SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd.I) pada
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh
Iin Indahwati
NIM: 106011000032
i
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulillahirobbil ‘alamin segala puji hanyalah milik Allah s.w.t., Yang Maha
Pengasih dan tiada pernah pilih kasih terhadap hamba-hambanya untuk memberikan
rahmat-Nya yang berlimpah, sehingga penulis merasakan dengan sepenuh hati akan
Kebesaran-Nya. Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan atas junjungan
Baginda Nabi besar Muhammad s.a.w., bersama keluarganya, sahabatnya yang telah
membawa umatnya dari alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang,
dari zaman jahiliyyah menuju zaman modern yang penuh dengan cahaya Islam.
Semoga di Yaumil akhir kita tergolong sebagai umatnya yang memperoleh syafaatnya,
amiin.
Penulis masih menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan,
rintangan serta kesulitan yang dihadapi. Namun berkat bantuan dan motivasi serta
bimbingan yang tidak ternilai dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bahrissalim, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Dosen Pembimbing Drs. H. Masan A.F, MA selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membagi ilmunya dengan sabar dan teliti dalam mengoreksi dan
membimbing penulis dalam membuat skripsi.
5. Penasihat Akademik Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag selaku dosen penasihat
akademik yang telah memberikan pengarahan dan masukan kepada penulis.
6. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ii
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dan Jurusan
Pendidikan Agama Islam khususnya yang telah memberikan kontribusi pemikiran
melalui pengajaran dan diskusi yang berkaitan dengan skripsi ini.
8. Pihak sekolah SMP Negeri 135 Jakarta Timur, yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta memberikan
informasi dan masukan kepada penulis selama proses penelitian.
9. Guru-guru SMP Al-Hidayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan terima kasih atas
segala doa dan dukungannya serta nasihat-nasihatnya kepada penulis.
10. Untuk ummi dan bapak, yang telah begitu banyak memberikan sokongan moril
maupun materiil kepada penulis. Terima kasih atas segala hanturan doa yang tiada
henti, sehingga penulis dapat merangkumkan skripsi ini. Usaha yang dilakukan
penulis tidak berarti apa-apa tanpa doa hajat dan kasih sayang ummi dan bapak.
Semoga Allah swt memberikan kesempatan kepada penulis untuk
membahagiakan ummi dan bapak. Dan semoga Allah swt, menjadikan
pengorbanan ummi dan bapak sebagai ladang surga kelak diakhirat, amiin.
11. Terima kasih untuk kakak-kakakku Teh Iis, Teh Evi dan Teh Eka yang sudah
memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis. Serta kakak iparku
K’Andi, K’Cayo dan Bang Rozi yang telah memberikan paket keponakan yang
lucu-lucu dan ngangenin Husein, Zaqi, Hatim dan Nayla yang sudah
menambahkan kebahagian penulis selama ini.
12. Untuk sahabat-sahabatku, nadia dan neneng terima kasih yach bu udah mau jadi
pendengar yang baik buat curhat-curhat penulis plus wejangannya. Doain biar
cepet nyusul yach ke jenjang pernikahan, amiin....
Sahabatku erika, nervi dan lulu terima kasih telah menemaniku dan menjalin
persahabatan dengan ikatan yang berarti takkan penulis lupa. Syaidah dan teh
Devi, terima kasih atas nasihat-nasihatnya semoga senantiasa keistiqamahan
persaudaraan ini dapat terjalin hingga tiada akhir.
13. Buat anak-anak kelas A PAI angkatan 2006 (aisyah, nung, neng, aim, nta, uni dan
sholehah) yang telah mengisi buku hati penulis dengan kenangan yang tiada
pernah terhapus. Buat zame terima kasih buat sms tausyiahnya, temen-temen
history community angkatan 2006, kapan nich jalan-jalan lagi....? temen
iii
seperjuangan di ruang munaqasah (adit, evi n’ rukmi) dan mas yudhi buat
perhatian dan bantuannya
14. Untuk k’ faiz, terima kasih ka’ atas doanya dan dukungannya. Terima kasih
kakak udah sabar untuk nemenin aku menghadapi masa-masa sulit dan menjadi
pendengar yang baik. Semua yang terjadi antara kita udah buat aku menjadi orang
yang lebih kuat, sabar, ikhlas dan dewasa. Semoga Allah swt mempertautkan hati
kita dalam ikatan yang diridhoi-Nya, amiin....
Mohon maaf jika ada pihak yang tidak disebutkan, tanpa mengurangi rasa hormat
terima kasih atas segala dukungannya. Penulis sangat sadar akan segala dorongan dan
bantuan yang telah diberikan oleh semua pihak. Semoga amal kebaikan selalu
mendapatkan imbalan yang setimpal dari sisi Allah swt.
Penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak
sehingga terjadi satu sinergi yang pada akhirnya akan membuat pemikiran ini bisa lebih
disempurnakan lagi di masa yang akan datang. Dan akhirnya penulis berharap bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
Iin Indahwati
iv
DAFTAR ISI
Abstraksi………………………………………………………………………………i
Kata Pengantar……………………………………………………………………….ii
Daftar Isi……………………………………………………………………………....v
Daftar Tabel…………………………………………………………………………..vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………...6
C. Pembatasan Masalah………………………………………………..7
D. Perumusan Masalah…………………………………………………7
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………………7
v
C. Kerangka Berfikir.…………………………………………………27
D. Hipotesis...………………………………………………………....28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
vi
Tabel 3 Rekapitulasi Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol.................43
Tabel 4 Rekapitulasi Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol..............44
Tabel 5 Transformasi Hasil Tes Obyektif ...................................................................73
Tabel 6 Butir Item, nilai P dan Q………………………………………………….…74
Tabel 7 Perhitungan untuk mengetahui Koefisien Korelasi r pbi ................................76
Tabel 8 Nilai n, ∑ Xt, ∑ Xt2 ......................................................................................78
Tabel 9 Butir Item, nilai P Q dan ∑ PQ………….…………………………………..79
Tabel 10 Klasifikasi Tingkat Kesukaran.......................................................................81
Tabel 11 Klasifikasi Daya Pembeda.............................................................................82
Tabel 12 Penghitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen...................................84
Tabel 13 Penghitungan Uji Normalitas Kelompok Eksperimen...................................86
vii
BAB I
PENDAHULUAN
☺ ⌧
⌧
⌧ ⌧
1
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), (Bandung: Citra Umbara, 2003), h. 32
1
2
2
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang).
Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang
untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya. 2
2
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahan, (Semarang: CV. Adi
Grafika, 1994), h. 301
3
atau si terdidik; (d) bimbingan itu mempunyai dasar dan tujuan; (e) dalam usaha itu
tentu ada alat-alat yang dipergunakan”. 3
Dari kelima unsur tersebut, pendidiklah yang memiliki peranan. Terlebih untuk
mencapai keberhasilan dalam pencapaian ketiga ranah tersebut, tidak terlepas dari
adanya peran guru. Guru yang melakukan usaha dalam membimbing. Bimbingan
yang dilakukan memiliki tujuan untuk membuat peserta didik memahami dan
menerapkan akan pelajaran yang disampaikan, dan guru pula yang menggunakan
alat-alat berupa media guna menunjang proses pembelajaran.
Berkenaan dengan hal itu, Didi Sutardi dan Encep Sudirjo mengemukakan
bahwa “yang menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran adalah guru
dalam mengemban tugas profesinya, keberhasilan tugas guru dalam mengelola
pembelajaran ditentukan oleh hubungan interpersonal antara guru dan siswa.” 4
Pendidikan diharapkan tidak hanya bersifat sebagai transfer ilmu pengetahuan
saja, melainkan para peserta didik dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang
diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari baik untuk dirinya maupun
lingkungannya.
Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi
melalui kegiatan pembelajaran. Dan modal dari hasil pendidikan itu sendiri, salah
satunya dengan menyelenggarakan proses pembelajaran yang memadai. Proses
pembelajaran dapat berlangsung pada pendidikan formal maupun non formal.
Proses pembelajaran pada pendidikan formal (pendidikan di sekolah) mencangkup
jenjang Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah dan Pendidikan Tinggi.
Didalamnya terdapat kurikulum yang diwujudkan melalui penyelenggaraan mata
pelajaran-mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjangnya. Dan Pendidikan
Agama Islam merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada jenjang
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Pendidikan Agama Islam termasuk
dalam mata pelajaran yang diajarkan di sekolah, sebagaimana sesuai dengan uu no.
20 Tahun 2003, pasal 30 yaitu ”pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh
pemerintah dan/atau kelompok masyarakat dan pemeluk agama, sesuai dengan
3
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2006), h. 3
4
Didi Sutardi dan Encep Sudirjo, Pembaharuan dalam PBM di SD, (Bandung: UPI Press,
2007), h. 26
4
5
Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional........h. 15
6
Radno Harsanto, Pengelolaan Kelas yang Dinamis, (Yogyakarta: Kanisius, 2007), h. 13
5
kembali. Sebagaimana Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu dari sekian
ilmu yang ada, mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Jika
ditinjau lagi, persoalan dalam kurangnya pemahaman dan tidak tampaknya
pengaplikasian, dapat berindikasi menurunkan hasil belajar siswa dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Pemahaman siswa yang kurang serta ketidakmampuan
siswa dalam mempraktekkannya membuat penilaian terhadap hasil belajar siswa
menjadi rendah.Yang “hasil belajar merupakan seperangkat nilai-nilai yang
diperoleh peserta didik setelah melalui proses evaluasi yang didapat, yaitu hasil
belajar kognitifnya.” 7
Dengan demikian, keberhasilan proses pembelajaran tergantung kepada guru
sebagai seorang pendidik yang berfungsi sebagai fasilitator dan motivator bagi
siswa. Terlepas dari perannya, guru memerlukan alat bantu guna memudahkan
dalam mengajar. Misalnya media pengajaran, metode pengajaran dan strategi
pembelajaran guna mencapai tujuan proses belajar mengajar.
Menanggapi persoalan yang telah disebutkan di atas, guru harus mampu
menyelenggarakan suatu pembelajaran yang lebih inovatif dan kondunsif agar
dapat lebih melibatkan siswa secara aktif sehingga siswa dengan sendirinya dapat
memahami dan mampu mengaplikasikan materi pelajaran yang telah dipelajari.
Pembelajaran kini harus lebih ditekankan pada pengalaman belajar apa yang akan
dimiliki siswa dari proses pembelajaran, baik kognitif, afektif serta psikomotorik.
