Anda di halaman 1dari 142

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM


MATERI BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH
DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT
PADA SISWA KELAS VIII C DI MTs NEGERI 12 BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
MUHAMAD NURSEHA
NIM 23010150145

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019

i
ii
iii
iv
v
MOTTO

ٍ ‫َي ْزفَعِ هللاُ الَّذِيهَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّذِيهَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجا‬
ُ ‫ت َوهللاُ ِب َما تَ ْع َملُونَ َخ ِب‬
ُُ‫يز‬
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan
(QS. Al-Mujadalah: 11).

vi
PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk:

1. Bapak dan ibuku tersayang, Bapak Solikin dan Ibu Sopiyah yang selalu

membimbingku, memberi doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam

hidupku.

2. Kepada seluruh saudara dan teman-teman JQH Al-Furqan IAIN Salatiga yang

selalu membuat hari-hari saya bermakna.

3. Kepada teman-teman PPL dan KKN yang membuat praktik kuliah menjadi

berwarna.

4. Kepada teman-teman mahasiswa IAIN Salatiga khususnya mahasiswa PAI

angkatan 2015 yang selalu membatu dalam proses perkuliahan.

vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan

limpahan nikmat, karunia, taufik, serta hidayahnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Sejarah

Kebudayaan Islam Materi Berdirinya Dinasti Abbasiyah Dengan Metode Teams

Games Tournament Pada Siswa Kelas VIII C Di MTs Negeri 12 Boyolali Tahun

Pelajaran 2019/2020. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Beliaulah suri tauladan bagi seluruh umat

manusia, penyempurna akhlak yang mulia, dan pemimpin yang bijaksana bagi

seluruh alam semesta.

Penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa

ada bantuan, dorongan, serta bimbingan dari pihak-pihak tertentu yang terkait,

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan informasi-informasi yang

dibutuhkan. Oleh karena itu terima kasih yang sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M. Ag selaku Rektor Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga

2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan (FTIK)

3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Ketua Program Pendidikan Agama Islam

4. Bapak Dr. Sa‟adi, M.Ag selaku dosen pembimbing akademik

viii
5. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing dengan ikhlas, mengarahkan, dan meluangkan waktunya untuk

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen IAIN Salatiga yang tidak bisa saya sebutkan

satu-satu yang telah membekali ilmu pengetahuan serta karyawan IAIN

Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

7. Bapak Drs. H. M. Khoiron, M.Ag selaku kepala sekolah MTs Negeri 12

Boyolali.

8. Bapak dan Ibu guru MTs Negeri 12 Boyolali yang telah membimbing dan

membantu dalam penelitian ini.

9. Kedua orang tua dan saudara saya yang telah memberikan dukungan beserta

doa sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, semoga segala bantuan yang

diberikan mendapat balasan dan Ridho Allah Swt.

Penulis sepenuhnya sadar sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis

harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,

serta para pembaca umumnya.

Salatiga, 03 Agustus 2019

Muhamad Nurseha
Nim. 23010150145

ix
ABSTRAK

Nurseha, Muhamad. 2019. Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam


Materi Berdirinya Dinasti Abbasiyah Dengan Metode Teams Games
Tournament Pada Siswa Kelas VIII C Di MTs Negeri 12 Boyolali Tahun
Pelajaran 2019/2020. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam.
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri
Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Teams Games Tournament dan Sejarah Kebudayaan
Islam.
Pembelajarn sejarah Kebudayaan Islam memerlukan inovasi
pembelajaran yang menarik dan kreatif. Peserta didik MTs Negeri 12
Boyolali sangat menyukai pembelajaran yang aktif dan menarik. Metode
teams games tournament merupakan metode pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan. Pada kelas VIII C terdapat beberapa peserta didik yang
hasil belajarnya masih di bawah KKM, yaitu 14 siswa dari 24 jumlah
siswa. Berdasarkan hal itu penulis mengadakan penelitian dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Berdirinya
Dinasti Abbasiyah Dengan Metode Teams Games Tournament Pada
Siswa Kelas VIII C Di MTs Negeri 12 Tahun Pelajaran 2019/2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode teams
games tournament dapat meningkatkan hasil belajar sejarah kebudayaan
Islam materi berdirinya Dinasti Abbasiyah pada siswa kelas VIII C di
MTs Negeri Boyolali Tahun Pelajaran 2019/2020?. Penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus.
Setiap siklusnya melewati 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan/ observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan tes, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian di MTs Negeri 12 Boyolali
penerapan metode teams games tournament dapat meningkatkan hasil
belajar sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya Dinasti Abbasiyah
pada siswa kelas VIII C di MTs Negeri 12 Boyolali tahun pelajaran
2019/2020. Hal ini dibuktikan dari persentase hasil belajar yang
meningkat dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada pra siklus peserta
didik yang tuntas sebanyak 41,66% atau sebanyak 10 siswa dari 24 siswa.
Pada siklus I persentase peserta didik yang tuntas adalah 79,16% atau
sebanyak 19 siswa. Adapun pada siklus II terdapat 22 siswa atau 91,66%
telah mencapai KKM. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui
bahwa antara pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan
yang pada mulanya hasil belajar peserta didik relatif rendah dapat
mengalami kenaikan secara perlahan.

x
DAFTAR ISI

SAMPUL

LOGO IAIN SALATIGA ....................................................................................... ii

NOTA PEMBIMBING.......................................................................................... iii

PENGESAHAN..................................................................................................... iv

DEKLARASI .......................................................................................................... v

MOTTO...................................................................................................................vi

PERSEMBAHAN..................................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... viii

ABSTRAK .............................................................................................................. x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

DAFTAR GRAFIK..............................................................................................xvi

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian........................................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 4

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian ........................................................................... 5

xi
2. Subjek Penelitian .................................................................................. 6

3. Langkah-Langkah Siklus Penelitian..................................................... 6

4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 7

5. Instrumen Penelitian ............................................................................. 8

6. Ananlisi Data ....................................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan .............................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Hasil Belajar ............................................................................................ 12

2. Pengertian Belajar .................................................................................... 12

3. Tujuan Belajar .......................................................................................... 13

4. Prinsip-Prinsip Belajar ............................................................................. 14

5. Pengertian Hasil Belajar............................................................................15

6. Fator-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar .................................... 17

B. Metode Teams Games Tournament

1. Metode Teams Games Tournament ........................................................ 23

2. Pengertian Teams Games Tournament ................................................... 23

3. Tahapan-tahapan Teams Games Tournament ......................................... 24

4. Kelebihan dan Kekurangan Teams Games Tournament ......................... 26

C. Kajian Penelitian .......................................................................................... 28

D. Materi Berdirinya Dinasti Abbasiyah .......................................................... 29

E. Kajian Pustaka...............................................................................................31

xii
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Negeri 12 Boyolali ............................................... 33

B. Deskripsi Penelitian Siklus I ....................................................................... 43

C. Deskripsi Penelitian Siklus II ..................................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus

1. Siklus I.....................................................................................................49

2. Siklus II....................................................................................................55

B. Pembahasan

1. Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II........................................................61

2. Siklus I......................................................................................................63

3. Siklus II....................................................................................................64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................. 66

B. Saran.............................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................... 71

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rentang nilai ketuntasan ...................................................................... 10

Tabel 3.1 Data Guru MTs Negeri 12 Boyolali ..................................................... 35

Tabel 3.2 Data Karyawan MTs Negeri 12 Boyolali ............................................ 36

Tabel 3.3 Jenis Ekstrakurikuler ............................................................................ 37

Tabel 3.4 Data Jumlah Siswa ............................................................................... 38

Tabel 3.5 Daftar Peserta Didik Kelas VIII C ........................................................ 39

Tabel 3.6 Data Nilai Siswa VIII C Pra Siklus ....................................................... 40

Tabel 3.7 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus ................................................. 42

Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I ........................................................ 49

Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I ..................................................... 51

Tabel 4.3 Data Pengamatan Guru Siklus I ............................................................ 53

Tabel 4.4 Data Pengamatan Peserta Didik Siklus I............................................... 54

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus II .................................................................. 56

Tabel 4.6 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II .................................................... 58

Tabel 4.7 Data Pengamatan Guru Siklus II........................................................... 59

Tabel 4.8 Data Pengamatan Peserta Didik Siklus II ............................................. 60

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II................................61

Tabel 4.10 Hasil Belajar Yang Mencapai KKM....................................................63

xiv
DAFTAR DIAGRAM

Gambar 3.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus................................................ 43

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I.................................................... 52

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II .................................................. 58

Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus ................................ 65

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Selama Kegiatan Penelitian

Lampiran 2. RPP Siklus I

Lampiran 3. Soal Siklus I

Lampiran 4. RPP Siklus II

Lampiran 5. Soal Siklus II

Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 7. Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 10. Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 11. Satuan Keterangan Kegiatan

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, Bab II Pasal 3

menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa (Ahmadi, 2017: 48-49).

Berdasarkan UU nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara (Suryadi, 2018: 5).

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan

yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan

pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan

kepercayaan pada peserta didik (Fathurrohman, 2015: 16).

Pendidikan formal saat ini menggunakan kurikulum 2013, dimana peserta

didik harus lebih aktif dalam pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator.

Pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menarik sangat diperlukan dalam

pelaksanaan kurikulum 2013. Peserta didik akan lebih termotivasi dengan adanya

1
inovasi-inovasi baru dalam setiap pembelajaran, sehingga mampu meningkatkan

pemahaman dan potensinya.

Mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam di MTs Negeri 12 Boyolali

memerlukan inovasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Inovasi baru

dalam pembelajaran akan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Sejarah

kebudayaan islam adalah segala peristiwa yang dialami manusia pada masa lalu

sebagai manifestasi atau penjelmaan kegiatan muslim yang didasari ajaran Islam.

Peristiwa-peristiwa yang dialami umat Islam sejak lahirnya agama Islam sampai

sekarang merupakan kajian sejarah kebudayaan Islam atau sejarah peradaban

Islam (Suntiah dan Maslani, 2017: 13).

Pembelajaran yang menarik salah satunya ada pada metode pembelajaran

teams games tournament. Metode teams games tournament adalah salah satu

model pembelajaran cooperative yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas

seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai

tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement (Shoimin,

2014: 203). Metode ini membantu peserta didik untuk memngembangkan

pemahaman dan sikapnya, peserta didik dituntut aktif dan saling bekerja sama,

menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan menantang karena terdapat

unsur permainan, sehingga akan meningkatkan motivasi dan perolehan belajar.

Kelas VIII C di MTs Negeri 12 Boyolali merupakan kelas yang siswanya

sangat aktif beraktivitas saat belajar, sehinga mengalami kesulitan pada proses

pembelajaran. Hal ini dibuktikan pada hasil belajar yang kurang memuaskan.

2
Terdapat 10 (41,66%) siswa yang tuntas mencapai nilai kriteria ketuntasan

minimum (KKM). Sedangkan 14 (58,34%) siswa nilainya di bawah KKM dari 24

jumlah siswa. Data diperoleh dari evaluasi guru setelah melaksanakan

pembelajaran. Adapun nilai KKM yang diterapkan di MTs Negeri 12 Boyolali

pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam adalah 70.

Berdasarkan uraian di atas, penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas

dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH

KEBUDAYAAN ISLAM MATERI BERDIRINYA DINASTI ABBASIYAH

DENGAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA SISWA

KELAS VIII C DI MTs NEGERI 12 BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

2019/2020”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan

masalah sebagai berikut: Apakah metode teams games tournament dapat

meningkatkan hasil belajar sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya

Dinasti Abbasiyah pada siswa kelas VIII C di MTs Negeri 12 Boyolai tahun

pelajaran 2019/2020?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui penerapan metode teams games tournament dapat meningkatkan

hasil belajar sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya Dinasti Abbasiyah

pada peserta didik kelas VIII C di MTs Negeri 12 Boyolali tahun pelajaran

2019/2020.

3
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menambah wawasan dalam hal meningkatkan prestasi dan

semangat belajar Sejarah Kebudayaan Islam yang menyenangkan di

MTs Negeri 12 Boyolali.

b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti-

peneliti berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Meningkatkan wawasan guru dan peserta didik tentang inovasi

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan serta meningkatkan

hasil belajar.

b. Menjadi referensi pembelajaran bagi madrasah, peneliti dan pembaca.

E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang berarti “di bawah” dan

“thesa” yang berarti “kebenaran”. Hipotesisis dapat didefinisikan sebagai

jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji, rangkuman

kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka (Martno, 2011:

53). Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “Penerapan motode

teams games tournament dapat meningkatkan hasil belajar sejarah

kebudayaan Islam materi berdirinya dinasti abbasiyah pada siswa kelas

VIII C di MTs Negeri 12 Boyolali tahun pelajaran 2019/2020”.

4
2. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini mengacu pada

ketuntasan individu dan ketuntasan klasikal nasional yaitu:

a. Ketuntasan individu

Siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai ketuntasan ≥ 70

berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM).

b. Ketuntasan klasikal nasional

Ketuntasan klasikal nasional dikatakan berhasil jika ketuntasan hasil

belajar kelas mencapai 85%.

F. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas merupakan ragam penelitian

pembelajaran berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh guru untuk

memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi oleh guru,

memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran serta mencobakan hal-hal

baru pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran

(Sumadoyo, 2013: 20).

Penelitian tindakan kelas dibagi dalam empat tahapan

sebagai berikut:

a. Tahap perencanaan

Menyusun rancangan tindakan (perencanaan). Yang menjelaskan

tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana

tindakan tersebut dilaksankan.

5
b. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan yaitu penerapan isi rancangan di dalam

kancah.

c. Tahap pengamatan

Pengamatan yaitu pelaksanaan pengamatan oleh pengamat.

d. Refleksi

Refleksi yaitu kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah terjadi (Aqib dkk, 2017: 16).

2. Objek Penelitian

Objek yang akan dikenai tindakan adalah peserta didik

kelas VIII C di MTs Negeri 12 Boyolali tahun pelajaran 2019/2020

dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya

Dinasti Abbasiyah. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti

dibantu oleh guru yang mengampu mata pelajaran sejarah kebudayaan

Islam.

3. Langkah-langkah Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah model Hopkins

yaitu pelaksanaan penelitian dilakukan membentuk spiral yang

dimulai dari merasakan adanya masalah menyusun perencanaan,

melaksanakan tindakan, melakukan observasi dan mengadakan

refleksi (Sanjaya, 2016: 47).

Adapun model tindakan kelas yang akan dilakukan adalah

sebagai berikut:

6
Gambar 1.1 Skema Siklus PTK

Permasalaha

Perencanaa

Siklus I Tindaka
n
Refleks
i

Observasi

Perencanaa
n ulang
Refleksi

Observa Siklus II
si

Tindaka
n Siklus
selanjutnya

4. Pengumpulan data

a. Tes

Tes adalah instrumen pengumpulan data untuk mengukur

kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan

materi pembelajaran (Sanjaya, 2016: 90). Dalam penelitian ini

7
diberikan tes yang dilaksanakan setiap selesai siklus pembelajaran,

kemudian dikoreksi dan dianalisa untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar peserta didik sebelum dan sesudah diterapkan

pembelajaran menggunakan metode teams games tournament.

b. Observasi

Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan

cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan

mencatatnya tentang hal-hal yang diamati atau diteliti (Sanjaya,

2016: 89). Dalam penelitian ini dilakukan observasi dengan

menggunakan pedoman observasi chek list dan cacatan untuk

mengetahui kegiatan guru dan sisiwa sebelum dan sesudah

diterapkan pembelajaran menggunakan metode teams games

tournament.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis. Dalam melakukan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,

majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat dan sebagainya

(Arikunto, 2010: 201). Dokumentasi digunakan untuk memperkuat

data yang diperoleh baik dalam catatan atau berupa foto yang

dilakukan peneliti.

5. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

8
a. Silabus

b. RPP

c. Lembar observasi peserta didik dan guru

d. Soal tes setiap siklus

6. Analisis Data

Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan

menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai

informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti

yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian (Sanjaya, 2016: 102).

Analisis data hasil tes belajar peserta didik akan dilakukan dengan

cara deskriptif kuantitatif yaitu dengan mengetahui peningkatan hasil

belajar awal dengan nilai-nilai hasil belajar pada siklus I dan siklus II.

Untuk mengetahui nilai pada tiap siklusnya digunakan rumus:

̅ x 100%

Untuk mencari persentase ketuntasan hasil belajar siswa

menggunakan rumus:

(Aqib, 2017: 65-66).

9
Peserta didik dikatakan tuntas apabila mencapai nilai pada

rentan tuntas.

Tabel 1.1 Rentan Nilai Ketuntasan

No Nilai Ketuntasan

1 70-100 Tuntas

2 50-69 Tidak Tuntas

G. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini untuk mempermudah dalam

memahami masalah yang akan dibahas, maka akan disusun sistematika

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan,

indikator keberhasilan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan teori tentang, kajian teori dan kajian pustaka.

Bab III Pelaksanaan penelitian, yang berisi deskripsi pelaksanaan

siklus I (perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi) dan deskripsi

pelaksanaan siklus II.

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan yang berisi gambaran

diskripsi per siklus (data hasil penelitian dan refleksi) dan pembahasan.

Bab V Penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

10
Bagian terakhir dari penyusunan skripsi ini berisi tentang daftar

pustaka dan lampiran-lampiran.

11
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi

sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan ini senada dengan apa

yang dikemukakan para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan

proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan

adanya reaksi terhadap suatu situasi tertentu atau adanya proses internal

yang terjadi di dalam diri seseorang (Baharuddin dan Wahyuni, 2015: 16).

Belajar adalah proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu

yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat

menghadapi tugas yang kompleks. Sebagian orang beranggapan bahwa

belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta

yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran (Syah, 2017:

64).

Jadi dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan

tingkah laku yang aktif, terjadi karna adanya aktivitas mengumpulkan atau

menghafalkan fakta-fakta dalam bentuk informasi, materi pelajaran,

latihan dan pegalaman. Allah Swt berfirman:

ٍ ‫يَ ْزفَعِ هللاُ الَّذِيهَ َءا َمنُوا ِمن ُك ْم َوالَّذِيهَ أُوتُوا ْال ِع ْل َم دَ َر َجا‬
ُ ِ‫ت َوهللاُ ِب َما ت َ ْع َملُونَ َخب‬
ُُ‫يز‬

12
Artinya “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan
beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan (QS. Al-Mujadilah: 11).
Berdasarkan potongan ayat di atas dapat dipahami bahwa orang

yang beriman dan memiliki ilmu akan ditinggikan derajatnya di sisi Allah

Swt, sehingga menjadi kewajiban bagi kita semua untuk senantia beriman

dan menuntut ilmu atau belajar.

2. Tujuan Belajar

Setiap manusia dimana saja berada tentu melakukan kegiatan

belajar. Seorang siswa yang ingin mencapai cita-citanya tentu harus belajar

dengan giat. Bukan hanya di sekolah saja, tetapi juga harus belajar di

rumah, dalam masyarakat, lembaga-lembaga pendidikan ekstra di luar

sekolah berupa kursus, les privat, bimbingan studi, dan sebagainya. Belajar

merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan setiap orang secara

maksimal untuk dapat menguasai atau memperoleh sesuatu.

Belajar dapat didefinisikan, suatu usaha atau kegiatan yang

bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup

perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan,

dan sebagainya. Belajar memiliki beberapa tujuan diantaranya:

a. Belajar adalah suatu usaha. Perbuatan yang dilakukan secara sungguh-

sungguh, dengan sistematis dan mendayagunakan semua potensi yang

dimiliki.

b. Belajar bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri antara lain

tingkah laku, misalnya anak kecil yang tadinya sebelum masuk sekolah

13
bertingkah laku manja, egois, cengeng, dan sebagainya, tetapi setelah

beberapa bulan masuk sekolah dasar, tingkah lakunya berubah menjadi

anak yang baik, tidak lagi cengeng dan sudah mau bergaul dengan

teman-temannya.

c. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan, dari yang buruk menjadi baik,

seperti merokok, minum-minuman keras, keluyuran, bermalas-malasan

dan lain sebagainya. Kebiasaan buruk itu harus diubah menjadi yang

baik.

d. Belajar bertujuan untuk merubah sikap, dari negatif menjadi positif,

tidak hormat menjadi hormat, benci menjadi sayang, dan sebagainya.

e. Belajar dapat mengubah keterampilan, misalnya olahraga, kesenian,

jasa, teknik pertanian, perikanan, pelayaran, dan sebagainya.

f. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu,

misalnya tidak bisa membaca, menulis, berhitung, berbahasa Inggis

menjadi bisa semuanya (Dalyono, 2007: 48-50).

Jadi belajar bertujuan untuk merubah segala sesuatu, baik tingkah

laku, pengetahuan, keterampilan seseorang menjadi lebih baik, dari yang

belum bisa menjadi bisa, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan.

3. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah hal penting yang harus diketahui dalam

pelaksanaan proses belajar, sehingga belajar dapat maksimal dan sesuai

tujuan. Prinsip belajar terdiri dari beberapa hal yaitu:

14
a. Apapun yang dipelajari siswa, dialah yang harus belajar, bukan orang

lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif.

b. Setiap siswa belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.

c. Siswa akan dapat belajar dengan baik bila mendapat penguatan

langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajar.

d. Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan siswa

akan membuat proses belajar lebih berarti.

e. Motivasi belajar siswa akan lebih meningkat apabila ia diberi tanggung

jawab dan kepercayaan penuh atas belajarnya (Baharuddin dan

Wahyuni, 2015: 19-20).

Pemahaman tentang pentingnya prinsip belajar sangat diperlukan

dalam proses belajar. Siswa akan lebih aktif, disiplin dan termotivasi,

sehingga belajar dapat masksimal.

4. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-

kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Hasil belajar

mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, dimana tujuan

utama pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar digunakan untuk

mengetahui sebatas mana siswa dapat memahami serta mengerti materi

tersebut (Sukmadinata, 2004: 102).

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2009: 22). Terdapat

tiga macam hasil belajar, yaitu:

15
a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

c. Sikap dan cita-cita

Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karna sudah

menjadi bagian dalam kehidupan siswa. Pendapat lain membagi lima

kategori hasil belajar, yaitu:

a. Informasi verbal

Kemampuan mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik

lisan maupun tulisan. Contohnya lancar dalam komunikasi dan mampu

menulis dengan baik.

b. Keterampilan intelektual

Kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Contohnya

mampu menganilis dan mengembangkan prinsip keilmuan.

c. Strategi kognitif

Kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya

sendiri. Contohnya kemampuan dalam memecahkan masalah.

d. Sikap

Kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian

terhadap objek tersebut. Contohnya mampu menyaring hal-hal baru

yang sesuai dan pantas untuk diterima.

e. Kemampuan motorik

Kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani. Contohnya gerak

jasmani yang otomatis (suprijono, 2011: 5-6).

16
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah mendapat pengalaman belajar

yang mencakup ranah kognitif, aktif dan psikomotorik, hasil akhir yang

didapat berupa perubahan sikap maupun perubahan yang lainnya.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Kedua faktor tersebut mempengaruhi dalam proses belajar individu

sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

a. Faktor internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu

dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal

ini meliputi faktor fisiologis dan psikologis (Baharuddid dan Wahyuni,

2015: 23-24).

1) Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan

dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisik disini berupa keadaan

indrawi seperti keadaan mata, hidung, mulut, dan keadaan sruktur

tubuh maupuan cacat tubuh. Kondisi fisik yang sehat tentu dapat

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, sedangkan kondisi

fisik yang kurang baik dapat menurunkan atau bahkan lebih

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Sehingga kondisi

fisik sangat berpengaruh terhadap proses belajar dan hasil belajar.

17
2) Faktor psikologis

Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang

yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor

psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah

kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dikelompokkan

menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor

masyarakat (Slameto, 1991: 62-74).

1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga

berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

a) Cara orang tua mendidik

Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan

utama. Melihat pernyataan di atas, dapat difahami betapa

pentingnya peranan keluarga di dalam pendidikan anaknya.

Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh

terhadap belajarnya.

b) Relasi antara anggota keluarga

Relasi antara anggota keluarga yang terpenting adalah relasi

orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan

saudaranya atau anggota keluarga yang lainpun turut

18
mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah

hubungan itu penuh dengan kasih sayang ataukah diliputi

dengan kebencian, sikap yang terlalu keras, ataukah sikap

yang acuh tak acuh dan sebagainya.

c) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-

kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana anak

berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor

penting yang mempengaruhi belajar anak.

d) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar

anak. Anak sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan

pokoknya missal makan, pakaian, perlindungan, kesehatan

dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang

belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku-buku dan

lain-lain. Fasilitas belajar ini hanya dapat terpenuhi jika

keluarga mempunyai cukup uang.

2) Faktor sekolah

Factor sekolah yang mempengaruhi belajarini mencakup

metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu

sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah.

19
a) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Penggunaan metode yang tepat

dan sesuai akan memudahkan siswa dalam memahami setiap

pembelajaran.

b) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. Kegiatan-kegiatan disini adalah

kegiatan yang sesuai dan mampu mendorong siswa untuk

lebih giat dalam belajar.

c) Relasi guru dengan siswa

Relasi yang baik membentuk siswa menyukai gurunya, ketika

sudah menyukai gurunya maka juga akan menyukai mata

pelajaran yang diberikannya, sehingga siswa berusaha

pempelajari sebaik-baiknya.

d) Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi yang baik antara siswa adalah perlu, agar

dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar

siswa. Hubungan yang baik akan membantu dalam proses

pembelajaran.

e) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat kaitannya dengan kerajinan siswa

dalam sekolah dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah

20
mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan

melaksanakan tata-tertib, kedisiplinan pegawai atau

karyawan dalam pekerjaan administrasi dan kebersihan atau

keteraturan kelas, gedung sekolah dan lain-lain, dan

kedisiplinan kepala sekolah dalam mengelola seluruh staf

beserta siswa-siswanya.

f) Alat pelajaran

Alat belajar erat kaitannya dengan cara belajar siswa. Alat

pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar

penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.

g) Waktu sekolah

Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa. Jika siswa

bersekolah pada waktu kondisi badannya sudah lelah atau

lemah, misalnya pada siang hari, maka akan mengalami

kesulitan di dalam menerima pelajaran.

h) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan

kemampuan siswa masing-masing. Yang terpenting tujuan

yang telah dirumuskan dapat tercapai.

i) Keadaan gedung

Setiap gedung tidak boleh menampung lebih dari batas

maksimal kapasitas siswa, adanya fasilitas yang memadai

akan menambah semangat siswa dalam belajar.

21
j) Metode belajar

Guru diharapkan dapat membimbing cara belajar siswa

dengan tepat, sehingga efektif pula hasil belajar siswa

tersebut.

k) Tugas rumah

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah

digunakan unruk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan

guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus

dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu

lai untuk kegiatan yang lain.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga

berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena

keberadaannya siswa dalam masyarakat.

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil

bagian dalam kegiatan masyarakat terlalu banyak

dikawatirkan terganggu belajarnya, lebih-lebih jika tidak

bijaksana dalam mengatur waktunya.

b) Media massa

Yang termasuk dalam media massa adalah bioskop, radio,

TV, surat kabar, majalah, buku-buku, komik-komik, dan lain-

22
lain. Semua itu ada dan beredar dalam masyarakat. Media

massa yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa

dan juga terhadap belajarnya. Dan sebaliknya media massa

yang jelek juga berpengaruh jelek tehadap siswa.

c) Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat

masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul

yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu

juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti

mempengaruhi yang bersifat buruk juga. Agar siswa dapat

belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa

memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan

pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan

pendidik harus bijaksana.

d) Bentuk kehidupan masyarakat

Perlu untuk mengusahakan lingkungan yang baik agar dapat

memberi pengaruh yang positif terhadap anak atau siswa

sehingga dapat belajar dengan sebaik-baiknya.

B. Metode Teams Games Tournament

1. Pengertian Metode Teams Games Tournament

Metode Teams Games Tournament adalah salah satu tipe atau

model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan

aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran

23
siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan

reinforcement (Shoimin, 2014:203).

Teams games tournament adalah salah satu model pembelajaran

kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar

yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan,

jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda (Fathurrohman,

2015:55).

Penerapan metode Teams Games Tournament ini yaitu siswa

dibentuk dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari tiga sampai

enam siswa yang heterogen, baik dalam prestasi akademik, jenis kelamin,

ras, maupun etnis. Metode ini menggunakan turnamen akademik, dimana

siswa berkompetisi sebagai wakil dari timnya melawan anggota tim lain.

Aktivitas belajar dengan permainan yang dirangcang dalam metode

Teams Games Tournament memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks

di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat,

dan keterlibatan belajar. Komponen-komponen dalam metode ini adalah

penyajian materi, tim, game, turnamen, dan penghargaan kelompok.

2. Tahapan-tahapan Pembelajaran Metode Teams Games Tournament

Tahapan-tahapan pembelajaran dengan metode teams games

tournament diantaranya:

a. Tahap penyajian kelas

Bahan ajar dalam metode Teams Games Tournament mula-mula

diperkenalkan melalui presentasi kelas. Presentasi ini paling sering

24
menggunakan pengajaran langsung atau suatu ceramah, diskusi yang

dilakukan oleh guru.

b. Belajar dalam kelompok (teams)

Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan

5-6 orang yang heterogen. Penerapan ini diharapkan dapat memotivasi

siswa untuk saling membantu antarsiswa yang berkemampuan lebih

dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi

pelajaran. Fungsi utama tim adalah memastikan bahwa semua anggota

tim itu belajar. Tujuannya untuk mempersiapkan semua anggota tim

agar dapat mengerjakan kuis dengan baik. Setelah guru

mempresentasikan bahan ajar, tim tersebut berkumpul untuk

mempelajari LKS atau bahan lain.

c. Games tournament

Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua

anggota kelompok telah menguasai materi. Setiap siswa yang bersaing

merupakan wakil dari kelompoknya. Siswa yang mewakili

kelompoknya menempati meja-meja turnamen. Atas meja turnamen

disediakan kertas untuk menjawab pertanyaan. Kemudian guru atau

siswa membacakan soal dan memberikan batasan waktu mengerjakan

soal. Setiap siswa akan bergantian menjadi wakil dari timnya dan

mengikuti turnamen sampai waktu turnamen habis.

