(Studi Kasus Ibu Hamil di Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik)
SKRIPSI
Oleh:
Nur ‘Aini
NIM: 05110001
i
PENDIDIKAN ANAK DALAM KANDUNGAN
(Studi Kasus Ibu Hamil di Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik)
SKRIPSI
Oleh:
Nur ‘Aini
NIM: 05110001
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh:
Nur ‘Aini
NIM : 05110001
Disetujui Oleh:
Dosen Pembimbing
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
iii
HALAMAN PENGESAHAN
SKRIPSI
Oleh :
Nur ‘aini
NIM : 05110001
1. M. Asrori Alfa, M Ag ( )
(Penguji Utama)
Mengesahkan
Dekan Fakultas Tarbiyah
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
iv
MOTTO
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan”. (Q.S at-Tahrim: 6)
v
PERSEMBAHAN
SWT. Shawalat serta salam kepada junjungan besar Nabi Muhammad SAW. Atas
ridho dan karunia-nya pula hamba bisa menyelesaikan buah karya ini yang
Ayah dan Ibunda tercinta, kakak-kakakku (Ipul dan Iwan) serta adik-
adikku (Ulfah dan Wahyu) dan kakak-kakak iparku (Ka Ida n K Yuli) dan adikku
tersayang (D’ Haikal) yang tanpa henti memberikan semangat dan tak pernah
lelah untuk mendengarkan setiap keluhan yang penulis hadapi, sehingga skripsi
Ecep, A Irwan, A Neo {qSh} dan T Enung, T Ratna’, T Imas, dan T Armila)
sudah setia menemaniku, saat lelah dan butuh sandaran. Kalian bantal-bantalku
vi
Drs H. Suaib H. Muhammad. M.Ag Malang, 04 April 2009
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Di
Malang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,
bawah ini:
Pembimbing,
vii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka
Nur ‘aini
viii
KATA PENGANTAR
waktu.
mulia, guru sekalian umat Islam, Muhammad Rasulullah SAW, serta para sahabat,
yang terhormat:
1. Ayah dan Ibunda tercinta, kakak-kakakku (Ipul dan Iwan) serta adik-adikku
(Ulfah dan Wahyu) dan kakak-kakak iparku (Ka Ida dan K Yuli), Adikku
tersayang (Haikal), dan Fara yang tanpa henti memberikan semangat sehingga
3. Yang terhormat, Bapak Prof. Dr. Djunaidi Ghony selaku Dekan Fakultas
Ibrahim Malang
ix
5. Yang terhormat, Bapak Drs H. Suaib H. Muhammad. M.Ag selaku dosen
ini.
7. Bapak Sutomo selaku Kepala Desa Doudo, dan pegawai desa Doudo yang
telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan seluruh
Khoirotun, Ibu Muhayatin, Ibu Iswatun, Ibu Nur Hidayatie dan Ibu Nur
Kholifah) dan khusus untuk keluarga besar Pa’ Harsih, terima kasih atas
Malang, yang telah banyak memotivasi penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
kasih kepada semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
kekurangan dan kekeliruan pada laporan ini. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca sehingga dapat dijadikan perbaikan
pada masa mendatang. Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
Penulis,
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................... xv
BAB I: PENDAHULUAN
xii
C. Cara Ibu Mendidik Anak dalam Kandungan ...................... 24
D. SumberData ....................................................................... 42
A. Kondisi Lokasi
1. Profil Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten
Gresik
d. Kegiatan ................................................................... 52
e. Fasilitas .................................................................... 53
xiii
dalam kandungan di Desa Doudo? ............................ 67
A. Kesimpulan ........................................................................ 89
B. Saran ................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
Nur ’Aini, Pendidikan Anak dalam Kandungan (Studi Kasus pada di Desa
Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik). Skripsi, Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana
Malik Ibrahim Malang. Drs H. Suaib H. Muhammad. M.Ag.
xv
seharusnya dimulai memberikan pendidikan dalam kandungan, dan mampu
menghasilkan keturunan yang berkualitas.
xvi
47
BAB I
PENDAHULUAN
dengan makhluk yang lain, dan karena kelebihan inilah akhirnya Allah
menjadikannya khalifah di muka bumi ini. Malaikat, jin dan syetan merupakan
makhluk Allah, namun semuanya tidak ada yang mampu mengungguli manusia
sekalipun ia diciptakan dari suatu yang hina yaitu tanah yang berbeda dengan
dimiliki oleh makhluk lain. Diantaranya potensi atau fitrah agama, intelektual (akal),
sosial, ekonomi, dan fitrah-fitrah yang lainnya1. Dan potensi-potensi ini akan
Pendidikan anak sebagai amanat yang diemban terutama oleh para orang tua,
memang menuntut eksplorasi, kreativitas, dan inovasi yang tak kenal henti. Dunia
terus berkembang dalam skala kemajuan yang cenderung tak terprediksi. Maka
mendidik anak pun bermakna menyiapkan anak untuk sebuah masa depan yang
lebih maju seoptimal mungkin. Lompatan kemajuan dunia ini tak seorang pun dapat
memberi estimasi yang cukup persis. Karena itu, paradigma dalam mendidik anak
cenderung pada bagaimana olah potensi anak dapat berlangsung seoptimal mungkin,
1
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar
Operasionalnya (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hlm. 159.
48
sekaligus sedini mungkin. Sebab waktu sangatlah berharga dalam upaya melahirkan
SDM unggul. Asumsinya, semakin dini olah potensi anak dapat dilangsungkan,
pendidikan akan ada proses belajar dari manusia tersebut, akan ada proses transfer
ilmu dari manusia yang lebih tahu kepada manusia yang belum tahu. Maka potensi
atau fitrah yang ada harus dikembangkan seoptimal mungkin, seperti yang diuraikan
oleh Zaini dan Muhaimin bahwa fitrah yang dimiliki manusia harus diusahakan dan
dikembangkan agar menjadi aktual dan kuat, karena dengan fitrah yang kuat
tersebut maka tugas hidup manusia akan dapat dijalankan dengan sukses dan segala
Fitrah yang dimiliki manusia, itu merupakan suatu hal yang mendukung bahkan
suatu hal yang sangat penting dalam pendidikan. Dan apabila kita melihat program
nilai-nilai Ilahiyah dan Insani serta membekali seorang anak dengan kemampuan
produktif. Maka dapat kita katakan, potensi dapat mengantarkan pada tumbuhnya
daya kreatifitas dan produktifitas serta komitmen terhadap nilai-nilai Ilahi dan
Insani, hal tersebut dapat dilakukan sejak sedini mungkin dalam kandungan.3 Oleh
mana pendidikan menurut Baihaqi adalah usaha sadar yang bentuk bimbingan
2
Ubes Nur Islam, Mendidik Anak dalam Kandungan (Optimalisasi Potensi Anak Sejak Dini) (Jakarta:
Gema Insani, 2003), hlm. 1.
3
Sjahminan Zaini dan Muhaimin, Belajar Sebagai Sarana Pengembangan Fitrah Manusia Sebagai
Tinjauan Psikologi (Jakarta: Kalam Mulia, 1986), hlm. 63.
49
mendapatkan pendidikan sejak belum lahir (pendidikan prenatal), manusia itu telah
diaktualkan dan atau ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di dunia ini.
Nya kelak di akhirat.4 Pendidikan itu dimulai dari dalam kandungan, dianjurkan
mendidik anak yang masih dalam kandungan. Dan pendidikan anak dalam rahim ini
diutamakan pada prespektif Islam, karena Islam pun telah membicarakan soal
Menciptakan anak pintar sejak dalam Kandungan, bukanlah hal yang aneh,
bahwa seorang anak dapat dididik dan dirangsang kecerdasannya sejak masih dalam
kandungan. Malah, sejak masih janin, orang tua dapat melihat perkembangan
kecerdasan anaknya, bakat anak menjadi bodoh, nakal atau pemberang justru
terletak dari bagaimana orang tua memberikan awal kehidupan pada anak tersebut.5
4
Taljab, dkk. Dasar-dasar Kependidikan Islam Suatu Pengantar Ilmu Pendidikan Islam (Surabaya:
Karya Aditama, 1996), hlm. 37.
5
Harian Global, Menciptakan anak dalam kandungan, (http:www.yahooo.com, diakses Sabtu 02 Juni
2008).
50
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan bidang pendidikan anak
dalam kandungan, juga telah banyak melakukan riset baru dan riset ulang secara
keyakinan lestari pada diri anak saat tumbuh dan berkembang dewasa nanti,
keseimbangan komunikasi lebih baik antara anak (yang telah mengikuti program
pendidikan pralahir) dengan orang tuanya, anggota keluarganya dan atau dengan
pendidikan pralahir.
Menurut F. Rene Van de Carr, dkk., bahwa The Prenatal Enrichment Unit di
disimpulkan bahwa bayi yang diberi stimulasi pralahir cepat mahir bicara,
menoleh ke arah suara orang tuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga
Agama Islam pun telah menerangkan bagaimana mendidik anak sejak masih
dalam kandungan. Dalam Al-Qur`an ada banyak ayat yang menyerukan keharusan
orang tua untuk selalu menjaga dan mendidik seluruh anak-anaknya, termasuk anak
yang masih dalam kandungannya (sang istri). Seperti yang ditegaskan dalam surah
at-Tahrim ayat 6:
6
Muslim Babi Names, Nama Islami (http:www.yahoo.com, diakses Senin, 10 September 2008).
51
“Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka, di mana (neraka) itu bahan bakunya berasal dari manusia dan batu-
batuan.” 7
Menjaga dan mendidik anak yang masih dalam kandungan dengan persepsi ayat
tersebut memberikan pemahaman yang sangat luas dan fleksibel, yaitu memberi
daya fisik/jasmani, memberi makanan dan minuman yang thayyibah, halal dan
bergizi tinggi, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang bermanfaat bagi anak dalam
kandungan. Serta menghindarkan bayi yang dalam kandungan dari mara bahaya
dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dengan Usia
dimulai saat anak berada dalam kandungan. Karena dengan memberikan pendidikan
anak dalam kandungan, orang tua telah sejak dini memberikan kehidupan yang
bermanfaat bagi kesehatan diri ibu hamil dan perkembangan bayi yang berada
dalam kandungan, makan-makanan yang bergizi dan halal, mengontrol emosi saat
7
Al-Qur’an dan Terjemahannya (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2004), hlm. 560
8
Muslim Babi Names, Nama Islami (http:www.yahoo.com, diakses Rabu, 06 Juni 2008).
52
hamil, senam ibu hamil, dan selalu berdo’a untuk mendapatkan keturunan yang
sholeh/sholehah.9
pendidikan pralahir yang sudah dimulai oleh Dr. Van De Carr pada tahun 1979
dalam bukunya Cara Baru Mendidik Anak sejak dalam Kandungan ini menunjukkan
bahwa kehidupan anak kelak akan menjadi bahagia atau sengsara itu akan
tergantung dengan bagaimana ibu mendidik anak atau tidaknya sewaktu dalam
kandungan. Karena kebiasaan anak nanti itu akibat atas apa yang ibu perbuat selama
kehamilan.”10
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikannya
Masa kehamilan memiliki peran penting terhadap masa depan anak. Masa itu
merupakan masa jerih payah seorang ibu. Seorang wanita selama sembilan bulan
kehamilannya, akan mendapat pahala seperti orang yang berjihad di jalan Allah dan
membela Islam pada garis depan medan pertempuran. Begitu pentingnya seorang
9
Jihanta Mandasari, “Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dengan Usia Kehamilan” Skripsi,
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2005, hlm. 66.
10
F. Rene Van De Carr dan Marc Lehrer, Cara Baru Mendidik Anak sejak dalam Kandungan (Bandung:
Kaifa, 1999), hlm. 15-16.
11
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), hlm. 86.
12
Mazhahiri Husain. Pintar Mendidik Anak (Jakarta: Lentera, 1999), hlm. 67-68.
53
pendidikan pada anak dalam kandungan yang diterapkan pada Ibu hamil di Desa
dalam Kandungan (Studi Kasus Ibu Hamil di Desa Doudo Kecamatan Panceng
Kabupaten Gresik)”
B. RUMUSAN MASALAH
kandungan?
3. Kendala-kendala apa yang dialami ibu hamil selama mendidik anak dalam
kandungan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tiga
tujuan, yaitu:
1. Untuk mengetahui cara ibu hamil menerapkan konsep pendidikan anak dalam
kandungan.
2. Untuk mengetahui mengapa ibu hamil merasa perlu mendidik anak dalam
kandungan.
