Anda di halaman 1dari 126

IMPLEMENTASI METODE GROUP INVESTIGATION (GI)

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA


DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM KELAS XI IPA 2
DI SMA NEGERI 2 SORONG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) dalam
Program Studi PAI Jurusan Tarbiyah

Disusun Oleh :
DEWI AFNI NUHUYANAN
NIM: TAR.111002

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SORONG – PAPUA BARAT
2015

1
IMPLEMENTASI METODE GROUP INVESTIGATION (GI)
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM KELAS XI IPA 2
DI SMA NEGERI 2 SORONG

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) dalam
Program Studi PAI Jurusan Tarbiyah

Disusun Oleh :
DEWI AFNI NUHUYANAN
NIM: TAR.111002

Dosen Pembimbing:
Indria Nur, S.Ag., M.Pd.I
Akramun Nisa, S.S., M.Pd.I

JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SORONG – PAPUA BARAT
2015

2
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan penuh kesadaran, peneliti yang bertanda tangan di bawah ini

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri. Jika

dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat

atau dibuat orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang

diperoleh karenanya batal demi hukum.

ii
iii
“PERSEMBAHAN”
Lantunan Al-Fatihah beriring shalawat dalam silahku merintih, menadakan doa
dalam syukur yang tiada terkira, terima kasihku untuk-Mu ya Allah swt. Ku
persembahkan sebuah karya kecil ini untuk
Ayahanda (M. Adnan Nuhuyanan) dan Ibundaku (Nurhayati Nuhuyanan)
Orang yang sangat penting dalam hidupku,
yang tiada pernah hentinya memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat dan
kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat
menjalani setiap rintangan yang ada di depanku.
Ayah, Ibu terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk membalas
semua pengorbananmu demi hidupku, kalian ikhlas mengorbankan segala
perasaan tanpa kenal lelah. Maafkan anakmu yang masih selalu
menyusahkanmu.
Jalaludin Rahman Nuhuyanan
Dan tak lupa kepada adik sematawayang kakak yang selalu
memberikan dukungan dan doa. Dan Untuk keluargaku yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan.
Ibu Indria Nur dan Ibu Akramun Nisa
Selaku dosen pembimbing skripsiku yang selalu memberikan motivasi, arahan,
dukungan dan kasih sayang, untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Dan untuk
Bapak dan Ibu dosen yang telah mencurahkan segenap Ilmunya,
dan memberikan semangat.
Untuk teman-teman kuliah angkatan 2011,
Terima kasih telah menemaniku, mendorongku demi terselesainya skripsi ini dan
memberikan warna dalam hidupku selama kuliah.
Terutama untuk Sahabat Terbaik ku
(Fithriyah Wasolo, Nur Rahmah A.M, dan Rahmi Tri Cahyani) terima kasih
sudah menjadi sahabat terbaik saya dalam suka maupun duka dan terima kasih
atas dukungan yang kalian selalu berikan kepadaku.
’’Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata ini yang dapat
kupersembahkan’’ kepada kalian semua.

iv
KATA PENGANTAR

   

Alhamdulillah, tiada kata yang patut diucapkan selain puji dan syukur

kehadirat Allah swt., atas rahmat dan inayah-Nya, begitu pula salawat dan salam

atas junjungan Nabi Besar Muhammad saw, sebagai penyampai risalah dan

rahmat bagi seluruh alam, sehingga peneliti dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Implementasi Metode Group Investigation (GI) dalam Meningkatkan

Hasil Belajar Peserta Didik pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas

XI IPA 2 di SMA Negeri 2 Sorong”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar sarjana (S-1) di Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Sorong.

Peneliti menyadari telah banyak bantuan yang diperoleh dari berbagai

pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung sejak awal hingga selesainya

skripsi ini. Untuk itu, perkenankan peneliti menghaturkan terima kasih dan

penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Ayahanda (M. Adnan Nuhuyanan) dan Ibunda (Nurhayati Nuhuyanan)

tercinta yang telah mengasuh dan membesarkan, serta memberikan

segala dukungan, kasih sayang, semangat, nasehat, bantuan dan doanya

kepada peneliti dalam menempuh kuliah dan penyusunan skripsi.

Semoga Allah Swt., senantiasa memberikan kekuatan dan kesehatan

kepada mereka.

2. Bapak Prof. Dr. H. Abustani Ilyas, M. Ag. selaku Ketua STAIN Sorong,

Dr. Hamzah, M.Ag. selaku Wakil Ketua I, Hasbi Siddik, S.Ag. M.Pd.I.

v
selaku Wakil Ketua II dan Muhammad Huzain, S.Fil.I., M.S.I. selaku

Wakil Ketua III STAIN Sorong, yang banyak membantu dalam

penyelesaian pendidikan di STAIN Sorong.

3. Bapak Sukman, S.Ag. M.Pd.I., selaku Ketua Jurusan Tarbiyah, ibu

Indria Nur, S.Ag. M.Pd.I. selaku sekretaris Jurusan Tarbiyah, dan ibu

Akramun Nisa, S.S. M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Agama Islam STAIN Sorong.

4. Indria Nur, S.Ag. M.Pd.I selaku pembimbing I dalam penyusunan

skripsi ini, terima kasih atas waktu, motivasi, bantuan dan kesabarannya

dalam memberikan bimbingan serta masukannya sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Semoga Allah Swt., senantiasa

memberikan kesehatan, kekuatan, dan kemudahan dalam meniti

kehidupan ini hingga sukses dunia dan akhirat, Amin.

5. Akramun Nisa S.S. M.Pd.I selaku pembimbing ke II terima kasih atas

bimbingan, arahan, motivasi dan bantuannya selama penyusunan skripsi

ini. Semoga Allah Swt., senantiasa memberikan kemudahan dan

perlindungan kepadanya.

6. Ibu Dra. Elsina R. Sro’er, M.MPd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 2

Sorong yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan

penelitian di SMA Negeri 2 Kota Sorong.

7. Drs. Jasman, selaku guru mata Pelajaran PAI di SMA Negeri 2 Sorong,

terima kasih atas bantuan, izin, dan fasilitas selama pelaksanaan

penelitian.

8. Siswa/siswi SMA Negeri 2 Sorong khususnya kelas XI IPA 2 yang telah

bekerjasama dalam menyelesaikan penelitian ini.

vi
9. Bapak Rusyaid, S.Pd.I., M.Pd.I. selaku Kepala Perpustakaan STAIN

Sorong beserta staf yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti

fasilitas untuk mencari literatul dan referensi

10. Para Dosen STAIN Sorong yang telah memberikan bimbingan serta

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi peneliti.

11. Seluruh sahabat dan rekan-rekan serta semua pihak yang telah

menyumbangkan pokok-pokok pikirannya dalam menyelesaikan skripsi

ini yang tidak sempat disebutkan satu persatu, kepada mereka peneliti

dengan hati yang ikhlas semata-mata karena Allah menyampaikan terima

kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya.

Semoga semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada peneliti

mendapatkan ridho dan sekaligus sebagai catatan amal ibadah dari Allah Swt.,

Amin Ya Robbal’Alamin. Selanjutnya peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran selalu peneliti harapkan dari

pembaca dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, sehingga

dapat memberikan setitik khasanah pengetahuan.

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

ABSTRAK ................................................................................................ xii


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar & Hasil Belajar ..................................... 7
B. Metode Group Investigasi ............................................... 9
C. Pendidikan Agama Islam ................................................ 13
D. Materi Perilaku Tercela .................................................. 18
E. Kerangka Berpikir .......................................................... 33
F. Hipotesis Tindakan ......................................................... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................... 37

viii
B. Lokasi Penelitian............................................................ . 38
C. Subyek Penelitian ........................................................... 39
D. Faktor yang Diselidiki .................................................... 39
E. Definisi Operasional ....................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 42
G. Instrument Penelitian ...................................................... 42
H. Prosedur Penelitian ......................................................... 43
I. Teknik Analisis Data ...................................................... 45
J. Indikator Keberhasilan .................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................... 48
B. Pembahasan Hasil ........................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................... 64
B. Saran ............................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 66


LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL

TABEL 4.1. Statistik Skor Kemampuan Awal Peserta didik Kelas XI IPA 2

SMA Negeri 2 Sorong....................................................................52

TABEL 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Kemampuan Awal

Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong.....................53

TABEL 4.3. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam pada Skor

Kemampuan Awal Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2

Sorong.............................................................................................53

TABEL 4.4. Statistik Tes Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA

Negeri 2 Sorong pada Siklus I........................................................54

TABEL 4.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Hasil Belajar Peserta didik

Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong pada Siklus I....................55

TABEL 4.6. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta

didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong pada Siklus I...........55

TABEL 4.7. Statistik Tes Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA

Negeri 2 Sorong pada Siklus II.......................................................60


TABEL 4.8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Tes Hasil Belajar Peserta didik

Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong pada Siklus II...................60

TABEL 4.9. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta

didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong pada Siklus II..........61

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran A.1 Gambaran Umum SMA Negeri 2 Sorong

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran B

Lampiran B.1 Instrumen Penelitian

Lampiran B.2 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran

Lampiran C

Lampiran C.1 Sampel Lembar Observasi

Lampiran C.2 Sampel Respon Siswa

Lampiran D

Lampiran D.1 Data Hasil Penelitian dan Analisis Kuantitatif

Lampiran D.2 Data Hasil Observasi Kegiatan Siswa

Lampiran D.3 Data Hasil Respon Siswa

Lampiran E

Lampiran E.1 Dokumentasi

xi
ABSTRAK

Nama : Dewi Afni Nuhuayan


Nim : Tar. 111006
Judul : Implementasi Metode Group Investigation (GI) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA 2 Di SMA N 2 Kota Sorong

Penelitian dalam skripsi ini dilatarbelakangi oleh pembelajaran pendidikan


Agama Islam yang masih berpusat pada pendidik, sehingga peserta didik kurang
berperan aktif dalam proses pembelajaran, rendahnya hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan kurangnya minat dan motivasi
pada peserta didik. Oleh karena itu peneliti memilih salah satu metode yaitu
Group Investigasi (GI) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA 2 di SMA N 2 Kota Sorong
yang belum pernah di terapkan di dalam proses pembelajaran.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana
implementasi metode Grup investigasi (GI) dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada kelas XI IPA 2 di
SMA Negeri 2 Sorong. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
implementasi metode Grup investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA
Negeri 2 Sorong.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di SMA N 2
Kota Sorong yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama
Islam peserta didik dengan menggunakan metode Group Investigasi (GI). Subjek
penelitian ini adalah peserta didik Kelas XI IPA 2 di SMA N 2 Kota Sorong pada
semester ganjil tahun pelajaran 2015-2016 yang berjumlah 21 orang. Penelitian
ini dilakukan sebanyak 2 siklus yaitu Siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali
pertemuan dan Siklus II sebanyak 2 kali pertemuan. Pengambilan data dengan
menggunakan tes hasil belajar dan lembar observasi.
Berdasarkan hasil analisis data kualitatif maupun kuantitatif mengalami
peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek kognitif berdasarkan hasil tes
belajar peserta didik diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 76,95
termasuk dalam kategori cukup dan rata-rata hasil belajar siklus II sebesar 85,52
termasuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan dari aspek psikomotorik
berdasarkan hasil lembar observasi diperoleh siswa yang bertanya pada siklus I
sebanyak 6 orang meningkat pada siklus ke II menjadi 13 orang. Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi metode Group
Investigasi dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA 2 di SMA N 2 Kota Sorong, baik dari
aspek kognitif maupun psikomotorik.

Kata Kunci: Metode Group Investigation (GI), Hasil Belajar, Pelajaran


Pendidikan Agama Islam

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada proses pembelajaran, guru dihadapkan pada keragaman karakteristik

dan dinamika perkembangan peserta didik yang berbeda-beda. Didalam proses

belajar mengajar seorang guru harus mampu menentukan metode pembelajaran

dengan tepat. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan

kegiatan belajar mengajar. Karena metode pembelajaran mempunyai peranan

yang penting untuk mencapai tujuan guru.

Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada peserta

didik dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Dengan

penyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh peserta didik, meskipun

materi yang disampaikan kurang menarik. Sebaliknya materi yang cukup menarik,

karena cara penyampaiannya kurang menarik maka materi itu kurang dapat

dicerna oleh peserta didik. Melalui proses belajar diharapkan terjadi perubahan,

perkembangan, kemajuan yang lebih baik, baik dari aspek fisik-motorik, intelek,

sosial-emosional maupun sikap dan nilai.1

Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh peserta didik selama

berlangsungnya proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu. Pada

umumnya prestasi belajar di sekolah berbentuk pemberian nilai dari guru kepada

peserta didik sebagai indikasi penguasaan materi pelajaran yang dinyatakan

dengan angka, huruf, atau kalimat. Hal ini sejalan dengan realitas yang terjadi di

setiap lembaga sekolah.

1
Mohamad Ali, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II (Bandung: IMTIMA, 2007), h.
124.

1
Hasil belajar lebih baik dan sempurna bila peserta didik tidak hanya

sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi

peserta didik dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Disamping itu

peserta didik dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya,

baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan

tersebut terlihat dari hasil yang di dapat oleh peserta didik berdasarkan evaluasi

yang diberikan oleh guru.

Hasil belajar dipengaruhi banyak faktor, seperti intelegensi, minat, sikap

dan motivasi. Para guru juga harus dibiasakan untuk melakukan pembelajaran

dengan baik, harus siap menjadi fasilitator pembelajaran, yang tidak hanya duduk,

menyuruh peserta didik mencatat, atau hanya mendiktekan bahan pelajaran.

hendaknya dibentuk kelompok belajar, karena dengan belajar bersama peserta

didik yang kurang paham dapat diberitahu oleh yang telah faham dan yang telah

faham dapat meningkatkan pemahamannya karena menerangkan kepada

temannya.

Hasil belajar lebih baik dan sempurna bila peserta didik tidak hanya

sekedar menerima dan menyerap informasi yang disampaikan oleh guru, tetapi

peserta didik dapat melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran. Di samping itu

peserta didik dapat menghasilkan suatu perubahan yang bertahap dalam dirinya,

baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap. Adanya perubahan

tersebut terlihat dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh peserta didik

berdasarkan evaluasi yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar dipengaruhi

banyak faktor, seperti intelegensi, minat, sikap dan motivasi.2

Berdasarkan pengamatan yang peneliti laksanakan di SMA N 2

SORONG, peneliti menemukan bahwa proses pembelajaran Pendidikan Agama

2
E.Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan; Kemandirian guru dan
Kepala Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.92.

2
Islam (PAI) pada sekolah tersebut masih cenderung mengunakan motede ceramah

yang sering membuat peserta didik merasa bosan. Peserta didik juga kurang

berpartisipasi dan aktif dalam proses pemebelajaran, akibatnya peserta didik

kurang memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dalam proses

pembelajaran yang telah berlangsung kemudian menyebabkan tidak adanya

motivasi yang tumbuh dalam diri peserta didik untuk mengikuti materi Pendidikan

Agama Islam (PAI). Melihat kenyataan yang ada, sebagian besar teknik dan

suasana pengajaran yang digunakan oleh guru cenderung monoton dan

membosankan, sehingga menurunkan motivasi belajar peserta didik. Kondisi

inilah berdampak pada hasil belajar yang kurang baik dan tidak mencapai standar

nilai yang telah ditetapkan oleh pihak lembaga sekolah tersebut.

Peneliti merasa penting untuk mengangkat kajian ini menjadi sebuah

penelitian karena mengingat guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sangat berperan

penting dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI). Namun kendalanya, masih banyak peserta didik

yang kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI), dan guru yang cenderung menggunakan metode ceramah. Hal ini yang

menjadikan peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan, di samping

itupula, jam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang kurang di sekolah

umum, membuat guru hanya mempunyai waktu tatap muka yang sedikit dengan

peserta didik di dalam kelas.

Selain itu pula, kajian ini di harap penting untuk dikembangkan karena

melihat bahwa masih banyak peserta didik yang kurang memahami tentang

materi-materi dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), sehingga hasil

nilai pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) peserta didik rendah dan tidak

mencapai standar yang telah ditentukan oleh pihak lembaga sekolah. Oleh karena

3
itu, pada penelitian ini, peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran Grup

Investigas (GI) di SMA Negeri 2 Sorong. Metode ini membuat peserta didik

menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Oleh karena itu, salah satu langkah yang bisa dilakukan oleh seorang guru

sebagai pembimbing peserta didik terutama dalam pembelajaran Gurun Agama

Islam (PAI) adalah pemilihan model pembelajaran yang tepat, baik untuk materi

ataupun situasi dan kondisi pembelajaran. Sehingga pembelajaran tersebut dapat

merangsang peserta didik untuk aktif dan berpatisipasi dalam proses pembelajaran

sehingga memperoleh kompetensi yang diharapkan.