25
d. Penghargaan kelompok

Setelah turnamen selesai lembar jawaban dikoreksi, guru menukar

lembar jawaban untuk dikoreksi oleh kelompok lainya. Dalam

pengkoreksian guru juga mengulas kembali materi pelajaran agar siswa

lebih paham. Selanjutnya guru mengumumkan kelompok yang menang,

masing-masing tim atau kelompok akan mendapat sertifikat atau hadiah

sesuai dengan nilai yang diperoleh. Hal ini bertujuan untuk

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar (Fathurrohman, 2015:56-

58).

3. Kelebihan dan Kekuranga Metode Teams Games Tournament

a. Kelebihan metode teams games tournament adalah sebagai berikut:

1) Metode teams games tournament tidak hanya membuat peserta didik

yang cerdas lebih menonjol dalam pembelajaran, tetapi peserta didik

yang berkemampuan akademi lebih rendah juga ikut aktif dan

mempunyai peranan penting dalam kelompoknya.

2) Metode pembelajaran ini akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan

saling menghargai sesama anggota kelompoknya.

3) Metode pembelajaran ini membuat peserta didik lebih bersemangat

dalam mengikuti pelajaran karena dalam pembelajaran ini, guru

menjanjikan sebuah penghargaan pada peserta didik atau kelompok

terbaik.

26
4) Pembelajaran ini membuat peserta didik menjadi lebih senang dalam

mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen

dalam model ini.

b. Kelemahan metode teams games tournament adalah sebagai berikut:

1) Membutuhkan waktu lama.

2) Guru dituntut untuk pandai memilih materi pelajaran yang cocok

untuk metode ini.

3) Guru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum

diterapkan (Shoimin, 2014:207-208).

Meskipun terdapat kelemahan, peneliti memilih menggunakan

metode teams games tournament ini karena dirasa cocok dengan

keadaan siswa. Siswa biasanya akan lebih termotivasi dengan adanya

permainan atau turnamen dan penghargaan dalam proses pembelajaran.

Metode ini juga meningkatkan kedisiplinan dan percaya diri pada siswa.

c. Solusi terhadap kelemahan metode teams games tournament adalah

sebagai berikut:

1) Guru harus pandai mengatur waktu dan mengkondisikan kelas.

2) Memilih materi yang simpel dan tidak rumit.

3) Guru harus benar-benar paham pelaksanaan metode tersebut.

27
C. Kajian Materi Penelitian

1. Sejarah Kebudayaan Islam

Sejarah Peradaban Islam adalah segala peristiwa yang dialami

manusia pada masa lalu sebagai manifestasi atau penjelmaan kegiatan

muslim yang didasari ajaran Islam (Suntiah dan Maslani, 2017:8-9).

2. Batasan Sejarah Kebudayaan Islam

Pembatasan terhadap bahasan materi Sejarah Peradaban Islam

sangat diperlukan guna kepastian dalam pengkajiannya. Adapun batasan

Sejarah Kebudayaan Islam adalah sejak agama Islam lahir yang dibawa

oleh Nabi Muhammad Saw sampai dengan sekarang (Suntiah dan

Maslani, 2017:14).

3. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam

Menurut pandangan pendidikan Islam, tujuan pengajaran sejarah

antara lain sebagai berikut:

a. Meneliti dan mengambil ibrah dari segala peristiwa sejarah sehingga

dalam dunia pendidikan, seorang pendidik dab buku-buku acuannya

harus diarahkan pada sasaran ini.

b. Meneliti perwujudan sunnatullah pada berbagai umat dan generasi,

dan bagaimana Allah mempergilirkan (kejadian) zaman diantara

manusia.

c. Meneliti dampak peristiwa sejarah terhadap kebaikan umat manusia.

28
d. Meneliti hikmah Allah dan pengaturan-Nya ketika Dia membinasakan

orang-orang zalim guna menghibur kaum Muslimin yang mereka

zalimi.

e. Mengetahui bahwa tujuan sebuah kekuatan, kemenangan dan

kekukuhan di muka bumi ini adalah untuk menegakkan syariat Allah,

mewujudkan perdamaian, dan menghapus kerusakan.

f. Setiap anak didik harus mampu mengaplikasikan sunnah-sunnah

Allah ke dalam aneka perkembangan sejarah dan peristiwa yang

tengah mereka pelajari, sehingga sangat mempengaruhi pandangan

mereka terhadap sebuah Negara dan sejarahnya.

g. Pengajaran sejarah harus menjadi sarana untuk mengukuhkan dan

menanamkan akidah (Suntiah dan Maslani, 2017:6-7).

D. Materi Berdirinya Dinasti Abbasiyah

1. Keruntuha Dinasti Umayyah

Dinasti umayyah didirikan oleh Mu‟awiyah bin Abu Sufyan yang

berasal dari keturunan Bani Umayyah dari suku Quraisy. Dinasti

Umayyah berkuasa selama lebih kurang 90 tahun yaitu sejak 41-132

H/661-750 M (Al-azizi, 2014: 133).

2. Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Keruntuhan Dinasti Umayyah pada tahun 750 M menjadi tonggak

awal berdirinya Dinasti Abbasiyah. Khalifah pertamanya adalah

Abdullah as-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin

Abdul Mutalib. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena pendirinya dari

29
keturunan Abbas ibn Abdul Mutalib, paman Nabi Muhammad Saw.

Masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu

yang panjang, yaitu tahun 132 H/ 750 M s/d 656 H/ 1258 M

(Kementerian Agama, 2015: 8-9).

a. Khalifah-khalifah Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah dipimpin oleh 37 Khalifah selama lima

setengah abad (132-656 H/750-1258 M). Selama Dinasti Abbasiyah

bekuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai

dengan perubahan politik, sosial, dan budaya (Kementerian Agama,

2015:11).

b. Khalifah-khalifah Besar Dinasti Abbasiyah

Dari 37 khalifah Dinasti Abbasiyah, terdapat beberapa

orang khalifah yang terkenal, diantaranya Abu Ja‟far al-Mansur,

Harun ar-Rasyid, dan Al-Makmun. Masa pemerintahan ketiganya

merupakan periode keemasan peradaban Islam. Para khalifah yang

agung tersebut dikenal sebagai penguasa yang adil dan bijaksana,

juga memiliki perhatian dan kecintaan yang kuat terhadap ilmu

pengetahuan.

1) Khalifah Abu Ja‟far Al-Mansur (136-158 H/754-775 M)

2) Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809M)

3) Khalifah Abdullah al-Ma‟mun (813-833M)

30
E. Kajian Pustaka

Dalam penelitian ini mengkaji skripsi terdahulu yang relevan

dengan permasalahan, sebagai bahan pertimbangan dan perbandingan

terhadap penelitian yang dilakukan, antara lain:

1. Skripsi Ahmad Barqu Syudjai (2018), Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar PKN dengan Pembelajaran Kooperatif

Tipe TGT (Teams Games Tournament) pada Siswa Kelas IV SD Islam

Darul Mu’minin Kota Tangerang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat peningkatan hasil belajar PKN pada siswa dengan

diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe TGT (teams games

tournament). Hasil tes siklus I masih terdapat 16 siswa yang nilainya

masih di bawah KKM 70. Selanjutnya pada siklus II hanya terdapat 1

orang siswa yang masih di bawah KKM 70.

2. Skripsi Risa Dwilistiyani (2018), Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidkan Universitas Langlang Buana Bandung yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games

Tournament (TGT) Terhadap Peningkatan Minat Belajar Peserta Didik

pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat belajar

peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

teams games tournament (TGT).

31
3. Skripsi Estri Delfiana Diswara (2015), Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Langlangbuana Bandung yang berjudul

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games

Tournament) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi

Eksperimen pada Mata Pelajaran Ekonomi Materi Mengidentifikasi

Kebutuhan Manusia dan Macam-macam Barang di Kelas X AP SMK

Bina Warga Bandung Tahun Ajaran 2015-2016). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat peningkatan motivasi belajar siswa

dengan diterapkannya model kooperatif tipe teams games tournament.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah

sama-sama penelitian tindakan kelas dengan metode teams games

tournament. Adapun perbedaannya, penelitian ini lebih menekankan pada

motivasi belajar, keaktifan dan peningkatkan hasil belajar siswa pelajaran

sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya Dinasti Abbasiyah di MTs

Negeri 12 Boyolali tahun pelajaran 2019/2020.

32
BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum MTs Negeri 12 Boyolali

1. Profil Sekolah

Terkait dengan profil MTs Negeri 12 Boyolali digambarkan

sebagai berikut:

a. Nama Madrasah : MTs Negeri 12 Boyolali

b. Status : Negeri

c. No. Statistik Madrasah : 121133090012

d. Akreditasi :A

e. NPSN : 20363725

f. NPWP Madrasah : 00.258.374.8-527.000

g. Jenjang Pendidikan : MTs

h. Tahun Berdiri : 1963

i. Alamat : Klumpit, Karanggede, Boyolali

j. Desa : Klumpit

k. Kecamatan : Karanggede

l. Kabupaten : Boyolali

m. Provinsi : Jawa Tengah

n. Kode Pos : 57381

o. Luas Tanah : 3945

p. Luas Bangunan : 1015

q. E-mail : mk91814@gmail.com

33
r. Nomor Telepon : 081329567673

s. Pelaksanaan KBM : Pagi (Sumber : Data administrasi MTs

Negeri 12 Boyolali tahun 2019/2020).

2. Visi dan Misi

a. Visi MTs Negeri 12 Boyolali

Terwujudnya generasi Islam yang cerdas, cakap, terampil, terdidik, dan

berakhlak mulia (Sumber : Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali

tahun 2019/2020).

b. Misi MTs Negeri 12 Boyolali

1) Menyelenggarakan pendidikan dengan mempertimbangkan

keseimbangan antara kecerdasan intelektual, social, dan emosional

sebagai pondasi dalam meraih kesuksesan.

2) Menyelenggarakan pendidikan untuk meningkatkan kecakapan

hidup siswa sehingga mampu menyesuaikan diri dengan

perkembangan zaman.

3) Menyelenggarakan pendidikan dengan memberikan kesempatan

bagi pengembangan nilai-nilai Islam dan memberikan berbagai

kegiatan yang bernuansa ibadah.

4) Menyelenggarakan pendidikan dengan pembiasaan tata pergaulan

yang Islami.

5) Meningkatkan kerja yang profesional pada kepala madrasah, guru,

karyawan dan meningkatkan kualitas pelayanan prima pada peserta

34
didik sesuai kondisi Madrasah (Sumber : Data administrasi MTs

Negeri 12 Boyolali tahun 2019/2020).

3. Keadaan Guru dan Karyawan

a. Data Guru

Tabel 3.1 Data Guru MTs Negeri 12 Boyolali

No Nama Guru Mata Pelajaran

1 H. Syammuji, S.Pd, M.Pd Bahasa Indonesia

2 Slamet, S.Pd IPA

3 Sulistiyono, S. Ag Akidah Akhlak dan Prakarya

4 Kholid Mawardi, S. Ag Fikh dan Prakarya

5 Nuryasin, S. Ag Qur‟an Hadits dan Penjasorkes

6 Suramto, S.Pd, M.Pd Matematika

7 Maryono, S. Pd IPA

8 Yanuar Ismunanto, S. Pd Bahasa Inggris

9 Evi Susiati, M.Pd IPS

10 Titi Asih Wijayanti, S.Pd.I Bahasa Inggris

11 Adib, S.Ag Bahasa Arab

12 Imam Hanafi, S.Pd.I BK TIK

35
13 Sri Hartuti, S. Ag Qur‟an Hadits, SKI dan Prakarya

14 Imam Sopingi, S. Pd. I SKI dan PKN

15 Endang Sri Sumarni, S.Pd Bahasa Indonesia

16 Rohmad, S.Pd Bahasa Indonesia

17 Endang Ratna Ayu, S.Pd.I Akidah Akhlak dan PKN

18 Siti Solichah, S. Pd Seni Budaya

19 Sugiyanti, S. Ag PKN

20 Arfiyanto, S. Pd.I Fikih, SKI dan Penjasorkes

21 Dwi Agus Prasetya, S.Pd Bahasa Jawa dan Prakarya

22 Eny Kurniawati, SS Bahasa Arab dan IPS

23 Anang Budi Santoso, S.Pd Penjasorkes

24 Novi Irwanti, S.Pd BP/BK

25 Muh Farid Fahmi, S.Pd.I IPS

26 Rizki Fadilah, S.Pd Matematika

27 Nur Rohim, S.Pd IPA

28 Geta Ratmandani, S.Pd Bahasa Indonesia

29 Anna Latifah, S.Pd Matematika

(Sumber : Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali tahun 2019/2020)

36
b. Data Karyawan

Tabel 3.2 Data Karyawan MTs Negeri 12 Boyolali

No Nama

1 Noor Fuad Zen

2 Agung Widiarto

3 Ihwan Rahmadi

4 Ngadenan

5 Sigit Waharsono

6 Sumardi

(Sumber : Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali tahun 2019/2020)

4. Kegiatan Ekstrakurikuler

Tabel 3.3 Jenis Ekstrakurikuler MTs Negeri 12 Boyolali

No Jenis Ekstrakurikuler

1 Bulu Tangkis

2 Volley Ball

3 Tenis Meja

4 Sepak Takrow

5 Sepak Bola

37
6 Paskibra

7 Pramuka

8 Drum Band

9 Pidato Bahasa Arab

10 Pidato Bahasa Inggris

11 Rebana

12 Qiro‟ah

13 Baca Tulis Al-Qur‟an Khusus

14 Palang Merah Remaja (PMR)

15 Mading/ Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

(Sumber : Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali tahun 2019/2020)

5. Waktu Penelitian

Waktu penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada bulan Juli 2019

sampai dengan tanggal 30 Agustus 2019 dan tempat di MTs Negeri 12

Boyolali tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian ini dilaksanakan pada

semester gasal, jadwal penelitian ditetapkan dengan rincian sebagai

berikut:

a. Siklus I dilaksanakan pada hari Jum‟at, tanggal 02 Agustus 2019

selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran).

38
b. Siklus II dilaksanakan pada hari Jum‟at, tanggal 23 Agustus 2019

selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran).

6. Jumlah Siswa

Tabel 3.4 Data Jumlah Siswa MTs Negeri 12 Boyolali

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1 VII A 9 21 30

2 VII B 15 13 28

3 VII C 16 11 27

4 VII D 14 14 28

5 VIII A 7 16 23

6 VIII B 18 4 22

7 VIII C 19 5 24

8 VIII D 19 4 23

9 IX A 8 22 30

10 IX B 14 14 28

11 IX C 16 12 28

12 IX D 18 11 29

Total 173 147 320

39
7. Objek Penelitian

Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah

peserta didik kelas VIII C MTs Negeri 12 Boyolali. Dengan jumlah peserta

didik sebanyak 24 anak yang terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 5 siswa

perempuan.