54
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Sebagai masukan yang berharga bagi para calon ibu/ibu dalam mendidik
2. Sebagai media informasi untuk para calon ibu/ibu yang ingin mengetahui
lebih mendalam. Dan juga sebagai pengetahuan, jika nanti peneliti menjadi
calon ibu.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menjelaskan secara rinci dan detail tentang
wilayah penelitian dan ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Untuk
memperoleh gambaran yang jelas mengenai penelitian ini dan agar tidak terjadi
Bagaimana cara ibu hamil menerapkan konsep pendidikan anak dalam kandungan.
Mengapa ibu hamil merasa perlu mendidik anak dalam kandungan. Dan Kendala-
kendala apa yang dialami ibu hamil selama mendidik anak dalam kandungan.
55
F. Definisi Operasional
adalah usaha sadar yang diselenggarakan berdasarkan nilai tertentu (nilai Islam)
untuk membimbing, mengajar, melatih, dan membina peserta didik agar ia dapat
jasmani, rohani, akal pikiran, dan hawa nafsunya sehingga ia dapat hidup lebih
puas dan baik, produktif dan bertanggung jawab secara moral dalam rangka
2. Anak dalam Kandungan : Sebagaimana yang dikutip Dr. Baihaqi dari Anton
Moelono dkk., yaitu: “Anak adalah sebagai keturunan kedua setelah ayah dan
ibunya. Sedangkan anak dalam kandungan (diungkap dalam satu istilah) adalah
anak yang masih berada di dalam perut ibunya atau anak yang masih belum
lahir.”14
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
mudah dimengerti dan menyeluruh mengenai isi skripsi ini secara umum. Selain itu,
dengan adanya sistematika pembahasan ini, maka skripsi dapat lebih tersistematis
dan terarahkan.
13
Ubes Nur Islam, op.cit., hlm. 9.
14
Ibid., hlm. 10.
56
BAB I PENDAHULUAN
keseluruhan tulisan.
Membahas tentang kajian teoritis yang meliputi, pengertian, dasar, peran ibu,
dan Kendala-kendala apa yang dialami ibu hamil selama mendidik anak
dalam kandungan
penelitian
dengan pemaparan hasil penelitian, yang meliputi: bagaimana cara ibu hamil
hamil merasa perlu mendidik anak dalam kandungan di Desa Doudo, dan
57
kendala-kendala apa yang dialami ibu hamil selama mendidik anak dalam
Bab VI Penutup
Bab ini adalah bab terakhir. Adapun bagian dari bab ini meliputi: kesimpulan
dan saran.
58
BAB II
LANDASAN TEORI
Menurut Dr. Baihaqi seorang ahli paedadogik Islam, pendidikan adalah usaha
jasmani, rohani, akal pikiran, dan hawa nafsunya sehingga ia dapat hidup lebih puas
dan baik, produktif dan bertanggung jawab secara moral dalam rangka memenuhi
kebutuhan dirinya, keluarganya, dan secara luas, masyarakat, bangsa, dan negaranya
kelak.
Baihaqi dari Anton Moelono dkk., yaitu: “Anak adalah sebagai keturunan kedua
setelah ayah dan ibunya. Sedangkan anak dalam kandungan (diungkap dalam satu
istilah) adalah anak yang masih berada di dalam perut ibunya atau anak yang masih
belum lahir.”
maka pendidikan anak dalam kandungan adalah usaha secara sadar orang tua
(suami istri) ataupun keluarga untuk mendidik anaknya yang masih dalam
kandungan istri.15
15
Ibid., hlm. 9-10.
59
kandungan yang mana pada masa itu merupakan proses dasar bagi perkembangan
bayi yang akan dilanjutkan sesudahnya, dalam arti akan dilanjutkan pada saat ia
The Heredity endowment, wich serve as the foundation for later development, is
fixed at the time. Thi is true not only of obysical and mental traits but also of the
individuals sex.16
terhadap anak dalam kandungan merupakan tahap awal dalam proses pendidikan
anak, sehingga lazim kalau tahapan ini akan menentukan pendidikan dan
perkembangan pada tahap berikutnya. Proses yang dilakukan oleh orang tua baik
secara sadar atau tidak sadar akan mempengaruhi perkembangan si janin. Oleh
karena itu, ibu harus selalu memelihara kandungan dengan cara memeriksa
kandungannya dan makan makanan yang bergizi, jika ingin menjaga kesehatannya
selama hamil dan melahirkan bayi yang sempurna. Hal ini cukup beralasan kalau
kita mengingat bahwa janin yang sedang tumbuh memperoleh makanan dari aliran
Fitrah kasih sayang kepada anak yang tertanam dalam diri setiap orang tua
baik dalam upaya meningkatkan taraf hidup anaknya agar menjadi lebih baik dan
sejahtera.
Untuk mencapai maksud ini orang tua melatih dan mengajar anaknya berbagai
keterampilan dan ilmu pengetahuan yang dimilikinya yang pada mulanya hal ini
16
Paul Henry Mussen, Perkembangan dan Kepribadian Anak (Jakarta: Erlangga, 1998), hlm. 55.
60
mereka lakukan dengan meniru dan mengalami. Setelah mereka memasuki kondisi
yang lebih maju, cara meniru dan mengalami tersebut berubah sesuai dengan hasil-
terbatas pada kewajiban moral atau akhlak saja. Agama Islam yang merupakan
muda, khususnya anak, agar dapat hidup lebih sejahtera dan makmur di dunia ini
beberapa dasar yang menjadi latar belakang atau prinsip dasar mengenai adanya
eksistensi pendidikan ini. Dalam Al-Qur’an ada banyak ayat yang menyerukan
keharusan orang tua terutama ibu untuk selalu menjaga dan mendidik seluruh anak-
anaknya, termasuk anak yang masih dalam kandungannya (sang istri). Seperti yang
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”17
17
Al-Qur’an dan Terjemahannya, op.cit., hlm. 560
61
Menjaga dan mendidik anak yang masih dalam kandungan dengan persepsi ayat
tersebut memberikan pemahaman yang sangat luas dan fleksibel, yaitu memberi
daya fisik/jasmani, memberi makanan dan minuman yang thayyibah, halal dan
bergizi tinggi, dan aktivitas-aktivitas lainnya yang bermanfaat bagi anak dalam
kandungan. Serta menghindarkan bayi yang dalam kandungan dari mara bahaya
yang berdampak pada fisik maupun psikisnya. Dalam kaitan ini, Rasulullah SAW,
bersabda:
(اﻟَﺸﱠﻘِﻲﱡ ﻣَﻦْ ﺷَﻘﱠﻰ ﻓِﻰ ﺑَﻄْﻦِ اُﻣﱢﮫِ )رواه اﻟﺒﺨﺎري واﺑﻦ أﺣﻤﺪ
yang dilakukan sengaja untuk si bayi dalam rahim, tidak mendapatkan kehidupan
yang layak, atau pembunuhan janin, melakukan penyiksaan kepada orang tua hamil
yang dapat berdampak pada bayi, atau melakukan kesalahan dalam hal makanan
atau minuman atau penerimaan udara yang dihirup si ibu hamil, dan atau lain-
lainnya yang berakibat fatal kepada kelangsungan hidup dan kehidupan sang bayi
dalam kandungan.19
18
Shahih Al-Bukhari dan Ibnu Ahmad, Al-‘Adab, no. 5629.
19
Ubes Nur Islam, op.cit., hlm. 12-14.
62
sebuah ayat yang jelas dari Allah, antara lain dalam surah al-Hijr ayat 29 dan surah
as-Sajadah ayat 9:
“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya ruh
(ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan
hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah: 9)21
Ayat pertama di atas memberikan pemahaman kepada kita bahwa anak dalam
kandungan sangat patuh dan tunduk menerima intruksi-intruksi dari sang pendidik
(dalam hal ini orang tua). Sementara, ayat kedua memberikan pemahaman bahwa
anak dalam kandungan sangat potensial mampu mengikuti ajakan-ajakan dan saran
Dengan demikian, dua ayat tersebut membuktikan adanya anak dalam kandungan
sudah mampu menerima stimulus atau sensasi yang cukup baik dari alam luar
rahim, terutama dari ibunya. Maka pemberian stimulus atau sensasi ini sangat
20
Al-Qur’an dan Terjemahannya, op.cit., hlm. 263
21
Ibid., hlm. 415
63
sejak dini.22
Dan akan lebih nyata lagi manakala kita amati sebuah realitas historis yang selama
ini tertuang dalam nash Al-Qur’an yaitu praktik pendidikan pralahir. Fakta historis
yang sarat dengan nuansa religiusitas yang dilakukan oleh Nabi Zakaria a.s.
“Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah Aku suatu tanda". Tuhan
berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap
dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". “Maka ia keluar
dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka;
hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.” (QS. Maryam: 10-11
)23
khusus, seperti puasa dari makan dan minum, puasa tidak bicara dengan manusia
lainnya selama tiga hari tiga malam dan sambil melakukan ibadah ritual lainnya
Sepanjang siang dan malam, selama tiga hari tiga malam tersebut.24
22
Ubes Nur Islam. op.cit., hlm. 15-16.
23
Al-Qur’an dan Terjemahannya, op.cit., hlm. 305
24
Ubes Nur Islam, Ibid., hlm. 17.
64
potensi akademik melalui olah rasio, potensi religius dan moral setelah anak itu lahir
kedunia. Kedekatan orang tua dengan anak, jelas memberikan pengaruh yang paling
ْﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤﱠﺪُ ﺑْﻦُ ﯾَﺤْﯿَﻰ اﻟْﻘُﻄَﻌِﻲﱡ اﻟْﺒَﺼْﺮِيﱡ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ ﻋَﺒْﺪُ اﻟْﻌَﺰِﯾﺰِ ﺑْﻦُ رَﺑِﯿﻌَﺔَ اﻟْﺒُﻨَﺎﻧِﻲﱡ ﺣَﺪﱠﺛَﻨَﺎ اﻟْﺄَﻋْﻤَﺶُ ﻋَﻦ
ِأَﺑِﻲ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻋَﻦْ أَﺑِﻲ ھُﺮَﯾْﺮَةَ ﻗَﺎلَ ﻗَﺎلَ رَﺳُﻮلُ اﻟﻠﱠﮫِ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْ ِﮫ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻛُﻞﱡ ﻣَﻮْﻟُﻮدٍ ﯾُﻮﻟَﺪُ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻤِﱠﻠﺔ
ﻓَﺄَﺑَﻮَاهُ ﯾُﮭَﻮﱢدَاﻧِﮫِ أَوْ ﯾُﻨَﺼﱢﺮَاﻧِﮫِ أَوْ ﯾُﺸَﺮﱢﻛَﺎﻧِﮫِ ﻗِﯿﻞَ ﯾَﺎ رَﺳُﻮلَ اﻟﻠﱠﮫِ ﻓَﻤَﻦْ ھَﻠَﻚَ ﻗَﺒْﻞَ ذَﻟِﻚَ ﻗَﺎلَ اﻟﻠﱠﮫُ أَﻋْﻠَﻢُ ﺑِﻤَﺎ
َﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻋَﻦْ أَﺑِﻲ ھُﺮَﯾْﺮَةَ ﻋَﻦْ اﻟﻨﱠﺒِﻲﱢ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻧَﺤْﻮَهُ ﺑِﻤَﻌْﻨَﺎهُ وَﻗَﺎلَ ﯾُﻮﻟَﺪُ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻔِﻄْﺮَةِ ﻗَﺎل
أَﺑُﻮ ﻋِﯿﺴَﻰ ھَﺬَا ﺣَﺪِﯾﺚٌ ﺣَﺴَﻦٌ ﺻَﺤِﯿﺢٌ وَﻗَﺪْ رَوَاهُ ﺷُﻌْﺒَﺔُ وَﻏَﯿْﺮُهُ ﻋَﻦْ اﻟْﺄَﻋْﻤَﺶِ ﻋَﻦْ أَﺑِﻲ ﺻَﺎﻟِﺢٍ ﻋَﻦْ أَﺑِﻲ
ھُﺮَﯾْﺮَةَ ﻋَﻦْ اﻟﻨﱠﺒِﻲﱢ ﺻَﻠﱠﻰ اﻟﻠﱠﮫُ ﻋَﻠَﯿْﮫِ وَﺳَﻠﱠﻢَ ﻓَﻘَﺎلَ ﯾُﻮﻟَﺪُ ﻋَﻠَﻰ اﻟْﻔِﻄْﺮَةِ وَﻓِﻲ اﻟْﺒَﺎب ﻋَﻦْ اﻟْﺄَﺳْﻮَدِ ﺑْﻦِ ﺳَﺮِﯾ ٍﻊ
( اﻟﺘﺮﻣﺬي:)رواه
“Telah bercerita kepada kita Muhammad bin Yahya Qut’I al-Bashri telah
bercerita kepada kita Abdul Aziz bin Rabi’ah al-Bunani, telah bercerita kepada
kita al-A’masy dari Abi Sholeh dari Abi Hurairah telah berkata, telah bersabda
Rasulullah SAW, Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, maka kedua orang
tuanyalah yang membuat Yahudi, Nasrani, atau Majusi telah dikatakan wahai
Rasulullah barangsiapa yang telah merusak sebelum itu (dilahirkan) maka
Allah telah berfirman: Allah lah yang Maha Mengetahui dengan pa ayng telah
kalian lakukan, telah bercerita kepada kita Abu Kuraib dan Husen bin Hurais
mereka berkata telag bercerita kepada kita Waki dari al-A’masy dari Abi Sholih
dari Abi Hurairah dari Nbai SAW, tentang hal itu (dilahirkan) dengan
maknanya dan telah bersabda Nabi SAW dilahirkan dalam keadaan suci, telah
berkata Abu ‘Isa hadits ini adalah benar shahih, dan telah meriwayatkan hadits
ini sekelompok golongan dari A’masy dari Abi Sholih dari Abi Hurairah dari
65
Nabi SAW dilahirkan dalam keadaan suci dan dalam bab dari Awad bin Sari’.”
