Anda di halaman 1dari 117

IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA KOPRI PC PMII DALAM

PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KOTA


SALATIGA TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
QOTHRUN NADA
NIM : 23010160209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020

i
ii
IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA KOPRI PC PMII DALAM
PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KOTA
SALATIGA TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :
QOTHRUN NADA
NIM : 23010160209

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020

iii
Aprilian Ria Adisti, M.Pd.
Dosen IAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Hal : Naskah Skripsi
Lamp : 4 (Empat) Eksemplar
Saudara : Qothrun Nada
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
di Salatiga
Assalamu’alaikum wr. wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami
kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Qothrun Nada
NIM : 23010160209
Program Studi: Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Judul : IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA KOPRI PC PMII
DALAM PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI
KOTA SALATIGA TAHUN 2019
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas, segera di munaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Salatiga, 13 Juli 2020
Pembimbing,

Aprilian Ria Adisti, M.Pd.


NIP. 19880422 201503 2 006

iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.id e-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI
IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA KOPRI PC PMII DALAM
PENDIDIKAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI KOTA SALATIGA
TAHUN 2019
DISUSUN OLEH :
QOTHRUN NADA
NIM : 23010160209

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan


Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji :
Sekretaris :
Penguji I :
Penguji II :
Salatiga, 13 Mei 2020
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan

Prof. Dr Mansur, M. Ag
NIP 1968061319940310004

v
DEKLARASI

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar


merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis
orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi
ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh e-repository IAIN
Salatiga.

vi
MOTTO

‫خري الناس أنفعهم للنا س‬


“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain”
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)

vii
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya.

dengan segala kerendahan hati karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan Ibu tercinta, sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih

yang tiada terhingga yang telah memberikan kasih sayang, dukungan serta

cinta kasih yang selalu diberikan, yang tidak mungkin terbalas dengan

selembar kata cinta dan persembahan ini. Semoga ini menjadi langkah awal

untuk membuat Bapak dan Ibu bangga dan bahagia.

2. Kakak Restu Putri Ardeanti dan adik Ariij Ikbar dengan segala ketulusannya,

selalu mendoakan, memberi motivasi dan semangat di setiap langkah saya.

3. Mbah Kakung dan Mbah Putri yang selalu mendukung, mendoakan dengan

tulus.

4. Ibu Aprilian Ria Adisti, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang penuh dengan

kesabaran. Terima kasih atas ilmunya dan kesempatan belajar yang telah

diberikan.

5. Bapak Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing dan memberikan

ilmunya dari semester satu sampai selesai kuliah.

6. Sahabat Muhammad Lutfi Oqi AS yang selalu mensupport, mendukung, serta

membantu dari materi dan non materi dari semasa kuliah hingga sekarang.

Saya ucapkan terima kasih atas semangat dan kontribusinya semoga Allah

membalas segala kebaikan.

viii
7. Siswa siswi dan wali murid Bimbel Rumah Belajar yang selalu mendukung

bu Nada dalam setiap langkah dan turut serta mendoakan untuk keberhasilan

ini.

8. Pembina IPNU-IPPNU Kecamatan Tuntang yang selalu mensupport,

memberikan dukungan dan doanya.

9. Keluarga besar IPNU-IPPNU Kabupaten Semarang, yang telah memberikan

pengalaman serta ilmu non akademik.

10. Keluarga IPNU-IPPNU Kecamatan Tuntang yang selalu memberikan

dukungan dan motivasinya.

11. Keluarga besar KOPRI Salatiga yang telah memberikan ruang untuk bergerak

memberikan pengalaman hidup yang sangat berharga.

12. Teman-teman PPL SMP N 5 Salatiga yang telah banyak memberikan

pelajaran bermakna.

13. Teman-teman jurusan Pendidikan Agama Islam khusunya angkatan 2016.

ix
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga telah berhasil menyusun skripsi dengan mudah dan tepat pada

waktunya. Untuk itu, pada kesempatan kali ini saya selaku penulis menyampaikan

rasa terimakasih kepada Ibu Aprillian Ria Adisti, M.Pd. selaku dosen pembimbing

penyusunan skripsi yang telah memberikan dorongan, bimbingan, dan arahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Implementasi Program

Kerja KOPRI PC PMII dalam Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga

Tahun 2019. Untuk itu penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin M. Ag, selaku rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Prof. Dr Mansur M. Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam yang senantiasa memberikan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Aprilian Ria Adisti, M. Pd, selaku dosen pembimbing penulisan skripsi ini,

dengan arahan dan bimbingan serta dukungan yang diberikan kepada peneliti

untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini;

x
5. Bapak Muh. Hafidz, M. Ag., selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingannya;

6. Bapak dan Ibu dosen serta staf IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu

pengetahuan yang dapat digunakan peneliti untuk menyelesaikan penulisan

skripsi.

7. KOPRI PC PMII Salatiga yang telah memberikan izin penelitian.

Semoga pihak yang telah memberikan bantuan medapatkan pahala yang tak

terkira dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun

demi kebaikan dan kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga laporan penelitian ini

dapat bermanfaat. Amiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Salatiga, 13 Juli 2020

QOTHRUN NADA

NIM 23010160209

xi
DAFTAR ISI

SAMPUL JUDUL ................................................................................................. i

LEMBAR BERLOGO .......................................................................................... ii

HALAMAN SAMPUL DALAM ......................................................................... iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN...................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................. vi

MOTTO ................................................................................................................ vii

PERSEMBAHAN ................................................................................................. viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xvi

ABSTRAK ............................................................................................................ xvii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ...................................................................................... 3

xii
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4

E. Penegasan Istilah ..................................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 9

A. Landasan Teori........................................................................................ 9

1. Implementasi ...................................................................................... 9

2. Program Kerja .................................................................................... 10

3. KOPRI (Korps PMII Putri) ................................................................ 12

4. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) ................................ 13

5. Pendidikan .......................................................................................... 16

6. Pemberdayaan Perempuan ................................................................. 23

B. Kajian Pustaka ........................................................................................ 26

BAB II METODE PENELITIAN ......................................................................... 30

A. Jenis Penelitian........................................................................................ 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 31

C. Sumber Data............................................................................................ 32

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 33

E. Teknik Analisis Data............................................................................... 35

F. Pengecekan Keabsahan Data .................................................................. 37

xiii
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA.....................................................

A. Paparan Data ........................................................................................... 38

1. Implementasi Program Kerja KOPRI PC PMII dalam Pendidikan

Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga ....................................... 38

2. Peran Pengurus Organisasi KOPRI dalam Mengembangkan Program

Kerja Pendidikan Pemberdayaan Perempuan .................................... 42

B. Analisis Data ........................................................................................... 46

1. Implementasi Program Kerja KOPRI dalam Pendidikan Pemberdayaan

Perempuan di kota Salatiga ................................................................ 46

2. Peran Pengurus Organisasi KOPRI dalam Mengembangkan Program

Kerja Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga........... 49

BAB V PENUTUP................................................................................................ 52

A. Kesimpulan ............................................................................................. 52

B. Saran ....................................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 55

LAMPIRAN

xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Program Kerja KOPRI tahun 2019/ 2020 ............................................. 42

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 (Gambaran Umum Organisasi KOPRI PC PMII Kota Salatiga)l...... 57


Lampiran 2 (Instrumen Penelitian) ....................................................................... 66
Lampiran 3 (Catatan Wawancara) ........................................................................ 67
Lampiran 4 (Catatan Observasi) ........................................................................... 83
Lampiran 5 (Dokumentasi Foto Penelitian) .......................................................... 84
Lampiran 6 (Laporan SKK) .................................................................................. 97
Lampiran 7 (Surat Penunjukan Pembimbing Sksipsi) .......................................... 98
Lampiran 8 (Lembar Konsultasi) .......................................................................... 99
Lampiran 9 (Daftar Riwayat Hidup Penulis) ........................................................ 100

xvi
ABSTRAK
Nada. Qothrun. 2020. Implementasi Program Kerja KOPRI PC PMII dalam
Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di Kota Salatiga Tahun 2019. Skripsi.
Salatiga: Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Pembimbing : Aprilian Ria Adisti, M.Pd.

Kata Kunci : Implementasi Program Kerja, Pendidikan, Pemberdayaan


Perempuan
Penelitian ini memiliki dua tujuan yaitu: (1) Mengetahui implementasi
program kerja KOPRI dalam pendidikan pemberdayaan perempuan di kota Salatiga
tahun 2019 (2) Mengetahui peran pengurus organisasi Kopri dalam mengembangkan
program kerja pendidikan pemberdayaan perempuan di kota Salatiga tahun 2019.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data
yang diperoleh berasal dari sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer
berasal dari observasi dan wawancara pada pengurus Kopri kota Salatiga. Sumber
data sekunder diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil
informasi yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari pengurus Kopri kota Salatiga.
Informan dari penelitian ini berjumlah lima orang yang terdiri dari, ketua, sekretaris I,
pengurus devisi kaderisasi, devisi sosial budaya dan kewirausahaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: upaya pengurus dalam
mengimplementasikan program kerja pendidikan pemberdayaan perempuan di kota
Salatiga, yaitu dengan mengadakan kegiatan Tutor Kajian. Kegiatan Tutor Kajian
dilaksanakan setiap hari Jumat di sekolah binaan PMII yang ada di Salatiga dan
diikuti oleh siswi perempuan. Pengurus dan anggota KOPRI salatiga merupakan
subjek yang berperan sebagai Tutor atau pendamping dalam kegiatan Kajian. Materi
yang dibawakan oleh Tutor yakni materi keagamaan Islam khususnya tentang
keprempuanan, meliputi Fiqih, Akidah Akhlak, pendampingan membaca al-Quran,
dan sebagainya. Kegiatan ini bertujuan melatih dan mengasah mental serta
kemampuan sahabat-sahabat KOPRI dalam mengimplementasikan pengetahuannya.
Peran pengurus KOPRI dalam mengembangkan program kerja pendidikan
pemberdayaan perempuan di kota Salatiga, yaitu dengan melakukan kerjasama antar
devisi dan anggota untuk bersinergi bersama dalam menjalankan program kerja yang
telah direncanakan. Pengurus organisasi berusaha menumbuhkan kesadaran untuk
selalu mengajak dan mengawal kader agar mau mengaktualisasikan dirinya untuk
ikut serta dalam mengembangkan program kerja yang telah direncanakan oleh
organisasi.

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Citra bahwa laki-laki itu kuat dan rasional sementara perempuan lemah

dan emosional merupakan suatu konstruksi budaya. Citra tersebut bukanlah

kodrat. Pembeda laki-laki dan perempuan terletak pada biologisnya, itulah yang

disebut kodrat. Konstruksi budaya di atas, seringkali disalah artikan sebagai

kodrat sehingga menimbulkan rantai ketidakadilan yang cenderung menindas,

baik laki-laki maupun perempuan. Ketidakadilan tersebut telah berlangsung

berabad-abad. Gender merupakan analisis yang digunakan dalam menempatkan

posisi setara antara laki-laki dan perempuan untuk mewujudkan tatanan

masyarakat yang lebih egaliter.

KOPRI (Korps PMII Puteri) merupakan badan semi otonom yang

strukturnya disesuaikan dengan hierarki struktur PMII (Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia) yang menangani persoalan perempuan secara umum. Lembaga

ini bersifat hierarkis. Hubungan KOPRI dan PMII ditunjukkan dengan garis

koordinasi dan konsultasi (Tim Rayon Matori Abdul Djalil Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan, 2017: 83).

Peran mahasiswa Islam perempuan terhadap masyarakat sangat

dibutuhkan, terutama pada pendidikan remaja perempuan yang pada zaman ini

tidak lagi memahami bagaimana cara membawa diri dan memahami apa yang

ada dalam dirinya. Hal tersebut dapat dilihat bagaimana mereka (perempuan

1
remaja) kurang lagi mengerti mengenai masalah keprempuanan seperti haid,

akhlak perempuan yang baik, dan hak-hak perempuan yang meski mereka

perjuangkan.

Kaum remaja dan pemuda merupakan tumpuan harapan bangsa dimasa

yang akan datang, apabila mereka tidak mengerti apa yang seharusnya mereka

pahami dan lakukan maka akan dibawa kemana nasib bangsa dan hak perempuan

yang harus mereka perjuangkan? Oleh karena itu mereka perlu mendapatkan

bantuan untuk menentukan dirinya sendiri dan membantu pertumbuhan serta

perkembangan mereka ke arah yang lebih baik.

Berawal dari kegelisahan kader Nahdliyin yang kemudian peka terhadap

pendidikan keagamaan terutama mahasiswa keagamaan tentang akhlak para

remaja dan anak sekolah yang membutuhkan bantuan untuk mengembangkan

dirinya agar berkembang ke arah yang lebih baik. Untuk menanggapi hal tersebut

KOPRI Salatiga membentuk program kerja yang salah satunya adalah program

pemberdayaan perempuan yaitu pendidikan keagamaan perempuan dengan

dibentuknya “Tutor Kajian”, hal tersebut memberikan dampak yang positif bagi

pengurus KOPRI dan anggotanya, dikarenakan KOPRI memberikan peran

kepada anggotanya dengan menjadikan mereka sebagai “Tutor” dalam

menjalankan program kerja. Hal ini dapat melatih dan mengasah mental serta

kemampuan sahabat-sahabat KOPRI dalam mengimplementasikan

pengetahuannya. Dampak positif tidak hanya dirasakan oleh pengurus dan

2
anggota organisasi saja akan tetapi dampak positif terbesar mengarah pada

remaja perempuan di beberapa sekolah yang ada di kota Salatiga.

Kegiatan Kajian dilaksanakan setiap hari Jum‟at pada saat siswa laki-laki

melaksanakan shalat Jum‟at. Kegiatan pendidikan keagamaan mengarah kepada

bab keperempuanan dengan berisikan materi Fiqih, Aqidah Akhlak, Al-Qur‟an

Hadis, dan pembinaan membaca al-Qur‟an.

Dalam kegiatan pembinaan keagamaan, Tutor memaparkan Islam

Rahmatan lil alaamiin, Islam yang ramah, yang bukan memukul tapi merangkul.

Karena pendidikan agama tidak melulu tentang teori, tetapi tentang praktek

keseharian, dikarenakan orang-orang Islam cenderung yang paling banyak

diterapkan adalah keagamaannya. Oleh karena itu, jika hal tersebut tidak kita beri

tameng yang baik maka akan mudah tergerus.

Berdasarkan gambaran paparan dari latar belakang masalah di atas, maka

penulis mengambil judul “Implementasi Program Kerja KOPRI PC PMII dalam

Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga Tahun 2019”.

B. Fokus Penelitian

Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dipaparkan,

dapat dirumuskan beberapa masalah yang nantinya akan membantu penulis

dalam mengarahkan penelitian maupun penyusunan skripsi.

Adapun masalah yang diteliti sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi Program Kerja KOPRI PCMII Salatiga dalam

Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga tahun 2019?

