Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH BUDAYA MELAYU

KESENIAN MELAYU RIAU (TARI ZAPIN)

DOSEN PENGAMPU:

Dr. EMRIZAL MAHIDIN TAMBOESAI, M.SI., M.H.

DISUSUN OLEH:

AFWA MAULIDA FAJRIANI

2101110784

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Budaya Melayu.
Makalah ini berjudul “ Tujuan penulisan dari makalah ini adalah agar melihat bentuk nyata di
kehidupan sehari-hari bahwa masyarakat melayu terbiasa untuk bekerjasama dan memiliki
kepekaan sosial serta kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar, sehingga dapat
meningkatkan kesadaran dalam bermasyarakat dengan menjaga tali persaudaraan serta
menjaga keramahan lingkungan.

Dalam pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.
Emrizal Mahidin Tamboesai, M.SI., M.H. Selaku dosen pengampu mata kuliah Budaya
Melayu yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Selain itu penulis ucapkan
terimamkasih kepada keluarga, kerabat dan teman-teman yang telah memberi dukungan
dalam menyelesaikan makalah ini.

Karna keterbatasan pengalaman dan pengetahuan, penulis yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari para pembaca dan dosen pengampu mata kuliah Budaya
Melayu, demi kesempurnaan makalah ini. Harapan penulis semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis serta pembaca dan bagi masyarakat luas.

Pekanbaru, 25 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................................i

Daftar Isi……... ....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................1

1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3

2.1. Sejarah Tari Zapin......................................................................................................3

2.2. Tema dan Makna Filosofi Tari Zapin.......................................................................4

2.3. Jenis-jenis Tari Zapin.................................................................................................6

2.4. Macam-macam Gerakan dan Musik Penggiring Tari


Zapin...................................7

2.5. Syair Lagu Tari


Zapin................................................................................................10

2.6. Riasan, Busana, dan Properti Tari


Zapin.................................................................11

2.7. Tata Panggung dan Pola Tari


Zapin ........................................................................11

2.8. Nilai Yang Terkandung Dalam Seni Tari


Zapin......................................................13

BAB III
PENUTUP.................................................................................................................14

ii
3.1.
Kesimpulan..................................................................................................................14

3.2.Saran.............................................................................................................................14

Daftar Pustaka .......................................................................................................................15

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berawal dari pandangan Aristoteles tentang seni sebagai pengungkapan dan penampilan
yang tidak pernah menyimpang dari kenyataan, dapat diterjemahkan bahwa seni wujud dalam
diri manusia itu sendiri. Sebagai suatu bagian dari kehidupan manusia, seni berafiliasi sebagai
suatu cabang penting dalam ilmu pengetahuan. Dengan demikian, seni tentulah selalu
berkembang dari zaman ke zaman. Dalam puncak perkembangannya, seni wujudkan dalam
program-program pengetahuan yang dipelajari di Sekolah Dasar, Menengah, hingga ke
Perguruan Tinggi (Universitas). Kesenian selalu dihubungkan dengan hasil dari proses
latihan (keterampilan).

1.2. Rumusan Masalah

 Apa itu Tari Zapin?


 Apa Tema dan Makna Filosofi Tari Zapin?
 Apa saja Jenis-jenis Tari Zapin?
 Apa saja Gerakan dan Musik Penggiring Tari Zapin?
 Bagaimana Syair Lagu Tari Zapin?
 Bagaimana Riasan, Busana, dan Properti Tari Zapin?
 Bagaimana Tata Panggung dan Pola Tari Zapin?
 Apa saja Nilai Yang Terkandung Dalam Seni Tari Zapin?

