Anda di halaman 1dari 144

PENINGKATAN MORAL KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII

MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER IMTAQ


(IMAN DAN TAQWA) DI SMP NEGERI 13 MALANG

SKRIPSI

Oleh:
Zahrotul Mufidah
06110024

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
April 2010
PENINGKATAN MORAL KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII
MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER IMTAQ
(IMAN DAN TAQWA) DI SMP NEGERI 13 MALANG

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN)


Maulana Malik Ibrahin Malang Untuk memenuhi salah satu persyaratan
guna memperoleh gelar strata satu sarjana pendidikan islam (S.Pd.i)

Oleh:
Zahrotul Mufidah
06110024

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
April 2010
PENINGKATAN MORAL KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII
MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER IMTAQ
(IMAN DAN TAQWA) DI SMP NEGERI 13 MALANG

SKRIPSI

Oleh :
Zahrotul Mufidah
06110024

Telah disetujui
pada tanggal 3 April 2010
Oleh:
Dosen Pembimbing

Dr. H. M. Mujab, M. Th
NIP. 19661121 200212 1 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Drs. Moh. Padil, M.Ag


NIP. 19651205 199403 1 003
PENINGKATAN MORAL KEAGAMAAN SISWA KELAS VIII
MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER IMTAQ
(IMAN DAN TAQWA) DI SMP NEGERI 13 MALANG

SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Zahrotul Mufidah (06110024)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
19 April 2010 dengan nilai B+
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
pada tanggal: 19 April 2010

Panitia Ujian Tanda Tangan

Ketua Sidang
Dr. H.M. Mujab, M.Th :________________________________
NIP. 19661121 20012 1 001

Sekretaris Sidang
Samsul Ulum, M.Ag :________________________________
NIP. 19720806200003 1 001

Pembimbing,
Dr. H. M. Mujab, M.Th :________________________________
NIP. 19661121 200212 1 001

Penguji Utama
Drs. H. Suaib.H. M. M.Ag :________________________________
NIP. 19571231198603 1 028

Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang

Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 19620507 199503 1 001
MOTTO

∩⊇∠∪ É=≈t6ø9F{$# ’Í<'ρé'‾≈tƒ Èβθà)¨?$#uρ 4 3“uθø)−G9$# ÏŠ#¨“9$# uŽöyz €χÎ*sù (#ρߊ¨ρt“s?uρ 3


.......................... Berbekallah, dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah
takwa[124] dan bertakwalah kepada-Ku Hai orang-orang yang berakal. (QS.
Albaqarah: 197)1

ãΝä3Î/ ÏNù'tƒ (#θçΡθä3s? $tΒ tør& 4 ÏN≡uŽöy‚ø9$# (#θà)Î7tFó™$$sù ( $pκŽÏj9uθãΒ uθèδ îπyγô_Íρ 9e≅ä3Ï9uρ

∩⊇⊆∇∪ ֍ƒÏ‰s% &óx« Èe≅ä. 4’n?tã ©!$# ¨βÎ) 4 $—èŠÏϑy_ ª!$#

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap


kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja
kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat).
Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-baqarah: 148)2

1
Departemen agama RI, Al-qur`an dan terjemahanya, Al- jumanatul Ali,(Bandung, CV penerbit J-
ART 2005) hlm. 32
2
ibid, hlm. 24
HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan buat beliau- beliau yang telah membantu saya
selama belajar ditingkat dasar sampai perguruan tinggi, khususnya dalam
penyelesaian skripsi ini.

Ayahanda (M. Asy`ari) dan ibunda (Khusnul Hana)


Yang telah mendidik dengan kasih sayang yang tak terhingga, dan yang
telah memberikan dukungan moril, materil dan juga spirituil mulai saya ada
dalam kandungan sampai menyelesaikan pendidikan di jenjang perguruan
tinggi.

Keluarga besar (mbah Syahid) dan (mbah Musti`Anah)


Dan keluarga besar (mbah solihan. Alm) dan (mbah ngatmani): om kholis,
akhi, dan adik- adik ku tersayang: nazila, khoiron, rosyidah, dan fauzan
yang telah memberikan dukungan baik moral, materi maupun spiritual pada
saya sihingga saya dapat menyelesaikan pendidikan sampai perguruan
tinggi.

Guru- Guruku mulai yang mengajar mulai dari buaian Ibu sampai
sekarang: khususnya Abah Prof. Dr. Kiai. H. Achmad Mudlor. SH
sekeluarga, ning Isma sekeluarga, serta dosen- dosen UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang terutama dosen pembimbing Dr. H. M. Mujab, M.Th yang
telah memberikan cahaya kehidupan melewati berbagai macam ilmunya
pada saya.

Sahabat- sahabatku dipesantren Luhur Malang yang selalu memberikan


semangat sampai skripsi ini dapat terselesaikan: akhi, eni, nora, mbk umi,
anif, lilim Dan lainya, Sahabat- sahabatku mantan pengurus BEMF
Tarbiyah, sahabat- sahabatku di seni religius dan sahabat- sahabatku PMII
Condrodimuko yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, mereka adalah
sahabat yang telah memberikan ilmu dan juga pengalaman baru bagiku.
Semoga bermanfaat sampai kapanpun.

Bagi Seluruh pencari dan pecinta ilmu, yang tak pernah lelah dalam
belajar dan mengkaji. Semoga Allah mengangkat derajat kita dengan ilmu
yang kita miliki.

AMIN
Dr. H. M. Mujab, M.Th
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

NOTA DINAS PEMBIMBING

Hal : Skripsi Zahrotul Mufidah Malang, 3 April 2010


Lamp. : 5 (Lima) Eksemplar

Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
Di
Malang
Assalamu`alaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini:
Nama : Zahrotul Mufidah
NIM : 06110024
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul Skripsi : Peningkakan Moral Keagamaan Siswa Kelas VIII
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman
Dan Taqwa) Di SMP Negeri 13 Malang.

Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.

Demikian, mohon dimaklumi adanya.


Wassalamu`alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr. H. M. Mujab, M.Th


NIP. 19661121 200212 1 001
SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.

Malang, 3 April 2010

Zahrotul Mufidah
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, alloh telah memberikan pertolongan-Nya sehingga skripsi


ini dapat terselesaikan. Sholatulloh wasalamuhu semoga tetap mengalir
keharibaan beliau baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita
untuk sampai ketitik ridlo illahi yaitu ajaran agama islam. Selanjutnya, penulis
mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat langsung
maupun tidak langsung dalam terselesaikannya skripsi ini, di antara mereka
adalah:

1. Bapak ( M. Asy`ari) dan ibu (chusnul chana) tercinta yang selalu


memberikan dukungan moril maupun materiil selama mununtut ilmu dari
awal hingga akhir. Dan juga Adik- adik tersayang nazila, khoiron,
rosyidah, fauzan yang selalu memberikan dukungan dan motivasi
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku rektor UIN Maulana Malik
Ibrahim Malang.
3. Bapak Dr. H. M. Zainuddin, MA. selaku dekan Fakultas Tarbiyah UIN
Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Bapak Drs. Moh. Padil, M.Ag, selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
5. Bapak Dr. H. M. Mujab, M.Th. selaku dosen pembimbing yang telah
mencurahkan semua pikiran dan waktunya untuk memberikan arahan dan
bimbingan bagi penulisan skripsi ini.
6. Semua guru-guruku, dosen-dosenku khususnya abah Prof. Dr. Kiai.H
ahmad mudlor.SH dan juga Ning Isma sekeluarga sekeluarga yang selama
ini memberikan ilmunya untuk kecerahan masa depanku dunia akhirat.
7. keluarga besar bani Syahid dan keluaraga besar mbah Sholihan (alm),
yang telah memberikan dukungan moril maupun spirituil dalam studiku.
8. seluruh sahabat- sahabatku pesantren luhur: akhi, PMII Condrodimuko,
Seni Religius, mantan dan juga pengurus BEM F Tarbiyah, dan teman^
temanku sejurusan PAI yang selalu memberikan pengalaman, ilmu dan
juga motivasi.
Sebagai manusia yang tak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari
penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi diri penulis dan pembaca. Amin

Malang, 5 April 2010

Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Garis besar program kegiatan ekstrakurikuler

Tabel 2 : Jadwal kegiatan ekstrakurikuler

Tabel 3 : Materi kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ

Tabel 4 : Program kerja ekstrakurikuler IMTAQ

Tabel 5 : presensi kelompok kelas A IMTAQ


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………..i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………..ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………iii

HALAMAN MOTTO………………………………………………………….iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….v

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING……………………………..…vi

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………………vii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………viii

DAFTAR TABEL………………………………………………………………x

DAFTAR ISI…………………………………………………………………...xi

ABSTRAK………………………………………………………………………xv

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................5

C. Tujuan Penelitian.................................................................................6

D. Manfaat Penelitian...............................................................................6

E. Ruang Lingkup Penelitian....................................................................7

F. Definisi Operasional.............................................................................8

G. Sistematika Pembahasan......................................................................8

BAB II KAJIAN TEORI…………………………………………………........11

A. Pembahasan Tentang Moral Keagamaan……………………………11

1. Pengertian tentang moral keagamaan............................................11

2. Teori Agama Dan Moral Menurut Kant........................................14


3. Kriteria Moral Yang Benar Menurut Pandangan Islam...............16

4. Pendidikan Moral.........................................................................19

5. Tahap- Tahap Perkembangan Moral............................................29

6. ciri khas perkembangan moral......................................................32

B. Pembahasan Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler………………….…33

1. Kedudukan Ekstrakurikuler Dalam Kurikulum KTSP.................33

2. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler............................................35

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler………………………………...36

4. Tujuan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler………………..…36

5. Jenis Dan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler……………….38

6. Prinsip- Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler……………………….39

7. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler…………………………..40

8. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler…………………………..53

9. Evaluasi Dan Pengawasam Kegiatan Ekstrakurikuler…………..54

C. Pembahasan Tentang IMTAQ (Iman dan Taqwa)…………………..55

1. Hakikat Iman…………………………………………………….56

2. Hakikat Taqwa …………………………………………………..62

BAB III. METODE PENELITIAN……………………………………………66

A. Pendekatan Penelitian...................................................................66

B. Subjek Penelitian ..........................................................................67

C. Kehadiran peneliti..........................................................................67

D. Sumber Data...................................................................................68

E. Prosedur Pengambilan Data...........................................................69


F. Analisa Data..................................................................................72

G. Pemeriksaan Keabsahan Data........................................................73

BAB IV. LAPORAN HASIL PENELITIAN…………………………………77

A. Paparan Data……………………………………………………..77

1. Sejarah Berdiri Dan Pengembangan SMP Negeri13 Malang..77

2. Visi Dan Misi SMP Negeri 13 Malang………………………78

3. Daftar Guru Dan Karyawan SMP Negeri 13 Malang………..80

4. Prestasi Yang Diraih SMP Negeri 13 Malang……………….80

5. Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 13 Malang………………81

6. Denah Ruang SMP Negeri 13 Malang……………………….82

B. Paparan Hasil Penelitian………………………………………....83

1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ

(Iman Dan Taqwa) di SMP Negeri 13 Malang……… …..…83

2. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ

(Iman Dan Taqwa) di SMP Negeri 13 Malang…..…………..92

3. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ

(Iman Dan Taqwa) di SMP Negeri 13 Malang……………..104

BAB V. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN…………………………..109

BAB VI PENUTUP……………………………………………………………116

A. Kesimpulan........................................................................................116

B. Saran..................................................................................................118

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran- lampiran
ABSTRAK

Zahrotul Mufidah, 2010. `` Peningkatan moral keagamaan siswa kelas


VIII melalui kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP
Negeri 13 Malang,`` Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Dosen pembimbing Dr. H. M.
Mujab, M.Th.

Kata Kunci : Moral Keagamaan Siswa, Kegiatan Ekstrakurikuler


Upaya meningkatkan moral keagamaan siswa pada hakikatnya tidak
sekedar mengarahkan peserta didik pada aspek kognitif saja, akan tetapi pada
aspek afektif dan juga aspek psiko,motoriknya. Berkenaan dengan meningkatnya
moral keagamaan siswa, kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ merupakan salah satu
kegiatan yang sangat mendukung untuk memberikan materi keagamaan yang
akan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa sehingga akan meningkatkan
moral keagamaan siswa. Berdasar pada informasi dan persoalan ini, maka dalam
penulisan skripsi ini penulis mempunyai tujuan dilakukanya penelitian ini,
diantaranya adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ di SMP Negeri 13 Malang.
Penelitian yang penulis lakukan ini adalah termasuk dalam penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Dengan metode pengumpulan data penulis
menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan untuk
analisisnya penulis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu berupa
data- data yang tertulis atau dari lisan orang, dan pengamatan ketempat lokasi
secara langsung sehingga dalam hal ini penulis berupaya mengadakan penelitian
yang bersifat menggambarkan secara menyeluruh tentang keadaan yang
sebenarnya. Selain itu, untuk mendukung uraian dari keadaan yang sebenarnya
ada di lapangan, disini penulis sertakan dokumentasi yang lengkap dan penguat
data penelitian.
Hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat disampaikan bahwasanya
peningkatan moral keagamaan siswa kelas VIII melalui kegiatan ekstrakurikuler
IMTAQ di SMP Negeri 13 Malang dapat dikatakan baik, artinya apa yang
direncanakan dan dilaksanakanya sudah sesuia dan sudah dapat berjalan dengan
baik. Sehingga hasil dari evaluasinya adalah dapat meningkatkan keimanan dan
ketaqwaan siswa sehingga akan menjadikan moral keagamaan yang luhur. Hal ini
dibuktikan dengan siswa yang telah mengaplikasikan moral keagamaan yang baik
dalam kehidupan sehari- hari, khususnya di lingkungan sekolah.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena yang paling merebak di kalangan para remaja saat ini adalah

menurunya moral keagamaan, seperti penggunaan narkotika, tawuran pelajar,

pornografi, perkosaan, merusak milik orang lain, perampasan, penipuan,

pengguguran kandungan, penganiayaan, pembunuhan dan lainya sudah

menjadi masalah sosial yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara tuntas,

sehingga akibat yang ditimbulkan cukup serius dan tidak dapat lagi dianggap

sebagai suatu persoalan yang sederhana.

Banyak orang beranggapan bahwa kondisi diatas diduga bermula dari

apa yang dihasilkan oleh dunia pendidikan. Pada dasarnya pendidikanlah yang

paling besar memberikan kontribusi terhadap situasi ini. Mereka yang telah

melewati sistem pendidikan selama ini mulai dari pendidikan dalam keluarga,

lingkungn sekitar, dan pendidikan sekolah kurang memiliki kemampuan

mengelola konflik dan kekacauan, sehingga anak- anak dan remaja selalu

menjadi korban konflik dan kekacauan.

Di lingkungan sekolah, terjadinya penyimpangan- penyimpangan moral

remaja tersebut tidak dapat hanya menjadi tanggung jawab Guru agama, tetapi

juga merupakan tanggung jawab seluruh Guru yang mengajar di sekolah. Jika

hanya dibebankan pada Guru agama, maka moralitas yang akan tumbuh hanya

sebatas hafalan terhadap doktrin- doktrin agama. Pengetahuan tentang doktrin-

doktrin agama tidak menjamin tumbuhnya moralitas yang dapat diandalkan.


Siswa dikatakan bermoral jika mereka memiliki kesadaran moral yaitu

dapat menilai hal- hal yang baik dan buruk, hal- hal yang boleh dilakukan dan

hal- hal yang tidak boleh dilakukan. Serta hal- hal yang etis dan tidak etis.

Remaja yang bermoral dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau

penalaran moralnya serta pada prilakunya yang baik dan benar serta sesuai

dengan etika.3

Demikian juga pada siswa yang telah terbina keagamaanya, maka akan

terwujud pada satu perilaku yang baik yang sesuai dengan norma Islam. Jika

siswa yang tidak terbina keagamaanya, maka akan keluar dari batasan- batasan

agama. Karena salah satu tujuan keagamaan siswa adalah supaya siswa dapat

mengaplikasikan dan merealisasikan terhadap perilaku yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

Keberhasilan dalam pendidikan siswa, pada dasarnya tidak akan

terlepas dari usaha dan kreativitas seorang guru, selain itu juga adanya sistem/

metode yang erat hubunganya dengan proses belajar mengajar (PBM) juga

diperlukan motivasi/ dorongan dari guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan

yang diharapkan.4

Menurut Suharsimi Arikunto, seorang guru sebagai pihak yang

bertanggung jawab terhadap pendidikan anak di sekolah dituntut untuk berlaku

terampil dan kreatif, agar anak bertambah pengetahuan, yaitu guru dituntut

untuk menyediakan waktu diluar jam resmi yang telah ditentukan oleh

pemerintah yang sering disebut oleh kegiatan ekstra kurikuler. Penyediaan


3
Asri Budiningsih, pembelajaran moral, berpijak pada karakteristik siswa dan budayanya,
(Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004) Hlm. 1-5.
4
Suryosubroto, proses belajar mengajar di sekolah. (Jakarta. Rineka Cipta:1997)
waktu ini sungguh sangat berharga bagi perkembangan pribadi anak. Utamanya

dalam menyerap ilmu pengetahuan guna menunjang prestasi maupun usaha

memahamkan siswa dalam mata pelajaran tertentu.5

Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah

ekstra kurikuler IMTQ (iman dan taqwa), yang mana kegiatan ini dimaksudkan

disamping untuk menambah jam pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

hanya terdapat dua jam pelajaran, kegiatan ini juga dimaksudkan sebagai

sarana perbaikan moral keagamaan bag siswa. Karena dirasa siswa kurang

mendapatkan materi keagamaan, maka akan sangat perlu dibimbing untuk

membentuk aspek afektif yang mencakup moral keagamaan mereka. Karena

setelah penulis observasi, ternyata lokasi SMP Negeri 13 Malang berada di

dekat kota, dekat pusat perbelanjaan, terpenuhinya fasilitas- fasilitas siswa

seperti hand pone, internet dan lainya.disamping itu, menjalankan ibadahpun

mereka laksanakan dengan sesukanya, artinya seperti sholat, mengaji dan

menambah pengetahuan agamanya sangant kurang, Hal ini secara tidak

langsung akan dapat mempengaruhi jiwa keagamaan mereka. Karena jika

siswa dapat berbadah dengan baik, dan bersedia mendalami lmu agama,

sangatlah mustahil jika siswa tidak mempunya moral keagamaan. Seperti

dalam firman Allah surat Al-angkabut ayat 45, yaitu:

Ç∅tã 4‘sS÷Ζs? nο4θn=¢Á9$# āχÎ) ( nο4θn=¢Á9$# ÉΟÏ%r&uρ É=≈tGÅ3ø9$# š∅ÏΒ y7ø‹s9Î) zÇrρé& !$tΒ ã≅ø?$#

∩⊆∈∪ tβθãèoΨóÁs? $tΒ ÞΟn=÷ètƒ ª!$#uρ 3 çŽt9ò2r& «!$# ãø.Ï%s!uρ 3 ̍s3Ζßϑø9$#uρ Ï!$t±ósx"ø9$#
Artinya: Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al

5
Suharsimi arikunto, dasar- dasar evaluasi pendidikan (Yogyakarta, Bumi Aksara, 1993)
Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-angkabut.45)6

Dari uraian diatas, dapat dikatakan bahwa siswa SMP Negeri 13

Malang mengalami problem perkembangan moral keagamaa dan juga problem

pendidikan. Karena agama sebagi pengontrol dan penengah antar pendidikan

dan fenomena moral keagaman. melalui kegiatan ekstra kurikuler IMTAQ

(iman dan taqwa) inilah jiwa siswa dapat terbina dengan baik dan setelah

pembinaan itu berhasil akan terbentuk perilaku seperti yang dikatakan Zakiyah

Darajat:

Agama memberikan bimbingan hidup dari yang sekecil-kecilnya

sampai kepada yang sebesar-besarnya mulai dari hidup pribadi, keluarga,

masyarakat dan hubungan dengan Allah, bahkan dengan alam semesta dan

makhluk hidup lain. Jika bimbingan-bimbingan tersebut dijalankan betul-betul

akan terjaminlah kebahagiaan dan ketentraman batin dalam hidup ini tiada

saling sengketa, adu domba, tiada kecurugaan dalam pergaulan. Hidup aman,

damai dan sayang menyayangi antar satu sama lain.7

Dari uraian Zakiyah Darajat di atas dapat kami simpulkan bahwa

dengan keagamaan dan jiwa yang kuat, maka dimanapun, kapanpun kita akan

merasakan ketenangan. Segala kejahatan nafsu akan terkontrol dengan baik,

sehingga akan muncul perilaku moral keagamaan yang baik. Karena

6
Departemen agama RI, Al- qur`an dan terjemahanya, aljumanatul ali, (bandung, CV penerbit J-
ART 2005) hlm. 402.
7
Zakiyah Darajat, Peran Agama Dalam Kesehatan Mental,( Jakarta, Gunung Agung, 1995),
Hlm.59.
bagaimanapun, agama dapat menjadikan dasar kepribadian manusia yang

luhur.

Selain itu pendidikan juga ditekankan untuk mencerdaskan Bangsa

serta menjunjung tinggi derajat dan martabat manusia dan bangsa, yang dalam

pandangan Al-Qur’an dikenal dengan khoirun ummah. Karena itu pendidikan

mempunyai tantangan yang cukup berat serta harus memiliki nilai tambah agar

dapat memberikan kesejahteraan kehidupan dunia akhirat. Selain itu juga harus

dapat memberikan perilaku yang membangun yaitu manusia yang kreatif,

produktif dan dinamis, efektif dan efisien. Namun pendidikan juga dapat

mengembangkan sikap kearifan, yaitu sikap yang mampu memahami makna

kehidupan bersama, memahami keagamaan untuk membangun masyarkat,

bangsa dan negara. Karena itu dalam prosposal skripsi ini penulis mengambil

judul Peningkatan Moral Keagamaan Siswa Kelas VIII Melalui Kegiatan

Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Di SMP Negeri 13 Malang.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas dapat

dirumuskan beberapa masalah yang menjadi pokok kajian dalam penelitian

ini, diantaranya adalah:

1. Bagaimana perencanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan

taqwa) di SMP Negeri 13 Malang?

2. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan

taqwa) di SMP Negeri 13 Malang?


3. Bagaimana evaluasi kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di

SMP Negeri 13 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang hendak dikaji tersebut maka penelitian

ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengidentifikasi perencanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

(iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang

2. Untuk mengidentifikasi pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

(iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang

3. Untuk mengidentifikasi evaluasi kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman

dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang

D. Manfaat Penelitian

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

(iman dan taqwa) dalam meningkatkan moral keagamaan siswa.

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan masukan atau bahan

pertimbangan bagi keprofesionalisasian guru- guru dalam kegiatan belajar

mengajar, khususnya bagi guru- guru ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan

taqwa).

2. Dan penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih yang positif bagi

sekolah yang diteliti, bagi masyarakat, bagi pemerintah yang tidak henti-
hentinya melakukan pembaharuan terhadap dunia pendidikan untuk

menjadi lebih baik, dan khususnya bermanfaat bagi peneliti sendiri.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Didalam penelitian ini, ruang lingkup yang akan dikaji yaitu:

1. Perencanaan, Pelaksanaan dan evaluasi kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

(iman dan taqwa) dalam meningkatkan moral keagamaan siswa kelas VIII

SMP Negeri 13 Malang.

2. Moral keagamaan siswa yang dimaksudkan adalah bagaimana keadaan

moral keagamaan siswa ketika siswa berada di lingkungan Sekolah.

3. Moral keagamaan siswa yang dimaksud disini adalah bagaimana sikap

siswa kepada para guru dan juga temanya di sekolah, bagaimana bacaan

al-qur`an siswa, bagaimana siswa dalam menjalankan sholat khususnya

sholat dhuha dan sholat dhuhur di sekolah.

F. Definisi Operational

1. Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler: Suatu kegiatan yang berada di luar program yang

tertulis di kurikuler.8 Jadi ekstrakurikuler yang dimaksud adalah suatu

kegiatan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran sekolah.

2. Moral Keagamaan

Moral: budi- bahasa yang tinggi.9 Jika menurut kamus lengkap

8
C. Rumpak, dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 849
bahasa indonesia, moral adalah ajaran baik buruk perbuatan dan kelakuan,

akhlak, kewajiban dan sebagainya.

Keagamaan: pada dasarnya berasal dari kata agama yang artinya

adalah sistem, prinsip kepercayaan kepada tuhan dengan ajaran kebaktian

dan kewajiban- kewajiban yang telah bertalian dengan kepercayaan itu.

Sedangkan keagamaan adalah yang berhubungan dengan agama.10 Jadi

moral keagamaan yang kami maksud adalah sikap dan perilaku manusia

yang sesuai dengan nilai- nilai agama islam.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan

mengenai sistem penulisan yang terdiri dari beberapa bagian dan tiap bab

terdiri dari beberapa sub, yaitu sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan, bab ini memberikan gambaran secara global tentang

pembahasan yang mencakup latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup

penelitian, definisi operasional, dan sistematika pembahasan.