Ada banyak metode pembelajaran yang sudah diterapkan pada kurikulum

saat ini yang menuntut peserta didik lebih aktif salah satunya yaitu model

pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran yang bervariasi. Salah satu

upaya yang dapat dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik

pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) secara kooperatif adalah

menggunakan metode pembelajaran Grup Investigation (GI). Dengan penggunaan

metode ini diharapkan materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat

mudah dipahami dan dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik terhadap

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Model pembelajaran kooperatif

didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa

manusia adalah mahluk sosial.3 Sedangkan menurut Ibrahim, model pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu peserta didik

mempelajari isi akademik dan hubungan sosial.4

Adapun ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang

harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab

3
Anita dan Lie, Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-
Ruang Kelas (Jakarta: PT. Grasindo, 2010), h.28.
4
Ibrahim, H. Muslimin, Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: University Press, 2000), h.2.

4
perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses

kelompok. Sehingga dengan dasar inilah peneliti ingin menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Grup investigation dan memilih SMA N 2 Kota

Sorong, sebagai subjek penelitian dengan harapan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI), peserta didik kelas XI-IPA2 berlangsung dengan aktiff dan

menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka masalah dapat di

identifikasi sebagai berikut:

1. Kurangnya partisipasi peserta didik.

2. Pembawaan materi yang diberikan oleh guru cenderung membosankan.

3. Hasil belajar yang tidak mencapai standar nilai yang telah ditentukan.

4. Kurangnya minat dan motivasi pada peserta didik.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan membahas upaya

meningkatkan hasil belajar peserta didik melalui penerapan metode Grup

investigasi (GI). dalam penelitian ini pencapaian peningkatan hasil belajar peserta

didik dilihat dari hasil tes tertulis dan lisan dari peserta didik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan sebuah pokok permasalahan yang menarik untuk dikaji dalam tulisan

ini, yaitu bagaimana implementasi metode Grup investigasi (GI) dalam

5
meningkatkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

pada kelas XI IPA 2 di SMA Negeri 2 Sorong?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui implementasi metode Grup investigation (GI) dalam meningkatkan

hasil belajar peserta didik pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di

SMA Negeri 2 Sorong.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peserta didik , guru dan

sekoah. Adapun manfaat hasil penelitian yang diharapkan adalah:

1. Secara teoritis kegunaan hasil penelitian ini adalah untuk menambah dan

memperkaya khazanah keilmuan dalam dunia pendidkan, khususnya bagi

pengembangan pembelajaran PAI.

2. Secara praktis

a. Bagi guru yaitu dapat digunakan sebagai masukan dalam

penggunaan metode pembelajaran khususnya guru PAI.

b. Bagi peserta didik yaitu dapat digunakan untuk meningkatkan

kualitas layanan pembelajaran di sekolah sehingga meningkatkan

hasil belajarnya.

c. Bagi civitas akademika, penelitian ini dapat digunakan acuan untuk

penelitian yang lebih komprehensif dan mendalam tentang

pelaksanaan proses pembelajaran PAI.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar & Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Menurut pengeritan secara psikologi belajar merupakan suatu proses

perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan

perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan

lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan

tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar merupakan suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.5

Pengertian belajar dapat di defenisikan ssebagai berikut. “belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”. Perubahan yang terjadi pada seseorang

banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap

perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.6

Kalau tangan seorang anak menjadi bengkok karena patah tertabrak mobil,

perubahan semacam ini tidak dapat di golongkan kedalam perubahan dalam arti

belajar. kematangan, pertumbuhan dan perkembangan tidak termasuk perubahan

dalam pengertian belajar.

2. Hasil Belajar
51
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT. Reneka Cipta,
2010), h.2.
62
Darmayanto, Belajra dan Mengajar (Bandung: Yrama Widya, 2010) h.2

7
Hasil belajar merupakan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah

mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut

tergantung pada yang dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar mempelajari

pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh adalah

berupa penguasaan konsep.7 Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar

diartikan sebagai hasil akhir pengambilan keputusan tentang tinggi rendahnya

nilai peserta didik selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran

dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan peserta didik bertambah dari hasil

sebelumnya.8

Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hasil

dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. 9 Selain itu juga Benyamin

Bloom membagi hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:10

1. Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual.

2. Ranah afektif, berkenaan dengan sikap.

3. Ranah psikomotorik, berkenaan dengan ketrampilan dan kemampuan

bertindak.

Untuk memberikan informasi mengenai tingkat penguasaan pelajaran yang

diberikan selama proses belajar mengajar berlangsung digunakan alat ukur berupa

tes dalam suatu proses evaluasi. Hasil belajar adalah puncak hasil belajar yang

dapat mencerminkan keberhasilan belajar peserta didik terhadap pencapaian

tujuan belajar yang telah ditetapkan. Hasil belajar peserta didik dapat meliputi

aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (tingkah laku).

73
Catharina Tri Anni, Psilologi belajar (Semarang: UPT MKK UNNES, 2004), h.4.
84
Syaiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan kompetensi Guru (Jakarta:Pustaka Pelajar,
2000), h. 25.
95
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), h. 3.
106
Nana Sudjana, Dasar–dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
2000), h.22.

8
Dari ketiga hasil belajar tersebut yang paling tepat dalam poroses belajar pada

pokok bahasan system peredaran darah yaitu aspek psikomotorik karena dalam

pokok bahasan ini peserta didik dituntut untuk lebih terampil dan aktif dalam

menjawab pertanyaan.

Salah satu tes yang dapat melihat pencapaian hasil belajar peserta didik

adalah dengan melakukan tes prestasi belajar. Tes prestasi belajar yang

dilaksanakan oleh peserta didik memiliki peranan penting, baik bagi guru ataupun

bagi peserta didik yang bersangkutan. Bagi guru, tes prestasi belajar dapat

mencerminkan sejauh mana materi pelajaran dalam proses belajar dapat diikuti

dan diserap oleh peserta didik sebagai tujuan instruksional. Bagi peserta didik tes

prestasi belajar bermanfaat untuk mengetahui sebagai mana kelemahan-

kelemahannya dalam mengikuti pelajaran.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah suatu pencapaian atau prestasi belajar yang diperoleh oleh peserta didik

setelah mengalami proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat dikatakan tuntas

apabila telah memenuhi indikator hasil belajar yakni ketercapaian daya serap

terhadap pelajaran yang telah diajarkan dari penetapan Kriteria Ketuntasan

Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh masing-masing guru mata pelajaran

melalui ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan

selama pelajaran berlangsung, tes akhir semester dan lain sebagainya. Serta

perubahan dan pembentukan tingkah laku peserta didik.

B. Motode Group Investigasi

Motode Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif

yang paling kompleks dan yang paling sulit untuk diterapkan. Motode ini

dikembangkan pertama kali oleh Thelan Dalam perkembangannya Motode ini

diperluas dan dipertajan oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv. Berbeda dengan

9
STAD dan Jigsaw, peserta didik terlibat dalam perencanaan baik topic yang

dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka. Pendekatan ini

memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit daripada pendekatan yang

lebih berpusat pada guru. Pendekatan ini juga memerlukan mengajar peserta didik

keterampilan komunikasi dan proses kelompok yang baik.11

Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation dapat

dikemukakan sebagai berikut:12

Tahap 1 : Mengidentifikasi Topik dan Mengatur peserta didik ke dalam

Kelompok

1. Para peserta didik meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,

dan mengkategorikan saran-saran.

2. Para peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari

topik yang telah mereka pilih.

3. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan peserta didik dan harus

bersifat heterogen.

4. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi

pengaturan.

Tahap 2 : Merencanakan Tugas yang akan Dipelajari

1. Para peserta didik merencanakan bersama mengenai:

Apa yang kita pelajari?

2. Bagaimana kita mempelajarinya? Siapa melakukan apa? (pembagian

tugas)

3. Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?

Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi

11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Prrogresif (Jakarta: Kencana Penada
Media Group, t.th), h. 78-77.
12
Robert E. Slavin, Cooperative Learning (Bandung: Nusa Media, t.th), h.218-220.

10
G. Para peserta didik mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan.

H. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan

kelompoknya

I. Para peserta didik saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan

mensistesis semua gagasan.

Tahap 4 : Menyiapkan Laporan Akhir

A. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.

B. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan

bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.

C. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.

Tahap 5 : Mempresentasikan Laporan Akhir

D. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.

E. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarannya secara

aktif.

F. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan

presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh

seluruh anggota kelas.

Tahap 6 : Evaluasi

G. Para peserta didik saling memberikan umpan balik mengenai topic

tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai

keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.

H. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pemebelajaran peserta

didik.

I. Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.

11
Metode group investigasi memanglah suatu rancangan mengenai pola

pelajaran aktif melalui investigasi kelompok yang terorganisir dengan baik.

Namun, metode ini mempunyai kelebihan dan kelemahan seperti yang dibawah

ini :13

1. Kelebihan Group Investigasi

a) Meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan ketrampilan

inkuiri kompleks.

b) Kegiatan belajar berfokus pada peserta didik sehingga pengetahuannya

benar-benar diserap dengan baik.

c) Meningkatkan ketrampilan sosial dimana peserta didik dilatih untuk

bekerja sama dengan peserta didik lainnya.

d) Meningkatkan pengembangan softskills (kritis, komunikasi, kreatif) dan

group process skill (managemen kelompok).

e) Menggunakan berbagai sumber baik di dalam maupun diluar sekolah.

f) Mengembangkan pemahaman peserta didik melalui berbagai kegiatan

g) Mampu menumbuhkan sikap saling menghargai, saling

menguntungkan, memperkuat ikatan sosial, tumbuh sikap untuk lebih

mengenal kemampuan diri sendiri, bertanggung jawab dan merasa

berguna untuk orang lain.

h) Dapat mengembangkan kemampuan profesional guru dalam

mengembangkan pikiran kreatif dan inovatif.

2. Kelemahan Group Investigasi

a. Memerlukan norma dan struktur kelas yang lebih rumit.

b. Memerlukan waktu belajar yang relatif lebih lama.

c. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan metode ini.

13
Slavin, Robert E, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (cet, II; Bandung: Nusa
Media, 2008), h. 218-220.

12
d. Memerlukan waktu untuk penyesuaian sehingga suasana kelas menjadi

mudah rebut.

e. Pendekatan ini mengutamakan keterlibatan pertukaran pemikiran para

peserta didik kegiatan mengobservasi secara rinci dan menilai secara

sistematis, sehingga tujuan tidak akan tercapai pada peserta didik yang

tidak turun aktif

C. Pendidikan Agama Islam (PAI)

Untuk memudahkan pemahaman tentang pengertian Pendidikan Agama

Islam (PAI), maka terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian pendidikan secara

umum Pendidikan dalam bahasa Arab adalah tarbiyah dengan kata kerja rabba

yang artinya mendidik. Dalam bentuk kata benda, kata rabba ini juga digunakan

untuk Tuhan karena Tuhan juga bersifat mendidik, mengasuh, memelihara, malah

mencipta. Kata lain yang mengandung arti pendidikan adalah addaba dan

allama.14

Menurut Oemar Hamalik, pendidikan adalah suatu proses dalam rangka

mempengaruhi peserta didik agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin


terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan

dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi dalam kehidupan

masyarakat.15 Sedangkan M. Arifin, mendefinisikan pendidikan sebagai usaha

orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian

serta kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun

nonformal.16 Pendidikan adalah suatu proses yang mempunyai tujuan yang

14
Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h.25.
15
Oemar Hamalik, Proses Belajar, h. 79.
16
M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Keluarga (Jakarta:
Bulan Bintang, 1984), h. 14.

13
biasanya diusahakan untuk menciptakan pola-pola tingkah laku tertentu pada

anak-anak atau orang yang sedang dididik.17

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk melatih, membimbing,

mengarahkan dan mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri seseorang

melalui suatu proses dengan menggunakan model tertentu, baik secara formal

maupun nonformal, sehingga memperoleh pengetahuan dan pemahaman serta

terbentuknya kepribadian yang berkualitas.

Nazarudin Rahman menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam PAI, yaitu sebagai

berikut:18

1. Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai usaha sadar, yakni suatu kegiatan

membimbing, pengajaran atau latihan yang dilakukan secara berencana dan

sadar atas tujuan yang hendak dicapai.

2. Peserta didik harus disiapkan untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama

Islam (PAI).

3. Pendidik atau Guru Agama Islam (GPAI) harus disiapkan untuk bisa

menjalankan tugasnnya, yakni merencanakan bimbingan, pangajaran dan

pelatihan.

Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) diarahkan untuk

meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran

Agama Islam.

17
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan
(Cet.II; Jakarta: Pustaka al-Husna, 1989), h. 32.
18
Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran; Implementasi Konsep, Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum (Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Felicha,
2009), h. 12.

14
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan

Agama Islam (PAI) adalah suatu usaha bimbingan yang diberikan kepada individu

dalam mentransfer nilai-nilai ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan

hadis, sehingga individu dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,

yang bertujuan untuk membentuk muslim yang beriman dan bertakwa kepada

Allah swt.

1. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

Karakteristik Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut: 19

a. Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan rumpuan mata pelajaran yang

dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam

agama Islam.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah untuk terbentuknya peserta

didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt., berbudi pekerti luhur,

memiliki pengetahuan dan mengamalkan ajaran pokok agama Islam dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Pendidikan Agama Islam (PAI), sebagai sebuah program pembelajaran,

diarahkan pada Menjaga aqidah dan ketaqwaan peserta didik Menjadi

landasan untuk lebih rajin mempelajari ilmu-ilmu lain yang diajarkan di

sekolah/ madrasah.

d. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak hanya menekankan

penguasaan kompetensi kognitif saja, tetapi juga afektif dan

psikomotoriknya.

e. Isi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) didasarkan dan

dikembangkan dari dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan

19
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 5.

15
Sunnah Nabi Muhammad saw. Disamping juga dari istinbath atau ijtihad

para ulama sehingga bersifat umum, rinci dan mendetail.

f. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI) dikembangkan dari tiga kerangka

dasar ajaran Islam, yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak.

g. Out Put program pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah/

madrasah adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia

yang merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad saw. di dunia

ini.20

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat beberapa

karakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI), salah satunya yaitu Tujuan

Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah untuk terbentuknya peserta didik yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah swt., berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan mengamalkan ajaran pokok agama Islam dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam tidak hanya

menitikberatkan pada upaya guru dalam memberikan materi ajaran agama Islam

secara bertahap dan berjenjang saja, tetapi guru juga harus membimbing dan

mengarahkan peserta didik untuk membentuk pribadi peserta didik yang sesuai

dengan tujuan Pendidikan Agama Islam itu sendiri.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam bertujuan meningkatkan keimanan, pemahaman,

penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah swt serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka dapat

20
Agus Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasin Konsep, Karakteristik dan
Metodologi Pendidikan Agama Islam (Yogyakarta: Teras, 2007), h. 13.

16
disimpulkan tujuan Pendidikan Agama Islam menyangkut dimensi keimanan,

pemahaman, penghayatan serta pengamalan dalam kegiatan pembelajarannya.

Jadi jelas bahwa Pendidikan Agama Islam bertujuan membentuk manusia

yang dapat beribadah kepada Allah swt. dengan memilki akhlak yang baik

terhadap sesama muslim maupun non muslim dalam rangka untuk bekal hidup di

dunia dan akhirat. Di dalam komponen atau ruang lingkup pendidikan agama

islam meliputi keserasian, keselarasan dan keseimbangan antara hubungan

manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan sesama manusia,

hubungan dengan dirinya sendiri dan hubungan manusia dengan makhluk lain dan

lingkungannya. Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama islam

meliputi lima unsur pokok yaitu Al-Qur’an, Aqidah, Syari’ah, Akhlak, dan

Tarikh.21

3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pembelajaran Agama Islam diberikan di sekolah umum (sekolah) dan

sekolah agama (madrasah), baik negeri maupun swasta. Seluruh bahan

pembelajaran yang diberikan di sekolah/madrasah diorganisasikan dalam bentuk

kelompok-kelompok mata pelajaran, yang disebut bidang studi (broadfields) dan

dilaksanakan melalui sistem kelas. Dalam struktur program sekolah, pembelajaran

agama Islam merupakan satu kesatuan atau satu keseluruhan dan dipandang

sebagai sebagai sebuah bidang studi PAI mempunyai tiga fungsi, yaitu: 1)

menanamtumbuhkan rasa keimanan yang kuat, 2) menanamkembangkan

kebiasaan (habit vorming) dalam melakukan amal ibadah, amal saleh, dan akhlak

yang mulia, dan 3) menumbuhkembangkan semangat untuk mengolah alam

sekitar sebagai anugerah Allah Swt., kepada manusia.22

21
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h.22-23
22
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Cet.III; Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 174

17
Adapun dalam struktur bidang studi ini merupakan suatu keseluruhan yang tidak

bisa dipisah-pisahkan, saling kait-mengait dan tunjang-menunjang sehingga

mewujudkan suatu pembelajaran PAI yang bulat dan menyeluruh. Dalam

pengertian ini pula, pembelajaran PAI dilaksanakan di sekolah, walaupun hanya

melalui sebuah bidang studi saja. Sedangkan fungsi pembelajaran PAI pada

madrasah ini sebagai suatu keseluruhan dapat dipandang sebagai penjabaran dari

fungsi pembelajaran PAI di sekolah, karenanya secara keseluruhan ia pun

merupakan fungsi pembelajaran PAI di sekolah-sekolah umum yang disesuaikan

dengan takarannya.

