Dosen Pengampu:
Dra. Eldarni, M.Pd
Ida Murni Saan, M.Pd
Disusun Oleh
Kelompok 3
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...
B. Saran………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia pendidikan selalu berkembang seiring dengan berkembangnya
dunia. Begitu juga dengan sarana dan prasarana pendidikan semakin memadai
dan semakin lengkap. Jika dulu sekolah-sekolah menggunakan sarana yang
seadanya, sekarang sudah semakin lengkap. Sehingga pembelajaran dapat
terlaksana dengan maksimal. Demikian juga media yang dipakai dalam proses
belajar mengajar semakin kompleks.
Perkembangan teknologi pada akhirnya juga merambah kepada dunia
pendidikan. Banyak sekolah yang sekarang memakai teknologi ini untuk
memperlancar pembelajaran di sekolah. Teknologi dalam pembelajaran bisa
menjadi sarana pembelajaran, metode/media dan sebagai sumber belajar bagi
peserta didik. Sebagai sarana, teknologi merupakan alat untuk memperlancar
pembelajaran. Sebagai metode/media teknologi sebagai inovator agar
pembelajaran menjadi lebih menarik. Sedangkan sebagai sumber belajar
tekonologi berperan sebagai salah satu penyedia informasi bagi peserta didik.
Diantara banyaknya teknologi pembelajaran, salah satunya adalah
video/film. Sebagai salah satu media, video/film merupakan salah satu
teknologi pembelajaran yang memiliki kelebihan yang cukup baik untuk
pelaksanaan pembelajaran. Agar dapat membuat video pembelajaran yang
berkualitas dan baik, maka sangat perlu untuk memahami tahap-tahap
pengembangan video. Maka dari itu dalam makalah ini kita akan membahas
mengenai tahap pra-produksi sebuah video.
B. Rumusan Masalah
Menurut Studio Antolope, terdapat tips mencari ide cerita walaupun di rumah
aja, yaitu sebagai berikut:
1. Baca berita, rajin membaca berita ter-update akan membuat pikiran kita
terbuka. Kita bisa mendapatkan berita lewat koran, mendengarkan radio, atau
membaca di laman media sosial. Dengan mengetahui berita terkini, kita bisa
mengetahui hal apa yang bisa dilakukan atau sesuatu apa yang bisa
diciptakan untuk disajikan pada audiens di luar sana. Kita bisa membaca
berita soal apa pun, misalnya berita tentang kriminal, kejadian lucu dan unik,
dan lain sebagainya. Dari sinilah, kita bisa mendapatkan ide cerita dengan
mudah. Dengan membaca berita tentunya kita bisa bebas memodifikasi
kejadian nyata itu untuk dijadikan karya fiksi.
2. Nonton film, semua orang pasti sepakat untuk hal ini. Menonton film sudah
tidak asing lagi untuk seseorang mendapatkan ide cerita. Yang perlu dicatat
adalah kita jangan jadi plagiator, jadikan beberapa film yang kalian tonton
sebagai referensi saja. Misalnya saja kita melihat ada satu karakter yang unik,
mungkin dari situ kita bisa mengembangkan menjadi sebuah cerita yang baru.
3. Perbanyak literatur, kalau bosan dengan sosial media, dan keadaan rumah
yang monoton, kita bisa membeli buku baru atau membaca buku lama yang
kita punya. Yang perlu diingat adalah inspirasi dan ide bisa datang kapan saja
dan biasanya datang tiba-tiba. Namun kita juga perlu memancing kedatangan
ide itu lewat banyak referensi salah satunya adalah literatur. Jika kita punya
novel, buku puisi, naskah teater, atau komik, yang sudah lama tidak dibaca,
coba dibaca lagi. Bisa jadi dengan pengalaman hidup saat ini, cerita-cerita di
literatur yang kita baca bisa membuat perspektif berubah. Nah, dari sinilah
kita bisa mendapatkan ide cerita baru untuk karya selanjutnya.