(HR. At-Tirmidzi)25
Mencermati hadits tersebut, berarti kedua orang tua memiliki peran yang sangat
strategis bagi masa depan anak, yaitu kemampuan membina dan mengembangkan
potensi dasar (Fitrah) anak. Penafsiran kata Abawah (Kedua orang tua anak) dalam
teks itu adalah dalam konteks diluar diri si anak atau faktor eksternal, yang berarti di
samping orang tua, adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat. 26
Kewajiban ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya tidak menuntut untuk
sendirinya, sehingga tidak hanya orang tua yang beradab dan berilmu tinggi yang
dapat melakukan kewajiban mendidik, tetapi juga orang tua yang pendidikannya
masih dalam taraf yang paling minim, atau bahkan tidak sama sekali. Hal tersebut
individu yang menginginkan agar anaknya lebih baik dari pada keadaan dirinya,
sehingga perilaku pendidik itu adalah sebagai akibat “naluri” untuk melanjutkan dan
mengembangkan keturunannya.
Pendidikan pralahir juga membantu anggota keluarga agar ikut berperan dalam
membina hubungan yang positif dengan sang bayi. Dengan pendidikan anak dalam
kandungan, yakin bahwa kesadaran intim yang dihasilkan dari membina hubungan
dengan bayi sejak dalam kandungan dapat mempererat hubungan kekeluargaan dan
25
At-Tirmidzi dan Abdu Rahman, No. 2064.
26
Kauman Fuad dan Nipan, Membimbing Istri Mendampingi Suami (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 1999),
hlm. 19-20.
66
menerapkan pendidikan anak dalam kandungan, setiap anggota dalam keluarga akan
selalu menjaga kesehatan baik ibu hamil atau janin sendiri, agar selalu sehat dan
Setiap suami yang telah mengetahui istrinya hamil haruslah berupaya membuat
istrinya senang, tentram, bahagia, supaya anak yang masih dalam kandungannya
kesehatannya baik secara jasmani dan rohani dari berbagai penyakit atau
3. Mendidik dengan berbagai ilmu, orang tua memiliki tanggung jawab besar
terhadap pendidikan anak, yang dimulai sejak dalam kandungan. Orang tua
27
Mansur, Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2006), hlm. 126
67
dan agamnya, atas pendidikan yang telah diberikan oleh orang tuanya sejak
dalam kandungan.
kebahagiaan orang tua. Oleh sebab itu, orang tua harus senantiasa
Dengan demikian tanggung jawab yang harus dipikul oleh orang tua terhadap
anak-anaknya adalah merawat, mendidik anak sejak dalam kandungan, dan terutama
peran ibu adalah sangat berpengaruh bagi pembentukan generasi Qur’ani yang
dilandasi keimanan dan ketaqwaan. 29 Jadi, bukan hanya cinta kepadanya, melainkan
hal itu juga merupakan amanat dari Allah yang harus dijaga dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan yang dikehendaki-Nya dan tanggung jawab orang tua terhadap anak-
anaknya bukanlah hanya sewaktu di dunia melainkan sejak masih ada dalam
Begitu besarnya peran orang tua terutama ibu dalam membentuk kepribadian
Karena keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, anak akan selalu berada dekat kepada seorang ibu, sewaktu
dalam kandungan, ia berada dalam rahim ibu, dan sewaktu lahir pun ia akan selalu
28
Zainuddin, Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 40-41.
29
Saefudin, “Kiprah dan Perjuangan Perempuan Shalehah”, dalam Membincang Feminisme, Diskursus
Gender Perspektif Islam (Surabaya: Risalah Gusti, 1996), hlm. 69.
30
Mansur, op.cit., hlm. 127.
68
berada di samping ibunya, maka yang pertama kali dikenal oleh anaknya adalah
ibunya, sewaktu dalam kandungan ibu selalu menjaga dan memberikan sentuhan-
sentuhan yang lembut diiringi dengan do’a yang tulus ikhlas agar anaknya kelak
menjadi anak yang shaleh/shalehah dan lain sebagainya. Ibu adalah teman pertama
dalam hidupnya. Dengan Ibu mendidik anak sejak dalam kandungan dengan baik,
maka akan lahir anak yang sempurna pula. Anak akan meniru perbuatan dan
perangai kepada ibunya. Oleh karena itu, bila ibu itu baik sewaktu mendidiknya
dalam kandungan, maka anak itu akan tumbuh dengan baik, akan tetapi bila dari
pendidikan atau kondisi dalam keluarga saat itu berperangai jelek, maka tidak
menutup kemungkinan bahwa anak itu akan jelek perangainya. Perilaku yang akan
ditampakkan anak kelak, itu bisa jadi akibat perbuatan yang dilakukan ibu sewaktu
hamil. Seorang ibu mengatur keluarganya bagaimana supaya rumah bisa menjadi
surga bagi kehidupan anaknya yang masih dalam kandungan ataupun keluargaya,
karena janin pun bisa merasakan akan suasana yang sedang terjadi pada
keluarganya. 31 Oleh karena itu, maka dalam keluarga diperlukan ibu atau istri yang
baik dan shalehah, supaya ketentraman dan kedamaian bisa terlaksana. Secara rinci
peranan ibu dalam keluarga dalam memberikan kehidupan yang baik kepada
anaknya adalah:
Sering dikatakan bahwa ibu adalah jantung keluarga. Jantung dalam tubuh
merupakan alat yang sangat penting bagi kehidupan seseorang. Apabila jantung
berhenti, maka orang itu tidak bisa melangsungkan kehidupannya. Dalam hal ini
31
Singgih D Gunarsa dan Yulia D Gunarsa, Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga (Jakarta:
Gunung Mulia, 1991), hlm. 31.
69
ibu perlu sadar akan perananya yaitu memenuhi kebutuhan anak. Ibu harus
2. Peranan ibu dalam merawat dan mengurus keluarga dengan sabar, mesra dan
konsisten.
lainnya. Seorang ibu yang sabar menanamkan sikap-sikap, kebiasaan pada anak
sejak dalam kandungan, dan tidak mengahadapi gejolak yang berarti di dalam
maupun di luar diri anak yang masih dalam kandungan, akan memberikan rasa
3. Peranan ibu sebagai pendidik yang mampu mengatur dan mengendalikan anak.
Ibu juga sangat berperan dalam mendidik anak sejak dalam kandungan untuk
pekerjaan rumah tangga setiap hari, sehingga dalam keadaan tertentu, cara
mendidiknya dipengaruh oleh emosi yang kita sebut dengan kendala yang
dialami oleh ibu hamil. Dalam hal ini ibu memberikan ajaran dan pendidikan
masih dalam kandungan, seorang ibu perlu memberikan contoh dan teladan yang
keluarga yang lainnya memberi contoh dan teladan yang sebenarnya tidak
kepada anggota yang lain dengan suara yang keras, bentakan, dan tidak bisa
diharapkan untuk bicara dengan lemah lembut. Karena itu dalam menanamkan
kelembutan, sikap ramah, anak membutuhkan contoh dari ibu yang lemah
Seorang ibu menjadi manajer di rumah, ibu mengatur kelancaran rumah tangga
dan menanamkan rasa tanggung jawab pada anak yang masih dalam kandungan.
Anak pada masa itu sebaiknya sudah mengenal adanya disiplin dalam keluarga,
Biasanya bila dalam suatu keluarga sudah bertambah banyak, dengan ditambah
anak yang masih dalam kandungan, maka peran ibu sebagai istri mulai terdesak.
Kesibukan ibu merawat dan menjaga anak yang masih dalam kandungan cukup
menguras tenaga dan mengahabiskan waktu, pagi, siang, sore, dan malam,
sehingga tidak ada waktu untuk suami. Seorang suami yang penuh pengertian
akan turut mengambil bagian tugas-tugas istri sebagai ibu. Maka jelaslah bahwa
71
yang harmonis, dibutuhkan peran suami dan istri yang saling memberikan
dorongan dan semangat untuk menjaga dan merawat anak yang masih dalam
Apakah anak dalam kandungan benar-benar dapat belajar atau mempelajari kata-
kata yang diucapkan oleh sang pendidik atau orang tuanya? Seperti yang dikatakan
oleh F. Rene Van de Carr, M.D. jawabannya ”Ya”, tetapi tidak dengan cara seperti
kembali atau dituangkannya dalam tulisan. Lain halnya dengan anak dalam
kandungan, cara belajarnya jauh lebih mendasar. Ketika orang tuanya (khususnya
sang ibu) mengajarkan kata-kata kepada bayi dalam kandungannya, ia hanya dapat
mengucapkan kata tepuk sambil dibarengi menepuk perutnya, maka anak dalam
kandungan pun akan mendengarkan kata ”t-e-p-u- dan k”. Kombinasi bunyi dan
pengalaman ini memberi kesempatan pada anak dalam kandungan untuk belajar
merupakan hasil dari proses yang sistematis dengan merangkaikan langkah, metode,
32
Ibid., hlm. 32-35.
33
Ubes Nur Islam, op.cit., hlm. 2.
72
dan materi yang dipakai oleh orang tuanya dalam melakukan pendidikan (stimulasi
edukatif) dan orientasi serta tujuan ke mana keduanya mengarahkan dan mendidik.34
anak yang pintar, cerdas, trampil dan berkepribadian baik (shaleh/shalehah), itu
harus diperhatikan pada saat pemilihan calon baik istri ataupun suami. Karena dalam
Islam pun memberikan berbagai syarat dan ketentuan dalam pembentukan keluarga,
dan selanjutnya waktu awal pembuahan (proses nutfah) yaitu dari persiapan dalam
memulai dan melakukan hubungan biologis secara sah dan baik serta berdo’a
Pada saat pemilihan jodoh pun itu menjadi hal-hal penting yang bersangkutan
sebelum melahirkan untuk mendapatkan anak yang pintar, cerdas, terampil dan
berkepribadian baik (shaleh dan shalehah). Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan dalam
34
Ibid., hlm. 3
73
milih terlebih dahulu sebelum hendak melaksanakan pernikahan dan ayat yang
Karena perkawinan itu merupakan ikatan seksual yang disahkan secara sosial dan
perkawinan dapat bertimbal balik antara pasangan yang menikah dan antara
anak yang shaleh/shalehah, adalah merupakan amanat dan tanggung jawab orang tua
sejak masih dalam proses penciptaan di dalam kandungan ibunya. Kepada kaum
35
Al-Qur’an dan Terjemahannya, op.cit., hlm. 35
36
Ibid., hlm. 77
37
Jalaludin Ramat, Islam Alternatif (Bandung: Moizan, 1998), hlm. 126.