Tabel 3.5 Daftar Peserta Didik Kelas VIII C

NO NAMA P/L

1 Agung Santoso L

2 Agus Tri Hidayat L

3 Ahmad Faqih Febrian Mubarok L

4 Ahmad Riyanto L

5 Aisya Salsabila P

6 Arby Putra Pratama L

7 Ariya Sri Rahayu L

8 Bibit Prastio Widodo L

9 Catur Andi Prasetya L

10 Catur Krido Pamungkas L

11 Dendy Ardiansah L

12 Dewi Wulansari P

40
13 Diyah Novitasari P

14 Dodik Prayogi L

15 Erlina Tri Handayani P

16 Gilang Wisnu Wicaksono L

17 Muhammad Azizi Mustopo L

18 Muhammad Nur Hafid L

19 Muhammad Richkiyanto L

20 Muhammad Sultanul Arifin L

21 Muhammad Yusuf L

22 Rahmad Adi Prayoga L

23 Riandimas Saputra L

24 Sifa‟ul Ulum P

(Sumber: Data administrasi MTs Negeri 12 Boyolali tahun 2019/2020)

9. Data Nilai Pra Siklus

Tabel 3.6 Data Nilai Siswa VIII C Pra Siklus

No Nama Nilai Keterangan

1 Agung Santoso 50 Belum Tuntas

41
2 Agus Tri Hidayat 40 Belum Tuntas

3 Ahmad Faqih Febrian M 70 Tuntas

4 Ahmad Riyanto 50 Belum Tuntas

5 Aisya Salsabila 65 Belum Tuntas

6 Arby Putra Pratama 70 Tuntas

7 Ariya Sri Rahayu 45 Belum Tuntas

8 Bibit Prastio Widodo 75 Tuntas

9 Catur Andi Prasetya 50 Belum Tuntas

10 Catur Krido Pamungkas 50 Belum Tuntas

11 Dendy Ardiansah 60 Belum Tuntas

12 Dewi Wulansari 80 Tuntas

13 Diyah Novitasari 75 Tuntas

14 Dodik Prayogi 50 Belum Tuntas

15 Erlina Tri Handayani 70 Tuntas

16 Gilang Wisnu Wicaksono 50 Belum Tuntas

17 Muhammad Azizi Mustopo 50 Belum Tuntas

18 Muhammad Nur Hafid 70 Tuntas

42
19 Muhammad Richkiyanto 55 Belum Tuntas

20 Muhammad Sultanul Arifin 70 Tuntas

21 Muhammad Yusuf 80 Tuntas

22 Rahmad Adi Prayoga 55 Belum Tuntas

23 Riandimas Saputra 45 Belum tuntas

24 Sifa‟ul Ulum 80 Tuntas

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran sejarah

kebudayaan Islam adalah 70. Perhitungan persentase peserta didik yang

tuntas dan persentase peserta didik yang tidak tuntas pada pra siklus adalah

sebagai berikut:

a. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas pra siklus

Persentase ketuntasan =

b. Nilai persentase hasil tes peserta didik yang tidak tuntas pra siklus

Persentase tidak tuntas =

43
=

Tabel 3.7 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus

No Rentang nilai Jumlah Persentase

Angka Ketuntasan peserta didik

1 ≥ 70 Tuntas 10 41,66%

2 < 70 Tidak tuntas 14 58,34%

Jumlah 24 100%

Gambar 3.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus

Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus

41,66%

58,34% Tuntas
Tidak Tuntas

B. Deskripsi Penelitian Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Jum‟at tanggal 02 Agustus 2019,

selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu pada pukul 08.20 WIB sampai

44
dengan pukul 09.30 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran sejarah kebudayaan

Islam kelas VIII C MTs Negeri 12 Boyolali. Pelaksanaan siklus I ini

dilaksanakan dalam empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi. Secara garis besar dideskrisikan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai

pedoman dalam kegiatan belajar mengajar.

b. Menyiapkan materi dan media pembelajaran dengan metode teams

games tournament.

c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati perubahan dan

perkembangan dalam pembelajaran.

d. Menyiapkan lembar soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar peserta

didik.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah

disiapkan.

2) Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan

berdoa bersama, mengecek kesiapan dan kehadiran peserta didik,

melakukan apersepsi dan memberikan cerita singkat yang berkaitan

dengan bahan ajar.

3) Guru memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari dan

45
menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan yang

berlangsung.

b. Kegiatan Inti

1) Guru memaparkan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung,

guru membagi peserta didik menjadi empat kelompok kemudian

menjelaskan metode teams games tournament yang akan

dilaksanakan dalam pembelajaran.

2) Guru membagikan materi dan menjelaskan pada setiap kelompok

yang selanjutnya didiskusikan oleh kelompok masing-masing.

3) Guru mempersilahkan perwakilan dari tiap kelompok untuk maju

dan berkompetisi dengan perwakilan kelompok lainnya.

4) Masing-masing kelompok saling mengoreksi hasil kompetisi disertai

dengan penjelasan dan kesimpulan dari guru.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan

pertanyaan.

2) Guru memberi pertanyaan kepada peserta didik untuk mengecek

pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.

3) Guru membagikan hadiah kepada kelompok pemenang kompetisi

dan kepada kelompok lainnya.

4) Guru membagikan lembar evaluasi.

5) Guru menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

46
6) Guru menutup proses pembelajaran dengan berdoa dan salam.

3. Tahap Observasi

a. Peneliti mengamati kegiatan guru dan peserta didik dengan

menggunakan tabel pengamatan guru dan peserta didik.

b. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam menerapkan metode teams

games tournament pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam.

c. Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

penerapan metode teams games tournament pada mata pelajaran sejarah

kebudayaan Islam.

4. Tahap Refleksi

a. Masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang begitu paham

dengan metode teams games tournament.

b. Belum terbiasa dengan metode yang diterapkan.

c. Terdapat beberapa peserta didik yang kurang sportif dalam kompetisi.

d. Masih terdapat peserta didik yang asyik dengan kegiatannya sendiri.

Pembelajaran pada siklus I ini perlu adanya perbaikan, diantaranya guru

harus bisa mengendalikan kondisi kelas dan menjelaskan kembali terkait

metode teams games tournament.

C. Deskripsi Penelitian Siklus II

47
Siklus II dilaksanakan pada hari jum‟at tanggal 23 Agustus 2019,

selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yaitu pada pukul 08.20 WIB sampai

dengan pukul 09.30 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran sejarah kebudayaan

Islam kelas VIII C MTs Negeri 12 Boyolali. Pelaksanaan siklus II dilaksanakan

pdalam empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

Secara garis besar diderkripsikan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesua dengan

kompetensi dasar.

b. Menyiapkan materi dan media pembelajaran dengan metode teams

games tournament.

c. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati perubahan dan

perkembangan dalam pembelajaran.

d. Menyiapkan lembar evaluasi untuk mengetahui hasil belajar peserta

didik.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Kegiatan Awal

1) Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah

disiapkan.

2) Guru membuka proses pembelajaran dengan memberi salam dan

berdoa bersama, mengecek kesiapan dan kehadiran peserta didik,

melakukan apersepsi dan memberikan cerita singkat yang berkaitan

dengan bahan ajar.

48
3) Guru menerangkan secara singkat materi atau feed back materi yang

sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

b. Kegiatan Inti

1) Guru memaparkan kegiatan pembelajaran yang akan berlangsung.

2) Guru meminta peserta didik untuk duduk sesuai kelompok yang

sudah ditentukan pada pertemuan sebelumnya.

3) Guru membagikan materi dan menjelaskan pada setiap kelompok

yang selanjutnya didiskusikan oleh kelompok masing-masing.

4) Guru mempersilahkan perwakilan dari tiap kelompok untuk maju

dan berkompetisi dengan perwakilan kelompok lainnya.

5) Masing-masing kelompok saling mengoreksi hasil kompetisi disertai

dengan penjelasan dan kesimpulan dari guru.

c. Kegiatan Akhir

1) Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan

pertanyaan.

2) Guru memberi pertanyaan kepada peserta didik untuk mengecek

pemahaman mereka terhadap materi yang dipelajari.

3) Guru membagikan hadiah kepada kelompok pemenang kompetisi

dan kepada kelompok lainnya.

4) Guru membagikan lembar evaluasi.

3. Tahap Observasi

a. Peneliti mengamati kegiatan guru dan peserta didik dengan

menggunakan tabel pengamatan guru dan peserta didik.

49
b. Peneliti mengamati aktivitas guru dalam menerapkan metode teams

games tournament pada mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam.

c. Peneliti mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat

penerapan metode teams games tournament pada mata pelajaran sejarah

kebudayaan Islam.

4. Tahap Refleksi

a. Peserta didik antusias dalam pembelajaran.

b. Mampu berdiskusi dan bekerja sama lebih baik.

c. Lebih sportif dalam permainan.

Pelaksanaan siklus II ini mengalami peningkatan yang memuaskan,

peserta didik lebih bersemangat, kerja sama dalam diskusipun lebih maksimal,

kompetisi lebih sportif dan guru mampu mengkondisikan kelas.

50
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Paparan Siklus

Penelitian ini menggunakan penelitian tidakan kelas dengan dua

siklus. Penelitian dilaksanakan untuk mengukur peningkatan hasil belajar

mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya Dinasti

Abbasiyah pada siswa kelas VIII C di MTs Negeri 12 Boyolali. Adapun

hasil penelitian sebagai berikut:

1. Siklus I

Pelaksanaan kegiatan penelitian pada siklus I ini dilaksanakan pada

hari Jum‟at 02 Agustus 2019 di kelas VIII C dengan jumlah 24 siswa.

a. Hasil Belajar

Tabel 4.1 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I

No Nama Nilai Keterangan

1 Agung Santoso 75 Tuntas

2 Agus Tri Hidayat 65 Belum Tuntas

3 Ahmad Faqih Febrian M 75 Tuntas

4 Ahmad Riyanto 70 Tuntas

5 Aisya Salsabila 70 Tuntas

6 Arby Putra Pratama 65 Belum Tuntas

51
7 Ariya Sri Rahayu 80 Tuntas

8 Bibit Prastio Widodo 70 Tuntas

9 Catur Andi Prasetya 60 Belum Tuntas

10 Catur Krido Pamungkas 75 Tuntas

11 Dendy Ardiansah 70 Tuntas

12 Dewi Wulansari 80 Tuntas

13 Diyah Novitasari 80 Tuntas

14 Dodik Prayogi 55 Belum Tuntas

15 Erlina Tri Handayani 75 Tuntas

16 Gilang Wisnu Wicaksono 70 Tuntas

17 Muhammad Azizi Mustopo 70 Tuntas

18 Muhammad Nur Hafid 80 Tuntas

19 Muhammad Richkiyanto 75 Tuntas

20 Muhammad Sultanul Arifin 75 Tuntas

21 Muhammad Yusuf 85 Tuntas

22 Rahmad Adi Prayoga 70 Tuntas

23 Riandimas Saputra 50 Belum Tuntas

52
24 Sifa‟ul Ulum 85 Tuntas

Perhitungan nilai persentase peserta didik yang tuntas dan

persentase peserta didik yang tidak tuntas pada siklus I adalah

sebagai berikut:

a. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus I

Persentasi ketuntasan = 100%

= x100%

= 79,16%

b. Nilai persentase hasil tes peserta didik yang tidak tuntas siklus I

Persentase tisak tuntas = 100%

= 100%

= 20,84%

Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I

No Rentang Nilai Jumlah Persentase

Peserta Didik
Angka Ketuntasan

1 ≥ 70 Tuntas 19 79,16%

2 < 70 Tidak Tuntas 5 20,84%

53
Jumlah 24 100%

Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I

Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I

20,84%

Tuntas
79,16% Tidak Tuntas

Berdasarkan data tersebut pelaksanaan siklus I dapat diperoleh

data dengan jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 19 siswa atau

79,16% dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 5 siswa atau

54
20,84%. Peserta yang dinyatakan tuntas yaitu peserta didik yang

mendapat nilai mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.

b. Observasi

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti

mengamati kegiatan guru dan peserta didik dalam pembelajaran.

Pada siklus I ini peneliti mendapatkan data observasi guru dan

peserta didik MTs 12 Negeri Boyolali sebagai berikut:

Tabel 4.3 Data Pengamatan Guru Siklus I

Skore
No Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Kemampuan guru dalam melakukan apersepsi √


2 Guru faham mengenai materi pembelajaran √
3 Guru faham mengenai metode teams games √

tournament

4 Kemampuan membagi kelompok √

5 Kemampuan mengatur permainan √

6 Kemampuan guru dalam mengkondisikan kelas √

7 Kemampuan guru dalam mengevaluasi √

55
pembelajaran

8 Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran √

Keterangan:

1 = Kurang <54%

2 = Cukup 55-64%

3 = Baik 65-84%

4 = Sangat Baik 85-100%

Nilai = x100%

= x 100%

= 71,87% (Baik)

Tabel 4.4 Data Pengamatan Peserta Didik Siklus I

Skore

No Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Peserta didik memperhatikan pembelajaran √

2 Peserta didik aktif dalam diskusi √

3 Peserta didik mampu bekerja sama dengan teman √

56
yang lain

4 Peserta didik berkompetisi dengan baik √

5 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi √

Keterangan:

1 = Kurang <54%

2 = Cukup 55-64%

3 = Baik 65-84%

4 = Sangat Baik 85-100%

Nilai = x 100%

= x100%

= 60% (Cukup)

c. Refleksi

Berdasarkan pengamatan peneliti pembelajaran yang

dilakukan belum maksimal, meskipun mengalami peningkatan

belajar dari pra siklus ke siklus I, namun masih terdapat beberapa

peserta didik yang belum mencapai KKM. Siklus I masih terdapat 5

(20,84%) siswa yang tidak tuntas dan 19 (79,16%) siswa telah tuntas

KKM. Refleksi yang didapatkan pada siklus I ini adalah penerapan

57
metode teams games tournament yang belum maksimal, hal ini

disebabkan karena beberapa faktor yaitu:

1) Masih terdapat beberapa peserta didik yang kurang begitu paham

dengan metode teams games tournament.

2) Belum terbiasa dengan metode yang diterapkan.

3) Terdapat beberapa peserta didik yang kurang sportif dalam

kompetisi.

4) Masih terdapat peserta didik yang asyik dengan kegiatannya

sendiri.

Pembelajaran pada siklus I ini perlu adanya perbaikan,

diantaranya guru harus bisa mengendalikan kondisi kelas dan

menjelaskan kembali terkait metode teams games tournament.

