Anda di halaman 1dari 14

Nama: Dwi Inayatul Fathiyah

Npm: 200203006

Kls/ Smester: A/4

Prodi: SENDRATASIK

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pancor, 16 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Film Pendek

2.2 Cara Membuat Film Pendek

2.3 Membuat Skenario Film Pendek

2.4 Mempersiapkan Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makalah ini akan membahas mengenai apa saja yang termasuk kedalam lingkup materi pembuatan film
pendek. Mulai dari pengertian besar apa itu film pendek, tata cara pembuatan film pendek beserta tips
dan triknya. Hingga mencakup bagaimana pembuatan skenario dalam sebuah film pendek dan berbagai
persiapan yang harus di lakukan, seperti bagaimana pra produksi, produksi dan pasca produksi nya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan film pendek?

2. Bagaimana cara membuat film pendek beserta tips dan triknya?

3. cara membuat skenario dalam film pendek?

4. Apa saja yang perlu di persiapkan dalam pra produksi, produksi dan pasca produksi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Menjabarkan arti dan makna dari film pendek

2. Menjelaskan tentang bagaimana cara membuat film pendek beserta tips dan triknya

3. Menjelaskan makna dari skenario film pendek


4. Memaparkan hal-hal yang perlu di persiapkan dalam pra produksi, produksi dan pasca produksi

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Film pendek

Film pendek merupakan film yang berdurasi pendek, simpel dan memiliki nauansa kompleks serta tidak
dianggap sebagai film utama/panjang (feature film). Academy of Motion Picture Arts and Sciences
mendefinisikan film pendek sebagai "sebuah film orisinal yang berdurasi 40 menit atau kurang,
termasuk tambahan dari semua kredit".[1] Kemudian Oberhausen sebagai salah satu festival film
pendek tertua di dunia memberikan batas durasi 35 menit. Sedangkan Venice Film Festival melalui The
Orizzonti section mereka menetapkan batas maksimum durasi 20 menit untuk film pendek yang bisa
dipertimbangkan dalam kompetisinya.

Di awal perkembangannya film pendek sempat dipopulerkan oleh komedian Charlie Chaplin. Mengenai
cara bertuturnya, film pendek memberikan kebebasan bagi para pembuat dan pemirsanya, sehingga
bentuknya menjadi sangat bervariasi. Film pendek dapat saja hanya berdurasi 60 detik, yang penting ide
dan pemanfaatan media komunikasinya dapat berlangsung efektif. Yang menjadi menarik justru ketika
variasi-variasi tersebut menciptakan cara pandang-cara pandang baru tentang bentuk film secara umum,
dan kemudian berhasil memberikan banyak sekali kontribusi bagi perkembangan sinema. Meningkatnya
industri dengan terimonologi film "pendek" mendorong banyak asumsi bahwa hal itu terjadi
dikarenakan film "pendek" ditampilkan sebagai bagian dari presentasi film utama/panjang (feature film).
Film pendek juga dapat dirilis bersama dengan film layar lebar, dan juga dapat dimasukkan sebagai fitur
bonus pada beberapa rilis video rumahan. Film pendek umumnya pula digunakan untuk menambah
pengalaman di industri perfilman dan sebagai platform untuk menampilkan bakat guna mendapatkan
pendanaan untuk proyek masa depan dari investor swasta, rumah produksi, atau studio film.

Pada hakikatnya film pendek bukan sekedar durasi yang pendek. Dan bukan juga merupakan reduksi
dari film dengan cerita panjang, atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia
perfilman. Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film cerita
panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya dianggap lebih mudah serta
anggaran yang relatif minim. Tapi karena film pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih
leluasa untuk para pemainnya, dan hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam proses penciptaannya.

