Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Learning Management System”

DOSEN PENGAMPU
Dewi Syafriani,S.Pd.,M.Pd
Susilawati Amdayani, S.Si.,M.Pd

Dina Asima (4203131009) Syah Nurul Riswana (4202431001)

Juan A. Gultom (4203131005) Tanti A. Siregar (4201131005)

Rahma.Fauzia (4203131003) Karolin Y. Larosa (4193331042)


Herlanda

Sofiyyah Azni (4203131052) Eli E. Pangaribuan (4203131076)

Melisa D. Lubis (4201131017)

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Learning Management System ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Metode Pembelajaran Kontemporer. Makalah ini sebagai salah satu syarat mengikuti
kegiatan belajar mengajar, dan sebagai salah satu sarana untuk menambah pengetahuan
dan wawasan pada Mahasiswa.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih ada kekurangan baik dari
segi penulisan maupun tata bahasa. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca kami
nantikan untuk perbaikan makalah ini kearah yang lebih baik dan sempurna. Akhir kata
semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Medan, 23 Oktober 2022

Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia pendidikan telah menjadi kebutuhan primer bagi seluruh manusia, baik itu
pendidikan yang didapat dari tempat yang formal maupun nonformal.Pendidikan
memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsunganhidup negara dan
bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan
kualitas sumber daya manusia. Arus informasi dan teknologi yang sudah sangat berkembang
saat ini sudah mulaimenampakkan peran dan fungsinya di dalam dunia pendidikan dengan
didukung peran teknologi yang semakin canggih. Teknologi yang sudah canggih membuat
banyak orang membuat suatu inovasi-inovasi khususnya di bidang pendidikan.Penerapan
teknologi informasi untuk menunjang proses pendidikan telah menjadikebutuhan bagi
lembaga pendidikan di ndonesia. Pemanfaatan teknologiinformasi ini sangat dibutuhkan
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas bagi manajemen pendidikan.

Penerapan teknologi di bidang pendidikan yang saat ini masih terus dikembangkan
adalah Learning Managemet System. Learning Management System (LMS) adalah suatu
perangkat lunak atausoftware untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah
kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), e
learning dan materi-materi pelatihan. LMS juga terintegrasi dengan beberapa modul dasar
yang dibutuhkan untuk membantu sebuah lembaga pendidikan dalam penyediaan informasi
secara tepat dan akurat. Hasil yang diharapkan dengan penerapan LMS berbasis web adalah
adanya efisiensi dan produktivitas di dalam manajemen pendidikan terutama antara
sekolah, guru dan murid demi menunjang proses pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dan pengertian Learning Manajement System?


2. Apa manfaat dan tujuan Learning Manajement System?
3. Bagaimana karakteristik Learning Manajement System?
4. Bagaimana penerapan Learning Manajement System?
5. Apa kelebihan dan kekurangan Learning Manajement System?
6. Apa saja jenis-jenis Learning Manajement System?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep dan pengertian Learning Manajement System.


2. Untuk mengetahui manfaat dan tujuan Learning Manajement System.
3. Untuk mengetahui karakteristik Learning Manajement System.
4. Untuk mengetahui penerapan Learning Manajement System.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Learning Manajement System
6. Untuk mengetahui jenis-jenis Learning Manajement System.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN LMS

LMS atau yang lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu
perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah
kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara daring (online) (terhubung ke
internet), E-Learning dan materi-materi pelatihan, semua itu dilakukan dengan online (Ellis,
2009). Menurut Barrit dan Alderman (2004) Learning Management System (LMS)
merupakan alat atau sistem yang digunakan untuk autentifikasi, registrasi, dan akses untuk
pembelajaran. Sebagian besar berisi katalog materi yang tersedia dan metode bagi pembelajar
untuk mendapatkan materi tersebut. Tujuan dari Learning Management System ini adalah,
untuk mengotomatisasi tugas-tugas administrasi seperti membuat materi, registrasi, sampai
menyediakan laporan untuk manajer.

