Anda di halaman 1dari 62

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBIMBING ANAK

PADA PEMBELAJARAN DARING DI DESA NGRAPAH


KECAMATAN BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Mendapat Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh

TRI HANDAYANI

23040160162

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020

i
ii
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBIMBING ANAK
PADA PEMBELAJARAN DARING DI DESA NGRAPAH
KECAMATAN BANYUBIRU TAHUN PELAJARAN 2019/2020

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Syarat untuk Mendapat Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh

TRI HANDAYANI

23040160162

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2020

iii
iv
v
vi
MOTTO

”Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya”

-QS. Al Baqarah 286-

vii
PERSEMBAHAN

Puji syukur selalu dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sebagai penulis dapat mempersembahkan
skripsi kepada:

1. Kedua orang tuaku Bapak Kusman dan Ibu Muntiyah yang senantiasa
mendo’akan memberi kasih sayang yang luar biasa dan selalu memberi
dukungan kepada putri-putrinya dalam meraih cita-cita.
2. Kedua orang tua angkatku Bapak Rinto Witoyo dan Ibu Kamsinah yang selalu
memberi do’a dan dukungan kepadaku dalam meraih mimpiku.
3. Suamiku Mas Herry Heriyanto yang selalu membimbingku dalam kesuksesan
masa depanku.
4. Kedua kakakku Mbak Sri Wiji dan Winarsih yang selalu mendoakan
kelancaran dalam meraih cita-citaku.
5. Sahabatku Nanora Tunisiwa yang selalu ada untukku.
6. Teman-teman PPL MI Perwanida.
7. Teman KKN posko 118 Wates.
8. Agus dan Zuli teman IAIN Salatiga
9. Semua pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Pembaca yang selalu dirahmati Allah SWT.

viii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim…

Alhamdulillah, Puji syukur senantiasa penulis haturkan atas berkat rahmat


Allah SWT yang telah memberikah taufik dan hidayahnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam tak lupa kita
haturkan kepada junjungan kita semua Nabi Agung Muhammad SAW yang kita
nantikan di Yaumul Akhir.Amin.

Skripsi ini disusun guna memenuhi syarat meraih gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd) di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
dengan judul “Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak Pada
Pembelajaran Daring Di Desa Ngrapah Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”

Penyusun skripsi ini tak luput dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
penulis ingin menghaturkan banyak ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin.M.Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam


Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur. M.Ag. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu. Dr. Peni Susapti, M.Si., selaku ketua program studi Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
4. Ibu Nur Hasanah, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik
5. Bapak Drs. H. Sumarno Widjadipa.M.Pd. selaku dosen pembimbing
skripsi.
6. Dan semua pihak yang telah membantu skripsi ini.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada


kita semua. Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu penulis juga dengan suka cita atas kritik dan seran yang
membangun demi kesempurnaan skripi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini

ix
memberi manfaat bagi pembaca dan dapat digunakan sebagai referensi dalam
peran sebagai orang tua membimbing anak belajar secara daring.

Salatiga, 10 Oktober 2020


Penulis

Tri Handayani
23040160162

x
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................................. i
LEMBAR BERLOGO ...................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN ................................................. vi
MOTTO .......................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................... xv
ABSTRAK ..................................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 6
E. Indikator Keberhasilan .......................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 9
A. Landasan Teori ...................................................................................................... 9
B. Kajian Putaka ...................................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................. 18
A. Metode Penelitian................................................................................................ 18
B. Lokasi dan Waktu ............................................................................................... 18
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 18
D. Proses Pengumpulan Data ................................................................................... 19
E. Analisis Data ....................................................................................................... 20
F. Pengecekan Keabsahan Data............................................................................... 20

xi
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA ............................................................... 22

A. Pemaparan Data .................................................................................................... 22


B. Analisis Data......................................................................................................... 32
BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 35
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 35
B. Saran ..................................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 38

LAMPIRAN-LAMPIRAN.............................................................................................. 41

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Hasil Quisioner


Lampiran 2: Surat Tugas Pembimbing
Lampiran 3: Lembar Konsultasi
Lampiran 4: Daftar nilai Satuan Kredit Kegiatan
Lampiran 5: Dokumtenasi
Lampiran 6: Riwayat Penulis

xiii
ABSTRAK

Handayani, Tri. 2020. Peran Orang Tua Dalam Membimbing Anak Pada
Pembelajaran Daring Tahun 2019/2020. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Drs.H.Sumarno
Widjadipa,M.Pd.
Kata Kunci: Peran orangtua, daring, dampak daring
Penelitian ini membahas tentang peran orang tua dalam membimbing anak
pada pembelajaran daring di Desa Ngrapah Kecamatan Banyubiru tahun
pelajaran 2019/2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara langsung
peran orang tua dalam membimbing dan mebantu anak dalam belajar daring.
Jenis penelitian ini adalah kualiatif. Penelitian ini menggunakan
pendekatan lapangan (Field research) dengan metode kualitatif. Teknik dalam
pengumpulan data adalah wawancara dan dokumentasi. Subjek penilitian ini
adalah orang tua dan murid. Untuk mendapatkan hasil dilakukan melalui
pemberian lembaran quisioner yang dibagikan ke 15 orangtua siswa kelas 3
untuk mendapatkan infomasi dari orang tua.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran orang tua dalam
membimbing pembelajaran daring berpengaruh bagi anak. Dengan adanya
kendala yang dihadapi orang tua tidak membuat orangtua putus asa dalam
mendampingi anak belajar, orangtua akan mencari solusi dari masalah yang
dihadapinya dengan baik. Dengan adanya corona pembelajaran dapat berjalan
dengan baik dengan berpartisipainya orangtua dalam membimbing anaknya
belajar daring yang dilakukan dirumah.

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Dunia sedang dilanda virus yang berasal dari kota Wuhan (Cina), virus
mematikan menyebar hampir ke seluruh negara di dunia, tercatat yang paling
banyak korban meninggal dan juga terinfeksi virus yang dikenal dengan nama
corona ini adalah negara Italia, Spanyol, Iran, Amerika dan lain-lain.
Cepatnya dalam penularan dan sulit terditeksinya penularan ini sehingga
dengan cepat menyerang manusia, akibatnya korbanpun berjatuhan dalam
kurun waktu dua minggu sejak terjadinya pertama kali tanggal 31 Desember
2019. https://disdik.purwakartakab.go.id, di akses 28 oktober 2020.
Virus corona sulit untuk ditangani sehingga pemerintah harus membentuk
sebuah kebijakan yang dapat berpengaruh besar bagi kehidupan bangsa dan
negara (Cahyadi, 2010:1). Pemerintah memberlakukan pembatasan interaksi
sosial yang berpengaruh besar terhadap laju perekonomian hingga hal ini
menyebabkan banyak pekerja dirumahkan oleh perusahaan sehingga terjadi
pengangguran dan dengan kodisi ini negara tidak mungkin memenuhi semua
kebutuhan masyarakat yang banyak seperti Indonesia. Virus corona selain
berdampak terhadap enonomi juga berdampak di bidang pendidikan. Siswa
dan guru yang biasanya belajar dengan tatap muka saat ini diharuskan belajar
dari rumah demi menghentikan penyebaran virus corona ini. Sistem belajar
mengajar tatap muka atau luring(luar jaringan) menjadi daring (dalam
jaringan) yang membutuhkan kesiapan semua unsur dimulai dari pemerintah,
sekolah, guru siswa dan orang tua.
Definisi pendidikan menurut UU No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyatakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa

1
dan negara. Para ahli menjelaskan bahwa dalam pengertian yang sederhana
dan umum makna pendidikan sebagai “ usaha manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani
sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan”.
Usaha-usaha yang dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma
tersebut serta mewariskan kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan
dalam hidup dan kehidupan yang terjadi dalam suatu proses pendidikan
sebagai usaha manusia untuk melestarikan hidupnya.(Ihsan, 2005:1)
Leembaga pendidikan pertama yaitu keluarga yang merupakan
pengalaman pertama bagi anak-anak, pendidikan di lingkungan keluarga dapat
menjamin kehidupan emosional anak untuk tumbuh dan berkembang di
lingkungan keluarga akan tumbuh sikap tolong menolong, tenggang rasa
sehingga tumbuhlah kehidupan keluarga yang damai dan sejahtera, keluarga
berperan dalam meletakkan dasar pendidikan agama dan sosial.
Pemerintah menerapkan era baru atau new normal aturan kebijakan dan
aturan protokol kesehatan corona virus 19 tetap diterapkan termasuk di sektor
pendidikan. Lembaga pendidikan wajib mentaati segala peraturan kebijakan
pemerintah dan menerapkan protokol kesehatan corona virus 19, jika
pemerintah akan membuka kembali aktivitas pendidikan dimasa new normal.
Corona virus dalam empat bulan ini masih belum berakhir, maka perlu
persiapan yang matang, ternyata dengan persiapan pendidikan yang dibuka
pertengahan bulan menuai polemic di beberapa pihak khususnya orang tua
siswa (Deddy : 2020 : 2).
Nadiem selaku menteri pendidikan dan kebudayaan mengatakan, bahwa
pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh
guru secara interaktif melalui video conference. Ia juga menyarankan agar ada
interaksi antara guru dengan murid ketika tidak ada hambatan di akses di
internet. Sistem pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran tanpa
tatap muka secara langsung antara guru dan siswa tetapi dilakukan melalui
online yang menggunakan jaringan internet. www.jawapos.com di akses 25
oktober 2020.