B. Cara Membuat Film Pendek

Dalam membuat film pendek tidaklah sulit dan mahal. Membuat film pendek yang sederhana hanya
membutuhkan biaya kaset dan biaya riset. Namun hal yang paling kuat sebelum membuat film pendek
harus mempunyai ide cerita yang nanti bisa berkembang dan berkenlanjutan.

Kita harus menentukan fokus cerita dari film kita. Misalnya pada saat pesta ulang tahun. Maka, fokus
ceritanya adalah pesta ulang tahun. Atau saat pergi ke tempat hiburan, fokus ceritanya ya tempat
hiburan itu, misalnya, Suatu Hari di Dunia Fantasi/khayalan….

Setelah kita tentukan fokus cerita tinggal ikuti langkah-langkah ini

1. Riset Awal

Kita cari tahu dulu tentang latar belakang yang ingin kita buat film. Kalau serius, riset ini harusnya sangat
detail, tetapi kalau mau sederhana, kita bisa saja browsing dulu di internet atau bertanya kepada teman
atau orang yang sudah mengalaminya. Kita catat data-data yang kita dapat tadi sebagai bahan referensi.

2. Siapkan Peralatan

Perlengkapan yang diperlukan adalah handycam atau kamera video apa pun beserta baterai dan
charger. Jangan lupa bawa juga mikrofon tambahan dan kabel ekstensinya, tripod, dan yang paling
penting, kaset-kaset kosong

3. Riset Lapangan

Waktu sampai di tempat tujuan, kita harus melakukan riset lebih dalam dari riset awal yang sudah kita
lakukan di rumah. Cocokkan data yang didapat saat riset awal dengan keadaan di lapangan.

Caranya : bisa jalan, ngobrol, dan nongkrong! Santai dan berusaha akrab dengan lingkungan yang akan
kita filmkan.
4. Buat Alur Cerita Kasar

Tentukan siapa saja yang mau diangkat sebagai tokoh dalam film. Biasanya, dari hasil riset di lapangan,
kita bisa mendapatkan sebuah ide yang lebih spesifik dan menarik untuk diangkat dari ide awal kita di
rumah. Misalnya, “Keseharian hidup badut di Dufan”. Kemudian, buatlah alur cerita kasar dari ide
tersebut. Misalnya, tugas-tugas si badut di Dufan dan tempat-tempat wajib yang harus didatangi si
badut.

5. Buatlah Sinopsis

Cerita singkat tentang seperti apa film yang kita buat ini. Dari sinopsis kita bisa menentukan siapa saja
yang harus kita wawancara, daftar pertanyaan untuk setiap wawancara, dan daftar gambar-gambar
(footage) yangdibutuhkan di luar wawancara.

6. Syuting atau Pengambilan Gambar

Dari hasil riset, kita sudah tahu di mana saja dan kapan saja orang-orangyang ingin kita wawancara
berada. Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan untuk pengambilan gambar.

Yang pertama, datangi dan minta izin mereka untuk melakukan wawancara. Ingat, jangan sekali-kali
merekam wawancara tanpa izin! Tidak etis dan bisa bikin mereka tidak suka.

Kedua, jangan lupa menggunakan mikrofon tambahan ketika melakukan wawancara, apalagi kalau kita
berada di tengah keramaian.

Ketiga, gunakan daftar pertanyaan yang sudah dibuat sebelumnya sebagai acuan, tetapi jangan terlalu
kaku, kita boleh bertanya hal-hal lain di luar daftar tersebut.

Keempat, buat suasana wawancara sesantai mungkin, bertanyalah seperti kita sedang mengobrol biasa.
Sebab, keberadaan kamera video bisa membuat orang gugup, jaim, dan tidak bisa menjawab jujur.

Kelima, gunakan tripod bila wawancara berlangsung cukup lama dan tidak dilakukan sambil bergerak.

