SKRIPSI
Oleh:
Nuri Firdausiah
NIM: 06110098
Juli, 2010
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Nuri Firdausiah
NIM: 06110098
Juli, 2010
PENERAPAN METODE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
AL QUR’AN HADITS DI MAN 1 SITUBONDO
SKRIPSI
dipersiapkan dan disusun oleh
Nuri Firdausiah (06110098)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
31 Juli 2010 dengan nilai A
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar strata satu Saijana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Ketua sidang
Drs. H. Muhammad Asrori M,Ag :
NIP. 19691020 200003 1001
Sekretaris Sidang
Hj. Rahmawati Baharuddin, MA :
NIP. 19720715 200112 2001
Pembimbing,
Drs. H. Muhammad Asrori M,Ag :
NIP. 19691020 200003 1001
Penguji Utama
Drs. H Moh. Padil, M.Pd.I :
NIP. 19651201 519940 1003
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN MALIKI
Malang
SKRIPSI
Oleh:
Nuri Firdausiah
NIM: 06110098
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Pembimbing,
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar rujukan.
Nuri Firdausiah
NIM: 06110098
1 Departemen Agama RI, Al-Qur ’an dan terjemahnya (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2007) hal.
421
PERSEMBAHAN
Dengan penuh ketufusan hati, sebuah karya kecif ini akan ku persembahkan
kepada:
Adikq Rifqiyah Aziziyah dan Ummi Nafifah yang tefefah menghiburq dafam
kepenatanq. Semoga kafian dijadikan Affah anak yang shofihah. Amien
Kepada bapak ibu guru, ustadz- ustadzah, bapak ibu dosen yang tefah mengajariku
dan membimbingku dafam menuntut ifmu.
Semoga Affah Membaas Kebaikan yang tefah diberikan kepada q.
rahmat, taufiq dan hidayahNya sehingga dengan rahmat dan taufiqNYApula pula
Shalawat serta salam tetap tercurah lipahkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, dengan berkat syafaat beliau kita dapat menjalankan
semua pihak yang telah mendukung, mendo’akan dan, membantu demi kelancaran
penulisan skripsi ini. secara khusus penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Aba dan Ummi serta kakak dan adikku tercinta yang dengan ikhlas dan sabar telah
3. Bapak Dr. Zainuddin selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan segenap stafnya yng
4. Bapak Drs. Moh. Padil, M.Pd.I selaku kepala jurusan dan beserta stafnya yang
telah membantu dan melayani kami, sehingga skripsi kami dapat teselesaikan
dengan baik.
5. Bapak Drs. H Muhammad Arori M.Ag, selaku Dosen Pembimbing yang senantiasa
dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
6. Bapak Susiawan S.Pd beserta seluruh keluarga besar MAN 1 Situbondo yang telah
7. Kepada Semua Keluarga besar PP Nurul Wafa Demung, yang telah banyak
8. Semua teman-temanku (Elta, Miftah, Intan, Mora, Fiedha) trima kasih atas
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
kesempurnaannya. Akhirnya hanya pada Allah SWT penulis mohon ampun dan
Penulis
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 5 : SOAL-SOAL
LAMPIRAN 11 : SILABUS
LAMPIRAN 12 : RPP
LAMPIRAN 15 : DOKUMENTASI
SIKLUS I PERTEMUAN 1
SIKLUS I PERTEMUAN 2
SIKLUS II
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ XI
BAB I PENDAHULUAN
B. Motivasi Belajar
8. Teori Motivasi............................................................................ 35
B. Kehadiran Peneliti............................................................................... 53
H. Tahap-tahap Penelitian.......................................................................60
B. Siklus Penelitian...................................................................................75
1. Siklus 1 ........................................................................................76
2. Siklus 2 ........................................................................................84
3. Siklus 3 ........................................................................................89
BAB V PEMBAHASAN
A. Perencanaan Metode Jigsaw untuk Menigkatkan Motivasi Belajar
BAB VI PENUTUP
Selama ini para guru pendidikan Agama Islam cendrung menggunakan metode
konfensional/ ceramah, dimana hanya satu arah saja. Guru hanya menganggap peserta
didik itu hanya menerima ilmu dari guru saja, sedangkan pada saat ini banyak
berkembang metode aktif learning. Termasuk MAN 1 situbondo yang ternyata guru
pendidikan Agama Islamnya masih banyak menggunakan metode ceramah tersebut
dari pada aktif learning.
Dari penjelasan di atas maka dalam penelitian ini ada 3 rumusan masalah yang
peneliti gunakan, yaitu (1).bagaimana perencanaan metode Jigsaw untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits (2). Bagaimana
pelaksanaan metode Jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran Al-Qur’an Hadits (3). bagaimana penilaian metode Jigsaw untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian metode jigsaw.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, maksudnya adalah dalam
penelitian kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan
data teresbut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi,
catatan memo dan dokumen resmi lainnya
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, pelaksanaan metode Jigsaw
ini dilakukan dengan III siklus dan 4 pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan maka dapat dijelaskan, bahwa dalam perencanaan penggunaan metode
jigsaw maka yang perlu dilakukan oleh seorang guru adalah: (1) mencari berbagai
referensi yang berkaitan dengan materi baik dari berbagai buku atau internet, (2)
meringkas materi yang akan disampaikan kepada siswa.
Pada siklus pertama karena para siswa baru pertama kali diperkenalkan
dengan metode jigsaw, jadi masih terkesan bingung, karena masih belum terbiasa
sehingga pada siklus selanjutya peneliti mencoba untuk mensosialisasikan kepada siswa
agar mereka mengerti dan memehami teebih dahulu bagaimana metode yang peneliti
gunakan dalam proses pembelajaran. Yang pada ahirnya metode jigsaw ini dapat
dilaksanakan degan baik dan dapat berjalan dengan lancar.
Penilain yang digunakan adalah dengan menggunakan pengamatan dari
keaktifan siswa, antusias siswa, kerja sama tim, dan yang terahir dengan menggunakan
tes tulis sebagai hasil ahir yang akan didapat peneliti.
All this time the Islamic education teachers tend to use the conventional or
rethorical methods, in which there is only one direction. A teacher usually regards that a
knowledge can only be acquired by students through their teachers. However, nowadays
people have developed some kinds of teaching ways what is so called the active learning
method. In this case, it is including the State Islamic Senior High School of Situbondo
which eventually the Islamic education teachers generally have still been using that
rethorical instead of the active learning method.
Based on the above explaination, in this research there are three problem
statements which have been provided by the researcher, these are; (1) How is the
planning of the jigsaw method to increase students’ learning motivations on Qur’anic
Hadits lesson (2) How is the application of the Jigsaw method to increase students’
learning motivations on Qur’anic Hadits lesson (3) How does the Jigsaw assesment
system work in increasing students’ learning motivations on Qur’anic Hadits. And the
aim of conducting this research is to know the planning, implementation, and
assessment of the Jigsaw method.
The type of this research is a qualitative, which means that in a qualitative research, it is
normally the collected data are not in the form of numbers instead they are interview
texts, field notes, private documentations, memo notes, and other fomal documentations.
Based on the results of the research which is conducted, the implementation of
the research is done through III cycles within 4 meetings, and accoding to the results of
the research which they can be concluded that, in the planning of using the Jigsaw
method in which it requires teachers to do some requirements such as; (1) seeking for
some realated material references either from books or the internet sources. (2)
summarizing some lesson materials which are going to be taught to the students.
