Anda di halaman 1dari 71

MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-MUBARAK


PONDOK AREN TANGERANG SELATAN

Oleh :
NUR FAIZAH
106011000140

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1432 H
MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SISWA KELAS VIII SMP AL-MUBARAK
PONDOK AREN TANGERANG SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Program Strata 1

Oleh :
NUR FAIZAH
106011000140

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M/1432 H
MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PADA SISWA SMP AL-MUBARAK
PONDOK AREN TANGERANG SELATAN

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh
NUR FAIZAH
106011000140

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing

Drs. H. Alisuf Sobri


NIP. 150 033 454

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1431 H/2010 M
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul : Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas
VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan diajukan kepada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada, 15 Desember 2010 di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1
(S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 15 Desember 2010

Panitia Ujian Munaqasyah


Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda Tangan

Bahrissalim, M.Ag . .
NIP : 19680307.199803.1.002

Sekretaris (sekretaris Jurusan/Program Studi)

Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag .


NIP: 19670328.20000.3.001

Penguji I

Drs. Abdul Haris, M.Ag . .


NIP: 196609011995031001

Penguji II

Yudhi Munadhi, M.Ag . .


NIP: 197012031998031003

Mengetahui,
Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, MA.


NIP: 19571005.198703.1.003
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Nur Faizah
NIM : 106011000140
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang saya ajukan untuk memenuhi salah
satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa skripsi saya bukan asli karya saya atau
merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
berdasarkan undang-undang yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Desember 2010


Penulis

Nur Faizah
NIM:106011000140
ABSTRAK

Nur Faizah, 2010. Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas VIII
SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah diajarkan guna


menumbuhkan pemahaman serta penghayatan siswa terhadap agama Islam, selain
itu juga siswa diharapkan mampu mengamalkan ajaran-ajaran yang ada dalam
agama Islam yang ia dapatkan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
sekolah, yang kemudian ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa, zakat, sadaqah dan
ibadah lainnya.
Dari pengamatan sementara penulis melihat kurangnya minat siswa
terhadap pelajaran agama. Untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana kondisi
minat belajar PAI pada siswa SMP Al-Mubarak khususnya kelas VIII.
Dalam penelitian ini populasinya sebanyak 35 siswa. Karena terbatasnya populasi,
maka penulis menggunakan teknik sensus yakni dengan mengambil seluruh
populasi yang ada untuk menjadi responden guna pengisian angket.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu
menggambarkan dan menginterpretasikan sesuai data yang diperoleh.
Sedangkan untuk pengumpulan datanya dengan menyebarkan angket/kuisioner
kepada responden. Kemudian dari hasil angket dilakukan pengolah data sebagai
berikut:
1. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang
diserahkan kepada responden.
2. Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir
pernyataan yang terdapat dalam angket.
3. Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh data
tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui
perhitungannya
Setelah itu dilakukan teknik analisis data yaitu dengan menggunakan rumus:
P= F x 100%
N
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa hampir seluruhnya
(71,43 %) siswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran PAI, sedikit
(28,57 %) siswa memiliki minat yang sedang terhadap pelajaran PAI dan tidak
ada sama sekali (0 %) siswa yang sama sekali tidak berminat terhadap pelajaran
PAI. Dengan demikian itu berarti siswa SMP Al-Mubarak kelas VIII memiliki
minat yang tinggi terhadap mata pelajaran PAI.
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul Minat Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa Kelas
VIII SMP Al-Mubarak Pondok Aren-Tangerang Selatan. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW., beserta keluarga,
shahabat dan para pengikutnya.
Penulis dalam menyelesaikan skripsi mendapat banyak bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Tak pantas kiranya bila
penulis tidak mengucapkan terima kasih serta memberikan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan sekaligus selaku Dosen Penasehat Akademik.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Bahrissalim, M.Ag dan
Sekjur PAI Bapak Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag.
3. Bapak Drs. H. M. Alisuf Sabri, selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, saran dan kritik kepada penulis dalam
proses penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah mengajarkan ilmu dan pengetahuannya
selama saya menuntut ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Kepala Perpustakaan dan segenap pegawai yang telah melayani
peminjaman buku dan lain-lain.
6. Bapak H. Nahrawi S.Pd.I selaku Kepala SMP Al-Mubarak dan Ibu
Popon Rupaidah, S.Ag selaku guru PAI SMP Al-Mubarak, guru-guru
dan staf sekolah serta siswa/i kelas VIII SMP AL-Mubarak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kedua orang tuaku tersayang Bapak H. Abdillah Hidayat dan Mama
Sholihah, Kakak-kakakku tersayang Fauzi, Fachruddin, Fathiyah,
Fadhli, Farida, Fithriyah, Fauzan, yang telah memberikan dorongan
moril maupun materiil kepada penulis.
8. Abdurrahman, SHI yang tak pernah lelah mendengar keluh kesah
penulis dan selalu memberikan motivasi serta bantuan kepada penulis.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan di Jurusan PAI kelas D angkatan 2006
Nana, Idoh, Wiwi, Azizah, Neni, Koyah.
10. Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Hanya tengadahan tangan serta iringan doa, semoga bantuan dan
dukungan yang telah diberikan mendapat balasan pahala yang berlipat dari Allah
SWT. Dan semoga selalu diberikan barokah ilmu, umur, serta rizqi oleh Allah
SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa segala sesuatu pasti tidak sempurna
demikian pula dengan skripsi ini. Saran dan kritik sangat penulis harapkan demi
perbaikan skripsi ini.

Jakarta, Desember 2010


Penulis

Nur Faizah
NIM. 106011000140
DAFTAR ISI

Surat Pernyataan Penulis.i


Lembar Persetujuan.........ii
Lembar Pengesahan.iii
Abstrak.iv
Kata Pengantar.v
Daftar Isi..vii
Daftar Tabel.ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...1
B. Identifikasi Masalah..3
C. Pembatasan Masalah.4
D. Perumusan Masalah..4
E. Tujuan Penelitian..4
F. Kegunaan Penelitian.4
G. Tinjauan Pustaka..5

BAB II KAJIAN TEORI


A. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam...6
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam.7
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam...8
4. Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar PAI..9

B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar.11
2. Fungsi Minat Dalam Belajar...15
3. Faktor Yang Mempengaruhi Minat 16
4. Indikator Minat18

vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian...23
B. Metode Penelitian23
C. Populasi dan Sampling.23
D. Teknik Pengumpulan Data...24
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data.....26

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Gambaran Umum SMP Al-Mubarak...30
B. Deskripsi Data..37
C. Analisa dan Interpretasi Data...37

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..46
B. Saran46

DAFTAR PUSTAKA...48

LAMPIRAN

viii
DAFTAR TABEL

1. Kisi-Kisi Instrument Penelitian Tentang Minat Belajar PAI Siswa26


2. Kategori Penilaian...28
3. Data Guru dan Karyawan SMP Al-Mubarak Tahun ajaran 2010-2011..........31
4. Rombel dan Siswa...33
5. Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SMP Al-Mubarak...............................34
6. Data Sarana Pendukung SMP Al-Mubarak.....................................................34
7. Struktur Kurikulum KTSP SMP Al-Mubarak.................................................35
8. Meskipun nilai pelajaran agama saya kurang, saya akan terus
belajar pendidikan agama Islam......37
9. Siswa selalu ingin menguasai materi agama yang diberikan oleh guru..38
10. Siswa merasa senang terhadap pelajaran pendidikan agama Islam....38
11. Dalam belajar pendidikan agama Islam, siswa harus memiliki
buku pegangan39
12. Pelajaran pendidikan agama Islam itu pelajaran yang mudah,
sehingga membuat siswa dapat memahaminya..39
13. Siswa dapat menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan
oleh guru agama..40
14. Siswa selalu mengulangi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru
di rumah..40
15. Untuk lebih memahami pelajaran agama, siswa selalu membaca
buku-buku agama setiap hari..41
16. Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.....41
17. Siswa selalu bertanya pada guru agama, apabila siswa belum paham
pelajarannya42
18. Frekuensi Nilai Rata-Rata (Minat Belajar PAI)..43

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.1
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
tahun 2003, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting yang
mempunyai tujuan sebagaimana dijelaskan pula dalam Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 3, bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

1
Tim Penyusun Kamus dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. IV, h. 232
2

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2 Tujuan


ini sangat sesuai dengan fitrah manusia, salah satunya adalah fitrah
beragama. Dengan demikian pendidikan sangat penting bagi manusia,
terutama pendidikan agama.
Pendidikan Agama di Indonesia mempunyai posisi yang strategis,
mengingat bangsa Indonesia bangsa yang beragama dan di Indonesia agama
dijadikan sebagai modal dasar pembangunan dan diharapkan berperan
sebagai penggerak dan pengendali, pembimbing dan pendorong hidup
warganya ke arah suatu penghidupan yang lebih baik dan sempurna.3
Pendidikan Agama Islam di sekolah diajarkan guna menumbuhkan
pemahaman serta penghayatan siswa terhadap agama Islam, selain itu juga
siswa diharapkan mampu mengamalkan ajaran-ajaran yang ada dalam
agama Islam yang ia dapatkan dari pembelajaran Pendidikan Agama Islam
di sekolah, yang kemudian ia terapkan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya kemampuan siswa dalam melaksanakan wudhu, shalat, puasa,
zakat, sadaqah dan ibadah lainnya.
Dalam mencapai suatu keberhasilan dari proses pendidikan tentu
sangat dipengaruhi oleh kesiapan pendidik dan peserta didik itu sendiri.
Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dapat dilihat dari minat belajar
siswa itu sendiri.
Dengan adanya minat pada diri peserta didik dalam mempelajari
suatu pelajaran akan membantu siswa tersebut untuk mencapai keberhasilan
belajarnya. Keberhasilan yang dicapai bukan hanya berupa nilai atau prestasi
saja tetapi juga adanya perubahan tingkah laku pada peserta didik tersebut.
Apabila siswa berminat pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam maka ia akan tekun dan merasa senang mempelajarinya yang pada
akhirnya prestasi yang dicapainya akan memuaskan, tidak hanya itu tetapi
juga pengamalan dari isi Pendidikan Agama Islam yakni dalam bentuk
perilaku atau akhlak yang baik yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
2
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20, Th. 2003, Sistem Pendidikan Nasional,
(Semarang: Aneka Ilmu, 2003), Cet. I, h. 4
3
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 74
3

Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003,


pasal 37 ayat 1 poin (a) yang berbunyi: Kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat pendidikan Agama. Sehingga sebagai lembaga
sekolah di tingkat menengah, SMP Al-Mubarak berkewajiban untuk
mencantumkan atau memasukkan kurikulum pendidikan agama dalam hal
ini khususnya pendidikan agama Islam.
Namun demikian, sebagaimana umumnya di sekolah-sekolah lain,
terkadang ada beberapa siswa yang kurang begitu berminat terhadap mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga mau tidak mau keadaan ini
menjadikan tujuan diajarkannya PAI di sekolah-sekolah kurang dapat
mencapai hasil yang maksimal.
Untuk itu penulis ingin membahas tentang minat siswa terhadap
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP AL-Mubarak, di mana siswa
SMP Al-Mubarak diharapkan dapat mencapai tujuan PAI yang pada
akhirnya dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam hal ini penulis
merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul:
MINAT BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA
KELAS VIII SMP Al-MUBARAK PONDOK AREN TANGERANG
SELATAN.