1.3. Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui apa itu Tari Zapin dan sejarahnya


 Untuk mengetahui Tema dan Makna Filosofi Tari Zapin
 Untuk mengetahui apa saja Jenis-jenis Tari Zapin
 Untuk mengetahui apa saja Gerakan dan Musik Penggiring Tari Zapin
 Untuk mengetahui Bagaimana Syair Lagu Tari Zapin

1
 Untuk mengetahui Bagaimana Riasan, Busana, dan Properti Tari Zapin
 Untuk mengetahui Bagaimana Tata Panggung dan Pola Tari Zapin
 Untuk mengetahui Apa saja Nilai Yang Terkandung Dalam Seni Tari Zapin

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Tari Zapin

Tari Zapin awalnya dibawa oleh pedagang Arab saat berdagang di kawasan Selat Malaka
pada awal abad ke-16. Seiring berjalannya waktu, tarian ini mengalami akulturasi dengan
budaya lokal Melayu dan dijadikan budaya baru. Tari Zapin adalah tari rakyat daerah Riau.
Kata zapin berasal dari arab, yang menurut Dr. Oemar Amin Hoesien dalam bukunya Kultur
Islam "al-zapin" berarti "gerak kaki". Jadi tarian zapin ialah tarian yang banyak mempunyai
gerakan kaki. Zapin ini adalah salah satu kesenian yang dipengaruhi oleh kebudayaan Islami,
dengan kata lain zapin adalah merupakan kesenian yang berasal dari arab. Umumnya zapin
ini berkembang di daerah pesisir sesuai dengan mula perkembangan Islam. Kemudian baru
berkembang ke pedalaman. Kendatipun demikian antara zapin pesisir berbeda dengan zapin
pedalaman.

Tari Zapin adalah seni tari rakyat yang populer dan hidup di kalangan masyarakat di pesisir
Riau dan Kepulauan Riau yaitu di wilayah bekas kerajaan Siak, bekas kerajaan Lingga Riau
(Daik) dan pulau Singkep (Dabo), Pulau Penyengat, Pulau Tujuh, Tembilahan,
Tanjungpinang (Bintan), dan Bengkalis. Semula ditarikan oleh kaum lelaki, kemudian
menjadi tari muda-mudi.

Pada zaman dahulu tari zapin hanya dilakukan oleh kaum pria, terdiri atas 2 orang baik yang
dewasa maupun anak-anak, tetapi sekarang tari zapin sudah ditarikan oleh laki-laki dan
wanita berpasang-pasangan. Tari zapin adalah tari rakyat yang biasa ditarikan pada waktu
upacara: perkawinan, sunat rasul, penyambutan tamu, dll. Waktu Pertunjukan Zapin
umumnya dipentaskan pada acara-acara tertentu, seperti upacara, khitanan, pemandian, dan
peringatan hari raya Islam.

Di antara suku Melayu di nusantara, kata zapin mempunyai banyak padanan kata. Di Deli dan
Riau disebut zapin, di Jambi dana sarah, dan di Lampung bedana. Di Jawa dan Madura tari
itu dikenal sebagai zafin, di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku jepin ztmjepen; dan di Nusa
Tenggara dani-dana. Alat yang mengiringi tarian ini adalah sebuah gambus, tiga buah
marwas dan sebuah gong.

3
Gerak tari Zapin menitikberatkan pada gerak kaki. Gerak isyarat tangan, lengan bertindak
sebagai penyeimbang dan mempunyai bentuk sendiri mengayuh sampan, mengayun bebas,
memegang bagian depan kemeja dengan satu tangan dan tangan lain di belakang, telapak
tangan terbuka atau mengepal dengan jari telunjuk menunjuk dengan anggun.

Masyarakat yang mempunyai tradisi zapin umumnya suku Melayu; sedang di Jawa, Madura,
dan Nusa Tenggara hanya dikenal pada masyarakat keturunan Arab. Oleh karenanya dapat
dibedakan antara zapin Arab dan zapin Melayu. Zapin Arab begitu melembaga dalam
pengertian gaya dan musik pengiring sehingga dapat dibawakan oleh penari mana pun. Zapin
Melayu sangat beragam. Di Sumatera, contohnya, kita mempunyai zapin Deli, zapin Siak,
zapin Pulau Penyengat, zapin Tembilahan, dan zafin Palembang; semua berkait dalam pola
tari dan musik pengiring, namun berbeda dalam hal gaya.

