SKRIPSI
Disusun Oleh :
DEWI AFNI NUHUYANAN
NIM: TAR.111002
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SORONG – PAPUA BARAT
2015
1
IMPLEMENTASI METODE GROUP INVESTIGATION (GI)
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM KELAS XI IPA 2
DI SMA NEGERI 2 SORONG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) dalam
Program Studi PAI Jurusan Tarbiyah
Disusun Oleh :
DEWI AFNI NUHUYANAN
NIM: TAR.111002
Dosen Pembimbing:
Indria Nur, S.Ag., M.Pd.I
Akramun Nisa, S.S., M.Pd.I
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SORONG – PAPUA BARAT
2015
2
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri. Jika
dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat
atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang
ii
iii
“PERSEMBAHAN”
Lantunan Al-Fatihah beriring shalawat dalam silahku merintih, menadakan doa
dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untuk-Mu ya Allah swt. Ku
persembahkan sebuah karya kecil ini untuk
Ayahanda (M. Adnan Nuhuyanan) dan Ibundaku (Nurhayati Nuhuyanan)
Orang yang sangat penting dalam hidupku,
yang tiada pernah hentinya memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan
kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat
menjalani setiap rintangan yang ada di depanku.
Ayah, Ibu terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas
semua pengorbananmu demi hidupku, kalian ikhlas mengorbankan segala
perasaan tanpa kenal lelah. Maafkan anakmu yang masih selalu
menyusahkanmu.
Jalaludin Rahman Nuhuyanan
Dan tak lupa kepada adik sematawayang kakak yang selalu
memberikan dukungan dan doa. Dan Untuk keluargaku yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan.
Ibu Indria Nur dan Ibu Akramun Nisa
Selaku dosen pembimbing skripsiku yang selalu memberikan motivasi, arahan,
dukungan dan kasih sayang, untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan untuk
Bapak dan Ibu dosen yang telah mencurahkan segenap Ilmunya,
dan memberikan semangat.
Untuk teman-teman kuliah angkatan 2011,
Terima kasih telah menemaniku, mendorongku demi terselesainya skripsi ini dan
memberikan warna dalam hidupku selama kuliah.
Terutama untuk Sahabat Terbaik ku
(Fithriyah Wasolo, Nur Rahmah A.M, dan Rahmi Tri Cahyani) terima kasih
sudah menjadi sahabat terbaik saya dalam suka maupun duka dan terima kasih
atas dukungan yang kalian selalu berikan kepadaku.
’’Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan’’ kepada kalian semua.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, tiada kata yang patut diucapkan selain puji dan syukur
kehadirat Allah swt., atas rahmat dan inayah-Nya, begitu pula salawat dan salam
atas junjungan Nabi Besar Muhammad saw, sebagai penyampai risalah dan
rahmat bagi seluruh alam, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang
Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sejak awal hingga selesainya
skripsi ini. Untuk itu, perkenankan peneliti menghaturkan terima kasih dan
kepada mereka.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M. Ag. selaku Ketua STAIN Sorong,
Dr. Hamzah, M.Ag. selaku Wakil Ketua I, Hasbi Siddik, S.Ag. M.Pd.I.
v
selaku Wakil Ketua II dan Muhammad Huzain, S.Fil.I., M.S.I. selaku
Indria Nur, S.Ag. M.Pd.I. selaku sekretaris Jurusan Tarbiyah, dan ibu
skripsi ini, terima kasih atas waktu, motivasi, bantuan dan kesabarannya
perlindungan kepadanya.
6. Ibu Dra. Elsina R. Sro’er, M.MPd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 2
7. Drs. Jasman, selaku guru mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 2 Sorong,
penelitian.
vi
9. Bapak Rusyaid, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku Kepala Perpustakaan STAIN
10. Para Dosen STAIN Sorong yang telah memberikan bimbingan serta
11. Seluruh sahabat dan rekan-rekan serta semua pihak yang telah
ini yang tidak sempat disebutkan satu persatu, kepada mereka peneliti
Semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti
mendapatkan ridho dan sekaligus sebagai catatan amal ibadah dari Allah Swt.,
jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran selalu peneliti harapkan dari
pembaca dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sehingga
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
viii
B. Lokasi Penelitian............................................................ . 38
C. Subyek Penelitian ........................................................... 39
D. Faktor yang Diselidiki .................................................... 39
E. Definisi Operasional ....................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 42
G. Instrument Penelitian ...................................................... 42
H. Prosedur Penelitian ......................................................... 43
I. Teknik Analisis Data ...................................................... 45
J. Indikator Keberhasilan .................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................... 48
B. Pembahasan Hasil ........................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 64
B. Saran ............................................................................... 65
ix
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1. Statistik Skor Kemampuan Awal Peserta didik Kelas XI IPA 2
TABEL 4.3. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam pada Skor
Sorong.............................................................................................53
TABEL 4.4. Statistik Tes Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA
TABEL 4.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Hasil Belajar Peserta didik
TABEL 4.7. Statistik Tes Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran B
Lampiran C
Lampiran D
Lampiran E
xi
ABSTRAK
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan tepat. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan
didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Dengan
materi yang disampaikan kurang menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik,
karena cara penyampaiannya kurang menarik maka materi itu kurang dapat
dicerna oleh peserta didik. Melalui proses belajar diharapkan terjadi perubahan,
perkembangan, kemajuan yang lebih baik, baik dari aspek fisik-motorik, intelek,
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik selama
umumnya prestasi belajar di sekolah berbentuk pemberian nilai dari guru kepada
dengan angka, huruf, atau kalimat. Hal ini sejalan dengan realitas yang terjadi di
1
Mohamad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II (Bandung: IMTIMA, 2007), h.
124.
1
Hasil belajar lebih baik dan sempurna bila peserta didik tidak hanya
sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi
peserta didik dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu
peserta didik dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya,
tersebut terlihat dari hasil yang di dapat oleh peserta didik berdasarkan evaluasi
dan motivasi. Para guru juga harus dibiasakan untuk melakukan pembelajaran
dengan baik, harus siap menjadi fasilitator pembelajaran, yang tidak hanya duduk,
didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh yang telah faham dan yang telah
temannya.
Hasil belajar lebih baik dan sempurna bila peserta didik tidak hanya
sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi
peserta didik dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu
peserta didik dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya,
tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh peserta didik
2
E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemandirian guru dan
Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.92.
2
Islam (PAI) pada sekolah tersebut masih cenderung mengunakan motede ceramah
yang sering membuat peserta didik merasa bosan. Peserta didik juga kurang
kurang memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dalam proses
motivasi yang tumbuh dalam diri peserta didik untuk mengikuti materi Pendidikan
Agama Islam (PAI). Melihat kenyataan yang ada, sebagian besar teknik dan
inilah berdampak pada hasil belajar yang kurang baik dan tidak mencapai standar
penelitian karena mengingat guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat berperan
penting dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun kendalanya, masih banyak peserta didik
(PAI), dan guru yang cenderung menggunakan metode ceramah. Hal ini yang
itupula, jam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang kurang di sekolah
umum, membuat guru hanya mempunyai waktu tatap muka yang sedikit dengan
Selain itu pula, kajian ini di harap penting untuk dikembangkan karena
melihat bahwa masih banyak peserta didik yang kurang memahami tentang
nilai pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) peserta didik rendah dan tidak
mencapai standar yang telah ditentukan oleh pihak lembaga sekolah. Oleh karena
3
itu, pada penelitian ini, peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran Grup
Investigas (GI) di SMA Negeri 2 Sorong. Metode ini membuat peserta didik
Oleh karena itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh seorang guru
Islam (PAI) adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat, baik untuk materi
merangsang peserta didik untuk aktif dan berpatisipasi dalam proses pembelajaran
saat ini yang menuntut peserta didik lebih aktif salah satunya yaitu model
upaya yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik
metode ini diharapkan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat
mudah dipahami dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik terhadap
didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa
3
Anita dan Lie, Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-
Ruang Kelas (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h.28.