B. Identifikasi Masalah
1. Apakah siswa SMP Al-Mubarak berminat terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam?
2. Apakah siswa memiliki minat yang tinggi terhadap Pendidikan Agama
Islam?
3. Bagaimana teknik guru agama dalam mengajar Pendidikan Agama
Islam?
4

C. Pembatasan Masalah
Supaya pembahasan terfokus dan tidak meluas, maka masalah yang
akan diteliti dibatasi pada:
1. PAI yang dimaksud adalah pendidikan bidang studi/mata pelajaran
agama yang ada di SMP Al-Mubarak.
2. Faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar siswa terhadap mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,
maka perumusan masalahnya adalah: Bagaimana kondisi minat belajar siswa
SMP Al-Mubarak terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu: secara umum
dan khusus. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana minat siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Al-Mubarak. Kemudian secara khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Dapat mengetahui bagaimana proses pembelajaran di SMP Al-Mubarak
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2. Dapat mengetahui sejauh mana minat belajar siswa SMP Al-Mubarak
terhadap Pendidikan Agama Islam.
3. Dapat mengetahui kendala apa saja yang dihadapi oleh siswa yang kurang
berminat terhadap Pendidikan Agama Islam.

F. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar S. Pd.I pada Program Strata 1
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Agama
Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5

2. Sebagai masukan bagi guru-guru di SMP Al-Mubarak terutama guru


pendidikan agama Islam agar dapat menarik minat peserta didik dalam
belajar pendidikan agama Islam.
3. Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dalam bidang ilmu
pendidikan agama Islam.
4. Untuk menambah perbendaharaan bacaan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.

G. Tinjauan Pustaka
Penelitian tentang minat memang sudah banyak dilakukan, namun
demikian yang membedakan penelitian terdahulu dengan penelitian yang
peneliti lakukan adalah bahwa pada penelitian sebelumnya pembahasan lebih
kepada faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi timbulnya minat
siswa, sementara penulis mencoba membahas hanya faktor dari luar yang
mempengaruhi timbulnya minat siswa terhadap pelajaran pendidikan agama
Islam.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam di SMP


1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut penjelasan pasal 37, Bab X, ayat 1 Undang-Undang
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003, Pendidikan Agama dimaksudkan untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
Berdasarkan pengertian umum Pendidikan Agama, Dirjen
Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI,
merumuskan pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu usaha sadar
untuk menyiapkan peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati
dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan, bimbingan pengajaran
dan atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati
agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional. 1
Menurut Zakiah Daradjat pendidikan agama Islam adalah suatu
usaha untuk membina dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat
memahami ajaran Islam secara menyeluruh, menghayati, mengamalkan
serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

1
M. Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet. I, h. 74
7

Tayar Yusuf mengartikan pendidikan agama Islam sebagai usaha


sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan,
kecakapan dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak menjadi
manusia yang bertakwa kepada Allah SWT. Sedangkan menurut Ahmad
Tafsir pendidikan agama Islam adalah bimbingan yang diberikan
seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai
dengan ajaran Islam.2
Dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam SMP dan MTs, pendidikan agama Islam adalah
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa, dan
berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber
utamanya kitab suci Al-Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman. 3

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Tujuan pendidikan agama Islam atau tujuan-tujuan pendidikan
lainnya di dalamnya mengandung nilai-nilai tertentu sesuai dengan
pandangan dasar masing-masing yang harus direalisasikan melalui proses
yang terarah dan konsisten.
Peningkatan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagaimana
dimaksudkan oleh GBHN, hanya dibina melalui pengajaran agama yang
intensif dan efektif, yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara, yang
sekaligus juga menjadi tujuan pengajaran agama, yaitu: membina manusia
beragama, berarti manusia yang mampu melaksanakan ajaran-ajaran
agama Islam dengan baik dan sempurna, sehingga tercermin pada sikap

2
Abd. Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), Cet. I, h. 130
3
Dep. Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam SMP & MTs, (Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003), h.
7
8

dan tindakan dalam seluruh kehidupannya, dalam rangka mencapai


kebahagiaan dan kejayaan hidup dunia dan akhirat.4
Pendidikan agama Islam di SMP bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam
hal keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT. serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.5

3. Ruang Lingkup Materi Pendidikan Agama Islam


Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di SMP meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT.
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia, dan
c. Hubungan manusia dengan alam (selain manusia) dan lingkungan.
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Sekolah Menengah Pertama terfokus pada aspek:
a. Keimanan
b. Al-Quran/ Hadits
c. Akhlak
d. Fiqh/ Ibadah
e. Tarikh6

4
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), Cet. IV, h. 172
5
Dep. Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004, h. 8
6
Dep. Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 , h. 9
9

4. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar PAI


Ada berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar
siswa di sekolah yang secara garis besarnya dapat dibagi dalam dua bagian
yaitu faktor internal dan faktor eksternal siswa.
Faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa (eksternal) terdiri
dari faktor lingkungan dan faktor instrumental; sedangkan faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri siswa (internal) adalah berupa faktor fisiologis
dan faktor psikologis pada diri siswa.

a. Faktor-faktor Lingkungan
Faktor lingkungan siswa ini dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu: faktor lingkungan alam/non sosial dan dan faktor lingkungan
sosial.
Yang termasuk faktor lingkungan non sosial/alami ini ialah seperti:
keadaan suhu, kelembaban udara, waktu (pagi, siang, malam), tempat
letak gedung sekolah, dan sebagainya.
Faktor lingkungan sosial baik berwujud manusia dan
representasinya termasuk budayanya akan mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa. 7
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi,
dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang
simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya
dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat
menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar
ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri.8 Suasana keluarga yang

7
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: CV.
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. II, h. 59
8
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet. XII, h. 137
10

tenang dan adanya dorongan dari keluarga dapat memberi kenyamanan


pada diri siswa untuk semangat belajar.

b. Faktor-faktor Instrumental
Faktor instrumental ini terdiri dari gedung/sarana fisik kelas,
sarana/alat pengajaran, media pengajaran, dan kurikulum/materi
pelajaran serta strategi belajar mengajar yang digunakan akan
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.9
Keberadaan sarana atau alat pengajaran yang cukup memadai serta
strategi guru yang sangat menarik dalam mengajar maka akan
memberikan pengaruh terhadap proses maupun hasil belajar siswa
tersebut, siswa akan cenderung merasa tertarik untuk mengikuti
pelajaran tersebut.

c. Faktor-Faktor Kondisi Internal Siswa


Faktor kondisi siswa ini sebagaimana telah diuraikan di atas ada
dua macam yaitu kondisi fisiologis siswa dan kondisi psikologis siswa.
Faktor kondisi fisiologis siswa terdiri dari kondisi kesehatan dan
kebugaran fisik dan kondisi panca inderanya terutama penglihatan dan
pendengarannya.
Adapun faktor psikologis yang akan mempengaruhi keberhasilan
belajar siswa adalah faktor: minat, bakat, intelegensi, motivasi dan
kemampuan-kemampuan kognitif seperti kemampuan persepsi, ingatan,
berfikir, dan kemampuan dasar pengetahuan (dasar appersepsi) yang
dimiliki siswa.10
Faktor-faktor tersebut selain merupakan faktor keberhasilan belajar
secara umum, tetapi juga bisa dijadikan sebagai faktor keberhasilan
belajar Pendidikan Agama Islam secara khusus di sekolah-sekolah.

9
Sabri, Psikologi Pendidikan, h. 59
10
Sabri, Psikologi Pendidikan, h. 60
11

Dari semua faktor tersebut, faktor internal siswa khususnya minat


merupakan subjek belajar yang akan banyak mempengaruhi keberhasilan
belajar. Hal ini sebagaimana yang dikutip oleh Kurt Singer dalam
bukunya yang berjudul Membina Hasrat Belajar, bahwa minat
merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan
suatu proses belajar. Jika seorang murid memiliki rasa ingin belajar, ia
akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. 11

B. Minat Belajar
1. Pengertian Minat Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat berarti
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, atau keinginan. 12
Minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi
keberhasilan suatu proses belajar. Jika seorang murid memiliki rasa ingin
belajar, ia akan cepat dapat mengerti dan mengingatnya. Belajar akan
merupakan suatu siksaan dan tidak akan memberi manfaat jika tidak
disertai sifat terbuka bagi bahan-bahan pelajaran. Guru yang berhasil
membina kesediaan belajar murid-muridnya berarti telah melakukan hal
yang terpenting yang dapat dilakukan demi kepentingan belajar murid-
muridnya. Sebab, minat bukanlah sesuatu yang ada begitu saja, melainkan
sesuatu yang dapat dipelajari.13
Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu obyek, seseorang,
suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkutpaut dengan dirinya. 14
Menurut istilah psikologi, minat berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.15

11
Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, (Bandung: Remadja Karya CV.,
1987), h. 78
12
Tim Penyusun Kamus dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. IV, h. 656
13
Kurt Singer, Membina Hasrat , h. 78
14
Carl Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh M.
Buchori, (Jakarta: Aksara Baru, 1978), h. 124
15
Syah, Psikologi Pendidikan, h. 136
12