Keenam, Selesaikan semua wawancara dari daftar orang yang sudah kita buat. Setelah itu rekam semua
gambar yangsudah kita tulis dalam daftar footage kita. Kalau kita masih punya waktu dankaset
cadangan, kita boleh kok merekam gambar-gambar tambahan lainyang mungkin nanti bisa berguna saat
tahap editing.
Ketujuh, setelah semua selesai direkam. Periksa lagi semua daftar yang kita punya. Baca lagi sinopsis
awal kita. Apa semua sudah cukup. Jangan sampai ada yang terlupa.

7. Buat Alur Cerita Final

Sesuaikan hasil catatan dengan hasil wawancara yang sudah kita buat. Masih sesuaikah? Harus
diubahkah? Ke arah mana harus dikembangkan?

Hal ini sangat mungkin terjadi karena hasil wawancara bisa banget menghasilkan data-data yang lebih
banyak dan mungkin berbeda dari apayang sudah kita siapkan sebelumnya. Enggak masalah kok.
Perbaiki danbuat sinopsis baru yang bisa disusun dari hasil rekaman yang sudah kita tonton berulang
kali.

Setelah selesai, barulah sinopsis final ini bisa jadi panduan untuk mulai mengedit.

8. Mengedit Film

Mulai capture hasil rekaman yang sudah kita pilih sebelumnya ke dalam komputer menggunakan
program editing yang biasa kita pakai. Setelah itu susun film kita berdasarkan sinopsis final yang sudah
kita buat sebelumnya.

Masukkan footage-footage yang kita sudah rekam. Buat alur semenarik mungkin, jangan terlalu banyak
wawancara yang bisa membosankan. Idealnya, panjang film 8-12 menit.

9. Musik Latar atau “Soundtrack”

Tambahkan musik latar yang sesuai, jangan pakai musik orangsembarangan ya! Sebisa mungkin buat
musik sendiri atau minta teman yangpandai membuat musik untuk membuatkan musicuntuk film ini.

10. Terakhir, koreksi warna atau “color correction”

Masukkan opening title (pilih judul yang catchy dan bisa menggambarkan keseluruhan film), tambahkan
credit title, mixing suara, wrap! Jadikan DVD biar bisa ditonton beramai-ramai.
C. Membuat Skenario Film Pendek

Skenario/Screenplay menurut KBBI adalah rencana lakon sandiwara atau film berupa adegan demi
adegan yang tertulis secara terperinci atau sebuah naskah cerita yang di dalamnya terdapat uraian
adegan, tempat, keadaan, dan dialog yang berurutan.

Skenario bukan hanya digunakan dalam film, melainkan juga untuk program televisi. Sedangkan orang
yang membuat skenario disebut scriptwritter. Biasanya, tulisan standar untuk skenario adalah courier
ukuran 12. Beberapa program komputer yang dibuat khusus untuk membuat skenario, seperti Celtx,
DreamaScript, Final Draft, Movie Outline 3.0, FiveSprockets, Montage, dll.

Step by Step Membuat Skenario Film Pendek

Ada beberapa langkah yang diterapkan untuk membuat skenario film pendek. Apa saja? Berikut
uraiannya.

1. Persiapan Sebelum Mulai Membuat

Sebelum mulai membuat ada baiknya kamu mencari berbagai sumber referensi skenario yang baik dan
berkualitas. Manfaatkan internet untuk melihat contoh-contoh skenario film-film tersebut. Hal ini
penting karena paling tidak kamu mempunyai gambaran bagaimana skenario yang baik.

2. Tentukan Target Pengerjaan

Hal ini mengenai timeline waktu pengerjaan. Mengelola waktu lebih efisien dan efektif tentu ampuh
memotivasi kamu untuk lebih produktif lagi.

3. Menyusun Ide

Menyusun ide adalah menentukan tema, judul, dan premisnya Tentukan tema dalam film kamu, tema
merupakan suatu garis besar ide dari skenariomu. Setelah mendapatkan tema, maka dari situ judul akan
dengan mudah kamu dapatkan.