2
Pembelajaran daring adalah sistem belajar yang terbuka dan tersebar
dengan menggunakan perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan) yang
dimungkinkan melalui internet dan teknologi berbasis jaringan untuk
memfasilitasi pembentukan proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan
interaksi yang berarti.(Dabbagh & Ritland, 2015:15)
Guru harus memperhatikan dan memastikan kegiatan belajar mengajar
tetap berjalan mekipun siswa berada dirumah. Seorang guru dituntut dapat
mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media
daring. Guru atau tenaga pengajar menilai cara ini kurang efektif karena lebih
berfokus pada penugasan saja, terlebih lagi tidak semua siswa memiliki
teknologi yang mendukung untuk metode pembelajaran ini. Pemerintah
mengambil kebijakan pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran jarak
jauh dengan media daring baik menggunakan ponsel, perangkat komputer
atau laptop.
Nadim selaku menteri pendidikan dan kebudayaan menjelaskan, usia anak
merupakan salah satu persyaratan dalam PPDB berdasarkan Permendikbud
nomer17 tahun 2017 maupun Permendikbud nomer 44 tahun 2019 juga
disebutkan, persyaratan calon peserta didik baru kelas satu berusia 7 hingga 12
tahun atau paling rendah 6 tahun pada 1 juli tahun berjalan. Jadi, murid
sekolah dasar kelas 1 sampai kelas 6 rata-rata berusia 7 hingga 12 tahun. kabar
24.bisnis.com, di akses pada 9 november 2020.
Menurut dokter psikologi ( dr. Damar Upahita) mengatakan, anak pada
umur 9 tahun perkembangan emosi dan sosialnya tentu lebih kompleks. Hal
ini menjadi hal yang amat penting bagi mereka untuk itu dibutuhkan
dukungan dalam perkembangan anak yang dalam usia 9 tahun tersebut. Orang
tua yang bertugas sebagai pengganti guru di rumadh memiliki peran yang
sangat penting untuk mengawasi anak dalam belajar dan yang paling utama
awasi anak dalam penggunaan gadget. hallosehat.com, diakses pada 9
november 2020.
Orang tua harus ingat 3 hak anak menurut Ulama besar kelahiran
Khurasan, Imam Abu Laits As-Samarqandi dalam kitab Tanbihul Ghafilin

3
meriwayatkan dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Hak anak yang harus dilaksanakan oleh orang tua ada tiga yaitu:
Memilihkan nama yang baik ketika lahir, Mengajarinya kitabullah (Memberi
pendidikan agama), menikahkan apabila telah dewasa (agar tidak tergelincir
kepada zina). kalam.sindonews.com, diakses pada tanggal 9 november 2020.
Orang tua tidak hanya sebagai pemenuh segala kebutuhan material anak
namun juga harus memberikan kebutuhan spiritual dan mental bagi anak.
Orang tua yang mendampingi dengan baik dan pendidikan dari sekolah akan
berdampak pada kehidupan sosial anak. Kemampuan akademis yang
mencakup seluruh aspek karakter bahkan jiwa dan raga tidak hanya semata-
mata tanggung jawab guru tetapi ini jelas sekali menjadi kunci keberhasilan
siswa menjadi SDM yang unggul. Allah berfirman pada surah Al-Baqarah (2)
ayat 151:

“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) kami telah


mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami
kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamy Al kitab dan
Al Hikmah serta mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui”. (Qs.
Al-Baqarah : 151)

Setelah beberapa paparan yang telah tersampaikan tentunya tidak kalah


penting bahwa dalam menghilangkan kejenuhan anak selama belajar dirumah,
orang tua harus memberikan motivasi bahkan membuat kegiatan yang
menyebabkan anak nyaman tinggal di rumah. Tentunya itu harus sesuai hal
yang dilakukan dirumah sehari-hari seperti membantu orang tua memasak
dengan diajari setiap prosesnya atau mungkin membuat makan ringan dengan
kreatif anak namun tentunya dalam pengawasan orang tua.

4
Orang tua dalam metode pambelajaran dapat mengajari anak menyanyi,
menari bisa juga membaca puisi. Guru juga bisa diberikan laporan dalam
bentuk foto atau video tentang metode-metode yang dilakukan orang tua
dalam membimbing anak di rumah. Anak juga tidak bosan dan senang dalam
belajar begitupun juga dengan orang tua dan guru.

5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran orang tua terhadap anak dalam pembelajaran daring?
2. Bagaimana dampak pembelajaran daring?
3. Bagaimana hasil belajar dengan adanya pembelajaran daring?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran orang tua terhadap
anak dalam pembelajaran daring sebagai berikut:
1. Mengetahui peran orang tua terhadap anak dalam pembelajaran daring
2. Mengetahuii dampak pembelajaran daring
3. Mengetahui hasil belajar dengan adanya pembelajaran daring
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini di harapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Menjadikan inovasi terbaru dalam pembelajaran yang menjadi sebuah nilai
tambah pengetahuan baru dalam bidang pendidikan.
2. Manfaat praktis
a. Untuk menambah ilmu baru bagi penulis dengan mengetahui
kreatifnya orang tua dalam berperan membantu anak dalam belajar
secara daring
b. Bagi guru, dapat sebagai ilmu baru dan lebih semangat lagi dalam
pembelajaran yang kreatif
c. Bagi sekolah, di harapkan ini menjadi nilai tambah dalam kondisi sulit
di masa pandemic corona ini sekolah tetap dapat menerapkan
pembelajaran walaupun dengan sistem daring
d. Bagi orang tua, dengan pembelajaran daring ini mampu melatih anak
mengenal kondisi rumah dan menghabiskan waktu bersama keluarga
e. Bagi anak, dengan pembelajaran ini anak jadi suka dengan
pembelajaran karena dirasa lebih menyenangkan

6
E. Indikator Keberhasilan
Dalam kegiatan pembelajaran dikatakan berhasil apabila indikator yang
diharapkan tercapai. Indikator keberhasilan dari penelitian kualitatif ini yaitu:
1. Orang tua dapat membimbing anak dalam pembelajaran daring
2. Anak dapat mengikuti pembelajaran dengan baik
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian
awal, bagian isi dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar
berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan
kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan,
halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar
lampiran.
Bagian inti dari penelitian ini, peneliti menyusun kedalam lima bab dengan
rincian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan terdiri dari: latar belakang, fokus penelitian,


tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai peran orang tua terhadap
anak dalam pembelajaran daring, kendala orang tua dalam mendampingi anak dan
lain sebagainnya.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini terdiri dari jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data dan pengecekan keabsahan
data.