Dari uraian di atas dapat di atas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup

Pendidikan Agama Islam adalah mencakup empat aspek antara lain, bidang studi

akidah akhlak, bidang studi al-Qurr’an al-Hadis, bidang studi fiqhi, dan bidang

studi sejarah Islam. Semua bidang studi ini merupakan suatu keseluruhan yang

tidak bisa dipisahkan sehingga mewujudkan suatu pembelajaran PAI yang bulat

dan menyeluruh.

D. Materi Perilaku Tercela

1. Pengertian dosa besar

Perkataan dosa berasal dari bahasa sansekerta, yang dalam bahasa

Arabnya disebut az-zanbu, al-ismu atau al-jamur. Menurut istilah ulama fukaha

(ahli hukum islam) dosa adalah akibat tidak melaksanakan printah Allah swt yang

hukumnya wajib dan mengerjakan larangan Allah swt yang hukumnya haram.

Ulama fukaha sepakat bahwa dosa besar adalah dosa yang pelakunya diancam

dengan hukuman dunia, azab di akhirat, dan dilaknat oleh Allah swt dan

Rasulullah saw. Dosa yang pelakunya diancam denagn hukuman dunia, seperti

mencuri, korupsi, merampok, dan membunuh. Dosa yang pelakunya diancam

18
dengan siksa diakhirat, seperti kemunafikan, kekafiran, dan lalai mengerjakan

shalat23. Allah swt berfirman dalam Q.S At-Taubah[9]:68.24

     


         
   
Terjemahannya:
Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-
orang kafir dengan neraka Jahannam, mereka kekal di dalamnya. cukuplah
neraka itu bagi mereka, dan Allah mela'nati mereka, dan bagi mereka azab
yang kekal.
Selain itu adapula ulama yang berpendapat bahwa dosa besar adalah dosa

yang akibat buruknya atau kerusakan yang ditimbulkannya cukup besar selain

merugikan orang lain karena perbuatannya, perilaku dosa besar juga tidak akan

disenangi oleh masyarakat dan akan mengalami ketidak tenangan jiwa. Apakah

dosa-dosa besar itu akan dihapus, sehingga para pelakunya mendapat ampunan

dosa dan masuk surga? Tentu saja bisa, asal jangan para pelaku dosa besar itu

bertaubat, dengan tobat yang sungguh-sungguh (tobat nasuha). 25

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian dosa

besar adalah suatu perilaku yang sangat dibenci oleh Allah swt. Orang yang

melakukan dosa besar akan di ancam dengan hukuman dunia, azab di akhirat, dan

dilaknat oleh Allah swt dan Rasulullah saw. Dosa besar dapat dihapus apabila

bnorang yang berbuat dosa besar bertobat dengan sungguh-sungguh.

2. Contoh-contoh perbuatan dosa besar

Ulama fikih sepakat mengatakan bahwa perbuatan-pernbuatan yang

termasuk dosa besar banyak jumlahnya. Segala perbuatan yang pelakunya

23
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2007),h.135.
24
Departemen Agama RI., Al-Qur’an dan Artinya (Bandung: Yayasan Penyelenggara
Penterjemah, 2005), h.290.
25
Ibid., h.135

19
diancam dengan hukum dunia, azab di akhirat dan laknat oleh Allah swt dan

Rasulullah saw adalah termasuk dosa besar.26

Dosa-dosa besar dapat dijadikan beberapa kelompok, seperti dosa-dosa

besar terhadap Allah swt, dosa besar terhadap diri sendiri, dosa besar dalam

keluarga, dosa besar yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan seksual, dan

dosa besar dalam kehidupan bermasyarakat.27

a. Dosa besar terhadap Allah swt

1) Syirik

Dalam istilah ilmu tauhid, syirik adalah mennyekutukann Allah swt

dengan sesuatu selain-Nya, baik dalam zat-Nya, sifat-Nya, af’al-Nya ( perbuatan-

Nya), maupun dalam hal ketaatan yang seharusnya ditunjukkan kepada-Nya.

Orang yang berlaku syirik disebut musyrik. Syirik merupakan dosa besar yang

paling berat, sehingga pelakunya tidak akan memperoleh ampunan Allah SWT,

apabila sebelum meninggal dunia, dia tidah bertaubat yang sesungguh-

sungguhnya. 28

2) Kufur

Yaitu mengingkari adanya Allah SWT dari segala ajaran-Nya yang

disampaikan oleh Nabi/Rasul-Nya. Orang yang berlaku ingkar disebut kafir, kata

jamaknya kafirun atau kuffa. Termasuk kufur adalah mengingkari atau tidak

mensyukuri nikmat yang dikaruniakan Allah swt.29

3) Nifaq

Yaitu menampakkan sikap, ucapan, dan perbatan yang sesungguhnya

bertentangan dengan apa yang tersembunyi dalam hatinya, seperti berpura-pura

26
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.136.
27
Ibid., h.136.
28
Ibid., h.136.
29
Ibid., h.136.

20
memeluk Agama Islam, padahal dalam hatinya kufur (mengingkari). Orang yang

berperilaku nifak disebut munafik.30

4) Fasik

Yaitu melupakan Allah swt. Orang fasik akan meninnggalkan kewajiban

agamanya, seperti meninggalkan shalat lima waktu, tidak berzakat, bahkan bisa

sampai berbuat riddah yaitu keluar dari Agama Islam yang ditunjukkan dengan

sikap mental,ucapan, dan perbuatan.31

b. Dosa besar terhadap diri sendiri

Dosa besar terhadap diri sendiri dalah perbuatan dosa besar yang objek

atau sasarannya adalah diri sendiri, seperti membunuh diri sendiri. Membunuh diri

sendiri, dengan cara apa pun merupakan perbuatan yang dilarang Allah SWT.

Haram hukumnya dan termasuk dosa besar. Yang berhak menghidupkan dan

mematikan sesorang hanyalah Allah SWT. 32

Menurut para ahli psikologi, penyebab seseorang melakukan bunuh diri itu

antara lain, karena karena keputusasaan akibat penyakit yang diderita atau

kesulitan yang mengimpit tidak teratasi, karena faktor psikologi atau kegelisahan

yang tidak terkendali akibat faktor luar, dank arena gagal atau hilangnya suatu

harapan. Allah SWT tetap melarang bunuh diri apapun alasannya. Hal ini sesuai

dengan firman-Nya Q.S. An-Nisa[4]:29.33

     


       
         
 
30
Junaidi Hidayat, Ayo Memahami Aqidah dan Akhlak untuk Mts/SMP Islam Kelas VII
(Jakarta: Erlanga,2008) h. 91
31
Ibid., h.136.
32
Junaidi Hidayat dan Adib Faishol, Ayo Memahami Akidah dan Akhlak untuk Mts/SMP
Islam Kelas VII (Jakarta: Erlangga, 2009), h.31.
33
Al-qur’an, 4:29.

21
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.
c. Dosa besar dalam keluarga

Salah satu contoh dosa besar dalam keluarga ialah durhaka kepada kedua

orang tua. Akibat buruk dari durhaka terhadap kedua orangtua itu akan menimpa

kedua orangtua dan anaknya. Kedua orangtua akan mengalami berbagai

penderitaan. Sedangkan anak yang durhaka kepada orangtuanya akan mendapat

murka Allah SWT, siksa di dunia dan azab di akhirat.34

Contoh-contoh perbuatan yang termasuk durhaka pada kedua orang seperti: 35

1) Melakukan penganiayaan terhadap fisik kedua orangtua.

2) Melontarkan caci-maki atau kata-kata yang menyakitkan hati kedua

orangtua.

3) Mengancam kedua orang tau, agar memberikan sejumlah uang atau sesaatu

yang lain, padahal kedua orangtuanya tidak mampu.

4) Menelantarkan kedua orangtua yang berada dalam kemiskinan padahal,

anaknya hidup berkecukupan dan mampu memberikan pertolongan kepada

kedua orangtuanya.

5) Anak menjauhi kedua orangtuanya dan tidak mau menjenguk mereka.

Salah satu penyebabnya mungkin karena status sosial anak lebih tinggi dari

status sosial kedua orangtuanya, sehingga anak merendahkan kedua

orangtuanya.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa dosa besar

dalam keluarga adalah dosa yang kita lakukan kepada kedua orang tua kita seperti

34
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam,h.137-138.
35
Ibid., h.138.

22
memaki, melontarkan suara yang keras apalagi menelantarkan orng tua sama saja

kita telah durhaka.

d. Dosa besar dalam pemenuhan seksual

a) Zina

Zina ialah hubungan kelamin (pesetubuhan) antara laki-laki dan wanita

diluar pernikahan yang sah, yakni pernikahan yang sesuai dengan ketentuan

syara’. Zina termasuk perbuatan orang yang tidak beradab, perbuatan keji yang

diharamkan Allah, dan termasuk dosa besar.36 Zina terbaagi menjadi dua kategori

yaitu zina muhsan dan zina ghairu muhsan. Allah SWT berfirman dalam Q.S. Al-

Isra[17]:32.37

        



Terjemahnya:

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu

perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk.

Allah SWT mengharamkan zina dan memasukkan zina kedalam dosa

besar, karena akibat buruknya atau bahaya yang ditimbulkan zina sungguh besar.

Menurut hukum Islam para pelaku zina yang termasuk gairu mushan (belum

menikah), hukumnya didera cambuk sebanyak 100 kali dan diasingkan selama

setahun. Sedangkan pezina mushan (sudah menikah) hukumnya adalah dirajam

sampai mati.38

b) Homoseksuals (gay dan lesbian)

36
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.138-139.
37
Al-qur’an, 17:32.
38
Ibid., h.139.

23
Homo seksual adalah pemuasan attau penyaluran nafsu seks antara

sesama jenis, sesama pria (gay) dan sesama wanita (lesbian). Homoseksual yang

dalam ilmu fikih disebut al-liwat, merupakan perbuatan haram dan dosa besar,

karena perbuatan tersebut bertentangan dengan fitrah manusia serta bertentangan

pula dengan norma susila dan agama.39

c) Menuduh zina (qazaf)

Menurut istilah dalam fikih, ialah menuduh orang lain melakukan zina ,

tanpa adanya saksi-saksi yang dibenarkan oleh syara’. Qazaf termasuk ke dalam

perbuatan keji, yang hukumnya haram dan merupakan dos besar. Hal ini

disebabkan karena menuduh zina akan mendatangkan kerugian dan bencana, baik

bagi yang ditunda beserta keluarganya maupun bagi yang menuduh.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa dosa besar

dalam pemenuhan seksual yang di dalam nya terdapat zina, homoseksual, dan

menuduh zina adalah perbuatan dosa yang sangat tidak disukai oleh Allah SWT

karna perbuatan tersebut adalah perbuatan yang sangat keji.

e. Dosa besar dalam makan dan minum

J. Makan

Makanan-makanan yang dengan tegas diharamkan syara’ (Al-Qur’an dan

hadits), para pemakannya dianggap melakuakan dosa besar karena mereka

diancam dengan siksa.

K. Meminum khamar

Perkataan khamar berasal dari kata “khamaran” yang artinya tertutup,

terhalang, atau tersembunyi. Selanjutnya kata khamar, digunakan sebagai sebutan

bagi setiap yang memabukkan dan menutup atau menghalangi akal sehat

39
Ibid., h.139.

24
peminumnya (pemakainya) dari mengerjakan perintah-perintah Allah SWT dan

Rasul-Nya.40

Mengacu pada pengertian Khamar diatas jelaslah Khamar mencakup segala

yang memabukkan, baik berupa cairan, maupun zat padat baik dengan cara

diminum, dimakan, dihisap atau diinjeksikan ke dalam tubuh. Termasuk ke dalam

Khamar, misalnya bderbagai jenis minuman beralkohol, ganja narkotika, morfin,

dan heroin. Berdasarkan Al-Qur’an dan hadits, hukum mengkonsumsi Khamar

adalah haram dan termasuk dosa besar. Terkait dengan Khamar bukan hanya

dalam meminumnya haram, tetapi haram juga dalam hal membuat,

mengidangkan, menjual, membeli, membawa, dan mengambil manfaat dari hasil

penjualannya. 41

f. Dosa besar dalam kehidupan bermasyarakat

Dosa besar yang mungkin terjadi di masyarakat cukup banyak, antara lain:

1) Pembunuhan

Pembunuhan adalah perbuatan yang menyebabkan lenyapnya nyawa

sseseorang. Membunuh orang dengan sengaja merupakan perbuatan biadab yang

hukumnya haram dan termasuk dosa besar, yang pelakunya akan dimurkai dan

dikutuk Allah SWT, serta dicampakkan kedalam neraka jahanam. Membunuh

merupakan tindak kejahatan yang pertama diadili peda pengadilan Allah SWT di

alam Akhirat kelak.42

Ditinjau dari segi perbuatannya, pembunuhan dapat dibagi menjadi tiga

macam, yaitusebagai berikut:43

40
Toto Edidarmo dan Mulyadi, Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah
Kelas XI (Semarang: Toha Putra, 2009), h.87.
41
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.141.
42
Khuslan Haludhi dan Abdurrohim Sa’id, Intergrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan
Agama Islam 2 untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas (Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2008), h.146.
43
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.143.

25
a) Pembunuhan dengan sengaja atau direncanakan, dengan menggunakan

senjata, tangan kosong, atau lainnya yang dapat manghilangkan nyawa

seseorang.

b) Pembuhan seperti sengaja, yaitu pembunuhan yang tampaknya seperti

sengaja padahal sebenarnya tidak sengaja, misalnya memukul orang

dengan alat yang biasanya tidak menyebabkan kematian seperti sebatang

lidi, tapi ternyata yang dipukulnya kemudian mati.

c) Pembunuhan yang tidak sengaja contohnya seperti seseorang yang

berdandan gemuk terpeleset jatuh dan menimpa seseorang kurus, sehingga

orang yang tertimpanya itu mati.

Menurut hukum Islam, sanksi pelaku pembunuhan adalah hukuman mati

(qisas) yang pelaksanaanya ditentukan dengan syarat-syarat tertentu. Tujuan

diberlakukannya hukum qisas adalah untuk memelihara kelangsungan hidup umat

manusia serta mewujudkan ketentraman dan kedamaian dalam masyarakat.44

2) Menganiaya orang

Tindakan pidana terhadap orang tubuh manusia (menganiaya) ada yang

dilakukan dengan sengaja dan adapula yang dilakukan tidak dengan sengaja

(tersalah semata). Tindak pidana yang dilakukan dengan sengaja, misalnya

seseorang sengaja meninju mata si A, sehingga buta atau sengaja membabat

tangan si B dengan pedang, sehingga sebagian tangannya terlepas. Tindak pidana

yang dilakuakn karena tersalah semata misalnya seseorang yang sedang berlatih

silat dengan menggunakan sebelah pedang, yang tiba-tiba pedangnya meleset dan

melukai si C salah seorang penonton.45

44
Ibid., h.143.
45
Ibid., h.143.

26
Sangsi hukum Islam terhadap pidana dengan sengaja meninju mata si A

sehingga buta, atau membabat tangan si B dengan pedang sehingga sebagian

tangannya terlepas di-qisas dengan adil.46

3) Mencuri

Dalam kamus bahasa Indonesia, mencuri berarti mengambil barang milik

orang lain dengan diam-diam.47 Menurut istilah ilmu fikih, mencuri adalah

mengambil harta milik orang lain dari tempat penyimpanannya secara diam-diam

atau sembunyi-sembunyi.

