 12.30-14.00 Qiroah Ghazali, S.Ag
10 Rabu 13.00-14.00 Pancak Silat Mas Wawan

Selain dari kegiatan ektrakurikuler tersebut, maka juga ada

kegiatan ektrakurikuler yang di pandang sangat penting oleh kepala

sekolah dan semua guru yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu,

sebagai penambahan kegiatan spiritualitas keagamaan bagi siswa, yaitu

kegiatan Shalat Duha Bersama Di Masjid Darul Falah dekat sekolah,

dalam pelaksanaan ini siswa mulai kelas VII sampai kelas IX di haruskan

mengikuti kegitan tersebut setiap pagi, namun pelaksanaan ini di bagi tiap

harinya 3 kelas, dan itu bergantian, dan bagi kelas yang tidak terjadwal

sholat duha di masjid, guru yang masuk kelas harus memandu anak-anak
81

untuk membaca Al-Quran Bersama hingga dapat satu Makro dan setelah

itu, bagi guru yang kebagian jam pertama bisa memulai pelajarannya.

Kegiatan ekstrakurekuler tersebut merupakan penunjang tambahan dari

kegiatan intrakurekuler yang merupakan penyaluran bakat dan minat

siswa-siswi MTs. Negeri Batu, hal tersebut berdasarkan atas inisiatif dari

kepala Madrasah dan seluruh dewan guru MTs. Negeri Batu, dan saya

menekankan kepada siswa dan siswi untuk selalu melaksanakan sangat

shalat Dhuha bersama setiap hari di Masjid Darul Falah dan pembiasaan

membaca ayat suci al-Quran satu makro di kelas setiap harinya

khususnya bagi kelas yang tidak terjadwal shalat Dhuha di Masjid. .68

7. Sarana dan Prasarana Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

Sarana prasarana merupakan alat atau fasilitas yang dapat

menunjang keberhasilan dalam suatu lembaga. Selain menjadi daya tarik

bagi masyarakat juga dapat menjadi motivasi bagi siswa serta seluruh

civitas akademika dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun sarana

prasarana yang dimiliki oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu secara

rinci dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Madrasah Tsanawiyah Negeri tanggal 6 Maret 2009. MTs. Negeri

Batu ini memiliki 13 lokal (tigas belas ruang kelas), 1 (satu) Ruang Kepala

Madrasah, 1 (satu) Ruang Guru, 1 (satu) Ruang TU, 1 (satu) Ruang

Ketrampilan Komputer, 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 (satu)

Gudang, 6 (enam) KM/WC Siswa dan 1 (satu) KM/WC Guru, semuanya

68
Hasil wawancara dengan Bapak Suharto, Kesiswaan MTs. Negeri Batu, taggal 21 Mei
2009
82

dibangun dengan dana yang diperoleh dari Bantuan Imbal Swadaya Asfi

Depag, Bantuan Pemda Kota Batu dan Partisipasi Orang tua / Wali Murid.

B. Upaya Kompetensi Pedagogik Guru IPS Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu

Berhasil tidaknya pendidikan dapat dilihat dari proses belajar

mengajar yang dilakukan. Oleh sebab itu kompetensi pedagogik sangat

berperan penting bagi guru karena terkait dengan pengelolaan pembelajaran

di kelas. Telah kita ketahui bahwasannya kompetensi pedagogik merupakan

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Dan semua guru

khususnya guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

hendaknya memiliki kompetensi pedagogik.

Apabila guru memiliki kompetensi tersebut, maka dia akan menjadi

guru yang profesional dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini

sebagaimana yang dipaparkan oleh bapak H. Sudirman, selaku Kepala

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, dalam wawancaranya dengan peneliti

yang berisi sebagai berikut:

"Kompetensi merupakan hal yang sangat urgen sebagai syarat mutlak bagi
seorang guru. Apabila guru memiliki kompetensi, maka ia akan menjadi
guru yang professional dan yang ahli dalam bidangnya sehingga dapat
mencapai tujuan yang diinginkan oleh guru dalam menerapkan materi di
kelas, apalagi di masa sekarang ini, guru harus benar-benar di tuntut untuk
memiliki kemampuan yang lebih dalam segala hal sesuai dengan tuntutan
menteri Pendidikan Nasional.idealnya guru yang ada di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Batu memilik empat kompetentensi, yaitu Kompetensi
Pedagogik, Professional, Sosial dan kompetensi Pribadi, sedangkan
kompetensi pedagogik sendiri sudah terlaksana walaupun tidak maksimal,
minimal guru yang ada harus menguasai Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar hingga pada Indikatornya, untuk mengembangkannya
guru-guru yang ada di suruh untuk mengikuti workshop dan diklat-diklat di
luar sekolah (ungkap Sudirman Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu).
83

Kompetensi pedagogik perlu dimiliki oleh tiap-tiap guru, apalagi guru IPS,
karena didalamnya memuat berbagai materi, seperti halnya, mata pelajaran
Sejarah, Sosial, Geografi dan Ekonomi, Karena hal ini terkait dengan proses
belajar mengajar (PBM). Dan saya mengharap kepada seluruh lulusan
Serjana untuk dibekali ilmu yang sesuai dengan jurusannya, dan sesuai pada
ahlinya sehingga ketika nanti terjun di masyarakat masih tidak canggung
lagi dan merasa mender karena kurangnya praktek di lapangan 69

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu memilik 13 (tiga belas) ruang

belajar siswa. Kelas VII terdiri dari 4 (empat) ruang belajar, yang guru

pengajar IPS terdiri 1 pengajar yaitu Ibu Anis Maisaroh, S.Pd, sedangkan

Kelas VIII, memiliki 4 (empat) ruang belajar siswa yang tenaga pengajarnya

untuk mata pelajaran IPS terdiri dari 2 (dua) tenaga pengar yaitu Bapak Ali

Ridla, S.Pd dan Ibu Anis Maisaroh, S,Pd. Sedangkan Kelas IX memiliki 5

(lima) ruang belajar siswa yang tenaga pengajarnya terdiri dari 2 guru tenaga

pengajar yaitu, bapak Ali Ridla, S.Pd dan Ibu Dyah Ambarumi, S.Pd. Dari

pengamatan peneliti dapat dilihat bahwa kedua guru pengajar di kelas VIII

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu ini terlah memiliki kompetensi

pedagogik. Untuk Lebih jelasnya tentang uapaya kompetensi pedagogik

yang dimiliki oleh guru IPS Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu akan

diuraikan sebagai berikut :

1. Pemahaman Peserta Didik

Setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan

memiliki kemampuan yang berbeda-beda baik dari segi kompetensinya,

Kreativitas, maupun tingkat pemahaman terhadap materi yang

disampaikan. Oleh karena itu guru harus bisa memahami karakteristik

69
Hasil Wawancara dengan Bapak H. Sudirman, Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri
Batu, tanggal 25 Mei 2009
84

peserta didik agar dalam proses pembelajaran dapat berjalan dengan

lancar. Adapun metode yang digunakan juga harus menyesuaikan

dengan karakteristik peserta didik tersebut. Sebagaimana diungkapkan

oleh Bapak Ali Ridla, S.Pd guru IPS Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

sebagai berikut:

" Dalam menghadapi siswa-siswi yang memiliki krakteristik yang


berbeda-beda dan kemampuannya yang berbeda-beda. Hal ini bisa
diamati ketika proses belajar mengajar dilaksanakan dikelas, Oleh
karena itu, biasanya saya membagi anak-anak menjadi beberapa
kelompok dan di situ terdiri dari anak yang memiliki kemampuan yang
lebih dari temanya yang lain dan ada pula anak yang kemampuanya
rendah disana saya mencampur agar anak yang kemampuanya rndah
terbawa oleh temannya yang memiliki kemampuannya lebih, sehingga
mereka bisa membantu temannya yang kemampuannya rendah. Dalam
pemakaian insrumen di kelas semisalnya saya membawa LCD, Laptop,
atau Gambar-gambar yang sesuai dengan materi yang saya ajarkan
dikelas, saya menyuruh mereka untuk menganalisis dari hasil yang saya
ajarkan, saya mengklasifikasi anak yang terdiri anak yang pinter dan
yang kurang pinter, jadi disana saya mencampurnya, dengan tujuan saya
agar semuanya sama-sama bias70

Hal ini juga di ungkapkan oleh Ibu Anis Maisaroh, S.Pd tenaga

pengar mata pelajaran IPS di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu.

Dalam memberikan materi di kelas, saya tidak berprilaku diskriminatif,


dalam artian ketika ada anak yang kurang memahami terhadap materi
saya, maka saya akan memperhatikan mereka dan mengevaluasi mereka
agar anak didik saya dikelas dapat mengerti semua terhadap apa saya
ajarkan. Metodologi penyampaian pembelajaran saya menyesuaikan
dengan kemampuan anak didik saya dikelas dan saya mengarahkan
mereka secara khusus atau lebih spesifik kepada mereka. Dan juga dalam
penggunaan media atau insrumen belajar saya saya juga menggunalan
LCD sebagai penunjang di kelas setelah itu lalu membagikan anak yang
menjadi beberapa kelompok didalamnya terdiri dari anak yang
bermampuannya tinggi, sedang, dan anak yang kemampuannya rendah,

70
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Ridla, Guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Negeri Batu, 21 Mei 2009
85

dengan tujuan saya agar mereka dapat mengerti semua, satu contoh saya
menyuruh menganalis dari hasil belajar, mereka yang disuruh maju
kedepan tudak hanya anal yang pandai saja, akan tetapi anak yang
kemampuannya rendah disuruh bergabung dengan anak yang padai dan
saya menyuruh mereka maju kedepan 71

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa guru IPS sudah

mampu memahami karakteristik siswa sehingga proses kegiatan belajar

mengajar di kelas dapat berjalan dengan lancar dan siswa mampu

memahami apa yang telah diterangkan oleh guru.

2. Perancangan Pembelajaran di kelas

Perencanaan merupakan penyusunan langkah-langkah yang akan

dilakukan untuk mencapai tujuan dan disusun bersadasarkan kebutuhan

dalam waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan.

Perencenaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan

penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentukan kebijakan, penentuan

program, penentuan metode-metode dan prosedur tertentu. Perancangan

pembelajaran berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran guru di kelas

yang harus mengetahui kebutuhan yang harus dipenuhi, kompetensi yang

harus dicapai siswa serta rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai

panduan dalam mengajar. Dalam pelakasanaan pembelajaran tersebut

terdiri dari guru mata pelajaran menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran sebagai berikut :

a. Menentukan standar kompetensi

b. Menentukan kompetensi dasar

71
Hasil Wawancara dengan Ibu Anis Maisaroh, Guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Negeri Batu, 25 Mei 2009
86

c. Tujuan pembelajaran

d. Metode pembelajaran dan

e. Strategi pembelajaran

Dalam strategi ini guru melakukan langkah-langkah sebagai berkut :

1. Pendahuluan, dalam pendahuluan ini meliputi; Apersepsi, dan

Motivasi Belajar.

2. Kegiatan inti, dalam kegiatan inti ini meliputi; pembagian

kelompok menjadi 10 kelompok di kelas, dalam kelompok tersebut

di minta mendiskusikan materi yang terkait, lalu tiap-tiap

kelompok melaksanakan presntasi kedapan.

3. Bagian penutup, dalam kegiatan penutup ini, siswa diminta

melakukan refleksi tentang materi yang di bahas, menyimpulkan

materi yang di bahas, lalu melakukan post tes supaya anak dapat di

ketahui, apakah materi yang telah diajarkan telah berhasil atau

tidak.

"Setiap awal masuk semester guru harus sudah menyelesaikan silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat analisis Kalender
Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan kelender Pendidikan
Nasional, program semester, dan program tahunan. Terkadang ada
beberapa guru yang belum menyelesaikan dan saya sebagai guru IPS telah
melakukan hal tersebut dan dengan tujuan saya dapat memberi contoh
kepada mereka dengan menyelesaikannya terlebih dahulu dan selama ini
guru IPS rata-rata menyelasaikan hal tersebut sehingga bapak kepala
sekolah menuntut agar guru yang lain harus mencontoh kepada guru IPS
dan dalam menyelesaikannya.72

72
Hasil Wawancara dengan Ibu Anis Maisaroh, Guru IPS Kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Negeri Batu, 25 Mei 2009
87

3. Penggunaan Metode Mengajar

Dalam kegiatan pembelajaran metode merupakan cara melakukan

dalam menyampaikan bahan ajar. Untuk metode yang digunakan juga

harus disesuaikan dengan kondisi peserta didik agar mereka dapat

memahami tentang pelajaran yang sudah diberikan dengan baik.

Sebagaimana dikemukakan oleh Ibu Anis Maisaroh selaku Guru IPS kelas

VIII, yaitu:

Adapun metode-metode pembelajaran yang pernah saya lakukan di

kelas adalah sebagai berikut : 73

a. Studi Pustaka

b. Tanya jawab

c. Penugasan

d. Diskusi kelompok

e. Inquiri

f. Unjuk kerja

"Sebelumnya perlu diketahui saya itu mengajar di kelas VII, 4 (empat)


kelas dan kelas VIII dua kelas. Terkait dengan karakteristik pesertadidik
yang merupakan masa peralihan dari SD ke SMP, maka metode
pembelajaran yang saya lakukan adalah Pakem, yaitu pembelajaran Aktif,
kreatif, dan menyenangkan, misalnya saya sambil bernyanyi, bercerita dan
main game dikelas. Yang terpenting anak bisa senang dengan materi
saya,lalu ketika anak senang saya menyampaikan materi sesuai dengan
tujuan mengajar, hal ini saya mengantisipasi agar anak tidak bosan dalam
mengikuti pelajaran saya dikelas, selain dari itu kadang-kadang saya
membawa mereka belajar di luar kelas. Misalnya dalam pelajaran sejarah
saya menyuruh mereka menceritakan tempat-tempat yang bersejarah
semisalnya candi-candi yang terdekat dengan rumahnya mereka, dalam
penggunakan metode, saya menggunakan metode cerita, kalau mata