4
Ibrahim, H. Muslimin, Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: University Press, 2000), h.2.
4
perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses
Agama Islam (PAI), peserta didik kelas XI-IPA2 berlangsung dengan aktiff dan
B. Identifikasi Masalah
3. Hasil belajar yang tidak mencapai standar nilai yang telah ditentukan.
C. Pembatasan Masalah
investigasi (GI). dalam penelitian ini pencapaian peningkatan hasil belajar peserta
didik dilihat dari hasil tes tertulis dan lisan dari peserta didik.
D. Rumusan Masalah
dirumuskan sebuah pokok permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam tulisan
5
meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
E. Tujuan Penelitian
hasil belajar peserta didik pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik , guru dan
1. Secara teoritis kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk menambah dan
2. Secara praktis
hasil belajarnya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian Belajar
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar merupakan suatu
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap
Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil,
perubahan semacam ini tidak dapat di golongkan kedalam perubahan dalam arti
2. Hasil Belajar
51
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT. Reneka Cipta,
2010), h.2.
62
Darmayanto, Belajra dan Mengajar (Bandung: Yrama Widya, 2010) h.2
7
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan peserta didik bertambah dari hasil
sebelumnya.8
dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. 9 Selain itu juga Benyamin
bertindak.
diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan alat ukur berupa
tes dalam suatu proses evaluasi. Hasil belajar adalah puncak hasil belajar yang
tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar peserta didik dapat meliputi
73
Catharina Tri Anni, Psilologi belajar (Semarang: UPT MKK UNNES, 2004), h.4.
84
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan kompetensi Guru (Jakarta:Pustaka Pelajar,
2000), h. 25.
95
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 3.
106
Nana Sudjana, Dasar–dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2000), h.22.
8
Dari ketiga hasil belajar tersebut yang paling tepat dalam poroses belajar pada
pokok bahasan system peredaran darah yaitu aspek psikomotorik karena dalam
pokok bahasan ini peserta didik dituntut untuk lebih terampil dan aktif dalam
menjawab pertanyaan.
Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar peserta didik
adalah dengan melakukan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar yang
dilaksanakan oleh peserta didik memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun
bagi peserta didik yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat
mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti
dan diserap oleh peserta didik sebagai tujuan instruksional. Bagi peserta didik tes
adalah suatu pencapaian atau prestasi belajar yang diperoleh oleh peserta didik
setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas
apabila telah memenuhi indikator hasil belajar yakni ketercapaian daya serap
melalui ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan
selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan lain sebagainya. Serta
yang paling kompleks dan yang paling sulit untuk diterapkan. Motode ini
diperluas dan dipertajan oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan
9
STAD dan Jigsaw, peserta didik terlibat dalam perencanaan baik topic yang
memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang
lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar peserta didik
Kelompok
bersifat heterogen.
pengaturan.
tugas)
11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Prrogresif (Jakarta: Kencana Penada
Media Group, t.th), h. 78-77.
12
Robert E. Slavin, Cooperative Learning (Bandung: Nusa Media, t.th), h.218-220.
10
G. Para peserta didik mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan.
kelompoknya
D. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.
aktif.
Tahap 6 : Evaluasi
didik.
11
Metode group investigasi memanglah suatu rancangan mengenai pola
Namun, metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan seperti yang dibawah
ini :13
inkuiri kompleks.
13
Slavin, Robert E, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (cet, II; Bandung: Nusa
Media, 2008), h. 218-220.
12
d. Memerlukan waktu untuk penyesuaian sehingga suasana kelas menjadi
mudah rebut.
sistematis, sehingga tujuan tidak akan tercapai pada peserta didik yang
Islam (PAI), maka terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian pendidikan secara
umum Pendidikan dalam bahasa Arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba
yang artinya mendidik. Dalam bentuk kata benda, kata rabba ini juga digunakan
untuk Tuhan karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, malah
mencipta. Kata lain yang mengandung arti pendidikan adalah addaba dan
allama.14
serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun
14
Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.25.
15
Oemar Hamalik, Proses Belajar, h. 79.
16
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga (Jakarta:
Bulan Bintang, 1984), h. 14.
13
biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada
adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk melatih, membimbing,
mengarahkan dan mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri seseorang
melalui suatu proses dengan menggunakan model tertentu, baik secara formal
berikut:18
1. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan
Islam (PAI).
3. Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk bisa
pelatihan.
Agama Islam.
17
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan
(Cet.II; Jakarta: Pustaka al-Husna, 1989), h. 32.
18
Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran; Implementasi Konsep, Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum (Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Felicha,
2009), h. 12.
14
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan
Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan yang diberikan kepada individu
dalam mentransfer nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan
yang bertujuan untuk membentuk muslim yang beriman dan bertakwa kepada
Allah swt.
agama Islam.
didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt., berbudi pekerti luhur,
kehidupan sehari-hari.
sekolah/ madrasah.
psikomotoriknya.
dikembangkan dari dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan
19
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 5.
15
Sunnah Nabi Muhammad saw. Disamping juga dari istinbath atau ijtihad
yang merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad saw. di dunia
ini.20
Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah untuk terbentuknya peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah swt., berbudi pekerti luhur, memiliki
menitikberatkan pada upaya guru dalam memberikan materi ajaran agama Islam
secara bertahap dan berjenjang saja, tetapi guru juga harus membimbing dan
mengarahkan peserta didik untuk membentuk pribadi peserta didik yang sesuai
penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam
20
Agus Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasin Konsep, Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Teras, 2007), h. 13.
16
disimpulkan tujuan Pendidikan Agama Islam menyangkut dimensi keimanan,
yang dapat beribadah kepada Allah swt. dengan memilki akhlak yang baik
terhadap sesama muslim maupun non muslim dalam rangka untuk bekal hidup di
dunia dan akhirat. Di dalam komponen atau ruang lingkup pendidikan agama
hubungan dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan
meliputi lima unsur pokok yaitu Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan
Tarikh.21
agama Islam merupakan satu kesatuan atau satu keseluruhan dan dipandang
sebagai sebagai sebuah bidang studi PAI mempunyai tiga fungsi, yaitu: 1)
kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh, dan akhlak
21
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h.22-23
22
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Cet.III; Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 174
17
Adapun dalam struktur bidang studi ini merupakan suatu keseluruhan yang tidak
melalui sebuah bidang studi saja. Sedangkan fungsi pembelajaran PAI pada
madrasah ini sebagai suatu keseluruhan dapat dipandang sebagai penjabaran dari
dengan takarannya.