4. Asah kepekaan, menjadi orang yang peka adalah jurus terjitu mendapatkan
ide cerita. Karena jika kita peka, semua hal yang terjadi di sekitar kita sangat
berpotensi untuk dijadikan cerita. Pada dasarnya semua orang hidupnya
sudah drama dan bercerita, jadi tinggal bagaimana kita menguliknya secara
mendalam dan mencari hal unik yang belum pernah orang lain buat. Karena
lagi di rumah aja, kita bisa melihat ke tetangga, atau cerita-cerita soal
keluarga sendiri. Kita juga bisa memulai kepekaan ini dengan pertanyaan-
pertanyaan atau kegelisahan yang belum terjawab. Misalnya, “kenapa ya
kalau udah lulus kuliah pasti ditanya kapan nikah?”, atau contoh yang lain
seperti “bagaimana ya rasanya jadi anak yang punya bapak tiri?”.
b. Istilah-Istilah Naskah
Menulis scenario film memang sangat menyenangkan. Kita bisa
menerjemahkan setiap kalimat dalam naskah menjadi sebuah gambaran
imajinasi visual. Skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan
urutan adegan, tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks
struktur dramatic. Fungsinya adalah untuk digunakan sebagai petunjuk kerja
dalam pembuatan film. Tentu saja, bagi yang tertarik menulis skrip/ skenario,
harus paham dulu bagaimana cara menuliskannya. Dalam proses dunia
penulisan skenario, terdapat banyak istilah-istilah penting, seperti:
1) Action
Selain diartikan sebagai perintah sutradara saat pengambilan gambar,
action juga bisa diartikan sebagai gerak laku pemeran, yang terjadi dalam
suatu adegan. Selain itu, kata action juga bisa dipakai untuk menentukan
jenis sebuah film, yang diartikan sebagai film laga.
2) Big Close Up (Bcu)
Yaitu pengambilan gambar pada jarak sangat dekat. Misalnya, dalam
gambar orang hanya terlihat bibirnya saja. Contoh pemakaian dalam
skenario, untuk menunjukkan sebuah cincin di jari manis tokoh, kita bisa
pakai BCU untuk cincin. Namun jika ini sudah diperjelas dalam deskripsi,
tidak perlu ditulis BCU lagi, sebab ini adalah tugas sutradara.
3) Close Up (Cu)
Yaitu pengambilan gambar pada jarak dekat. Dalam gambar orang
terlihat wajahnya saja. Untuk pemakaian dalam skenario, CU bisa untuk
menegaskan ekspresi tokoh. Namun, penggunaan CU sebisa mungkin
untuk hal-hal yang sangat penting saja, misalnya menegaskan sebuah
lirikan mata dan senyum sinis A pada B. Jika tidak terlalu penting, jangan
gunakan tanda CU ini karena masalah shot adalah wilayah sutradara.
4) Commercial Break
Yaitu jeda dalam tayangan sinetron yang diisi iklan. Biasanya penulis
skenario juga harus memperhitungkan saat jeda ini, dengan memberikan
suspense pada cerita sebelum commercial break agar penonton tetap
menunggu kelanjutan cerita kita, tanpa berpindah ke channel lain.
5) Credit Title
Yaitu penayangan nama tim kreatif dan para ahli, serta semua orang
yang terlibat dalam pembuatan sinetron/ film tersebut.
6) Cut Back To
Yaitu transisi dengan tempo cepat, tapi kembali ke adegan/ lokasi yang
telah dilihat sebelumnya. Contoh penggunaannya dalam skenario,
misalnya seorang anak menangis karena terpisah dari ibunya di mal, Cut
To: Ibu sedang mencari anaknya dengan gelisah di sudut yang lain, maka
ketika akan kembali ke gambar anak yang menangis tadi, yang saat ini
mungkin sudah dibantu satpam, transisinya kita pakai Cut Back To.
7) Cut To
Yaitu transisi/peralihan dengan tempo yang cepat, misalnya untuk
menggambarkan kejadian yang terjadi bersamaan tapi pada tempat yang
berbeda. Atau juga kelanjutan adegan, tapi masih pada hari yang sama.