7
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai: Peran orang tua
terhadap anak dalam pembelajaran daring.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran

8
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pembelajaran daring
Melihat dari kamus KBBI Kemendikbud (Nadim) menjelaskan,
daring adalah akronim dari dalam jaringan. Artinya terhubung melalui
jaringan komputer, internet dan sebagainya. Jadi kegiatan belajar mengajar
guru, dosen, siswa dan mahasiwa kini dilakukan secara belajar daring
termasuk pada saat pemberian tugas, https://m.merdeka.com diakses pada
tanggal 9 November 2020.
Pembelajaran daring adalah metode belajar yang menggunakan
model interaktif berbasis internet dan learning Manajemen System (LSM).
Seperti menggunakan Zoom, Google Meet dan lainnya. Pembelajaran
daring memiliki tantangannya sendiri. Siswa atau mahasiswa bukan hanya
membutuhkan suasana mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi
internet yang memadai. https://brainly.co.id diakses pada 9 November
2020.
Menurut Risna Halidi ada sembilan manfaat belajar secara daring
ditengah situasi pandemi seperti sekarang yaitu:
1. Kapasitas belajar yang lebih banyak
Siswa dapat terkendali pembelajarannya dengan adanya belajar
secara daring dapat bekerja dengan kecepatan siswa itu sendiri. Siswa
umumnya bekerja lebih cepat dan memproses informasi dengan
kapasitas yang lebih besar. Belajar daring inilah yang dianggap lebih
baik dilakukan dalam periode belajar yang lebih pendek daripada
ketika dikelas agar siswa tidak kelelahan.
2. Membantu menjaga perilaku disiplin
Belajar secara daring menurut Kristina juga memberikan
kesempatan bagi para siswa untuk menjaga perilaku baik melalui
interaksi sosial dengan guru maupun teman-temannya. Selain itu,

9
sistem ini juga dapat menjaga sikap bertanggungjawab ketika diminta
mengerjakan tugas-tugas dari guru. Belajar daring diharapkan dapat
menghindari sikap siswa yang malas dan acuh selama pandemi
berlangsung.
3. Menjaga otak tetap berkembang
Bersekolah secara daring akan melatih otak pada siswa secara
optimal dan terarah setiap hari serta tetap produktif menciptakan akar-
akar di sel otak sehingga intelejensi setiap anak tetap berkembang
sesuai dengan umurnya.
4. Menjaga rutinitas siswa tetap terjaga
Siswa memiliki jadwal atau rutinitas mereka setiap hari seperti
waktu belajar, bermain, tidur, makan, memakai seragam dan
sebagainya. Belajar daring hadir untuk membantu siswa menjaga
rutinitas tersebut tetap berjalan dengan semestinya.
5. Melatih kemampuan motorik dan koordinasi
Belajar daring juga bisa meningkatkan kemampuan motorik halus
dan kasar pada siswa melalui aktivitas menulis dan permainan seperti
menuang air dan menyusun stik eskrim. Selain itu, siswa juga melatih
koordinasi mata seperti membaca dan melihat instruksi guru untuk
ditiru.
6. Siswa akan tetap bahagia
Siswa yang tetap mengikuti sekolah secara daring akan lebih
bahagia daripada siswa berhenti bersekolah selama pandemi.
7. Mendeteksi gangguan tumbuh kembang pada siswa
Gangguan tumbuh kembang itu seperti belum dapat mengenali
warna, susah memegang gunting, terlambat bicara, belum dapat
melompat dan lain sebagainya. Gangguan tumbuh kembang tersebut
justru lebih cepat terdeteksi melalui sekolah daring. Orangua
diperlukan kewaspadaannya dengan gangguan-gangguan ini karena
bisa mempengaruhi perkembangan siswa dimasa depan dan akan
sangat sulit untuk mengoreksinya jika terlambat mengetahui.

10
8. Mengenali potensi
Orangtua akan lebih mudah mengenali potensi siswa jika siswa
mengikuti sekolah dan dapat mengarahkannya dengan tepat waktu.
Potensi-potensi yang dapat dilihat seperti linguistic, musical, logical,
body kinestik, moral, interpersonal dan visual spasial.
9. Menjaga kebersamaan orangtua dan siswa
Orangtua sebagian menganggap kebersamaan bersama siswa
ditengah pandemi bisa sangat melalahkan, namun dalam kacamata
siswa justru saat seperti itu merupakan saat terindah yang tidak dapat
dilupakan ketika besar nanti.www.suara.com diakses pada 9 November
2020.
Pembelajaran daring adalah bentuk pembelajaran jarak jauh yang
memanfaatkan teknologi telekomunikasi dan informasi, misalnya internet,
CD-ROOM (Molinda, 2015:2). Pembelajaran secara daring telah dianggap
sebagai salah satu solusi kegiatan belajar mengajar tetap berjalan di dalam
kondisi pandemi corona. Walaupun hal ini telah disepakati, namun tetap
saja menuai kontroversi. Pembelajaran daring ini hanya efektif bagi
penugasan saja. Siswa dianggap dan dirasa kesulitan dalam memahami
materi ketika menggunakan cara daring. Kemajuan teknologi bermanfaat
besar bagi anak sekolah dasar tentunya begitu juga dengan ekonomi, tentu
saja setiap siswa beraneka macam. Fasilitas yang menunjang jarak jauh
juga mungkin setiap anak berbeda. Yang menonjol kemungkinan dari hal
itu sudah koneksinya lemah dan kuota internet yang mungkin bagi mereka
di rasa mahal, itu semua menjadi hambatan yang besar dan nyata bagi
terlaksananya pembelajaran daring tersebut.
Lembaga pendidikan sudah tentunya memiliki kebijakan masing-
masing yang terbaik bagi sekolah, guru serta siswa. Dengan kondisi yang
seperti ini guru tentunya merombak jadwal mata pelajaran yang akan
diberikan untuk siswa. Dalam sehari guru memberikan tiga jenis mata
pelajaran masih juga ditambah dengan lembar kegiatan yang harus siswa
kerjakan tiap harinya. Misalkan Pelajaran Bahasa Indonesia, Seni Budaya

11
dan juga Ilmu Pengetahuan Alam yang di gabungkan dan saling berkaitan.
Sesuai kurikulum saat ini.
2. Peran orangtua
a. Pengertian Peranan & orangtua
1) Pengertian peranan
Peranan artinya pelaku, pemain atau sesuatu yang
merupakan bagian dari pemegang kendali untuk melaksanakan
sesuatu atau orang yang memegang pimpinan.(Anwar, 2002 : 48)
2) Pengertian orangtua
Orangtua dalam kamus besar bahasa Indonesia disebut
orang yang sudah berumur, orang yang usianya sudah banyak,
ayah dan ibu. Menurut (Abdullah, 2014 : 86), orangtua merupakan
pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Dikatakan
pendidik pertama karena ditempat inilah anak mendapatkan
pendidikan untuk pertama kalinya sebelum ia menerima
pendidikan yang lainnya. Dikatakan utama karena pendidikan dari
tempat ini mempunyai pengaruh yang dalam bagi kehidupan anak
kelak dikemudian hari.
Orang tua adalah pendidik dalam keluarga dikarenakan
orangtua dan dalam suatu keluarga memiliki kedudukan yang
berbeda dalam pandangan orangtua, anak adalah buah hati dan
rumpunan dimasa depan yang harus dipelihara dan dididik.
Memeliharanya dari segala marabahaya dan mendidiknya agar
menjadi cerdas.(Djamarah, 2004 : 27)
Menurut Hery Noer Aly dalam bukunya (Rusmaini, 2011 :
98) ilmu pendidikan. Dikemukakan bahwa orang tua adalah orang
dewasa pertama yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab
secara alami anak pada masa-masa awal kehidupannya berada di
tengh-tengah ibunya.

12
b. Peran Orangtua dalam Pendidikan
Pemimpin dalam setiap keluarga, orangtua harus mendahulukan
pendidikan dalam keluarganya agar tidak terjerumus kepada hal-hal
yang tidak baik. Sebab seorang anak dilahirkan dalam keluarga dalam
keadaan tidak mengetahui apa-apa, sehingga menjadi kewajiban
orangtua dan keluarga membekali anak dengan sejumlah pengalaman
dan pengetahuan untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.sebagai warga negara serta menjalankan kewajibannya
sebagai umat beragama (Kodwara, 2013 : 95). Peran orangtua sangat
menentukan keberhasilan pendidikan anak-anaknya, diantaranya
orangtua berperan sebagai:
1) Pendidik (edukator)
Pendidik dalam Islam yang pertama dan utama adalah
orangtua yang bertanggung jawab terhadap anak didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik
potensi afektif, potensi kognitif dan psikomotor.
2) Pendorong (motivator)
Motivator adalah daya penggerak atau pendorong anak
untuk melakukan sesuatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam
diri (intrinsic) yaitu dorongan yang datang dari sanubari, umumnya
karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Dan motivasi yang
berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar
diri (lingkungan), misalnya dari orangtua, guru, teman-teman dan
anggota masyarakat.(Dalyono, 2005: 57)
Orangtua disinilah berperan menumbuhkan motivasi atau
rangsangan dari luar yang kemudian mampu secara alamiah
menumbuhkan motivasi dari dalam diri anak tersebut.
3) Fasilitator
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan
pokoknya, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang
belajar, meja, kursi, penarangan, alat tulis menulis, buku dan lain-