Dari uraian di atas dapat di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam adalah mencakup empat aspek antara lain, bidang studi
akidah akhlak, bidang studi al-Qurr’an al-Hadis, bidang studi fiqhi, dan bidang
studi sejarah Islam. Semua bidang studi ini merupakan suatu keseluruhan yang
tidak bisa dipisahkan sehingga mewujudkan suatu pembelajaran PAI yang bulat
dan menyeluruh.
Arabnya disebut az-zanbu, al-ismu atau al-jamur. Menurut istilah ulama fukaha
(ahli hukum islam) dosa adalah akibat tidak melaksanakan printah Allah swt yang
hukumnya wajib dan mengerjakan larangan Allah swt yang hukumnya haram.
Ulama fukaha sepakat bahwa dosa besar adalah dosa yang pelakunya diancam
dengan hukuman dunia, azab di akhirat, dan dilaknat oleh Allah swt dan
Rasulullah saw. Dosa yang pelakunya diancam denagn hukuman dunia, seperti
18
dengan siksa diakhirat, seperti kemunafikan, kekafiran, dan lalai mengerjakan
yang akibat buruknya atau kerusakan yang ditimbulkannya cukup besar selain
merugikan orang lain karena perbuatannya, perilaku dosa besar juga tidak akan
disenangi oleh masyarakat dan akan mengalami ketidak tenangan jiwa. Apakah
dosa-dosa besar itu akan dihapus, sehingga para pelakunya mendapat ampunan
dosa dan masuk surga? Tentu saja bisa, asal jangan para pelaku dosa besar itu
besar adalah suatu perilaku yang sangat dibenci oleh Allah swt. Orang yang
melakukan dosa besar akan di ancam dengan hukuman dunia, azab di akhirat, dan
dilaknat oleh Allah swt dan Rasulullah saw. Dosa besar dapat dihapus apabila
23
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2007),h.135.
24
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Artinya (Bandung: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah, 2005), h.290.
25
Ibid., h.135
19
diancam dengan hukum dunia, azab di akhirat dan laknat oleh Allah swt dan
besar terhadap Allah swt, dosa besar terhadap diri sendiri, dosa besar dalam
keluarga, dosa besar yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan seksual, dan
1) Syirik
Orang yang berlaku syirik disebut musyrik. Syirik merupakan dosa besar yang
paling berat, sehingga pelakunya tidak akan memperoleh ampunan Allah SWT,
sungguhnya. 28
2) Kufur
disampaikan oleh Nabi/Rasul-Nya. Orang yang berlaku ingkar disebut kafir, kata
jamaknya kafirun atau kuffa. Termasuk kufur adalah mengingkari atau tidak
3) Nifaq
26
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.136.
27
Ibid., h.136.
28
Ibid., h.136.
29
Ibid., h.136.
20
memeluk Agama Islam, padahal dalam hatinya kufur (mengingkari). Orang yang
4) Fasik
agamanya, seperti meninggalkan shalat lima waktu, tidak berzakat, bahkan bisa
sampai berbuat riddah yaitu keluar dari Agama Islam yang ditunjukkan dengan
Dosa besar terhadap diri sendiri dalah perbuatan dosa besar yang objek
atau sasarannya adalah diri sendiri, seperti membunuh diri sendiri. Membunuh diri
sendiri, dengan cara apa pun merupakan perbuatan yang dilarang Allah SWT.
Haram hukumnya dan termasuk dosa besar. Yang berhak menghidupkan dan
Menurut para ahli psikologi, penyebab seseorang melakukan bunuh diri itu
antara lain, karena karena keputusasaan akibat penyakit yang diderita atau
kesulitan yang mengimpit tidak teratasi, karena faktor psikologi atau kegelisahan
yang tidak terkendali akibat faktor luar, dank arena gagal atau hilangnya suatu
harapan. Allah SWT tetap melarang bunuh diri apapun alasannya. Hal ini sesuai
21
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
c. Dosa besar dalam keluarga
Salah satu contoh dosa besar dalam keluarga ialah durhaka kepada kedua
orang tua. Akibat buruk dari durhaka terhadap kedua orangtua itu akan menimpa
orangtua.
3) Mengancam kedua orang tau, agar memberikan sejumlah uang atau sesaatu
kedua orangtuanya.
Salah satu penyebabnya mungkin karena status sosial anak lebih tinggi dari
orangtuanya.
dalam keluarga adalah dosa yang kita lakukan kepada kedua orang tua kita seperti
34
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam,h.137-138.
35
Ibid., h.138.
22
memaki, melontarkan suara yang keras apalagi menelantarkan orng tua sama saja
a) Zina
diluar pernikahan yang sah, yakni pernikahan yang sesuai dengan ketentuan
syara’. Zina termasuk perbuatan orang yang tidak beradab, perbuatan keji yang
diharamkan Allah, dan termasuk dosa besar.36 Zina terbaagi menjadi dua kategori
yaitu zina muhsan dan zina ghairu muhsan. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-
Isra[17]:32.37
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
besar, karena akibat buruknya atau bahaya yang ditimbulkan zina sungguh besar.
Menurut hukum Islam para pelaku zina yang termasuk gairu mushan (belum
menikah), hukumnya didera cambuk sebanyak 100 kali dan diasingkan selama
sampai mati.38
36
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.138-139.
37
Al-qur’an, 17:32.
38
Ibid., h.139.
23
Homo seksual adalah pemuasan attau penyaluran nafsu seks antara
sesama jenis, sesama pria (gay) dan sesama wanita (lesbian). Homoseksual yang
dalam ilmu fikih disebut al-liwat, merupakan perbuatan haram dan dosa besar,
Menurut istilah dalam fikih, ialah menuduh orang lain melakukan zina ,
tanpa adanya saksi-saksi yang dibenarkan oleh syara’. Qazaf termasuk ke dalam
perbuatan keji, yang hukumnya haram dan merupakan dos besar. Hal ini
disebabkan karena menuduh zina akan mendatangkan kerugian dan bencana, baik
dalam pemenuhan seksual yang di dalam nya terdapat zina, homoseksual, dan
menuduh zina adalah perbuatan dosa yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT
J. Makan
K. Meminum khamar
bagi setiap yang memabukkan dan menutup atau menghalangi akal sehat
39
Ibid., h.139.
24
peminumnya (pemakainya) dari mengerjakan perintah-perintah Allah SWT dan
Rasul-Nya.40
yang memabukkan, baik berupa cairan, maupun zat padat baik dengan cara
adalah haram dan termasuk dosa besar. Terkait dengan Khamar bukan hanya
penjualannya. 41
Dosa besar yang mungkin terjadi di masyarakat cukup banyak, antara lain:
1) Pembunuhan
hukumnya haram dan termasuk dosa besar, yang pelakunya akan dimurkai dan
merupakan tindak kejahatan yang pertama diadili peda pengadilan Allah SWT di
40
Toto Edidarmo dan Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah
Kelas XI (Semarang: Toha Putra, 2009), h.87.
41
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.141.
42
Khuslan Haludhi dan Abdurrohim Sa’id, Intergrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan
Agama Islam 2 untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2008), h.146.