In the first cycle as the students have just introduced with the Jigsaw method,
so that there are possibilities for them to become confused, since they do not get used to
the method, yet in the following cycles the researcher tried to explain more to the
students in order they would understand well and comprehending of the method that
the reseacher used in their learning processes which eventually this Jigsaw method can
be done well as what as in our expectation.
The system of assessing used in the method is through observing from students’
being active, ethusiastics, and students’ teams working, and the last assessment is
through using written test as the results will be much clearer for this research to be
collected by the researcher.
Keywords: Jigsaw, Motivation, Qur’an Hadits.
BAB I
PENDAHULUAN
sekolah. Guru merupakan personil yang menduduki posisi strategis dalam rangka
B. Brow seperti yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan bahwa tugas dan
mengevaluasi kegiatan siswa. Tugas guru dalam proses belajar mengajar meliputi
tugas pedagogis dan tugas administrasi. Tugas paedagogis adalah tugas membantu,
2 Suryasubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta 1997), hal.4
keterampilan, budi pekerti luhur dan kepribadian baik dan bisa membangun
dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar
Oleh karena itu, guru harus mengetahui bagaimana situasi dan kondisi
ajaran itu disampaikan kepada peserta didik, apa saja yang diperlukan untuk
kegiatan tersebut.
yakni guru mengajar dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus
pengalaman belajar hingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan
lingkungan yang efektif dan akan lebih mampu mengelola proses belajar mengajar,
informasi pada anak didik, tapi belajar membutuhkan keterlibatan mental dan
tindakan dari pelajar itu sendiri. Itulah keaktifan yang merupakan langkah-
langkah belajar yang didesain agar siswa senang mendukung proses itu dan
3 Ibid., hlm.6
Mengaktifkan belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan
salah satu cara menghidupkan dan melatih memori siswa agar bekerja dan
berkembang secara optimal. Guru harus memberi kesempatan kepada siswa untuk
ditinjau dari karakteristik setiap individu dari anak didik pasti memiliki perbedaan
guru harus mampu menjadikan mereka semua terlibat, merasa senang selama
proses pembelajaran.4
agama yang di anggap kurang efektif, karena disamping guru sebagai motivator
siswa yang kurang profesional, juga metode pengajaran yang digunakannya juga
belum optimal.
dengan metode konfensional atau metode ceramah dan tanya jawab. Cara
pada siswa.
Dengan metode yang tepat seseorang dapat lebih bersemangat dan bisa
meraih prestasi belajar secara berlipat ganda. Hal itu tentu saja merupakan
peluang dan tantangan yang menggembirakan bagi kalangan pendidik. Tetapi jika
bukunya.5
belajar yang tinggi, dimana sangat berpengaruh sekali pada pembentukan jiwa
anak. Motivasi belajar yang membangkitkan dan memberi arah pada dorongan
sesuai dengan karakteristik materi dan siswa dalam memilih metode, kadar
keaktifan siswa harus selalu diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan
5Silberman M Melvin, Active Learning 101 strategies to Teach Any Subject (Bandung: Nusa
Media, 2004), hal. 10
Persoalannya bagaimana mengaktifkan siswa agar secara sukarela
tumbuh kesadaran mau dan senang belajar, guru harus mempunyai strategi yang
yang positif pula. Untuk mencapainya, seorang guru harus dapat memilih dan
memilah metode pengajaran yang menarik karena metode yang monoton hanya
dari sumber melalui saluran atau media tertentu ke penerimaan siswa, sedangkan
kondusif dan siswa terkesan pasif hanya mendengarkan penjelasan guru tanpa ada
respon dari siswa, sehingga yang diketahui siswa hanya tersimpan dalam memori
saja, tidak diungkapkan. Penyebab dari kepasifan siswa di kelas yaitu takut salah
atau tidak percaya diri dan siswa cenderung malu mengungkap pendapatnya. 6
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh seorang guru guna
kompetensi yang sudah ditetapkan dan diketahui siswa dengan membagikan bahan
mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Bentuk kelompok baru secara acak
dan setiap anggota kelompok untuk saling menjelaskan resume kepada sesama
anggota dalam kelompok baru tersebut sehingga diperoleh pemahaman yang utuh.
Hal ini serupa dengan apa yang diakukan oleh peneliti terahulu yang
diteliti oleh Ike Nurfadila ”Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning Dalam
kelas karena metode ini dilakukan secara berkelopok dengan melibatkan siswa
secara aktif.
disampaikan. Penerapan metode ini sangat membantu guru dalam proses belajar
mengajar selain melatih siswa belajar aktif, metode ini juga meningkatkan
kerjasama anggota antar kelompok karena disini siswa dapat belajar bersama dan
lebih leluasa menyampaikan pendapatnya tanpa rasa takut, malu atau ngantuk. 8
mengguakan metode yang sama yakni metode jigsaw untuk mengetahui seberapa
7 Kusrini dkk, Katerampilan Dasar Mengajar (PPL 1) Berorientasi pada Kurikulum Berbasis
Kompetensi ( Fakultas Tarbiyah UIN Malang, 2005), hal. 122
8 Ike Nurfadilah, Efektifitas Penggunaan Metode Jigsaw Learning Dalam Pembelajaran
penelitian. Dalam hal ini, penulis ingin mengangkat sebuah judul yang sesuai
dengan kondisi yang dihadapi saat ini, yaitu: “Penerapan Metode Jigsaw Untuk
MAN 1 Situbondo“
B. Rumusan Masalah
Hadits di MAN 1 Situbondo” Adapun rumusan masalah yang akan diteliti adalah
sebagai berikut :
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
dalam upaya peningkatan pemahaman dari hasil belajar pada seluruh mata
1. Lembaga
sistem pembelajaran, sedangkan bagi guru yang lain hasil penelitian dapat
2. Guru
Dengan dillaksanakan PTK maka guru sebagai peneliti sedikit demi sedikit
yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Selain itu guru dapat menyadari
strategi dan media juga diperlukan kretifitas yang tinggi sehingga apa yang
diterapkan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa yang sedang belajar.
3. Siswa.
baru dari guru akan memungkinkan siswa terlibat secara aktif dalam proses
4. Peneliti
perencanan dan pelaksanaan metode jigsaw serta penilaian sebagai hasil dari
F. Penegasan Istilah
mencapai tujuan10
3. Al-Qur’an Hadits :Salah satu unsur mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
judul skripsi ini adalah Metode Jigsaw suatu pembelajaran yang terdiri dari
beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan
bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota
lain dalam kelompoknya agar siswa dapat termotivasi dalam belajarnya, karena
pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits yang merupakan unsur mata pelajaran
13
Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa sering tidak menguasai tujuan dan maksud
metode jigsaw ini siswa dapat termotivasi di dalam belajarnya, agar mereka dapat
memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran Agama
G. Sistematika pembahasan
motivasi belajar. Selain itu pada bab ini juga akan diuraikan penerapan
metode jigsaw.