Mengacu kepada pengertian mencuri menurut ilmu fikih tersebut, maka

perbuatan-perbuatan, seperti merampas, merampok, korupsi, mengurangi

timbangan (takaran) dan memperoleh harta dengan menipu, tidak termasuk ke

dalam mencuri, walaupun hukumnya sama dengan mencuri, yaitu haram. Islam

mengakui adanya hak milik perseorangan dan memberi perlindungan terhadap hak

milik tersebut. Menurut hukum Islam prencurian teramsuk tindak pidana yang

pekunya akan dijatuhi hukuman berat oleh pengadilan.48

4) Merampok

Merampok, merampas atau menggarong ialah mengambil harta orang lain

dengan kekerasan atau ancaman senjata tajam, bahkan kadang-kadang disertai

dengan penganiayaan dan pembunuhan. Merampok termasuk perbuatan haram

dan meruapkan dosa besar yang wajib dijauhi oleh setiap individu. Jika dalam

suatu masyarakat banyak terjadi perampokan, maka warga masyarakat akan

mengalami kekerasan, tidak akan memperoleh kedamaian, dan ketentraman.

46
Ibid
47
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa
Depertemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 297
48
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.143.

27
Bahkan kemakmuran serta kesejahteraan bersama yang mereka dambakan tidak

akan terwujud.49

3. Menghidari perbuatan dosa besar

Setiap manusia diwajibkan oleh Allah SWT untuk mengindari perbuatan

dosa besar. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah An-

Nisa’[4]:31.50

       


    
Artinya:

“ Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang

kamu mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu

(dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang

mulia (surga).”

Bagaimana caranya menghindari dosa besar, sehingga tidak berbuat dosa

besar? Caranya antara lain:51

a. Senantiasa selalu mengingat yang mewajibkan setiap umat manusia untuk

menghindari dosa besar atau tidak melakukannya.

b. Setiap umat manusia, khususnya umat Islam hendaknya menyadari bahwa

melakukan dosa besar, akibat buruknya terutama akan menimpa pelakunya

itu sendiri

c. Orang-orang yang beriman, di mana pun kita berada tentu tidak akan

melakukan dosa besar.

49
Khuslan Haludhi dan Abdurrohim Sa’id, Intergrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan
Agama Islam 2, h.145.
50
Al-qur’an, 4:31.
51
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.145.

28
d. Muslim/muslimah yang berdisiplin mengerjakan shalat fardhu, apalagi

kalau ditambah dengan melaksanakan shalat sunnah, ttentu akan mampu

mengendalikan diri dari melakukan perbuatan keji dan mungkar.

e. Orang-orang beriman akan berusaha agar senantiasa beramal saleh dan

mengendalikan diri untuk tidak berbuat dosa besar, karena mereka meyakini

setiap amal baik dan perbuatan jahat dicatat oleh dua malaikat Raqib dan

atid.52

4. Aniaya

Perkataan aniaya berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya perbuatan

bengis, penyiksaan, atau zalim. Yang dimaksud dengan aniaya (zalim) ialah tidak

adil (tidak menempatkan sesuatu dengan semestinya atau sesuai dengan ketentuan

Allah SWT). Aniaya atau bengis yaitu suatu tindakan yang tidak manusiawi, yang

bertentangan ddengan hak asasi manusia. Allah SWT berfirman dalam Q.S Al-

Baqarah[2]:229.53

       


Artinya:

“Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itulah orang-

orang yang zalim.”

Aniaya (zalim) termasuk sifat tercela yang dibenci oleh Allah SWT dan

dibenci manusia serta termasuk perbuatan dosa yang dapat menjatuhkan martabat

diri pelalkunya dan merugikan orang lain. Sifat aniaya dibagi menjadi beberapa

macam yaitu:54

52
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam, h.145.
53
Al-qur’an, 2:229.
54
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X (Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama, 2007), h.131.

29
L. Aniaya kepada Allah SWT dengan cara tidak mau melaksanakan perintah

Allah SWT yang wajib, dan meninggalkan larangan Allah SWT yang

haram.

M. Aniaya terhadap sesama manusia, seperti gibah (mengumpat), namimah

(mengadudomba), fitnah, mencuri, merampok, melakukan penyiksaan, dan

melakukan pembunuhan.

N. Aniaya terhadap binatang, misalnya menjadikan binatang sebagai sasaran

latihan memamanah atau menembak, menelantarkan binatang peliharaan,

dan menyebelih hewan dengan senjata yang tumpul.

O. Aniaya terhadap diri sendiri, misalnya membiarkan diri sendiri dalam

keadaan bodan dan miskin karena malas, meminum-minuman keras,

menyalahgunakan obat-obat terlarang (narkoba), menyiksa diri sendiri, dan

bunuh diri.

Keburukan-keburukan perbuatan aniaya (zalim) dapat menimpa pelaku

(penganiaya), orang yang dianiaya, dan masyarakat .Keburukan-kebburukan yang

akan dialami oleh penganiaya antara lain:55

P. Tidak akan disegani bahkan akan dibenci masyarakat.

Q. Hidupnya tidak akan tenang, karena dibayangi rasa takut.

R. Mencemarkan nama baik dirinya dan keluarganya.

S. Orang yang berbuat aniaya seperti merampok dan membunuh, apabila

perbuatan aniaya diketahui oleh alat negara lalu ditangkap dan di adili.

T. Para pelaku aniaya jika tidak bertobat dengan sungguh-sungguhnya, maka

di alam akhirat ia akan di campakkan ke dalam api neraka.

Keburukan-keburukan yang akan dialami orang yang dianiaya dan

masyarakat antara lain:56

55
Ibid., h.132.
56
Ibid., 131.

30
U. Orang yan dianiaya akan mengalami kerugian dan bencana sesuai dengan

jenis penganiayaan terhadap dirinya, misalnnya kehilangan harta benda,

mennderita sakit fisik, dan mental bahkan sampai kehilangan jiwa.

V. Bila penganiayaan itu terjadi dimana-mana maka masyarakat tidak akan

memperoleh kedamaian dan ketentraman.

W. Semangat dan gairah kerja masyarakat akan menurun, karena mereka

dibayangi rasa takut terhadap perbuatan-perbuatan jahat orang zalim.

X. Jika dalam suatu masyarakat atau negeri yjumlahh orang-orang yang

zalimnya mayoritas dan mereka tidak bertobat maka tidak mustahil Allah

SWT akan menurunkan azab-Nya. 57

5. Diskriminasi

Kata diskriminasi berasal dari bahasa Belanda “discriminatie” yang artinya

pemisah atau perbedaan. Allah memerintahkan Muslim/Muslimah selalu berlaku

adil, tidak membedakan perlakuan meskipun terhadap kerabat, beggitu juga

kepada orang kita tidak sukai; karena berlaku adil itu lebih dekat kepada takwa.

Diskriminasi adalah perbuatan zalim dan tercela karena akan mendatangkan

kerugian kepada orang yang diperlakukan diskriminatif. Sang pelaku sendiri juga

akan mendapat azab Allah SWT, karena Allah SWT tidak menyukai orang-orang

zalim.58

Diskriminasi bisa terdapat dalam kehidupan berkeluarga, bertetangga,

bermasyarakat, dan bernegara.59

Y. Orangtua yang membeda-membedakan pelaku terhadap anaknya adalah

contoh perilaku diskriminasi dalam. Misalnya anak perempuan tidak

disokolahkan karena dianggap tidak perlu, padahal orang tua mampu dan si

anak juga ingin sekolah.


57
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X (Jakarta: Erlangga, 2007), h.131.
58
Ibid., h.133.
59
Ibid., h.133.

31
Z. Islam mengajarkan dalam kehidupan bertetangga harus saling menghormati,

menghargai tanpa membedakan suku bangsa, agama, status sosial dan

sebagainya. Karena itu, orang yang berlaku adil terhadap tetangga dengan

kriteria tertentu telah berlaku diskriminatif.

AA. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, perilaku

diskriminasi itu misalnya jika pemerintah hanya melindungi golongan

tertentu. Padahal pemerintah wajib melindungi seluruh rakyat tanpa

kecuali.

32
E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori dan kajian penelitian yang relevan di atas dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran dapat dirancang dan direncanakan dengan baik

melalui penggunaan model pembelajaran yang baik dan model pembelajaran

tersebut sesuai dengan materi ajar. proses pembelajaran yang terlaksana dengan

menggunakan metode group investigasi lebih berpusat pada peserta didik

sedangkan guru sebagai fasilitator. Peserta didik diajak untuk aktif mengerjakan

tugas-tugas yang terbagi dalam kelompok-kelompok heterogen. Setiap kelompok

membagikan tugas kepada masing-masing anggotanya agar dapat memecahkan

masalah atau persoalan. masalah-masalah tersebut di diskusikan oleh setiap

kelompok dan dibuat kedalam lapaoran hasil diskusi kemudian di presentasikan di

depan kelompok-kelompok yang lain.

Pembelajaran dengan menggunakan metode group investigasi lebih

membuat anak didik menjadi aktif di banding menggunakan metode ceramah

karena pembelajaran hanya berpusat kepada guru yang lebih aktif dalam proses

pembelajaran sedangkan murid hanya duduk dan mendengarkan hal itu

menyebabkan kreatifitas murid tidak berkembang. Berdasarkan masalah tersebut

penelitian ini dapat digambarkan seperti pada bagan berikut:

33
Guru dan Siswa

Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)

Penerapan Metode group


investigasi (GI)

mengidentifikasi topic dan mengatur murid


ke dalam kelompok

merencanakan tugas yang akan dipelajari


Meningkat

melaksanakan investigasi

menyiapkan laporan akhir Hasil Belajar

mempresentasikan laporan akhir

Evaluasi

Gambar 1

Bagan Kerangka Berpikir

34
F. Hipotesis Tindakan

Dari uraian-uaraian yang terdapat pada rumusan masalah, kajian pustaka

serta kerangka berpikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah peneliti

menerapkan metode group investigasi (GI) dalam melaksanakan pembelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas XI-IPA2. Penerapan metode group

investigasi (GI) melalui 6 tahap, yaitu mengidentifikasi topic dan mengatur murid

ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan

investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentsikan laporan akhir, dan

evaluasi. Metode group investigasi (GI) merupakan pembelajaran berbasis

kelompok melalui bimbingan guru sebagai fasilitator, sehingga dicapai hasil

belajar yang sesuai tujuan. Dengan menggunakan metode pembelajaran ini

diharapkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) dapat meningkat.

35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan

menggunakan pendekatan kuantitatif. PTK ialah suatu bentuk penelitian yang

bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara

professional.60 PTK dilihat dari segi problema yang harus dipecahkan, memilki

karakteristik penting yang harus dicermati, yaitu problema yang diangkat untuk

dipecahkan melalui PTK harus selalu berangkat dari persoalan praktik

pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.

Karakteristik berikutnya dapat dilihat dari bentuk nyata kegiatan penelitian

itu sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu

adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar-

mengajar di kelas.61 PTK merupakan penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh

guru di dalam kelas. Penelitian tindakan pada hakikatnya merupakan rangkaian

“riset-tindakan-riset-tindakan” yang dilakukan secara siklis dalam rangka

memcahkan masalah sampai masalah itu terpecahkan. Penelitian ini perlu adanya

tindakan untuk mencapai perubahan sesuai tujuan. Secara sedarhana alur

pelaksanaan tindakan kelas disajikan sebagai berikut: 62

60
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah (Classroom Action Research)
Pedoman Praktis bagi Guru Profesional, (Edisi.I; Cet..I; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h.9.
61
Sukidin, Basrowi, dan Suranto, Manajemen Penelitian Tindakan Kelas, (Cet.III;
Jakarta: Insan Cendekia, 2008), h.22-23.
62
Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Cet.II; Jakarta: Gaung Persada Press, 2011),
h.4.
38

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PERENCANAAN SIKLUS PENGAMATAN

? REFLEKSI

Gambar 2

B. Lokasi penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang dijadikan sasaran dalam penelitian

adalah SMA Negeri 2 Sorong. Sekolah ini bertempat di jalan S. Maruni KM. 10,

kelurahan Sawagumu, kecamatan Sorong Utara, kota Sorong, propinsi Papua

Barat. SMA Negeri 2 Kota Sorong merupakan sekolah negeri umum di bawah

naungan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Peneliti memilih SMA Negeri 2 kota Sorong sebagai lokasi penelitian

karena melihat bahwa rendahnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI.

Hal ini dilihat berdasarkan data hasil UTS (Ulangan Tengah Semester) pada

semester ganjil tahun 2014. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk

melaksanakan penelitian di SMA tersebut guna meningkatkan hasil belajar siswa

melalui metode Group Investigation (GI). Dan peneliti menggunakan kesempatan

pada tahap observasi awal penelitian saat melaksanakan pembelajaran awal atau
39

pra siklus, sehingga memudahkan peneliti dalam melaksanakan observasi dan

memperoleh data.

C. Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI-IPA2 di SMA Negeri 2 Kota

Sorong yang berjumlah 21 orang siswa yang terdiri dari 9 laki-laki dan 12 siswa

perempuan.

D. Faktor yang Diselidiki

Faktor-faktor yang diselidiki adalah sebagai berikut :

1. Melihat hasil belajar siswa sebelum melakukan penerapan metode Group

Investigation (GI).

2. Mengamati aktivitas siswa selama proses belajar pada siklus I dan II

3. Melihat hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan islam setelah

melakaukan pembelajaran dengan menggunakan metode Group

Investigation (GI).

E. Definisi Operasional

Definisi atau istilah yang berhubungan dengan penelitian ini adalah hasil

belajar. Jadi, hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil yang

didapatkan siswa setelah melalui proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

melalui metode Group Investigation (GI) sehingga dapat melihat sejauh mana

penguasaan, pemahaman dan keaktifan siswa terhadap mata Pendidikan Agama

Islam setelah penerapan metode pembelajaran ini.


40

1. Hasil belajar

Menurut Nana Sudjana, hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. 63 Sedangkan menurut

Purwanto, hasil belajar adalah proses perubahan atau perbaikan dari fungsi-fungsi

psikis yang menjadi syarat dan mendasari perbaikan tingkah laku dan kecakapan

termasuk di dalamnya perubahan pada proses belajar.64

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar adalah sebuah

prestasi belajar yang dicapai peserta didik di dalam proses kegiatan proses belajar

mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku

seseorang menjadi lebih baik. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah hasil yang di dapat oleh peserta didik dalam proses pembelajaran melalui

metode group investigation (GI) yang telihat dalam sebuah nilai atau angka

sehinga terlihat sampai sejauh mana pemahaman dan penguasaan peserta didik

terhadap pelajaran yang diterimanya setelah penerapan metode pembelajaran ini.

Disamping itu juga peneliti tidak hanya melihat dari hasil belajar yang

ditunjukkan dengan nilai yang bagus tetapi juga peneliti melihat dari beberapa

aspek yaitu kognitif (pengertahuan) dimana peneliti melihat sejauh mana

pengetahuan yang di dapat selama proses pemebelajaran sedang berlangsung serta

mampu untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, afektif (sikap) melihat

adakah perubahan sikap yang terjadi pada diri siswa setelah proses penerapan

metode group investigation (GI), dan psikomotorik (tingkah laku) yang

ditunjukkan pada kehidupan sehari-hari di sekolah, di lingkungan keluarga dan

dilingkungan masyarakat.

63
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar ( Cet.XII; Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2011), h. 22
64
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
h. 86
41

2. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang diarahkan kepada

pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran Islam, atau suatu upaya

dengan ajaran Islam, memikir, memutuskan, dan berbuat berdasarkan nilai-nilai

Islam, serta bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.65

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, Pendidikan Agama Islam

(PAI) adalah usaha sadar dalam membimbing dan mengajarkan peserta didik agar

memahami ajaran Islam dengan benar sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan Agama Islam (PAI)

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah nama mata pelajaran atau bidang studi

tentang ajaran agama Islam mengenai tata hidup manusia di dunia dan di akhirat,

dengan ruang lingkup yang memuat tentang keimanan, ibadah, Al-Qur’an, akhlak,

dan tarikh atau sejarah.

3. Group Investigatiaon (GI)

Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang

paling kompleks dan yang paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan

pertama kali oleh Thelan Dalam perkembangannya model ini diperluas dan

dipertajan oleh Sharan dari Universitas Tel Aviv.Metode group investigasi

memanglah suatu rancangan mengenai pola pelajaran aktif melalui investigasi

kelompok yang terorganisir dengan baik.

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data dalam penelitian agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga

mudah diolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
65
Zuhairi dkk, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 28.
42

1. Dokumentasi digunakan untuk mengumpul dan menyaring data-data

tentang kegiatan belajar siswa saat proses pembelajaran sedang

berlangsung bisa berupa foto ataupun video.

