Anda di halaman 1dari 302

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS

MELALUI SOAL OPEN-ENDED


PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK
DIPONEGORO SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

ANNISA PUSPITA FANHARY

NIM. 23070160028

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2020
ii
ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
MELALUI SOAL OPEN-ENDED
PADA SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK
DIPONEGORO SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

ANNISA PUSPITA FANHARY

NIM. 23070160028

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
TAHUN 2020

iii
M. Istiqlal, M.Pd
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lampiran : 4 eksemplar
Saudara : Annisa Puspita Fanhary
Kepada,
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perhatian seperlunya, maka bersama ini
kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari:
Nama : Annisa Puspita Fanhary
NIM : 23070160028
Jurusan : Tadris Matematika
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO
SALATIGA MELALUI SOAL OPEN-ENDED
Dengan ini kami mohon skripsi saudara/saudari tersebut di atas supaya
segera di munaqosyahkan.
Dengan agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 11 September 2020
Pembimbing,

M. Istiqlal, M.Pd
NIDT. 19890710 201608 1 001

iv
v
vi
MOTTO

Setiap orang mempunyai proses, maka bertumbuhlah dengan tenang tanpa ada

niat menyingkirkan. Sebab sebaik-baiknya manusia ialah dia yang berusaha

bermanfaat bagi sesama.

Ujian hidup hanya tentang seberapa yakin kita berdoa, dan seberapa kuat kita

berusaha

vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda

Nabi Muhammad SAW. Untuk itu skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Kedua orang tua bapak Sugito dan ibu Umi Fatmawati Choriroh yang tiada

hentinya mendoakan, mendidik, membimbing dan mengasuh penulis

sampai saat ini.

2. Kakak tercinta mas Rizky dan mbak Asri, juga ponakan tersayang Eshaq

dan Eisha yang selalu membuat penulis semangat dan termotivasi untuk

menjadi lebih baik.

3. Keluarga besar Achmad Khozin yang selalu membuat penulis semangat

dan termotivasi untuk menjadi lebih baik.

4. Keluarga besar Mbah isrodi yang selalu membuat penulis semangat dan

termotivasi untuk menjadi lebih baik.

5. Sahabat seperjuangan tersayang: Rif’an, Elfina, Annisa DC, dan Indah

terima kasih banyak untuk selalu ada, dan selalu menyemangati.

6. Sahabat tersayang: Apri dan Anggun terima kasih selalu memotivasi dan

menyemangati.

7. Keluarga kepompong: Nasikhin, Tika, Fhatima, Yuniar, Syarif, Lukman,

Fata, Panji, Irul, Muja, Ulin, Frida, Rifki, Ghufron terima kasih sudah

memberikan berbagai pengalaman dan selalu menyemangati.

8. Teman-teman Tadris Matematika angkatan 2016 yang tidak bisa penulis

sebut satu persatu.

viii
9. Teman-teman KKN posko 89 yang telah memberikan arti penting dalam

kehidupan penulis dan telah memberikan berbagai pengalaman baru.

10. Teman-teman PPL SMK Diponegoro Salatiga tahun 2019 yang telah

memberikan arti penting dalam kehidupan penulis dan telah memberikan

berbagai pengalaman baru.

11. Teman-teman dari PP. Sirojul Mukhlasin: Mas Musa, Dede, Dimas,

Nafis, Alfin, Ilu, Riki, Fuad, Alfa yang sudah memberikan penulis

pengalaman dan motivasi hidup.

12. Almamater tercinta IAIN Salatiga yang telah menjadi tempat penulis

menuntut ilmu yang bermanfaat.

ix
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga dalam penyusunan skripsi ini dapat berjalan

dengan lancar. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad

SAW yang kita nantikan syafaatnya kelak di Yaumul Akhir. Segala syukur penulis

panjatkan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XII

AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA MELALUI SOAL OPEN-

ENDED.

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), jurusan Tadris Matematika Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari

bahwa banyak bantuan yang diterima dari berbagai pihak, baik berupa material

maupun spiritual. Dengan berakhirnya skripsi ini, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Bapak Prof. Dr. Winarno, S.Si, M.Pd selaku ketua Program Studi Tadris

Matematika IAIN Salatiga.

4. Bapak M. Istiqlal, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang telah

berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan waktu serta memberi

x
bimbingan dan pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses

penyusunan dan penulisan hingga terselesaikan skripsi ini.

5. Bapak Sutrisna, S.Ag M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik, yang

telah membimbing dari awal hingga akhir sehingga penulis bisa

mengikuti kegiatan akademik dengan lancar.

6. Seluruh Dosen dan Staff IAIN Salatiga yang telah membantu proses

penyusunan skripsi.

7. Kepala sekolah dan guru mata pelajaran matematika SMK Diponegoro

Salatiga

8. Seluruh Dosen Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, pengetahuan

dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

Harapan penulis, semoga amal baik yang telah diberikan mendapat balasan

berlipat ganda dari Allah SWT. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i

LOGO IAIN SALATIGA ....................................................................................... ii

HALAMAN SAMPUL DALAM .......................................................................... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................................iv

PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..............................................................vi

MOTTO ............................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ...........................................................................................ix

DAFTAR ISI ...........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................xvi

ABSTRAK .......................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................1

B. Fokus Penelitian ............................................................................................6

C. Tujuan Penelitian ...........................................................................................6

xii
D. Manfaat Penelitian .........................................................................................6

E. Penegasan Istilah ...........................................................................................7

F. Sistematika Penulisan ..................................................................................10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................................12

1) Penalaran .................................................................................................12

2) Penalaran Matematika .............................................................................16

3) Kemampuan Penalaran Matematika .......................................................20

4) Soal Open-ended .....................................................................................22

5) Barisan dan Deret .....................................................................................30

B. Kajian Pustaka .............................................................................................42

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................................53

B. Lokasi dan Waktu Penelitian .......................................................................53

C. Sumber Data ................................................................................................54

D. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................55

E. Analisis Data ................................................................................................57

F. Pengecekan Keabsahan Data .......................................................................59

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data ................................................................................................61

B. Analisis Data ..............................................................................................168

xiii
BAB V PENUTUP

A. Simpulan ....................................................................................................194

B. Saran ..........................................................................................................195

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................197

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................209

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..........................................................................210

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Penalaran Matematis Siswa ...................................... 266


Tabel 2.2 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian
Sekarang ................................................................................... 267

Tabel 2.3 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian


Sekarang ................................................................................... 268

Tabel 2.4 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian


Sekarang ................................................................................. 269

Tabel 2.5 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian


Sekarang ................................................................................... 270

Tabel 2.6 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian


Sekarang ................................................................................... 271

Tabel 4.1 Daftar Kategori Kemampuan Siswa ........................................... 272

Tabel 4.2 Batas Kategori Tinggi, Sedang, dan Rendah .............................. 273

Tabel 4.3 Daftar Siswa Kelas XII Akuntansi 1 yang Mengikuti Tes ..........274

Tabel 4.4 Kartu Penilaian Kemampuan Penalaran Matematis ....................275

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup ..............................................................210


Lampiran 2. Indikator Kemampuan Penalaran Matematis ...........................211

Lampiran 3. Kisi-kisi Soal Tes .....................................................................212

Lampiran 4. Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis ............................213

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa .................................................................216

Lampiran 6. Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa ........................................221

Lampiran 7. Indikator Pedoman Wawancara Siswa .....................................226

Lampiran 8. Pedoman Wawancara Siswa .....................................................227

Lampiran 9. Indikator Pedoman Wawancara Guru.......................................228

Lampiran 10. Pedoman Wawancara Guru ....................................................229

Lampiran 11. Lembar Konsultasi..................................................................230

Lampiran 12. Kode Penelitian.......................................................................231

Lampiran 13. Hasil Wawancara Siswa .........................................................232

Lampiran 14. Hasil Wawancara Guru ...........................................................258

Lampiran 15. Satuan Kredit Kegiatan ...........................................................261

Lampiran 16. Surat Ijin Penelitian ................................................................262

Lampiran 17. Surat Telah Mengadakan Penelitian .......................................263

Lampiran 18. Surat Keputusan Penetapan Pembimbing Skripsi ..................264

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.11 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A15 ........... 277
Gambar 4.12 Hasil Tes Tulis A15 Pada Nomor 1 ............................................ 277
Gambar 4.13 Hasil Tes Tulis A15 Pada Nomor 2 ............................................ 277
Gambar 4.14 Hasil Tes Tulis A15 Pada Nomor 3 ............................................ 278
Gambar 4.21 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A29 ............ 279
Gambar 4.22 Hasil Tes Tulis A29 Pada Nomor 1 ............................................ 279
Gambar 4.23 Hasil Tes Tulis A29 Pada Nomor 2 ............................................ 279
Gambar 4.24 Hasil Tes Tulis A29 Pada Nomor 3 ............................................ 280
Gambar 4.31 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A23 ............ 280
Gambar 4.32 Hasil Tes Tulis A23 Pada Nomor 1 ............................................ 281
Gambar 4.33 Hasil Tes Tulis A23 Pada Nomor 2 ............................................ 281
Gambar 4.34 Hasil Tes Tulis A23 Pada Nomor 3 ............................................ 282
Gambar 4.41 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A06 ............ 283
Gambar 4.42 Hasil Tes Tulis A06 Pada Nomor 1 ............................................ 283
Gambar 4.43 Hasil Tes Tulis A06 Pada Nomor 2 ............................................ 283
Gambar 4.44 Hasil Tes Tulis A06 Pada Nomor 3 ............................................ 284
Gambar 4.51 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A10 ............ 285
Gambar 4.52 Hasil Tes Tulis A10 Pada Nomor 1 ............................................ 285
Gambar 4.53 Hasil Tes Tulis A10 Pada Nomor 2 ............................................ 285
Gambar 4.54 Hasil Tes Tulis A10 Pada Nomor 3 ............................................ 286
Gambar 4.61 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Subyek A10 ............ 287
Gambar 4.62 Hasil Tes Tulis A02 Pada Nomor 1 ............................................ 287
Gambar 4.63 Hasil Tes Tulis A02 Pada Nomor 2 ............................................ 287
Gambar 4.64 Hasil Tes Tulis A02 Pada Nomor 3 ............................................ 288
Gambar 4.77 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Guru Matematika ... 289
Gambar 4.80 Penelitian yang Dilakukan Peneliti dengan Guru Matematika .... 289

xvii
ABSTRAK

Fanhary, Annisa. 2020. ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN


MATEMATIS SISWA KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO
SALATIGA MELALUI SOAL OPEN-ENDED. Skripsi, Salatiga: Program
Studi Tadris Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut
Agama Islam Negeri Salatiga, Pembimbing: M. Istiqlal, M.Pd.
Kata kunci: Analisis Kemampuan, Penalaran Matematis, Soal Open-ended.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan penalaran
matematis siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga, upaya guru
dalam memaksimalkan kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII
Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga, dan upaya guru dalam mengatasi masalah
terhadap kemampuan penalaran matematis siswa yang rendah.
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes tertulis dan wawancara.
Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa yang
dimiliki dengan menggunakan 3 butir soal open-ended berbentuk uraian.
Wawancara dilaksanakan untuk mengetahui secara mendalam kemampuan
penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika yang diikuti
6 siswa dari 29 siswa yang dipilih berdasarkan kemampuan siswa yaitu 2 siswa
dengan kemampuan tinggi, 2 siswa dengan kemampuan sedang dan 2 siswa dengan
kemampuan rendah.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa: (1) siswa yang berkemampuan
tinggi memenuhi pada indikator menyajikan pernyataan matematika secara lisan,
tertulis, gambar dan diagram; mengajukan dugaan; memanipulasi matematika;
menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi; menarik
kesimpulan; dan memeriksa kesahihan suatu argumen. Siswa yang berkemampuan
sedang memenuhi pada indikator menyajikan pernyataan matematika secara lisan,
tertulis, gambar dan diagram; mengajukan dugaan; dan memanipulasi matematika.
Siswa yang berkemampuan rendah memenuhi pada indikator menyajikan
pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram; dan mengajukan
dugaan. (2) upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran matematis
siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga dengan melakukan
pengayaan dan remedial. (3) upaya guru dalam mengatasi kemampuan penalaran
matematis siswa yang rendah dengan melakukan pembelajaran tutor sebaya.

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

penting dalam dunia pendidikan. Pelajaran matematika merupakan mata

pelajaran yang diterapkan di setiap jenjang pendidikan dengan harapan mampu

melatih peserta didik untuk belajar berpikir secara praktis, kritis, realistis, kreatif

dan sistematis dalam mengambil setiap tindakan dalam rangka upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan khususnya

pendidikan matematika. Terdapat lima alasan mengapa pentingnya mempelajari

matematika yaitu: 1) matematika merupakan sarana berpikir yang jelas dan logis,

2) sarana memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, 3) sarana mengenal pola-

pola hubungan dan generalisasi pengalaman, 4) sarana untuk mengembangkan

kreativitas, dan 5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap budaya.

Secara sederhana matematika merupakan mata pelajaran yang melatih anak

untuk berpikir rasional, logis, cermat, jujur dan sistematis. Pola pikir yang

demikian sangat penting dimiliki siswa sebagai bekal dalam kehidupan sehari-

hari (Verawati, 2017: 1-2).

Berdasarkan lampiran Permendikbud nomor 59 tahun 2014 dalam

Kemendikbud (2014), tujuan pembelajaran matematika SMA yaitu: 1) dapat

memahami konsep matematika, yaitu menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

menggunakan konsep maupun algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat

dalam pemecahan masalah, 2) menggunakan pola sebagai dugaan dalam

1
pemecahan masalah, dan mampu membuat generalisasi berdasarkan fenomena

atau fakta, 3) menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi

matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang

ada dalam pemecahan masalah, 4) mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta

mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap,

simbol, tabel, diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah,

5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, 6)

memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika

dan pembelajarannya, 7) melakukan kegiatan motorik menggunakan

pengetahuan matematika, dan 8) menggunakan alat peraga sederhana maupun

hasil teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan matematik (Alimuddin, dkk,

2017: 2).

Dewi (2018: 5) menyatakan kemampuan penalaran merupakan salah satu

faktor yang harus dikuasai oleh setiap siswa dalam mempelajari matematika.

Departemen Pendidikan Nasional telah menyatakan bahwa materi matematika

dan penalaran matematika merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, yaitu

materi matematika dipahami melalui penalaran dan penalaran dipahami dan

dilatih melalui belajar materi matematika. Sehingga penalaran matematis

memiliki peranan penting dalam mempelajari mata pelajaran matematika, dan

keduanya saling berhubungan. Suatu proses kegiatan berpikir dalam menarik

kesimpulan pengetahuan disebut penalaran. Sedangkan didalam hukum

penyimpulan, penalaran adalah proses berpikir, yang berdasarkan premis yang

2
benar menarik konklusi yang benar pula. Dan ini dicapai kalau bentuk

penalarannya sahih.

Penalaran terjemahan dari bahasa Inggris reasoning, menurut kamus The

Rendom House Dictionary berarti kegiatan atau proses menalar yang dilakukan

seseorang adalah kekuatan mental yang berkaitan dengan pembentukan

kesimpulan dan penilaian. Shuten dan Pierce mengemukakan bahwa penalaran

sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang

relevan. Penalaran menurut Fadjar Shadiq adalah suatu proses atau suatu

aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau proses berpikir dalam

rangka membuat suatu pernyataan baru yang berdasarkan pada beberapa

pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan atau diasumsikan sebelumnya

(Aisyah, 2015: 3).

Penalaran digunakan untuk berpikir tentang sifat-sifat sekumpulan obyek

matematika dan mengembangkan perumunan yang dikenakan pada objek

tersebut. O’daffler mengatakan penalaran matematik adalah bagian dari berpikir

matematik yang meliputi membuat perumunan dan menarik kesimpulan yang

sahih tentang gagasan-gagasan dan bagaimana gagasan tersebut saling terkait.

Berdasarkan pernyataan di atas diperoleh bahwa penalaran melibatkan beberapa

keterampilan penting seperti menyelidiki pola, membuat dan menguji dugaan

(conjecture), dan menggunakan penalaran deduktif dan induktif formal untuk

menformulasikan argumen matematika (Ruslan dan Santoso, 2013: 139).

Alimuddin (2017: 3), memaparkan penelitian yang dilakukan Shimada

bahwa pendekatan open-ended mampu memberikan stimulus kepada peserta

3
didik untuk menggunakan kemampuan yang telah dimilikinya dalam

menyelesaikan masalah terbuka (open-ended). Pendekatan open-ended

merupakan salah satu upaya inovasi pendidikan matematika yang pertama kali

dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika Jepang. Soal-soal open-ended

merupakan masalah matematika yang sedikit banyak membutuhkan kemampuan

logika untuk menyelesaikannya. Logika digunakan untuk memecahkan masalah

saat seseorang menjabarkan masalah menjadi langkah-langkah yang lebih kecil

dan menyelesaikannya sedikit demi sedikit serta membentuk pola atau

menciptakan aturan-aturan.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal, siswa tidak cukup

dengan hanya memberikan soal-soal tertutup yang terdapat dalam buku

pelajaran matematika yang selama ini dipakai di sekolah. Tapi diperlukan juga

pemberian soal-soal open-ended yang bisa mengembangkan kemampuan

penalaran siswa melalui permasalahan-permasalahan matematika yang

diberikan oleh guru, yang selama ini tidak terdapat dalam buku pelajaran siswa.

Diharapkan juga jika siswa diberi soal open-ended maka siswa akan

mendapatkan sejumlah manfaat, berupa praktek menggali sumber-sumber yang

dibutuhkan untuk membuat kesimpulan, rencana mengerjakan tugas, memilih

metode dan menerapkan kemampuan.

Hasil pelaksanaan wawancara peneliti dengan guru matematika di SMK

Diponegoro Salatiga beliau mengatakan bahwa dalam materi barisan dan deret

siswa mengalami beberapa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal. Siswa

masih kesulitan dalam memahami informasi pada soal, serta strategi apa yang

4
harus dilakukan saat menyelesaikan soal. Selain itu, dalam hal penalaran masih

cenderung rendah. Ketika siswa diminta untuk menyelesaikan soal, siswa tidak

mampu memberikan kesimpulan dari pernyataan yang benar. Hal tersebut

terlihat pada jawaban siswa saat menyelesaikan soal-soal.

Setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda dalam mengolah dan

menerima informasi serta menyelesaikan soal. Memberikan alasan yang tepat

terhadap hasil yang diperolehnya serta memberikan kesimpulan dari pernyataan

merupakan bagian dari indikator yang terdapat dalam penalaran matematis dan

hal tersebut harus dimiliki siswa dalam menyelesaikan soal. Sehingga hal ini

menunjukkan keterkaitan antara kemampuan yang dimiliki siswa dengan

kemampuan penalaran. Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti berinisiatif

untuk melakukan penelitian kepada beberapa sampel untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan penalaran matematis siswa agar bisa mendeskripsikan sejauh

mana kemampuan penalaran pada masing-masing siswa.

Uraian diatas menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan penelitian

dengan judul “Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas XII

Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga Melalui Soal Open-ended”.

5
B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah

dalam yang diajukan adalah:

1. Bagaimanakah kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII Akuntansi

1 SMK Diponegoro Salatiga?

2. Bagaimana upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran

matematis siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga?

3. Bagaimana upaya guru dalam mengatasi masalah terhadap kemampuan

penalaran matematis siswa yang rendah?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII

Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga.

2. Untuk mengetahui upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran

matematis siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga.

3. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi masalah terhadap

kemampuan penalaran matematis siswa yang rendah.

D. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan, antara lain:

1) Secara teoritis

6
Pada penelitian ini, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

kemampuan penalaran matematis dan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan

evaluasi bagi pelaksanaan pembelajaran matematika, khususnya pada materi

barisan dan deret sehingga pembelajaran matematika dapat dikembangkan.

Sejalan dengan hal tersebut, penelitian ini diharapkan pula dapat menambah

pengetahuan tentang kemampuan penalaran matematis

2) Secara praktis

a. Siswa

Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah open-ended khususnya

pada materi barisan dan deret dengan menggunakan kemampuan

penalaran.

b. Guru matematika

Diharapkan mampu menyajikan soal open-ended yang melatih

kemampuan penalaran setiap siswa.

b. Sekolah

Sebagai sumbangan informasi untuk memperbaiki, menyempurnakan, dan

meningkatkan kualitas pendidikan.

c. Peneliti

Diharapkan agar menindaklanjuti penelitian ini untuk dikembangkan lebih

luas ruang lingkupnya.

E. Penegasan Istilah

Batasan pengertian terhadap beberapa istilah pokok yang terdapat dalam

judul penelitian ini perlu diberikan guna menghindari supaya tidak terjadi

7
kesalahpahaman dalam memahami istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini.

Maka penulis menjelaskan istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Penalaran

Penalaran merupakan aktivitas berpikir yang abstrak. Untuk

mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan

dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan berupa

argumen. Penalaran merupakan pernyataan atau konsep abstrak dengan

simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah

kalimat (kalimat pernyataan) dan penalaran menggunakan simbol berupa

argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari

premis.

2. Penalaran Matematis

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, kemampuan

penalaran dan komunikasi matematis dalam belajar matematika harus

dikuasai siswa. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran

dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik

tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif

daripada guru.

3. Kemampuan Penalaran Matematis

Secara umum kemampuan dianggap sebagai kecakapan atau

kesanggupan seseorang dalam menyelesaikan atau menyanggupi suatu

pekerjaan. Penalaran matematis adalah berpikir mengenai permasalahan-

8
permasalahan matematika secara logis untuk memperoleh penyelesaian.

Penalaran matematis juga mensyaratkan kemampuan untuk memilah apa

yang penting dan tidak penting dalam menyelesaikan sebuah permasalahan

dan untuk menjelaskan atau memberikan alasan atas sebuah penyelesaian.

4. Soal Open-ended

Soal open-ended yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal yang

dirancang untuk menyelesaikan persoalan atau permasalahan dengan

beberapa cara atau strategi. Dengan pemberian soal-soal open-ended

memungkinkan siswa berperan aktif dalam mengembangkan metode

penyelesaian masalah tanpa harus terpaku pada cara yang sudah biasa

dikenal. Soal-soal open-ended memberikan peluang kepada siswa untuk

memberikan banyak pemecahan masalah dengan banyak strategi pemecahan

masalah, sehingga dengan beragamnya jawaban yang diberikan siswa

tersebut guru dapat mendeteksi kemampuan berpikir siswa.

5. Barisan dan Deret

Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara dua

suku yang berurutan selalu tetap. Deret aritmatika adalah jumlah beruntun

suku-suku suatu barisan aritmatika. Barisan geometri adalah barisan bilangan

yang mempunyai rasio tetap antara dua suku barisan yang berurutan.

9
F. Sistematika Penulisan

BAB I: Pendahuluan

Memuat kajian mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan

sistematika penulisan

BAB II: Kajian Pustaka

Bab ini membahas tentang definisi penalaran, penalaran matematika,

kemampuan penalaran matematika, soal open-ended.

BAB III: Metode Penelitian

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi dan

waktu penelitian, sumber, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan

pengecekan keabsahan data.

BAB IV: Paparan dan Analisis Data

1. Paparan data

Bab ini membahas paparan data yang berupa batas-batas administrasi, data

hasil ulangan akhir semester mata pelajaran matematika.

2. Analisis data

Analisis data ini membahas tentang hasil kemampuan penalaran siswa

melalui soal open-ended.

10
BAB V Penutup

Bab terakhir yaitu tentang penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

Hasil penelitian yang diambil dari hasil penelitian dari judul hingga proses

pengambilan kesimpulan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang

bersangkutan dalam penelitian ini.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Penalaran

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2006

tentang standar isi khususnya untuk pembelajaran matematika yaitu agar

siswa dapat menggunakan penalaran pada pola, sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dari pernyataan matematika. Depdiknas menuturkan materi

matematika dan penalaran matematis adalah dua hal yang tidak dapat

dipisahkan, yaitu materi matematika dipahami melalui penalaran, dan

penalaran dipahami dan dilatih melalui belajar matematika. Dari kurikulum

2013 juga dijelaskan bahwa salah satu kompetensi inti pembelajaran

matematika adalah kemampuan menalar. Hal ini sesuai dengan pendapat Ball,

Lewis & Thamel menyatakan bahwa “mathematiccal reasoning is the

foundation for the construction of mathematical knowledge”. Hal ini berarti

penalaran matematis adalah fondasi untuk mendapatkan atau mengkonstruksi

pengetahuan matematika (Suprihatin, dkk. 2018: 9).

Keraf mengartikan penalaran sebagai proses berpikir dan berusaha

menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui

menuju kepada suatu kesimpulan (Shadiq, 2014: 42). Penalaran adalah suatu

12
proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi (Surajiyo, 2015:

112).

Al Krismanto mengemukakan di dalam mempelajari matematika

kemampuan penalaran dapat dikembangkan pada saat siswa memahami suatu

konsep (pengertian), atau menemukan dan membuktikan suatu prinsip.

Ketika menemukan atau membuktikan suatu prinsip, dikembangkan pola

pikir induktif dan deduktif. Siswa dibiasakan melihat ciri-ciri beberapa kasus,

melihat pola dan membuat dugaan tentang hubungan yang berlaku umum

(generalisasi, penalaran induktif). Disamping itu siswa juga perlu dibiasakan

menerima terlebih dahulu suatu hubungan yang jelas kebenarannya,

selanjutnya menggunakan hubungan itu untuk menemukan hubungan-

hubungan lainnya (penalaran deduktif). Jadi baik penalaran deduktif maupun

induktif, keduanya amat penting dalam pembelajaran matematika (Sa’adah,

2010: 16).

Suriasumantri (dalam Dewi, 2018: 24) mengemukakan bahwa

penalaran adalah suatu proses berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang

berupa pengetahuan. Penalaran ini menghasilkan pengetahuan yang dikaitkan

dengan kegiatan berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu dalam

menemukan kebenaran. Sebagaimana yang ditulis Suriasumantri bahwa

sebagai suatu kegiatan berpikir maka penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu,

yaitu adanya pola berpikir yang biasa disebut logika, dan bersifat analitik dari

proses berpikirnya.

13
1. Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika. Dalam

hal ini maka dapat dikatakan bahwa tiap bentuk penalaran mempunyai

bentuk logikanya sendiri. Atau dapat disimpulkan bahwa kegiatan

penalaran merupakan proses berpikir logis, dimana berpikir logis disini

harus diartikan sebagai kegiatan berpikir menurut suatu pola tertentu.

2. Sifat analitik dari proses berpikirnya. Penalaran merupakan kegiatan

berpikir yang menyadarkan diri kepada suatu analisis, dan kerangka

berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran

yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah merupakan suatu kegiatan

analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan demikian juga penalaran

lainnya yang mempergunakan logika tersendiri pula.

Penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri

kepada suatu analisis dan kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis

tersebut adalah logika penalaran yang bersangkutan. Artinya penalaran ilmiah

merupakan suatu kegiatan analisis yang mempergunakan logika ilmiah, dan

demikian juga penalaran lainnya yang mempergunakan logikanya tersendiri

pula.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

penalaran merupakan kegiatan, proses atau aktivitas berpikir untuk menarik

kesimpulan atau membuat suatu pernyataan baru berdasar pada beberapa

pernyataan yang diketahui sebelumnya.

14
Di dalam penalaran, terdapat dua jenis penalaran, yaitu penalaran

deduktif dan penalaran induktif sebagai berikut (Shadiq, 2014: 42):

1) Penalaran deduktif

Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan

penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus dan

diakhiri simpulan yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku.

Penalaran deduktif merupakan proses berpikir dimana kita menyimpulkan

bahwa kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat

logis dari kebenaran sebelumnya. Penalaran deduktif adalah suatu cara

penarikan kesimpulan dari pernyataan atau fakta-fakta yang dianggap

benar dengan menggunakan logika (Shadiq, 2014: 59-63).

2) Penalaran induktif

Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan

observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri

kesimpulan umum. Penalaran induktif juga merupakan proses berpikir

untuk menarik suatu kesimpulan yang berlaku umum berdasarkan atas

fakta-fakta yang bersifat khusus. Proses bernalar induktif meliputi

menduga, mengenali pola dan membentuk generalisasi. Sehingga dapat

disimpulkan berpikir induktif merupakan berpikir menggunakan kejadian

atau pengalaman yang sering dijumpai, disimpulkan menjadi kebenaran

secara umum (Rubyanto, 2015: 24).

15
2. Penalaran Matematika

Brodie (2010: 7) memberikan istilah penalaran matematika dalam

beberapa literatur disebut dengan mathematical reasoning. Brodie

menyatakan bahwa, “Mathematical reasoning is reasoning about and with

the object of mathematics.” Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa

penalaran matematika adalah penalaran mengenai objek matematika.

Gardner mengungkapkan bahwa penalaran matematis adalah

kemampuan menganalisa, menggeneralisasi, mensintesis / mengintegrasikan,

memberikan alasan yang tepat dan menyelesaikan masalah tidak rutin

(Lestari dan Yudhanegara 2015: 82).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2006, kemampuan

penalaran dan komunikasi matematis dalam belajar matematika harus

dikuasai siswa. Istilah “menalar” dalam kerangka proses pembelajaran

dengan pendekatan ilmiah yang dianut dalam Kurikulum 2013 untuk

menggambarkan bahwa guru dan peserta didik merupakan pelaku aktif. Titik

tekannya tentu dalam banyak hal dan situasi peserta didik harus lebih aktif

daripada guru.

Penalaran matematika yang mencakup kemampuan untuk berpikir

secara logis dan sistematis merupakan ranah kognitif matematika yang paling

tinggi. Indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan penalaran

matematika yang dikemukakan oleh Sumarno, yaitu (Lestari dan

Yudhanegara 2015: 82):

1) Menarik kesimpulan logis.

16
2) Memberikan penjelasan dengan model, fakta, sifat-sifat, dan hubungan.

3) Memperkirakan jawaban dan proses solusi.

4) Menggunakan pola dan hubungan untuk menganalisis situasi atau

membuat analogi dan generalisasi.

5) Menyusun dan menguji konjektur.

6) Membuat counter example (kontra contoh).

7) Mengikuti aturan inferensi dan memeriksa validitas argumen.

8) Menyusun argumen yang valid.

9) Menyusun pembuktian langsung, tidak langsung dan menggunakan

induksi matematika.

Berikut indikator penalaran matematis menurut Peraturan Dirjen

Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 (Shadiq, 2014: 51):

1) Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis,

gambar dan diagram.

2) Kemampuan mengajukan dugaan.

3) Kemampuan melakukan manipulasi matematika.

4) Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan / bukti terhadap

kebenaran solusi.

5) Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan.

6) Memeriksa kesahihan suatu argumen.

7) Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat

generalisasi.

17
Berdasarkan indikator penalaran matematis yang dikemukakan oleh

Peraturan Dirjen Dikdasmen diatas, maka terbentuklah tabel klasifikasi

penilaian kemampuan penalaran siswa:

Tabel 2.1 indikator penalaran matematis siswa

No. Indikator Penalaran Matematis Skor

1. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara


1
lisan, tertulis, gambar dan diagram

2. Kemampuan mengajukan dugaan 1

3. Kemampuan melakukan manipulasi matematika 1

4. Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan / bukti


1
terhadap kebenaran solusi

5. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan 1

6. Memeriksa kesahihan suatu argumen 1

7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk


1
membuat generalisasi

Jika siswa mempunyai penalaran matematis yang baik maka siswa

tersebut mempunyai:

a) Rasa ketertarikan pada matematika.

b) Pengetahuan dan pemahaman terhadap sifat-sifat matematika yang baik,

meliputi konsep, prosedur, dan keterampilan.

c) Kemampuan melakukan analisis dan beralasan secara matematis.

d) Kemampuan menggunakan bahasa matematika untuk

mengkomunikasikan ide-ide.

18
e) Kemampuan menerapkan pengetahuan matematika.

f) Kemampuan menyelesaikan persoalan matematika pada kehidupan sehari-

hari.

Nur mengemukakan bahwa ada lima penalaran, yaitu (Setianingsih,

2016: 22-23):

a) Penalaran proposional

Penalaran proposional merupakan suatu sumber struktur kualitatif

yang memungkinkan pemahaman suatu sistem fisik kompleks yang

mengandung banyak faktor.

b) Pengontrolan variabel

Perkembangan kemampuan pengontrolan variabel merupakan

indeks perkembangan intelektual. Pemikir formal dapat menetapkan dan

mengontrol variabel-variabel tertentu dari suatu masalah.

c) Penalaran probabilistik

Penalaran probabilistik terjadi pada saat seorang mempergunakan

informasi untuk memutuskan apakah suatu kesimpulan berkemungkinan

benar atau berkemungkinan tidak benar, dan hal-hal yang memiliki

kemungkinan terjadi dari perhitungan peluang.

d) Penalaran korelasional

Penalaran korelasional didefinisikan sebagai suatu pola berpikir

untuk menentukan kuatnya hubungan timbal balik atau hubungan terbalik

antara variabel yang ditinjau dengan variabel lainnya. Penalaran

19
korelasional melibatkan pengidentifikasian dan penverifikasian antar

variabel.

e) Penalaran kombinatorial

Penalaran kombinatorial adalah kemampuan untuk

mempertimbangkan seluruh alternatif yang mungkin pada situasi tertentu.

Pemikir formal pada saat memecahkan suatu masalah akan menggunakan

sebuah kombinasi atau faktor yang mungkin ada kaitannya dengan

masalah tersebut.

Penalaran matematika diperlukan untuk menentukan apakah sebuah

argumen matematika benar atau salah dan juga dipakai untuk membangun

suatu argumen matematika. Penalaran matematika tidak hanya penting untuk

melakukan pembuktian (proof) atau pemeriksaan program (program

verification) tetapi juga untuk melakukan inferensi dalam suatu sistem

kecerdasan buatan (artificial intellegence). Dari pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa penalaran matematis adalah suatu proses berpikir dalam

menentukan sebuah argumen matematika benar atau salah yang selanjutnya

digunakan untuk membuat suatu argumen matematika baru.

3. Kemampuan Penalaran Matematika

Gardner mengungkapkan bahwa penalaran matematis adalah

kemampuan menganalisis, menggeneralisasi, mensintesis, mengintegrasikan,

memberikan alasan yang tepat dan menyelesaikan masalah tidak rutin

(Lestari dan Yudhanegara, 2015: 82).