BAB III, merupakan bab yang menerangkan tentang metode pendekatan yang
BAB IV, merupakan bab yang memaparkan hasil temuan dilapangan sesuai
dengan urutan rumusan masalah atau fokus penelitian, yaitu latar
Penyajian dan analisis data juga dipaparkan pada bab ini yaitu tentang
BAB VI, merupakan kesimpulan dari seluruh rangkaian pembahasan, baik dalam
bab pertama, kedua, ketiga sampai bab kelima ini berisikan kesimpulan-
yang pernah dilakukan serta segala hasil yang telah dicapai bisa
KAJIAN TEORI
A. Metode Jigsaw
ketiganya.
tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Dengan demikian, “siswa saling
tergantung dengan yang lain dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk
dikombinasi dengan materi yang telah dipelajari oleh peserta didik lain,
bahan ajar yang lengkap.14 Tehnik ini dapat digunakan dalam beberapa mata
siswa untuk berbagi dengan yang lain, mengajar serta diajar oleh sesama siswa
salah satu bagian yang berbeda dengan yang dikerjakan oleh anggota lain.
membentuk kelompok baru yang mendapat tugas sama dan saling berdiskusi
pemilik unik dan ahli sebelum mereka kembali kelompok asalnya untuk
keseluruhan tugas. Jadi jelas siswa akan saling bergantung pada rekan-rekan
mereka.
4) . Daftar definisi.
5) . Sekelompok majalah yang memuat artikel panjang atau jenis bacaan
b. Hitung jumlah bagian belajar dan jumlah peserta didik. Dengan satu cara
yang pantas, bagikan tugas yang berbeda kepada kelompok peserta yang
mendiskusikan.
akan terdapat 4 kelompok yang terdiri dari 3 orang (trio). Dalam setiap trio
akan ada orang peserta yang mempelajari bagian 1, seorang untuk bagian 2,
oo•o•
ooo
16 http://telaga.cs.ui.ac.id/WebKuliah/MetodologiPenelitian/laporan4/kelompok5/Nopember
15/fa'(i.,http://telaga.cs.ui.ac.id/WebKuliah/MetodologiPenelitian/laporan4/kelompok5/Nopem
2009 .doc. ber
2009 .doc.
oo••
Diagram diatas menggambarkan guru membagi kelompok kedalam tiga
O
e4-o
o
Untuk diagram kedua menggambar masing-masing kelompok
1
2
3 O
kolaboratif:
e. Kumpulkan kembali peserta didik ke kelas besar untuk memberi ulasan dan
VARIASI
b. Berikan tanggung jawab kepada peserta didik yang lain guna mempelajari
1. Positive interdependence
2. Individual accountability
2
1 Silberman, op.cit., hlm. 160-162.
22(http://telaga.cs.ui.ac.id/WebKuliah/MetodologiPenelitian/laporan4/kelompok5/.Nopember
2009 .doc)
3. Face-to-face promotive interaction
4. Social skills
kolektif.
Observasi jenis prilaku ini dapat di ambil dari beberapa sisi, yaitu:
1) Antusias, faktor yang dinilai meliputi: Menunjukkan rasa ingin tahu yang
20Ibid.,
http://telaga.cs.ui.ac.id/WebKuliah/MetodologiPenelitian/laporan4/kelompok5/Nopem
ber 2009 .doc.
bersemangat dalam mengerjakan tugas, Berusaha mengerjakan semua
mengerjakan tugas
5) Pemikiran atau pendapat atau ide atau gagasan yang disampaikan oleh
siswa
c. Penilaian individu
Jigsaw memiliki dampak yang positif terhadap kegiatan belajar mengajar, yaitu
lingkungan belajar di mana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang
pengetahuan untuk tes hasil belajar produk dan tes hasil belajar psikomotorik.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa guru dapat menerapkan model
pembelajaran tipe
berlangsung.19
baik. Guru mampu melatih keterampilan dan membuat peserta didik antusias
para ahli, dan secara empiris dari hasil penelitian terdahulu, dapat dikatakan bahwa
lancar. Ada beberapa hambatan yang dapat muncul. Yang paling sering terj adi
adalah kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.
dimana pemberian materi terj adi secara satu arah. Faktor penghambat lain
adalah kurangnya waktu. Proses metode ini membutuhkan waktu yang lebih
B. Motivasi Belajar
(1) arah perilaku; (2) kekuatan respon (yakni usaha)setelah belajar siswa
memilih mengikuti tindakan tertentu; dan (3) ketahanan prilaku, atau berapa
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai
suatu kondisi intern. Berawal daru ”motif” itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
dirasakan/ mendesak24.
22 (http://telaga.cs.ui.ac.id/WebKuliah/MetodologiPenelitian/laporan4/kelompok5/Nopember 2009
.doc.)
23Martinis Yamin, KiatMembelajarkan Siswa (Jakarta; Gaung Persada Press, 2007), hal. 217
24 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta; PT Grafindo Persada, 2001), hal.
73
seseorang yang ditandai dengan munculnya "feeling” dan didahului dengan
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan26. Dalam definisi ini terdapat tiga unsur yang saling terkait,
yaitu:
perubahan dalam sistem pencernaan maka timbul motiv lapar. Tapi ada
Perubahan ini mungkin boleh terjadi dan mungkin juga tidak, tidak
25 Ibid, hlm. 37
26 Oemar Hamalik, proses belajar mengajar (bandung; PT Bumi angkasa, 2001), hal. 158
hanya dapat melihatnya dalam perbuatan. Seseorang merasa memiliki
yang baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh karena itu, ia
satu tujuan. Contoh, seorang siswa kelas III SMA memiliki harapan untuk
hasil belajar yang rendah pada mata pelajaran matematika, fisika, dan
kimia dalam ulangan harian. Menyadari hal ini, maka siswa tersebut
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas
b. Adanya sifat kreatif pada orang belajar dan keinginan untuk maju
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan
teman-temannya.
yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) dan motivasi yang
a. Motivasi ekstrinsik
karena adanya perangsang dari luar. Contoh, seseorang itu belajar karena
tahu besok pagi akan ujian, dengan harapan mendapatkan nilai baik
sehingga akan dipuji pacarnya atau temannya. Jadi yang penting bukan
yang baik, atau agar mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan
yang penting seperti orang tua dan guru; (6) belajar demi tuntutan jabatan
golongan administratif27
b. Motivasi intrinsik
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu28.
Contoh, seseorang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau
ketujuan yang ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin
berpengetahuan.
c. Menyeleksi perbuatan
pekerjaan.
usaha karena adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil
yang baik.
belajar lebih giat apabila topik yang dipelajari menarik dan berguna bagi
dirinya29
Dalam diri siswa ada potensi yang besar yaitu rasa ingin tahu terhadap
belajar yang kreatif. Rasa ingin tahu pada siswa melahirkan kegiatan
29 Mulyasa, 2003, Kurikulum Berbasis Kompetensi (Bandung :Remaja Rosda Karya, 2003), hal.
115
memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang merupakan desakan
Siswa akan lebih bersemangat jika mereka mengatahui apa yang menjadi
target yang akan mereka peroleh jika mengikuti kegiatan belajar dengan
baik. Oleh karena itu tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan
untuk memberikan motivasi bagi siswa itu sendiri. Guru dalam kegiatan
hadiah. Pujian dan hadiah lebih baik dari pada hukuman. Namun sewaktu-
3
7 Ibid., hlm. 115
3 Ibid., hlm. 115
8
pengalaman belajar kearah keberhasilan sehingga mencapai prestasi dan
b. Mengukur aspek tingkah laku tertentu yang mungkin terj adi ungkapan
dorongan atau kebutuhan tertentu33, dapat juga dengan cara pemberian hadiah
Salah satu cara yang lebih tepat mengetahui seseorang yang sebenarnya
selalu dikejar itulah yang menjadi cerminan atas motif yang sedang
menguasainya, selain itu bisa juga dikenal melalui hadiah yang paling mengena
baginya. Ada tidaknya motif yang sedang menguasai seseorang juga bisa
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/ nilai
yang baik. Sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan
b. Hadiah
tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang baik
mungkin tidak akan menarik bagi seorang siswa yang tidak memiliki
bakat menggambar.37
c. Saingan/kompetisi
siswa. Memang unsur persaingan ini banyak di dalam dunia industri atau
d. Ego-involvement.
untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga diri, begitu
juga untuk siswa si subjek belajar. Pada siswa akan belajar dengan keras
e. Memberi ulangan.39
Para siswa menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
Oleh karena itu, memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.