Hilgard (dalam Slameto, (1991)) menyatakan bahwa minat adalah


kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan termasuk belajar yang diminati siswa, akan
16
diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang.
Menurut M. Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan bhawa
yang dimaksud dengan minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. 17

Menurut Crow and Crow, dalam bukunya Educational Psychology,


sebagaimana yang dikutip oleh Abdul Rachman Abror,
mengatakan bahwa minat atau interest bisa berhubungan dengan
daya gerak yang mendorong kita cenderung atau merasa tertarik
pada orang, benda, atau kegiatan atau pun bisa berupa pengalaman
yang afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri. Dengan kata
lain minat dapat menjadi penyebab kegiatan dan penyebab
partisipasi dalam kegiatan. Minat mengandung unsur kognisi
(mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehandak). Unsur
kognisi, yaitu minat itu didahului pengetahuan dan informasi
mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut. Unsur emosi,
yaitu perasaan tertentu (biasanya perasaan senang). Sedangkan
unsur konasi merupakan kelanjutan dari kedua unsur tersebut yaitu
yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk
melakukan suatu kegiatan, termasuk kegiatan yang dilakukan di
sekolah.18

Cony Semiawan mengatakan bahwa minat (interest), adalah


keadaan mental yang menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi
atau obyek tertentu yang menyenangkan dan memberikan kepuasan
kepadanya. Demikian juga minat dapat menimbulkan sikap yang
merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada stimulasi sesuai dengan
keadaan tersebut.19

16
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2006), h. 130
17
Sabri, Psikologi Pendidikan , h. 84
18
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya,
1993), Cet. IV, h. 112
19
www.edukasi.kompasiana.com, 23 November 2010
13

Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan


untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan
bahwa seseorang tidak akan mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di
dalam diri orang tersebut tidak terdapat minat atau keinginan jiwa untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.
Menurut Bimo Walgito, minat adalah suatu keadaan dimana
seseorang mempunyai perhatian sesuatu dan disertai dengan keinginan
untuk mengetahui dan mempelajari maupun membuktikan lebih lanjut.20
Dengan melihat beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh
beberapa ahli di atas terlihat saling melengkapi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan untuk selalu
memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap sesuatu
(orang, benda, atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan untuk
mengetahui dan mempelajari serta membuktikannya lebih lanjut.
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri
orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupun
mengarah kepada yang kurang baik, direncanakan atau tidak.21
Belajar, seringkali didefinisikan sebagai perubahan yang secara
relatif berlangsung lama pada masa berikutnya yang diperoleh kemudian
dari pengalaman-pengalaman. 22
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berubah tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman. 23

20
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), Cet. V, h. 257
21
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2007), Cet. IV, h. 155
22
Fadhilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN
Jakarta Press, 2005), Cet. I, h. 60
23
Tim Penyusun Kamus dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar , h. 14
14

Menurut Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relative


menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan
atau pengalaman.24
Menurut Chaplin, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Sedangkan
menurut Wittig, belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang
terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme
sebagai hasil pengalaman.25
Menurut Witherington (1952: h.165) belajar merupakan
perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola
respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan,
pengetahuan dan kecakapan.26
Slameto (1991:2) dan Ali (1987:14) menyatakan bahwa belajar
merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.27
Reber dalam kamus susunannya, dictionary of Psychologgy
membatasi belajar dengan dua macam definisi. Pertama, belajar adalah
proses pengetahuan. Kedua, belajar adalah suatu perubahan kemampuan
bereaksi yang relative langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat.28
Pendapat ahli pendidikan modern merumuskan pengertian belajar
sebagai suatu pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman
dan latihan.29
Berdasarkan beberapa definisi tentang belajar di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

24
M. Nagalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), Cet. XXII, h. 84
25
Syah, Psikologi Pendidikan , h. 90
26
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, h. 155
27
Tohirin, Psikologi Pembelajaran , h. 8
28
Syah, Psikologi Pendidikan , h. 91
29
Fadhilah Suralaga, dkk., Psikologi Pendidikan , h.62
15

1. Dalam belajar ada perubahan tingkah laku, baik yang dapat diamati
maupun yang tidak dapat diamati secara langsung.
2. Perubahan tingkah laku terjadi melalui pengalaman atau latihan.
3. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang relatif menetap yang
terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dalam
interaksinya dengan lingkungannya.
4. Perubahan tingkah laku akibat belajar itu dapat berupa memperoleh
perilaku yang baru atau memperbaiki/meningkatkan perilaku yang
sudah ada.
5. Perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh belajar dapat berupa
perilaku yang baik (positif) atau perilaku yang buruk (negatif).

Jadi, yang dimaksud dengan minat belajar adalah kecenderungan


untuk selalu memperhatikan dan mengingat secara terus menerus terhadap
sesuatu (orang, benda, atau kegiatan) yang disertai dengan keinginan untuk
mengetahui dan mempelajarinya serta membuktikannya dalam perubahan
tingkah laku atau sikap yang sifatnya relatif menetap.
Yang menjadikan siswa berminat belajar terhadap suatu pelajaran
adalah siswa akan selalu memperhatikan dan mengingat secara terus-
menerus karena ia senang atau suka dengan pelajaran tersebut.

2. Fungsi Minat dalam Belajar


Banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas belajar
siswa, salah satunya adalah minat. Minat dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian belajar siswa dalam bidang studi tertentu.30
Minat juga merupakan suatu hal yang penting dalam pendidikan,
sebab hal itu merupakan sumber dari usaha peserta didik. 31

30
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 151
31
Wayan Nurkanca dan Sunarta, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,
1986), Cet. IV, h. 230
16

Minat berperan sebagai motivating force yaitu sebagai kekuatan


yang mendorong siswa untuk belajar. Siswa yang berminat (sikapnya
senang) kepada pelajaran akan tampak terdorong terus untuk tekun
belajar.32
Pada setiap manusia, minat memegang peranan penting dalam
kehidupannya dan mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap,
minat menjadi sumber motivasi yang kuat untuk belajar, anak yang
berminat terhadap sesuatu kegiatan baik itu bekerja maupun belajar, akan
berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Siswa akan merasa senang dalam mengikuti mata pelajaran yang
mereka senangi sehingga siswa merasa terdorong dan terus berusaha untuk
mencapai hasil yang memuaskan sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Dengan adanya minat pada diri peserta didik, maka proses
pembelajaran akan berjalan lancar dan tujuan pendidikan dapat tercapai
sesuai dengan yang diharapkan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa atau tidak
diminati siswa, maka siswa yang bersangkutan tidak akan belajar sebaik-
baiknya, karena tidak adanya daya tarik baginya. Sebaliknya bahan
pelajaran yang diminati siswa, akan lebih mudah dipahami dan disimpan
dalam memori kognitif siswa karena minat dapat menambah kegiatan
belajar.33

3. Faktor yang Mempengaruhi Minat


Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.34 Minat itu tidak
muncul dengan sendirinya melainkan adanya faktor yang menyebabkan
timbulnya minat dalam diri peserta didik tersebut. Adapun faktor yang
mempengaruhi minat di antaranya:
32
Sabri, Psikologi Pendidikan , h. 85
33
Tohirin, Psikologi Pembelajaran , h. 131
34
Syah, Psikologi Pendidikan , h. 136
17

1) Orang tua. Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh
karenanya orang tua sangat besar pengaruhnya dalam menentukan
minat dalam diri siswa terhadap pelajaran sebagaimana yang dikutip
oleh Abd. Rahman Abror bahwa tidak semua siswa memulai bidang
studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang mengembangkan
minatnya terhadap bidang pelajaran tersebut karena pengaruh dari
gurunya, teman sekelasnya, atau orang tuanya. 35

2) Guru. Sikap guru yang diperlihatkankepada siswa memiliki peranan


penting dalam membangkitkan minat siswa. Apabila siswa tidak
berminat terhadap gurunya maka siswa tidak akan mau belajar. Oleh
karena itu apabila siswa tidak berminat terhadap gurunya maka
sebaiknya dibangkitkan sikap positif (sikap menerima) kepada gurunya
agar siswa mau belajar memperhatikan pelajaran.36

3) Materi Pelajaran. Bahan pelajaran akan menarik bagi siswa jika terlihat
adanya hubungan antara pelajaran dengan kehidupan nyata. Hai ini
dapat berhasil membangkitkan minat siswa jika bahan pelajaran
dikaitkan langsung dengan tematik kehidupan siswa pada saat itu.
Pelajaran akan lebih menarik jika siswa diberi kesempatan untuk dapat
giat sendiri. Kesempatan mengambil sendiri, giat secara mandiri, sudah
akan memungkinkan siswa dapat meresapkan bahan-bahan pelajaran.37

4) Media/alat pelajaran. Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara


belajar siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru waktu
mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang
diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan

35
Abror, Psikologi Pendidikan, , h. 113
36
Sabri, Psikologi Pendidikan , h. 84
37
Kurt Singer, Membina Hasrat , h. 92
18

memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada


siswa.38
Media atau alat pelajaran yang menarik yang digunakan oleh guru
dalam proses pembelajaran juga dapat mempengaruhi timbulnya minat
siswa untuk mau belajar. Seorang guru yang menggunakan media
dapat menarik minat siswa untuk tetap dapat memperhatikan
penjelasan guru. Karena pada umumnya ada siswa yang cenderung
lebih giat belajarnya karena adanya penggunaan media oleh gurunya
terlebih jika siswa diikutsertakan dalam penggunaan media tersebut.

4. Indikator Minat
Ada beberapa indikator minat yang dapat dikenali atau dilihat
melalui proses belajar di kelas, di antaranya:
1. Keinginan
Keinginan itu datangnya dari nafsu/dorongan. Apabila yang dituju itu
sesuatu yang nyata/konkrit, maka nafsu itu disebut keinginan. Dari
nafsu aktif timbul keinginan untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. 39
Dengan demikian pengertian keinginan ialah dorongan nafsu, yang
tertuju kepada sesuatu benda tertentu, atau yang kongkrit. Keinginan
yang dipraktikkan bisa menjadi kebiasaan. 40
Siswa yang berminat terhadap pelajaran pendidikan agama Islam,
maka ia akan memilki rasa keinginan yang tinggi untuk terus belajar
pendidikan agama Islam dan berusaha lebih giat untuk dapat
menguasai dan memahami materi pelajaran pendidikan agama Islam.