8) Dissolve To
Yaitu transisi yang menunjukkan gambar menjadi kabur, kemudian
masuk ke gambar adegan berikutnya. Dalam skenario, ini biasanya dipakai
untuk menggambarkan sebuah mimpi, mengenang masa lalu, atau flash
back, membayangkan sesutau yang akan terjadi.
9) Dialog
Yaitu kalimat yang diciptakan oleh penulis skenario, yang nantinya
diucapkan oleh seorang aktor. Dialog harus mewakili peran, karakter, dan
perasaan si tokoh dalam cerita.
10) Durasi
Yaitu waktu tayang di televise, sudah termasuk commercial break.
Durasi yang umum: 30 menit, biasanya untuk sinetron serial komedi.
Durasi 60 menit, biasanya untuk sinetron serial drama, durasi ini paling
umum kita lihat di televisi. Durasi 90 menit, biasanya untuk sinetron cerita
lepas, semacam telesinema dan FTV.
11) Establishing Shot
Biasa disingkat establish saja, artinya pengambilan gambar secara
penuh, terlihat secara keseluruhan. Biasanya pengambilan dari jarak jauh
sehingga gambar terlihat kecil. Contoh, jika kita ingin memasuki setting
sebuah kamar dalam rumah sakit, biasanya kita beri dulu establish gedung
rumah sakit secara keseluruhan. Namun, jika tempat itu sudah
diperlihatkan secara keseluruhan, tidak perlu ada establish berulang kali.
12) EXT
Singkatan dari Exterior, biasanya dalam scenario ditulis pada deretan
judul scene, untuk menunjukkan keterangan tempat di luar ruangan.
Tulisan EXT. dan INT. bisa digabung menjadi misalnya: EXT./INT. yang
menunjukkan adegan di jalanan/ dalam mobil. Bisa juga gabungan itu
dipakai jika menunjukkan adegan pada teras sebuah rumah.
13) Fade Out
Yaitu transisi gambar dari terang ke gelap dengan cara lambat.
14) Fade In
Yaitu transisi gambar dari gelap ke terang dengan cara lambat. Dalam
skenario, penulisan Fade Out dan Fade In biasanya bersamaan untuk
transisi yang menujukkan perubahan waktu, bisa dari malam ke pagi, atau
dalam hitungan hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Selain menujukkan
perubahan waktu, bisa juga menggambarkan perubahan keadaan dan
perubahan lokasi.
15) Flash Back
Bisa diartikan sebagai kilas balik. Cerita yang kembali pada waktu
sebelum kejadian berlangsung. Flash Back bisa menunjukkan kemunduran
waktu beberapa tahun ke belakang, bisa juga hanya dalam waktu beberapa
saat sebelumnya.
16) Freeze
Yaitu menghentikan aksi atau bertahan pada posisi akhir adegan.
Dalam penulisan skenario biasanya digunakan untuk akhir sebuah episode,
di mana gambar berhenti mengakhiri sebuah cerita. Akhir cerita ini pada
sinetron serial biasanya diambil gambar yang paling menegangkan
sehingga akan terjadi suspense bagi penonton. Freeze umumnya untuk
gambar tokoh sentralnya.
17) Insert
Yaitu sisispan adegan pendek dan singkat tapi penting, di dalam
sebuah scene. Misalnya, pada adegan beberapa orang ngobrol di dalam
ruang tamu, tiba-tiba di luar ada orang yang mengintip dan menguping
pembicaraan mereka. Meskipun setting berubah, kita tak perlu membuat
scene baru untuk adegan mengintip itu, cukup dengan insert saja.
18) Intercut
Yaitu perpindahan dengan cepat, dari satu adegan ke adegan lain yang
berada dalam satu kesatuan cerita. Misalnya adegan telepon, dua setting
yang bergantian ditampilkan, maka kita bisa menggunakan intercut untuk
pergantian cepat setiap dialog si penelepon dan orang yang ditelepon.
19) INT.
Singkatan dari Interior, penulisannya dalam skenario sama dengan
EXT., tapi ini untuk menujukkan keterangan tempat di dalam ruangan.