2. Lembar kegiatan siswa ini yang dipergunakan siswa untuk membantu

proses pengumpulan data hasil eksperimen.

3. Tes digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa. Tes yang di

gunakan adalah bisa dengan lisan dan tulisan yang diberikan dalam bentuk

pertanyaan secara langsung dan soal isian atau esasy.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua siklus, siklus I dilakukan

sebanyak 2 kali pertemuan dan siklus II juga dilakukan sebanyak 2 kali

pertemuan. kedua siklus tersebut merupakan sebuah rangkain kegiatan proses

pembelajaran yang tak dapat dipisahkan dan saling berkaitan, artinya pelaksanaan

siklus II merupakan lanjutan dan perbaikan berdasarkan refleksi dari siklus I. Tiap

siklus terdiri atas beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan diantaranya yaitu:

1) Telaah kurikulum

2) Membuat rencana pembelajaran (RPP) untuk tiap pertemuan

3) Merancang dan membuat alat evaluasi

4) Membuat format observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran di

kelas selama pelaksanaan tindakan sedang berlangsung

5) Membuat format angket untuk mengetahui respon siswa terhadap

pelaksanaan tindakan
43

6) Menyusun alokasi waktu penelitian dengan memperhatikan alokasi waktu

yang tersedia di sekolah.

b. Tahap pelaksanaan tindakan

Dalam usaha memperoleh hasil penelitian, maka tindakan yang dilakukan

terbagi atas dua siklus. Adapun peleksanaannya sebagai berikut:

Siklus I

1) Melaksanakan proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif

tipe Numbered Head Together (NHT).

2) Memberikan tes untuk melihat hasil tindakan yang diberikan.

3) Memberikan hasil tes.

4) Mencatat kasus-kasus yang terjadi selama proses pembelajaran dengan

menggunakan lembar observasi.

Siklus II

1) Menganalisa hasil tes siklus I untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa setelah melewati siklus I.

2) Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan kegiatan siklus I.

3) Melaksanakan proses pembelajaran dengan memperhatikan hasil refleksi

kegiatan siklus I.

4) Melakukan tes untuk melihat hasil tindakan yang diberikan.

5) Menganalisa hasil tes siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar

Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa.

c. Tahap observasi

Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi ini dilakukan

pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sesuai dengan catatan tentang

hal-hal yang hendak diamati dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar.


44

d. Tahap refleksi

Data yang diperoleh pada tahap observasi, selanjutnya dianalisis baik

secara kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka

dilakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan maupun terhadap hasil

yang telah dicapai termasuk kendala-kendala yang dihadapi.

H. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Metode Pengamatan (observasi)

Dalam melakukan observasi ini peneliti menggunakan sarana utama indra

penglihatan. Melalui pengamatan mata dan kepala sendiri seorang peneliti

diharuskan melakukan tindakan pengamatan terhadap tindakan dan perilaku

responden di lapangan dan kemudian mencatat dan merekamnya sebagai material

utama untuk dianalisis.66

Peneliti langsung mengamati keadaan, gejala atau proses yang terjadi

sebelum, selama, dan sesudah diterapkannya metode Group Investigation (GI)

dalam pembelajaran, yaitu untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang gambaran

umum SMA Negeri 2 Kota Sorong, serta hal-hal yang berhubungan dengan

masalah penelitian ini seperti proses saat pembelajaran berlangsung.

66
Sukardi, Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan, (Yogyakarta: Usaha
Keluarga, 2006), h.49.
45

I. Teknik Analisis Data

Metode analisa data merupakan tindak lanjut kegiatan peneliti sesudah

data terkumpul dari hasil pengamatan diolah dengan analisis deskriptif untuk

menggambarkan keadaan peningkatan pencapaian indikator keberhasilan tiap

siklus dan untuk menggambarkan keberhasilan metode Group Investigation (GI)

yang dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa terhadap Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI).

Data yang terkumpul kemudian dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif.

Analisa data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistic deskriptif.

Sedangkan data hasil observasi dianalisa secara kualitatif dengan kategori tinggi,

sedang, dan rendah.

Analisis data deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data

kuantitatif berupa angka-angka, seperti hasil tes. Data kuantitatif berupa nilai hasil

belajar siswa yang didapat dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif

dengan rumus SPSS 16.0 misalnya mencari nilai rata-rata. Tolak ukur

keberhasilan dalam penelitian ini jika hasil post tes siswa selama siklus I

meningkat dibandingkan dengan niali pre tes dengan nilai berdasarkan KKM yaitu

75. Dan hasil siklus II mengalami perbaikan dibanding siklus I, sedang data hasil

observasi dianalisa secara kuantitatif dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah.

Statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik subjek

penelitian berupa rata-rata, median, nilai terendah, dan nilai tertinggi.

Kriteria yang digunakan untuk menentukan hasil belajar Pendidikan

Agama Islam (PAI) didasarkan pada skala lima. Adapun standar umum yang

digunakan dalam skala lima yang ditetapkan oelh Depertemen Pendidikan dan

Kebudayaan yaitu:
46

Table 1.1. teknik kategorisasi standar berdasarkan ketetapan Depertemen

Pendidikan Nasional

Rentangan Nilai Kategori

< 55 Sangat rendah

55 – 64 Rendah

65 – 79 Sedang

80 – 89 Tinggi

90 – 100 Sangat tinggi

Sedangkan data angket dianalisis secara kuantitatif untuk menghitung

angka presentasi yaitu dengan rumus:

F
P¿ N ×100

Keterangan: P: Presentase

F: Skor Responden

N: Skor Maksimum

Keberhasilan tindakan disesuaikan dengan kriteria keberhasilan, yaitu

sebagai berikut: (a) Rata-rata hasil belajar siswa pada aspek kognitif mengalami

peningkatan dan mencapai kategori minimal 70% (baik). (b) Rata-rata hasil

belajar siswa pada aspek afektif mengalami peningkatan dan mencapai kategori

minimal 75% (baik). (c) Rata-rata hasil belajar siswa pada aspek psikomotor

siswa mengalami peningkatan dan mencapai kategori minimal 70% (aktif).

J. Indikator Keberhasilan
47

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah

meningkatnya hasil belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam siswa

kelas X B SMA Negeri 2 Kota Sorong tahun ajaran 2015-2016 melalui penerapan

metode group investigation (GI). Peningkatan hasil belajar tersebut terlihat dari

skor rata-rata pada tes siklus I dan siklus II. Yang menunjukkan peningkatan

jumlah siswa yang tuntas belajar. Dengan peningkatan hasil belajar yang terjadi

dalam setiap proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunanakan metode

Group Investigation (GI) maka bisa dikatakan bahwa penggunaan metode Group

Investigation (GI) berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dibahas tentang hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan

ketuntasan belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dicapai peserta didik yang

menjadi subjek penelitian setelah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Group Investigasi dari siklus I dan siklus II. Adapun yang dibahas dan

dianalisis, yaitu nilai hasil belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus, serta

data mengenai keaktifan peserta didik yang diperoleh melalui pengamatan

langsung pada saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi.

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada bagian ini direncanakan beberapa instrumen yang digunakan pada

saat pelaksanaan penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap

perencanaan adalah sebagai berikut:

1) Menganalisis kurikulum SMA Negeri 2 Sorong kelas XI semester ganjil

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

2) Membuat perangkat pembelajaran setiap pertemuan yaitu Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ( lampiran A ) dan lembar keggiatan

peserta didik (Lampiran A)

3) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan selama proses

belajar mengajar berlangsung ( lampiran C )

4) Membuat tes hasil belajar Pendidikan Agama islam (PAI) (lampiran B).
49

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran dan memberikan

motivasi serta menyampaikan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan

oleh peserta didik. Pada kegiatan ini peserta didik menyimak informasi

yang disampaikan oleh pendidik.

2) Pendidik menerapkan metode pembelajaran Group investigasi.

3) Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok kemudian pendidik dan

peserta didik meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan

mengkategorikan saran-saran yang berkaitan dengan materi yang akan di

jelaskan.

4) Para peserta didik berkerja sama dan membagi tugas kepada masing-

masing anggotanya.

5) Para peserta didik melaksanakan investigasi terhadap topic yang telah

dipilih dengan mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat

kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang

dilakukan kelompoknya dengan saling saling bertukar, berdiskusi,

mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan.

6) Peserta didik dengan tiap kelompoknya menyiapkan laporan akhir

7) Peserta didik mempresentasikan laporan hasil diskusi di depan kelas

8) Pendidik dan peserta didik melakukan evaluasi

9) Pendidik menjelaskan materi yang berkaitan dengan topic yang telah di

presentasikan.
50

c. Tahap Observasi Tindakan

1. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data hasil observasi aktivitas peserta didik selama

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung.

BB. Pertemuan pertama siklus I dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2015. Pada

pertemuan pertama ini semua peserta didik hadir yaitu 20 orang. Materi

yang diajarkan adalah pengertian dosa besa dan contoh-contoh perbuatan

dosa besar. Pendidik menjelaskan tentang materi tersebut. Peserta didik

diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum atau

kurang dipahami. Peserta didik yang bertanya sebanyak 4 orang atau

sekitar 20%. Peserta didik dibagi ke dalam 4 kelompok yang terdiri dari 5

orang, karena jumlah peserta didik yang hadir adalah 20 orang. Pendidik

dan peserta didik meneliti beberapa sumber kemudian mengusulkan

sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran yang berkaitan dengan

materi yang akan djelaskan. Para peserta didik berkerja sama dan membagi

tugas kepada masing-masing anggotanya. Para peserta didik melaksanakan

investigasi terhadap topik yang telah dipilih dengan mengumpulkan

informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota

kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya

dengan saling saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis

semua gagasan. Peserta didik dengan tiap kelompoknya menyiapkan

laporan akhir Peserta didik mempresentasikan laporan hasil diskusi di

depan kelas. Saat berdiskusi peserta didik yang aktif terdapat 9 peserta

didik yang aktif atau sekitar 45%.

CC. Pertemuan Pada pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada tanggal

03Agustus 2015. Pada pertemuan kedua ini semua peserta didik hadir
51

yaitu 19 orang. Materi yang diajarkan adalah menghindari perbuatan dosa

besar. Pendidik menjelaskan tentang materi tersebut. Peserta didik

diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum atau

kurang dipahami. Peserta didik yang bertanya sebanyak 2 orang atau

sekitar 10%. Peserta didik dibagi ke dalam 4 kelompok yang terdiri dari 5

orang, karena jumlah peserta didik yang hadir adalah 20 orang. Pendidik

dan peserta didik meneliti beberapa sumber kemudian mengusulkan

sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran yang berkaitan dengan

materi yang akan djelaskan. Para peserta didik berkerja sama dan membagi

tugas kepada masing-masing anggotanya. Para peserta didik melaksanakan

investigasi terhadap topik yang telah dipilih dengan mengumpulkan

informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota

kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya

dengan saling saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis

semua gagasan. Peserta didik dengan tiap kelompoknya menyiapkan

laporan akhir Peserta didik mempresentasikan laporan hasil diskusi di

depan kelas. Saat berdiskusi peserta didik yang aktif terdapat 15 peserta

didik yang aktif atau sekitar 75%.

DD. Pertemuan kedua sikus I, pada tanggal 3 agustus 2015 peserta didik

diberikan ujian mengenai pengertian dosa besar, contoh-contoh perbuatan

dosa besar dan menghindari perbuatan dosa besar.


52

2. Analisis Data Kuantitatif

Pada analisis data kuantitatif, yang dianalisis adalah tes hasil belajar

peserta didik yang dilakukan pada akhir siklus yaitu mengenai ketuntasan belajar

Pendidikan Agama Islam peserta didik.

a) Skor Kemampuan Awal Peserta didik

Skor kemampuan awal peserta didik diperoleh dari nilai Ulangan Tengah

Semester (UTS)

Tabel 4.1. Statistik Skor Kemampuan Awal Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA

Negeri 2 Sorong.

Variabel Nilai Statistik

Subjek Penelitian 21

Skor Ideal 100

Rata-rata 53.71

Median 54.00

Deviasi Standar 13.395

Variansi 179.414

Rentang Skor 51

Skor Maksimal 81

Skor Minimum 30

Jumlah Peserta didik yang Tuntas 2

Jumlah Peserta didik yang Tidak Tuntas 19


53

Apabila skor kemampuan awal peserta didik dikelompokkan ke dalam

lima kategori maka diperoleh:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Kemampuan Awal Peserta

didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong Dikelompokkan dalam

Lima Kategori.

Skor Kategori Frekuensi Persentase

< 55 Sangat rendah 11 52.39%

55 – 64 Rendah 5 23.90%

65 – 79 Sedang 4 19.04%

80 – 89 Tinggi 1 4.76%

90 – 100 Sangat tinggi 0 0%

Dari data di atas terlihat bahwa kemampuan mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) peserta didik sangat rendah yaitu ada 11 orang peserta didik

yang memperoleh skor <55 (52.39%), dan 5 peserta didik (23.90%) memperoleh

skor antara 55-64. Hanya 1 peserta didik (4.76%) yang memperoleh skor sangat

tinggi.

Jika skor kemampuan awal peserta didik dikelompokkan menurut Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu ≥ 75, maka diperoleh:

Tabel 4.3. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) pada

Skor Kemampuan Awal Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2

Sorong.

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 74 Tidak tuntas 19 90.47%

75 – 100 Tuntas 2 9.52%


54

Jumlah peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) sebanyak 2 orang ( 9.52% )Ketuntasan belajar Pendidikan Agama

Islam (PAI) peserta didik sangat rendah.

b) Skor Siklus I

Skor nilai siklus I diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan pada akhir

siklus I. Data diolah dan diperoleh nilai statistik sebagai berikut:

Tabel 4.4. Statistik Tes Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri

2 Sorong pada Siklus I

Variabel Nilai Statistik

Subjek Penelitian 21

Skor Ideal 100

Rata-rata 76.95

Median 85.00

Deviasi Standar 23.608

Variansi 557.348

Rentang Skor 100

Skor Maksimal 100

Skor Minimum 0

Jumlah Peserta didik yang Tuntas 13

Jumlah Peserta didik yang Tidak Tuntas 8


55

Apabila skor kemampuan awal peserta didik dikelompokkan ke dalam

lima kategori maka diperoleh:

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Tes Akhir Peserta didik

pada Siklus I Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong Dikelompokkan

dalam Lima Kategori.

Skor Kategori Frekuensi Persentase

< 55 Sangat rendah 2 9.52%

55 – 64 Rendah 3 14.29%

65 – 79 Sedang 3 14.29%

80 – 89 Tinggi 8 38.10%

90 – 100 Sangat tinggi 5 23.80%

Dari data di atas terlihat bahwa kemampuan mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI) peserta didik mengalami peningkatan yaitu hanya ada 2 orang

peserta didik (9,52%), yang memperoleh skor < 55, dan 5 peserta didik (23,80%)

yang memperoleh skor sangat tinggi yaitu 90-100.

Jika skor tes hasil belajar peserta didik pada siklus I dikelompokkan

menurut Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu ≥ 75, maka diperoleh:

Tabel 4.6. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Peserta

didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong pada Siklus I

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 74 Tidak tuntas 8 38.10%

75 – 100 Tuntas 13 61.10%

Jumlah peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) pada siklus I ini bertambah 11 orang peserta didik menjadi 13 orang

peserta didik ( 61.10%).


56

d. Tahap Analisis Refleksi

1) Skor rata-rata tes hasil belajar peserta didik pada siklus I adalah 76,95

berada pada kategori sedang. Namun telah mengalami peningkatan dari

sebelum diberi tindakan.

2) Jumlah peserta didik yang tuntas individu dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) setelah diberikan tes yaitu 13 orang

(61,10%).

e. Keputusan

Karena keaktifan peserta didik pada proses pembelajaran masih rendah

dan jumlah peserta didik yang tuntas belajar belum mencapai 65%, maka

penelitian akan dilanjutkan ke siklus II dengan mengadakan sedikit perubahan

strategi untuk memancing peserta didik agar lebih aktif dalam proses

pembelajaran. Peneliti akan menunjuk langsung peserta didik yang menjawab

pertanyaan, memberikan pendapat, dan menyimpulkan materi pembelajaran,

terutama pada peserta didik yang terlihat pasif. Dengan demikian, peserta didik

akan dituntut untuk lebih memahami materi pelajaran dan aktif dalam

pembelajaran.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada bagian ini direncanakan beberapa instrumen yang digunakan pada

saat pelaksanaan penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap

perencanaan adalah sebagai berikut:


57

1) Menganalisis kurikulum SMA Negeri 2 Sorong kelas XI semester ganjil

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

2) Membuat perangkat pembelajaran setiap pertemuan yaitu Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ( lampiran A ) dan lembar keggiatan

peserta didik (Lampiran A)

3) Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan selama proses belajar

mengajar berlangsung ( lampiran C )

4) Membuat tes hasil belajar Pendidikan Agama islam (PAI) (lampiran B).