20
Turmudi (dalam Sumartini 2015: 2), mengatakan bahwa kemampuan

penalaran matematis merupakan suatu kebiasaan otak seperti halnya

kebiasaan lain yang harus dikembangkan secara konsisten menggunakan

berbagai macam konteks, mengenal penalaran dan pembuktian merupakan

aspek-aspek fundamental dalam matematika.

National Council of Teacher Mathematics (NCTM) menyatakan

kemampuan bernalar berperan penting dalam memahami matematika.

Bernalar secara matematis merupakan suatu kebiasaan berpikir, dan layaknya

suatu kebiasaan, maka penalaran semestinya menjadi bagian yang konsisten

dalam setiap pengalaman-pengalaman matematis siswa (Mahendra, dkk,

2016: 2).

Melihat penalaran matematis yang memiliki peranan penting dalam

proses berpikir, maka manfaat penalaran menurut Lehman (Gustiati, 2016:

49), adalah:

1) Memperluas keyakinan (extending belief).

2) Menemukan kebenaran (getting at the truth).

3) Meyakinkan (peruading).

4) Menjelaskan (eksplaining).

Baroody mengungkapkan penalaran adalah suatu alat yang esensial

untuk matematika dan kehidupan sehari-hari. Selanjutnya Baroody

mengungkapkan ada empat alasan, mengapa penalaran penting untuk

matematika dan kehidupan sehari-hari (Wiyanti dan Leonard, 2017: 613)

yaitu: (1) The reasoning needed to do mathematics. Ini berarti penalaran

21
memainkan peran penting dalam pengembangan dan aplikasi matematika.

Misalnya dalam pembuktian-pembuktian geometri diperlukan penalaran

deduktif. (2) The need for reasoning in school mathematics. Menurut NCTM

salah satu tujuan utama dalam pembelajaran matematika adalah

mengutamakan perkembangan daya matematis siswa. (3) Reasoning involved

in other content areas. Ini berarti keterampilan-keterampilan penalaran dapat

diterapkan pada ilmu-ilmu lain. (4) Reasoning for everyday life. Ini berarti

penalaran suatu alat yang esensial untuk mengatasi masalah kehidupan

sehari-hari.

Dari beberapa definisi penalaran yang dikemukakan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa penalaran adalah serangkaian proses berpikir untuk

menarik suatu kesimpulan berdasarkan pada fakta dan sumber yang relevan

dan telah dibuktikan nilai kebenarannya. Penalaran dalam pembelajaran

matematika dibutuhkan untuk menentukan apakah suatu argumen

matematika benar atau salah, selain itu juga dipakai untuk membangun suatu

argumen matematika. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yang

diperlukan siswa melalui pelajaran matematika adalah menata nalar siswa.

Jika penataan nalar siswa berjalan dengan baik maka dapat menumbuhkan

kebiasaan menalar.

4. Soal Open-ended

Soal-soal open-ended dirancang untuk menyelesaikan persoalan atau

permasalahan dengan beberapa cara atau strategi. Dengan pemberian soal-

soal open-ended memungkinkan siswa berperan aktif dalam mengembangkan

22
metode penyelesaian masalah tanpa harus terpaku pada cara yang sudah biasa

dikenal. Soal-soal open-ended memberikan peluang kepada siswa untuk

memberikan banyak pemecahan masalah dengan banyak strategi pemecahan

masalah, sehingga dengan beragamnya jawaban yang diberikan siswa

tersebut guru dapat mendeteksi kemampuan berpikir siswa. Dengan

memberikan soal-soal open-ended proses berpikir siswa dapat tergambar atau

ditelusuri melalui jawabannya. Dengan demikian guru akan mendapat banyak

informasi berkenaan dengan kemampuan berpikir siswa (Mustikasari, dkk,

2010: 47).

Mahmudi (dalam Setyaningrum, 2017: 2) mengatakan bahwa soal

terbuka (open-ended) adalah soal yang mempunyai banyak solusi dan strategi

penyelesaian. Soal yang bersifat terbuka memiliki tujuan membantu

mengembangkan dengan maksimal berpikir kreatif sesuai kemampuan yang

dimiliki setiap siswa. Dengan demikian, siswa dibiasakan untuk berpikir tidak

monoton dan tidak terpaku dengan contoh yang diberikan oleh guru.

Dengan memberikan soal open-ended kepada siswa, maka

pembelajaran tersebut dapat membangun kegiatan interaktif antara

matematika dan siswa sehingga mengundang siswa untuk menjawab

permasalahan melalui berbagai strategi. Soal open-ended dapat mengarahkan

siswa dalam menjawab dengan banyak cara sehingga merangsang

kemampuan intelektual dan pengalaman berpikir kreatif siswa. Keadaan ini

akan membiasakan siswa berpikir dan bertindak secara kreatif pada diri siswa

23
yang sangat diperlukan untuk menghadapi kehidupan dan melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Mengembangkan soal open-ended adalah masalah yang tepat untuk

siswa dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah. Akan tetapi

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Jepang dalam jangka waktu

yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yang dapat dijadikan acuan

dalam mengkonstruksikan masalah tersebut, diantaranya:

a. Sajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata dimana konsep-

konsep matematika dapat diawali dan dikaji siswa

b. Soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupa sehingga siswa dapat

menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.

c. Disajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa

dapat membantu suatu konjektur.

d. Sajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan

aturan matematika.

e. Berikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasi

dari pelajarannya (Yuliana, 2015: 169).

Ciri terpenting dari soal-soal open-ended adalah tersedianya

kemungkinan dapat serta tersedia bagi siswa untuk memakai sejumlah

metode yang dianggapnya paling sesuai dalam menyelesaikan soal itu. Dalam

arti, pertanyaan pada bentuk open-ended diarahkan untuk menggiring

tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan. Cheesman berpendapat

bahwa pertanyaan open-ended memerlukan respon mengenai proses berpikir,

24
kemampuan menyusun generalisasi dan kemampuan mencari hubungan

diantara dua konsep. Hancock mengatakan soal-soal open-ended dapat

mengetahui bahwa proses berperan sama pentingnya dengan hasil akhir

dalam problem solving. Coxford dan Steinmark mengemukakan bahwa nilai

dari soal-soal open-ended, bukan hanya terletak pada format dan materi yang

terkandung dalam soal, melainkan sangat ditentukan oleh prosedur, suasana

dan cara penyampaiannya (Yuliana, 2015: 168).

Shimada mendefinisikan soal open-ended adalah permasalahan yang

diformulasikan mempunyai banyak jawaban yang benar. Masalah

matematika terbuka (open-ended) dapat dikelompokkan menjadi dua tipe,

yaitu: 1) problem dengan satu jawaban banyak cara penyelesaian, yaitu soal

yang diberikan kepada siswa yang mempunyai banyak solusi/cara

penyelesaian akan tetapi mempunyai satu jawaban; 2) problem banyak cara

penyelesaian dan juga banyak jawaban, yaitu soal yang diberikan kepada

siswa yang selain mempunyai banyak solusi/cara penyelesaian, tetapi juga

mempunyai banyak jawaban (Ruslan dan Santoso, 2013: 142).

Sifat keterbukaan dari suatu masalah dikatakan hilang, apabila hanya

ada satu cara dalam menjawab permasalahan yang diberikan, atau hanya ada

satu jalan penyelesaian yang mungkin untuk masalah yang diberikan guru.

Contoh penerapan masalah open-ended dalam kegiatan pembelajaran adalah

ketika siswa diminta mengembangkan metode, cara, atau pendekatan yang

berbeda dalam menjawab permasalahan yang diberikan bukan berorientasi

pada jawaban.

25
Lebih lanjut Sawada mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga

tipe masalah open-ended yang dapat diberikan, yaitu: 1) menemukan

hubungan, soal ini diberikan bertujuan agar siswa dapat menemukan beberapa

aturan atau hubungan matematis; 2) mengklasifikasi, siswa diminta

mengklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang berbeda dari suatu objek

tertentu untuk menformulasikan beberapa konsep tertentu; 3) pengukuran,

siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian

tertentu. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan pengetahuan dan

ketrampilan yang telah dipelajari sebelumnya untuk memecahkan masalah.

Selanjutnya Heddens dan Speer (dalam Mustikasari, dkk, 2010: 47)

mengungkapkan bahwa dengan pemberian soal open-ended, dapat memberi

rangsangan kepada siswa untuk meningkatkan cara berpikirnya, siswa

memiliki kebebasaan untuk mengekspresikan hasil eksplorasi daya nalar dan

analisanya secara aktif dan kreatif dalam upaya menyelesaikan suatu

permasalahan.

Ketika siswa dihadapkan pada soal open-ended tujuannya bukan hanya

berorientasi pada mendapatkan jawaban atau hasil akhir tetapi lebih

menekankan pada bagaimana siswa sampai pada suatu jawaban, siswa dapat

mengembangkan metode, cara atau pendekatan berbeda untuk menyelesaikan

masalah. Dalam pelaksanaannya hal tersebut memberikan peluang pada siswa

untuk menyelidiki dengan metode yang mereka yakini, dan memberikan

kemungkinan pengerjaan dengan ketelitian yang lebih besar dalam

pemecahan masalah matematika. Sebagai hasilnya, dimungkinkan untuk

26
mempunyai suatu pengembangan yang lebih kaya dalam pemikiran

matematika siswa, serta membantu perkembangan aktivitas dan kreatif dari

siswa.

Becker dan Epstein menjelaskan, suatu soal dapat terbuka (open) dalam

tiga kemungkinan, yaitu: Proses yang terbuka yaitu ketika soal menekankan

pada cara dan strategi yang berbeda dalam menemukan solusi yang tepat.

Jenis soal semacam ini masih mungkin memiliki satu solusi tunggal; Hasil

akhir yang terbuka yaitu ketika soal memiliki jawaban akhir yang berbeda-

beda; Cara untuk mengembangkan yang terbuka, yaitu ketika soal

menekankan pada bagaimana siswa dapat mengembangkan soal baru

berdasarkan soal awal (intitial problem) yang diberikan (Wijaya, 2012).

Sawada (dalam Ruslan dan Santoso, 2013: 142) mengemukakan bahwa

secara umum terdapat tiga tipe masalah open-ended yang dapat diberikan,

yaitu:

1) Menemukan hubungan, soal ini diberikan bertujuan agar siswa dapat

menemukan beberapa aturan atau hubungan matematis.

2) Mengklasifikasi, siswa diminta mengklasifikasikan berdasarkan

karateristik yang berbeda dari suatu objek tertentu untuk

memformulasikan beberapa konsep tertentu.

3) Pengukuran, siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik

dari suatu kejadian tertentu. Siswa diharapkan dapat mengklasifikasikan

pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari sebelumnya untuk

memecahkan masalah.

27
Sawada mengemukakan keunggunalan dari pembelajaran dengan

pemberian soal-soal open-ended adalah sebagai berikut (Mustikasari, dkk,

2010: 48):

1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pelajaran dan lebih mudah

mengungkapkan ide-idenya.

2) Siswa memiliki lebih banyak kesempatan untuk memaknai pengetahuan

yang komprehensif dan ketrampilan matematikanya.

3) Setiap siswa dapat merespons soal dalam beberapa cara berbeda menurut

caranya sendiri. Soal open-ended memberikan setiap siswa kesempatan

untuk menemukan jawabannya sendiri.

4) Memberikan siswa pengalaman bernalar melalui kegiatan

membandingkan dan diskusi dalam kelas, siswa sangat termotivasi untuk

memberikan alasan dari jawaban-jawabannya kepada siswa-siswa lain.

5) Terdapat pengalaman kaya bagi siswa untuk menikmati kesenangan

menemukan dan menerima persetujuan dari teman kelasnya.

Beberapa keunggulan dari soal open-ended yang dipaparkan oleh

Suherman antara lain (Ruslan dan Santoso, 2013: 143):

1) Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering

mengekspresikan idenya.

2) Siswa memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan

pengetahuan dan keterampilan matematika secara komprehensif.

3) Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon

permasalahan dengan cara mereka sendiri.

28
4) Siswa dengan cara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau

penjelasan.

5) Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam

menjawab permasalahan.

Takashi memaparkan keunggulan pendekatan open-ended

(Mustikasari, 2010: 44), adalah:

1) Siswa mengambil bagian lebih aktif dalam pembelajaran, dan sering

menyatakan ide-ide mereka.

2) peluang menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematis mereka

3) Siswa dengan kemampuan rendah bisa memberikan reaksi terhadap

masalah dengan beberapa cara signifikan dari milik mereka sendiri.

4) Mendorong siswa untuk memberikan bukti.

5) Siswa memiliki pengalaman yang kaya dan senang atas penemuan mereka

dan menerima persetujuan temannya.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diungkap bahwa tujuan dari

pemberian soal open-ended dalam pembelajaran matematika adalah untuk

meningkatkan kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan

agar berkembang secara maksimal, memberikan kebebasan siswa untuk

berpikir dalam membuat progress pemecahan sesuai dengan kemampuan,

sikap dan minatnya melalui berbagai strategi dan cara yang diyakininya

dalam menyelesaikan masalah sehingga membentuk intelegensi matematika

siswa.

29
5. Barisan dan Deret

a. Pola Bilangan Suku Ke-n

Jika suatu barisan bilangan ditulis dengan lambang U untuk

menyatakan urutan suku-sukunya, maka bilangan pertama ditulis U1,

bilangan kedua ditulis U2, bilangan ketiga ditulis U3, dan seterusnya.

Dengan demikian, diperoleh bentuk umum barisan bilangan yaitu

𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … 𝑈𝑛 dengan 𝑈𝑛 = 𝑓(𝑛) disebut rumus umum suku ke-n dari

barisan bilangan.

b. Barisan Aritmatika

Barisan aritmatika adalah suatu barisan dengan selisih (beda) antara

dua suku yang berurutan selalu tetap.

Bentuk umum barisan aritmatika:

𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … 𝑈𝑛 atau 𝑎, (𝑎 + 𝑏), (𝑎 + 2𝑏), … , (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

1) Suku ke-n barisan aritmatika

Jika terdapat barisan aritmatika dengan suku pertama a dan beda b,

barisan bilangan dapat diurutkan sebagai berikut:

𝑈1 = 𝑎

𝑈2 = 𝑎 + 𝑏

𝑈3 = (𝑎 + 𝑏) + 𝑏 = 𝑎 + 2𝑏

𝑈𝑛 = 𝑎(𝑛 − 1)𝑏

Keterangan:

𝑈𝑛 = Suku ke-n 𝑎 = Suku pertama

30
𝑏 = Beda 𝑛 = Banyaknya suku

2) Suku tengah barisan aritmatika

Jika barisan aritmatika memiliki suku ganjil, suku tengahnya


𝑎+𝑈𝑛
dirumuskan sebagai berikut: 𝑈1 = 2

Keterangan:

𝑈1 = Suku tengah 𝑈𝑛 = Suku terakhir

𝑎 = Suku pertama

3) Sisipan pada barisan aritmatika

Misalkan di antara dua bilangan real x dan y (dengan 𝑥 ≠ 𝑦) akan

disisipkan sebanyak k bilangan (𝑘 ∈ bilangan asli). Bilangan-bilangan

semula dengan bilangan-bilangan yang disisipkan itu membentuk suatu

barisan aritmatika.

𝑦−𝑥 𝑏
𝑏′ = 𝑘+1 atau 𝑏′ = 1+𝑘 dan 𝑛′ = 𝑛 + 𝑛 − 1)𝑘

Keterangan:

𝑏 ′ = Beda baru 𝑛= Banyak suku barisan

aritmatika lama
x, y = Bilangan semula

𝑛′ = Banyak suku barisan


𝑘= Banyak bilangan
aritmatika baru
yang disisipkan

𝑏 = Beda semula

31
c. Deret Aritmatika

Deret aritmatika adalah jumlah dari seluruh suku-suku pada barisan

aritmatika.

Bentuk umum deret aritmatika:

𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + ⋯ + 𝑈𝑛 atau 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + ⋯ + (𝑎 +

(𝑛 − 1)𝑏)

𝑆𝑛 = 𝑎 + (𝑎 + 𝑏) + (𝑎 + 2𝑏) + ⋯ + (𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

Persamaan ini dapat ditulis sebagai:

𝑆𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 + ⋯ + (𝑎 + 2𝑏) + (𝑎 + 𝑏) + 𝑎

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏, maka 𝑆𝑛 dapat dinyatakan sebagai berikut:

𝒏 𝒏
𝑺𝒏 = 𝟐 (𝟐𝒂 + (𝒏 − 𝟏)𝒃) atau 𝑺𝒏 = 𝟐 (𝒂 + 𝑼𝒏 )

Keterangan:

𝑆𝑛 = Jumlah suku ke-n 𝑏 = Beda

𝑛 = Banyaknya suku
𝑈𝑛 = Suku ke-n
𝑎 = Suku pertama

Berikut sifat-sifat 𝑆𝑛 pada deret aritmatika:

𝒏
1) 𝑺𝒏 = 𝟐 (𝒂 + 𝑼𝒏 ) merupakan fungsi kuadrat dari n (n bilangan asli)

yang tidak memiliki suku tetapan.

2) Adapun untuk setiap (𝑛 ∈ bilangan asli) berlaku hubungan 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1 =

𝑈𝑛 (suku ke-n).

32
d. Barisan geometri

Barisan geometri yang mempunyai rasio tetap antara dua suku

barisan yang berurutan disebut barisan geometri. Jadi, suku ke-n barisan

geometri dirumuskan sebagai berikut. 𝑼𝒏 = 𝒂𝒓𝒏−𝟏

Guna mencari rasio suatu barisan geometri, perhatikan uraian berikut!


𝑈
𝑈2 = 𝑈1 × 𝑟, maka 𝑟 = 𝑈2
1

𝑈
𝑈3 = 𝑈2 × 𝑟, maka 𝑟 = 𝑈3
2


𝑈𝑛
𝑈𝑛 = 𝑈𝑛−1 × 𝑟, maka 𝑟=𝑈
𝑛−1

Jadi, rasio pada barisan geometri dapat dinyatakan sebagai berikut: 𝑟 =

𝑈𝑛
𝑈𝑛−1

e. Deret Geometri

Deret geometri adalah jumlah dari semua suku-suku pada barisan

geometri.

Jumlah suku-suku deret geometri dirumuskan sebagai berikut.

𝑎(1−𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 = untuk 𝑟 < 1
1−𝑟

𝑎(1−𝑟 𝑛 )
𝑆𝑛 = untuk 𝑟 > 1
1−𝑟

Keterangan:

𝑆𝑛 = Jumlah n suku pertama 𝑟 = Rasio / pembanding

𝑎 = Suku pertama 𝑛 = Banyaknya suku

33
1) Deret Geometri Tak hingga konvergen

Deret geometri tak hingga konvergen terjadi apabila deret

tersebut memiliki rasio |𝑟| > 1 atau −1 < 𝑟 < 1. Jumlah deret

geometri yang konvergen dirumuskan dengan pendekatan sebagai


𝒂
berikut. 𝑺∞ = 𝟏−𝒓

2) Deret geometri tak hingga divergen

Deret geometri tak hingga divergen (menyebar) terjadi apabila

deret tersebut memiliki rasio |𝑟| > 1 atau 𝑟 > 1 atau 𝑟 < −1. Jumlah

deret geometri divergen tidak didefinisikan.

Jumlah suku-suku pada kedudukan ganjil 𝑎 + 𝑎𝑟 2 + 𝑎𝑟 4 + ⋯


𝒂
dapat dirumuskan sebagai berikut. 𝑺𝒈𝒂𝒏𝒋𝒊𝒍 = 𝟏−𝒓𝟐

Adapun jumlah suku-suku pada kedudukan genap 𝑎 + 𝑎𝑟 3 +


𝒂
𝑎𝑟 5 + ⋯ dapat dirumuskan sebagai berikut. 𝑺𝒈𝒆𝒏𝒂𝒑 = 𝟏−𝒓𝟐

Rumusan jumlah suku yang berkedudukan ganjil dan genap dapat

𝑺𝒈𝒆𝒏𝒂𝒑
diperoleh hubungan sebagai berikut. =𝒓
𝑺𝒈𝒂𝒏𝒋𝒊𝒍

f. Aplikasi barisan

1) Pertumbuhan

Pertumbuhan dalam matematika adalah perubahan secara

kuantitas (jumlah) suatu objek (baik benda mati maupun hidup) yang

makin meningkat (makin banyak) dari periode pertama, kedua, dan

seterusnya dalam rentang waktu tertentu. Misalkan pertumbuhan setiap

tahun di suatu tempat biasanya meningkat sebesar I (dengan i dalam %),

34
dan banyak penduduk di awal sebanyak 𝐴0 serta banyak penduduk

setelah n tahun dimisalkan dengan 𝐴𝑛 , maka dapat disusun model

perhitungan setiap periodenya sebagai berikut.

Setelah tahun pertama (𝐴1 ):

𝐴1 = 𝐴0 + 𝑖 × 𝐴0

= 𝐴0 (1 + 𝑖)

Setelah tahun kedua (𝐴2 ):

𝐴2 = 𝐴1 + 𝑖 × 𝐴1

= 𝐴1 (1 + 𝑖)

= 𝐴0 (1 + i)2

Setelah tahun ketiga (𝐴3 ):

𝐴3 = 𝐴 2 + 𝑖 × 𝐴2

= 𝐴2 (1 + 𝑖)

= 𝐴0 (1 + i)3

Dan seterusnya sehingga setelah tahun ke-n (𝐴𝑛 ):

𝐴𝑛 = 𝐴𝑛−1 + 𝑖 × 𝐴𝑛−1

= 𝐴𝑛−1 (1 + 𝑖)

= 𝐴0 (1 + i)𝑛

Jika diketahui presentasenya, pertumbuhan setelah tahun ke-n dapat

dihitung dengan rumus berikut. 𝑨𝒏 = 𝑨𝟎 (𝟏 + 𝐢)𝒏

Jika diketahui kelipatannya langsung, pertumbuhan setelah tahun ke-n

dapat dihitung dengan sebagai berikut. 𝑨𝒏 = 𝑨𝟎 𝒓𝒏 dengan 𝑟 > 1

35
Keterangan:

𝐴0 = Jumlah objek di awal

𝐴𝑛 = Jumlah objek setelah tahun ke-n atau periode ke-n

𝑖 = Presentase kenaikan/pertumbuhan

𝑟 = Kelipatan kenaikan/pertumbuhan (rasio)

2) Peluruhan

Peluruhan adalah perubahan secara kuantitas (jumlah) suatu

objek (baik benda mati maupun benda hidup) yang makin lama makin

menurun jumlahnya (makin sedikit) dari periode pertama, periode

kedua dan seterusnya dalam rentang waktu tertentu. Bentuk peluruhan

ini biasanya menggunakan pola atau barisan geometri. Misalkan

peluruhan suatu objek di suatu tempat setiap tahunnya menurun sebesar

i (dengan i dalam %) dari periode sebelumnya, dan banyak objek di

awal 𝐴0 serta banyak objek setelah n tahun dimisalkan dengan 𝐴𝑛 ,

maka dapat disusun model perhitungan setiap perhitungan setiap

periodenya sebagai berikut.

Setelah tahun pertama (𝐴1 ):

𝐴1 = 𝐴0 − 𝑖 × 𝐴0

= 𝐴0 (1 − 𝑖)

Setelah tahun kedua (𝐴2 ):

𝐴2 = 𝐴1 − 𝑖 × 𝐴1

= 𝐴1 (1 − 𝑖)

36
= 𝐴0 (1 − i)2

Setelah tahun ketiga (𝐴3 ):

𝐴3 = 𝐴 2 − 𝑖 × 𝐴2

= 𝐴2 (1 − 𝑖)

= 𝐴0 (1 − i)3

Dan seterusnya sehingga setelah tahun ke-n (𝐴𝑛 ):

𝐴𝑛 = 𝐴𝑛−1 − 𝑖 × 𝐴𝑛−1

= 𝐴𝑛−1 (1 − 𝑖)

= 𝐴0 (1 − i)𝑛

Peluruhan setelah tahun ke-n dapat dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut.

Jika diketahui presentase (i): 𝐴𝑛 = 𝐴0 (1 − i)𝑛

Adapun jika diketahui kelipatannya langsung (rasio): 𝐴𝑛 = 𝐴0 (r)𝑛

dengan 0 < 𝑟 < 1.

Keterangan:

𝐴0 = Jumlah objek awal

𝐴𝑛 = Jumlah objek setelah tahun ke-n atau periode ke-n

𝑖 = Presentase penurunan/peluruhan

𝑟 = Kelipatan penurunan/peluruhan (rasio)

37
3) Bunga Majemuk

a. Menentukan besarnya bunga majemuk

Besarnya bunga pada akhir periode ke-n (𝐵𝑛 ) dapat ditentukan

dengan rumus sebagai berikut.

𝐵𝑛 = 𝑖 × (1 + 𝑛)𝑛−1 × 𝑀

Keterangan:

𝐵𝑛 = Bunga periode ke-n (akhir periode ke-n)

𝑖 =Suku bunga per periode

𝑀 = Modal awal yang ditabung atau dipinjam

b. Menentukan besarnya modal akhir pada bunga majemuk

Besarnya modal akhir periode ke-n dapat dihitung dengan

menggunakan rumus berikut.

𝑀𝑛 = 𝑀(1 + 𝑖)𝑛

Keterangan:

𝑀𝑛 = Modal akhir setelah periode ke-n (akhir periode ke-n)

Catatan:

𝑖 dan 𝑛 harus dalam satuan/periode yang sama.

Jika 𝑖 dan 𝑛 tidak dalam periode yang sama, satuan n diubah

menjadi bentuk satuan 𝑖.

38
c. Menentukan modal akhir (𝑴𝒏 ) bunga majemuk dengan masa

bunga pecahan (n)

Jangka waktu (n) proses berbunganya suatu modal tidak hanya

merupakan bilangan. Jika jangka waktu bukan merupakan bilangan

bulat, maka cara menentukan nilai (1 + 𝑖)𝑛 dapat dilakukan dengan

beberapa cara, sebagai berikut.

1. Dengan menghitung langsung bentuk (1 + 𝑖)𝑛 menggunakan

kalkulator.

2. Sisa bunga yang belum dihitung, digunakan untuk menghitung

bunga berdasarkan bunga tunggal dari nilai akhir masa bunga

yang bulat.

𝑀𝑛 = 𝑀(1 + 𝑖)𝑛 (1 + 𝑃. 𝑖) dengan p masa bunga pecahan.

4) Anuitas

Anuitas adalah sejumlah pembayaran yang sama besarnya,

dibayarkan setiap akhir jangka waktu dan terdiri atas bagian bunga an

bagian angsuran.

Anuitas = bunga + angsuran

a. Menentukan angsuran ke-n (𝒂𝒏 )

Jika suatu pinjaman M dilunasi dengan sistem anuitas tahunan

selama n tahun suku bunga i% / tahun, dan setiap anuitas sama

besarnya, maka berlaku:

𝐴𝑛 + 1 = 𝐴𝑛

𝑎𝑛+1 + 𝑏𝑛+1 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛

39
𝑎𝑛+1 = 𝑎𝑛 + 𝑏𝑛 − 𝑏𝑛+1

= 𝑎𝑛 + (𝑏𝑛 − 𝑏𝑛+1 )

= 𝑎𝑛 + (𝑎𝑛 . 𝑖)

= 𝑎𝑛 + (1 + 𝑖)

Sehingga diperoleh:

𝑎2 = 𝑎1 + (1 + 𝑖)

𝑎3 = 𝑎2 + (1 + 𝑖) = 𝑎1 + (1 + 𝑖)(1 + 𝑖) = 𝑎1 + (1 + 𝑖)2

𝑎4 = 𝑎3 + (1 + 𝑖) = 𝑎1 + (1 + 𝑖)(1 + 𝑖) = 𝑎1 + (1 + 𝑖)3

𝑎𝑛 = 𝑎1 + (1 + 𝑖)𝑛−1

Besarnya angsuran dapat dinyatakan sebagai berikut.

𝒂𝒏 = 𝒂𝟏 + (𝟏 + 𝒊)𝒏−𝟏 atau 𝒂𝒏 = 𝒂𝒌 + (𝟏 + 𝒊)𝒏−𝒌

Keterangan:

𝑎𝑛 = Angsuran ke-n 𝑎1 = Angsuran pertama

𝑎𝑘 = Angsuran ke-k 𝑖 = Suku bunga setiap periodenya

Guna mencari besarnya bunga pertama dirumuskan sebagai berikut.

𝑏1 = 𝑀. 𝑖

𝑏𝑛 − 𝑏𝑛+1 = 𝑎𝑛 . 𝑖

40
b. Menentukan anuitas

Rumus anuitas dapat dijabarkan dengan menggunakan konsep

barisan dan deret geometri. Misalkan seseorang meminjam uang

sebesar M yang akan dilunasi dengan mencicil sebesar A setiap

periodenya. Jika besarnya suku bunga i% per periode, maka

besarnya anuitas (A) dengan mencicil n kali dapat dihitung dengan

penjabaran rumus berikut.

Besarnya pinjaman = jumlah semua angsuran

𝑀 = 𝑎1 + 𝑎2 + 𝑎3 + 𝑎4 + ⋯ + 𝑎𝑛

𝑀 = 𝑎1 + 𝑎1 (1 + 𝑖) + 𝑎1 (1 + 𝑖)2 + 𝑎1 (1 + 𝑖)3 + ⋯ +

𝑎𝑛 (1 + 𝑖)𝑛

𝑀 = Jumlah barisan geometri dengan suku pertama = 𝑎1 dengan

rasio = (1 + 𝑖)

𝑎1 ((1+𝑖)𝑛 −1)
𝑀= (1+𝑖)−1

𝑎1 ((1+𝑖)𝑛 −1)
𝑀= 𝑖

𝑀.𝑖
𝑎1 = ((1+𝑖)𝑛−1)

Ingat kembali bahwa:

𝐴 = 𝑎1 + 𝑏1

𝐴 = 𝑎1 + 𝑀. 𝑖

𝑎1 = 𝐴 − 𝑀. 𝑖

41
Sehingga diperoleh sebagai berikut.

𝑀.𝑖
𝐴 = (1−(1+𝑖)−𝑛)

Hubungan anuitas dan angsuran pertama sebagai berikut.

𝐴 = 𝑎1 (1 + 𝑖)𝑛

Rumus perhitungan anuitas sebagai berikut.

𝑴.𝒊 𝑴.𝒊
𝑨= dan 𝒂𝟏 =
(𝟏−(𝟏+𝒊)−𝒏 ) ((𝟏+𝒊)𝒏 −𝟏)

Jika menggunakan daftar anuitas:

𝑀.𝑖
𝐴 = (1−(1+𝑖)−𝑛)

𝑖
𝐴 = 𝑀. (1−(1+𝑖)−𝑛)

𝐴 = 𝑀 × 𝑑𝑎𝑓𝑡𝑎𝑟 𝑎𝑛𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠

𝑖
Dengan (1−(1+𝑖)−𝑛) = daftar anuitas kolom i% dan baris ke-n.

Hubungan anuitas (A) dan angsuran pertama (𝑎1 ):

𝑨 = 𝒂𝟏 × (𝟏 + 𝒊)𝒏

B. Kajian Pustaka

Kajian pustaka berisi tentang telaah terhadap hasil penelitian terdahulu

(prior research) yang relevan dengan permasalahan dan variabel yang diteliti.

Kajian pustaka dimaksudkan untuk memperkaya wawasan peneliti tentang tema

42
atau fokus kajian dan menghindari duplikasi penelitian. Penelitian terdahulu

yang dijadikan peneliti sebagai acuan diantaranya:

1. Penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan kemampuan

penalaran:

a. Penelitian Intan Mutiara Dewi dengan judul “Analisis Kemampuan

Penalaran Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika

Materi Aritmatika Sosial Kelas VII Di Mts Negeri 6 Tulungagung”

Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

1) Kemampuan penalaran matematis yang ditampilkan siswa yang

berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan masalah matematika

memenuhi pada indikator mengajukan dugaan; melakukan manipulasi

matematika; menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap

beberapa kebenaran solusi; menarik kesimpulan dari suatu pernyataan;

dan memeriksa kesahihan suatu argumen.

2) Kemampuan penalaran matematis yang ditampilkan siswa yang

berkemampuan sedang dalam menyelesaikan masalah matematika

memenuhi pada indikator mengajukan dugaan dan memeriksa

kesahihan argumen.

3) Kemampuan penalaran matematis yang ditampilkan siswa yang

berkemampuan rendah dalam menyelesaikan masalah matematika

memenuhi indikator mengajukan dugaan.

43
Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan Analisis kemampuan Analisis kemampuan


penalaran matematis siswa penalaran matematis siswa
dalam menyelesaikan kelas XII Akuntansi 1
masalah matematika materi SMK Diponegoro Salatiga
aritmatika sosial kelas VII melalui soal open-ended
di MTS Negeri 6
tulungagung
Subjek siswa kelas VII di Subjek siswa kelas XII
MTS Negeri 6 Akuntansi 1 di SMK
Tulungagung Diponegoro Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah


matematika materi matematika materi barisan
aritmatika sosial dan deret

Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis kemampuan


penalaran matematis dalam penalaran matematis dalam
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
matematika matematika

b. Penelitian Ruslan dan Santoso dengan judul “pendekatan pemberian soal

open-ended terhadap kemampuan penalaran matematis siswa”.

Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

1) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis

siswa antara siswa yang diberi soal open-ended dengan pemberian soal

44
rutin, yaitu penggunaan pemberian soal berpengaruh baik secara

bermakna terhadap kemampuan penalaran matematis siswa.

2) Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan penalaran matematis

siswa antara siswa pada level pengetahuan awal matematika tinggi,

sedang, dan rendah, yaitu kemampuan penalaran matematis siswa yang

berasal dari siswa level tinggi lebih baik daripada siswa level tinggi

lebih baik daripada siswa yang berasal dari level sedang maupun

rendah.

3) Tidak terdapat interaksi antara faktor pemberian soal dan faktor

pengetahuan awal matematika terhadap peningkatan kemampuan

penalaran matematis. Dengan demikian tingkat pengetahuan

matematika siswa (tinggi, sedang, dan rendah) tidak berpengaruh pada

kemampuan penalaran matematis.

45
Tabel 2.3 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan pendekatan pemberian soal Analisis kemampuan


open-ended terhadap penalaran matematis siswa
kemampuan penalaran kelas XII Akuntansi 1
matematis siswa SMK Diponegoro Salatiga
melalui soal open-ended

Subjek siswa kelas VIII.5 Subjek siswa kelas XII


di SMPN 7 Prabu-mulih Akuntansi 1 di SMK
tahun ajaran 2012/2013 Diponegoro Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah


matematika materi matematika materi barisan
menghitung keliling dan dan deret
luas lingkaran
Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis kemampuan
penalaran matematis dalam penalaran matematis dalam
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
matematika matematika

c. Penelitian Tri Roro Suprihatin, Rippi Maya, Eka Senjayawati dengan judul

“analisis kemampuan penalaran matematis siswa SMP pada materi

segitiga dan segiempat”.

Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

Dari semua kategori kemampuan penalaran matematis siswa, bahwa

indikator manipulasi matematik masih belum terpenuhi dengan baik.

Mengenai indikator ini memang masih banyak siswa yang kebingungan

46
dalam melakukan manipulasi matematika. Hal ini juga terlihat pada saat

wawancara dengan beberapa siswa, hanya beberapa siswa saja yang

mampu mengaitkan pembelajaran matematika dengan kehidupan sehari-

hari yaitu melakukan manipulasi matematika.

Tabel 2.4 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang.

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan pendekatan pemberian soal Analisis kemampuan


open-ended terhadap penalaran matematis
kemampuan penalaran siswa kelas XII
matematis siswa Akuntansi 1 SMK
Diponegoro Salatiga
melalui soal open-ended

Subjek siswa kelas IX di SMP Subjek siswa kelas XII


Negeri 7 Pakuhaji kabupaten Akuntansi 1 di SMK
Bandung Barat Diponegoro Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah


matematika materi segitiga matematika materi
dan segiempat barisan dan deret

Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis


penalaran matematis dalam kemampuan penalaran
menyelesaikan masalah matematis dalam
matematika menyelesaikan masalah
matematika

2. Penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan open-ended

a. Penelitian Neny Lestari, Yusuf Hartono dan Purwoko dengan judul

“pengaruh pendekatan open-ended terhadap penalaran matematika siswa

sekolah menengah pertama Palembang”.

47
Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

1) Berdasarkan hasil analisis data tes, rata-rata kemampuan penalaran

matematika siswa dalam menyelesaikan masalah setelah melakukan

pembelajaran dengan pendekatan open-ended mengalami peningkatan

berkategori tinggi.

2) Hasil pengamatan yang didapat selama proses, siswa yang mendapat

skor tinggi adalah siswa-siswa yang benar-benar aktif dan serius saat

mengikuti pembelajaran dengan pendekatan open-ended, mereka juga

tidak canggung untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi

kelompok ataupun diskusi kelas.

3) Terdapat pengaruh yang signifikan dalam pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan open-ended terhadap kemampuan penalaran

matematika siswa

48
Tabel 2.5 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan pengaruh pendekatan Analisis kemampuan


open-ended terhadap penalaran matematis siswa
penalaran matematika kelas XII Akuntansi 1
siswa sekolah menengah SMK Diponegoro Salatiga
pertama Palembang melalui soal open-ended

Subjek siswa kelas VII.5 di Subjek siswa kelas XII


SMP Negeri 8 Palembang Akuntansi 1 di SMK
Diponegoro Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah


matematika materi segitiga matematika materi barisan
dan segiempat dan deret

Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis kemampuan


penalaran matematis dalam penalaran matematis dalam
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
matematika matematika

b. Peneliti Alimuddin, Asdar, dan Widyawanti Rajiman dengan judul

“karakteristik pemecahan masalah matematika open-ended ditinjau dari

kemampuan logika siswa kelas XI SMA Negeri 3 Wajo”

Dalam penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Terdapat hubungan positif antara kemampuan logika dan hasil

pemecahan masalah matematika open-ended siswa kelas XI IPA.6

SMA Negeri 3 Wajo

2. Karakteristik pemecahan masalah matematika open-ended siswa

kemampuan logika tinggi (ST) pada setiap karakteristik masalah yang

diberikan berdasarkan tahapan pemecahan masalah Polya:

49
a) Memahami masalah ST memiliki pemahaman masalah secara

komprehensif yaitu menuliskan dengan mengidentifikasi hal-hal

yang diketahui dan ditanyakan dengan kalimat sendiri serta

melakukan dugaan awal pada setiap masalah open-ended yang

diberikan (berpikir secara induktif).

b) Merencanakan Penyelesaian ST melakukan koneksi konsep yaitu

dengan mengaitkan konsep konsep yang ingin digunakan pada

masalah open-ended yang diberikan (berpikir secara induktif).

c) Melakukan Rencana Penyelesaian ST menuliskan penyelesaian

dengan minimal dua cara sesuai yang ditanyakan pada soal,

melakukan analisis antar konsep terkait dugaan awal untuk mencari

untuk mencari solusi penyelesaian (berpikir secara induktif)

d) Menelusuri Kembali ST melakukan penelusuran kembali tahap demi

tahap dengan mengecek kembali hasil yang diperoleh mulai dari hal

yang diketahui dan ditanyakan, serta menghitung kembali hasil yang

diperoleh (berpikir secara induktif).

3. Karakteristik pemecahan masalah matematika open-ended siswa

kemampuan logika rendah (SR) pada setiap karakteristik masalah yang

diberikan berdasarkan tahapan pemecahan masalah Polya:

a) Memahami masalah SR memiliki pemahaman eksplisit atau kurang

memahami masalah seperti tidak menuliskan hal-hal yang diketahui

dan ditanyakan dan tidak melakukan dugaan awal pada setiap

masalah open-ended yang diberikan (berpikir secara deduktif)

50
b) Merencanakan Penyelesaian SR berpikir praktis yaitu SR

menuliskan konsep-konsep yang ingin digunakan dalam

penyelesaian masalah (berpikir secara deduktif)

c) Melakukan Rencana Penyelesaian SR menerapkan rumus yaitu

menerapkan rumus secara langsung yang akan digunakan dalam

penyelesaian masalah, menuliskan penyelesaian dengan minimal

dua cara (berpikir secara deduktif).

d) Menelusuri Kembali SR tidak melakukan penelusuran kembali

dengan tidak mengecek kembali hasil yang diperoleh.

4. Perbedaan karakteristik pemecahan masalah matematika open-ended

antara siswa berkemampuan logika tinggi (ST) dan siswa

berkemampuan logika rendah (SR) terletak pada setiap pemecahan

masalah berdasarkan langkah Polya, yaitu:

a) Memahami masalah ST memiliki pemahaman masalah secara

komprehensif sedangkan SR memiliki pemahaman eksplisit.

b) Merencanakan Penyelesaian ST melakukan koneksi konsep

sedangkan SR berpikir praktis.

c) Melakukan Rencana Penyelesaian ST melakukan analisis antar

konsep yang terkait sedangkan SR menerapkan rumus yaitu

menerapkan rumus secara langsung.

d) Menelusuri Kembali ST melakukan penelusuran kembali tahap demi

tahap sedangkan SR tidak melakukan penelusuran kembali.

51
Tabel 2.6 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan karakteristik Analisis kemampuan


pemecahan masalah penalaran matematis siswa
matematika open-ended kelas XII Akuntansi 1
ditinjau dari SMK Diponegoro Salatiga
kemampuan logika melalui soal open-ended
siswa kelas XI SMA
Negeri 3 Wajo

Subjek siswa kelas XI Subjek siswa kelas XII


IPA.6 di SMA Negeri 3 Akuntansi 1 di SMK
Wajo Diponegoro Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah


matematika yang matematika materi barisan
diadopsi dari soal-soal dan deret
UN
Persamaan Menganalisis Menganalisis kemampuan
kemampuan penalaran penalaran matematis
matematis dalam dalam menyelesaikan
menyelesaikan masalah masalah matematika
matematika

52
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Hamid

Darmadi mengatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan metode penelitian

yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa

adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik

objek yang diteliti secara tepat (Mustikasari, dkk, 2010: 41). Anggito dan

Setiawan (2018: 11), memaparkan langkah ini peneliti harus mendeskripsikan

suatu objek, fenomena, atau setting sosial yang akan dituangkan dalam tulisan

yang bersifat naratif. Arti dalam penulisannya data dan fakta yang dihimpun

berbentuk kata atau gambar daripada angka. Dalam penulisan laporan penelitian

kualitatif berisi kutipan-kutipan data (fakta) yang diungkap di lapangan untuk

memberikan dukungan terhadap apa yang disajikan dalam laporan. Peneliti

berusaha untuk memaparkan data yang berasal dari subjek penelitian secara

jelas.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMK Diponegoro

Salatiga yang terletak di Jalan Kartini No. 2, Sidorejo Lor, Kecamatan Sidorejo,

Kota Salatiga. Lokasi penelitian ini mudah dijangkau oleh kendaraan bermotor

dan dekat dengan jalan raya. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian dengan

pertimbangan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti yaitu

sebagai berikut:

53
1. Setiap tahunnya sekolah tersebut selalu mengalami kemajuan dari berbagai

bidang seperti akademik, sarana dan prasarana, pendidik, serta yang lain.

2. Penelitian terkait dengan kemampuan penalaran sistematis siswa sangat

dibutuhkan di sekolah tersebut dalam rangka mengetahui tingkat kemampuan

penalaran siswa dalam mengerjakan soal-soal matematika khususnya dalam

menyelesaikan masalah matematika pada materi barisan dan deret.

3. Sekolah ini belum pernah dipilih sebagai lokasi penelitian terkait dengan

penelitian kemampuan penalaran matematis siswa dalam menyelesaikan soal

open-ended.

C. Sumber Data

Moleong (2011: 157), mengatakan sumber data dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti

dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih

secara purposive sampling. Pada penelitian wawancara maka sumber data

disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan

peneliti baik pernyataan tertulis maupun lisan.

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK

Diponegoro Salatiga, guru matematika dan semua yang terkait dengan penelitian

ini. Dari sumber data tersebut diambil informan-informan terkait penelitian ini.

Seperti siswa diberi tes untuk memperoleh data tentang kemampuan penalaran

siswa dalam menyelesaikan soal open-ended, kemudian diwawancarai untuk

memperoleh informasi tentang kemampuan penalaran berdasarkan pada hasil

54
jawaban. Selain itu, mewawancarai guru matematika untuk memperoleh

informasi agar lebih mendukung penelitian ini.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dipergunakan

berbagai cara, yaitu tes, wawancara dan dokumentasi. Ketiga prosedur tersebut

dipergunakan untuk memperoleh data dan informasi yang saling menunjang dan

melengkapi tentang kinerja guru pada SMK Diponegoro Salatiga.

1. Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini salah satunya adalah

tes. Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar

siswa, terutama hasil belajar yang berkenaan dengan penguasaan materi. Tes

atau soal yang diberikan pada penelitian ini diberikan kepada siswa kelas XII

Akuntansi 1 yang menjadi responden dalam penelitian. Tes yang digunakan

berisi soal-soal berbentuk masalah untuk mengetahui kemampuan penalaran

matematis siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada materi

barisan dan deret yang terdiri dari 3 butir soal. Sebelum tes diberikan, tes

terlebih dahulu melalui tahap validasi melalui para ahli matematika yang

dalam hal ini adalah dosen matematika dan guru matematika hingga tes bisa

diujikan kepada subyek penelitian yang telah ditentukan.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Riduwan, 2013: 56).

Wawancara dalam penelitian ini menggunakan alat tulis menulis untuk

55
mencatat hasil wawancara selama wawancara berlangsung. Dari sejumlah

siswa yang mengikuti tes dipilih 6 siswa untuk mengikuti wawancara.

Pemilihan ini berdasarkan nilai ujian akhir semester siswa dengan kategori 2

siswa dengan kemampuan tinggi, 2 siswa dengan kemampuan sedang, dan 2

siswa dengan kemampuan rendah. Wawancara dalam penelitian ini

digunakan untuk memperoleh data guna memperjelas hasil jawaban tes siswa.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan,

laporan kegiatan, foto-foto, film dokumentasi, data yang relevan penelitian.

Dokumentasi dilakukan untuk melihat dokumen-dokumen yang resmi.

Dokumentasi dijadikan sebagai bukti bahwa telah terjadi proses penelitian.

Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi foto tes berlangsung, dokumen

nilai ujian akhir semester siswa, serta hasil wawancara (Riduwan, 2013: 58).

Berikut disajikan tahapan pengumpulan data pada penelitian ini:

56
Pengumpulan Data

Subyek diberikan soal Subyek melakukan


tes kemampuan wawancara setelah
penalaran menyelesaikan soal

Data hasil jawaban Data hasil


tertulis siswa wawancara siswa

Sesuai

Data Sesuai

Gambar 3.1 Tahapan Pengumpulan Data Penelitian

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

57
orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan

yang dapat diceritakan kepada orang lain. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan model analisis data Miles dan Huberman, ada tiga macam

kegiatan dalam analisis data kualitatif (Sugiyono, 2016: 88), yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemfokusan,

penyederhanaan, abstraksi dan pentransformasian data mentah yang terjadi

dalam catatan-catatan lapangan tertulis (Emzir, 2014: 129). Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila

diperlukan (Sugiyono, 2016: 92).

2. Data Display (Penyajian Data)

Pada penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Biasanya dalam penelitian, kita

mendapat data yang banyak. Data yang kita dapat tidak mungkin kita

paparkan secara keseluruhan. Untuk itu, dalam penyajian data peneliti dapat

dianalisis oleh peneliti untuk disusun secara sistematis sehingga data yang

58
diperoleh dapat menjelaskan atau menjawab masalah yang diteliti. Dalam

penyajian data ini dilengkapi dengan deskripsi data yang meliputi deskripsi

berlangsungnya proses menalar soal serta hasil wawancara yang mendukung

terlaksananya kegiatan.

3. Conclusion Drawing / Verification

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab

rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,

karena masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih

bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Dalam penelitian ini hasil kesimpulan berdasarkan hasil dari analisis data

yang berasal dari tes dan hasil wawancara.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Sugiyono (2016: 121-129) menuturkan untuk menjamin keabsahan data, dalam

penelitian ini menggunakan teknik kreteria derajat kepercayaan, yang terdiri

dari:

1. Meningkatkan ketekunan

Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat

dan berkesinambungan. Ketekunan berarti mencari secara konsisten

interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang

konstan dan tentatif. Peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan

teliti dan rinci secara berkesinambungan. Kemudian ia menelaahnya secara

rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak

59
salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami dengan cara biasa

(Moleong, 2011: 329).

2. Triangulasi

Triagulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain, di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi pada penelitian ini adalah

teknik triangulasi dengan sumber yaitu nilai asli ujian akhir semester ganjil

matematika siswa sebagai kemampuan siswa dan penalaran matematis siswa.

Peneliti juga membandingkan data hasil tes dan hasil wawancara serta

dokumentasi selama penelitian (Moleong, 2011: 330).

3. Pengecekan sejawat melalui diskusi

Pengecekan sejawat melalui diskusi ini dilakukan dengan cara

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk

diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Diskusi dengan sejawat memberikan

suatu kesempatan awal yang baik untuk memulai menguji hipotesis kerja

yang muncul dari pemikiran peneliti. Para peserta diskusi sebaiknya terdiri

dari rekan sejawat yang memiliki pengetauan dan pengalaman dalam bidang

yang dipersoalkan, terutama tentang isi maupun metodologinya. Pengecekan

sejawat dilakukan peneliti dengan mendiskusikan hasil sementara yang

diperoleh bersama teman sejawat dan dosen pembimbing. Hal ini dilakukan

dengan harapan peneliti mendapat masukan dari teori maupun metodologi

guna membantu menganalisis dan menyusun tindakan selanjutnya (Moleong,

2011: 332 - 333).

60
BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

1. Profil SMK Diponegoro Salatiga

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Diponegoro Salatiga yang

beralamat di Jalan Kartini No. 2 Salatiga, Jawa Tengah. SMK Diponegoro

Salatiga berdiri pada tahun 1997 diatas tanah seluas ±5000 M2 dibawah

naungan Yayasan Imaratul Masjid Wal Madaris (YAIMAM). Memiliki ruang

kelas sebanyak 17 ruang, perpustakaan 1 ruang, 5 ruang untuk laboratorium.

SMK Diponegoro Salatiga tahun ajaran 2020/2021 dalam

pembelajarannya menggunakan kurikulum 2013. Dasar hukum pelaksanaan

kurikulum yang digunakan mengacu pada Permendikbud No. 60 Tahun 2014

tentang kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas. Untuk menjalankan

fungsinya sebagai salah satu sekolah kejuruan di Salatiga. SMK Diponegoro

Salatiga mempunyai visi dan misi sekolah. Adapun visi dan misi SMK

Diponegoro Salatiga sebagai berikut.

a. Visi

Terwujudnya SMK yang berkualitas dalam bidang bisnis dan manajemen,

yang berbasis enterpreneurship serta berakhlakul karimah.

b. Misi

1) Mengembangkan iklim belajar yang berakar pada budaya bangsa guna

menghadapi era global, dengan mengedepankan nilai jujur, disiplin,

peduli, cerdas, dan tangguh.

61
2) Meningkatkan kompetensi profesionalisme sumber daya pendidik dan

tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerja serta menumbuhkan

nilai-nilai enterpreneurship dan berwawasan global disertai nilai

kejujuran dan akhlak mulia.

3) Menciptakan lingkungan yang kondusif agar peserta didik memiliki

kompetensi keahlian berbasis enterpreneurship dan berwawasan

global disertai nilai kejujuran dan akhlak mulia.

4) Menerapkan kompetensi pembelajaran berwawasan global yang

tanggap terhadap perkembangan dunia bisnis, teknologi informasi,

disertai penguatan enterpreneurship. Menanamkan sikap peserta didik

yang berwawasan mutu, keunggulan, profesionalisme berlandaskan

penanaman nilai-nilai keimanan, kejujuran, dan akhlak mulia.

2. Deskripsi Data

a. Deskripsi kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII

Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga melalui soal open-ended

Penelitian ini membahas tentang kemampuan penalaran matematis

siswa melalui soal open-ended materi barisan dan deret. Data dalam

penelitian ini diperoleh dari hasil tes tertulis dan wawancara dengan siswa.

Tes tertulis dan wawancara dilaksanakan pada tanggal 15-19 Agustus

2020.

Tes tertulis diikuti oleh 6 siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK

Diponegoro Salatiga. Soal tes yang diujikan terdiri dari 3 soal open-ended

materi barisan dan deret, dimana soal nomor 1 merupakan soal tentang

62
deret aritmatika, soal nomor 2 tentang barisan aritmatika suku ke-n, dan

soal nomor 3 tentang peluruhan.

Setelah peneliti mendapatkan nilai akhir semester 2 kelas XII

Akuntansi 1 kemudian peneliti mengelompokkan kemampuan matematika

siswa ke dalam kategori kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan

kemampuan rendah menggunakan metode standar deviasi. Dari data nilai

tersebut, peneliti menghitung nilai rata-rata dari keseluruhan nilai siswa

kemudian menghitung batas kategori kemampuan dengan menggunakan

standar deviasi. Peneliti lalu memberikan pengkodean pada masing-

masing nama siswa. Hal ini dilakukan peneliti untuk memudahkan analisis

dan menjaga privasi subyek penelitian.

63
Tabel 4.1 Daftar Kategori Kemampuan Siswa

Nilai UAS Kategori


No Inisial Kode Siswa X2
(X) Kemampuan
1 AMK A01 29 841 Rendah
2 AM A02 24 576 Rendah
3 AKA A03 28 784 Rendah
4 AF A04 72 5184 Sedang
5 CTKW A05 66 4356 Sedang
6 D A06 51 2601 Sedang
7 DSA A07 49 2401 Sedang
8 DI A08 64 4096 Sedang
9 EAW A09 72 5184 Sedang
10 FDA A10 25 625 Rendah
11 GY A11 71 5041 Sedang
12 INH A12 70 4900 Sedang
13 IK A13 72 5184 Sedang
14 KWA A14 94 8836 Tinggi
15 L A15 100 10000 Tinggi
16 MAY A16 59 3481 Sedang
17 MA A17 73 5329 Sedang
18 MRM A18 69 4761 Sedang
19 NA A19 92 8464 Tinggi
20 NS A20 69 4761 Sedang
21 N A21 26 676 Rendah
22 NAP A22 75 5625 Sedang
23 NY A23 59 3481 Sedang
24 PVAK A24 67 4489 Sedang
25 SAI A25 25 625 Rendah
26 SNA A26 34 1156 Rendah
27 TWA A27 75 5625 Sedang
28 UK A28 72 5184 Sedang
29 VYP A29 98 9604 Tinggi
Jumlah 1780 123870
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑑𝑎𝑡𝑎 1780
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 = = = 61,4
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑡𝑎 29

2
Σ𝑋 2 −(ΣX)
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √ 𝑛
𝑛−1

64
(1780)2
123870−
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √ 29
29−1

3168400
123870−
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √ 29
28

123870−109255,172
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √ 28

14614,822
𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √ 28

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = √521,958

𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝐷𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 22,84

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 + 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 61,4 + 22,84 = 84,24

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 = 61,4 − 22,84 = 38,56

Berdasarkan tabel di atas diperoleh rata-rata nilai ujian akhir

semester siswa kelas XII Akuntansi 1 mata pelajaran matematika adalah

61,4 dengan standar deviasi 22,84 dan diperoleh batas-batas dari masing-

masing kategori kemampuan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Batas Kategori Tinggi, Sedang dan Rendah

Batas Nilai Kategori Kemampuan

Rata-rata nilai UAS ≥ 84,24 Tinggi

38,56 < rata-rata nilai UAS < 84,24 Sedang

Rata-rata nilai UAS ≤ 38,56 Rendah

Setelah mengetahui nilai rata-rata siswa, peneliti melakukan

penyaringan guna pengambilan data terhadap 6 siswa yang memiliki

65
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Daftar siswa yang mengikuti tes

dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3 Daftar Siswa Kelas XII Akuntansi 1 yang Mengikuti Tes

No Nama Siswa Kode Siswa

1 AM A02

2 D A06

3 FDA A10

4 L A15

5 NY A23

6 VYP A29

Setelah kegiatan tes selesai, peneliti melanjutkan dengan

melaksanakan wawancara kepada siswa. Wawancara dilakukan dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan yang telah peneliti susun. Setelah

wawancara selesai dilakukan, hasil jawaban tertulis siswa terhadap soal

open-ended untuk mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa dan

hasil wawancara dianalisis berdasarkan kartu penilaian kemampuan

penalaran matematis. Berikut kartu penilaian kemampuan penalaran

sebagai berikut.

66
Tabel 4.4 Kartu Penilaian Kemampuan Penalaran Matematis

Indikator Penalaran
No. Skor Keterangan
Matematis
1. Kemampuan menyajikan Tidak dapat menuliskan yang
pernyataan matematika diketahui dari soal dan
1
secara lisan, tertulis, menghubungkan dengan yang
gambar dan diagram ditanyakan.
Dapat menuliskan yang diketahui dari
2 soal, akan tetapi tidak menuliskannya
apa yang ditanyakan dari soal
Dapat menuliskan yang diketahui dari
3 soal, dan dapat menuliskan apa yang
ditanyakan dari soal
2. Kemampuan mengajukan Tidak dapat menuliskan rumus atau
dugaan 1 cara yang akan digunakan untuk
menjawab soal dengan tepat
Dapat menuliskan rumus atau cara
2 yang akan digunakan untuk
menjawab soal dengan tepat
3. Kemampuan melakukan Tidak dapat merub ah bentuk soal
1
manipulasi matematika cerita ke dalam model matematika
Dapat merubah bentuk soal cerita ke
2
dalam model matematika
4. Kemampuan menyusun Tidak dapat memberikan alasan/bukti
bukti, memberikan alasan 1 setiap langkah penyelesaian dengan
/ bukti terhadap tepat
kebenaran solusi Dapat memberikan alasan/bukti
2 setiap langkah penyelesaian dengan
kurang tepat
Dapat memberikan alasan/bukti
3 setiap langkah penyelesaian dengan
tepat
5. Kemampuan menarik Tidak dapat membuat kesimpulan
kesimpulan dari 1 sesuai dengan jawaban yang ditulis
pernyataan dengan tepat
Dapat membuat kesimpulan sesuai
2 dengan jawaban yang ditulis dengan
tepat
6. Memeriksa kesahihan Tidak memeriksa jawaban dari
1
suatu argumen argumen yang ditulis
Memeriksa jawaban dari argumen
2
yang ditulis
Hasil jawaban tertulis siswa terhadap soal open-ended dan hasil

wawancara tersebut akan dikriteriakan kemampuan penalaran siswa ke

67
dalam kategori kemampuan penalaran tinggi, kemampuan penalaran

sedang, dan kemampuan penalaran rendah.

a. Siswa dengan kemampuan tinggi

Pada tingkatan ini dipenuhi oleh siswa sebagai berikut:

1) Subyek A15

Gambar 4.11 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A15

Nomor 1

Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat menjual 120kg,

bulan Februari 130kg, Maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu

bertambah 10kg dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah daging

yang terjual selama 10 bulan?

Hasil jawaban A15 sebagai berikut:

68
Gambar 4.12 Hasil Tes Tulis A15 pada nomor 1

Berdasarkan data pada gambar 4.11 di atas, subyek A15 dapat

menyelesaikan permasalahan 1 dengan penyelesaian yang benar.

A15 mampu menerapkan jumlah daging bulan Januari, jumlah

daging bulan Februari dan seterusnya selama 10 bulan selalu

bertambah 10kg. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian

subyek pada lembar jawaban. Terlihat bahwa A15 dalam

menyelesaikan tes mampu menggunakan operasi aljabar dengan

baik saat menyelesaikan permasalahan 1. A15 juga menuliskan

kesimpulan akhir dari permasalahan 1 pada lembar jawaban. Terkait

dengan penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.11, A15 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 1. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek

A15 sebagai berikut:

69
P : “Dari soal nomor 1. Apakah kamu dapat menyebutkan

yang diketahui dalam soal?”

A15 : “Bisa, pada bulan Januari penjualan dagingnya dapat

menjual 120kg, lalu bulan Februari 130kg, maret dan

seterusnya selalu bertambah 10kg dari bulan sebelumnya.”

P : “Lalu dari soal tersebut, apakah kamu tahu dan dapat

menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?”

A15 : “Tahu, berapakah jumlah daging yang terjual selama 10

bulan?”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 mampu memahami dan mengetahui apa yang diharapkan

pada permasalahan 1. Terlihat A15 bernalar saat menjelaskan dari

apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada permasalahan

1 dengan tepat dan baik secara tertulis maupun secara lisan.

b) Berdasarkan gambar 4.11, A15 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 1. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

P : “Coba sekarang jelaskan, cara yang bagaimana yang

kamu gunakan untuk mengerjakan soal nomor 1! Terus

kenapa kamu menggunakan cara itu?”

A15 : “Saya menggunakan rumus barisan aritmatika mbak,

karena bedanya selalu sama.”

70
P : “Lalu setelah itu, bagaimana kamu memulai menjawab

soal?”

A15 : “Menggunakan rumus barisan aritmatika lalu ditulis

diketahui dulu lalu ditulis yang ditanya, terus ditulis kalau

saya menggunakan rumus barisan aritmatika. Saya

masukkan yang diketahui ke rumus, terus dihitung dan

dapat hasilnya mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 mampu menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan 1. Pada lembar jawaban, A15

mampu menuliskan rumus serta pengerjaan dengan lengkap, juga

dalam wawancara A15 mampu menjelaskan pengerjaannya

dengan jelas dan teratur. Terlihat pada hal tersebut A15

menggunakan penalarannya. Selanjutnya A15 menjelaskan cara

ia memulai menjawab soal dengan 10 dibagi 2 dikali 2 kali 120

ditambah 10 dikurangi 1 kali 10. Sehingga A15 dapat

memperoleh hasil yang sesuai yaitu 1650kg daging yang terjual

selama 10 bulan.

c) Berdasarkan gambar 4.11, A15 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut

71
P : “Sekarang coba ceritakan bagaimana langkah-langkah

kamu dalam menyelesaikan soal tersebut!”


𝑛
A15 : “𝑆10 = 2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) terus dimasukkan n nya 10, a

nya 120 dan b nya 10. Kalau sudah terus dihitung terus

ketemunya 1650 mbak.”

P : “Untuk b nya kenapa kamu dapat 10?” (Sambil menunjuk

huruf b dirumus)”

A15 : “b itukan selisih mbak. Jadi daging di bulan Februari

130kg dikurangi daging di bulan Januari 120 jadinyanya

10 mbak.”

P : “Kemudian kamu dapat 330 ini dari mana?” (Sambil

menunjuk angka 330)”

A15 : “2 dikali 120 ditambah 10 dikurangi 1 dikali 10 mbak.”

P : “Kemudian 1650 ini maksudnya apa?” (Sambil menunjuk

angka 1650)”

A15 : “Jumlah daging yang terjual selama 10 bulan mbak.”

P : “Kamu sudah yakin belum kalau langkah menjawab kamu

itu sudah tepat?”

A15 : “Sudah mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 mampu menggunakan konsep-konsep barisan dan deret

dengan baik yaitu barisan aritmatika dalam proses mengerjakan

dan menggunakan operasi aljabar dengan tepat untuk

72
menunjukkan solusi-solusi dalam menyelesaikannya. Pada

lembar jawaban, A15 dapat menuliskan dengan benar dan

lengkap serta mampu menjelaskan alasannya pada saat di

tanyakan oleh peneliti dan hasilnya sudah benar.

d) Berdasarkan gambar 4.11, A15 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

P : “Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?”

A15 : “Jadi, jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah

1650kg.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A15 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 1.

Ketika A15 diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A15 mampu

menyampaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A15 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?”

73
A15 : “Saya yakin sudah benar mbak, karna saya juga tadi udah

diteliti lagi jawabannya.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A15 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A15 sudah mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik. Ketika diminta untuk memeriksa kembali jawaban tersebut,

A15 menjelaskan sesuai dengan langkah yang tepat dan hasil

akhirnya sudah benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A15 dapat disimpulkan bahwa A15 dalam mengerjakan

permasalahan 1, memenuhi indikator mengajukan dugaan;

memanipulasi matematika; menyusun bukti, memberikan alasan

atau bukti terhadap beberapa kebenaran solusi; menarik

kesimpulan dari pernyataan; dan memeriksa kesahihan suatu

argumen.

Nomor 2

Syifa suka memotong-motong kertas. Mula-mula Ia memotong

kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potong

tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut

dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

Tentukan berapa kali Syifa menggunting, jika untuk memotong

kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan!

74
Hasil jawaban A15 sebagai berikut:

Gambar 4.13 hasil tes tulis A15 pada nomor 2

Berdasarkan data pada gambar 4.12 di atas, subyek A15 dapat

menyelesaikan permasalahan 2 dengan penyelesaian yang benar.

A15 mampu menerapkan rumus suku ke-n dengan tepat. Hal tersebut

dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A15 dapat menentukan

apa saja yang diketahui dalam permasalahan 2 dan dapat menuliskan

apa yang ditanyakan. Terlihat bahwa A15 dalam menyelesaikan

75
permasalahan 2 menggunakan kosep-konsep yang ada dengan tepat.

Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.12, A15 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 2 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai

berikut:

P : “Untuk soal nomor 2. Apakah kamu tahu apa yang

diketahui dari soal tersebut? Coba sebutkan!”

A15 : “Sudah mbak. Mula-mula Syifa memotong 10 kertas

menjadi 10. Lalu selembar dari 10 potong tersebut

dipotong lagi menjadi 10 potong. Jumlah seluruh potongan

itu ada 352. Jika untuk memotong kertas menjadi 10 potong

dilakukan 3 kali pengguntingan.”

P : “Lalu apa yang ditanyakan pada soal tersebut?”

A15 : “Tentukan berapa kali Syifa menggunting.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 dapat menjelaskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam

permasalahan 2. Selain itu ketika diwawancara, alasannya sudah

sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.12, A15 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 2 dan menuliskannya pada lembar

76
jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

P : “Coba sekarang jelaskan, cara yang bagaimana yang

kamu gunakan untuk mengerjakan soal nomor 2! Lalu

kenapa kamu menggunakan cara itu?”

A15 : “Saya menggunakan rumus barisan aritmatika, terus

setelah aritmatika itu dikali 3 mbak. Karna bedanya sama

mbak. Hehee.”

P : “Sudah itu saja?

A15 : “Sudah mbak.”

P : “Lalu setelah itu, bagaimana kamu memulai menjawab

soal?”

A15 : “Awalnya saya nyari n dari rumus suku ke-n hasilnya 39.

Setelah itu 39nya dikali 3 hasilnya 117 mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 mampu menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan.

c) Berdasarkan gambar 4.12, A15 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan baik. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

P : “Sekarang coba ceritakan bagaimana langkah-langkah

kamu dalam menyelesaikan soal tersebut!”

77
A15 : “352 sama dengan 10 ditambah n – 1 dikali 9 terus 352

sama dengan 10 ditambah 9n – 9 terus 352 sama dengan

9n + 1 terus 352 dikurangi 1 sama dengan 9n terus 351

sama dengan 9n hasilnya 39 mbak. ”

P : “Terus Setelah itu diapakan lagi?”

A15 : “Nha sesudah itu 39 dikali 3 sama dengan 117 mbak.”

P : “Kenapa Kok Dikali 3?”

A15 : “Karna setiap 1 kali potong dilakukan 3 kali

pengguntingan mbak.”

P : “Kamu sudah yakin belum kalau langkah menjawab

kamu itu sudah tepat?”

A15 : “Sudah mbak. Karena disoal tadi disuruh mencari setiap

1 kali potong dilakukan 3 kali pengguntingan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 mampu menggunakan konsep-konsep barisan dan deret yaitu

rumus suku ke-n dalam mengerjakan sudah tepat untuk

menunjukkan solusi-solusi dalam menyelesaikannya. A15 juga

mampu menjelaskan beberapa alasan dari pernyataan yang harus

diketahui kebenarannya dan hasilnya sudah benar.

d) Berdasarkan gambar 4.12, A15 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

78
P : “Bagaimana kesimpulan dari soal tersebut?”

A15 : “Jadi, Syifa menggunting kertas sebanyak 117 kali.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A15 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 2.

Akan tetapi, karena langkah-langkah dalam menyelesaikan

permasalahan 2 kurang tepat, sehingga kesimpulannya juga

menjadi kurang tepat.

e) A15 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?”

A15 : “Sudah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A15 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A15 sudah mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A15 dapat disimpulkan bahwa A15 dalam mengerjakan

permasalahan 2, memenuhi indikator mengajukan dugaan;

memanipulasi matematika; menyusun bukti, memberikan alasan

79
atau bukti terhadap beberapa kebenaran solusi, menarik

kesimpulan dari pernyataan; dan memeriksa kesahihan suatu

argumen.