2.2 FUNGSI LMS

Fungsi dasar Learning Management System (LMS) yaitu:

1. Katalog.
Learning Management System (LMS) yang harus dapat menunjukkan materi
pembelajaran yang dimiliki. Materi-materi dapat berupa pelajaran E-Learning, artikel,
tesis, hasil diskusi, dan sebagainya. Katalog harus dapat membedakan materi
berdasarkan jenis materi, departemen yang memerlukan, maupun kurikulum.
2. Registrasi dan Persetujuan.
Fungsi ini memungkinkan seorang calon mahasiswa untuk mendaftarkan diri secara
online, baik untuk pelajaran online maupun di kelas. Informasi yang tersedia di
katalog harus ada saat calon mahasiswa ingin mendaftarkan diri.
3. Menjalankan dan Memonitor E-Learning.
Learning Management System (LMS) harus menjalankan materi pelajaran E-Learning
dengan baik. Setelah materi pelajaran E-Learning dijalankan, Learning Management
System (LMS) harus mempunyai kemampuan merekam kegiatan, agar dapat dibuat
laporannya. Learning Management System (LMS) arus dapat merekam tentang berapa
lama mahasiswa mengakses materi pembelajaran, berapa kali, tanggal serta jamnya.
4. Evaluasi.
Learning Management System (LMS) harus dapat melakukan bermacam evaluasi
untuk dapat 26 mengukur keahlian mahasiswa sebelum dan sesudah mengikuti
pelajaran. Evaluasi harus dapat mengukur seberapa jauh mahasiswa menyerap materi.
5. Komunikasi.
Learning Management System (LMS) berguna pula sebagai sarana komunikasi bagi
Fakultas dan Universitas tempat mahasiswa. Learning Management System (LMS)
dapat menyajikan atau memberikan pengumuman kepada para mahasiswa tertentu.
Pengumuman dapat dari dosen atau administrator.
6. Laporan.
Melalui Learning Management System (LMS), para administrator atau dosen Fakultas
dapat memperoleh laporan berisi data mahasiswa. Pimpinan dan dosen harus dapat
mengakses sistem dan mencetak laporan secara langsung, tanpa meminta bantuan
administrator.
7. Rencana Pembelajaran.
Seorang dosen dapat membuat rencana pembelajaran untuk mahasiswa mengenai
keperluan perkuliahan.
8. Integrasi.
Untuk satu Fakultas, ada beberapa sistem komputer. Misalnya bagian SDM memiliki
sistem personalia dan bagian keuangan serta sistem akuntansi. Learning Management
System (LMS) yang baik dapat berkomunikasi dan berintegrasi dengan sistem-sistem
yang ada.

2.3 Karakteristik LMS

Learning Management System atau disebut juga LMS seperti yang juga dikenal, dapat
dianggap sebagai jenis manajemen konten online atau platform pengiriman konten online. Ini
digunakan untuk menyampaikan materi pelatihan dan pendidikan kepada tenaga kerja atau
pengguna eksternal melalui Internet.

karakteristik yang harus ada pada sistem LMS Anda.

1. LMS dilengkapi fungsi untuk kursus dan pendagogis bagi pelajar


Penting bagi Anda untuk tidak terburu-buru dalam memilih dan mengambil keputusan
untuk menggunakan sistem LMS. Pasalnya ketika Anda menggunakan sistem LMS
yang tidak tepat Anda akan kehilangan beberapa hal vital untuk mendukung
keberhasilan penggunaan sistem LMS di lembaga Anda.
2. Sinkron dan asinkron
Penting bagi Anda untuk memastikan sistem LMS yang Anda gunakan kompatibel
dengan metode pembelajaran sinkron dan sinkron terutama dari segi komunikasi yang
meliputi, pengumuman, email, chat, olah data dengan cepat dan lain sebagainya.
3. Pengembangan dan pengiriman konten
Pengembangan dan pengiriman konten merupakan bagian dalam proses pembelajaran
dengan metode e-Learning. Ketika Anda memutuskan untuk menggunakan sistem
LMS, maka seharusnya sistem Anda ini dapat mendukung pengembangan dan
pengiriman konten dengan menggunakan perangkat yang lebih fleksibel. Hal ini akan
memudahkan Anda ketika ada suatu kondisi di mana perangkat utama Anda tidak
dapat digunakan.
4. Penilaian formatif dan sumatif
Untuk memberikan penilaian kepada pelajar, Anda harus bisa memanfaatkan sistem
LMS untuk penilaian formatif dan sumatif. Dalam hal ini akan meliputi pengujian
dengan pilihan ganda, pengerjaan tugas secara kolaboratif, umpan balik dan
sebagainya.
5. Manajemen kelas dan pengguna
Siapa saja yang memiliki hak sebagai administrator, siapa yang bisa mengakses
halaman untuk pengajar dan pelajar dan lain sebagainya. Pada bagian ini akan
meliputi beberapa bagian seperti mendaftar, mendaftarkan (pelajar/pengajar),
menampilkan jadwal, mengelola aktivitas siswa dan jam belajar elektronik.
2.4 Penerapan LMS