Tari zapin sudah berkembang ke kota kota dan telah pula diajarkan kepada anak-anak sekolah
dasar terutama di kota-kota besar Pekanbaru dan Bengkalis. Perkembangan tari zapin ini
sangat terasa di kota besar terutama kota Pekanbaru yang sejak awal tahun 1980-an
memperkembangkan tari zapin garapan baru yang merupakan suatu karya ciptaan seniman
tari dengar menggunakan pola lantai dan hukum komposisi. Namun terlepas dari semua
perkembangan atau pembaruan tari zapin Siak yang asli masih tetap dapat dipertahankan dari
sampai sekarang dapat disaksikan baik di Siak Indrapura sebagai asal tari zapin Siak maupun
di kota-kota lainnya.

Dalam perkembangannya, kemudian lahirlah tari zapin kreasi yang banyak ditarikan di
daerah Riau. Masing-masing daerah hanya mengambil gerak dasar zapin, kemudian
dikembangkan menjati tari kreasi baru, dengan garapan musik yang lebih berkembang.
Lahirlah jenis tari zapan Ya Umar, Zapin Setatak, dan lain sebagainya.

2.2 Tema dan Makna Filosofis Tari Zapin

Tari Zapin mengangkat cerita kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu Riau. Tarian ini juga
berfungsi sebagai sarana hiburan masyarakat karena mengandung makna dan nilai filosofis
yang berkaitan erat dengan kehidupan sosial masyarakat setempat.

Makna filosofis yang terdapat dalam gerakan tari Zapin adalah:

4
 Alif sembah adalah posisi berdiri lurus seperti alif dan duduk bersimpuh seperti
menyembah memiliki makna filosofis sebagai pembuka yang mencerminkan sikap
hormat dan sopan santun.
 Ragam alif merupakan gerak awal permulaan tarian Zapin yang biasanya digunakan
untuk acara-acara biasa dan bukan acara resmi seperti penyambutan raja, pengantin,
atau tamu kehormatan.
 Siku keluang merupakan gerak tarian Zapin berupa gerakan siku yang jelas dan tegas.
Gerakan ini bermakna ketegasan dalam bertindak dan semangat dalam menjalani
kehidupan.
 Anak ayam patah merupakan gerakan yang terinspirasi dari ayam yang sedang
berjalan dengan kakinya yang patah. Gerakan ini mengandung makna bahwa dalam
menjalani hidup dibutuhkan sikap dan pendirian teguh, jujur, disiplin yang tinggi, dan
kemauan yang keras.
 Pusing angin adalah gerakan yang terinspirasi dari angin yang datangnya tidak dari
satu arah saja, melainkan dari berbagai arah yaitu arah timur, barak, selatan, dan utara.
 Sut mundur merupakan gerakan seperti orang yang sedang berjalan, kemudian
berhenti sejenak dan dilanjutkan berjalan mundur dengan langkah yang teratur dan
sesuai hitungan.
 Pecah delapan pusing merupakan gerakan yang menggambarkan kehidupan manusia
yang tidak pernah tetap dan terus berubah ibarat roda yang berputar.
 Mintak tahto merupakan kode yang diberikan oleh penari kepada para pemain musik
untuk menghentikan musik iringan ketika para penari merasa lelah. Gerakan ini
dilakukan sebanyak 3 kali sembah untuk menyatakan penghormatan terakhir.