Nomor 3

Diah membeli sepeda seharga Rp. 2.000.000,00. Jika tiap tahun

terjadi penyusutan harga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun menjadi?

Hasil jawaban A15 sebagai berikut.

Gambar 4.14 hasil tes tulis A15 pada nomor 3

Berdasarkan data pada gambar 4.13 di atas, subyek A15 dapat

menyelesaikan masalah 3 dengan penyelesaian yang benar. A15

80
mampu menerapkan rumus peluruhan dengan tepat. Hal tersebut

dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A15 juga menuliskan

kesimpulan akhir dari permasalahan 3 pada lembar jawaban. Terkait

dengan penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.13, A15 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 3. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek

A15 sebagai berikut:

P : “Sekarang soal nomor 3. Apakah kamu tahu apa saja

yang diketahui pada soal?”

A15 : “Harga sepeda mula-mula 2.000.000. tiap tahun terjadi

penyusutan 4%.”

P : “Terus yang ditanyakan apa?”

A15 : “Harga sepeda setelah 2 tahun mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 3. A15

bernalar saat menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan pada permasalahan 3 dengan tepat dan baik secara

tertulis maupun lisan. Selain itu ketika diwawancara, alasannya

sudah sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.13, A15 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 3 dan mampu dalam menuliskannya secara lengkap

81
pada lembar jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

P : “Sekarang jelaskan cara yang bagaimana yang kamu

gunakan untuk mengerjakan soal nomor 3!”

A15 : “Untuk peluruhan setelah 2 tahun itu harga mula-mula

dikurangi persenan terus dikali harga mula-mula mbak”

P : “Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal?”

A15 : “Awalnya saya ubah 4% nya ke bentuk desimal jadinya

0,04. Setelah itu saya hitung memakai rumus peluruhan

yang setelah 2 tahun.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 mampu menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan 3.

c) Berdasarkan gambar 4.13, A15 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan cukup baik. hal ini didukung dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

P : “Terus bagaimana langkah-langkah dalam

menyelesaikan soal tersebut?”

A15 : “2.000.000 dikali (1 – 0,04)2 terus 2.000.000 dikali

(0,96)2 sama dengan 2.000.000 dikali 0,9216 sama

dengan 1.843.200.”

82
P : “Apakah menurut kamu langkah yang kamu gunakan

untuk menyelesaikan nomor 3 sudah tepat?”

A15 : “Sudah mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A15 mampu menggunakan konsep-konsep peluruhan dengan

baik dalam proses mengerjakan, dan menggunakan operasi

aljabar dengan tepat untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. A15 juga mampu menjelaskan beberapa

alasan dari pernyataan yang harus diketahui kebenarannya dan

hasilnya benar.

d) Berdasarkan gambar 4.13, A15 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

P : “Bagaimana kesimpulan dari soal tersebut?”

A15 : “Jadi harga sepeda setelah 2 tahun adalah 1.843.200

rupiah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A15 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 3.

Ketika A15 diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A15 mampu

menyampaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A15 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

83
penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara peneliti dengan subyek A15 sebagai berikut:

P : “Apakah menurut kamu jawaban akhir yang kamu dapat

sudah sesuai dengan yang ditanyakan soal?”

A15 : “Sudah.”

P : “Kenapa kok sudah yakin?”

A15 : “Karna jawabannya sudah sesuai dengan rumus di

peluruhan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A15 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A15 sudah mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik. Ketika diminta untuk memeriksa kembali jawaban tersebut,

A15 menjelaskan sesuai dengan langkah yang tepat dan hasil

akhirnya sudah benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A15 dapat disimpulkan bahwa A15 dalam mengerjakan

permasalahan 3, memenuhi indikator mengajukan dugaan;

memanipulasi matematika; menyusun bukti, memberikan alasan

atau bukti terhadap beberapa kebenaran solusi; menarik

kesimpulan dari pernyataan; dan memeriksa kesahihan suatu

argumen.

84
2) Subyek A29

Gambar 4.21 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A29

Nomor 1

Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat menjual 120kg,

bulan Februari 130kg, Maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu

bertambah 10kg dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah daging

yang terjual selama 10 bulan?

Hasil jawaban A29 sebagai berikut:

85
Gambar 4.22 Hasil Tes Tulis A29 pada nomor 1

Berdasarkan data pada gambar 4.21 di atas, subyek A29 dapat

menyelesaikan permasalahan 1 dengan penyelesaian yang benar.

A29 mampu menerapkan deret aritmatika dengan tepat. Hal tersebut

dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A29 dapat

menggunakan konsep-konsep yang ada pada deret aritmatika dan

menggunakan operasi hitung aljabar dengan teliti dan tepat. A29

juga menuliskan kesimpulan akhir dari permasalahan 1 pada lembar

jawaban. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan

bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.21, A29 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 1 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai

berikut:

P : “Dari soal nomor 1, apa saja yang diketahui pada soal?”

86
A29 : “Bulan Januari 120kg, bulan Februari 130kg, perbulan

bertambah 10kg”

P : “Terus yang ditanyakan pada soal apa?”

A29 : “Jumlah daging yang terjual selama 10 bulan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 1. A29

bernalar saat menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan pada permasalahan 1 dengan tepat baik secara tertulis

maupun secara lisan. Selain itu ketika diwawancara, alasannya

sudah sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.21, A29 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 1 dan menuliskannya secara lengkap pada lembar

jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai berikut:

P : “Dari soal itu kamu menggunakan rumus apa?”

A29 : “Menggunakan rumus barisan aritmatika yang Sn.”

P : “Kenapa?”

A29 : “Karna yang ditanyakan jumlah daging yang terjual

selama 10 bulan, bukan jumlah daging yang terjual pada

bulan kesepuluh.”

P : “Lalu bagaimana kamu memulai menjawab soal?”

87
A29 : “Saya cari Un nya dulu dan ketemu 210. Setelah itu baru

saya mencari Sn nya terus ketemu 1650.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 mampu menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan 1. Pada lembar jawaban, A29

secara langsung menuliskan cara menyelesaikannya yaitu dengan

mencari daging yang terjual selama 10 bulan.

c) Berdasarkan gambar 4.21, A29 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan cukup baik. Langkah-langkah yang digunakannya pun

tepat dan hasilnya sudah benar. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai

berikut:

P : “Lalu bagaimana langkah-langkah kamu dalam

menyelesaikan soal tersebut?”

A29 : “Saya mencari jumlah U10 sama dengan 120 (10 – 1)

dikali 10 hasilnya 210. Terus saya mencari S10 sama

dengan 10 dibagi 2 dikali 120 + 210 sama dengan 5 dikali

330 sama dengan 1650.”

P : “1650 itu maksudnya apa?”

A29 : “Jumlah daging mbak.”

P : “Lalu menurutmu apakah langkah yang kamu gunakan

sudah tepat?”

88
A29 : “Kayaknya sudah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 mampu menggunakan konsep-konsep pada barisan

aritmatika dalam proses mengerjakan dan menggunakan operasi

hitung aljabar dengan tepat untuk menunjukkan solusi-solusi

dalam menyelesaikannya. A29 juga mampu menjelaskan

beberapa alasan dari pernyataan yang harus diketahui

kebenarannya dan hasilnya sudah benar.

d) Berdasarkan gambar 4.21, A29 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai berikut:

P : “Bagaimana kesimpulan dari soal tersebut?”

A29 : “Jadi, jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah

1650kg.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A29 dapat

menuliskan kesimpulan pada permasalahan 1. Ketika A29

diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A29 mampu

menyampaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A29 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

89
wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai

berikut:

P : “Dari jawaban yang kamu dapat, apakah sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A29 : “Sudah mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A29 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A29 sudah mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik. A29 menjelaskan sesuai dengan langkah yang tepat dan

hasil akhirnya sudah benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A29 dapat disimpulkan bahwa A29 dalam mengerjakan

permasalahan 1, memenuhi indikator mengajukan dugaan;

memanipulasi matematika; menyusun bukti, memberikan alasan

atau bukti terhadap beberapa kebenaran solusi; menarik

kesimpulan dari pernyataan; dan memeriksa kesahihan suatu

argumen.

90
Nomor 2

Syifa suka memotong-motong kertas. Mula-mula Ia memotong

kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potong

tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut

dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

Tentukan berapa kali Syifa menggunting, jika untuk memotong

kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan!

Hasil jawaban A29 sebagai berikut:

Gambar 4.23 Hasil Tes Tulis A29 pada nomor 2

Berdasarkan data pada gambar 4.22 di atas, subyek A29 tidak

dapat menyelesaikan permasalahan 2 dengan penyelesaian yang

benar. A29 tidak mampu menerapkan rumus suku ke-n dengan tepat.

91
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A29 tidak

dapat menggunakan konsep-konsep yang ada untuk menyelesaikan

permasalahan 2. Sehingga A29 juga tidak menuliskan kesimpulan

akhir dari permasalahan 2 pada lembar jawaban. Terkait dengan

penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.22, A29 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 2 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai

berikut:

P : “Untuk soal nomor 2, apa saja yang diketahui pada soal

tersebut?”

A29 : “Potongan pertama 10, selembar dari 10 potong dipotong

lagi menjadi 10. Jumlah seluruh potongan 352. Jika 10

potong dilakukan 3 kali.”

P : “Lalu yang ditanyakan pada soal apa?”

A29 : “Berapa kali menggunting untuk mendapatkan 352

potong.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 kurang mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan

2. Dari hasil wawancara, A29 masih bingung ketika ditanya oleh

peneliti. Akan tetapi, A29 dapat menjelaskan dari apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan pada permasalahan 2 dengan

92
tepat. Selain itu ketika diwawancara, alasannya sudah sesuai

dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.22, A29 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 2 dan menuliskannya pada lembar

jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai berikut:

P : “Dari soal nomor 2, kamu memilih rumus apa untuk

menjawab soal?”

A29 : “Baris aritmatika yang Un.”

P : “Kenapa?”

A29 : “Karna disini diketahui Un nya 352.”

P : “Terus bagaimana cara kamu memulai menjawab soal?”

A29 : “Aku cari nilai n nya dirumus Un. Jadinya 352 sama

dengan 10 dikali (n – 1) dikali 3.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 masih ragu dalam menjelaskan cara apa saja yang Ia gunakan

dalam menyelesaikan permasalahan 2. A29 tidak menyelesaikan

permasalahan 2.

c) Berdasarkan gambar 4.22, A29 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu menyusun langkah-langkah

mengerjakan dengan baik. Akan tetapi langkah-langkah yang

digunakannya tidak menghasilkan jawaban yang sesuai

93
dikarenakan A29 tidak dapat menyelesaikan. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek

A29 sebagai berikut:

P : “Sekarang coba ceritakan bagaimana langkah-langkah

kamu dalam menyelesaikan soal?”

A29 : “(sambil membaca) 352 sama dengan 10 dikali (n – 1)

dikali 3.”

P : “Terus setelah itu?”

A29 : “Aku sudah tidak tahu lagi mbak. Mentok.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 kurang mampu dalam menggunakan konsep-konsep barisan

aritmatika suku ke- n dalam proses mengerjakan dan

menggunakan operasi hitung aljabar untuk menunjukkan solusi-

solusi dalam menyelesaikannya. Langkah yang digunakan tidak

sesuai dengan langkah yang benar. Sehingga proses yang telah

dikerjakan oleh A29 menjadi kurang benar.

d) Berdasarkan gambar 4.22, A29 tidak mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai berikut:

P : “Bagaimana kesimpulan dari soal tersebut?”

A29 : “Aku tidak buat kesimpulan mbak. Karna aku saja tidak

bisa mengerjakan.”

94
Berdasarkan hasil wawancara di atas, A29 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 2.

Akan tetapi, karena langkah-langkah dalam menyelesaikan

permasalahan 2 tidak diselesaikan, sehingga kesimpulannya juga

menjadi tidak dikerjakan.

e) A29 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada, alasannya yakin tidak benar. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A29 sebagai berikut:

P : “Kalau kamu saja tidak dapat menyelesaikan jawaban

kamu, berarti kamu bisa menyimpulkan bahwa jawaban

kamu itu benar atau salah?”

A29 : “Jelas salah dong mbak, hehee.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A29 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada, alasannya yakin kalau jawabannya tidak benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A29 dapat disimpulkan bahwa A29 dalam mengerjakan

permasalahan 2, memenuhi indikator menyajikan pernyataan

matematika secara lisan, tertulis; mengajukan dugaan; dan

memanipulasi matematika.

95
Nomor 3

Diah membeli sepeda seharga Rp. 2.000.000,00. Jika tiap tahun

terjadi penyusutan harga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun menjadi?

Hasil jawaban A29 sebagai berikut

Gambar 4.24 Hasil Tes Tulis A29 pada nomor 3

Berdasarkan data pada gambar 4.23 di atas, subyek A29 dapat

menyelesaikan permasalahan 3 dengan penyelesaian yang benar.

A29 mampu menerapkan peluruhan dengan tepat. Hal tersebut dapat

dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A29 dapat menggunakan

konsep-konsep yang ada dengan tepat dan menggunakan operasi

hitung aljabar denga tepat. A29 juga menuliskan kesimpulan akhir

96
dari permasalahan 3 pada lembar jawaban. Terkait dengan

penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.23, A29 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 3 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai

berikut:

P : “Dari soal nomor 3, apa saja yang diketahui pada soal?”

A29 : “Harga awal sepeda 2.000.000, pertahun penyusutannya

adalah 4% terus didesimalkan menjadi 0,04.”

P : “Terus yang ditanyakan pada soal apa saja?”

A29 : “Harga sepeda setelah 2 tahun.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 3. A29

bernalar saat menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan pada permasalahan 3 dengan tepat baik secara tertulis

maupun lisan.

b) Berdasarkan gambar 4.23, A29 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 3 dan menuliskannya dengan tepat pada lembar

jawaban. A29 juga mampu menjelaskan cara Ia dalam memulai

menjawab permasalahan 3. Hal ini didukung dengan hasil

97
wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai

berikut:

P : “Terus dari soal ini kamu memilih rumus apa untuk

menjawab soal?”

A29 : “Aku pakai rumus peluruhan yang setelah 2 tahun mbak.”

P : “Kenapa?”

A29 : “Karena terjadi penyusutan setelah 2 tahun.”

P : “Lalu bagaimana cara kamu memulai menjawab soal?”

A29 : “Aku cari peluruhan setelah 1 tahun hasilnya 1.920.000,

terus setelah itu aku cari peluruhan setelah 2 tahun

memasukkan hasil yang peluruhan setelah 1 tahun.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 mampu menjelaskan cara apa saja yang Ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan 3 dengan cukup baik. A29

mengawali dengan mencari peluruhan setelah 1 tahun lalu

dilanjutkan dengan mencari peluruhan setelah 2 tahun. Sehingga

A29 dapat memperoleh hasil yang sesuai.

c) Berdasarkan gambar 4.23, A29 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan cukup baik. Langkah-langkah yang digunakannya pun

tepat dan hasilnya sudah benar. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai

berikut:

98
P : “Bagaimana langkah-langkah kamu dalam

menyelesaikan soal tersebut?”

A29 : “Aku mencari peluruhan setelah 1 tahun A1 sama dengan

2.000.000 dikurangi 0,04 dikali 2.000.000 sama dengan

2.000.000 dikurangi 80.000 sama dengan 1.920.000. terus

setelah itu aku cari peluruhan setelah 2 tahun A2 sama

dengan 1.920.000 dikurangi 0,04 dikali 1.920.000 sama

dengan 1.920.000 dikurangi 56.800 hasilnya 1.843.200.

P : “Menurut kamu langkah yang kamu gunakan sudah

tepat?”

A29 : “Sudah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A29 mampu memahami konsep peluruhan setelah 2 tahun dalam

proses mengerjakan dan menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. A29 dalam menyelesaikan permasalahan 3

dimulai dengan mencari peluruhan setelah 1 tahun lalu

dilanjutkan dengan mencari peluruhan setelah 2 tahun. Sehingga

hasil akhir yang diperoleh sudah benar.

d) Berdasarkan gambara 4.23, A29 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai berikut:

P : “Kemudian bagaimana kesimpulan dari soal tersebut?”

99
A29 : “Jadi harga sepeda setelah 2 tahun adalah 1.864.200.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A29 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 3.

Ketika A29 diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A29 mampu

menyelesaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A29 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A29 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A29 : “Sudah.”

P : “Kenapa?”

A29 : “Karena yang ditanyakan itukan peluruhan setelah 2

tahun. Dan aku sudah mencari jawabannya.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A29 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A29 sudah memberikan penjelasan dengan cukup baik.

Sehingga hasil akhirnya sudah benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A29 dapat disimpulkan bahwa A29 dalam mengerjaka

permasalahan 3, memenuhi indikator menyajikan pernyataan

100
matematika secara lisan, dan tertulis; mengajukan dugaan;

memanipulasi matematika; menyusun bukti, memberikan alasan

atau bukti terhadap beberapa kebenaran solusi; dan menarik

kesimpulan dari pernyataan.

a. Siswa dengan kemampuan sedang

Pada tingkatan ini dipenuhi oleh siswa sebagai berikut:

1) Subyek A23

Gambar 4.31 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A23

Nomor 1
Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat menjual 120kg, bulan

Februari 130kg, Maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu

bertambah 10kg dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah daging

yang terjual selama 10 bulan?

Hasil jawaban A23 sebagai berikut:

101
Gambar 4.32 Hasil Tes Tulis A23 pada nomor 1

Berdasarkan data pada gambar 4.31 di atas, subyek A23 dalam

menyelesaikan permasalahan 1 dengan penyelesaian yang benar.

A23 mampu menerapkan deret aritmatika dengan tepat. Hal tersebut

dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A23 dapat menentukan

apa saja yang diketahui dalam permasalahan 1 dan dapat menuliskan

apa yang ditanyakan. Terlihat bahwa A23 dapat menggunakan

konsep-konsep yang ada untuk menyelesaikan permasalahan. A23

juga menuliskan kesimpulan akhir dari permasalahan 1 pada lembar

jawaban. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan

bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.31, A23 mampu memahami permasalahan

1 dengan baik. Pada lembar jawaban, A23 mampu menuliskan

apa saja informasi yang terdapat dalam permasalahan 1. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A23 sebagai berikut:

102
P : “Untuk soal nomor 1. Apa saja yang diketahui pada soal

tersebut?”

A23 : “Bulan Januari 120kg, bulan Februari 130kg, terus maret

dan seterusnya selama 10 bulan selalu bertambah 10kg

dari bulan sebelumnya.

P : “Terus yang ditanyakan dalam soal apa?”

A23 : “Berapakah jumlah daging yang terjual selama 10

bulan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A23 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 1. A23

bernalar saat menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan pada permasalahan 1 dengan tepat baik secara tertulis

maupun secara lisan. Selain itu ketika diwawancara, alasannya

sudah sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.31, A23 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 1 juga mampu dalam menuliskannya secara

lengkap pada lembar jawaban. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai

berikut:

P : “Dari soal itu kamu memilih cara apa untuk menjawab

soal?”

A23 : “Barisan aritmatika.”

103
P : “Kenapa?”

A23 : “Karena bedanya sama.”

P : “Lalu bagaimana cara kamu memulai menjawab soal

tersebut?”

A23 : “Mencari Sn dengan membagi n dengan 2 terus dikali (2a

ditambah (n – 1) dikali 10.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A23 mampu menjelaskan apa saja yang Ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan 1.

c) Berdasarkan gambar 4.31, A23 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai berikut:

P : “Sekarang bagaimana langkah-langkah kamu dalam

menyelesaikan soal tersebut?”

A23 : “10 dibagi 2 dikali (2 dikali 120 ditambah 10 dikurangi 1

terus dikali 10). Sama dengan 5 dikali (240 ditambah 9

dikali 10) hasilnya 1650.”

P : “Itu b nya kenapa kok 10?”

A23 : “Kan 130 dikurangi 120 sama dengan 10 mbak.”

P : “Terus kamu yakin langkah yang kamu gunakan sudah

tepat?”

A23 : “Sudah.”

104
Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A23 mampu menggunakan konsep-konsep deret aritmatika dalam

proses mengerjakan dan menggunakan proses hitung aljabar

dengan tepat untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. A23 juga mampu menjelaskan beberapa

alasan dari pernyataan yang harus diketahui kebenarannya dan

hasilnya sudah benar.

d) Berdasarkan gambar 4.31, A23 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai berikut:

P : “Bagaimana kesimpulan dari soal tersebut?”

A23 : “Jadi jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah

1650kg.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A23 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 1.

Ketika A23 diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A23 mampu

menyampaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A23 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai

berikut:

105
P : “Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A23 : “Sudah. Karena jawabannya sudah sesuai dengan

rumus.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A23 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A23 sudah mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik. Sehingga hasil akhirnya sudah benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A23 dapat disimpulkan bahwa A23 dalam mengerjakan

permasalahan 2, memenuhi indikator menyajikan pernyataan

matematika secara lisan dan tertulis; mengajukan dugaan;

memanipulasi matematika; menyusun bukti, memberikan alasan

atau bukti terhadap beberapa kebenaran solusi; dan menarik

kesimpulan dari pernyataan.

Nomor 2

Syifa suka memotong-motong kertas. Mula-mula Ia memotong

kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potong

tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut

dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

Tentukan berapa kali Syifa menggunting, jika untuk memotong

kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan!

106
Hasil jawaban A23 sebagai berikut:

Gambar 4.33 Hasil Tes Tulis A23 pada nomor 2

Berdasarkan data pada gambar 4.32 di atas, subyek A23 dalam

menyelesaikan permasalahan 2 dengan penyelesaian yang kurang

tepat. A23 kurang mampu dalam menerapkan rumus suku ke- n

dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian

subyek. Akan tetapi, A23 dapat menentukan apa saja yang diketahui

dalam permasalahan 2 dan dapat menuliskan apa yang ditanyakan.

Terlihat bahwa A23 dalam menyelesaikan permasalahan 2 belum

107
menggunakan konsep-konsep yang ada dengan tepat. Terkait dengan

penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.32, A23 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat permasalahan 2 dan menuliskannya

dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai berikut:

P : “Untuk soal nomor 2. Apa saja yang diketahui pada soal

tersebut?”

A23 : “Mula-mula 10 lembar kemudian selembar dari 10

potong tersebut dipotong lagi menjadi 10 potongan.

Kegiatan tersebut dilakukan sehingga jumlah potongan

seluruhnya menjadi 352.

P : “Lalu apa yang ditanyakan pada soal tersebut?”

A23 : “Tentukan berapa kali Syifa menggunting.”

Berdasarkan hasil wawancara, menunjukkan bahwa A23

dapat menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan pada permasalahan 2 dengan tepat. Selain itu ketika

diwawancara, alasannya sudah sesuai dengan apa yang ditulis

pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.32, A23 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 2 dan menuliskannya pada lembar

108
jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai berikut:

P : “Dari soal tersebut kamu memilih cara apa untuk

menjawab soal?"

A23 : “Barisan aritmatika.”

P : “Kenapa?”

A23 : “Karena selisihnya sama.”

P : “Terus bagaimana cara kamu memulai menjawab soal

tersebut?”

A23 : “Memasukkan yang diketahui ke dalam rumus Un.”

Berdasarkan hasil wawancara, menunjukkan bahwa A23

masih belum sesuai dalam menjelaskan cara apa saja yang Ia

gunakan dalam menyelesaikan permasalahan.

c) Berdasarkan gambar 4.32, A23 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu dalam menyusun langkah-langkah

mengerjakan. Langkah-langkah yang digunakannya tidak

menghasilkan jawaban yang sesuai. Hal ini didukung dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A23

sebagai berikut:

P : “Coba ceritakan bagaimana langkah-langkah kamu

dalam menyelesaikan soal tersebut?”

A23 : “U3 sama dengan 10 ditambah (n – 1) dikali 10 sama

dengan 10 ditambah (3 – 1) dikali 10 sama dengan 10

109
ditambah 2 dikali 10 sama dengan 10 ditambah 20 sama

dengan 30.

P : “3 itu dari mana?”

A23 : “Kan setiap memotong kertas menjadi 10 potong

dilakukan 3 kali pengguntingan.”

P : “Lalu apakah langkah yang kamu gunakan sudah

benar?”

A23 : “Belum. Karena ragu. Soalnya susah dipahami.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A23 kurang mampu dalam menggunakan konsep-konsep barisan

aritmatika yaitu suku ke-n dalam proses mengerjakan. Langkah

yang digunakannya tidak sesuai dengan langkah yang benar.

Sehingga proses yang telah dikerjakan oleh A23 menjadi kurang

benar.

d) Berdasarkan gambar 4.32, A23 kurang mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan akan dan hasilnya kurang tepat. Hal ini didukung dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A23

sebagai berikut:

P : “Bagaimana kesimpulan dari soal tersebut?”

A23 : “Jadi Syifa menggunting sebanyak 30 kali.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A23 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 2.

110
Akan tetapi, karena langkah-langkah dalam menyelesaikan

permasalahan 2 kurang tepat, sehingga kesimpulannya juga

menjadi kurang tepat.

e) A23 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada, merasa kurang yakin untuk

menjelaskannya kebenaran dari jawaban tersebut. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A23 sebagai berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu dapat sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?”

A23 : “Aku tidak yakin mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A23 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran dari permasalahan yang ada,

alasannya merasa kurang yakin dengan jawaban tersebut.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A23 dapat disimpulkan bahwa A23 dalam mengerjakan

permasalahan 2, memenuhi menyajikan pernyataan matematika

secara lisan dan tertulis; dan mengajukan dugaan.

Nomor 3

Diah membeli sepeda seharga Rp. 2.000.000,00. Jika tiap tahun

terjadi penyusutan harga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun menjadi?

111
Hasil jawaban A23 sebagai berikut

Gambar 4.34 Hasil Tes Tulis A23 pada nomor 3

Berdasarkan data pada gambar 4.33 di atas, subyek A23 dapat

menyelesaikan permasalahan 2 dengan penyelesaian yang benar.

A23 mampu menerapkan peluruhan setelah 2 tahun dengan tepat.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A23 dapat

menggunakan konsep-konsep yang ada untuk menyelesaikan

permasalahan dan menggunakan operasi hitung aljabar dengan tepat.

A23 juga menuliskan kesimpulan akhir dari permasalahan 3 pada

112
lembar jawaban. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.33, A23 mampu menuliskan apa saja

informsai yang terdapat dalam permasalahan 3. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek

A23 sebagai berikut:

P : “Pada soal nomor 3. Apa saja yang diketahui pada soal?”

A23 : “Membeli sepeda harganya 2.000.000 terus tiap tahun

terjadi penyusutan seharga 4%.

P : “Lalu yang ditanyakan pada soal apa?”

A23 : “Harga sepeda setelah 2 tahun.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A23 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 3. A23

bernalar saat menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan pada permasalahan 3 dengan tepat baik secara tertulis

maupun secara lisan. Selain itu ketika diwawancara, alasannya

sudah sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.33, A23 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 3 dan mampu menuliskannya secara lengkap pada

lembar jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai berikut:

113
P : “Coba jelaskan cara yang bagaimana yang kamu

gunakan untuk mengerjakan soal nomor 3!”

A23 : “Aku pakai rumus peluruhan”

P : “Kenapa?”

A23 : “Karena mengalami penyusutan.”

P : “Terus bagaimana cara kamu memulai menjawab soal?”

A23 : “Harga jual sepeda dikurangi i dikali harga sepeda.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A23 mampu menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan 3.

c) Berdasarkan gambar 4.33, A23 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai berikut:

P : “Lalu bagaimana langkah-langkah kamu dalam

menyelesaikan soal tersebut?”

A23 : “2.000.000 dikali (1 – 0,04) dikuadratkan sama dengan

2.000.000 dikali (0,96) kuadrat sama dengan 2.000.000

dikali (0,9216) sama dengan 1.843.200 rupiah.

P : “0,04 itu dapat dari mana?”

A23 : “4% didesimalkan jadinya 0,04 mbak.”

P : “Kamu yakin kalau jawaban kamu benar?”

A23 : “Yakin.”

114
Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A23 mampu menggunakan konsep-konsep barisan aritmatika

suku ke-n dalam proses mengerjakan dan menggunakan operasi

hitung aljabar dengan tepat untuk menunjukkan solusi-solusi

dalam menyelesaikannya. A23 juga mampu menjelaskan

beberapa alasan dari pernyataan yang harus diketahui

kebenarannya dan hasilnya sudah benar.

d) Berdasarkan gambar 4.33, A23 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai berikut:

P : “Kesimpulan dari soal itu apa?”

A23 : “Jadi harga sepeda setelah 2 tahun menjadi 1.843.200

rupiah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A23 dapat

menuliskann kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 3.

Ketika A23 diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A23 mampu

menyampaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A23 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A23 sebagai

berikut:

115
P : “Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal tersebut?”

A23 : “Sudah. Karena sudah sesuai dengan rumus.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A23 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A23 sudah mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik. Sehingga diperoleh hasil akhirnya sudah benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A23 dapat indikator menyajikan pernyataan matematika secara

lisan dan tertulis; mengajukan dugaan; memanipulasi

matematika; menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti

terhadap beberapa kebenaran solusi, dan menarik kesimpulan.

2) Subyek A06

Gambar 4.41 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A06

Nomor 1
Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat menjual 120kg,

bulan Februari 130kg, Maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu

bertambah 10kg dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah daging

yang terjual selama 10 bulan?

116
Hasil jawaban A06 sebagai berikut:

Gambar 4.42 Hasil Tes Tulis A06 pada nomor 1

Berdasarkan data pada gambar 4.41 di atas, subyek A06 dalam

menyelesaikan permasalahan 1 dengan penyelesaian yang tepat. A06

mampu dalam menerapkan deret aritmatika dengan tepat. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A06 dapat

menentukan apa saja yang diketahui dalam permasalahan 1 dan

dapat menuliskan apa yang ditanya. Terlihat bahwa A06 dalam

117
menyelesaikan permasalahan 1 menggunakan konsep-konsep yang

ada dengan tepat. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.41, A06 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 1 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai

berikut:

P : “Untuk soal nomor 1. Apa saja yang diketahui pada soal

tersebut?”

A06 : “Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat

menjual 120kg. Bulan Februari 130kg, maret dan

seterusnya selama 10 bulan selalu bertambah 10kg dari

bulan sebelumnya.”

P : “Lalu apa yang ditanyakan pada soal tersebut?”

A06 : “jumlah daging yang terjual selama 10 bulan?”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A06 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 1. Dari

hasil wawancara, A06 dapat menjelaskan dari apa yang diketahui

dan apa yang ditanyakan pada permasalahan 1 dengan tepat.

Selain itu ketika diwawancara, alasannya sudah sesuai dengan

apa yang ditulis pada lembar jawaban.

118
b) Berdasarkan gambar 4.41, A06 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 1 dan menuliskannya pada lembar jawaban. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A06 sebagai berikut:

P : “Dari soal itu, kamu menggunakan cara yang bagaimana

untuk menjawab soal?”

A06 : “Deret aritmatika.”

P : “Kenapa pakai cara itu?”

A06 : “(sambil mikir) karena lebih mudah menggunakan ini.”

P : “Lalu bagaimana kamu memulai menjawab soal

tersebut?”

A06 : “Memasukkan yang diketahui ke dalam rumus deret

aritmatika.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A06 masih merasa ragu dalam menjelaskan cara apa saja yang Ia

gunakan dalam menyelesaikan permasalahan 1. A06

menyelesaikan permasalahan 1 dengan 10 dibagi 2 dikali (2 dikali

120 ditambah (10-1) dikali 10).

c) Berdasarkan gambar 4.41, A06 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan baik. Langkah-langkah yang digunakan menghasilkan

119
jawaban yang sesuai. Hal ini didukung dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai berikut:

P : “Sekarang coba ceritakan bagaimana langkah-langkah

kamu dalam menyelesaikan soal tersebut?”

A06 : “10/2 x (2 x 120 + (10 – 1) x 10) = 5 x (240 + 9) x 10 = 5

x (240 + 90) = 5 x 330 = 1650.”

P : “b nya kenapa 10?”

A06 : “Karna selisih dari 130 – 120 = 10 mbak.”

P : “Menurut kamu langkah yang kamu gunakan sudah

tepat?”

A06 : “InsyaAllah benar.”

Berdasarkan wawancara di atas, menunjukkan bahwa A06

mampu dalam menggunakan konsep-konsep deret aritmatika

dalam proses mengerjakan dan menggunakan operasi hitung

aljabar untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. Langkah yang digunakannya sesuai dengan

langkah yang benar. Sehingga proses yang telah dikerjakan oleh

A06 menjadi benar.

d) Berdasarkan gambar 4.41, A06 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai berikut:

P : “Kesimpulan yang kamu dapat dari soal tersebut apa?”

120
A06 : “Jadi jumlah daging yang terjual selama 10 bulan

sebanyak 1650kg.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A06 dapat

menuliskan kesimpulan dari pernyelesaian pada permasalahan 1.

Sehingga kesimpulannya menjadi tepat.

e) A06 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada, alasannya merasa yakin untuk

menjelaskannya kebenaran dari jawaban tersebut. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A06 sebagai berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu dapat sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A06 : “Sudah.”

P : “Kenapa?”

A06 : “Karena menurut saya rumusnya sudah benar.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A06 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada, alasannya yakin dengan jawaban tersebut.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A06 dapat disimpulkan bahwa A06 dalam mengerjakan

permasalahan 1, memenuhi indikator menyajikan pernyataan

matematika secara lisan dan tertulis; mengajukan dugaan;

121
memanipulasi matematika; menyusun bukti, memberika alasan

atau bukti terhadap kebenaran solusi; dan menarik kesimpulan.

Nomor 2

Syifa suka memotong-motong kertas. Mula-mula Ia memotong

kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potong

tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut

dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

Tentukan berapa kali Syifa menggunting, jika untuk memotong

kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan!

Hasil jawaban A06 sebagai berikut:

122
Gambar 4.43 Hasil Tes Tulis A06 pada nomor 2

Berdasarkan data pada gambar 4.42 di atas, subyek A06 dalam

menyelesaikan permasalahan 2 dengan penyelesaian yang kurang

tepat. A06 kurang mampu dalam menerapkan barisan aritmatika

yaitu suku ke-n dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

penyelesaian subyek. Akan tetapi, subyek A06 dapat menentukan

apa saja yang diketahui dalam permasalahan 2 dan dapat menuliskan

apa yang ditanyakan. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.42, A06 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 2 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai

berikut:

P : “Untuk soal nomor 2, apa saja yang diketahui pada

soal?”