2. Siklus II

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus II ini

dilaksanakan pada hari jum‟at 23 Agustus 2019 di kelas VIII C dengan

jumlah 24 siswa.

a. Hasil Belajar

Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus II

No Nama Nilai Keterangan

1 Agung Santoso 75 Tuntas

2 Agus Tri Hidayat 70 Tuntas

3 Ahmad Faqih Febrian Mubarok 70 Tuntas

58
4 Ahmad Riyanto 85 Tuntas

5 Aisya Salsabila 80 Tuntas

6 Arby Putra Pratama 80 Tuntas

7 Ariya Sri Rahayu 90 Tuntas

8 Bibit Prastio Widodo 85 Tuntas

9 Catur Andi Prasetya 75 Tuntas

10 Catur Krido Pamungkas 70 Tuntas

11 Dendy Ardiansah 75 Tuntas

12 Dewi Wulansari 95 Tuntas

13 Diyah Novitasari 80 Tuntas

14 Dodik Prayogi 65 Belum Tuntas

15 Erlina Tri Handayani 85 Tuntas

16 Gilang Wisnu Wicaksono 80 Tuntas

17 Muhammad Azizi Mustopo 90 Tuntas

18 Muhammad Nur Hafid 75 Tuntas

19 Muhammad Richkiyanto 80 Tuntas

20 Muhammad Sultanul Arifin 95 Tuntas

59
21 Muhammad Yusuf 85 Tuntas

22 Rahmad Adi Prayoga 85 Tuntas

23 Riandimas Saputra 65 Belum Tuntas

24 Sifa‟ul Ulum 80 Tuntas

Perhitungan nilai persentase peserta didik yang tuntas dan

persentase peserta didik yang tidak tuntas pada siklus II adalah

sebagai berikut:

a. Nilai persentase hasil tes siswa yang tuntas siklus II

Persentase ketuntasan = 100%

= 100%

= 91,66%

b. Nilai persentase hasil tes peserta didik yang tidak tuntas siklus II

Persentase tidak tuntas = 100%

= 100%

= 8,34%

60
Tabel 4.6 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II

No Rentang Nilai Jumlah Persentase

Peserta Didik
Angka Ketuntasan

1 ≥ 70 Tuntas 22 91,66%

2 < 70 Tidak Tuntas 2 8,34%

Jumlah 24 100%

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II

Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II

8,34%

Tuntas
Tidak Tuntas
91,66%

Pelaksanaan siklus II ini belum sempurna 100%

dikarenakan terdapat 2 siswa atau 8,34% yang tidak tuntas KKM.

Namun pada siklus ke II ketuntasan sudah mencapai 91,66% dan hal

ini sudah memenuhi ketuntasan klasikal dengan rata-rata perolehan

nilai sebesar 79,79.

61
b. Observasi

Penelitian pada siklus II ini diperoleh data observasi guru

dan observasi peserta didik sebagai berikut:

Tabel 4.7 Data pengamatan Guru Siklus II

Skore
No Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Kemampuan guru dalam melakukan apersepsi √


2 Guru faham mengenai materi pembelajaran √
3 Guru faham mengenai metode teams games √

tournament

4 Kemampuan membagi kelompok √

5 Kemampuan mengatur permainan √

6 Kemampuan guru dalam mengkondisikan kelas √

7 Kemampuan guru dalam mengevaluasi √

pembelajaran

8 Kemampuan guru dalam menutup pembelajaran √

Keterangan:

1 = Kurang <54%

2 = Cukup 55-64%

62
3 = Baik 65-84%

4 = Sangat Baik 85-100%

Nilai = x100%

= x 100%

= 87,5% (Sangat Baik)

Tabel 4.8 Data Pengamatan Peserta Didik Siklus II

Skore

No Aspek Pengamatan 1 2 3 4

1 Peserta didik memperhatikan pembelajaran √

2 Peserta didik aktif dalam diskusi √

3 Peserta didik mampu bekerja sama dengan teman √

yang lain

4 Peserta didik berkompetisi dengan baik √

5 Peserta didik mengerjakan soal evaluasi √

Keterangan:

1 = Kurang <54%

2 = Cukup 55-64%

63
3 = Baik 65-84%

4 = Sangat Baik 85-100%

Nilai = x 100%

= x100%

= 80% (Baik)
c. Refleksi

Pelaksanaan siklus II ini hampir semua peserta didik

antusias mengikuti kegiatan pembelajaran, lebih fokus dan kondusif

berdiskusi untuk mempersiapkan permainan. Siklus ke II ini

ketuntasan mencapai 91,66% dan hal ini sudah memenuhi ketuntasan

klasikal dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 79,79 sehingga

penelitian dicukupkan sampai siklus II karena hasil belajar sudah

mencapai ketuntasan klasikal.

B. Pembahasan

1. Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II

No Nama Siklus I Sikus II


1 Agung Santoso 75 75

2 Agus Tri Hidayat 65 70

3 Ahmad Faqih Febrian M 75 70

4 Ahmad Riyanto 70 85

64
5 Aisya Salsabila 70 80

6 Arby Putra Pratama 65 80

7 Ariya Sri Rahayu 80 90

8 Bibit Prastio Widodo 70 85

9 Catur Andi Prasetya 60 75

10 Catur Krido Pamungkas 75 70

11 Dendy Ardiansah 70 75

12 Dewi Wulansari 80 95

13 Diyah Novitasari 80 80

14 Dodik Prayogi 55 65

15 Erlina Tri Handayani 75 85

16 Gilang Wisnu Wicaksono 70 80

17 Muhammad Azizi Mustopo 70 90

18 Muhammad Nur Hafid 80 75

19 Muhammad Richkiyanto 75 80

20 Muhammad Sultanul Arifin 75 95

21 Muhammad Yusuf 85 85

65
22 Rahmad Adi Prayoga 70 85

23 Riandimas Saputra 50 65

24 Sifa‟ul Ulum 85 80

Berdasarkan penerapan metode teams games tournament pada

mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya Dinasti

Abbasiyah diperoleh persentase peserta didik yang mencapai KKM

sebagai berikut:

Tabel 4.10 Hasil Belajar yang Mencapai KKM

Peserta Didik Yang Peserta Didik Yang Tidak

Tuntas Tuntas
Uraian

Frekuensi % Frekuensi %

Siklus I 19 79,16% 5 20,84%

Siklus II 22 91,66% 2 8,34%

2. Siklus I

66
Pelaksanaan siklus I didapatkan hasil yang menunjukkan

bahwa 19 dari 24 peserta didik kelas VIII C dapat menuntaskan mata

pelajaran sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya Dinasti

Abbasiyah. Hal ini dapat diketahui bahwa antara pra siklus dan post

test siklus I mengalami peningkatan. Data pra siklus peserta didik

yang tuntas sebanyak 41,66% dan pada siklus I persentase peserta

didik yang tuntas adalah 79,16%. Peningkatan peserta didik yang

mencapai KKM dari pra siklus ke post test siklus I sebanyak 9 siswa.

Siklus I sudah mencapai 79,16% ketuntasan dengan nilai rata-

rata kelas sebanyak 71,87%. Hal ini memiliki beberapa faktor seperti

ketepatan metode yang digunakan untuk pembelajaran dan adanya

minat belajar peserta didik yang tinggi serta suasana pembelajaran

yang menyenangkan. Tetapi masih terdapat 5 siswa yang belum dapat

mencapai KKM, sehingga peneliti melakukan siklus yang ke II hal ini

bertujuan untuk meyakinkan dan memantapkan penggunaan metode

teams games tournament dalam pembelajaran sejarah kebudayaan

Islam serta memberikan pengarahan terhadap 5 siswa yang belum

mencapai KKM pada siklus I.

3. Siklus II

Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa antara

post test siklus I dan post test siklus II mengalami peningkatan. Hasil

post test siklus I peserta didik yang dapat mencapai KKM sebanyak

19 siswa dari 24 siswa. Sedangkan post test siklus II peserta didik

67
yang mencapai KKM sebanyak 22 siswa dari 24 siswa. Data tersebut

menunjukkan post test siklus I ke post test siklus II terdapat

peningkatan siswa yang mencapai KKM sebanyak 3 siswa.

Pelaksanaan siklus II ini belum sempurna 100% dikarenakan

masih terdapat 2 siswa yang tidak tuntas KKM. Namun pada siklus ke

II ketuntasan sudah mencapai 91,66% dan hal ini sudah memnuhi

ketuntasan klasikal dengan rata-rata perolehan nilai sebesar 79,79.

Penerapan metode teams games tournament dalam pembelajaran

sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya Dinasti Abbasiyah yang

diterapkan oleh guru mampu meningkatkan hasil belajar kelas VIII C.

selain itu dengan penerapan metode tersebut peserta didik lebih

bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran, memiliki

keberanian, kerja sama, disiplin dan aktif dibandingkan dengan

pertemuan sebelumnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya

peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII C MTs Negeri 12

Boyolali dengan metode teams games tournament. Pada pra siklus

peserta didik yang tuntas sebanyak 41,66% dan pada siklus I

persentase peserta didik yang tuntas adalah 79,16% kemudian pada

siklus II persentase peserta didik yang tuntas adalah sebanyak 91,66%.

68
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus

Diagram Ketuntasan KKM Siswa Antar Siklus


100,00%
90,00%
91,66%
80,00%
70,00% 79,16%

60,00%
50,00%
40,00%
41,66%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

69
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dari

penelitian tindakan kelas yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Sejarah

Kebudayaan Islam Materi Berdirinya Dinasti Abbasiyah dengan Metode

Teams Games Tournament pada Siswa Kelas VIII C di MTs Negeri 12

Boyolalai Tahun Pelajaran 2019/2020, dapat disimpulkan bahwa

penerapan metode teams games tournament dapat meningkatkan hasil

belajar sejarah kebudayaan Islam materi berdirinya Dinasti Abbasiyah

pada siswa kelas VIII C MTs Negeri 12 Boyolali tahun pelajaran

2019/2020.

Kesimpulan tersebut dapat diketahui dari hasil setiap siklusnya

yang mengalami peningkatan. Pada pra siklus peserta didik yang tuntas

sebanyak 41,66% atau sebanyak 10 dari 24 jumlah siswa. Pada siklus I

persentase peserta didik yang tuntas adalah 79,16% atau sebanyak 19

siswa. Adapun pada siklus II terdapat 22 siswa atau 91,66% telah

mencapai KKM. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat diketahui bahwa

antara pra siklus, siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang pada

mulanya hasil belajar peserta didik relatih rendah dapat mengalami

kenaikan secara perlahan. Penelitian dicukupkan sampai Siklus II

dikarenakan sudah mencapai ketuntasan klasikan nasional yaitu 85%.

70
B. Saran

Berdasarkan penelitian tersebut peneliti dapat memberikan saran

sebagai berikut:

1. Sekolah

Sekolah hendaknya mengupayakan untuk memberikan fasilitas

yang lebih baik dan menciptakan lingkungan belajar yang nyaman

demi menunjang proses belajar dan prestasi belajar.

2. Guru

a. Kegiatan belajar mengajar guru diharapkan dapat mengembangkan

metode yang menarik, tepat dan efektif sehingga dapat tercapai

tujuan pembelajaran.

b. Pembelajaran dengan metode teams games tournament perlu

dikembangkan dan diterapkan pada pokok bahasan materi yang

lain karena sudah teruji dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik.

c. Seluruh pembelajaran hendaknya peserta didik dilibatkan secara

aktif baik secara fisik ataupun secara psikis.

3. Peserta didik

a. Peserta didik pada saat pembelajaran hendaknya dapat terlibat

secara aktif, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi terhadap

materi yang dipelajari serta mampu menumbuhkan sikap disiplin

ketika pembelajaran berlangsung.

71
b. Peserta didik hendaknya lebih memperhatikan guru ketika materi

dijelaskan agar lebih paham dan dapat meningkatkan motivasi

belajar.

c. Peserta didik hendaknya saling bekerja sama dalam proses

pembelajaran sehingga pembelajaran lebih maksimal.

72
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan: Asas & Filsafat Pendidikan.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Al-Azizi, Abdul Syukur. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap.
Yogyakarta: Saufa.
Aqib, Zaenal. 2017. Penelitian Tindakan Kelas TK/RA, SLB/SDLB. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Arikunto,Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina
Aksara.
Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dalyono. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Fathurrohman, Muhammad. 2015. Model-model Pembelajaran Inovatif Alternatif
Desain Pembelajaran Yang Menyenangkan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. 2016. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Kementerian Agama. 2015. Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam Pendekatan
Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta.
Martono, Nanang. 2011. Model Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali Prees.
Purwanto, Nanang. 2014. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sanjaya, Wina. 2016. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.


Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Somadoyo, Samsu. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suntiah, Ratu dan Maslani. 2017. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Suryadi, Rudi Ahmad. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV Budi
Pratama.
Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

73
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Syah, Muhibbin. 2017. Psikologi Belajar. Depok: Rajagrafindo Persada.
Thobrani. 2017. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktek. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

74
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Guru Melakukan Apersepsi

1
Berdiskusi Dalam Kelompok

Tournamen atau permainan

2
Penghargaan

Kelas VIII C MTs Negeri 12 Boyolali

3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS I

Nama Sekolah : MTs Negeri 12 Boyolali

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VIII C/ Gasal

Materi Pokok : Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

A. Kompetensi Inti (KI)

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi dan gotong-royong), santun, percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan serta keberadaannya.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, serta seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang kasat

mata.

4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat), juga ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai apa

4
yang dipelajari di sekolah, termasuk sumber lain yang didasari sudut

pandang/teori yang kuat.

B. Kompetensi Dasar dan Indikasi Pencapaian Kompetensi

1. Kompetensi dasar

1.1 Menghayati upaya Dinasti Abbasiyah mendirikan daulah merupakan

bagian dari penyebaran kebudayaan Islam.

1.2 Menghargai nilai-nilai positif dari khalifah Dinasti Abbasiyah yang

menonjol.

2.3 Menghargai keteladanan berupa ketekunan dan kegigihan khalifah

Dinasti Abbasiyah yang terkenal.

3.1 Memahami latar belakang berdirinya Dinasti Abbasiyah.

4.1 Menceritakan silsilah kekhalifahan Dinasti Abbasiyah.

2. Indikator

1.1.1 Menunjukkan sikap dapat mengambil ibrah atau nilai positif dari

proses berdrinya Dinasti Abbasiyah.

2.1.1 Menujukkan sikap bijaksana sebagai implementasi dari pemahaman

mengenai sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.

3.1.1 Menjelaskan sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.

3.1.2 Menjelaskan perkembangan peradaban/kebudayaan Islam pada

masa Dinasti Abbasiyah.

3.1.3 Mengidentifikasi peran para penguasa Bani Abbasiyah yang

terkenal.

5
3.1.4 Menyimpulkan perkembangan kebudayaan Islam pada masa

Dinasti Abbasiyah.

4.1.1 Menceritakan silsilah kekhalifahan Dinasti Abbasiyah.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Dapat menunjukkan sikap dapat mengambil ibrah atau nilai positif dari

proses berdirinya Dinasti Abbasiyah.

2. Dapat menunjukkan sikap bijaksana sebagai implementasi dari pemahaman

mengenai sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.

3. Dapat menjelaskan perkembangan peradaban/kabudayaan Islam pada masa

Dinasti Abbasiyah.

4. Dapat mengidentifikasi peran para penguasa Bani Abbasiyah yang

terkenal.

5. Dapat menceritakan silsilah kekhalifahan Dinasti Abbasiyah.

D. Materi Pembelajaran

1. Keruntuhan Dinasti Umayyah

Dinasti umayyah didirikan oleh Mu‟awiyah bin Abu Sufyan yang

berasal dari keturunan Bani Umayyah dari suku Quraisy. Dinasti

Umayyah berkuasa selama lebih kurang 90 tahun yaitu sejak 41-132

H/661-750 M (Al-azizi, 2014: 133).

6
Dinasti Umayyah Berjaya kurang lebih 90 tahun, namun akhirnya

mengalami masa-masa kemunduran, ditandai dengan melemahnya sistem

politik dan pemerintahan, di samping munculnya berbagai tekanan dari

luar berupa pemberontakan.