5) Membuat angket untuk mengetahui tanggapan peserta didik terhadap model

pembelajaran kooperatif tipe Grup Investigasi (GI) ( lampiran C )

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

1) Menyampaikan indikator atau tujuan pembelajaran dan memberikan

motivasi serta menyampaikan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan

oleh peserta didik. Pada kegiatan ini peserta didik menyimak informasi

yang disampaikan oleh pendidik.

2) Pendidik menerapkan metode pembelajaran Grup investigasi.

3) Peserta didik dibentuk dalam beberapa kelompok kemudian pendidik dan

peserta didik meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan

mengkategorikan saran-saran yang berkaitan dengan materi yang akan di

jelaskan.

4) Para peserta didik berkerja sama dan membagi tugas kepada masing-

masing anggotanya.

5) Para peserta didik melaksanakan investigasi terhadap topic yang telah

dipilih dengan mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat

kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang


58

dilakukan kelompoknya dengan saling saling bertukar, berdiskusi,

mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan.

6) Peserta didik dengan tiap kelompoknya menyiapkan laporan akhir

7) Peserta didik mempresentasikan laporan hasil diskusi di depan kelas

8) Pendidik dan peserta didik melakukan evaluasi

9) Pendidik menjelaskan materi yang berkaitan dengan topic yang telah di

presentasikan

c. Tahap Observasi Tindakan

Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data hasil observasi aktivitas peserta didik selama

proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam berlangsung.

EE. Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 agustus 2015.

Pada pertemuan pertama ini semua peserta didik hadir yaitu 21 orang.

Materi yang diajarkan adalah pengertian dosa besar dan contoh-contoh

perbuatan dosa besar. Pendidik menjelaskan tentang /materi tersebut.

Peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya tentang materi yang

belum atau kurang dipahami. Peserta didik yang bertanya sebanyak 4

orang atau sekitar 19,04%. Peserta didik dibagi ke dalam 4 kelompok yang

terdiri dari 5 orang, karena jumlah peserta didik yang hadir adalah 21

orang. Pendidik dan peserta didik meneliti beberapa sumber kemudian

mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran yang

berkaitan dengan materi yang akan djelaskan. Para peserta didik berkerja

sama dan membagi tugas kepada masing-masing anggotanya. Para peserta

didik melaksanakan investigasi terhadap topik yang telah dipilih dengan

mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.

Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan


59

kelompoknya dengan saling saling bertukar pikiran, berdiskusi,

mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan. Peserta didik dengan tiap

kelompoknya menyiapkan laporan akhir. Peserta didik mempresentasikan

laporan hasil diskusi di depan kelas. Saat terdapat 9 peserta didik yang

aktif atau sekitar 42,85%.

FF. Pada pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus

2015. Pada pertemuan kedua ini semua peserta didik hadir yaitu 21 orang.

Materi yang diajarkan adalah mengindari perbuatan dosa besar. Pendidik

menjelaskan tentang materi tersebut. Peserta didik diberikan kesempatan

untuk bertanya tentang materi yang belum atau kurang dipahami. Peserta

didik yang bertanya sebanyak 2 orang atau sekitar 9,52%. Peserta didik

dibagi ke dalam 4 kelompok yang terdiri dari 5 orang, karena jumlah

peserta didik yang hadir adalah 21 orang. Pendidik dan peserta didik

meneliti beberapa sumber kemudian mengusulkan sejumlah topik, dan

mengkategorikan saran-saran yang berkaitan dengan materi yang akan

djelaskan. Para peserta didik berkerja sama dan membagi tugas kepada

masing-masing anggotanya. Para peserta didik melaksanakan investigasi

terhadap topik yang telah dipilih dengan mengumpulkan informasi,

menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok

berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya dengan

saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua

gagasan. Peserta didik dengan tiap kelompoknya menyiapkan laporan

akhir. Peserta didik mempresentasikan laporan hasil diskusi di depan

kelas. Saat berdiskusi terdapat 15 peserta didik yang aktif atau sekitar

71,42%.
60

Analisis Data Kuantitatif

Pada analisis data kuantitatif, yang dianalisis adalah tes hasil belajar

peserta didik yang dilakukan pada akhir siklus yaitu mengenai ketuntasan belajar

Pendidikan Agama Islam peserta didik.

GG. Analisa Data Kuantitatif

Skor nilai siklus II diperoleh dari tes hasil belajar yang diberikan pada

akhir siklus II. Data diolah dan diperoleh nilai statistik sebagai berikut:

Tabel 4.7. Statistik Tes Hasil Belajar Peserta didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri

2 Sorong pada Siklus II

Variabel Nilai Statistik

Subjek Penelitian 22

Skor Ideal 100

Rata-rata 85,52

Median 90,00

Deviasi Standar 11,201

Variansi 125,462

Rentang Skor 35

Skor Maksimal 100

Skor Minimum 65

Jumlah Peserta didik yang Tuntas 2

Jumlah Peserta didik yang Tidak Tuntas 19

Apabila skor tes hasil belajar peserta didik pada Siklus II dikelompokkan

ke dalam lima kategori maka diperoleh:


61

Tabel 4.8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Hasil Tes Akhir Peserta

didik pada Siklus II Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong

Dikelompokkan dalam Lima Kategori.

Skor Kategori Frekuensi Persentase

< 55 Sangat rendah 0 0%

55 – 64 Rendah 1 4,76%

65 – 79 Sedang 7 33,33%

80 – 89 Tinggi 2 9,52%

90 – 100 Sangat tinggi 11 52,39%

Dari data di atas terlihat bahwa tidak ada peserta didik yang mendapat skor

< 55 (0%). Dan peserta didik yang memperoleh skor sangat tinggi berjumlah 11

peserta didik (52,39%).

Jika skor kemampuan awal peserta didik dikelompokkan menurut Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu ≥ 75, maka diperoleh:

Tabel 4.9. Deskripsi Ketuntasan Belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Peserta

didik Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 2 Sorong pada Siklus II

Skor Kategori Frekuensi Persentase

0 – 74 Tidak tuntas 2 9,52%

75 – 100 Tuntas 19 90,48%

Jumlah peserta didik yang tuntas dalam pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) pada siklus II bertambah 6 orang menjadi 19 orang peserta didik

(90,48%).

d. Tahap Analisis Refleksi

1) Skor rata-rata tes hasil belajar peserta didik pada siklus II adalah 85,52

berada pada kategori tinggi.


62

2) Jumlah peserta didik yang tuntas individu dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) setelah diberikan tes yaitu 19 orang

(90,48%).

e. Keputusan

Jumlah peserta didik yang tuntas sudah melebihi target 65% yaitu 90,48%.

Karena dengan adanya keterbatasan waktu, maka penelitian ini hanya sampai pada

siklus II.

B. Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar siwa Pada siklus I skor rata-

rata tes hasil belajar meningkat sebesar 76,95 dengan jumlah peserta didik yang

tuntas sebanyak 13 orang. Peneilitian dikatakan berhasil jika ketuntasan individual

peserta didik minimal memperoleh nilai 80 dan secara ketuntasan sama dengan

85%. Jadi criteria penelitian secara klasikal dan secara individual belum tercapai

karena masih ada 8 orang peserta didik yang masih belum tuntas secara

individual. Dalam proses pembelajaran pada siklus I, masih ada beberapa kendala

yang terjadi sebagai berikut : (1) peserta didik yang belum terbiasa dengan metode

pembelajaran Group Ivestigasi (2) Kemampuan peserta didik yang belum berani

mengungkapkan pendapatnya masih sangat kurang (3) Masih ada siswa yang

kurang aktif dalam proses pembelajaran (4) Masi ada kelompok yang kurang

aktif dalam mempresentasikan dan mengklarifikasi hasil diskusinya (5)

Pelaksanaan siklus pertemuan pertama peneliti kekurangan waktu dalam

mengimplementasikan metode group investigasi sehingga materi pembelajaran

tidak diterima secara penuh oleh peserta didik.

Tindakan perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang

ditemui pada siklus I yaitu: (1) Menciptakan suasana dalam proses pembelajaran
63

dengan menyenangkan sehingga peserta didik lebih aktif lagi dalam proses

pembelajaran (2) mengaktifkan seluruh anggota kelompok dalam mengemukakan

pendapat (3) Menekankan pada peserta didik bahwa setiap langkah dalam

kegiatan pembelajaran selalu ada penilaian (4) Mengaitkan materi atau study

kasus dengan kehidupan nyata yang terjadi pada kehidupan sehari yang sering

dialami oleh peserta didik (5) Memberikan pertanyaan yang terkait dengan

kehidupan nyata (6) Memberikan hadiah pada kelompok yang dapat

mempresentasikan hasil diskusinya dengan baik.

Berdasarkan perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus I maka pada

siklus II diperoleh nilai hasil belajar peserta didik sebesar 85,52 dengan jumlah

peserta didik yang tuntas 19. Secara keseluruahan keruntasan individual dalam

siklus II sudah terpenuhi.

Dari hasil pengamatan ataupun observasi yang telah peneliti lakukan pada

siklus I dan II dapat diketahui tingkat aktivitas belajar siswa mengalami

perubahan. Suasana kelas lebih bnaik dari sebelumnya, aktivitas siswa mengalami

kemajuan terlihat dari semakin banyak siswa yang turut aktif dalam proses

pembelajaran. Partisipasi peserta didik yang kurang dalam proses pembelajaran

berubah menjadi aktif karna pembawaan materi yang di lebih variatif membuat

peserta didik senang dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Kemudian

minat peserta didik yang awalnya kurang terhadap mata pelajaran pendidikan

agama islam mulai kembali muncul.

Dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 76,95 termasuk

dalam kategori cukup dan rata-rata hasil belajar siklus II sebesar 85,52 termasuk

dalam kategori sangat baik. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa implementasi metode Group Investigasi dapat meningkatkan hasil belajar


64

peserta didik pada mata pelajran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA 2 di

SMA N 2 Kota Sorong


BAB V

PENUTUP

HH.Kesimpulan

Beradasarkan hasil penelitian di atas, maka peneliti dapat memberikan

kesimpulan yaitu hasil penelitian yang dijelaskan pada bab sebelumnya dapat

disampaikan bahwa melalui metode group investigasi dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik kelas XI-IPA 2 SMA N 2 Sorong dalam melaksanakan

materi perilaku tercela pada bab perilaku tercela, karena dilihat dari setiap

indikator metode group investigasi, pada siklus I keberhasilannya baru mencapai

76,95% (13 anak dari 21 peserta didik). Pada siklus II setiap indikator

pemahaman mengalami peningkatan yang sangat signnifikan menjadi 90,48%

( 20 anak dari 21 peserta didik ).

II. Saran

Berdasarkan penelitian yang telas peneliti lakukan, maka dengan ini

peneliti ingin memberikan saran kepada:

a. Lembaga pendidikan secara umum dan secara khusus kepada SMA N 2

Kota Sorong agar dapat menjadi ruang atau sarana dalam proses

pendidikan, demi mendukung dan membantu kelancaran program-program

yang telah direncanakan, sehingga tercipta keselarasan dan keseimbangan

dalam meningkatkan kualitas pendidikan;

b. Para pendidik yang bertugas sebagai seorang yang mendidik serta

meningkatkan kualitas dalam pendidikan, maka dalam pembelajarannya

hendaknya lebih memperhatikan kehidupan realita sosial yang semestinya


65

tidak akan luput dari kehidupan kita sehari-hari, termasuk di dalamnya

peserta didik yang menjadi amanah untuk diarahkan dan dibimbing agar

mampu menghadapi serta menyikapi keadaan yang ada, sehingga peserta

didik menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah

SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara.


66

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II. Bandung:
IMTIMA.

Anita dan Lie. 2010. Cooperative Learning. Mempraktikkan Cooperative


Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Anni, Catharina Tri. 2004. Psilologi belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Arifin, M. 1984. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan


Keluarga. Jakarta: Bulan Bintang.

Darmayanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru Jakarta:
Pustaka Pelajar.

Dradjat, Zakiah. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Cet.II; Jakarta: Bumi Aksara.

____________. 2004. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Cet.III; Jakarta:


Bumi Aksara.

E., Slavin R. 2008. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.


__________. 2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Cet. II;
Bandung: Nusa Media.

Edidarmo, Toto dan Mulyadi. 2009. Pendidikan Agama Islam Aqidah Akhlak
Madrasah Aliyah Kelas XI Semarang: Toha Putra.

Giyoto dan A.Fauzi. 2013. Modul Metode Pembeajaran Bahasa Interaktif.


Surakarta : Fataba Prees..

Haludhi, Khuslan dan Abdurrohim Sa’id. 2008. Intergrasi Budi Pekerti dalam
Pendidikan Agama Islam 2 untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Hidayat, Junaidi. 2008. Ayo Memahami Aqidah dan Akhlak untuk MTS/SMP
Islam Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Isjoni. 2009. Cooperative Learning Bandung: Alfabeta.


67

Junaidi Hidayat dan Adib Faishol. 2009. Ayo Memahami Akidah dan Akhlak
untuk Mts/SMP Islam Kelas VII Jakarta: Erlangga.

Kementrian Agama RI. 2012. Al-Qur’an dan Terjemahan. Jakarta: Sinergi


Pustaka Indonesia.

Langgulung, Hasan. 1989. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan. Cet.II; Jakarta: Pustaka al-Husna.

Mulyasa, E. 2008. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;


Kemandirian guru dan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah Classroom Action


Research Pedoman Praktis bagi Guru Profesional. Edisi.I; Cet..I; Jakarta:
Bumi Aksara.

Muslimin, Ibrahim H. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University


Press.

Nazarudin, Agus. 2007. Manajemen Pembelajaran: Implementasin Konsep,


Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam. Yogyakarta: Teras.

Purwanto, M. Ngalim. 2006. Psikologi Pendidikan Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Rahman, Nazarudin. 2009. Manajemen Pembelajaran; Implementasi Konsep,


Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum
Cet.I; Yogyakarta: Pustaka Felicha.

Ramayulis. 2010. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Slavin, Robert E. t.th. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar–dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar


Baru Algesindo.

___________. 2011. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Cet.XII; Bandung:


Sinar Baru Algensindo.

Sukardi. 2006. Penelitian Kualitatif-Naturalistik dalam Pendidikan. Yogyakarta:


Usaha Keluarga.
68

Sukidin, Basrowi, dan Suranto. 2008. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.


Cet.III; Jakarta: Insan Cendekia.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas X. Jakarta: PT.
Gelora Aksara Pratama.

_______. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Tafsir, Ahmad. 2010. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.

Thoha, M. Arifin. t.th. Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan


Keluarga. Bandung: Bulan Bintang.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa Depertemen Pendidikan Nasional.

Trianto. 2011. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action


Research Teori dan Praktik. Jakarta: Prestasi Pustakarya.

______. t.th. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Prrogresif. Jakarta:


Kencana Penada Media Group.

Zuhairi dkk. 2009. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.


LAMPIRAN
GAMBARAN UMUM SMA NEGERI 2 SORONG

A. Keadaan Sekolah

1. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Sorong

Alamat Sekolah : Sungai Maruni KM. 10 Sawagumu

Sorong Papua Barat, Telp (0951)

322405 Kode Pos 08417

Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 301 250 501 006

NSPN : 60400346

Luas Tanah : 16.560,00 m2

Luas Lahan (Terbangun) : 1.972,00 m2

Luas Lahan (Belum Terbangun) : 14.588,00 m2

Status Kepemilikan Sekolah : Pemerintah Pusat

SK Izin Pendirian Sekolah : 07 Juli 1986

SK Status Sekolah Terakhir : 25 Oktober 1986

Otonomi Daerah : Khusus


Akreditasi/SK : A”/No.07/BAP/PB/X/2010, 19-12-

10

Standar Sekolah : Akreditasi A

Provinsi/Kota : Papua Barat/ Sorong

Kecamatan/ Distrik : Sorong Utara

Kelurahan : Sawagumu

Tahun Berdiri : 1986

Kode Pos : 98417

Daerah : Perkotaan

Bangunan Sekolah : Milik Sendiri


2. Tinjauan Historis dan Geografis

SMA Negeri 2 Sorong merupakan salah satu lembaga pendidikan

formal yang berdiri sejak tanggal 18 Juli 1986. SMA Negeri 2 Sorong

memiliki letak geografis yang berada di daerah perkotaan yang beralamat

lengkap di jalan Sungai Maruni KM. 10 Kelurahan Sawagumu Distrik

Sorong Utara Provinsi Papua Barat. Pada mulanya tanah SMA Negeri 2

Sorong adalah berasal dari tanah transmigrasi asli orang Moi yang bernama

Bapak Kalagison seluas 16.560 m2 yang dulunya masih berupa rawa-rawa.