BAB II: Kajian teori, bab ini membahas tentang berbagai teori-teori yang

berhubungan dengan pembahasan, yaitu pertama moral

keagamaan siswa, pengertian tentang moral keagamaan siswa,

teori agama dan moral menurut Kant, kriteria moral yang benar

9
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry. Kamus Praktis Ilmiah Populer (Surabaya: Arikola,
1994), hlm.483.

10
Dessy anwar, op.cit. hlm. 18
menurut pandangan islam, pendidikan moral, tahap- tahap

perkembangan moral, dan ciri khas perkembangn moral. Kajian

tentang kegiatan ekstrakurikuler yang mencakup tentang

kedudukan ekstrakurikuler dalam kurikulum KTSP, pengertian

kegiatan ekstrakurikuler, fungsi kegiatan ekstrakurikuler, tujuan

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler, jenis dan pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler, prinsip- prinsip kegiatan ekstrakurikuler,

perencanaan kegiatan ekstrakurikuler, pelaksanaaan

ekstrakurikuler, evaluasi kegiatan ekstrakurikuler. Dan hakikat

keimanan dan ketaqwaan.

BAB III: Metode penelitian, bab ini berisikan tentang pendekatan penelitian,

subyek penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, prosedur

pengumpulan data, analisis data, pemeriksaan keabsahan data.

BAB IV: Laporan data penelitian, bab ini membahas laporan hasil penelitian

tentang peningkatan moral keagamaan siswa kelas VIII melalui

kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP

Negeri 13 Malang

BAB V: Pembahasan hasil penelitian, bab ini membahas tentang hasil

penelitian, yaitu tentang perencanaan kegiatan ekstrakurikuler

IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang,

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa)

di SMP Negeri 13 Malang, evaluasi kegiatan ekstrakurikuler

IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang


BAB VI : Penutup, bab ini berisi tentang kesimpulan yang memuat hal-hal

yang pokok dari keseluruhan isi pembahasan dan saran sebagai

masukan kepada berbagai pihak khususnya pihak sekolah SMP

Negeri 13 Malang.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pembahasan Tentang Moral Keagamaan

1. Pengertian Tentang Moral Keagamaan

Menurut Lillie, kata moral berasal dari kata mores yang berasal dari

bahasa latin yang artinya tata cara dalam kehidupan atau adat- istiadat.

Dalam kamus bahasa indonesia kata moral diartikan sebagai ajaran baik

buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan

sebagainya. Pada ajaran islam memiliki persepsi yang khas tentang moral,

terutama jika dikaitkan dengan eksistensi manusia sebagai ahsani taqwim

(sebaik- baik bentuk), serta makhluk yang dimuliakan oleh Khaliq. Manusia

dibekali potensi pengetahuan untuk membedakan perilaku baik dan buruk.

Kesadaran moralnya tumbuh secara bertahap seiring dengan perkembangan

berpikir, perasaan baik buruk dalam pribadi manusia, dan lainya.

Menurut kamus lengkap bahasa indonesia keagamaan berasal dari kata

agama, yang mana agama artinya adalah sistim, prinsip kepercayaan kepada

tuhan dengan ajaran kebaktian dan kewajiban- kewajiban yang telah bertalian

dengan kepercayaan itu. Sedangkan keagamaan adalah suatu hal yang

berhubungan dengan agama.11 Jadi dari sini dapat kami tarik kesimpulan

bahwa moral keagamaan adalah ajaran baik- buruk suatu perbuatan atau

akhlak manusia yang berhubungan dengan agama.

Ada pula yang menyatakan bahwa pencarian makna agama bukanlah

11
Rumpak, op. cit . hlm. 849
suatu hal yang mudah apalagi membuat definisi yang dapat menampung

semua persoalan esensial yang terkandung dalam agama. Abdussalam

mendefinisikan agama sebagai suatu sistem nilai yang diakui dan diyakini

kebenaranya, dan merupakan jalan ke arah keselamatan hidup, sebagai suatu

sistem nilai, agama mengandung persoalan- persoalan, pokok, yaitu tata

keyakinan, tata peribadatan, dan tata aturan.

Dari pengertian diatas dapat disilmpulakn bahwa agama adalah suatu

pandangan yang mencakup berbagai kepercayaan yang lahir melalui ide,

pikiran atau gagasan manusia baik dalam bentuk budaya maupun agama.

Agama yang paling mendasar adalah keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan

supranatural, zat yang maha mutlak di luar kehidupan manusia mengandung

tata peribadatan atau ritual yaitu tingkah laku dan perbuatan- perbuatan yang

berhubungan dengan zat yang diyakinin sebagai konsekwensi dari keyakinan

akan keberadaanya, dan mengandung tata aturan, kaidah- kaidah atau norma-

norma yang mengatur hubungan manusia dengan manusia, atau manusia

dengan lingkunganya sesuia dengan keyakinanya.

Dari pengertian diatas juga dapat ditarik kesimpulan bahwa moral

keagamaan adalah sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntunan agama

islam. Pada dasarnya seorang muslim yang masuk ke dalam agama islam

secara menyeluruh mengandung makna, bahwa mukmin tersebut seluruh

hidup dan kehidupanya tunduk dan patuh pada ajaran agama islam. sikap dan

perilakunya sesuai dengan tutunan agama islam, yang mana hal ini telah
tertuang dalam firman allah dalam surat al-mukmin ayat 1-11.12

Èθøó‾=9$# Çtã öΝèδ tÏ%©!$#uρ ∩⊄∪ tβθãèϱ≈yz öΝÍκÍEŸξ|¹ ’Îû öΝèδ tÏ%©!$# ∩⊇∪ tβθãΖÏΒ÷σßϑø9$# yxn=øùr& ô‰s%

tβθÝàÏ"≈ym öΝÎγÅ_ρãà"Ï9 öΝèδ tÏ%©!$#uρ ∩⊆∪ tβθè=Ïè≈sù Íο4θx.¨“=Ï9 öΝèδ tÏ%©!$#uρ ∩⊂∪ šχθàÊ̍÷èãΒ

4xötGö/$# Çyϑsù ∩∉∪ šÏΒθè=tΒ çŽöxî öΝåκ¨ΞÎ*sù öΝåκß]≈yϑ÷ƒr& ôMs3n=tΒ $tΒ ÷ρr& öΝÎγÅ_≡uρø—r& #’n?tã āωÎ) ∩∈∪

∩∇∪ tβθãã≡u‘ öΝÏδωôγtãuρ öΝÎγÏF≈oΨ≈tΒL{ öΝèδ tÏ%©!$#uρ ∩∠∪ tβρߊ$yèø9$# ãΝèδ y7Í×‾≈s9'ρé'sù y7Ï9≡sŒ u!#u‘uρ

tβθèO̍tƒ šÏ%©!$# ∩⊇⊃∪ tβθèOÍ‘≡uθø9$# ãΝèδ y7Í×‾≈s9'ρé& ∩∪ tβθÝtàÏù$ptä† öΝÍκÌE≡uθn=|¹ 4’n?tã ö/ãφ tÏ%©!$#uρ

∩⊇⊇∪ tβρà$Î#≈yz $pκŽÏù öΝèδ }¨÷ρyŠöÏ"ø9$#


:

Artinya: (1) Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (2)


(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya (3)Dan orang-orang
yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,
(4)Dan orang-orang yang menunaikan zakat, (5)Dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, (6)Kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak
yang mereka miliki, Maka Sesungguhnya mereka dalam hal Ini tiada terceIa.
(7)Barangsiapa mencari yang di balik itu, Maka mereka Itulah orang-orang
yang melampaui batas. (8)Dan orang-orang yang memelihara amanat-
amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (9)Dan orang-orang yang
memelihara sembahyangnya. (10)Mereka Itulah orang-orang yang akan
mewarisi, (11)(yakni) yang akan mewarisi syurga Firdaus. mereka kekal di
dalamnya. (QS. Al- mukmin; 1-11)13

Peran agama dalam hidup dan kehidupan manusia sangat penting

karena pada dasarnya manusia memilki keinginan yang sangat esensial dalam

jiwa, berupa keinginan yang sangat esensial dalam jiwa, berupa keinginan

selalu mencari sesuatu yang berbeda di luar dirinya, yang ideal, yang dapat

memahami hatinya. Segala sesuatu yang hidup di muka bumi ini baik

12
Mawardi Lubis, evaluasi pendidikan nilai, pengembangan moral keagamaan mahasiswa
PTIAIN, (Yogyakarta, pustaka belajar, 2008) hlm. 10 dan 28- 30
13
Departemen Agama RI, Op. Cit. 2005. hlm. 343
manusia, hewan, maupun tumbuhan senantiasa ingin hidup dan setiap orang

mempunyai keinginan untuk memuja dan mengagungkan sesuatu dengan

kematangan jiwa manusia berusaha untuk mencari makna terdalam dari hidup,

disamping itu, keinginan yang paling mendasar bagi setiap makhluk adalah

kebahagiaan dan ketentraman.

2. Teori Agama dan Moral Menurut Kant

Menurut kant, tujuan moral adalah kebaikan tertinggi. Kebaikan

tertinggi yang dimaksudkan disini adalah kebahagiaan yang sempurna, bukan

kebahagiaan yang empiris seperti halnya kesenangan,kesehatan, kekuasaan

dan lainya. Akan tetapi kata tujuan disini harus diartikan sebagai arah

kemana perbuatan harus dijuruskan. Kant juga menyatakan bahwa kebaikan

tertinggi itu tidak pernah terealisasikan secara sempurna karena adanya suatu

kejahatan. Dengan demikian tujuan tersebut wajib dikejar dengan perbuatan

moral.

Dari pernyataan diatas, kant berpendapat bahwa agar kebaikan moral

manusia dengan kebahagiaan sempurna dapat terealisasikan, maka harus

menerima tiga postulat yang diantaranya adalah: kebebasan kehendak,

immortalitas jiwa dan adanya Allah. Akan mustahil sekali jika suatu

kewajiban moral tanpa kebebasan kehendak, bahkan berkat kebebasan

kehendaklah kepribadian bis berbuat demikian. Sedangkan immortalitas jiwa

mengakibatkan bahwa manusia sebagai pelaku tindakan moral bisa mencapai

summun bukmun yang tidak mungkin dicapainya di sunia ini. Dan akhirnya
tuntutan mutlak tentang hidup moral yang baik akan tidak memuaskan dan

tidak efektif bila tidak ada ganjaran yang adil dan bijaksana bagi yang baik

dan yang jahat. Nasib yang sama bagi orang yang jahat dan orang baik

tentunya tidak sesuai dengan rasa keadilan kita. Maka dari itu harus ada

pribadi yang maha adil yaitu Allah yang dapat menciptakan kebahagiaan

sempurna dan menyediakanya bagi manusia yang baik dihari kemudian.Dari

tiga postulat diatas, menurut kant tidak bisa dibuktikan, tetapi hanya

merupakan kepercayaan saja yang berdasarkan pada budi praktis.

Istilah agama kerap kali dipakai kant dalam arti biasa untuk

menunjuk pada pranata sosial yang partikultural dan kepercayaan pada yang

illahi. Kant juga berpendapat bahwa moralitas mengarah kepada agama

melalui pemehaman mengenai kebaikan tertinggi. Yang mana penjelasan

kant mengenai kebaikan tertinggi adalah:

Allah adalah yang sempurna secara moral.


Maka kehendak dan perintahnya adalah sempurna secara moral.

Dari pernyataan diatas, bahwa tujuan moral adalah kebaikan tertinggi,

maka dari itu jika ingin mencapai tujuan itu harus menyelaraskan diri dengan

kehendak dan perintah Allah secara sempurna secara moral. Dengan adanya

penyelarasan inilah kita mengakui kewajiban kita dalam menjalankan

perintah Allah.14

Tidak bisa disangkal lagi bahwa agama mempunyai hubungan yang

erat dengan moral. Dalam praktek kehidupan sehari- hari motivasi kita yang

14
lili tjahjadi, hukum moral, ajaran immanuel kant tentang etika dan imperatif katagoris,
(yogyakarta, kanisius, 1991) hlm. 55-57
terkuat dan yang terpenting bagi perilaku moral adalah agama. Misalkan

setiap ada pertanyaan mengapa perbuatan itu tidak boleh dilakukan? Hampir

semua jawabanya adalah karena agama melarangnya atau perbuatan tersebut

bertentangan dengan kehendak tuhan.

Contoh konkritnya misalnya adalah masalah moral yang aktual

seperti hubungan seksualitas sebelum perkawinan dan masalah moral lain

mengenai seksualitas. Menghadapi masalah- masalah itu banyak orang yang

mengambil sikap (aku ini orang beragama dan agamaku melarang melakukan

perbuatan itu, aku akan merasa berdosa bila melakukan hal semacam itu)

dengan itu masalahnya sudah selesai. Cara bagaimana kita harus hidup,

memang biasanya kita tentukan berdasarkan keyakinan keagamaan.15

3. Kriteria Moral Yang Benar Menurut Pendangan Islam

Menurut pandangan islam, kriteria moral yang benar itu diantaranya

adalah:

a. Memandang Martabat Manusia

Rosululloh telah bersabdah bahwa beliau diutus ke muka bumi ini

untuk menyempurnakan martabat dan derajat manusia. Pada masa

Rosululloh, banyak sahabat yang bertanya pada sahabat Ali, tentang apa

saja sifat yang telah diwariskan rosululloh pada umatnya, sahabat Ali

menjawab: a`lim, bersuka hati, toleran, berterima kasih, sabar, murah hati,

berani, mempunyai rasa harga diri, bermoral, berterus terang dan jujur.

15
K. Bertens, etika, (jakarta, PT gramedia pustaka utama, 2002) hlm. 35.
Memiliki rasa harga diri artinya adalah kapan saja dia bekerja

untuk kepentinganya dan untuk memenuhi kebutuhanya, dia harus

memperhitungkan segala sesuatu yang yang sekiranya bisa memalukan

dan merendahkan posisinya, seperti tidak konsisten dengan martabatnya

sebagai manusia, dan mempertimbangkan segala tindakan yang bisa

mengembangankan kematangan spiritualnya, dan mengangkat posisinya

agar bisa dibanggakan.

Dengan demikian kita mengetahui bahwa rasa harga diri adalah

perasaan sejati manusia. Kita akan merasa senang jika kita dapat

memberikan amal, bertindak toleran, sederhana, tekun dan lainya.

Sedangkan sifat munafik, sombong, iri hati dan lainya akan menghina diri

sendiri bila dilakukanya. Yang kesemuanya merupakan perasaan batin kita

sendiri, tanpa terikat pada ajaran atau kebiasaan dan tradisi yang ada pada

masyarakat tertentu. Islam mengutuk keras sifat- sifat jelek seperti itu dan

melarang keras mengembangkanya.

Beberapa sifat yang baik seperti halnya merendahkan hati dalam

pengertian menghormati orang lain dan mengakui prestasi mereka dan

dalam pengertian memalukan diri sendiri untuk tunduk pada kekuatan,

juga merupakan sifat yang mulia dan sesuai dengan mertabat manusia.

Kualitas seperti ini dipunyai oleh mereka yang selalu bisa mengendalikan

diri dan tidak egois dan dengan realistis mengakui hal- hal baik dalam diri

orang lain dan menghormatinya. Sifat- sifat mulia tersebutlah yang

membentuk landasan karekter yang mulia adalah bagian dari norma-


norma moral islam yang tinggi.

b. Mendekatkan Manusia Kepada Allah

Sifat- sifat mulia yang telah disebutkan diataslah yang akan

mendekatkan manusia pada Allah. Dengan demikian manusia harus

memiliki dan mengembangkan sifat- sifat tersebut apabila kita akan

membahas sifat- sifat Allah dan sebaliknya. Dia maha mengetahui, maha

kuasa dan maha kompeten. Semua tindakanya telah diperhitungkannya

baik- baik. Dia maha adil, maha pengasih dan penyayang. Semua

merasakan karunianya. Dia menyukai kebenaran dan membenci

keburukan. Dan seterusnya dan seterusnya.

Manusia dekat dengan Allah sesuai dengan kualitas- kualitas yang

dimiliki. Jika sifat- sifat tersebut mendarah daging dalam dirinya dan

menjadi pelengkapnya, bisa dikatakan bahwa dia telah mendapatkan nilai-

nilai moral islam.

Orang- orang islam terlepas dari keuntungan dan kerugian yang

didapatkan dari tindakan dan kebiasaanya, selalu mampu untuk

mengetahui apakah tindakan atau sifat tertentu akan menjaga martabat

kemanusiaannya dan apakah akan membantunya dalam mendekatkan diri

kepada Allah. Dia menganggap bahwa yang diinginkan adalah segala

tindakan yang akan mengangkat martabat manusia mendekatkan dirinya

kepada Allah. Demikian pula dia akan enggan dan menghindarkan diri dari

segala tindakan yang akan merusak martabat manusia dan memperlemah

hubungan dengan Allah. Dia menyadari bahwa perhatianya terhadap kedua


kriteria tersebut secara otomatis akan membangkitkan gairah dan

berantusias untuk berkarya dengan sadar untuk kepentinganya dan

kepentingan manusia secara luas.16

4. Pendidikan Moral

Di dalam bukunya Nurul zuhriah dinyatakan bahwa pendidikan moral

pada intinya adalah selalu berusaha untuk mengembangkan pola perilaku

seseorang sesuai dengan kehendak masyarakatnya. Kehendak ini berwujud

moralitas atau kesusilaan yang berisi nilai- nilai dan kehidupan yang berada

dalam masyarakat. Karena menyangkut dua aspek yang diantaranya adalah

nilai- nilai dan kehidupan nyata, maka dari itu pendidikan moral lebih

banyak membahas masalah dilema ( seperti makan buah simalakama) yang

berguna untuk mengambil keputusan moral yang terbaik bagi diri dan

masyarakatnya.17

Pendidikan moral sudah sangat lama dipermasalahkan, dimulai dari

pernyataan Meno yang terkenal itu kepada sokrates yang berbunyi sebagai

berikut:

Apakah moral itu bisa diajarkan? Atau hanya bisa dicapai melalui
praktik kehidupan sehari- hari? Seandainya melalui praktik tidak bisa
dicapai, apakah nilai moral bisa dicapai secara alamiah atau dengan cara
lain?

Pernyataan Meno diatas sampai sekarang masih diperdebatkan

16
Muslim Nurdin dkk, moral dan kognisi islam, buku teks agama islam untuk perguruan tinggi
umum, (Bandung, CV Alfabeta, 1993) hlm. 212-214
17
Nurul zuriah, pendidkan moral dan budi pekerti dalam perspektif perubahan, menggagas
platform pendidikan budi pekerti secara kontekstual dan futuristik, (jakarta, bumu aksara, 2007)
hlm. 19-25
terutama dikalangan ahli psikologi dan filsafat moral, dimana pernyataan

tersebut pada sekarang ini dirumuskan sebagai berikut:

Apakah pendidikan moral diartikan pendidikan tentang moral? Atau


apakah moral yang dimaksudkan agar manusia belajar menjadi manusia yang
bermoral?

Pendidikan moral yang diambil disini adalah agar manusia menjadi

manusia yang bermoral, yang mana akan dijabarkan dibawah ini:

a. Pengertian Pendidikan Moral

Berdasarkan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam

GBHN dan tujuan kelembagaan sekolah serta tujuan pendidikan moral

yang diberikan pada tingkat sekolah dan perguruan tinggi, maka

pendidikan moral dapat dirumuskan sebagai berikut: pendidikan moral

adalah suatu program pendidikan (sekolah dan luar sekolah) yang

mengorganisasikan dan menyederhanakan sumber- sumber moral dan

disajikan dengan memperhatikan pertimbangan psikologis untuk tujuan

pendidikan.

Menurut para ahli pendidikan moral, jika tujuan pendidikan moral

akan mengarahkan seseorang menjadi bermoral, yang terpenting adalah

bagaimana membuat seseorang itu agar dapat menyesuaikan diri dengan

tujuan hidup bemasyarakat. Oleh karena itu dalam tahap awal perlu

dilakukan pengondisian moral dan latihan moral untuk pembiasaan.

Pembiasaan moral ini tidak hanya terbatas pada lingkungan

sekolah yang dilakukan oleh guru saja, melainkan pembiasaan moral ini

dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Tiga
lingkungan yang amat kondusif untuk melaksanakan pembiasaan moral ini

diantaranya yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat.

Diantara ketiga lingkungan diatas jika merujuk pada Dobbert dan

Winkler (1985), lingkungan keluarga merupakan faktor dominan yang

efektif dan terpenting dalam pembiasaan moral. Yang mana di dalam

keluarga akan lebih mendukung terjadinya proses identifikasi,

internalisasi, panutan, dan reproduksi langsung dari nilai-nilai moral yang

hendak ditanamkan sebagai pola orientasi dari kehidupan keluarga.

Hal yang tidak kalah penting dalam pendidikan moral yaitu, harus

ditanamkanya pembiasaan moral sejak anak masih kecil dengan jalan

membiasakan mereka kepada peraturan-peraturan dan sifat-sifat yang baik,

serta adil. Sifat-sifat tersebut tidak akan dapat difahami oleh anak-anak,

kecuali dengan pengalaman langsung yang dirasakan akibatnya dan dari

contoh orang tua dalam kehidupannya sehari-hari.18

b. Penyusunan Isi Pendidikan Moral

Berdasarkan arti pendidikan moral yaitu untuk menjadikan

seseorang bermoral, maka isi pendidikan merupakan pilihan yang

beranggapan paling tepat untuk mengantarkan seseorang hidup

bermasyarakat. Jika bahan pendidikan yang diperkirakan tidak sesuai

dengan tujan moral, maka tidak dimasukkan pada kurikulum yang dibahas.

kalaupun terpaksa dimasukkan maka dinamakan dengan closed areas yaitu

18
pendidikan moral (Http:// WWW, Asian brain.com, diakses tanggal 7 maret 2010)
bahan pelajaran yang tabu dan sekret untuk dibicarakan, seperti yang

berkenaan dengan masalah ras, polotik, kesukuan, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu pilihan isi pelajaran harus tersaring dan terseleksi secara

ketat, yaitu bahan pelajaran yang sudah masuk dalam apa yang dimaksud

dengan public culture.

Bahan pelajaran yang sudah dianggap sesuai dan dapat diterima

oleh semua golongan, kemudian dirangkailah pokok- pokok isi pendidikan

moral sebagai pedoman umum dalam pendidikan moral. Serangkaian

pokok isi pendidikan moral ini dianggap sebagai persyaratan objektif dari

negara sebagai organisasi puncak yang bertugas memelihara dan membina

moral agar bisa memelihara tujuan hidup yang sudah ditetapkan.

c. Metode Dalam Pendidik Moral Anak

Metode dalam pendidikan moral hendaknya memperhatikan

psikologis agar dapat menjamin tingkat keberhasilan tujuan pendidikan.

Dalam hal ini untuk mencapai internalisasi moral, hendaknya pada tahap

permulaan dikembangkan pengkondisian dan latihan moral agar terjadi

internalisasi. Jika bahan pendidikan moral disampaikan dengan baik dan

menarik, walaupun hanya dengan teknik ceramah, hal tersebut juga akan

mengahasilkan internalisasi. Begitu juga sebaliknya jika penalaran moral

dan penyajian pendidikan moral disampaikan dengan langkah- langkah

berfikir ilmuan sosial, maka hanya akan menimbulkan kegaduhan saja.

Diantara metode dalam pendidikan moral diantaranya adalah:


1. Metode Teladan

Di dalam Al-Qur’an dengan tegas telah menandaskan

pentingnya contoh teladan dalam pendidikan moral, diantaranya Allah

telah menyuruh kita mempelajari tindak tanduk Rasulullah Saw. dalam

QS. Al-Ahzab : 21 yang berbunyi :

tx.sŒuρ tÅzFψ$# tΠöθu‹ø9$#uρ ©!$# (#θã_ötƒ tβ%x. yϑÏj9 ×πuΖ|¡ym îοuθó™é& «!$# ÉΑθß™u‘ ’Îû öΝä3s9 tβ%x. ô ô‰s)©9

∩⊄⊇∪ #ZŽÏVx. ©!$#

Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri


teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.( QS. Al-Ahzab : 21)
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa teladan yang baik dari orang

tua dibutuhkan pada hal-hal berikut :

1) Konsekuen dalam melaksanakan sikap terpuji dan akhlak mulia karena

satu kali saja berbuat salah di depan anak, maka terhapuslah semua yang

baik di matanya.

2) Sebagian besar akhlak yang terpuji didapati anak dari contoh dan teladan

orang tuanya dan juga gurunya. Sifat dermawan, berani, amanah,

menghormati orang lain, dll adalah sifat yang didapat anak dari sikap

orang tua dan gurunya yang ia lihat langsung.