74
perkembangannya. 38
Pelayanan yang sangat baik untuk masa anak dalam kandungan adalah
kecerdasan otak dan sensitifikasi emosional positif sang anak yang berada dalam
kandungan. Seperti dengan makan-makanan yang bergizi dan halal baik sebelum
aktivitas yang terlalu menguras tenaga, mengurangi stress akibat pekerjaan atau pun
(agama), keturunannya, dalam bahasa Jawa (bibit, bobot, bebet) untuk pertimbangan
dalam perkawinan.
shaleh/shalehah. Anak adalah amanah Allah yang dititipkan melalui rahim ibu,
maka seorang ibu haruslah berhati-hati dalam mengemban amanah yang diberikan
Allah, berupa anak yang masih dalam kandungan, jangan disia-siakan apalagi
alam fitrah bayi ke dalam suasana yang asli, yaitu alam Tauhidullah, alam tempat
bayi pernah dibaiat Allah SWT, dengan baiat keimanan dan keIslaman yang pebuh
kejujuran. Dan untuk itu, kegiatan orang tua yang paling baik saat itu adalah
38
Koerstoer Purtowisastra, Dinamika Psikologi Sosial (Jakarta: Airlangga, 1983), hlm. 50.
75
Allah dan Rasul-Nya, yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Nabawiyyah.
Dalam tahapan persiapan ini, orang tua (calon ayah/ibu) lebih ditekankan untuk
kehadiran dan kelahiran sang anak. Artinya, pada tahap ini tidak dapat dipisahkan
pula dengan Planning memilih calon pasangan sebagai elemen yang turut
Berangkat dari niat suci inilah, cita-cita dan keinginan suci di atas, yaitu kehadiran
Dengan demikian, jelaslah bahwa konsep dalam Islam begitu lengkap mengenai
pendidikan anak dalam kandungan, di mana pendidikan secara tak langsung sudah
dimulai sejak saat-saat memilih pasangan hidup, dan bila terdapat kekurang yakinan
shalat Istikharah, dengan menyerahkan segala keputusan pada yang Maha Adil,
Setelah memilih jodoh yang baik. Maka selanjutnya akan dibahas tentang
Gambaran salah satu langkah atau proses aplikasi pendidikan anak dalam
kandungan. Yaitu:
memasuki ovum sampai menjadi nutfah amsyaj dan nutfah telah menjadi Janin).
39
Zakiyah Darajat, op.cit., hlm. 182.
76
Dengan melakukan Do’a dan shalat hajat, dan dengan bermunajah kepada Allah
agar diberikan keturunan yang di cita-citakan oleh orang tua (calon ayah/ibu),
seperti ingin dikaruniai anak yang shaleh/shalehah, menjadi teladan bagi umat,
berbakti kepada Allah SWT, dan dijauhkan dari setan yang menakutkan, dan
lain-lain. Ataupun dengan membaca do’a yang terdapat dalam Al-Quran, seperti:
surah Al-Anbiyaa’: 89, Ali-Imran: 35, 36 dan 38, Ash-Shaffaatat: 100, Al-
2. Ketika usia janin sudah memasuki usia 18-20 minggu (4 bulan, waktu ruh
keinginan Ibu/Ayah terhadap salah satu disiplin ilmu atau kecerdasan atau
kepandaian tertentu, pada saat anak dewasa nanti, tetapi sebaiknya lebih
oleh-Nya, seperti pada materi ibadah (do’a-doa) dan adzan. Bila ibu
melakukannya sendiri tanpa bantuan, bisa dengan memakai kertas yang dibuat
seperti cerobong (megaphone), sebagai alat interaksi antara janin dan ibu, dan
bila langsung dengan suami, suami bisa langsung menempelkan pipi keperut Ibu
40
Shahih Bukhari, Juz 1, no. 6847, hlm. 244.
77
untuk berinteraksi langsung kepada janin. Dan pendidikan yang diberikan bisa
bermacam-macam. Seperti:
Contoh Dzikir:
d) Dengan bahasa
a. Kosa kata dasar gerakan (kata bangun, jalan, dan lain lain),
tenang, dan itu akan berdampak pada kesempurnaan ibu dan janin. Membaca
Al-Quran, tidak terbatas pada salah satu surah saja, tetapi mungkin bisa lebih
sering dengan membaca surah Yusuf dan Maryam, dengan tujuan agar
sakit, ajaklah selalu bayi dalam kandungan untuk mengikuti segala kegiatan
g) Keilmuan. Baik seperti dari ilmu umum atau ilmu agama, seperti ada
cerita tokoh-tokoh Islam atau pahlawan dengan cara seperti ibu yang sedang
mengusap-usap perut ibu tepat di kepala bayi, dengan usapan lembut dan
penuh kasih sayang. Atau mengajarkan pada seni, seperti dari bentuk
shalawatan. Murotal, qira’at, syair, nasyid dan lain-lain atau pada ilmu olah
raga seperti pada gerak jalan bayi atau pada senam pernapasan dan biasanya
mulai berputar. Dari itu ibu bisa melakukan, dengan menemukan pantat bayi
dan katakana “Nak… jalan, jalan, jalan dan terus jalan” ataupun dengan kata
dorong. Sambil menepuk perut ibu tepat di pantat bayi. Setelah itu barulah
kandungan.
Dari berbagai materi yang peneliti paparkan di atas, yaitu dengan menggunakan
cara/proses sama, bila pada materi Al-Qur’an, bisa diterapkan dengan tape recorder
atau mungkin bisa dengan memakai cerobong yang di buat dari kertas yang bisa
digunakan oleh ibu sendiri keperut ibu, dan bila janin tersebut, sudah mulai nampak
bentuk tubuhnya, si ibu bisa dengan mencari kepala bayi untuk memberikan
79
stimulus edukatif berupa suara ayat-ayat Al-Qur’an dengan suara sedang. Atau
dengan materi lain yang ibu/ayah ingin terapkan pada anak dalam kandungan
tersebut.
Dengan materi seperti itu, diharapkan ibu dapat mengikutsertakan janin untuk
Dalam menjaga kondisi janin dalam kandungan, seorang ibu pun harus sering
berolahraga sewaktu hamil, dan lain sebagainya untuk mendukung saat melahirkan
yang sehat.
Zat besi yang masuk ke dalam tubuh serta cadangan makanan yang ada pada
tubuh wanita hamil, akan sangat berguna untuk aktivitas dan metabolisme ibu,
proses pembentukan ASI dan menentukan kualitas ASI ini sendiri, untuk wanita
Secara global zat yang dibutuhkan oleh wanita hamil adalah sebagai berikut:
a. Makanan yang banyak mengandung zat tenaga, misalnya nasi, ubi, kentang
Dan bila seorang wanita hamil ingin melakukan puasa. Sebetulnya puasa
bagi seorang wanita hamil tidaklah berbahaya asal waktu makan sahur dan buka
teratur dengan baik. Bayi bisa menyesuaikan diri dengan pola makan ibu yang
melakukan puasa. Tetapi, jika wanita hamil yang sedang berpuasa dan
pusanya.42
wanita yang tidak hamil, misalnya daya tahan berkurang, otot perutnya melemah
dan lain-lainnya.
yang menyerang antara lain: rasa saikt pada punggung bawah (low back pain),
juga dapat menambah kemampuan otot-otot perut menyangga beban yang sangat
Anjuran dokter:
gerakan apa saja yang diperbolehkan atau dilarang untuk dilakukan (seiring
pendinginan.
d. Jangan makan sebelum latihan. Karena bayi dalam kandungan akan terus
Contoh senam hamil yang baik dan tidak berbahaya terhadap kesehatan akan
Dalam prespektif Islam, menurut Abu Amr Ahmad Sulaiman, tujuan pendidikan,
secara umum adalah usaha mencapai keridhoan Allah SWT, dan usaha untuk
balasan-Nya. Oleh karena itu, pendidikan anak dalam kandungan harus mendorong
hidup berdasarkan nilai-nilai Islam. Dan begitu juga dalam program dan langkah-
antara lain:
1. Mereflesikan nilai-nilai ajaran agama, sosial, budaya dan ilmu pengetahuan yang
3. Melatih kekuatan dan potensi fisik dan psikis anak dalam kandungan
43
Ibid., hlm. 30-33.
83
kandungan.44
Bagi umat Islam Al-Qur’an adalah imam yang harus diikuti. Ia adalah pedoman
hidup pertamanya, dan al-Hadits adalah yang keduanya. Anak dalam kandungan
pada kondisi suasana keIslaman atau bersifat qurani. Atau, menimbulkan kecintaan
pada materi Al-Qur’an dan al-Hadits setelah ia menjadi anak yang tumbuh dan
Salah satu terobosan dampak melahirkan anak sholeh adalah dengan mengajar
bayi dengan membaca Al-Qur’an sejak dalam kandungan. Apakah bisa? Insya Allah
bisa! hanya membutuhkan kemauan, ketekunan, dan kesabaran. Sebagai bagian dari
membaca Al-Qur’an. empat bulan kemudian, dia dapat membaca cerita, buku, dan
Mujahida, adiknya, khatam membaca Al-Qur’an dan lancar membaca tulisan latin
ketika di TK. Faqih Abdullah, anak kami yang ketiga sejak berusia 13 bulan,
pengalaman itu, kami menginginkan agar setiap bayi mendapatkan pelajaran Al-
Qur’an, sejak dalam kandungan. Insya Allah sangat bermanfaat. Tugas seorang bayi
44
Ubes Nur Islam, op.cit., hlm. 10-11.
84
bukanlah sekadar mami tipis (makan, minum, tidur, dan pipis (ngompol). Ajaklah
Al-Qur’an wahyu pertama. Ajarilah anak Anda membaca Al-Qur’an sejak dalam
dalam kandungan, yang lebih menitikkan pada pelajaran agama yaitu Al-Qur’an.45
melakukan riset baru dan riset ulang secara kontinu dengan membuat langkah-
langkah dan metode baru mengenai praktik pendidikan pralahir. Mereka telah
diantaranya adalah peningkatan kecerdasan otak bayi, keyakinan lestari pada diri
anak saat tumbuh dan berkembang dewasa nanti, keseimbangan komunikasi lebih
baik antara anak (yang mengikuti program pendidikan pralahir) dengan orang
laporan yang sangat menggembirakan bagi dunia pendidikan anak khususnya dari F.
Rene Van de Carr, M.D. dan Marc Lehrer, Ph.D. bahwa The American Assocation
of the Advancement of Science pada tahun 1996 telah merangkum hasil penelitian
sejumlah ilmuwan dalam bidang stimulasi paralahir dan bayi, antara lain sebagai
berikut:
stimulasi dini meningkatkan nilai tes kecerdasan dalam pelajaran utama pada
45
Arif, Pembelajaran Al-Qur’an sejak dalam kandunga (http:www.yahoo.com, diakses Rabu, 03 Juli
2007)
85
semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15 tahun. Anak-anak
pencabangan sel otak lebih banyak dan daerah kortikal otak yang tebal, tetapi
juga lebih cerdas dan lebih terampil bersosia-lisasi dengan tikus-tikus lain.
Selain itu, menurut F. Rene Van de Carr, dkk, bahwa The Prenatal Enrichment
Uint di Hua Chiew General Hospital, di Bangkok Thailand yang dipimpin oleh Dr.
dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberi stimulus pralahir cepat mahir
mampu menoleh ke arah suara orang tuanya, lebih tanggap terhadap musik, dan juga
F. Rene Van de Carr, M.D., dkk., telah lama melakukan penelitian ini, kurang
menunjukkan beberapa hal berikut ini pada bayi-bayi yang mendapatkan stimulus
pralahir.
1. Tampaknya ada suatu masa kritis dalam perkembangan bayi yang dimulai pada
sekitar usia lima bulan sebelum dilahirkan dan berlanjut hingga dua tahun ketika
bayi.
86
gerakan-gerakan mereka. Selain itu, mereka juga lebih siap menjelajahi dan
4. Para orang tua yang telah berpartisipasi dalam program pendidikan pralahir
46
Ubes Nur Islam, op.cit., hlm. 3-4.
87
BAB III
METODE PENELITIAN
Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian yang
penelitian. Dalam hal ini, keadaan, peristiwa atau kejadian yang dimaksud adalah
bagaimana cara, tujuan dan kendala-kendala yang dialami Ibu Hamil dalam mendidik
Furqon, “Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data diskripsi baik
47
Nana Syaodih Sukamadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2006), hlm. 18.
48
Lexy J Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 6.
88
ucapan maupun tulisan dan perilaku yang dapat diambil dari orang-orang atau subyek
itu sendiri.”49
tetapi menggunakan bentuk kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
B. Kehadiran Peneliti
pengumpul data. Sedangkan instrumen selain manusia dapat pula digunakan sebagai
pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil
penelitian.”50
dan berdialog dengan pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan objek penelitian,
“Pengamatan berperan serta sebagai penelitian yang bercirikan interaksi sosial yang
memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam lingkungan subjek,
49
Robert Bagdan Steven J Taylor, Introduction to Qualitatif Methode, Terj., Arif Furkon (Surabaya:
Usaha Nasional, 1992), hlm. 21-22.