A06 : “Syifa suka memotong-motong kertas menjadi 10 potong,

kemudian selembar dari 10 potong tersebut dipotong lagi

menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut dilakukan sehingga

jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

123
P : “Lalu yang ditanyakan dalam soal apa?”

A06 : “Tentukan berapa kali Syifa menggunting jika untuk

memotong kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali

pengguntingan.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A06 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 2. Dari

hasil wawancara, A06 membaca jawabannya saat menjelaskan

dari apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan pada

permasalahan 2. Selain itu ketika diwawancara, alasannya sudah

sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.42, A06 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 2 dan menuliskannya pada lembar

jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai berikut:

P : “Dari soal itu, kamu menggunakan cara yang

bagaimana?”

A06 : “Saya menggunakan rumus barisan aritmatika”

P : “Kenapa kamu memakai rumus itu?”

A06 : “Karena lebih mudah menggunakan rumus itu.”

P : “Lalu bagaimana kamu memulai menjawab soal

tersebut?”

A06 : “Memasukkan yang diketahui dari soal ke dalam rumus.”

124
Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A06 masih ragu dalam menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan

dalam menyelesaikan permasalahan 2.

c) Berdasarkan gambar 4.42, A06 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu menyusun langkah-langkah

mengerjakan. Langkah-langkah yang yang digunakan tidak

menghasilkan jawaban yang sesuai. Hal ini didukung dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A06

sebagai berikut:

P : “Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal?”

A06 : “352 = 10 (n – 1) x 10. 352 = 10n – 10 x 10. 352 = 10n –

100. 352 + 100 = 10n. 452 = 10n. Terus 452/10 = n. jadi n

= 45,2.

P : “Itu kenapa kok jadi 10n - 10?”

A06 : “Kan dikali 10 mbak.”

P : “Terus menurut kamu jawaban kamu sudah benar?”

A06 : “Sudah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A06 kurang mampu menggunakan konsep-konsep barisan

aritmatika yaitu suku ke-n dalam mengerjakan dan menggunakan

operasi hitung aljabar untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. Langkah yang digunakannya tidak sesuai

125
dengan langkah yang benar. Sehingga proses yang telah

dikerjakan A06 menjadi kurang benar.

d) Berdasarkan gambar 4.42, A06 kurang mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan akan dan hasilnya kurang tepat. Hal ini didukung dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A06

sebagai berikut:

P : “Bagaimana jawaban akhir yang kamu dapat?”

A06 : “Jadi Syifa harus menggunting 45,2 kali untuk memotong

kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A06 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 2.

Akan tetapi, karena langkah-langkah dalam menyelesaikan

permasalahan 2 kurang tepat, sehingga kesimpulannya juga

menjadi kurang tepat.

e) A06 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada, merasa yakin untuk menjelaskannya

kebenaran dari jawaban tersebut. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A06 : “Sudah InsyaAllah.”

126
P : “Coba dibaca lagi apa yang ditanyakan pada soal!”

A06 : “Tentukan berapa kali Syifa menggunting mbak.”

P : “Nah, jawaban kamu tadi 45,2 kan? Apakah ada orang

yang menggunting dengan jumlah yang desimal begitu?”

A06 : “(sambil berpikir) eh iya juga ya mbak.”

P : “Kalau begitu jawaban kamu benar atau salah?”

A06 : “Salah dong mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A06 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada, alasannya sudah merasa yakin benar dengan jawaban

tersebut. Kemudian setelah A06 diminta untuk memeriksa lagi

soal dengan benar, A06 dapat menemukan letak kesalahan saat

mengerjakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasilnya adalah

kurang benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A06 dapat disimpulkan bahwa A06 dalam mengerjakan

permasalahan 2, memenuhi indikator menyajikan pernyataan

matematika secara lisan dan tertulis; dan mengajukan dugaan.

Nomor 3

Diah membeli sepeda seharga Rp. 2.000.000,00. Jika tiap tahun

terjadi penyusutan harga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun menjadi?

127
Hasil jawaban A06 sebagai berikut

Gambar 4.44 Hasil Tes Tulis A06 pada nomor 3

Berdasarkan data pada gambar 4.43 di atas, subyek A06 dapat

menyelesaikan permasalahan 3 dengan penyelesaian yang benar.

A06 mampu menerapkan peluruhan setelah 2 tahun dengan tepat.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A06 dapat

menggunakan konsep-konsep yang ada untuk menyelesaikan

permasalahan dan menggunakan operasi hitung aljabar dengan tepat.

A06 juga menuliskan kesimpulan akhir dari permasalahan 3 pada

128
lembar jawaban. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.43, A06 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 2. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek

A06 sebagai berikut:

P : “Pada soal nomor 3. Apakah kamu tahu yang diketahui

pada soal?”

A06 : “Harga awal 2.000.000 mengalami penyusutan 4%.”

P : “Lalu yang ditanyakan pada soal apa?”

A06 : “Harga sepeda setelah 2 tahun.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A06 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 3. A06

bernalar saat menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan pada permasalahan 3 dengan tepat baik secara tertulis

maupun lisan. Selain itu ketika diwawancara, alasannya sudah

sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.43, A06 dalam menyelesaikan

permasalahan 3 mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 3. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai

berikut:

129
P : “Coba jelaskan, cara yang bagaimana yang kamu

gunakan untuk mengejakan soal nomor 3!”

A06 : “Saya pakai rumus peluruhan setelah 2 tahun mbak.”

P : “Kenapa kamu pakai itu?”

A06 : “Karena sesuai dengan apa yang ditanyakan.”

P : “Lalu bagaimana cara kamu memulai menjawab soal?”

A06 : “Dengan mengubah 4% menjadi 0,04 terus setelah itu

dimasukkan ke rumus mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A06 mampu menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan 3.

c) Berdasarkan gambar 4.43, A06 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan cukup baik. Terlihat pada lembar jawaban, untuk mencari

harga sepeda setelah 2 tahun A06 menggunakan langkah

peluruhan = 2.000.000 x (1 – 0,04)2 = 2.000.000 x (0,96)2 =

2.000.000 x 0,9216 = 1.843.200. hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai

berikut:

P : “Lalu, bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan

soal?”

A06 : “2.000.000 x (1 – 0,04)2 = 2.000.000 x (0,96)2 =

2.000.000 x 0,9216 = 1.843.200

130
P : “Apakah langkah yang kamu gunakan sudah benar?”

A06 : “Sudah mbak. Kalau ini saya yakin benar.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A06 mampu menggunakan konsep-konsep peluruhan setelah 2

tahun dalam mengerjakan dan menggunakan operasi hitung

aljabar dengan tepat untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. A06 juga mampu menjelaskan beberapa

alasan dari pernyataan yang harus diketahui kebenarannya dan

hasilnya sudah benar.

d) Berdasarkan gambar 4.43, A06 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai berikut:

P : “Bagaimana jawaban akhir dari soal yang kamu

dapatkan?”

A06 : “Jadi harga sepeda setelah 2 tahun menjadi 1.843.200.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A06 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 3.

Ketika A06 diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A06 mampu

menyampaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A06 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

131
wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A06 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu dapat sesuai dengan

apa yang ditanyakan dalam soal?”

A06 : “Sudah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A06 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A06 sudah mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik. Sehingga hasil akhirnya sudah benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A06 dapat indikator menyajikan pernyataan matematika secara

lisan dan tertulis; mengajukan dugaan; memanipulasi

matematika; menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti

terhadap kebenaran solusi; dan menarik kesimpulan.

b. Siswa dengan kemampuan rendah

Pada tingkatan ini dipenuhi oleh siswa sebagai berikut:

1) Subyek A10

Gambar 4.51 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A10

132
Nomor 1

Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat menjual 120kg,

bulan Februari 130kg, Maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu

bertambah 10kg dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah daging

yang terjual selama 10 bulan?

Hasil jawaban A10 sebagai berikut:

Gambar 4.52 Hasil Tes Tulis A10 pada nomor 1

Berdasarkan data pada gambar 4.51 di atas, subyek A10 dalam

menyelesaikan permasalahan 1 dengan penyelesaian yang tepat. A10

133
mampu dalam menerapkan deret aritmatika dengan tepat. Hal

tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A10 dapat

menentukan apa saja yang diketahui dalam permasalahan 1 dan

dapat menuliskan apa yang ditanya. Terlihat bahwa A10 dalam

menyelesaikan permasalahan 1 menggunakan konsep-konsep yang

ada dengan tepat. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.51, A10 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 1 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai

berikut:

P : “Untuk soal nomor 1. Apa saja yang diketahui pada soal

tersebut?”

A10 : “Januari 120kg. Februari 130kg, maret dan seterusnya

selama 10 bulan selalu bertambah 10kg per bulan.”

P : “Lalu apa yang ditanyakan pada soal tersebut?”

A10 : “Berapa jumlah daging yang terjual selama 10 bulan?”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A10 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 1. Dari

hasil wawancara, A10 dapat menjelaskan dari apa yang diketahui

dan apa yang ditanyakan pada permasalahan 1 dengan tepat.

134
Selain itu ketika diwawancara, alasannya sudah sesuai dengan

apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.51, A10 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 1 dan menuliskannya pada lembar jawaban. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A10 sebagai berikut:

P : “Dari soal itu, kamu menggunakan cara yang bagaimana

untuk menjawab soal?”

A10 : “Deret aritmatika.”

P : “Kenapa pakai cara itu?”

A10 : “Karena kan setiap bulan itu bertambah 10 terus menerus

selama 10 bulan, dan rumus yang sangat cocok untuk soal

ini deret aritmatika.”

P : “Lalu bagaimana kamu memulai menjawab soal

tersebut?”

A10 : “Memasukkan yang diketahui ke rumus deret aritmatika

mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A10 merasa yakin dalam menjelaskan cara apa saja yang Ia

gunakan dalam menyelesaikan permasalahan 1.

c) Berdasarkan gambar 4.51, A10 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

135
dengan baik. Langkah-langkah yang digunakan menghasilkan

jawaban yang sesuai. Hal ini didukung dengan hasil wawancara

yang dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai berikut:

P : “Sekarang coba ceritakan bagaimana langkah-langkah

kamu dalam menyelesaikan soal tersebut?”

A10 : “10/2 x (2 x 120 + (10 – 1) x 10) terus = 5 x (240 + 9) x

10 = 5 x (240 + 90) = 5 x 330 hasilnya = 1650.”

P : “Menurut kamu langkah yang kamu gunakan sudah

tepat?”

A10 : “Sudah. Saya yakin ini sudah benar.”

Berdasarkan wawancara di atas, menunjukkan bahwa A10

mampu dalam menggunakan konsep-konsep deret aritmatika

dalam proses mengerjakan dan menggunakan operasi hitung

aljabar untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. Langkah yang digunakannya sesuai dengan

langkah yang benar. Sehingga proses yang telah dikerjakan oleh

A10 menjadi benar.

d) Berdasarkan gambar 4.51, A10 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai berikut:

P : “Kesimpulan yang kamu dapat dari soal tersebut apa?”

136
A10 : “Jadi jumlah daging yang terjual selama 10 bulan

sebanyak 1650kg.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A10 dapat

menuliskan kesimpulan dari pernyelesaian pada permasalahan 1.

Sehingga kesimpulannya menjadi tepat.

e) A10 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada, alasannya merasa yakin untuk

menjelaskannya kebenaran dari jawaban tersebut. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A10 sebagai berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu dapat sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A10 : “Sudah.”

P : “Kenapa?”

A10 : “Karena saya menjawabnya sesuai dengan rumus.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A10 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada alasannya yakin dengan jawaban tersebut.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A10 dapat disimpulkan bahwa A10 dalam mengerjakan

permasalahan 1, memenuhi indikator menyajikan pernyataan

matematika secara lisan dan tertulis; mengajukan dugaan;

137
memanipulasi matematika; menyusun bukti, memberika alasan

atau bukti terhadap kebenaran solusi; dan menarik kesimpulan.

Nomor 2

Syifa suka memotong-motong kertas. Mula-mula Ia memotong

kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potong

tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut

dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

Tentukan berapa kali Syifa menggunting, jika untuk memotong

kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan!

Hasil jawaban A10 sebagai berikut:

Gambar 4.53 Hasil Tes Tulis A10 pada nomor 2

138
Berdasarkan data pada gambar 4.52 di atas, subyek A10 dalam

menyelesaikan permasalahan 2 dengan penyelesaian yang kurang

tepat. A10 kurang mampu dalam menerapkan barisan aritmatika

yaitu suku ke-n dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

penyelesaian subyek. Akan tetapi, subyek A10 dapat menentukan

apa saja yang diketahui dalam permasalahan 2 dan dapat menuliskan

apa yang ditanyakan. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.52, A10 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 2 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai

berikut:

P : “Untuk soal nomor 2, apa saja yang diketahui pada

soal?”

A10 : “Ada 1 lembar kertas dipotong menjadi 10 lembar

kemudian potongan itu dipotong lagi menjadi 10 lembar

sebanyak 3 kali. Jadi 1 lembar itu dipotong 3 kali. Dan

diketahui jumlah potongan 352.”

P : “Lalu yang ditanyakan dalam soal apa?”

A10 : “Berapa kali Syifa menggunting.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A10 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 2. Dari

139
hasil wawancara, A10 bernalar ketika menjelaskan dari apa yang

diketahui dan apa yang ditanyakan pada permasalahan 2. Selain

itu ketika diwawancara, alasannya sudah sesuai dengan apa yang

ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.52, A10 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 2 dan menuliskannya pada lembar

jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai berikut:

P : “Dari soal itu, kamu menggunakan cara yang

bagaimana?”

A10 : “Barisan aritmatika”

P : “Kenapa kamu memakai rumus itu?”

A10 : “Karena saya suka rumus ini, hehe.”

P : “Lalu bagaimana kamu memulai menjawab soal

tersebut?”

A10 : “Memasukkan yang diketahui dari soal ke dalam rumus.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A10 masih ragu dalam menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan

dalam menyelesaikan permasalahan 2.

c) Berdasarkan gambar 4.52, A10 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu menyusun langkah-langkah

mengerjakan. Langkah-langkah yang yang digunakan tidak

140
menghasilkan jawaban yang sesuai. Hal ini didukung dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A10

sebagai berikut:

P : “Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal?”

A10 : “10 x (30 – 1) x 10 = 10 x 29 x 10 = 290 x 10 = 2900.

P : “Itu 30 dari mana?”

A10 : “3 x 10 mbak.”

P : “Terus menurut kamu jawaban kamu sudah benar?”

A10 : “Ndak tahu mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A10 kurang mampu menggunakan konsep-konsep barisan

aritmatika yaitu suku ke-n dalam mengerjakan dan menggunakan

operasi hitung aljabar untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. Langkah yang digunakannya tidak sesuai

dengan langkah yang benar. Sehingga proses yang telah

dikerjakan A10 menjadi kurang benar.

d) Berdasarkan gambar 4.52, A10 kurang mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan akan dan hasilnya kurang tepat. Hal ini didukung dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A10

sebagai berikut:

P : “Bagaimana jawaban akhir yang kamu dapat?”

A10 : “Jadi Syifa menggunting sebanyak 2.900.”

141
Berdasarkan hasil wawancara di atas, A10 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 2.

Akan tetapi, karena langkah-langkah dalam menyelesaikan

permasalahan 2 kurang tepat, sehingga kesimpulannya juga

menjadi kurang tepat.

e) A10 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada, merasa yakin untuk menjelaskannya

kebenaran dari jawaban tersebut. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A10 : “Aku bingung mbak. Saya tidak yakin kalau ini benar.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A10 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada, alasannya sudah merasa yakin benar dengan jawaban

tersebut. Kemudian setelah A10 diminta untuk memeriksa lagi

soal dengan benar, A10 dapat menemukan letak kesalahan saat

mengerjakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasilnya adalah

kurang benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A10 dapat disimpulkan bahwa A10 dalam mengerjakan

142
permasalahan 2, memenuhi indikator menyajikan pernyataan

matematika secara lisan dan tertulis; dan mengajukan dugaan.

Nomor 3

Diah membeli sepeda seharga Rp. 2.000.000,00. Jika tiap tahun

terjadi penyusutan harga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun menjadi?

Hasil jawaban A10sebagai berikut

Gambar 4.54 Hasil Tes Tulis A10 pada nomor 3

143
Berdasarkan data pada gambar 4.53 di atas, subyek A10 dapat

menyelesaikan permasalahan 3 dengan penyelesaian yang benar.

A10 mampu menerapkan peluruhan setelah 2 tahun dengan tepat.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian subyek. A10 dapat

menggunakan konsep-konsep yang ada untuk menyelesaikan

permasalahan dan menggunakan operasi hitung aljabar dengan tepat.

A10 juga menuliskan kesimpulan akhir dari permasalahan 3 pada

lembar jawaban. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.53, A10 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 2. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek

A10 sebagai berikut:

P : “Pada soal nomor 3. Apakah kamu tahu yang diketahui

pada soal?”

A10 : “Harga awal 2.000.000 mengalami penyusutan pertahun

4%.”

P : “Lalu yang ditanyakan pada soal apa?”

A10 : “Berapa harga sepeda setelah 2 tahun.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A10 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 3. A10

bernalar saat menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang

ditanyakan pada permasalahan 3 dengan tepat baik secara tertulis

144
maupun lisan. Selain itu ketika diwawancara, alasannya sudah

sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar jawaban.

b) Berdasarkan gambar 4.53, A10 dalam menyelesaikan

permasalahan 3 mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 3. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai

berikut:

P : “Coba jelaskan, cara yang bagaimana yang kamu

gunakan untuk mengejakan soal nomor 3!”

A10 : “peluruhan mbak.”

P : “Kenapa kamu pakai itu?”

A10 : “Karena disoal ditanyakan penyusutan mbak.”

P : “Lalu bagaimana cara kamu memulai menjawab soal?”

A10 : “harga awal dikali penyusutan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A10 mampu menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan dalam

menyelesaikan permasalahan 3.

c) Berdasarkan gambar 4.53, A10 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu menyusun langkah-langkah mengerjakan

dengan cukup baik. Terlihat pada lembar jawaban, untuk mencari

peluruhan A10 menggunakan langkah peluruhan = 2.000.000 x

(1 – 0,04)2 = 2.000.000 x (0,96)2 = 2.000.000 x 0,9216 =

145
1.843.200. hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai berikut:

P : “Lalu, bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan

soal?”

A10 : “2.000.000 x (1 – 0,04)2 = 2.000.000 x (0,96)2 =

2.000.000 x 0,9216 = 1.843.200

P : “0.04 itu dari mana?”

A10 : “4% diganti desimal mbak.”

P : “Apakah langkah yang kamu gunakan sudah benar?”

A10 : “sudah mbak. Pasti benar.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A10 mampu menggunakan konsep-konsep peluruhan setelah 2

tahun dalam mengerjakan dan menggunakan operasi hitung

aljabar dengan tepat untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. A10 juga mampu menjelaskan beberapa

alasan dari pernyataan yang harus diketahui kebenarannya dan

hasilnya sudah benar.

d) Berdasarkan gambar 4.53, A10 mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai berikut:

P : “Bagaimana jawaban akhir dari soal yang kamu

dapatkan?”

146
A10 : “Jadi harga sepeda setelah 2 tahun menjadi 1.843.200.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A10 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 3.

Ketika A10 diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A10 mampu

menyampaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A10 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya sudah mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A10 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu dapat sesuai dengan

apa yang ditanyakan dalam soal?”

A10 : “Sudah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A10 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A10 sudah mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik. Sehingga hasil akhirnya sudah benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A10 dapat indikator menyajikan pernyataan matematika secara

lisan dan tertulis; mengajukan dugaan; memanipulasi

matematika; menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti

terhadap kebenaran solusi; dan menarik kesimpulan.

147
2) Subyek A02

Gambar 4.61 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A02

Nomor 1

Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat menjual 120kg,

bulan Februari 130kg, Maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu

bertambah 10kg dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah daging

yang terjual selama 10 bulan?

Hasil jawaban A02 sebagai berikut:

148
Gambar 4.62 Hasil Tes Tulis A02 pada nomor 1

Berdasarkan data pada gambar 4.61 di atas, subyek A02 dalam

menyelesaikan permasalahan 1 dengan penyelesaian yang kurang

tepat. A02 kurang mampu dalam menerapkan deret aritmatika

dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian

subyek. A02 dapat menentukan apa saja yang diketahui dalam

permasalahan 1 dan dapat menuliskan apa yang ditanya. Terkait

dengan penjelasan tersebut, dapat ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.61, A02 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 1 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A02 sebagai

berikut:

P : “Untuk soal nomor 1. Apa saja yang diketahui pada soal

tersebut?”

149
A02 : “bulan Januari menjual 120kg. bulan Februari 130kg,

maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu bertambah

10kg dari bulan sebelumnya.”

P : “Lalu apa yang ditanyakan pada soal tersebut?”

A02 : “Berapa jumlah daging yang terjual selama 10 bulan?”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A02 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 1. Dari

hasil wawancara, A02 dapat menjelaskan dari apa yang diketahui

dan apa yang ditanyakan pada permasalahan 1 dengan tepat.

Selain itu ketika diwawancara, alasannya sudah sesuai dengan

apa yang ditulis pada lembar jawaban.

a) Berdasarkan gambar 4.61, A02 dalam menyelesaikan

permasalahan mampu memperkirakan cara untuk menyelesaikan

permasalahan 1 dan menuliskannya pada lembar jawaban. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A02 sebagai berikut:

P : “Dari soal itu, kamu menggunakan cara yang bagaimana

untuk menjawab soal?”

A02 : “Deret aritmatika mbak.”

P : “Kenapa pakai cara itu?”

A02 : “Karena rumus itu yang sesuai dengan soal.”

P : “Lalu bagaimana kamu memulai menjawab soal

tersebut?”

150
A02 : “Memasukkan yang diketahui ke rumus deret aritmatika.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A02 merasa yakin dalam menjelaskan cara apa saja yang Ia

gunakan dalam menyelesaikan permasalahan 1.

b) Berdasarkan gambar 4.61, A02 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu menyusun langkah-langkah

mengerjakan dengan baik. Langkah-langkah yang digunakan

tidak menghasilkan jawaban yang sesuai. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek

A02 sebagai berikut:

P : “Sekarang coba ceritakan bagaimana langkah-langkah

kamu dalam menyelesaikan soal tersebut?”

A02 : “120 x 130 = 250kg terus 250kg x 10kg = 2500kg.”

P : “Menurut kamu langkah yang kamu gunakan sudah

tepat?”

A02 : “Belum. Saya tidak yakin.”

Berdasarkan wawancara di atas, menunjukkan bahwa A02

kurang mampu dalam menggunakan konsep-konsep deret

aritmatika dalam proses mengerjakan dan tidak mampu

menggunakan operasi hitung aljabar untuk menunjukkan solusi-

solusi dalam menyelesaikannya. Langkah yang digunakannya

tidak sesuai dengan langkah yang benar. Sehingga proses yang

telah dikerjakan oleh A02 menjadi tidak benar.

151
c) Berdasarkan gambar 4.61, A02 mampu menyimpulkan

pernyataan akan tetapi langkah-langkah yang Ia gunakan tidak

benar. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan subyek A02 sebagai berikut:

P : “Kesimpulan yang kamu dapat dari soal tersebut apa?”

A02 : “Jadi jumlah daging yang terjual 2500kg.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A02 dapat

menuliskan kesimpulan dari pernyelesaian pada permasalahan 1

akan tetapi hasilnya tidak sesuai. Sehingga kesimpulannya

menjadi tidak tepat.

d) A02 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada, alasannya merasa tidak yakin untuk

menjelaskannya kebenaran dari jawaban tersebut. Hal ini

didukung dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti

dengan subyek A02 sebagai berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu dapat sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A02 : “Sudah. Tapi kayaknya jawaban saya salah.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A02 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada, alasannya sudah yakin dengan jawaban tersebut. Akan tetapi

jawaban yang diberikan kurang sesuai dengan yang diharapkan

soal.

152
Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A02 dapat disimpulkan bahwa A02 dalam mengerjakan

permasalahan 1, memenuhi indikator hanya menyajikan

pernyataan matematika secara lisan dan tertulis.

Nomor 2

Syifa suka memotong-motong kertas. Mula-mula Ia memotong

kertas menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potong

tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut

dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

Tentukan berapa kali Syifa menggunting, jika untuk memotong

kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan!

Hasil jawaban A02 sebagai berikut:

Gambar 4.63 Hasil Tes Tulis A02 pada nomor 2

153
Berdasarkan data pada gambar 4.62 di atas, subyek A02 dalam

menyelesaikan permasalahan 2 dengan penyelesaian yang kurang

tepat. A02 kurang mampu dalam menerapkan barisan aritmatika

yaitu suku ke-n dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

penyelesaian subyek. Akan tetapi, subyek A02 dapat menentukan

apa saja yang diketahui dalam permasalahan 2 dan dapat menuliskan

apa yang ditanyakan. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.62, A02 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 2 dan

menuliskannya dengan tepat. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A02 sebagai

berikut:

P : “Untuk soal nomor 2, apa saja yang diketahui pada

soal?”

A02 : “Mula-mula memotong kertas menjadi 10 potong,

kemudian 10 potong dipotong lagi menjadi 10 potong.

Sehingga jumlah potongan menjadi 352.”

P : “Lalu yang ditanyakan dalam soal apa?”

A02 : “10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A02 kurang mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan

2. Dari hasil wawancara, A02 membaca hasil jawaban Ia ketika

154
menjelaskan dari apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan

pada permasalahan 2.

b) Berdasarkan gambar 4.62, A02 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 2 dan menuliskannya pada lembar

jawaban. Hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A02 sebagai berikut:

P : “Dari soal itu, kamu menggunakan cara yang

bagaimana?”

A02 : “Barisan aritmatika”

P : “Kenapa kamu memakai rumus itu?”

A02 : “Karena Un suku pertamanya 10 potong.”

P : “Lalu bagaimana kamu memulai menjawab soal

tersebut?”

A02 : “Mencari U2 dulu terus nyari Un nya mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A02 merasa ragu dalam menjelaskan cara apa saja yang ia

gunakan dalam menyelesaikan permasalahan 2.

c) Berdasarkan gambar 4.62, A02 dalam menyelesaikan

permasalahan kurang mampu menyusun langkah-langkah

mengerjakan. Langkah-langkah yang yang digunakan tidak

menghasilkan jawaban yang sesuai. Hal ini didukung dengan

155
hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A02

sebagai berikut:

P : “Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal?”

A02 : “10 x 10 = 100 terus 100 x 352 = 35.200 kali.”

P : “Terus menurut kamu jawaban kamu sudah benar?”

A02 : “belum tahu mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A02 kurang mampu menggunakan konsep-konsep barisan

aritmatika yaitu suku ke-n dalam mengerjakan dan menggunakan

operasi hitung aljabar untuk menunjukkan solusi-solusi dalam

menyelesaikannya. Langkah yang digunakannya tidak sesuai

dengan langkah yang benar. Sehingga proses yang telah

dikerjakan A02 menjadi kurang benar.

d) Berdasarkan gambar 4.62, A02 kurang mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan akan dan hasilnya kurang tepat. Hal ini didukung dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A02

sebagai berikut:

P : “Bagaimana jawaban akhir yang kamu dapat?”

A02 : “Jadi Syifa menggunting 35.200 kali.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A02 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 2.

Akan tetapi, karena langkah-langkah dalam menyelesaikan

156
permasalahan 2 kurang tepat, sehingga kesimpulannya juga

menjadi kurang tepat.

e) A02 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada, merasa yakin untuk menjelaskannya

kebenaran dari jawaban tersebut. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A02 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai

dengan apa yang ditanyakan dalam soal?”

A02 : “sudah yakin mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A02 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada, alasannya sudah merasa yakin benar dengan jawaban

tersebut. Kemudian setelah A02 diminta untuk memeriksa lagi

soal dengan benar, A02 dapat menemukan letak kesalahan saat

mengerjakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasilnya adalah

kurang benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A02 dapat disimpulkan bahwa A02 dalam mengerjakan

permasalahan 2, memenuhi indikator hanya menyajikan

pernyataan matematika secara lisan dan tertulis.

157
Nomor 3

Diah membeli sepeda seharga Rp. 2.000.000,00. Jika tiap tahun

terjadi penyusutan harga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun menjadi?

Hasil jawaban A02 sebagai berikut

Gambar 4.64 Hasil Tes Tulis A02 pada nomor 3

Berdasarkan data pada gambar 4.63 di atas, subyek A02 dapat

menyelesaikan permasalahan 3 dengan penyelesaian yang tidak

benar. A02 kurang mampu menerapkan peluruhan setelah 2 tahun

dengan tepat. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penyelesaian

158
subyek. A02 tidak dapat menggunakan konsep-konsep yang ada

untuk menyelesaikan permasalahan dan menggunakan operasi

hitung aljabar dengan tepat. A02 juga menuliskan kesimpulan akhir

dari permasalahan 3 pada lembar jawaban akan tetapi jawaban yang

diberikan tidak benar. Terkait dengan penjelasan tersebut, dapat

ditunjukkan bahwa:

a) Berdasarkan gambar 4.63, A02 mampu menuliskan apa saja

informasi yang terdapat dalam permasalahan 2. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek

A02 sebagai berikut:

P : “Pada soal nomor 3. Apakah kamu tahu yang diketahui

pada soal?”

A02 : “(sambil membaca) Sepeda seharga 2.000.000

mengalami penyusutan pertahun 4%.”

P : “Lalu yang ditanyakan pada soal apa?”

A02 : “Penyusutan seharga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A02 mengetahui apa yang diharapkan pada permasalahan 3. A02

membaca jawaban saat menjelaskan dari apa yang diketahui dan

apa yang ditanyakan pada permasalahan 3 dengan tepat baik

secara tertulis maupun lisan. Selain itu ketika diwawancara,

alasannya sudah sesuai dengan apa yang ditulis pada lembar

jawaban.

159
b) Berdasarkan gambar 4.63, A02 dalam menyelesaikan

permasalahan 3 mampu memperkirakan cara untuk

menyelesaikan permasalahan 3. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A02 sebagai

berikut:

P : “Coba jelaskan, cara yang bagaimana yang kamu

gunakan untuk mengejakan soal nomor 3!”

A02 : “peluruhan.”

P : “Kenapa kamu pakai itu?”

A02 : “Karena sesuai dengan yang ditanyakan mbak.”

P : “Lalu bagaimana cara kamu memulai menjawab soal?”

A02 : “Mengubah 4% nya terus dihitung.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A02 kurang mampu menjelaskan cara apa saja yang ia gunakan

dalam menyelesaikan permasalahan 3.

c) Berdasarkan gambar 4.63, A02 dalam menyelesaikan

permasalahan tidak mampu menyusun langkah-langkah

mengerjakan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A02 sebagai

berikut:

P : “Lalu, bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan

soal?”

160
A02 : “i = 25 atau 4% = 25 + 25 = 50. Terus 2.000.000 – 50 =

1.950.000.”

P : “Lha kok disitu ada 50 itu dari mana?”

A02 : “Kan 4% itu sama aja 25 mbak. Nah dirumus itu I nya di

kuadratkan. Jadi 25 + 25 = 50 gitu.”

P : “Apakah langkah yang kamu gunakan sudah benar?”

A02 : “Belum mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, menunjukkan bahwa

A02 tidak mampu menggunakan konsep-konsep peluruhan

setelah 2 tahun dalam mengerjakan dan menggunakan operasi

hitung aljabar dengan tidak tepat untuk menunjukkan solusi-

solusi dalam menyelesaikannya. A02 juga tidak mampu

menjelaskan beberapa alasan dari pernyataan yang harus

diketahui kebenarannya dan hasilnya tidak benar.

d) Berdasarkan gambar 4.63, A02 tidak mampu menyimpulkan

pernyataan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah yang Ia

gunakan. hal ini didukung dengan hasil wawancara yang

dilakukan peneliti dengan subyek A02 sebagai berikut:

P : “Bagaimana jawaban akhir dari soal yang kamu

dapatkan?”

A02 : “Jadi harga sepeda setelah 2 tahun menjadi 1.950.000.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A02 dapat

menuliskan kesimpulan dari penyelesaian pada permasalahan 3.

161
Akan tetapi jawaban yang diberikan tidak benar. Ketika A02

diminta untuk menjelaskan kesimpulan, A02 tidak mampu

menyampaikan kesimpulan dengan tepat.

e) A02 saat diberikan pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari

permasalahan yang ada dan alasannya tidak mampu memberikan

penjelasan dengan cukup baik. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan subyek A02 sebagai

berikut:

P : “Apakah jawaban akhir yang kamu dapat sesuai dengan

apa yang ditanyakan dalam soal?”

A02 : “Kayaknya sudah mbak.”

Berdasarkan hasil wawancara di atas, A02 saat diberikan

pertanyaan tentang kebenaran jawaban dari permasalahan yang

ada dan A02 tidak mampu memberikan penjelasan dengan cukup

baik. Sehingga hasil akhirnya tidak benar.

Berdasarkan analisis hasil jawaban dan wawancara dengan

A02 dapat indikator hanya menyajikan pernyataan matematika

secara lisan dan tertulis.

162
b. Deskripsi upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran

siswa

Gambar 4.70 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan guru mata

pelajaran matematika

Pada bagian ini, peneliti mendeskripsikan bagaimana upaya guru

dalam memaksimalkan kemampuan penalaran siswa kelas XII Akuntansi

1 SMK Diponegoro Salatiga. Peneliti melakukan penggalian data melalui

hasil wawancara dengan guru mata pelajaran matematika. Hal-hal yang

diteliti meliputi upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran

siswa pada mata pelajaran matematika serta seberapa jauh guru mata

pelajaran matematika mengetahui kemampuan penalaran matematika

siswa dalam pembelajaran matematika.

Upaya yang dilakukan guru untuk memaksimalkan kemampuan

penalaran siswa antara lain dengan memberikan jam tambahan sepulang

sekolah. Selain itu guru juga melaksanakan tes remidi dan memberikan

tambahan tugas untuk dikerjakan di rumah. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran

matematika sebagai berikut:

163
P : “Saya melakukan penelitian di kelas XII Akuntansi 1, seberapa jauh

bapak mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa dalam

pembelajaran matematika?