2. Metode Nasehat

Memberikan pengertian sangat penting bagi perkembangan

moral anak karena dengan memberikan pengertian akan menjadikan

dirinya memahami apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
dilakukan. Namun seringkali anak ingin mencoba untuk melakukan

sesuatu yang berlawanan dengan orang tua maupun gurunya. Oleh

karena itu, perbuatannya perlu ditunjukkan atau diberi peringatan. Jika

peringatannya tidak diperhatikan dan selalu melakukan tanpa

mempedulikan orang tua atau gurunya, orang tua perlu

memperlakukan tindakan dengan mencegah perbuatannya itu, agar

tidak diulangi lagi, sebagaimana firman Allah dalam QS. Luqman : 13.

ÒΟŠÏàtã íΟù=Ýàs9 x8÷ŽÅe³9$# āχÎ) ( «!$$Î/ õ8Ύô³è@ Ÿω ¢o_ç6≈tƒ …çµÝàÏètƒ uθèδuρ ϵÏΖö/eω ß≈yϑø)ä9 tΑ$s% øŒÎ)uρ

∩⊇⊂∪
Artinya:“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di
waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman :
13)

Sebagai orang tua, saat memberikan pengertian terhadap

sesuatu yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan

hendaklah benar-benar kita terapkan juga, dan jangan sampai

melanggarnya, apalagi kalau anak melihatnya. Begitu juga dalam

memberikan peraturan dan perintah hendaknya melihat kondisi dan

sesuai dengan masa, usia perkembangannya. Karena kita tidak

memaksakan sesuatu sekehendak diri kita, melainkan melihat,

memperhatikan kondisi perkembangannya.

Menurut Robert J. Havighurst, tahap perkembangan moral

seseorang ada empat tahap yang disesuaikan dengan value/tata nilai

yang ada, yaitu:


1. Usia 1-4 tahun : Pada fase ini ukuran baik dan buruk bagi seorang

anak itu tergantung dari apa yang dikatakan oleh orang tua.

Walaupun anak saat itu belum tahu benar hakikat atau perbedaan

antara yang baik dan buruk.

2. Usia 4-8 tahun : Pada fase ini ukuran tata nilai bagi seorang anak

adalah dari yang lahir (realitas). Anak belum dapat menafsirkan

hal-hal yang tersirat dari sebuah perbuatan, antara perbuatan

disengaja atau tidak, anak belum mengetahui yang ia nilai hanyalah

kenyataannya.

3. Usia 8-13 tahun : Pada fase ini anak sudah mengenal ukuran baik-

buruk secara batin (tak nyata) meskipun masih terbatas.

4. Usia 13 tahun dan seterusnya: Pada fase ini seorang anak sudah

mulai sadar betul tentag tata nilai kesusilaan (value). Anak akan

patuh atau melanggar berdasarkan pemahamannya terhadap konsep

tata nilai yang diterima. Pada saat ini anak benar-benar berada pada

kondisi dapat mengendalikan dirinya sendiri.19

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

mendidik moral anak harus dimulai sejak kecil dan tetap berpegang

pada ajaran agama sebab pengalaman dan pendidikan agama yang

dirasakan sejak kecil akan menentukan sikap anak setelah dewasa, dan

kesemuanya itu merupakan tanggung jawab orang tua dan gurunya

19
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta,
2005), h. 105
3. Metode Pembiasaan

Metode pembiasaan sangat penting untuk diterapkan karena

pembentukan moral dan rohani tidaklah cukup tanpa pembiasaan sejak

dini. Untuk terbiasa hidup disiplin, teratur, tolong menolong dalam

kehidupan sosial memerlukan latihan yang kontinu setiap hari dan

dibarengi dengan keteladanan dan panutan, karena pembiasaan tanpa

dibarengi contoh tauladan akan sia-sia.

4. Metode Kisah

Dalam Islam metode kisah mempunyai fungsi edukatif tidak

dapat diganti dengan bentuk penyampaian selain bahasa. Anak-anak

menyukai mendengarkan cerita karena daya hayal mereka luas dan

karena kisah atau cerita bisa menggambarkan suatu peristiwa seperti

nyata. Menceritakan kisah-kisah para nabi akan dapat menggugah hati

anak sebab kisah-kisah para nabi memuat nilai-nilai akhlak yang

terpuji yang ditampilkan dengan cara menarik baik itu akhlak yang

dimiliki para rasul atau kesabaran dan perjuangannya dalam

menyampaikan risalah.

5. Hadiah dan hukuman

Menggemarkan berbuat baik dan peringatan dari perbuatan

jahat adalah dua hal yang erat hubungannya dalam Al-Qur’an, dan ini

cukup agar orang menjadi beriman. Orang yang tidak terpengaruh oleh

apa yang Allah SWT janjikan bagi perbuatan baik dan hukuman dari

perbuatan jahat, maka Allah SWT. akan memberikan azab-Nya di


dunia dan akhirat. Seperti halnya imbalan bagi perbuatan baik, begitu

pula hukuman merupakan salah satu sarana pendidikan. Di antara

hukuman tersebut misalnya pukulan merupakan sarana mendidik anak

agar tidak malas shalat.

Namun yang harus diperhatikan orang tua dan seorang guru

adalah bahwa hadiah dan hukuman itu tidak menjadikan anak lupa apa

yang dilakukan dan diperbuatnya, hanya memperhatikan hadiahnya. Di

sinilah dibutuhkan peran orangtua bagaimana agar dalam memberikan

hadiah yang menjadikan baik bagi anak. Begitu juga dalam

memberikan hukuman pada anak, sebaiknya memberikan pengertian

tentang kesalahan yang diperbuatnya.20

d. Penanggung Jawab Pendidikan Moral

Kebanyakan orang beranggapan bahwa yang bertanggung

jawab pada pendidikan moral adalah guru agama dan guru pendidikan

moral, padahal masalah moral ini akan berkaitan satu sama lain baik

dengan program pendidikan di sekolah maupun dengan masalah

lingkungan terutama pada lingkungan keluarga.

Pada awal pertumbuhannya, seorang anak belum memiliki

reaksi emosional terhadap obyek yang bersifat abstrak seperti

mencintai keindahan, kejujuran, kebenaran, etika dan estetika

sebagaimana yang dimiliki oleh orang dewasa. Oleh karena itu dalam

membina moral anak, hubungan orang tua ataupun guru dengan anak

20
orang tua dan pendidikan moral bagi anak (Http:// WWW, zainal abidin personal blog.com,
diakses 7 maret 2010)
sangat penting karena orang tua atau guru adalah pusat kehidupan

rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalannya dengan alam luar,

maka setiap reaksi moral anak dan pikirannya di kemudian hari,

terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tua da gurunya sejak kecil.

Menurut A. Choiran Marzuki ada tiga kriteria orang tua ataupun guru

yang gagal dalam membina moral anak, yaitu:

• Orang tua atau guru yang bersikap masa bodoh, mengabaikan,

meremehkan dan tak mau menghiraukan moral anak.

• Orang tua atau guru yang bersikap negatif terhadap moral anak,

dan terkadang memberikan hukuman kepada anak saat sang anak

mengungkapkan emosinya.

• Orang tua yang bisa menerima emosi dan moral jelek anak dan

berempati dengannya, namun tidak mau memberikan bimbingan

dan mengadakan batasan-batasan dengan tingkah laku riil.21

Pendidikan moral sangatlah luas sehingga sesuatu yang tidak

mungkin manakala pendidikan moral hanya menjadi tanggung jawab

guru. Oleh karena itu timbul gagasan tentang pentingnya kurikulum

tersembunyi dalam pendidikan moral yang tidak secara eksplisit

ditulus dalam kurikulum. Pendapat ini beranggapan bahwa seluruh

kegiatan guru, orang tua, masyarakat dan negara diharapkan untuk

membantu dan melakukan pelayanan ekstra dalam membantu

pencapaian tujuan pendidikan moral. Guru bidang studi dapat

21
A. Choiran Marzuki, Anak Saleh dalam Asuhan Ibu Muslimah (Yogyakarta: Mitra Pustaka,
2004), h. 142.
mengaitkan masalah bidang studinya dengan moral, demikian pula

dengan kepala sekolah dan orang tua dapat berbuat sesuatu dalam

kaitanya dengan masalah moral, walaupun masalah lingkungan

masyarakat seperti keadilan, kemakmuran, keamanan, kesetiakawanan

sosial dan lainya akan mempengaruhi penentuan sikap dan

pertimbangan moral seseorang. Dengan kata lain pernyataan diatas

menegaskan bahwa pendidikan moral memerlukan tanggung jawab

kolektif dari semua pihak terhadap keberhasilan pendidikan moral.22

5. Tahap- Tahap Perkembangan Moral

Perkembangan moral atau tepatnya perkembangan penalaran moral

berkaitan dengan aspek berfikir seseorang. Seperti halnya yang dinyatakan

duska, bahwa perkembangan moral bukanlah suatu proses menanamakan

macam- macam peraturan dan sifat- sifat baik tetapi suatu proses yang

membutuhkan perubahan struktur kognitif. Pertumbuhan moral dengan cara

bertahap dari tingkat yang sederhana sampai pada puncak kematanganya.

Begitu juga dengan hurlock menyatakan bahwa perkembangan moral

bergantung dari perkembangan kecerdasan. Ia terjadi dalam tahapanyang

diramalakan yang berkaitan dengan tahapan dalam perkembangan

kecerdasan. Dengan berubahnya kemampuan menangkap dan mengerti,

anak- anak bergerak ke tingkat perkembangan moral yang lebih tinggi.

22
Nurul zuriah, pendidkan moral dan budi pekerti dalam perspektif perubahan, menggagas
platform pendidikan budi pekerti secara kontekstual dan futuristik, (jakarta, bumu aksara, 2007)
hlm. 19-25
Berikut ini adalah tahap- tahap perkembangan moral menurut

Laurance Kohlberg, yaitu:

1. Prakonvensional

Menurut Kohlberg dalam bukunya K. Bertens menyatakan bahwa

Anak pada tingkat perkembangan moral ini mulai tanggap terhadap aturan-

aturan budaya dan terhadap aturan- aturan budaya mengenai baik, buruk,

benar dan salah. Tetapi hal ini masih ditafsirkan dari segi akibat fisik atau

kenikmatan perbuatan. Pada tingkat ini terdapat dua tahap, yaitu: (1)

orientasi hukuman dan kepatuhan. Dan (orientasi relativitas instrumental).

Pada tahap orientasi hukuman dan ketaatan, anak melihat bahwa

perbuatan baik dan buruk karena akibat- akibat fisik atas perbuatan yang

telah dilakukanya. Pada fase ini anak hanya semata- mata menghindari dan

tunduk pada kekuasaan tanpa mempersoalkanya. Semua perilaku yang

dituntut oleh hukuman yang diterapkan kepadanya dilaksanakan bukan

karena hormat terhadap tatanan moral tersebut, retapi didasarkan karena

hal tersebut memiliki nilai bagi dirinya. Entah kenikmatan ataupun

kesusahan.

Pada tahap orientasi relativis instrumental, anak memandang

bahwa perbuatan yang baik adalah perbuatan yang dapat memenuhi

kebutuhan dirinya atau terkadang untuk memuaskan kebutuhan orang

lain.23

23
tahap perkembangan moral kohlberg (wikipedia indonesia.com, diakses tanggal 7 maret 2010)
2. Konvensional

Pada tahap ini, anak hanya menuruti harapan keluarganya,

kelompok atau banghsa di pandang sebagai hal yang bernilai dalam

dirinya sendiri tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata. Tingkat

kedua ini mempunyai dua tahap sebagai lanjutan tahap awal yaitu (3)

orientasi kesepakatan antara pribadi atau orientasi anak manis, maksudnya

anak akan memahami bahwa perilsku yang baik adalah menyenangkan dan

membantu orang lain serta yang di setujui oleh mereka. (4) Padas orientasi

hukum dan ketertiban, anak memandang bahwa perilaku yang baik adalah

semata-mata melakukan kewajiban sendiri, menghormati otoritas dan

menjaga tata tertiub sosial yang ada sebagai yang bernilai dalam dirinya.

3. Pasca konvensional Otonom Atau Yang Berlandaskan Prinsip Universal

Pada tingkat ini terdapat usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-

nilai dan prinsip moral yang mem iliki keabsahan dan dapat diterapkan

terlepas dari otoritas kelompok atau orang yang berpegang pada prinsip-

prinsip dan terlepas pula dari identifikasi individu dengan kelompok

tersebut.

Tingkat ketiga ini memiliki dua tahap sebagai pelanjut tahap

kedua. Yaitu (5) Orientasi kontrak sosial legalitas pada thap ini perbuatan

yang baik cenderung dirumuskan dalam kerangka hak dan ukuran

individual umum yang telah diuji secara kritis dan yang telah disepkati

oleh seluruh masyarakat. (6) Tahapan orientasi prinsip etika universal,

pada tahap in i hak asasi ditentukan oleh keputusan suara batin, sesuai
dengan prinsipo-prinsip etis universal, konsistensi logis.

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa penahapan perkembangan

merupakan urutan bentuk timbal balik dari interaksi antar diri de3ngan

orang lain sebagai penyelesaian konflik moral yang terjadi.24

6. Ciri Khas Perkembangan Moral

Menurut dari hasil penelitian Kohlberg yang ditulis oleh K.bertens, ada

beberapa sifat yang harus ditandai dari perkembangan moral yang dijelaskan

dalam tabel berikut:

TINGKAT TAHAP PERASAAN


PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN
Tingkat Pramoral TAHAP 0
0-6 tahun Perbedaan antara baik
dan buruk belum
didasarkan atas
kewibawaan atau norma-
norma
Tingkat TAHAP 1 Takut untuk akibat-
Prakonvensional akibat negatif dari
anak berpegang pada perbuatan
Perhatian kusus kepatuhan dan hukuman.
untuk akibat Takut untuk kekuasaan
perbuatan: dan berusaha
Hukuman, menghindarkan hukuman
ganjaran, motif-
motif lahiriah dan TAHAP 2
partikular Anak mendasarkan diri
atas egoisme naif yang
kadang- kadang ditandai
relasi timbal balik: do ut
does
Tingkat TAHAP 3 Rasa bersalah pada
Konvensional Orang berpegang pada orang lain bila tidak
keinginan dan mengikuti tuntutan-
Perhatian juga persetujuan dari orang tuntutan lahiriah

24
Ibid. hlm. 12-16
untuk maksud lain
perbuatan: TAHAP 4
Memenuhi harapan, Orang berpegang pada
mempertahankan ketertiban moral dengan
ketertiban aturanya sendiri
Tingkat TAHAP 5 Penyesalan atau
Pascakonvensional Orang berpegang pada penghukumandiri karena
atau tingkat persetujuan demokratis, tidak mengikuti
berprinsip kontrak sosial, konsensus pengertian moralnya
bebas sendiri
Hidup bermoral
adalah tanggung TAHAP 6
jawab pribadi atas Orang berpegang pada
dasar- dasar prinsip hati nurani pribadi, yang
batin: maksud dan ditandai oleh keniscayaan
akibat- akibat tidak dan universitas
diabaikan- motif-
motif batin dan
universal

Dari ringkasan diatas, ada enam tahap yang dilihat dari sudut

pandang psikologis yang paling sempurna. Tentu saja jika kita melihat tahap

itu menurut isinya, pasti tahap enam itu akan dinilai sebagai puncak

perkembangan moral. Tetapi jika kita lihat tahap tersebut menurut bentuknya

saja, maka harus kita tarik kesimpulan yang sama. Karena itu menurut

pendapat Kohlberg tahap 6 tersebut harus menjadi tujuan pendidikan moral,

biarpun pada kenyataanya hanya sedikit orang yang bisa mencapai kesemua

dari 6 tahap ini.25

25
k. bertens, op.cit. hlm. 84-87
B. Pembahasan Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler

1. Kedudukan Ekstrakurikuler Dalam Kurikulum KTSP

Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Indonesia, pemerintah

terus berupaya melakukan berbagai reformasi dalam bidang pendidikan,

diantaranya dengan diluncurkanya peraturan mendiknas no. 22 tentang

standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah serta peraturan

mendiknas no. 23 tentang standar kompetensi lulusan untuk satuan

pendidikan dasar dan menengah. untuk mengatur pelaksanaan peraturan

tersebut pemerintah mengeluarkan pula peraturan mendiknas no.24 tahun

2006. ketiga peraturan diatas memuat beberapa hal penting, diantaranya

adalah bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah mengembangkan dan

menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah, yang

kemudian dipopulerkan dengan istilah KTSP.

Di dalam KTSP. struktur kurikulum yang dikembangngkan

mencakup tiga komponen, yaitu: (1) mata pelajaran; (2) muatan lokal; (3)

pengembangan diri. komponen pengembangan diri merupakan komponen

yang relatif baru dan berlaku untuk dikembangkan pada semua jenjang

pendidikan.26 Baik pada pendidikan umum, pendidikan kejuruan, maupun

pendidikan khusus. meskipun demikian, pengembangan diri bukan

merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru, tetapi bisa juga

difasilitasi oleh konselor atau tenaga pendidikan lain yang dapat dilakukan

26
Rusman, Manajemen kurikulum, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2009) Hlm. 413
dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.27

Pada dasarnya pengembangan diri ini meliputi dua kegiatan, yaitu

kegiatan yang terprogram dan kegiatan yang tidak terprogram. kegiatan yang

terprogram adalah kegiatan yang direncanakan secara khusus dan diikuti oleh

peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya.

Kegiatan secara terprogram ini dilaksanakan dengan perencanaan

khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik

secara individual, kelompok atau klasikal. kegiatan yang terprogram ini

terbagi menjadi dua kegiatan diantaranya adalah bimbingan kinseling dan

ekstrakurikuler.28Dari sini dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler

merupakan bagian dari kurikulum KTSP yang harus dikembangkan pada

peserta didik. Untuk mengetahui lebih jelas tentang ekstrakurikuler, akan

dijelaskan dibawah ini.

2. Pengertian Kegiatan ekstrakurikuler

kegiatan ektrakurikuler adalah kegiatan belajar dan pembelajaran

yang diselenggarakan diluar jam pelajaran. Kegiatan ini biasanya

dilaksanakan sore hari, bagi sekolah- sekolah yang masuk pagi dan

dilaksanakan pagi hari bagi sekolah- sekolah yang masuk sore. Seringkali

kegiatan ekstrakurikuler dimaksudkan untuk mengembangkan salah satu

bidang pelajaran yang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya olah raga,

27
E. Mulyasa, kurikulum tingkat satuan pendidikan, (Bandung, PT remaja rosdakarya, 2007) Hlm.
283
28
Muhaimin, Sutiah, Sugeng lestyo prabowo, pengembangan model kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah, (Jakarta, PT Rajagrafindo persada, 2008) Hlm.
311
kesenian, keagamaan, pramuka, dan berbagai macam ketrampilan lainya.29

Menurut suharsimi ari kunto kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan

tambahan di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan

pilihan.

Sedangkan menurut direktorat pendidikan menengah kejuruan

ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran tatap

muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya

dan memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan kemampuan yang telah

dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan

ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur program yang

dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas

wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.30

3. Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler

a. pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk

mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan

potensi, bakat dan minat mereka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan

kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.

29
Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP MALANG, Administrasi Pendidikan
(Malang:IKIP MALANG, 1989), Hlm.122.
30
Suryosubroto, proses belajar mengajar di sekolah, (Jakarta, pt. Rineka cipta, 1997) Hlm.271
c. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan

suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang

menunjang proses perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk

mengembangkan kesiapan karir peserta didik.

4. Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan seperangkat pengalaman

belajar memiliki nilai- nilai manfaan bagi pembentukan kepribadian siswa.

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler ini menurut

direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah:

1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa dari

berbagai macam aspek, yaitu kognitifnya, afetifnya dan psikomotoriknya.

2. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakatdan minat

siswa dalam upaya pembinaan pribadi dalam menuju pembinaan manusia

seutuhnya yang positif.

3. Diharapkan siswa dapat mengetahui, mengenal, serta membedakan antara

hubungan satu pelajaran dengan hubungan pelajaran yang lain.

Kemudian direktorat pendidikan menengah kejuruan ini juga

menegaskan bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal

pada kegiatan yang dapat menunjang serta dapat mendukung program

intrakurikuler dan program kokurikuler.31

31
Ibid, hlm. 272
Program intrakulikuler yang dimaksud adalah kegiatan yang

dilakaukan di sekolah yang penjatahan waktunya telah ditetapkan dalam

struktur program dan dimaksudkan untuk mencapai tujuan minimal dalam

masing- masing matapelajaran. Dan berdasarkan program itulah disusun

jadwal pelajaranyang menjadi landasan para guru dan siswa dalam kegiatan

belajar mengajar.

Sedangkan yang dimaksu kokurikuler disini adalah kegiatan diluar

jam pelajaran biasa yang dilakukan di sekolah atau diluar jam pelajaran

sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai

hubungan antara berbagai jenis pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat

serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.kegiatan kokurikuler

ini dapat dilaksanakan di perpustakaan, di rumah, atau di tempat lain dalam

bentuk membaca buku, penelitian, mengarang atau pekerjaan rumah.32

5. Jenis Dan Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan baik secara perseorangan

maupun kelompok. Kegiatan perseorangan dimaksudkan untuk meningkatkan

pengetahuan, penyaluran bakat serta minat siswa. Sedangkan kegiatan

kelompok dimaksudkan untuk pembinaan masyarakat.33 Ada juga yang

melaksanakan kegiatan ini dengan cara klasikal dan gabungan.

Banyak macam dan jenis kegiatan eksrakurikuler yang dilaksankan di

sekolah- sekolah pada saat ini, mungkin idak sama antara sekolah yang satu
32
Moh. User Usman, lilies Setiawati, upaya optimalisasi kegiatan belajar mengajar, (Bandung,
PT. Remaja Rosdakarya, 1993) Hlm. 15-17
33
Ibid, hlm 22
dengan sekolah yang lain dalam jenis maupun pengembangannya. Jenis

kegiatan ekstrakurikuler yang dapat disebutkan sebagai berikut:.

a. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa

(LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka

(PASKIBRAKA).

b. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan

penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian.

c. Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah

raga, seni dan budaya, cinta alam, jurnaistik, teater, keagamaan.

d. Seminar, lokakarya, dan pameran/bazar, dengan substansi antara lain

karir, pendidikan, kesehatan, perlindungan HAM, keagamaan, seni

budaya.

e. Keagamaan, dan lainya.34

6. Prinsip- Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler

Dengan berpedoman pada tujuan dan maksud kegiatan ekstrakurkuler

di sekolah dapat dtetapkan prinsip- prinsip program ekstrakurikuler. Menurut

oteng sutisna, program kegiatan ekstrakurikuler adalah:

1. Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam

usaha meningkatkan program

2. Kerjasama dalam tm adalah fndamental

3. Pembatasan- pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan

34
TIM pustaka yustisia, Panduan lengkap KTSP, (Jakarta, Pustaka yustisia, 2007), Hlm. 213
4. Proses adalah lebih pentng dari pada hasil

5. Program hendaknya cukup komprehensip dan seimbang dapat memenuhi

kebutuhan dan minat semua siswa

6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah

7. Program harus dinilai berdasarkan sumbanganya kepada nilai- nila

pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksananya.

8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber- sumber motivasi yang kaya

bagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya juga

menyediakan sumber motivas ang kaya bagi kegiatan murid

9. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral dari

keseluruhan program pendidikan d sekolah, tidak sekedar tambahan atau

sebagai kegiatan yang berdiri sendiri

Begitu juga dalam usaha membina dan mengembangkan program

ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan hal- hal sebagai berikut:

1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa

2. Sejauh mana mungkin idak terlalu membebani siswa

3. Memanfaatkan poensi alam lingkungan

4. Memanfaat kegiatan- kegiatan industri dan dunia usaha. 35

7. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pada perencanaan kegiatan ekstrakurikuler, yang perlu diperhatikan

diantaranya yaitu: (1) materi dan struktur program ekstrakurikuler, (2) waktu

35
Suryosubroto. Op.cit. Hlm. 275-276
dan tempat pelaksanaanya, (3) sumber daya manusia yang akan terlibat, (4)

dana dan sarana yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan, (5) hasil-

hasil yang diharapkan, (6) serta bagaimana mengevaluasi dan

pengembanganya.