73
Hasil dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.
88

pelajaran ekonomi saya suruh mereka mempraktekkan bagaimana


sikapnya seorang penjual dan pembeli di pasar, kalau mata pelajaran
Geografi saya menyuruh menunjukkan garis-garis peta dan suruh
menjelaskan funsi peta, dan kalau mata pelajaran sosial saya menyruruh
siswa untuk mempraktekkan hubungan mayarakat sosial yang ada
dirumahnya. Dengan demikian ternyata anak lebih senang kalau langsung
terjun pada praktek-praktek. Dan alhamdulillah ketiak di evaluasi hasilnya
lebih jauh di bandingkan saya hanya menjelaskan di kelas saja.74

Penyataan di atas dapat pula di ungkapkan oleh Bapak Ali Ridlah

guru IPS kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, Sebagai berikut :

Saya ngajar di kelas VIII 2 kelas dan di kelas IX 2 kelas, dalam metode
saya lebih banyak kepada metode demontrasi, dimana anak didik saya
lebih banyak di lihatkan pada hal-hal yang nyata, di samping itu pula saya
mengajar bagaimana anak didik bisa senang terhadap mata pelajaran saya,
misalnya saya menyuruh mereka bernyanyi, bercerita dan bermain game di
kelas. Dengan tujuan agar mereka belajar santai tapi pasti, artinya mereka
berlajar tidak menoton dikelas. Dan setalah itu sesuai dengan target saya
mereka harus paham dengan apa yang saya ajarkan mereka langsung
disuruh mencari contoh dan di suruh mempraktekkannya, dan alhadulillah
mereka juga senang dengan materi saya.75

Adapun mentode-metode pembelajaran yang pernah saya lakukan

adalah sebagai berikut :76

a. Ceramah bervariasi

b. Diskusi

c. Penugasan

d. Tanya jawab

4. Pelaksanaan Pembelajaran Interaktif

Pelaksanaan Pembelajaran Interaktif adalah pelaksanaan

pembelajaran yang langsung melibatkan siswanya di kelas dimana antara

74
Hasil Wawancara dengan Ibu Anis Maisaroh, Guru IPS Kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Negeri Batu, 25 Mei 2009
75
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Ridla, Guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Negeri Batu, 26 Mei 2009
76
Hasil Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.
89

guru dengan siswa terjadi sebuah interaksi atau dialog antara guru dengan

siswa. sehingga dapat melahirkan pemikiran kritis dan komunikasi. Ada

beberapa cara yang dilakukan guru IPS agar siswanya dapat

berkomunikasi aktif dengan gurunya dikelas. Salah satunya adalah sistem

tanya jawab.

Ketika saya memberikan materi kepada siswa di kelas, dan sudah


menjelaskan materi tersebut di tengah-tengah pelajaran saya memberi
pertanyaan kepada siswa sesuai dengan materi yang di jelaskan. Lalu
mereka disuruh menjawabnya, kita yang di tuju tidak bisa menjawabnya
maka saya melemparkan pertanyaan tersebut kepada temennya yang lain,
dan ketika temennya yang lain bisa menjawabnya dia merasa malu, dengan
adanya rasa yang seperti itu mereka akan berusaha untuk bisa
menjawabnya setelah temannya bisa menjawab pertanyaan tersebut, atau
saya memberikan petanyaan kepada siswa dan temannya di suruh
menjawabnya dan apabila satu kelas tidak ada yang bisa menjawab
pertanyaan dari saya, lalu saya menjawab pertanyaan tersebut dan setelah
itu saya menjelaskannya kembali. Dengan adanya sistem tanya jawab
dapat menjadikan siswa aktif di kelas"77

Sedangkan upaya yang di lakukan oleh Bapak Ali Ridla, guru mata

pelajaran IPS Kelas VIII adalah sebagai berikut :

saya berupaya untuk membagi siswa menjadi beberapa kelompok,


misalanya kelompok A terdiri dari emapt orang dan kelompok B juga
terdiri dari empat orang maka kelompok A disuruh membuat pertanyaan
dan diajukan kekelompok B, lalu kelompok B suruh menjawabnya, dan
juga sebaliknya, dengan adanya metedo tersebut secara otomatis mereka
sudah berkomunikasi secara aktif dikelas dan ketika akhir pelajaran saya
juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dimengerti78"

Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa guru IPS dapat

membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan, aktif dan

77
Hasil Wawancara dengan Ibu Anis Maisaroh, Guru IPS Kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Negeri Batu, 25 Mei 2009
78
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Ridla, Guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Negeri Batu, 26 Mei 2009
90

dialogis dan dengan adanya metode teresebut siswa dapat senang dan tidak

bosan terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dikelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu79.

5. Penggunaan Media Belajar di Kelas

Media pembelajaran merupakan sarana yang pendukung untuk

memudahkan siswa di kelas dalam pencapaian tujuan pembelajaran

apalagi dalam era globalisasi dimana alat reknologi sangat diperlukan

sekali. Oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogic

ini agar mereka mudah mencapai tujuan yang diinginkan.

Keinginan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, memiliki

keinginan besar untuk para guru agar mengusai alat-alat teknologi dan

beliau sangat setuju dengan adanya teknologi pembelajaran karena dengan

adanya teknologi dan media pembelajaran dapat mempermudah guru

dalam menyampaikan pelajaran dan dan siswa juga mudah mengerti dalam

memahami materi, Kepala Madrasah telah berusaha semaksimal mungkin

untuk mendapatkan media pembelajaran. Dalam hal ini, beliau juga

berusaha meningkatkan penguasaan teknologi bagi guru. Sebagaimana

dalam hasil wawancaranya, yaitu:

ketika ada pelatihan guru dan workshop guru, saya selalu


mendelegasikan untuk mengikutinya dengan tujuan agar guru-guru yang
ada disini tidak canggung dengan adanya teknologi canggih, dan mereka
diharapkan dapat mengoprasikannya dengan baik, misalnya dalam
penggunaan Laptop, LCD, dan Internet sebagai alat untuk mengakses
informasi-informasi, saya juga telah menyediakan LCD, Laptop sebagai
alat untuk memudahkan mengajar di kelas, bahkan di ruang guru dapat

79
Hasil Obeservsi di kelas VIII pada hari senin tanggal 25 Mei 2009 jam 09.45-11.05
91

mengakses internet, supaya guru bisa mengakses informasi dari sana


sehingga para sewaktu-waktu mereka dapat menggunakannya80

Namun media tersebut belum bisa dimanfaatkan semaksimal oleh

semua guru, karena masih ada guru yang masih belum bisa

memanfaatkannya, dengan adanya teknologi tersebut, kepala Madrasah

sangat menghimbau kepada guru-guru yang masih belum bisa

memanfaatkannya agar belajar kepada guru-guru yang sudah mahir

dengan teknologi, kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

menginginkan semua guru dapat mamanfaatkannya, agar tidak ketinggalan

zaman, karena zaman kedepan ini akan semakin maju, dan maju.

6. Evaluasi dan Hasil Belajar

Berhasil dan tidaknya suatu pendidikan dalam mencapai tujuannya

dapat dilihat dari evaluasi terhadap out put yang dihasilkan. Dengan

kompetensi yang dimilikinya, maka setiap guru harus mengadakan

evaluasi setelah materi yang diajarkan selesai.