G : “Walaupun secara tatap muka pak Bayu juga tidak selalu bertemu

dengan anak-anak. Akan tetapi pak Bayu masih ingat dulu kan di kelas

X mengajar mereka walaupun kelas XI tidak mengajar mereka. Dengan

melihat anak mengerjakan tugas-tugas, ulangan secara langsung di

depan kelas pasti pak Bayu mengamati sekecil apapun siswanya. Pak

Bayu sangat tahu kemampuan penalaran anak-anak seperti apa, dia

bisa atau tidak sampai tahap ini, atau bahkan dia harusnya bisa lebih

dari ini.”

P : “Baik pak. Jika saya menanyakan secara individu kemampuan anak-

anak boleh pak?”

G : “Iya silakan mbak.”

P : “Menurut bapak siswa A15 itu bagaimana kemampuan penalarannya

pak?”

G : “Oh A15 itu kemampuannya sangat bagus penalaran matematikanya,

juga kalau diajarkan cepat menerima, penangkapan materinya juga

bagus. Jadi dia yang lebih menonjol dibandingkan teman-temannya.”

P : “Lalu kalau siswa A29 itu bagaimana pak?”

G : “A29 itu hampir sama seperti A15, cuma kalau ibarat di ranking

masih lebih bagus A15. Ya ibaratnya dia masuk 5 besar lah di kelas.”

P : “Kalau A23 itu seperti apa kemampuan penalarannya pak?”

164
G : “A23 itu biasa mbak. Kalau rajin, dia rajin. Cuma untuk

penalarannya tidak secepat A15 dan A29.”

P : “A06 menurut bapak seperti apa kemampuannya pak?”

G : “Biasa sih mbak. Tidak begitu menonjol di kelas.”

P : “Lalu kalau A10 bagaimana pak?”

G : “A10 dia sebenernya biasa, tapi lebih baik daripada A06 sama A23.

Kalau dikelompokkan sebenarnya dia masuk yang sedang tapi

mengarah ke tinggi mbak. Ibaratnya dia masih di bawah A15 dan A29

gitu. Dia kalau diasah lagi sebenarnya bisa lebih baik.”

P : “Ini yang terakhir pak, A02 menurut bapak seperti apa kemampuan

penalarannya?”

G : “A02 dia bisa dikelompokkan ke rendah sih mbak. Soalnya dia

pendiam jadi kayak mau tanya ke saya aja ndak berani.”

P : “Setelah saya mengetahui kemampuan penalaran siswa berdasarkan

pemaparan bapak, apakah bapak memiliki strategi untuk

memaksimalkan potensi kemampuan penalaran siswa tersebut?”

G : “Dari kemampuan penalaran masing-masing anak, bisa

dikelompokkan. Jadi ada beberapa yang harus dilakukan supaya anak-

anak yang kemampuannya lebih tinggi tidak merasa pembelajarannya

biasa saja tetapi juga harus memikirkan kemampuan anak yang rendah

dan sedang juga. Kalau bapak untuk yang rendah harus dikasih

tambahan waktu atau tidak kalau anaknya benar-benar mau untuk

menambah jam belajar di luar sekolah ya ndak masalah. Selain itu saya

165
juga melaksanakan tes remidi dan memberikan tambahan tugas untuk

dikerjakan di rumah. Karena tanggungjawab guru bukan yang pintar-

pintar saja, tetapi juga anak–anak yang rendah juga butuh

diperhatikan. Jadi yang pintar bisa melangkah lebih dari yang

sekarang, juga yang kemampuan rendah bisa mengejarnya. Jadi harus

saling support antara guru dan siswanya.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, guru menyatakan bahwa

kemampuan penalaran matematis siswa untuk kategori tinggi yaitu A15

dan A29, kategori sedang yaitu A23, A06 dan A10, dan kategori rendah

yaitu A02.

c. Deskripsi upaya guru dalam mengatasi masalah kemampuan

penalaran yang rendah

Gambar 4.80 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan guru mata

pelajaran matematika

Pada bagian ini, peneliti mendeskripsikan bagaimana upaya guru

dalam mengatasi masalah kemampuan penalaran siswa kelas XII

Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga yang rendah. Peneliti melakukan

penggalian data melalui hasil wawancara dengan guru mata pelajaran

166
matematika. Hal-hal yang diteliti meliputi upaya guru dalam mengatasi

masalah kemampuan penalaran siswa yang rendah pada mata pelajaran

matematika.

Berdasarkan hasil wawancara selama melakukan penelitian. Berikut

penjelasan mengenai upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan

penalaran pada mata pelajaran matematika. Guru meminta siswa yang

berkemampuan tinggi untuk membantu mengajari siswa yang mengalami

kemampuan yang sedang dan rendah. Hal ini didukung dengan hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran

matematika sebagai berikut:

P : “Untuk siswa yang berkemampuan penalaran matematis yang

rendah, apakah ada upaya tersendiri dalam meningkatkan penalaran

matematis siswa tersebut pak?”

G : “Untuk siswa yang rendah, nanti saya meminta tolong dengan yang

kemampuan tinggi untuk melakukan tutor sebaya karena terkadang

siswa yang berkemampuan penalaran rendah ini malu atau takut

untuk bertanya ke guru, jadi mereka bisa minta tolong ke teman untuk

diajarkan.

Berdasarkan kutipan wawancara di atas, guru menyatakan bahwa

untuk mengatasi kemampuan penalaran matematis siswa yang rendah

dengan cara meminta tolong dengan yang berkemampuan tinggi untuk

melakukan tutor sebaya karena terkadang siswa yang berkemampuan

rendah malu atau takut untuk bertanya kepada guru.

167
B. Analisis Data

Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh kesalahan siswa dalam

menyelesaikan soal open-ended materi barisan dan deret. Selanjutnya akan

dipaparkan pembahasan mengenai deskripsi kemampuan penalaran matematis

siswa, upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran matematis, dan

upaya guru dalam mengatasi kemampuan penalaran matematis siswa yang

rendah berdasarkan analisis hasil tes dan wawancara sesuai kategori kemampuan

penalaran matematis.

1. Deskripsi Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas XII Akuntansi

1 SMK Diponegoro Salatiga

a. Subyek A15

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan

penalaran subyek A15 dalam menyelesaikan soal open-ended pada materi

barisan dan deret soal nomor 1 sudah mampu pada setiap tahap dalam

menyelesaikan soal yang diberikan dengan tepat. Pada soal nomor 2 dan 3

subyek A15 sudah mampu dalam menyelesaikan soal yang diberikan

dengan tepat.

1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A15 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A15 mampu menjabarkan apa saja

yang diketahui dalam soal dan mampu menjabarkan apa saja yang

ditanyakan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan

168
Dwiningrum, dkk (2016: 161-162) yang menunjukkan bahwa siswa

dapat menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam

soal dengan tepat. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan dari Dewi (2018: 148) yang menunjukkan bahwa siswa dapat

menentukan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal

dengan tepat.

2) Kemampuan mengajukan dugaan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A15 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A15 mampu menduga atau

merumuskan kemungkinan pemecahan pada soal. Hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penemuan Rismen, dkk (2020: 258-269) yang

menunjukkan bahwa siswa mengatakan tidak mengalami kesulitan

kesulitan dikarenakan menurut siswa perintah soal dituliskan dengan

jelas sehingga diperoleh bahwa pada indikator mengajukan dugaan

melalui pilihan rumus atau definisi siswa mampu mengajukan dugaan

dengan baik dan benar. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Raharjo, dkk (2020: 40) yang menunjukkan bahwa peneliti

memperoleh deskripsi tentang KPT yakni dapat mengidentifikasi dan

memberikan keterangan apa yang diketahui dan apa yang dtanyakan

dari soal sehingga mampu menyelesaikan soal penalaran dalam

mengajukan dugaan untuk menentukan panjang, lebar, dan tinggi.

169
3) Melakukan Manipulasi Matematika

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A15 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A15 mampu mengubah bahasa soal

menjadi bahasa matematika tepat. Subyek A15 mampu menuliskan

bahasa matematika dengan cara menyebutkan secara runtut dan detail

informasi-informasi yang diketahui dan ditanya. Hal ini terlihat dari

beberapa temuan peneliti yakni, dalam merencanakan penyelesaian

masalah subyek A15 mampu melakukan manipulasi matematika

dengan menyusun rencana penyelesaian dengan aturan yang berlaku.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Ardhiyanti,

dkk (2019: 94) yang menunjukkan bahwa siswa mampu melakukan

manipulasi dengan mengubah satuan kodi menjadi buah dan dapat

menjelaskan melalui wawancara yang dilakukan. Hasil penelitian

tersebut juga sejalan dengan penemuan Zaenab (2015: 96) yang

menunjukkan bahwa hasil analisis yang dikerjakan siswa I, II, III, dan

IV dari tujuh indikator kemampuan penalaran Problem Posing dapat

ditarik kesimpulan bahwa siswa sangat baik dalam mencapai indikator

yang ke enam. Artinya dalam hal ini rata-rata siswa dapat melakukan

manipulasi matematika dengan sangat baik.

4) Kemampuan menyusun buki, memberikan alasan/bukti terhadap

alasan/bukti terhadap kebenaran solusi

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A15 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A15 mampu menyelesaikan soal

170
sesuai dengan apa yang telah direncanakan dengan tepat. Hal ini terlihat

dari beberapa temuan peneliti yakni, dalam menyelesaikan rencana

penyelesian, A15 dapat melakukan langkah-langkah dari prosedur yang

telah dilakukan sebelumnya untuk memperoleh penyelesaian. Pada soal

tes tertulis materi barisan dan deret siswa harus mampu menuliskan hal

yang diketahui di dalam soal. Siswa juga harus mampu menuliskan hal

yang ditanyakan di dalam soal tersebut. Setelah mengetahui hal yang

diketahui dan ditanyakan di dalam soal maka siswa akan mencari cara

untuk menyelesaikan soal tersebut. Subyek A15 tidak mengalami

kesulitan pada tahap ini.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Setiawan dan

Dores (2019: 141) yang menunjukkan bahwa siswa KT telah mampu

melakukan perencanaan dan pelaksanaan dalam menyelesaikan

masalah. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan

Khasanah (2017: 142) yang menunjukkan bahwa mahasiswa TI sudah

mampu dan benar pada tahap menyusun bukti terhadap kebenaran

solusi.

5) Menarik kesimpulan dari pernyataan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A15 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A15 mampu membuat kesimpulan

sesuai dengan jawaban yang ditulis. Hasil penelitian tersebut sejalan

dengan penemuan Gultom dan Roesdiana (2019: 292) yang

menunjukkan bahwa siswa mampu menyelesaikan soal tersebut sampai

171
pada penarikan kesimpulan. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa

indikator kemampuan penalaran matematis yang ingin dicapai pada

soal tersebut yaitu siswa mampu menarik kesimpulan dari

permasalahan dapat terpenuhi. Hasil penelitian tersebut juga sejalan

dengan penemuan Khainingsih, dkk (2020: 270) yang menunjukkan

bahwa siswa dalam menyelesaikan soal nomor satu dengan indikator

menarik kesimpulan yang logis, dari 15 siswa terdapat 5 siswa yang

dapat menarik kesimpulan yang logis dengan benar sehingga mendapat

perolehan skor 4.

6) Memeriksa kesahihan suatu argumen

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A15 pada tes

tahap 1, tahap 2, tahap 3 subyek A15 mampu memeriksa jawaban dari

argumen yang ditulis. Hal ini terlihat dari beberapa temuan peneliti

yakni, dalam memeriksa kembali subyek A15 dapat menjabarkan

kesimpulan dari proses penyelesaian dan menjelaskan kesahihan

argumen. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Irianti

(2020: 84) yang menunjukkan bahwa siswa tidak menuliskan

bagaimana cara siswa memeriksa kembali jawaban yang telah

diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, nampak

bahwa siswa mampu menjelaskan cara untuk memeriksa jawaban yang

telah diperoleh. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan

Wahyuni, dkk (2019: 86) yang menunjukkan bahwa siswa kategori

172
tinggi dapat memeriksa kesahihan dari suatu pernyataan atau argumen

dengan sangat baik dan jawabannya sempurna.

b. Subyek A29

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan

penalaran subyek A29 dalam menyelesaikan soal open-ended pada materi

barisan dan deret soal nomor 1 dan nomor 3 sudah mampu pada setiap

tahap dalam menyelesaikan soal yang diberikan dengan tepat. Pada soal

nomor 2 subyek A29 kurang mampu dalam menyelesaikan soal yang

diberikan dengan tepat.

1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A29 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A29 mampu menjabarkan apa saja

yang diketahui dalam soal dan mampu menjabarkan apa saja yang

ditanyakan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Astiati

(2020: 406) yang menunjukkan bahwa siswa berkemampuan sedang

pada aspek mengidentifikasi masalah dapat menemukan unsur-unsur

yang diketahui dan ditanyakan. Hasil penelitian tersebut juga sejalan

dengan penemuan dari Khasanah (2017: 141) yang menunjukkan

bahwa mahasiswa S1 sudah mampu dan benar pada tahap kemampuan

menyajikan pernyataan matematika secara tertulis.

173
2) Mengajukan dugaan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A29 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A29 mampu menduga atau

merumuskan kemungkinan pemecahan pada soal. Hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penemuan Sukmasari (2016: 7) yang

menunjukkan bahwa siswa S6 tidak mampu merumuskan pemecahan

masalah yang ada pada soal. Ini disebabkan karena siswa tidak mampu

menganalisis soal dengan tepat sehingga langkah yang digunakan siswa

tidak terstruktur. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Ardhiyanti, dkk (2019: 94) yang menunjukkan bahwa subjek

NA tidak dapat mengajukan dugaan.

3) Melakukan manipulasi matematika

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A29 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A29 kurang mampu mengubah

bahasa soal menjadi bahasa matematika tepat. Subyek A29 hanya

menuliskan arti dari setiap bahasa matematika, A29 tidak menuliskan

bahasa matematika dengan cara menyebutkan secara runtut dan detail

informasi-informasi yang diketahui dan ditanya. Hal ini terlihat dari

beberapa temuan peneliti yakni, dalam merencanakan penyelesaian

masalah subyek A29 kurang mampu melakukan manipulasi

matematika dengan menyusun rencana penyelesaian dengan aturan

yang berlaku.

174
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Muslimin dan

Sunardi (2019: 176) yang menunjukkan bahwa siswa tidak melakukan

manipulasi matematika, hal itu dikarenakan siswa lupa menuliskan

rumus yang digunakan untuk menyelesaikan soal nomor 3. Akibatnya

siswa mengalami kesulitan dalam melakukan manipulasi matematika.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Alfionita dan

Hidayati (2019: 955) yang menunjukkan bahwa siswa tidak dapat

melakukan manipulasi matematika.

4) Menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A29 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A29 mampu menyelesaikan soal sesuai

dengan apa yang telah direncanakan dengan tepat. Akan tetapi A29

tidak mampu menyelesaikan tahap 2 dengan benar dikarenakan A29

merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal juga kurang memahami

maksud soal. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Dewi

(2018: 157) yang menunjukkan bahwa siswa belum mampu

menyelesaikan rencana penyelesaian. Hal ini terlihat dari beberapa

temuan peneliti yakni, dalam menyelesaikan rencana penyelesaian,

kedua subyek belum dapat melakukan langkah-langkah dari prosedur

yang telah dilakukan sebelumnya untuk memperoleh penyelesaian.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Dwiningrum

(2016: 165) yang menunjukkan bahwa subjek SG1, SG2, dan SI2 tidak

mampu mengerjakan soal tes.

175
5) Menarik kesimpulan dari pernyataan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A29 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A29 mampu membuat kesimpulan sesuai

dengan jawaban yang ditulis dengan tepat. Akan tetapi A29 tidak

mampu membuat kesimpulan pada tahap 2 dengan benar dikarenakan

A29 tidak menyelesaikan soal dengan tepat. Hasil penelitian tersebut

sejalan dengan penemuan Muhammad (2017: 72) yang menunjukkan

bahwa tidak sedikit mahasiswa yang mampu melakukan manipulasi

tapi tidak dapat menyimpulkan hasil dari manipulasi yang dilakukan.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Nurhayati dan

Subekti (2017: 72) yang menunjukkan bahwa siswa belum mampu

dalam menarik kesimpulan dari pernyataan.

6) Memeriksa kesahihan suatu argumen

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A29 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A29 kurang mampu memeriksa jawaban

dari argumen yang ditulis. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

penemuan Hindun (2018: 19) yang menunjukkan bahwa SA3 tidak

dapat memenuhi indikator memeriksa kesahihan suatu argumen dari

kedua soal yang diberikan. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Gusliana (2017: 86) yang menunjukkan bahwa siswa masih

kurang tepat dan siswa belum mampu menyelidiki tentang kebenaran

dari suatu argumen.

176
c. Subyek A23

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan

penalaran subyek A23 dalam menyelesaikan soal open-ended pada materi

barisan dan deret soal nomor 1 dan nomor 3 sudah mampu pada setiap

tahap dalam menyelesaikan soal yang diberikan dengan tepat. Pada soal

nomor 2 subyek A23 kurang mampu dalam menyelesaikan soal yang

diberikan dengan tepat.

1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A23 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A23 mampu menjabarkan apa saja

yang diketahui dalam soal dan mampu menjabarkan apa saja yang

ditanyakan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Arianti

(2020: 83) yang menunjukkan bahwa siswa mampu menuliskan apa

yang diketahui pada soal (syarat cukup) dan apa yang ditayakan pada

soal sebagai syarat perlu. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan dari Yustitia (2017: 124) yang menunjukkan bahwa S2 sudah

mampu menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan pada soal.

2) Kemampuan mengajukan dugaan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A23 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A23 mampu menduga atau

merumuskan kemungkinan pemecahan pada soal. Hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penemuan Jannah, dkk (2020: 74) yang

177
menunjukkan bahwa siswa mampu memperkirakan proses

penyelesaian yang ada pada soal, dengan demikian diperoleh

kesimpulan bahwa siswa sudah memenuhi kemampuan mengajukan

dugaan. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Fitri,

Hudiono, dan Ahmad (2014: 4) yang menunjukkan bahwa hanya 1

siswa yang tidak bisa mengajukan dugaan pada soal nomor 1.

3) Melakukan manipulasi matematika

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A23 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A23 mampu mengubah bahasa soal

menjadi bahasa matematika tepat. Subyek A23 mampu menuliskan

bahasa matematika dengan cara menyebutkan secara runtut dan detail

informasi-informasi yang diketahui dan ditanya. Hal ini terlihat dari

beberapa temuan peneliti yakni, dalam merencanakan penyelesaian

masalah subyek A23 mampu melakukan manipulasi matematika

dengan menyusun rencana penyelesaian dengan aturan yang berlaku.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Lestari (2018:

305) yang menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki kemampuan

mengenali manipulasi matematika soal karena siswa dapat mengetahui

apa yang ditanyakan dalam soal nomor 1. Hasil penelitian tersebut juga

sejalan dengan penemuan Musthafa, dkk (2014: 5) yang menunjukkan

bahwa kemampuan penalaran siswa aspek memanipulasi matematika,

kategori cukup baik dan cukup mempunyai frekuensi tertinggi yaitu

33,33%.

178
4) Menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A23 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A23 mampu menyelesaikan soal sesuai

dengan apa yang telah direncanakan dengan tepat. Akan tetapi A23

tidak mampu menyelesaikan tahap 2 dengan benar dikarenakan A23

merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal juga kurang memahami

maksud soal. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan

Setiawati, dkk (2019: 752) yang menunjukkan bahwa siswa tidak dapat

menyusun buki dan tidak dapat memberikan alasan. Hasil penelitian

tersebut juga sejalan dengan penemuan Purwanti, dkk (2020: 150) yang

menunjukkan bahwa siswa belum dapat menyelesaikan soal secara

benar dengan langkah-langkah penyelesaian yang kurang terstruktur.

5) Menarik kesimpulan dari pernyataan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A23 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A23 mampu membuat kesimpulan sesuai

dengan jawaban yang ditulis dengan tepat. Akan tetapi A23 tidak

mampu membuat kesimpulan pada tahap 2 dengan benar. Hasil

penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Saputri, dkk (2017: 23)

yang menunjukkan bahwa indikator menarik kesimpulan dari

pernyataan masih belum terpenuhi dengan baik. Berdasarkan hasil tes

juga bahwa ketercapaian indikator menarik kesimpulan dari pernyataan

hanya sebesar 38,02%. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Fitri dan Rizta (2017: 481) yang menunjukkan bahwa siswa

179
yang tidak dapat menarik kesimpulan sebesar 21,61% dengan kategori

kurang.

6) Memeriksa kesahihan suatu argumen

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A23 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A23 mampu memeriksa jawaban dari

argumen yang ditulis. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

penemuan Hindun (2018: 19) yang menunjukkan bahwa SA3 tidak

dapat memenuhi indikator memeriksa kesahihan suatu argumen dari

kedua soal yang diberikan. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Gusliana (2017: 86) yang menunjukkan bahwa siswa masih

kurang tepat dan siswa belum mampu menyelidiki tentang kebenaran

dari suatu argumen.

d. Subyek A06

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan

penalaran subyek A06 dalam menyelesaikan soal open-ended pada materi

barisan dan deret soal nomor 1 dan nomor 3 sudah mampu pada setiap

tahap dalam menyelesaikan soal yang diberikan dengan tepat. Pada soal

nomor 2 subyek A06 kurang mampu dalam menyelesaikan soal yang

diberikan dengan tepat.

1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A06 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A06 mampu menjabarkan apa saja

180
yang diketahui dalam soal dan mampu menjabarkan apa saja yang

ditanyakan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan

Hamsiah, dkk (2017: 120) yang menunjukkan bahwa sebagian besar

subjek mampu menyelesaikan masalah matematika tersebut secara

tertulis dan lisan yaitu mampu menyebutkan apa saja yang diketahui

dan ditanyakan, tetapi masih melakukan perhitungan yang salah

walaupun subjek sudah menuliskan rumus yang benar. Hasil penelitian

tersebut juga sejalan dengan penemuan Rusyani (2014: 10) yang

menunjukkan bahwa siswa mampu menyajikan pernyataan matematika

dengan lisan, tertulis, dan gambar, indikator ini dilihat dari bagaimana

siswa dapat mengubah suatu pernyataan matematika menjadi gambar

maupun tertulis.

2) Kemampuan mengajukan dugaan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A06 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A06 mampu menduga atau

merumuskan kemungkinan pemecahan pada soal. Hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penemuan Arfan, dkk (2019: 75) yang

menunjukkan bahwa siswa mampu mengajukan dugaan matematika

dengan benar. Hal ini menunjukkan bahwa penalaran matematis siswa

dalam indikator mengajukan dugaan matematika berdasarkan proses

matematika yang terlihat memuaskan. Hasil penelitian tersebut juga

sejalan dengan penemuan Kurniawati (2020: 69) yang menunjukkan

181
bahwa siswa mampu menjelaskan permasalahan yang ditemukan dalam

soal setelah membaca soal.

3) Melakukan manipulasi matematika

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A06 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A06 mampu mengubah bahasa soal

menjadi bahasa matematika tepat. Subyek A06 mampu menuliskan

bahasa matematika dengan cara menyebutkan secara runtut dan detail

informasi-informasi yang diketahui dan ditanya. Hal ini terlihat dari

beberapa temuan peneliti yakni, dalam merencanakan penyelesaian

masalah subyek A06 mampu melakukan manipulasi matematika

dengan menyusun rencana penyelesaian dengan aturan yang berlaku.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Afri dan

Utami (2018: 216) yang menunjukkan bahwa siswa mampu melakukan

manipulasi matematika dengan benar. Hasil penelitian tersebut juga

sejalan dengan penemuan Afrillia dan Fadiana (2020: 20) yang

menunjukkan bahwa siswa dapat melakukan manipulasi matematika

dengan sesuai.

4) Menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A06 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A06 mampu menyelesaikan soal sesuai

dengan apa yang telah direncanakan dengan tepat. Akan tetapi A06

tidak mampu menyelesaikan tahap 2 dengan benar dikarenakan A06

merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal juga kurang memahami

182
maksud soal. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Linola,

dkk (2017: 31) yang menunjukkan bahwa siswa dapat menyusun bukti

dan memberikan alasan terhadap kebenaran solusi dengan benar dan

kurang lengkap. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Asdarina dan Ridha (2019: 229) yang menunjukkan bahwa

siswa kurang mampu dalam hal melakukan menyusun bukti,

memberikan alasan atau bukti terhadap beberapa solusi dalam

menjawab soal yang diberikan.

5) Menarik kesimpulan dari pernyataan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A06 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A06 mampu membuat kesimpulan sesuai

dengan jawaban yang ditulis dengan tepat. Akan tetapi A06 tidak

mampu membuat kesimpulan pada tahap 2 dengan benar. Hasil

penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Muslimin dan Sunardi

(2019: 176) yang menunjukkan bahwa siswa tidak mampu membuat

kesimpulan secara benar. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Aini (2020: 37) yang menunjukkan bahwa subjek membuat

kesimpulan hasil yang diambil salah tidak sesuai konsep perkalian.

6) Memeriksa kesahihan suatu argumen

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A06 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A06 mampu memeriksa jawaban dari

argumen yang ditulis. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

penemuan Nurhayati dan Subekti (2017: 72) yang menunjukkan bahwa

183
siswa belum mampu memeriksa kesahihan suatu argumen dengan tepat.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Dwiningrum,

dkk (2016: 166) yang menunjukkan bahwa subjek SG1 dan SG2 tidak

mampu memeriksa kesahihan terhadap pernyataan yang diajukan.

e. Subyek A10

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan

penalaran subyek A10 dalam menyelesaikan soal open-ended pada materi

barisan dan deret soal nomor 1 dan nomor 3 sudah mampu pada setiap

tahap dalam menyelesaikan soal yang diberikan dengan tepat. Pada soal

nomor 2 subyek A10 kurang mampu dalam menyelesaikan soal yang

diberikan dengan tepat.

1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A10 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A10 mampu menjabarkan apa saja

yang diketahui dalam soal dan mampu menjabarkan apa saja yang

ditanyakan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Yustitia

(2017: 122) yang menunjukkan bahwa S1 menuliskan dengan benar apa

yang diketahui dan ditanya pada soal. Hasil penelitian tersebut juga

sejalan dengan penemuan Khasanah (2017: 140) yang menunjukkan

bahwa mahasiswa T1 sudah mampu dan benar pada tahap kemampuan

menyajikan pernyataan matematika secara tertulis.

184
2) Kemampuan mengajukan dugaan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A10 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A10 mampu menduga atau

merumuskan kemungkinan pemecahan pada soal. Hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penemuan Imam, dkk (2016: 9) yang

menunjukkan bahwa siswa EC sudah bisa mengajukan dugaan dari

suatu permasalahan. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Ardhiyanti, dkk (2019: 93) yang menunjukkan bahwa subjek

JC mampu mengajukan dugaan dengan cara menyebutkan secara runtut

dan detail informasi-informasi yang diketahui dan ditanya.

3) Melakukan manipulasi matematika

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A10 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A10 mampu mengubah bahasa soal

menjadi bahasa matematika tepat. Subyek A10 mampu menuliskan

bahasa matematika dengan cara menyebutkan secara runtut dan detail

informasi-informasi yang diketahui dan ditanya. Hal ini terlihat dari

beberapa temuan peneliti yakni, dalam merencanakan penyelesaian

masalah subyek A10 mampu melakukan manipulasi matematika

dengan menyusun rencana penyelesaian dengan aturan yang berlaku.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Gultom dan

Roesdiana (2019) yang menunjukkan bahwa siswa mampu membuat

permodelan matematika dari soal tersebut dan mampu menyelesaikan

permasalahan yang ditanyakan. Hasil penelitian tersebut juga sejalan

185
dengan penemuan Sukmasari (2016: 8) yang menunjukkan bahwa

siswa mampu menyelesaikan soal yang termasuk indikator melakukan

manipulasi matematika dengan baik.

4) Menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A10 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A10 mampu menyelesaikan soal sesuai

dengan apa yang telah direncanakan dengan tepat. Akan tetapi A10

tidak mampu menyelesaikan tahap 2 dengan benar dikarenakan A10

merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal juga kurang memahami

maksud soal. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan

Khainingsih, dkk (2020: 273) yang menunjukkan bahwa siswa hanya

mengetahui konsep saja namun tidak dapat menggunakan konsep

tersebut dalam menyelesaikan permasalahan dan siswa belum mampu

menghubungkan konsep-konsep yang telah diketahui. Hasil penelitan

tersebut juga sejalan dengan penemuan Harahap, dkk (2020: 74) yang

menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa pada

indikator menyusun bukti terhadap kebenaran solusi sebelum

menggunakan model pembelajaran problem based leraning belum

terlaksana dengan baik.

5) Menarik kesimpulan dari pernyataan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A10 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A10 mampu membuat kesimpulan sesuai

dengan jawaban yang ditulis dengan tepat. Akan tetapi A10 tidak

186
mampu membuat kesimpulan pada tahap 2 dengan benar. Hasil

penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Setiawan dan Dores

(2019: 142) yang menunjukkan bahwa siswa KR dan KS masih kurang

mampu menarik kesimpulan berdasarkan konsep matematika yang

terlihat. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Dewi

(2018: 154) yang menunjukkan bahwa subyek menarik kesimpulan

dengan menjelaskan jawaban akhir yang diperoleh. Akan tetapi,

jawaban akhir yang diperoleh kurang tepat sehingga kesimpulan akhir

menjadi kurang benar.

6) Memeriksa kesahihan suatu argumen

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A10 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A10 mampu memeriksa jawaban dari

argumen yang ditulis. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

penemuan Nurhayati dan Subekti (2017: 72) yang menunjukkan bahwa

siswa belum mampu memeriksa kesahihan suatu argumen dengan tepat.

Siswa tidak paham mengenai soal yang diberikan, siswa tidak

memahami cara menghitung luas dan keliling bangun datar gabungan

dan terlihat kebingungan saat diminta memberikan penjelasan hasil

jawaban yang diberikan. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Afrilia dan Fadiana (2020: 20) yang menunjukkan bahwa

FAR dapat memberikan pernyataan dari suatu argumen namun tidak

sesuai.

187
f. Subyek A02

1) Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan

diagram

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A02 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A02 mampu menjabarkan apa saja

yang diketahui dalam soal dan mampu menjabarkan apa saja yang

ditanyakan. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan

Hidayati dan Widodo (2015: 136) yang menunjukkan bahwa SR dapat

menyebutkan apa saja yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal

secara lisan dan menuliskannya pada lembar jawabannya. Hasil

penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Hamsiah, dkk

(2016:120) yang menunjukkan bahwa subjek mampu menyelesaikan

masalah matematika tersebut secara tertulis, dan lisan yaitu mampu

menyebutkan apa saja yang diketahui dan ditanyakan, tetapi masih

melakukan perhitungan yang salah walaupun subjek sudah menuliskan

rumus yang benar.

2) Kemampuan mengajukan dugaan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A02 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A02 tidak mampu menduga atau

merumuskan kemungkinan pemecahan pada soal. Hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penemuan Sofyana dan Kusuma (2018: 16)

yang menunjukkan bahwa siswa memberikan dugaan dengan benar.

188
Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Isnurani (2018:

31) yang menunjukkan bahwa siswa tidak dapat mengajukan dugaan.

3) Melakukan manipulasi matematika

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A02 pada tes

tahap 1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A02 kurang mampu mengubah

bahasa soal menjadi bahasa matematika tepat. Subyek A02 hanya

menuliskan arti dari setiap bahasa matematika, A02 tidak menuliskan

bahasa matematika dengan cara menyebutkan secara runtut dan detail

informasi-informasi yang diketahui dan ditanya. Hal ini terlihat dari

beberapa temuan peneliti yakni, dalam merencanakan penyelesaian

masalah subyek A02 kurang mampu melakukan manipulasi

matematika dengan menyusun rencana penyelesaian dengan aturan

yang berlaku.

Hasil Penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Nurhayati,

dkk (2013: 07) yang menunjukkan bahwa subjek dapat menuliskan

yang diketahui dari soal, dan hanya dapat menghubungkan dengan pola

kesebangunannya tetapi tidak dapat menghubungkan semua yang

diketahui dengan yang ditanyakan dan tidak disertai dengan ilustrasi

gambar dari soal. Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan

penemuan Setiawan dan Dores (2019: 141) yang menunjukkan bahwa

siswa KR terlihat belum mampu merubah dari matematika verbal

menjadi simbol matematika.

189
4) Menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A02 pada tes

tahap 1, dan tahap 3 subyek A02 mampu menyelesaikan soal sesuai

dengan apa yang telah direncanakan dengan tepat. Akan tetapi A02

tidak mampu menyelesaikan tahap 2 dengan benar dikarenakan A02

merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal juga kurang memahami

maksud soal. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan

Ardhiyanti, dkk (2019: 97) yang menunjukkan bahwa tidak mampu

memberikan bukti dan memberikan alasan karena. Hasil penelitian

tersebut juga sejalan dengan penemuan Dewi (2018: 158) yang

menunjukkan bahwa siswa tidak dapat menyusun bukti-bukti

penyelesaian dan memberikan alasan terhadap beberapa solusi dari

permasalahan.

5) Menarik kesimpulan dari pernyataan

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A02 pada tes tahap 1,

tahap 2, dan tahap 3 subyek A02 tidak mampu membuat kesimpulan

sesuai dengan jawaban yang ditulis dengan tepat. Hasil penelitian

tersebut sejalan dengan penemuan Alfionita dan Hidayati (2019) yang

menunjukkan bahwa siswa kurang tepat menarik kesimpulan sehingga

siswa dikategorikan rendah. Hasil penelitian tersebut juga sejalan

dengan penemuan Astuti dan Sariningsih (2018: 812) yang

menunjukkan bahwa subjek tidak menyimpulkan hasilnya karena

kurang faham terhadap soal yang diberikan.

190
6) Memeriksa kesahihan suatu argumen

Hasil analisis tes tertulis dan wawancara subyek A02 pada tes tahap

1, tahap 2, dan tahap 3 subyek A02 tidak mampu memeriksa jawaban

dari argumen yang ditulis. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

penemuan Muhammad (2017: 73) yang menunjukkan bahwa

mahasiswa dapat memeriksa kesahihan suatu argumen dan memberikan

jawaban tetapi salah. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan

penemuan Irianti (2020: 92) yang menunjukkan bahwa subjek 5 tidak

mampu melaksanakan tahap memeriksa kembali jawaban dengan benar

dan tepat. Siswa mengalami kesulitan dari awal pemecahan masalah

sehingga pada tahap pemeriksaan kembali siswa tidak menuliskannya.