3
2. Bagaimana Peran Pengurus Organisasi KOPRI dalam mengembangkan

Program Kerja Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga tahun

2019?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan pokok permasalahan di atas maka tujuan penelitian yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Program Kerja KOPRI PC

PMII Salatiga dalam Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga

tahun 2019.

2. Untuk mengetahui bagaimana peran pengurus organisasi KOPRI dalam

mengembangkan program kerja Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di

kota Salatiga tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dari hasil temuan penelitian ini agar dapat menjadi suatu acuan baik

secara umum untuk mendukung kemajuan peran Organisasi KOPRI

Salatiga dalam Pendidikan Pemberdayaan Perempuan yang ada di kota

Salatiga.

b. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

Pendidikan Keagamaan Perempuan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

4
Untuk mengetahui implementasi program kerja KOPRI Salatiga

dalam Pendidikan Pemberdayaan Perempuan yang ada di kota Salatiga

serta mengetahui antusiasme anggota dalam memerankan pengembangan

program kerja organisasi.

b. Untuk Umum

Dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi semua kalangan

masyarakat bahwa Organisasi KOPRI memiliki peranan penting dalam

Pendidikan Pemberdayaan Perempuan terkhusus bidang Keagamaan

Perempuan yang ada di kota Salatiga.

E. Penegasan Istilah

Penegasan istilah dalam hal ini dimaksudkan untuk memperjelas dan

mempertegas istilah kata kunci pada judul, sebagai berikut :

1. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Menurut Nurdin

Usman, implementasi adalah bermuara pada aktivitas, tindakan, aksi, atau

adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas,

tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan

(Usman, 2002: 70).

2. Program Kerja

Program kerja adalah tatanan rencana kegiatan yang sudah disepakati

untuk menjalankan organisasi demi mencapai tujuan organisasi. Dalam

5
sebuah artikel (DosenPendidikan.com: 2014) dijelaskan bahwa program

kerja adalah susunan rencana kegiatan kerja yang sudah dirancang dan telah

disepakati bersama untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Program kerja menjadi komponen penting bagi organisasi dalam mencapai

tujuan organisasi.

3. KOPRI

KOPRI (Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri).

KOPRI merupakan badan semi otonom yang strukturnya disesuaikan dengan

hirarki struktur PMII yang menangani persoalan perempuan di PMII dan isu

perempuan secara umum (Tim Rayon Matori Abdul Djalil Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan, 2017: 83).

KOPRI berfungsi sebagai pembenah organisasi untuk menjadi wadah

bagi perempuan PMII dengan tujuan terwujudnya kemandirian perempuan

dalam pemikiran dan sikap dalam menjawab persoalan-persoalan publik

terutama masalah keprempuanan.

4. PMII

PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan sebuah

organisasi kemahasiswaan yang mewadahi para mahasiswa Islam

berideologi ahlussunnah waljama‟ah (aswaja) (Tim Rayon Matori Abdul

Djalil Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2017: 2).

Dalam perkembangannya, PMII menjadi organisasi independen dan

menekankan diri sebagai organisasi pergerakan, dengan tujuan menciptakan

6
pribadi muslim yang memiliki komitmen memperjuangkan cita-cita

kemerdekaan Indonesia (Pasal 4 AD/ ART).

5. Pendidikan

Pendidikan dapat diartikan sebagai sebuah proses dengan metode-

metode tertentu sehingga orang memeroleh pengetahuan, pemahaman, dan

cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Syah, 2016: 10).

Menurut Brubacher (Modern Philosophies of Education) dalam

bukunya Rulam Ahmadi bahwa, pendidikan merupakan suatu proses timbal

balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam,

teman, dan alam semesta.

Pendidikan merupakan perkembangan pada diri seseorang yang

terorganisasi dan kelengkapan dari semua potensi yang ada dalam diri

manusia melalui latihan-latihan.

6. Pemberdayaan Perempuan

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan

(empowerment) berasal dari kata power yang artinya keberadayaan atau

kekuasaan. Pemberdayaan adalah suatu cara dimana seseorang, rakyat,

organisasi dan komunikasi diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa atas)

kehidupanya (Suharto, 2003: 35).

F. Sistematika Penulisan

Dalam sebuah penelitian, sistimatika penulisan sangat penting dan

diperlukan, hal ini bertujuan agar memudahkan pencarian dalam menelaah

7
pokok-pokok permasalahan, dan juga sebagai gambaran umum yang jelas dan

menyeluruh dari sisi pembahasan. Berikut merupakan sistimatika penulisan

skripsi:

BAB I PENDAHULUAN

Merupakan kerangka dasar yang berisi latar belakang masalah, fokus

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, manfaat teoritis, manfaat

praktis, penegasan istilah, dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori, variabel penelitian, dan kajian pustaka/

kajian penelitian terdahulu.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini menerangkan tentang jenis penelitian, lokasi penelitian dan

waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,

dan pengecekan keabsahan data.

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini mencakup tentang paparan data, dan analisis data

mengenai gambaran umum Implementasi program kerja KOPRI PC PMII

kota Salatiga dalam pendidikan pemberdayaan perempuan di Kota

Salatiga dan Peran Pengurus Organisasi KOPRI dalam megembangkan

Program Kerja Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga.

BAB V PENUTUP

Pada bagian akhir berisikan kesimpulan dan saran.

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan/ penerapan. Implementasi

merupakan suatu tindakan pelaksanaan rencana yang telah disusun secara

matang dengan beracuan pada norma tertentu.

Menurut Mulyadi (2015:12), implementasi mengacu pada tindakan

untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu keputusan.

Tindakan ini berusaha untuk mengubah keputusan-keputusan tersebut menjadi

pola-pola operasional serta berusaha mencapai perubahan-perubahan besar

atau kecil sebagaimana yang telah diputuskan sebelumnya. Implementasi pada

hakikatnya juga merupakan upaya pemahaman apa yang seharusnya terjadi

setelah program dilaksanakan.

Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan

proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta

memerlukan jaringan pelaksanaan, birokrasi yang efektif (Setiawan, 2004:

39).

Dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah kegiatan menerapkan

yang terencana berdasarkan acuan-acuan dan norma tertentu untuk mencapai

tujuan kegiatan.

9
2. Program Kerja

a. Pengertian Program Kerja

Dalam artikel (DosenPendidikan.com: 2014), yang dimaksud

program kerja adalah susunan rencana kerja yang sudah dirancang dan

telah disepakati bersama untuk dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

Program kerja harus dibuat secara terarah, sebab akan menjadi pegangan

organisasi dalam mencapai sebuah tujuan. Program kerja menjadi tolok

ukur dalam pancapaian target saat akan melakukan pekerjaan, dan

hasilnya akan dievaluasi pada masa akhir kepengurusan.

b. Tujuan Umum Program Kerja

Secara umum, tujuan penyusunan program kerja adalah untuk

mengetahui secara rinci tindakan-tindakan yang harus dilakukan agar

tujuan, kewajiban, dan sasaran pengembangan pekerjaan dapat tercapai.

Program kerja membantu pencapaian visi dan misi dalam

organisasi, membantu menjawab kebutuhan organisasi, dan membantu

organisasi bekerja secara sistematis dan terstruktur.

c. Manfaat Program Kerja

Program kerja memiliki manfaat memunculkan rasa kebersamaan

di dalam organisasi, setiap anggota organisasi memiliki rasa kebersamaan

karena perencanaan program kerja telah disepakati bersama sehingga

tujuan organisasi juga menjadi tujuan bersama. Program kerja dapat

10
memunculkan rasa tanggung jawab anggota organisasi terhadap tugas

masing-masing.

d. Jenis-jenis Program Kerja

1) Berdasarkan dari Waktu Perencanaannya

a) Untuk satu periode kepengurusan, berdasarkan jangka waktu ini

maka rapat kerja umumnya hanya dilakukan satu kali saja, lalu

melakukan evaluasi maupun koordinasi terhadap program-

program kerja yang sudah dijalankan;

b) Untuk satu waktu tertentu, dalam kurun waktu ini biasanya rapat

kerja dilakukan beberapa kali selama satu periode kepengurusan,

jangka waktu tersebut bisa triwulan, caturwulan, dan lain

sebagainya.

2) Berdasarkan Sifat Program Kerja pada Organisasi

a) Sifatnya kontinue/ berkelanjutan;

Program kerja bersifat kontinue berarti program kerja yang telah

dirancang oleh sebuah organisasi haruslah dapat dilanjutkan dan

dikembangkan oleh kepengurusan organisasi di periode

selanjutnya. Hal ini penting karena program kerja sebelumnya

dapat dijadikan sebagai acuan dan gambaran untuk program

kerja setelahnya.

b) Sifatnya secara mendadak;

11
Program kerja bersifat mendadak artinya program kerja yang

harus dapat menyesuaikan diri/ beradaptasi sesuai dengan

keadaan lingkungan yang terjadi pada saat- saat tertentu.

c) Sifatnya disesuaikan dengan kondisi yang akan datang.

Perancangan program kerja dalam hal ini perlu disesuaikan

dengan kondisi yang akan datang, hal ini berguna agar sebuah

organisasi memiliki persiapan dalam menghadapi kejadian di

masa yang akan datang.

3) Berdasarkan Target atau Tujuan Targetnya

a) Berdasarkan jangka waktu panjang;

Program kerja jangka panjang biasanya dirancang untuk jangka

waktu sekitar satu hingga dua tahun sesuai dengan masa periode

kepengurusan organisasi tersebut.

b) Berdasarkan jangka waktu pendek.

Program kerja jangka pendek dirancang untuk kurun waktu

sekitar tiga sampai enam bulan kedepan. Biasanya program kerja

jangka pendek disesuaikan dengan kebutuhan di lingkungan

yang ada.

3. KOPRI (Korps PMII Putri)

KOPRI adalah kependekan dari Korps Pergerakan Mahasiswa Islam

Indonesia Putri, yang dimaksud dengan Korps sendiri adalah persatuan atau

perkumpulan sekelompok orang dalam satu wadah tertentu di mana yang

12
dimaksud dengan sekelompok tersebut adalah perempuan-perempuan yang

mengikuti organisasi KOPRI.

KOPRI sebagai sebuah organisasi adalah hal yang sangat penting

untuk melihat berbagai persoalan dan bagaimana bersikap menghadapi

persoalan tersebut untuk dapat diterapkan dalam pola keorganisasian.

Lahirnya KOPRI berawal dari keinginan kaum perempuan untuk

memiliki ruang sendiri untuk beraktifitas sehingga mereka dapat bebas

mengeluarkan pendapat apapun. Keinginan tersebut didukung oleh kaum laki-

laki pada saat itu. Korps PMII Putri lahir pada tanggal 25 November 1967 di

Semarang, dengan status semi otonom yang sebelumnya follow up atas

dilaksanakannya training keputrian. Disisi lain, kondisi gerakan perempuan

pada saat berdirinya KOPRI hanya sebatas emansipasi perempuan dalam

bidang social dan kemasyarakatan (Tim Rayon Matori Abdul Djalil Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2017: 84 ).

4. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia)

a. Sejarah PMII

Untuk pertama kali nya Pergerakan Mahasiswa Indonesia (PMII)

didirikan pada tangal 17 April 1960, bertempat di Taman Pendidikan

Khodijah, Surabaya. Ide dasar berdirinya pergerakan mahasiswa Islam

Indonesia bermula dari adanya hasrat kuat para mahasiswa nahdliyin

untuk membentuk suatu wadah (organisasi) mahasiswa yang berideologi

ahlussunnah waljama‟ah (aswaja). Ide ini tidak dapat dipisahkan dari

13
eksistensi IPNU/IPPNU (Ikatan Pelajar Nahdlotul Ulama-Ikatan Pelajar

Putri Nahdlotul Ulama). Pemikiran ini sempat terlontar pada kongres ke

II tanggal 1-5 Ianuari 1957 di Pekalongan, Jawa Tengah. Secara historis,

PMII merupakan mata rantai dari departemen perguruan tinggi IPNU

yang dibentuk dalam kongres III IPNU di Cirebon, Jawa Barat pada

tanggal 27-31 desember 1958 di Cirebon, Jawa Barat. Tetapi para pucuk

pimpinan IPNU sendiri tidak menanggapi secara serius. Hal ini mungkin

dikarenakan kondisi di dalam IPNU sendiri masih perlu pembenahan,

yakni banyaknya fungsionaris IPNU yang telah berstatus sebagai

mahasiswa, sehingga dikhawatirkan bila wadah khusus untuk mahasiswa

ini berdiri akan mempengaruhi perjalanan IPNU yang baru saja terbentuk.

Langkah yang di ambil IPNU untuk menampung aspirasi para

mahasiswa nahdliyin dengan membentuk Departemen Perguruan Tinggi

IPNU pada kenyataannya tidak berjalan sebagai mana yang di harapkan.

Terbukti pada konprensi besar IPNU di Kaliurang, Yogyakarta pada

tanggal 14-16 Maret 1960, yang memutuskan terbentuk nya suatu wadah

bagi mahasiswa nahdliyin yang terpisah secara struktural maupun

fungsional dari IPNU/IPPNU. Sebenarnya usaha mendirikan suatu

wadah/organisasi mahasiswa nahdliyin sudah ada sejak lama (Tim Rayon

Matori Abdul Djalil Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan 2017: 2-3).

14
b. Makna dan Filosofi PMII

Makna pergerakan yang terkandung dalam PMII adalah

dinamika dari hamba (mahluk) yang senantiasa bergerak menuju tujuan

idealnya memberikan manfaat bagi alam sekitarnya. Dalam konteks

individual, komunitas maupun organisatoris, kiprah PMII haruslah

senantiasa mencerminkan pergerakan menuju yang lebih baik sebagai

perwujudan tanggung jawabnya memberi rahmat pada lingkungannya.

Makna “pergerakan” dalam hubungannya dengan orgnisasi

mahasiswa menurut upaya sadar untuk membina dan mengembangkan

potensi ketuhanan dan potensi kemanusiaan agar gerak dinamika menuju

tujuannya selalu berada dalam kualitas kekhalifahannya.

Makna “mahasiswa” yang terkandung dalam PMII adalah

golongan generasi muda yang menuntut ilmu di perguruan tinggi yang

mempunyai identitas diri. Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra

diri sebagai insan religius, insan dinamis. insan sosial dan insan mandiri.

Dari identitas tersebut terpantul tanggung jawab keagamaan, intelektual,

sosial kemasyarakatan dan tanggung jawab individual baik sebagai hamba

Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan Negara.

Makna “Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam

sebagai agama yang dipahami dengan haluan atau paradigma

ahlussunnah wal jamaah yaitu konsep pendekatan terhadap ajaran agama

15
Islam secara proporsional antara iman, Islam dan ikhsan yang di dalam

pola pikir, pola sikap dan pola perilakunya tercermin sikap-sikap selektif

akomodatif dan integratif.

Makna “Indonesia” yang terkandung didalam PMII adalah

masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mempunyai falsafah dan

ideologi bangsa (Pancasila) serta Undang-undang dasar 1945 dengan

kesadaran kesatuan dan keutuhan bangsa dan negara yang terbentang

dari Sabang sampai Merauke yang diikat dengan kesadaran wawasan

nusantara.