40
f. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan
baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk renforcment yang
38 Ibid., hlm. 91
39 Ibid., hlm. 91
40 Ibid., hlm. 91
positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu,
g. Hukuman
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu guru
8. Teori Motivasi
filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia
Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang
yang mendorong resiko berat, dan lebih suka melakukan sesuatu yang
b. Teori Naluri
41 Ibid, hlm. 91
42 Ibid., hlm. 91
43 M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan(Bandung :Remaja Rosda Karya 2007) hal. 74
44 Ibid., hlm. 74
dalam hal ini disebut juga naluri, yaitu:
naluri terebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi
seseorang harus berdasarkan naluri mana yag akan dituju dan perlu
dikembangkan.45
dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar paling
45 Ibid., hlm. 75
46 Ibid., hlm.75
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan
tetapi hanya satu dorongan kekuatan yang luas terhadap satu arah yang
pendorong pada jenis kelamin yang lain, namun cara yang digunakan
Oleh karena itu, menurut teori ini, bila seorang pemimpin ataupun
daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari
47 Ibid., hlm.76
e. Teori Kebutuhan
akan dimotivasinya.48
Agama Islam (PAI) pada madrasah yag memberikan pendidikan kepada siswa
untuk memahami dan mencintai Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran
bahasa Arab yan berarti ”bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang- ulang”
Kata Al-Qur’an berasal dari kata kerja qara’a yang berarti membaca, bentuk
48 Ibid., hlm. 77
49 Departemen Agama, Kurikulum Satuan Pendiikan(KTSP) Modul Madrasah Aliyah, 2006. hlm.
13
Secara khusus Al-Qur’an menjadi nama bagi sebuah kitab yang diturunkan
kita secara mutawatir, serta membaca yang dimulai dengan surat Al-Fatihah
dan ditutup dengan surat An-Nas yang diriwayatkan kepada kita secara
mutawatir.
Mansur, kata ini berasal dari kata Al-Hadits, jamaknya: Al-Ahadits, Al-
Haditsan dan Al-Hudtsan. Secara etimologis kata ini memiliki banyak arti,
yang berarti kabar atau berita. Hadits secara bahasa bermakna ” dhiddu al-
Al-Kabar yang berarti berita yaitu sesuatu yang sering dipercakapkan dan
dipindahkan dari seseorang kepada orang lain, sama maknanya dengan hadits,
57 Endang Soehari, Ilmu Kajian Riwayah dan Dirayah (Yagyakarta: Mimbar Pustaka, 2005),
hal. 1
pengertin tersebut, dapat dilihat dari beberapa ayat Al-Qur’an seperti QS. At-
disebabkan oleh terbatas dan luasnya objek dan tinjauan masing- masing, yang
maupun hal ihwal Nabi. Menurut istilah ahli Ushul Fiqh, Hadits adalah segala
sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad selain Al- Qur’an Al-
fuqaha, Hadits adalah segala sesuatu yang diterapkan Nabi SAW yang tidak
mata pelajaran al-Qur’an hadits adalah mata pelajaran yang mengkaji secara
5
8 Munzier Suparta Ilmu Hadits (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 1
2. Tujuan Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits
22 tahun 2006 yang didalamnya tedapat standart isi pendidikan Agama Islam
b. membelaki siswa dengan dalil- dalil yang terdapat dalam Al-Qur’an dan
menerapkan hukum bacaan tajwid serta isi kandungan surat atau ayat
52 http://ybc.yieldbuild.08Lampiran-3bBab-Vii-Sk-Kd-Pai-Dan-Bhs-Arab-Tk-
Mts.Ma.htm.com / 01 januari 2010
pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari.53
Dari satu segi kita melihat bahwa pendidikan itu lebih banyak
ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal
perbuatan baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Menurut Islam
Metode berasal dari bahasa Latin “Meta” yang berarti melalui dan
“Hodos” yang berarti jalan atau ke atau cara ke. Dalam bahasa Arab metode
mengerjakan sesuatu. Sedangkan menurut Istilah ialah suatu sistem atau cara
yang mengatur suatu cita-cita. Kata “Metode” disini diartikan secara luas,
karena mengajar adalah salah satu bentuk upaya mendidik, maka metode yang
53 Ibid., http://ybc.yieldbuild.08Lampiran-3bBab-Vii-Sk-Kd-Pai-Dan-Bhs-Arab-Tk-
Mts.Ma.htm.com.
Dalam Al-Qur’an dan Hadits dapat ditemukan berbagai metode
melihat bahwa sifat-sifat dan daya-daya itu menampakan diri didalam diri
beliau. Mereka menyaksikan hal itu secara nyata didalam diri seorang manusia.
Oleh karena itu hati mereka tergerak dan perasaan mereka tersentuh. Mereka
61
Departemen Agama RI, Al-Qur ’an dan terjemahnya (Bandung: CV Penerbit J-ART, 2007),
hlm. 172.
Semangat mereka tidak mengendur, perhatian mereka tidak dipalingkan, serta tidak
melihatnya dengan nyata hidup di alam nyata, dan menyaksikan sendiri kepribadian
Oleh karena itu rosululloh SAW merupakan teladan terbesar buat umat
manusia, beliau adalah seorang pendidik seorang yang memberi petunjuk kepada
manusia dengan tingkah lakunya sendiri terlebih dahulu sebelum dengan kata-kata
Jr
.......... !U
Artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang ma 'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan
beriman kepada Allah”. (QS. Al-Imran : 110)56
pendidikan yang paling baik, dan seorang anak harus memperoleh teladan
dari keluarga dan orang tuanya agar ia semenjak kecil sudah menerima
Pada ayat lain juga dijelaskan tentang metode pengajran yang baik
55 Quraish Shhab, Tafsir Al-Misbah vol 3, (ciputat, Lentera Hati, 2001), hal. 172
56 Ibid., hlm.94
menurut pandangan Islam, sbagaimna dijelaskan pada surat An-Nahl ayat
125
merupakan sesuatu yang penting untuk dipelajari. Oleh karena itu, ini pun merupakan
sesuatu yang penting bagi Nabi Muhammad SAW. Allah memerintahkan Rasulullah
Islam melalui pelajaran yang baik dan perkataan yang baik, yaitu pelajaran dan
sebagainya. Merubah diri mereka dengan tujuan yang baik, dengan perkataan
yang datang dari dalam hati nurani manusia untuk melakukan suatu
perbuatan tertentu.