Kekhalifahan Bani Umayyah sangat lemah dan tidak bisa

mengendalikan pemerintahan dan keamanan, terutama setelah

pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik. Di kalangan keluarga khalifah

sering terjadi pertikaian, misalnya yang dilatarbelakangi oleh perebutan

kekuasaan untuk menduduki jabatan khalifah.

Khalifah Hisyam diteruskan oleh al-Walid II, Yazid III, Ibrahim,

dan Marwan bin Muhammad, namun keempatnya hanya mampu

memerintah sekitar tujuh tahun. Al-Walid memerintah selama satu tahun

tiga bulan, kemudian digantikan oleh Yazid III yang hanya bertahan

selama enam belas bulan. Selanjutnya digamtikan oleh Ibrahim bin al-

Walid bin Abdul Malik, tetapi bertahta tidak lebih dari tiga bulan dan

digantikan oleh Marwan. Selama masa kepemimpinannya, Marwan

disibukkan mengatasi berbagai pemberontakan, sampai akhirnya ia tewas

di medan perang.

Diantara beberapa peristiwa yang mendorong kemunduran Bani

Umayyah dapat diidentifikasi sebagai berikut:

7
a. Figur pewaris kekhalifahan yang lemah. Sepeninggal Hisyam, tidak

ada lagi khalifah yang kuat, mampu memperkuat pemerintahan, serta

menjada keutuhan dan kewibawaan negara.

b. Tidak adanya ketentuan tata cara pengangkatan khalifah. Akibatnya,

terjadi perebutan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Umayyah.

c. Pemindahan ibukota dari Madinah ke Damaskus yang merupakan

bekas ibukota Kerajaan Byzantium. Gaya hidup mewah bangsawan

Byzantium dianggap telah mempengaruhi dan ditiru oleh Dinasti

Umayyah.

d. Para ulama merasa kecewa dengan para penguasa. Mereka dipandang

tidak memiliki integritas keamanan dan politik yang sesuai dengan

syariat Islam.

e. Pertentangan yang sudah lama terjadi antara suku Arab Utara(disebut

Arab Quraisy atau Mudariyah yang menempati Irak) dengan Arab

Selatan (disebut Yamani atau Himyariyahyang mendiami wilayah

Suriah) mencapai puncaknya. Hal tersebut karena para khalifah

berpihak kepada suku Arab Yamani.

f. Ketidakpuasan sejumlah pemeluk Isalm non-Arab, yakni pendatang

baru dari bangsa-bangsa yang dikalahkan (disebut “Mawali”). Mereka

bersam-sama bangsa Arab mengalami beratnya peperangan, tetapi

diperlakukan sebagai masyarakat kelas dua. Golongan non-Arab,

terutama di Irak dan wilayah bagian timur lainnya, merasa tidak puas

karena status Mawali menggambarkan inferioritas. Ditambah lagi

8
dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani

Umayyah.

g. Latar belakang terbentuknya Daulah Umayyah tidak bisa dipisahkan

dari konflik politik yang terjadi di masa Khulafaur Rasyidin terakhir,

yakni Khalifah Ali bin Abi Thalib. Sisa-sisa kaum Syi‟ah (pengikut

Ali) dan Khawarij terus menjadi gerakan oposisi. Penumpasan

terhadap gerakan tersebut banyak menyedot kekuatan pemerintah.

h. Penyebab langsung tergulingnya Daulah Umayyah adalah munculnya

kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Abbas bin Abdul

Munthalib. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim,

golongan Syi‟ah, dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh

pemerintahan Bani Umayyah.

Keruntuhan Dinasti Umayyah benar-benar terjadi pada tahun 748

M. Pasukan Abbas bin Abdul Muntalib yang didukung oleh pasukan

Abu Muslim al-Khurasani menang dalam pertempuran Zab Hulu

melawan pasukan Khalifah Marwan. Kekalahan ini menjadi akhir dari

kekuasaan Dinasti Umayyah, sekaligus menjadi awal berdirinya Dinasti

Abbasiyah mulai tahun 750 M hingga 1258 M (Kementerian Agama,

2015: 6-7).

2. Proses Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Keruntuhan Dinasti Umayyah pada tahun 750 M menjadi tonggak

awal berdirinya Dinasti Abbasiyah. Khalifah pertamanya adalah Abdullah

as-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul

9
Mutalib. Dinamakan Dinasti Abbasiyah karena pendirinya dari keturunan

Abbas ibn Abdul Mutalib, paman Nabi Muhammad Saw. Masa kekuasaan

Dinasti Abbasiyah berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, yaitu

tahun 132 H/ 750 M s/d 656 H/ 1258 M.

Dinasti Umayyah telah berhasil membawa kejayaan dunia Islam

mulai dari Asia Barat, Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika Utara hingga ke

Eropa. Sementara itu, dunia Islam juga mengalami masa-masa kejayaan di

bawah kekuasaan Dinasti Abbasiyah, terutama dalam bidang peradaban

dan kebudayaan Islam sehingga kota Baghdad dikenal sebagai pusat

peradaban dunia.

a. Proses Pembentukan Dinasti Abbasiyah

Upaya mengalahkan Dinasti Umayyah dilatarbelakangi

pemikiran tentang siapa yang berhak memimpin setelah Rasulullah

meninggal. Bani Hasyim sebagai keturunan Rasulullah pernah

mengemukakan hal tersebut. Terdapat tiga kota utama yang menjadi

pusat kegiatan untuk menegakkan kekuasaan keluarga besar paman

Rasulullah, Abbas bin Abdul Muntalib, yaitu kota al-Humaymah

sebagai pusat perencanaan, kota Kufah sebagai kota penghubung, dan

kota Khurasan sebagai kota gerakan langsung (lapangan).

Para keluarga Abbas melakukan berbagai strategi dan persiapan

di ketiga kota tersebut. Salah satunya mempropaganda bahwa orang-

orang Abbasiyah lebih berhak dari pada Bani Umayyah atas

kekhalifahan Islam. Mereka adalah keturunan Bani Hasyim yang

10
nasabnya lebih dekat dengan Nabi Saw. Pemimpin gerakan ini adalah

Imam Muhammad bin Ali, salah seorang keluarga Abbasiyah yang

tinggal di Humaymah. Muhammad bin Ali tidak menonjolkan nama

Bani Abbasiyah, melainkan menggunakan nama Bani Hasyim untuk

menghindari perpecahan dengan kelompok Syi‟ah. Strateginya

berhasil menggabungan berbagai kekuatan, terutama antara

pendukung fanatik Ali bin Abi Talib dengan kelompok lain.

Untuk melakukan berbagai propaganda, diangkatlah 12

propagandis yang tersebar di berbagai wilayah, seperti di Khurasan,

Kufah, Irak, dan Makkah. Diantara propagandis yang terkenal adalah

Abu Muslim Al-Khurasani, seorang tokoh masyarakat di Khurasan

yang merasakan dirugikan selama masa Dinasti Umayyah. Isu

ketidakadilan yang dilontarkannya mendapat banyak sambutan dari

berbagai kelompok, khususnya yang tidak senang dengan

pemerintahan Bani Umayyah. Para perwakilan kelompok menyatakan

kesetiaan kepasa Abu Muslim al-Khurasani untuk membela Bani

Hasyim dan Bani Abbas.

Gerakan dan propaganda yang dmotori oleh Muhammad bin Ali

mendapat sambutan yang luar biasa dan tanggapan positif dari

masyarakat, begitu juga dari golongan Mawali. Pada tahun 743 M

Muhammad bin Ali meninggal. Gerakannya dilanjutkan oleh putranya

bernama Ibrahim al-Imam. Ia menunjuk Abu Muslim Al-Khurasani

sebagai panglima perang karena sangat ahli dalam menarik simpati

11
berbagai kelompok. Abu Muslim mengajak kelompok yang kecewa

kepada Bani Umayyah untuk mengembalikan kekhalifahan kepada

Bani Hasyim, baik dari keturunan Abbas bin Abdul Mutalib maupun

dari keturunan Ali bin Abi Talib.

Setelah Ibrahim al-Imam meninggal, gerakan dilanjutkan oleh

saudaranya bernama Abdullah bin Muhammad, yang lebih terkenal

dengan nama Abul Abbas as-Saffah. Ia kemudian mempercayai dan

mengangkat Abu Muslim Al-Khurasani sebagai panglima perang.

Gabungan antara Abul Abbas as-Saffah dengan Abu Muslim Al-

Khurasani menjadi sebuah kekuatan besar yang sangat ditakuti Bani

Umayyah.

Akhirnya, Dinasti Umayyah mengalami kekalahan total dalam

pertempuran. Khalifah Marwan II bersama 120.000 tentaranya, yang

berusaha bertahan dengan menyebrangi sungai Tigris menuju Zab

Hulu (Zab Besar), berhasil dikalahkan oleh gerakan kelompok Bani

Hasyim. Khalifah Marwan II tewas dalam pertempuran di Busir

(wilayah al-Fayyum) tahun 123 H/750 M. kematia Khalifah Marwa II

menjadi akhir dari runtuhnya Dinasti Umayyah, sekaligus menjadi

awal berdirinya Dinasti Abbasiyah. Abul Abbas as-Saffah merupakan

khalifah pertamanya, sedangkan pusat kekuasaan awalnya

ditempatkan di Kufah.

12
b. Abul Abbas as-Saffah, Tokoh Pendiri

Nama lengkap Abul Abbas as-Saffah adalah Abdullah bin

Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, dilahirkan di Hamimah

pada tahun 104 H. Pemimpin gerakan Abbasiyah dilahirkan dari

seorang ibu bernama Ratbah binti Abaidullah al-Harisi, sedangkan

ayahnya bernama Muhammad bin Ali. Ia mendapat gelar As-Saffah

yang berarti mengalir darah dan pengancam siapa saja yang

membangkang.

Abul Abbas adalah seorang yang bermoral tinggi dan memiliki

kesetiaan. Beliau disegani dan dihormati oleh kerabat-kerabatnya. Ia

memiliki pengetahuan yang luas, pemalu, budi pekerti yang baik, dan

dermawan. Pada tanggal 3 Rabiul Awal 132 H, ia dibaiat menjadi

khalifah pertama Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Kuffah. Hanya

saja, dua tahun kemudian pusat pemerintahan dipindahkan dari kuffah

ke daerah Anbar (kota kuno di Persia).

Semasa pemerintahannya, Abul Abbas tidak banyak melakukan

perluasan wilayah, tetapi lebih memilih memperkuat pemerintahan

dalam negeri. Abul Abbas menjadi khalifah selama 4 tahun 9 bulan. Ia

wafat dalam usia 33 tahun di kota Anbar bulan Zulhijah tahun 136

H/753 M (Kementerian Agama, 2015: 8-9).

13
c. Silsilah Khalifah Dinasti Abbasiyah

Dinasti Abbasiyah dipimpin oleh 37 orang khalifah selama lima

setengah abad (132-656H/750-1258 M) berkuasa, yaitu sebagai

berikut:

Dari Bani Abbas:

1. Abul Abbas as-Saffah (133-137 H/750-754 M)

2. Abu Ja‟far al-Mansur (137-159H/754-775 M)

3. Al-Mahdi (159-169 H/775-785 M)

4. Musa al-Hadi (169-170 H/785-786 M)

5. Harun ar-Rasyid (170-194 H/786-809 M)

6. Al-Amin (194-198 H/809-813 M)

7. Al-Makmun (198-218 H/813-833 M)

8. Al-Mu‟tasim (833-845 M)

9. Al-wasiq (223-228 H/842-847 M)

10. Al-Mutawakkil (233-297 H/847-861 M)

11. Al-Muntasir Billah (247-248 H/861-862 M)

12. Al-Musta‟in Billah (248-252 H/862-866 M)

13. Al-Mu‟taz Billah (248-252 H/862-869 M)

14. Al-Muhtadi Billah (256-257 H/869-870 M)

15. Al-Mu‟tamad „Alallah (257-279 H/870-892 M)

16. Al-Mu‟tada Billah (279-290 H/892-902 M)

17. Al-Muktafi Billah (290-296 H/902-908 M)

18. Al-Muktadir Billah (296-320 H/908-932 M)

14
Dari Bani Buwaihi:

19. Al-Qohir Billah (320-323 H/932-934 M)

20. Al-Radi Billah (323-329 H/934-940 M)

21. Al-Muttaqi Lillah (329-333 H/940-944 M)

22. Al-Musaktafi al-Allah (333-335 H/944-946 M)

23. Al-Muti‟ Lillah (335-364 H/946-974 M)

24. Al-Ta‟I Lillah (364-381 H/947-991 M)

25. Al-Qodir Billah (381-423 H/991-1031 M)

26. Al-Qo‟im Biamrillah (423-468 H/1031-1075 M)

Dari Bani Saljuk:

27. Al-Mu‟tadi Biamrillah (468-487 H/1075-1094 M)

28. Al-Mustadir Billah (487-512 H/1094-1118 M)

29. Al Mustarsyid Billah (512-530 H/1118-1135 M)

30. Al Rasyid Billah (530-531 H/1135-1136 M)

31. Al Muqtafi Liamrillah (531-555 H/1136-1160 M)

32. Al Mustanjid Billah (555-566 H/1160-1170 M)

33. Al Mustadi‟u Biamrillah (566-576 H/1170-1180 M)

34. An Nasir Liddinillah (576-622 H/1180-1225 M)

35. Az Zahir Biamrillah (622-623 H/1225-1226 M)

36. Al Mustansir Billah (623-640 H/1226-1242 M)

37. Al Mu‟tasim Billah (640-656 H/1242-1258 M)

15
Selama Dinasti Abbasiyah bekuasa, pola pemerintahan yang

diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social, dan

budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu,

para sejarawan membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi 4

(empat) periode, yaitu:

1. Masa Abbasiyah I, yaitu semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah

tahun 132 H/750 M sampai wafatnya Khalifah Al-Wastiq 232

H/847 M. Periode ini sering disebut pengaruh Persia Pertama.

2. Masa Abasiyah II, yaitu mulai Khalifah Al-Mutawakkil tahun 232

H/847 M sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah di Baghdad tahun

334 H/946 M, disebut masa pengaruh Turki pertama.

3. Masa Abbasiyah III, yaitu dari berdirinya Daulah Buwaihiyah

tahun 334 H/946 M sampa masuknya kaum Saljuk ke Baghdad

tahun 447 H/1055 M. Periode ini disebut juga dengan masa

pengaruh Persia kedua.

4. Masa Abbasiyah IV, yaitu masuknya orang-orang Saljuk ke

Baghdad tahun 447 H/1055 M sampai jatuhnya kota Baghdad ke

tangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Hulagu Khan tahun 656

H/1258 M. Periode ini disebut juga dengan masa pengaruh Turki

kedua (Kementerian Agama, 2015:11).

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Teams Games Tournament, ceramah, Tanya jawab

16
F. Alat Pembelajaran

Media : Rangkuman materi

Alat : Whiteboart dan Spidol

G. Sumber Belajar

1. Kementerian Agama. 2015. Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam

Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta.

2. Al-azizi, Abdul Syukur. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap

Menelusuri Jejak-jejak Sejarah Peradaban Islam di Barat dan Timur.

Jogyakarta: Saufa.