SMA Negeri 2 Sorong terletak pada garis lintang -0.889 591 LU dan garis

bujur 131 317 82 BT tepatnya di kelurahan Sawagumu Distrik Sorong Utara

Kota Sorong Provinsi Papua Barat Kode Pos 08417.

Hingga kini SMA Negeri 2 Sorong telah dipimpin oleh enam orang

kepala sekolah, diantaranya adalah bapak PH.Hukom BA, Chalid

Kamaruddin BA, Drs. Lasaru Kambu, Aisjarto BA, Drs. Yunus Boari BA,

dan yang menjabat sekarang adalah ibu Dra. Elsina Regina Sro’er MMPd.

Pada umumnya siswa-siswi SMA Negeri 2 Sorong adalah beragama Islam

dan Kristen. SMA Negeri 2 Sorong memiliki tiga jurusan, yaitu jurusan

IPA, IPS, dan Bahasa.

Posisi SMA Negeri 2 Sorong sangat strategis karena berada di depan

area jalan utama yaitu jalan Sungai Maruni yang berada di KM. 10 dimana

semua jalur angkutan kota, baik berupa bus, taksi, dan motor melintas di

jalan tersebut. Letak sebelah Barat SMA Negeri 2 Sorong terdapat deretan

toko. Pada bagian Utara merupakan kompleks perumahan transmigrasi.

Sebelah Timur terdapat deretan ruko Jupiter dan berbagai ruko lainnya.

Sedangkan pada bagian Selatan terdapat kompleks perumahan.


3. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Kota Sorong

SMA Negeri 2 Sorong menetapkan visi dan misi sekolah sebagai

berikut:

Visi

Mewujudkan siswa-siswi SMA Negeri 2 Sorong yang berkualitas,

berbudaya, berdaya guna, dan bertawa pada Tuhan Yang Maha Esa.

Misi

1. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan

budaya bangsa sehingga menjadi kearifan dalam bertindak.

2. Bersaing dalam memasuki perguruan tinggi dan kegiatan di

masyarakat.

3. Bersaing dalam bidang sains.

4. Bersaing dalam bidang bahasa, seni dan olahraga.

5. Menumbuhkan kompetensi yang handal pada dirinya sehingga siap

bersaing dalam menghadapi perubahan global.

B. Keadaan Guru dan Pegawai SMA Negeri 2 Sorong

No Nama Guru Mata Mata Pelajaran Jabatan


Pelajaran/ NIP yang Diajarkan
1 Dra. Elsina R. Sro’er, Sosiologi Kepala Sekolah
MMPd.
NIP. 196308111990012002
2 Abdul Mufid, S.Pd. Matematika Wakasek urusan
NIP. 196309151990011002 Kurikulum
3 Drs. S. Lerebulan, MMPd. Pendidikan Agama Wakasek urusan
NIP. 196011121989022003 Kristen Sarana dan
Prasarana
4 Taruli Sitorus S.Pd. Sejarah dan P.Kn. Wakasek Urusan
NIP. 196505251988122003 Kesiswaan
5 Drs. Marten Saleppang, MA Sejarah dan Sosiologi Wakasek urusan
NIP. 196807131995031002 Humas
6 Drs. Y. Kadmairubun Bahasa Indonesia
NIP. 195707051986031037
7 Marthinus Krey Sejarah
NIP. 196009271988101001
8 Drs. B. Bosawer BK
NIP. 195704041986031015
9 Dra. L.M. Bremeer Bahasa Inggris
NIP. 195910261987032003
10 Dra. D. Matulessy Ekonomi
NIP. 195912131988112001
11 Dra. E. Arungpadang Biologi
NIP. 196208291989012001 BK
12 Dra. Josefina Refwalu Sosiologi dan
NIP. 195505261985032001 Antropologi
13 Dra. M.I. Mokodompit Penjaskes
NIP. 196411271990032010
14 Suardi Tajudin, S.Pd. Geografi dan
NIP. 196401021988031016 Sosiologi
15 Dra. Woro Kustini Bahasa Jerman
NIP. 196708051994032013
16 F. Wattimena, S.Pd. Bahasa Inggris
NIP. 196205271984102007
17 Natali Lapik, S.Pd. Fisika
NIP. 196812241997021006 Kep. Lab. Fisika
18 Dra. Indarwati Fisika
NIP. 197002231995012001
19 Drs. Agus Purwanto Matematika
NIP. 196811201997021001
20 Daniel Hetharia Sejarah
NIP. 195310311980031007
21 Kusworini, S.Pd. Fisika
NIP. 197003111992012001 Kep. Perpustakaan
22 Dra. J. Karubun Bahasa Indonesia
NIP. 196501081993032006
23 Rusni Rahman, S.Pd. Biologi/ Seni Budaya
NIP. 196408141989032012 dan BK
24 Nurcaya, S.Pd. P.Kn.
NIP. 196712311994032075
25 Suslin K.Adilang, SE. Akuntansi Bendahara
NIP. 196510281990032011 Komite & Juru
bayar gaji
26 Dra. Maryati Bahasa Indonesia
NIP. 196802101995012001 Sastra Indonesia
27 Drs. M. Mamelas Seni Budaya
NIP. 196005271993031004
28 Juhaeriah, S.Pd. Kimia
NIP. 197006051994012002
29 Drs. Jasman Pendidikan Agama
NIP. 196811231997031002 Islam
30 Darmabakti, S.Pd. Biologi
NIP. 197007161997021001 Kep. Lab.
Multimedia
31 B.N. Manurung, S.Pd. Bahasa Inggris
NIP. 197305201998022003
32 A. Sibarani, S.Pd. Biologi
NIP. 197407292000122004 BK
33 Sabarno, S.Pd.I Pendidikan Agama
NIP. 197409082006051001 Islam
34 Beadtriche Mairi, S.Si. Biologi/ BK
NIP. 197006292006052002 Kep. Lab. Biologi
35 Sutrisno Mamontoh, S.Pd. Penjaskes
NIP. 196511081990031013
36 Drs. Y. S. Rumbiak BK
NIP. 196203311991031005
37 Tukul, S.Pd. Kimia
NIP. 196908241995121004
38 Suhartona, S.Pd. Metematika
NIP. 196605021991031014
39 Denny A.T.N. S.Pd. Kimia
NIP. 197608062009092001
40 Samsul, S.Pd. Bahasa Jerman
NIP. 98308202009091001
41 Erwin Suyono, S.Pd. Geografi dan TIK
NIP. 98202242009091001
42 Mahira Amri, S.Pd. BK
NIP. 197810302010042001
43 Veenly, S.Th. Pendidikan Agama
NIP. 197608082010042001 Kristen
44 Nunik Setiyani, S.Pd. Mulok
NIP. 198605202011042001 (Conversation)
45 Nyoman Winas Tuti, S.Ag. Pendidikan Agama
NIP. 198412272009092001 Hindu
46 Daria Susana, S.SI. TIK GTT
47 Benyamin Sainyakit, A.Md. Metematika GTT
48 Welhelmus Leu, S.Pd. Pendidikan Agama GTT
Katholik
49 Rebeka Sainyakit, S.Pd. Bahasa Inggris GTT
50 Ventesya Lawalata, S.Pd. Sosiologi GTT
51 Izchak Burdam, S.Pd.AK. Pendidikan Agama GTT
Kristen
Staf TU/
52 Noak Wanma - Administrasi
(Tenaga Tetap)
Staf TU/
53 Kristina Lisu - Administrasi
(Tenaga Tetap)
Staf TU/
54 Telma Riny Lawalata - Administrasi
(Tenaga Tetap)
Staf TU/
55 Dekle Tambuwun - Administrasi
(Tenaga Tetap)
C. Keadaan Siswa SMA Negeri 2 Sorong

Siswa SMA Negeri 2 Sorong Tahun Pelajaran 2015-2016 sebanyak 889

dengan perinciannya adalah sebagai berikut:

Siswa Total
Ruang Kelas Rua Kelas XI Rua Kelas Rua L P L-P
Belajar X ng ng XII ng
Bela Bela Bela
jar jar jar
L P L P L P
9 7 18 19 8 125 14 24 411 4 889
1
7 5 7
8

9 7 18 19 8 125 14 24 41 4 889
1
7 5 1 7
8
No Kelas Program Jurusan
1 X A
B
C
D
E
F
G
H
2 XI IPA 1-4
IPS 1-4
BAHASA
3 XII IPA 1-3
IPS 1-3
BAHASA

D. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah segala peralatan yang digunakan untuk

mendukung kelancaran kegiatan siswa dalam rangka memperoleh ilmu

pengetahuan. Sarana dan prasarana ini mutlak diperlukan agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar. Pada tabel ini akan disajikan perincian

sarana dan prasarana yang ada di SMA Negeri 2 Sorong sebagai berikut:

No Sarana dan Prasarana Jumlah


1 Ruang Kepala Sekolah 1 ruangan
2 Ruang Tata Usaha 1 ruangan
3 Ruang Wakasek Kurikulum 1 ruangan
4 Ruang Wakasek Sarana/ Prasarana 1 ruangan
5 Ruang Guru 1 ruangan
6 Ruang BP/BK dan UKS 1 ruangan
7 Ruang Kelas 24 ruangan
8 Ruang Komputer/ Multimedia 1 ruangan
9 Mushola 1 ruangan
10 Perpustakaan 1 ruangan
11 Gudang 1 ruangan
12 Ruang Pramuka 1 ruangan
13 Ruang PAPALA (Para Pecinta Alam) 1 ruangan
14 Lapangan Serbaguna 2 area
15 Kantin Sekolah 3 kantin
16 Kamar Mandi/ WC Siswa 4 ruangan
17 Kamar Mandi/ WC Guru 3 ruangan
18 Rumah Penjaga Sekolah 1 ruangan
19 Rumah Dinas Guru 14 unit
20 Meja Siswa 423 buah
21 Kursi Siswa 516 buah
Lampiran A.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kota Sorong


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / I ( Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)
Pertemuan : 1

A. Standar Kompetensi
Menghindari Perilaku Tercela
B. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan Pengertian Dosa Besar
2. Menyebutkan Contoh- Contoh Dosa Besar
C. Indikator
1. Menjelaskan pengertian dosa besar
2. Menyebutkan beberapa contoh perbuatan dosa besar
3. Menyebutkan ciri-ciri perbuatan yang termasuk dosa besar
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menjelaskan pengertian dosa besar
2. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan
beberapa contoh perbuatan dosa besar
3. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan ciri-
ciri perbuatan yang termasuk dosa besar
E. Materi Pembelajaran
Perilaku Tercela (Dosa Besar)
1. Pengertian dosa besar
2. Contoh-contoh perbuatan dosa besar
 Dosa besar terhadap Allah Swt
 Dosa besar terhadap Diri Sendiri
 Dosa besar terhadap Keluarga

F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Group Investigation (GI)
4. Diskusi Kelompok
5. Evaluasi.

G. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (20 menit)
1. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa dan
berdoa.
2. Memperhatikan kesiapan, semangat dan kelengkapan siswa, dengan
memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan mengorganisir kelas dan
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
akan diterapkan, berdasarkan metode dan model pembelajaran.
3. Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi (perilaku
tercela tentang dosa besar).
5. Memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bersemangat dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan Inti (90 menit)
1. Guru menjelaskan materi tentang materi Perilaku tercela (pengertian dosa
besar).
2. Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran Group Investigation
(GI), serta memberikan motivasi agar seluruh siswa ikut berpartisipasi
dan aktif dalam mengemukakan pendapat, berdiskusi dan bekerja sama
dalam kelompok. Siswa ditugaskan untuk mencari sebuah kasus yang
terkait dengan materi perilaku tercela kemudia melakukan eksplorasi /
mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan fakta-fakta yang berhasil
ditemukan dan dirumuskan.
3. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
4. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang
beranggotakan 7-8 siswa.
5. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar.
6. Guru menerapkan metode Group Investigation (GI)
6. Guru memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan siswa dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
2. Guru dan siswa menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
4. Menutup pelajaran dengan membaca do’a dan mengucapkan salam.
H. Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Buku paket
2. Group Investigation (GI)
3. Laptop
4. Infocus
5. Lembar kerja kelompok
I. Penilaian
1. Teknik penilaian : Tes
2. Bentuk instrumen : Essay
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kota Sorong


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)
Pertemuan : 2

J. Standar Kompetensi

Menghindari Perilaku Tercela

K. Kompetensi Dasar

3. Menghindari Dari Perbuatan Dosa Besar Dalam Kehidupan Sehari-hari.

L. Indikator

4. Menjelaskan cara-cara menghindari perbuatan dosa besar.

5. Menghindarkan diri dari perbuatan dosa besar dalam kehidupan sehari-hari

M. Tujuan Pembelajaran

4. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan

cara-cara menghindari perbuatan dosa besar.

5. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menghindarkan diri dari perbuatan

dosa besar dalam kehidupan sehari-hari.

N. Materi Pembelajaran

Perilaku Tercela (Dosa Besar) Menghindari Perbuatan Dosa Besar

O. Metode Pembelajaran
65

7. Ceramah
8. Tanya jawab
9. Group Investigation (GI)
10. Diskusi Kelompok
11. Evaluasi.

P. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (20 menit)
6. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa dan
berdoa.
7. Memperhatikan kesiapan, semangat dan kelengkapan siswa, dengan
memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan mengorganisir kelas dan
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
akan diterapkan, berdasarkan metode dan model pembelajaran.
8. Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
9. Memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi (perilaku
tercela tentang dosa besar).
10. Memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bersemangat dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan Inti (90 menit)
7. Guru menjelaskan materi tentang materi Perilaku tercela (Memengindari
perbuatan dosa besar).
8. Guru menjelaskan tentang metode pembelajaran Group Investigation
(GI), serta memberikan motivasi agar seluruh siswa ikut berpartisipasi
dan aktif dalam mengemukakan pendapat, berdiskusi dan bekerja sama
dalam kelompok. Siswa ditugaskan untuk mencari sebuah kasus yang
terkait dengan materi perilaku tercela kemudia melakukan eksplorasi /
mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan fakta-fakta yang berhasil
ditemukan dan dirumuskan.
9. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
66

10. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang
beranggotakan 7-8 siswa.
11. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar.
12. Guru menerapkan metode Group Investigation (GI)
12. Guru memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
5. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan siswa dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
6. Guru dan siswa menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
7. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
8. Menutup pelajaran dengan membaca do’a dan mengucapkan salam.

Q. Media, Alat dan Sumber Belajar


6. Buku paket
7. Group Investigation (GI)
8. Laptop
9. Infocus
10. Lembar kerja kelompok

R. Penilaian
3. Teknik penilaian : Tes
4. Bentuk instrumen : Essay
67

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kota Sorong


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / I (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)
Pertemuan : 3

S. Standar Kompetensi
Menghindari Perilaku Tercela

T. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan pengertian Aniaya
2. Menyebutkan contoh perilaku Aniaya
3. Menghindari perilaku Aniaya

U. Indikator
6. Menjelaskan pengertian Aniaya
7. Menjelaskan contoh perilaku Aniaya
8. Mampu menghindari perilaku Aniaya

V. Tujuan Pembelajaran
6. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menjelaskan pengertian Aniaya
7. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menjelaskan contoh perilaku Aniaya
8. Setelah pembelajaran ini, siswa mampu menghindari perilaku Aniaya

W. Materi Pembelajaran
Perilaku Tercela (Aniaya)
3. Pengertian Aniaya
4. Contoh perilaku Aniaya
5. Menghindari perilaku Aniaya
68

X. Metode Pembelajaran
13. Ceramah
14. Tanya jawab
15. Group Investigation (GI)
16. Diskusi Kelompok
17. Evaluasi.

Y. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan (20 menit)
11. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa dan
berdoa.
12. Memperhatikan kesiapan, semangat dan kelengkapan siswa, dengan
memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan mengorganisir kelas dan
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
akan diterapkan, berdasarkan metode dan model pembelajaran.
13. Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
14. Memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi (perilaku
tercela tentang perilaku Aniaya).
15. Memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bersemangat dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran.
Kegiatan Inti (90 menit)
13. Guru menjelaskan materi tentang materi Perilaku tercela (perilaku
Aniaya).
14. Guru memberikan motivasi agar seluruh siswa ikut berpartisipasi dan
aktif dalam mengemukakan pendapat, berdiskusi dan bekerja sama dalam
kelompok. Siswa ditugaskan untuk mencari sebuah kasus dan kemudian
melakukan eksplorasi/mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan
fakta-fakta yang berhasil ditemukan dan dirumuskan.
15. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
69

16. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang
beranggotakan 7-8 siswa.
17. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar.
18. Guru menerapkan metode talking stick
19. Guru memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
9. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan siswa dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
10. Guru dan siswa menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
11. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
12. Menutup pelajaran dengan membaca do’a dan mengucapkan salam.