Apabila hati dan pikiran seseorang bersih dari hal-hal yang dilarang
maka motivasi itu akan mudah muncul sehingga ia akan mudah juga dalam
dahulu. Salah satunya adalah adanya motivasi dalam belajar, dengan hati
bersih maka ilmu akan mudah diterima dan ilmu tersebut dapat melekat
dipikiran dan hatinya sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat bagi dirinya
59 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS ( Bandung : CV.
Pustaka Setia, 1998), cet.2.
60 http://achmadsunanto.com/motivasidalamislam/muslimpunya.1 januari 2010
Adapun ayat dan hadits yang berkenaan dengan motivasi dalam
Islam terutama motivasi untuk menuntut ilmu atau motivasi belajar adalah:
1. Q.S. Al-Mujadilah : 11
Artinya:" ... .Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Mujadilah :
Oj-1-^-*-?
U_>
11)61
2. Q.S. Az-Zumar : 9
155
64 Achmad Sunanto, Bukhari Muslim 1 ( Semarang: CV. Asy-Syifa, 1991), hal. 56
(JP 4_^l* ^>lj J-Jlj -^j^ JJ! oljj)
Artinya: “Kelebihan orang yang berilmu dari orang yang beribadah (yang
bodoh) bagaikan kelebihan bulan pada malam purnama dan semua
bintang-bintang yang lain. ” (Diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-
Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Abu Darda)65
manusia bahkan mewajibkan kepada tiap-tiap muslim baik laki- laki maupun
perempuan untuk selalu belajar dan menuntut ilmu dan kedudukan orang yang
berilmu itu melebihi daripada orang yang beribadah (yang bodoh) yang tanpa
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan
masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang
bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan
motivasi adalah adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya
65 Ibid...
66Abu Bakar Muhammad, Hadits Tarbiyah 1( Surabaya: Al-Ikhlas, 1995), hal. 53
satunya dengan metode jigsaw.
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
menjadi tekun dalam proses belajar, dengan motivasi juga kualitas hasil belajar siswa
Hal itu disebabkan karena ada tiga fungsi motivasi yaitu, mendorong
motivasi pada diri tiap siswa. Apabila metode yang digunakan itu baik, maka dapat
METODE PENELITIAN
data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi,
Jenis penelitian yang penulis lakukan sudah barang tentu PTK, yaitu
guru mengajar dan murid belajar. Penelitian ini dilakukan secara atau kolaboratif
Dalam hal ini peneliti terlibat langsung dalam merencanakan tindakan, observasi,
refleksi dan lain-lain sebagaiman dikemukakan oleh Hord bahwa dalam kolaboratif,
67 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993), hal. 5
seperangkat tujuan dan perencanaan yang sama, demikian juga halnya dalam
kegiatan pengumpulan, analisis dan refleksi. 68
Konsep penelitian tindakan Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu:
1. Perencanaan (planning),
2. Tindakan (acting),
3. Pengamatan (observing),
4. Refleksi (reflecting).
Observasing
Wahid Murni, Nur Ali, Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan agama dan Umum Dari Teori
Menuju Praktik (Malang: UM Press, 2008), hal. 50-51
Ibid., hlm.41
76
B. Kehadiraan Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai instrumen utama, yaitu sebagai
pelaksana, pengamat,dan sekaligus sebagai pengumpul data. Sebagai
7
5
76
pelaksana, peneliti melaksanakan penelitian ini di MAN 1 Situbondo untuk
C. Lokasi Penelitian
adalah satu-satunya sekolah negeri yang ada di desa demung, dan juga lokasinya
sangat strategis juga dapat dijangkau dengan kendaraan apapun, faktor utama
peneliti mengambil lokasi di MAN 1 Situbondo karena kualitas sekolah dan sarana
1. Data
Dalam penelitian ini, data terbagi pada data primer (utama) dan data
sekunder (tambahan).
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang
terdahulu.
2. Sumber Data
Data diperoleh dari Informan, terdiri dari Kepala Sekolah, TU, Guru dan
1. Metode Observasi
yang diteliti”70 Metode ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung situasi
partisipan.
b. Observasi Nonpartisipan
Berkaitan dengan judul skripsi ini maka peneliti melakukan kegiatan observasi
Selain itu metode observasi ini juga dilakukan pada saat proses belajar
perilaku siswa yang berkaitan dengan motivasi siswa belajar siswa tersebut
72 Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, Observasi dan wawancara (Malang:
Banyumedia, 2004), hal.15
73 Sutrisno Hadi, op.cit., hlm. 35.
Menurut Hadi wawancara adalah metode pengumpulan data dengan
disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang
terwawancara (intervieer)".75
Dari kedua rujukan diatas, dapat memberi arahan dan landasan bagi
pemahaman yang sama antara peneliti dengan subjek peneliti tentang berbagai
3. Tes
motivasi belajar, tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan dalam
Tes yang dimaksud meliputi tes awal/ tes pengetahuan pra syarat, yang
74 Iin Tri Rahayu dan Tristiadi Ardi Ardani, op.cit., hlm. 63.
75 Suharsimi, op.cit., hlm.132
juga akan dijadikan sebagai acuan tambahan dalam mengelompokkan siswa
selanjutnya skor tes awal ini juga akan dijadikan sebagai skor awal bagi
Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil tes
ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi dan pemahaman siswa
4. Metode Dokumentasi
data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku,
surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, Cammera. 76 Metode ini
lebih mudah dibanding dengan metode lain karena apabila ada kekeliruan
F. Analisis Data
kelas. Untuk menganalisa data yang telah diperoleh melalui observasi, interview,
dan dokumentasi maka peneliti menganalisis data yang telah diperoleh untuk
76 Ibid, hal.206
motivasi pembelajaran siswa terhadap materi Al Qu’an Hadis
deskriptif yaitu pengumpulan data berupa kata-kata, gambar, yang mana data
tersebut berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, foto dan lain-lain.78
Setelah semua data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, maka
Hadits
dilakukan dengan cara mengamati dan membeca secara cermat sumber data
penyimpulan.
memanfaatkan sumber yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
pembanding data.81 Dalam kaitan ini ada dua metode triangulasi yang digunakan
untuk pemerikasaan data, yaitu: 1). Triagulasi metode dan teknik pengumpulan
data. Dalam hal ini, metode dan teknik pengambilan data tidak hanya digunakan
untuk sekedar mendapatkan data atau menilai keberadaan data, tetapi juga untuk
menentukan keabsahan data, 2). Triangulasi data dengan pengecekan yang dibantu
membaca dan menelaah sumber-sumber data dan sumber pustaka yang relevan
memadai.
H. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap pertama ialah mengetahui sesuatu yang perlu diketahui. Tahap ini
dipelajari dengan berbagai sumber, pada tahap ini peneliti harus mengadakan
pendekatan secara terbuka kepada responden. Tujuan pada tahap ini memperroleh
informasi tentang latar yang nantinya diikuti dengan tahap merinci informasi pada
tahap berikutnya.
Tahap kedua ialah tahap ”eksplorasi fokus” Pada tahap ini peneliti
dilaksanakan, kemudian dianalisis dan diikuti dengan laporan hasil analisis data
yang dilakukan.
Jadwal untuk setiap tahap harus diperkirakan secara mantap karena akan menjadi
HASIL PENELITIAN
Situbondo. Letaknya sangat strategis karena terletak di sebelah jalan raya desa
ruangan yaitu:
• 1 ruang TU
• 1 ruang guru.