5
2.3 Jenis-Jenis Tari Zapin

 Zapin Arab
Zapin Arab (zafin hajjir marawis) biasa diiringi oleh gendang marwas atau
gendang hajjir bersisi dua kepala sebagai pengiring. Kedua sisi gendang-marwas,
bergaris tengah 15-20 cm, dan hajjir, bergaris tengah 30-40 cm-diberi selaput
ketat dari kulit anak sapi atau kambing. Susunan nada dibawakan oleh seruling
bambu berlubang lima, madruf. Zafin hajjir marawis dimulai dengan julus, yakni
sepasang penari pria berhadapan dengan pemusik. Ketika musik dimulai, penari
berdiri dalam sikap qiyam dan memberi hormat kepada pemusik dengan tangan
diangkat dan telapak tangan dikatupkan. Mereka melangkah maju mundur
bersamaan dengan musik sambil menyesuaikan diri dengan irama dan tempo
musik. Ketika sudah menyatu dengan alunan musik, mereka bergerak membentuk
angka delapan. Langkah dasar ini diulang setelah menyelesaikan langkah atau
gerakan tari; diikuti oleh tahtoh, yaitu gerak melangkah maju, ganti satu kaki ke
belakang, kemudian berputar di tempat dan duduk dengan satu kaki dilipat.
 Zapin Melayu
Zapin Melayu mempunyai banyak gaya dan langkah sesuai daerahnya. Pola tari
serupa dengan zapin Arab. Tari dibuka dengan, salam penghormatan yang
dilakukan dengan berdiri, atau duduk (duduk sembah), diikuti langkah buka,
langkah tari, tahtim, langkah tari, dan tahtoh penutup atau sembah penutup.
Jumlah langkah tari yang digunakan masing-masing zapin tergantung si penari.
Zapin Melayu berbeda dengan Zapin Arab dalam hal penari menghadap penonton
dan bukan pemusik. Langkah pembuka sederhana, hanya melangkah maju,
berjingkat dengan kaki rapat setiap empat hitungan, menekan atau menyapu lantai
dengan tumit, atau mengangkat satu kaki, berputar 180°, kembali pada sikap
semula dengan langkah sama, dan kembali berputar 180° sehingga akhirnya
menghadap ke penonton. Instrumen musik pengiring sama dengan zafin gambus.
Beberapa zapin Melayu menggunakan peralatan tari dan nama tarinya sesuai
dengan nama peralatan tari tersebut. Teknik ini terutama masyhur di Kalimantan
Barat tempat didapati tarian seperti jepin tembung (tiang), jepin kerangkang (jala
ikan), jepin payung, dan jepin selendang. Waktu Pertunjukan Zapin umumnya
dipentaskan pada acara-acara tertentu, seperti upacara, khitanan, pemandian, dan
peringatan hari raya Islam. Pada awalnya para penari semuanya lelaki, menari

6
berpasangan dengan mengenakan sarung, kemeja, dan kopiah hitam, atau teluk
belanga dengan tari zapin bentuk perluasan dari pukulan gendang keras dalam tiga
bait dan kadensa, yaitu bagian penghabisan lagu musik zapin ragam gerak
melompat: berbelok berdiri dengan lutut ditekuk rendah, serta berpola mamas tiga
bait dengan nyaring (kedua satuan ABC diulang bergantian).
 Zapin Riau
Tari Zapin Riau Dipengaruhi semangat kelautan seperti kesan "Ombak Mengalun"
"Aluh Gelombang". "Mengayuh atau "Mendayung". Untuk mempertegas lagi
bagian ini justru ada pada tarian zapin yang terdapat di Pulau Tujuh dikenal
dengan nama "Zapin Tali", "Zapin Tembung", dan "Zapin Tempurung".
Pengolahan gerak struktur pergerakannnya sudah sangat tematik hanya saja tarekh
dan siapa penciptanya tidak diketahui, seperti pencipta tari zapin yang lain.
Pengaruh lain meski kurang dominan adalah kehidupan satwa dan unggas, dalam
hal ini keluang dan ayam, di dalam tari Zapin tertentu dikenal nama ragam gerak
"siku keluang", "singke", "catuk", pengaruh lain adalah pada perilaki komunitas
pelaku masyarakatnya yaitu olahan gerak (minimitis) seperti menyeberang parit,
meniti di atas sebatang pokok kayu yang rebah di atas permukaan parit, berjalan,
melangkah, melompat, bertani, berkebun, menentukan arah, membuat dan
memasang jerat. Dapat dilihat pada ragam rari zapin seperti "titi batang langkah
bixia (1 sd 8-12). "mata angin" sentak jerat "jeruk manis dari serengkil sanek
nagan pada sebuah reportoar zapin.

2.4 Macam Gerakan dan Musik Penggiring Tari Zapin

Zapin adalah sebuah tarrian yang tidak mengungkapkan suatu cerita tertentu, tetapi
merupakan teri hiburan saja. Secara garis besar dapat kita lihat gerak-gerak tari zapin sebagai
berikut: Pertama, pada permulaan tari, penari maju ke muka dihadapan pemain musik
penngiring. Kemudian duduk dengan kaki kiri disilangkan = ke kanan belakang dan
diduduki, sedangkan kaki kanan ditekuk tegak. Apabila musik dimainkan dan lagu
dinyanyikan penari berdiri dan mulai menari dengan menbawakan ragam pendahuluan
sebagai penghormatan terhadap para penonton. Kedua, dalam menari, kaki tidak boleh
diangkat terlalu tinggi dan penggul tidak boleh digoyangkan. Ketiga, sedangkan pada akhir
tarian, di tutup dengan ragam tahto.