Di dalam perencanaan seharusnya juga telah diperhitungkan

kemungkinan- kemungkinan tumbuhnya hambatan serta langkah- langkah

alternatif untuk mencegah maupun untuk menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi.36

Sebagai contoh perencanaan kegiatan ekstrakurikuler dan jadwal

kegiatan ekstrakurikuler adalah sebagaiberikut:

36
departemen pendidikan nasional kantor wilayah propinsi jawa timur bidang pembinaan
kegenaasi muda, petunjuk pelaksanaan pembinaan kesiswaan, (surabaya, 2000) hlm. 17
Tabel 1: Garis Besar Program Kegiatan Ekstrakurikuler

GARIS BESAR PROGRAM KEGIATAN EKSTRAKURIKULER

NO MATERI JENIS KEGIATAN SUB KEGIATAN HASIL YANG DIHARAPKAN


1 2 3 4 5
1. pembinaan ketaqwaan a. Melaksanakan • sholat wajib berjam`ah Meningkatkan Ketaqwaan Siswa
kepada tuhan yang peribadatan sesuia • kebaktian bersama Terhadap Tuhan Yang Maha Esa
Maha Esa dengan ketentuan untuk menghindarkan perbuatan
agama masing- mungkar
masing

b. Melaksanakan • memperingati maulid nabi Siswa dapat mengenal dan menghayati


peringatan hari- hari besar muhammad saw, isra` ajaran- ajaran rosul untuk
besar agama mi`roj, nuzulul qur`an, dan disuritauladani
lainya
• tahun baru/ masehi
• merayakan galungan, nyepi,

c. Melaksanakan • pengumpulan dana untuk Tumbuhnya kepekaan siswa terhadap


perbuatan amaliah korban bencana alam lingkungan sekitar, dengan
membiasakan membantu mengatasi
• bakti sosial
kesulitan orang lain.
• melaksanakan zakat fitrah

• sarasehan
d. Membina toleransi Terciptanya suasana kerukunan antar
umat beragama • diskusi keagamaan dan siswa sehingga mereka dapat
perbandingan agama menjalankan ajaran agama masing-
masing dengan aman
• lomba musabaqoh tilawatil Mendekatkan siswa terhadap al-qur`an
e. Mengadakan kegiatan qur`an (MTQ) sehingga timbul gairah untuk
lomba yang bbersifat meningkatkan kemampuan membaca,
keagamaan memahami, menghayati, dan
mengamalkan dalam kehidupan
sehari- hari

f. Menyelenggarakan • mengadakan group kesenian Tersalurnya bakat- bakat seni yang


kegiatan seni yang agama islan bernafaskan agama, dalam upaya
bernafaskan • mengadakan group paduan melestarikan budaya bangsa
keagamaan suara gereja
1 2 3 4 5
2. Pembinaan kehidupan a. upacara bendera • upacara bendera setiap hari • Menumbuhkan sikap cinta dan
berbangsa dan setiap hari senin, dan senin dan sabtu hormatterhadap bendera merah
bernegara hari sabtu, serta hari- • upacara bendera setiap hari- putih
hari besar nasional hari besar Nasional • Menumbuhkan sikap
relaberkorban demi bendera dan
kehormatan terhadap bendera
merah putih, SDA
• Menumbuhkan jiwa patriot dan
mempertebal semangat
kebangsaan
• Mempertinggi kesadaran pada
sejarah bangsa serta memiliki
sikap menghargai jasa para
pahlawan
b. Melaksanakan bakti • kerja bakti di lingkungan • Terciptanya SK
sosial/ masyarakat sekolah dan diluar • Terciptanya kerjasama antara
lingkungan sekolah sekolah dan masyarakat sekitar
sekolah
• penanggulangan bencana • Memiliki rasa solidaritas sosial
alam • Merealisasikan perbuatan amal

c. Mengadakan lomba • membuat karya tulis tentang • Menumbuhkan rasa cinta


karya tulis kepahlawanan terhadap pahlawan
• Memupukn kesadaran berbangsa
dan bernegara

• membuat karya tulis tentang • Menumbuhkan rasa cinta


kelestarian lingkungan lingkungan
• Memiliki tanggung jawab
terhadap kelestarian lingkungan
hidup

• Memiliki rasa kesatuan


d. Melaksanakan
pertukaran siswa
antar profinsi

e. Menghayati dan • Melaksanakan lomba- lomba • Mencintai budaya nasional dan


mampu menyanyikan nyanyi memupuk jiwa patriotisme
lagu- lagu nasional
1 2 3 4 5
Pembinaan pendidikan a. Melaksanakan • Tercipta suasana aman, tertib
3 pendahuluan negara tatatertib sekolah dan nyaman
.
b. Melaksanakan baris- • Terciptanya disiplin dan patuh
berbaris pada peraturan- perturan

c. Mempelajari dan • Mementaskan darama • Menumbuhkembangkan rela


menghayati sejarah pejuang- pejuan berkorban untuk kepentingan
perjuangan kemerdekaan bangsa dan negara
perjuangan bangsa

• Mengunjungi musium • Menumbuhkembangkan rasa


perjuangan cinta tanah air, kedaran
berbangsa dan bernegara serta
berkorban untuk bangsa dan
negara

d. Melaksanakan wisata • Pendakian gunung dan • Mempertebal rasa cinta tanah air
siswa, pecinta alam mengunjungi hutan suaka
dan pelestarian alam dan hutan lindung
lingkungan

1 2 3 4 5
Pembinaan kepribadian a. Melaksanakan P4 • Lomba- lomba simulasi p4 • Menghayati- nilai- nilai
4. dan budi pekerti luhur pancasila
b. Melaksanakan • Kegiatan PKS • Meningkatkan kesadaran /
tatakrama pergaulan sopan santun lalu lintas

c. Menumbuhkan dan • Bakti sosial • Memiliki solidaritas sosial


meningkatkan yang tinggi
kesadaran berkorban
dengan jalan
melaksanakan
perbuatan amal untuk
meringankan
penderitaan orang
lain

d. Meningkatkan sikap • Memberi salam setiap saat • Menghayati perilaku


hormat siswa diperlukan kepada orang tua, menyimpang
terhadap orang tua, guru, dan sesama teman
guru, sesama siswa
dan masyarakat
1 2 3 4 5
Pembinaan a. Memantabkan dan • Penataran pengurus OSIS • Agar siswa memahami dan
5. berorganisasi mengembangkan menghayati manfaat
pendidikan politik dan peran siswa di dalam berorganisasi
kepemimpinan Osis dan fungsi • Agar siswa memiliki sikap
masing- masing mental patriotisme, idealisme,
kepribadian dan budi pekerti
yang luhur sehingga dapat
menumbuhkan rasa tanggung
• jawab/ disiplin yang tinggi
b. Membentuk • Lomba kebersihan kelas, • agar siswa berperan aktif serta
kelompok belajar mengadakan perindangan mampu dan terampil
berdasarkan 5k sekolah melaksanakan kegistsn-
c. Melaksanakan latihan kegistan ysng br\ersifat
kepemimpinan siswa ekstrakulikuler
d. Mengadakan forum • agar siswa dapat memiliki
diskusi ilmiah pengetahuan dan minat
e. Mengadakan media tentang ke pemimpinan
komunikasi Osis • agar siswa dapat menambah
dan meningkatkan wawasan
ilmu pengetahuan
• agar siswa mwndapatkan
informasi perkembangan yang
di dorong oleh kemauan ilmu
pengetahuan dan situasi

1 2 3 4 5
Pembinaan a. meningkatkan • menciptakan barang baru • meningkatkan kecekatan
6 keterampilan dan ketrampilan dalam dengan dasar bahan bekas anggota tubuh, khusunya
kewiraswastaan menciptakan suatu tangan yang di dorong oleh
barang lebih berguna kemauan dan kemampuan
berkreasi
b. meningkatkan usaha- • mengadakan lomba atau • meningkatkan ketrampilan
usaha ketrampilan di karya bidang tehnik, dalam mengolah dan
bidanng tehnik elektrik, pertanian dan mengerjakan bidang tehnik,
elektrik pertanian dan p;eternakan ternak, dan pertanian
peternakan • mengadakan praktek:
pengolahan bahan pertanian,
memelihara ternak,
mengadakan praktek
perbengkelan

1 2 3 4 5
7 Kesegaran jasmani dan a. kesadaran hidup sehat • penyuluhan tentang • lingkungan dan suasana
daya kreasi kesadaran hidup sehat belajar yang bersih dan
• kerja bakti kebersihan dalam sehat
lingnkungan sekolah • memiliki rasa tanggung
• kerja bakti sosial di sekitar jawa terhadap
atau di luar sekolah kebersihan
• menciptakan moto atau
semboyan kebersihan
b. usaha kesehatan • pendidikan kesehata • meningkatkan
sekolah kemampuan hidup
• pelayanan kesehatan sehat dan
meningkatkan
• pembinaan lingkungan kesehatan fisik dan
sekolah sehat mental

• piket kebersihan • lingkungan yang


c. pemeliharaan • penanaman pohon^pohon bersih, sehat, indah di
keindahan, dan tanaman di sekolah sekolah
penghijauan, dan
kebersihan sekolah
• menyediakan makanan yang • melindungi siswa dari
d. kantin sehat memnuhi syarat kesehatan makanan yang tidak
sehat dan membiasakan
makanan sehat

e. kesehatan mental
• penyukuhan di kaitkan • terhindarnya siswa dari
dengan kegiatan ketakwaan kemungkinan
terhadap tuhan yang maha terjadinyya perilaku
esa yang menyimpang

f. pencegahan penyalah •
• penyuluhan siswa memilik daya
gunaan narkotika, hayat dan daya tangkap
obet terlarang, terhadap pengaruh
minuman keras dan buruk narkotika, obat
merokok terlarang, minuman
keras dan merokok
g. Senam pagi •
indonesia, senam • pelaksanaan senam siswa dapat secara aktif
pagi indonesia di melaksanakan kegiatan
kesegaran jasmani sekolah senam
dan lainnya • lomba senam antar
sekolah
• mengadakan l;omba
h. lomba berbagai berbagai cabang olah
macam olah raga raga

i. menggambarkan • wisata siswa • sebagai sarana liburan


motto rekreasi yang bagi siswa di samping
kreatif mempererat tali
persaudaraan dan
kesetiakawanan antar
siswa

1 2 3 4 5
Pembinaan persepsi, a. mengembangkan • mengunjungi musium kesenian, • siswa selalu
apresiasi dan kresai wawasan dan pemeran mempunyai kesibukan
8. seni keterampilan di • menghari ceramah • meningkatnya
bidang kesenian (seni pengenalan
suara, seni tari, seni penghayatan,
rupa, seni kerajinan, penciptaan dan
seni drama, musik, pelaksanaan kesenian
dan fotografi)

b. mennyelenggarakan • menyelenggarakan • siswa selalu


sanggarkesenian latihan kesenian mempunyai kesibukan
• menciptakan dan • meningkstnys
mengembangkan keterampilan
hasil seni menciptakan dan
melaksanakan
c. meningkatkan daya • menyelenggarakan • bmeningkatnya
cipta festifal dan lomba kemampuan dan
keterampilan siswa
menciptakan kresi seni
• mementaskan seni
d. mementaskan, tari, seni musik, seni
memamerkan hasil suara, seni drama dan
berbagai seni sastra
• memamerkan hasil
seni rupa, seni
kerajianan, seni
fotografi
Tabel 2: Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler

JADWAL KEGIATAN EKSTRAKURIKULER


TAHUN……………/…………
NAMA SEKOLAH:…………………..

Waktu (bulan) Saran


Kemungkinan
Jenis 10 11 12 1 2 3 4 5 6 Pendukung Hasil Yang ketera
No Materi Hambatan Yang
Kegiatan Yang Diharapkan ngan
Dihadapi
Diperlukan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1. Pembina Mengada X • Ruangan Kurangnya Agar siswa taqwa
an kan • Peralatan kesadaran siswa kepada tuhan yang
Terhadap perlombaan sembahya untuk Maha Esa
Tuhan dalam ng sembahyang
Yang menghadapi
Maha Esa hari besar
agama dan
melaksanak
an
peribadatan
Pembina Melakukan • Ruangan Adanya Agar siswa
2 an kehidu upacara • Alat- alat gangguan- mengerti akan arti
pan bendera upacara gangguan seperti hidup berbangsa
berbangsa setiap hari • lapangan hari libur dan bernegara
dan senin dan
bernegara hari sabtu ,
melaksanak
an bakti
sosial
Pembina Melaksanak • lapangan Kurangnya Agar siswa
3 an an tata tertib kesadaran siswa mematuhi dan
pendidi sekolah dan tentang arti tata menyadari akan arti
kan melaksanak tertib itu sendiri tata tertib itu
pendahulu an baris-
an bela berbaris
negara
Pembina Melaksanak • ruangan Siswa tidak mau Agar siswa
an an melaksanakanya mengerti p4 yang
kepribadi tatakrama sebenarnya
4 an dan pergaulan
budi dan
pekerti melaksanak
luhur an p4

Pembina Melaksanak • ruangan Kurangnya Agar siswa bisa


an an latihan disiplin tepat memimpin dan
berorgani kepemimpin waktu tidak hanya
sasi, an dan dipimpin
5 pembinaa mengadakan
n politik, forum
dan diskusi
kepemim ilmiah
pinan

Pembina Mendirikan • Adanya Kurangnya sarana Agar siswa tahu


an koperasi ruangan dan alat bahwa ketrampilan
6 keterampi sekolah koperasi ketrampilan itu adalah hal yang
lan dan sangat berguna
kewirasw
astaan
Pembina Mengada • Mempun Kurangnya Agar siswa
7 an kan kegiatan yai peralatan olah mengerti arti
kesegaran olah raga peralatan raga penting olah raga
jasmani dan olah raga bagi tubuh kita
dan daya mengadakan dan
kreasi lomba olah lapangan
raga

Pembina Mementask • Ruang Kekurangan alat Agar siswa tidak


8 an an acara kesenian kesenian meninggalkan
persepsi, kesenian • Alat- alat kesenian
apersepsi, dan kesenian daerahnyan karena
dan kreasi mengadakan adanya pengaruh
seni sanggar dari luar
kesenian
8. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler

Proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah tahap dimana dan

kapan, bagaimana serta oleh siapa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan,

sehingga pelaksanaan dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan

terlibatnya semua sumber daya manusia, dana dan sarana sesuai dengan

pedoman dan petunjuk, waktu, dan tempat yang telah ditetapkan dalam

melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler.

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah oleh pendidik atau

tenaga kependididkan sesuai dengan kemampuan dan kewenangan pada

substansi kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud. Dalam konteks

pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah, kegiatan ekstrakurikuler

pendidikan agama Islam adalah sebagai kegiatan yang dilakukan di luar jam

pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih

memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang

telah dipelajari oleh siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Dengan demikian, kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler Pendidikan Agama

Islam yang diselenggarakan sekolah bertujuan untuk mencapai tujuan-tujuan

kurikuler Pendidikan Agama Islam yang mencakup 5 aspek bahan pelajaran,

yaitu: a. Al-Qur’an hadis, b. Aqidah, c. Akhlak, d. Fiqh dan e. Tarikh dan

kebudayaan Islam.37

Dalam hal ini, kegiatan ekstrakurikuler tersebut diarahkan kepada

kegiatan pengayaan dan penguatan terhadap materi-materi pembahasan

37
http://makalahpai.blogspot.com/2008/11/program-ekstrakurikuler-pendidikan.html (diakses
tanggal 27 maret 2010, pukul 14.00)
dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam, seperti program kegiatan

ekstrakurikuler membaca al-Qur’an (kursus membaca al-Qur’an). Kegiatan

ini sangat penting mengingat kemampuan membaca al-Qur’an merupakan

langkah awal pendalaman dan pengakraban Islam lebih lanjut. Diantara

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler secara terperinci diantaranya:

a. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin, spontan dan keteladanan

dilaksanakan secara langsung oleh guru, konselor atau tenaga

kependidikan disekolah atau madrasah

b. Kegiatan ektrakurikuler yang terprogram dilaksanakan sesuai dengan

sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksanaan

sebagaimana telah direncanakan

9. Evaluasi Dan Pengawasan Kegiatan Ekstrakurikuler

Pada dasarnya hasil dan proses kegiatan ekstrakurikuler dinilai secara

kualitatif dan dilaporkan pada Pimpinan sekolah dan pemangku kepentingan

lainya oleh penanggung jawab kegiatan. penilaian secara rinci diantaranya

adalah:

a. Kegiatan ekstrakurikuler ini dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui

kegiatan pengawasan

b. Pengawasan kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan secara:

1. Intern oleh kepala sekolah

2. Ekstern oleh pihak yang secara struktural fungsional memiliki

wewenang membina kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud

3. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindak lanjuti


untuk meningkatkan mutu perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler di sekolah.38

Disamping itu, evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler diperlukan

untuk menentukan hasil akhir yang dicapai pada kegiatan ekstrakurikuler

tersebut, yang mana diantaranya adalah:

1. Dalam mencapai hasil akhir apabila dilihat dari segi waktu, tercapai

ketepatan waktu dan efisien

2. Dalam mencapai hasil akhirapabila dilihat dari segi hasil apakah dapat

dilaksanakan secara efektif

3. Dalam mencapai hasil akhirapakah terjadi hambatan, gap atau jurang

pemisah antara apa yang seharusnya dengan kenyataan yang terjadi

4. Penampilan para siswa yang dapat dilihat melalui perubahan sikap,

perilaku, keterampilan, pengetahuan dan lain- lain.39

C. Pembahasan Tentang IMTAQ (iman dan taqwa)

Di dalam dunia pendidikan, tugas Guru tidaklah semudah yang kita

fikirkan. Melainkan guru harus dapat memberikan pemahaman kepada para

siswanya, termasuk memasukkan nilai- nilai moral agama, kesusilaan,dan nilai-

nilai luhur lainya, termasuk nilai- nilai IMTAQ.konsep IMTAQ yang

sesungguhnya akan dibahas dibawah ini:

1. Hakikat Iman

Pengertian iman secara bahasa adalah percaya, yaitu percaya dengan


38
TIM pustaka yustisia, op.cit Hlm. 214
39
departemen pendidikan nasional kantor wilayah propinsi jawa timur bidang pembinaan
kegenaasi muda. Op.cit. hlm 19
sepenuh hati bahwa allah adalah satu- satunya tuhan. Dengan percaya pada

allah, berarti percaya juga dengan aspek- aspek yang lain yang berhubungan

dengan-NYA, seperti iman kepada malaikat, kitab, rosul, hari akhir dan

takdir. sedangkan iman menurut istilah adalah pembenaran dengan hati,

pengucapan dengan lisan, dan pengamalan dengan anggota tubuh.

Pembenaran dengan hati, pada dasarnya pembenaran iman hanya

dapat dilakukan oleh struktur hati, karena hati merupakan struktur nafsani

yang mampu menerima doktrin keimanan yang meta empiris, informasi

wahyu, dan supra rasional. Secara akliah banyak individu yang percaya dan

sadar akan keberadaan dan kebenaran tuhan, tetapi manusia tidak dapat

berbuat (seperti ibadah) lebih banyak .

Pengucapan dengan lisan adalah pengucapan kalimat syahadatain

yang artinya saya bersaksi tiada tuhan selain allah dan saya bersaksi bahwa

nabi Muhammad adalah utusan allah. Kalimat syahadat yang pertama

mengandung arti peniadaan tuhan tuhan relative dan temporer, seperti hawa

nafsu, harta dan kedudukan untuk kemudian ditetapkan tuhan yang maha

sempurna, yakni Allah. Sedangkan syahadat yang kedua meyakini bahwa

nabi Muhammad adalah utusan allah yang menerima wahyu yang ajaranya

harus direalisasikan dalam kehidupan nyata.

Pengamalan dengan anggota tubuh merupakan buah atau bukti

keimanan seseorang. Pengamalan ajaran iman harus utuh dan memasuki

semua dimensi kehidupan. Betapapun berat tetapi jika pengamalan itu

merupakan konsekwensi dari ajaran iman, maka harus tetap dilaksanakan,


seperti jihad, berkurban, membayar zakat, menunaikan haji dan sebagainya.

Pada aspek ini iman seseorang dapat berkurang dan bertambah,

bertambahnya iman seseorang disebabkan oleh pmeningkatnya amal, dan

kurangnya iman disebabkan oleh menurunya amal.40.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa iman itu merupakan

suatu hal yang fundamental dalam islam. Disamping itu, iman adalah

landasan berpijak bagi setiap orang islam. Kemantapan iman dapat diperoleh

dengan menanamkan kalimat tauhid lailaha illalloh. Tiada yang dapat

menolong, memberi nikmat, kecual allah. Dan tidak ada yang dapt

mendatangkan bencana, musibah kecuali allah. Pendek kata kebahagiaan dan

kesengsaraan hanyalah dari allah. Al-maududi mengemukakan beberapa

pengaruh kalimat tauhid ini dalam kehidupan manusia, yang dianytaranya:

1. Manusia yang percaya dengan kalimat ini tidak mungkin orang yang

berpandangan sempit dan berakal pendek. Ia percaya pada allah sebagai

penguasa dan pemelihara alam semesta.

2. Keimanan mengangkat manusia kederajat yang paling tinggi dalam

harkatnya sebagai manusia.

3. Bersamaan dengan rasa harga diri yang tinggi, keimanan juga mengalirkan

ke dalam diri manusia rasa kesederhanaan dan ksahajaan.

4. Keimanan menyebabkan seseorang suci dan benar. Ia yakin tidak ada jalan

lain untuk mencapai kesuksesan dan keselamatan kecuali dengan kesucian

jiwa dan tingkah laku yang baik.

40
Abdul Mujib, kepribadian dalam psikologi islam, (Jakarta, pt. Raja grafindo persada, 2006)
Hlm. 185-187.
5. Orang yang beriman tidak akan putus asa atau patah hati pada keadaan

yang bagaimanapun

6. Orang yang beriman mempunyai kemauan keras, kesabaran yang tinggi,

dan percaya serta berpegang teguh pada allah.

7. Keimanan membuat keberanian dalam diri manusia.

8. Keimanan terhadap kalimat lailahaillah dapat mengembangkan sikap cinta

damai dan keadilan menghalau rasa cemburu, iri hati dan dengki. Orang-

orang yang beriman selalu menghindari cara- cara yang rendah dalam

mencapai tujuanya.

9. Pengaruh yang terpenting dari kalimat la ilaha illallah adalah membuat

manusia menjadi taat dan patuh kepada hukum- hukum allah.

Demikian beberapa dampak keimanan terhadap kalimat tauhid la

ilaha illallah dalam kehidupan manusia sehari- hari. Karena alasan- alasn

inilah keimanan menjadi aspek yang pertama dan menjadi aspek yang

terpenting untuk menjadi muslim yang sejati.41

Allah telah menjanjikan bagi orang yang beriman dan teguh pada

keimananya dengan menghapuskan baginya rasa takut dan sedih, serta di

akherat mereka akn ditempatkan di syurga sebagaimana firmanya dalam

surat fussilat ayat 30, sebagai berikut:

Ÿωuρ (#θèù$sƒrB āωr& èπx6Í×‾≈n=yϑø9$# ÞΟÎγøŠn=tæ ãΑ¨”t∴tGs? (#θßϑ≈s)tFó™$# §ΝèO ª!$# $oΨš/u‘ (#θä9$s% šÏ%©!$# βÎ)

∩⊂⊃∪ šχρ߉tãθè? óΟçFΖä. ÉL©9$# Ïπ¨Ψpgø:$$Î/ (#ρãÏ±÷0r&uρ (#θçΡt“øtrB

41
Asmaran AS, pengantar studi akhlak, ( Jakarta, PT, Raja Gravindo Persada, 2002) Hlm. 98-104
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah
Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat
akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut
dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah
yang Telah dijanjikan Allah kepadamu".( QS. Fussilat. 30)

Cabang- Cabang Iman

a. Hubungan akidah dengan perilaku seseorang

Perilaku dan tindak tanduk seseorang adalah pancaran dari akidah

dan kepercayaan yang bersemayam di dalam hati dan pikiranya. Jika

akidah seseorang baik dan mantap, maka akan baik pula segala tingkah

laku dan perbuatanya, dan begitu pula sebaliknya.

Akidah dan iman yang manyap dalam jiwa seseorang akan

mengangkat bdia ketingkat moral yang luhur dan menjauhkanya dari

sifat- sifat materialistis, egoistis, kikir, pengecut dan sifat yang bersumber

dari pengagungan yang berlebih- lebihan kepada kebendaan dan

keduniawian.

b. Terjangkaunya semua cabang agama oleh iman

Pada dasarnya cabang- cabang iman itu ada yang berhubungan

dengan hati, ada yang berhubungan dengan lidah dan adapula yang

berhubungan dengan tubuh. Diantara yang berhubungan dengan hati

adalah akidah dan kepercayaan yang mencakup iman kepada allah,

malaikat- malaikat allah, kitab- kitab allah, para nabi dan rosulnya, dan

juga iman kepada takdir baik dan buruknya.

