HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN .......................................................... iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... iv
MOTTO .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xi
ABSTRAK .......................................................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................... 1
B. Fokus dan Subfokus Penelitian ........................................................ 5
C. Rumusan Masalah ............................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
E. Manfaat Penelitian............................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori................................................................................. 7
1. Teori Bentuk .............................................................................. 7
2. Teori Objektifikasi Perempuan .................................................. 9
B. Penelitian Relevan............................................................................ 13
C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 16
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian.............................................................................. 18
B. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 19
C. Data dan Sumber Data ...................................................................... 19
D. Teknik Pengumpulan Data................................................................ 20
E. Teknik Analisis Data......................................................................... 22
F. Keabsahan Data................................................................................. 24
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Hasil Penelitian.................................................... 26
1. Sejarah Tari Jangger .................................................................. 26
2. Bentuk Gerak Tari Jangger......................................................... 28
3. Pendukung Tari Jangger ............................................................. 28
4. Gambaran Umum Subjek............................................................ 32
5. Keterlibatan subjek dalam kesenian tari Jangger ....................... 34
6. Bentuk Objektifikasi Perempuan Penari Jangger ....................... 39
B. PEMBAHASAN ............................................................................... 39
1. Bentuk Gerak tari Jangger ......................................................... 39
2. Bentuk objektifikasi perempuan terhadap perempuan penari
Jangger........................................................................................ 45
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................... 62
B. Saran.................................................................................................. 62
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 64
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
OBJEKTIFIKASI PEREMPUAN PENARI JANGGER
AZIZATUL HANAN
16470034
ABSTRAK
Kata Kunci: Bentuk Gerak, Objektifikasi, Tari Jangger, Tim YSB Pulayakendase.
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
Sasak. Begitu juga pada proses wawancara yang dilakukan bersama Lalu
Selamet selaku pelaku seni dan ketua sanggar kesenian, tari Jangger
Bali, yaitu jenis tarian pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang
bahasa Sasak disebut besendaran atau bekayak, dengan ditemani oleh seorang
pengibing atau penari laki-laki, dengan alat musik gamelan sebagai musik
1
bentuk pertunjukan Gandrung yang disederhanakan dengan menghilangkan
dengan tari Jangger. Itu sebabnya tari Jangger seringkali disamakan dengan
tari Gandrung. Akan tetapi, pada kenyataannya tari Gandrung dan tari
yang paling mencolok terletak pada kostum yang dikenakan. Kostum yang
sebagai properti dalam tari Jangger. Perbedaan yang ada juga terdapat pada
Gandrung bersifat lebih sakral, dan pada bentuk geraknya tari Gandrung
dilakukan bersama Lalu Malik Hidayat S. Pd.24 Juli 2021. Bentuk pertujukan
tari Jangger yang berkembang sekarang ini, Penari Jangger hanya sekadar
2
menari tanpa disertai dengan besendaran atau bekayak. Tidak seperti dulu,
sekarang ini, kipas yang digunakan juga hanya kipas biasa tanpa disertai
dengan taji yaitu kipas yang dibekali dengan pisau kecil yang justru berfungsi
untuk melindungi penari Jangger dari ancaman yang ada, dan juga jarang
menari bersama penari Jangger tanpa harus ditepek terlebih dahulu, ini yang
pertunjukan tari Jangger yang disebabkan oleh pengibing yang secara berebut
berkembang saat ini sudah diiringi dengan musik tradisional lainnya seperti
pada Gendang Beleq dan musik modern seperti musik kecimol. Waktu
pementasannya juga tidak hanya di malam hari akan tetapi juga di pagi
Janggerberparas cantik, dan memiliki bentuk tubuh yang ideal, ideal yang
dimaksudkan yaitu tubuh penari Jangger yang terlihat montok seperti bagian-
3
bagian tubuh tertentu terlihat lebih berisi seperti di bagian dada dan bokong,
Jangger dengan sebelah mata (Lalu Hidayat S.Pd, wawancara, 24 Juli 2021).