Salah satu pembelajaran yang dianggap sesuai terhadap hal tersebut yaitu
pembelajaran partisipatif.
“Pembelajaran Partisipatif merupakan model pembelajaran dengan melibatkan
peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran.” 8 Melalui “model pembelajaran ini, siswa belajar dengan
melakukan sesuatu secara bersama-sama untuk menemukan dan membangun
pengetahuan yang menjadi tujuan pembelajaran.” 9 Pembelajaran partisipatif
7
Nana Sujana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
1989), h. 50
8
H. D. Sudjana, Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production,
2005), h. 10
9
Nur Asma, Model Pembelajaran Kooperatif, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional,
Dirjen Dikti, Direktorat Ketenagaan, 2006), h. 14
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, permasalahan
dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Rendahnya pemahaman dan pengaplikasian materi pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 135 Jakarta.
2. Adanya kesenjangan antara nilai raport siswa dengan pengaplikasian materi
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 135 Jakarta.
3. Masih jarang dilakukan pembelajaran yang bersifat partisipatif oleh guru
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 135 Jakarta.
7
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dengan dua aspek yaitu Model Pembelajaran Partisipatif
dan hasil belajar siswa.
1. Kurang efektifnya model pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dipakai
selama ini, yakni pembelajaran partisipatif masih jarang dilakukan di SMP
Negeri 135 Jakarta.
2. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMP Negeri 135 Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di muka dan
pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut yakni
Sejauhmana Pengaruh Pembelajaran Partisipatif terhadap hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 135 Jakarta ?
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Partisipatif
a. Pengertian Belajar
Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan menyatakan bahwa
“Belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai akibat pengalaman atau
latihan.” 1 Definisi dari kata belajar, ada beberapa pendapat yang dikemukakan
oleh beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:
Menurut Morgan yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto mengemukakan
belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku
yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. Sedangkan
Whiterington mengemukakan belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian.2
1
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jiwa, 1996), cet.2, h. 55
2
M. Ngalim Purwanto, Psiklogi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 84
3
Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada Press,
2009), cet.6, h.98
9
10
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan belajar yakni suatu
perubahan tingkah laku yang menyangkut perubahan fisik, psikis yang
mencangkup perubahan dalam tingkah laku, perbuatan, sikap, ketrampilan
ataupun kecakapan sebagai akibat pengalaman dan latihan.
b. Pengertian Pembelajaran
Kata “pembelajaran” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “kata
benda yang diartikan sebagai proses, cara menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar.” 4 Correy mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu
“proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan
respon terhadap situasi tertentu.” 5
Pembelajaran dapat pula dikatakan sebagai proses belajar mengajar, karena
pada dasarnya pembelajaran merupakan interaksi antara pendidik dalam
mengajar (teaching) dan peserta didik dalam belajar (learning). Perlu
diketahui, bahwa pembelajaran tidak sama dengan pengajaran. Sebagaimana
pengajaran adalah “perbuatan, cara mengajar” 6 seorang pendidik kepada
peserta didik.
Pembelajaran, ada yang bersifat pembelajaran Konvensional dan
pembelajaran Kooperatif.
1) Pembelajaran Konvensional
Percival dan Ellington dalam Mukminan (1992) menamakan
pembelajaran konvensional dengan pembelajaran yang berpusat pada guru.
Hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan oleh guru, seluruh
system diarahkan pada rangkaian yang rapi dalam lembaga pendidikan
tanpa ada usaha untuk mencari dan menerapkan strategi belajar yang
berbeda yang sesuai dengan tingkat kesulitan tiap-tiap individu.
4
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
2002), h.17
5
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), h.61
6
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.........h.11
11
7
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), h. 209-211
12
2) Pembelajaran Kooperatif
Dan pembelajaran Kooperatif, sebagaimana Didi Sutardi dan Encep Sudirjo
mengutip pendapat beberapa ahli, diantaranya :
Richard D. Kellough “Cooperative learning a genre of instructional
strategies that use small group students working together and helping each
other on learning tasks, stressing support for one another rather than
competition”. Pembelajaran kooperatif merupakan suatu strategi
pembelajaran, dimana menggunakan kelompok-kelompok kecil siswa
untuk bekerja bersama dan saling membantu satu sama lain dalam
menyelesaikan tugas yang dipelajarinya, ditekankan kepada membantu satu
sama lain bukan pada kompetisi. Slavin, “Cooperative learning methods
share the idea that students work together to learn and are responsible for
their teammates as well as their own”. Pembelajaran kooperatif dilakukan
melalui saling bertukar pikiran, dimana siswa belajar bersama dan
bertanggung jawab terhadap pencapaian hasil belajar secara individu
maupun kelompok. 8
9
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.........h.320
10
H. D. Sudjana, Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production,
2005), h. 10
11
http://74.125.153.132/search Model-Pembelajaran- Sosial+model+partisipatorik, 31 maret
010
15
12
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 – Panduan Belajar KBK, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2005), h. 156
16
13
H. D. Sudjana, Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, (Bandung: Falah Production,
2005), h. 66
17
tujuan belajar ini merupakan tahap yang melibatkan peserta didik dalam
menentukan dan merumuskan tujuan belajar yang ingin mereka capai
melalui kegiatan belajar dengan bimbingan pendidik.