43
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.143.
25
a) Pembunuhan dengan sengaja atau direncanakan, dengan menggunakan
seseorang.
2) Menganiaya orang
dilakukan dengan sengaja dan adapula yang dilakukan tidak dengan sengaja
yang dilakuakn karena tersalah semata misalnya seseorang yang sedang berlatih
silat dengan menggunakan sebelah pedang, yang tiba-tiba pedangnya meleset dan
44
Ibid., h.143.
45
Ibid., h.143.
26
Sangsi hukum Islam terhadap pidana dengan sengaja meninju mata si A
3) Mencuri
orang lain dengan diam-diam.47 Menurut istilah ilmu fikih, mencuri adalah
mengambil harta milik orang lain dari tempat penyimpanannya secara diam-diam
atau sembunyi-sembunyi.
dalam mencuri, walaupun hukumnya sama dengan mencuri, yaitu haram. Islam
mengakui adanya hak milik perseorangan dan memberi perlindungan terhadap hak
milik tersebut. Menurut hukum Islam prencurian teramsuk tindak pidana yang
4) Merampok
dan meruapkan dosa besar yang wajib dijauhi oleh setiap individu. Jika dalam
46
Ibid
47
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa
Depertemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 297
48
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.143.
27
Bahkan kemakmuran serta kesejahteraan bersama yang mereka dambakan tidak
akan terwujud.49
dosa besar. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah An-
Nisa’[4]:31.50
mulia (surga).”
itu sendiri
c. Orang-orang yang beriman, di mana pun kita berada tentu tidak akan
49
Khuslan Haludhi dan Abdurrohim Sa’id, Intergrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan
Agama Islam 2, h.145.
50
Al-qur’an, 4:31.
51
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.145.
28
d. Muslim/muslimah yang berdisiplin mengerjakan shalat fardhu, apalagi
mengendalikan diri untuk tidak berbuat dosa besar, karena mereka meyakini
setiap amal baik dan perbuatan jahat dicatat oleh dua malaikat Raqib dan
atid.52
4. Aniaya
bengis, penyiksaan, atau zalim. Yang dimaksud dengan aniaya (zalim) ialah tidak
adil (tidak menempatkan sesuatu dengan semestinya atau sesuai dengan ketentuan
Allah SWT). Aniaya atau bengis yaitu suatu tindakan yang tidak manusiawi, yang
bertentangan ddengan hak asasi manusia. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-
Baqarah[2]:229.53
Aniaya (zalim) termasuk sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT dan
dibenci manusia serta termasuk perbuatan dosa yang dapat menjatuhkan martabat
diri pelalkunya dan merugikan orang lain. Sifat aniaya dibagi menjadi beberapa
macam yaitu:54
52
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.145.
53
Al-qur’an, 2:229.
54
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X (Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama, 2007), h.131.
29
L. Aniaya kepada Allah SWT dengan cara tidak mau melaksanakan perintah
Allah SWT yang wajib, dan meninggalkan larangan Allah SWT yang
haram.
melakukan pembunuhan.
bunuh diri.
perbuatan aniaya diketahui oleh alat negara lalu ditangkap dan di adili.
55
Ibid., h.132.
56
Ibid., 131.
30
U. Orang yan dianiaya akan mengalami kerugian dan bencana sesuai dengan
zalimnya mayoritas dan mereka tidak bertobat maka tidak mustahil Allah
5. Diskriminasi
kepada orang kita tidak sukai; karena berlaku adil itu lebih dekat kepada takwa.
kerugian kepada orang yang diperlakukan diskriminatif. Sang pelaku sendiri juga
akan mendapat azab Allah SWT, karena Allah SWT tidak menyukai orang-orang
zalim.58
disokolahkan karena dianggap tidak perlu, padahal orang tua mampu dan si
31
Z. Islam mengajarkan dalam kehidupan bertetangga harus saling menghormati,
sebagainya. Karena itu, orang yang berlaku adil terhadap tetangga dengan
kecuali.
32
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori dan kajian penelitian yang relevan di atas dapat
tersebut sesuai dengan materi ajar. proses pembelajaran yang terlaksana dengan
sedangkan guru sebagai fasilitator. Peserta didik diajak untuk aktif mengerjakan
karena pembelajaran hanya berpusat kepada guru yang lebih aktif dalam proses
33
Guru dan Siswa
melaksanakan investigasi
Evaluasi
Gambar 1
34
F. Hipotesis Tindakan
serta kerangka berpikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah peneliti
investigasi (GI) melalui 6 tahap, yaitu mengidentifikasi topic dan mengatur murid
diharapkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama
35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
professional.60 PTK dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, memilki
karakteristik penting yang harus dicermati, yaitu problema yang diangkat untuk
itu sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu
memcahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan. Penelitian ini perlu adanya
60
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research)
Pedoman Praktis bagi Guru Profesional, (Edisi.I; Cet..I; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.9.
61
Sukidin, Basrowi, dan Suranto, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Cet.III;
Jakarta: Insan Cendekia, 2008), h.22-23.
62
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Cet.II; Jakarta: Gaung Persada Press, 2011),
h.4.
38
PELAKSANAAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
? REFLEKSI
Gambar 2
B. Lokasi penelitian
adalah SMA Negeri 2 Sorong. Sekolah ini bertempat di jalan S. Maruni KM. 10,
Barat. SMA Negeri 2 Kota Sorong merupakan sekolah negeri umum di bawah
karena melihat bahwa rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI.
Hal ini dilihat berdasarkan data hasil UTS (Ulangan Tengah Semester) pada
semester ganjil tahun 2014. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk
pada tahap observasi awal penelitian saat melaksanakan pembelajaran awal atau
39
memperoleh data.
C. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA2 di SMA Negeri 2 Kota
Sorong yang berjumlah 21 orang siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 12 siswa
perempuan.
Investigation (GI).
Investigation (GI).
E. Definisi Operasional
Definisi atau istilah yang berhubungan dengan penelitian ini adalah hasil
belajar. Jadi, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang
melalui metode Group Investigation (GI) sehingga dapat melihat sejauh mana
1. Hasil belajar
Purwanto, hasil belajar adalah proses perubahan atau perbaikan dari fungsi-fungsi
psikis yang menjadi syarat dan mendasari perbaikan tingkah laku dan kecakapan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah sebuah
prestasi belajar yang dicapai peserta didik di dalam proses kegiatan proses belajar
seseorang menjadi lebih baik. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah hasil yang di dapat oleh peserta didik dalam proses pembelajaran melalui
metode group investigation (GI) yang telihat dalam sebuah nilai atau angka
sehinga terlihat sampai sejauh mana pemahaman dan penguasaan peserta didik
Disamping itu juga peneliti tidak hanya melihat dari hasil belajar yang
ditunjukkan dengan nilai yang bagus tetapi juga peneliti melihat dari beberapa
adakah perubahan sikap yang terjadi pada diri siswa setelah proses penerapan
dilingkungan masyarakat.