Penerapan LMS dalam media pembelajaran menggunakan Moodle bertujuan untuk


pengguna agar dapat mengoptimalkan penggunaan LMS berserta fungsi e-learning berbasis
Moodle. Hasil dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman tentang LMS yang
digunakan, sehingga penggunaan LMS dan e-learning berbasis Moodle dapat dimaksimalkan.
Sebagai bahan pertimbangan penerapan yang optimal dari e-learning yang digunakan disetiap
sekolah di Indonesia. Moodle banyak digunakan dikalangan pendidik dengan mengetahui
fungsi detailnya diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam penggunaan LMS pada
sistem pembelajaran saat ini.

2.5 Hambatan dalam Pembelajaran Blended Learning


Pada sisi teknis maupun non teknis, sekolah yang telah memulai proses
pembelajaran secara kombinasi (blended learning) bukan tanpa hambatan, beberapa sekolah
yang telah melaksanakan pembelajaran blended learning yang dilakukan mulai dari aplikasi
Zoom, Edmodo, Google Classroom dan e-learning lainnya mengalami kendala pada sisi
peserta didik. Firman & Rahayu (2020) menyebutkan sebagian besar peserta didik
mengeluhkan tidak efektifnya proses pembelajaran yang dilakukan ketika moda daring,
banyak siswa yang mengeluhkan mengenai penggunaan kuota dan juga sinyal internet pada
perangkat dan kendala tempat atau lokasi yang belum memadai untuk menunjang proses
pembelajaran daring.

Hambatan lainnya juga disebabkan dari faktor eksternal yaitu orang tua dan
lingkungan mengharuskan anak untuk membantu pekerjaan ketika tidak berangkat ke
sekolah dan lingkungan disekitar tempat tinggal kurang nyaman atau ada aktifitas yang
sibuk ketika pembelajaran daring. Selain hambatan implementasi pembelajaran berbasis
blended learning di era new normal terdapat beberapa tantangan yang ada yaitu
pembelajaran daring juga dapat meningkatkan kebiasaan belajar mandiri peserta didik yang
tidak tergantung oleh ruang dan waktu dimanapun dan kapanpun. Menurut Maskar (2020)
tantangan merupakan suatu peluang bagi setiap institusi pendidikan dalam mengatasi
masalah efek pandemi pada bidang pendidikan dan juga melakukan percepatan pelaksanaan
pendidikan masa depan melalui e-learning.

Adanya hambatan dan tantangan pembelajaran instalasi penerangan listrik berbasis


blended learning di era new normal terkait dengan penilaian hasil belajar yaitu penilaian
pengetahuan dan penilaian keterampilan. Penilaian pada aspek pengetahuan merupakan
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur capaian kompetensi pengetahuan peserta didik
terhadap mata pelajaran pada program keahlian tertentu sedangkan penilaian pada aspek
keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur capaian kompetensi
keterampilan siswa dalam melakukan tugas tertentu sesuai dengan mata pelajaran pada
program keahlian yang diampu (PSMK, 2018)