13
lain. Jadi orangtua berkewajiban memenuhi fasilitas belajar agar
proses belajar berjalan dengan lancar.(Slameto, 2010 : 63)
4) Pembimbing
Orangtua tidak hanya berkewajiban memberikan fasilitas
dan biaya sekolah saja. Tetapi orangtua juga dibutuhkan dalam
membimbing anak-anaknya.
Sekolah merupakan kegaiatan yang berat dalam proses
belajar banyak dijumpai kesulitan, kadang-kadang anak-anak lebih
semangat. Orangtua wajib memberikan pengertian dan
mendorongnya membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami
anak di sekolah (Oemar , 2001 : 27-29). Oleh sebab itu orang tua
harus mempunyai waktu dalam mendampingi anak-anaknya. Pada
saat itulah anak diberi pengarahan agar lebih giat belajar.
c. Pengertian Pendampingan Orangtua
Peran orang tua dalam memberikan pendidikan yang terbaik bagi
anak-anaknya memang tidak perlu diragukan lagi. Banyak peran orang
tau dalam mendukung pendidikan anak-anaknya, salah satunya adalah
melakukan pendampingan terhadap anak dalam belajar
dirumah,(Emmy, 2008 : 37) Pendampingan yang dapat dilakukan
orangtua terhadap anak, misalnya dengan cara menyiapkan hari
pertama di sekolah, mendampingi anak belajar, menjaga kesehatan
anak, memberi perhatian, membantu anak ketika mengalami kesulitan
belajar dan lain-lain.
Anak diperlukan pendampingan didalam keluarga sebagai salah
satu upaya bantuan yang dilakukan pihak keluarga khususnya orangtua
dengan mendampingi anak dalam memenuhi kebutuhan dan pemecah
masalah anak dalam rangka mendukung optimalisasi perkembangan
anak (Saputri, 2017 : 10). Pendampingan orangtua dalam proses
belajar anak adalah upaya orangtua untuk menemani, memberikan
bantuan dalam mengawasi masalah anak dalam belajar, memberikan

14
doronga, motivasi,dukungan, pengawasan dan memberikan fasilitas
kepada anak agar semangat dalam belajar.(Prasetyo, 2018 : 9)
d. Peran orang tua dalam memotivasi belajar siswa
Orangtua mempunyai andil yang sangat besar dalam memotivasi
anak. Anak yang memiliki motivasi maka akan semangat dan rajin
dalam belajar sehingga memperoleh hasil belajar yang memuaskan.
Menurut (Rizkiyah, 2015 : 5) “ peran orangtua dalam memotivasi
belajar anak, dan memberikan motivasi dalam mengerjakan tugas
sekolah”. Menurut (Rumbewas, 2018:204) menyatakan bahwa “peran
orang tua dalam memotivasi belajar siswa yaitu mengontrol waktu
belajar, memantau perkembangan kemampuan akademik anak,
memantau perkembangan kepribadian anak mencakup sikap moral dan
tingkah laku anak dan memantau efektifitas jam belajar disekolah”.
Menurut (Rumbewas, 2018;205) menyatakan bahwa “cara untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu menciptakan iklim rumah
yang mendukung anak untuk belajar, menyediakan waktu yang cukup
untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak dan memberikan
penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak”.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa peran
orangtua dalam memotivasi belajar anak yaitu memberikan motivasi,
mengontrol waktu belajar anak, menciptakan iklim rumah yang
mendukung anak untuk belajar, menyediakan waktu untuk terlibat
dalam kegiatan belajar anak, memantau perkembangan kemampuan
akademik anak, memantau perkembangan kepribadian anak,
memantau efektifitas jam belajar disekolah dan memberikan
penghargaan. Peran orangtua itu sangat penting dalam motivasi belajar
anak. Tinggi atau rendahnya motivasi belajar anak dipengaruhi oleh
peran orangtua. Motivasi belajar yang rendah akan mempengaruhi
proses pembellajaran dan hasil belajar anak.

15
3. Landasan Pembelajaran Daring
Covid-19 atau sering disebut Virus Corona ditemukan di Tiongkok
pada Desember 2019, virus tersebut mulai menyebar beberapa negara pada
awal 2020 dan masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Pada tanggal 11
Maret 2020 WHO menetapkan wabah ini sebagai pandemic global.
Hingga saat ini, secara global meninggal telah mencapai 316.860 orang
dan di Indonesia telah menembus hingga angka 1.192 orang (data per 18
2020) (Syahruddin, 2020:1).
Virus corona agar berkurang dalam penularannya, diantara langkah
prefentif yang telah diambil pemerintah adalah menghimbau agar bekerja
dari rumah, termasuk belajar dan beribadah dirumah. Pada saat sekarang
ini langkah yang baik yaitu dimana kita tetap terus bisa berkarya walaupun
kita tidak dapat keluar rumah seperti biasanya, (Abbas, 2020:2)
Ada banyak kendala yang dihadapi pada saat pembelajaran daring
tersebut, mulai dari masalah teknis hingga pada saat proses pembelajaran
seperti jaringan, mengoperasikan aplikasi google meet, google classroom,
dan sejenisnya (Syahrudin & Mutiani, 2020:3)
B. Kajian pustaka
Kajian pustaka berisi mengenai skripsi terdahulu yang relevan
dengan skripsi yang penulis selesaikan. Kajian ini berkaitan dengan skripsi
yang penulis buat mengenai peran orang tua dalam mendampingi anak
belajar.

Adapun kajian tersebut sebagai berikut:


1. Skripsi Asalia Faizah (23040150083) Programstudi Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga tahun 2009 tentang
Profil Madrasah Unggul
2. Skripsi Fajar Ahmad Dwi Prasetyo (141114056) Program studi
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Dharma Yogyakarta tahun 2018 tentang

16
Pendampingan Orang Tua Dalam Proses Belajar Anak yang
menunjukkan bahwa peran orang tua ini berpengaruh besar
terhadap hasil belajar anak apalagi saat dirumah.
Dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian diatas, karena dalam
penelitian ini lebih menekankan mengenai fakta yang ada dirumah salah satu
murid yang dimana orang tua berperan langsung dalam membantu anak saat
melakukan pembelajaran daring.

17
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dibuat ini termasuk penelitian lapangan (Field
Reseach), yaitu bahwa penelitian ini berangkat langsung ke lapangan untuk
mengadakan pengamatan langsung tentang peran orangtua terhadap anak
dalam pembelajaran daring di Banyubiru tepatnya di dusun Mendut.
Dengan ini peneitian yang dibuat dalam bentuk deskriptif yaitu
penelitian yang menggambarkan suatu obyek yang berkenaan dengan masalah
yang diteliti. Dengan demikian, pendekatan kualitatif digunakkan untuk
memahami sebuah fakta (understanding) bukan menjelaskan fakta
(explaining) (Arifin, 2010:15). penelitian kualitatif menurut Moleong yaitu
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena yang dialami oleh
subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain
secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode ilmiah. (Moleong, 2005:6)
Dalam penelitian ini akan dibahas secara mendalam tentang peran
orangtua terhadap anak dalam pembalajaran daring. Pada pelaksanaanya akan
dilakukan pembuktian dengan pengambilan gambar dan wawancara langsung
di rumah salah satu siswa sebagai subjek penelitia.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di rumah siswa di Kelurahan Ngrapah
Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang. Penelitian ini sengaja dilakukan
di SD dan MI dan orang tua yang kebetulan yang terbukti berperan langsung
membantu anak dalam pembelajaran daring. Saya memilih penelitian dilokasi
tersebut karena saya merasa tertarik melihat orang tua yang berperan dengan
semangat dalam membantu anak dalam pembelajaran secara online. Penelitian
ini saya pilih kepada anak yang merasakan dampak pandemik corona ini dan
merasakan hal baru mengenai pembelajaran daring tersebut.

18
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis penelitian yang digunakan deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan
variabel yang lain, (Sugiyono, 2016 : 11). Jadi, penelitian ini berusaha
menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di lapangan. Sedangkan metode
yang digunakan peneliti adalah kualitatif. .Data kualitatif menurut (Sugiyono,
2016 : 14) adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar
Sumber data dalam penelitian ini yaitu:
Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden yang
merupakan sumber utama dalam penelitian ini yakni data yang diperoleh dari
hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang telah ditetapkan. Dalam
penelitian ini data diperoleh dari orang tua dan murid di Kecamatan
Banyubiru. (Sugiyono, 2016 : 156),
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
cara sebagai berikut:
1. Teknik Pengumpulan Data Kuisioner
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data
kuisioner (angket). Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk menjawabnya, (Sugiyono, 2010 : 199). Pada sebuah
penelitian diperlukan sebuah alat ukur yang biasanya dinamakan
instrument penelitian. Jadi pengertian instrument menurut (Sugiyono,
2010 : 148) adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati.