20) Long Shot (LS)
Yaitu pengambilan gambar pada jarak jauh. Biasanya untuk gambar
yang harus terlihat keseluruhan. Misalnya gambar orang akan terlihat
seluruh badan berikut latar belakangnya. Namun, jika tak terlalu penting
jangan cantumkan LS dalam skenario karena sama seperti CU dan BCU,
ini juga wewenang sutradara.
21) Main Title
Yaitu judul cerita pada sebuah tayangan sinetron/film. Dalam
penulisan skenario biasanya ditampilkan atau ditulis setelah adegan teaser.
Dan dilanjutkan dengan penayangan credit titles.
22) Montage
Beberapa gambar yang menujukkan adegan berkesinambungan dan
mengalir, bisa beberapa lokasi yang berbeda, tapi menyatu dalam
rangkaian. Dalam penulisan skenario, misalnya seorang sedang putus
cinta, maka ia mulai mengenang masa indahnya dulu bersama mantan
kekasihnya. Dalam hal ini kita pakai montage dengan menampilkan
beberapa adegan indah antara si tokoh dan mantan kekasihnya ketika
masih bersama, kita tampilkan mereka sedang berkejaran di pantai, lalu
kita tampilkan juga saat mereka berduaan di taman bunga, lalu saat mereka
saling menukar barang kenangan, dan sebagainya.
23) Rating
Ini kita istilahkan sebagai survey jumlah penonton yang menyaksikan
tayangan di televisi, dalam hal ini termasuk tayangan sinetron yang cerita
dan skenarionya kita tulis. Survei ini dilakukan oleh sebuah lembaga
bernama AC Nielson, yang sudah diakui kredibilitasnya oleh masyarakat
pertelevisian di Indonesia. Setiap minggunya pihak ini akan memberikan
lembaran hasil surveinya ke semua stasiun televisi dan PH, di lembaran itu
akan terlihat urutan tayangan mulai dari yang terbanyak penontonnya,
hingga yang paling sedikit. Rating sampai saat ini masih menjadi tolok
ukur tayangan di Indonesia. Rating tinggi berarti tayangan dianggap laku
dan secara bisnis menguntungkan PH/Broadcast, sehingga diproduksi
terus, sebaliknya bila rating rendah maka tayangan akan cepat dihentikan
agar tidak merugikan produksi.
24) Scene
Kata lain dari adegan, yaitu bagian terkecil dari sebuah cerita.
25) Skenario
Artinya sama dengan scenario, hanya masalah perbedaan bahasa saja,
penulisan menggunakan “K” karena sudah diindonesiakan.
26) Screenplay
Artinya juga sama dengan Scenario/ Skenario.
27) Scriptwriter
Yaitu orang yang kerjanya membuat/ menulis skenario atau disebut
juga Penulis Skenario.
28) Sequence
Yaitu kata lain dari Babak, yaitu kumpulan dari beberapa adegan.
29) Slow Motion
Yaitu gerakan yang terlihat lebih lambat dari biasanya. Hal ini
biasanya digunakan untuk menampilkan adegan yang sangat dramatis.
Misalnya, adegan seorang tokoh ditembak dari belakang. Saat si tokoh
jatuh, gerakan bisa saja dibuat slow motion agar lebih terkesan dan
menyentuh perasaan penontonnya.
30) Sound Effect
Biasanya dalam penulisan digunakan istilah FX, maksudnya suara
yang dihasilkan di luar suara mausia dan ilustrasi musik. Misalnya, suara
telepon berdering, bel tanda masuk sekolah, suara alat dapur berjatuhan,
dan sebagainya.
31) Split Screen
Yaitu dua adegan berbeda yang muncul pada satu layer. Bisa kita
pisahkan dengan garis vertical atau horizontal. Pada penulisan dalam
scenario bisa kita pakai saat ingin menggambarkan adegan telepon yang
menampilkan ekspresi kedua tokoh secara bersama-sama.