Secara totalitas PMII sebagai organisasi merupakan suatu gerakan

yang beertujuan melahirkan kader kader bngsa yang mempunyai

integritas diri sebagai hamba yang bertakwa kepada Allah SWT, dan atas

dasar ketakwaan berkiprah mewujudkan peran ketuhanannya membangun

masyarakat bangsa dan negara Indonesia menuju suatu tatanan

masyarakat yang adil dan makmur dalam ampunan dan ridho Allah.

5. Pendidikan

a. Definisi Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat

awalan me- sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan

memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan

adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlak dan kecerdasan

pikiran. Selanjutnya, pengertian “pendidikan” menurut Kamus Besar

16
Bahasa Indonesia ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan pelatihan (Syah, 2016: 10).

Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya dan masyarakat.

1) Definisi Pendidikan Jhon Dewey

Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan

fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama

manusia.

2) Definisi Pendidikan Oemar Hamalik

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi

siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap

lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam

dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam

kehidupan masyarakat.

3) Definisi Pendidikan Prof. Rechey

Prof Rechey (Planning for Teaching and Introduction to

Education): istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari

17
pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat terutama

membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi

penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat

(Ahmadi, 2017: 34)

4) Definisi Pendidikan Noor Syam

Mendefinisikan bahwa pendidikan sebagai aktivitas dan usaha

manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina

potensi-potensi pribadinya, yaitu ruhani (pikir, karsa, rasa, cipta, dan

budi nurani) dan jasmani (panca indera serta keterampilan-

keterampilan) (Ahmadi, 2017: 37).

5) Definisi Pendidikan Charles E. Siberman

Menurut Charles, pendidikan berusaha mengembangkan

seluruh aspek kepribadian dan kemampuan manusia, baik aspek

kognitif maupun psikomotorik (Ahmadi, 2017: 38).

6) Definisi pendidikan La Belle

Pendidikan dipandang sebagai difusi sikap, informasi, dan

keterampilan belajar yang diperoleh dari partisipasi sederhana dalam

program-program yang berbasis masyarakat, merupakan sebuah

komponen fundamental dalam usaha-usaha perubahan sosial mikro.

Pendidikan memiliki definisi yang berbeda-beda menurut para ahli

sesuai dengan latar belakang keilmuan atau pengalaman masing-masing.

Definisi pendidikan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yakni

18
pendidikan sebagai proses dan pendidikan sebagai hasil. Sebagai proses,

pendidikan didefinisikan suatu aktivitas interaksi manusia dengan

lingkungannya. Sementara sebagai hasil, pendidikan merupakan

perubahan hasil interaksi manusia dengan lingkungannya, yakni

perubahan perilaku.

Jadi, pendidikan dalam pandangan penulis yang sesuai dengan

definisi pendidikan menurut para ahli di atas, bahwa pendidikan adalah

proses perubahan tingkah laku manusia dari hasil interaksi mereka

dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi adalah pada sikap, pola

pikir, dan seluruh aspek dalam pribadinya yang akan berfungsi secara

kuat dalam kehidupan bermasyarakat terutama membawa warga

masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan

tanggung jawabnya di dalam masyarakat.

b. Tujuan Pendidikan

Pandangan pertama tentang tujuan pendidikan diketengahkan oleh

UNESCO. UNESCO mengemukakan pendidikan untuk semua tujuan

(education for all goals). Menurut UNESCO, pada 2015 ada enam tujuan

pendidikan yang disepakati secara internasional untuk memenuhi

kebutuhan belajar semua anak, remaja, dan orang dewasa.

Tujuan 1 : Memperluas dan meningkatkan perawatan dan pendidikan

anak usia dini yang komprehensif, terutama bagi anak-anak yang paling

rentan dan kurang beruntung.

19
Tujuan 2 : Memastikan bahwa menjelang tahun 2015, semua anak

khususnya anak perempuan, anak-anak dalam keadaan sulit dan mereka

yang termasuk etnik minoritas, memiliki akses ke pendidikan dasar

lengkap, gratis, dan wajib dengan kualitas yang baik.

Tujuan 3 : memastikan kebutuhan belajar semua anak muda dan orang

dewasa terpenuhi melalui akses yang adil terhadap pembelajaran yang

tepat dan program jeterampilan hidup.

Tujuan 4 : Mencapai 50 persen perbaikan dalam tingkat keaksaraan

dewasa menjelang tahun 2015 terutama bagin perempuan, dan akses yang

adil pada pendidikan dasar dan berkelanjutan bagi semua orang dewasa.

Tujuan 5 : Menghapus disparitas gender dalam pendidikan dasar dan

menengah pada 2005 dan mencapai kesetaraan gender dalam pendidikan

pada 2015 dengan fokus jaminan bagi perempuan atas akses penuh dan

sama pada prestasi dalam pendidikan dasar dengan kualitas yang baik

(Ahmadi, 2017: 42).

Tujuan pendidikan menurut Johan Amos Comenius dalam

(Tirtahardja & La Solo, 2008: 43) adalah untuk membuat persiapan di

akhirat nanti. Sepanjang hidup manusia merupakan proses penyiapan diri

untuk kehidupan di akhirat. Dunia ini adalah buku yang paling besar dan

paling lengkap yang tidak akan habis dikaji untuk dipahami dan diambil

manfaatnya sepanjang hayat (Ahmadi, 2017: 43).

20
Tujuan pendidikan menurut tokoh-tokoh dalam aliran

perenialisme adalah sebagai berikut :

1. Menurut Plato, tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin

yang sadar akan asas normatif dan melaksanakannya dalam semua

aspek kehidupan.

2. Menurut Aristoteles, tujuan pendidikan adalah membentuk kebiasaan

pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran

menurut aturan normal

3. Menurut Thomas Aquinas, tujuan pendidikan adalah menuntun

kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata

tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu.

Tujuan menurut aliran rekonstruksionisme adalah menumbuhkan

kesadaran terdidik yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial,

ekonomi, dan politik yang dihadapi manusia dalam skala global, dan

memberikan keterampilan kepada mereka agar memiliki kemampuan

untuk memecahkan masalah-masalah tersebut (Usiono, 2011: 153).

Tujuan Pendidikan Nasional di Negara Indonesia adalah untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,

berkepribadian, mandiri, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, disiplin,

beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat

jasmani dan ruhani.

21
c. Fungsi Pendidikan

Menurut Havelock & Huberman (1977: 25), sistem pendidikan

suatu negara memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Untuk menciptakan pemahaman identitas nasional melalui pengajaran

sejarah dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.

2. Untuk memberikan bahasa percakapan dan tulis secara umum yang

mungkin tidak ada orang yang mengadakan sebelumnya.

3. Untuk menanamkan seperangkat nilai-nilai sosial dan politik.

4. Untuk memberikan seperangkat keterampilan spesifik yang akan

memungkunkan ekonomi yang seimbang dan terpadu menjadi

kenyataan.

Tentang fungsi pendidikan, Danim (2011: 40) mengatakan bahwa

fungsi pendidikan adalah mengoptimalisasi kapasitas atau potensi dasar

siswa. Fungsi pendidikan adalah membangun manusia beriman, cerdas,

kompetitif, dan bermartabat. Beriman dalam hal ini mengandung makna

manusia mengakui adanya eksistensi Tuhan dan mengikuti ajaran dan

menjauhi larangan-Nya. Kecerdasan spiritual yang dimiliki siswa

tercermin dari keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, budi pekerti luhur,

altruis (semangat membantu orang lain secara Cuma-cuma), motivasi

tinggi, optimis, dam kepribadian unggul. Kecerdasan emosional dan

spiritual tercermin dari sensitivitas dan apresiasi akan kehalusan dan

keindahan seni budaya; beraktualisasi diri melalui interaksi sosial yang

22
membina dan memupuk hubungan timbal balik, demokratis, empatik,

simpatik, menjunjung tinggi HAM, ceria, percaya diri, menghargai

kebhinekaan, berwawasan kebangsaan, serta kesadaran akan hak dan

kewajiban.

Fungsi dan tujuan pendidikan dalam UU RI Nomor 20 Tahun

2003, Bab II Pasal 3 disebutkan “Pendidikan Nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa tujuan dan fungsi

pendidikan adalah mengembangkan segala potensi bawaan yang ada dala

diri manusia secara integral, simultan, dan berkelanjutan agar manusia

mampu melaksanakan tugas dan kewajiban mereka dalam kehidupan

sehari-hari guna mencapai kebahagiaan di masa sekarang maupun masa

yang akan datang.

6. Pemberdayaan Perempuan

a. Konsep Pemberdayaan

Konsep pemberdayaan dalam literature pembangunan memiliki

perspektif yang sangat luas. Pemberdayaan adalah peningkatan secara

23
konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal

dari kata „power‟ (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama

pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan

(Marmoah, 2014 :43).

Konsep pemberdayaan dalam istilah Kindervatter (1979: 13) dan

Danial (1988: 52) dalam buku Manajemen Pemberdayaan Perempuan

Rimba bahwa “Mendekatkan masyarakat memahami dan mengontrol

sosial ekonomi dan kekuatan politik dalam sesuatu tatanan untuk

mengembangkan dimana mereka berada dalam satu masyarakat”.

Pemberdayaan adalah upaya menggiring warga masyarakat, agar mereka

merasa lebih bertanggung jawab terhadap dirinya dan lingkungannya”

(Marmoah, 2014: 44).

Jadi, yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah suatu upaya

memberdayakan seseorang atau sekelompok orang yang bersifat pasif

terhadap lingkungan mereka agar menjadi aktif dan dapat pula

menggerakkan dalam masyarakat.

Pemberdayaan perlu diwujudkan dalam bentuk program

pemberdayaan yang mampu memberdayakan semua potensi yang ada

pada diri seseorang. Dalam penelitian ini pemberdayaan ditujukan kepada

pengurus dan anggota KOPRI demi mewujudkan partisipasi mereka

sesuai dengan tingkat kebutuhan dan permasalahan yang mereka hadapi

24
terutama masalah pendidikan keagamaan yang berkaitan dengan

kehidupan sehari-hari.

Pemberdayaan berhubungan erat dengan pengembangan sumber

daya manusia. Supaya ada peningkatan sumber daya manusia yang disini

pengurus dan anggota KOPRI menjadi sasarannya, maka perlu

diadakannya pemberdayaan. Pemberdayaan tersebut dapat dilakukan

melalui berbagai aspek kehidupan dan penghidupan, misalnya

meningkatkan harkat dan martabat serta kualitas hidup melalui program

kesejahteraan sosial (Marmoah, 2014: 59).

b. Konsep Pemberdayaan Perempuan

Pemberdayaan perempuan adalah peningkatan kemandirian

perempuan dengan menghormati kebhinekaan dan kekhasan lokal.

Pemberdayaan perempuan sering diartikan sebagai pembagian kekuasaan

yang adil sehingga mendorong tumbuhnya partisipasi dan kesadaran

perempuan yang lebih besar disemua sisi kehidupan. Konsep ini sering

dihubungkan dengan gagasan memberikan power kepada perempuan agar

mampu mengaktualisasikan diri dalam rangka mempertinggi eksistensi

mereka di tengah masyarakat (Marmoah, 2014: 60).

Pemberdayaan perempuan merupakan salah satu cara strategis

untuk meningkatkan potensi perempuan dan meningkatkan peran

perempuan baik di domain publik maupun domestik. Upaya ini perlu

dilakukan oleh berbagai pihak termasuk di dalamnya adalah dari

25
organisasi perempuan, karena lembaga tersebut merupakan salah satu

kelompok yang diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap

penguatan dan peningkatan kualitas hidup perempuan seperti di bidang

ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan lain-lainnya

(Zakiyah, 2010: 38). Di antara organisasi perempuan tersebut yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah KOPRI (Korps PMII Puteri) cabang

Salatiga. Kedudukan organisasi ini sebagai badan semi otonom dari

organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), yang memiliki

peran penting sebagai wadah keprempuanan.

B. Kajian Pustaka

Berdasarkan hasil penelusuran kepustakaan yang telah peneliti lakukan

terkait tentang Implementasi Program Kerja KOPRI dalam Pengembangan

Pendidikan Pemberdayaan Perempuan, berikut adalah beberapa penelitian

terdahulu:

1. Dewi Kurnia (UIN Raden Intan Lampung, 2017)

Dengan judul penelitian “Fungsi Korps PMII Putri (KOPRI)

Wilayah Lampung dalam Pemberdayaan Perempuan“. Penelitian ini

menjelaskan tentang fungsi organisasi KOPRI di wilayah Lampung

khususnya pemberdayaan perempuan melalui pelatihan-pelatihan social.

Pelatihan social berupa pelatihan advokasi, pelatihan fasilitator, dan

kepemimpinan usaha aktif secara terus menerus. Dalam melakukan segala

kegiatan di KOPRI, perempuan-perempuan diberikan pelatihan sekaligus

26
praktik menyampaikan aspirasi yang terjadi dalam masyarakat khususnya

pada perempuan. Kegiatan pelatihan tersebut bertujuan untuk meneguhkan

ideologisasi aswaja demi meningkatkan militansi dan progresifitas kader

dengan membuat kurikulum pengkaderan khusus untuk perempuan.

Adapun yang membedakan penelitian tersebut dengan penelitian

penulis yaitu dapat dilihat dari segi titik fokus penelitian. Penelitian tersebut

terfokus pada fungsi organisasi KOPRI di wilayah Lampung dalam

pemberdayaan perempuan melalui kegiatan sosial yaitu pelatihan advokasi

dan atau menyampaikan aspirasi kepada masyarakat tentang perempuan dan

pelatihan fasilitator, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh penulis,

kegiatan pelatihan KOPRI Salatiga terfokus pada kegiatan pelatihan skill

melalui kegiatan Tutor Kajian, sehingga mampu membentuk pribadi kader

perempuan yang berani tampil, melatih dan mengasah mental serta

kemampuan dalam mengimplementasikan ilmunya dengan menjadi tutor

sekaligus menyalurkan aspirasi peserta kajian dan berdisukusi bersama di

dalam forum.

2. Siti Wuriyan (UIN Raden Intan Lampung, 2019)

Dengan judul penelitian “Kepemimpinan Perempuan dalam

Meningkatkan Kinerja Organisasi pada KOPRI (Korps PMII Putri) Wilayah

Lampung“. Penelitian ini di latar belakangi tentang peran perempuan dalam

meningkatkan kinerja organisasi yaitu dengan menjadikan perempuan

sebagai agen of change melalui pemberdayaan mahasiswi agar perempuan

27
benar-benar mampu menempatkan posisinya sebagai agen perubahan.