19
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara memperoleh informasi dari bermacam-
macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau
tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan
sehari-harinya. Metode dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen
resmi seperti; catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada.
(Soekardi, 2010 : 81)
E. Analisis data
Analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami dan tentunya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dalam penelitian kualitatif,
dilakukan pada saat pengumpulan data dalam periode tertentu (Sugiyono,
2015:367). Data ini biasanya disusun dalam teks yang diperluas.
F. Pengecekan keabsahan data
Keabsahan data yang dimaksudkan adalah setiap keadaan harus
memenuhi:
1. Mendemonstrasikan nilai yang benar
2. Menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan
3. Memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari
prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputus-
keputusannya.(Moleong, 1990)
Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data menggunakan teknik
sebagaimana yang dikemukaan oleh Moleong yaitu:
1. Ketekunan pengamatan
Penyajian keabsahan data dengan ketekunan pengamatan dilakukan
dengan cara mengamati dan membaca secara cermat sumber data penelitian
sehingga data yang diperlukan dapat diidentifikasikan. Selanjutnya, dapat
diperoleh deskripsi-deskripsi yang akurat dalam proses perincian maupun
penyimpulan.

20
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sumber yang lain diluar data sebagai pengecekan atau
pembanding data. Jadi, triangulasi berarti cara terbaik untuk
menghilangkan perbedaan-perbedaan kontruksi kenyataan yang ada dalam
konteks suatu studi sewaktu pengumpulan data tentang berbagai kejadian
dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain triangulasi
peneliti dapat me-rechek temuannya dengan jalan membandingkannya
dengan berbagai sumber, metode atau teori. Dalam kaitan ini ada dua
metode triangulasi yang digunakan untuk pemeriksaan data, yaitu:
a. Triangulasi metode dan teknik pengumpula data. Dalam hal ini, metode
dan teknik pengambilan data tidak hanya digunakan untuk sekedar
mendapatkan data tetapi untuk menentukan keabsahan data.
b. Triangulasi data dengan pengecekan yang dibantu oleh teman sejawat,
serta pihak-pihak lain yang telah memahami penelitian ini.
3. Kecukupan referensial
Penyajian data dengan kecukupan referensial dilakukan dengan
membaca dan menelaah sumber-sumber data dan sumber pustaka yang
relevan dengan masalah penelitian secara berulang-ulang agar dapat
diperoleh melalui pemahaman yang memadai (Moleong, 2011:175-178)

21
BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data
Terkait dengan bimbingan dalam pembelajaran daring orang tua
menjelaskan:
1. Peran orangtua dalam membimbing anak pada pembelajaran daring
Orang tua tentunya akan memberikan dan mengerahkan jiwa
raganya untuk mencukupi kebutuhan anak. Orang tua akan memberikan
hal terbaik untuk anaknya. Dalam situasi pandemic corona yang
mengharuskan pemberlakuan lockdown, tentunya semua kegdiatan yang
diluar rumah harus diberhentikan. Salah satu hal yang menjadi dampak
dari kejadian tersebut yaitu kegdiatan sekolah. Seharusnya dalam
kegdiatan sekolah terutama pembelajaran harus dilakukan di lingkungan
sekolah, namun karena adanya pemberlakuan lockdown kegdiatan yang
harus dilakukan di lingkungan sekolah harus anak-anak lakukan di rumah.
Jadi, guru menyampaikan materi pelajaran dengan daring.
Dengan pemberlakuan lockdown dan pembelajaran harus di
lakukan secara daring, untuk itu orang tua dari anak itu turun tangan dalam
membantu anaknya belajar. Orang tua membaca tugas-tugas dari guru
untuk anak jika di mungkinkan, orangtua bisa membentu tugas anak
dengan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang dilakukan
bapak dari salah satu murid, beldiau membantu putranya dalam belajar
dengan caranya sendiri. Dalam perannya bapak itu mengajarkan
pembelajaran matematika mengenai pengurutan angka. Hal tersebut sangat
menarik, karena beldiau mengajari putranya dengan mengajaknya
menyirami bunga yang ada dirumah sambil meminta putranya menghitung
jumlah bunga yang ada didalam pot. Orangtua merekam dan
memdokumentasikan kegiatan itu ketika anak sedang menghitung pot.

22
Dan hasil dokumentasi itu bisa dikirimkan ke guru kelasnya. Dengan cara
tersebut dapat memudahkan anak dalam belajar matematika mengenai cara
berhitung.
2. Dampak Pembelajaran Daring
a. Faktor-faktor penghambat pelaksaan pembelajaran daring menurut
orangtua
1) Kurangnya pemahaman materi oleh orangtua
Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa
pemahaman materi oleh orangtua dalam mendampingi anak belajar
dirumah dimasa pandemi ini menjadi kendala dalam
pelaksanaannya, ditunjukkan dengan hasil wawancara kepada
orangtua yang menyatakan bahwa menyampaikan ilmu kepada
anak usia dini tidaklah mudah dan membutuhkan latihan khusus.
Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa selama pembelajaran dirumah atau daring, banyak orangtua
yang kurang dalam memahami materi yang diberikan oleh pihak
sekolah atau guru, orangtua menganggap tugas yang diberikan
terlihat sulit sehingga mereka sulit untuk menyampaikan kepada
anak. (Cahyati & Kusumah, 2020 : 775)
Pemahaman tua materi yang luas yang dimiliki oleh
orangtua sangat bermanfaat dalam membantu anak belajar
dirumah. Orangtua membantu anak belajar dirumah berdasarkan
kegiatan yang ada disekolah, seperti membacakan buku cerita yang
mendidik dan membantu anak mengerjakan tugas-tugas sekolah
(Dhiada, 2020 : 776). Pembelajaran tidak bisa maksimal jika
orangtua belum sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh
guru untuk diajarkan kepada anak, seperti yang telah diungkapkan
oleh peneliti sebelumnya bahwa orangtua harus benar-benar
menguasai materi pembelajaran yang diberikan oleh guru agar
terlaksananya pendidikan dirumah menjadi sukses(Irma et al.,2019
:776). Hal ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh

23
Irhamna yang menyatakan bahwa peran orangtua dalam
memahami materi yang diberikan dari pihak sekolah sangat
penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran anak.
(Irhamna,2016 :776)
(Saya perlu bicara terlebih dahulu dengan guru karena saya
belum memahami apa yang dimaksudkan anak saya mengenai
pelajaran saat ini…(Kutipan wawancara dengan Ibu Siti).
Orangtua memiliki kendala kurangnya pemahaman materi
juga kendala pedagogi, bentuk kendalanya meliputi belum pernah
mendapatkan pelatihan, belum berpengalaman dan belum
mendapatkan pendampingan (Muhdi, 2020 : 776). Kendala yang
telah disebutkan terkait kurangnya pemahaman materi oleh
orangtua bisa diatasi atau diminimalisir dengan adanya
musyawarah antara orangtua dan guru supaya guru bisa
memberikan alternatif lain kepada orangtua. Masukan-masukan
dari guru sangat bermanfaat untuk mengatasi rasa sulit yang
dialami oleh orangtua (Irhamna, 2016 : 776)
2) Kesulitan dalam menumbuhkan minat belajar anak
Orangtua mengalami kendala juga ketika menumbuhkan
minat belajar anak selama mendampingi anak belajar dirumah
dimasa pandemi covid-19. Hal ini tentu menjadi hambatan yang
berarti, mengingat bahwa membangun motivasi anak adalah cara
yang ampuh dalam membentuk hasil akademis anak yang bagus.
(Master & Walton, 2013 : 776)
Anak ketika mengungkapkan minat secara keselurahan
memberikan kekuatan untuk belajar, oleh sebab itu hal pertama
yang penting dalam sebuah pembelajaran adalah menumbuhkan
minat untuk belajar (Hurlock, 1978 : 776). Minat juga bisa
diartikan sebagai suatu kecendurangan untuk memberikan
perhatian dan bertindak terhadap seseorang, ativitas atau situasi
yang menjadi objek dari minat tersebut disertai dengan perasaan

24
senang. Memperhatikan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa menumbuhkan minat anak untuk belajar sangat berperan
penting dalam melaksanakan aktivitas belajar di rumah dimasa
pandemi covid-19 berbeda dari yang diharapkan.
…..Anak saya waktunya belajar selalu malas dan banyak alasan
seperti mengantuk, pusing, lelah dan masih macam-macam lagi
alasannya, namun giliran mainan handphone seharian tidak
berhenti tetap nyaman buat mainan yang tidak
penting….(Menurut wawancara dengan Ibu Ikah).
Anak dalam proses pembelajaran di rumah, pastilah
mengalami kecemasan, stress, sedih, bosan, jenuh dan perasaan
lainnya sehingga menurunkan minat belajar anak. Bagi anak
seperti ini disinilah peran orangtua ssangat dibutuhkan agar anak
memiliki self-regulating sehingga mampu mengajarkan dirinya
dalam upaya memberikan penguatan secara internal. Bila anak
telah memulai membangun penguatan didalam dirinya sesuai
dengan tugas-tugas pembelajaran yang dijalaninya hal ini akan
memberikan dampak yang signifikan bagi diri anak.(Subarto, 2020
: 777)
3) Kesulitan dalam mengoperasikan Gadget
Orang tua mengalami kendala kesulitan dalam
mengoperasikan .gadget dalam mendampingi anak belajar dirumah
dimasa pandemic covid-19. Hal ini sejalan dengan penelitian lain
yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran daring, tidak semua
orangtua mampu mengoperasikan gadget karena ada beberapa
orangtua yang keadaannya masih belum melek teknologi (Lestari
& Gunawan, 2020 : 777). Penguasaan teknologi yang rendah oleh
orangtua saat pembelajaran daring juga disebutkan dalam
penelitian yang dilakukan oleh (Kurniawati & Mardiharto, 2020 :
777). Mereka berpendapat bahwa hal ini merupakan kendala yang
paling sering ditemui.