Dalam sekolah dasar ataupun menengah ada yang disebut ulangan

harian, ujian blok, ujian akhir semester dan ujian akhir nasional. Guru IPS

kelas VIII setiap mau mengakhiri pelajaran selalu memberikan evaluasi

terhadap kepada peserta didiknya menggunakan cara yang berbeda beda.

Untuk mengevaluasi dari apa yang telah lakukan, maka saya memberikan

beberapa tugas kepada peserta didik dirumahnya.

80
Hasil Wawancara dengan Bapak H. Sudirman, Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri
Batu pada tanggal 26 Mei 2009
92

"Apabila sudah menyelesaikan materi dikelas maka selalu memberikan


tugas kepada anak didik dan juga ketika sudah sampai 1 bab, dan tiga bab
dengan tujuan supaya anak didik saya bisa memahami dengan baik tentang
materi saya, dan juga supaya anak didik saya bisa belajar denga rajin
dirumahnya.81

7. Sistem Penilaian

Bagi seorang siswa, nilai merupakan sesuatu yang sangat penting,

karena nilai merupakan cermin dari keberhasilan belajar, namun disini

tidak hanya siswa sendiri yang memerlukan cermin keberhasilan belajar,

guru juga diperlukan82.

Penilaian ini dapat di ambil dari

a. Tes tertulis

b. Tes lisan

c. Penugasan (PR)

d. Menjawab pertanyaan

Dalam rangka memasukkan nilai, maka saya membuat rubrik penilaian

seperti cotoh di bawah ini. 83

b. Rubrik Penilaian Diskusi

No. Aspek yang di Nilai Skor Bobot


1. Pembentukan PPKI pada tanggal 1-4

a. Sangat tepat 4
b. Tepat 3
50
c. Kurang tepat 2
d. Tidak tepat 1

81
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Ridla, dan Ibu Anis Maisaroh Guru IPS Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, 26 Mei 2009
82
Hasil Wawancara dengan Bapak Ali Ridla, dan Ibu Anis Maisaroh Guru IPS Kelas VIII
Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, 26 Mei 2009
83
Hasil Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
93

2 Perancang UUD 1945 yang kita 1-4


pakai saat ini

a. Sangat tepat 4
50
b. Tepat 3
c. Kurang tepat 2
d. Tidak tepat 1

C. Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik Guru IPS Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Kompetensi pedagogik merupakan kompetensi yang sangat penting

dan bermanfaat bagi guru kompetensi tersebut harus dimiliki oleh setiap guru.

Semua guru MTs. Negeri Batu dituntut untuk memiliki kemampuan tersebut

khususnya guru mata pelajaran IPS, tujuan dari kompetensi ini guru hendaklah

dapat mengelola pembelajaran di kelas dengan baik agar peserta didik lebih

cepat mengerti dan mudah memahami pelajaran. Dengan kompetensi

pedagogik ini, guru diharapkan dapat membawa siswa memahami pelajaran

dengan mudah menghadapi kesulitan belajar yang dihadapi siswa khususnya

pada mata pelajaran IPS yang mana lebih menanamkan pada pembinaan

mental peserta didik. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Kepala Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu, yaitu:

Kompetensi merupakan modal utama dalam penyampaian materi di kelas,


ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru IPS, yaitu, kompetensi
Profesional, Pedagogik, Sosial, dan kompetensi Pribadi, keempat kompetensi
tersebut masih belum dimiliki 100 % oleh guru IPS, namun untuk kompetensi
pedagogiknya sekitar 75 %, karena sekolah telah menyiapkan beberapa alat
belajar untuk membantu guru dan siswa dalam menjalankan kegiatan belajar
94

mengajar di kelas, dan peralatan tersebut baru saya beli pada awal tahun
2008.84

Dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru mata pelajaran IPS

kelas VIII Madrasah ada Tsanawiyah Negeri Batu ada beberapa aspek yang

mendukungnya, sebagaimana berikut ini :

1. Aspek Internal

a. Penguasaan materi

b. Penguasaan kelas

c. Penggunaan metode

Dari aspek internal, Menurut peneliti, guru IPS di kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu sudah memiliki kompetensi pedagogik sehingga

dengan adanya kompetensi pedagogik ini guru lebih mudah untuk

meningkatkan belajar siswa di kelas, sebagaimana yang telah disebutkan

diatas. Dengan adanya metode atau cara mengajar, siswa kelas VIII merasa

senang, sehingga dalam memahami pelajaran lebih cepat dipahami. Hal ini

dapat dilihat dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Diantaranya yaitu

ketika siswa dikelas langsung diperlihatkan dengan hal-hal kongkrit maka dia

cepat memahami pelajaran. Misalnya ketika guru mengajar sejarah, di sana

diajarakan tentang proklamasi kemerdekaan, guru tidak hanya menceritakan

sekitar kemerdekaan saja, akan tetapi juga memperlihatkan gambar-gambar

para pahlawan kemerdekaan RI, dan juga siswa diperlihatkan Felm tentang

kejadian-kejadian sekitar kemerdekaan Indonesia. Dan misalnya guru

84
Hasil wawancara dengan Bapak H.Sudirman kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu,
pada tanggal 25 Mei 2009
95

menjelaskan tentang pasar, guru jaga langsung menyuruh siswa untuk

mempraktekkan sebagaimana penjual dan pembeli yang terjadi di pasar.

Dengan metode yang seperti itu, telah menguasai kelas sihingga siswa merasa

senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran IPS di kelas.

Dari pernyataan diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa kompetensi

pedagogik guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu memiliki

peranan penting dalam miningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat

dilihat dari kemampuan mereka mengelola pembelajaran mulai dari

memahami karakteristik peserta didik sampai strategi yang digunakan. Guru

IPS juga memanfatkan instrument atau media belajar yang di sediakan oleh

sekolah dan tidak menyia-nyiakan kegiatan-kegiatan yang sekiranya dapat

menunjang terhadap prestasi belajar siswa, baik itu kegiatan intrakurikuler

maupun ekstrakurikuler yang ada di sekolah sebagai penunjang dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas.

2. Aspek eksternal

a. Kualifikasi Guru.

Kualifikasi merupakan kelulusan guru dari seorang guru. Guru

Madrasah Tsanawiyah rata-rata lulusan serjana, bahkan sudah ada yang

lulusan Pasca Serjana, untuk guru mata pelajaran IPS Kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu telah berkualifikasi serjana semua, yaitu Bapak

Ali Ridho, S.Pd. dan Ibu Anis Maisaroh, S.Pd.


96

b. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan acuan yang sangat

penting untuk menyampaikan materi di kelas, karena jika guru tidak

memiliki acuan rencana pelaksanaan pembelajaran dan silabus maka guru

tersebut dalam menyampaikan materinya tidak tercapai tujuannya, dalam

RPP ini sudah jelas akan di bawa kemana siswa di kelas. Rencana

Pelaksanaan di kelas yang di buat oleh Guru IPS meliputi :

1. Standar Kompetensi

2. Kompetensi Dasar

3. Indikator

4. Alokasi waktu

5. Tujuan Pembelajaran

6. Materi Pembelajaran

7. Metode Pembelajaran

8. Langkah-langkah Pembelajaran yang meliputi, bagian awal, bagian

inti, dan bagian penutup.

9. Sumber Bahan atau Refrensi buku

10. Penilaian

c. Silabus Guru.