10 ruang kelas.
• 1 rruang OSIS
• 4 ruang kamar mandi/ WC
• 2 gudang.
• 1 ruang koperasi.
• 2 ruang laboratorium
• 1 perpustakaan
dan di negrikan atas SK Mentri Agama No.137 yang beralamatkan di jalan Semeru
Disebelah MAN 1 ini, ada MAN 2 yang tidak jauh letaknya dari MAN
1. Karena MAN 2 yang letaknya tidak terlalu jauh dari MAN 1 dan fasilitas,
sarana dan prasarana dari MAN 2 yang lebih memadai dari pada MAN 1, maka
dampaknya juga banyak salah satu dampakya adalah menurunnya jumlah siswa
yang masuk pada MAN 1 Situbondo, siswa lebih banyak masuk ke MAN 2 yang
Kemudian pada tahun pelajaran 1997/1998 membuka kelas jauh yang berlokasi di desa
Setelah beberapa bulan berlangsung kelas jauh ini, maka dewan sekolah
Sesuai hasil rapat para Dewan Guru dan Kandepag Situbondo bahwa
MAN I Situbondo tidak lagi beralamat di Situbondo tetapi pindah lokasi di desa
Demung Kecamatan Besuki, sehingga alamat lama termasuk gedung yang ada di
Suasana sekolah amat tenang karena jauh dari jalan protocol sehingga
menambah suasana tentram pada siswa. Untuk lebih jelas letak bangunan sekolah
Keterangan :
84 Ibid., hlm.7
85 Dokumen MAN 1 Situbondo, 05 maret 2010
A : Ruang Kelas B : Ruang Kantor C :
Tiang Bendera D : Lapangan Volley E :
Lab Bahasa F : Kamar Mandi dan WC G
: Ruang Lab IPA H : Ruang Guru
I : Rencana Pembangunan Kelas Baru
a) Memiliki kualitas Iman dan Taqwa terhadap Tuhan Yang Maha esa.
akademis
komputer.
i) Berbudi pekerti luhur bertata krama dan menjunjung tinggi nilai budaya
bangsa
b. Misi Madrasah
f) Membentuk klub bahasa Inggris dan bahasa Arab serta kelompok penggemar
Komputer.
h) Membentuk tim KPIR ( Kelompok Penelitian Ilmiah Remaja ) dan K KIR yang
j) Membentuk lingkungan MAN I Situbondo yang ASRI ( Aman, Sejuk, rapi, dan
Indah )
Pengadministrasian Keuangan
f ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- \
Pengadministrasian
Ketenagaan/Kepegawaian
f
Cleaning Service
f «.
GU RU Security
>
OS
IS
>
Siswa
\ ________________________ J
/ ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- \
Pengadministrasian IKN/BMN
MAN 1 Situbondo dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan dibantu para
komite Madrasah. Kepala sekolah dijabat oleh. selanjutnya para komite Madrasah
a. Kepala sekolah
Adapun tugas dan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengembangkan dan
pemerintah lainnya.90
personilnya terdiri atas orang tua dan masyarakat luas yang perduli terhadap
satuaan penidikan
penidikan
kebutuhan pendidkan.
pendidikan
c. Waka Kurikulum
92 Ibid., hal.5
93 Wawancara dengan waka kurikulum 10 maret 2010
5) Menyusun pelaksanaan ujian sekolah/ ujian nasional,
semua yang berkompeten, Guru, Staf Tata Usaha untuk mengikuti pelatihan
Kondisi obyek ini sangat perlu diketahui oleh semua pihak utamanya
sekolah tertentu, dengan cara mengaitkan kondisi fasilitas yang tersedia seperti
data siswa, data guru, dan pegawai tetap, sarana dan prasarana, Kondisi obyektif
10
1 Dokumen waka kurikulum 10 Maret 2010
Adapun kondisi obyektif yang dimaksud adalah : 95
499 siswa dan seluruhnya aktif dalam semua kegiatan yang diadakan oleh
Untuk lebih jelasnya dibawah ini kami paparkan beberapa data siswa yang
Jumlah guru atau tenaga pengajar yang ada di sekolah MAN 1 situbondo dari
tiap tahunnya mengalami naik turun, hal ini desebabkan karena lokasi sekolah
yang berada di kawasan pondok, sehingga tenaga pengajarnya juga ada yang
berasal dari pondok dan hal itupun tidak bersifat lama karena santri yang
mengajar di MAN 1 Situbondo juga akan pulang kerumah masing- masing dan
ada juga yang mendapatkan tugas di sekolah lain 97. Hal ini derdasarkan tabel
4.4 (terlampir)
jumlah staf yang ada di MAN 1 Situdondo dari tiap tahunnya tidak mengalami
kenaikan dan penurunan (stagnan). Hal ini berdasarkan tabel 4.4 (terlampir)
d. Sarana dan Prasarana
yang serba terbatas tersebut guru serta pegawai tetap berusaha untuk
contoh adalah lab. IPA dan Lab. Bahasa. Sedangkan untuk kegiatan ekstra
kurikuler seperti olah raga juga tersedia lapangan volly sedangkan sepak bola
ruang kelas, selain itu MAN 1 Sirudondo ini juga telah memiliki ruang
yang digunakan tidak bentrok antara yang satu denggan yang lain. 99
Khusus Murid (BKM) dan bea siswa prestasi.100 Dengan rincian yang ada di
B. Paparan Data
1. siklus penelitian
adalah siswa merasa tertekan dalam mengikuti kegiatan belajar, hal ini karena
kelas, akan tetapi peneliti juga di bantu 2 guru mata pelajaran Al Qur’an
Hadits, karena di MAN 1 situbondo ini menggunakan tim teaching. Untuk itu
a. Siklus I
1) Perencanaan
observasi dalam kelas, apa yang menjdi kesulitan siswa dalam belajar.
Rencana yang akan dilakukan pada pertemuan pertama ini antara lain
a) Pendahuluan
materi
b) Kegiatan Inti
sudah diberikan.
c) Penutup
bahas.
bawah ini
TABEL 4.12
bayan at-tasyri’.
siswa
sudah di bahas.
Pertemuan ke -2
a) Pendahuluan
hasil belajar
b) Kegiatan Inti
c) Penutup
(1) Guru menyimpulkan matari yang sedah dipelajari.
TABEL 4.13
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Sesi Langkah-langkah Kegiatan Waktu
kekelompok lain.
10
• Setelah diskusi selesai, guru
kelompo lain.
dipelajari.
10
• Guru menilai kembali materi yang
disampaikan..
di bahas.
• Guru mengahiri pelajaran (salam)
10
3) Observasi dan Hasil Tindakan Siklus I
metode jigsaw pada siklus pertama ini masih dinilai belum memuaskan
4) Refleksi
belajarnya.
b. Siklus II
Pertemuan Ke-3
1) Perencanaan
Pada pertemuan ketiga ini, peneliti telah mempelajari hasil dari siklus
materi
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Pendahuluan
materi
(4) memberikan apresiasi dan motivasi terhadap siswa
b) Kegiatan inti
(1) Membagi siswa menjadi 6 kelompok, tiap kelmpok terdiri dari
6-7 anak.
c) Penutup
tersebut
teradap siswa
6-7 anak.
tadi.
masing-masing kelopok
tugas yang diberikan oleh peneliti dan juga guru mata pelajaran.
karena siswa yang berantusias masih belum semuanya, hal ini yang
4) Refleksi
peneliti harus lebih bersemangat dan lebih keras lagi untuk belajar lebih
giat.
peneliti adalah:
c. Siklus III
Pertemuan ke-4
1) Perencanaan
materi
a) Pendahuluan
(3) berdo’a
minggu kemaren.
b) Kegiatan inti
sudah diberikan.
bahas.