Perubahan ditingkatan nalar atau mindset maupun perubahan pada praksis

gerakan yang nyata sehingga dapat menjadi sebuah sinergitas gerakan antara

nalar dan perilaku hidup. Peran kepemimpinan perempuan sebagai agen

perubahan yang dimaksud dalam penelitian tersebut adalah perempuan

dalam organisasi dapat memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam

organisasi apabila nanti telah masuk dan terlibat dalam sektor publik

khususnya memegang peranan sebagai peimpin dalam organisasi.

Adapun yang membedakan penelitian tersebut dan penelitian penulis

yaitu terletak pada latar belakang penelitian, bahwa penulis melakukan

penelitian pada dasarnya karena banyak remaja perempuan yang

membutuhkan pendidikan keagamaan tentang masalah keprempuanan

sehingga kader KOPRI mulai mengimplementasikan program kerjanya

tentang pemberdayaan perempuan agar mampu mendorong remaja

perempuan di beberapa sekolah yang ada di Kota Salatiga ke arah yang lebih

baik melalui kegiatan Tutor Kajian. Hal ini dilakukan dengan menjadikan

kader perempuan sebagai Tutor pimpinan dalam forum apa saja dan tidak

hanya sebagai pemimpin perempuan dalam organisasi.

3. Nofia Lestiana (Universitas Negeri Semarang, 2013)

Dengan judul penelitian Peran Organisasi Mahasiswa Islam

Indonesia (PMII) Cabang Kota Semarang dalam Meningkatkan

28
Kepemimpinan Mahasiswa. Penelitian ini fokus dalam kegiatan membina

dan melatih kepemimpinan mahasiswa melalui serangkaian kegiatan yang

dilakukan di tingkat cabang maupun komisariat, pelatihan tersebut diisi

dengan materi-materi tentang kepemimpinan. Pelatihan ditujukan pada

seluruh mahasiswa baik perempuan maupun laki-laki.

Adapun yang membedakan penelitian tersebut dan penelitian penulis

yakni pelatihan yang dilakukan pada penelitian penulis secara khusus

ditujukan kepada mahasiswi perempuan. Pelatihan-pelatihannya

dilaksanakan melalui kegiatan Tutor Kajian, Kopri Cathering, pelatihan mc,

pidato, kepemimpinan, dan sebagainya yang hanya diikuti oleh para

perempuan.

29
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif

kualitatif. Dalam bukunya Sugiono, metode penelitian kualitatif disebut dengan

metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

alamiah (natural setting); disebut juga dengan metode kualitatif karena data yang

terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif. Dalam penelitian kualitatif

dilakukan pada obyek yang alamiah, yakni obyek yang berkembang apa adanya

tidak dimanipulasi oleh peneliti dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi

dinamika pada obyek tersebut (Sugyiono, 2015: 8).

Penelitian Deskriptif kualitatif menggunakan teori sebagai acuan atau

pedoman dalam melakukan penelitiannya, bukan menguji teori seperti pada

penelitian kuantitatif (Rakhmat, 1995: 25).

Ciri khas metode penelitian ini antara lain menekankan pada proses.

Proses bagaimana fakta, realita, gejala, dan peristiwa dialami. Secara khusus

tentang bagaimana peneliti terlibat di dalamnya dan menjalin hubungan dengan

orang lain. Kondisi, situasi sangat berpengaruh pada pembentukan presepsi

seseorang. Inti dari proses penelitian kualitatif yaitu memahami dinamika

internal tentang bagaimana suatu organisasi, program, dan hubungan itu terjadi

(Semiawan, 2008: 61).

30
Kegiatan penelitian deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk

menguji hipotesis yang berkaitan dengan proses implementasi program kerja

organisasi KOPRI PC PMII di kota Salatiga pada saat dilakukan penelitian.

Peneliti berusaha mendeskripsikan apa yang ada (bisa mengenai kondisi

organisasi KOPRI PC PMII kota Salatiga dan impelementasi program kerja

KOPRI Salatiga dalam pendidikan pemberdayaan perempuan di Kota Salatiga).

Data penelitian deskriptif kualitatif dikumpulkan melalui wawancara/ interview,

observasi, dan dokumen.

Penelitian deskriptif berusaha untuk mengungkapkan dan memahami

kenyataan yang berhubungan dengan Implementasi Program Kerja Kopri

khsusunya dalam pendidikan Pemberdayaan Perempuan di kota Salatiga. Data

yang dikumpulkan dalam penelitian berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-

angka. Hal ini disebabkan karena adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu,

data yang dikumpulkan dapat menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Laporan penelitian akan berisi kumpulan kutipan data sebagai gambaran

penyajian laporan. Data dapat berasal dari naskah wawancara, foto, dokumen

pribadi, catatan atau dokumen resmi lainnya.

B. Tempat Penelitian Dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin memfokuskan penelitiannya yang

berjudul Implementasi Program Kerja KOPRI PC PMII dalam Pendidikan

31
Pemberdayaan Perempuan di Kota Salatiga yang terletak di Jl. Arimbi No.

64, Grogol, Sidomukti, Salatiga, 50721.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 29 November 2019

sampai 4 Juli 2020.

C. Sumber Data

Salah satu hal penting dalam sebuah penelitian adalah ketersediaan

sumber data. Sumber data dalam penelitian yaitu darimana data-data tersebut

didapatkan. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan selebihnya adalah data tambahan yang berasal dari dokumen dan yang

lainnya. Berkaitan dengan hal tersebut pada bagian ini jenis datanya dibagi ke

dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis dan foto.

1. Kata-kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan hasil pengamatan maupun wawancara dari narasumber

baik ketua umum organisasi maupun pengurus organisasi Kopri di Kota

Salatiga merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui

catatan tertulis, rekaman wawancara, percakapan melalui WhatsApp dan

pengambilan foto.

2. Sumber data Tertulis

Bahan tambahan sumber data tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan

modul, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi.

32
3. Foto

Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan

untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara

induktif. Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian

kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan dari orang dan foto yang dihasilkan oleh

peneliti sendiri (Moleong, 2008: 160).

D. Teknik Penumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan.

Dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang

langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain

atau melalui dokumen. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

observasi (pengamatan), interview (wawancara), dan dokumentasi (Sugiyono,

2015: 225). Berikut ini adalah penjelasannya:

a. Observasi

Nasution (1998) dalam bukunya Sugiyono menyatakan bahwa observasi

adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh

33
melalui observasi. Marshal (1995) dalam Sugiyono menyatakan bahwa

melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku

tersebut (Sugiyono, 2015: 224).

Observasi digunakan untuk memperoleh data secara langsung mengenai

implementasi program kerja Kopri dalam pendidikan pemberdayaan

perempuan di kota Salatiga.

b. Interview/ Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide

melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu

topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data

apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang akan diteliti

Susan Stainback (1998) dalam Sugiyono, mengemukakan bahwa dengan

wawancara, maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam

tentang partisipan dalam menginterpretasikan situasi dan fenomena yang

terjadi.

Dalam pengumpulan data ini, wawancara yang penulis gunakan adalah

wawancara pribadi, artinya tanya jawab kepada perorangan dan berhadapan

langsung secara face to face, dan untuk menjaga agar terarah pada sasaran

maka digunakanlah wawancara bebas terpimpin, artinya pertanyaan-

pertanyaan yang akan diajukan sudah dipersiapkan sebelumnya.

34
Namun daftar pertanyaan tersebut tidak terlalu meningkat dan hanya

merupakan garis besarnya saja, sehingga pertanyaan bisa ditambah atau

dikurangi dengan selalu mengingat situasi wawancara atau interview.

Dengan demikian diharapkan wawancara dapat berjalan dengan lancar serta

data yang diperoleh dapat representatif.

Metode wawancara ini digunakan untuk mendapatkan data tentang

pelaksanaan implementasi program kerja organisasi Kopri di Kota Salatiga

khususnya program kerja yang berkaitan dengan pendidikan pemberdayaan

perempuan serta peran pengurus kopri dalam mengembangkan program

kerja tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitiaan sebagai sumber data,

karena dalam banyak hal dokumen dapat dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan objek yang akan diteliti (Moleong,

2008: 217).

Dengan metode dokumentasi ini, penulis gunakan sebagai pelengkap data

dalam penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber, dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi),

dan dilakukan secara terus menerus sampai datanya penuh. Analisis data adalah

proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang dperoleh dari hasil

35
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh

diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2015: 243).

Data yang sudah ada, penulis jabarkan secara naratif dan lebih kompleks

disertai dengan pendapat peneliti, dan didukung oleh referensi terkait. Peneliti

menggunakan analisis data kualitatif seperti yang dikemukan oleh Miles dan

Huberman, yakni meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Reduksi data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang

telah direduksi dengan demikian akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,

dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2015: 247).

2. Penyajian data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini

Miles dan Huberman (1984) menyatakan, yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif (Sugiyono, 2015: 249).

3. Verifikasi data

Penelitian ini berusaha mencari makna data yang dikumpulkan untuk

menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian.

36
F. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data, diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Pada

penelitian ini, digunakan kriteria kepercayaan (credibility). Kriteria ini berfungsi

untuk melakukan penelaahan data secara akurat agar kepercayaan tingkat

penemuan dapat dicapai.

Selanjutnya, peneliti menggunakan teknik triangulasi, yakni menurut

(William Wiersma, 1986) dalam Sugiyono, diartikan sebagai pengecekan data

dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Pada penelitian

ini menggunakan macam teknik triangulasi sebagai berikut :

1. Triangulasi sumber yaitu dengan mengecek data yang diperoleh melalui data

hasil wawancara antara narasumber terkait dan hasil penulisan antar dokumen.

2. Triangulasi teknik yakni mengecek data melalui sumber yang sama dengan

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

37
BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan, maka peneliti akan

memaparkan beberapa hasil wawancara dengan informan tentang implementasi

program kerja KOPRI dalam pendidikan pemberdayaan perempuan serta peran

pengurus dalam mengembangkan program kerja KOPRI dalam pendidikan

pemberdayaan perempuan di kota Salatiga.

1. Implementasi Program Kerja KOPRI dalam Pendidikan Pemberdayaan

Perempuan di Kota Salatiga

Beberapa hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Ketua organisasi

dan pengurus organisasi, tentang implementasi program kerja organisasi

KOPRI. Wawancara ini terfokus pada bagaimana upaya pengurus dalam

mengimplementasikan program kerjanya terkait pendidikan pemberdayaan

perempuan di kota Salatiga.

Pendidikan pemberdayaan perempuan adalah proses pengubahan tingkah

laku individu atau sekelompok orang melalui upaya memberdayakan

seseorang atau sekelompok orang yang bersifat pasif terhadap lingkungan

mereka agar menjadi aktif dan dapat pula menggerakkan diri dalam

masyarakat melalui pendidikan umum maupun agama. Pendidikan

pemberdayaan perempuan bertujuan meningkatkan potensi perempuan dan

peran perempuan dalam sektor publik maupun domestik agar mampu menebar

38
manfaat dalam kehidupan kesehariannya. Pendidikan pemberdayaan

perempuan dalam sebuah organisasi diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap penguatan dan peningkatan kualitas hidup perempuan seperti di

bidang agama, ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan dan lain

sebagainya. Seperti yang dikatakan oleh NA, bahwa:

“Menurut ku pendidikan pemberdayaan perempuan itu sebuah


ajaran untuk mendidik seorang perempuan agar dia lebih berdaya
atau mempunyai nilai pada diri perempuan itu.”
(Wawancara, 4 Juli 2020, Via WhatsApp).
JRTS berpendapat bahwa,

“Pendidikan berarti mentransferkan ilmu, menyalurkan ilmu


kepada pemberdayaan perempuan itu, bagaimana perempuan itu
berperan dalam kehidupan bermasyarakat bersosial, berbangsa dan
bernegara, jadi pendidikan itu juga memberdayakan perempuan
perempuan agar menjadi perempuan perempuan yang
berpendidikan dan berakhlak.”
(Wawancara, 6 Maret 2020 pukul 13.30 WIB)
NA juga mengatakan hal yang memiliki arti sama seperti pendapat

NA dan JRTS, ia menguatkan bahwa:

“Pentingnya pendidikan bagi perempuan, edukasi, open


pemikiran, suatu program sistemtis, yang terencana untuk
mencapai kesetaraan, keadilan gander dalam kehidupan. Biar
perempuan mendapatkan pendidikan dengan baik, mencintai
proses, serta untuk meningkatkan potensi yg dimiliki perempuan
agar terus berkarya. Pemberdayaan perempuan menjadi strategi
penting dalam meningkatkan peran perempuan dalam
meningkatkan potensi diri agar lebih mampu mandiri dan
berkarya. ”
(Wawancara, 4 Juli 2020, Via WhatsApp)

39
Implementasi program kerja KOPRI terkait pendidikan pemberdayaan

perempuan, berdasarkan wawancara dengan UAR, yang merupakan ketua

organisasi KOPRI di Salatiga memaparkan bahwa:

“organisasi Kopri mengadakan kegiatan Tutor Kajian sebagai


implementasi program kerja kopri tentang pendidikan perempuan,
hal ini dilakukan untuk menghadapi pendidikan tentang akhlaknya
para remaja perempuan yang sekarang ini masih minim
pengetahuannya tentang masalah agama. Materi yang dibawakan
saat kegiatan tutor biasanya isinya pendidikan keagamaan tentang
keprempuanan, ya aqidah akhlak, pembinaan membaca alquran,
dan sebagainya. Pendidikan keagamaan tidak melulu tentang teori
tapi praktik keseharian ya, karna orang Islam yang paling banyak
diterapkan adalah pendidikan agamanya maka hal ini program
kerja tersebut menjadi sangat penting demi meningkatkan kualitas
hidup remaja perempuan ke arah yang lebih baik.”
(Wawancara, 29 November 2019, pukul 23:16)
Pernyataan menurut NA selaku Sekretaris I Kopri Salatiga menguatkan

pendapat UAR tentang bagaimana pengurus mengimplementasikan program

kerjanya terkait pendidikan pemberdayaan perempuan, bahwa:

“Oh ya membentuk pola komunikasi yang tepat, baik antar kader


kopri maupun dengan organisasi pmii itu sendiri soalnya kan kopri
banom. Selain itu kita juga mencari relasi pmii di seluruh
Indonesia agar pola pikir kita tidak stagnan. Untuk kopri Salatiga
sendiri proker unggulan adalah tutor kajian nah disitu kami bisa
berbagi ilmu dg siswa siswa di sekolah-sekolah karena memang
hanya kopri Salatiga yang punya tutor kajian. Selain itu ada
paduan suara juga sama.”
(Wawancara, 4 Juli 2020, Via WhatsApp)
Pernyataan tersebut sama halnya dengan yang telah dipaparkan oleh

JRTS tentang program kerja Tutor Kajian yang berkaitan dengan pendidikan

pemberdayaan perempuan, bahwa:

“Karena kaitannya dengan pendidikan, kita di Kopri juga ada yang


namanya tutor, nah tutor itu kan juga latihan terjun ke masyarakat

40
untuk menyebarkan paham ahlussunnah wal jamaah yang kita anut
di pmii, jadi kenapa kok yang diambil itu perempuan karena
perempuan ngomongnya lebih dari hati ke hati jadinya lebih enak,
santai, dan di program tutor ini juga menyalurkan pendidikan,
tidak hanya tentang keislaman tapi juga tentang nasionalisme,
ekonomi, sosial budaya, politik seperti itu. Kegiatan Kopri yang
terkait pendidikan pemberdayaan perempuan itu yang pertama ada
tutor kajian setiap hari jumat, kita ada di sekolah SMK
Diponegoro, SMP 3 Salatiga, MAN Salatiga, terus sama SMK 1,
ini juga mau megang di SMK 3 Salatiga. Kalau basisnya tutor itu
ada di SMK Diponegoro. Terus yang kedua, ada kegiatan public
speaking, pelatihan mc, pidato, itu juga ada beauty class, ada
cooking class itu juga di social budaya, latihan menari. ”
(Wawancara 6 Maret 2020, 13:30 WIB)
NS selaku devisi sosial budaya dalam organisasi KOPRI, menyatakan hal

yang berbeda, sesuai dengan tupoksinya sebagai devisi sosial budaya, bahwa :

“Kalau menurut pendapat saya sesuai dengan job dis saya, sosial
budaya yang awalnya mau mengadakan Mc, branding diri dengan
berlatih make Up, yang dulu pernah ngelis perlengkapan dan dll
Narasumber beserta tempat akhirnya berakhir, karena kuliah libur
corona. Dan teman teman pada pulang kampung. Tapi itu tidak
berakhir disitu, dengan adanya diskusi online yangg besuk akan
diadakan tgl 7 kyaknya kalau tidak salah kolaborasi dengan pc
lain. Bagi saya ikut serta dlm diskusi itu merupakan bagian
partisipasi pemberdayaan perempuan.”
(Wawancara, 4 Juli 2020, Via WhatsApp)

Dalam pengimplementasian program kerja, tidak sedikit hambatan-

hambatan yang dialami oleh pengurus KOPRI, beberapa faktor penghambat

dalam hal tersebut dijelaskan pada wawancara dengan beberapa pengurus

organisasi yang menjadi informan.