Z. Media Pembelajaran
1. Buku paket
2. Group Investigation (GI)
3. Laptop
4. Infocus
5. Lembar kerja kelompok

AA.Penilaian
5. Teknik penilaian : Tes
6. Bentuk instrumen : Essay
70

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 2 Kota Sorong


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / I (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)
Pertemuan :

BB. Standar Kompetensi


Menghindari Perilaku Tercela

CC.Kompetensi Dasar
4. Menjelaskan pengertian Diskriminasi
5. Menyebutkan contoh perilaku Diskriminasi
6. Menghindari perilaku Diskriminasi

DD.Indikator
9. Menjelaskan pengertian Diskriminasi
10. Menjelaskan contoh perilaku Diskriminasi
11. Mampu menghindari perilaku Diskriminasi

EE. Tujuan Pembelajaran


9. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menjelaskan pengertian
Diskriminasi
10. Setelah pembelajaran ini, siswa dapat menjelaskan contoh perilaku
Diskriminasi
11. Setelah pembelajaran ini, siswa mampu menghindari perilaku
Diskriminasi
71

FF. Materi Pembelajaran


Perilaku Tercela (Diskriminasi)
6. Pengertian Diskriminasi
7. Contoh perilaku Diskriminasi
8. Menghindari perilaku Diskriminasi

GG. Metode Pembelajaran


18. Ceramah
19. Tanya jawab
20. Group Investigation (GI)
21. Diskusi Kelompok
22. Evaluasi.

HH. Kegiatan Pembelajaran


Pendahuluan (20 menit)
16. Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam, menyapa dan
berdoa.
17. Memperhatikan kesiapan, semangat dan kelengkapan siswa, dengan
memeriksa kehadiran, kerapian berpakaian, dan mengorganisir kelas dan
posisi tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yang
akan diterapkan, berdasarkan metode dan model pembelajaran.
18. Menyampaikan kepada siswa materi yang akan dipelajari, dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai.
19. Memberikan apersepsi berupa tanya jawab mengenai materi (perilaku
tercela tentang perilaku Diskriminasi).
20. Memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bersemangat dan aktif
dalam mengikuti proses pembelajaran.
72

Kegiatan Inti (90 menit)


20. Guru menjelaskan materi tentang materi Perilaku tercela (perilaku
Diskriminasi).
21. Guru memberikan motivasi agar seluruh siswa ikut berpartisipasi dan
aktif dalam mengemukakan pendapat, berdiskusi dan bekerja sama dalam
kelompok. Siswa ditugaskan untuk mencari sebuah kasus dan kemudian
melakukan eksplorasi/mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan
fakta-fakta yang berhasil ditemukan dan dirumuskan.
22. Siswa menyimak penjelasan dari guru.
23. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang
beranggotakan 7-8 siswa.
24. Guru membimbing kelompok bekerja dan belajar.
25. Guru menerapkan metode talking stick
26. Guru memberikan kesimpulan.
Kegiatan Penutup (10 menit)
13. Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan siswa dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan
masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.
14. Guru dan siswa menyimpulkan intisari dari pelajaran tersebut.
15. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
16. Menutup pelajaran dengan membaca do’a dan mengucapkan salam.

II. Media Pembelajaran


6. Buku paket
7. Group Investigation (GI)
8. Laptop
9. Infocus
10. Lembar kerja kelompok

JJ. Penilaian
7. Teknik penilaian : Tes
8. Bentuk instrumen : Essay
Lampiran C.1
LEMBER OBSERVASI
KEGIATAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Kota Sorong Pertemuan


:
Hari/ Tanggal :
Pokok Bahasan :
Petunjuk Pengisisan
Amati hal-hal yang menyangut aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kemudian isilah lembar pengamatan
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengamatan aktivitas siswa didasarkan pada kategori dalam aktivitas sesuai model pembelajaran yang digunakan oleh guru.
2. Kategori dalam aktivitas dilakukan pada siswa melaksanakan pembelajaran.
3. Setiap empat menit pengamat melakukan pengamatan terhadap siswa, satu menit berikutnya pengamat memberikan nomor
kategori pada kolom yang sesuai dengan aktivitas siswa yang muncul.
4. Kategori pengamatan ditulis secara berurutan sesuai dengan kejadian yang dilakukan siswa dan ditulis dalam kolom yang
tersedia.

Kategori aktivitas siswa dalam melaksanakam kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI).
1. Menjawab salam, berdoa, mendengarkan dan memberikan respon saat guru mengecek kehadiran siswa
65

2. Menjawab pertanyaan guru saat pri tes


3. Menyimak penyampaian meteri dan motivasi yang diberikan oleh guru
4. Membentuk kelompok atau group investigation berdasarkan arahan guru
5. Aktif dalam diskusi kelompok
6. Menambahkan jawaban, menanggapi atau bertanya kepada kelompok yang melakukan presentasi
7. Menjawab pertanyaan teman/ guru
8. Menarik kesimpulan hasil diskusi

Menit Keterangan
No Nama Siswa Klp
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90
1 Akbar Musyaqir
2 Alfi Amsah
1
3 Amalia Aprilani
4 Erna Tri Hasriyanti
5 Farian Timany .S.
6 Fauzan Agus .B
2
7 Fitri Nurjanah
8 La Ode M.R Dirgantara
9 Maulina Intan .W. 3
10 Mutiara Dionesia
11 Muh. Syaiful Huda
66

12 Nur Indah Rosmalia


13 Nuzulan Salsabila
14 Sakila Wulandari
4
15 Sartika
16 Siti Kholifah
17 Teguh Prasetyo
18 Trisna Manggadarani
19 Wandha Aulia 5
20 Wiwit Dian Ramadhani
21 Yusril Yamani
Jumlah
Persentase

Catatan:
……………………………………………………………………………………………………………………………………………….

Sorong,

Observer
67

Dewi Afni Nuhuyanan


Lampiran C.2
RESPON SISWA
Nama Siswa
NIS
:
Kelas/Semester :
Petunjuk :
Pilihlah salah satu ya atau tidak, kemudian beri alasan.
1. Apakah Anda menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
Jawaban
Ya Tidak

Jelaskan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
2. Apakah Anda menyukai cara mengajar yang diterapkan guru dalam proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation?
Jawaban
Ya Tidak

Jelaskan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
3. Dapatkah Anda memahami materi yang diajarkan oleh guru melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
65

Jawaban

Ya Tidak
Jelaskan:
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
4. Apakah Anda menyukai proses belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
Jawaban
Ya Tidak

Jelaskan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
5. Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
dapat meningkatkan hasil belajar Anda?
Jawaban
Ya Tidak

Jelaskan :
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
Sorong, .........................

Responden
66

NILAI SISWA PADA KEMAMPUAN AWAL, SIKLUS I & SIKLUS II

Skor
No. Nama Siswa
Awal Siklus I Siklus II
1. Akbar Musyaqir 65 85 85
2. Alfi Amsah 50 90 85
3. Amalia Aprilani 60 75 72
4. Erna Tri Hasriyanti 66 85 72
5. Farian Timany .S. 74 85 85
6. Fauzan Agus .B 80 80 50
7. Fitri Nurjanah 94 80 100
8. La Ode M.R Dirgantara 72 80 85
9. Maulina Intan .W. 64 75 85
10. Mutiara Dionesia 60 80 55
11. Muh. Syaiful Huda 80 60 85
12. Nur Indah Rosmalia 44 75 100
13. Nuzulan Salsabila 94 80 100
14. Sakila Wulandari 80 65 55
15. Sartika 86 75 100
16. Siti Kholifah 76 80 60
17. Teguh Prasetyo 74 70 85
18. Trisna Manggadarani 76 0 0
19. Wandha Aulia 80 70 85
20. Wiwit Dian Ramadhani 84 90 72
21. Yusril Yamani 42 70 100

Hasil Tes Siklus I


Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai KKM Tidak
Tuntas
Tuntas
67

1 Akbar Musyaqir 85 75 √

2 Alfi Amsah 90 75 √

3 Amalia Aprilani 75 75 √

4 Erna Tri Hasriyanti 85 75 √

5 Farian Timany .S. 85 75 √

6 Fauzan Agus .B 80 75 √

7 Fitri Nurjanah 80 75 √

8 La Ode M.R Dirgantara 80 75 √

9 Maulina Intan .W. 75 75 √

10 Mutiara Dionesia 80 75 √

11 Muh. Syaiful Huda 60 75 √

12 Nur Indah Rosmalia 75 75 √

13 Nuzulan Salsabila 80 75 √

14 Sakila Wulandari 65 75 √
15 Sartika 75 75 √

16 Siti Kholifah 80 75 √

17 Teguh Prasetyo 70 75 √

18 Trisna Manggadarani 0 75 √

19 Wandha Aulia 70 75 √

20 Wiwit Dian Ramadhani 90 75 √

21 Yusril Yamani 70 75 √

Jumlah 1550 Tuntas = 15


68

Tidak Tuntas = 6
Tertinggi = 90
Rata-rata
Terendah = 60
Persentase Ketuntasan Klasikal

Hasil Tes Kemampuan Awal


Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai KKM
Tuntas Tidak Tuntas
1 Akbar Musyaqir 65 75 √

2 Alfi Amsah 50 75 √

3 Amalia Aprilani 60 75 √

4 Erna Tri Hasriyanti 66 75 √

5 Farian Timany .S. 74 75 √

6 Fauzan Agus .B 80 75 √

7 Fitri Nurjanah 94 75 √

8 La Ode M.R Dirgantara 72 75 √

9 Maulina Intan .W. 64 75 √

10 Mutiara Dionesia 60 75 √

11 Muh. Syaiful Huda 80 75 √

12 Nur Indah Rosmalia 44 75 √

13 Nuzulan Salsabila 94 75 √

14 Sakila Wulandari 80 75 √
15 Sartika 86 75 √

16 Siti Kholifah 76 75 √

17 Teguh Prasetyo 74 75 √
69

18 Trisna Manggadarani 76 75 √

19 Wandha Aulia 80 75 √

20 Wiwit Dian Ramadhani 84 75 √

21 Yusril Yamani 42 75 √

Tuntas = 10
Jumlah 1501
Tidak Tuntas = 11
Tertinggi = 94
Rata-rata
Terendah = 42
Persentase Ketuntasan Klasikal

Hasil tes siklus II


Ketuntasan
No Nama Siswa Nilai KKM Tidak
Tuntas
Tuntas
1 Akbar Musyaqir 85 75 √

2 Alfi Amsah 85 75 √

3 Amalia Aprilani 72 75 √

4 Erna Tri Hasriyanti 72 75 √

5 Farian Timany .S. 85 75 √

6 Fauzan Agus .B 50 75 √

7 Fitri Nurjanah 100 75 √

8 La Ode M.R Dirgantara 85 75 √

9 Maulina Intan .W. 85 75 √

10 Mutiara Dionesia 55 75 √

11 Muh. Syaiful Huda 85 75 √


70

12 Nur Indah Rosmalia 100 75 √

13 Nuzulan Salsabila 100 75 √

14 Sakila Wulandari 55 75 √
15 Sartika 100 75 √

16 Siti Kholifah 60 75 √

17 Teguh Prasetyo 85 75 √

18 Trisna Manggadarani 0 75 √

19 Wandha Aulia 85 75 √

20 Wiwit Dian Ramadhani 72 75 √

21 Yusril Yamani 100 75 √

Tuntas = 13
Jumlah 1526
Tidak Tuntas = 8
Tertinggi = 100
Rata-rata 72,66
Terendah = 55
Persentase Ketuntasan Klasikal 61,90 %
71

Statistics

skor

N Valid 21

Missing 0

Mean 53.71

Std. Error of Mean 2.923

Median 54.00

Mode 46a

Std. Deviation 13.395

Variance 179.414

Range 51

Minimum 30

Maximum 81

Sum 1128

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Skor

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 30 1 4.8 4.8 4.8

36 1 4.8 4.8 9.5

40 2 9.5 9.5 19.0

41 1 4.8 4.8 23.8

46 3 14.3 14.3 38.1

47 1 4.8 4.8 42.9

54 2 9.5 9.5 52.4

55 3 14.3 14.3 66.7

60 1 4.8 4.8 71.4

64 1 4.8 4.8 76.2


72

66 1 4.8 4.8 81.0

68 2 9.5 9.5 90.5

76 1 4.8 4.8 95.2

81 1 4.8 4.8 100.0

Total 21 100.0 100.0


73

Skor Siklus I

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 1 4.8 4.8 4.8

50 1 4.8 4.8 9.5

55 2 9.5 9.5 19.0

60 1 4.8 4.8 23.8

72 3 14.3 14.3 38.1

85 8 38.1 38.1 76.2

100 5 23.8 23.8 100.0

Total 21 100.0 100.0

Skor Siklus II

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 0 1 4.8 4.8 4.8

50 1 4.8 4.8 9.5

55 2 9.5 9.5 19.0

60 1 4.8 4.8 23.8

72 3 14.3 14.3 38.1

85 8 38.1 38.1 76.2

100 5 23.8 23.8 100.0

Total 21 100.0 100.0


74

Nilai Awal

Nilai Siklus I
75

Nilai Siklus II
76

Lampiran B.1
TES AKHIR SIKLUS I

Sekolah : SMA Negeri 2 Sorong


Mata Pelajaran : Pendidik Agama Islam
Pokok Bahasan : Perilaku Tercela
Sub Pokok Bahasan : Pengertian dosa besar, contoh-contoh dosa besar dan
mencagah perbuatan dosa besar
Kelas / Semester : XI 2 / 1
Waktu
: 20 menit

1. Jelaskan pengertian dosa besar!


2. Jelaskan pengertian dosa kecil!
3. Tolong anda kemukakan contoh-contoh dosa besar terhadap Allah SWT!
4. Tulisakan arti dalil ( Q.S An-Nisaa ayat 29) tentang dosa besar terhadap diri
sendiri!
5. Kemukakan contoh dosa besar dalam pemenuhan seksual dan cara
menghindarinya!
77

TES AKHIR SIKLUS II

Sekolah : SMA Negeri 2 Sorong


Mata Pelajaran : Pendidik Agama Islam
Pokok Bahasan : Perilaku Tercela
Sub Pokok Bahasan : Diskriminasi dan Aniaya
Kelas / Semester : XI 2 / 1
Waktu
: 20 menit

1. Jelaskan Pengertian Aniaya?


2. Jelaskan Pengertian Diskriminasi?
3. Berikan Contoh-Contoh Diskriminasi Dalam Kehidupan Keluarga,
Bertetangga, Dan Dalam Kehhidupan Bermasyarakat?
4. Tuliskan Ayat dan Terjemahan QS. Al-Baqarah Ayat 229 Tentang
Aniaya?
5. Berikan Pendapatmu Tentang Bagaimana Memberantas Berbagai Macam
Kezaliman Yang Terjadi Di Masyarakat?
6. Jelaskan Dampak Yang Akan Dialami Oleh Orang Yang Suka
Menganiaya?
78

Siklus I
79

Siklus II
RIWAYAT HIDUP

Nama peneliti lengkap Dewi Afni Nuhuyanan lahir di Sorong pada tanggal 20
maret 1994, merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Peneliti lahir dari pasangan suami istri Bpk
M. Adnan Nuhuyanan dan Ibu Nurhayati Nuhuyanan.
Peneliti sekarang bertempat tinggal di jln. F kalasuat
malanu pasir pondok indah belakang mesjid Al-
Khuriyah Kota Sorong.
Adapun riwayat pendidikan peneliti, pada tahun 2005
menyelesaikan pendidikan dasar di MI Guppi Kota
Sorong, kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di Mts Negeri Model Kota
sorong dan lulus pada tahun 2008. Selanjutnya peneliti melanjutkan
pendidikannya di MAN Model Kota Sorong dan lulus pada tahun 2011. Mulai
pada tahun 2011 sampai dengan penelitian menyusun skripsi ini, peneliti masih
terdaftar sebagai mahasiswi Program S1 Jurusan Tarbiyah Prodi Pendidikan
Agama Islam (PAI) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sorong.
Peneliti melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2
Aimas Kab. Sorong. Selanjutnya pada tanggal 16 Maret- 16 Mei, peneliti
menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri
di Majener
65

Anda mungkin juga menyukai