Sedangkan cabang- cabang iman yang berhubungan dengan lidah,

diantaranya adalah:
• Melafalkan dua kalimat syahadat

• Membaca Al-qur`anul karim

• Mempelajari ilmu dan mengajarkanya

• Berdo`a dan berdzikir kepada allah serta meninggalkan omongan

dan hal- hal yang tidak ada manfaatnya

Sedangkan cabang- cabang iman yang berhubungan dengan tubuh

diantaranya adalah

• Menyucikan badan sesuai dengan selera dan hukum

• Menjauhi segala apa yang najis

• Menutup aurot

• Melaksanakan sholat, zakat dan juga memberi makan orang yang

membutuhkan

• Menghormati tamu

• Berbakti kepada kedua orang tua

• Melakukan amar ma`ruf nahi mungkar dan lainya

c. Pengaruh iman kedalam kehidupan

Dengan iman dapat memperbaiki kehidupan dan

meningkatkanya ke taraf yang menbawa kemakmuran, kebahagiaan,

kebajikan dan kemajuan lahir batin serta keadilan yang merata. Dan

itulah iman yang memberi kenikmatan dan kebahagiaan kepada

seseorang sebagai pribadi dan kepada kelompok masyarakat sebagai

jama`ah dan kesatuan.

Unsur- unsur yang menjadi syarat bagi kemajuan moril dan


materil hanya bisa terdapat dibawah naungan kehidupan yang tenang,

tentram, dijiwai oleh iman yang murni, dimana manusia – manusianya

karena inayah allah dan karunianya mencapai tingkat kesempurnaan

yang dicita- citakan.

d. Kekafiran menghancurkan kepribadian

Jika iman dalam hati seseorang dapat membuahkan amal- amal

yang baik dan kelakuan yang terpuji, maka sebaliknya kekafiran dan

kekosongan jiwa dari iman dan tauhid menjadi sumber kejahatan dan

kemaksiatan yang menhancurkan kepribadian seseorang sebagai

manusia serta melenyapkan segala keistimewaan yang dikaruniakan

oleh allah kepada manusia sebagai kholifahnya diatas bumi.

Alqur`anul karim tidak henti- hentinya mencela orang- orang

kafir yang tidak beriman dan bertauhid yang menggambarkan mereka

dengan gambaran yang gelap yang menakutkan serta mengancam

meraka dengan pembalasan dan adzab di dunia maupun di akhirat.

Seperti halnya dalam alqur`an surat muhammad ayat 12. yaitu:

( ã≈pκ÷ΞF{$# $pκÉJøtrB ÏΒ “̍øgrB ;M≈¨Ζy_ ÏM≈ysÎ=≈¢Á9$# (#θè=ÏΗxåuρ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# ã≅Åzô‰ãƒ ©!$# ¨βÎ)

∩⊇⊄∪ öΝçλ°; “Yθ÷WtΒ â‘$¨Ψ9$#uρ ãΝ≈yè÷ΡF{$# ã≅ä.ù's? $yϑx. tβθè=ä.ù'tƒuρ tβθãè−FyϑtFtƒ (#ρãx"x. tÏ%©!$#uρ

Artinya: Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang mukmin dan


beramal saleh ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-
sungai. dan orang-orang kafir bersenang-senang (di dunia) dan mereka
Makan seperti makannya binatang. dan Jahannam adalah tempat
tinggal mereka.(QS. Muhammad: 12)
2. Hakikat Taqwa

Taqwa berasal dari perkataan waqa yaqi-wiqoyah yang artinya

memelihara. Yang dalam al-qur’an telah disebutkan dalam surat At-tahrim

ayat 6 yaitu:

$pκöŽn=tæ äοu‘$yfÏtø:$#uρ â¨$¨Ζ9$# $yδߊθè%uρ #Y‘$tΡ ö/ä3‹Î=÷δr&uρ ö/ä3|¡à"Ρr& (#þθè% (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ

∩∉∪ tβρâ÷s∆÷σム$tΒ tβθè=yèø"tƒuρ öΝèδttΒr& !$tΒ ©!$# tβθÝÁ÷ètƒ āω ׊#y‰Ï© ÔâŸξÏî îπs3Í×‾≈n=tΒ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan. (QS. At-tahrim. 6)

Di dalam Al Quran, sering Tuhan menyeru dengan kalimat ittaqu atau

yattaqi. Di mana ada tambahan huruf pada asal kalimah waqa, ia membawa

perubahan kepada makna. Di sini ittaqullah membawa maksud hendaklah

kamu mengambil Allah sebagai pemelihara/pembenteng/pelindung. Yaitu

hendaklah jadikan Tuhan itu pelindung, jadikan Tuhan itu kubu atau benteng,

bila sudah berada dalam perlindungan, kubu atau benteng Tuhan, perkara

yang negatif dan berbahaya tidak akan, masuk atau tembus. Atau jadikan

Tuhan itu dinding dari kejahatan.

Usaha untuk menjadikan Allah sebagai pemelihara atau pelindung

atau pembenteng ialah dengan melaksanakan perkara-perkara yang disuruh

oleh Allah lahir dan batin dan meninggalkan apa yang dilarang Allah.

Dengan kata-kata yang lain, perkara yang disuruh itu ialah membina sifat-

sifat mahmudah, dan perkara yang dilarang itu akan membina sifat- sifat

tercela. Mengumpulkan dan menyuburkan sifat-sifat mahmudah itulah usaha


bagi manusia menjadikan Allah sebagai pemelihara atau pelindung.

Membina sifat-sifat mahmudah itulah usaha ke arah taqwa.42

Disamping itu untuk memahami taqwa dengan sebenar- benarnya,

kita lihat pada al-qur`an surat al-baqarah ayat 1-5, yaitu:

tβθãΖÏΒ÷σムtÏ%©!$# ∩⊄∪ zŠÉ)−Fßϑù=Ïj9 “W‰èδ ¡ ϵ‹Ïù ¡ |=÷ƒu‘ Ÿω Ü=≈tGÅ6ø9$# y7Ï9≡sŒ ∩⊇∪ $Ο!9#

tΑÌ“Ρé& !$oÿÏ3 tβθãΖÏΒ÷σムtÏ%©!$#uρ ∩⊂∪ tβθà)Ï"ΖムöΝßγ≈uΖø%y—u‘ $®ÿÊΕuρ nο4θn=¢Á9$# tβθãΚ‹É)ãƒuρ Í=ø‹tóø9$$Î/

öΝÎγÎn/§‘ ÏiΒ “W‰èδ 4’n?tã y7Í×‾≈s9'ρé& ∩⊆∪ tβθãΖÏ%θムö/ãφ ÍοtÅzFψ$$Î/uρ y7Î=ö7s% ÏΒ tΑÌ“Ρé& !$tΒuρ y7ø‹s9Î)

∩∈∪ šχθßsÎ=ø"ßϑø9$# ãΝèδ y7Í×‾≈s9'ρé&uρ (

Artinya: (1). Alif laam miin. (2.) Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan
padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (3). (yaitu) mereka yang
beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan
sebahagian rezkiyang Kami anugerahkan kepada mereka. (4.) Dan mereka
yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan
Kitab-Kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan
adanya (kehidupan) akhirat. (5). Mereka Itulah yang tetap mendapat
petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang
beruntung.(QS. Al- baqarah: 1-5)

Berdasarkan ayat diatas, dapat dipahami bahwa taqwa itu terdapat

pada:

1. Mereka yang beriman pada yang ghoib seperti adanya allah, malaikat-

malaikat dan hari akhirat

2. Mereka yang melaksanakan pokok- pokok ibadah (terutama sholat, zakat,

dan mereka yang berinfaq, membelanjakan hartanya dijalan allah) ini

menjadi bukti adanya iman bagi seseorang kepada yang ghaib.

42
http://www.rufaqa-indonesia.com/buku/buku/bab-4-pengertian-taqwa.html
3. Mereka beriman kepada yang ghaib dan melaksanakan poko- pokok

ibadah orang- orang yang beruntung hidupnya, atau menurut istilah lain

sukses. Beruntung dan sukses adalah cita- cita dan tujuan akhir dari segala

usaha manusia. Oleh karena itu, jika orang tersebut bertaqwa, maka dia

telah sampai pada derajat yang paling tinggi.

Jika kita lihat dari surat ali imran ayat 133- 136, kriteria orang- orang

yang bertaqwa adalah mereka yang:

Selalu menuju pada ampunan tuhan. Maksudnya selalu melaksanakan apa

diridloi tuhanya, dan jika telah lalai melakukan dosa, maka dengan segera

memohon ampun kepada-NYA.

Gemar dalam menafkahkan sebagian harta bendanya, baik diwaktu lapang

maupun diwaktu sempit

.Orang yang dapat mengendalikan emosi dan nafsunya, karena dengan

demikian akan membuat seseorang menjadi manusia yang mempunyai

jiwa yang besar.

Selalu memafkan kesalahan orang lain serta tidak mempunyai perasaan

dendan. Karena dendam itu dapat membawa bencana terhadap dirinya

sendiri, dan juga orang lain.

Selalu berbuat baik, jujur dan pemaaf.

Tidak mengulangi lagi atas dosa- dosa yang pernah dilakukannya.

Kriteria- kriteria diatas menegaskan bahwa taqwa itu adalah sikap

hidup dan sikap hidup dan akhlak seorang muslim yang merupakan buahnya

ibadah, sedangkan ibadah itu adalah pancaran daripada iman, maka dari sini
dapat kita fahami bahwa takwa adalah hasil dari ibadah kepada Allah.

Sebagaimana firman allah dalam surat al-baqoroh ayat 21 yaitu.

∩⊄⊇∪ tβθà)−Gs? öΝä3ª=yès9 öΝä3Î=ö6s% ÏΒ tÏ%©!$#uρ öΝä3s)n=s{ “Ï%©!$# ãΝä3−/u‘ (#ρ߉ç6ôã$# â¨$¨Ψ9$# $pκš‰r'‾≈tƒ
Artinya: Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan
orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa,(QS. Albaqarah: 21)

Pada dasarnya orang yang telah mencapai derajat taqwa kemudian

berusaha mempertahankanya terus, dipandang sebagai orang yang sukses

ibadahnya. Oleh karena itu Allah menempatkan orang yang bertaqwa sebagai

manusia paling mulia di sisih dan dalam pandanganya. 43

43
nasruddin razak, dienul islam, (bandung, PT Al-ma`arif, 1989) hlm 230-236
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, karena obyek yang

diteliti berlangsung dalam latar belakang yang wajar dan bertujuan untuk

mengetahui dengan seksama dan secara lebih mendalam tentang upaya

meningkatkan moral keagamaan siswa kelas VIII melalui kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang.

. Adapun pendekatan penelitiannya menggunakan pendekatan penelitian

fenomenologi. Menurut Bogdan dan Biklen penelitian dengan pendekatan

fenomenologi berusaha memahami makna dari suatu peristiwa atau fenomena

yang saling berpengaruh dengan manusia dalam situasi tertentu.

Dalam penelitian fenomenologi, interaksi simbolik merupakan suatu tipe

kerangka kerja penelitian utama yang harus diperhatikan oleh peneliti. Adapun

bentuk- bentuk kerangka kerja interaksi simbolik, sebagai berikut:

3. Persepektif fenomenologi menyatakan bahwa, interaksi simbolik berasumsi

bahwa pengalaman menusia di mediasi oleh interpretasi atau penafsiran

terhadap peristiwa yang terjadi

4. Di dalam perspektif fenomenologi, obyek, manusia, situasi dan peristiwa-

peistiwa tidak memiliki makna, selain makna yang diberikan oleh obyek,

manusia, dan peristiwa- peristiwa tersebut. Makna yang diberikan oleh

informan penelitian bukan secara kebetulan, melainkan suatu esensial.

5. Interpretasi atau penafsiran bukanlah suatu pekerjaan otonomi peneliti,


melainkan interpretasi dapat dilakukan melalui interaksi dengan orang lain

dalam penafsiran suatu peristiwa yang terjadi. Jadi interpretasi data penelitian

dapat dikompromikan atau di negosiasikan. Makna dari sesuatu dapat

berubah ketika ada orang melihatnya secara berbeda.44

B. Subjek Penelitian

Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik yang lazim

digunakan dalam penelitian kualitatif, yaitu “purposive sampling” informan

kunci yang dijadikan kunci pertama dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI)

2. Guru ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa)

3. Siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

C. Kehadiran Peneliti

1. Latar Penelitian

Pada awal penelitian, peneliti melakukan pengamatan awal untuk

memahami situasi, mempelajari keadaan, dan latar subjek penelitian pada

lokasi penelitian. Pemilihan subjek penelitian akan dikemukakan secukupnya

tentang pengenalan lapangan untuk menilai keadaan social, lokasi dan

keadaan geografis lokasi penelitian.

2. Entri, proses masuknya peneliti ke dalam setting social

Di dalam proses masuknya peneliti ke dalam setting social dilakukan


44
Iskandar, metodologi penelitian pendidkikan dan social, kuantitatif dan kualitatif, (Jakarta,
gaung persada press, 2009) hlm. 204-205
semenjak peneliti melakukan observasi serta melalui grand tour atau

melakukan pengamatan lapangan awal dan ini dilakukan hanya sebatas

melihat permasalahan secara umum dan meluas pada latar penelitian ini, yang

terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin penelitian secara resmi

kepada pimpinan lembaga tempat penelitian dengan membangun dan menjalin

hubungan dengan subjek penelitian.

Setelah peneliti mendapatkan izin untuk penelitian, peneliti akan

memasuki setting social yang mana peneliti melakukan pengamatan lapangan

secara tefokus.

3. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti bertujuan menciptakan hubungan yang baik dengan

subjek penelitian, disini peneliti secara terbuka bertindak melalui pengamatan

partisisipasi, yakni pengamatan dimana peneliti terlibat langsung dalam

kegiatan subyek45

D. Sumber Data

Adapun jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data

kualitatif, dan dalam penelitian kualitatif lebih banyak bersifat kata-kata subyek,

baik lisan atau tulisan, termasuk juga tingkah laku yang diamati dan

digambarkan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen, foto.

Dan data yang digali dalam penelitian ini adalah data tentang, upaya

meningkatkan moral keagamaan siswa kelas VIII melalui kegiatan

45
Ibid. hlm. 251-252
ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

E. Prosedur Pengambilan Data

. Data atau informasi yang menjadi bahan baku penelitian untuk diolah

merupakan data yang berwujud data primer dan data skunder.

Data primer merupakan data yang diperoleh melalui serangkaian kegiatan

sebagai berikut:

1. Observasi Partisipatif

Observasi partisipan, yaitu pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diteliti. Diharapkan dengan

metode ini dapat memperoleh data secara komprehensif, sebab metode ini

menurut seoarng peneliti untuk melibatkan diri sebagai oarang dalam secara

sosial. 46 Diantara cara membuat catatan diantaranya adalah:

• membuat catatan apapun yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini

pencatatan dilakukan pada malam hari setelah pengamatan dilakukan.

Pengamat dapat mencatat apa saja yang dikehendakinya, bisa berupa

laporan langkah- langkah peristiwa atau dapat pula berupa catatan tentang

gambaran umum yang singkat.

• Membuat buku harian, yang mana buku harian ini harus dibuat yang lebih

terorganisasi dan harus diisi setiap hari.

46
Faisal, Sanapiah (TIM). 1998, Kumpulan Materi Metode Penelitian Kualitatif, Surabaya:
BMPTSI Wilayah VII Jatim.
• Catatan tentang satuan- satuan tematis, catatan ini dilakukan ketika peneliti

tertarik terhadap suatu tema tertentu yang mucul.

• Catatan kronologis, catatan ini dilakukan secara rinci dan secara

kronologis dari waktu- kewaktu

• Peta konteks, biasanya peta ini berupa sketsa, diagram tentang latar

penelitian misal latar kelas, tempat bermain, tempat menyimpan alat dan

lanya. Dan lainya.

2. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalan menurut Nasution (1988) adalah suatu

percakapan yang bermakna yang dilakukan antara dua orang atau lebih yang

diarahkan oleh salah seorang dengan tujuan untuk mengetahui pendapat,

persepsi, perasaan, pengetahuan dan pengalaman seseorang. Dan wawancara

mendalanm ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan

upaya meningkatkan moral keagamaan siswa kelas VIII melalui kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang Dan

teknik ini mencakup beberapa tahap antara lain:

a) Menentukan infoman yang diwawancarai yaitu: kepala sekolah SMP

Negeri 13 Malang, Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI), guru

ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa), siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa).

b) Persiapan wawancara dengan merencanakan daftar pertanyaan untuk

mendapatkan data dari informan yang dimaksud, garis-garis pertanyaan

merupakan penjabaran dari fokus penelitian.


c) Peneliti melakukan pendekatan dengan informan dengan cara

memperkenalkan diri, mengutarakan maksud kedatangan si peneliti serta

menyampaikan surat izin penelitian, setelah itu peneliti membuat janji

untuk melaksanakan wawancara dengan informan tanpa mengganggu dan

mengurangi jam mengajar informan.

d) Melakukan wawancara dan selama melakukan wawancara si peneliti

diharuskan untuk menjaga jarak dengan cara mengatur bahas dan etika

yang baik .

e) Menyalin hasil wawancara yang diperoleh peneliti dengan informan.

Data skunder merupakan data yang diperoleh melalui pengumpulan

atau pengolahan data yang bersifat studi dokumentasi yang berupa penelaahan

terhadap dokumen pribadi, resmi kelembagaan, refrensi- refrensi atau

peraturan yang memiliki relevansi dengan vokus permasalahan penelitian.47

Sedangkan Studi dokumentasi menurut Moleong adalah suatu teknik

pengumpulan data yang bersumber dari non manusia, seperti dokumentasi

pribadi maupun dokumen resmi.

Dokumentasi pribadi yang dimaksudkan disisni adalah catatan atau

karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan

kepercayaanya. Maksud dari pengumpulan data pribadi ini adalah untuk

memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor

disekitar subjek penelitian. Jika guru atau peneliti meminta atau subjek untuk

47
Iskandar, op.cit. hlm253-254
menuliskan pengalaman berkesan mereka, hal itu juga dinamakan dokumen

pribadi.

Diantara dokumen resmi yaitu terbagi atas dokumen internal dan

dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, intruksi,

peraturan- peraturan dan lainya. Sedangkan dokumen eksternal diantaranya

yaitu majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan pada media

massa.48 Dalam penelitian ini studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh

data non manusia yang berkaitan dengan fokus penelitian seperti:

1. Sejarah berdirinya, perkembangan dan kondisi SMP Negeri 13

Malang.

2. data- data yang berhubungan dengan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

(iman dan taqwa)

F. Analisa Data

Analisis data kualitatif menurut bogdan dan biklen adalah upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskanya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

menentukan apa yang dapat dicerita pada orang lain.

Adapun prosesnya menurut seiddel adalah sebagai berikut:

1. mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode

agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

48
Lexi j. Mleong, metodologi penelitian kualitatif. (bandung , PT remaja rosdakarya, 1991) hlm.
161-163.
2. mengumpulkan, memilah- milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan,

membuat ikhtisar dan membuat indeksnyakan

3. berfikir, dengan jalan membuat agar katagori data itu mempunyai makna,

mencari dan menemukan pola, dan hubungan- hubungan dan membuat

temuan- temuan umum.49

Proses analisis data menurut Moleong dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, dokumen resmi, fakta dan

sebagainya. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah, maka langkah berikutnya

adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat

abstrak. Abstrak adalah merupakan rangkuman yang inti, proses dan

pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya.

Langkah selanjutnya adalah menyusunya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan

ini dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ini adalah

ini mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Dalam penelitian yang dilakukan

di SMP Negeri 13 oleh si peneliti yang menggunakan teknik analisis data

seperti tersebut diatas.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data

Strategi teknik pengumpulan data menurut Moleong secara tepat

merupakan langkah awal dan upaya awal penelitian guna mendapatkan data

penelitian yang syah, obyektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Penggunaan

beberapa teknik dalam pengumpulan data akan lebih menjamin dan diperoleh

49
Lexi j. Moleong, metode penelitian kualitatf, ( Bandung, PT.Remaja Rosdakarya,2005) hlm. 248
keabsahan data yang memadai, keabsahan data yang diperoleh adalah sesuatu

yang sangat penting karena akan menjamin kepercayaan data tersebut dalam

pemecahan data masalah yang diteliti.

Oleh karena itu peneliti dapat menentukan atau mengukur keabsahan data

dengan derajat kepercayaan. Berpedoman pada kriteria tersebut, peneliti

berusaha secara maksimal sehingga tingkat kepercayaan data penelitian yang

diperoleh dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

Moleong menyebutkan bahwa dalam penelitian diperlukan suatu teknik

pemeriksaan keabsahan data.50 Sedangkan untuk memperoleh keabsahan

temuan perlu diteliti kredibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai

berikut:

a. Presistent Observation (ketekunan pengamatan), yaitu mengadakan

observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami

gejala lebih mendalam terhadap berbagai aktifitas yang sedang

berlangsung di lokasi penelitian.

b. Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain dari luar data untuk keperluan pengecekan atau

pembanding terhadap data.

c. Peerderieting (pemeriksaan sejawat melalui diskusi), bahwa yang

dimaksud dengan pemeriksaan sejawat melalui diskusi yaitu teknik yang

dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang

diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.

50
Lexy, Op. Cit, hlm. 326
Pada proses analisis data dalam memeriksa keabsahan data peneliti

menggunakan metode triangulasi. Adapun teknik triangulasi yang digunakan

adalah:

1) Triangulasi sumber

Menurut Moleong (2002: 330) triangulasi dengan sumber adalah

membandingkan dan mengecek baik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian

kualitatif, mengecek data yang diperoleh darii seorang informan,

kemudian data tersebut dicek dengan bertanya pada informan lain secara

terus menerus sampai terjadi ejenuhan data aertinya sampai tidak

ditemukan data baru lagi.

2) Triangulasi metode

Triangulasi metode menurut Patton dalam Moleong (2002: 331) adalah:

a. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa

teknik pengumpulan data, peneliti mengecek data atau informasi yang

diperoleh melalui metode wawancara kemudian data tersebut dicek

melalui observasi atau dokumentasi, dan begitu juga sebaliknya.

b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama, peneliti mengecek data atau informasi yang diperoleh

melalui wawancara dengan seorang informan. Kemudian data yang

diperoleh tersebut dicek pada informan yang bersangkutan pada waktu

yang berbeda.
3) Triangulasi Teori

Triangulasi teori menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2002:331)

adalah berdasarkan anggapan bahwa fakta-fakta tidak dapat diperiksa

derajat kepercayaannya dengan salah satu teori.

Dari pemaparan di atas, penelitian diarahkan untuk mencoba

mengungkapkan seberapa jauh dan mendalam tentang upaya meningkatkan

moral keagamaan siswa kelas VIII melalui kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

(iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang yang akan dipaparkan mendalam

dan langsung pada aspek yang diteliti. Metode analisis ini juga peneliti gunakan

untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas yang berkaitan dengan pokok

permasalahan yang diteliti yaitu perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi dalam

upaya meningkatkan moral keagamaan siswa kelas VIII melalui kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP Negeri 13 Malang.


BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Sejarah Berdiri Dan Pengembangan SMP Negeri 13 Malang

Pada mulanya SMP Negeri 13 Malang merupakan sekolah filial SMPN 1

malang pada tahun 1983 dengan tujuan sebagai sekolah yang menampung

sebagian siswa SMPN 1 Malang yang melebihi target jumlah kelas yang

disediakan. Seluruh Guru dan Staf Akademika SMP Negeri 13 Malang mulanya

juga berasal dari SMPN 1 Malang, sedangkan yang menjabat sebagi kepala

sekolah pada waktu itu adalah Bapak Drs. Suwandi dengan PLH (Pelaksana

Harian) Ibu Dra. Toeti Antasy. Sekolah filial ini bertempat di SDN 7 Dinoyo

Malang dengan jumlah kelas sebanyak 2 ruang untuk kelas 1. Atas usulan dari

beberapa guru, akhir tahun 1984 SMP Negeri 13 Malang pindah dan menempati

SMPS di jalan Veteran yang sekarang ditemapati SMKN 2 Malang.

Seiring dengan perkembangan jumlah siswa yang semakin pesat dan atas

prakarsa dari berbagai pihak, pada tahun 1985 mulai melaksanakan

pembangunan gedung sekolah di jalan Sunan Ampel II Kota Malang. Akhirnya

pada tahun 1985 SMP Negeri 13 Filial SMPN 1 Malang diresmikan menjadi

SMP Negeri 13 Malang, dengan jumlah murid sebanyak 120, jumlah kelas

sebanyak 6 kelas dan tenaga pengajar sebanyak 10 orang. Sejak dibangunnya

gedung sekolah yang baru, SMP Negeri 13 Malang mengalami kemajuan jumlah

siswa yang sangat pesat.