Pada penelitian ini, tahap perumusan tujuan belajar dilakukan dengan
teknik Lembaran Isian Perumusan Tujuan Belajar. Dengan demikian,
peserta didik mengetahui tujuan dari proses pembelajaran yang akan
ditempuhnya. Tahap ini dilakukan untuk memotivasi peserta didik
dalam mempersiapkan dan mengikuti kegiatan belajar, serta senantiasa
mengukur tingkat keberhasilan yang dicapainya dalam memahami
pelajaran.
14
H. D. Sudjana, Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif........ h. 67
18
15
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007), h.177
16
Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa…, h.84
19
b. Guru dan siswa turut menyusun program dan rencana pembelajaran yang
akan ditempuhnya, sehingga dapat disusun program pembelajaran yang
menyenangkan dan sesuai dengan keinginan siswa. Selain itu, siswa juga
akan dilatih untuk bertanggungjawab untuk mengikuti pembelajaran yang
telah disusunnya dengan sungguh-sungguh.
c. Siswa mengetahui kelebihan dan kekurangan serta segala sesuatu yang
dibutuhkannya dalam belajar, sehingga siswa dilatih untuk belajar secara
terarah.
d. Terjalinnya komunikasi dan interaksi yang akrab antara siswa dan guru
maupun siswa dengan siswa, sehingga siswa merasa nyaman untuk saling
belajar.
e. Siswa termotivasi untuk memahami konsep-konsep dengan tingkat
kemampuan dan pengalamannya sendiri.
f. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam proses pembelajaran,
sehingga melatih kemandirian siswa.
g. Siswa dilatih untuk mengevaluasi tingkat pemahaman yang dicapainya
terhadap konsep/materi yang telah dipelajarinya.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Dalam dunia pendidikan dikenal istilah kemampuan yang dicapai siswa
dalam menyerap pelajaran. Ada yang mengatakan hasil, potensi, skor dan
adapula yang menggunakan istilah prestasi.
“Hasil belajar dapat diartikan bila seseorang telah belajar akan terjadi
perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi
tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.” 17
Hasil belajar yang baik merupakan tujuan pendidikan yang ingin dicapai
dari proses pengajaran. Ada tiga aspek yang termasuk sebagai hasil belajar
siswa yakni bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
17
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Bumi Aksara, 2006), h.30
20
Dari penjelasan diatas, hasil belajar dapat dibagi kedalam tiga: 1) aspek
kognitif; 2) aspek afektif; dan 3) aspek psikomotorik. Dr. Ahmad Tafsir dalam
buku “Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam” mengutip Teori Taksonomi
Bloom, bahwa untuk domain Kognitif berkenaan dengan hasil belajar
intelektual yang dibagi menjadi pengetahuan, pemahaman, penerapan dan
penilaian. Lalu domain Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai, ranah afektif
meliputi kemampuan menerima, menjawab atau reaksi dan menilai. Dan hasil
belajar Psikomotorik merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan
ketrampilan gerak seseorang. Dasar kemampuan yang diukur adalah
kemampuan fisik. Terdiri atas hasil belajar gerakan refleks, kemampuan fisik,
gerakan yang terampil.
“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajarnya.” 18 Menurut Dr. Mulyono hasil belajar
adalah “kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.” 19
Dalam proses belajar mengajar di sekolah perubahan tingkah laku siswa
ditandai dengan kemampuan peserta didik menerapkan dan
mendemonstrasikan pengetahuannya serta ketrampilannya. Perubahan inilah
yang disebut hasil belajar. Hal ini selaras dengan pendapat DR. Suharsimi
Arikunto dalam bukunya Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan mengatakan, “ Hasil
Belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, dimana tingkah
laku itu tampak dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan dapat
diukur.” 20
Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau criteria
dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa
sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang
lebih baik.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah nilai yang diperoleh peserta didik setelah melalui proses belajar.
18
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdikarya, 2005), h.22
19
Mulyono Abdur Rahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesusilaan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta
20
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h.133
21
b) Faktor Psikologis
Faktor Psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini
meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.
Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah
kondisi mental yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi
hal-hal berikut:
(1) Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar berpengaruh besar
terhadap keberhasilan belajar seseorang.
(2) Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan
belajar seseorang.
(3) Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang
dalam suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi
rendahnya kemampuan seseorang dalam suatu bidang.
(4) Daya ingat seseorang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu
daya jiwa untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan
kembali suatu kesan dalam menerima pelajaran.
22
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga merupakan lingkungan
pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan belajar
seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya
perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan
pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan
belajarnya.
b) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan
belajar para siswa disekolah mencangkup metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu
sekolah, tata tertib atau disiplin yang diterapkan.
c) Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang
dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan factor
ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena
keberadaanya dalam masyarakat. Lingkungan yang dapat menunjang
keberhasilan belajar diantaranya, adalah lembaga-lembaga pendidikan
nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja
dan lain-lain.
Dengan memperhatikan factor-faktor tersebut diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari
penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
23
21
Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Angkasa, 2003), Cet. I, h.
10
22
http://www.depag.co.id, 20 Mei 2010
23
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep
dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. III, h. 130
24
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta: A.H. Ba’adillah Press, 2002),
Cet. I, h. 37.