50
Ibid., hlm. 121.
89
dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistematis dan
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Ibu hamil di Desa Doudo Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik. Adapun alasan peneliti memilih Desa tersebut, yaitu:
1. Tidak semua Desa melaksanaan pendidikan anak dalam kandungan pada Ibu
hamil.
2. Peneliti telah cukup mengetahui situasi dan kondisi Desa Doudo Kecamatan
D. Sumber Data
Dalam rangka pencarian data, terlebih dahulu yang harus ditentukan adalah sumber
data “subjek dari mana data dapat diperoleh”52 penelitiannya. Menurut Lofland
sebagaimana yang dikutip oleh Moleong, “Sumber data utama dalam penelitian
kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
Berdasarkan pemaparan tersebut, dalam penelitian ini, terdapat dua sumber, yaitu
Sumber data primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan
oleh peneliti dari sumber utama Dalam penelitian ini sumber data primer adalah
51
Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 117.
52
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002),
hlm. 107.
53
Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 112.
90
lima Ibu hamil yang menerapkan pendidikan anak dalam kandungan, Ibu Haryatie
melengkapi data yang di perlukan oleh data prime, yaitu: buku-buku, majalah, foto
kandungan.
Dalam penelitian, proses mengumpulkan data adalah proses yang sangat penting.
mungkin. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 (tiga) metode
dalam proses pengumpulan data yang dibutuhkan oleh peneliti. Ketiga metode ini
diperlukan agar data yang diperoleh peneliti dapat lebih utuh dan menyeluruh. Ketiga
1. Dokumentasi
Dokumen merupakan cara mengambil dari bagian penelitian yang terdiri dari
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai: profil Desa Doudo, cara,
2. Wawancara
Dalam wawancara ini dilakukan langsung kepada lima Ibu hamil yang
menerapkan pendidikan anak dalam kandungan, Ibu Haryatie selaku bidan dan
Bapak Sutomo selaku kepala Desa Doudo. Jadi tidak dilakukan secara purposif atau
3. Observasi
Menurut Sutrisno Hadi, observasi adalah ”metode ilmiah yang diartikan sebagai
diselidiki.”56
Sehingga dengan menggunakan metode ini, maka akan diperoleh data mengenai
cara, tujuan dan kendala-kendala yang dialami ibu hamil di Desa Doudo Kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik. Selain itu, dengan menggunakan metode observasi ini,
peneliti akan dapat melihat secara langsung bukti cara dan kendala-kendala yang
F. Analisis Data
Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya jika tidak
dinalisa. Data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan
masalah penelitian. 57
54
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 136.
55
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Jogjakarta: Andi Offset, 1991), hlm. 193.
56
Ibid., hlm. 136.
57
Moh. Nasir, Metode Penelitian ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm. 405.
92
Menurut Neong Muhajir, analisis deskriptif adalah “usaha untuk mengumpulkan dan
menyusun suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut.” Pendapat
tersebut diperkuat oleh Lexy J. Moleong, bahwa analisa data deskrptif adalah:
Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari
dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. 58
Langkah-langkah analisis data kualitatif yang peneliti gunakan dalam penelitian ini
adalah berdasarkan dengan proses analisis data kualitatif sebagaimana yang telah
dijelaskan oleh Seiddel. Menurut Seiddel, sebagaimana yang telah dikutip oleh
Moleong, mengungkapkan tiga langkah dalam proses analisis data kualitatif. Adapun
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar
sumber datanya tetap dapat ditelusuri,
2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat
ikhtisar, dan membuat indeksnya,
3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
mencari dan menemukan pola dan buhungan, dan membuat temuan-temuan
umum.59
Pengecekan keabsahan data penting untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan, dengan
pengecekan keabsahan data, maka data yang didapatkan melalui penelitian ini dapat
Sebagai mana yang dikutip oleh Pawito menyatakan bahwa setidaknya ada 4
58
Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 131.
59
Lexy J. Moleong. op.cit., hlm. 248.
60
Ibid., hlm. 330.
93
1. Triangulasi Data.
2. Triangulasi Metode
3. Triangulasi Teori
4. Triangulasi Peneliti.61
Triangulasi yang peneliti gunakan pada penelitian ini adalah triangulasi data dan
triangulasi metode. Teriangulasi data atau yang juga disebut sebagai triangulasi sumber
adalah ”menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih
Triangulasi data ini peneliti gunakan untuk mengetahui konsistensi data yang peneliti
dapatkan. Dalam hal ini, peneliti membandingakan antara pemaparan informasi yang
bersumber dari Ibu-ibu hamil di Desa Doudo, Ibu Haryatie selaku bidan Desa Doudo,
memadai.
tertentu dengan data yang diperoleh dengan menggunakan metode lain mengenai suatu
persoala.”63 Dalam penelitian ini, peneliti membandingkan antara data yang didapatkan
melalui metode observasi dengan data yang didapatkan melalui metode dokumentasi.
Hal ini penting untuk dilakukan sehingga data yang dihasilkan dalam penelitian ini akan
dapat mendeskripsikan secara utuh cara, tujuan dan kenadala-kendala yang dialami ibu
61
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif (Yogyakarta: LkiS, 2007), hlm. 99.
62
Ibid., hlm. 99.
63
Ibid., hlm. 99.
94
H. Tahap-tahap Penelitian
Pada tahap ini peneliti memulai dengan membuat proposal penelitian, setelah
perizinan kepada Desa Doudo agar diberikan izin melakukan penelitian pada
Pada tahap ini peneliti mencari sumber data seakurat mungkin dengan
3. Tahap Penyelesaian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah kegiatan penulisan laporan
penelitian yang dibuat sesuai dengan format pedoman penulisan skripsi yang
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Lokasi
Doudo, jika kata ini diucapkan maka akan banyak arti yang didapat
individu, tetapi kata Doudo identik dengan nama yang indah yang semua
karena Doudo identik dengan kata UDOH (Bahasa Jawa) yang mempunyai
arti telanjang.
Doudo kali ini adalah nama sebuah desa yang terletak di kecamatan
Panceng Kabupaten Gresik Jawa Timur dengan jumlah penduduk 619 laki-
laki dan perempuan 629 perempuan, luas wilayah 102 Ha dengan topografi
daerah kering.
Rahasia dibalik pemberian nama desa Doudo sampai saat ini belumlah
diketahui dengan pasti karena tidak adanya cerita dari pelaku sejarah
maupun tidak ditemukannya babad tanah Doudo, akan tetapi ada beberapa
viksi dan atau Tutur dari orang-orang desa Doudo, dan itu pun kelihatannya
masyarakat.
96
Viksi Pertama
Doudo berasal dari kata DUDO yang mempunyai arti orang yang
pertama yang melakukan babad desa, beliau adalah seseorang yang bertipe
jujur, dan setia pada pasangannya, dan masih menurut cerita pendiri desa ini
setelah ditinggal pasangannya beliau berjanji tidak akan menikah lagi dan
Viksi Kedua
Doudo berasal dari kata DODO (Dada) cerita ini dihubungkan dengan
geografis desa Doudo, di mana desa Doudo merupakan daerah kering akan
tetapi di desa dulu ini terdapat mata air yang tidak pernah kering meskipun
dihubungkan dengan karakteristik dan sifat dari desa Doudo yang tidak
sehingga kesan yang ada adalah adem ayem, tidak neko-neko, tidak mau di
Sesungguhnya dibalik arti pemberian nama Doudo yang tiada tahu, akan
tetapi kedamaian dan ketentraman di desa ini yang dirasakan, (Hanya Allah-
desa Doudo adalah seorang duda desa diberikan berasal dari asal-usul desa.
b. Mayoritas Pekerjaan
2 Buruh Tani -
3 Buruh/swasta -
4 Pegawai Negeri -
5 Perajin 7 Orang
6 Pedagang 18 Orang
7 Peternak 5 Orang
8 Nelayan -
9 Montir 11 Orang
10 Dokter 1 Orang
11 Guru 38 Orang
12 Jasa 8 Orang
14 Supir -
51
c. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik 2008, yaitu:
No Keterangan RT RW RT RW TOTAL
1A 1B 2 1 3 4 5 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
3 Jumah Jiwa 206 195 217 618 264 178 188 630 1248
d. Kegiatan
sekali.
tahun 3X.
5) Kegiatan kelompok lansia dengan membuat sirup dan abon jambu mete
PHBN
11) Kegiatan senam sehat, yang dilakukan setiap hari jum’at sore hari
bekerja sama dengan Rumah Sakit pusat atas pencanangan Gerakan Nasional
diinginkan terjadi pada anak tersebut.” Tutur Ibu Haryatie sebagai salah
satu bidan di Desa Doudo. Contoh Stiker yang ditempel di setiap rumah
yang terdapat ibu hamil, dan Buku yang menjadi pegangan untuk Ibu hamil
ibu dan anak. Dan tentang kegiatan Posyandu yang lebih terarah pada
Semua kegiatan, buku dan stiker akan terlampir pada bagian lampiran
(Lampiran 2)
e. Fasilitas
kegiatan yang ada pada desa Doudo tersebut, maka pihak pengurus setempat
Diantaranya:
2) Terdapat 2 Mushalla,
3) Terdapat 2 bangunan sekolah yang terdiri dari SD, SMP dan SMA
hamil yang berada di desa Doudo, mereka mendapat buku pedoman “Buku
Kesehatan Ibu dan Anak” yang diberikan kepada pihak puskesmas kepada
ibu-ibu yang sedang hamil. Di dalam buku kesehatan ibu dan anak tersebut,
1) Bagian Ibu
a) Identitas Keluarga
b) Ibu Hamil
c) Ibu Bersalin
d) Ibu Nifas
f) Keterangan Lahir
2) Bagian Anak
55
a) Identitas Anak
makan
56
anggota keluarga atas segala informasi yang sangat berguna untuk kesehatan
ibu dan anak, dan bisa menjadi pedoman untuk menjaga keluarga untuk
selalu sehat., buku Kesehatan Ibu dan anak tersebut yang diberikan kepada
setiap masyarakat desa Doudo tersebut dan buku tersebut harus dibawa
Peneliti mengambil lima contoh Ibu hamil yang ada di Desa Doudo yang
keluarga Ibu Muhayatin, dan keluarga Ibu Nur Kholifah, mereka adalah lima Ibu
hamil yang berada di Desa Doudo Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik yang
Anak shaleh adalah dambaan setiap pasangan suami istri. Untuk memiliki
anak yang shaleh, pasangan suami istri pun harus menjadi Shaleh/shalehah
terlebih dahulu. Segala perilaku ibu dan bapak akan dicontoh putra-putrinya.
Untuk itu, semua ibu dan bapak harus menjadi teladan anak-anaknya.
57
Setiap pasangan suami istri yang merindukan anak yang shaleh wajib
memperbanyak amal mulia, makan dan minum yang halal saja, menjaga
menyiapkan sejak memilih pasangan. Ini artinya dari pasangan suami istri yang
Segala sesuatu tergantung pada pendidikan. Ibu dan bapak adalah guru
pertama dan utama. Keluarga adalah pusat pendidikan yang sebenarnya. Al-
Qur’an adalah materi pertama yang harus diberikan sebelum yang lainnya.
Jangan menunggu anak mencapai usia enam tahun, atau empat tahun. Mulailah
sedini mungkin. Mulailah sejak dalam kandungan. Mulailah segera salah satu
terobosan dalam melahirkan anak shaleh adalah mengajar bayi anda membaca l-
Berikut ini adalah gambaran tentang mengajar bayi belajar Al-Qur’an sejak
dalam kandungan:
Seorang ibu tidak boleh melewatkan masa emas belajar anaknya. Masa emas
atau masa paling produktif tetapi sering diabaikan itu ada tiga yaitu:
64
Mustofa, Panduan Mengajar Bayi Anda Membaca Al-Qur’an Sejak dalam Kandungan (Seri
Merindukan Anak Shaleh) (Ambarawa: PGTQA Indonesia, 2001), hlm. 12.
58
b. Materi
2) Kalimat-kalimat thayyibah
yang telah disiapkan dengan cara seperti yang tertera pada materi di atas.
Pipi Bapak menempel diperut ibu. Jika ibu yang mengajar, ia sebaliknya
Materi apakah yang bisa dan sebaiknya diajarkan kepada bayi dalam
kandungan? Kapan waktu yang tepat untu mengajar bayi dalam kandungan?
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai salah satu cara mengajar bayi
sejak dalam kandungan. Untuk memudahkan kajian ini akan dibahas melalui
a. What?/ Apa?