4. Buat Premis

Setelah itu, buat premisnya. Apa itu premis? Premis adalah pernyataan cerita dan masalah yang
menggerakan cerita. Dalam sebuah premis terkandung (1) karakter & atributnya, (2) aksi/tindakan, (3)
situasi. Biasanya, ketika menulis premis, nama karakter belum disebut, melainkan menjelaskan
atributnya. Contoh premis diambil dari film Finding Nemo.
“Seekor ikan badut menantang marabahaya di samudera lepas untuk mencari anak semata wayangnya
yang diculik oleh seorang penyelam tak dikenal.”

5. Kembangkan Skenario dan Plotnya

Setelah premis sudah dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat sinopsis pendek. Jabarkan 1 kalimat
yang telah dibuat tadi menjadi 3 kalimat utuh. Tuliskan hubungan sebab-akibat. Ketiga kalimat tersebut
haruslah mewakili ketiga babak, seperti nama (1) karakter dan atributnya, (2) deskripsi masalah, serta
(3) langkah (action) apa yang harus diambil oleh tokoh utama. Berikut contohnya,

“Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata wayangnya yang memiliki sirip
tak sempurna. Suatu ketika, sang anak tertangkap jaring nelayan dan dibawa ke Sydney, Australia.
Marlin pun harus menempuh perjalanan penuh marabahaya untuk menemukan kembali anaknya.”

6. Jabarkan menjadi Sinopsis Panjang

Setelah dibuat menjadi 3 kalimat pendek, kalimat-kalimat tersebut jabarkan lagi menjadi 3 paragraf yang
menjabarkan detail ceritanya. Masing-masing kalimat di langkah sebelumnya bisa kamu jadikan topic
sentence. Topic Sentence adalah kalimat utama yang menjadi patokan pada kalimat-kalimat selanjutnya.
Kalimat pendukung harus tetap bersinggungan dan memperkuat topik utama.

Contoh: “Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata wayangnya yang
memiliki sirip tak sempurna.

Dikembangkan menjadi: “Marlin, seekor ikan badut pemalu hidup bersama Nemo, anak semata
wayangnya yang memiliki sirip tak sempurna. Ia sangat menyayangi dan menjaga Nemo karena ia satu-
satunya anak yang selamat dari suatu kejadian di masa lalu. Sementara itu, Nemo mulai kesal karena ia
merasa ayahnya berlebihan dalam menjaga dan melindunginya.

7. Buat Treatment (Cerpen)

Langkah selanjutnya adalah menjabarkan lagi tiga paragraf tersebut menjadi cerpen (cerita pendek)
yang terdiri dari beberapa paragraf. Namun, tetap fokus pada sinopsis panjang dan premis yang telah
dibuat sebelumnya. Jangan lupakan struktur utama ceritamu.

8. Membuat Skenario

Setelah membuat cerpen, minimal kamu telah memiliki 9 paragraf cerita pendek hasil pengembangan
dari sinopsis panjang yang sudah dibuat di tahap sebelumnya. Masukan kesembilan paragraf tersebut ke
dalam urutan adegan (scene). Adegan (scene) dibagi sesuai dengan latar tempat dan waktu. Apabila
suatu situasi terjadi dalam satu tempat dan waktu, maka ia dihitung sebagai satu adegan. Jabarkan
ceritamu ke dalam urutan latar waktu dan tempat. Lalu tulis kejadiannya dengan semakin detail.
Misalnya:

Scene 1 – Dapur Kos – Siang

Scene 2 – Kamar Tidur – Malam

Scene 3 – Sekolah – Pagi

Dan seterusnya…

Jika sudah memiliki urutan cerita sesuai dengan latar waktu dan tempat. Kini kamu tinggal
menuangkannya ke dalam format naskah.