Sejak dikepalai Drs. H. Muhammad Nurfakih, M.Ag tahun 2005 banyak

kemajuan yang diraih. Hal tersebut ditandai dengan semakin meningkatnya

tenaga profesional, prestasi siswa dalam berbagai ajang perlombaan, serta dalam

bidang kedisiplinan. Dengan berbagai prestasi yang didapat, menjadikan SMP

Negeri 13 terakreditasi A dan salah satu sekolah pada tahun 2007 yang mendapat

status SSN (Standar Sekolah Nasional) di Kota Malang dan diharapkan

selanjutnya berstatus SBI (Sekolah Bertaraf Internasional).

Adapun Kepala Sekolah yang bertugas di SMP Negeri 13 Malang adalah

sebagai berikut:

NO. NAMA KEPALA SEKOLAH MASA KERJA

1 Dra. Tutie Antasi 1983 – 1986

2 Sedijono 1988 – 1991

3 Wulan Tjahjani 1991 – 1995

4 Dra. Hj. Roesmani 1995 – 1998

5 Drs. Yuwono Patwiyanto, M.Pd 1998 – 2002

6 Dra. Asmiaty 2002 – 2005

7 Drs. H. Muhammad Nurfakih, M.Ag 2005– Sekarang

2. Visi, Misi dan Tujuan SMP Negeri 13 Malang

a. Visi Sekolah

Unggul dalam prestasi, berbudi pekerti yang luhur dan berwawasan

lingkungan
b. Misi Sekolah

1. Melaksanakan kegiatan belajar- mengajar secara efektif untuk mencapai

prestasi yang optimal: (a) Melaksanakan bimbingan belajar intensif agar

unggul dalam memperoleh NEM (b) Menumbuhkan semangat keunggulan

terhadap warga sekolah (c) Mendorong membantu setiap siswa untuk

mengenali potensi (dirinya) sehingga dapat berkembangn secara optimal

(d) Mengadakan bagian ekstra kurikulum kelompok ilmiah remaja (KIR)

(e) Membina dan melatih kegiatan ekstrakurikuler bahasa inggris

2. Menyediakan wadah penyaluran bakat dan minat dalam bidang kesenian

dan olah raga dengan melaksanakan: (a) Pembinaan dan pelatihan bina

vokalia (b) Pembinaan dan pelatihan drum band/marching band (c)

Pembinaan dan pelatihan seni tari (d) Pembinaan dan pelatihan tartil

qur`an (e) Pembinaan dan pelatihan bola basket (f) Pembinaan dan

pelatihan bela diri/ karate/KKI (g) Pembinaan dan pelatihan bela diri tapak

suci (h) Pembinaan dan pelatihan sepak bola.

3. Menyediakan lingkungan sebagai sumber belajar

(a) Menkondisikan lingkungan sekolah sebagai alternatif sumber

belajar berbagai bidang mata pelajaran (b) Penataan lingkungan

sebagai sumber belajar (c) Mengembangkan lingkungan sebagai

media pembelajaran.

c. Tujuan Sekolah Dalam Lima Tahun

a. Meningkatkan nilai rata- rata NUN dari 7,69 menjadi 7,75


b. Meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar dengan

menggunakan media yang memadai

c. Meningkatkan efektifitas latihan kegiatan ekstrakurikuler yang telah

ditentukan

d. Memanfaatkan lingkungan sebagao sumber belajar

3. Daftar Guru dan Karyawan SMP Negeri 13 Malang

Guru SMP Negeri 13 Malang pada tahun pelajaran 2010-1011

sebanyak 58 orang, semua berlatar belakang pendidikan yang memadai dan

mengajar sesuai dengan bidang study masing- masing. Diantara guru yang

berpendidikan S2 ada satu guru, SI ada 54 guru, D3 ada 4 guru, dan D2 ada 1

guru.

Sedangkan karyawan SMP Negeri 13 Malang pada tahun pelajaran

2010-2011 sebanyak 32 orang, yang diantaranya adalah karyawan TU

sebanyak 5 orang, karyawan perpustakaan sebanyak 2 orang, karyawan

laboratorium IPA sebanyak 2 orang, karyawan laboratorium komputer

sebanyak 3 orang, karyawan tukang kebun sebanyak 10 orang, dan keamanan

sebanyak 10 orang.

4. Prestasi Yang Diraih SMP Negeri 13 Malang

a. Prestasi Akademik

Prestasi yang telah dicapai oleh SMP Negeri 13 Malang meliputi:

(1) rangking NUN ke 13 dari SMP se kota Malang pada tahun 2005/2006
dengan rata- rata nilai 7,69. (2) ) rangking NUN ke 11 dari SMP se kota

Malang pada tahun 2006/2007 dengan rata- rata nilai 7,40. (3) ) rangking

NUN ke 10 dari SMP se kota Malang pada tahun 2007/2008 dengan rata-

rata nilai 7,71.

b. Prestasi non akademik

Prestasi non akademik yang telah diraih oleh SMP Negri 13

Malang diantaranya adalah: (1) peringkat IV langgam marching band

tingkat nasional di Bali pada tahun 2006. (2) mayoret terbaik tingkat

Jawa timur pada tahun 2006. (3) drum band tingkat Nasional (PON 2007)

2 emas dan 1 perunggu. (4) drum band tingkat regional (2 kali piala

gubernur Jawa timur pada tahun 2007 dan 2009. (5) drum band tingkat

Nasional (7 piala) pada tahun 2009. (6) peserta jambore Nasional pada

tahun 2005. (7) mewakili pramuka kota Malang tingkat provinsi

(mojokerto, jombang, blitar) pada tahun 2009. (8) paskibra tingkat

provinsi pada tahun 2009.51

5. Sarana dan Prasarana SMP Negeri 13 Malang

SMP Negeri 13 Malang Tahun Pelajaran 2009/2010 memiliki sarana

dan prasarana yang sangat mendukung dan memadai dalam menunjang

proses belajar mengajar (PBM), karena SMP Negeri 13 Malang memiliki

banyak fasilitas dalam menunjang kegiatan tersebut. Sarana dan Prasarana

yang dimiliki SMP Negeri 13 Malang yakni:

51
Dokumentasi SMP Negri 13 malang 2010-2011
1. RKB 26 Ruang

2. Laboraturium IPA 2 Ruang

3 . Laboraturium Komputer 1 Ruang

4. Laboraturium Bahasa 1 Ruang

5. Ruang Keteramp.Tata Busana 1 Ruang

6. Ruang Keteramp.Tata Boga 1 Ruang

7. Ruang OSIS 1 Ruang

8. Ruang Koperasi Siswa 1 Ruang

9. Ruang UKS 1 Ruang

10.Ruang BK 1 Ruang

11.Ruang Elektro 1 Ruang

12.Ruang Audio Visual 1 Ruang

13.Musholla 1 Ruang

14.Kantin Sekolah 10 Stand

15. laboratorium agama islam 2 Ruang

6. Denah Ruang SMP Negeri 13 Malang

Untuk mengetahui denah ruang SMP Negeri 13 Malang, penulis

melakukan penggalian data dengan cara observasi langsung di lokasi

penelitian dan didukung dengan data dokumentasi yang penulis peroleh.

Adapun denah ruang SMP Negeri 13 Malang adalah sebagai mana

terlampir.52

52
Dokumentasi SMP Negeri 13 Malang 2010-2011
B. Paparan Data Penelitian

1. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Di

SMP Negeri 13 Malang

Perencanaan merupakan penentuan secara matang tentang apa yang

akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan.

Jika kegiatan dilaksanakan tanpa adanya perencanaan, maka mustahil sekali

kegiatan itu akan berjalan dengan baik. Seperti halnya pada kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) yang dilaksanakan di SMP Negeri

13 Malang yang pastinya juga terdapat berbagai macam perencanaan-

perencanaan.

Pada dasarnya kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa ) ini

terbentuk atas dasar visi dan misi sekolah yang telah tercantum diatas. Oleh

sebab itu, demi mewujudkan visi dan misi sekolah, kepala sekolah mempunyai

gagasan untuk membentuk kegiatan keagamaan yang bertujuan membentuk

moral keagamaan yang baik dan juga meningkatkan ketaqwaan dan keimanan

para siswa.

Pada kenyataanya, memang keadaan pengetahuan tentang agama

siswanya sangat minim sekali. Jadi jika siswa mempunyai pengetahuan agama

yang kurang, yang pastinya siswa juga tidak akan mampu untuk beriman,

bertaqwa, dan juga bermoral keagamaan yang baik.

Disamping itu, Bapak Drs.H. Muhammad nurfakih, M.Ag (kepala

sekolah) menyatakan bahwa karena di sekolah telah ada berbagai macam

ekstrakurikuler. Baik ekstrakurikuler yang bersifat jasmaniah, kesenian daerah


sampai kontemporer, berbagai macam bahasa, KIR, PMI dan lainya,

sedangkan ekstrakurikuler yang bersifat kerohanian masih belum ada, jadi

dibentuklah kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang diberi nama IMTAQ

(iman dan taqwa).

Pada awalnya, semua kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Negri

13 Malang adalah ekstrakurikuler pilihan. Tetapi pada kenyataanya yang

memilih ekstrakurikuler IMTAQ ini sangat sedikit sekali, padahal banyak

siswa yang belum banyak mengenal tentang pengetahuan agama islam

termasuk sholat, baca al-qur‘an, akhlak dan lainya. maka dari itu,

ekstrakurikuler disapakati untuk dijadikan ekstrakurikuler wajib bagi siswa

kelas VIII, sedangkan untuk kelas VII ekstrakurikuler wajibnya adalah

pramuka dan untuk kelas XI sudah terbebas dari kegiatan ekstrakurikuler.

Adapun perencanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini,

dilakukan setiap tahun sekali, yaitu setiap berganti tahun ajaran baru. Yang

mana perencanaanya sebagai berikut: pertama, penyusunan materi dan

program kerja ekstrakurikuler IMTAQ, kedua, penentuan waktu dan tempat

pelaksanaan ekstrakurikuler IMTAQ, ketiga, sumber daya manusia yang akan

terlibat (pengelompokan siswa, dimana hal ini dilaksanakan dengan

menyeleksi siswa yang akan dibagi kedalam berbagai kelas, adakalanya yang

dimasukkan ke kelas AI, AII, AIII (kelas unggulan). BI, BII, BIII (kelas yang

kemampuanya dibawah rata- rata). Dan CI, CII, CIV (kelas yang

kemampuanya masih kurang) dan perekrutan guru serta penempatan guru pada
masing- masing kelas. Keempat, dana dan sarana yang diperlukan untuk

pelaksanaan ekstrakurikuler. Kelima, tentang bagaimana evaluasinya.

Adapun implementasi dari perencanaan- perencanaan diatas adalah

sebagai berikut:

1. Penyusunan materi dan program kerja ekstrakurikuler IMTAQ

Program-program kerja dan materi yang ditentukan dalam kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai

pada kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini. Disamping itu, materi juga

disusun berdasarkan kemampuan tentang pengetahuan siswa di kelas

masing- masing. Karena kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini, dibagi

menjadi berbagai macam kelas, yaitu kelas unggulan ada tiga kelas (kelas

AI,AII,AIII), kelas yang rata- rata kemampuanya juga ada tiga kelas,

yaitu: (kelas BI,BII,BIII), untuk kelas yang kemampuanya masih kurang,

ada empat kelas, diantaranya (CI,CII,CIII,CIV)

Disamping itu, pembentukan materi dalam kegiatan ektrakurikuler

IMTAQ ini, juga di dasarkan pada perkembangn moral siswa atau tingkat

usia siswa, yang mana usia siswa pada kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

ini adalah mencapai tingkat konvensional yaitu pada usia 8- 13 tahun,

yang mana pada fase ini anak atau siswa sudah mulai mengenal ukuran

baik dan buruk secara batin (tak nyata) meskipun masih terbatas.
Tabel 3: materi kegiatan ekstarkurikuler
Adapaun materi yang telah direncanakan diantaranya adalah:
KELOMPOK MATA BINAAN MATERI
KELAS

A ALQUR`AN Bacaan, tajwid, qira`at


B ALQUR`AN Bacaan, Tajwid
C ALQUR`AN Pengenalan Huruf Arab
ABC SHOLAT 1. cara bersuci dari
hadats dan najis
2. yarat dan rukun
sholat
3. hafalan bacaan
dalam sholat wajib,
termasuk sholat
jamak
4. sholat sunnah
rawatib, dhuha,
starawih, dan
tahajud
ABC AKIDAH AKHLAQ 1. peningkatan
keimanan
2. akhlakul karimah
nabi muhammad
dalam berbagai
kehidupan
PROGRAM KERJA EKSTRAKURIKULER IMTAQ
TAHUN PELAJARAN 2009/ 2010

No NAMA KEGIATAN September Oktober November Desember Januari Februari Keterangan


I 2 3 4 I 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Membeca Al-qur`an X X - - - - X X X X X X
• Tajwid tentang nun mati dan X X
tanwin
• Tajwid tentang mim sukun X X X X
• Iqro` I (untuk kelas c) X X X X X X X X X X X X
2 Mempelajari tentang thoharoh
• Cara bersuci dari najis X
• Cara bersuci dari hadits
3 Belajar menulis huruf alqur`an X X X X X X
dengan benar
4 Pemantapan keimanan
• Rukun iman X
• Rukun islam X

No NAMA KEGIATAN Maret April Mei Keterangan


I 2 3 4 I 2 3 4 1 2 3 4
5 Akhlak
• Sifat terpuji X X
• Sifat tercela X X
6 Hafalan surat pendek
• Surat adduha sampai annas X X X X
7 Cadangan X X
2. Penentuan waktu dan tempat pelaksanaan ekstrakurikuler IMTAQ

Adapun waktu dilaksanakan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

adalah diluar mata pelajaran yang inti, yaitu pada hari sabtu, jam 08.30

sampai jam 09-30. dan kegiatan ini akan dilaksanakan di kelas- kelas,

musollah dan juga laboratorium agama islam.

3. Sumber daya manusia yang akan terlibat

Sumber daya manusia yang dimaksudkan disini adalah para siswa

kelas VIII dan para guru yang akan mengajajar kegiatan ekstrakurikuler

IMTAQ. Guru- guru yang di rekrut disini adalah selain guru agama yang

telah ada sebelumnya, yaitu dari guru- guru baru yang kompeten dalam

bidang agama. Sedangkan guru agama disini berperan sebagai pengontrol

dan pembina dari kinerja guru- guru IMTAQ yang telah direkrut.

Sedangkan siswa yang akan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler

IMTAQ, sebelumnya dilaksanakan dengan menyeleksi siswa yang akan

dibagi kedalam berbagai kelas. adakalanya yang dimasukkan ke kelas AI,

AII, AIII (kelas unggulan). BI, BII, BIII (kelas yang kemampuanya

dibawah rata- rata). Dan CI, CII, CIV (kelas yang kemampuanya masih

kurang).

Diantara hasil dari pengelompokan siswa ini, dicantumkan di

dalam presensi pada masing- masing kelas. Salah satu contoh presensi

adalah:
Tabel 5: presensi kelompok kelas IMTAQ

Daftar hadir IMTAQ kelompok a. I

No Kelas No No Nama L/p Tanggal Nilai

absen induk

1 VIII A 2 7793 Ade febrianti safitri P

2 VIII A 3 7759 Ajeng setyo widari P

3 VIII A 4 7760 Amalia khusna syamsuddin P

4 VIII A 7 7720 Anissa izzatul ulya P

5 VIII A 10 7875 Dhia karima P

6 VIII A 11 7730 Dita lolaita sari P

7 VIII A 14 7769 Eka nofita sari P

8 VIII A 21 7930 Luaih hana adillah P

9 VIII A 29 7969 Nur diana rahma y P

10 VIII A 30 7781 Oktavia fatmawati P

11 VIII A 31 7710 Purtika ayu s P

12 VIII A 35 7898 Siska wahyu ningtyas P

13 VIII A 39 7865 Yulidia rohmawati P

14 VIII B 10 7727 Della afinda g P

15 VIII B 22 7964 Miftahul ulum L

16 VIII C 3 7867 Ahmad nurhidayat L

17 VIII C 4 7682 Agung rahmad dani L

18 VIII C 5 7833 Anggi putri P

19 VIII C 6 7722 Artika prasasti P

20 VIII C 15 7775 Maharaja palupi L

21 VIII C 16 7963 Menia qorin P

22 VIII C 19 7938 Nalurias s P

23 VIII C 23 7853 Puji astutuk P


24 VIII C 24 7819 Putri melliandari P

25 VIII C 26 7711 Selli artika sari P

26 VIII C 30 7750 Tias nur mufidah P

27 VIII C 31 7751 Fidiah P

28 VIII C 33 7712 Yanuardi dwi p P

29 VIII C 37 7902 Yuni maisaroh L

30 VIII C 2 7870 Alfan gusti L

31 VIII C 4 7798 Amirah nisrina P

32 VIII C 5 7909 Ananta prima L

33 VIII C 6 7949 Arief wahyudi L

34 VIII C 7 7834 Ayu ningtyas P

35 VIII C 8 7686 Bagas prastyo L

36 VIII C 10 7728 Dewi sri n P

4. Dana dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan ekstrakurikuler

Dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa), dana

yang dipakai adalah berasal dari dana BOS, sedangkan sarana dan

peralatan yang akan digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

diantaranyan yaitu: ruang kelas beserta apapun yang ada di dalamnya,

buku- buku yang berhubungan dengan pendidikan agama islam,

diantaranya: alqura`an, buku panduan sholat, buku tajwid, buku akhlak,

laboratorium agama yang dilengkapi dengan LCD projector, dan ruang

audio visual.
5. Tentang Evaluasi

Evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini, sangatlah

dibutuhkan. Karena dengan evaluasi, akan mengetahui apakah kegiatan

telah berjalan dengan baik atau malah sebaliknya, apakah ada peningkatan

keimanan dan ketaqwaan pada diri siswa, serta apakah ada peningkatan

moral keagamaan siswa atau malah sebaliknya dan lain sebagainya.

Adapun evaluasi yang telah direncanakan untuk para siswa adalah:

a. Jenis evaluasi yang akan dilaksanakan meliputi ujian tengah semester

(UTS), dan ujian akhir semester (UAS). Ujian ini semua soalnya

dibebankan pada guru yang mengajar di kelas masing- masing.

Disamping itu, juga tidak mengabaikan ulangan harian dan juga moral

keagamaan siswa pada tiap harinya di dalam kelas maupun di sekitar

lingkungan sekolah.

b. Bentuk evaluasi yang akan dilaksanakan yaitu adakalanya diuji dengan

praktek (misalnya praktek sholat, wudlu`), ujian secara lisan (misal

hafalan surat- surat pendek) dan secara tulisan (ulangan harian, UTS dan

UAS)

c. Alat yang akan digunakan untuk mengevaluasi adalah: soal- soalnya,

tempat praktek sholat dan wudlu`, dan paralatan lain yang dibutuhkan..

Seperti hasil wawancara dengan salah satu guru agama islam,

disebutkan bahwa:

Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat kerohanian ini diberi


namaIMTAQ (iman dan taqwa) bertujuan agar para siswa memiliki
keimanan dan ketaqwaan sehingga menjadikan mereka bermoral
keagamaan yang luhur.
Setelah nama kegiatan ekstrakurikuler ini terbentuk dan
mendapatkan izin dari Diknas, perencanaan- perencanaan yang di lakukan
adalah, (1). penyusunan materi dan program kerja ekstrakurikuler IMTAQ,
(2) penentuan waktu dan tempat pelaksanaan ekstrakurikuler IMTAQ, (3)
sumber daya manusia yang akan terlibat (pengelompokan siswa, dengan
menyeleksi siswa yang akan dibagi kedalam berbagai kelas, ada yang di ke
kelas AI, AII, AIII (kelas unggulan). BI, BII, BIII (kelas yang
kemampuanya dibawah rata- rata). Dan CI, CII, CIV (kelas yang
kemampuanya masih kurang) dan perekrutan guru serta penempatan guru
pada masing- masing kelas. (4) dana dan sarana yang diperlukan untuk
pelaksanaan ekstrakurikuler. (5) tentang bagaimana evaluasinya.

Wawancara diatas juga sesuai dengan apa yang disampaikan oleh

salah satu guru agama yang lain, di SMP Negeri 13 Malang.

Siswa pada zaman sekarang, emang beda dengan siswa yang dulu,
siswa sekarang sangat minim kemampuanya dalam pengetahuan agama,
jadi di sekolah harus digembleng pelajaran agama yang matang. Ya
diantaranya dengan diadakanya kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini.
Tujuan asalnya diadakanya kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ adalah untuk
meningkatkan tingkah laku siswa agar lebih baik dan berakhlak yang
baik.53

2. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Di

SMP Negeri 13 Malang

Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini dilaksanakan pada

hari sabtu pada jam 08. 30 sampai 09.30, yang mana terbagi menjadi 10

kelas. Dari hasil observasi peneliti beberapa kali, bahwa pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler seringkali terlambat, atau tidak sesuai dengan jadwal

yang telah ditetapkan, karena kebanyakan guru- gurunya sering terlambat

53
hasil wawancara pada tanggal 15 maret 2010 di musholla SMP Negeri 13
Malang (pukul 10.00)
datanga ke sekolah. Misalnya, yang seharusnya kegiatan dimulai pukul

08.30, kegiatan terkadang dimulai pukul 08.45, terkadang juga pukul 09.00

baru dimulai kegiatanya. Tetapi meskipun mulainya kegiatan terlambat,

kegiatan tetap berlangsung selama satu jam. Misalnya mulainya jam 09.00

maka selesainya 10.00 meski harus mengorbankan siswa untuk tidak ada jam

istirahat. Jadi setelah kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ selesai, siswa harus

langsung mengikuti pelajaran selanjutnya.

Dari materi yang telah ditetapkan dalam program kerja dan materi

ekstrakurikuler IMTAQ yang telah direncanakan diatas, seringkali di dalam

praktik pembelajaranya, setiap guru menentukan sendiri tingkat kesulitan

materi- materi yang sekiranya cocok dengan kemampuan siswanya. Kerena

jika disamakan nantinya akan terjadi kesulitan bagi siswa yang kemampuan

dibawah rata- rata atau sebaliknya, yaitu terlalu mudah bagi siswa yang

sudah mempunyai kemampuan agama yang baik, disamping itu juga akan

mengakibatkan kejenuhan didalam pembelajaranya.

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan

taqwa) ini, metode yang digunakan dalam pembelajaranya sangat berfariasi.

Karena disamping para guru yang jumlahnya mencapai 12 orang, kelasnya

juga terdapat berbagai macam bentuk, mulai kelas unggulan yang terdiri dari

kelas AI, AII, dan AIII, kelas yang kemampuanya rata- rata yang terdiri dari

kelas BI dan BII, dan yang terakhir adalah kelas yang dibawah rata- rata

yang terdiri dari kelas CI, CII, CIII dan CIV.

Jika pada kelas unggulan, kebanyakan siswa sudah mempunyai


kemampuan lebih dalam pengetahuan agama dari pada kelas yang lainya,

maka dari itu para guru yang mengajar dikelas unggulan ini biasanya

memakai metode ceramah, diskusi, tanya jawab, praktek dari materi- materi

yang telah diajarkan, driil dan lainya.

Seperti halnya yang telah dikemukakan dalam wawancara dengan

salah satu guru yang mengajar di kelas unggulan:

Metode yang saya gunakan mengajar di kelas unggulan sangan


berfariasi, diantaranya ceramah, diskusi, tanya jawab, praktek, driil dan lain
sebagainya. karena disamping para siswa sudah banyak yang mempunyai
pengetahuan lebih tentang agama, supaya para siswa tidak jenuh dalam
belajar agama, dan supaya lebih semangat.

Seperti halnya penuturan salah satu guru IMTAQ yang mengajar di

kelas unggulan:

Mengajar di kelas unggulan itu lebih enak dari pada dikelas B dan C.
Karena siswanya lebih manut, mudah dikendalikan dan sudah pinter- pinter.
Jadi kalau waktunya nutut, terkadang selain pakai metode ceramah dan tanya
jawab, saya pakai permainan, diskusi dan lainya. 54

Dari hasil observasi peneliti dalam beberapa pertemuan, dalam

pembelajaran di kelas A atau kelas unggulan, tidak semua guru

menggunakan metode yang berfariasi dalam setiap pertemuanya, tetapi

kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

Karena disamping waktunya yang kurang, terkadang siswanya juga kurang

antusias dalam menghadapi pelajaran ekstrakurikuler IMTAQ, jadi guru

merasa kesulitan untuk menerapkan metode- metode yang seharusnya

54
Hasil wawancara (salah satu guru ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa)
yang ngajar dikelas unggulan. Ruang tamu SMP Negeri 13 Malang (senin, 15
maret 2010, pukul 12.00)
dipakai dalam pembelajaran. .

Tetapi dari hasil pengamatan dan dokumentasi, pada kelas unggulan

ini kemampuan siswanya sudah melebihi kemampuan siswa yang berada di

kelas bawahnya, yaitu; kelas B da juga kelas C. Misalnya cara mereka dalam

membaca al-qur`an, sikapnya terhadap guru dan juga teman- temanya.