7
Dari tata cara menari ini dapat kita lihat bagwa tarian ini jelas menunjukan sopan santun dan
rasa hormat terhadap orang lain. Ragam tari zapin dapat dilihat melalui gerak-gerik berikut
ini, yaitu:

 Alip
 Anak ayam patah I dan II
 Alip sembah I dan II
 Bunga alip
 Bunga alip pusing I dan II
 Bugna taman
 Cotuk
 Geliat
 Mata angin
 Minta tahto
 Pecah lapan
 Pecah lapan pusing I dan II
 Pecah lapan sut
 Pusing tengah I dan II 15. Pusing ujung pangkal I dan II
 Seribut
 17.Sembah
 18. Siku keluang, siku keluang duduk
 19.Silu keluang beranak
 20. Siku keluang sut
 21. Siku depan I dan II, II dan IV
 22. Sut gantung
 23. Sut manis
 24. Langkah biasa (penghubung ragam)

Gerak tari Zapin menitikberatkan pada gerak kaki Gerak isyarat tangan, lengan bertindak
sebagai penyeimbang dan mempunyai bentuk sendiri mengayuh sampan, mengayun bebas,
memegang bagian depan kemeja dengan satu tangan dan tangan lain di belakang, telapak
tangan terbuka atau mengepal dengan jari telunjuk menunjuk dengan anggun.

8
Ragam-ragam gerak yang terdapat pada tari zapin sebahagian besar nama dan dasar gerak
diilhamkan dari kehidupan alam sekitarnya seperti, Ragam Alif adalah ragam awal zapin
dimulai tanda kebesaran Tuhan; Ragam Siku Keluang - merupakan mimik dari pergerakan
keluang; Ragam Titi Batang mengambarkan tingkah laku manusia yang berjalan meniti
sebatang kayu yang dipergunakan sebagai jambatan, dan Ragam Anak Ayam Patah - meniru
kaki anak ayam patah berjalan diiringi dengan lagu Zapin Anak Ayam Turun Sepuluh.

Bunga atau Ragam Zapin. Tari zapin yang terdapat di Siak Sri Indrapura memiliki berbagai
macam bunga atau ragam. Dari hasil pemantauan atau penyelidikan yang pernah dilakukan,
puluhan macam bunga atau ragam zapin telah disenaraikan. Di antaranya yang terkenal
beserta maknanya adalah sebagai berikut:

 Langkah 1-8, bermakna hasil yang besar selalu dimulai dari awal yang kecil
 Ragam Alif, bermakna mengaji dalam Islam dimulai dengan awal huruf Alif
Ragam Alif Sembah, memberi maksud segala yang dimulai dari awal yang baik
hendaklah diiringi dengan restu dari Yang Maha Kuasa
 Ragam Titi Batang, memberi makna bahawa keteguhan hati dan keterampilan
dalam menghadapi cabaran
 Ragam Pusing Tengah, adalah kepedulian terhadap lingkungannya
 Ragam Sut, bermakna sikap adil dan sabar
 Ragam Sut Depan, bermakna mendahulukan sikap adil dan sabar
 Ragam Sut Maju Mundur, memberi maksud bahawa dalam mendahulukan sikap
adil dan sabar dengan keseimbangan
 Ragam Siku Keluang, adalah dinamisme kehidupan
 Ragam Siku Keluang Sembah, memberi arti melaksanakan dinamis kehidupan di
jalan Allah
 Ragam Menyambar, adalah ketangkasan dan kegagahan
 Ragam Pecah Lapan, bererti penguasaan ke delapan penjuru angin
 Ragam Pecah Lapan Sut, adalah penguasaan ke delapan penjuru angin yang
diikuti dengan keadilan dan kesabaran
 Ragam Anak Ayam Fatah, adalah sifat tak kenal menyerah
 Ragam Minta Tahto, bermaksud sikap rendah diri dan saling menghargai
 Ragam Tahto, adalah ketulusan hati dan berterima kasih