D. Mempersiapkan Pra Produksi, Produksi dan Pasca Produksi

1. Tahap Pra Produksi Film yang Perlu di Persiapkan

Location Scouting adalah salah satu tahap pra produksi film

Mungkin sudah banyak yang mengetahui tahapan membuat film terdiri dari: pre-production,
production, dan post production. Namun, ternyata dalam tiap tahapan tersebut ada banyak elemen
yang perlu dipersiapkan. Lakukanlah persiapan yang sangat matang sebelum syuting dilaksanakan,
karena persiapan yang matang akan membuat lebih tenang. Segala persiapan tentunya dilakukan di
tahap pra produksi film.

Apa sajakah hal yang perlu dipersiapkan dalam tahap pra produksi film? Persiapan pra produksi ini tidak
hanya dilakukan oleh sutradara saja lho, tim produksi (produser, line producer, dan kru produksi
lainnya), juga berperan banyak dalam tahap pra produksi ini.

Finalisasi Naskah

Tentunya, pembuatan naskah sudah dilakukan jauh sebelum pra produksi dilakukan atau sering disebut
dengan tahap pengembangan naskah. Finalisasi naskah di sini saat tahapan atau status naskah sudah
memasuki Final Draft. Setelah naskah sudah final, naskah akan di breakdown kebutuhan film, dari segi
tim produksi maupun tim kreatif. Hasil breakdown ini tentu juga akan berpengaruh pada hal yang juga
krusial, yaitu budget. Biasanya, pembuatan naskah ini sudah terbayang talent yang akan kamu ajak
untuk menjadi aktor dalam film kamu.

Storyboard dan Shot List


Apa itu storyboard? Storyboard dan/atau shot list akan memudahkan dalam memvisualisasikan cerita
yang akan dibangun. Sutradara juga akan lebih mudah dalam berkomunikasi dengan penata kamera.
Melalui storyboard atau shot list, bisa mengurangi misinterpretasi secara visual antara sutradara dan
penata kamera. Terdapat prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam membuat storyboard agar mudah
dipahami.

Location Scouting

Location Scouting adalah salah satu tahap pra produksi film Pencarian lokasi untuk kebutuhan syuting
terbilang menantang, karena tidak semua tempat diperbolehkan menjadi lokasi syuting. Lokasi syuting
harus bisa membangun cerita film. Misal, jika ingin membuat film tentang tahun 90-an harus mencari
rumah bergaya tahun 90-an pula. Mencari lokasi bisa dilakukan oleh sutradara atau produser, namun
banyak juga yang membutuhkan kemampuan manajer lokasi (manlok) untuk mencari lokasi yang sesuai.
Tidak bisa dipungkiri, ada beberapa tempat justru menjadi terkenal setelah dijadikan lokasi syuting film.
Di sisi lain, juga ada pilihan menggunakan studio untuk dibangun, tergantung dengan kebutuhan film:
studio atau lokasi asli?.

Related Post

Tentang Sutradara: 4 Hal Yang Harus Diketahui

Sepanjang sejarah, kita melihat banyak sekali sutradara hebat yang memberikan karya terbaik mereka
kepada dunia…

Recce

Setelah menemukan lokasi dan mengumpulkan kru, tahapan selanjutnya yang penting adalah recce. Apa
itu recce? Recce adalah mengunjungi lokasi, biasanya dengan produser, sutradara, manajer lokasi,
penata kamera, penata artistik, dan penata suara. Tiap divisi akan mulai bekerja sesuai dengan
kebutuhan mereka, dari penentuan blocking, mempertimbangkan gangguan suara, hingga menentukan
layout produksi.

Reading

Tahapan reading penting dilakukan oleh aktor dan sutradara untuk mengetahui pendalaman karakter
bagi aktor. Sutradara juga bisa mengarahkan aktor sesuai dengan karakter yang ingin dibangun. Proses
reading ini bisa mengurangi mispersepsi antara aktor dan sutradara dalam memahami karakter film.
Mendalami karakter juga bisa dilakukan antar aktor, saling membalas dialog. Ada baiknya setiap reading
direkam, agar menjadi bahan evaluasi bagi sutradara dan aktor.