UAR, menyatakan : “Salah satu faktor pengambatnya adalah


keterbatasan sarana dan prasarana, dan pengurus masih perlu banyak
belajar terkait materi untuk mengisi kajian.”
(Wawancara, 29 November 2019, pukul 23:16)

41
Menurut LNH yang menjadi koordinator program kerja Tutor Kajian, ia

menyatakan bahwa:

“hal yang seringkali menghambat ialah kurangnya SDM, yang


mau dan mampu”.
(Wawancara, 29 Juni 2020 pukul 10:54)

NA selaku sekretaris menyatakan hambatan yang hampir sama seperti

yang dinyatakan oleh LNH bahwa:

“Emmm ya ada mbak terutama masalah istiqomah misalnya saja


diskusi mingguan itu nah banyak yg tdk istiqomah padahal itu jg
penting untuk pendidikan seorang perempuan”.

Menurut JRTS ia menyatakan faktor hambatan yang sama dengan

narasumber lain mengenai sumber daya manusia yang masih kurang dan

membutuhkan kesadaran lebih untuk menjalankan program kerjanya, bahwa:

“Kalau faktor penghambatnya sih itu ya, kalau dari kita kan juga d
masa yang seperti ini banyak yang tidak stay di Salatiga jadinya
orangnya terbatas, jadi untuk menangani tutor kini kesulitan dan
untuk tutor itu sendiri kemarin mencari orangnya SDMnya lebih
sedikit karena kebanyakan dari kita rumahnya nggak di Salatiga
jadinya untuk mencari orang di Salatiga mungkin Kopri juga
menurunkan di Rayon, mencari orang di rayon atau di fakultas
untuk mau membantu, itupun tidak hanya d tutor tapi di program-
program yang lain sehingga untuk anggota pmii yang perempuan
itu juga bisa saling bersinergi jadi tidak ada benturannya, tapi
penghambatnya itu mungkin garis koordinasi kurang koordinasi.
”.
(Wawancara, 6 Maret 2020 pukul 13.30 WIB)

2. Peran Pengurus dalam mengembangkan Program Kerja KOPRI

Pendidikan Pemberdayaan Perempuan di Kota Salatiga

42
Implementasi program kerja Kopri kaitannya dengan pendidikan

pemberdayaan perempuan, membutuhkan peran para pengurus maupun

anggota kopri itu sendiri. Hal ini dilakukan agar terealisasikannya program

kerja organisasi dengan lancar dan memberikan manfaat bagi organisasi itu

sendiri maupun masyarakat. Apabila program kerja telah direncanakan namun

di dalam organisasi tersebut tidak ada pengurus yang berperan dalam

pengimplementasikannya, maka tujuan sebuah organisasi tidak akan tercapai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan pengurus KOPRI, peneliti

mendapatkan data mengenai peran pengurus dalam mengembangkan program

kerja KOPRI kaitannya dengan pendidikan pemberdayaan perempuan.

Menurut JRTS selaku pengurus KOPRI devisi kewirausahaan, ia

menyatakan tentang pendidikan pemberdayaan perempuan tentang pendidikan

ekonomi, bahwa:

“Karena peran saya sebagai pengurus di bidang kewirausahaan,


jadi di devisi kami juga menangani tentang ekonomi,
perekonomian jadi juga memberdayakan perempuan di bidang
ekonomi misalkan ada program Kopri Cathering, nah di program
ini juga memberdayakan bidang ekonomi, jadi nanti entah dari
masyarakat maupun teman mahasiswa nanti bisa memesan di kita
jadi itu juga untuk pemasukan juga sebagai perempuan kita juga
bisa belajar mengembangkan bisnis.”
(Wawancara, 6 Maret 2020, pukul 13.30 WIB)
Berbeda halnya dengan yang dikatakan NS selaku pengurus KOPRI

devisi sosial budaya, pendapatnya menjelaskan bagaimana peran pengurus

sesuai dengan situasi pandemi yang saat ini sedang terjadi, ia berpendapat :

43
“Mau tidak mau yahh harus meraung dengan cara cerdik. Jawaban
terakhir pesan saya yg ini, jawabnya tetap mengikuti dislan
(diskusionlie). Mengubah caranya. Saat ini selalu konsultasi
dengan mentor, untuk kegitan make Up online ..masih
mempertimbangkan teknisnya.”
(Wawancara, 4 Juli 2020, Via WhatsApp)
NA selaku pengurus yang berperan di Badan Pengurus Harian Kopri, NA

menjabat sebagai sekretaris I, dalam wawancara kami di WhatsApp, ia

menyatakan perannya dalam mengembangkan program kerja organisasi

kaitannya dengan pendidikan pemberdayaan perempuan :

“Ya insyaAllah saya akan bekerja sesuai tupoksinya karena saya


sekretaris ya sewajarnya sekretaris, menggantikan ketua jika
berhalangan hadir, mengurus surat dan lain-lain. Selain itu juga
nguri-nguri sesuatu yg baik. Contoh padus itu baru ada 2 tahun ini
karena dipakai saat muspimnas di Boyolali nah dari situ kami
terutama saya terus mengembangkan padus itu dan alhamdulilah
kemarin pbak bisa manggung bareng sama Sudjiwo Tedjo.”
(Wawancara 4 Juli 2020 Via WhatsApp)
Menurut UAR yang menjabat sebagai ketua organisasi KOPRI di

Salatiga, tentang bagaimana peran pengurus dalam mengembangkan program

kerja pendidikan pemberdayaan perempuan, ia mengatakan :

“Hari ini banyak sekali pelajar dan orang awam yang memilih
belajar melalui youtube apalagi anak sekolah, wegah ngaji, dia
tidak mau mengaji, maunya yang instan-instan saja, nah itu
menjadi salah satu hal yang penting bagi kami untuk menangkal
radikalisme di anak-anak sekolah, karena dengan berkembangnya
teknologi mereka akan lebih asik dengan gadgetnya daripada
dengan kyai. Nah dengan itu kita mentransformasikan transfer
ilmu melalui apa yang kita dapat dari kyai, mengaji, pondok, dan
mahasiswa Pendidikan Agama Islam bisa mentransfer ilmu yang
telah mereka dapatkan agar apa para remaja itu punya
pendampingan untuk bertanya seputar agama Islam kepada tutor
kami. Kopri memiliki badan khusus yang berperan mengurusi
kajian, ada koordinator sekolah dan pengurusnya.”
(Wawancara, 29 November 2019, pukul 23:16)

44
LNH menyatakan :
“Peran yang sudah seharusnya diambil oleh kepengurusan yaitu
kesadaran untuk selalu mengawal dan mengajak sahabat" agar
mau mengaktualisasikan dirinya dalam beberapa program
pemberdayaan perempuan yang sudah dicanangkan oleh pengurus.
Selalu mengawal dan memberdayakannya dalam hal baik. Kopri
bukan hanya sebagai wadah, tapi sebagai sektor gerakan
perempuan karena hal ini sangat penting untuk pendidikan
keprempuanan. Perempuan memiliki peran dalam hal pendidikan.
Perempuan juga mampu untuk mengembangkan hal pendidikan
secara formal maupun hanya skillnya. Terkait dengan Pendidikan
Pemberdayaan merupakan tujuan dari Kegiatan SIG (Sekolah
Islam Gender, disitu kita membentuk kesadaran dulu sahabat-
sahabat perempuan dan laki-laki terkait dengan pemahaman
bahwa adanya Kopri bisa mengambil peran penting dalam
menghadapi zaman kita sekarang karena kalau tidak dilandasi
dengan kesadaran maka gerakan gerakan tidak akan ada. ”
(Wawancara, 29 Juni 2020 pukul 10:54)

Hasil perkembangan program kerja yang telah diupayakan oleh pengurus

dijelaskan oleh informan. Seperti yang dipaparkan oleh UAR selaku ketua

organisasi, bahwa:

“Dari tahun ke tahun mengalami perkembangan, terbukti beberapa


sekolah telah menerima Kopri sebagai pengisi kajian.”
(Wawancara, 29 November 2019, pukul 23:16)
LNH selaku Devisi Kaderisasi juga menyebutkan :

“Dalam hal ini, alhamdulillah beberapa perkembangan di sekolah


binaan KOPRI, seperti sekarang diadakannya pesantren kilat
marak dimana-mana. Waktu yang biasa digunakan untuk mereka
ngerumpi dansebagainya, bisa digantikan dengan hal positif yang
alhamdulillah mereka sadar dan bertanya pada diri sendiri, apa
yang dilakukan.”
(Wawancara, 29 Juni 2020 pukul 10:54)
Selain itu, JRTS selaku pengurus dalam Devisi Kewirausahaan ia

menjelaskan bahwa:

45
“Untuk hasil perkembangan program kerja pendidikan perempuan
di kota Salatiga ini kan kita ada Kopri Cathering itu, jadi untuk
Kopri Cathering itu tidak hanya memberdayakan perempuan-
perempuan di pmii saja tapi juga di masyarakat, jadi keuntungan
yang kita dapat itu tidak hanya untuk anak pmii tapi juga kita
memberikan keuntungan sama masyarakat soalnya kan kita juga
pesen di sana jadi kita juga menambah keuntungan di sana juga
menambah keuntungan masuk di kita jadi saling menguntungkan
lah, gitu.”
(Wawancara 6 Maret 2020 pukul 13.30)
NA menjelaskan :

“Alhamdulillah dgn adanya proker2 yg ada di kopri sbg wadah


perempuan ini menjadikan perempuan berfikir kritis. Kemudian
dgn adanya perempuan yg terdidik diharapkan perempuan dapan
berpikir ttng nasib kaumnya sendiri terutama yg terkadang
perempuan dijuluki sbg adalah second leader
Selanjutnya diharapkan perempuan harus memiliki nilai yg tinggi
dg memiliki soft skill Yg menunjang soft skill contohnya fun
rising tadi”.
(Wawancara, 4 Juli 2020 Via WhatsApp)

B. Analisis Data

1. Implementasi Program Kerja KOPRI dalam Pendidikan

Pemberdayaan Perempuan di Kota Salatiga

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,

dapat disimpulkan bahwa implementasi program kerja Kopri kaitannya

dengan pendidikan pemberdayaan perempuan secara keseluruhan sudah

berjalan dengan sangat baik. Sesuai dengan penjelasan informan, maka dapat

dijelaskan bahwa organisasi Kopri di Salatiga ini memiliki peranan yang

sangat penting dengan pendidikan pemberdayaan perempuan, program kerja

organisasi tersebut secara keseluruhan berhubungan dengan pendidikan

46
keprempuanan. Tujuan dari organisasi Kopri itu sendiri adalah

memberdayakan perempuan, menjadikan perempuan sebagai orang yang

bermakna dan dapat tampil memberikan manfaat sesuai dengan skill yang

mereka miliki.

Program kerja KOPRI unggulan yang berkaitan dengan pendidikan

pemberdayaan perempuan adalah program kerja dari devisi kaderisasi yaitu

Tutor Kajian. Tutor Kajian dilaksanakan untuk menghadapi remaja

perempuan yang ada di kota Salatiga yang masih minim pengetahuannya

tentang pendidikan keagamaan. Tutor berperan sebagai pendamping, berbagi

ilmu pengetahuan agama kepada siswi sekolah yang ada di kota Salatiga,

apalagi tutor kajian ini juga hanya dimiliki oleh organisasi KOPRI di

Salatiga.

Program kerja Tutor Kajian ini kuat hubungannya dengan Pendidikan

Agama Islam, karena memang dalam hal pendampingan Tutor Kajian,

mereka membawakan materi tentang keagamaan, dan turut menyebarkan

paham ahlussunnah wal jamaah di kota Salatiga. Materi yang dibawakan

oleh para tutor adalah sesuai dengan kebutuhan siswi di Salatiga, yaitu

materi tentang keagamaan, seputar Aqidah Akhlak, Fiqih, dan juga belajar

membaca al-Quran, dan lain sebagainya. Dalam hal pengajaran, tutor

mentransformasikan ilmu yang mereka dapatkan dari pondok pesantren yang

mereka tinggali atau pembelajaran yang mereka dapatkan dari kampus

karena secara keseluruhan yang berperan sebagai tutor itu sendiri adalah

47
pengurus dan anggota KOPRI Salatiga yang sedang menempuh kuliah di

Salatiga dan juga mondok di Pesantren sekitar Salatiga.

KOPRI mengimplementasikan program kerja tutor tersebut juga

untuk melatih pengurus dan anggotanya untuk terjun langsung ke

masyarakat agar menjadi perempuan-perempuan yang dapat menebar

manfaat.

Selain Tutor Kajian, masih ada lagi program kerja yang banyak

kaitannya dengan pendidikan perempuan hanya saja program kerja Tutor

Kajian tersebut menjadi program kerja unggulan karena mulai tahun 2016

sejak berdirinya Tutor Kajian, sampai saat ini KOPRI sudah memiliki

beberapa sekolah binaan PMII di Salatiga, yaitu SMK Diponegoro Salatiga,

MAN Salatiga, SMPN 03 Salatiga, MTS N Salatiga dan SMK N 01 Salatiga.