3. Suntiah, Ratu dan Maslani. 2017. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: PT

REMAJA ROSDAKARYA.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Tahap

Pembelajaran Deskripsi Waktu Alokasi Waktu

Kegiatan a. Guru membuka proses

Pendahuluan pembelajaran dengan memberi

salam dan berdoa.

b. Guru mengecek kesiapan kelas

(absensi, tempat duduk, kerapian

dan perlengkapan lainnya)

17
c. Menyiapkan fisik dan psikis

peserta didik dalam mengawali 10 menit

kegiatan pembelajaran.

d. Guru melakukan appersepsi

e. Guru mengingatkan kembali

materi sebelumnya.

f. Memberikan gambaran tentang

manfaat mempelajari pelajaran

yang akan dipelajari.

g. Menyampaikan tujuan

pembelajaran pada pertemuan

yang berlangsung.

a. Guru memaparkan kegiatan

pembelajaran yang akan

berlangsung.

b. Guru membagi peserta didk

menjadi empat kelompok

kemudian menjelaskan metode

Kegiatan Inti teams games tournament yang 50 menit

akan dilaksanakan dalam

pembelajaran.

c. Guru menjelaskan dan

membagikan rangkuman materi

18
kepada setiap kelompok yang

selanjutnya didiskusikan dalam

kelompok.

d. Guru mempersilahkan setiap

wakil dari kelompok untuk maju

kedepan dan berkompetisi dengan

wakil kelompok lainnya.

e. Peserta didik yang belum

mendapat giliran maju menunggu

di kelompoknya masing-masing

serta mengamati kompetisi yang

sedang berlangsung.

f. Peserta didik saling bergantian

maju untuk berkompetisi sampai

batas waktu yang telah

ditentukan.

g. Guru bersama peserta didik

mengoreksi hasil kompetisi

dengan memberikan penegasan

terhadap hasil permbelajaran.

h. Guru memberikan hadiah atau

penghargaan kepada pemenang

kompetisi dan kepada masing-

19
masing kelompok.

i. Memberikan soal evaluasi.

a. Melaksanakan penilaian dan

refleksi sebagai bahan masukan

untuk perbaikan langkah

selanjutnya.

Kegiatan b. Merencanakan kegiatan tindak 10 menit

Penutup lanjut dengan memberikan tugas

baik secara individu maupun

kelompok.

c. Guru memberikan tugas rumah

dan menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

d. Guru menutup proses

pembelajaran dengan berdoa dan

salam.

I. Penilaian

Penilaian pengetahuan jenis tes: tertulis

1. Pada masa siapakah Dinasti Umayyah runtuh?

20
2. Sebutkan dua diantara beberapa peristiwa yang mendorong kemunduran

Bani Umayyah!

3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh keluarga Abbas untuk mengalahkan

Dinasti Umayyah?

4. Apa yang anda ketahui tentang Abul Abbas as-Saffah, jelaskan secara

singkat?

5. Sebutkan dua dari empat pembagian periode masa pemerintahan Dinasti

Abbasiyah!

Jawaban

1. Dinasti Umayyah mengalami keruntuhan pada masa Khalifah Marwan

yang kalah saat peperangan melawan Abbas bin Abdul Mutalib.

2. Beberapa peristiwa yang mendorong kemunduran Bani Umayyah:

a. Figur pewaris kekhalifahan yang lemah

b. Tidak ada ketentuan tata cara pengangkatan khalifah. Akibatnya

terjadi perebutan kekuasaan di kalangan anggota keluarga Umayyah.

3. Upaya mengalahkan Dinasti Umayyah

a. Melakukan propaganda diantara masyarakat

b. Melakukan peperangan dengan Khalifah Marwan

4. Abul abbas as-Saffah adalah pendiri Dinasti Abbasiyah, ia mendapat gelar

as-Safah yang berarti mengalir darah dan pengancam siapa saja yang

membangkang. Abul Abbas adalah seorang yag bermoral tinggi dan

memiliki kesetiaan. Pada masa pemerintahannya Abul Abbas lebih

memilih memperkuat pemerintahan dalam negeri dibandingkan

21
melakukan perluasan wilayah. Abul Abbas menjabat sebagai khalifah

selama 4 tahun 9 bulan.

5. Dua dari empat periode pembagian masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah

a. Masa Abbasiyah I, yaitu semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah tahun

132 H sampai wafatnya khalifah al-Wastiq 232 H.

b. Masa Abbasiyah II, yaiutu mulai Khalifah al-Mutawakkil 232 H

sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah di Baghdad 334 H.

Karanggede, 31 Juli 2019

Guru Pengampu SKI Peneliti

Sri Hartuti, S. Ag Muhamad Nurseha


NIP. 197212032007102003 NIM 23010150145

22
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

SIKLUS II

Nama Sekolah : MTs Negeri 12 Boyolali

Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam

Kelas/Semester : VIII C/ Gasal

Materi Pokok : Berdirinya Dinasti Abbasiyah

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

C. Kompetensi Inti (KI)

5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,

peduli (toleransi dan gotong-royong), santun, percaya diri dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan serta keberadaannya.

7. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, serta seni budaya terkait fenomena dan kejadian yang kasat

mata.

8. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat), juga ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar dan mengarang) sesuai apa

23
yang dipelajari di sekolah, termasuk sumber lain yang didasari sudut

pandang/teori yang kuat.

D. Kompetensi Dasar dan Indikasi Pencapaian Kompetensi

3. Kompetensi dasar

1.3 Menghayati upaya Dinasti Abbasiyah mendirikan daulah merupakan

bagian dari penyebaran kebudayaan Islam.

1.4 Menghargai nilai-nilai positif dari khalifah Dinasti Abbasiyah yang

menonjol.

2.3 Menghargai keteladanan berupa ketekunan dan kegigihan khalifah

Dinasti Abbasiyah yang terkenal.

3.1 Memahami latar belakang berdirinya Dinasti Abbasiyah.

4.1 Menceritakan silsilah kekhalifahan Dinasti Abbasiyah.

2. Indikator

1.1.1 Menunjukkan sikap dapat mengambil ibrah atau nilai positif dari

proses berdrinya Dinasti Abbasiyah.

2.1.1 Menujukkan sikap bijaksana sebagai implementasi dari pemahaman

mengenai sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.

3.1.1 Menjelaskan sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.

3.1.2 Menjelaskan perkembangan peradaban/kebudayaan Islam pada

masa Dinasti Abbasiyah.

3.1.3 Mengidentifikasi peran para penguasa Bani Abbasiyah yang

terkenal.

24
3.1.4 Menyimpulkan perkembangan kebudayaan Islam pada masa

Dinasti Abbasiyah.

4.1.1 Menceritakan silsilah kekhalifahan Dinasti Abbasiyah.

C. Tujuan Pembelajaran

1. Dapat menunjukkan sikap dapat mengambil ibrah atau nilai positif dari

proses berdirinya Dinasti Abbasiyah.

2. Dapat menunjukkan sikap bijaksana sebagai implementasi dari pemahaman

mengenai sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah.

3. Dapat menjelaskan perkembangan peradaban/kabudayaan Islam pada masa

Dinasti Abbasiyah.

4.Dapat mengidentifikasi peran para penguasa Bani Abbasiyah yang terkenal.

5. Dapat menceritakan silsilah kekhalifahan Dinasti Abbasiyah.

D. Materi Pembelajaran

1. Khalifah-khalifah Besar Dinasti Abbasiyah

Dari 37 khalifah Dinasti Abbasiyah, terdapat beberapa orang

khalifah yang terkenal, diantaranya Abu Ja‟far al-Mansur, Harun ar-

Rasyid, dan Al-Makmun. Masa pemerintahan ketiganya merupakan

periode keemasan peradaban Islam. Para khalifah yang agung tersebut

dikenal sebagai penguasa yang adil dan bijaksana, juga memiliki perhatian

dan kecintaan yang kuat terhadap ilmu pengetahuan. Dukungan dan

25
kegigihan mereka dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban

Islam tercermin dalam berbagai kebijakan pemerintahannya.

a. Khalifah Abu Ja‟far Al-Mansur (136-158 H/754-775 M)

1) Biografi

Abu Jafar Abdullah bin Muhammad Al-Mansur adalah

khalifah kedua Bani Abbasiyah, putra dari Muhammad bin Ali bin

Abdullah ibn Abbas bin Abdul Muthalib, dilahirkan di Hamimah

101 H. Ibunya bernama Salamah al-Barbariyah, Al-Mansur

merupakan saudara Ibrahim al-Imam dan Abul Abbas as-Saffah.

Al-Mansur memiliki kepribadian kuat, tegas, berani, cerdas, dan

memiliki otak yang cemerlang.

Ia dinobatkan sebagai putra mahkota oleh kakaknya, Abul

Abbas as-Saffah. Ketika as-Saffah meninggal, Al-Mansur dilantik

menjadi khalifah saat usianya 36 tahun.

Al-Mansur seorang khalifah yang tegas, bijaksana, alim,

berpikiran maju, baik budi, dan pemberani. Ia tampil dengan gagah

berani dan cerdik menyelesaikan berbagai persoalan pemerintahan

Dinasti Abbasiyah. Al-Mansur juga sangat mencintai ilmu

pengetahuan. Kecintaannya terhadap ilmu pengetahuan menjadi

pilar bagi pengembangan peradaban Islam di masanya.

Setelah menjalankan pemerintahan selama lebih dari 22

tahun, pada tanggal 7 Dzulhijah tahun 158 H/775 M, al-Mansur

wafat ketika perjalanan ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji

26
dalam usia 57 tahun, di suatu tempat bernama “Bikru Ma‟unah”.

Jenazahnya dimakamkan di Makkah.

2) Kebijakan dalam pemerintahan

a) Pada tahun 762 M, al-Mansur memindahkan ibu kota

pemerintahan Islam dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian

dipindahkan lagi ke Baghdad, dekat dengan Ctesiphon, bekas

ibu kota Persia. Dengan demikian ibu kota pemerintahan Bani

Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.

b) Mengangkat sejumlah personil atau aparat untuk menduduki

jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif.

c) Dibidang pemerintahan, al-Mansur menciptakan tradisi baru

dengan mengangkat wazir sebagai koordinator departemen.

Wazir pertama yang diangkat adalah Khalid bin Barmak dari

Balkh, Persia.

d) Membentuk lembaga protokol Negara dan sekretaris Negara.

e) Membentuk kepolisian negara dan membenahi angkatan

bersenjata.

f) Menunjuk Muhammad bin Abdur Rahman sebagai hakim pada

lembaga kehakiman negara.

g) Jawatan pos yang sudah ada sejak masa Dinasti Umayyah

perannya ditingkat dengan tambahan beberapa tugas. Dari hanya

bertugas mengantar surat dan di tugaskan juga untuk

menghimpun seluruh informasi di daerah-daerah sehingga

27
administrasi kenegaraan dapat berjalan lancar. Para direktur

jawatan pos bertugas melaporkan tingkah laku gubernur

setempat kepada khalifah (Al-azizi, 2014:182).

3) Mendirikan Kota Baghdad

Pada masa awal pemerintahan Dinasti Abbasiyah, yakni di

masa Abul Abbas as-Saffah, pusat pemerintahan berada di kota

Anbar. Istananya diberi nama Hasyimiyah, dinisbatkan kepada sang

kakeknya, Hasyim bin Abdi Manaf.

Pada masa Al- Mansur pusat pemerintahan dipindahkan lagi

ke Kufah. Ia mendirikan istana baru dengan nama Hasyimiyah II.

Selanjutnya, untuk lebih memantapkan dan menjaga stabilitas

politik, Al-Mansur mencari daerah strategis untuk dijadikan ibu

kota Negara. Pilihannya jatuh pada daerah yang sekarang

dinamakan Baghdad, terletak di tepian sungai Tigris dan Eufrat.

Sejak zaman Persia kuno, kota ini sudah menjadi pusat perdagangan

yang dikunjungi saudagar dari berbagai penjur dunia, termasuk para

pedagang dari Cina dan India.

Kota tersebut dibangun khalifah dengan melibatkan para

arsitektur, tukang batu, tukang kayu, ahli lukis, ahli pahat, dan lain-

lain. Mereka didatangkan dari Syria, Mosul, Basrah, dan Kufah

yang berjumlah sekitar 100.000 orang. Kota Baghdad berbentuk

bundar. Di sekelilingnya dibangun dinding atau tembok yang besar

28
dan tinggi, sedangkan sebelah luarnya digali parit besar yang

berfungsi sebagai saluran air, sekaligus benteng pertahanan.

Terdapat empat pintu gerbang di seputar kota ini,

disediakan untuk setiap orang yang ingin memasuki kota. Di antara

masing-masing pintu gerbang dibangun 28 menara, fungsinya

sebagai tempat pengawal Negara bertugas mengawasi keadaan

diluar. Di atas setiap pintu gerbang dibangun tempat peristirahatan

berhias ukiran yang indah dan menyenangkan. Di tengah-tengah

kota teletak istana khalifah dengan seni arsitektur Persia. Istana ini

dikenal dengan Al-Qasr al-Zahabi, berarti “istana emas”. Istana juga

dilengkapi dengan bangunan masjid, tempat pengawal istana, polisi,

dan tempat tinggal putra-putri serta keluarga khalifah.

Di sekitar istana dibangun pasar tempat perbelanjaan,

termasuk jalan raya yang menghubungkan keempat pintu gerbang.

Sejak awal berdirinya, kota ini sudah menjadi pusat peradaban dan

kebangkitan ilmu pengetahuan Islam. Itulah sebabnya, Philip K.

Hitti, seorang peneliti sejarah Arab menyebut Baghdad sebagai kota

Intelektual. Menurutnya, di antara kota-kota di dunia, Baghdad

merupakan professor masyarakat Islam.

Al-Mansur memindahkan ibu kota negara ke kota yang bar

dibangunnya, yaitu Baghdad pada tahun 762 M. kota ini selanjutnya

bukan hanya menjadi pusat pemerintahan yang strategis, tetapi juga

menjadi pusat kebudayaan dan peradaban Islam.

29
4) Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Al-Mansur menunjukkan minat dan perhatian yang besar

terhadap penegembangan ilmu pengetahuan. Penyalinan literatur

Iran dan Irak, Grik serta Siryani dilakukan secara besar-besaran.

Dia mendorong usaha menerjemahkan buku-buku pengetahuan dari

kebudayaan asing ke bahasa Arab agar dikaji orang-orang Islam.

Perguran tinggi ketabiaban di Jundisabur yang dibangun

oleh Khosru Anusyirwan (351-579 M, Kaisar Persia) dihidupkan

kembali melalui tenaga pengajar dari tabib-tabib dari Grik dan

Roma, yang menjadi tawanan perang.

Al-Mansur juga mendirikan sebuah perguruan tinggi

sebagai gudang pengetahuan ynag diberi nama “Baitul Hikmah”.

Usahanya itu telah menjadikan kota Baghdad sebagai kiblat ilmu

pengetahuan dan peradaban Islam. Ia mengajak banyak para ulama

dan para ahli dari berbagai daerah untuk datang dan tinggal di

Baghdad. Dia mendorong pembukuan ilmu agama, seperti fiqh,

tafsir, tauhid, hadits, dan ilmu lain seperti bahasa dan ilmu sastra.