Silabus nerupajan ancangan pembelajaran yang berisi rencana

bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu sebagai

hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian materi

kurikulum yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan. Silabus


97

merupakan hal yang sangat penting bagi semua guru, silabus ini

merupakan perencanaan selama satu semester untuk menentukan materi

yang akan di sampaikan selama satu semester kedepan. Guru mata pelajarn

IPS telah membuat silabus dimana silabus ini dibuat pada tiap-tiap standar

kompetensi. Silabus ini meliputi :

1. Kompetensi Dasar

2. Indakator Pencapaian

3. Materi Pokok atau uraian materi

4. Pengalaman belajar

5. Alokasi waktu

6. Teknik penilaian

d. Media Pembelajaran guru

Media pembelajaran adalah alat Bantu untuk mempermudah guru

mengajar dan mempermudah siswa dalam memahami pelajaran, guru IPS

kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu dalam menyampaikan

menggunakan media pembelajaran. Seperti halnya papan tulis dan kapur

tulis, peta, dan globe. Lebih dari ini guru juga kadang memakai laptop,

LCD dalam menyampaikan materi.

D. Prestasi Belajar Siswa di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah difahami, namun dengan

demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa

penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi

belajar itu sendiri, ketika membicarakan tentang prestasi belajar maka kita
98

tidak akan terlepas dengan evaluasi. Dan evaluasi inilah selah satu kegiatan

yang menjadi kewajiban bagi setiap guru.

Dalam pengambilan nilai yang dihasilkan oleh siswa kelas VIII

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu secara keseluruhan, dalam hal ini peneliti

langsung mengambil nilai rata-rata dari hasil yang di dapat. Cara menskornya

peneliti menjumlah nilai kesuluruhan lalu di bagi jumlah nilai yang

diperolehnya. Penilaian ini meliputi nilai tagihan, kuis, keterampilan, ulangan,

portofolio, dan ulangan.

Prestasi merupakan suatu hasil yang diinginkan dalam proses

pembelajaran atau hasil nilai yang diperoleh oleh siswa, dan alhamdullah nilai

yang dimiliki oleh siswa kelas VIII pada semester 2 lebih baik hasilnya di

bandingkan semester 1. dan saya beserta guru IPS yang lainnya berupaya

untuk meningkatkan hasil belajar pada semester berikutnya.hal ini bisa di lihat

dari rekapitulasi nilai semester 1 dan 2.85

Tabel 4.9
Hasil nilai rata-rata semester gasal
Tahun Pelajaran 2008/2009

Semester Gasal 2008-2009

Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D

Nilai rata-rata 82,08 80,05 81,05 80,01

85
Hasil wawancara dengan bapak Ali Ridlo dan Ibu Anis Maisaroh, pada hari senin tanggal
26 Mai 2009 guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
99

Tabel 4.9
Hasil nilai rata-rata semester Genap
Tahun Pelajaran 2008/2009

Semester Genap tahun 2008-2009

Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D

Nilai rata-rata 88,09 84,06 82,09 82,02

Dari data di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa siswa-siswi

pada semester gasal memiliki nilai yang kurang baik dibandingkan dengan

semester genap, akan tetapi pada semester genap siswa-siswi memiliki rasa

semangat yang tinggi untuk memperbaiki nilainya, terbukti pada semester

genap ini nilai rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan semester sebelumnya.

Adapun bukti nilai yang diperolehnya dapat dilihat pada lampiran-

lampiran.86

Sedangkan hasil penilaian tersebut meliputi :

a. Penilaian Kognitif siswa, seperti kemampuan siswa dalam memahami

materi di kelas

b. Penilaian Afektif, seperti sikapnya siswa

c. Penilaian Psikomotorik, seperti kemampuan siswa dalam

memperagakan materi di kelas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam meningkat hasil

nilainya adalah sebaga berikut :

86
Hasil Dokumentasi nilai IPS kelas VIII pada Semester Gasal dan Semester Genap
100

1. Faktor Internal

a. Motivasi guru IPS

b. Usaha guru dalam penyampaian materi

c. Keinginan siswa sendiri

2. Faktor Ekternal

a. Lingkungan sekolah

b. Sarana belajar, seperti pemakaian instrumen belajar

c. Dan dukungan dari orang tuanya.

Hal ini, seperti yang di ungkapkan kepala Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu ketika pemberian buku rapor pada semester gasal.

Saya menyampaikan kepada wali murid bahwa sanya hasil nilai yang
diperoleh pada semester gasal sudah cukup baik, akan tetapi saya
menginginkan pada semester berikutnya lebih baik dari semester gasal87

87
Hasil wawancara denga Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu pada tanggal 26 Mei
2009
101

BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pada uraian dalam pembahasan ini, peneliti akan menyajikan uraian

bahasan sesuai dengan temuan dilapangan, sehingga pembahasan ini akan

mengintegrasikan antara temuan yang ada di lapangan dengan teori yang ada.

Dalam penelitin ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif

yaitu peneliti langsung turun langsung kepalangan dalam rangka ingin

mengetahui kasus-kasus yang terjadi di lapangan, baik melalui observasi,

wawancara maupun dokumentasi dari pihak yang mengetahui tentang data

yang dibutuhkan, selanjutnya dari hasil tersebut peneliti mengaitkan dengan

teori yang ada diantaranya adalah sebagai berikut:

E. Upaya Kompetensi Pedagogik Guru IPS Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu

Kompetensi pedagogik Guru merupakan salah satu kompetensi yang

harus dimiliki oleh setiap guru dan dosen dalam tingkat pendidikan baik

pendidikan tingkat pertama hingga pendidikan tingkat tinggi, sedangkan

Kompetensi-kompetensi yang harus dimilikinya adalah tidak hanya

kompetensi pedagogik saja, akan tetapi juga ada kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Sebagaimana diteragkan dalam

UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam pasal 10 ayat I

menegaskan bahwa" Kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang


102

diperoleh melalui pendidikan profesi, keempat kompetensi ini saling

berkaitan.88

Pada saat peneliti melakukan penelitian dan wawancara dengan kepala

Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, ketika ditanyakan tentang kompetensi

pedagogik guru IPS yang ada di sini, H. Sudirman, S.Pd kepala sekolah

mengatakan dan menganjurkan kepada guru-guru agar setiap guru memiliki

kompetensi pedagogik, tidak hanya kepada guru IPS saja, akan tetapi saya

menganjurkan kepada guru-guru yang lain juga, karena hal ini sengat penting

dan bermanfaat bagi guru khususnya guru IPS dalam rangka mendidik dan

mengarahakan muridnya dalam mengambangkan pendidikannya.

Adapun jumlah guru yang ada di Madrasah Tsanawiayah Negeri Batu

ini, berjumlah 35 guru, yang terdiri dari 18 guru laki-laki dan 17 guru

perempuan, mayoritas guru-guru tersebut telah berkualifikasi pada pendidikan

S1, dan ada pula guru yang masih menyelesaikan S2, dan ada pula yang telah

lulus S2. Dari latar belakang pendidikannya dapat di lihat bahwa guru-guru

memiliki kompetensi pedagogik. Karena kompetensi pendagogik ini dapat

pula di peroleh dari pendidikan. Adapun jumlah siswa kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu ini berjumlah 163 siswa dan siswi, yang terdiri dari

83 siswa, dan 80 siswi.