32) Teaser
Yaitu adegan gebrakan, ditampilkan pada pembukaan/awal cerita, yang
tujuannya memancing penonton untuk menyaksikan kelanjutan cerita di
belakangnya. Teaser bisa berupa sebuah scene/adegan baru yang
diciptakan oleh penulis scenario, bisa juga cuplikan adegan paling
menarik/konflik utama yang sudah ada dalam skenario.
33) Voice Over (VO)
Yaitu dialog yang terdengar tapi tidak tampak di gambar, misalnya
terdengar orang berbicara dari ruang sebelah. Atau, bisa juga orangnya
tampak, suaranya terdengar, tapi bibirnya tidak bergerak, jadi dia terlihat
berbicara dalam hati.
c. Langkah Menulis Naskah Film
Selalu mulailah dengan premis, kemudian menjabarkannya menjadi
sinopsis, lalu menjadi treatment, sebelum memberikan dialog-dialog menjadi
naskah yang utuh. Ikuti urutan tersebut dan jangan sampai terbalik.
Langkah Menulis Naskah 1: Premis
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “jika kamu tak bisa menjelaskan
sesuatu dengan sederhana, maka kamu tak cukup mengerti”. Pepatah ini
berlaku dalam penulisan skenario. Kita harus bisa menjelaskan ceritamu dalam
satu kalimat. Elevator pitch adalah istilah yang menjelaskan sebuah
perandaian dimana kita bertemu seorang produser ternama di sebuah lift dan
tiba-tiba ia menanyakan apa yang sedang kamu kerjakan. Penjelasan panjang
dan bertele-tele tidak akan membuatnya tertarik, sementara beberapa detik
kemudian, ia sudah tiba di kantornya, meninggalkan kamu yang masih
belepotan menjelaskan.
Premis adalah pernyataan cerita dan masalah yang menggerakan cerita.
Dalam sebuah premis terkandung karakter dan atributnya, aksi/tindakan, dan
situasi. Biasanya, ketika menulis premis, nama karakter belum disebut,
melainkan menjelaskan atributnya. Contohnya:
a) Finding Nemo: Seekor ikan badut menantang marabahaya di
samudera lepas untuk mencari anak semata wayangnya yang diculik
oleh seorang penyelam tak dikenal.
b) Toy Story: Sebuah boneka koboi kesayangan pemiliknya merasa
terancam dan cemburu dengan kedatangan mainan Astonot baru.
Langkah 4: Treatment
Sekarang kita punya tiga paragraf yang berisi karakter, masalah, dan
tindakan yang diambil oleh sang karakter. Tugas kita adalah menjabarkan lagi
tiga paragraf tersebut menjadi cerpen (cerita pendek) yang terdiri dari beberapa
paragraf. Kita bisa cari berbagai referensi cerpen baik di Google, perpustakaan,
maupun toko buku. Jangan khawatir soal dialog yang diucapkan oleh karakter,
jangan khawatir soal pembagian adegan maupun urutan shot. Itu urusan nanti.
Sekarang fokus pada penjabaran tiga paragraf sinopsis panjang. Berpeganglah
pada struktur yang sudah ditulis di sinopsis panjang. Ketika kita mulai hilang
fokus dan merasa cerita mulai bertele-tele, buka kembali premis utama dan
ingat kembali apa yang menjadi fokus utama kita.
Cara paling mudah untuk melakukannya adalah menjabarkan lagi
masing-masing paragraf menjadi tiga paragraf. Misalnya dalam kasus Finding
Nemo, kita bisa jabarkan lagi paragraf pertama yang berisi situasi awal
hubungan Marlin dan Nemo ke dalam tiga paragraf. Perkaya tulisan kita
dengan penggambaran latar tempat dan waktu yang lebih detail. Bangun
nuansa menggunakan kata-kata sifat untuk membantu pembaca memahami
dunia yang sedang kita bangun. Lengkapi pula dengan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh karakternya. Ingat, jangan lupakan struktur utama cerita kita,
jangan takut untuk buka kembali premis utama. Jika kita sudah merasa puas
dengan cerita pendek yang sudah dibuat (dalam film biasa disebut treatment),
kita ke tahap berikutnya yaitu penulisan naskah.