Program kerja lain kaitannya dengan pendidikan pemberdayaan

perempuan yang telah dicanangkan oleh KOPRI Salatiga, yaitu Kopri

Cathering, ada juga Paduan Suara, Sekolah Islam Gender, pelatihan mc,

pidato, menari dan lain sebagainya.

Implementasi program kerja di organisasi KOPRI Salatiga juga

mengalami beberapa hambatan seperti yang telah dikatakan oleh beberapa

informan yang merupakan pengurus organisasi. Dalam pelaksanaan program

kerja, pengurus dan anggota KOPRI juga mengalami beberapa hambatan

yang menyebabkan kurang maksimalnya realisasi program kerja diantaranya

kurangnya sumber daya manusia, sarana prasarana, kurangnya koordinasi

48
antar pengurus dan kurangnya kesadaran untuk merealisasikan program

kerja yang telah direncanakan. Meskipun mengalami banyak hambatan dan

program kerja tidak dapat terealisasikan secara EFEKTIF, namun organisasi

KOPRI dapat juga mencapai tujuannya selama masa kepengurusan,

diantaranya KOPRI mendapat kepercayaan di beberapa sekolah binaan PMII

di Salatiga untuk tetap menjalankan program Tutor Kajian, selain itu

program Kopri Cathering dapat memberikan keuntungan bagi organisasi dan

juga masyarakat yang ikut bekerjasama. Perkembangan yang dicapai

tersebut menjadikan organisasi Kopri Salatiga lebih eksis dan akan terus

menjalankan kewajibannya sebagai wadah keprempuanan agar menjadi

pergerakan yang bermanfaat bagi organisasi, diri sendiri maupun

masyarakat.

2. Peran Pengurus Organisasi KOPRI dalam mengembangkan Program

Kerja Pendidkan Pemberdayaan Perempuan di Kota Salatiga

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti,

dapat disimpulkan bahwa peran pengurus dalam mengembangkan program

kerja organisasi KOPRI tersebut sudah cukup baik dalam merealisasikan

program kerjanya terkait dengan pendidikan pemberdayaan perempuan.

Sesuai dengan penjelasan informan bahwa ternyata di setiap devisi memiliki

program kerja yang ada kaitanya dengan pendidikan pemberdayaan

perempuan sehingga secara garis besar pengurus KOPRI Salatiga sudah

berperan dalam mengembangkan program kerja organisasinya. Apalagi pada

49
masa pandemi seperti ini, pengurus harus mampu meraung dengan cara

cerdik yaitu yang tadinya tidak bisa diskusi secara tatap muka kini mereka

tetap melaksanakan diskusi secara online.

Tiap pengurus bekerja sesuai dengan tupoksinya, bahkan mereka

bersinergi bersama untuk turut melancarkan kegiatan-kegiatan yang sudah

menjadi program kerjanya. Namun dalam hal ini masih memerlukan

kesadaran secara lebih bagi pengurus yang kurang aktif dalam kepengurusan

organisasi. Kopri bukan hanya sebagai wadah, tapi sebagai sektor gerakan

perempuan karena hal ini sangat penting untuk pendidikan keprempuanan.

Perempuan memiliki peran dalam hal pendidikan. Perempuan juga mampu

untuk mengembangkan hal pendidikan secara formal maupun hanya

skillnya.

KOPRI Salatiga memiliki peran yang sangat penting bagi masyarakat

sekitarnya, khususnya remaja yang ada di kota Salatiga kaitannya dengan

program kerja unggulan Tutor Kajian, pada program kerja ini hampir seluruh

pengurus ikut serta terjun dalam merealisasikan, mereka juga mengajak

anggota kopri untuk ikut andil sehingga hasil yang diharapkan oleh

organisasi dapat terlihat dan dirasakan oleh pengurus, anggota maupun

masyarakat sekitar karena telah bersinergi bersama.

Perkembangan pendidikan pemberdayaan perempuan di kota Salatiga

sudah cukup terlihat, seperti yang telah dijelaskan oleh para informan dalam

wawancara bahwa dari tahun ke tahun program kerja organisasi tersebut

50
mengalami perkembangan, hal itu dibuktikan dengan beberapa sekolah

binaan PMII di Salatiga telah menerima KOPRI sebagai organisasi pengisi

Kajian. Selain itu saat bulan ramadhan biasanya pengurus dan anggota

KOPRI diminta untuk mengisi pesantren kilat di beberapa sekolah yang ada

di Salatiga, dengan demikian mereka dapat menebarkan hal positif yang

dapat mengajak masyarakat umum maupun sekolah ke arah yang lebih baik.

KOPRI begitu berperan dalam pendidikan pemberdayaan perempuan

terutama di kota Salatiga.

Perkembangan lain juga terlihat pada program kerja Kopri Cathering,

pada program kerja ini tidak hanya memberdayakan perempuan di PMII saja

namun juga di masyarakat, dibuktikan dengan keuntungan yang didapatkan

dari hasil Cathering selain masuk untuk organisasi KOPRI juga memberikan

keuntungan bagi masyarakat yang bekerjasama dengan Kopri Cathering.

Program kerja Kopri Cathering memberikan pendidikan bagi perempuan

tentang perekonomian agar nanti kedepannya mereka mampu

mengekspresikan diri dalam mengatur ekonomi, berbisnis dan sebagainya.

Dengan adanya program kerja yang ada di KOPRI sebagai wadah

perempuan, menjadikan perempuan berfikir kritis. Perempuan yang terdidik

diharapkan dapat berpikir tentang nasib kaumnya sendiri terutama bagi

perempuan yang terkadang mendapat julukan second leader. Perempuan

KOPRI diharapkan memiliki nilai-nilai yang tinggi dengan mengembangkan

skill yang ada pada dirinya.

51
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai

implementasi program kerja KOPRI dalam pendidikan pemberdayaan perempuan

di kota Salatiga tahun 2019 melalui metode observasi, wawancara, dan

dokumentasi dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi program kerja KOPRI terkait pendidikan pemberdayaan

perempuan di kota Salatiga telah dilaksanakan oleh pengurus KOPRI kota

Salatiga melalui upaya aktif dalam melaksanakan kegiatan program kerja yang

berkaitan dengan pendidikan pemberdayaan perempuan. Program Kerja Tutor

Kajian yang merupakan program kerja Devisi Kaderisasi merupakan program

kerja unggulan yang mengimplementasikan kegiatan tentang pendidikan

pemberdayaan perempuan. Kegiatan Tutor Kajian atau disebut dengan Kajian

Sakinah erat kaitannya dengan Pendidikan Agama Islam, karena memang

secara garis besar materi yang dibawakan oleh tutor adalah tentang keagamaan

Islam. Tutor Kajian dilaksanakan setiap hari Jumat di beberapa sekolah binaan

PMII. Tutor kajian ini memberdayakan pengurus dan anggota Kopri untuk turut

serta mengembangkan pendidikan di kota Salatiga khususnya pendidikan

tentang keagamaan. Tujuan dari program kerja KOPRI Tutor Kajian adalah

melatih dan mengasah mental serta kemampuan pengurus dan anggota KOPRI

dalam mengimplementasikan pengetahuannya. Selain Tutor Kajian, ada

52
program kerja Kopri Cathering yang bertujuan untuk memberikan pendidikan

pemberdayaan kepada perempuan tentang ekonomi dan berwirausaha. Ada juga

kegiatan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan MC, Pidato, menari, Public

Speaking, dan sebagainya. Seluruh kegiatan yang ada di Kopri merupakan

bentuk implementasi pengurus dan anggota KOPRI dalam mengembangkan

pendidikan pemberdayaan perempuan yang ada di kota Salatiga, karena secara

garis besar memang KOPRI berperan untuk mewadahi para perempuan.

2. Peran pengurus dalam upaya mengembangkan program kerja yang berkaitan

dengan pendidikan pemberdayaan perempuan menjadikan program kerja yang

telah direncanakan berjalan dengan lancar, pengurus dan anggota saling

bersinergi, bekerjasama untuk mencapai tujuan yang mereka harapkan.

Pengurus menumbuhkan kesadaran untuk selalu mengajak dan mengawal kader

agar mau mengaktualisasikan dirinya untuk ikut serta dalam mengembangkan

program kerja yang telah direncanakan oleh organisasi. Hal ini menjadikan

perempuan KOPRI perempuan yang bermanfaat, kritis, perempuan yang juga

mampu untuk mengembangkan hal pendidikan secara formal maupun hanya

skillnya. Tiap pengurus bekerja sesuai dengan tupoksinya namun juga

bersinergi bersama dalam menjalankan program kerja. Dalam hal pelaksanakan

program kerja, peran pengurus masih diperlukan kesadaran yang lebih tinggi

bagi pengurus organisasi yang kurang aktif.

53
B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan mengenai

implementasi program kerja KOPRI dalam pendidikan pemberdayaan perempuan

di kota Salatiga tahun 2019 , maka peneliti dapat memberikan saran sebagai

berikut:

1. Bagi pengurus Organisasi KOPRI PC PMII Kota Salatiga diharapkan untuk

lebih sering berkomunikasi, menumbuhkan kesadaran aktif yang lebih tinggi,

mengkoordinasikan program kerjanya sehingga dapat terlaksana secara

maksimal.

2. Bagi organisasi KOPRI diharapkan untuk tetap eksis dan berperan dalam

mengembangkan pendidikan pemberdayaan perempuan terutama pendidikan

keagamaan di kota Salatiga, karena masih banyak masyarakat yang

membutuhkan pengetahuan tentang keagamaan terutama masalah

keprempuanan, sehingga pengurus dapat mentransformasikan ilmunya dan

menebarkan hal positif bagi masyarakat sekitar agar mereka dapat merubah diri

ke arah yang lebih baik.

54
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Rulam. 2017. Pengantar Pendidikan Asas & Filsafat Pendidikan.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Artikel Dosen Kependidikan.com. 2014. Program Kerja-Pengertian, Tujuan,

Manfaat, Jenis & Tahapan. Dipublikasikan tanggal 25 Maret 2020.

Keputusan-keputusan Muspimnas 2019 Khidmat untuk Negeri: PMII dalam Narasi

Pembangunan Bangsa Peraturan Organisasi Musyawarah Pimpinan Nasional

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Tahun 2019.

Marmoah, Sri. 2014. Manajemen Pemberdayaan Perempuan Rimba. Yogyakarta: Cv.

Budi Utama.

Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Mulyadi, Deddy. 2015. Studi Kebijakan Publik dan Pelayanan Publik. Bandung:

Alfabeta.

Rakhmat, Jalaluddin. 1995. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Semiawan, Conny R. 2008. Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan

Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.

Setiawan, Guntur. 2004. Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan. Bandung:

Remaja Rosdakarya Offset.

55
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharto, Edi. 2003. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

Refika Aditama.

Syah, Muhibbin. 2016. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Rayon Matori Abdul Djalil. 2017. Modul Mapaba PMII Rayon Matori Abdul

Djalil. Yogyakarta: Lingkar Media.

Usiono. 2011. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan: dari Aliran Idealisme hingga

Rekonstruksionisme. Medan: Perdana Publishing.

Usman, Nurdin. 2002. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Zakiyah. 2010. Jurnal “Analisa” Pemberdayaan Perempuan Oleh Lajnah Wanita dan

Putri Al-Irsyad Surabaya Volume XVII, No. 01, Januari – Juni.

56
LAMPIRAN

Lampiran 1

Gambaran umum Organisasi KOPRI PC PMII kota Salatiga

A. Sejarah singkat Gerakan Perempuan di kota Salatiga

Gerakan perempuan di Salatiga sudah lahir sejak tahun 2008, di mana

memang Kopri belum terbentuk di cabang Salatiga. Pada saat itu masih

bernamakan devisi keprempuanan yang ada di bawah naungan Komisariat,

gerakan devisi keprempuanan lebih fokus memusatkan perhatian mengenai

masalah-masalah domestik perempuan dan sebatas menjahit, memasak dan

mengenai masalah dapur. Namun kesadaran yang dimiliki oleh beberapa sahabat-

sahabat yang ada di dalam devisi keprempuanan itu berkeinginan dan memiliki

kebulatan tekad yang teguh bahwa perempuan cukup mampu dalam menentukan

kebijakannya sendiri maka dalam divisi keprempuanan yang di ketuai oleh

sahabati Nur Asmaiyah dan keenam sahabatnya melakukan gerakan reaktualisasi

dengan menamai gerakan perempuan tersebut dengan nama GGB (Gender Gue

Banget), karena di cabang Salatiga pada saat itu masih belum adanya KOPRI.

Pada saat itu gerakan perempuan masih sangat massif-progresif (Tim Rayon

Matori Abdul Djalil Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, 2017: 105).

Tokoh Gender Gue Banget :

1. Nur Asmaiyah (Ketua)

2. Zair Naila Karimah (Sekretaris)

3. Nurul Faizah (Bendahara)

57
4. Khoirina Hapsari

5. Tasliytul Muhimmah

6. Indah Pujiyanti

7. Nining Hasanah

KOPRI di Salatiga berdiri pada tahun 2013, karena sejak dari tahun 2008

hingga tahun 2013 gerakan perempuan yang telah terbentuk sebagai GGB

tersebut kembali lagi hanya sebatas divisi keprempuanan yang bergerak dan

memfokuskan pada masalah domestik keprempuanan. Namun pada tahun 2013

di dalam kepemimpinan sahabati Winda Nur Syifa gerakan perempuan KOPRI di

Salatiga mulai dibangun, karena banyaknya kesadaran para kader-kader

perempuan yang dirasa perlu adanya wadah sendiri bagi perempuan untuk

memiliki ruang dalam beraktifitas, dan banyaknya kader perempuan yang tidak

mampu bersaing di dunia PMII dan juga karena melihat pada sedikitnya kader

perempuan yang mampu bertahan dalam jenjang kepengurusan cabang.

Sebagian dari mereka hanya sempat mengikuti MAPABA dan mengikuti

seleksi alam, saat itu kader-kader yang mempuyai kesadaran tersebut ingin

membangun kepengurusan dalam wadah yang bernama KOPRI yang sudah

disepakati oleh kepengurusan pusat (Pengurus Besar) dan membuat pembaharuan

untuk mempertahankan KOPRI.

(Sumber: Modul Kaderisasi MAPABA Tahun 2018)

58
B. Letak Geografis Kantor Sekretariat KOPRI PC PMII Salatiga

Sekretariat KOPRI PC PMII Kota Salatiga terletak di Jalan Arimbi No.

64, Grogol, Sidomukti, Salatiga, 50721.

(Sumber: Dokumen KOPRI PC PMII Kota Salatiga Tahun 2019)

C. Visi dan Misi Organisasi KOPRI

Visi :

“Terciptanya Sinergitas Kopri dalam Mengawal dan Memperkuat Kepemimpinan

Perempuan Nusantara”.