Fitting

Fitting juga jadi bagian dalam tahap pra produksi film

Proses fitting itu juga penting. Tim penata busana harus menyesuaikan karakter dan tentu ukuran tubuh
aktor saat memilih wardrobe. Warna baju dan corak baju juga perlu didiskusikan dengan penata artistik
lho, apakah sesuai dengan color palette yang mau ditampilkan. Fitting ini tidak hanya dilakukan untuk
memilih wardrobe saja, biasanya dibarengi dengan tes make up juga.

Rehearsal

Setelah tahapan-tahapan itu sudah dilewati, proses terakhir sebelum masuk produksi adalah rehearsal.
Kalau di teater lebih sering dikenal dengan gladi bersih. Dalam melaksanakan rehearsal biasanya tidak
jauh dari hari syuting yang melibatkan kru dan aktor. Kegiatannya seperti sedang syuting saja kok, aktor
berakting di depan kamera dengan blocking yang sudah tentukan. Perbedaannya, ini masih latihan, agar
saat hari syuting tiba sudah lebih siap.

Studio Antelope

Studio Antelope adalah rumah untuk filmmaker dan storyteller. Tempat untuk bikin karya dan berbagi
inspirasi lewat film dan konten. Misi kami adalah memproduksi karya berkualitas untuk semua layar,
dari layar lebar sampai gadget.

2. Produksi

Setelah melewati 2 (dua) langkah sebelum, sebenarnya itu masih belum matang. Bahkan setengah
matang pun belum.

Dalam tahap ini seluruh materi yang sudah direncanakan pada dua tahap sebelumnya akan direkam.
Baik merekan gambar maupun merekam suara.

Kalau seluruh perencanannya baik, maka akan lebih mudah dalam menghasilkan karya yang bagus.

Akan tetapi, sering terjadi dalam setiap pembuatan film apa yang direncanakan tidak sesuai dengan
kondisi di lapangan. Selalu saja ada hambatan dan perubahan.

Saat terjadi kondisi seperti ini dibutuhkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang baik,cepat,
dan tidak mudah panik. Apalagi kalau ada perubahan mendadak yang memerlukan solusi cepat.

3. Pasca Produksi

Setelah kegiatan produksi selesai, akan memasuki tahap Pasca Produksi. Seluruh hasil rekaman akan
dilihat dan di-edit. Ada Editing, penataan suara, penambahan efek, scoring music, dan colour grading.
Dalam tahap ini, bukan hanya seorang editor saja yang mempunyai tugas atau peran dalam menentukan
potongan gambar. Tetap ada pengawasan dari sutradara dan produser pada tahap editing.

Demikian untuk menjaga keutuhan dan kualitas cerita.

BAB III PENUTUP


Film pendek merupakan film yang berdurasi pendek, simpel dan memiliki nauansa kompleks serta tidak
dianggap sebagai film utama/panjang (feature film). Academy of Motion Picture Arts and Sciences
mendefinisikan film pendek sebagai "sebuah film orisinal yang berdurasi 40 menit atau kurang,
termasuk tambahan dari semua kredit".

Pada hakikatnya film pendek bukan sekedar durasi yang pendek. Dan bukan juga merupakan reduksi
dari film dengan cerita panjang, atau sebagai wahana pelatihan bagi pemula yang baru masuk kedunia
perfilman. Film pendek memiliki ciri/karakteristik sendiri yang membuatnya berbeda dengan film cerita
panjang, bukan karena sempit dalam pemaknaan atau pembuatannya dianggap lebih mudah serta
anggaran yang relatif minim. Tapi karena film pendek memberikan ruang gerak ekspresi yang lebih
leluasa untuk para pemainnya, dan hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam proses penciptaannya.

Anda mungkin juga menyukai