Penari Jangger dianggap sebagai alat pemuas mata bagi para laki-laki.
bentuk gerak yang erotis seperti tarian-tarian sejenisnya yang ada diberbagai
masyarakat, baik itu ketika menari atau bahkan ketika berada diluar ranah
pertunjukan.
4
budaya tari Jangger dengan mengkaji mengenai bentuk gerak yang
pada penelitian ini yaitu, berfokus pada tari Jangger tradisi yang berkembang
saat ini seperti tari Jangger pada musik Gendang Beleq. Peneliti melakukan
Lalu Selamet dan Lalu Malik Hidayat S. Pd, selaku penggiat seni, Ayu dan
Tika selaku penari Jangger sebagai sempel dalam penelitian ini, dan juga
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
Jangger.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Peneliti
5
b. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman yang
2. Manfaat Sosial
3. Manfaat Akademisi
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori
2015:2) tari merupakan bentuk gerak yang indah, lahir dari tubuh yang
bergerak, berirama, dan berjiwa sesuai dengan maksud dan tujuan tari.
dipengaruhi oleh emosi yang kuat (Sedyawati, 1986:73). Tari adalah bentuk
kepekaan dari perasaan manusia yang secara spontan melahirkan suatu gerak
yang indah, lahir dari kekuatan tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa
dilihat dengan pancaindra. Bentuk tari adalah suatu wujud fisik yang
menunjukkan suatu gerakan dalam hal ini yang dimaksud adalah gerak
tari, yang dihasilkan oleh penari, gerakan telah disusun secara berurutan
demi memberi hasil yang memuaskan bagi penikmat, atau orang yang
anggota tubuh manusia yang bergerak. Menurut para ahli dalam buku
sebagai bentuk gejala yang paling utama dan sebagai bentuk media paling
7
merupakan suatu bentuk refleksi spontan yang dihadirkan dari batin
keinginan dari seorang penari dan gerak menjadi substansi baku dari tari
dan sejauh mana gerak bisa mewakili maksud yang ingin disampaikan
murni (pure movement) jenis gerak yang sering disebut gerak wantah
Gerak maknawi (gesture) atau yang disebut gerak tidak wantah merupakan
gerak yang memiliki arti atau makna tertentu yang telah diubah (dari
wantah menjadi tidak wantah). Contohnya gerak ulap-ulap pada tari Jawa
merupakan stilasi dari orang yang sedang melihat sesuatu yang jauh
letaknya, juga gerak nudhing dalam tarian Bali mempunyai arti marah atau
ekspresi dari tubuh yang menghasilkan bentuk gerak yang indah. Oleh
karena itu, gerak dalam tari dihasilkan dari proses kreativitas manusia
8
sasak seperti pada tari Tandan mendet, Gandrung, Rudat, serta tari
atau jenis kelamin dan gender perlu dipahami berkaitan dengan feminisme.
dua jenis kelamin individu atau manusia yang lahir dari pensifatan atau
merupakan suatu sifat dan perilaku yang melekat pada jenis kelamin laki-
laki dan perempuan yang dibentuk oleh manusia secara kultural kehidupan
9
budaya patriarki tubuh seringkali dijadikan sebagai objek seksual. Untuk
Jangger perempuan menjadi tokoh utama, dan sering kali menjadi objek
10
et al., 2017: 407), yaituinstrumentality, denial of autonomy, inertness,
aktivitas lainnya.
dengan objek lain yang sejenisnya, dan/atau (b) dengan objek lain yang
tidak sejenis. Pihak yang diobjekkan kerap kali dianggap tidak memiliki
11
sebagai sesuatu yang diperbolehkan untuk dirusak, dipukul, dan
dihancurkan.
objek lainnya.
yang diobjekkan sebagai sesuatu yang menjadi milik orang lain, dapat
laki-laki, dimana dalam hal ini penari laki-laki berusaha untuk menguasai
saweran dinilai hanya sebagai upah untuk penari Jangger karena bersedia
12
menemani pengibing menari bersama, akan tetapi sering kali uang saweran
penari Jangger.