TABEL 4.15
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Sesi Langkah-langkah Kegiatan Waktu
kemaren.
60 menit
kepada siswa untuk berkumpul
kepada siswa
diberikan.
• Selnjutnya guru menunjuk 20
15 menit
untuk dijadikan tes sebagai
disampaikan..
sudah di bahas.
• Guru mengahiri pelajaran (salam) 5
berupaya agar pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat lebih baik dan
walaupun tidak secara total yaitu siswa bersemangat dan lebih antusias
diskusi dan siswa yang tidak besemangat pada minggu lalu juga sudah tidak
4) Refleksi
Hadits. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi siswa bahwasanya
aktivitas siswa mulai dari siklus pertama, kedua dan ketiga mengalami
peningkatan.
Hal ini sesuai dengan hasil observasi dan wawancara dari guru
108Wawancara dengan bapak Mahmud, Guru Al Qu’an Hadits MAN 1 Situbondo, tanggal
20
maret 2010
C. Paparan Hasil Penelitian
wawancara dengan para audien yang terdiri dari kepala sekolah, guru mata
perlukan agar materi yang akan diberikan kepada para siswa dapat
tanpa ada paksaan, penguasaan kelas juga merupakan suatu kunci sukses
101 Wawancara dengan Bapak Susiawan, kepala sekolah MAN 1 Situbondo, tanggal 20 maret
2010
seorang guru agar dapat menstranfer materi yang diberikan, karena ketika
seorang guru tidak dapat mengendalikan kondisi dan situasi kelas, maka sulit
S.Pd menjelaskan
"snekah mbak, saya biasanya sebelum ngajar itu buat persiapannya
tu saya nyari-nyari sumber ajar sebagai referensi lain yang
berkaitan dengan materi yang akan saya sampaikan. Tapi karena
saya sudah cukup lama mengajar disini mbak, sampe- sampe sudah
hafal kayaknya dengan materinya, jadi masalah persiapan sekarang
saya tidak terlalu ribet” 102 Karena di Sekolah ini juga menggunakan
metode team teaching,
tersebut. Hal ini diperlukan agar kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik
Selain itu juga sangat diperlukan persiapan yang matang oleh seorang
guru sebelum mengajar dikelas, karena hal tersebut adalah hal yang paling
102 Wawancara dengan Bapak Mahmud, Guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits MAN 1
Situbondo, tanggal 20 maret 2010
103 Wawancara dengan Ibu Nur Diana, Guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits MAN 1 Situbondo,
Sehingga dengan metode yang digunakan tidak hanya siswa yang memperoleh
belajar pasti diperlukan, bukan hanya etoe jigsaw saja akan tetapi juga metode
metode yang lain agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam melaksanakan
pelajaran, jika siswa sudah aktif maka tidak sulit bagi mereka untuk mehami
mengatakan:
“Saya sih seneng saja bu, soalnya bikin kami tidak merasa jenuh di
dalam kelas, jadi rasanya bikin kelas hidup tidak cuma mendengarkan
guru menjelaskan saja, bahkan kami bebas mengemukakan pendapat
dan bisa mengajari teman yang masih belum faham, jadi kelihatannya
lebihplonggitu bu”.105
siswa juga butuh inovasi atau trobosan yang baru dalam dunia belajar
11
3
11Wawancara dengan Bapak Mahmud, op.cit.
4 Wawancara dengan Mas'od Sulaiman, siswa kelas X-1 MAN 1, tanggal 20 maret 2010
mereka juga dapat mengelola kelas dengan semau mereka, sehingga suasana yang
ada didalam kelas tidak membosankan dan merekapun bisa lebih senang berada
berikan.
dianalisis bahwa dalam penilaian ahir untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar dalam hal ini guru mata pelajaran Al
Qur’an Hadits yaitu bapak Mahmud itu memberikan pertanyaan terhadap siswa.
untuk mengerjakan LKS terkait materi yang sudah dijelaskan, akan tetapi jika
waktu yang diperlukan tidak mencukupi maka beliau menyuruh siswanya untuk
ulangan harian kepada para siswa setelah materi yang diberikan habis, maka
secara kualitatif perubahan motivasi belajar yang ditunjukkan oleh para siswa
juga menjadi perhatian peneliti. Pada umumnya siswa terlihat lebih aktif dan
ketiga dan keempat. Hal ini terlihat dari respon yang mereka berikan, diantaranya
rasa ingin tahu, belajar dalam bentuk kelompok, dan beberapa contoh perilaku
peningkatan motivasi belajar ini juga dapat terlihat dari prestasi belajar para
siswa yang rata-rata mengalami peningkatan. Pada ulangan harian yang rata-rata
hanya mencapai 56, setelah menggunakan metode jigsaw meningkat sampai 68.
BAB V
PEMBAHASAN
Dari penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dengan judul “Penerapan
Metode Jigsaw untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaraan Al
Qur’an Hadits di MAN 1 Situbondo” Berdasarkan data yang diperoleh peneliti melalui
observasi, interview, dan dokumentasi. Maka peneliti akan menganalisa temuan yang
ada dan memodivikasi teori yang ada kemudian membangun teori baru serta
Dari keterangan dalam teknik analisa data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan analisis kualitatif dan data yang diperoleh baik melalui observasi,
interview, dokumentasi, dari pihak-pihak yang mengetahui tentang data yang peneliti
butuhkan. Adapun data yang akan diapaprkan dan dianalisa oleh peneliti sesuai
dengan rumusan penelitian di atas. Untuk lebih jelasnya peneliti akan membahasnya.
Dari hasil penelitian yang diadakan dari mulai siklus I sampai siklus III
perencanaan untuk melaksanakan motode jigsaw agar siswa dapat termotivasi pada
mata pelajaran Al Qur’an Hadits, perencanaan yang dipakai adalah mencari berbagai
referensi yang berkaitan dengan materi fungsi Hadits Terhadap Al Qur’an baik dari
berbagai buku maupun dari internet. Dalam hal ini peneliti dibantu oleh guru mata
pelajaran Al Qur’an Hadits yaitu bapak Mahmud, agar supaya materi yang peneliti
cari sesuai dengan pelajaran yang akan dibahas di dalam kelas, untuk itu peneliti dan
guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits sebanyak mungkin mencari referensi lain selain
Tujuan mencari reverensi yang banyak agar siswa itu tidak hanya
mendapatkan sumber ilmu dari buku pakat dan LKS saja, melainkan mereka
mendapatkan ilmu juga dari banyak hal, baik berupa dari internet, kitab-kitab juga
semua materi fungsi Hadits terhadap Al Qur’an yang telah didapat dari berbagai
sumber yang terdiri dari buku paket, LKS data-data dari internet, kitab-kitab kuning
dan juga dari beberapa buku lannya. Tujuan dari diringkasnya semua bahan ajar
tersebut kepada siswa. Selain itu peneliti juga meminta guru lain untuk menjadi
observer dalam kelas untuk melakukan penilaian kelompok maupun individu yang ada
didala kelas. Akan tetapi sebelum peneliti meminta guru lain untuk menjadi oberver,
sehingga lebih memudahkan peneliti untuk mengecek kondisi siswa yang ada di dalam
kelas.