25
...Saya punya HP itu memang baru beli untuk kebutuhan
anak belajar daring, sehingga saya juga belum mengerti
cara pemakainnya…..(Kutipan wawancara Ibu Siti).

Orangtua tidak semuanya didalam pembelajaran daring


mampu mengoperasikan gadget, penting untuk diperhatikan bahwa
komunikasi antara orangtua dan guru sangat dibutuhkan dalam hal
ini (Herliandry et al.,2020 : 778) guru bisa meminimalkan tingkat
kesulitan penggunaan gadget terhadap orangtua yang memiliki
keluhan terhadap pengoperasian gadget. Guru bisa memberikan
pekerjaan siswa melalui pesan singkat kepada orangtua dan
membantu anak untuk menyelesaikannya.
4) Orangtua tidak sabar dalam mendampingi anak belajar dirumah
Orangtua didalam menemani anak belajar dirumah kurang
sabar sehingga muncul kekesalan dan melampiaskannya pada anak.
Orangtuanya sejatinya harus menjadi figure dalam memberi
kesabaran pada anak, hal lain menunjukkan bahwa ternyata
orangtua juga sudah merasa jenuh dengan pembelajaran yang
dilakukan dirumah serta WFH (work from home) yang diterapkan
hal itu memicu ketidaksabaran orangtua dalam menemani anak
belajar dan bermain (Tabiin, 2020 : 779).
…. Saya sangat menyayangkan hal ketika anak saya tidak
kunjung paham dengan yang saya sampaikan saat mendampingi
belajar, maka saya langsung memarahinya…(Menurut Bapak
Priyanto).
5) Kendala terkait jangkauan layanan internet
Kepulauan Indonesia yang beragam menyebabkan tidak
semua wilayah terjangkau oleh layanan internet dan sebaran
jaringan internet yang lambat sewaktu-waktu (ratu et al., 2020 :
779). Jangkauan layanan internet yang lambat memungkinkan
berpengaruh pada kesehatan peserta didik. Orangtua dalam
kemampuan memberikan fasilitas pendidikan online juga menjadi

26
kendala lain yang ditemukan, seperti penggunaan jaringan internet
yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit (Jones & Sharma,
2019 : 779)
…Di tempat saya tinggal hanya beberapa kartu saja yang ada
sinyal, itupun kalau hujan atau mati lampu langsung hilang
sinyalnya, sehingga kami kerepotan jika terjadi hal itu ketika
anak sedang belajar daring…(Menurut Bapak Priyanto).
b. Faktor-faktor penghambat pelaksaan pembelajaran daring menurut
anak (Eri , 2020 :1)
Ketika mengharuskan siswa belajar di rumah secara daring,
sedikitnya ada 5 kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran
daring, terutama siswa yang bersekolah didaerah:
1) Tidak memiliki Hand Phone ( Hp) : Zaman Sekarang memiliki
HP/Gadget hukumnya sudah wajib “wajib”. Karena hampir semua
interaksi kehidupan masyarakat, tidak lepas dari hanphone yang
sudah bisa terkoneksi dengan jaringan internet. Jika tidak, seolah
kita hidup dalam keterasingan. Namun pada kenyataannya yang
terjadi pada masyarakat di daerah karena keterbatasan ekonomi
mereka kesulitan membeli handphone. Jangankan beli handphone,
untuk makan sehari-hari saja masih kesusahan. Banyak diantaranya
siswa yang berasal dari keluarga seperti ini, mereka tidak memiliki
handphone.
2) Memiliki handphone tetapi masih jadul : Ada juga siswa yang
sudah memiliki handphon, tetapi masih jadul (jaman dulu ) alias
tidak bisa mendukung dengan aplikasi yang berbasis jaringan.
3) Jaringan internet bermasalah : Mereka yang mendapatkan jaringan
internet buruk, mereka harus mencari tempat yang jaringannya
bagus. Tidak jarang harus naik ke puncak bukit, itupun hasilnya
tidak maksimal karena buka 4G.

27
4) Aliran Listrik sering putus : Masalah ini sering terjadi di
masyarakat, hal ini tidak hanya aliran listrik yang hilang namun
juga jaringan internet juga hilang.
c. Dampak positif adanya pembelajaran daring bagi anak
Menurut orang tua dari anak mengatakan bahwa pembelajaran
daring dapat:
1) Materi dapat diakses oleh pelajar setiap waktu ketika mereka
membutuhkan dengan mempelajari materi maka pelajaran akan
mudah dikerjakan. Dengan situasi pandemic covid-19
pembelajaran hanya bisa dilakukan diruangan yang tertutup
atau di rumah saja.
2) Materi dapat dipelajari dan dibaca sambil melakukan kegiatan
santai. Seperti mendengarkan musik, memakan cemilan bahkan
tiduran. Karena dengan bersantai membauat nyaman belajar
serta mengurangi kejenuhan ketika belajar di rumah. Karena
pembelajaran dengan cara tersebut tidak dapat dilakukan
disekolah karena aturan yang terdapat di sekolah.
3) Aman dari bahaya virus corona. Sebab dari semua ini adalah
virus corona sehingga kita tidak dapat melakukan kegdiatan
belajar mengajar secara tatap muka atau di sekolah, karena
virus ini sangat cepat penyebarannya melalui manusdia ke
manusdia. Tentu saja dengan pembelajaran daring sangat
membantu memutuskan rantai penyebaran virus corona. Hal ini
dapat berguna untuk kesehatan pelajar dan pengajar, membantu
pemerintah dalam mengatasi pandemic dan menjaga agar tidak
menularkan kepada keluarga.
d. Dampak negatif adanya pembelajaran daring bagi anak
Dalam pembelajaran daring juga terdapat dampak negatif yaitu:
1) Kejahatan cyber yang dapat menyerang aplikasi-aplikasi
pembelajaran daring. Biasanya di internet tiba-tiba muncul

28
video atau gambar tidak senonoh atau ujaran kebencian disertai
ancaman.
2) Kegiatan belajar mengajar yang tidak sama efektifnya dengan
pembelajaran tatap muka. Pelajar keberatan karena
pembelajaran tidak mudah diakses bahkan sulit didapatkan,
banyak materi yang kurang dimengerti karena kurangnya
penjelasan dari pengajar.
3) Tugas yang menumpuk. Sistem pembelajaran daring tidak bisa
memastikan pelajar yang hadir di dalam kelas seperti kelas
tatap muka. Jadi, beberapa pengajar memberikan tugas setiap
pertemuan untuk bukti bahwa pelajar tersebut hadir di kelas
daringnya.
3. Hasil belajar siswa dengan adanya pembelajaran daring
Belajar anak selama satu semester akan di nilai guru melalui sikap
anak, keaktifan anak saat pembelajaran, nilai hardian, nilai ulangan
hardian dan nilai ulang akhir semester akan guru kumpulkan lalu
diperhitungkan guru untuk mendapatkan hasil akhir. Setelah mendapatkan
hasil maka nilai itu guru tulis di dalam raport sebagai bentuk hasil belajar
anak selama satu semester. Namun dengan adanya pandemic corona ini,
anak hanya akan mendapatkan nilai atau hasil belajar berdasarkan hasil
tugas yang telah dikerjakan oleh anak dengan support dari orang tua dalam
mendampingi anak-anak.
Dari hal ini saya akan mencantumkan nilai raport pelajaran PKN
dari siswa kelas 2 sebagai berikut:

Tabel 4.1 Nilai Rapor Pelajaran Siswa Kelas 2

No Nama KKM Hasil Akhir


1 Ars Syafaa Mahes Widyandoko 79 85
2 Azzahra Anggun Nismara 79 73
3 Fahed Faza Akbar 79 54
4 Firdan Bagoes Santoso 79 41

29
5 Hanifa Listdiani 79 66
6 Meriyana Herdanisa 79 87
7 Mufid Murtadho 79 75
8 Muhammad Aslih Tsani Al-Faqih 79 90
9 Muhammad Chubbil Khoiri Kafa Bihi 79 90
10 Muhammad Huda Mubarok 79 66
11 Muhammad Nando 79 80
12 Muhammad Ridwan 79 77
13 Muhammad Ulin Nuha 79 87
14 Muhammad Yahya 79 81
15 Muhkammad Latif Abi Ubaidillah 79 53
16 Muhsin Muhammad 79 74
17 Nabil Rifan 79 84
18 Rayhan Akbar 79 77
19 Rifiyansah Burhanudin 79 77
20 Suci Putri Rahayu 79 84
21 Syauqil Wildan 79 83
22 Zhafif Sydiandana 79 85
23 Refan Dwi Septdian 79 73
24 Arya Purta 79 66
Sumber:Wawancara

Setelah terlihat hasil belajar 24 siswa di atas terdapat 11 anak memenuhi


KKM dengan presentase 45,8 % , sedangkan anak yang tidak memenuhi KKM
terdapat 13 anak dengan presentase 54,2%. Dengan hal ini maka bisa disimpulkan
bahwa banyak anak yang masih dibawah KKM dengan menggunakan
pembelajaran metode daring.

Dalam wawancara ini penulis akan membagi tingkatan-tingkatan tertentu


yang bertujuan untuk mengetahui seberapa tinkat peran orangtua dalam
pembelajaran daring. Hasil wawancara berupa skor 1-4 dari setiap pernyataan

30
yang ada sebanyak 26 pernyataan . Tingkatan yang dimaksud didapatkan dengan
menggunkan rumus interval sebagai berikut:

Interval = +1

Nilai tertinggi = Skor tertiggi x Jumlah pernyataan

Nilai terendah = Skor terendah x Jumlah pernyataan

Jumlah interval = Banyak skor yang digunakan

Interval =( )

= 19,75 (dibulatkan)

= 20

Hasil pembagian tingkatan berdasar perhitungan Interval di atas:

86 – 104 => Sangat Bagus

66 – 85 => Bagus

46 – 65 => Cukup

26 – 45 => Kurang

Dari perhitungan diatas total skor hasil wawancara masing-masing


orangtua dapat digolongkan kedalam tingkatan-tingkatannya. Berikut adalah total
skor yang didapatkan dari 15 orangtua yang telah diwawancarai beserta
keterangannya:

31
Tabel 4.2 Total Skor Masing-Masing Orangtua beserta Keterangannya

No Score Keterangan
1 77 Bagus
2 65 Cukup
3 72 Bagus
4 69 Bagus
5 74 Bagus
6 75 Bagus
7 74 Bagus
8 74 Bagus
9 68 Bagus
10 80 Bagus
11 76 Bagus
12 70 Bagus
13 81 Bagus
14 68 Bagus
15 76 Bagus
Sumber: Quisioner

B. Analisis Data
Analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal
untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis atau ide seperti yang
disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema pada
hipotesis, (Taylor, 1975 : 79).
Pembelajaran secara daring diimplemantasikan dengan beragam
cara oleh pendidik ditengah penutupan sekolah selama dua pekan untuk
mengantisipasi virus corona. Namun implementasi itu dinilai tidak
maksimal dan menunjukkan masih ada ketidak siapan dikalangan pendidik
untuk beradaptasi diiklim global.
Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesdia
(Purnomo,2020) mengatakan, sejauh ini banyak sekolah, utamanya di

32
Jakarta yang menerapkan metode pemberian tugas secara daring bagi para
siswa. Penugasan itu dilakukan melalui berbagai media sosdial yang
tersedia, terutama whatsapp grup.
Dia menilai, dalam kondisi darurat karena adanya virus corona
seperti sekarang bentuk penugasanlah yang dipandang efektif dalam
pembelajaran jarak jauh. Konsekuensinya, pengenalan konsep mengenai
suatu pelajaran sebagaimana yang diterapkan dalam pembelajaran tatap
muka tidak bisa berjalan dengan baik.
Pengamat pendidikan ( Indra C, 2020) mengatakan, sela empat hari
terakhir banyak guru mengimplementasikan dengan cara-cara beragam
belajar di rumah. Dari perbedaan cara belajar itu, bdiasanya tetap
pembelajaran secara daring. “ Ada yang membuat konsep ceramah online,
ada yang tetap mengajar di kelas seperti bdiasa tetapi divideokan dan yang
menjadi lucu karena terlihat bangku-bangku kosong kemudian dikirim ke
aplikasi whatsapp siswa. Kemudian ada juga yang memanfaatkan konten-
konten gratis dari berbagai sumber,”katanya.
Hal tersebut adalah salah satu usaha awal yang baik, tetapi pada
dasarnya tidak sesuai dengan pedagogi digital (e-pedagogy). Dalam
pedagogi digital, konten sudah tidak penting lagi karena dengan adanya
internet semua orang mudah mendapatkan konten dan sebagdian besar
disediakan gratis.
Sistem pembelajaran daring memang tidak seefektif sistem tatap
muka. Mengingat ditengah kondisi darurat seperti saat ini, banyak hal
yang perlu disiapk an dengan baik agar proses pembelajaran bisa berjalan
dengan optimal. Misalnya, infrastruktur seperti jaringan internet yang
memadai. Untuk masalah ini dukungan pemerintah sangat dibutuhkan.
Pemerintah bekerja sama dengan swasta dituntut untuk benar-benar
memastikan fasilitas jaringan sudah tersedia dengan baik.
Langkah pemerintah lewat kementrian BUMN yang menyediakan
fasilitas belajar daring perlu di apresiasi. Misalnya, Telkomsel
memberikan akses data bebas kuota hingga 30 GB bagi pelajar dan

33
mahasiswa untuk mengakses aplikasi-aplikasi pembelajaran yang telah
bekerjasama dengan Telkomsel. Di antaranya ruang guru dan aplikasi lain
yang tergabung dalam paket ilmupedia seperti Quipper, Zenius, Bahaso
dan Cakap.
Tentu dukungan fasilitas tidaklah cukup. Pemerintah bisa lewat
kementrian pendidikan juga perlu memastikan konten materi yang
disiapkan juga memadai dan tidak keluar dari standar yang sudah
ditetapkan. Sehingga walaupun ditengah kondisi emergency seperti saat
ini, yang dipelajari para siswa dan mahasiswa tidak ketinggalan atau
bahkan keluar dari substansi materi pembelajaran yang seharusnya.
Dalam sistem pembelajaran daring ini tidak cukup dengan hanya
menyiapkan infrastruktur berupa jaringan dan platform aplikasi. Ada
tuntutan yang justru lebih sulit dari itu, yaitu kesiapan sumber daya
manusdia (SDM) dan para pelajar. Kesiapan SDM dan pelajar ini mutlak
diperlukan. Sebab tidak ada gunanya insfrastruktur dan fasilitas baik jika
para pengguna seperti SDM seperti guru dan pelajar tidak siap
menjalankannya.
Untuk menydiapkan SDM dan pelajar dalam hal ini perlu
dilakukan sosdialisasi secara massif dan terstruktur. Hal ini bisa dilakukan
dengan penyediaan dan penyebaran media-media seperti video tentang
manual book atau petunjuk penggunaan teknologi yang tersedia dan
dibutuhkan. C.L. Dillon and C.N Gunawardena (1995) menyebutkan,
terdapat tiga hal yang akan menentukan efektivitas dalam pembelajaran
daring. Pertama, teknologi. Dalam hal ini pelajar harus punya akses yang
mudah terhadap jaringan dengan waktu semini mungkin. Kedua,
karakteritik pengajar. Pengajar memegang peranan penting dalam
efektivitas pembelajaran secara daring. Ketiga, karakteristik siswanya
sendiri.
Agar optimalisasi proses pembelajaran daring bisa berjalan dengan
baik, maka kedisiplinan tingkat tinggi mutlak dibutuhkan. Baik dari sisi
SDM atau guru maupun para pelajarnya. Menurut( Leidner,1993 :2), siswa

34
yang tidak memiliki ketrampilan dasar dan disiplin diri yang tinggi dapat
melakukan pembelajaran yang lebih baik dengan metode konvesional.
Sedangkan siswa yang cerdas dan memiliki disiplin serta
kepercayaan diri yang tinggi akan mampu secara efektif melakukan
pembelajaran secara daring. Hal ini dikarenakan esensi pembelajaran
daring adalah independensi (Wedemeyer, 1981). Singkat kata, kesuksesan
pembelajaran daring selama masa krisis covid-19 ini tergantung pada
kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, pihak sekolah di sini perlu
membuat skema dengan menyusun manajemen yang baik dalam mengatur
sistem pembelajaran daring. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat
jadwal yang sistematis, terstruktur dan simple untuk memudahkan
orangtua dalam mengontrol belajar anak di rumah. Selain itu, pihak
orangtua dan sekolah harus melakukan komunikasi yang efektif dalam
bekerja sama membangun kedisiplinan anak belajar di rumah.