9
Musik Pengiring Tari Zapin

Tari Zapin biasa diiringi oleh gendang marwas atau gendang hajjir bersisi dua kepala sebagai
pengiring. Kedua sisi gendang-marwas, bergaris tengah 15-20 cm, dan hajjir, bergaris tengah
30-40 cm-diberi selaput ketat dari kulit anak sapi atau kambing. Musik pengiring tari Zapin
antara lain adalah gambus yang mempunyai tali 8 yang terbuat dari benang nylon. marwas,
terbuat dari kayu yang diberi kulit timbal-balik pada uung pangkalnya, sampai lima buah.
Lagu Pengiringnya antara lain, Nasib lancang kuning, Pulut hitam, Bismillah, Sanaah,
Sayang serawak, Tanjung Balai, Anak ayam patah, dan lain sebagainya.

2.5 Syair Lagu Tari Zapin

Sebagai iringan di setiap pertunjukan tari zapin, maka akan memerlukan 2 unsur, yakni musik
dan syair-syair melayu yang berisikan pesan moral. Setiap lirik dalam syair lagu zapin
merupakan ciptaan Tengku Mansor, seorang pencipta lagu terkenal. Beberapa judul lagu
pengiring tgarian zapin adalah Ya Salam, Tanjung Serindit, Yale-Yale, Gambus Palembang,
Sri Pekan, Lancang Kuning, dan Lancang Daik.

Sebelum lagu-lagu tersebut terkenal, tari zapin biasanya diiringi oleh syair lama yang
memiliki makna mendalam, seperti Bismillah, Pulut Hitam, Anak Ayam Patah, Zapin Asli,
Gendang Rebana, Lancang Balai, Saying Sarawak, dan lain-lain.

2.6 Riasan, Busana, dan Properti Tari Zapin

Busana yang dikenakan oleh penari Zapin laki-laki adalah pakaian adat Melayu, meliputi
baju kurung, cekak musang, plekat, kopiah, songket, bros, dan bawahan seluar. Sementara
penari perempuan mengenakan baju khas Melayu meliputi baju kurung labuh, selendang
tudung manto, kain samping, serta kain songket. Selain itu, tidak lupa pula aksesoris seperti
kalung, anting-anting, hiasan kembang goyang, dan lainnya. Sedangkan warna baju yang
digunakan umumnya berwarna cerah, seperti merah, biru, hijau dan kuning. Selendang
mungkin dikenakan menutupi rambut, diselempangkan menyilang dada, atau mengikat
pinggang. Bila rambut tidak ditutupi, selendang disangkutkan pada sanggul dan dihias
dengan beberapa sunting (hiasan penjepit rambut) atau bunga-bunga.

10
Busana penari Zapin juga mendapat pengaruh model Islami. Fungsinya adalah ntuk menutup
tubuh, memperjelas ruang gerak, mempertegas identitas tari, tidak mengganggu gerakan serta
memberikan nilai estetika. Nilai kesopanan juga ditampilkan dalam setiap pementasan tari
Zapin.

Selain pakaian adat Melayu, ciri khas lain dari tari Zapin adalah penggunaan properti tari.
Meskipun dapat dilakukan tanpa properti pelengkap, namun penggunaannya akan
memberikan nuansa yang lebih indah. Sebagai contoh, properti berupa selendang sampur
yang dikenakan oleh penari perempuan sehingga semakin memperindah gerakan tarian.

Beberapa zapin Melayu menggunakan peralatan tari dan nama tarinya sesuai dengan nama
peralatan tari tersebut. Teknik ini terutama masyhur di Kalimantan Barat tempat didapati
tarian seperti jepin tembung (tiang), jepin kerangkang (jala ikan), jepin payung, dan jepin
selendang.