63
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar ( Cet.XII; Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011), h. 22
64
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
h. 86
41
pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam, atau suatu upaya
(PAI) adalah usaha sadar dalam membimbing dan mengajarkan peserta didik agar
memahami ajaran Islam dengan benar sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis dan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nama mata pelajaran atau bidang studi
tentang ajaran agama Islam mengenai tata hidup manusia di dunia dan di akhirat,
dengan ruang lingkup yang memuat tentang keimanan, ibadah, Al-Qur’an, akhlak,
paling kompleks dan yang paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan
pertama kali oleh Thelan Dalam perkembangannya model ini diperluas dan
F. Instrument Penelitian
untuk mengumpulkan data dalam penelitian agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga
mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
65
Zuhairi dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 28.
42
3. Tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Tes yang di
gunakan adalah bisa dengan lisan dan tulisan yang diberikan dalam bentuk
G. Prosedur Penelitian
pembelajaran yang tak dapat dipisahkan dan saling berkaitan, artinya pelaksanaan
siklus II merupakan lanjutan dan perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I. Tiap
a. Tahap perencanaan
1) Telaah kurikulum
pelaksanaan tindakan
43
Siklus I
Siklus II
kegiatan siklus I.
c. Tahap observasi
pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sesuai dengan catatan tentang
d. Tahap refleksi
dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan maupun terhadap hasil
2. Metode Dokumentasi
umum SMA Negeri 2 Kota Sorong, serta hal-hal yang berhubungan dengan
66
Sukardi, Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Usaha
Keluarga, 2006), h.49.
45
data terkumpul dari hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk
Sedangkan data hasil observasi dianalisa secara kualitatif dengan kategori tinggi,
kuantitatif berupa angka-angka, seperti hasil tes. Data kuantitatif berupa nilai hasil
belajar siswa yang didapat dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif
dengan rumus SPSS 16.0 misalnya mencari nilai rata-rata. Tolak ukur
keberhasilan dalam penelitian ini jika hasil post tes siswa selama siklus I
meningkat dibandingkan dengan niali pre tes dengan nilai berdasarkan KKM yaitu
75. Dan hasil siklus II mengalami perbaikan dibanding siklus I, sedang data hasil
observasi dianalisa secara kuantitatif dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah.
Agama Islam (PAI) didasarkan pada skala lima. Adapun standar umum yang
digunakan dalam skala lima yang ditetapkan oelh Depertemen Pendidikan dan
Kebudayaan yaitu:
46
Pendidikan Nasional
55 – 64 Rendah
65 – 79 Sedang
80 – 89 Tinggi
F
P¿ N ×100
Keterangan: P: Presentase
F: Skor Responden
N: Skor Maksimum
sebagai berikut: (a) Rata-rata hasil belajar siswa pada aspek kognitif mengalami
peningkatan dan mencapai kategori minimal 70% (baik). (b) Rata-rata hasil
belajar siswa pada aspek afektif mengalami peningkatan dan mencapai kategori
minimal 75% (baik). (c) Rata-rata hasil belajar siswa pada aspek psikomotor
J. Indikator Keberhasilan
47
meningkatnya hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa
kelas X B SMA Negeri 2 Kota Sorong tahun ajaran 2015-2016 melalui penerapan
metode group investigation (GI). Peningkatan hasil belajar tersebut terlihat dari
skor rata-rata pada tes siklus I dan siklus II. Yang menunjukkan peningkatan
jumlah siswa yang tuntas belajar. Dengan peningkatan hasil belajar yang terjadi
Group Investigation (GI) maka bisa dikatakan bahwa penggunaan metode Group
Pada bab ini dibahas tentang hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan
ketuntasan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dicapai peserta didik yang
Tipe Group Investigasi dari siklus I dan siklus II. Adapun yang dibahas dan
dianalisis, yaitu nilai hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus, serta
observasi.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
4) Membuat tes hasil belajar Pendidikan Agama islam (PAI) (lampiran B).
49
oleh peserta didik. Pada kegiatan ini peserta didik menyimak informasi
jelaskan.
4) Para peserta didik berkerja sama dan membagi tugas kepada masing-
masing anggotanya.
presentasikan.
50
Data kualitatif adalah data hasil observasi aktivitas peserta didik selama
BB. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2015. Pada
pertemuan pertama ini semua peserta didik hadir yaitu 20 orang. Materi
sekitar 20%. Peserta didik dibagi ke dalam 4 kelompok yang terdiri dari 5
orang, karena jumlah peserta didik yang hadir adalah 20 orang. Pendidik
materi yang akan djelaskan. Para peserta didik berkerja sama dan membagi
depan kelas. Saat berdiskusi peserta didik yang aktif terdapat 9 peserta
03Agustus 2015. Pada pertemuan kedua ini semua peserta didik hadir
51
sekitar 10%. Peserta didik dibagi ke dalam 4 kelompok yang terdiri dari 5
orang, karena jumlah peserta didik yang hadir adalah 20 orang. Pendidik
materi yang akan djelaskan. Para peserta didik berkerja sama dan membagi
depan kelas. Saat berdiskusi peserta didik yang aktif terdapat 15 peserta
DD. Pertemuan kedua sikus I, pada tanggal 3 agustus 2015 peserta didik
Pada analisis data kuantitatif, yang dianalisis adalah tes hasil belajar
peserta didik yang dilakukan pada akhir siklus yaitu mengenai ketuntasan belajar
Skor kemampuan awal peserta didik diperoleh dari nilai Ulangan Tengah
Semester (UTS)
Tabel 4.1. Statistik Skor Kemampuan Awal Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA
Negeri 2 Sorong.
Subjek Penelitian 21
Rata-rata 53.71
Median 54.00
Variansi 179.414
Rentang Skor 51
Skor Maksimal 81
Skor Minimum 30
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Kemampuan Awal Peserta
Lima Kategori.
55 – 64 Rendah 5 23.90%
65 – 79 Sedang 4 19.04%
80 – 89 Tinggi 1 4.76%
Agama Islam (PAI) peserta didik sangat rendah yaitu ada 11 orang peserta didik
yang memperoleh skor <55 (52.39%), dan 5 peserta didik (23.90%) memperoleh
skor antara 55-64. Hanya 1 peserta didik (4.76%) yang memperoleh skor sangat
tinggi.
Tabel 4.3. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
Sorong.
b) Skor Siklus I
Skor nilai siklus I diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan pada akhir
Tabel 4.4. Statistik Tes Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri
Subjek Penelitian 21
Rata-rata 76.95
Median 85.00
Variansi 557.348
Skor Minimum 0
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Tes Akhir Peserta didik
55 – 64 Rendah 3 14.29%
65 – 79 Sedang 3 14.29%
80 – 89 Tinggi 8 38.10%
Agama Islam (PAI) peserta didik mengalami peningkatan yaitu hanya ada 2 orang
peserta didik (9,52%), yang memperoleh skor < 55, dan 5 peserta didik (23,80%)
Jika skor tes hasil belajar peserta didik pada siklus I dikelompokkan
menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu ≥ 75, maka diperoleh:
Tabel 4.6. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Peserta
Islam (PAI) pada siklus I ini bertambah 11 orang peserta didik menjadi 13 orang
1) Skor rata-rata tes hasil belajar peserta didik pada siklus I adalah 76,95
(61,10%).
e. Keputusan
dan jumlah peserta didik yang tuntas belajar belum mencapai 65%, maka
strategi untuk memancing peserta didik agar lebih aktif dalam proses
terutama pada peserta didik yang terlihat pasif. Dengan demikian, peserta didik
akan dituntut untuk lebih memahami materi pelajaran dan aktif dalam
pembelajaran.