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran, jika seorang guru telah memiliki kempetensi tersebut maka

termasuk guru yang profesional sehingga dapat mencapai tujuan yang

88
Undang-undang 14 tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen; Pasal 10 ayat 1,
103

diinginkan dan dapat mengantarkan atau mengarahkan siswanya untuk

menjadi siswa yang pandai dan paham terhadap fenomina-fenomina global.

Ada enama komponen dalam kompetensi pedagogik yang sudah dimiliki oleh

guru IPS kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, Yaitu :

8. Pemahaman Peserta Didik

Siswa-siswi memiliki krakteristik dan kemampuan yang berbeda-beda,

baik di pandang dari segi kreativitas dan kemampuannya pula berbeda-beda.

Oleh sebab itu guru IPS di Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu memberi tanda

pada absensi yang mereka pegang tentang daftar siswa-siswi yang memiliki

kemampuan tinggi maupun yang memiliki kemampuan rendah. Karena hal ini

juga akan mempengaruhi proses belajar mengajar (PBM) di kelas yang sedang

berlangsung, sehingga tujuan dari kegiatan belajar mengajar dapat tercapai

sesuai dangan tujuannya.

Dalam hal ini Guru di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu

menggunakan beberapa strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik

peserta didik itu sendiri. Misalnya guru membagi anak menjadi beberapa

kelompok yang terdiri dari anak yang aktif dikelas dan anak yang kurang aktif

di kelas sehingga dalam menyampaikan materi dapat sesuai dengan

kemampuan anak dan krakternya masing-masing, dengan demikian anak di

kelas dalam menyerap materi bisa lebih mudah mengerti dan memahami

materi.
104

9. Perancangan Pembelajaran di kelas

Dalam hal perencanaan pembelajaran di kelas, guru Mata Pelajaran

IPS di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu telah merencanakan jauh

sebelumnya baik itu memilih, menetapkan dan mengembangkan metode

pembeljaran sehingga guru harus terlebih dahulu mengetahui kebutuhan yang

harus dipenuhi kompetensi yang ingin dicapai agar sesuai dengan apa yang

diharapkan. Oleh sebab itu guru harus membuat silabus dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) setiap awal masuk semester. Adapun guru

IPS sendiri dalam membuat silabus dan RPP lebih maksimal di badingkan

dengan guru-guru yang lain,sehingga kesiapan mengajarnnya lebih jauh

disiapkan sebelumnya sehingga dalam menghadapi siswa di kelas tinggal

mempraktekkannya.

Sedangkan dalam menghadapi karakteristik dan kemampuan siswa

yang berbeda-beda, ada siswa di kelas yang kelihatannya pandai tapi sikapnya

agak nakal dan ada pula yang nakal tapi kemampuannya rendah, karena kelas

VIII ini merupakan masa peberitas yang pertamakalinya sehingga banyak

siswa yang ingin mencurahkan rasa dan keinginannya atau kata mereka dalam

transisi antara dunia anak-anak dan dewasa sehingga sering timbul goncangan

dan gejolak dalam dirinya. Sehingga guru di kelas VIII lebih memilih metode

bernyanyi, bercerita dan bermain. Prinsip mereka adalah yang penting siswa

senang dulu dalam belajar. Dengan dengan kesengan meraka dalam

mengahadapi pelajaran dikelas guru IPS kelas VIII memberikan meteri yang

sesuai dengan perencanaan sebelumnya.


105

10. Penggunaan Metode Mengajar

Mengajar secara efektif sangat bergantung pada pemilihan dan

penggunaan metode mengajar yang serasi dengan tujuan mengajar, guru yang

telah berpengalaman pada umumnya sudah sependapat, bahwa masalah ini

sangat penting bagi para calon guru karena menyangkut kelancaran tugasnya.

Cara mengajar yang lebih baik ialah mempergunakan kegiatan peserta didik

sendiri secara efektif di kelas merencanakan dan melaksanakan kegiatan-

kegiatan sedemikian rupa secara kontinu dan juga melalui kerja kelompok.

Metode-metode tersebut sangat menuntukan pemahaman peserta didik, karena

tampa adanya strategi atau metode yang di lakukan di kelas, maka siswa

dalam memahami materi akan mengalami kesulitan akan tetapi jika metode

tersebut dapat diterapkan dengan baik dikalas maka siswa dalam memahami

pelajaran akan lebih mudah.89

Metode mengajar yang di lakukan oleh guru IPS Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu adalah sebagi berikut :

g. Studi Pustaka

h. Tanya jawab

i. Penugasan

j. Diskusi kelompok

k. Inquiri

l. Unjuk kerja

m. Ceramah bervariasi

89
W. James Popham dan Eva L. Baker, Teknik Mengajar Secara Sistematis, (Jakarta, Rineka
Cipta: 2005), hlm. 141
106

11. Pelaksanaan Pembelajaran Interaktif

Pelaksanaan Pembelajaran Interaktif adalah pelaksanaan pembelajaran

yang langsung melibatkan siswanya di kelas dimana antara guru dengan siswa

terjadi sebuah komunkasi yang bersifat interaktif atau dialogis antara guru

dengan siswa. sehingga dapat melahirkan pemikiran-pemikiran kritis dan

inuvatif. Dalam mengupayakan seperti tiu guru memiliki beberapa cara yang

dilakukan oleh guru IPS agar siswanya dapat berkomunikasi aktif dengan

gurunya dikelas antara lain adalah :

1. Guru memberikan peluang untuk siswa bertanya

2. Guru bertanya kepada siswa tentang materi yang diajarkan

3. Guru mengelompokkan siswa menjadi beberapa kelompok.

4. Guru menyuruh siswa untuk menjawab petanyaan yang diajukan oleh

temannya.

Selain dari itu, mereka juga langsung mempraktekkan teori yang sudah

dipelajari. Misalnya dalam masalah pasar, guru mengajak langsung

mempraktekkan bagaimana menjadi seorang konsumen dan prosdusen yang

terjadi di pasar. Selain itu, mereka juga langsung mempraktekkan teori yang

sudah dipelajari. Misalnya juga dalam bab sejarah, guru mengajak siswa ke

lab. untuk memperlihatkan felm tentang kejadian kemerdekaan Indonesia. Hal

ini merupakan eksistensi upaya membangkitkan semangat belajar dalam

mengcapai tujuan.
107

12. Penggunaan Media Belajar di Kelas

Pada masa sekarang banyak orang yang mengatakan zaman globalisasi

(modern) dimana zaman globalisasi ini adalah merupakan zaman yang penuh

dengan teknologi canggih. Dalam mengembangkan pendidikan di sekolah

tentunya tidak akan terlepas dengan teknologi pembelajaran. Misalnya dengan

adanya internet, konputer dan media informasi yang lain. Untuk

mengembangkan peserta didik di kelas tentunya guru harus memiliki

kompetensi dalam menggunakan teknologi tersebut, agar tidak ketinggalan

zaman dan informasi.

Keinginan kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, memiliki tikat

untuk semua guru mengikuti pelatihan atau workshop dalam rangka

mengembangkan teknologi, agar mampu menggunakan dan memanfaatkannya

dalam pembelajaran. Di samping itu untuk melengkapi sarana dan prasana

kepala sekolah menyediakan Loptop, LCD, dan jaringan Internet yang ada di

ruang guru, supaya semua guru dapat mengakses informasi-informasi terkini.