segala macam soal diskusi yang akan diberikan kepada tiap-tiap kelopok, yaitu soal
yang nantinya kan digunkan peneliti dengan menggunkan metode jigsaw. Selain juga
mempersiapkan soal kelompok untuk siswa, peneliti juga mencari jawaban dari soal
yang diberikan kepada siswa, tujuannya agar peneliti tidak mengalami kesulitan jika
perencanaan yang dilakukan peneliti dan guru mata pelajaran Al Qur’an Hadits dalam
matang dan penuh hati-hati. Sehingga sebelu melaksanakan pembelajaran itu sudah
selama empat (4) kali pertemuan dan III sikus, dalam pelaksanaanya peneliti juga
banyak dibantu oleh guru mata pelajaran dan juga satu guru yain, yang merupakan
pembeajaran ini terdiri dari 3 komponen, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti dan
penutup.
belum siap untuk menerima pelajaran dan ada juga siswa yang masih belum masuk ke
dalam kelas. Setelah siswa sudah lengkap dan juga sudah siap menerima pelajaran
kemudian kegiatan selanjutnya adalah pemberin salam kepada siswa, tujuannya agar
siswa terbiasa dan juga salam adalam adab dalam bersopan santun. Setelah selesai
salam guru memimpin siswa untuk membaca do’a tujuannya agar supaya ilmu yang
akan kita dapa bermnfaat. Setelah itu Guru menjelaskan secara singkat kompetensi
dan pokok-pokok materi yang harus dikuasai oleh siswa. Setelah kegiatan pembuka
Dalam kegiatan inti ini, barulah masuk pada prses belajar mengajar, kegiatan
yang pertama adalah menjelaskan pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan juga
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Kemudian membentuk siswa menjadi
kelompok-kelompok kecil yang tiap kelompoknya terdiri dari 4 kelompok dan tiap
kelompok terdiri dari 6-7 onggota. Setelah kelompok tersusun dengan rapi, barulah
Kemudian setelah waktu yang diberikan kepada siswa untuk bersiskusi dirasa sudah
selesai, barulah guru menunjuk perwakilan dari tiap kelomok 3 orang untuk
disampaikan agar dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi
yang telah didiskusikan dan menanyakan kesulitan siswa dalam menerima pelajaran
yang sudah didiskusikan, akan tetapi pertemuan terahir dalam siklus III, peneliti
memberikan soal latihan untuk siswa yang bertujuan untuk menguji kemempuan siswa
terkait pelajaran yang sudah disampaikan. Setelah siswa selesai mengerjakan soal
dengan baik dan lancar karena sudah ada perencanaan sebelumnya, jadi kegiatan yang
dilakukan di dalam kelas sudah terprogram dengan rapi. Sehingga siswa dapat lebih
untuk mengetahui kemungkinan perubahan motivasi yang terjadi pada diri siswa
setelah diterapkannya metode jigsaw pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits Dapat di
jelaskan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar para siswa dalam mengikuti
motivasi ini, mereka tunjukkan dengan respon positif yang mereka perlihatkan baik
yang ada pada siswa itu termasuk 2 jenis motivasi yaitu motivasi intristik (motivasi
yang timbul dalam diri siswa) dan motivasi ekstrinsik (motivasi yang timbul karna
adanya borongan dari luar) hal ini dapat dilihat dari sikap yang ditunjikkan oleh siswa
Sikap yang telah ditunjukkan oleh siswa diantaranya yaitu siswa membaca
selain dari LKS. Kemudian ada pula siswa yang tertarik melihat temannya belajar
motivasi belajar para siswa, maka peneliti melaksanakan semacam ulangan harian bagi
para siswa atas materi yang telah dibahas dalam beberapa pertemuan sebelumnya.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang dilakukan selama tiga siklus, maka dapat diambil kesimpulan bahwa:
soal kelompok dan soal individu, juga memilih materi yang akan dipergunakan
2. Pelaksanaan metode Jigsaw ini dilakukan dengan III siklus dan 4 pertemuan,
Sehingga pada pertemuan pertama dan ke dua siswa kurang berntusias dalam
mengikuti pelajaran.
tim, dan yang terahir dengan menggunakan tes tulis sebagai hasil ahir yang
akan didapat peneliti. Motivasi yang di tunjukkan oleh siswa adalah termasuk
motivasi yang ada pada siswa itu termasuk 2 jenis motivasi yaitu motivasi
intristik (motivasi yang timbul dalam diri siswa) dan motivasi ekstrinsik
(motivasi yang timbul karna adanya borongan dari luar) hal ini dapat dilihat
dari sikap yang ditunjikkan oleh siswa selama dalam proses penelitin.
B. Saran
secara seksama.
dan alat peraga pembelajaran yang sederhana pun dapat berjalan dengan
lancar
guru mata pelajaran lain agar mereka juga dapat menerapkannya sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dan
Al-Qaththan, Manna, Pengantar studi ilmu qur’an, Jakarta: Pustaka Al-Kausar 2007
Lie, Anita, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2007
Murni, Wahid, Ali, Nur , Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan agama dan Umum
Dari Teori Menuju Praktik Malang: UM Press, 2008.
Muhaimin, dkk. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Mimbar Pustaka, 2005
Silberman, L. Melvin. Active Learning (101 Cara Belajar Siswa Aktif), Bandung:
Nusamedia, 2004
Soehari, Endang, Ilmu Kajian Riwayah dan Dirayah, Jakarta: Mimbar Pustaka, 2005
Thoha, Chabib KK, Metodogi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004
Uhbiyati Nur, Hj. Dra, Ilmu Pendidikan Islam (IPI) Untuk IAIN, STAIN, PTAIS,
Bandung : CV. Pustaka Setia, 1998, cet.2.
http://vbc.vieldbuild.08Lampiran-3bBab-Vii-Sk-Kd-Pai-Dan-Bhs-Arab-Tk-
Mts.Ma.htm.com / 01januari 2010
(http://telaga.cs.ui.ac.id/WebKuliah/MetodologiPenelitian/laporan4/kelompok5/N
opember 2009 .doc.)
http://www.bruderfic.or.id/h-129/peran-guru-dalam-membangkitkan-motivasi-
belajar-
siswa.html/16 oktober 2009
http://n2.nabble.com/Penerapan-Model-Pembelaiaran-Kooperatif -untuk-
Meningkatkan-
Motivasi-dan-Hasil-Belaiar-Siswa-td2746684.html/07 september2009
KEMENTERIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jalan Gajayana No.50, Tlp (0341) 551354 Fax (0341) 572533
Malang 61544
BUKTI KONSULTASI
Nama : Nuri
NIM Firdausiah
Jurusan/ Fakultas :06110098
Dosen Pembimbig : Pendidikan agama Islam/
Judul Skripsi Tarbiyah : Drs. H. Muhammad
Asrori M.Ag
: Penerapan Metode Jigsaw untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Al-Qur’an
Hadits di MAN 1 Situbondo
Kelompok 2 dan 4
Kelompok 5 dan 1
Kelompok 3 dan 4
Kelompok 5 dan 6
Kelompok 2
Kelompok 3
Kelompok 4