Langkah 5: Naskah
Sekarang saatnya kita menuangkannya ke dalam format naskah.
Sebelumnya, cara paling mudah untuk mempersiapkanmu menulis naskah
adalah menjabarkan paragraf tersebut ke dalam urutan adegan (scene). Adegan
(scene) dibagi sesuai dengan latar tempat dan waktu. Apabila suatu situasi
terjadi dalam satu tempat dan waktu, maka ia dihitung sebagai satu adegan.
Jabarkan cerita ke dalam urutan latar waktu dan tempat. Lalu tulis kejadiannya
dengan semakin detail. Misalnya:
Scene 1 – Dapur Kos – Siang
Scene 2 – Kamar Tidur – Malam
Scene 3 – Sekolah – Pagi
Dan seterusnya…
Jika kita sudah memiliki urutan cerita sesuai dengan latar waktu dan
tempat. Sekarang kita bisa menuangkannya ke dalam format naskah. Aplikasi
yang biasa digunakan untuk menulis naskah adalah FinalDraft. Namun
aplikasi ini harganya relatif mahal. Beberapa penulis menggunakan Celtx,
aplikasi gratis yang tak kalah canggih dengan FinalDraft.
d. Komponen Naskah
1. Sinopsis
a) Alur atau jalan ceritanya disusun secara berurutan atau kronologis dan
tepat. Alur atau plot sinopsis sebaiknya sama dengan alur cerita aslinya.
b) Bahasa yang digunakan hendaknya menggunakan jenis persuasif atau
berupa ajakan dan membujuk agar calon pembaca tertarik membaca.
c) Terdapat suatu ajakan ataupun motivasi bagi para pembaca, untuk
membaca buku tersebut dan dikemas sebaik mungkin agar pembaca
tertarik untuk membaca bukunya.
d) Menampilkan konflik secara singkat dan yang menarik.
e) Membuat penasaran bagi calon pembacanya
2. Treatment
Treatment bisa diartikan sebuah naskah kotor. Treatment secara
keseluruhan hampir sama seperti naskah, hanya saja deskripsi treatment tidak
dijabarkan. Misalnya, deskripsi hanya bertuliskan: "Ina melihat Edo
berpegangan tangan dengan Rina, lalu mendatangi mereka dan menampar
Edo", dan tidak ada isi percakapan mereka, bagaimana ekspresi Ina. Jadi
treatment hanya merupakan garis besarnya saja. Namun, dalam kenyataannya
tidak semua penulis membutuhkan treatment untuk membuat naskahnya.
Treatment bisa dijadikan pedoman bagi pemula yang ingin menulis naskah.
3. Teks
Tampilan dalam bentuk teks atau yang lebih dikenal dengan istilah
tipografi merupakan elemen yang cukup penting dalam pembuatan
multimedia. Teks sebagian besar digunakan dalam video karena sangat efektif
untuk menyampaikan ide dan panduan kepada pengguna. Bentuk data yang
paling mudah disimpan dan dikenali adalah teks, serta file teks mempunyai
struktur yang sederhana. Teks biasanya mengacu pada kata, kalimat, alinea,
segala sesuatu yang tertulis atau ditayangkan.
4. Durasi
Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan durasi dengan
pertimbangan yang disusun oleh Mary Pedersen dari Advertising Age yaitu:
a) Tipe video seperti apa yang ditawarkan
Konten yang baik muncul dalam berbagai bentuk serta durasi, dan
video library yang sedap dipandang baiknya berisi variasi tipe konten.