2. 6 Jenis-Jenis LMS

1. Jenis LMS Menurut Kegunaannya


Berdasarkan fungsi atau kegunaannya, LMS dapat dibagi menjadi 3, yaitu LMS for
School, LMS for Corporate, dan LMS for Retail. Berikut ini penjelasan singkat
ketiganya:
 LMS for School
Learning management system (LMS) adalah aplikasi perangkat lunak untuk
administrasi, dokumentasi, pelacakan, pelaporan, otomatisasi dan
penyampaian kursus pendidikan, program pelatihan, atau program
pembelajaran dan pengembangan. Konsep sistem manajemen pembelajaran
muncul langsung dari e-Learning. Sistem manajemen pembelajaran dirancang
untuk mengidentifikasi kesenjangan pembelajaran, memanfaatkan data analitis
dan pelaporan. LMS berfokus pada penyampaian pembelajaran online tetapi
mendukung berbagai penggunaan, bertindak sebagai platform untuk konten
online. Di ruang pendidikan tinggi, LMS dapat menawarkan manajemen kelas
untuk pelatihan yang dipimpin instruktur atau kelas terbalik. LMS modern
menyertakan algoritme cerdas untuk membuat rekomendasi otomatis untuk
kursus berdasarkan profil keterampilan pengguna serta mengekstrak metadata
dari materi pembelajaran untuk membuat rekomendasi tersebut menjadi lebih
akurat.
contoh: moodle, SmartSchool, dll
 LMS for Corporate
LMS untuk bisnis membantu perusahaan mengatur, melacak, dan mengelola
usaha untuk melatih karyawan, pelanggan, dan mitra eksternal lainnya. Produk
LMS perusahaan digunakan untuk mengelola program pelatihan individual
dengan tujuan pelatihan orientasi, pengembangan, dan kepatuhan. Organisasi
menggunakan LMS perusahaan untuk menetapkan training kepada karyawan
atau pengguna eksternal, kemudian melacak kemajuan peserta didik saat
mereka menyelesaikan pelajaran dan penilaian training. Training ini dapat
dibuat menggunakan alat bawaan di LMS atau perangkat lunak pembuat
kursus terpisah. LMS Perusahaan bertindak sebagai gudang konten
pembelajaran terpusat untuk karyawan dan administrator, memungkinkan
perusahaan untuk menyampaikan konten secara lebih efisien untuk
pengembangan karyawan atau pelanggannya.
contoh: successfactors, skillsoft, dll
 LMS for Retail
Sedikit mirip dengan LMS for Corporate, dalam LMS for Retil pengguna
dapat membeli layanan LMS pada website, kemudian belajar mandiri materi
yang disediakan oleh penyedia LMS. Pengguna yang telah menyelesaikan
sejumlah materi tertentu, bisa saja mendapatkan sertifikat digital sebagai tanda
bukti bahwa pengguna telah menyelesaikan studinya. Dengan LMS ini,
perseorangan dapat mengembangkan kompetensi dna skillnya.
Contoh: udemy, opensesame, makinmahir, dll
2. Jenis LMS Menurut Akses Penggunaannya
Berikutnya LMS berdasarkan akses penggunannya terbagi menjadi 2 jenis yaitu LMS
built-in dan LMS web-based. Berkikut ini penjelasannya:
 LMS Built-in
LMS ini merupakan sistem yang hanya bisa digunakan ketika Anda memasang
(install) software pada masing-masing device(perangkat). Jenis LMS ini bisa
dikatakan merupakan LMS yang sudah “jadul”, karena murid (mahasiswa) dan
guru (dosen) harus memiliki perangkat masing-masing untuk menggunakan
sistem ini.
 LMS Web-based
Berbeda dengan LMS yang harus diinstall pada perangkat komputer atau
smartphone, LMS berbasis web ini hanya perlu menggunakan internet dan
browser agar dapat diakses. Cara ini tentu lebih mudah digunakan oleh semua
pelajar dan mahasiswa. Aplikasi LMS berbasis web ini juga dapat digunakan
secara offline menggunakan localhost. Semua tergantung pada kebijakan
masing-masing sekolah atau kampus. Saat ini hampir semua LMS merupakan
web-based LMS.
3. Jenis LMS Menurut Pengembangannya
Sedangkan berdasarkan pengembangan perangkat lunaknya, LMS terbagi menjadi 2,
yaitu LMS Open Source dan LMS Closed Source.
 LMS Open Source
LMS open source dikembangkan oleh satu atau banyak orang pengembang
yang source code dibuka secara umum dan diaudit oleh programmer lainnya
secara terbuka. Untuk menemukan LMS open source, Anda dapat mencarinya
di github, bitbucket dan website penyedia source code gratis lainnya yang
menjadi hub para pengembang open source.
Contoh: moodle dan smartschool.
 LMS Closed Source
LMS closed source adalah LMS yang dikembangkan oleh pengembang