Misi :

1) Menjadikan Kopri Sebagai Kawah Candra Dimuka (Tempat Pengkaderan)

Pemimpin Perempuan Nusantara

2) Mentransformasikan Pemahaman Gender Ditingkatan Mahasiswa dan

Masyarakat

3) Memperkuat Simpul Gerakan Kader Perempuan di Nusantara

4) Memperkuat Kaderisasi Perempuan Melalui Peningkatan Capacity Building

Kader

5) Mengembangkan Dan Memperkuat Institusional Kopri Di Semua Level

Kepengurusan

6) Memperluas Networking Tingkat Regional Nasional Maupun Internasional.

59
D. Struktur Kepengurusan Organisasi KOPRI PC PMII Kota Salatiga Tahun

2019-2020

Ketua : Ummu Athika Rahmi

Sekretaris 1 : Siti Rohmah

Sekretaris 2 : Nurul Arestiyani

Bendahara : Ika Febriana

Devisi Kaderisasi : Luluk Nur Hamidah

Nafahatin Ridlwaniyah

Fathonah Nur Romadhona

Ida Ulil Ulfa

Siti Asiyah

Devisi Jarkominfo : Nurul Afdhilah

Roudhotun Najah

Maulida Isna Aulia

Anisatun Nafisa

Devisi Wacana & Keilmuan : Melinda Aliffia Ayuniha

Eliza Ayu Permatasari

Anindita Neng Puspa Dwi Ayuningrum

Nining Kurnia

Ana Fajriani

Khoridatul Bahiyah

Devisi Sosbud : Maya Dina Safitri

60
Maratun Haniah

Nur Fitri Islamawati

Trisnia Nungki Khotimah

Najihatus Sakhiyya

Novika Sari

Devisi Kewirausahaan : Jelita Raudya Tujzarah Syahrultanti

Nurul Basyiroh

Nailana Sofya

Nofa Amma Lutfi

(Sumber: Dokumen KOPRI PC PMII Kota Salatiga Tahun 2019)

E. Program Kerja KOPRI Tahun 2019-2020

Tabel 4.1

PROGRAM KERJA KOPRI TAHUN 2019-2020


A. Sekretaris
Program Waktu
No Sasaran Tujuan
Kerja Pelaksanaan
1 Tertib Selama masa Sekretaris Mempermudah
Administrasi kepengurusan pencarian data
(surat keluar
dan surat
masuk)
2 Inventarisasi Selama masa Sarana dan Memperlancar
kepengurusan Prasarana kegiatan organisasi

3 Koordinasi Selama masa Seluruh Menciptakan


pengurus kepengurusan Pengurus hubungan dan
KOPRI tahun kinerja yang baik
2010-2020 antar pengurus

61
B. Bendahara
Program Waktu
No Sasaran Tujuan
Kerja Pelaksanaan
1 Administrasi Selama masa Mendata dan
Keuangan kepengurusan - mengatur
pemasukan dan
pengeluaran dalam
melaksanakan
kegiatan.

C. Devisi Kaderisasi
Nama Waktu
No Sasaran Tujuan
Kegiatan Pelaksanaan
1. SIG 22-24 November Seluruh Membentuk
2019 anggota dan kesadaran dan
kader PMII, pemahaman bagi
terutama sahabat-sahabat
pasca PMII akan adanya
MAPABA KOPRI di PMII
2019 SALATIGA
2. SKK Mei / Juni 2020 Anggota Mempersiapkan
KOPRI pasca Kader KOPRI yang
SIG loyal dan militan
demi regenerasi dan
berjalannya roda
organisasi KOPRI
yang lebih baik.
3. KOPRI  MAD (21 Nov Dev. Mengkoordinir dev.
TRAVELLING 2019) Keperempuan Keperempuanan,
 ZUJ (19 Nov an Rayon membina dan
2019) mengarahkan agar
 REBI (20 Nov bersinergi dengan
2019) KOPRI.
 DAKWAH
(.................)
 SUTAWIJAYA
(...........)
4. Silaturahim Fleksibel Anggota PMII Terbentuknya relasi
Komisariat Komisariat dan komunikasi
Abdul Jalil Abdul Djalil yang baik dengan

62
komisariat baru dan
bisa diadakan SIG
komisariat.
5. TUTOR PMII Setiap hari jum‟at Seluruh Melatih dan
di sekolah binaan Anggota mengasah mental
KOPRI serta kemampuan
sahabat-sahabat
KOPRI dalam
mengimplementasik
an pengetahuannya.

D. Devisi Wacana dan Keilmuan


Waktu
No Nama Kegiatan Sasaran Tujuan
Pelaksanaan
1. Diskusi Wajib Target Semua Membekali
untuk Pengurus sebelum SIG pengurus pengurus KOPRI
KOPRI (Materi- KOPRI dalam materi-
materi dasar ke- materi dasar ke-
KOPRI-an & KOPRI-an &
Gender) Gender sebelum
disampaikan ke
anggota/kader
2. Diskusi Rutin 1 minggu Pengurus Menambah
bersama pengurus sekali (wajib) KOPRI, wawasan keilmuan
KOPRI dan setiap bulan Dev.Keperemp antara pengurus
Dev.Keperempuana bersama Bu uanan, dan KOPRI,
n Rayon Nazil anggota/kader Dev.Keperempuna
n, serta
anggota/kader
3. Pendampingan Menyesuaikan Semua Menambah
diskusi bersama jadwal diskusi anggota/kader wawasan keilmuan
Dev.Keperempunan Dev.Keperemp Rayon anggota/kader
Rayon uanan Rayon
4. Evaluasi dan 1 bulan sekali Dev.Wacana Untuk
koordinasi bersama KOPRI memperbaiki
Dev.Keperempuana bersama komunikasi dan
n Rayon Dev.Keperemp menyamakan
uanan Rayon persepsi (visi dan
misi KOPRI)

63
5. Pembekalan Menyesuaikan Semua Membekali wacana
peserta/anggota jadwal SIG anggota/kader keilmuan untuk
Rayon SIG (ke luar (sebelum Rayon calon peserta SIG
kota) pemberangkata ke luar kota
n)

E. Devisi Jaringan Informasi dan Komunikasi


Program Waktu
No Sasaran Tujuan
Kerja Pelaksanaan

1. Menjalankan Setiap hari Pengguna media Meningkatkan


akun sosial sosial eksistensi KOPRI
media Kopri do media sosial

2. Menjalin Ketika ada event di KOPRI Luar Mempererat


relasi dengan luar Kota Salatiga Salatiga hubungan sesama
KOPRI luar anggota dan kader
Salatiga KOPRI
3. Membuat Kondisional Seluruh anggota Memperkenalkan
pamflet dalam dan kader PMII KOPRI Bersama
berbagai Kota Salatiga agendanya ke
event, ucapan dan masyarakat khalayak luas
maupun
peringatan
hari besar.

F. Devisi Sosial Budaya


Nama Waktu
No Sasaran Tujuan
Kegiatan Pelaksanaan
1. MC 7 Desember 2019 Sahabat/i Menciptakan kader-
Pergerakan semua rayon kader PMII yang
mampu menguasai
bidang MC
2. Paduan Suara Kondisional (saat Sahabat/i Menciptakan kader-
mendekati acara semua rayon kader PMII yang
tertentu) mampu menguasai
bidang paduan suara
3. Beauty Class Menyesuaikan Sahabati Memberikan
jadwal channel atau semua rayon pemahaman cara
sponsor menggunakan make
up yang baik dan

64
benar

4. Seminar Menyesuaikan Sahabati Memberikan


Fashion jadwal channel atau semua rayon pemahaman cara
Stylish sponsor berpenampilan
modis dan trendy
sesuai dengan
kepribadian tiap
individu
5. Fashion Show Hari Kartini Sahabati Memberikan
semua rayon pelatihan basic
tentang fashion
show dan
mengimplementasik
an melalui
perlombaan

G. Devisi Kewirausahaan
Nama Waktu
No Sasaran Tujuan
Kegiatan Pelaksanaan
1. KOPRI Kondisional ketika Sahabat/i Menciptakan kader-
catering ada pesanan semua rayon kader PMII
Masyarakat berwirausaha
Mahasiswa bersama

(Sumber: Dokumen KOPRI PC PMII Kota Salatiga Tahun 2019)

65
Lampiran 2

INSTRUMEN PENELITIAN

1. Apa yang anda ketahui tentang pendidikan pemberdayaan perempuan?

2. Menurut anda, apa hubungan organisasi kopri dengan pendidikan pemberdayaan

perempuan?

3. Bagaimana upaya pengurus dalam implementasi program kerja kopri terkait

pendidikan pemberdayaan perempuan?

4. Bagaimana peran anda sebagai pengurus dalam mengembangkan program kerja

terkait pendidikan pemberdayaan perempuan?

5. Apa saja kegiatan kopri terkait pendidikan pemberdayaan perempuan?

6. Apa saja faktor penghambat dalam implementasi program kerja terkait pendidikan

pemberdayaan perempuan?

7. Bagaimana hasil perkembangan penerapan program kerja terkait pemberdayaan

perempuan di kota salatiga?

66
Lampiran 3

CATATAN WAWANCARA

Kode Pertanyaan 1.

Apa yang anda ketahui tentang pendidikan pemberdayaan perempuan?

Informan Jawaban Narasumber

UAR Pendidikan yang menjadikan perempuan sebgai subjek dan objek,

sebagai sumber.

NA Menurut ku pendidikan pemberdayaan perempuan itu sebuah ajaran

untuk mendidik seorang perempuan agar dia lebih berdaya atau

mempunyai nilai pada diri perempuan itu.

LNH Pendidikan bagi saya merupakan hal yang pokok pada dasar kehidupan,

sedangkan pemberdayaan menjadi langkah implementasi untuk menjadi

bermanfaat. Jika dalam konteks ini pendidikan pemberdayaan

perempuan, maka itu merupakan pengajaran bagaimana kita dapat

bermanfaat dan memanfaatkan kemampuan pada diri kita sebagai

perempuan masing-masing, untuk kiranya dapat membantu sesama dan

produktif dalam kehidupan ini. Sehingga, perempuan tidak lagi dinilai

rendah, namun sesungguhnya perempuan bisa senantiasa bergerak

dengan dasar pendidikan.

JRTS Pendidikan berarti mentransferkan ilmu, menyalurkan ilmu kepada

pemberdayaan perempuan itu, bagaimana perempuan itu berperan dalam

67
kehidupan bermasyarakat bersosial, berbangsa dan bernegara, jadi

pendidikan itu juga memberdayakan perempuan perempuan agar

menjadi perempuan perempuan yang berpendidikan dan berakhlak.

NS [19:09, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Pentingnya pendidikan bagi

perempuan, edukasi,open pemikiran, suatu program sistemtis, yg

terencana untuk mencapai kesetaraan, keadilan gander dlm kehidupan.

Biar perempuan mendapatkan pendidikan dng baik,mencintai proses

,serta untuk meningkatkan potensi yg dimiliki perempuan agar trs

berkarya.

68
CATATAN WAWANCARA

Kode Pertanyaan 2.

Menurut anda, apa hubungan organisasi kopri dengan pendidikan pemberdayaan

perempuan?

Informan Jawaban Narasumber

UAR Kopri merupakan organisasi keprempuanan yang mengkaji tentang

masalah gender dan feminism, sehinga kopri menjadi wadah

pemberdayaan perempuan dalam ruang lingkup organisasi.

NA [18:01, 7/4/2020] KOPRI Nurul Arestiyani: Ya hubungannya karena

kopri adalah salah satu wadah perempuan yg disitu isinya ttng

pendidikan bagi perempuan, pend formalnya itu sig, skk, n skkn

LNH Menurut saya, hubungan Organisasi Kopri dengan pemberdayaan

perempuan terdapat satu hal kesamaan, yaitu ruang gerak untuk

perempuan yang mana, Kopri membuka pintu bagi mahasiswa putri

yang ingin mengekspresikan dan mengaktualisasikan dirinya di

lingkungan.

JRTS Di kopri itu sendiri kita memberdayakan perempuan, karena apa kader

di pmii itu 70% sekitarnya itu perempuan, jadi di Kopri kita mewadahi

perempuan itu agar mereka bias menyalurkan aspirasi merek, agar

mereka bias lebih pd untuk berpendapat. Dengan adanya kopri bisa

menyalurkan ilmu bagaimana perempuan-perempuan itu untuk berperan,

69
mereka bisa menjadi apapun yang mereka mau, mereka mau menjadi

pemimpinkah, atau orator kah, atau menjadi apapun yang mereka

inginkan nanti kita bina di kopri itu, jadi hubungannya kopri dengan

pendidkan pemberdayaan perempuan itu juga bersinergi.

NS [18:17, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Jelass ada hubungannya, kopri

itu wadah untuk mengidukasi diri, berlatih Paling repaints. "Hal ini

didasarkan pada satu pemikiran mengenai perlunya kemandirian".

Bukan untuk menyaingi laki" yaa.

Kita lihat tujuan dari pendidikan pemberdayaan perempuan salah

satunya yaitu: Meningkatkan peran dan fungsi organisasi perempuan di

tingkat lokal sebagai wadah pemberdayaan kaum perempuan agar dapat

terlibat secara aktif dalam program pembangunan pada wilayah tempat

tinggalnya.

Hal ini adalah jawaban, untuk pertanyaan diatas. Contoh

Kita lihat salah Satu program kopri catring snak Salatiga itu membuka

peluang kerja produktif dan mandiri. Bisa kita gunakan untuk berlatih

kelak untuk Meningkatkan kemampuan kaum perempuan dalam

mengelola usaha skala rumah tangga, bisa kita terapkan dan di gunakan

pelatihan lingkup RT /RW , bisa membuka usaha sendiri kelak bagi ibu"

RT/RW. Istilahnya hasil sampingan

70
CATATAN WAWANCARA

Kode Pertanyaan 3.

Bagaimana upaya pengurus dalam implementasi program kerja kopri terkait

pendidikan pemberdayaan perempuan?

Informan Jawaban Narasumber

UAR Mengupayakan semaksimal mungkn dengan menjalankan program kerja

secara bersama-sama. Organisasi Kopri mengadakan kegiatan Tutor

Kajian sebagai implementasi program kerja kopri tentang pendidikan

perempuan, hal ini dilakukan untuk menghadapi pendidikan tentang

akhlaknya para remaja perempuan yang sekarang ini masih minim

pengetahuannya tentang masalah agama. Materi yang dibawakan saat

kegiatan tutor biasanya isinya pendidikan keagamaan tentang

keprempuanan, ya aqidah akhlak, pembinaan membaca alquran, dan

sebagainya. Pendidikan keagamaan tidak melulu tentang teori tapi

praktik keseharian ya, karna orang Islam yang paling banyak diterapkan

adalah pendidikan agamanya maka hal ini program kerja tersebut

menjadi sangat penting demi meningkatkan kualitas hidup remaja

perempuan ke arah yang lebih baik.