Di kelas unggulan ini, kebanyakan siswanya selalu berjabat tangan

dan mengucapkan salam ketika bertemu dengan gurunya, jika dengan teman-

temanya, mereka saling menghargai, misalnya ketika pelajaran berlangsung

tidak saling mengganggu antara satu dan yang lainya, jika ada gurunya

masuk kelas langsung lari menuju kelas ketika siswa masih bermain di luar

kelas. Sehingga pelajaran dapat berjalan dengan baik.

Jika pada kelas yang kemampuanya rata- rata atau kelas B dan C,

para guru sering menggunakan metode ceramah, cerita kisah- kisah teladan,

baca simak, permainan dan laniya karena kemampuan siswanya masih

kurang dibandingkan dengan kelas unggulan atau kelas A.

Seperti halnya penuturan salah satu guru IMTAQ yang ngajar di

kelas B beliau menuturkan bahawa:

Siswa di kelas B kemampuan agamanya sangat minim sekali apalagi


ibadahnya seperti halnya sholat juga masih jarang dilakukan, jadi untuk
mensuport mereka dalam beribadah dan menggali pengetahuan agama, kami
lebih sering menggunakan metode ceramah, cerita kisah- kisah teladan,
permainan, baca simak dalam pembelajaran al-qur`an, dan lainya.
Guru yang mengajar di kelas C juga menuturkan pada saat

wawancara:

Terkadang saya bingung mau mengajar pakai metode apa, karena


kalau misalnya belajar baca iqro`nya bareng- bareng, maka tidak akan
terdeteksi mana siswa yang sudah bisa baca dan belum bisa baca. Tetapi
misalkan saya buat baca simak, siswa yang lainya akan rame sendiri. Jadi
saya memutuskan, terkadang pakai metode baca simak, terkadang juga
bareng- bareng bacanya. 55

Dari hasil pengamatan peneliti, memang beda antara siswa di kelas B,

C dengan kelas A. Keadaan di kelas B dan C disaat guru menyampaikan

materi pelajaran, siswa sukanya ramai sendiri dengan temanya, terkadang

guru sampai merasa capek dalam mengendalikanya. Di kelas ini siswa paling

suka jika guru mengajar dengan metode cerita, jadi siswa terlihat lebih

tenang ketika memakai metode cerita dibandingkan guru ceramah dalam

menyampaikan materinya. Pada saat cerita inilah sebagian guru ada yang

menyelibkan materi pelajaran kedalam cerita tersebut. Jadi secara tidak

langsung siswa akan mendapatkan cerita yang menarik sekaligus materi

pelajaran. Pada dasarnya siswa berkarakter bagaimanapun, kemampuanya

seperti apapun, akan dapat diajak belajar dengan baik tergantung gurunya

dalam menghadapi dan kreatifitas guru dalam mengelola kelas.

Disamping metode- metode pembelajaran diatas, dalam pembelajaran

ekstrakurikuler IMTAQ ini juga mempergunakan metode seperti misalnya:

1. Metode Modelling atau Keteladanan

Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler IMTAQ yang bertujuan

mendidik moral keagamaan siswa di kelas VIII, sangat dibutuhkan

modelling atau keteladanan dari seorang guru, misalnya guru selalu

disiplin dalam mengajar, dan selalu memberikan contoh- contoh moral

55
hasil wawancara (termasuk guru IMTAQ yang ngajar di kelas B dan C (kamis,
18 maret pukul 08.00)
yang baik dalam bersikap, berkata dan bertindak.

Disamping itu yang termasuk modelling adalah mempelajari serta

meniru akhlak- akhlak Rosululloh, mempelajari dan meniru jejak nabi

ibrohim dalam kesabaranya menjalankan perintah Allah, dan masih

banyak modelling- modelling atau para ambiyak dan para ulama` yang

dapat dijadikan teladan atau modelling. Biasanya cara para guru dalam

mengajak meneladani sifat- sifat para ambiyak dan ulama` adalah dengan

memberikan berbagai macam cerita pada siswa, sehingga siswa tahu

bagaimana sifat- sifat yang dimiliki para teladanya. Seperti halnya

penuturan salah satu guru agama dalam wawancara yaitu:

Para guru imtaq selalu saya himbau untuk dapat memberikan


teladan yang baik pada anak- anak, misalnya dalam berkata, bertingkah
dan bertindak. Karena para siswa misalkan di ingatkan untuk bertingkah
laku yang baik, mesti beralasan kenapa guru yang lain tidak seperti itu?
Atau alasan yang lain. Jadi kalau mau siswa bermoral, langkah yang harus
ditempuh adalah menjadikan guru sebagai teladan yang baik dulu.
Dari salah satu guru imtaq juga menyatakan dalam wawancaranya:

Sebagai guru yang menginginkan siswanya menjadi bemoral


keagamaan yang baik, saya sebagai guru selalu berusaha menjadi contoh
yang baik bagi siswa- siswa saya. Karena kalau gurunya sudah se enaknya
sendiri, bagaimana siswanya nanti. Terkadang saya juga sering kasih
cerita sama anaka- anak tentang sifat- sifat mulya nabi Muhammad,
harapanya semoga anak- anak dapat mempelajari dan mengamalkanya
dalam kehidupan sehari- hari. 56

Berdasarkan dari pengamatan peneliti, bahwa teladan dari seorang

guru yang ada di sekolah sudah cukup baik, khususnya para guru agama

dan guru ekstrakurikuler IMTAQ, misalnya cara berpakaian, sikapnya

terhadap para siswa, sikap terhadap sesama guru, hanya saja terkadang

56
hasil wawancara dengan salah satu guru agama di rumah kediamanya. (kamis,
18 maret pukul 09.20)
guru ada yang datang terlambat, jadi secara tidak langsung, para siswa

juga akan mencontoh keterlambatan tersebut.

2. Metode Nasehat- nasehat yang bijak

Didalam setiap pertemuan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ, para

guru tidak bosan- bosan menasehati para siswa untuk selalu meningkatkan

ibadah, mendalami ilmu agama, selalu berbuat baik dan bermoral

keagamaan yang luhur dimanapun berada. Disampin itu, disaat siswa

melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, guru selalu mengarahkan

dan menasehatinya.

Jika nasehat sudah tidak dihiraukan lagi, maka guru mengambil

tindakan dengan memberikan hukuman, misalnya dengan mengundang

orang tuanya ke sekolah. Agar orang tua mengetahui bagaimana keadaan

anaknya yang sebenarnya di sekolah, jika sudah demikian, diharapkan di

rumahnya orang tua dapat memberikan pendekatan- pendekatan pada

anaknya sehingga anaknya bisa menjadi lebih baik lagi. Begitu juga

sebaliknya, jika ada siswa yang selalu rajin, maka guru selalu menjanjikan

hadiah, misalnya nilai yang bagus dan selalu mendoakan dan lainya.

Sebagaimana penuturan dari salah satu guru IMTAQ dalam wawancara,

yaitu:

Setiap pertemuan saya selalu melontarkan pertanyaan, apa dirumah


semuanya ngaji? Bagaimana sholatnya, Apa masih sering bolong?
Disamping itu saya selalu menghimbau anak- anak untuk menigkatkan
ibadahnya, ngajinya dan memberikan motivasi dalam ibadahnya

Hal diatas, juga didukung oleh penuturan dari salah satu guru
agama, bahwa:

Jika siswa sudah terbiasa dirumahnya dengan masalah sholat,


menuruti kata orang tuanya, maka di sekola anak juga akan seperti
itu.akan lebih mudah dalam penangananya. Tetapi yang namanya siswa
banyak, terkadang juga ada yang susah banget dinasehati, jika sudah tiga
kali melanggar, misalnya absen tiga kali tanpa keterangan, maka guru
mengundang orang tuanya untuk mendapatkan pengarahan khusus dari
pihak sekolah. .57

3. Metode Pembiasaan

Di sekolah para siswa selalu dibiasakan untuk beribadah, bermoral

keagmaan yang baik misalnya dengan: membiasakan sholat dhuha, sholat

dhuhur berjama`ah, sebelum melaksanakan pelajaran berdo`a terlebih

dahulu, mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru serta berjabat

tangan dan lain sebagainya. Karena pada dasarnya metode pembiasaan ini

sangat penting diterapkan dalam penanaman moral keagamaan siswa sejak

dini, disamping pembiasaan, metode ini harus dibarengi dengan teladan,

karena kalau hanya dibiasakan saja tanpa ada teladan, maka akan sia- sia.

Seperti halnya penuturan salah satu guru agama dalam wawancaranya

yaitu:

.........didalam melaksanakan pelajaran IMTAQ anak- anak selalu


dibiasakan berdo`a dulu, berjabat tangan dengan para guru, dan sholat
dhuha serta berjama`ah dzuhur.

Salah satu penuturan guru agama dalam wawancaranya adalah:

........siswa di sekolah memang telah dibiasakan untuk


melaksanakan ibadah dan juga bermoral keagamaan yang baik, tetapi
masih saja ada ketika waktunya sholat dhuha, sholat dhuhur, kebanyakan
siswa melarikan diri, dan sulit untuk diajak melaksanakan sholat. Mereka

57
ibid (kamis, 18 maret 2010 pukul 09.45)
selalu punya alasan masing- masing, terkadang mereka beralasan laper,
lagi halangan dan lainya. tetapi juga ada beberapa siswa yang selalu rajin
dalam melaksanakan sholat dhuha dan dhuhur secara berjama`ah neskipun
tidak disuruh oleh bapak gurunya. 58

4. Metode Cerita

Cerita, merupakan salah satu cara yang paling disenangi siswa

dalam metode pembelajaran. Oleh karena itu dalam pembelajaran ekstra

IMTAQ ini para guru sering menggunakanya. Disamping itu metode ini

juga cocok untuk menggambarkan kisah- kisah teladan dari para pemuka

agama, yang nantinya akan menjadi teladan bagi para siswa. Seperti

halnya penuturan hasil wawancara dengan salah satu guru IMTAQ:

Setiap pertemuan dalam pembelajaran, anak- anak mesti minta


crita. Saya rasa metode yang disenangi anak- anak adalah cerita. Menurut
saya metode ini juga baik, karena dengan cerita anak- anak bisa
mencontoh tokoh- tokoh yang saya critakan, misalnya tentang kejujuran
Nabi Muhammad dalam berdagang, kecintaan Nabi Ibrohim pada Allah
yang telah rela menyembelih anaknya Nabi isma`il dan lainya.

Sesuai dengan penuturan salah satu guru IMTAQ yang lain:

Jika siswa sudah merasa jenuh dalam belajar, atau merasa capek
dan malas untuk mendengarkan ceramah bahkan mencatat pelajaran, siswa
selalu minta untuk dicritai. Siswa sukanya sangat antusias mendengarkan
jika critanya tentang kematian, neraka, siksa di akhirat dan yang
menyeramkan lainya. 59

5. Metode hadiah dan hukuman

Metode yang terakhir yang digunakan guru ekstrakurikuler

IMTAQ dalam meningkatkan moral keagamaan siswa adalah metode

58
hasil wawancara dengan, salah satu guru agama di depan kelas SMP Negeri 13
Malang (kamis, 18 maret 2010 pukul 09.45)
59
hasil wawancara dengan salah satu guru IMTAQ di laboratorium agama islam
(jum`at, 19 maret 2010 pukul 09.00)
hadiah dan hukuman. Para guru menggunakan metode ini, disamping

untuk memotivasi siswa dalam berbuat baik, juga membiasakan siswa

untuk selalu bermoral keagamaan yang baik pula. Hal ini sesuai dengan

firman Allah yang menjelaskan bahwa orang yang tidak terpengaruh oleh

apa yang Allah SWT janjikan bagi perbuatan baik dan hukuman bagi

perbuatan jahat, maka Allah SWT akan memberikan adzabnya di dunia

dan diakhirat.

Biasanya guru memberikan hadiah berupa janji memberikan nilai

yang baik, yaitu ketika siswa mau mengerjakan tugas- tugas dari gurunya,

menghormati gurunya, misalnya mau mengikuti pelajaran dengan baik

dan lainya. dan biasanya guru memberikan hukuman ketika siswa sering

tidak masuk kelas atau absen. Jika absen belum mencapai tiga kali tanpa

keterangan, maka guru hanya memberikan nasehat dan motivasi untuk

masuk dan mengikuti pelajaran, dan jika sudah tiga kali tidak masuk dan

tanpa keterangan, maka guru mengundang orang tua siswa ke sekolah

untuk memberikan informasi pada orang tua, bagaimana keadaan siswa di

sekolah, disamping itu guru juga berharap supaya orang tua bisa lebih

perhatian, memberikan masukan- masukan pada anaknya, pengontrolan

ditambah dan lainya pada ananaknya. Sehingga jika dirumah dapat

perhatian, di sekolah juga mendapatkan perhatian, secara otomatis anak

akan terbiasa dengan moral yang baik pula.

Dilihat dari berbagai siswa yang bermasalah, kebanyakan faktor

utama adalah karena lingkungan keluarganya sendiri yang kurang


memberikan perhatian pada anaknya, bahkan terkadang anak hanya

dipenuhi kebutuhan jasmaniahnya, tetapi kebutuhan jiwanya diabaikan

bergitu aja. Sehingga anak merasa kurang diperhatikan, dan disekolah

sukanya mencari perhatian dengan bertindak sesukanya.

Kenyataan diatas, didukung oleh salah satu penuturan guru agama, bahwa;

Setelah saya amati beberapa kali, mesti anak- anak yang


bermasalah itu, dirumahnya punya masalah. Misalnya orang tuanya yang
sibuk dengan kerjaanya, sehingga waktu buat anaknya sangat kurang
sekali. Sebenarnya kesihan sekali anak yang seperti itu.
Tetapi bagaimanapun orang tuanya, jika anaknya sudah
keterlaluan, kami selalu mengundang orang tuanya untuk datang ke
sekolah, biar orang tua tahu keadaan anaknya di sekolah dan bisa lebih
perhatian lagi pada anaknya di rumah.60

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan

taqwa), Media atau alat yang digunakan ada berbagai macam, yang

pastinya adalah buku- buku yang berhubungan dengan pendidikan agama

islam, diantaranya: alqura`an, buku panduan sholat, buku tajwid, buku

akhlak, laboratorium agama yang dilengkapi dengan LCD projector, dan

ruang audio visual.

Pada dasarnya banyak sekali faktor pendukung dalam

perkembangan moral keagamaan siswa di SMP Negri 13 Malang ini.

Diantaranya adalah banyaknya fasilitas- fasilitas seperti halnya internet,

hand pone, buku- buku bacaan tentang keagamaan, dan lainya. Tetapi

pada kenyataanya fasilitas- fasilitas tersebut di salah gunakan oleh para

siswa. Seperti halnya penuturan dari hasil wawancara dengan salah satu

guru agama, yaitu:

60
wawancara pada tanggal 28 maret 2010, di kelas IX (pukul 20.00)
Pada era sekarang ini, hampir seluruh siswa sudah mampu untuk

menggunakan internet. Tetapi seringkali digunakan pada hal yang negatif,

misalnya melihat gambar- gambar, video- video, dan yang lainya yang

jauh dari nila- nilai agam islam. Disamping itu, hampir seluruh siswa

sudah mempunyai hand pone yang dipenuhi berbagai macam fasilitas. Hal

demikianlah yang akan menjadikan para siswa pada era sekarang ini

sering lupa untuk menunaikan kewajibanya sebagai hamba Allah, seperti

halnya sholat, mengaji, dan juga belajar karena semua waktunya

kebanyakan dihabiskan untuk bermain di internet maupun hand pone.

Disamping itu, mereka kurang sekali mendapatkan perhatian dari orang

tuanya untuk lebih memperdalam pengetahuan tentang agama. Kenyataan

yang dialamai siswa diatas, pada dasarnya sangat mendukung siswa untuk

menurunya moral keagamaan siswa.

Dari hasil observasi peneliti, kebanyakan siswa sudah tidak begitu

antusianya mempelajari ilmu agama. Karena mereka selalu

mengedepankan pelajaran- pelajaran yang di UAN-kan. Seperti halnya

matematika, IPA, bahasa indonesia, dan juga bahasa inggris. Disamping

itu orang tua juga seringkali menganjurkan dan lebih menggiring anaknya

untuk mempelajari matapelajaran yang di UANkan, sedangkan pelajaran

ilmu agama di abaikan.

Dari berbagai kenyataan diatas, maka di SMP Negri 13 Malang ini,

didirikan laboratorium agama yang dilengkapi dengan suasana kelas yang

tidak menjenuhkan, LCD projektor, berbagai macam buku- buku bacaan


tentang agama islam. Hal ini bertujuan untuk membuat siswa termotivasi

dan juga semangat dalam mempelajari pelajaran agama islam. Dan

ternyata kondisi ini relevan dengan teori yang ada.

3. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Di SMP

Negeri 13 Malang

Suatu kegiatan tidak akan dapat berkembang tanpa adanya evaluasi.

Dengan evaluasi, maka akan mengetahui kekurangan bahkan kelebihan dari

suatu kegiatan tersebut. Begitu juga dengan evaluasi pada kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ di SMP Negeri 13 Malang.

Disamping evaluasi, hal yang terpenting adalah pengawasan. Yang

mana dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ yang ada di SMP Negeri 13

ini, pengawasan dilakukan oleh guru agama terhadap guru- guru IMTAQ

karena sebagai pembinanya, sedangkan guru- guru agamanya di awasi oleh

kepala sekolah. Hal ini bertujuan untuk mengontrol pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ dan juga supaya kegiatan dapat berjalan dengan baik

sesuai dengan rencana dan tujuan yang diharapkan.

Didalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ, disamping siswa yang

perlu dievaluasi, gurunya juga perlu dievaluasi. Agar kegiatan senantiasa

berjaln dengan baik. Dari pengamatan peneliti, ketika para guru IMTAQ

berkumpul dan membahas tentang pelaksanaan IMTAQ, terkadang Bapak

kepala sekolah jiga ikut mendampingi. Beliau menanyakan keluhan- keluhan

apa yang dialami oleh guru- guru dalam pengajaranya dan masalah- masalah
apa yang ada pada siswa. Dalam hal ini, kepala sekolah memberikan

masukan- masukan dan juga saran bagaimana menangani siswa dan juga

meningkatkan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler tersebut.

Hasil pengamatan tersebut juga di dukung oleh beberapa penuturan

dari para guru IMTAQ dan juga guru agama, diantaranya:

Setiap selesai mengajar, kita paraguru tidak langsung pulang begitu


aja, tetapi kita selalu membicarakan anak- anak yang ada di masing- masing
kelas kita, jadi dari sini kita sebagai guru dapat saling memberikan masukan
bagaimana cara menghadapi permaslahan- permasalahan siswa di dalam
kelas maupun di lingkungan sekolah.

Penuturan diatas juga di dukung oleh penuturan guru IMTAQ yang

lain:

..........Kalau masalah evaluasi guru, menutut saya sering banget


dulakukan, karena setiap selesai ngajar pasti kita membicarakan masalah-
masalah yang ada dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini.61

Adapun cara pengevaluasian terhadap guru dan juga siswanya,

biasanya setiap setelah mengajar ekstrakurikuler IMTAQ, para guru selalu

syering bagaimana tentang materi yang diajarkan, bagaimana keadaan

siswanya, sampai bagaimana untuk menjadikan kegiatan ekstrakurikuler

IMTAQ dapat lebih baik dalam pelaksanaanya. Tetapi evaluasi pada

siswanya sangatlak komplek dan memperhatikan berbagai macam aspek..

Aspek yang dievaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini,

diantaranya adalah: Aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik yang

meliputi:

61
hasil wawancara pada tanggal 25 maret 2010. di laboratorium agama islam
(pukul 10.30)
a) Dengan mengambil nilai harian, (baik nilai tugas- tugas siswa, maupun

dilihat dari tingkah laku atau moral keagamaaan siswa di dalam kelas

maupun di lingkungan sekolah.

b) Dengan mengadakan ujian tengah semester, (setiap guru IMTAQ yang

mengajar membuat so`al untuk masing- masing kelasnya), karena hanya

guru IMTAQ yang mengajarlah yang mengetahui materi yang diajarkan

c) Dengan mengadakan ujian akhir semester atau UAS.

d) Memperhatikan kehadiran siswa dalam setiap pertemuan.

Pada evaluasi kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini, juga ada pedoman

penilaianya, diantaranya adalah:

a) Nilai (prestasi ekstrakurikuler IMTAQ) merupakan gabungan dari rerata

skor:

• Presensi dan perkembangan moral keagamaan siswa

• Prestasi atau kemampuan menyerap materi/ ketrampilan membaca

al-qur`an sesuai dengan kelas masing- masing.

b) Prestasi yang dimaksud pada poin A adalah kriteria penilaian

ekstrakurikuler wajib yaitu IMTAQ yang dinyatakan dengan huruf:

• Bila memperoleh rerata skor >85 dinyatakan baik sekali =A

• Bila memperoleh rerata skor 69-84 dinyatakan baik =B

• Bila memperoleh rerata skor 55-68 dinyatakan cukup =C

• Bila memperoleh rerata skor <55 dinyatakan kurang =D

c) Skor presensi merupakan prosentase kehadiran siswa terhadap jumlah

kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ. Misalnya siswa hadir 8 kali dari 10 kali


kegiatan IMTAQ, siswa akan memperoleh skor presensi 8/10 * 100 = 80

(minimal 80%)

d) Nilai akhir = NK + NP : 2= Nilai rapor

Keterangan:

NK = Nilai Kemampuan

NP = Nilai prestasi dan perkembangn moral keagamaan siswa62

Pada kegiatan ini, disamping mementingkan pemahaman siswa

pada materi yang diajarkan, juga mementingkan presensi atau kehadiran

siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ. Ketika siswa sudah alfa

atau tidak masuk selama tiga kali tanpa keterangan, maka dari pihak

pembina akan memanggil orang tua wali ke sekolah untuk mengetahui apa

sebab ketidak hadiran siswa tersebut.

Evaluasi dan pengawasan yang dilaksanakan diatas, tentunya

bertujuan untuk melihat kesprofesionalan para guru dan perkembangan

moral keagamaan siswa. Adapun penguasaan materi yang telah diajarkan,

dan juga perkembangan keimanana dan ketaqwaan siswa. Apakah setelah

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ada perubahan menjadi yang

lebih baik atau malah sebaliknya. Karena seperti yang digagaskan oleh

kepala sekolah bahwa tujun pertama diadakan ekstrakurikuler IMTAQ

adalah meningkatkan keimanan dan ketaqwaan siswa, jika siswa sudah

mempunyai keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, maka nantinya akan

melahirkan siswa yang bermoral keagamaan yang luhur.

62
dokumentasi SMP Negri 13 Malang
Seperti yang telah kami amati, bahwa pada dasarnya moral

keagamaan siswa adalah normal- normal saja. Dimana adakalanya siswa

yang baik moralnya ada juga yang tidak baik. Misalnya ada siswa yang

ketemu bapak ibu guru mengucapakn salam dan berjabat tangan

adakalanya yang tidak menghiraukan. Begitu juga dengan kemampuan

siswa dalam membaca al-qur`an dan beribadahnya.

Adapun siswa yang semakin baik moralnya, dan juga meningkat

keimanan dan ketaqwaanya, tentunya kebanyakan berasala dari siswa yang

berlatar belakang keluarga atau orang tua yang selalu memberikan

perhatian baik dari segi rohani dan juga fisiknya. Sedangkan siswa yang

masih tetap saja moral keagamaan dan juga ketaqwaanya, kebanyakan

berasal dari siswa yang kurang mendapatkan perhatian orang tuanya pada

rohaninya. Kebanyakan siswa hanya dipenuhi kebutuhan fisiknya, hal ini

adakalanya karena kesibukan- kesibukan yang dimiliki oleh masing-

masing orang tua siswa.

Seperti halnya yang dipaparkan guru agama:

Bahwa siswa yang baik moralnya dan ibadahnya baik, tidak


terlepas dari orang tuanya yang selalu memperhatikan dan mengontrol
dirumah. Karena tidak akan mengkin hanya karena pelajaran agama yang
dua jam dan ditambah ekstrakurikuler IMTAQ dua jam dapat
membimbing siswa menjadi bermoral dan beribadah dengan sempurna.
Jadi perlu bimbingan dari berbagai pihak, baik di lingungan sekolah
maupun di lingkungan rumah.63

63
hasil wawancara dengan salah satu guru agama, ruang tamu SMP Negeri 13
Malang (sabtu, 20 maret 2010, pukul 08.30)
BAB V

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Upaya meningkatkan moral keagamaan siswa, bukanlah hal yang mudah

bagi seorang guru, khususnya bagi guru agama islam. Karena moral keagamaan

sangat erat sekali hubunganya dengan jiwa manusia. Yang mana jiwa manusia

akan memunculkan tingkah laku moral keagamaan yang baik, jika jiwa manusia

tersebut telah terdidik dengan baik.