38
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), Cet. V, h. 67
39
M. Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 1993), Cet. I, h. 122
40
Agus Suyanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. XII, h. 86
19

2. Perasaan Senang
Perasaan termasuk gejala jiwa yang dimiliki oleh setiap orang, hanya
corak dan tingkah lakunya saja yang berbeda. Perasaan lebih erat
hubungannya dengan pribadi seseorang, oleh sebab itu perasaan antara
satu orang dengan orang lain terhadap hal yang sama pastilah berbeda-
beda.41
Perasaan merupakan faktor psikis non intelektual, yang khusus
berpengaruh terhadap semangat belajar. Jika seorang siswa
mengadakan penilaian yang agak spontan melalui perasaannya tentang
pengalaman belajar di sekolah, dan penilaian itu menghasilkan
penilaian yang positif maka akan timbul perasaan senang di hatinya,
akan tetapi jika penilaiannya negatif maka timbul perasaan tidak
senang.
Perasaan biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang
bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala
mengenal, dan dialami dalam kualitas senang atau tidak senang
dalam berbagai taraf. Perasaan itu bersifat subjektif, banyak
dipengaruhi oleh keadaan diri seseorang. Apa yang enak, indah,
menyenangkan bagi seseorang tertentu, belum tentu juga enak,
indah menyenangkan bagi orang lain. Perasaan umumnya
bersangkutan dengan fungsi mengenal, artinya perasaan dapat
timbul karena mengamati, menanggap, mengkhayalkan,
mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu.42

Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran maka ia akan


memiliki perasaan senang terhadap pelajaran maupun guru mata
pelajaran tersebut. Siswa yang berminat pada pelajaran Pendidikan
Agama Islam, ia akan senang mempelajarinya dan mengikuti pelajaran
tersebut dengan penuh antusias tanpa ada beban ataupun paksaan
dalam dirinya.

41
Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Jakarta: Teraju, 2004), Cet. I, h.
149
42
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008),
h. 66
20

3. Pengetahuan
Pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu obyek pasti
harus ada lebih dahulu dari pada minat terhadap terhadap orang atau
obyek tadi. 43 Pengetahuan yang dimaksud di sini yaitu yang berkaitan
dengan seberapa besar tingkat pengetahuan siswa terhadap mata
pelajaran tertentu. Semakin besar pengetahuan yang dimiliki siswa
maka semakin besar pula minatnya untuk mempelajarinya.

Untuk mengetahui minat siswa pada suatu pelajaran tertentu maka


dapat dilihat dari pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang berminat
terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka pengetahuan
tentang pelajaran tersebut akan lebih luas dibanding siswa yang kurang
atau tidak berminat terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam,
karena siswa tersebut mengetahui manfaat yang ia dapat dari belajar
pendidikan agama Islam itu sendiri serta ia dapat lebih memahami
materi-materi yang disampaikan oleh gurunya.

4. Kebiasaan
Kebiasaan, adalah cara bertindak atau berbuat yang seragam. Pada
umumnya kebiasaan berlangsung dengan cara yang agak otomatis dan
hanya membutuhkan kesadaran yang kecil saja atau tidak
membutuhkannya sama sekali tentang aktivitet yang sedang terjadi. 44
Setiap siswa yang mengalami proses belajar, kebiasaan-kebiasaannya
akan tampak berubah. Menurut Burghardt, kebiasaan itu timbul karena
proses penyusunan kecenderungan respons dengan menggunakan
stimulasi yang berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga
meliputi pengurangan perilaku yang tidak diperlakukan. Karena proses

43
Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh M.
Buchori, h. 124
44
Witherington, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh M.
Buchori, h. 129
21

pengulangan inilah, muncul suatu pola bertingkah laku baru yang


relative menetap dan otomatis.45

Siswa yang mempunyai kebiasaan belajar pendidikan agama Islam


maka siswa tersebut akan selalu mengulangi pelajaran agamanya di
rumah seperti membaca buku-buku agama yang ada kaitannya dengan
materi agama dan juga kebiasaan mengerjakan tugas pelajaran agama
(PR) di rumah.

5. Perhatian
Perhatian, adalah suatu aktivitas jiwa yang bertugas selektif terhadap
rangsangan-rangsangan yang sampai kepada kita. 46
Ada bermacam-macam perhatian, di antaranya:
a) Atas dasar cara kerjanya:
(1) perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak sengaja atau tidak
sekehendak subyek.
(2) Perhatian refleksif, yaitu perhatian yang disengaja atau
sekehendak subyek. 47
b) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang
menyertai suatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan
meliputi:
(1) perhatian intensif
(2) perhatian tidak intensif
Makin banyak kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau
pengalaman batin berarti makin intensiflah perhatiannya. 48
c) Menurut luasnya, perhatian dibedakan menjadi dua, yaitu:
(1) perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju kepada lingkup
obyek yang sangat terbatas.

45
Tohirin, Psikologi Pembelajaran , h. 94
46
Sabri, Pengantar Psikologi , h. 43
47
Wasty Sumanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1990), Cet. III, h. 32
48
Suryabrata, Psikologi Pendidikan, h. 14
22

(2) Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju
kepada lingkup obyek yang luas atau tertuju kepada bermacam-
macam obyek.
Ditinjau dari segi kepentingan belajar, pemilihan jenis perhatian
yang efektif untuk memperoleh pengalaman belajar adalah hal
yang penting bagi subyek yang belajar.49

Agar perhatian kita mencapai hasil, ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu:
b. Segala rangsang-rangsang yang tidak ada hubungannya dengan
objek yang kita perhatikan harus kita kesampingkan.
c. Objek yang kita perhatikan itu ada hubungannya/dihubungkan
dengan sesuatu yang pernah kita kenali, maka perhatian itu akan
berlangsung lebih baik.
d. Harus ada penyesuaian diri dengan objek yang kita perhatikan. 50

Perhatian merupakan suatu aktivitas jiwa yang bertugas selektif


terhadap rangsangan-rangsangan yang sampai pada peserta didik.
Perhatian sangatlah penting dalam proses pembelajaran dan sangat
berpengaruh terhadap minat siswa dalam belajar. Siswa yang
mempunyai perhatian dalam belajar, jiwa dan pikirannya akan terfokus
dengan apa yang dipelajarinya. Guru dapat memperhatikan siswa-
siswa mana yang paling memperhatikan selama pelajaran berlangsung,
sehingga dapat diketahui tingkat minat siswa terhadap pelajaran
tersebut. Siswa yang berminat pada pelajaran pendidikan agama Islam
maka ia akan memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa
lainnya.

49
Sumanto, Psikologi Pendidikan, h. 33
50
Sabri, Pengantar Psikologi , h. 44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dilaksanakan di SMP Al-Mubarak. Penulis tertarik
untuk melakukan penelitian di sekolah ini karena SMP Al-Mubarak
merupakan salah satu sekolah yang cukup ternama khususnya di daerah
Pondok Aren. Adapun waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober
2010.

B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini
adalah deskriptif kuantitatif, yaitu menggambarkan dan menginterpretasikan
sesuai data yang diperoleh, kemudian juga menggunakan distribusi frekuensi
guna penghitungan hasil angket yang disebarkan kepada responden.

C. Populasi dan Sampling


Yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subjek
1
penelitian.

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2006), Cet. XIII, h. 130
24

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi sasaran adalah siswa siswi
SMP Al-Mubarak. Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII di
SMP Al-Mubarak. Peneliti hanya mengambil kelas VIII saja karena peneliti
ingin memfokuskan pengamatan terhadap proses pembelajaran di kelas VIII
selain itu juga menurut informasi guru PAI bahwa nilai siswa kelas VIII pada
pelajaran PAI lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas VII dan kelas IX.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.2
Populasi siswa siswi SMP Al-Mubarak kelas VIII bejumlah 35 orang,
karena terbatasnya populasi, maka penulis menggunakan cara sensus. Cara
sensus yaitu cara mengumpulkan data dari populasi dengan mengambil
seluruh anggota populasi itu untuk diambil datanya. 3 Sehingga penulis
mengambil sampel sebanyak populasi yang ada yakni berjumlah 35 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini,
penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan (library research), yaitu penulis membaca buku-
buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian lapangan (field research), yaitu penulis mengadakan penelitian
langsung ke objek sasaran penelitian. Adapun untuk memperoleh data-data
lapangan, penulis menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan
mengamati secara langsung kegiatan belajar mengajar di SMP AL-
Mubarak.
Observasi dilakukan oleh peneliti secara langsung yaitu dengan
mengamati keadaan SMP Al-Mubarak dan kegiatan belajar mengajar
PAI di SMP Al-Mubarak khususnya yang berkaitan dengan minat
siswa terhadap pelajaran PAI.

2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian , h. 131
3
Nuraida, Diktat Metodologi Penelitian, (Ciputat: Aulia Publishing House, 2008), h. 84
25

b. Interview
Interview yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan
wawancara secara langsung dengan responden untuk memperoleh
informasi mengenai minat belajar PAI di SMP Al-Mubarak serta
informasi lain di sekitar pembahasan penelitian ini. Di sini penulis
mengadakan wawancara dengan kepala sekolah guna mengetahui
sarana prasarana serta keadaan sekolah dan juga mengadakan
wawancara kepada guru PAI untuk mengetahui proses pembelajaran
PAI di sekolah tersebut.

c. Angket
Angket merupakan suatu daftar pernyataan tentang topik
tertentu yang diberikan kepada subyek baik secara individual maupun
kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu.4 Adapun angket ini
disebarkan kepada siswa siswi kelas VIII SMP Al-Mubarak.
Angket ini bertujuan untuk memperoleh data mengenai
permasalahan dalam penelitian ini. Dalam hal ini, penulis
menggunakan kuisioner tertutup di mana penulis memberikan
pertanyaan yang disertai jumlah arternatif jawaban yang disediakan.
Untuk mengukur persepsi siswa tentang minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran PAI di SMP Al-Mubarak, maka penulis
membuat kisi-kisi instrument. Adapun kisi-kisi instrument penelitian
yang penulis gunakan adalah sebagai berikut:

4
Ibnu Hajar, Dasar-dasarMetodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 1996), h. 181
26

Tabel 1
Kisi-Kisi Instrument Penelitian Tentang Minat Belajar PAI
Variabel Nomor
Dimensi Indikator
Penelitian Butir Soal
Minat Keinginan - Kemauan siswa untuk belajar 1, 2
Belajar PAI pendidikan agama Islam
- Keinginan untuk menguasai 3, 4
materi
Perasaan Senang - Senang terhadap mata pelajaran 5, 6
PAI 7, 8
- Memiliki buku pegangan
Pengetahuan - Memahami materi pelajaran 9, 10
- Menjelaskan kembali materi yang 11, 12
telah disampaikan
Kebiasaan - Mengulangi pelajaran di rumah 13, 14
- Membaca buku-buku agama setiap 15, 16
hari
Perhatian - Mendengarkan dan memperhatikan 17, 18
penjelasan dari guru
- Mengajukan pertanyaan 19, 20

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data


1. Teknik Pengolahan Data
Untuk mengelola data dalam penulisan ini, penulis melakukan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket/kuisioner
yang berhasil dikumpulkan.

b. Scoring, yaitu tahap pemberian skor terhadap butir-butir pernyataan


yang terdapat dalam angket/kuisioner. Dalam setiap pernyataan dalam
angket terdapat 4 butir jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak
27

setuju, dan sangat tidak setuju, yang harus dipilih oleh responden.
Maka penulis melakukan perhitungan skor rata-ratanya dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Untuk jawaban yang pernyataannya positif, skornya:
Sangat Setuju (SS) :4
Setuju (S) :3
Tidak Setuju (TS) :2
Sangat Tidak setuju (STS) :1
2) Untuk jawaban yang pernyataannya negatif, skornya:
Sangat Setuju (SS) :1
Setuju (S) :2
Tidak Setuju (TS) :3
Sangat Tidak setuju (STS) :4

c. Tabulating, yaitu setelah diketahui setiap indikatornya, maka seluruh


data tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian
diketahui perhitungannya.

2. Analisis Data
Teknik analisis data ialah suatu proses penyederhanaan data dalam
bentuk yang mudah untuk dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses
seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi statistik adalah
menyederhanakan data penelitian yang besar jumlahnya menjadi informasi
yang lebih sederhana dan mudah untuk dipahami.
Data yang berasal dari kepustakaan digunakan sebagai rumusan
teori yang dijadikan pedoman penulis untuk penelitian lapangan.
Sedangkan data yang berasal dari penelitian lapangan, disebarkan
melalui angket kepada siswa untuk minat belajar siswa terhadap pelajaran
PAI di SMP Al-Mubarak.
Teknik analisis data penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang
akan dicapai. Adapun data yang terkumpul dianalisis dengan
28

menggunakan teknik analisis kuantitatif dan kualitatif. Secara kuantitatif,


data tersebut dirinci dalam bentuk angka-angka yang dituangkan dalam
tabel melalui distribusi frekuensi dengan memberikan prosentase.
Sedangkan secara kualitatif, data tersebut dituangkan dengan kalimat-
kalimat logis. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus sebagai berikut:
1. Pentabelan data yaitu dengan memasukkan data ke dalam tabel yang
berisikan nomor urut, kolom alternative jawaban, dan kolom frekuensi
jawaban (P).
2. Mencari frekuensi jawaban (F) dengan cara menjumlah setiap jawaban.
3. Mencari prosentase dengan rumus sebagai berikut:
P= F x 100%
N
Keterangan Rumus :
P = Prosentase untuk setiap alternatif jawaban
F = Frekuensi/jumlah yang mengisi
N = Jumlah responden

Setelah didapat hasil prosentase dari angket yang disebarkan


kepada siswa, maka akan menentukan kategori penilaian dari hasil
penelitian tersebut, penulis merumuskannya sebagai berikut:

Tabel 2
Kategori Penilaian
No. Prosentase Penafsiran
1 100 % Seluruhnya
2 90 % - 99 % Hampir seluruhnya
3 60 % - 89 % Sebagian besar
4 51 % - 59 % Lebih dari setengah
5 50 % Setengahnya
6 40 % - 49 % Hampir setengahnya
29

7 20 % - 39 % Sebagian kecil
8 10 % - 19 % Sedikit
9 0,1 % - 9 % Sedikit sekali
10 0% Tidak ada sama sekali

Selanjutnya, untuk mengetahui minat belajar siswa SMP Al-


Mubarak terhadap Pendidikan Agama Islam, maka penulis menghitung nilai
rata-rata minat belajar dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Mx = x
N
Keterangan:
Mx = Mean (rata-rata) yang dicari
x = Jumlah dari skor-skor (nilai-nilai) yang ada
N = Number of cases (Banyaknya skor-skor itu sendiri)5

Kemudian penulis menentukan kategori penilaian minat belajar


tersebut, di antaranya:
20 40 : Minat rendah
41 60 : Minat sedang
61 80 : Minat tinggi

5
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2008), h. 85
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kondisi
minat belajar siswa SMP Al-Mubarak khususnya kelas VIII terhadap pelajaran
Pendidikan Agama Islam adalah tinggi. Hal ini dapat dibuktikan oleh data-
data sebagai berikut:
1. Adanya keinginan siswa dalam mempelajari pelajaran PAI.
2. Persaaan senang pada diri siswa selama mengikuti pelajaran PAI.
3. Adanya kemampuan siswa dalam menyampaikan kembali materi yang
telah diajarkan.
4. Adanya kebiasaan siswa untuk mengulangi pelajaran yang telah diajarkan.
5. Adanya perhatian siswa yang selalu mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan yang disampaikan oleh guru.

B. Saran
Berdasarkan hal-hal yang telah penulis simpulkan di atas, maka
penulis memberikan saran kepada pihak pengelola sekolah, khususnya kepala
sekolah sebagai supervise pendidikan dan secara umum kepada pihak-pihak
47

terkait lainnya, seperti guru, karyawan dan lain-lain. Saran tersebut di


antaranya sebagai berikut:
1. Hendaknya ada penambahan jam belajar khususnya pada pelajaran agama,
karena pelajaran agama sangat penting dalam membentuk akhlak siswa
untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah.
2. Hendaknya guru lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada
siswa di luar jam sekolah, agar guru lebih mengetahui bagaimana keadaan
siswa tersebut.
3. Hendaknya ada pemanfaatan media yang secara optimal guna menunjang
proses pembelajaran.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP AL-Mubarak

1. Sejarah Berdirinya SMP Al-Mubarak

Yayasan Al-Mubarak adalah yayasan yang bergerak dibidang


pendidikan mulai dari tingkat TK (Taman Kanak-Kanak), SD (Sekolah
Dasar), SMP (Sekolah Menengah Pertama) sampai dengan tingkat SMA
(Sekolah Menegah Atas) dan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
Yayasan ini berdiri tahun 1964 di Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Dan
memulai pengembangan dawahnya dalam bidang pendidikan pada tahun
1964 dengan salah satu pendirinya yaitu KH. Abdullah bin H. Syarmili dan
KH. Abdurrahman bin H. Muasyim (Keduanya telah almarhum). Untuk
memperluas pengembangan dalam bidang pendidikan didirikan yayasan Al
mubarak di daerah Pondok Aren Ciledug Tangerang. Dan telah diresmikan
pada hari Ahad tanggal 11 April 1993 dengan pembukaan awal tahun
pelajaran 1993/1994.

2. Visi dan Misi


Adapun visi dan misi SMP Al-Mubarak adalah:
Visi
31

Menjadikan sekolah sebagai sumber daya manusia yang memilki


integritas kesiswaan dan berakhlak mulia.
Misi
Mempersiapkan peserta didik dengan memacu aspek intelektual.
Membentuk peserta didik dan jasmaninya sehingga mampu
1
menjunjung tinggi nilai-nilai keilmuan dengan akhlak mulia.

3. Keadaan Guru dan Murid


a. Keadaan Guru
Sekolah Menengah Pertama Al-Mubarak adalah suatu lembaga
Yayasan pendidikan, di mana setiap guru yang mengajar harus
memiliki persyaratan formal dan memiliki kredibilitas serta
kepribadian yang tinggi. Karena seorang guru akan merelakan dirinya
untuk menerima dan memikul sebagian dari tanggung jawab pendidik
yang semestinya harus ditunaikan oleh orang tua.
Adapun daftar guru dan karyawan SMP Al-Mubarak, untuk
lebih jelasnya lihat tabel berikut ini:
Tabel 3
Data Guru dan Karyawan SMP Al-Mubarak
Tahun ajaran 2010-2011

Tahun
Pend.
No Nama Guru Jabatan Mulai
Terakhir
Mengajar

H. Nahrawi
1. Kepala Sekolah S1 1993
Mughni, S.Pd. I

Wakil Kepala Sekolah


2. Drs. Naidin F Guru Bid. Study. Quran Hadits S1 1993
Guru Baca Tulis Quran (BTQ)
3. Dra. Rohayati Guru Bid. Study. IPS S1 1993

1
Nahrawi Mughni, Kepala SMP Al-Mubarak, Wawancara Pribadi, Tangsel, 29 Oktober
2010
32

Guru Bid. Study. PKN


Guru Bid. Study. Bahasa
4. Dra. Romlah S1 1993
Inggris
Guru Bid. Study. IPA
5. Amat Salim, S.Pd S1 1993
Guru Bid. Study. Matematika
6. H. Abdullah, S.Pd Guru Bid. Study. Matematika S1 1994
Guru Bid. Study. Agama
Popon Rupaedah,
7. Guru Bid. Study. SBK S1 1997
S.Ag
Guru Baca Tulis Quran (BTQ)