Pada masanya lahir juga para pujangga, pengarang, dan penerjemah

yang hebat, termasuk Ibnu Muqaffak yang menerjemahkan buku

Khalilah wa Dimnah dari bahasa Persia (Kementerian Agama,

2015:15-17).

b. Khalifah Harun ar-Rasyid (786-809M)

30
Khalifah Harun ar-Rasyid (145-193 H/786-809 M) dilahirkan

di Rayy pada bulan Februari 763 M/145 H. ayahnya bernama Al-Mahdi

dan ibunya bernama Khaizurran. Ia dibesarkan dilungkan istana,

mendapat bimbingan ilmu-ilmu agama, dan ilmu pengetahuan di bawah

bimbingan seorang guru yang terkenal, yaitu Yahya bin Khalid Al-

Barmaki, seorang ulama besar di zamannya. Ketika Al-Rasyid menjadi

khalifah, Yahya menjadi perdana menterinya sehingga banyak nasehat

dan anjuran kebaikan mwngalir darinya.

Tanggung jawab yang berat sudah dipikul Harun ar-Rasyid

sejak sang ayah, Khalifah Al-Mahdi melantiknya sebagai gubernur di

Saifah tahun 163 H. semenjak itu ia diberikan wewenang untuk

mengurus seluruh wilayah Anbar dan negeri-negeri di wilayah Afrika

Utara.

Harun ar-Rasyid telah menunjukkan kecakapannya dalam

memimpin. Atas dasar itu, Al-Mahdi melantiknya kembali menjadi

gubernur untuk kedua kalinya di Saifah pada tahun 165 H. kemudian

Harun ar-Rasyid diangkat menjadi khalifah pada September 786 M.

usianya sangat muda ketika itu, yakni 23 tahun. Jabatan khalifah itu

dipegangnya setelah saudaranya yang menjabat khalifah, Musa al-Hadi

wafat.

Kepribadian Harun ar-Rasyid sangat mulia. Sikapnya tegas,

mampu mengendalikan diri, berperasaan sangat halus, dan toleran.

Akhlak mulianya dikemukakan oleh Abul „Atahiyah, seorang penyair

31
kenamaan saat itu. Selain itu, ia dikenal sebagai seorang khalifah yang

humor. Dia juga terkenal sebagai pemimpin yang pemurah dan

dermawan.

Khalifah Harun ar-Rasyid mempunyai perhatian dan minat

yang besar terhadap ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Para ilmuan

dan budayawan dilibatkan dalam setiap pengambilan kebijakan.

Khalifah juga melakukan penterjemahan besar-besaran terhadap buku-

buku ilmu pengetahuan berbahasa asing ke dalam bahasa Arab. Bahasa

Arab menjadai bahasa resmi dan bahasa pengantar di sekolah-sekolah,

pergurua tinggi, bahkan menjadi alat komunikasi umum. Dewan

penerjemah pun dibentuk, yang diketuai oleh seorang pakar bernama

Yuhana bin Musawih.

Kota Baghdad menjadi mercusuar, kota impian 1001 malam

yang tidak ada tangdinganya di dunia pada abad pertengahan. Wilayah

kekuasaan Dinasti Abbasiyah membentang dari Afrika Utara sampai ke

Hindukus, India. Kekuatan militer yang dimilikinya juga sangat luar

biasa. Pada masa itu juga hidup seorang cerdik pandai yang sering

memberikan nasehat kebaikan kepadanya, yaitu Abu Nawas. Nasihat-

nasihat kebaikan Abu Nawas disertai dengan gayanya yang lucu.

Kebijakan dan kecakapannya dalam memimpin mampu

membawa negara dalam situasi aman, damai, dan tenteram. Tingkat

kejahatan sangat tinggi sehingga sulit mencari orang yang akan

diberikan zakat, infak, dan sedekah. Dapat dikatakan bahwa tingkat

32
kemakmuran penduduknya merata. Pada masa pemerintahanya, Dinasti

Abbasiyah mengalami masa kejayaan dan keemasaan, sekaligus

menjadi salah satu pusat peradaban dunia (Kementerian Agama,

2015:18-19).

Setelah memerintah selama kurang lebih 23 tahun 6 bulan,

Khalifah Harun ar-Rasyid meninggal dunia di Khurasan pada 3 atau 4

Jumadil Tsani 193 H/809 M. sebagaimana ditulis oleh Imam as-

Suyuthi, ia meninggal saat memimpin perang Thus, sebuah wilayah di

Khurasan. Saat meninggal usianya 45 tahun.

Sebelum meninggal, Harun ar-Rasyid telah menyiapkan dua

anaknya yang diangkat menjadi putra mahkota untuk menjadi khalifah,

yaitu al-Amin dan al-Ma‟mun. Al-Amin diberi hadiah berupa wilayah

bagian barat, sedangkan al-Ma‟mun diberi hadiah berupa wilayah

bagian timur (Al-azizi, 2014:188).

c. Khalifah Abdullah al-Makmun (786-833 M)

Al-Makmun dilahirkan pada tanggal 15 Rabi‟ul Awal 170

H/786 M, bertepatan dengan hari wafat kakeknya, Musa al-Hadi dan

naik tahta ayahnya, Harun ar-Rasyid. Ibunya adalah mantan budak yang

bernama murajil, dan meninggal saat masih dalam keadaan nifas setelah

melahirkan al-Ma‟mun. Al-Ma‟mun termasuk anak yang genius, sejak

kecil telah belajar banyak ilmu. Sebelum usia 5 tahun, ia dididik agama

dan membaca Al-Qur‟an oleh dua orang ahli yang terkenal pada masa

itu, yaitu Kasai Nahvi dan Yazidi.

33
Dalam waktu yang sangat singkat, Al-Ma‟mun telah

menguasaai berbagai ilmu seperti kesusastraan, tata negara, hukum,

hadits, filsafat, astronomi, dan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Ia

juga hafal Al-Qur‟an dan ahli juga menafsirkannya.

Al-Ma‟mun menjadi khalifah setelah terjadi pertempuran

dengan saudara, al-Amin, yang mengingkari wasiat dari ayahnya. Al-

Amin membatalkan al-Ma‟mun menjadi khalifah dan mengangkat

putranya, Musa bin Muhammad sebagai penggatinya. Akhirnya, setelah

peristiwa tersebut, terjadilah perselisihan antara dua orang bersaudara

tersebut. Dan terjadilah peperangan antara kelompok al-Amin dengan

kelompok al-Ma‟mun pada tahun 198 H/813 M. Setelah khalifah al-

Amin terbunuh dalam pertempuran, diangkatlah al-Ma‟mun menjadi

khalifah. Ia menjabat khalifah yang ketujuh Dinasti Abbasiyah dan

menjabat selama 20 tahun (Al-azizi, 2014:191).

Sebagaimana ayahnya, Al-Ma‟mun adalah khalifah Dinasti

Abbasiyah yang besar dan menonjol. Ia memiliki sifat-sifat yang agung,

diantaranya memiliki tekad yang kuat, penuh kesabaran, menguasai

berbagai ilmu, penuh ide, cerdik, berwibawa, berani, dan toleran. Pada

masa kekhalifahannya, Dinasti Abbasiyah mengalami masa

kegemilangan. Berikut beberapa pencapaian kejayaan dan

kegemilangan peradaban Islam.

1) Bidang Pertanian dan Perdagangan

34
Dengan keamanan terjamin kegiatan pertanian berkembang

secara luas dan pesat. Produksi buah-buahan dan bung-bungaan dari

Parsi makin meningkat dan terjamin mutunya. Anggur dari wilayah

Shiraz, Yed, dan Isfahan telah menjadi komoditi penting dalam

perdagangan di seluruh Asia. Tempat-tempat pemberhentian kafilah

dagang menjadi ramai dan meluas ke berbagai penjuru dunia.

Contohnya lalu lintas dagang dari teluk Parsi menuju Tiongkok

berkembang melalui dataran tinggi Pamir yang dikenal dengan

“Jalan Sutera” dan “Jalur Laut”.

2) Bidang Pendidikan

Al-Makmun mendorong dan menyediakan dana yang besar

untuk melakukan gerakan penterjemahan karya-karya kuno, terutama

karya Yunani dan Syria ke dalam bahasa Arab, seperti ilmu

kedokteran, astronomi, matematika, filsafat, dan lain-lain. Para

penerjemah yang termasyhur antara lain: Yahya bin Abi Mansur,

Qusta bin Luqa, Sabian bin Sabit bin Qura, Hunain bin Ishaq yang

digelari Abu Zaid al-Ibadi.

Al-Makmun mengembangkan perpustakaan Bait al-Hikmah

yang didirikan ayahnya menjadi pusat ilmu pengetahuan. Lembaga

ini kemudian berhasil melahirkan sederet ilmuwan muslim yang

melegenda. Selanjutnya dibangun Majlis Munazarah, sebagai pusat

kajian keagamaan. Pada masanya muncul ahli hadits termasyhur

35
seperti Imam Bukhori, juga sejarawan terkenal seperti Al-Waqidi

(Kementerian Agama, 2015:20-21).

E. Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Teams Games Tournament

F. Alat Pembelajaran

Media : Rangkuman materi

Alat : Whiteboart dan Spidol

G. Sumber Belajar

1. Kementerian Agama. 2015. Buku Siswa Sejarah Kebudayaan Islam

Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Jakarta.

2. Al-azizi, Abdul Syukur. 2014. Kitab Sejarah Peradaban Islam Terlengkap

Menelusuri Jejak-jejak Sejarah Peradaban Islam di Barat dan Timur.

Jogyakarta: Saufa.

3. Suntiah, Ratu dan Maslani. 2017. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: PT

REMAJA ROSDAKARYA.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

36
Tahap

pendahuluan Deskripsi waktu Alokasi Waktu

a. Guru membuka proses pembelajaran

dengan memberi salam dan berdoa.

b. Guru mengecek kesiapan kelas

(absensi, tempat duduk, kerapian dan

perlengkapan lainnya)

c. Menyiapkan fisik dan psikis peserta

didik dalam mengawali kegiatan

pembelajaran.

Kegiatan d. Guru melakukan appersepsi 10 menit

Pendahuluan e. Guru mengingatkan kembali materi

sebelumnya.

f. Memberikan gambaran tentang

manfaat mempelajari pelajaran yang

akan dipelajari.

g. Menyampaikan tujuan pembelajaran

pada pertemuan yang berlangsung.

a. Guru memaparkan kegiatan

pembelajaran yang akan

berlangsung.

b. Guru meminta peserta didik untuk

37
duduk sesuai kelompoknya seperti

yang sudah dibagi pada pertemuan

sebelumnya, kemudian menjelaskan

metode teams games tournament

yang akan dilaksanakan dalam

pembelajaran.

Kegiatan Inti c. Guru menjelaskan dan membagikan 50 enit

rangkuman materi kepada setiap

kelompok yang selanjutnya

didiskusikan dalam kelompok.

d. Guru mempersilahkan setiap wakil

dari kelompok untuk maju kedepan

dan berkompetisi dengan wakil

kelompok lainnya.

e. Peserta didik yang belum mendapat

giliran maju, menunggu di

kelompoknya masing-masing serta

mengamati kompetisi yang sedang

berlangsung.

f. Peserta didik saling bergantian maju

untuk berkompetisi sampai batas

waktu yang telah ditentukan.

g. Guru bersama peserta didik

38
mengoreksi hasil kompetisi dengan

memberikan penegasan terhadap

hasil permbelajaran.

h. Guru memberikan hadiah atau

penghargaan kepada pemenang

kompetisi dan kepada masing-

masing kelompok.

i. Memberikan soal evaluasi.

a. Melaksanakan penilaian dan refleksi

sebagai bahan masukan untuk

perbaikan langkah selanjutnya.

b. Merencanakan kegiatan tindak lanjut

dengan memberikan tugas baik

secara individu maupun kelompok.

Kegiatan c. Guru memberikan tugas rumah dan 10 menit

Penutup menyampaikan rencana

pembelajaran pada pertemuan

berikutnya.

d. Guru menutup proses pembelajaran

dengan berdoa dan salam.

39
I. Penilaian

Jenis Tes: Tertulis

1. Sebutkan dua kebijakan Khalifah Abu Ja‟far al-Mansur pada masa

pemerintahannya!

2. Mengapa kota Baghdad sangat terkenal dimasa Dinasti Abbasiyah?

3. Sebutkan dua kebijakan Khalifah Abu Ja‟far al-Mansur untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan?

4. Deskripsikan bagaimana kepribadian Khalifah Harun ar-Rasyid pada masa

pemerintahannya!

5. Sebutkan dua perkembangan dibidang pertanian dan perdagangan pada

masa Khalifah al-Makmun!

Jawaban

1. Kebijakan Khalifah Abu Ja‟far al-Mansur

a. Membenahi administrasi pemerintahan dan politik

b. Menjadikan wazir sebagai koordinator kementerian

c. Peningkatan jawatan pos, untuk menghimpun seluruh informasi dan

menjadi pusat informasi khalifah untuk mengontrol para Gubernurnya.

d. Menaklukkan daerah-daerah yang melepaskan diri, dan menertibkan

keamanan di daerah perbatasan.

e. Membangun hubungan diplomatik dengan wilayah-wilayah di luar

Jazirah Arab.

40
2. Kota Baghdad sangat terkenal karena kota ini menjadi pusat peradaban dan

kebangkitan ilmu pengetahuan Islam.

3. Upaya dalam bidang ilmu pengetahuan

a. Penyalinan literatur Iran dan Irak, Grik serta Siryani yang dilakukan

secara besar-besaran.

b. Menghidupkan kembali perguruan tinggi di Jundisapur

c. Mendirikan perguruan tinggi yang diberi nama Baitul Hikmah

d. Mendorong pembukuan ilmu agama, seperti fiqh, tafsir, tauhid, hadits,

dan ilmu lain seperti bahasa dan sastra.

4. Kepribadian Khalifah Harun ar-Rasyid

Kepribadian Khalifah Harun ar-Rasyid sangat mulia. Sikapnya tegas

mampu mengendalikan diri, tidak emosional, berperasaan sangat halus,

toleran, pemurah, dermawan, humoris dan sering turun ke jalan di kota

Baghdad pada malam hari untuk melihat kehidupan sosial yang sebenarnya.

5. Perkembangan bidang pertanian dan perdagangan pada masa Khalifah al-

Makmun

a. Kegiatan pertanian berkembang secara luas dan pesat.

b. Produksi buah dan bunga dari Parsi makin meningkat dan terjamin

mutunya.

c. Anggur dari Shiraz, Yed, dan Isfahan menjadi komoditi penting dalam

perdagangan di seluruh Asia.

d. Lalu lintas perdagangan Jalur sutra dan jalur laut semakin ramai

41
Karanggede, 06 Agustus 2019

Guru Pengampu SKI Peneliti

Sri Hartuti, S. Ag Muhamad Nurseha


NIP. 197212032007102003 NIM 23010150145

42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhamad Nurseha

NIM :23010150145

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

TTL : Boyolali, 03 Desember 1998

Jenis Kelamin : Laki-laki

Alamat : Giri Rejo RT 05/RW 01, Klumpit, Karanggede, Boyolali

Alamat E-mail : muhamadnurseha76@yahoo.com

Riwayat Pendidikan : 1. TK Klumpit (2002-2003)

2. MI Klumpit (2003-2009)

3. MTs N 12 Boyolali (2009-2012)

4. MA N 4 Boyolali

52

Anda mungkin juga menyukai