35
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran orang tua di dalam membimbing anak pada pembelajaran secara
daring tentunya sangat dibutuhkan anak dengan mempertimbangkan:
1. Peran Orang tua dalam membimbing anak pada pembelajaran daring
Orang tua memberikan pengarahan mengenai pembelajaran dengan media
benda sekitar yang ada di dalam kehidupan sehari-hari sesuai tema
pembelajaran yang diperintahkan.
2. Dampak pembelajaran daring
a. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan pembelajaran daring menurut
orangtua
1) Kurangnya pemahaman materi oleh orangtua
2) Kesulitan dalam menumbuhkan minat belajar anak
3) Kesulitan dalam mengoperasikan gadget
4) Orangtua tidak sabar dalam mendampingi anak belajar dirumah
5) Kendala terkait jangkauan layanan internet
b. Faktor-faktor penghambat pelaksaan pembelajaran daring menurut
anak
1) Tidak ada fasilitas handphone
2) Memiliki handphone tetapi jadul
3) Jaringan internet bermasalah
4) Aliran listrik sering putus
c. Dampak positif adanya pembelajaran daring bagi anak
1) Materi dapat diakses oleh pelajar setiap waktu ketika mereka
membutuhkan, dengan mempelajari materi maka pelajaran akan
mudah dikerjakan.
2) Materi dapat dipelajari dan dibaca sambil melakukan kegiatan
santai.
3) Aman dari bahaya virus corona

36
d. Dampak negatif adanya pembelajaran daring bagi anak
1) Kejahatan cyber yang dapat menyerang aplikasi-aplikasi
pembelajaran daring.
2) Kegiatan belajar mengajar yang tidak sama efektifnya dengan
pembelajaran tatap muka
3) Tugas yang menumpuk
B. Saran
Bagi guru tetap selalu memantau,anak walaupun pembelajaran sudah
didampingi orang tuanya. Memberi pengarahan mengenai materi
pembelajaran agar anak mudah dalam mempelajarinya.
Bagi orang tua temani anak, dukung anak, bombing annak sehingga anak
semangat belajar daring dalam kondisi bencana corona virus ini.

37
DAFTAR PUSTKA

Anwar, Desi.2002. Kamus Bahasa Indonesia Modern. Surabaya : Amelia

Ashari,M.(2020).Proses Pembelajaran Daring di Tengah Antisipasi Penyebaran


Virus Corona Dinilai Belum Maksimal.www.pikiran rakyat.com. di akses
15 Agustus 2020.

Cahyadi, Nurdin. 2020. Pengaruh Corona Terhadap Dunia Pendidikan.


disdik.purwakartakab.go.id. di akses 28 oktober 2020.

Cahyati,N.,& Kusumah, R.2020.Peran Orang Tua Dalam Menerapkan


Pembelajaran Di Ruma.Universitas Hamzanwadi: Jurnal Galden Age

Dabbagh, N, and Ritland. B. B.2005. Online Learning, Concepts. Strategies and


application. Ohio:Person

Depdiknas.2008. Penetapan Kriteriia Ketuntasan Minimal. Bandung: Direktorat


Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.

Djamarah, Syaiful Bahri.2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam
Keluarga.Jakarta: Rineka Cipta

Fauzi, Eri. 2020. 5 Kendala siswa menghadapi pembelajaran daring.


www.Kompasiona.com. Diakses pada tanggal 4 Novemmber 2020Hamalik,
Hamalik, Oemar. 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung: Sinar Baru

Hamalik, Oemar.2001.Proses Belajar Mengajar.Jakarta: PT Bumi Aksara

Herliandry,L.,Nurhasanah,Maria,E., & Kuswanto,H.2020.Pembelajaran Pada


Masa Pandemi Covid-19 .Jurnal Teknologi Pendidikan

Ihsan, Fuad H.2005. Dasar-dasar Kependidikan.Jakarta:PT Rineka Cipta

38
Irhamna.2016.Analisis Kendala yang Dihadapi Orangtua dalam Menanamkan
Akhlak dan Kedisiplinan Belajar Siswa Madrasah Darusalam Kota
Bengkulu. Pembelajaran Alqur’an Hadits Man Pagar Alam

Iriani,D.2014.101 Kesalahan Dalam Mendidik Anak.Jakarta:PT Elex Media


Komputindo

Irma, C.,Nisa K.,&Sururiyah,S.2019.Keterlibatan Orangtua dalam Pendidikan


Anak Usia Dini Ddi TK Masyitoh Purworejo.Jurnal Obsesi: Jurnal
pendidikan anak usia dini,doi:https//dog.org/1031004/obsesi.v31i.152.

Jones,K.,& Sharma,R.2019.Imagining A Future For Online Learning.New York

Kementrian Kesehatan. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19

Kodwara, Deded. 2013. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus Berkesulitan


Belajar Spesifik.Jakarta :PT Luxima Metro Media

Lestari,A.,Gunawan.2020.The Impact of Covid-19 Pandemic on Learning


Implementation of Primary and Secondary School Levels.Indonesiam
jurnal of Elementary and Childhood Education.

M Dalyono.2005. Psikologi Pendidikan.Jakarta: PT Rineka Cipta

Master,A.,&Walton,M,G.2012.Minimal Group Increase Young Children’s


Motivation and Learning on Group-Relevant Tasks. Willy Online
Library.https://doi.org/10.1111/j.1467-8624.2012.10867.x.di akses 3
November 2020

Menteri Pendidikan.(2020).Surat Edaran Nomor 3 Tahun 2020 Tentang


Pelaksanaan Pendidikan dalam Masa Darurat Corona Virus (Covid-19).

Moleong, Lexy.2005.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:PT Remaja


Rosdakarya

Molinda.2005.Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19.Universitas


Jambi:Jurnal Online.

39
Slameto.2010.Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya.Jakarta:Rineka
Cipta

Soekardi.2010.Metodologi Penelitian Kualitatif.Jakarta: PT Bumi Aksara

Subarto.2020. Momentum Keluarga Mengembangkan Kemampuan


BelajarPeserta Didik Di Tengah Wabah Covid-19 .Universitas
Malang,DOI :10.15408/41i.15838.

Sugiyono.2010.Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabeta.

Sugiyono.2016.Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D.


Bandung:Alfabeta.

Syahruddin, S. 2020. Pembelajaran Masa PandemiDari Konvesional Ke Daring.


Pembelajaran Masa Pandemi : Dari Konvesional Ke Daring.

Tabiin.2020.Problematika Stay at Home Pada Anak Usia Dini Ditengah


Pandemi.Jurnal Golden Age.

Taylor. 1975.Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: Remadja Karya

Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

Undang-Undang Pendidikan No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan


Nasional

40
Lampiran.1

DOKUMENTASI
1. Proses anak mengerjakan soal yang akan di serahkan hasilnya secara daring

Gambar 1. Anak sedang mengerjakan soal cerita

Gambar 2. Anak mengerjakan soal matematika

41
Gambar 3. Anak belajar ditemani kakaknya dibelakang

Gambar 4. Anak dibimbing belajar

42
2. Peran orang tua

Gambar 5. Kebersamaan bapak Agus dan adiknya saat


pendampingan belajar

Gambar 6. Adik Pak Agus sedang belajar

43
3. Bentuk penyampaian pesan guru terhadap orang tua

Gambar 7. Pengenalan orang tua dan penjelasan daring

4. Contoh hasil upload foto soal yang dikirimkan ke guru melalu group
whatssaap/classroom

Gambar 8 . Contoh tugas yang dikirimkan ke guru

44
Lampiran 2 dokumen-dokumen
1. Lembar konsultasi

2. Lembar pengesahan

3. Lembar quisioner

45
46
Lampiran 3 Sarat Kriteria Kelulusan

47
48

Anda mungkin juga menyukai