Sebagai contoh, video yang menghibur dan menyenangkan akan lebih baik
berdurasi pendek. Sedangkan konten branded bergaya dokumenter dapat
berdurasi lebih panjang (di atas 2 menit). Untuk cerita yang lebih panjang,
kita dapat memecahnya menjadi beberapa episode. Jika durasi video harus
lebih dari 12 menit, pastikan itu sebuah cerita naratif atau tutorial intens
yang tak mungkin dibagi.
b) Bagaimana dan di mana audiens menyaksikan video
Mempertimbangkan perangkat dan platform yang dipakai merupakan
satu yang terpenting guna menentukan durasi. Ketika merilisnya di media
sosial, usahakan pendek. Di Facebook 30-45 detik merupakan waktu
terbaik, sedangkan di Instagram 15 detik pun sudah maksimal. Lain cerita
di YouTube dan Vimeo. Masing-masing dari kita harus mencari tahu
kebutuhannya seperti apa karena tiap platform punya keunggulan dan
pertimbangan sendiri.
c) Seperti apa ekspektasi dari audiens Anda
Rentang perhatian dari audiens tergantung pada apa yang mereka
harapkan dari video kita. Judul dan preview gambar turut memengaruhi
ekspektasi dan bakal menentukan berapa lama mereka mau menonton.
Judul yang lebih formal dapat memancing asumsi pemirsa kalau video
tersebut panjang dan lebih komprehensif.
5. Sound
Sound effect adalah elemen suara yang sangat penting untuk
membangun visual yang kita buat. Bayangkan adegan sebuah batu yang jatuh
ke dalam air, atau kumpulan orang yang berkerumun sambil saling berbicara
satu sama lain, atau mobil pemadam kebakaran yang lampu sirenenya
berputar-putar. Tanpa penggunaan efek suara yang baik, adegan-adegan
tersebut tidak akan terasa hidup, dan video yang kita buat akan terasa sangat
datar. Banyak video yang berhasil meraih perhatian penonton karena
menggunakan efek suara yang tepat, baik sebagai latar untuk membangun
keseluruhan adegan, atau untuk membangun ilustrasi aksi, seperti tembakan
pistol dan ledakan dalam simulasi adegan pertempuran. Demikianlah
penggunaan musik yang memiliki kekuatan yang mampu memanipulasi emosi
penonton. Musik bisa membantu membangun cerita dengan emosi dan ritme
hingga penonton mampu mengerti suasana yang ingin dibangun dalam sebuah
video.
A. Kesimpulan
Tahap pra produksi pengembangan video ada 2 yaitu pemerolehan ide cerita
dan penulisan naskah. Ada beberapa cara yang perlu dipahami untuk menemukan ide
cerita yang bagus dalam membuat film pendek, dan menjadikan naskah film yang
menarik dan layak digarap untuk pembuatan film pendek yang bagus. Selain itu untuk
membuat film yang bagus juga harus memperhatikan cara-cara penulisan naskah
beserta komponen-komponennya.
Skenario adalah sebuah naskah cerita yang menguraikan urut-urutan adegan,
tempat, keadaan, dan dialog, yang disusun dalam konteks struktur dramatik;
fungsinya adalah untuk digunakan sebagai petunjuk kerja dalam pembuatan. Skenario
dalam film merupakan “alat” yang sangat penting. Skenario adalah cetak biru dari
semua yang akan terjadi di tahap berikutnya. Mulai dari memilih siapa sutradara yang
cocok untuk mengerjakan skenario tersebut sampai penentuan berapa budget yang
dibutuhkan untuk mengeksekusi-nya. Pada praktiknya, bukan tidak mungkin skenario
akan diubah lagi setelah memasuki tahap praproduksi. Biasanya pertimbangan budget
dan masukan dari sutradara menjadi faktor penentu revisi skenario ketika sudah
memasuki tahap praproduksi
B. Saran
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna kesempurnaan makalah
ini. Dengan kritik dan saran penulis dapat mempelajari, memahami serta memperbaiki
kesalahan-kesalahan dalam penulisan makalah ini. Penulis mengharapkan makalah ini
dapat memberikan manfaat, menambah wawasan bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.yoodeo.com/blog/read/berapa-lama-durasi-yang-tepat-untuk-konten-video
https://www.seputarpengetahuan.co.id/2020/03/sinopsis.html
https://studioantelope.com/langkah-menulis-naskah-film-pendek/
https://www.kreatifproduction.com/pembuatan-skenario/
https://studioantelope.com/apa-itu-skenario-dalam-produksi-film/
https://www.youtube.com/watch?v=lvC5ArjuQ0A