Tanya : Materi apakah yang bisa dan sebaiknya diajarkan kepada bayi
dalam kandungan?
59
b. Who?/Siapa?
keluarga.
c. When?/kapan?
kehamilan.
d. Where?/Dimana?
segala gangguan.
e. Why?/Mengapa?
suci pula. Al-Qur’an adalah bahan ajar terbaik bagi bayi yang
manapun.
f. How?/Bagaimana?
dalam kandungan?
pembahasan sebelumnya. 65
dari cerita dan pengalaman yang didapat dari keluarga. Berawal dari keluarga
ibu Khoirotun yang mengenal akan adanya ilmu pendidikan anak sejak dalam
Sejak dalam Kandungan kepada Ibu hamil yang lain untuk ikut menerapkan
Menurut Ibu Khoirotun selaku ibu yang menerapkan pendidikan anak dalam
kandungan bahwa:
Pendidikan anak itu harus dimulai sejak dalam kandungan. Awalnya, saya
pun tidak mengetahui akan adanya pendidikan anak dalam kandungan.
Tetapi saya diberitahu oleh teman seprofesi (guru) saya yang menerapkan
pendidikan ini, akhirnya saya ikut menerapkan. Usia kandungan saya 3
bulan, saya sudah mulai menerapkan pendidikan ini, ketika usia kandungan
saya 1 bulan. Di buku yang saya baca yaitu: karangan Drs. Mustafa A. Y
65
Ibid., hlm. 16-17.
61
kandungan bahwa:
66
Al-Qur’an dan Terjemahannya, op.cit., hlm. 449.
67
Wawancara dengan keluarga Ibu Khoirotun, ibu yang menerapkan pendidikan anak dalam kandungan,
tanggal 1 Maret 2009, pukul 10.00.
62
kandungan saya saat ini 5 bulan, saya mulai menerapkan pendidikan anak
dalam kandungan itu ketika usia kandungan saya 3 bulan, tetapi, waktu saya
melakukan hubungan suami istri, saya juga membaca do’a dan itu kan juga
termasuk pendidikan, seperti do’a:
bahwa:
68
Wawancara dengan keluarga Ibu Muhayatin, ibu yang menerapkan pendidikan anak sejak dalam
kandungan, tanggal 1 Maret 2009, pukul 08.30.
63
ini, lalu saya mencoba menerapkan pendidikan anak sejak dalam kandungan,
dan menurut saya itu sangat penting. Untuk mewujudkan keinginan itu, saya
dan suami saya menambah dzikiran kalimat-kalimat Thayyibah, baca surat-
surat pendek, baca Al-Qur’an setiap selesai shalat sekitar 20-25 menit, saya
tidak mengkhususkan surat apa yang akan saya baca, atau pun dengan
menambah memperbanyak shalat-shalat sunnah. Seperti pada keluarga yang
lain. Dari setiap kegiatan yang dilakukan itu hampir sama dengan keluarga
lain yang menerapkan pendidikan anak dalam kandungan. Saya sering
bertanya kepada ibu bidan yang ada di Puskesmas sana, setiap ada yang saya
kurang mengerti dari perkembangan kandungan saya waktu itu. Waktu usia
kandungan saya nanti menginjak 8 bulan nanti, saya di sarankan untuk sering
sujud, manfaatnya nanti waktu melahirkan menjadi mudah. Selama hamil,
saya disarankan untuk melakukan senam hamil, makan vitamin dan lain
sebagainya, sama seperti ibu-ibu hamil yang lain pun seperti itu. Saya
Seperti misalnya: waktu saya sedang duduk-duduk santai, saya menerapkan
pendidikan itu, dengan mencari posisi kepala bayi, untuk mengawalinya saya
ucapkan Assalamu’alaikum… ni Ibu, dengan menggunakan kertas yang
digulung mirip dengan bentuk cerobong, atau pun Bapaknya yang memberi
pelajaran, yang langsung pipi Bapak menempel diperut saya seperti
mengajarkan pada kosa kata dasar, kalimat-kalimat thayyibah, surat-surat
pendek secara bertahap atau Bapaknya sering mengumandangkan adzan atau
iqamat waktu Maghrib, Isya dan Subuh saja, waktu Ashar dan Djuhur saya
setel dengan tape recorder. Karena yang lainnya, bapaknya kerja. Dan dalam
masalah sedekah atau amal-amalan yang lain, itu pasti saya lakukan. Di
waktu senggang, selalu saya gunakan untuk ngobrol kepada anak saya yang
masih dalam kandungan itu, saya ajak ia belajar tentang rukun iman, rukun
Islam, ataupun pelajaran-pelajaran yang lain yang masih berhubungan
dengan agama, saya selalu berkata kepada anak saya yang masih dalam
kandungan, “Nak…ni Ibu, Ibu selalu berdo’a, kamu menjadi anak yang
shaleh/shalehah dan menjadi orang yang sukses dan kamu nantinya bisa
hidup bahagia” sambil mengelus-elus perut saya. Kadang, setelah saya
mengelus tepat dikepalanya, dalam beberapa detik, ia akan membalasnya
dengan sedikit tendangan dari kaki mungilnya itu. Usia kandungan saya
sekarang 6 bulan, dan saya mulai menerapkan pendidikan ini saat usia 4
bulan. Dan semua itu menjadi penyemangat bagi saya untuk terus menjaga
dan menjadikannya orang yang berhasil dan selamat, dan bisa melahirkan
dengan selamat dan sehat. Amien.69
69
Wawancara dengan keluarga Ibu Iswatun, ibu yang menerapkan pendidikan anak dalam kandungan,
tanggal 2 Maret 2009, pukul 13.30.
64
رَﺑﱠﻨَﺎ ھَﺐْ ﻟَﻨِﺎ ﻣِﻦْ اَزْوَاﺟِﻨَﺎ وَذُرﱢﯾَﺘِﻨَﺎ ﻗُﺮﱠةَ اَﻋْﯿُﻦٍ وﱠاﺟْﻌَﻠْﻨَﺎ ﻟِﻠْﻤُﺘﱠﻘِﯿْﻦَ اِﻣَﺎﻣًﺎ
“Wahai Tuhan kami, karuniakanlah kami dan istri-istri kami dan dari
keturunan-keturunan kami penyenang hati dan jadikanlah kami pemimpin
bagi orang-orang yang bertaqwa.”
Diwaktu senggang, atau saat selesai shalat, biasanya saya lanjutkan dengan
membaca Al-Qur’an, hanya 15-20 menitan, dan waktu senggang yang lain,
biasanya saya gunakan untuk mendengarkan musik, baik dari tape recorder
yang saya pakai dengan menggunakan head set, yang untuk bagian kanan
saya pakai untuk diri saya, dengan maksud untuk menjaga agar suara musik
tidak terlalu keras, dan yang bagian kiri, saya tempelkan diperut saya, tepat
65
dikepala bayi, waktu pagi hari biasanya saya setelkan dengan murotal agar
hari-hari saya dan anak saya selalu diawali dengan bacaan-bacaan ayat suci
Al-Qur’an dan sore harinya saya setelkan dengan musik-musik nasyid
ataupun klasik agar bertambah suasana sejuk baik dari luar atau pun dalam.
Sebelum saya tempelkan head set tersebut, saya beritahukan dulu kepada
anak saya. “Nak…. Ibu tempelkan head set ke kepala bayi, ibu setelkan
murotal surah-surah pendek… (Al-Fatihah) misalnya, atau ibu setelkan
nyanyian nasyid Islami” setelah beberapa detik, langsung saya putarkan
murotal atau nasyid tersebut. Hal tersebut selalu saya lakukan berulang kali,
dengan mengganti berbagai materi kalau saya merasa sudah cukup pada
materi sebelumnya. Di sela-sela pekerjaan saya selain menjadi guru saya pun
sebagai ibu rumah tangga, waktu membersihkan rumah, masak, dan lain-
lain, biasanya saya sambil diselingi dzkir dalam hati, kalimat-kalimat
Thayyibah. Di setiap kegiatan yang saya lakukan selama mengandung, saya
selalu berusaha mengikut sertakan anak saya untuk ikut dalam kegiatan itu.70
70
Wawancara dengan keluarga Ibu Nur Hidayatie, ibu yang menerapkan pendidikan anak sejak dalam
kandungan, tanggal 4 Maret 2009, pukul 18.30.
66
mudah saya hafal. Suami saya juga biasanya berdo’a seperti itu, tetapi memakai
bahasa Indonesia.72
2. Mengapa ibu hamil merasa perlu mendidik anak dalam kandungan di Desa
anak itu perlu mendapatkan perhatian tidak hanya setelah lahir (postnatal),
tetapi pendidikan dan perkembangan itu dimulai sejak anak masih dalam
kandungan kurang lebih sembilan bulan itu telah dapat diselidiki dan dididik
waktu hamil menggambarkan anak dalam kandungan, jika sang ibu berperilaku
mendidik dirinya dan anaknya dalam kandungan, maka anak dalam kandungnya
dengan baik.
71
Al-Qur’an dan Terjemahannya, op.cit., hlm. 449.
72
Wawancara dengan keluarga Ibu Nur Kholifah, ibu yang menerapkan pendidikan anak sejak dalam
kandungan, tanggal 5 Maret 2009, pukul 16.00.
73
Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama diLingkungan Sekolah dan Keluarga (Jakarta:
Bulan Bintang), hlm. 47.
67
Namun tidak semua ibu yang sedang hamil selalu memperhatikan peranan
Dalam upaya menjaga keselamatan ibu dan anak di samping melalui upaya lahir,
seperti memelihara gizi makanan dan kesehatan juga melalui upaya psikis dan
spiritual. Upaya spiritual itu ada yang bernafaskan keagamaan, ada juga yang
oleh persepsi atau pandangan hidupnya, yang tentu saja tidak terlepas dari
Berikut ini adalah gambaran tentang tujuan mengajar bayi belajar sejak
dalam kandungan:
a. Tujuan
74
Mansur, op.cit., hlm. 59-60.
68
ayah, kakak, dan seluruh anggota keluarga yang lain sehubungan dengan
akan adanya anggota baru sehingga hubungan antara mereka semua terjalin
dengan baik.
Sewaktu saya mengandung, saya lebih sering membaca surat Yusuf dan
surah Maryam. Saya punya keinginan mempunyai anak seperti Nabi Yusuf:
Pintar, ganteng, putih, shaleh dan nurut, dan kalau nanti anak saya
perempuan. anak saya akan seperti Maryam. Amien, didalam buku itu pun
dijelaskan, bahwa apabila anak sudah mulai di didik dalam kandungan, nanti
setelah lahir anak itu sudah cepat untuk belajar akan ilmu-ilmu selanjutnya
dengan baik, berbeda dengan anak yang baru diberi pendidikan setelah ia
lahir, ia baru memulai pendidikannya.
pernyataan Cassimir bahwa “bayi yang masih dalam kandungan kurang lebih
sembilan bulan itu telah dapat diselidiki dan dididik melalui ibunya”.
dirinya dan anaknya dalam kandungan, maka anak dalam kandungannya sampai
Saya selalu berdo’a dalam hati semoga dikaruniai anak yang shaleh dan
waktu persalinannya lancar. Karena saya lebih mendidik anak kepada
pendidikan agama, saya ingin sekali anak saya nanti menjadi seorang tokoh
agama didesa ataupun di desa-desa yang lain.
Setiap orang tua, pasti ingin mendapatkan anak yang shaleh/shalehah, begitu
juga saya dan suami saya. Ingin mendapatkan anak yang shaleh/shalehah,
dengan saya mempunyai anak yang nurut, berbakti dengan saya dan
Bapaknya sebagai orang tuanya, itu akan menjadi penyemangat untuk hidup
saya, anak itu kan amanat dari Allah, kalau saya bisa mendidik anak saya
dengan baik, hidup saya pun akan menjadi bahagia. Apalagi, saya sudah
mendidik anak ini dalam kandungan, saya yakin anak ini akan menjadi
kebanggaan saya, suami saya, keluarga, desa dan pastinya agama dan
Negara. Itu yang saya harapkan dari anak saya dengan saya mendidik anak
saya dalam kandungan.