Namun tersebut tergantung pada guru masing-masing dalam

menggunakannya.

Adapun guru IPS kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, dalam

mengembangkan teknologi pembelajaran tersebut, masih belum menggunakan

teknologi secara maksimal, akan tetapi dalam penggunaan teknologi tersebut

masih dikata-gorikan jarang untuk digunakannya. Namun ketika guru ingin

memperlihatkan film-film yang terkait dengan materi di kelas atau ingin

menyampaikan powor point yang ingin di berikan, maka guru dapat


108

menggunakannya, itupun guru masih membutuhkan bantuan kepada guru

yang lain yang di anggap bisa mengoprasikannya.

13. Evaluasi dan Hasil Belajar

Evaluasi adalah proses pengukuran atau penilaian. Berhasil dan

tidaknya suatu pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat dari

evaluasi terhadap out put yang dihasilkan. Dengan kompetensi yang

dimilikinya, maka setiap guru harus mengadakan evaluasi setelah materi yang

diajarkan selesai.

Dalam sekolah dasar ataupun menengah ada yang disebut ulangan

harian, ujian blok, ujian akhir semester dan ujian akhir nasional. Guru IPS

kelas VIII setiap mau mengakhiri pelajaran selalu memberikan mengevaluasi

terhadap peserta didiknya menggunakan cara yang berbeda beda. Untuk

mengevaluasi dari apa yang telah lakukan, maka saya memberikan beberapa

tugas kepada peserta didik dirumahnya. Dalam pengevaluasian tersebut

memiliki tujuan, yang di antaranya adalah untuk mengukur kemampuan siswa

dan mengukur hasil dari materi yang telah sampaikan90

Sedangkan hasil belajar merupakan berbagai yang telah dilakukan

selama pembelajaran berlangsung, semisal melakukan tes uraian dan tes

pilihan.

90
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta, Bumi Aksara,1993) hlm 10
109

14. Sistem Penilaian

Dalam sistem penilaian di Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, guru lebih

fakus kepada penilaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penilaian ini

dapat di ambil dari :

e. Tes tertulis

f. Tes lisan

g. Tes Uraian

h. Penugasan (PR)

i. Ekspresi siswa

F. Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik Guru IPS Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Kompetensi pedagogik adalah merupakan sebuah keahlian atau

keterampilan guru dalam mengelola kelas, kompetensi isi sangatlah penting

untuk dimiliki semua guru dalam mengelola pembelajaran di kelas dan juga

sangat bermanfaat bagi guru.91 Guru IPS dituntut untuk memiliki kemampuan

tersebut dalamrangka mengelola pembelajaran di kelas agar peserta didik lebih

cepat mengerti dan mudah memahami pelajaran. Dengan kompetensi

pedagogic ini, guru diharapkan dapat membawa siswa memahami pelajaran

dengan mudah dalam memahami pembelajaran dan dapat mengerti dalam

menghadapi kesulitan belajar yang dihadapi siswa khususnya pada mata

pelajaran IPS yang mana lebih menanamkan pada pembinaan mental peserta

didik. Berkenaan denga kemampuan siswa dan siswi yang berbeda-beda, dan

91
E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2007), Hal.75
110

keahlian yang berbeda-beda, guru harus lebih paham betul dengan kondisi

yang seperti itu. Dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas VIII

bahwa seorang guru harus memimiliki kompetensi pedagogik tersebut.92

Menurut peneliti, guru IPS di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu sudah memiliki kompetensi pedagogik walaupun masih kurang maksimal

dan masih pengayaan yang lebih intensif untuk meningkatkan prestasi dan

belajarnya siswa dan siswi tersebut. sehingga dengan adanya kompetensi

pedagogik ini guru lebih mudah untuk meningkatkan belajar siswa di kelas,

sebagaimana yang telah disebutkan diatas. Dengan adanya metode atau cara

mengajar, siswa kelas VIII merasa senang, sehingga dalam memahami

pelajaran lebih cepat dipahami. Hal ini dapat dilihat dalam proses

pembelajaran yang dilakukan. Diantaranya adalah ketika siswa dikelas

langsung diperlihatkan dengan hal-hal kongkrit atau fenomina-finomina yang

dapat langsung mereka melihatnya, ternyata hasil yang dimilikinya lebih baik

dan cepat dalam memahami pelajaran. Misalnya ketika guru mengajar sejarah,

di sana diajarakan tentang proklamasi kemerdekaan, guru tidak hanya

menceritakan dan manyampaikan materi tentang sekitar proklamasi

kemerdekaan saja, akan tetapi juga siswa diperlihatkan gambar-gambar para

pahlawan kemerdekaan RI, dan juga siswa diperlihatkan Felm tentang

kejadian-kejadian sekitar kemerdekaan Indonesia. dan misalnya ketika guru

menjelaskan tentang pasar, guru jaga langsung menyuruh siswa untuk

mempraktekkan sebagaimana layaknya konsumen dan prosdusen atau penjual

92
Hasil wawancara dengan Bapak H.Sudirman kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu,
pada tanggal 25 Mei 2009
111

dan pembeli yang terjadi di pasar. Dengan metode yang seperti itu, siswa-

siswi merasa senang dan antusias dalam mengikuti pelajaran IPS di kelas.

Ada dua aspek yang yang dimiliki oleh guru mata pelajaran IPS kelas

VIII dalam meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Negeri Batu, aspek tersebut adalah sebagai beririkut :93

3. Aspek Internal

Aspek intenal guru ini meliputi :

a. Penguasaan materi

b. Penguasaan kelas dan,

c. Penggunaan metode

4. Aspek eksternal

Aspek Eksternal guru ini meliputi :

e. Kualifikasi Guru.

f. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru.

g. Silabus Guru.

h. Media Pembelajaran guru

Dari hasil pernyataan dan data diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa

kompetensi pedagogik guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu memiliki peranan penting dalam miningkatkan prestasi belajar siswa. Hal

ini dapat dilihat dari kemampuan mereka dalam mengelola pembelajaran

mulai dari memahami karakteristik peserta didik sampai strategi yang

digunakannya. Guru IPS juga memanfatkan instrument atau media belajar

93
Hasil wawancara dengan H.Sudirman selaku kepala sekolah dan Agus Sholihin seluku WK
kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu, pada tanggal 25 Mei 2009
112

yang di sediakan oleh sekolah dan tidak menyia-nyiakan kegiatan-kegiatan

yang sekiranya dapat menunjang terhadap prestasi belajar siswa, baik itu

kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler yang ada di sekolah, kegitan

tersebut sebagai penunjang dalam meningkatkan prestasi belajar siswa di

kelas. Begitu juga dalam pembiasaan yang di anggap sangat penting oleh

kepala sekolah dan semua guru, yaitu kegiatan ekstrakurikuler, seperti ; shalat

Dhuha bersama setiap hari di Masjid Darul Falah secara bergantian

berdasarkan jadwal yang telah di tentukan dan pembiasaan membaca ayat suci

al-Quran di kelas yang dilakukan secara kotinuitas setiap hari oleh guru dan

siswa di kelas bagi yang tidak terjadwal sholat Dhuha.