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
4) Membuat tes hasil belajar Pendidikan Agama islam (PAI) (lampiran B).
oleh peserta didik. Pada kegiatan ini peserta didik menyimak informasi
jelaskan.
4) Para peserta didik berkerja sama dan membagi tugas kepada masing-
masing anggotanya.
presentasikan
Data kualitatif adalah data hasil observasi aktivitas peserta didik selama
Pada pertemuan pertama ini semua peserta didik hadir yaitu 21 orang.
orang atau sekitar 19,04%. Peserta didik dibagi ke dalam 4 kelompok yang
terdiri dari 5 orang, karena jumlah peserta didik yang hadir adalah 21
berkaitan dengan materi yang akan djelaskan. Para peserta didik berkerja
laporan hasil diskusi di depan kelas. Saat terdapat 9 peserta didik yang
2015. Pada pertemuan kedua ini semua peserta didik hadir yaitu 21 orang.
untuk bertanya tentang materi yang belum atau kurang dipahami. Peserta
didik yang bertanya sebanyak 2 orang atau sekitar 9,52%. Peserta didik
peserta didik yang hadir adalah 21 orang. Pendidik dan peserta didik
djelaskan. Para peserta didik berkerja sama dan membagi tugas kepada
kelas. Saat berdiskusi terdapat 15 peserta didik yang aktif atau sekitar
71,42%.
60
Pada analisis data kuantitatif, yang dianalisis adalah tes hasil belajar
peserta didik yang dilakukan pada akhir siklus yaitu mengenai ketuntasan belajar
Skor nilai siklus II diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan pada
akhir siklus II. Data diolah dan diperoleh nilai statistik sebagai berikut:
Tabel 4.7. Statistik Tes Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri
Subjek Penelitian 22
Rata-rata 85,52
Median 90,00
Variansi 125,462
Rentang Skor 35
Skor Minimum 65
Apabila skor tes hasil belajar peserta didik pada Siklus II dikelompokkan
Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Hasil Tes Akhir Peserta
55 – 64 Rendah 1 4,76%
65 – 79 Sedang 7 33,33%
80 – 89 Tinggi 2 9,52%
Dari data di atas terlihat bahwa tidak ada peserta didik yang mendapat skor
< 55 (0%). Dan peserta didik yang memperoleh skor sangat tinggi berjumlah 11
Tabel 4.9. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Peserta
Islam (PAI) pada siklus II bertambah 6 orang menjadi 19 orang peserta didik
(90,48%).
1) Skor rata-rata tes hasil belajar peserta didik pada siklus II adalah 85,52
(90,48%).
e. Keputusan
Jumlah peserta didik yang tuntas sudah melebihi target 65% yaitu 90,48%.
Karena dengan adanya keterbatasan waktu, maka penelitian ini hanya sampai pada
siklus II.
B. Pembahasan Hasil
Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siwa Pada siklus I skor rata-
rata tes hasil belajar meningkat sebesar 76,95 dengan jumlah peserta didik yang
peserta didik minimal memperoleh nilai 80 dan secara ketuntasan sama dengan
85%. Jadi criteria penelitian secara klasikal dan secara individual belum tercapai
karena masih ada 8 orang peserta didik yang masih belum tuntas secara
individual. Dalam proses pembelajaran pada siklus I, masih ada beberapa kendala
yang terjadi sebagai berikut : (1) peserta didik yang belum terbiasa dengan metode
pembelajaran Group Ivestigasi (2) Kemampuan peserta didik yang belum berani
mengungkapkan pendapatnya masih sangat kurang (3) Masih ada siswa yang
kurang aktif dalam proses pembelajaran (4) Masi ada kelompok yang kurang
ditemui pada siklus I yaitu: (1) Menciptakan suasana dalam proses pembelajaran
63
dengan menyenangkan sehingga peserta didik lebih aktif lagi dalam proses
pendapat (3) Menekankan pada peserta didik bahwa setiap langkah dalam
kegiatan pembelajaran selalu ada penilaian (4) Mengaitkan materi atau study
kasus dengan kehidupan nyata yang terjadi pada kehidupan sehari yang sering
dialami oleh peserta didik (5) Memberikan pertanyaan yang terkait dengan
siklus II diperoleh nilai hasil belajar peserta didik sebesar 85,52 dengan jumlah
peserta didik yang tuntas 19. Secara keseluruahan keruntasan individual dalam
Dari hasil pengamatan ataupun observasi yang telah peneliti lakukan pada
perubahan. Suasana kelas lebih bnaik dari sebelumnya, aktivitas siswa mengalami
kemajuan terlihat dari semakin banyak siswa yang turut aktif dalam proses
berubah menjadi aktif karna pembawaan materi yang di lebih variatif membuat
minat peserta didik yang awalnya kurang terhadap mata pelajaran pendidikan
Dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 76,95 termasuk
dalam kategori cukup dan rata-rata hasil belajar siklus II sebesar 85,52 termasuk
dalam kategori sangat baik. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan
peserta didik pada mata pelajran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA 2 di
PENUTUP
HH.Kesimpulan
kesimpulan yaitu hasil penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya dapat
materi perilaku tercela pada bab perilaku tercela, karena dilihat dari setiap
76,95% (13 anak dari 21 peserta didik). Pada siklus II setiap indikator
II. Saran
Kota Sorong agar dapat menjadi ruang atau sarana dalam proses
peserta didik yang menjadi amanah untuk diarahkan dan dibimbing agar
didik menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohamad. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II. Bandung:
IMTIMA.
Anni, Catharina Tri. 2004. Psilologi belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru Jakarta:
Pustaka Pelajar.
Dradjat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara.
Edidarmo, Toto dan Mulyadi. 2009. Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak
Madrasah Aliyah Kelas XI Semarang: Toha Putra.
Haludhi, Khuslan dan Abdurrohim Sa’id. 2008. Intergrasi Budi Pekerti dalam
Pendidikan Agama Islam 2 untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Hidayat, Junaidi. 2008. Ayo Memahami Aqidah dan Akhlak untuk MTS/SMP
Islam Kelas VII. Jakarta: Erlangga.
Junaidi Hidayat dan Adib Faishol. 2009. Ayo Memahami Akidah dan Akhlak
untuk Mts/SMP Islam Kelas VII Jakarta: Erlangga.
Langgulung, Hasan. 1989. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan. Cet.II; Jakarta: Pustaka al-Husna.
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.
_______. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Tafsir, Ahmad. 2010. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional.