Guru Bid. Study. Bahasa


8. Nur Rahmah, S.Pd S1 2001
Indonesia
Guru Bid. Study. Penjaskes
9. Abdul Aziz, SH S1 2002
Guru Bid. Study. PKN

Guru Bid. Study. Administrasi


10. M. Rusdin, SE S1 2002
Pembukuan

11. M. Iqbal, S.Pd Guru Bid. Study. TIK S1 2003

Neneng Supiati, Guru Bid. Study. IPS


12. S1 2002
SE Guru Bid. Study.PKK

Guru Bid. Study. Bahasa


13. Reni Septiati, S.Pd S1 2001
Inggris

14. Idah, S.Pd Guru Bid. Study. IPA S1 2006

Guru Bid. Study. Bahasa


15. Siti Jumroh, S.Pd S1 2008
Indonesia

Guru Bid. Study. Fiqih


16. Amrullah, S.Pd.I Guru Bid. Study. Aqidah S1 2010

Akhlak

17. M. Hafni Tata Usaha SMEA 1993


33

18. Nur Hasanah Tata Usaha SMEA 1993

19. M. Ato Penjaga Sekolah SMP 2005

20. M. Andi Penjaga Sekolah SMP 2005

b. Keadaan Murid
Peserta didik (murid) adalah faktor yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar, sebab peserta didik merupakan subyek yang
mendukung keberhasilan sebuah pendidikan disamping penunjang
lainnya. Berdasarkan wawancara dengan Kepala SMP Al-Mubarak,
jumlah murid kelas VII adalah 32 orang, kelas VIII jumlah siswanya
35 orang, kelas IX terdiri dari 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak
49 orang.2
Tabel 4
Rombel dan Siswa

Rombel Kelas 7 Kelas 8 Kelas 9


Jenjang Jumlah
Siswa L P L P L P
Rombel 1 1 2 4
SMP
Siswa 17 15 18 17 26 23 116

4. Unit Kegiatan Siswa

Untuk meningkatkan potensi dan bakat siswa diluar bidang


akademis maka terdapat banyak unit kegiatan di SMP Al Mubarak yang
dapat menjadi wahana penyaluran berbagai keterampilan yang siswa
miliki. Berikut data kegiatan ekstrakurikuler yang ada di SMP Al
Mubarak:

2
Nahrawi Mughni, Kepala SMP Al-Mubarak, Wawancara Pribadi, Tangsel, 29 Oktober
2010
34

Tabel 5
Kegiatan Ekstrakurikuler yang ada di SMP Al-Mubarak
No. Kegiatan Ekstrakurikuler Keterangan
1. Komputer Aktif / Ada
2. Olah Raga Aktif / Ada
3. Seni Lukis Aktif / Ada
4. Seni Musik Aktif / Ada
5. Pramuka Aktif / Ada
6. Palang Merah Aktif / Ada
7. Seni Tari Aktif / Ada
8. Baca Tulis Quran (BTQ) Aktif / Ada

5. Sarana dan Prasarana


Pada suatu lembaga pendidikan sarana dan prasarana merupakan
salah satu faktor pendukung yang sangat penting dalam proses belajar
mengajar, karena semua itu tidak akan berjalan tanpa didukung oleh sarana
dan prasarana yang memadai. Menurut hasil wawancara penulis dengan
Kepala SMP Al-Mubarak, secara keseluruhan sarana dan prasarana yang
dimiliki SMP Al-Mubarak yaitu :

Tabel 6
Data Sarana Pendukung SMP Al-Mubarak
No. Sarana Pendukung Keterangan
1. Mesjid / Mushola Ada
2. Perpustakaan Ada
3. Lapangan Olah Raga Ada
4. Alat-alat Kesenian Ada
5. Alat-alat Keterampilan Ada
6. Laboratorium Komputer Ada
7. Laboratorium MIPA Ada
8. Kantin Ada
35

9. Ruang Guru Ada


10. WC Guru & Siswa Ada
11. Ruang TU Ada
12. Ruang BP Ada
13. Ruang OSIS Ada
14. Lapangan Parkir Ada

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang
dimiliki SMP Al-Mubarak sudah dikatakan memadai dalam menunjang
kegiatan proses belajar mengajar. 3

6. Kurikulum

Kurikulum yang menjadi acuan di SMP Al-Mubarak untuk kelas


VII sampai kelas IX adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
untuk SMP.
Tabel 7
Struktur Kurikulum KTSP SMP Al-Mubarak

No Mata Pelajaran Jumlah Jam Pelajaran Keterangan


Standar Inovasi
1 Pendidikan Agama Islam 2 2 -
2 Bahasa Inggris 2 2 -
3 IPS 2 2 -
4 Matematika 3 3 -
5 Bahasa Indonesia 2 2 -
6 IPA 3 3 -
7 Fisika 3 3 -
8 Kimia 3 3 -
9 Komputer 2 2 -
10 Kewirausahaan 2 2 -
11 Seni Budaya 2 2 -
12 Penjasor 2 2 -
13 Pkn 2 2 -
Jumlah 30 30 -

3
Nahrawi Mughni, Kepala SMP Al-Mubarak, Wawancara Pribadi, Tangsel, 29 Oktober
2010
36

7. Struktur Organisasi SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SMP AL MUBARAK


TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Kepala Sekolah
H. Nahrawi Mughni. S.Pd.I

Wakil Kepala
Sekolah
Drs. Naidin

Unit Perpustakaan Tata Usaha


Reni Septiati. S.Pd M. Hafni

WK. UR. Kurikulum WK. UR. Kesiswaan WK. UR. Sarana &
Prasarana
Drs. Naidin Abdul Aziz. SH H. Abdullah
B. Pengolahan Data

Wali Kelas VII-1 : Neneng Supiyati. SE


Wali Kelas VIII-1 : Popon Rupaidah. S. Ag
Wali Kelas IX-1 : Idah S.Pd
Wali Kelas IX-2 : H. Abdullah. S. Pd

GURU

SISWA
37

B. Deskripsi Data
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memperoleh data mengenai
bagaimana kondisi minat belajar Pendidikan Agama Islam pada siswa SMP
Al-Mubarak Pondok Aren Tangerang Selatan. Hal ini akan penulis
kemukakan dalam bentuk tabel-tabel analisis data di bawah ini.

C. Analisis dan Interpretasi Data


Adapun data-data yang telah penulis peroleh dari hasil penelitian
melalui angket yang disebarkan kepada siswa, penulis menganalisisnya dalam
bentuk tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 8
Siswa akan terus belajar pendidikan agama Islam,
meskipun nilai pelajarannya kurang baik
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 26 74 %
2 Setuju 9 26 %
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa seluruh siswa (100


%) akan terus belajar pendidikan agama Islam meskipun nilai pelajaran
pendidikan agama Islam mereka kurang baik. Dan tidak ada sama sekali siswa
(0 %) yang malas atau tidak mau untuk belajar pendidikan agamanya
meskipun nilai pelajarannya kurang baik.
38

Tabel 9
Siswa selalu ingin menguasai materi
pendidikan agama Islam yang diberikan oleh guru
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 14 40 %
2 Setuju 21 60 %
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa seluruh siswa (100


%) selalu ingin menguasai materi pendidikan agama Islam yang diberikan
oleh guru. Dan tidak ada sama sekali siswa (0 %) yang tidak ingin menguasai
materi pendidikan agama Islam yang diberikan oleh guru.

Tabel 10
Siswa merasa senang terhadap pelajaran pendidikan agama Islam
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 18 51 %
2 Setuju 17 49 %
3 Tidak Setuju 0 0%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa seluruh siswa (100


%) merasa senang terhadap pelajaran pendidikan agama Islam. Dan tidak ada
sama sekali siswa (0 %) yang tidak menyukai atau tidak merasa senang
terhadap pelajaran pendidikan agama Islam.
39

Tabel 11
Dalam belajar pendidikan agama Islam,
siswa harus memiliki buku pegangan
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 12 34 %
2 Setuju 19 54 %
3 Tidak Setuju 4 12 %
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh


siswa (88 %) memiliki buku pegangan dalam menunjang belajar pendidikan
agama Islam. Dan sedikit siswa (12 %) yang tidak memiliki buku pegangan
pada pelajaran pendidikan agama Islam.

Tabel 12
Pelajaran pendidikan agama Islam itu pelajaran yang mudah,
sehingga membuat siswa dapat memahaminya
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 9 26 %
2 Setuju 24 68 %
3 Tidak Setuju 2 6%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh


siswa (94 %) menyatakan bahwa pelajaran pendidikan agama Islam itu
pelajaran yang mudah sehingga membuat siswa mudah memahami pelajaran
tersebut. Dan sedidkit sekali siswa (6 %) yang merasa kesulitan dalam
memahami pelajaran pendidikan agama Islam.
40

Tabel 13
Siswa dapat menyampaikan kembali materi
yang telah disampaikan oleh guru agama
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 5 14 %
2 Setuju 28 80 %
3 Tidak Setuju 2 6%
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh


siswa (94 %) dapat menyampaikan kembali materi yang telah disampaikan
oleh guru agama. Dan sedikit sekali siswa (6 %) yang merasa kesulitan
menyampaikan kembali materi yang telah diajarakan meskipun siswa tersebut
telah memahaminya.
Tabel 14
Siswa selalu mengulangi pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru di rumah
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 5 14 %
2 Setuju 22 63 %
3 Tidak Setuju 8 23 %
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar


siswa (77 %) selalu mengulangi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru di
rumah. Dan sebagian kecil siswa (23 %) yang tidak pernah mengulangi
pelajaran yang telah disampaiakan oleh guru di rumah.
41

Tabel 15
Untuk lebih memahami pelajaran pendidikan agama Islam,
siswa selalu membaca buku-buku agama setiap hari
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 14 40 %
2 Setuju 17 49 %
3 Tidak Setuju 4 11 %
4 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagian besar


siswa (89 %) selalu membaca buku-buku agama setiap hari untuk lebih
memahami pelajaran pendidikan agama Islam. Dan sedikit siswa (11 %) yang
merasa cukup dengan materi yang disampaikan guru sehingga mereka merasa
tidak perlu membaca buku-buku agama setiap hari.