Menurut Ibu Nur Hidayatie tujuan mendidik anak dalam kandungan bahwa:
Suatu sore, saya pergi kerumah tetangga, saat itu, tetangga saya sedang
menyetel murotal anak kecil, melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an yang
dihafalnya begitu indah. Saat itu juga, saya ingin sekali mempunyai anak
seperti anak kecil yang saya lihat tadi. Makanya, setiap sore, saya setel
dengan bacaan-bacaan murotal surah-surah pendek, biar nanti sewaktu sudah
lahir, anak saya bisa menjadi tahfidz Qur’an seperti yang saya lihat di CD
tetangga saya. Dengan dia bisa baca Qur’an, lancar, mengerti hukum-
hukumnya dan hafal dengan tiap arti yang ia baca, dengan sendirinya ia akan
mengerti, apa yang harus ia perbuat dan apa yang harus ia tinggalkan. Dan
pastinya akan menjadikannya anak yang shaleh/shalehah. Amien,
Menurut Ibu Nur Kholifah tujuan mendidik anak dalam kandungan bahwa:
Sebagai suami istri yang diberi amanah berupa anak yang masih dalam
kandungan, saya pun bertanggung jawab pada pendidikannya, karena
menurut saya, dengan orang tua membekali pendidikan yang baik, maka
kehidupan anak itu akan baik, dengan saya dan suami saya berusaha menjadi
orang tua yang shaleh dan shalehah. Dengan begitu, anak saya pun nanti
akan menjadi anak yang shaleh/shalehah dengan bekal pendidikan yang saya
beri waktu dalam kandungan. Amien
70
3. Kendala-kendala apa yang dialami ibu hamil selama mendidik anak dalam
Apa yang terjadi pada seorang perempuan ketika menyadari dirinya positif
hamil, terutama pada kehamilan pertama? Kejadiannya akan sama seperti yang
diungkapkan oleh Jack Canfield dkk, dalam bukunya, Cickhen Soup for the
Segala sesuatunya tidak akan sama lagi. Tubuh kita akan mengalami
perubahan-perubahan drastis, sementara emosi akan berganti-ganti antara
antisipasi dan rasa takjub ketika merasakan getar-getar kehidupan yang
pertama kali dalam tubuh seorang wanita, sampai pada kecemasan
membayangkan saat melahirkan dan kesanggupan kita untuk menjadi orang
tua. Mulai dari rasa mual sampai eforia, kehamilan benar-benar merupakan
pengalaman mendebarkan.75
Semua itu adalah termasuk kendala-kendala yang akan ibu hamil alami.
Perubahan mencolok yang segera terlihat itu adalah yang bersifat lahiriah,
dan suasana hati pun akan semakin tidak menentu. Perubahan itulah yang terjadi
sewaktu hamil, dan kadangkala perubahan itu yang menjadi kendala, apabila
wanita tersebut kurang bisa menerima dan menghabiskan waktu hanya untuk
mungkin saja berlangsung selama 40 minggu, tetapi mungkin saja tidak, yang
timbul ketika hamil. Akan dibagi menjadi tiga tahap yang menjadi kendala
75
M. Shodiq Mustika, Panduan Spritual Kehamilan (Kado Terindah Untuk Muslimah Hamil
(Yogyakarta: Qudsi Media, 2008), hlm. 59.
71
khususnya pada emosi itu sendiri, karena dari emosi itu akan berakibat pada
Tahap triwulan pertama ini, emosi sudah mulai labil. Gejolak emosi seperti
Pada tahap pertama ini, karena seringnya mengalami letih dan mual, maka
Dan pada tahap ini pula, sudah mulai memikirkan bayi yang sedang
Yang terpenting apabila seorang wanita hamil terlintas pikiran seperti itu,
maka baik wanita itu sendiri, suami, ataupun keluarga yang mengetahui hal
Tahap triwulan kedua ini, akan sudah merasakan kehadiran si buah hati,
terlintas dipikiran, seraya berkata dalam hati. “Sedang merasakan apa ya dia?
Apakah… (bla bla bla)” akan banyak pertanyaan yang timbul secara tiba-tiba
Pada tahap ini, sudah mulai memikirkan kesejahteraan bayi, agar nanti lahir
yang mungkin menurutnya bisa berakibat kurang baik kepada anak yang
dikandungnya. Segala pikiran buruk yang selama ini tidak terpikirkan, tiba-
tiba saja timbul begitu saja. Akan tetapi, walaupun timbul pikiran buruk
seperti itu, pada tahap ini emosi sudah mulai stabil bila dibandingkan pada
seorang ibu menjaga anak yang masih dalam kandungannya untuk selalu
sehat. Karena yang kita ketahui sistem kekebalan tubuh yang dikaruniai oleh
Allah SWT kepada anak itu, mampu mengalahkan berbagai bibit penyakit.
Yang ibu itu perlukan hanyalah menjaga gizi, istirahat yang cukup, dan
Tahap terakhir ini, perasaan akan semakin campur aduk. Bersatu padulah
rasa gembira telah berhasil menjaga anak yang masih dalam kandungan itu
dari triwulan pertama, kedua sampai triwulan ketiga ini, tetapi rasa takut pun
memikirkan masa persalinan yang semakin dekat, akan terpikir pula tugas
73
baru nanti sebagai seorang ibu, tugas mulai yang menantang. Seorang ibu
Dari tahap triwulan pertama sampai pada triwulan yang ketiga itu terdapat
semua gejala atau kendala yang ibu hamil alami itu semua adalah gejala yang
lazim selama kehamilan. Semua wanita yang hamil pasti mengalaminya, tidak
hanya satu atau dua orang wanita hamil. Karena perubahan dari emosi atau
psisik itu adalah merupakan perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan
tubuh, maka bergejolaklah emosi yang terjadi pada wanita hamil tersebut.
hamil tersebut, lahir batin. Kala hati bergejolak semasa hamil, cukuplah
hamil tersebut.76 Dan kalaupun emosi itu sudah melampui batas kewajaran
menurut wanita hamil tersebut. Yaitu dengan cara peliharalah rasa senang hati
menjaga emosi positif itu sangat penting karena dengan kita terus menjaga
emosi positif akan membuat hidup semakin menjadi baik, mengingat Allah SWT
sesudahnya. Do’a pun harus disertai dengan ikhtiar untuk bisa menikmati
76
Ibid., hlm. 59-69.
74
1) Cari informasi tentang kehamilan, entah dari buku, majalah, Koran, tabloid,
atau situs kehamilan di internet. Disitu akan dapat banyak sekali informasi,
tetapi tidak harus semuanya dibaca, sesuaikan saja dengan kebutuhan saat
itu.
mengenai perubahan yang sedang dialami. Pemeriksaan yang rutin ini akan
mungkin.
77
Ibid., hlm. 78-79.
75
Berdasarkan hasil penelitian. Kendala yang dihadapi oleh ibu hamil di Desa
Doudo pun tidak berbeda dengan bahasan di atas, kebanyakan mereka berawal
dari emosi yang bisa berakibat kepada semua kegiatan yang terjadi.
kandungan:
Pada usia kehamilan yang masih muda ini, saya sering mempunyai perasaan
yang sering tidak menentu, kadang pengennya marah-marah, takut, khawatir,
dan rasa mual yang kadang saya tidak tahan. Minggu awal, diwaktu
kehamilan saya, saya merasakan, rasa mual, malas dan tidak bergairah sama
sekali untuk melakukan kegiatan, sampai saya meminta ijin kepada pihak
sekolah, saya tidak mengajar. Tetapi, setelah saya baca-baca buku dan
meminta saran kepada Ibu bidan, bahwa perasaan seperti itu wajar dialami
oleh setiap ibu hamil di usia kehamilan yang masih muda, dan Ibu bidan pun
menyarankan untuk tidak terlalu mengikuti akan perasaan yang saya rasakan
saat itu, untuk mengalihkan perasaan dari negatif kepada positif, tetapi
jangan terlalu banyak kegiatan yang bisa membuat saya terlalu lelah, karena
usia 1-4 bulan kehamilan, itu masih masa rawan. Setelah saya fikir, itu ada
benarnya juga, karena saya pun mempunyai tanggung jawab sebagai seorang
guru, saya harus tetap menjalankan segala aktivitas seperti biasanya, yang
mungkin sedikit saya kurangin.
kandungan:
Hampir sama kendala yang dialami oleh Ibu Muhyatin dengan Ibu
Khoirotun, dan juga dengan ibu-ibu hamil yang peneliti teliti. Walaupun Ibu
Muhayatin termasuk usia trimester ke-2 kehamilannya, yang seharusnya
sudah bisa stabil dengan perasaan yang dialaminya, Ibu Muhayatin tetap
merasa mual, lemes, males melakukan segala kegiatan (termasuk mendidik
anak dalam kandungan). Tetapi sama seperti dengan Ibu Khoirotun, karena
satu profesi sebagai guru, mau tidak mau, saya harus tetap menjalankan
aktivitasn sebagai guru. Dengan semangat yang tinggi untuk menjadikan
anak yang masih dalam kandungannya menjadi anak yang shaleh/shalehah,
jadi anak kebanggan orang tua, desa, bangsa dan agama, dan waktu
melahirkan bisa lancar. Walaupun perasaan itu bisa mengganggu, tetapi tetap
dijalankan dengan baik.
76
Kendala yang dialami Ibu Iswatun waktu mendidik anak dalam kandungan:
Kendala yang saya alami mungkin lebih parah dari ibu-ibu hamil yang lain,
selain saya pun merasakan lemes, males, mual, pusing, saya juga merasakan
tidak nafsu makan dari awal usia kandungan saya sampai bulan ke-4,
mungkin bisa dikatakan jarang sekali saya makan nasi ataupun minum susu,
dan yang lainnya. Setiap saya mencoba untuk makan dan minum susu
ataupun hanya air putih, selalu saja keluar lagi. Saya hanya bisa melakukan
kegiatan yang ringan-ringan saja, seperti masalah mencuci, nyetrika, masak
dan yang lain-lain, saya serahkan kepada suami, dan ibu saya, kebetulan
rumah ibu saya bersebelahan, badan saya lemes sekali, karena tidak ada
tenaga sama sekali, saya sudah tanya dengan Ibu Bidan tentang masalah saya
ini, dan ibu Bidan pun sudah memberikan saya vitamin sampai suntikan
yang mengandung nafsu makan, tapi tetap aja, rasa mual yang lebih. Tetapi,
walaupun saya lemes, dan malas untuk melakukan kegiatan, tetapi saya
selalu berusaha untuk tetap melakukan pendidikan anak saya sejak dalam
kandungan, karena menurut saya itu sangat penting, dan kata Ibu Bidan pun
saya tidak boleh terlalu menuruti akan perasaan ini, tetapi dengan istirahat
yang cukup pula. Dengan baca-baca do’a sambil tiduran dan lain sebagainya,
yang bisa saya lakukan dengan senyaman mungkin.
Kendala yang dialami Ibu Nur hidayatie waktu mendidik anak dalam
kandungan:
Rasa mual, males untuk melakukan segala kegiatan yang ada, itu juga
berakibat rasa males saya untuk melanjutkan mendidik anak dalam
kandungan, tetapi saat usia kandungan saya 3 bulan, saya mulai mendidik
anak saya dalam kandungan, awalnya dengan saya baca buku yang saya
sebutin tadi, disitu dijelasin, walaupun terjadi kendala-kendala itu, saya
diharuskan untuk tetap melakukan aktivitas atau kegiatan sehari-hari yang
biasa saya lakukan, mungkin sedikit saya kurangi, dari kegiatan saya
sebelumnya.
Kendala yang dialami Ibu Nur Kholifah waktu mendidik anak dalam
kandungan:
Hampir setiap wanita hamil, akan merasakan rasanya mual dan gejala
perasaan yang tidak menentu. Itu wajar dialami oleh wanita hamil, karena itu
semua akibat perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan berlangsung.
Itu kata Bidan Hariati, saat saya bertanya tentang masalah mual saya itu.
Dari penjelasan itu, walaupun saya merasakan mual dan perasaan yang
berubah-ubah, tetapi saya tetap berusaha menjalankan aktivitas sehari-hari
saya, setiap pagi, saya harus menyiapkan sarapan untuk suami dan keluarga,
77
karena adik-adik saya ikut tinggal dirumah, lalu saya lanjutkan dengan
pekerjaan-pekerjaan yang lain, dan saya tetap menajalankan kegiatan sore
saya seperti biasa, saya mengajar TPQ.