pribadi dan swasta atau yang lainnya yang tidak menginginkan source codenya
dipublikasikan. Karena source codenya tidak dibagikan secara publik,
pengembangan ini dilakukan secara internal sehingga keamanan data dan
program lebih terjaga.
Contoh: docebo
4. Jenis LMS Menurut Penyimpanannya
Terakhir, menurut tempat penyimpanan file dan datanya, LMS dibagi menjadi 2 yaitu
Cloud-based LMS dan Hosted LMS.
 Cloud-based LMS
LMS berbasis cloud merupakan LMS yang penyimpanan data dan aksesnya
dilakukan dari cloud. Sistem LMS ini pun masuk ke dalam kategori Software-
as-a-Service (SaaS) dalam dunia teknologi informasi.
 Hosted LMS
Sedangkan Hosted LMS merupakan LMS yang disimpan pada server
tradisional (non-cloud). Biasanya berupa perangkat atau media penyimpanan
(server) yang dibeli dan disimpan sendiri oleh pihak sekolah atau kampus.
Atau jika sekolah enggan membli perangkat server, maka sekolah dapat
menyewa hosting melalui jasa penyedia layanan. Kelemahan hosted LMS
adalah, ketika terjadi kerusakan pada media penyimpanannya maka data akan
hilang sepenuhnya, terlebih lagi jika tidak pernah melakukan backup. Oleh
karena itu, jika anda memutuskan memilih Hosted LMS maka pastikan bahwa
penyedia jasa LMS mempunyai layanan backup data secara berkala.
2.7 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN LMS
KELEBIHAN LMS :
 Biaya murah
Dengan menerapkan LMS di sekolah, biaya yang dikeluarkan jauh lebih
murah dibandingkan biaya SPP bulanan siswa. Sebagai contoh LMS dari
MySCH.id yaitu SmartSchool memiliki biaya berlangganan tiap bulan hanya
Rp 2000 per siswa saja.
 Efisiensi waktu
Dengan adanya LMS, pihak sekolah tidak perlu khawatir rencana pelaksanaan
pembelajaran akan mengalami gangguan. Semua jadwal pembelajaran dapat
terlaksana sesuai rencana meskipun sekolah maupun guru mempunyai agenda
lain, semial tugas belajar, rapat, pelatihan di UPT dan sebagainya. Dengan
LMS distribusi materi, tugas dan ujian menjadi mudah dan tepat waktu sesuai
jadwal.
 Mudah mengatur materi
Materi pembelajaran yang telah terdistribusi pada LMS menjadi mudah dicari
dan diatur. Sehingga akan memudahkan siswa mencari bahan ajar jika
sewaktu-waktu diperlukan kembali.
 Fleksibel
LMS dapat diakses kapan saja dan dari mana saja menjadikannya sangat
fleksibel. Dengan kepraktisannya ini tidak perlu lagi khawatir ada siswa
ketinggalan pelajaran.
 Belajar tidak membosankan
Beragamnya media pembelajaran yang dapat diunggah menjadikan metode
belajar dengna LMS tidak membosankan. Guru dapat menyediakan konten
pembelajaran tidak hanya berupa teks dan suara, namun dapat berupa gambar,
animasi dan video sekalipun untuk memberikan gambaran yang lebih jelas lagi
kepada siswa dalam proses belajar mengajar.
 Mendorong belajar mandiri
Dengan adanya LMS, siswa sedikit  diajak untuk lebih aktif dalam belajar.
Karena LMS mengharuskan pengguna mengakses melalui perangkat mobile.
Di sini lah peran penting guru untuk mendorong siswa menggunakan fasilitas
tersebut untuk mencari alternatif sumber bahan belajar, agar menjadi bekal
siswa belajar mandiri kelak.
 Terdokumentasi
Semua kegiatan belajar mengajar dapat didokumentasikan secara digital dan
aman. LMS memungkinkan hal itu semua, dari mulai proses belajar,
penugasan, monitoring siswa hingga ujian dan evaluasi hasil belajar.
 Mudah mengelola administrasi
Dengan kemudahan pendokumentasian secara digital tersebut, maka
pengelolaan administrasi menjadi mudah dan cepat. Pencarian arsip laporan
dan sebagainya tidak perlu direpotkan dengan tumpukan kertas yang
menggunung.
 Memudahkan interaksi
Bagi sebagian siswa, berinteraksi secara langsung mungkin kurang nyaman.
Jika dibandingkan dengan interkasi tidak langsung via perangkat mobile,
seorang siswa generasi sekarang diharapkan dapat lebih mengekspresikan
dirinya lebih mendalam dan tidak canggung.
 Kesempatan mengedukasi
Penerapan LMS ini sekaligus dapat menjadi momen yang tepat bagi guru dan
orang tua siswa, untuk mengedukasi tentang penggunaan teknologi tepat guna.
Bahwa perangkat mobile yang saat ini digunakan memiliki fungsi yang dapat
mendatangkan manfaat bagi diri sendiri, tidak melulu hanya mencari
kesenangan semata dan kegiatan kurang berguna.
KEKURANGAN LMS:

 Membutuhkan koneksi internet untuk dapat mengakses konten pembelajaran


pada LMS. Padahal sebagian wilayah di Indonesia masih belum terjangkau
jaringan internet.
 Mengurangi interaksi fisik antara guru dengan murid dan murid dengan murid.
Yang berimbas pada dampak psikologi dalam berinteraksi sosial.
 Butuh perangkat penunjang berupa komputer, laptop maupun smartphone.
Bagi sebagian orang mungkin ada yang tidak memiliki salah satu perangkat
tersebut.
 Perlu bimbingan orang tua, mengingat penggunaan perangkat mobile dan
internet tanpa pengawasan dan bimbingan orang tua, bisa dimungkinkan akan
terjadi penyalahgunaan teknologi untuk anak usia remaja atau sebelumnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Learning Management System merupakan sebuah perangkat lunak yang khusus


dirancang guna untuk melakukan distribusi, membuat, dan melakukan pengaturan terhadap
konten pembelajaran. Learning Management System ini dapat mengoptimalisasikan proses
kegiatan belajar mengajar sehingga memudahkan guru untuk menyampaikan tugas dan
materi pembelajaran terutama untuk materi pembelajaran yang diujiankan sehingga siswa
bisa dengan mudah mengerti terhadap materi tersebut.

E-Learning adalah mutlak diperlukan untuk mengantisipasi perkembangan jaman


dengan dukungan Teknologi Informasi dimana semua menuju ke era digital, baik mekanisme
maupun konten. Pengembangan sistem e-Learning sistem harus didahului dengan
melakukan analisa terhadap kebutuhan dari pengguna. Sesuai dengan paradigma rekayasa
sistem dan perangkat lunak, kebutuhan dari pengguna ini memiliki kedudukan tertinggi, dan
merupakan dasar kreasi dan kerja pengembangan pendidikan.

3.2 Saran

Dalam kehidupan kelas maya kita harus memanfaatkan dengan baik,baik dalam
kehidupan sosial maupun kehidupan dalam proses belajar mengajar. Yang di dukung dengan
kecanggihan teknologi saat ini agar kita tidak ketinggalan zaman. Diharapkan kepada
pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini penulisan
makalah ini dapat berkembang dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Suyono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rosda

Uno, B. Hamzah. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sjukur, Sulihin B. 2012. Pengaruh Blended Learning terhadap Motivasi Belajar dan Hasil
Belajar Siswa Tingkat SMK. Jurnal pendidikan Vokasi, Vol 2, Nomor 3, November
2013.

Anda mungkin juga menyukai