24
25
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,.......h. 134-
135
25
agama Islam yang telah mereka dapatkan dalam lingkungan keluarga serta
memperbaiki dan mencegah dari kesalahan-kesalahan pemahaman dan hal-hal
yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.
26
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
1995), Cet. I, h. 84
27
Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam.......h. 90
26
C. Kerangka Berfikir
Saat ini pendidikan diharapkan dapat mentransfer ilmu pengetahuan terhadap
anak didiknya secara tepat, sehingga anak didik kelak dapat bertanggung jawab,
mandiri, berperilaku baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkunganya.
Demikian halnya dengan pelajaran Pendidikan Agama Islam, diharapkan
siswa tidak hanya sebatas memahami konsep pelajaran dan materi-materi
Pendidikan Agama Islam saja. Namun lebih ditingkatkan lagi pada proses
pengaplikasiannya.
Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi diantaranya
kecerdasan siswa, bakat siswa, kemampuan belajar, minat siswa, model
penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, serta
kondisi masyarakat luas.
Menanggapi hal-hal tersebut, guru harus mampu menyelenggarakan suatu
pembelajaran yang lebih inovatif dan kondunsif agar dapat lebih melibatkan
siswa secara aktif sehingga siswa dengan sendirinya dapat memahami dan
mampu mengaplikasikan materi pelajaran yang telah dipelajari. Pembelajaran
kini harus lebih ditekankan pada pengalaman belajar apa yang akan dimiliki
siswa dari proses pembelajaran.
Pembelajaran Partisipatif merupakan model pembelajaran dengan melibatkan
pserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
28
pembelajaran. Pembelajaran partisipatif diharapkan mampu meningkatkan
keterlibatan peserta didik dalam proses belajar mengajar, peserta didik diberi
kebebasan dan keluasan untuk mengembangkan potensi dirinya. Hal ini guna
meningkatkan motivasi belajar siswa dan aktifitas siswa dalam belajar. Sehingga,
siswa akan memahami dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari serta dapat berimplikasi terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Dengan demikian, penyelenggaraan pembelajaran partisipatif diduga dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
28
H. D. Sudjana, Metoda dan Teknik Pembelajaran Partisipatif........ h. 10
28
D. Hipotesis
Ha : Adanya pengaruh Pembelajaran Partisipatif terhadap Hasil Belajar Siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Ho : Tidak adanya pengaruh Pembelajaran Partisipatif terhadap Hasil Belajar
Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yakni pembelajaran Partisipatif dan hasil
belajar siswa. Sebagaimana yang dimakud dengan ”variabel adalah hal-hal yang
menjadi objek penelitian.” 1 Dan yang menjadi variable I yaitu pembelajaran
Partisipatif dan variable II yaitu hasil belajar siswa. Penelitian yang dilakukan guna
mengetahui Pengaruh Pembelajaran Partisipatif terhadap Hasil Belajar Siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dan metode penelitian yang digunakan
dalam hal ini adalah metode eksperimen.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta,
2002), h. 10
29
30
Tabel 1
Desain Penelitian
Kelompok Pengambilan Perlakuan Posttest
Eksperimen A X1 O
Kontrol A X2 O
Keterangan:
A = pengambilan sampel secara random/acak
O = posttest pada kelompok eksperimen maupun kelas kontrol
X1 = perlakuan dengan menerapkan pembelajaran partisipatif
X2 = perlakuan dengan menerapkan pembelajaran konvensional
acak untuk dijadikan sample. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Cluster Random Sampling (Sampel acak kelompok), dengan unit
samplingnya adalah kelas. Berdasarkan teknik sampling tersebut terpilih kelas
VII-3 sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa yang muslim 35 orang dan
kelas VII-1 sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa yang muslim 35
orang.
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan bahwa suatu soal dapat dengan ajeg atau tetap
memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Adapun rumus yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas tes yang berbentuk obyektif adalah:
k ⎛⎜ ∑ PQ ⎞⎟
rii = 1−
k − 1 ⎜⎝ S t ⎟⎠
2
Keterangan :
rii : koefisien reliabilitas tes
k : banyaknya butir item
1 : bilangan konstan
∑ PQ: jumlah varian skor dari tiap-tiap butir item
St2 : varian total
e) Distraktor
Pemasangan distraktor pada tiap butir item adalah agar dari sekian
banyak testee yang mengikuti tes hasil belajar ada yang tertarik untuk
memilihnya, sebab mereka menyangka bahwa distraktor yang mereka pilih
merupakan jawaban betul. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur
fungsi distraktor pada tiap butir item adalah:
Jumlah jawaban ( pilihan)
Dis = x100%
jumlah siswa
2 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data dengan pengamatan dan
pencatatan dengan sistematik untuk mengumpulkan data tentang
pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Observasi dilakukan untuk
mengetahui hubungan antara pembelajaran partisipatif terkait dengan hasil
belajar siswa.
34
3 Wawancara
Wawancara sebagai teknik pengumpulan data untuk memperoleh dan
mendalami data mengenai pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
menerapkan pembelajaran Partsispatif dan juga hasil belajar siswa.