Buku/pedoman yang dipakai ibu hamil yang berada di Desa Doudo akan
terlampir (Lampiran 5)
78
BAB V
Mendidik anak dalam kandungan merupakan pekerjaan yang sangat besar yang
kesungguhan yang nyata dari pihak pendidiknya, yaitu orang tua, terutama Ibu. Cara
pelaksanaan ritual-ritual ibadah, namun secara formal pendidikan ini baru dikenal
Mendidik anak dalam kandungan, bukan berarti mendidik anak tersebut agar pandai
terhadap apa yang diajarkan oleh pendidiknya, yaitu orang tuanya terutama ibunya dan
yang diproses secara edukatif kepada anak yang masih dalam kandungan melalui ibunya
untuk kehidupan nyata di dunia. Karena pada hakikatnya, pendidikan anak dalam
kandungan adalah hal-hal yang berkaitan dengan anak di dalam kandungan, hal tersebut
meliputi serangkaian proses aktivitas manusia yang merupakan kerangka dasar konsep
pendidikan anak dalam kandungan, hal tersebut tidak bisa dipisahkan pada masa
sebelumnya yang telah di awali dari sejak persiapan atau pemilihan jodoh dan
pada masa akan datang.” Dan agama Islam pun jelas, sangat memperhatikan akan
masalah tersebut, sebagaimana pada ayat Al-Qur’an dan hadits pada pembahasan
sebelumnya.
79
perubahan pada janin dan bayi yang akan membuat mereka lebih siap menghadapi
Lebih jauh lagi, pendidikan anak dalam kandungan dapat membantu seorang ibu
untuk menjadi orang tua yang lebih memiliki kasih sayang, responsif, santai dan
menyediakan suatu forum, untuk mengenal, memahami dan mengajar bayi sebelum dan
setelah kelahiran dalam suatu lingkungan yang penuh kasih sayang, dan akan menjadi
Jadi, hubungan awal antara anak dalam kandungan dengan orang tuanya memiliki
No Nama USIA
No Nama Cara/Proses
78
Al-Qur’an dan Terjemahannya, op.cit., hlm, 449
81
mulai menerapkan pendidikan dari awal mereka melakukan hubungan suami istri,
walaupun ada sebagian yang baru mengerti bahwa apa yang mereka baca dan lakukan,
itu semua adalah awal yang harus dilakukan setiap pasangan yang ingin memiliki anak
79
Ibid., hlm. 449.
84
anak dalam kandungan. Memang seharusnya berawal dari saat membaca do’a
melakukan hubungan suami istri atau bahkan saat pemilihan jodoh. Karena semua itu,
akan berdampak pada hasil keturunannya. Dengan membaca do’a dan mengharapkan
sebagainya. Mendidik anak dalam kandungan tidak harus berpatok pada satu metode,
materi ataupun tujuan. Karena, baik dari metode, materi dan tujuan semua itu,
tergantung bagaimana Ibu hamil itu menginginkan seperti apa anak yang masih dalam
kandungan. Karena dengan menerapkan pendidikan anak dalam kandungan, orang tua
telah memberikan pendidikan sesuai dengan apa yang orang tua harapkan pada masa
Kesimpulan wawancara Mengapa Ibu hamil merasa perlu mendidik anak dalam
No Nama Tujuan/Alasan
Dari penjelasan di atas data dijelaskan bahwa tujuan pendidikan anak dalam
kandungan di Desa Doudo, karena suasana tempat tinggal mereka masih kental pada
suasana religi. Maka pantas kalau mereka lebih tertarik untuk menjadikan anaknya nanti
lebih banyak mempunyai bekal ilmu agama, menjadi anak yang shaleh/shalehah,
penurut, rajin beribadah, hafal Qur’an, bahkan Ibu Khoirotun menginginkan anak
seperti Nabi Yusuf atau Maryam, dan ada yang beranggapan. “Dengan anak bisa baca
Qur’an, lancar, mengerti hukum-hukumnya dan hafal dengan tiap arti yang ia baca,
dengan sendirinya ia akan mengerti, apa yang harus ia perbuat dan apa yang harus ia
Dalam menjalankan sebuah konsep, sudah barang tentu ibu hamil tersebut
mempunyai target yang ingin dicapai, begitu juga dengan ibu hamil yang berada di Desa
Doudo yang mempunyai target yang ingin dicapai dari penerapan pendidikan anak
dalam kandungan itu, sesuai dengan pendapat F. Rene Van de Carr, dkk, bahwa The
Prenatal Enrichment Uint di Hua Chiew General Hospital, di Bangkok Thailand yang
terhadap bayi pralahir, dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberi stimulus
pralahir cepat mahir bicara, menirukan suara, menyebutkan kata pertama, tersenyum
secara spontan, mampu menoleh ke arah suara orang tuanya, lebih tanggap terhadap
musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa, dengan kata lain
setiap ibu hamil selalu menginginkan anaknya nanti menajdi anak yang shaleh/shalehah,
berbakti kepada orang tua dan berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, dan
negaranya kelak.
No Nama Kendala
dialami ibu hamil selama mendidik anak dalam kandungan. Hampir semua berawal dari
perasaan yang tidak menentu, mual, pusing-pusing, males, lemes dan lain sebagainya.
Yang semua itu akan berakibat akan kegiatan-kegiatan berlangsung, seorang yang
sedang mengandung, itu dilarang untuk bekerja terlalu letih, dan mempunyai waktu
istirahat yang cukup. Apalagi saat usia kandungan 1-4 bulan, karena sesuai yang
disarankan Ibu Hariati selaku bidan di Desa Doudo, usia kandungan saat itu, masih
Sebaiknya dalam diri ibu hamil itu, harus ditanamkan perasaan “Gejolak pasti
berlalu”, maksudnya, berbagai gejolak perubahan yang ibu hamil alami itu hanya
sebentar saja, kekurang-nyaman ibu hamil itu takkan berlangsung lama. Hanya beberapa
bulan, kalau Ibu hamil tidak mencemaskannya, rasa mengandung itu hanyalah waktu
yang sebentar, dan kendala-kendala yang terjadi itu tidak akan berarti untuk Ibu hamil,
Kalaupun terasa agak lama, sadarilah bahwa hamil adalah peristiwa biasa bagi
wanita, begitu pun dengan kendala-kendala yang terjadi akan perubahannya. Hadapilah
berbagai kendala perubahan semasa hamil ini dengan bersikap lembut kepada diri
sendiri.
88
Jika ibu hamil bersikap keras pada diri sendiri, akan ketidak nyamanan ibu hamil
lantaran kelabilan emosional dan fisik ini, justru semakin bertambah kekurang
nyamanan anak dalam kandungan, karena apa yang ibu rasakan itu akan berdampak
kembali pada anak, dan kalau ingin nyaman, hanya ada satu cara, yaitu buat nyamanlah
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti paparkan pada bab sebelumnya,
cara yang bisa digunakan oleh Ibu hamil yang ingin menerapkan pendidikan
bimbingan orientatif (keselamatan ibu dan bayi). Seperti program yang telah
dilaksanakan oleh masyarakat desa Doudo. Dengan adanya program P3K, dan
yang telah diresmikan oleh Presiden SBY bertempat di Jakarta tanggal, 24 Juli
pendidikan yang terprogram bagi ibu yang sedang hamil dan untuk anak dalam
kandungannya.
kehidupan nyata,
kepada bayi untuk memperoleh informasi yang lebih leluasa dan mendapat
pembinaan edukatif yang lebih baik dari orang tuanya sendiri, dengan
motivasi tinggi yang dimiliki ibu dari suami ataupun keluarga terdekat, maka
anak dalam kandungan, tetapi tujuannya tetap menjadikan anak yang shaleh
dan shalehah.
Berdasarkan hasil penelitian di atas tujuan yang ingin dicapai oleh ibu hamil
di desa doudo sesuai dengan teori apa yang telah dikemukakan oleh Para
riset baru dan riset ulang secara kontinu dengan membuat langkah-langkah dan
peningkatan kecerdasan otak bayi, keyakinan lestari pada diri anak saat tumbuh
dan berkembang dewasa nanti, keseimbangan komunikasi lebih baik antara anak
pelajaran utama pada semua anak yang diteliti dari masa bayi hingga usia 15
tinggi.
92
Dan Menurut F. Rene Van de Carr, dkk, bahwa The Prenatal Enrichment
Uint di Hua Chiew General Hospital, di Bangkok Thailand yang dipimpin oleh
pralahir, dan hasilnya disimpulkan bahwa bayi yang diberi stimulus pralahir
secara spontan, mampu menoleh ke arah suara orang tuanya, lebih tanggap
terhadap musik, dan juga mengembangkan pola sosial lebih baik saat ia dewasa.
kandungan
Pada tahap triwulan pertama ini, emosi sudah mulai labil. Gejolak emosi
terkadang hampa.
Pada tahap pertama ini, karena seringnya mengalami letih dan mual,
seksual. Dan pada tahap ini pula, sudah mulai memikirkan bayi yang
seperti itu, maka baik wanita itu sendiri, suami, ataupun keluarga yang
seperti itu kepada pikiran yang positif, misalkan, dengan selalu berdo’a
sebagainya.
Pada tahap triwulan kedua ini, akan sudah merasakan kehadiran si buah
Pada tahap ini, sudah mulai memikirkan kesejahteraan bayi, agar nanti
lahir dengan selamat. Akibatnya, bisa saja berakibat menjadi cemas, dari
yang mungkin menurutnya bisa berakibat kurang baik kepada anak yang
tiba-tiba saja timbul begitu saja. Akan tetapi, walaupun timbul pikiran
buruk seperti itu, pada tahap ini emosi sudah mulai stabil bila
Pada tahap terakhir ini, perasaan akan semakin campur aduk. Bersatu
padulah rasa gembira telah berhasil menjaga anak yang masih dalam
94
kandungan itu dari triwulan pertama, kedua sampai triwulan ketiga ini,
tetapi rasa takut pun akan lebih menyerang karena persalinan akan
akan terpikir pula tugas baru nanti sebagai seorang ibu, tugas mulai yang
tersebut.
hamil di desa Doudo, sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh Jack
Canfield dkk, dalam bukunya, Cickhen Soup for the Expectant Mother’s Soul,
hlm.xviii:
“Segala sesuatunya tidak akan sama lagi. Tubuh kita akan mengalami
perubahan-perubahan drastis, sementara emosi akan berganti-ganti antara
antisipasi dan rasa takjub ketika merasakan getar-getar kehidupan yang
pertama kali dalam tubuh seorang wanita, sampai pada kecemasan
membayangkan saat melahirkan dan kesanggupan kita untuk menajdi
orangtua. Mulai dari rasa mual sampai eforia, kehamilan benar-benar
merupakan pengalaman mendebarkan.”
B. Saran
Atas dasar kesimpulan tersebut, maka di bawah ini disampaikan beberapa saran:
karena itu, agar calon orang tua dapat sedini mungkin mempersiapkan diri untuk
mendidik anak terutama sejak dalam kandungan dan sejak plann pemilihan
jodoh, karena semua itu akan berdampak pada keturunan nantinya. Baik dari
95
secara fisik dan psikis dalam rangka mempersiapkan anak yang shaleh/shalehah.
Di samping itu faktor keturunan dan lingkungan juga mempunyai peranan dalam
diharapkan akan ada peningkatan kualitas sifat-sifat keturunan. Oleh karena itu,
kajian ini dapat menambah khazanah keilmuan pada umumnya dan khususnya
3. Perubahan mencolok yang segera terlihat yang terjadi pada ibu hamil itu adalah
seringnya harus ke toilet, dan suasana hati pun akan semakin tidak menentu.
Alihkan pikiran negatif yang terjadi saat hamil menjadi pikiran yang positif dan
penyemangat untuk lebih menjaga kondisi janin dan ibu hamil sendiri.
96
DAFTAR RUJUKAN
Rineka Cipta.
Mustofa. 2001. Panduan Mengajar Bayi Anda Membaca Al-Qur’an Sejak dalam
Carr, F. Rene Van De dan Marc Lehrer. 1999. Cara Baru Mendidik Anak sejak dalam
Singgih, D. Gunarsa. dan D. Gunarsa Yulia. 1991. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan
Fuad, Kauman dan Nipan. 1999. Membimbing Istri Mendampingi Suami. Yogyakarta:
Mitra Pustaka.
Mussen, Paul Henry. 1998. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Jakarta: Erlangga.
97
Mandasari, Jihanta. 2005. ”Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dengan
Mansur. 2006. Mendidik Anak Sejak dalam Kandungan. Yogyakarta: Mitra Pustaka.
Ma’sum, Ma’ruf. 2007. Bayi (Panduan Lengkap Sejak dalam Kandungan hingga
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofis dan
Rosdakarya.
Islam, Ubes Nur. 2003. Mendidik Anak dalam Kandungan (Optimalisasi Potensi Anak
Taylor, Robert Bagdan Steven J. 1992. Introduction to Qualitatif Methode, Terj. Arif
Taljab, dkk. Tanpa tahun. Dasar-Dasar Kependidikan Islam Suatu Pengantar Ilmu
Zainuddin. 1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi Aksara.