B. Penelitian Relevan
tentang perkembangan yang terjadi pada tari Lengger, dalam penelitian ini
yang terjadi pada penari Lengger. Pada awal kemunculannya tari Lengger
yang kemudian saat ini berkembang sebagai tarian tontonan atau hiburan
yang lebih komersial. Hal ini membuat tari Lengger rentan akan
penelitian yang peneliti lakukan. Pada penelitian ini latar belakang yang
13
penelitian ini terletak pada objek penelitiannya yaitu peneliti meneliti
tarian Jangger.
2. Jurnal penelitian oleh Risah Mursih, Vol. 1, No. 1, Desember 2018, ISSN
pertunjukan tari angguk putri. Perbedaan penelitian ini terletak pada objek
3. Jurnal penelitian oleh Danik Fujianti, vol. 8, nomor. 1, Juni (2016), ISSN
atas tubuhnya, dengan membahas tentang seks atau jenis kelamin, gender
14
membahas bagaimana patriarki mengontrol seksualitas perempuan, yaitu
perempuan kehilangan hak atas tubuhnya. Dan dari bentuk kontrol yang
menganggap dirinya sendiri sebagai sumber masalah jika terjadi suatu hal
terhadap tubuhnya. Oleh karena itu penelitian ini peneliti gunakan untuk
15
C. Kerangka Berpikir
Penari Jangger.
Hasil Penelitian
16
Keterangan:
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
untuk meneliti pada kondisi yang alamiah dalam kontak sosial secara alami
kata dan menyusun hasil penelitian secara natural atau sesuai fakta di
lapangan.
Data yang terkumpul tidak menekankan pada angka, tetapi lebih berbentuk
18
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Data
2. Sumber Data
19
seperti youtube, dan dokumentasi berupa foto dan video terhadap
penari Jangger.
peneliti secara tidak langsung atau diperoleh dari orang lain (Sugiyono,
2016: 62). Sumber data sekunder diperoleh dari catatan seperti tesis,
peneliti untuk memperoleh data dengan benar sesuai dengan fakta-fakta yang
data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada natural setting (keadaan yang
alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak
yaitu:
1. Wawancara
20
serta pengibing atau penonton penari Jangger, sehingga penggalian
a. Tika dan Ayu sebagai subjek utama penelitian ini. Wawancara yang
tari Jangger yang berkembang saat ini, terkhusus terhadap para penari
Jangger serta praktik tari Jangger yang berkembang saat ini guna
21
2. Observasi
dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta tentang dunia kenyataan yang
penari Jangger.
3. Dokumentasi
catatan peristiwa yang sudah berlalu atau yang pernah terjadi dan di
data yang telah diperoleh dianalisis menggunakan teori tari tardisional sasak
22
guna menganalisis bentuk gerak dan dengan mengguanakan teori
dialami oleh para penari Jangger, hasil analisis data yang telah diperoleh,
1. Reduksi Data
perlu dicatat dengan rinci dan teliti. Mereduksi data diartikan sebagai
penting, dicari tema dan pola dengan menghilangkan yang tidak penting.
Data yang diperoleh akan memberikan gambaran yang lebih jelas dengan
2. Data Display
2016:95).
23
3. Verification
verifikasi data untuk mendapatkan data yang tepat dan jelas dengan
data yang diperoleh dari prosoes penelitian yang dilakukan, dalam hal ini
peneliti menggunakan teori bentuk gerak dari Tim YSB Pulayakendase untuk
F. Keabsahan Data
data yang dilaporkan dengan peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
24
2016:125). Dengan demikian terdapat 3 macam triangulasi, yaitu triangulasi
menguji kredibilitas data, dilakukan dengan cara mengecek data yang sudah
diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini, sumber datanya dari
yang diperoleh dari beberapa narasumber. Data yang diperoleh dari hasil
data untuk mencocokkan data yang diperoleh di lapangan sesuai fakta tanpa
25