4 Studi Dokumentasi
Studi Dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data untuk memperoleh data
terstruktur organissasi, visi dan misi serta prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2) Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sample
berasal dari populasi yang variansnya sama. Uji Homogenitas yang
digunakan adalah Uji Fisher dengan rumus:
n∑ X 1 − (∑ X 1 ) 2
2 2
Sb 2
F= dimana S =
Sk
2
n(n − 1)
b. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan yang
signifikan hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran partisipatif
dengan hasil belajar siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Untuk menguji Hipotesis maka digunakan Uji “t”. Rumus Uji “t” yang
digunakan yaitu:
thitung = M1 - M2
SEM1-M2
Keterangan :
thitung : nilai thitung
M1 : Mean dari Mean Variable I (kelompok eksperimen)
M2 : Mean dari Mean Variable II (kelompok kontrol)
SEM1-M2 : Standard Error perbedaan Mean Variabel I dan Mean
Variabel II
Pengujian hipotesis juga didukung dengan penghitungan persentase,
nilai dalam bentuk persen menunjukkan besarnya persentase pengaruh
36
F. Hipotesis Statistik
Untuk menguji Hipotesis maka digunakan Uji “t”. Dan kriteria pengujian
hipotesis pada penelitian ini adalah:
Jika thitung < ttabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika thitung > ttabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan selama 4 pertemuan. Materi Pendidikan Agama
Islam yang diajarkan pada penelitian ini adalah pokok bahasan sejarah Nabi
Muhammad SAW yang meliputi sejarah Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa
risalah, akhlak-akhlak Nabi yang terpuji, contoh perilaku akhlak terpuji Nabi dan
misi Rasulullah SAW dalam berdakwah. Pada proses pembelajaran kedua
kelompok memperoleh perlakuan yang berbeda. Kelompok eksperimen (kelas VII-
1) mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran partisipatif,
sedangkan kelompok kontrol (kelas VII-3) mendapatkan pembelajaran dengan
menggunakan pemebelajaran konvensional. Oleh karena itu, perubahan yang
terjadi pada sampel setelah perlakuan disebabkan oleh perbedaan perlakuan-
perlakuan dalam poses pembelajaran tersebut.
Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa kelompok eksperimen
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran partisipatif. Pada
awal pertemuan penulis terlebih dahulu menyampaikan pembelajaran yang akan
diterapkan dalam beberapa pertemuan ke depan kepada siswa.
Pada pertemuan pertama, penulis memulai melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan pembelajaran partisipatif dengan memperkenalkan diri dan
meminta siswa untuk memperkenalkan diri mereka masing-masing. Setelah antara
penulis dan siswa saling mengenal, penulis membagi siswa menjadi 7 kelompok.
Selanjutnya, penulis membagikan lembar identifikasi kebutuhan, sumber dan
37
38
kemungkinan hambatan belajar serta lembar perumusan tujuan yang berisi daftar
check list (dengan opsi ”ya” dan ”tidak”) terhadap identifikasi kebutuhan, sumber
dan kemungkinan hambatan belajar serta tujuan belajar yang akan dicapai (lihat
lampiran halaman 55). Melalui lembar tersebut siswa diarahkan untuk mengetahui
kebutuhan-kebutuhan belajar yang bisa diperolehnya selama pembelajaran.
Kebutuhan-kebutuhan belajar tersebut diarahkan untuk dapat memenuhi tujuan
belajar, yang meliputi kemampuan pengetahuan (dalam hal ini tentang sejarah
Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah), kemampuan keterampilan dan
sikap. Siswa juga dapat turut serta mengajukan sumber belajar yang hendak
digunakan, sehingga penulis bisa memilih variasi sumber dan metode belajar yang
dapat memotivasi siswa dalam belajar.
Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk melibatkan siswa agar mengetahui
tujuan yang hendak dicapai dari proses pembelajaran tersebut, sehingga diharapkan
siswa akan lebih bertanggungjawab dalam mengikuti kegiatan belajar dengan
sungguh-sungguh. Jika terdapat siswa yang memilih opsi ”tidak” pada daftar check
list, bukan berrti siswa tersebut tidak membutuhkan kegiatan belajar atau tidak
ingin mencapai tujuan belajar. Hal tersebut mungkin dikarenakan siswa kurang
berminat terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam, untuk itu penulis harus
mampu mendorong minat siswa tersebut.
Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai pengumpul informasi tentang
hambatan/kesulitan siswa sebelum pembelajaran dengan partisipatif dilaksanakan,
sehingga penulis dapat segera mengatasinya. Misalnya, melalui identifikasi
hambatan belajar diperoleh bahwa masih ada siswa yang belum memahami sejarah
Nabi Muhammad SAW, maka hal ini bisa diatasi dengan cara penulis mengadakan
kuis-kuis di dalam kelas untuk mereview materi yang belum dipahami.
Hasil dari pengisian lembar identifikasi kebutuhan, sumber dan
kemungkinan hambatan belajar, dan lembar perumusan tujuan kemudian diolah
dan disusun oleh penulis menjadi program pembelajaran yang akan ditempuh.
Setiap pertemuan siswa diberikan lembar kontrol belajar (lihat lampiran
halaman 59). Selain sebagai alat informasi mengenai kegiatan belajar dan tujuan
belajar yang akan dicapai dalam setiap pertemuan, lembar ini pun berfungsi
39
sebagai alat evaluasi siswa dan penulis terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Apakah semua siswa sudah memahami materi yang disampaikan?
Apakah terdapat hambatan/kesulitan selama kegiatan pembelajaran?