Tabel 16
Siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 12 34 %
2 Setuju 21 60 %
3 Tidak Setuju 1 3%
4 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa hampir seluruh


siswa (94 %) selalu mendengarkan dan memperhatikan guru ketika guru
sedang menyampaikan materi. Dan sedikit sekali siswa (6 %) siswa yang tidak
mendengarkan dan memperhatikan guru ketika guru sedang menyampaikan
materi pendidikan agama Islam. Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara
dengan guru PAI bahwa dalam proses pembelajaran masih ada beberapa siswa
42

yang kurang memperhatikan guru yang sedang menjelaskan materi yaitu siswa
masih ada yang suka bercanda ataupun mengobrol dengan temannya. 4

Tabel 17
Siswa selalu bertanya pada guru agama,
apabila siswa belum paham pelajarannya
No. Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentasi
1 Sangat Setuju 14 40 %
2 Setuju 16 46 %
3 Tidak Setuju 4 11 %
4 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 35 100 %

Berdasarkan data di atas dapat dikemukakan bahwa sebagaian besar


siswa (86 %) selalu bertanya pada guru agama apabila ada materi yang belum
dipahaminya. Dan sedikit siswa (14 %) yang takut atau malu untuk bertanya
meskipun siswa tersebut belum memahami materi yang telah diajarkan. Hal
ini juga dibuktikan berdasarkan hasil wawancara dengan guru PAI SMP Al-
Mubarak yang menyatakan bahwa siswa dalam proses pembelajaran selalu
mengajukan pertanyaan atas materi yang belum dipahaminya. 5

Setelah penulis melakukan analisis data, selanjutnya penulis melakukan


analisis scoring dalam bentuk tabel frekuensi nilai rata-rata minat belajar
siswa terhadap pelajaran PAI di SMP Al-Mubarak yakni sebagai berikut:

4
Popon Rupaidah, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Tangsel 29 Oktober 2010
5
Popon Rupaidah, Guru PAI, Wawancara Pribadi, Tangsel 29 Oktober 2010
43

Tabel 18
Frekuensi Nilai Rata-Rata (Minat Belajar PAI)
No. Nilai x (hasil scoring) Kriteria Nilai
1 62 Minat tinggi
2 59 Minat sedang
3 64 Minat tinggi
4 63 Minat tinggi
5 61 Minat tinggi
6 62 Minat tinggi
7 64 Minat tinggi
8 57 Minat sedang
9 62 Minat tinggi
10 65 Minat tinggi
11 64 Minat tinggi
12 72 Minat tinggi
13 65 Minat tinggi
14 66 Minat tinggi
15 67 Minat tinggi
16 53 Minat sedang
17 68 Minat tinggi
18 61 Minat tinggi
19 78 Minat tinggi
20 61 Minat tinggi
21 60 Minat tinggi
22 59 Minat sedang
23 64 Minat tinggi
24 65 Minat tinggi
25 64 Minat tinggi
26 61 Minat tinggi
27 58 Minat sedang
44

28 67 Minat tinggi
29 67 Minat tinggi
30 58 Minat sedang
31 66 Minat tinggi
32 65 Minat tinggi
33 70 Minat tinggi
34 60 Minat tinggi
35 54 Minat sedang
x = 2212

Diketahui bahwa:
N = 35
x = 2212
Maka, Mx = x
N
Mx = 2212
35
= 63, 2
Ini berarti skor rata-rata variabel minat belajar PAI yaitu sebesar 63,2.
Sehingga dapat diinterpretasikan bahwa siswa SMP Al-Mubarak kelas VIII
mempunyai minat belajar yang tinggi terhadap pelajaran PAI.
Adapun yang menjadi bukti/fakta bahwa siswa kelas VIII SMP Al-
Mubarak memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran PAI di antaranya
adalah sebagai berikut:
Adanya kemauan siswa untuk terus belajar pendidikan agam Islam.
Adanya keinginan siswa untuk lebih menguasai materi tentang pendidikan
agama Islam.
Perasaan senang siswa terhadap pelajaran pendidikan agama Islam.
Adanya buku pegangan yang dimiliki oleh seluruh siswa.
Adanya kesempatan bagi siswa untuk selalu bertanya saat pembelajaran
berlangsung.
45

Siswa tidak merasa kesulitan dalam memahami materi pendidikan agama


Islam yang diajarkan.
Adanya kemampuan siswa dalam menyampaikan kembali materi yang
telah diajarkan.
Adanya kebiasaaan siswa untuk selalu mengulangi pelajaran di rumah.
Adanya kebiasaan yang dilakukan siswa yaitu selalu membaca buku-buku
agama setiap hari.
Perhatian siswa saat pelajaran pendidikan agama Islam berlangsung yaitu
siswa selalu mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru.
DAFTAR PUSTAKA

Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: PT Tiara Wacana


Yogya, Cet. IV, 1993.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT


Rineka Cipta, Cet. XIII, 2006.

Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Teraju, Cet. I, 2004.

Darajat, Zakiah, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama, Jakarta: Bumi Aksara,
Cet. IV, 2008.

Dep. Pendidikan Nasional, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran


Pendidikan Agama Islam SMP & MTs, Jakarta: Pusat Kurikulum
Balitbang Depdiknas, 2003.

Hajar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996.

Ketut Juliantara, Motivasi dan Minat Belajar Siswa, dari


www.kompasiana.com, 23 November 2010

Majid, Abd., dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2004.

Nuraida, Diktat Metodologi Penelitian, Ciputat: Aulia Publishing House, 2008.

Nurkanca, Wayan, dan Sunarta, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional,


Cet. IV, 1986.

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,


Cet. XXII, 2007.

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, Cet. V, 2006.

Sabri, M. Alisuf, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, Cet. I, 1999.

_____, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu


Jaya, Cet. I, 1993.

_____, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, Jakarta: CV.


Pedoman Ilmu Jaya, Cet. II, 1996.

48
Singer, Kurt, Membina Hasrat Belajar di Sekolah, Bandung: Remadja Karya CV.,
1987.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka


Cipta, Cet. V, 2010.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada, 2008.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung:


PT Remaja Rosdakarya, Cet. IV, 2007.

Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. III, 1990.

Suralaga, Fadhilah, dkk., Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Islam, Jakarta:


UIN Jakarta Press, Cet. I, 2005.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2008.

Suyanto, Agus, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, Cet. XII, 2004.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, Cet. XII, 2006.

Tim Penyusun Kamus dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, Cet. IV, 1995.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja


Grafindo Persada, 2006.

Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Th. 2003, Sistem Pendidikan


Nasional, Semarang: Aneka Ilmu, Cet. I, 2003.

Witherington, Carl, Psikologi Pendidikan, Terj. dari Educational Psychology oleh


M. Buchori, Jakarta: Aksara Baru, 1978.

49
BIODATA PENULIS

Nama : Nur Faizah

TTL : Jakarta, 05 Januari 1989

Alamat : Jl. Mesjid Lio Rt 001/001 no. 28 Desa Perigi Baru

Kec. Pondok Aren Tangerang Selatan

e-mail : nur.faizah@yahoo.co.id

No telp : 085780079079

Pendidikan :

1. SDN Pondok Kacang Timur III (1994-2000)


2. SLTPN I Pondok Aren (2000-2003)
3. MA Ribatul Mutaallimin Pekalongan (2003-2006)
4. UIN SYAHID Jakarta (2006-2010)
IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Nur Faizah


Nim : 106011000140
Fakultas/Jurusan : FITK/Pendidikan Agama Islam
Semester : IX (Sembilan)

ANGKET UNTUK SISWA MENGENAI MINAT BELAJAR PAI


PADA SISWA SMP AL-MUBARAK

IDENTITAS SISWA

Nama : ..
Kelas : ..
Jenis Kelamin : ..

Pentunjuk Pengisisan
Bacalah basmalah terlebih dahulu dan pahami dengan teliti pernyataan
di bawah ini sebelum mengisi angket
Berilah tanda centang () pada setiap pernyataan dengan cara memilih
salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda, yaitu:
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak setuju
STS : Sangat tidak setuju
Pengisian angket ini tidak mempengaruhi nilai anda, untuk itu jawablah
dengan jujur dan sesuai dengan hati anda
Dengan memberikan jawaban yang obyektif, berarti anda telah membantu
peneliti dalam memperoleh data yang benar
Akhiri pengisian angket ini dengan mengucapkan hamdalah
No. Pernyataan SS S TS STS
1 Meskipun nilai pelajaran agama saya kurang, saya akan
terus belajar agama
2 Meskipun nilai pelajaran agama saya kurang, tetapi
saya malas untuk belajar agama
3 Saya selalu ingin menguasai materi agama yang
diberikan oleh guru
4 Saya merasa tidak perlu menguasai materi agama yang
diberikan oleh guru
5 Saya merasa senang terhadap pelajaran agama
6 Pelajaran agama itu sulit, sehingga saya tidak suka
terhadap mata pelajaran agama
7 Dalam belajar agama, siswa harus memiliki buku
pegangan
8 Saya merasa cukup dengan buku peganagn yang saya
miliki, sehingga saya tidak perlu meminjam buku dari
perpustakaan
9 Karena pelajaran agama itu pelajaran yang tidak
mudah, sehingga saya merasa sulit untuk
memahaminya
10 Pelajaran agama itu pelajaran yang mudah, sehingga
membuat saya dapat memahami pelajarannya
11 Saya dapat menyampaikan kembali materi yang telah
disampaikan oleh guru agama
12 Saya merasa kesulitan menyampaikan kembali materi
yang telah diajarkan meskipun saya telah memahami
materi tersebut
13 Saya selalu mengulangi pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru di rumah
14 Saya tidak pernah mengulangi pelajaran, meskipun
nilai saya kurang baik
15 Untuk lebih memehami pelajaran agama, saya selalu
membaca buku-buku agama setiap hari
16 Saya merasa cukup dengan materi yang disampaikan
guru, sehingga saya tidak perlu membaca buku-buku
agama
17 Ketika guru menyampaikan materi, saya selalu
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru
18 Ketika guru menyampaikan materi, saya inginnya
mengobrol dengan teman atau tidak memperhatikannya
19 Saya selalu bertanya pada guru agama, apabila saya
belum paham pelajarannya
20 Saya takut bertanya pada guru agama meskipun saya
belum paham pelajarannya
No. Nomor Soal Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 62
2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59
3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 64
4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 63
5 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 61
6 4 3 3 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 3 4 1 1 3 4 4 62
7 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 1 4 3 64
8 4 3 3 3 4 3 3 2 2 3 3 1 2 3 4 2 3 3 3 3 57
9 4 3 4 3 4 3 4 3 2 4 4 1 4 3 4 3 4 1 3 1 62
10 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 65
11 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 64
12 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 72
13 4 3 3 4 4 3 4 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 65
14 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 66
15 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 67
16 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 53
17 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 68
18 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 78
20 4 4 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 61
21 4 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 60
22 3 4 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 2 3 3 2 4 59
23 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 64
24 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 65
25 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 64
26 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 61
27 3 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 3 3 1 4 58
28 4 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 67
29 3 4 4 3 4 4 3 2 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 2 4 67
30 4 4 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 58
31 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 66
32 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 2 2 4 3 4 3 4 3 2 4 65
33 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 70
34 4 3 4 1 3 3 4 3 1 4 4 3 3 1 4 1 4 3 4 3 60
35 4 3 3 2 3 1 4 2 1 3 3 1 3 3 4 2 3 3 4 2 54
Jumlah 2212
HASIL WAWANCARA DENGAN KEPALA SMP AL-MUBARAK
PONDOK AREN

Hari/Tanggal : Jumat, 29 Oktober 2010


Waktu : 09.30 WIB
Kepala Sekolah : H. Nahrawi Mughni, S.Pd.I

1. Bagaimanakah latar belakang berdirinya SMP Al-Mubarak, letak geografisnya


dan apa tujuan didirikannya SMP ini?
Yayasan ini berdiri tahun 1964 di Bendungan Hilir Jakarta Pusat. Dan
memulai pengembangan dawahnya dalam bidang pendidikan pada tahun
1964 dengan salah satu pendirinya yaitu KH. Abdullah bin H. Syarmili dan
KH. Abdurrahman bin H. Muasyim (Keduanya telah almarhum). Untuk
memperluas pengembangan dalam bidang pendidikan didirikan yayasan Al
mubarak di daerah Pondok Aren Ciledug Tangerang. Dan telah diresmikan
pada hari Ahad tanggal 11 April 1993 dengan pembukaan awal tahun
pelajaran 1993/1994.
Adapun tujuan didirikannya sekolah ini adalah menjadikan sekolah
sebagai sumber daya manusia yang memilki integritas kesiswaan dan
berakhlak mulia.