2. Deskripsi Upaya Guru Dalam Memaksimalkan Kemampuan Penalaran

Siswa

Hasil analisis wawancara kepada guru, guru mengungkapkan bahwa

dalam memaksimalkan kemampuan penalaran dengan melakukan pengayaan

dan remedial. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Sari (2016:

89) yang menunjukkan bahwa guru mengambil peserta didik yang mengalami

kesulitan atau dengan kata lain siswa yang nilai matematikanya tidak tuntas

untuk mengikuti pengajaran remedial, sedangkan siswa yang nilainya sudah

tuntas diberikan pengayaan oleh guru. Dalam pelaksanaan pengajaran

remedial guru melakukannya sendiri tanpa kerjasama dengan guru lainnya.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Ludia (2017:

96) yang menunjukkan bahwa untuk mencapai hasil standar kelulusan dan

191
memperbaiki hasil belajar, guru membimbing peserta didik yang mengikuti

remedial. Remedial dilakukan bukan hanya untuk meningkatkan hasil belajar

peserta didik, tetapi juga bagaimana agar peserta didik mampu menyerap

materi pelajaran dengan baik. Peserta didik yang diberi kegiatan pengayaan

berdiskusi, dan menghafal materi. Setelah itu di pelajaran selanjutnya peserta

didik yang diberi pengayaan menyampaikan materi di depan kelas dan peserta

didik yang lainnya memperhatikan peserta didik yang diberi pengayaan. Hasil

penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Izzati (2015: 62) yang

menunjukkan bahwa siswa setelah mengikuti program remedial melalui

pembelajaran tutor sebaya memiliki rerata lebih besar daripada sebelum

mengikuti program remedial. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan

remedial melalui pembelajaran tutor sebaya berpengaruh terhadap hasil

belajar. Siswa setelah mengikuti program pengayaan melalui pembelajaran

tutor sebaya memiliki rerata lebih besar daripada sebelum mengikuti program

pengayaan. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan program pengayaan

melalui pembelajaran tutor sebaya berpengaruh terhadap hasil belajar

matematika.

3. Upaya guru dalam mengatasi masalah kemampuan penalaran siswa

kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga

Hasil analisis wawancara kepada guru, guru mengungkapkan bahwa

dalam memaksimalkan kemampuan penalaran akan dilakukan pembelajaran

tutor sebaya. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penemuan Isnurani

(2018: 29) yang menunjukkan bahwa ketika siswa bersama teman-teman

192
sebayanya bekerja sama mengerjakan tugas-tugas, interaksi-interaksi sosial

yang sama-sama mereka jalani dapat berperan sebagai fungsi pengajaran.

Melalui komunikasi dan tindakan, orang-orang yang berada dalam

lingkungan anak mengajarkan alat-alat kepada anak (misalnya bahasa,

simbol, tanda) yang mereka butuhkan untuk memperoleh kompetensi.

Interaksi sosial dengan guru, orang tua, dan teman sebaya yang lebih

berpengalaman memberika kontribusi yang signifikan bagi perkembangan

intelektual dan kemampuan penalaran matematis siswa.

Hasil penelitian tersebut juga sejalan dengan penemuan Riyanti (2017:

61) yang menunjukkan bahwa menggunakan model tutor sebaya menjadikan

hasil belajar siswa lebih baik dan meningkat. Hasil penelitian tersebut juga

sejalan dengan penemuan Nurmala, dkk (2013: 210) yang menunjukkan

bahwa penggunaan pembelajaran tutor sebaya dapat meningkatkan hasil

belajar siswa khususnya dalam menyelesaikan operasi hitung campuran

bilangan bulat.

193
BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan teknik tes tertulis,

wawancara dan dokumentasi yang dilaksanakan di SMK Diponegoro Salatiga,

tentang analisis kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII Akuntansi 1

melalui soal open-ended dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan

tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1. Kemampuan penalaran matematis siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK

Diponegoro Salatiga adalah siswa yang berkemampuan tinggi memenuhi

pada indikator menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis,

gambar dan diagram; mengajukan dugaan; memanipulasi matematika;

menyusun bukti, memberikan alasan/bukti terhadap kebenaran solusi;

menarik kesimpulan; dan memeriksa kesahihan suatu argumen. Siswa yang

berkemampuan sedang memenuhi pada indikator menyajikan pernyataan

matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram; mengajukan dugaan;

dan memanipulasi matematika. Siswa yang berkemampuan rendah

memenuhi pada indikator menyajikan pernyataan matematika secara lisan,

tertulis, gambar dan diagram; dan mengajukan dugaan.

2. Upaya guru dalam memaksimalkan kemampuan penalaran matematis siswa

kelas XII Akuntansi 1 SMK Diponegoro Salatiga dengan melakukan

pengayaan dan remedial.

194
3. Upaya guru dalam mengatasi kemampuan penalaran matematis siswa yang

rendah dengan melakukan pembelajaran tutor sebaya.

B. SARAN

Dari hasil penelitian, pembahasan, dan simpulan yang telah dikemukakan,

peneliti memberikan beberapa saran, sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Kemampuan penalaran matematis siswa sangat berpengaruh terhadap siswa

dalam menyelesaikan masalah matematika sehingga penting bagi guru untuk

memperhatikan situasi tersebut dalam pembelajaran matematika. Guru dapat

mengembangkan potensi pengajaran dengan meningkatkan kemampuan

penalaran matematis siswa.

2. Bagi Siswa

Diharapkan dapat dijaikan sebagai bekal pengetahuan tentang kemampuan

penalaran matematis sehingga memiliki motivasi untuk bersungguh-sungguh

dalam belajar dan menyelesaikan soal-soal.

3. Bagi Sekolah

Memperhatikan hasil penelitian ini hendaknya dapat dijadikan masukan dan

pertimbangan sebagai salah satu alternative dalam kemajuan proses

pembelajaran terutama pada mata pelajaran matematika khususnya pada

kemampuan penalaran matematis siswa.

4. Bagi Peneliti Lain

Hendaknya penelitian selanjutnya dapat lebih mengembangkan pengetahuan

yang berkaitan dengan kemampuan penalaran matematis dengan

195
karakteristik yang berbeda dan materi yang berbeda. Memberikan kontribusi

bagi upaya peningkatan mutu dan kualitas pendidikan.

196
DAFTAR PUSTAKA

Afri, dan Utami. (2018). Perkembangan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa


Selama Diterapkan Pembelajaran Think Pair Square. Jurnal Matematika dan
Pendidikan Matematika. Padang. UIN Imam Bonjol Padang.
Afrillia, dan Fadiana. (2020). Profil Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA
dalam Menyelesaikan Soal Dimensi Tiga: Jurnal Riset Pembelajaran
Matematika. SMA Negeri 1 Paciran.
Aini, Lia. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Ditinjau dari
Self-efficacy Siswa SMP Kelas VII: Jurnal Edumath. Universitas
Muhammadiyah PROF. DR. HAMKA.
Aisyah. (2015). Analisis Kemampuan Penalaran Logis Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika pada Mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika:
Jurnal Ilmiah DIKDAYA. Jambi: Universitas Batang Hari.
Alfionita, dan Hidayati. (2019). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Materi Bangun Ruang Sisi Datar: Prosiding Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika. Universitas Singaperbangsa Karawang.
Alimuddin, Asdar, dan Widyawanti. (2017). Karakteristik Pemecahan Masalah
Matematika Open-ended Ditinjau dari Kemampuan Logika Siswa Kelas XI
SMA Negeri 3 Wajo. Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Anggito dan Setiawan (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: CV.
Jejak.
Ardhiyanti, Sutriyono, dan Pratama. (2019). Deskripsi Kemampuan Penalaran
Siswa dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Materi Aritmatika
Sosial: jurnal Pendidikan Matematika. Jurnal Cendekia: FKIP Universitas
Kristen Satya Wacana.
Arfan, Abdullah, dan Bani. (2019). Pengaruh Pendekatan Open-ended terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMP pada Materi Garis dan Sudut:
Delta-Pi Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Universitas
Khairun.
Asdarina, dan Ridha. (2019). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
dalam Menyelesaikan Soal Setara PISA Konten Geometri: Seminar Nasional
Multidisiplin Ilmu Inovasi Produk Penelitian Pengabdian Masyarakat &
Tantangan Era Revolusi Industri 4.0. Aceh Barat Daya. STKIP
Muhammadiyah Aceh Barat Daya.
Astiati, Siska. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa MTs
dalam menyelesaikan Soal-soal Geometri: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan.

197
Astuti, dan Sariningsih. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematik Siswa
SMP pada Soal-soal Materi Segi Empat dan Segitiga: Jurnal Pembelajaran
Matematika Inovatif. Cimahi: IKIP Siliwangi.
Brodie, Karin. (2010). Teaching Mathematical Reasoning in Secondary School
Classroom. New York: Springer.
Dewi. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa dalam
Menyelesaikan Masalah Matematika Materi Aritmatika Sosial Kelas VII di
MTs Negeri 6 Tulungagung. Tulungagung: Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
Dwiningrum, Mardiyana, dan Pramudya. (2016). Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis pada Materi Persamaan Garis Lurus Ditinjau dari Tipe
Kepribadian Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Ngemplak Boyolali. Prosiding
Seminar Matematika dan Pendidikan Matematika. Surakarta: Universitas
Sebelas Maret.
Emzir. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Fitri, Hudiono, dan Ahmad. (2014). Meningkatkan Kemampuan Penalaran Siswa
dengan Wawancara Klinis pada Pemecahan Masalah Aritmatika Sosial
Kelas VIII SMP. Pontianak: Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Untan.
Fitri dan Rizta. (2017). Analisis Kemampuan Penalaran Siswa dalam
Menyelesaikan Barisan dan Deret Bilangan. Palembang: Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Gultom, dan Roesdiana. (2019). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
SMP pada Materi Operasi Aljabar: Prosiding Seminar Nasional Matematika
dan Pendidikan Matematika. Penulis Korespondensi: Universitas
Singaperbangsa.
Gusliana, Nita. (2017). Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis pada Siswa SMP. Banda Aceh:
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Gustiati, Maya. (2016). Profil Kemampuan Bernalar Matematis dalam Pemecahan
Masalah Ditinjau dari Kecerdasan Emosional Dan Gaya Belajar Siswa.
Makassar: Tesis Program PascaSarjana Universitas Negeri Makassar.
Hamsiah, Masjudin, dan Kurniawan. (2017). Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMPN13 Mataram pada Materi Bangun Ruang: Media
Pendidikan Matematika Program Studi Pendidikan Matematika. FPMIPA
IKIP Mataram.
Harahap, Siregar, dan Harahap. (2020). Efektivitas Penggunaan Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Ditinjau dari Kemampuan

198
Penalaran Matematis Siswa. Jurnal MathEdu (Mathematic Education
Journal). Institut Pendidikan Tapanuli Selatan.
Hidayati, dan Widodo. (2015). Proses Penalaran Matematis Siswa dalam
Memecahkan Masalah Matematika pada Materi Pokok Dimensi Tiga
Berdasarkan Kemampuan Siswa di SMA Negeri 5 Kediri. Kediri: UNP
Kediri.
Hindun. (2018). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Gaya Belajar
Visual dan Auditori dalam Pemecahan Masalah Matematika pada Materi
Segiempat Siswa Kelas VII. Jambi: Universitas Jambi.
Imam, Mirza, dan Nursangaji. (2016). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 01 Selakau. Pontianak. FKIP Untan.
Irianti, Nathasa. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Siswa dalam
Memecahkan Masalah Matematika Berdasarkan Langkah-langkah Polya:
Jurnal of Mathematics Education, Science and Technology. Universitas
Tribuwana Tunggadewi.
Isnurani. (2018). Pengembangan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui
Pembelajaran Berbasis Multi Representasi di SMP: Jurnal Saintika UNPAM.
UNPAM.
Izzati, Nurma. (2015). Pengaruh Penerapan Program Remedial dan Pengayaan
Melalui Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil Belajar Matematika
Siswa. Cirebon: Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon.
Jannah, Zubainur, dan Syahjuzar. (2020). Kemampuan Siswa dalam Mengajukan
Dugaan dan Melakukan Manipulasi Matematika Melalui Model Discovery
Learning di Sekolah Menengah Aceh: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan
Matematika. Aceh. Universitas Syiah Kuala.
Khainingsih, Maimunah, dan Roza. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMP dalam Menyelesaikan Soal Open-ended pada Materi
Teorema Phytagoras: Jurnal Kependidikan. Riau: FKIP Universitas Riau.
Kurniawati, Yuliana. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis dalam
Memecahkan Masalah Matematika Tipe HOT pada Materi Segi Empat Kelas
VII SMP N 1 Yogyakarta. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Lestari, Vita. (2018). Kemampuan Manipulasi Matematis Siswa Ditinjau dari
Gender: Prosiding SEMADIK. Purwokerto: FKIP Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Lestari, Karunia. dan Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: Refika Aditama.

199
Lestari, Hartono, dan Purwoko. (2016). Pengaruh Pendekatan Open-Ended
terhadap Penalaran Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama
Palembang. Palembang: FKIP Unsri.
Linola, Marsitin, dan Wulandari. (2017). Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Cerita di SMAN 6
Malang: Mathematics Education Journal. Malang: Universitas Kanjuruhan
Malang.
Ludia, Pedral. (2017). Efektifitas Remedial dan Pengayaan dalam Meningkatkan
Hasil Belajar PAI Peserta Didik Kelas X ADI SMA PGRI 1 Kotabumi
Kabupaten Lampung Utara Tahun Pelajaran 2016/2017. Lampung: Institut
Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Mahendra, Murtafiah, dan Adamura (2016). Profil Penalaran Siswa Kelas X SMA
dalam Menyelesaikan Masalah Persamaan Kuadrat Ditinjau dari
Kemampuan Awal Siswa. Seminar Nasional Matematika.
Moleong, Lexy. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhammad, Guntur. (2017). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis
Mahasiswa pada Mata Kuliah Struktur Aljabar II (Teori Gelanggang): Jurnal
Prisma Universitas Suryakancana. Universitas Suryakancana.
Muslimin, dan Sunardi. (2019). Analisis Kemampuan Penalaran Matematika Siswa
SMA pada Materi Geometri Ruang: Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif.
Palembang: Universitas Muhammadiyah Palembang.
Musthafa, Sunardi, dan Fatahillah. (2014). Analisis Tingkat Kemampuan Penalaran
Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Materi FPB dan KPK Kelas VII B
SMP Negeri 10 Jember. Jember: Universitas Jember.
Mustikasari, Zulkardi, Aisyah. (2010). Pengembangan Soal-Soal Open-Ended
Pokok Bahasan Bilangan Pecahan di Sekolah Menengah Pertama, artikel
dalam Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 4(1), edisi Juli. Palembang:
Universitas Sriwijaya.
Ngalimun. (2017). Strategi pembelajaran dilengkapi dengan 65 model
pembelajaran. Yogyakarta: penerbit parama ilmu.
Nurhayati dan Subekti. (2017). Deskripsi Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Ditinjau dari Gaya Belajar dan Gender. Purwokerto: Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Nurhayati, Sutinah, dan Rosyidi. (2013). Kemampuan Penalaran Siswa Kelas VIII
dalam Menyelesaikan Soal Kesebangunan: Jurnal Mahasiswa. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Nurmala, Sukayasa, dan Paloloang. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Tutor
Sebaya untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SDN 20 Toli-Toli

200
pada Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat: Jurnal Kreatif Tadaluko
Online. Tadaluko: Universitas Tadaluko.
Purwanti, Syofiana, dan Risnanosanti. (2020). Soal Tentang Bilangan Bulat untuk
Mengukur Kemampuan Penalaran Matematis: Jurnal Pendidikan
Matematika Raflesia. Bengkulu: Universitas Muhammadiyah Bengkulu.
Raharjo, Saleh, Sawitri. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
dengan Pendekatan Open-ended dalam Pembelajaran Matematika: Jurnal
Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan. Paedagoria. Tangerang:
Universitas Muhammadiyah Tangerang.
Riduwan. (2013). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rismen, Mardiyah, dan Puspita. (2020). Analisis Kemampuan Penalaran dan
Komunikasi Matematis Siswa: Jurnal Pendidikan Matematika. Mosharafa:
STKIP PGRI Sumatera Barat.
Riyanti, Elis. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Tutor Sebaya Terhadap Hasil
Belajar Matematika Materi Statistika Siswa Kelas VII MTs Ma’arif Bakung
Udanawu Blitar Tahun Ajaran 2016/2017. Tulungagung: Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung.
Rubyanto, Goenawan. (2015). Matematika untuk PGSD. Malang: Gunung
Samudra.
Ruslan dan Santoso. (2013). Pengaruh Pemberian Soal Open-Ended terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis Siswa: Jurnal Kreano. Semarang.
Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES.
Rusyani, Ratna. (2014). Peningkatan Kemampuan Bernalar Siswa dengan
Pendekatan Scientific Melalui Strategi Pembelajaran Numbered Head
Together (NHT). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sa’adah. (2010). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 3 Banguntapan dalam Pembelajaran Matematika Melalui
Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI).
Saputri, Susanti, dan Aisyah. (2017). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Menggunakan Pendekatan Metaphorical Thinking pada Materi
Perbandingan Kelas VIII di SMKPN 1 Indralaya Utara: Jurnal Elemen.
Palembang: Universitas Sriwijaya.
Sari, Ratih. (2016). Pelaksanaan Pengajaran Remedial pada Mata Pelajaran
Matematika di Kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Sedayu Bantul. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Setianingsih. (2016). Hubungan Antara Penalaran Formal dengan Pemahaman
Konsep Fisika Siswa Kelas VIII MTsN Model Makassar Tahun Ajaran
2015/2016. Makassar: UIN Alauddin Makassar

201
Setiawan, dan Dores. (2019). Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah dan
Penalaran Matematis Siswa Sekolah Dasar Se-Kota Sintang. Jurnal Ilmiah
Ilmu Pendidikan. VOX Edukasi: STKIP Persada Khatulistiwa Sintang.
Setiawati, Muhtadi, dan Rosalina. (2019). Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
pada Soal Aplikasi: Prosiding Seminar Nasional & Call For Papers.
Tasikmalaya: Universitas Siliwangi.
Setyaningrum, Nofi. (2017). Analisis Kesulitan Menyelesaikan Soal Open-ended
pada Materi Bilangan Kelas VII Semester Gasal SMP Negeri 3 Sawit Tahun
Pelajaran 2016/2017. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Shadiq, Fajar. (2014). Pembelajaran Matematika: Cara Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Siswa. Yogyakarta: Graha ilmu.
Sofyana, dan Kusuma. (2018). Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa Menggunakan Pembelajaran Generative pada Kelas VII
SMP Muhammadiyah Kaliwiro: Jurnal Penelitian Didaktik Matematika.
Purwokerto: Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Sugiyono. (2016). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sukmasari, Puput. (2016). Kemampuan Penalaran Siswa dalam Menyelesaikan
Soal Pisa Konten Bilangan. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sumartini, Tina. (2015). Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa
Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Mosharafa: Jurnal pendidikan
matematika
Suprihatin, Maya, dan Senjayawati. (2018) Analisis Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa SMP pada Materi Segitiga Dan Segiempat: Jurnal Kajian
Pembelajaran Matematika. IKIP Siliwangi.
Surajiyo. (2015). Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi
aksara.
Uhti. (2011). Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Open-Ended untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah
Menengah, artikel dalam Prosiding Semnas Matematika dan Pendidikan
Matematika. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
Verawati, Ayu. (2017). Pendekatan Pembelajaran Open-ended untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa pada Pelajaran
Matematika. Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-raniry.
Wahyuni, Roza, dan Maimunah. (2019). Analisis Kemampuan Penalaran
Matematika Siswa Kelas X pada Materi Dimensi Tiga: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika Al-Qalasadi. Pekanbaru. Universitas Riau.
Wijaya. (2012). Pendidikan Matematika Realistik: Suatu Alternatif Pendekatan
Pembelajaran Matematika. Yogyakarta : Graha Ilmu.

202
Wiyanti dan Leonard. (2017). Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis Siswa. (Prosiding Diskusi
Panel Nasional Pendidikan Matematika: Universitas Indraprasta PGRI
Yuliana, Eli. (2015). Pengembangan Soal Open-ended pada Pembelajaran
Matematika untuk Mengidentifikasi Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika (SNAPTIKA):
Palembang.
Yustitia, Via. (2017). Profil Kemampuan Penalaran Mahasiswa PGSD UNIPA
Surabaya dalam Pemecahan Masalah Matematika Sekolah. Universitas
PGRI Adi Buana Surabaya.
Zaenab, Siti (2015). Analisis Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui
Pendekatan Problem Possing di Kelas X IPA 1 SMA Negeri 9 Malang.
Malang: SMP Muhammadiyah 3 Malang.

203
LAMPIRAN-LAMPIRAN

204
Lampiran 1:
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisa Puspita Fanhary


TTL : Bumi Makmur, 26 September 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Kedungracak RT/RW 02/02, Kaliboto, Kec. Bener, Kab.
Purworejo
Riwayat Pendidikan :
a. SDN Bumi Makmur
b. SMP N 8 Mesuji Raya
c. MAN Purworejo
Demikian daftar riwayat hidup saya buat sebenar-benarnya.

205
Lampiran 2:

Indikator Kemampuan Penalaran Matematis

Indikator Penalaran
No. Aspek Penalaran matematis Skor
Matematis
1. Kemampuan menyajikan Siswa dapat menuliskan hal yang
pernyataan matematika diketahui dan ditanyakan di dalam
3
secara lisan, tertulis, gambar soal.
dan diagram
2. Kemampuan mengajukan Siswa dapat menduga atau
dugaan merumuskan berbagai kemungkinan
berbagai kemungkinan pemecahan 2
masalah pada soal sesuai dengan
pengetahuannya.
3. Kemampuan melakukan Siswa dapat memanipulasi masalah
manipulasi matematika yang diberikan menggunakan
2
konsep yang relevan untuk menuju
jawaban yang dikehendaki.
4. Kemampuan menyusun Siswa dapat memberikan
bukti, memberikan alasan / alasan/bukti setiap langkah
3
bukti terhadap kebenaran penyelesaian yang diberikan.
solusi
5. Kemampuan menarik Siswa dapat membuat kesimpulan
2
kesimpulan dari pernyataan sesuai dengan jawaban yang ditulis.
6. Memeriksa kesahihan suatu Siswa memeriksa jawaban dari
2
argumen argumen yang ditulis

206
Lampiran 3:

Kisi-kisi Soal Tes

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMP)

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Barisan dan Deret

Kelas : XI Akuntansi 1

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

Nomor Bentuk
Kompetensi Dasar Indikator Soal
Soal Soal

Menggunakan pola Siswa dapat menyelesaikan soal

barisan aritmatika dan barisan dan deret yang berkaitan 1 Uraian

geometri untuk dengan deret aritmatika

menyajikan dan Siswa dapat menyelesaikan soal

menyelesaikan masalah dan deret yang berkaitan dengan 2 Uraian

konstektual (termasuk suku ke-n barisan aritmatika

pertumbuhan, Siswa dapat menyelesaikan soal

peluruhan, bunga dan deret yang berkaitan dengan 3 Uraian

majemuk, dan anuitas). peluruhan

207
Lampiran 4:

Soal Tes Kemampuan Penalaran Matematis Melalui Soal Open-ended

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : XI Akuntansi 1

Waktu : 2 x 40 menit

Petunjuk pengerjaan:

1. Tulislah nama dan kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan.

2. Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat dan teliti.

3. Waktu pengerjaan adalah 80 menit.

4. Jawablah soal dengan:

a) Menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dalam soal.

b) Merumuskan kemungkinan strategi dalam menyelesaikan soal.

c) Menuliskan dan menerapkan cara/strategi dalam menyelesaikan soal

d) Menuliskan alasan pada setiap langkah pengerjaan.

e) Menuliskan kesimpulan dari hasil yang diperoleh.

5. Setelah selesai mengerjakan soal secara tertulis, maka dilanjutkan dengan

tes lisan dari jawaban yang kamu berikan.

208
SOAL

1. Januari Februari

120kg 130kg

Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat menjual 120kg, bulan

Februari 130kg, Maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu bertambah 10kg

dari bulan sebelumnya. Berapakah jumlah daging yang terjual selama 10

bulan?

2.

Potongan kertas pertama potongan kertas kedua

Syifa suka memotong-motong kertas. Mula-mula Ia memotong kertas

menjadi 10 potong, kemudian selembar dari 10 potong tersebut dipotong lagi

menjadi 10 potong. Kegiatan tersebut dilakukan sehingga jumlah potongan

seluruhnya menjadi 352. Tentukan berapa kali Syifa menggunting, jika untuk

memotong kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan!

209
3.

Diah membeli sepeda seharga Rp.2000.000,00. Jika tiap tahun terjadi

penyusutan harga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun menjadi?

210
Lampiran 5:

Lembar Kerja Siswa

Nama :

Kelas :

No. absen :

No. Soal Tahap Penyelesaian

1. Diketahui:

(tuliskan apa yang diketahui pada soal)

Ditanya:

(tuliskan apa yang ditanya pada soal)

(tuliskan rencana atau strategi penyelesaian soal)

Rencana/strategi yang dilakukan untuk menyelesaikan soal ini yaitu:

211
(tuliskan permasalahan yang ada pada soal dalam bahasa matematika)

(selesaikan soal sesuai dengan apa yang telah direncanakan)

(tulislah kesimpulan penyelesaian soal)

2. Diketahui:

(tuliskan apa yang diketahui pada soal)

Ditanya:

(tuliskan apa yang ditanya pada soal)

212
(tuliskan rencana atau strategi penyelesaian soal)

Rencana/strategi yang dilakukan untuk menyelesaikan soal ini yaitu:

(tuliskan permasalahan yang ada pada soal dalam bahasa matematika)

(selesaikan soal sesuai dengan apa yang telah direncanakan)

(tulislah kesimpulan penyelesaian soal)

213
3. Diketahui:

(tuliskan apa yang diketahui pada soal)

Ditanya:

(tuliskan apa yang ditanya pada soal)

(tuliskan rencana atau strategi penyelesaian soal)

Rencana/strategi yang dilakukan untuk menyelesaikan soal ini yaitu:

(tuliskan permasalahan yang ada pada soal dalam bahasa matematika)

214
(selesaikan soal sesuai dengan apa yang telah direncanakan)

(tulislah kesimpulan penyelesaian soal)

215
Lampiran 6:

Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa

No.
Tahap Penyelesaian Skoring
Soal

1. Diketahui:

(Tuliskan apa yang diketahui pada soal)

daging pada bulan Januari = 120kg


5
daging pada bulan Februari = 130kg

Maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu bertambah 10kg

dari bulan sebelumnya

Ditanya:

(Tuliskan apa yang ditanya pada soal) 3

Jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah…

(Tuliskan rencana atau strategi penyelesaian soal)

Menggunakan rumus deret aritmatika 3


𝑛
𝑆10 = 2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

(tuliskan permasalahan yang ada pada soal dalam bahasa

matematika)

Diketahui:
6
𝑎 = 120

𝑏 = (130 − 120) = 10

Ditanya:

216
𝑆10 =?

(Selesaikan soal sesuai dengan apa yang telah direncanakan)


𝑛
𝑆10 = 2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)

10
= (2 × 120 + (10 − 1)10)
2

= 5(240𝑟 + (9)10) 10

= 5(240 + 90)

= 5(330)

= 1.650

(Tuliskan kesimpulan penyelesaian soal)

Jadi, jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah 3

1.650kg

2. Diketahui:

(Tuliskan apa yang diketahui pada soal)


5
Jumlah potongan kertas yang diperoleh

Potongan: 10 19 28 … 352

Ditanya:

(Tuliskan apa yang ditanya pada soal) 3

Berapa kali Syifa menggunting kertas?

(Tuliskan rencana atau strategi penyelesaian soal)

Menggunakan barisan aritmatika rumus suku ke-n


3
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

217
(Tuliskan permasalahan yang ada pada soal dalam bahasa

matematika)

Diketahui:

a = 10
6
b= 9

𝑈𝑛 = 352

Ditanya:

n=?

(Selesaikan soal sesuai dengan apa yang telah direncanakan)

𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏

352 = 10 + (𝑛 − 1)9

352 = 10 + 9𝑛 − 9

352 = 9𝑛 + 1
10
9𝑛 = 351
351
𝑛= = 39
9

Karena setiap 1 kali potong = 3 kali gunting,

maka 39 kali memotong diperlukan = 39 x 3 = 117 kali

gunting

(Tuliskan kesimpulan penyelesaian soal)

Jadi, Syifa menggunting sebanyak 117 kali untuk


3
mendapatkan 352 potongan kertas

218
3. Diketahui:
(Tuliskan apa yang diketahui pada soal)
5
Harga sepeda awal = Rp.2000.000,00
penyusutan harga per tahun = 4% = 0,04
Ditanya:

(Tuliskan apa yang ditanya pada soal) 3

Harga sepeda setelah 2 tahun

(Tuliskan rencana atau strategi penyelesaian soal)

Menggunakan rumus peluruhan jika diketahui presentase atau


3
rumus peluruhan setelah 2 tahun

𝐴𝑛 = 𝐴0 (1 − 𝑖)𝑛 atau 𝐴𝑛 = 𝐴0 (1 − 𝑖)2

(Tuliskan permasalahan yang ada pada soal dalam bahasa

matematika)

Diketahui:

𝐴0 = 2.000.000
6
𝑖 = 4% = 0,04

𝑛=2

Ditanya:

𝐴𝑛 =?

(Selesaikan soal sesuai dengan apa yang telah direncanakan)

𝐴𝑛 = 𝐴0 (1 − 𝑖)𝑛
10
= 2.000.000(1 − 0,04)2

= 2.000.000(0,96)2

219
= 2.000.000 × 0,9216

= 1.843.200

(Tuliskan kesimpulan penyelesaian soal)


3
Jadi, harga sepeda setelah 2 tahun menjadi Rp.1.843.200,00

Total 90

220
Lampiran 7:

INDIKATOR PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Indikator Pendoman
No. Pertanyaan
Wawancara

1. Siswa dapat menuliskan yang Apakah kamu dapat menyebutkan

diketahui yang diketahui dalam soal?

2. Siswa dapat menuliskan yang Apakah kamu dapat menyebutkan

ditanyakan yang ditanyakan dalam soal?

3. Siswa dapat menentukan cara atau Kenapa kamu memilih rumus atau

prosedur penyelesaian soal cara itu untuk menjawab soal?

4. Siswa dapat merubah bentuk soal Bagaimana cara kamu memulai

cerita ke dalam model matematika. menjawab soal tersebut?

5. Siswa dapat memberikan alasan - Bagaimana langkah kamu untuk

atau bukti dari jawaban soal menyelesaikan soal tersebut

tersebut. - Apakah langkah yang kamu

gunakan sudah tepat?

6. Siswa dapat menuliskan Bagaimana jawaban akhir dari soal

kesimpulan dari jawaban yang yang diberikan?

telah dikerjakan.

7. Siswa mampu menjelaskan Apakah jawaban akhir yang kamu

keterkaitan jawaban yang peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan pada soal. ditanyakan dalam soal tersebut?

221
Lampiran 8:

PEDOMAN WAWANCARA SISWA

Petunjuk Wawancara:

1. Wawancara yang dilakukan dengan siswa mengacu pada pedoman wawancara.

2. Wawancara tidak harus berjalan berurutan sesuai dengan pedoman wawancara.

3. Proses wawancara didokumentasi dengan menggunakan media audio

recording.

4. Pedoman wawancara hanya digunakan sebagai garis besar saja, dan peneliti

diperbolehkan untuk mengembangkan pembicaraan atau diskusi ketika

wawancara berlangsung karena wawancara ini tergolong wawancara yang tidak

terstruktur.

Adapun pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

2. Apakah kamu dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut

6. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

7. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

8. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

222
Lampiran 9:

INDIKATOR PEDOMAN WAWANCARA GURU

Indikator Pendoman
No. Pertanyaan
Wawancara

1. Guru dapat mendeskripsikan Seberapa jauh bapak mengetahui

kemampuan penalaran matematis kemampuan penalaran siswa dalam

siswa. pembelajaran matematika?

2. Upaya guru dalam Apakah bapak memiliki strategi

memaksimalkan potensi untuk memaksimalkan potensi

kemampuan penalaran matematis kemampuan penalaran matematis

siswa. siswa? Jika strategi itu ada, apa saja

strategi bapak?

3. Upaya guru dalam mengatasi Untuk siswa yang berkemampuan

masalah terhadap kemampuan penalaran matematis yang rendah,

penalaran matematis siswa yang apakah ada upaya tersendiri dalam

rendah. meningkatkan penalaran matematis

siswa tersebut?

223
Lampiran 10:

PEDOMAN WAWANCARA GURU

Petunjuk Wawancara:

1. Wawancara yang dilakukan dengan siswa mengacu pada pedoman wawancara.

2. Wawancara tidak harus berjalan berurutan sesuai dengan pedoman wawancara.

3. Proses wawancara didokumentasi dengan menggunakan media audio

recording.

4. Pedoman wawancara hanya digunakan sebagai garis besar saja, dan peneliti

diperbolehkan untuk mengembangkan pembicaraan atau diskusi ketika

wawancara berlangsung karena wawancara ini tergolong wawancara yang tidak

terstruktur.

Adapun pertanyaan yang diajukan adalah sebagai berikut:

1. Seberapa jauh bapak mengetahui kemampuan penalaran siswa dalam

pembelajaran matematika?

2. Apakah bapak memiliki strategi untuk memaksimalkan potensi kemampuan

penalaran matematis siswa? Jika strategi itu ada, apa saja strategi bapak?

3. Untuk siswa yang berkemampuan penalaran matematis yang rendah, apakah

ada upaya tersendiri dalam meningkatkan penalaran matematis siswa tersebut?