Selama proses pembelajaran, siswa diberikan latihan soal. Siswa
mempelajarinya secara berkelompok dan kemudian dengan bimbingan penulis
siswa turut serta mnemukan konsep. Berdasarkan pengamatan penulis, terdapat
siswa-siswa yang antusias mengerjakan latihan soal yang diberikan untuk
menemukan sendiri konsep yang akan dipelajari, dan mereka mengaku bangga dan
puas atas usahanya tersebut, namun terdapat juga siswa-siswa yang masih bingung
sehingga tetap pasif dan hanya menunggu penjelasan dari penulis atau temannya
yang sudah menemukannya lebih dulu. Terhadap siswa yang demikian, penulis
turut membimbingnya dan terus memberinya motivasi.
Selain memberikan latihan soal selama pembelajaran, penulis juga
melibatkan diskusi kelompok agar para siswa termotivasi dalam mengembangkan
pendapat dan pengetahuannya. Tidak hanya itu, penulis pun menerapkan ceramah
bervariasi agar pembelajaran tidak terasa jenuh dan monoton. Yakni disisipi
dengan kuis-kuis yang menarik. Hal tersebut dapat memotivasi siswa dan
menjawab pertanyaan. Semakin menarik, karena kuis yang diberikan dikemas
dengan games dan strategi pembelajaran. Dengan begitu, siswa diharapkan dapat
lebih mudah memahami materi yang diberikan dan dapat dimengerti secara baik.
Pada akhir pembelajaran (pertemuan terakhir) kedua kelompok yakni
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan posttest yang digunakan
untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki pemahaman yang lebih baik
terhadap materi yang telah disampaikan. Posttest yang diberikan berupa soal
obyektif. Kemudian hasil test diuji yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji
taraf sukar, uji daya pembeda dan fungsi distraktor, maka diperoleh 6 butir soal
yang invalid. Dengan proporsi soal yang tingkat kesulitannya ”sukar” sebanyak 8
%, soal yang tingkat kesukarannya ”sedang” sebanyak 88 % dan soal yang tingkat
kesukarannya ”mudah” sebanyak 4 % .
40
(Tabel 2)
Rekapitulasi Uji Instrumen Tes Obyektif
Daya
Validitas Taraf Sukar Distraktor
No Pembeda
Soal Sta Option
r pbi P Ket D Ket Kunci
tus A B C D
1 0,2 In 0,375 sedang 0,3 sedang C 25 % 30 % 37,5 % 7,5 %
valid fungsi fungsi fungsi fungsi
2 0,405 valid 0,225 sukar 0,3 sedang B 27,5 % 22,5% 50 % 0%
fungsi fungsi fungsi Tidak
3 0,57 valid 0,475 sedang 0,8 baik A 47,5 % 25 % 10 % 17,5%
sekali Fungsi fungsi fungsi fungsi
4 0,7378 valid 0,275 sedang 0,6 baik B 17,5% 27,5% 7,5 % 47,5%
fungsi fungsi fungsi fungsi
5 0,308 In 0,55 sedang 0,6 baik C 30 % 2,5 % 55 % 12,5%
valid fungsi fungsi fungsi fungsi
6 0,53 valid 0,5 sedang 0,7 baik D 0% 12,5% 37,5 % 50 %
sekali Tidak fungsi fungsi fungsi
7 0,39 valid 0,525 sedang 0,4 sedang A 52,5 % 37,5% 0% 10 %
fungsi fungsi Tidak fungsi
8 0,15 In 0,625 sedang 0,3 sedang D 37,5% 0% 0% 62,5%
valid fungsi Tidak Tidak fungsi
9 0,4 valid 0,425 sedang 0,4 sedang B 37,5% 42,5% 12,5% 7,5 %
fungsi fungsi fungsi fungsi
10 0,59 valid 0,5 sedang 0,7 baik B 25 % 50 % 25 % 0%
sekali fungsi fungsi fungsi Tidak
11 0,52 valid 0,55 sedang 0,4 sedang B 7,5 % 55 % 37,5% 0%
fungsi fungsi fungsi Tidak
12 0,66 valid 0,425 sedang 0,6 baik B 2,5 % 42,5% 10 % 45 %
fungsi fungsi fungsi fungsi
41
( Tabel 3 )
Rekapitulasi Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Jumlah Taraf
Variabel Lo Lt Kesimpulan
sampel Signifikansi
kelompok
35 5% 0,096 0,14976 berdistribusi normal
eksperimen
kelompok
35 5% 0,1507 0,14976 tidak berdistribusi normal
kontrol
2. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas yang digunakan adalah Uji Fisher dengan rumus:
Sb
2
2 n∑ fiXi 2 − (∑ fiXi ) 2
Fhitung = dimana S =
Sk
2
n(n − 1)
Dan nilai Fhitung dikonsultasikan dengan nilai Ftabel = 1,764 pada taraf
signifikan = 0,05. Karena Fhitung < Ftabel, yaitu1,58483 <1,764 maka Ho
diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data dari kedua kelompok
tersebut memiliki varians Homogen.
( Tabel 4 )
Rekapitulasi Uji Homogenitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Varians
Taraf
Kelompok Kelompok Fhitung Ftabel Kesimpulan
Signifikansi
Eksperimen Kontrol
kedua kelompok
62,306 39,314 0,05 1,58483 1,764 tersebut memiliki
varians Homogen
= 7574560 – 7561344
( 7450800 – 7376656 ) ( 7797440 – 7750656 )
= 13216 = 0,22
58896,1
Setelah uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel X terhadap variabel Y dinyatakan dalam bentuk persen.