2. Bagaimana struktur organisasi di SMP Al-Mubarak?


Struktur organisasi di sekolah ini adalah H. Nahrawi Mughni S.Pd.I
(Kepala Sekolah), dibantu oleh Drs. Naidin (Wakil Kepala Sekolah),
kemudian dibantu juga oleh Reni Septiati S.Pd (Unit Perpustakaan)
mempunyai garis koordinasi dengan Drs. Naidin (Bagian Kurikulum), dan M.
Hafni (Tata Usaha), mempunyai garis koordinasi dengan H. Abdullah (Bagian
Sarana dan Prasarana), kemudian Abdul Aziz, SH (Bidang Kesiswaan),
mempunyai garis koordinasi ke bawah yaitu wali kelas, guru dan siswa.
3. Berapakah jumlah guru, staf sekolah dan siswa di sekolah ini?
Jumlah guru di sekolah ini adalah 16 orang, staf sekolah 2 orang (tata
usaha), serta siswanya berjumlah 116 orang.

4. Apa saja sarana dan prasarana yang tersedia dalam menunjang peningkatan
kualitas sekolah ini?
Sarana dan prasarana di sekolah ini di antaranya adalah mushola,
perpustakaan, lapangan olah raga, laboratorium komputer dan MIPA, kantin,
ruang guru, WC guru dan siswa, ruang TU, ruang BP, ruang OSIS dan
lapangan parkir.

5. Adakah kegiatan yang dilakukan di luar jam sekolah, khususnya kegiatan yang
membantu peningkatan mutu sekolah?
Ada, yaitu kegiatan bimbingan belajar (bimbel) bahasa Inggris yakni
conversation, praktik komputer, serta les bidang studi yang di UN-kan
khususnya bagi siswa kelas III.

Kepala SMP Al-Mubarak Pewawancara

H. NAHRAWI MUGHNI, S.Pd.I NUR FAIZAH


HASIL WAWANCARA DENGAN GURU PAI
SMP AL-MUBARAK PONDOK AREN

Hari/Tanggal : Jumat, 29 Oktober 2010


Waktu : 10.00 WIB
Guru PAI : Popon Rupaidah, S.Ag

1. Apa tujuan pembelajaran PAI di SMP Al-Mubarak?


Tujuan pembelajaran PAI di sekolah ini yaitu disesuaikan dengan
tujuan program dari pemerintah serta mendidik ketauhidan dan akhlakul
karimah pada diri peserta didik.
2. Berapakah alokasi waktu yang diberikan untuk mengajar PAI dalam setiap
kali pertemuan? Apakah alokasi yang diberikan cukup untuk dapat memenuhi
seluruh silabus yang tersedia?
Alokasi waktunya adalah 2 jam pelajaran tiap sekali pertemuan.
Alokasi yang diberikan sebagian cukup dan sebagian tidak cukup khususnya
pada materi tentang ibadah yang mengharuskan siswa untuk
mempraktekkannya.
3. Metode apa sajakah yang anda gunakan dalam penyampaian pelajaran PAI?
Mengapa metode tersebut yang anda pilih?
Metode yang saya pakai di antaranya ceramah, diskusi kelompok,
tanya jawab dan demonstrasi. Metode-metode tersebut saya pilih karena agar
siswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti pelajaran.
4. Kurikulum apakah yang anda pakai?
Kurikulum yang dipakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2007.
5. Bagaimana kesiapan anda dalam mengajar PAI kepada peserta didik? Apakah
anda selalu membuat satuan pelajaran?
Iya, saya selalu membuat satuan pelajaran.
6. Bagaimana perhatian siswa di saat anda mengajar?
Perhatian siswa saat belajar masih ada yang kurang fokus misalnya
bercanda dengan temannya, tetapi ada juga siswa yang fokus memperhatikan
materi yang sedang saya sampaikan.
7. Bagaimana tanggapan siswa di saat anda mengajar, apakah mereka sering
memberikan pertanyaan?
Terkadang ada juga sebagian siswa yang bertanya jika ia kurang
memahami penjelasan yang saya sampaikan.
8. Apakah anda selalu memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan di
rumah? Dalam bentuk apa tugas yang anda berikan?
Iya, saya selalu memberikan tugas kepada siswa dalam bentuk
mengerjakan LKS dan juga tugas perbuatan seperti shalat untuk dikerjakan di
rumah.
9. Faktor apa saja yang menjadi hambatan dalam pembelajaran PAI? Apakah hal
yang menjadi hambatan tersebut dapat teratasi?
Faktor yang menjadi hambatan adalah siswa agak sulit untuk
menghafal beberapa ayat atau hadis. Hal tersebut bisa teratasi yaitu dengan
cara bertahap siswa tersebut bisa menghafal tentunya dengan bantuan
bimbingan dari saya sebagai guru agamanya.
10. Usaha apa saja yang anda lakukan dalam meningkatkan minat belajar siswa
terhadap bidang studi PAI?
Untuk meningkatkan minat belajar siswa terhadap pelajaran PAI, saya
menggunakan metode yang berbeda yang sesuai dengan materi yang diajarkan
agar tidak monoton dan supaya siswa tidak merasa jenuh.

Guru PAI SMP Al-Mubarak Pewawancara

POPON RUPAIDAH, S.Ag NUR FAIZAH


http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/motivasi-dan-minat-belajar-siswa/

Motivasi dan Minat Belajar Siswa

OPINI

Ketut Juliantara 23 November 2010

| 11 April 2010 | 09:45

Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai suatu proses internal (dari dalam
diri seseorang ) yang mengaktifkan, membimbing, dan mempertahankan perilaku
dalam rentang waktu tertentu (Baron, 1992:Schunk,1990 dalam Nur, 2003:2).

Graham & Golan, (1991) menyatakan bahwa :

Motivasi penting dalam menetukan seberapa banyak siswa akan belajar dari suatu
kegiatan pembelajaran atau seberapa banyak menyerap informasi yang disajikan
kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar sesuatu akan menggunakan
proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu
akan menyerap dan mengendapkan materi itu dengan lebih baik

Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan


belajarnya. Kadar motivasi ini banyak ditentukan oleh kadar kebermaknaan bahan
pelajaran dan kegiatan pembelajaranyang dimiliki oleh sisya yang bersangkutan
(Djamarah S.B, dkk, 1995:70)

Penulis dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah proses internal yang
merupakan salah satu factor utama yang menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.

Motivasi ada dua macam yaitu motivasi yang datang dari dalam diri anak, disebut
motivasi intrinsik, dan motivasi yang diakibatkan dari luar, disebut motivasi ekstrinsik
(Djamarah S.B, 1997:223).

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh


pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada siswa.
Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun
luar siswa, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi / memuaskan suatu
kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan
dengan kebutuhan untuk pelajaran.

Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar siswa dapat dianalogikan
sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin, motivasi belajar yang memadai akan
mendorong siswa berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang
terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap keefektifan usaha belajar siswa.

Adapun fungsi dari motivasi dalam pembelajaran diantaranya :


1. Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa motivasi tidak akan
timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk


mencapai tujuan yang diinginkan.

3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku


seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.

Pada garis besarnya motivasi mengandung nilai-nilai dalam pembelajaran sebagai


berikut :

1. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa.

2. Pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajaran yang


sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang ada pada diri siswa.

3. Pembelajaran yang bermotivasi menuntut kreatifitas dan imajinitas guru untuk


berupaya secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang relevan dan serasi guna
membangkitkan dan memeliharan motivasi belajar siswa.

4. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendayagunakn motivasi


dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan disiplin kelas.

5. Penggunaan asas motivasi merupakan sesuatu yang esensial dalam proses


belajar dan pembelajaran

Dececco & Grwford, 1974 (dalam Slameto, 2003:175) menyatakan bahwa dalam
pemeliharaan dan peningkatan motivasi siswa ada 4 fungsi pengajar, yaitu:
menggairahkan siswa, memberikan harapan realistis, memberikan insentif, dan
mengarahkan.

Cony Semiawan mengatakan bahwa minat (interest), adalah keadaan mental yang
menghasilkan respon terarah kepada sesuatu, situasi atau obyek tertentu yang
menyenangkan dan memberikan kepuasan kepadanya (statisfiers). Demikian juga
minat dapat menimbulkan sikap yang merupakan suatu kesiapan berbuat bila ada
stimulasi sesuai dengan keadaan tersebut.

Slameto, (2003:180) menyatakan bahwa:

Minat adalah satu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan suatu hubungan
antara diri sendiri dan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
semakin besar minat.

Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu objek dengan tujuan untuk mencapai
sesuatu yang dicita-citakan. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang tidak akan
mencapai tujuan yang dicita-citakan apabila di dalam diri orang tersebut tidak terdapat
minat atau keinginan jiwa untuk mencapai tujuan yang dicita-citakannya itu.

Anda mungkin juga menyukai