A. Perencanaan Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Di

SMP Negeri 13 Malang

Masyarakat SMP Negeri 13 Malang, merupakan masyarakat sekolah

yang beragam agamanya, adakalanya yang beragama islam, kristen, dan yang

lainya. Akan tetapi sekolah ini sangat menjunjung tinggi nilai- nilai

keagamaan islam, apalagi pada saat kepepimpinan kepala sekolah yang baru

yaitu Bapak Drs. H Muhammad Nurfaqih. Yang mana demi terciptanya

keimanan dan ketaqwaan pada diri siswa sehingga menjadikan siswa

mempunyai moral keagamaan yang luhur, maka beliau membuat kegiatan

keagamaan yang diberi nama ekstrakurikuler IMTAQ yang sifatnya wajib bagi

siswa kelas VIII tentunya yang berlandaskan pada visi misi sekolah.

Dalam peningkatan moral keagamaan pada diri siswa yang sering

disebut dengan pendidikan moral, pada dasarnya merupakan suatu hal yang

memerlukan perencanaan yang matang, karena pendidikan moral ini tidak saja

mementingkan pemahaman materi, tetapi yang terpenting adalah siswa dapat

memperaktekkanya dalam kehidupan sehari- hari baik di lingkungan sekolah,


di lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. Oleh sebab itu,

siswa perlu pembiasaan- pembiasaan dalam latihan bermoral keagamaan yang

baik, seringnya dilakukanya pengontrolan dan juga pengkondisian oleh

pendidik terhadap siswa.

Seperi halnya pendapat dari Dobbert dan Winkler (1985), Pada

dasarnya pembiasaan- pembiasaan, pengontrolan, dan penkondisian terhadap

moral keagamaan siswa, tidak hanya dilakukan terbatas di sekolah saja,

melainkan di lingkungan keluarga dan masyarakat juga harus dilakukan. Dari

ketiga lingkungan tersebut, yang terpenting adalah lingkungan keluarga,

karena waktu siswa berkumpul dengan keluarga lebih panjang, sehingga akan

lebih mudah untuk membiasakan, mengontrol dan juga mengendalikanya.

Disamping itu, pembiasaan moral ini juga harus dilakukan siswa sejak dini

dari pengalaman yang dapat dipetik dari orang tuanya, dengan membiasakan

berkata, bersikap, dan bertindak yang baik.

Pada dasarnya dalam membuat perencanaan, harus dipertimbangkan

pula apakah perencanaan dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran

atau bahakan sebaliknya. Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, apa

yang direncanakan harus sesuai dengan yang ditargetkan.

Pada perencanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ yang ada di SMP

Negeri 13 Malang, sudah relevan jika dipadukan dengan teori yang tercantum

diatas. Tetapi masih ada satu hal yang belum di laksanakan dalam

perencanaanya, yaitu target yang diharapkan dari kegiatan ekstrakurikulker

IMTAQ ini. Adapaun perencanaan yang telah dilaksanakan yaitu: Adapun


perencanaan dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini, dilakukan setiap

tahun sekali, yaitu setiap berganti tahun ajaran baru. Yang mana

perencanaanya sebagai berikut: pertama, penyusunan materi dan program

kerja ekstrakurikuler IMTAQ, kedua, penentuan waktu dan tempat

pelaksanaan ekstrakurikuler IMTAQ, ketiga, sumber daya manusia yang akan

terlibat (pengelompokan siswa, dimana hal ini dilaksanakan dengan

menyeleksi siswa yang akan dibagi kedalam berbagai kelas, adakalanya yang

dimasukkan ke kelas AI, AII, AIII (kelas unggulan). BI, BII, BIII (kelas yang

kemampuanya dibawah rata- rata). Dan CI, CII, CIV (kelas yang

kemampuanya masih kurang) dan perekrutan guru serta penempatan guru pada

masing- masing kelas. Keempat, dana dan sarana yang diperlukan untuk

pelaksanaan ekstrakurikuler. Kelima, tentang bagaimana evaluasinya.

B. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Di

SMP Negeri 13 Malang

Pada dasarnya setiap manusia dibekali potensi untuk membedakan

tentang baik dan buruk. Akan tetapi kesadaran untuk melaksanakan moral

keagamaan yang baik, tumbuh secara bertahap beriringan dengan

perkembangan berfikir, dan juga perkembangan usia manusia tersebut.

Pelaksanaan dalam upaya meningkan moral keagamaan siswa melalui

kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ini, telah berjalan sesuai dengan apa yang

telah direncanakan sebelumnya, yaitu telah dilaksanakan secara rutin,

dibimbing oleh guru- guru atau tenaga pengajar yang berkompeten di


dalamnya dan dengan materi yang telah direncanakan pula, meskipun antara

kelas yang satu dengan kelas yang lain, urutan materinya dan tingkat kesulitan

materinya berbeda. Karena berbedanya kemampuan siswa yang ada di

masing- masing kelas..

Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ, pada dasarnya

adalah memberikan jam tambahan pada materi PAI. Dalam hal ini, kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ sudah dapat memberikan tambahan pelajaran PAI

karena materi yang di ajarkan meliputi materi tentang al-qur`an, aqidah

akhlak, fiqih dan juga tarikh islam yang biasanya dibuat materi cerita olah

guru- guru IMTAQ.

Disamping itu, dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

ini, terdapat berbagai macam metode yang dipakai, adakalanya metode dalam

pengajaranya, dan ada pula metode dalam pengembangan moral keagamaan

itu sendiri. Diantara metode dalam pengajaranya adalah: ceramah, diskusi,

tanya jawab, praktek dari materi- materi yang telah diajarkan, driil, cerita

kisah- kisah teladan, baca simak, dan juga permainan. Metode- metode

tersebut yang digunakan sesuai dengan metode-metode pembelajaran yang

ada. Begitu juga dalam penerapan metode- metode pembelajarany disesuaikan

dengan karakteristik siswanya atau kemampuan siswa di kelas tersebut, karena

kemampuan dan moral keagamaan antara kelas satu dengan kelas yang lainya

sangatlah berbeda.

Dalam pelaksanaan ekstrakurikuler IMTAQ yang bertujuan

meningkatkan moral keagamaan siswa, tidak cukup hanya dengan metode-


metode diatas, tetapi masih ada metode- metode yang digunakan dalam

peningkatan moral keagamaan siswa yang dilaksanakan di SMP Negeri 13

Malang. Diantara metode dalam peningkatan moral keagamaan telah

terlaksana secara keseluruhan sesuai dengan teori yang telah tercantum dalam

bab sebelumnya, diantaranya adalah: metode teladan, metode nasehat, metode

pembiasaan, metode kisah dan metode dengan menggunakan hadiah dan

hukuman.

C. Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan Taqwa) Di SMP

Negeri 13 Malang

Evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ di SMP Negeri 13

Malang ini, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya karena dengan

evaluasi, akan mengetahui kekurangan maupun kelebihan kegiatan tersebut,

bahkan dengan evaluasi dapat mengetahui seberapa jauh perkembangan moral

keagamaan siswa kelas VIII yang telah mendapatkan materi tambahan dalam

pembinaan agama islam yakni melalui kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ.

Evaluasi yang diselenggarakan SMP Negeri 13 Malang dalam kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ, sudah dibuat seperti halnya evaluasi pada mata

pelajaran reguler, yaitu telah dibuat pedoman penilaian dengan adanya ujian

tulisan, bahkan terkadang juga ujian lisan. Disamping itu ditambahkan lagi

penilaian terhadap moral keagamaan siswa selama berada dalam pembelajaran

di kelas maupun di lingkungan sekolah.


Dari hasil wawancara dengan guru agama (pembina dalam kegiatan

ekstrakurikuler IMTAQ), bahawa yang harus di evaluasi tidak hanya siswanya

saja, melainkan para guru- guru ekstrakurikuler IMTAQ juga sering diadakan

evaluasi. Misalnya ketika guru- gurunya sering datang terlambat, diskusi

tentang materi yang telah diajarkan, dan lainya. karena dengan demikian, akan

lebih memperlancar jalanya kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ.

Evaluasi dan pengawasan yang dilaksanakan diatas, tentunya bertujuan

untuk melihat kesprofesionalan para guru dan perkembangan moral

keagamaan siswa. Adapun penguasaan materi yang telah diajarkan, dan juga

perkembangan keimanana dan ketaqwaan siswa. Apakah setelah mengikuti

kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ ada perubahan menjadi yang lebih baik atau

malah sebaliknya. Karena seperti yang digagaskan oleh kepala sekolah bahwa

tujun pertama diadakan ekstrakurikuler IMTAQ adalah meningkatkan

keimanan dan ketaqwaan siswa, dengan kemampuan siswa dalam membaca

al-qur`an, melaksanakan sholat, dan bersikap yang baik pada guru dan juga

teman- temanya di sekolah. Jika siswa sudah mempunyai keimanan dan

ketaqwaan yang tinggi, maka nantinya akan melahirkan siswa yang bermoral

keagamaan yang luhur.

Setelah dilaksanakanya kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ pada

dasarnya moral keagamaan siswa adalah normal- normal saja. Dimana

adakalanya siswa yang baik moralnya ada juga yang tidak baik. Misalnya ada

siswa yang ketemu bapak ibu guru mengucapakn salam dan berjabat tangan

adakalanya yang tidak menghiraukan. Begitu juga dengan kemampuan siswa


dalam membaca al-qur`an dan beribadahnya.

Adapun siswa yang semakin baik moralnya, dan juga meningkat

keimanan dan ketaqwaanya, tentunya kebanyakan berasala dari siswa yang

berlatar belakang keluarga atau orang tua yang selalu memberikan perhatian

baik dari segi rohani dan juga fisiknya. Sedangkan siswa yang masih tetap saja

moral keagamaan dan juga ketaqwaanya, kebanyakan berasal dari siswa yang

kurang mendapatkan perhatian orang tuanya pada rohaninya. Kebanyakan

siswa hanya dipenuhi kebutuhan fisiknya, hal ini adakalanya karena

kesibukan- kesibukan yang dimiliki oleh masing- masing orang tua siswa.

Dalam hal ini dapat peneliti simpulkan bahwa dalam upaya meningkatkan

moral keagamaan siswa kelas VIII melalui kegiatan ekstrakurikuler, dapat

dikatakan sudah dapat berjalan dengan baik dan sedikit banyak sudah

membantu siswa untuk menjadikan siswa lebih bermoral keagamaan yang

baik dan mempunyai keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teoritis dan analisis data berdasarkan penelitian dan

penemuan di lapangan mengenai uapya meningkatkan moral keagamaan siswa

kelas VIII melalui kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ di SMP Negeri 13 Malang

maka dapat disimpulkan:

1. Perencanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP

Negeri 13 Malang mempunyai beberapa perencanaan yang telah

dilaksanakan yang tentunya sesuai dengan teori yang ada, meskipun ada

salah satu yang belum terpenuhi. Perencanaan itu diantaranya: pertama,

penyusunan materi dan program kerja ekstrakurikuler IMTAQ, kedua,

penentuan waktu dan tempat pelaksanaan ekstrakurikuler IMTAQ, ketiga,

sumber daya manusia yang akan terlibat (pengelompokan siswa, dimana

hal ini dilaksanakan dengan menyeleksi siswa yang akan dibagi kedalam

berbagai kelas, adakalanya yang dimasukkan ke kelas AI, AII, AIII (kelas

unggulan). BI, BII, BIII (kelas yang kemampuanya dibawah rata- rata).

Dan CI, CII, CIV (kelas yang kemampuanya masih kurang) dan

perekrutan guru serta penempatan guru pada masing- masing kelas.

Keempat, dana dan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan

ekstrakurikuler. Kelima, tentang bagaimana evaluasinya.

2. Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) ini,

suadah dapat dikatakan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya. Yang mana ada berbagai macam

metode dan sarana yang digunakan dalam pelaksanaanya, diantaranya

adalah: ceramah, diskusi, tanya jawab, praktek dari materi- materi yang

telah diajarkan, driil dan lainya. disamping itu metode lain yang digunakan

dalam meningkatkan moral keagamaan siswa diantaranya adalah: metode

modelling atau keteladanan, metode pembiasaan, metode cerita, metode

nasehat- nasehat bijak, dan metode hadiah dan hukuman. Media atau alat

yang digunakan dalam pembelajaranya diantaranya adalah: buku- buku

yang berhubungan dengan pendidikan agama islam, diantaranya:

alqura`an, buku panduan sholat, buku tajwid, buku akhlak, laboratorium

agama yang dilengkapi dengan LCD projector, dan ruang audio visual.

3. Evaluasi dalam kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di

SMP Negeri 13 Malang ini, Aspek yang dievaluasi diantaranya adalah:

Aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotorik yang meliputi: nilai

harian, (baik nilai tugas- tugas siswa, maupun dilihat dari tingkah laku

atau moral keagamaaan siswa di dalam kelas maupun di lingkungan

sekolah, ujian tengah semester, (setiap guru IMTAQ yang mengajar

membuat so`al untuk masing- masing kelasnya), karena hanya guru

IMTAQ yang mengajarlah yang mengetahui materi yang diajarkan,ujian

akhir semester atau UAS, dan memperhatikan kehadiran siswa dalam

setiap pertemuan. Adapun hasil dari evaluasi adalah ada siswa yang

semakin baik moralnya, dan juga meningkat keimanan dan ketaqwaanya,

tentunya kebanyakan berasal dari siswa yang berlatar belakang keluarga


atau orang tua yang selalu memberikan perhatian baik dari segi rohani dan

juga fisiknya. Sedangkan siswa yang masih tetap saja moral keagamaan

dan juga ketaqwaanya, kebanyakan berasal dari siswa yang kurang

mendapatkan perhatian orang tuanya pada rohaninya. Kebanyakan siswa

hanya dipenuhi kebutuhan fisiknya, hal ini adakalanya karena kesibukan-

kesibukan yang dimiliki oleh masing- masing orang tua siswa.

B. Saran

1. Dalam meningkatkan moral keagamaan siswa, tidak hanya menjadi

tanggung jawab guru di sekolah, melainkan orang tua dan masyarakat

harus selalu mendukung dan juga memperhatikanya.

2. Guru lebih kreatif dan dapat membuat nyaman siswa dalam belajar

matapelajaran agama islam, karena pada saat ini sangat minim sekali minat

siswa untuk mempelajari pengetahuan agama.


DAFTAR PUSTAKA

Budiningsih, Asri. 2004. pembelajaran moral, berpijak pada karakteristik siswa


dan budayanya, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Suryosubroto. 1997. proses belajar mengajar di sekolah, Jakarta. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 1993. dasar- dasar evaluasi pendidikan, Yogyakarta, Bumi


Aksara.

Darajat, Zakiyah. 1995. peran Agama Dalam Kesehatan Mental, Jakarta, Gunung
Agung.

C. Rumpak, dkk. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka.

Partanto, Pius A dan Al Barry , M. Dahlan. 1994 Kamus Praktis Ilmiah Populer
Surabaya: Arikola.

Lubis, Mawardi. 2008. evaluasi pendidikan nilai, pengembangan moral


keagamaan mahasiswa PTIAIN, Yogyakarta, Pustaka Belajar.

Tjahjadi, lili. 1991. hukum moral, ajaran immanuel kant tentang etika dan
imperatif katagoris, yogyakarta, kanisius.

K. Bertens. 2002. etika, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

Nurdin, Muslim dkk. 1993. moral dan kognisi islam, buku teks agama islam untuk
perguruan tinggi umum, Bandung, CV Alfabeta.

Zuriah, Nurul. 2007. pendidkan moral dan budi pekerti dalam perspektif
perubahan, menggagas platform pendidikan budi pekerti secara
kontekstual dan futuristik, Jakarta, Bumu Aksara.

Pendidikan Moral (Http:// WWW, Asian Brain.com, diakses tanggal 7 maret


2010)

Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. 2005. Psikologi Perkembangan Cet. II;
Jakarta: Rineka Cipta.

Orang tua dan pendidikan moral bagi anak (Http:// WWW, zainal abidin personal
blog.com, diakses 7 maret 2010)

Marzuki, A. Choiran. 2004. Anak Saleh dalam Asuhan Ibu Muslimah


(Yogyakarta: Mitra Pustaka.
tahap perkembangan moral kohlberg (wikipedia indonesia.com, diakses tanggal 7
maret 2010)

Rusman. 2009. Manajemen kurikulum, Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada.

E. Mulyasa. 2007. kurikulum tingkat satuan pendidikan, Bandung, PT remaja


rosdakarya.

Muhaimin, Sutiah, Sugeng lestyo prabowo. 2008. pengembangan model


kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada Sekolah dan Madrasah,
(Jakarta, PT Rajagrafindo Persada.

Tim Dosen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP MALANG. 1989.


Administrasi Pendidikan, Malang:IKIP MALANG.

Usman, Moh. User lilies Setiawati. 1993. upaya optimalisasi kegiatan belajar
mengajar, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.

TIM pustaka yustisia. 2007. Panduan lengkap KTSP, Jakarta, Pustaka yustisia.

Departemen pendidikan nasional kantor wilayah propinsi jawa timur bidang


pembinaan kegenaasi muda. 2000. petunjuk pelaksanaan pembinaan
kesiswaan, surabaya.

http://makalahpai.blogspot.com/2008/11/program-ekstrakurikuler-
pendidikan.html (diakses tanggal 27 maret 2010, pukul 14.00)

Mujib, Abdul. 2006. kepribadian dalam psikologi islam, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada.

Asmaran AS. 2002. pengantar studi akhlak, Jakarta, PT, Raja Gravindo Persada.

http://www.rufaqa-indonesia.com/buku/buku/bab-4-pengertian-taqwa.html

Razak, Nasruddin. 1989. dienul islam, Bandung, PT Al-ma`arif.

Iskandar. 2009. metodologi penelitian pendidkikan dan social, kuantitatif dan


kualitatif, Jakarta, Gaung Persada Press.

Sanapiah, Faisal. (TIM). 1998. Kumpulan Materi Metode Penelitian Kualitatif,


Surabaya: BMPTSI Wilayah VII Jatim.

Mleong,1Lexi j. 1991. metodologi penelitian kualitatif. Bandung , PT remaja


Rosdakarya.
. 2005. metode penelitian kualitatf, ( Bandung, PT.Remaja
Rosdakarya.

Dokumentasi SMP Negeri 13 Malang 2009- 2010


DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jl. Gajayana 50 Malang Telp. (0341) 553991 Fax. (0341) 572533
Website;www.tarbiyah.uin-malang.co.i

BUKTI KONSULTASI

NAMA : Zahrotul Mufidah


NIM/Jurusan : 05120044
Fak /Jur : Tarbiyah\ Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing : Dr. H. M. Mujab, M. Th.
Judul Skripsi : Peningkatan moral keagamaan siswa kelas VIII melalui
kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP
Negeri 13 Malang

NO Tanggal Materi Tanda Tangan


01 20 Januari 2010 BAB I 01.
02 01 Februari 2010 BAB I dan II 02.
03 06 Februari 2010 Pengajuan revisi BAB II 03.
04 22 Februari 2010 BAB III 04
05 08 Maret 2010 Pengajuan Revisi BAB III 05.
06 15 Maret 2010 BAB III dan pedoman penelitian 06.
07 20 Maret 2010 BAB IV 07.
08 26 maret 2010 Revisi BAB IV 08.
09 27 maret 2010 BAB V 09.
10 29 maret 2010 Revisi BAB IV dan BAB V 10.
11 30 maret 2010 ACC BAB I, II, III, IV, V, VI. 11.

Malang, 12 Maret 2010


Dekan Fakultas Tarbiyah,

Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 19620507 199503 1 001
INSTRUMEN PENELITIAN

Judul: Upaya meningkatkan moral keagamaan siswa kelas VIII melalui kegiatan
ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di SMP Negri 13 Malang
Rumusan Masalah:
1. Bagaimana perencanaan dalam upaya meningkatkan moral keagamaan
siswa kelas VIII melalui kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan
taqwa) di SMP Negri 13 Malang?
2. bagaimana pelaksanaan dalam upaya meningkatkan moral keagamaan
siswa kelas VIII melalui kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan
taqwa) di SMP Negri 13 Malang?
3. Bagaimana evaluasi dalam upaya meningkatkan moral keagamaan siswa
kelas VIII melalui kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) di
SMP Negri 13 Malang?

Butir
Variabel Subvariabel Indikator Instrumen
Pertanyaan
a) Sikap siswa a) Wawancara a) 1
selama berada dan
di lingkungan Observasi b) 2
keadaan moral
sekolah b) wawancara
keagamaan
b) Sikap siswa dan
siswa di
terhadap para Observasi
Moral lingkungan
guru, dan juga
keagamaan sekolah
teman-
siswa
temanya di
sekolah
a) tingkat a) wawancara a) 3
Tingkat
ketekunan dan
keimanan dan
ibadah, observasi b) 4
ketaqwaan
siswa terutama b) wawancara c) 5
sholat dan
b) tingkat observasi
kemampuan c) wawancara
dalam dan
membaca observasi
kitab suci al- d) wawancara
qur`an dan
c) pelanggaran observasi
terhadap nilai- e) wawancara
nilai agama dan
observasi
a) Wawancara
a) visi misi dan
dan
tujuan
dokumenta
kegiatan
si
b) Sasaran
b) Wawancara
kegiatan a) 6
Kegiatan perencanaan dan
c) Substansi b) 7
ekstrakurikul kegiatan observasi
kegiatan c) 8
er ekstrakurikuler c) Wawancara
d) Waktu, d) 9
IMTAQ IMTAQ dan
tempat, dan e) 10
observasi
Sarana
d) Wawancara
e) Harapan
dan
diadakanya
observasi
kegiatan

a) Metode a) Wawancar
Pelaksanaa a) 11
pembelajaran a dan
ekstrakurikuler b) 12
b) Media atau observasi
IMTAQ c) 13
alat b) Wawancar
pembelajaran a dan
c) Keadaan observasi
dalam c) Wawancar
pembelajaran a dan
observasi
a) identifikasi moral
keagamaa siswa di a) wawancar
Evaluasi lingkungan a dan
a) 14
ekstrakurikuler sekolah observasi
b) 15
IMTAQ b) sistem penilaian b) dokument
hasil ujian asi
PEDOMAN OBSERVASI

Judul :Upaya Meningkatkan Moral Keagamaan Siswa Kelas VIII


Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler IMTAQ (Iman Dan
Taqwa) Di Smp Negeri 13 Malang
Objek pengamatan :Siswa kelas VIII dan para guru agama islam dan para guru
IMTAQ
Tanggal dan Jam :.........................................................

NO OBJEK PENGAMATAN MEANING


1. Sikap siswa selama berada di
linkungan sekolah

2. Sikap siswa terhadap guru dan


juga temanya di sekolah

3. Tingkat ketekunan ibadah siswa,


terutama sholat

4. Tingkat kemampuan baca al-


qur`an siswa

Penyimpangan nilai- nilai moral


5. yang dilakukan siswa di sekolah

6. sasaran kegiatan ekstrakurikuler


IMTAQ

Waktu dan tempat pelaksanaan


7. kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ
Substansi kegiatan yang ada dalam
8. kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ

Metode pembelajaran yang


9. dipakai dalam kegiatan
ekstrakurikuler IMTAQ

Media yang dipakai dalam


10. kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ
PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaimana kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa) dapat


terbentuk?
2. Bagaimana sikap siswa terhadap masyarakat sekolah? Kususnya terhadap para
guru dan sesama siswanya?
3. Bagaimana tingkat ibadah, terutama ibadah sholat siswa?
4. Bagaimana tingkat bacaan al-qur`an siswa?
5. Apa saja pelanggaran- pelanggaran yang sering dilakukan siswa yang tidak
sesuai dengan nilai- nilai agama?
6. Apa visi misi dan tujuan diadakanya kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman
dan taqwa)?
7. Pada dasarnya siapakah sasaran kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan
taqwa) ini?
8. Bagaimanakah substansi kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa)
ini?
9. Bagaimana perencanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa)
dalam meningkatkan moral keagamaan siswa?
10. Apa yang diharapkan dari kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa)?
11. Metode apa saja yang digunakan pada pembelajaran kegiatan ekstrakurikuler
IMTAQ (iman dan taqwa)?
12. Media atau alat bantu apa yang digunakan dalam pengajaran ekstrakurikuler
IMTAQ ini?
13. Bagaimana pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler IMTAQ (iman dan taqwa)
dalam meningkatkan moral keagamaan siswa?
14. Apakah pembelajaran ekstrakurikuler IMTAQ ini dapat dijadikan sebagai
pedoman siswa untuk bekal hidup di masyarakat dan bekal hidup di akherat
kelak?
15. Bagaimana sistem penilainan atau evaluasi pada kegiatan ekstrakurikuler
IMTAQ (iman dan taqwa) dalam meningkatkan moral keagamaan siswa?

Anda mungkin juga menyukai