Maka digunakan rumus Koefisien of Determation atau Koefisien Penentu
yang dalam hal ini digunakan untuk memudahkan pemberian interpretasi
angka indeks korelai ”r” Product Moment di atas, sebagai berikut:
KD = r2 x 100 %
= (0,22)2 x 100 %
= 4,84 %
Menghitung Koefisien of Determation dimakudkan untuk mengetahui
besarnya pengaruh yang diberikan pembelajaran partisipatif terhadap hasil
belajar siswa. Dari perhitungan di atas diperoleh hasil Koefisien of
Determation sebesar 4,84 %. Hal ini menunjukkan bahwasanya variabel X
telah memberikan pengaruh sebesar 4,84 % terhadap variabel Y, sebesar
95,16 % menunjukkan bahwasanya 95,16 % dari pembelajaran partisipatif
terhadap hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor lain. Diantaranya
Kondisi siswa yang masih merasa kaku selama proses pembelajaran karena
belum terbiasa dengan tahap-tahap pembelajaran yang dianggap baru/ lain
dari yang biasa dilaksanakan guru-gurunya. Suasana didalam maupun diluar
kelas yang bising, kurang kondusif dan kurang mendukung. Alokasi waktu
yang kurang untuk mengkondisikan siswa benar-benar melaksanakan tahap-
tahap pembelajaran secara maksimal. Terbatasnya fokus penelitian hanya
pada kemampuan kognitif siswa, sedangkan untuk kemampuan lainnya tidak
diteliti.
D. Keterbatasan Penelitian
Penulis menyadari penelitian ini belum sempurna, karena penelitian ini masih
mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya :
1. Kondisi siswa yang masih merasa kaku selama proses pembelajaran karena
belum terbiasa dengan tahap-tahap pembelajaran yang dianggap baru/ lain dari
yang biasa dilaksanakan guru-gurunya.
1
Wawancara dengan siswa, Diarika Mayaranti, selasa 25 mei 2010, pukul 15.00
49
2. Suasana didalam maupun diluar kelas yang bising, kurang kondusif dan kurang
mendukung.
3. Alokasi waktu yang kurang untuk mengkondisikan siswa benar-benar
melaksanakan tahap-tahap pembelajaran secara maksimal.
4. Terbatasnya fokus penelitian hanya pada kemampuan kognitif siswa,
sedangkan untuk kemampuan lainnya tidak diteliti.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang diperoleh dari penelitian
yang dilakukan mengenai ” Pengaruh Pembelajaran Partisipatif terhadap Hasil
Belajar Siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam”, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengamatan penulis, aktivitas siswa selama proses pembelajaran
dengan partisipatif cukup aktif dan sebagian besar siswa ingin berpartisipasi
dalam proses pembelajaran. Secara umum tingkat pencapaian hasil belajar
kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol, yakni terlihat
dari nilai rata-rata (mean) kelompok eksperimen = 79,7 dan kelompok
kontrol = 77,6. walaupun rata-rata kelompok eksperimen lebih tinggi, tetapi
tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Dan Berdasarkan penghitungan
dengan uji ”t” terkait Pengaruh Pembelajaran Partisipatif terhadap Hasil
Belajar Siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka diperoleh
nilai ”t” yang diperoleh dalam perhitungan yaitu (thitung = 1,237) adalah lebih
50
51
kecil daripada ttabel baik pada taraf signifikansi 5 % maupun 1 % (pada taraf
signifikansi 5 % = thitung < ttabel = 1,237 < 2,00 dan pada taraf signifikansi 1 %
= thitung < ttabel = 1,237 < 2,65 ) maka Hipotesis Nihil (Ho) diterima. Berarti
antara Variabel I dan Variabel II tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
Diterimanya Ho, artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
belajar siswa yang menggunakan pembelajaran partisipatif dengan hasil
belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional. Pembelajaran
partisipatif yang dieksperimentasikan tidak lebih baik jika dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional. Dapat disimpulkan, bahwa tidak adanya
pengaruh pembelajaran partisipatif terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi siswa hendaknya selalu berusaha untuk memahami sendiri materi yang
disampaikan, memanfaatkan kelompok belajar dengan sebaik-baiknya dan
senantiasa melakukan evaluasi untuk mengukur tingkat keberhasilan yang
telah dicapai.
2. Bagi guru hendaknya memberikan kesempatan remedial kepada siswa yang
masih belum memahami materi pelajaran dasar atau bahkan siswa yang
berkemampuan kurang, sehingga siswa tidak semakin kesulitan memahami
materi pelajaran selanjutnya.
3. Agar pembelajaran partisipatif dapat digunakan secara maksimal, maka guru
harus melakukan hal-hal berikut:
a. Kemukakan terlebih dahulu pembelajaran yang akan digunakan.
b. Arahkan siswa agar ikut terlibat dalam tahap perencanaan pembelajaran.
Tampung dan pertimbangkan bersama-sama setiap aspirasi siswa.
c. Ciptakan suasana yang nyaman dan akrab untuk memotivasi terus agar
siswa aktif selama tahap proses pembelajaran.
52
DAFTAR PUSTAKA