A. Keadaan Sekolah
1. Profil Sekolah
NSPN : 60400346
10
Kelurahan : Sawagumu
Daerah : Perkotaan
formal yang berdiri sejak tanggal 18 Juli 1986. SMA Negeri 2 Sorong
Sorong Utara Provinsi Papua Barat. Pada mulanya tanah SMA Negeri 2
Sorong adalah berasal dari tanah transmigrasi asli orang Moi yang bernama
SMA Negeri 2 Sorong terletak pada garis lintang -0.889 591 LU dan garis
Hingga kini SMA Negeri 2 Sorong telah dipimpin oleh enam orang
Kamaruddin BA, Drs. Lasaru Kambu, Aisjarto BA, Drs. Yunus Boari BA,
dan yang menjabat sekarang adalah ibu Dra. Elsina Regina Sro’er MMPd.
dan Kristen. SMA Negeri 2 Sorong memiliki tiga jurusan, yaitu jurusan
area jalan utama yaitu jalan Sungai Maruni yang berada di KM. 10 dimana
semua jalur angkutan kota, baik berupa bus, taksi, dan motor melintas di
jalan tersebut. Letak sebelah Barat SMA Negeri 2 Sorong terdapat deretan
Sebelah Timur terdapat deretan ruko Jupiter dan berbagai ruko lainnya.
berikut:
Visi
berbudaya, berdaya guna, dan bertawa pada Tuhan Yang Maha Esa.
Misi
masyarakat.
Siswa Total
Ruang Kelas Rua Kelas XI Rua Kelas Rua L P L-P
Belajar X ng ng XII ng
Bela Bela Bela
jar jar jar
L P L P L P
9 7 18 19 8 125 14 24 411 4 889
1
7 5 7
8
9 7 18 19 8 125 14 24 41 4 889
1
7 5 1 7
8
No Kelas Program Jurusan
1 X A
B
C
D
E
F
G
H
2 XI IPA 1-4
IPS 1-4
BAHASA
3 XII IPA 1-3
IPS 1-3
BAHASA
pengetahuan. Sarana dan prasarana ini mutlak diperlukan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar. Pada tabel ini akan disajikan perincian
sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 2 Sorong sebagai berikut:
A. Standar Kompetensi
Menghindari Perilaku Tercela
B. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan Pengertian Dosa Besar
2. Menyebutkan Contoh- Contoh Dosa Besar
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian dosa besar
2. Menyebutkan beberapa contoh perbuatan dosa besar
3. Menyebutkan ciri-ciri perbuatan yang termasuk dosa besar
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menjelaskan pengertian dosa besar
2. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan
beberapa contoh perbuatan dosa besar
3. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan ciri-
ciri perbuatan yang termasuk dosa besar
E. Materi Pembelajaran
Perilaku Tercela (Dosa Besar)
1. Pengertian dosa besar
2. Contoh-contoh perbuatan dosa besar
Dosa besar terhadap Allah Swt
Dosa besar terhadap Diri Sendiri
Dosa besar terhadap Keluarga
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Group Investigation (GI)
4. Diskusi Kelompok
5. Evaluasi.
G. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (20 menit)
1. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa dan
berdoa.
2. Memperhatikan kesiapan, semangat dan kelengkapan siswa, dengan
memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan mengorganisir kelas dan
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
akan diterapkan, berdasarkan metode dan model pembelajaran.
3. Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi (perilaku
tercela tentang dosa besar).
5. Memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bersemangat dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan Inti (90 menit)
1. Guru menjelaskan materi tentang materi Perilaku tercela (pengertian dosa
besar).
2. Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran Group Investigation
(GI), serta memberikan motivasi agar seluruh siswa ikut berpartisipasi
dan aktif dalam mengemukakan pendapat, berdiskusi dan bekerja sama
dalam kelompok. Siswa ditugaskan untuk mencari sebuah kasus yang
terkait dengan materi perilaku tercela kemudia melakukan eksplorasi /
mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan fakta-fakta yang berhasil
ditemukan dan dirumuskan.
3. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang
beranggotakan 7-8 siswa.
5. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar.
6. Guru menerapkan metode Group Investigation (GI)
6. Guru memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan siswa dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
2. Guru dan siswa menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4. Menutup pelajaran dengan membaca do’a dan mengucapkan salam.
H. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Buku paket
2. Group Investigation (GI)
3. Laptop
4. Infocus
5. Lembar kerja kelompok
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes
2. Bentuk instrumen : Essay
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
J. Standar Kompetensi
K. Kompetensi Dasar
L. Indikator
M. Tujuan Pembelajaran
N. Materi Pembelajaran
O. Metode Pembelajaran
65
7. Ceramah
8. Tanya jawab
9. Group Investigation (GI)
10. Diskusi Kelompok
11. Evaluasi.
P. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (20 menit)
6. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa dan
berdoa.
7. Memperhatikan kesiapan, semangat dan kelengkapan siswa, dengan
memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan mengorganisir kelas dan
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
akan diterapkan, berdasarkan metode dan model pembelajaran.
8. Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
9. Memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi (perilaku
tercela tentang dosa besar).
10. Memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bersemangat dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan Inti (90 menit)
7. Guru menjelaskan materi tentang materi Perilaku tercela (Memengindari
perbuatan dosa besar).
8. Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran Group Investigation
(GI), serta memberikan motivasi agar seluruh siswa ikut berpartisipasi
dan aktif dalam mengemukakan pendapat, berdiskusi dan bekerja sama
dalam kelompok. Siswa ditugaskan untuk mencari sebuah kasus yang
terkait dengan materi perilaku tercela kemudia melakukan eksplorasi /
mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan fakta-fakta yang berhasil
ditemukan dan dirumuskan.
9. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
66
10. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang
beranggotakan 7-8 siswa.
11. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar.
12. Guru menerapkan metode Group Investigation (GI)
12. Guru memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
5. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan siswa dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
6. Guru dan siswa menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
7. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
8. Menutup pelajaran dengan membaca do’a dan mengucapkan salam.
R. Penilaian
3. Teknik penilaian : Tes
4. Bentuk instrumen : Essay
67
S. Standar Kompetensi
Menghindari Perilaku Tercela
T. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan pengertian Aniaya
2. Menyebutkan contoh perilaku Aniaya
3. Menghindari perilaku Aniaya
U. Indikator
6. Menjelaskan pengertian Aniaya
7. Menjelaskan contoh perilaku Aniaya
8. Mampu menghindari perilaku Aniaya
V. Tujuan Pembelajaran
6. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menjelaskan pengertian Aniaya
7. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menjelaskan contoh perilaku Aniaya
8. Setelah pembelajaran ini, siswa mampu menghindari perilaku Aniaya
W. Materi Pembelajaran
Perilaku Tercela (Aniaya)
3. Pengertian Aniaya
4. Contoh perilaku Aniaya
5. Menghindari perilaku Aniaya
68
X. Metode Pembelajaran
13. Ceramah
14. Tanya jawab
15. Group Investigation (GI)
16. Diskusi Kelompok
17. Evaluasi.
Y. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (20 menit)
11. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa dan
berdoa.
12. Memperhatikan kesiapan, semangat dan kelengkapan siswa, dengan
memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan mengorganisir kelas dan
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
akan diterapkan, berdasarkan metode dan model pembelajaran.
13. Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
14. Memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi (perilaku
tercela tentang perilaku Aniaya).
15. Memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bersemangat dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan Inti (90 menit)
13. Guru menjelaskan materi tentang materi Perilaku tercela (perilaku
Aniaya).
14. Guru memberikan motivasi agar seluruh siswa ikut berpartisipasi dan
aktif dalam mengemukakan pendapat, berdiskusi dan bekerja sama dalam
kelompok. Siswa ditugaskan untuk mencari sebuah kasus dan kemudian
melakukan eksplorasi/mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan
fakta-fakta yang berhasil ditemukan dan dirumuskan.
15. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
69
16. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang
beranggotakan 7-8 siswa.
17. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar.
18. Guru menerapkan metode talking stick
19. Guru memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
9. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan siswa dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
10. Guru dan siswa menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
11. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
12. Menutup pelajaran dengan membaca do’a dan mengucapkan salam.
Z. Media Pembelajaran
1. Buku paket
2. Group Investigation (GI)
3. Laptop
4. Infocus
5. Lembar kerja kelompok
AA.Penilaian
5. Teknik penilaian : Tes
6. Bentuk instrumen : Essay
70
CC.Kompetensi Dasar
4. Menjelaskan pengertian Diskriminasi
5. Menyebutkan contoh perilaku Diskriminasi
6. Menghindari perilaku Diskriminasi
DD.Indikator
9. Menjelaskan pengertian Diskriminasi
10. Menjelaskan contoh perilaku Diskriminasi
11. Mampu menghindari perilaku Diskriminasi
JJ. Penilaian
7. Teknik penilaian : Tes
8. Bentuk instrumen : Essay
Lampiran C.1
LEMBER OBSERVASI
KEGIATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
Kategori aktivitas siswa dalam melaksanakam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI).
1. Menjawab salam, berdoa, mendengarkan dan memberikan respon saat guru mengecek kehadiran siswa
65
Menit Keterangan
No Nama Siswa Klp
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
1 Akbar Musyaqir
2 Alfi Amsah
1
3 Amalia Aprilani
4 Erna Tri Hasriyanti
5 Farian Timany .S.
6 Fauzan Agus .B
2
7 Fitri Nurjanah
8 La Ode M.R Dirgantara
9 Maulina Intan .W. 3
10 Mutiara Dionesia
11 Muh. Syaiful Huda
66
Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Sorong,
Observer
67
Jelaskan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Apakah Anda menyukai cara mengajar yang diterapkan guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation?
Jawaban
Ya Tidak
Jelaskan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Dapatkah Anda memahami materi yang diajarkan oleh guru melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
65
Jawaban
Ya Tidak
Jelaskan:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Apakah Anda menyukai proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
Jawaban
Ya Tidak
Jelaskan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dapat meningkatkan hasil belajar Anda?
Jawaban
Ya Tidak
Jelaskan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Sorong, .........................
Responden
66
Skor
No. Nama Siswa
Awal Siklus I Siklus II
1. Akbar Musyaqir 65 85 85
2. Alfi Amsah 50 90 85
3. Amalia Aprilani 60 75 72
4. Erna Tri Hasriyanti 66 85 72
5. Farian Timany .S. 74 85 85
6. Fauzan Agus .B 80 80 50
7. Fitri Nurjanah 94 80 100
8. La Ode M.R Dirgantara 72 80 85
9. Maulina Intan .W. 64 75 85
10. Mutiara Dionesia 60 80 55
11. Muh. Syaiful Huda 80 60 85
12. Nur Indah Rosmalia 44 75 100
13. Nuzulan Salsabila 94 80 100
14. Sakila Wulandari 80 65 55
15. Sartika 86 75 100
16. Siti Kholifah 76 80 60
17. Teguh Prasetyo 74 70 85
18. Trisna Manggadarani 76 0 0
19. Wandha Aulia 80 70 85
20. Wiwit Dian Ramadhani 84 90 72
21. Yusril Yamani 42 70 100
1 Akbar Musyaqir 85 75 √
2 Alfi Amsah 90 75 √
3 Amalia Aprilani 75 75 √
6 Fauzan Agus .B 80 75 √
7 Fitri Nurjanah 80 75 √
10 Mutiara Dionesia 80 75 √
13 Nuzulan Salsabila 80 75 √
14 Sakila Wulandari 65 75 √
15 Sartika 75 75 √
16 Siti Kholifah 80 75 √
17 Teguh Prasetyo 70 75 √
18 Trisna Manggadarani 0 75 √
19 Wandha Aulia 70 75 √
21 Yusril Yamani 70 75 √
Tidak Tuntas = 6
Tertinggi = 90
Rata-rata
Terendah = 60
Persentase Ketuntasan Klasikal
2 Alfi Amsah 50 75 √
3 Amalia Aprilani 60 75 √
6 Fauzan Agus .B 80 75 √
7 Fitri Nurjanah 94 75 √
10 Mutiara Dionesia 60 75 √
13 Nuzulan Salsabila 94 75 √
14 Sakila Wulandari 80 75 √
15 Sartika 86 75 √
16 Siti Kholifah 76 75 √
17 Teguh Prasetyo 74 75 √
69
18 Trisna Manggadarani 76 75 √
19 Wandha Aulia 80 75 √
21 Yusril Yamani 42 75 √
Tuntas = 10
Jumlah 1501
Tidak Tuntas = 11
Tertinggi = 94
Rata-rata
Terendah = 42
Persentase Ketuntasan Klasikal
2 Alfi Amsah 85 75 √
3 Amalia Aprilani 72 75 √
6 Fauzan Agus .B 50 75 √
10 Mutiara Dionesia 55 75 √
14 Sakila Wulandari 55 75 √
15 Sartika 100 75 √
16 Siti Kholifah 60 75 √
17 Teguh Prasetyo 85 75 √
18 Trisna Manggadarani 0 75 √
19 Wandha Aulia 85 75 √
Tuntas = 13
Jumlah 1526
Tidak Tuntas = 8
Tertinggi = 100
Rata-rata 72,66
Terendah = 55
Persentase Ketuntasan Klasikal 61,90 %
71
Statistics
skor
N Valid 21
Missing 0
Mean 53.71
Median 54.00
Mode 46a
Variance 179.414
Range 51
Minimum 30
Maximum 81
Sum 1128
Skor
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Skor Siklus I
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Skor Siklus II
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Nilai Awal
Nilai Siklus I
75
Nilai Siklus II
76
Lampiran B.1
TES AKHIR SIKLUS I
Siklus I
79
Siklus II
RIWAYAT HIDUP
Nama peneliti lengkap Dewi Afni Nuhuyanan lahir di Sorong pada tanggal 20
maret 1994, merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Peneliti lahir dari pasangan suami istri Bpk
M. Adnan Nuhuyanan dan Ibu Nurhayati Nuhuyanan.
Peneliti sekarang bertempat tinggal di jln. F kalasuat
malanu pasir pondok indah belakang mesjid Al-
Khuriyah Kota Sorong.
Adapun riwayat pendidikan peneliti, pada tahun 2005
menyelesaikan pendidikan dasar di MI Guppi Kota
Sorong, kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di Mts Negeri Model Kota
sorong dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya peneliti melanjutkan
pendidikannya di MAN Model Kota Sorong dan lulus pada tahun 2011. Mulai
pada tahun 2011 sampai dengan penelitian menyusun skripsi ini, peneliti masih
terdaftar sebagai mahasiswi Program S1 Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan
Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong.
Peneliti melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2
Aimas Kab. Sorong. Selanjutnya pada tanggal 16 Maret- 16 Mei, peneliti
menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
di Majener
65