G. Prestasi Belajar Siswa di Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

Prestasi belajar sebagai hasil penilaian sudah difahami, namun dengan

demikian untuk mendapatkan pemahaman, perlu juga diketahui, bahwa

penilaian adalah sebagai aktivitas dalam menentukan tinggi rendahnya prestasi

belajar itu sendiri, ketika membicarakan tentang prestasi belajar maka kita

tidak akan terlepas dengan evaluasi. Dan evaluasi inilah selah satu kegiatan

yang menjadi kewajiban bagi setiap guru.

Prestasi merupakan suatu hasil yang diinginkan dalam proses

pembelajaran atau hasil nilai yang diperoleh oleh siswa, dalam hasil penilaian

siswa kelas VIII pada semester genap ini baik hasilnya di bandingkan semester

gasal. Hal tersebut merupakan fenomina yang sangat luar biasa bagi siswa dan

gurunya, karena ketika di lihat dari proses pembelajaran di kelas selama itu
113

berlangsung maka di anggap berhasil di karenakan ada perkembangan yang

signifikan. Hal tersebut dapat di tunjukkan dari data dibawah ini :

Tabel 4.10
Hasil nilai rata-rata semester gasal
Tahun Pelajaran 2008/200994
Semester Gasal 2008-2009

Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D

Nilai rata-rata 82,08 80,05 81,05 80,01

Hasil nilai rata-rata semester Genap95


Tahun Pelajaran 2008/2009

Semester Genap tahun 2008-2009

Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D

Nilai rata-rata 88,09 84,06 82,09 82,02

Hasil penilaian tersebut meliputi :

d. Penilaian Kognitif siswa, seperti kemampuan siswa dalam memahami

materi di kelas

e. Penilaian Afektif, seperti sikapnya siswa

f. Penilaian Psikomotorik, seperti kemampuan siswa dalam

memperagakan materi di kelas.

94
Hasil wawancara dengan bapak Ali Ridlo dan Ibu Anis Maisaroh, pada hari senin tanggal
26 Mai 2009 guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
95
Hasil wawancara dengan bapak Ali Ridlo dan Ibu Anis Maisaroh, pada hari senin tanggal
26 Mai 2009 guru IPS Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu
114

Dari fenomina di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa siswa-siswi

kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu pada semester gasal memiliki

nilai yang kurang baik dibandingkan dengan semester genap, akan tetapi pada

semester genap siswa-siswi memiliki rasa semangat yang tinggi untuk

memperbaiki nilainya, terbukti pada semester genap ini nilai rata-ratanya lebih

tinggi di bangingkan semester sebelumnya, hal ini menunjukkan bahwa tujuan

dari pembelajaran telah tercapai walaupun kurang maksimal.


115

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dan temuan penelitian yang sudah dilakukan serta

rumusan masalah dapat diperoleh kesimpulan bahwasannya:

1. Upaya Kompetensi Pedagogik Guru IPS Madrasah Tsanawiyah Negeri

Batu

Guru Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan (IPS) Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu telah memiliki kompetensi pedagogik walapun masih kurang

maksimal, yaitu seperangkat pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang

harus dimiliki dalam mengelola pembelajaran di kelas. Seperangkat tesebut

meliputi enam komponen ini, antara lain adalah :

15. Pemahaman Peserta Didik

16. Perancangan Pembelajaran di kelas

17. Penggunaan Metode Mangajar

18. Pelaksanaan Pembelajaran Interaktif

19. Evaluasi dan Hasil Belajar

20. Sistem Penilaian

2. Aspek-aspek Kompetensi Pedagogik Guru IPS Dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Siswa Madrasah Tsanawiyah Negeri Batu.

a. Aspek Internal

1. Penguasaan materi
116

2. Penguasaan kelas

3. Penggunaan metode

b. Aspek Ekternal

1. Kualifikasi Guru.

2. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) guru.

3. Silabus Guru.

4. Media Pembelajaran guru

B. Saran-Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang Kompetensi Pedagogik Guru IPS

kelas VIII Dalam meningkatkan prestasi belajar di Madrasah Tsanawiyah

Negeri Batu, maka peneliti menyampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi Kepala Sekolah

Kepala sekolah hendaknya terus menerus mengadakan peningkatan

terhadap kompetensi pedagogik guru dan dapat mempertahankan lembaga

yang sudah baik menjadi lebih maju lagi dengan memberi dukungan dan

motivasi kepada guru dan siswanya.

2. Bagi lembaga pendidikan

Hendaknya menambah refrensi buku di perpustakaan tentang buku-

buku yang terkait dengan buku mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

sehingga guru dan siswa lebih ngemar membaca buku-buku di perpustakaan.

Dan juga menambah media pembelajaran yang sekiranya sangat di butuhkan

oleh guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.


117

3. Bagi Guru Mata Pelajaran IPS.

Dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial guru hendaknya lebih

maksimalkan lagi dalam mengembangkan prestasi peserta didiknya dengan

mengembangkan kompetensi pedagogik yang dimikinya, dan juga dalam

mengelola pembelajaran di kelas lebih kreatif, inovatif dan inspiratif sehingga

dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa kelas VIII lebih baik kedepan.


118

DAFTAR PUSTAKA

Ametembun, N. 1986. Administrasi Pendidikan: Teori, Riset, dan Praktik.


Bandung: IKIP Bandung

Baker, Eva L. 2005. Teknik Mengajar secara sistematis, Jakarta : Rineka Cipata,

Barnadib, Sutari Imam. 1982. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis.


Yogyakarta:FIP IKIP.

Djamarh Bahri Saiful 1994. Prestasi Belajar & Kompertensi Guru :Surabaya-
Indonesia.

Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. 2006. Pedoman


Penulisan Skripsi. tk: t.p.

Hamalik Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar, Bandung :

Junaedi Mahfud, .Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan


Implementasinya di Madrasah, : Jogjakarta.

Khaeruddin H. 2007.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Konsep dan


Implementasinya di Madrasah : Jogjakarta.

Kasiram Moh., 2008, Metodelogi Penelitian, Malang: UIN Press.

Moleong, Lexy J. 2006 Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Mulyasa, E. 2007, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung, PT.


Remaja Rosdakarya.

Majid-abdul, 2006. Perencanaan Pembelajaran (mengembangkan standar


kompetensi guru) : Bandung

Nurdin Syaifuddin, H.. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum (Jakarta:


PT. Intermasa, 2002)

Popham, James, W. 2005. Teknik Mengajar secara sistematis, Jakarta : Rineka


Cipata.

Sanjaya, Wina, 2007 Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses


pendidikan, Jakarta, kencana
119

Sukmadinata Syoadih Nana 2006 Metode Penelitian Pendidikan Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya Offset

Sudjana Nana 2005 Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar : Bandung

Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, Tentang guru dan
Dosen
Usman Basyiruddin, M. Guru Profesional & Implementasi Kurikulum (Jakarta:
PT. Intermasa, 2002)

Yamin Martinis, 2006 Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta :


Gaung persada press.

Yamin Martinis H. 2006 Sertifikasi Prosfesi Keguruan di Indonesia, Jakarta :


Gaung persada press.

Anda mungkin juga menyukai