224
Lampiran 11:
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Annisa Puspita Fanhary

NIM : 23070160028

Dosen Pembimbing : M. Istiqlal, M.Pd

Judul skripsi pada surat penunjukkan pembimbing skripsi:

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS XII

AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA MELALUI SOAL OPEN-

ENDED

No Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing Paraf


1 10 Juni 2020 Bab 1 dan bab 2 Gunakan referensi
terbaru (10 tahun
Revisi bab 1, bab terakhir)
2 19 Juni 2020 2, dan bab 3 1. Berikan tahun dan
halaman pada bodynote
2. Perbaiki fokus
penelitian
3. Perbaiki soal open-
ended
4. Perbaiki jenis
penelitian
3 21 Juli 2020 Revisi bab 2 dan 1. Buat tabel klasifikasi
instrumen 2. Intrumen tes
penelitian penalaran matematis
3. Pedoman wawancara
4. Pedoman wawancara
Instrumen guru
4 22 Juli 2020 penelitian Melakukan pengambilan
data penelitian

5 8 September Naskah Skripsi 1. spasi abstrak


2020 lengkap 2. kesimpulan

225
Lampiran 12:
KODE PENELITIAN
ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA KELAS

XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA MELALUI SOAL

OPEN-ENDED

1. Responden

Nama Kode Jabatan Kode


Listiyawati Siswa SMK A15
Diponegoro Salatiga
Kelas XII Akuntansi 1
Viqi Yustiana Putri Siswa SMK A29
Diponegoro Salatiga
Kelas XII Akuntansi 1
Nining Yulianti Siswa SMK A23
Diponegoro Salatiga
Kelas XII Akuntansi 1
Damayanti Siswa SMK A06
Diponegoro Salatiga
Kelas XII Akuntansi 1
Fetrika Diniati Andrea Siswa SMK A10
Diponegoro Salatiga
Kelas XII Akuntansi 1
Afiya Maulani Siswa SMK A02
Diponegoro Salatiga
Kelas XII Akuntansi 1
2. Wawancara

Wawancara Kode
Peneliti P
Guru G

226
Lampiran 13:

HASIL WAWANCARA SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA

KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA

MELALUI SOAL OPEN-ENDED

Kode Responden : A15

Hari/Tanggal : sabtu, 15 agustus 2020

Waktu : 10.00 – 10.30

Tempat : SMK Diponegoro Salatiga

Daftar pertanyaan:

Soal No. 1

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Bisa, pada bulan Januari penjualan dagingnya dapat menjual 120kg,

lalu bulan Februari 130kg, maret dan seterusnya selalu bertambah 10kg dari

bulan sebelumnya.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Tahu, berapakah jumlah daging yang terjual selama 10 bulan.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Menggunakan rumus barisan aritmatika lalu ditulis diketahui dulu lalu

ditulis yang ditanya, terus ditulis kalau saya menggunakan rumus barisan

aritmatika. Saya masukkan yang diketahui ke rumus, terus dihitung dan dapat

hasilnya mbak

227
4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?
n
Jawab: S10 = 2 (2a + (n − 1)b).

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: Dimasukkan n nya 10, a nya 120 dan b nya 10. Kalau sudah terus

dihitung terus ketemunya 1650 mbak.

6. Untuk b nya kenapa kamu dapat 10?” (Sambil menunjuk huruf b dirumus)

Jawab: b itukan selisih mbak. Jadi daging di bulan Februari 130kg dikurangi

daging di bulan Januari 120 jadinyanya 10 mbak.

7. Kemudian kamu dapat 330 ini dari mana?” (Sambil menunjuk angka 330)

Jawab: 2 dikali 120 ditambah 10 dikurangi 1 dikali 10 mbak.

8. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah mbak.

9. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi, jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah 1650kg.

10. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Saya yakin sudah benar mbak, karna saya juga tadi udah diteliti lagi

jawabannya.

228
Soal No. 2

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Sudah mbak. Mula-mula Syifa memotong 10 kertas menjadi 10. Lalu

selembar dari 10 potong tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Jumlah

seluruh potongan itu ada 352. Jika untuk memotong kertas menjadi 10 potong

dilakukan 3 kali pengguntingan.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Tentukan berapa kali Syifa menggunting.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Saya menggunakan rumus barisan aritmatika, terus setelah aritmatika

itu dikali 3 mbak. Karna bedanya sama mbak. Hehee.

4. Sudah itu saja?

Jawab: Sudah mbak.

5. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Awalnya saya nyari n dari rumus suku ke-n hasilnya 39. Setelah itu

39nya dikali 3 hasilnya 117 mbak.

6. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 352 sama dengan 10 ditambah n – 1 dikali 9 terus 352 sama dengan

10 ditambah 9n – 9 terus 352 sama dengan 9n + 1 terus 352 dikurangi 1 sama

dengan 9n terus 351 sama dengan 9n hasilnya 39 mbak.

7. Terus setelah itu diapakan lagi?

Jawab: Nha sesudah itu 39 dikali 3 sama dengan 117 mbak.

229
8. Kenapa Kok Dikali 3?

Jawab: Karna setiap 1 kali potong dilakukan 3 kali pengguntingan mbak.

9. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah mbak. Karena disoal tadi disuruh mencari setiap 1 kali potong

dilakukan 3 kali pengguntingan.

10. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi, Syifa menggunting kertas sebanyak 11 kali.

11. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah.

Soal No. 3

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Harga sepeda mula-mula 2.000.000. tiap tahun terjadi penyusutan 4%.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Harga sepeda setelah 2 tahun mbak.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Untuk peluruhan setelah 2 tahun itu harga mula-mula dikurangi

persenan terus dikali harga mula-mula mbak.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Awalnya saya ubah 4% nya ke bentuk desimal jadinya 0,04. Setelah

itu saya hitung memakai rumus peluruhan yang setelah 2 tahun.

230
5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 2.000.000 dikali (1 – 0,04)2 terus 2.000.000 dikali (0,96)2 sama

dengan 2.000.000 dikali 0,9216 sama dengan 1.843.200.

6. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah mbak.

7. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi harga sepeda setelah 2 tahun adalah 1.843.200 rupiah.

8. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah.

9. Kenapa kok sudah yakin?

Jawab: Karna jawabannya sudah sesuai dengan rumus di peluruhan.

231
HASIL WAWANCARA SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA

KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA

MELALUI SOAL OPEN-ENDED

Kode Responden : A29

Hari/Tanggal : selasa, 18 agustus 2020

Waktu : 13.00 – 13.30

Tempat : SMK Diponegoro Salatiga

Daftar pertanyaan:

Soal No. 1

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Bulan Januari 120kg, bulan Februari 130kg, perbulan bertambah

10kg.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Jumlah daging yang terjual selama 10 bulan.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Menggunakan rumus barisan aritmatika yang Sn. Karena yang

ditanyakan jumlah daging yang terjual selama 10 bulan, bukan jumlah daging

yang terjual pada bulan kesepuluh.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Saya cari Un nya dulu dan ketemu 210. Setelah itu baru saya mencari

Sn nya terus ketemu 1650.

232
5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: Saya mencari jumlah U10 sama dengan 120 (10 – 1) dikali 10 hasilnya

210. Terus saya mencari S10 sama dengan 10 dibagi 2 dikali 120 + 210 sama

dengan 5 dikali 330 sama dengan 1650.

6. 1650 itu maksudnya apa?

Jawab: Jumlah daging mbak.

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Kayaknya sudah.

8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi, jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah 1650kg.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah mbak.

Soal No. 2

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Potongan pertama 10, selembar dari 10 potong dipotong lagi menjadi

10. Jumlah seluruh potongan 352. Jika 10 potong dilakukan 3 kali.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Berapa kali menggunting untuk mendapatkan 352 potong.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Baris aritmatika yang Un. Karna disini diketahui Un nya 352.

233
4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Aku cari nilai n nya dirumus Un. Jadinya 352 sama dengan 10 dikali

(n – 1) dikali 3.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: (sambil membaca) 352 sama dengan 10 dikali (n – 1) dikali 3.

6. Terus setelah itu?

Jawab: Aku sudah tidak tahu lagi mbak. Mentok.

7. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Aku tidak buat kesimpulan mbak. Karna aku saja tidak bisa

mengerjakan

8. Kalau kamu saja tidak dapat menyelesaikan jawaban kamu, berarti kamu bisa

menyimpulkan bahwa jawaban kamu itu benar atau salah?

Jawab: Jelas salah dong mbak, hehee

Soal No. 3

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Harga awal sepeda 2.000.000, pertahun penyusutannya adalah 4%

terus didesimalkan menjadi 0,04.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Harga sepeda setelah 2 tahun.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Aku pakai rumus peluruhan yang setelah 2 tahun mbak. Karena terjadi

penyusutan setelah 2 tahun.

234
4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Aku cari peluruhan setelah 1 tahun hasilnya 1.920.000, terus setelah

itu aku cari peluruhan setelah 2 tahun memasukkan hasil yang peluruhan

setelah 1 tahun.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: Aku mencari peluruhan setelah 1 tahun A1 sama dengan 2.000.000

dikurangi 0,04 dikali 2.000.000 sama dengan 2.000.000 dikurangi 80.000

sama dengan 1.920.000. terus setelah itu aku cari peluruhan setelah 2 tahun

A2 sama dengan 1.920.000 dikurangi 0,04 dikali 1.920.000 sama dengan

1.920.000 dikurangi 56.800 hasilnya 1.843.200.

6. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah.

7. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi harga sepeda setelah 2 tahun adalah 1.843.200.

8. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah.

9. Kenapa?

Jawab: Karena yang ditanyakan itukan peluruhan setelah 2 tahun. Dan aku

sudah mencari jawabannya.

235
HASIL WAWANCARA SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA

KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA

MELALUI SOAL OPEN-ENDED

Kode Responden : A23

Hari/Tanggal : sabtu, 15 agustus 2020

Waktu : 11.00 – 11.30

Tempat : SMK Diponegoro Salatiga

Daftar pertanyaan:

Soal No. 1

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Bulan Januari 120kg, bulan Februari 130kg, terus maret dan

seterusnya selama 10 bulan selalu bertambah 10kg dari bulan sebelumnya.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Berapakah jumlah daging yang terjual selama 10 bulan.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Barisan aritmatika karena bedanya sama.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Mencari Sn dengan membagi n dengan 2 terus dikali (2a ditambah (n

– 1) dikali 10.

236
5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 10 dibagi 2 dikali (2 dikali 120 ditambah 10 dikurangi 1 terus dikali

10). Sama dengan 5 dikali (240 ditambah 9 dikali 10) hasilnya 1650.

6. Itu b nya kenapa kok 10?

Jawab: Kan 130 dikurangi 120 sama dengan 10 mbak.

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah.

8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah 1650kg.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah. Karena jawabannya sudah sesuai dengan rumus.

Soal No. 2

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Mula-mula 10 lembar kemudian selembar dari 10 potong tersebut

dipotong lagi menjadi 10 potongan. Kegiatan tersebut dilakukan sehingga

jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Tentukan berapa kali Syifa menggunting.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Rumus barisan aritmatika, karena selisihnya sama.

237
4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Memasukkan yang diketahui ke dalam rumus Un.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: U3 sama dengan 10 ditambah (n – 1) dikali 10 sama dengan 10

ditambah (3 – 1) dikali 10 sama dengan 10 ditambah 2 dikali 10 sama dengan

10 ditambah 20 sama dengan 30.

6. 3 itu dari mana?

Jawab: Kan setiap memotong kertas menjadi 10 potong dilakukan 3 kali

pengguntingan.

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Belum. Karena ragu. Soalnya susah dipahami.

8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi Syifa menggunting kertas sebanyak 30 kali.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Aku tidak yakin mbak .

Soal No. 3

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Membeli sepeda harganya 2.000.000 terus tiap tahun terjadi

penyusutan seharga 4%.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Harga sepeda setelah 2 tahun.

238
3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Aku pakai rumus peluruhan karena mengalami penyusutan.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Harga jual sepeda dikurangi i dikali harga sepeda.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 2.000.000 dikali (1 – 0,04) dikuadratkan sama dengan 2.000.000

dikali (0,96) kuadrat sama dengan 2.000.000 dikali (0,9216) sama dengan

1.843.200 rupiah.

6. 0,04 itu dapat dari mana?

Jawab: 4% didesimalkan jadinya 0,04 mbak.

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Yakin.

8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi harga sepeda setelah 2 tahun adalah 1.843.200 rupiah.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah. Sudah. Karena sudah sesuai dengan rumus

239
HASIL WAWANCARA SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA

KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA

MELALUI SOAL OPEN-ENDED

Kode Responden : A06

Hari/Tanggal : Rabu, 15 agustus 2020

Waktu : 10.00 – 10.30

Tempat : SMK Diponegoro Salatiga

Daftar pertanyaan:

Soal No. 1

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Seorang penjual daging pada bulan Januari dapat menjual 120kg.

Bulan Februari 130kg, maret dan seterusnya selama 10 bulan selalu

bertambah 10kg dari bulan sebelumnya.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: jumlah daging yang terjual selama 10 bulan.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Deret aritmatika (sambil mikir) karena lebih mudah menggunakan ini.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Memasukkan yang diketahui ke dalam rumus deret aritmatika.

240
5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 10/2 x (2 x 120 + (10 – 1) x 10) = 5 x (240 + 9) x 10 = 5 x (240 + 90)

= 5 x 330 = 1650.

6. b nya kenapa 10?

Jawab: Karna selisih dari 130 – 120 = 10 mbak

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: InsyaAllah benar.

8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah 1650kg.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah.

10. Kenapa?

Jawab: karena menurut saya rumusnya sudah benar.

Soal No. 2

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Syifa suka memotong-motong kertas menjadi 10 potong, kemudian

selembar dari 10 potong tersebut dipotong lagi menjadi 10 potong. Kegiatan

tersebut dilakukan sehingga jumlah potongan seluruhnya menjadi 352.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Tentukan berapa kali Syifa menggunting jika untuk memotong kertas

menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan.

241
3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Saya menggunakan rumus barisan aritmatika. Karena lebih mudah

menggunakan rumus itu.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Memasukkan yang diketahui dari soal ke dalam rumus.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 352 = 10 (n – 1) x 10. 352 = 10n – 10 x 10. 352 = 10n – 100. 352 +

100 = 10n. 452 = 10n. Terus 452/10 = n. jadi n = 45,2.

6. Itu kenapa kok jadi 10n - 10?

Jawab: Kan dikali 10 mbak.

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah.

8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi Syifa harus menggunting 45,2 kali untuk memotong kertas

menjadi 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah InsyaAllah

10. Coba dibaca lagi apa yang ditanyakan pada soal!

Jawab: Tentukan berapa kali Syifa menggunting mbak.

11. Nah, jawaban kamu tadi 45,2 kan? Apakah ada orang yang menggunting

dengan jumlah yang desimal begitu?

Jawab: (sambil berpikir) eh iya juga ya mbak.

242
12. Kalau begitu jawaban kamu benar atau salah?

Jawab: Salah dong mbak.

Soal No. 3

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Harga awal 2.000.000 mengalami penyusutan 4%.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Harga sepeda setelah 2 tahun.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Saya pakai rumus peluruhan setelah 2 tahun mbak karena sesuai

dengan apa yang ditanyakan.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: 2.000.000 x (1 – 0,04)2 = 2.000.000 x (0,96)2 = 2.000.000 x 0,9216 =

1.843.200.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 2.000.000 dikali (1 – 0,04)2 terus 2.000.000 dikali (0,96)2 sama

dengan 2.000.000 dikali 0,9216 sama dengan 1.843.200.

6. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah mbak. Kalau ini saya yakin benar.

7. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi harga sepeda setelah 2 tahun adalah 1.843.200.

243
8. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah.

244
HASIL WAWANCARA SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA

KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA

MELALUI SOAL OPEN-ENDED

Kode Responden : A10

Hari/Tanggal : sabtu, 15 agustus 2020

Waktu : 14.00 – 14.30

Tempat : SMK Diponegoro Salatiga

Daftar pertanyaan:

Soal No. 1

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Januari 120kg. Februari 130kg, maret dan seterusnya selama 10 bulan

selalu bertambah 10kg per bulan.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Berapa jumlah daging yang terjual selama 10 bulan.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Deret aritmatika karena kan setiap bulan itu bertambah 10 terus

menerus selama 10 bulan, dan rumus yang sangat cocok untuk soal ini deret

aritmatika.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Memasukkan yang diketahui ke rumus deret aritmatika mbak.

245
5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 10/2 x (2 x 120 + (10 – 1) x 10) terus = 5 x (240 + 9) x 10 = 5 x (240

+ 90) = 5 x 330 hasilnya = 1650.

6. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah. Saya yakin ini sudah benar.

7. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi jumlah daging yang terjual selama 10 bulan adalah 1650kg.

8. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah.

9. Kenapa?

Jawab: karena saya menjawab sesuai dengan rumus.

Soal No. 2

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Ada 1 lembar kertas dipotong menjadi 10 lembar kemudian potongan

itu dipotong lagi menjadi 10 lembar sebanyak 3 kali. Jadi 1 lembar itu

dipotong 3 kali. Dan diketahui jumlah potongan 352.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Berapa kali Syifa menggunting.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Barisan aritmatika karena saya suka rumus ini, hehe

246
4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Memasukkan yang diketahui dari soal ke dalam rumus.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 10 x (30 – 1) x 10 = 10 x 29 x 10 = 290 x 10 = 2900.

6. Itu 30 dari mana?

Jawab: 3 x 10 mbak.

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Ndak tahu mbak.

8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi Syifa menggunting sebanyak 2.900.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Aku bingung mbak. Saya tidak yakin kalau ini benar.

Soal No. 3

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Harga awal 2.000.000 mengalami penyusutan pertahun 4%.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Berapa harga sepeda setelah 2 tahun.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Peluruhan mbak karena disoal ditanyakan penyusutan mbak

247
4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Harga awal dikali penyusutan.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 2.000.000 x (1 – 0,04)2 = 2.000.000 x (0,96)2 = 2.000.000 x 0,9216 =

1.843.200.

6. 0.04 itu dari mana?

Jawab: 4% diganti desimal mbak.

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Sudah mbak. Pasti benar.

8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi harga sepeda setelah 2 tahun adalah 1.843.200.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah.

248
HASIL WAWANCARA SISWA

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA

KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA

MELALUI SOAL OPEN-ENDED

Kode Responden : A02

Hari/Tanggal : Selasa, 18 agustus 2020

Waktu : 14.00 – 14.30

Tempat : SMK Diponegoro Salatiga

Daftar pertanyaan:

Soal No. 1

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: bulan Januari menjual 120kg. bulan Februari 130kg, maret dan

seterusnya selama 10 bulan selalu bertambah 10kg dari bulan sebelumnya.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Berapa jumlah daging yang terjual selama 10 bulan.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Deret aritmatika mbak karena rumus itu yang sesuai dengan soal.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Memasukkan yang diketahui ke rumus deret aritmatika.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 120 x 130 = 250kg terus 250kg x 10kg = 2500kg.

249
6. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Belum. Saya tidak yakin.

7. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi jumlah daging yang terjual 2500kg.

8. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah. Tapi kayaknya jawaban saya salah.

Soal No. 2

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: Mula-mula memotong kertas menjadi 10 potong, kemudian 10 potong

dipotong lagi menjadi 10 potong. Sehingga jumlah potongan menjadi 352.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: 10 potong dilakukan 3 kali pengguntingan.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Barisan aritmatika karena Un suku pertamanya 10 potong.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Mencari U2 dulu terus nyari Un nya mbak.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: 10 x 10 = 100 terus 100 x 352 = 35.200 kali.

6. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: belum tahu mbak.

250
7. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi Syifa menggunting 35.200 kali.

8. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Sudah yakin mbak.

Soal No. 3

1. Apakah kamu dapat menyebutkan yang diketahui dalam soal?

Jawab: (sambil membaca) Sepeda seharga 2.000.000 mengalami penyusutan

pertahun 4%.

2. Apakah kamu tahu dan dapat menyebutkan yang ditanyakan dalam soal?

Jawab: Penyusutan seharga 4%, harga sepeda setelah 2 tahun.

3. Kenapa kamu memilih rumus atau cara itu untuk menjawab soal?

Jawab: Peluruhan karena sesuai dengan yang ditanyakan mbak.

4. Bagaimana cara kamu memulai menjawab soal tersebut?

Jawab: Mengubah 4% nya terus dihitung.

5. Bagaimana langkah kamu untuk menyelesaikan soal tersebut?

Jawab: i = 25 atau 4% = 25 + 25 = 50. Terus 2.000.000 – 50 = 1.950.000.

6. Lha kok disitu ada 50 itu dari mana?

Jawab: Kan 4% itu sama aja 25 mbak. Nah dirumus itu I nya di kuadratkan.

Jadi 25 + 25 = 50 gitu.

7. Apakah langkah yang kamu gunakan sudah tepat?

Jawab: Belum mbak.

251
8. Bagaimana jawaban akhir dari soal yang diberikan?

Jawab: Jadi harga sepeda setelah 2 tahun menjadi 1.950.000.

9. Apakah jawaban akhir yang kamu peroleh sudah sesuai dengan apa yang

ditanyakan dalam soal tersebut?

Jawab: Kayaknya sudah mbak.

252
Lampiran 14:

HASIL WAWANCARA GURU

ANALISIS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA

KELAS XII AKUNTANSI 1 SMK DIPONEGORO SALATIGA

MELALUI SOAL OPEN-ENDED

Kode Responden : G

Hari/Tanggal : Kamis, 20 agustus 2020

Waktu : 09.00 – 10.30

Tempat : SMK Diponegoro Salatiga

Daftar pertanyaan:

1. Saya melakukan penelitian di kelas XII Akuntansi 1, seberapa jauh bapak

mengetahui kemampuan penalaran matematis siswa dalam pembelajaran

matematika?

Jawab: Walaupun secara tatap muka pak Bayu juga tidak selalu bertemu

dengan anak-anak. Akan tetapi pak Bayu masih ingat dulu kan di kelas X

mengajar mereka walaupun kelas XI tidak mengajar mereka. Dengan melihat

anak mengerjakan tugas-tugas, ulangan secara langsung di depan kelas pasti

pak Bayu mengamati sekecil apapun siswanya. Pak Bayu sangat tahu

kemampuan penalaran anak-anak seperti apa, dia bisa atau tidak sampai tahap

ini, atau bahkan dia harusnya bisa lebih dari ini.

2. Baik pak. Jika saya menanyakan secara individu kemampuan anak-anak

boleh pak?

Jawab: Iya silakan mbak.

253
3. Menurut bapak siswa A15 itu bagaimana kemampuan penalarannya pak?

Jawab: Oh A15 itu kemampuannya sangat bagus penalaran matematikanya,

juga kalau diajarkan cepat menerima, penangkapan materinya juga bagus. Jadi

dia yang lebih menonjol dibandingkan teman-temannya.

4. Lalu kalau siswa A29 itu bagaimana pak?

Jawab: A29 itu hampir sama seperti A15, cuma kalau ibarat di ranking masih

lebih bagus A15. Ya ibaratnya dia masuk 5 besar lah di kelas.

5. Kalau A23 itu seperti apa kemampuan penalarannya pak?

Jawab: A23 itu biasa mbak. Kalau rajin, dia rajin. Cuma untuk penalarannya

tidak secepat A15 dan A29.

6. A06 menurut bapak seperti apa kemampuannya pak?

Jawab: Biasa sih mbak. Tidak begitu menonjol di kelas.

7. Lalu kalau A10 bagaimana pak?

Jawab: A10 dia sebenernya biasa, tapi lebih baik daripada A06 sama A23.

Kalau dikelompokkan sebenarnya dia masuk yang sedang tapi mengarah ke

tinggi mbak. Ibaratnya dia masih di bawah A15 dan A29 gitu. Dia kalau

diasah lagi sebenarnya bisa lebih baik.

8. Ini yang terakhir pak, A02 menurut bapak seperti apa kemampuan

penalarannya?

Jawab: A02 dia bisa dikelompokkan ke rendah sih mbak. Soalnya dia

pendiam jadi kayak mau tanya ke saya aja ndak berani.

254
9. Setelah saya mengetahui kemampuan penalaran siswa berdasarkan

pemaparan bapak, apakah bapak memiliki strategi untuk memaksimalkan

potensi kemampuan penalaran siswa tersebut?

Jawab: Dari kemampuan penalaran masing-masing anak, bisa

dikelompokkan. Jadi ada beberapa yang harus dilakukan supaya anak-anak

yang kemampuannya lebih tinggi tidak merasa pembelajarannya biasa saja

tetapi juga harus memikirkan kemampuan anak yang rendah dan sedang juga.

Kalau bapak untuk yang rendah harus dikasih tambahan waktu atau tidak

kalau anaknya benar-benar mau untuk menambah jam belajar di luar sekolah

ya ndak masalah. Selain itu saya juga melaksanakan tes remidi dan

memberikan tambahan tugas untuk dikerjakan di rumah. Karena

tanggungjawab guru bukan yang pintar-pintar saja, tetapi juga anak–anak

yang rendah juga butuh diperhatikan. Jadi yang pintar bisa melangkah lebih

dari yang sekarang, juga yang kemampuan rendah bisa mengejarnya. Jadi

harus saling support antara guru dan siswanya.

10. Untuk siswa yang berkemampuan penalaran matematis yang rendah, apakah

ada upaya tersendiri dalam meningkatkan penalaran matematis siswa

tersebut pak?

Jawab: Untuk siswa yang rendah, nanti saya meminta tolong dengan yang

kemampuan tinggi untuk melakukan tutor sebaya karena terkadang siswa

yang berkemampuan penalaran rendah ini malu atau takut untuk bertanya

ke guru, jadi mereka bisa minta tolong ke teman untuk diajarkan.

255
Lampiran 15:

256
Lampiran 16:

257
Lampiran 17:

258
Lampiran 18:

259
DAFTAR TABEL

260
Tabel 2.1 indikator penalaran matematis siswa

No. Indikator Penalaran Matematis Skor

1. Kemampuan menyajikan pernyataan matematika secara


1
lisan, tertulis, gambar dan diagram

2. Kemampuan mengajukan dugaan 1

3. Kemampuan melakukan manipulasi matematika 1

4. Kemampuan menyusun bukti, memberikan alasan / bukti


1
terhadap kebenaran solusi

5. Kemampuan menarik kesimpulan dari pernyataan 1

6. Memeriksa kesahihan suatu argumen 1

7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk


1
membuat generalisasi

261
Tabel 2.2 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan Analisis kemampuan Analisis kemampuan penalaran


penalaran matematis siswa matematis siswa kelas XII
dalam menyelesaikan Akuntansi 1 SMK Diponegoro
masalah matematika materi Salatiga melalui soal open-ended
aritmatika sosial kelas VII di
MTS Negeri 6 tulungagung
Subjek siswa kelas VII di Subjek siswa kelas XII Akuntansi
MTS Negeri 6 Tulungagung 1 di SMK Diponegoro Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah


matematika materi matematika materi barisan dan
aritmatika sosial deret

Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis kemampuan


penalaran matematis dalam penalaran matematis dalam
menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah
matematika matematika

262
Tabel 2.3 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan pendekatan pemberian soal Analisis kemampuan penalaran

open-ended terhadap matematis siswa kelas XII

kemampuan penalaran Akuntansi 1 SMK Diponegoro

matematis siswa Salatiga melalui soal open-ended

Subjek siswa kelas VIII.5 Subjek siswa kelas XII Akuntansi

di SMPN 7 Prabu-mulih 1 di SMK Diponegoro Salatiga

tahun ajaran 2012/2013

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah

matematika materi matematika materi barisan dan

menghitung keliling dan deret

luas lingkaran

Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis kemampuan

penalaran matematis dalam penalaran matematis dalam

menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah

matematika matematika

263
Tabel 2.4 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang.

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan pendekatan pemberian soal Analisis kemampuan penalaran

open-ended terhadap matematis siswa kelas XII

kemampuan penalaran Akuntansi 1 SMK Diponegoro

matematis siswa Salatiga melalui soal open-

ended

Subjek siswa kelas IX di SMP Subjek siswa kelas XII

Negeri 7 Pakuhaji kabupaten Akuntansi 1 di SMK

Bandung Barat Diponegoro Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah

matematika materi segitiga matematika materi barisan dan

dan segiempat deret

Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis kemampuan

penalaran matematis dalam penalaran matematis dalam

menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah

matematika matematika

264
Tabel 2.5 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan pengaruh pendekatan open- Analisis kemampuan penalaran

ended terhadap penalaran matematis siswa kelas XII

matematika siswa sekolah Akuntansi 1 SMK Diponegoro

menengah pertama Salatiga melalui soal open-ended

Palembang

Subjek siswa kelas VII.5 di Subjek siswa kelas XII

SMP Negeri 8 Palembang Akuntansi 1 di SMK Diponegoro

Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah

matematika materi segitiga matematika materi barisan dan

dan segiempat deret

Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis kemampuan

penalaran matematis dalam penalaran matematis dalam

menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah

matematika matematika

265
Tabel 2.6 Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian

sekarang

Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Perbedaan karakteristik pemecahan Analisis kemampuan

masalah matematika open- penalaran matematis siswa

ended ditinjau dari kemampuan kelas XII Akuntansi 1 SMK

logika siswa kelas XI SMA Diponegoro Salatiga melalui

Negeri 3 Wajo soal open-ended

Subjek siswa kelas XI IPA.6 di Subjek siswa kelas XII

SMA Negeri 3 Wajo Akuntansi 1 di SMK

Diponegoro Salatiga

Menyelesaikan masalah Menyelesaikan masalah

matematika yang diadopsi dari matematika materi barisan

soal-soal UN dan deret

Persamaan Menganalisis kemampuan Menganalisis kemampuan

penalaran matematis dalam penalaran matematis dalam

menyelesaikan masalah menyelesaikan masalah

matematika matematika

266
Tabel 4.1 Daftar Kategori Kemampuan Siswa

Nilai UAS Kategori


No Inisial Kode Siswa X2
(X) Kemampuan
1 AMK A01 29 841 Rendah
2 AM A02 24 576 Rendah
3 AKA A03 28 784 Rendah
4 AF A04 72 5184 Sedang
5 CTKW A05 66 4356 Sedang
6 D A06 51 2601 Sedang
7 DSA A07 49 2401 Sedang
8 DI A08 64 4096 Sedang
9 EAW A09 72 5184 Sedang
10 FDA A10 25 625 Rendah
11 GY A11 71 5041 Sedang
12 INH A12 70 4900 Sedang
13 IK A13 72 5184 Sedang
14 KWA A14 94 8836 Tinggi
15 L A15 100 10000 Tinggi
16 MAY A16 59 3481 Sedang
17 MA A17 73 5329 Sedang
18 MRM A18 69 4761 Sedang
19 NA A19 92 8464 Tinggi
20 NS A20 69 4761 Sedang
21 N A21 26 676 Rendah
22 NAP A22 75 5625 Sedang
23 NY A23 59 3481 Sedang
24 PVAK A24 67 4489 Sedang
25 SAI A25 25 625 Rendah
26 SNA A26 34 1156 Rendah
27 TWA A27 75 5625 Sedang
28 UK A28 72 5184 Sedang
29 VYP A29 98 9604 Tinggi
Jumlah 1780 123870

267
Tabel 4.2 Batas Kategori Tinggi, Sedang dan Rendah

Batas Nilai Kategori Kemampuan

Rata-rata nilai UAS ≥ 84,24 Tinggi

38,56 < rata-rata nilai UAS < 84,24 Sedang

Rata-rata nilai UAS ≤ 38,56 Rendah

268
Tabel 4.3 Daftar Siswa Kelas XII Akuntansi 1 yang Mengikuti Tes

No Nama Siswa Kode Siswa

1 AM A02

2 D A06

3 FDA A10

4 L A15

5 NY A23

6 VYP A29

269
Tabel 4.4 Kartu Penilaian Kemampuan Penalaran Matematis

Indikator Penalaran
No. Skor Keterangan
Matematis
1. Kemampuan menyajikan Tidak dapat menulikan yang diketahui
pernyataan matematika 1 dari soal dan menghubungkan dengan
secara lisan, tertulis, yang ditanyakan.
gambar dan diagram Dapat menuliskan yang diketahui dari
2 soal, akan tetapi tidak menuliskannya
apa yang ditanyakan dari soal
Dapat menuliskan yang diketahui dari
3 soal, dan dapat menuliskan apa yang
ditanyakan dari soal
2. Kemampuan mengajukan Tidak dapat menuliskan rumus atau
dugaan 1 cara yang akan digunakan untuk
menjawab soal dengan tepat
Dapat menuliskan rumus atau cara
2 yang akan digunakan untuk menjawab
soal dengan tepat
3. Kemampuan melakukan Tidak dapat merub ah bentuk soal
1
manipulasi matematika cerita ke dalam model matematika
Dapat merubah bentuk soal cerita ke
2
dalam model matematika
4. Kemampuan menyusun Tidak dapat memberikan alasan/bukti
bukti, memberikan alasan 1 setiap langkah penyelesaian dengan
/ bukti terhadap tepat
kebenaran solusi Dapat memberikan alasan/bukti setiap
2 langkah penyelesaian dengan kurang
tepat
Dapat memberikan alasan/bukti setiap
3
langkah penyelesaian dengan tepat
5. Kemampuan menarik Tidak dapat membuat kesimpulan
kesimpulan dari 1 sesuai dengan jawaban yang ditulis
pernyataan dengan tepat
Dapat membuat kesimpulan sesuai
2 dengan jawaban yang ditulis dengan
tepat
6. Memeriksa kesahihan Tidak memeriksa jawaban dari
1
suatu argumen argumen yang ditulis
Memeriksa jawaban dari argumen yang
2
ditulis

270
DAFTAR GAMBAR

271
Gambar 4.11 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A15

Gambar 4.12 Hasil Tes Tulis A15 pada nomor 1

272
Gambar 4.13 hasil tes tulis A15 pada nomor 2

Gambar 4.14 hasil tes tulis A15 pada nomor 3

273
Gambar 4.21 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A29

Gambar 4.22 Hasil Tes Tulis A29 pada nomor 1

274
Gambar 4.23 Hasil Tes Tulis A29 pada nomor 2

Gambar 4.24 Hasil Tes Tulis A29 pada nomor 3

275
Gambar 4.31 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A23

Gambar 4.32 Hasil Tes Tulis A23 pada nomor 1

276
Gambar 4.33 Hasil Tes Tulis A23 pada nomor 2

Gambar 4.34 Hasil Tes Tulis A23 pada nomor 3

277
Gambar 4.41 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A06

Gambar 4.42 Hasil Tes Tulis A06 pada nomor 1

278
Gambar 4.43 Hasil Tes Tulis A06 pada nomor 2

Gambar 4.44 Hasil Tes Tulis A06 pada nomor 3

279
Gambar 4.51 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A10

Gambar 4.52 Hasil Tes Tulis A10 pada nomor 1

280
Gambar 4.53 Hasil Tes Tulis A10 pada nomor 2

Gambar 4.54 Hasil Tes Tulis A10 pada nomor 3

281
Gambar 4.61 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan subyek A02

Gambar 4.62 Hasil Tes Tulis A02 pada nomor 1

282
Gambar 4.63 Hasil Tes Tulis A02 pada nomor 2

Gambar 4.64 Hasil Tes Tulis A02 pada nomor 3

283
Gambar 4.70 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran
matematika

Gambar 4.80 Penelitian yang dilakukan peneliti dengan guru mata pelajaran
matematika

284

Anda mungkin juga menyukai