NA Oh ya membentuk pola komunikasi yg tepat, baik antar kader kopri

maupun dgn organisasi pmii itu sendiri soalnya kan kopri banom

Selain itu kita jg mencari relasi pmii di seluruh indo agar pola pikir kita

71
tidak stagnan

Untuk kopri sltga sendiri proker unggulan adl tutor kajian nah disitu

kami bisa berbagi ilmu dg siswa siswa di sekolah2 karena memang

hanya kopri sltga yg punya tutor kajian. Selain itu ada paduan suara juga

sama

LNH Beberapa upaya yang dilakukan oleh pengurus kopri salah satunya

melalui program kerja di kepengurusan. Misal, adanya tutor Kajian si

setiap hari jumat bagi siswa SMP maupun SMA/ SMK di daerah

Salatiga, ada juga pelatihan kerajinan kain perca dan sebagainya.

JRTS Karena kaitannya dengan pendidikan, kita di Kopri juga ada yang

namanya tutor, nah tutor itu kan juga latihan terjun ke masyarakat untuk

menyebarkan paham ahlussunnah wal jamaah yang kita anut di pmii,

jadi kenapa kok yang diambil itu perempuan karena perempuan

ngomongnya lebih dari hati ke hati jadinya lebih enak, santai, dan di

program tutor ini juga menyalurkan pendidikan, tidak hanya tentang

keislaman tapi juga tentang nasionalisme, ekonomi, sosial budaya,

politik seperti itu.

NS Klu menurut pendapt saya sesuai dng job dis saya, sosial budaya yg

awalnya mau mengadakan Mc, branding diri dng berlatih make Up ,yg

dulu pernah ngelis perlengkapan dan dll Narasumber beserta tempat

akhirnya berakhir, krna kuliah libur corona. Dan teman" pada pulkam.

72
Tpy itu tdk berakhir disitu.., dengan adanya diskusi online yg besuk

akan diadakan tgl 7 kyaknya klu tdk salah kolaborasi dng pc lain. Bagi

saya ikut serta dlm diskusi itu merupakan bagian partisipasi

pemberdayaan perempuan.

73
CATATAN WAWANCARA

Kode Pertanyaan 4.

Bagaimana peran anda sebagai pengurus dalam mengembangkan program kerja

terkait pendidikan pemberdayaan perempuan?

Informan Jawaban Narasumber

UAR Dengan berupaya untuk merealisasikan program kerja dengan baik. Hari

ini banyak sekali pelajar dan orang awam yang memilih belajar melalui

youtube apalagi anak sekolah, wegah ngaji, dia tidak mau mengaji,

maunya yang instan-instan saja, nah itu menjadi salah satu hal yang

penting bagi kami untuk menangkal radikalisme di anak-anak sekolah,

karena dengan berkembangnya teknologi mereka akan lebih asik dengan

gadgetnya daripada dengan kyai. Nah dengan itu kita

mentransformasikan transfer ilmu melalui apa yang kita dapat dari kyai,

mengaji, pondok, dan mahasiswa pendidikan agama Islam bisa

mentransfer ilmu yang telah mereka dapatkan agar apa para remaja itu

punya pendampingan untuk bertanya seputar agama Islam kepada tutor

kami. Kopri memiliki badan khusus yang berperan mengurusi kajian,

ada koordinator sekolah dan pengurusnya.

NA [18:16, 7/4/2020] KOPRI Nurul Arestiyani: Ya insyaAllah saya akan

bekerja sesuai tupoksinya karena saya sekretaris ya sewajarnya

74
sekretaris, mengantikan ketua jika berhalangan hadir, mengurus surat dll

[18:17, 7/4/2020] KOPRI Nurul Arestiyani: Selain itu jg nguri2 sesuatu

yg baik

[18:18, 7/4/2020] KOPRI Nurul Arestiyani: Contoh padus itu baru ada 2

thn ini krna dipakai saat muspimnas di boyolali nah dari situ kami

terutama saya terus mengembangkan padus itu dan alhamdulilah

kmarem pbak bisa manggung bareng sama sujiwo tedjo

LNH Peran yang sudah seharusnya diambil oleh kepengurusan yaitu

kesadaran untuk selalu mengawal dan mengajak sahabat" agar mau

mengaktualisasikan dirinya dalam beberapa program pemberdayaan

perempuan yang sudah dicanangkan oleh pengurus. Selalu mengawal

dan memberdayakannya dalam hal baik. Kopri bukan hanya sebagai

wadah, tapi sebagai sektor gerakan perempuan karena hal ini sangat

penting untuk pendidikan keprempuanan. Perempuan memiliki peran

dalam hal pendidikan. Perempuan juga mampu untuk mengembangkan

hal pendidikan secara formal maupun hanya skillnya. Terkait dengan

Pendidikan Pemberdayaan merupakan tujuan dari Kegiatan SIG

(Sekolah Islam Gender, disitu kita membentuk kesadaran dulu sahabat-

sahabat perempuan dan laki-laki terkait dengan pemahaman bahwa

adanya Kopri bisa mengambil peran penting dalam menghadapi zaman

kita sekarang karena kalau tidak dilandasi dengan kesadaran maka

75
gerakan gerakan tidak akan ada.

JRTS Karena peran saya sebagai pengurus di bidang kewirausahaan, jadi di

devisi kami juga menangani tentang ekonomi, perekonomian jadi juga

memberdayakan perempuan di bidang ekonomi misalkan ada program

Kopri Cathering, nah di program ini juga memberdayakan bidang

ekonomi, jadi nanti entah dari masyarakat maupun teman mahasiswa

nanti bisa memesan di kita jadi itu juga untuk pemasukan juga sebagai

perempuan kita juga bisa belajar mengembangkan bisnis.

NS [18:35, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Mau tdk mau yahh hrs meraung

dng cara cerdik.

[18:38, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Jawabn terakhir pesan saya yg

ini, jawabnya tetap mengikuti dislan (diskusionlie). Mengubah caranya

[18:41, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Saat ini selalu konsultasi dng

mentor, untuk kegitan make Up online ..masih mempertimngkn

teknisnya.

76
CATATAN WAWANCARA

Kode Pertanyaan 5.

Apa saja kegiatan kopri terkait pendidikan pemberdayaan perempuan?

Informan Jawaban Narasumber

UAR Ada diskusi keprempuanan, kajian sakinah, sekolah Islam Gender.

Kalau kita menjurusnya di Pendidikan Agama Islam berarti yang pasti

jelas program kerjanya tutor. Kegiatan Tutor Kajian yang isinya adalah

pendidikan keagamaan keprempuanan, dilaksanakan setiap hari jumat di

sekolah binaan PMII, saat siswa putra melaksanakan jumatan dan siswi

putri di kelas di isi materi keagamaan karena masih banyak remaja yang

membutuhkan pengetahuan agama Islam.

NA [18:24, 7/4/2020] KOPRI Nurul Arestiyani: Kegiatan kopri yg sekaligus

sbg pendidikan pemberdayaan perempuan itu tadi mbak sig, skk karena

disitu kan kita beberapa hari diberi berbagai materi dan tak jarang kita

hampir tidak tidur untuk diskusi.

[18:28, 7/4/2020] KOPRI Nurul Arestiyani: Terus kita jg ada diskusi

setiap hr minggu dgn bu nazil adeknya pak hamif dzakiri mantan

kemnaker ttng gender nah ini salah satu follow up sig

LNH Ada beberapa program pendidikan pemberdayaan perempuan,

diantaranya Tutor kajian, pelatihan MC, beauty class, kopri catering dan

juga pelatihan membuat bunga dari kain flanel

77
JRTS Kegiatan Kopri yang terkait pendidikan pemberdayaan perempuan itu

yang pertama ada tutor kajian setiap hari jumat, kita ada di sekolah SMK

Diponegoro, SMP 3 Salatiga, MAN Salatiga, terus sama SMK 1, ini

juga mau megang di SMK 3 Salatiga. Kalau basisnya tutor itu ada di

SMK Diponegoro. Terus yang kedua, ada kegiatan public speaking,

pelatihan mc, pidato, itu juga ada beauty class, ada cooking class itu

juga di social budaya, latihan menari.

NS [18:48, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Ini keseluruhan yaa,Bukan hanya

jobdis saya..

Disline (krn pandemi) bagi saya menguntungkan untuk semuanya.

Tentang edukasi sex itu penting bgt.pelatihan SIG yg didlmnya terdapat

materi yg luar biasa untuk menambah pengetahuan kita� � .

[18:53, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Pelatihan Padus, SIG, santunan

anak yatim,..

78
CATATAN WAWANCARA

Kode Pertanyaan 6.

Apa saja faktor penghambat dalam implementasi program kerja terkait pendidikan

pemberdayaan perempuan?

Informan Jawaban Narasumber

UAR Salah satu faktor pengambatnya adalah keterbatasan sarana dan

prasarana, dan pengurus masih perlu banyak belajar terkait materi untuk

mengisi kajian.

NA Emmm ya ada mbak terutama masalah istiqomah misalnya saja diskusi

mingguan itu nah banyak yg tdk istiqomah padahal itu jg penting untuk

pendidikan seorang perempuan

LNH Hal yang seringkali menghambat ialah kurangnya SDM, yang mau dan

mampu

JRTS Kalau faktor penghambatnya sih itu ya, kalau dari kita kan juga d masa

yang seperti ini banyak yang tidak stay di Salatiga jadinya orangnya

terbatas, jadi untuk menangani tutor kini kesulitan dan untuk tutor itu

sendiri kemarin mencari orangnya SDMnya lebih sedikit karena

kebanyakan dari kita rumahnya nggak di Salatiga jadinya untuk mencari

orang di Salatiga mungkin Kopri juga menurunkan di Rayon, mencari

orang di rayon atau di fakultas untuk mau membantu, itupun tidak hanya

d tutor tapi di program-program yang lain sehingga untuk anggota pmii

79
yang perempuan itu juga bisa saling bersinergi jadi tidak ada

benturannya, tapi penghambatnya itu mungkin garis koordinasi kurang

koordinasi.

NS [19:00, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Tdk ada Kak, krna libur kuliah

+daring itu saja yg hrs meraung dng cara cerdik

[19:28, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Meraung dng cara cerdik, versi

kita sendiri..misal dulu Diskusi tatap muka, krna ada peristiwa corona

maka manfaatkan hp diskusi lewat online.

80
CATATAN WAWANCARA

Kode Pertanyaan 7.

Bagaimana hasil perkembangan penerapan program kerja terkait pemberdayaan

perempuan di kota salatiga?

Informan Jawaban Narasumber

UAR Dari tahun ke tahun mengalami perkembangan, terbukti beberapa

sekolah telah menerima Kopri sebagai pengisi kajian.

NA Alhamdulillah dgn adanya proker2 yg ada di kopri sbg wadah

perempuan ini menjadikan perempuan berfikir kritis

Kemudian dgn adanya perempuan yg terdidik diharapkan perempuan

dapan berpikir ttng nasib kaumnya sendiri terutama yg terkadang

perempuan dijuluki sbg adalah second leader

Selanjutnya diharapkan perempuan harus memiliki nilai yg tinggi dg

memiliki soft skill Yg menunjang soft skill contohnya fun rising tadi

LNH Dalam hal ini, alhamdulillah beberapa perkembangan di sekolah binaan

KOPRI, seperti sekarang diadakannya pesantren kilat marak dimana-

mana. Waktu yang biasa digunakan untuk mereka ngerumpi dan

sebagainya bisa digantikan dengan hal positif yang alhamdulillah

mereka sadar dan bertanya pada diri sendiri, apa yang dilakukan.

JRTS Untuk hasil perkembangan program kerja pendidikan perempuan di

Kota Salatiga ini kan kita ada Kopri Cathering itu, jadi untuk Kopri

81
Cathering itu tidak hanya memberdayakan perempuan-perempuan di

pmii saja tapi juga di masyarakat, jadi keuntungan yang kita dapat itu

tidak hanya untuk anak pmii tapi juga kita memberikan keuntungan

sama masyarakat soalnya kan kita juga pesen di sana jadi kita juga

menambah keuntungan di sana juga menambah keuntungan masuk di

kita jadi saling menguntungkan lah, gitu.

NS [19:41, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Untuk padus yg aku lihat berjln,

krna korona rencana bergeser

[19:43, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Unk SIG blm follow up ,yg

awalnya sdh nentuin tgl Main..mlan mundur jadwal .

[19:43, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Tetapy tetap semangat, masih

ada disline

[19:43, 7/4/2020] KOPRI Novika Sari: Disline bentuk penerpan

program kerja ..

82
Lampiran 4

CATATAN OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Jumat/ 29 November 2019

Waktu : 23.30 WIB

Tempat : Aula Gedung MI Pulutan

1. Mengamati Kegiatan Sekolah Islam Gender yang sedang berlangsung.

2. Melakukan interaksi dengan anggota Kopri yang sedang mengikuti rangkaian

acara Sekolah Islam Gender.

3. Mengamati rangkaian acara Sekolah Islam Gender.

CATATAN OBSERVASI

Hari/ Tanggal : Jumat/ 6 Desember 2019

Waktu : 12.15 WIB

Tempat : MAN Salatiga

1. Mengamati rapat koordinasi kegiatan Tutor Kajian di perpustakaan MAN

Salatiga

2. Mengamati kegiatan Kajian Sakinah

3. Sholat duhur berjamaah bersama pengurus dan anggota Tutor

83
Lampiran 5

DOKUMENTASI

Gambar 1.
(Kegiatan Tutor Kajian di SMK Diponegoro Salatiga)

Gambar. 2
(Foto Bersama Kegiatan Tutor Kajian MAN Salatiga)

84
Gambar. 3
(Kegiatan Sekolah Islam Gender (SIG))

Gambar. 4
(Pesantren Kilat, SMP N 3 Salatiga)

85
Gambar. 5
(Pesantren Kilat, SMK N 1 Salatiga)

Gambar. 6
(Kegiatan KOPRI Gathering dan Tasyakuran)

86
Gambar. 7
(TIM Paduan Suara KOPRI Salatiga Bersama Sudjiwo Tedjo)

Gambar. 8
(Wawancara Devisi Kaderisasi)

87
Gambar. 9
(Wawancara Devisi Kewirausahaan)

88
Gambar. 10
(Screenshoot Wawancara Via Whatsapp Sekretaris I)

89
90
91
Gambar. 11
(Screenshoot Wawancara Via WhatsApp Devisi Sosial Budaya)

92
93
94
95
96
Lampiran 6

97
Lampiran 7

98
Lampiran 8

99
Lampiran 9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Qothrun Nada

Tempat, tanggal lahir : Kab. Semarang, 20 Januari 1997

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Raya Sraten Rt. 02 Rw. 03, Kec. Tuntang, Kab.

Semarang 50773

HP : 089667971304

Pendidikan :

1. TK SIWI PENI Salatiga Lulus Tahun 2003

2. SD Negeri 06 Salatiga Lulus Tahun 2009

3. SMP Negeri 04 Salatiga Lulus Tahun 2012

4. SMA Negeri 02 Salatiga Lulus Tahun 2015

Demikian riwayat hidup ini dibuat sebagaiamana mestinya.

100

Anda mungkin juga menyukai