2.7 Tata Panggung Tari Zapin

Sebelum memasuki tahun 1960-an, tari ini awalnya hanya diperbolehkan ditampilkan oleh
penari pria secara berkelompok. Hal ini dikarenakan pada masa itu terdapat larangan wanita
tampil dimuka umum. Namun setelah mengalami berbagai perkembangan, akhirnya tarian
zapin dilakukan oleh penari wanita serta terdapat beberapa versi. Pola tari dikelompokkan ke
dalam setiap unit musik ABC yang diulang-ulang sesamping songket (sarung tenun songket
benang emas) dan ikat kepala lacak atau destar. Zapin Arab tetap dibawakan oleh penari
lelaki, tetapi zapin Melayu sekarang juga dibawakan oleh kelompok penari perempuan saja,
penari laki-laki saja, ataupun gabungan dari penari perempuan dan laki-laki.

Pada tari Zapin Arab, mula-mula penari berdiri dalam sikap qiyam dan memberi hormat
kepada pemusik dengan tangan diangkat dan telapak tangan dikatupkan. Mereka melangkah
maju mundur bersamaan dengan musik sambil menyesuaikan diri dengan irama dan tempo
musik. Ketika sudah menyatu dengan alunan musik, mereka bergerak membentuk angka
delapan. Langkah dasar ini diulang setelah menyelesaikan langkah atau gerakan tari; diikuti
oleh tahtoh, yaitu gerak melangkah maju, ganti satu kaki ke belakang, kemudian berputar di
tempat dan duduk dengan satu kaki dilipat.

11
Pada Zapin Melayu, pola tarinya serupa dengan Zapin Arab. Tari dibuka dengan, salam
penghormatan yang dilakukan dengan berdiri, atau duduk (duduk sembah), diikuti langkah
buka, langkah tari, tahtim, langkah tari, dan tahtoh penutup atau sembah penutup. Jumlah
langkah tari yang digunakan masing-masing zapin tergantung si penari.

Zapin Melayu berbeda dengan Zapin Arab dalam hal penari menghadap penonton dan bukan
pemusik. Langkah pembuka sederhana, hanya melangkah maju, berjingkat dengan kaki rapat
setiap empat hitungan, menekan atau menyapu lantai dengan tumit, atau mengangkat satu
kaki, berputar 180°, kembali pada sikap semula dengan langkah sama, dan kembali berputar
180° sehingga akhirnya menghadap ke penonton.

Bentuk penampilan tari zapin yang sangat populer adalah kombinasi tari berpasangan antara
penari pria dan wanita. Ketika pertunjukan panggung, tidak ada batasan tentang berapa
jumlah penari, akan tetapi hanya menyesuaikan dengan acara yang diselenggarakan.

Sedangkan bentuk pola lantai yang digunakan dalam tari zapin tidak jauh berbeda dengan tari
tradisional lainnya, yakni terdiri dari 3 macam, yakni pola lantai vertikal, diagonal dan
gelombang.

2.8. Nilai Yang Terkandung Dalam Seni Tari Zapin

Tarian ini mengangkat tema tentang kehidupan masyarakat melayu. Meski berfungsi sebagai
tarian hiburan, namun setiap gerakan tari zapin mempunyai makna dan nilai filosofis yang
berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat Melayu yang penuh kebersamaan.

Berikut ini adalah nilai filosofis yang terkandung dalam gerakan-gerakan tari Zapin

 Alif sembah adalah posisi berdiri lurus seperti alif dan duduk bersimpuh seperti
menyembah memiliki makna filosofis sebagai pembuka yang mencerminkan sikap
hormat dan sopan santun.
 Siku keluang merupakan gerak tarian Zapin berupa gerakan siku yang jelas dan tegas.
Gerakan ini bermakna ketegasan dalam bertindak dan semangat dalam menjalani
kehidupan.
 Anak ayam patah merupakan gerakan yang terinspirasi dari ayam yang sedang
berjalan dengan kakinya yang patah. Gerakan ini mengandung makna bahwa dalam

12
menjalani hidup dibutuhkan sikap dan pendirian teguh, jujur, disiplin yang tinggi, dan
kemauan yang keras.
 Pusing angin adalah gerakan yang terinspirasi dari angin yang datangnya tidak dari
satu arah saja, melainkan dari berbagai arah yaitu arah timur, barat, selatan, dan utara.
Artinya, masalah di dalam kehidupan kita dapat datang kapan saja dan darimana saja.
 Pecah delapan pusing merupakan gerakan yang menggambarkan kehidupan manusia
yang tidak pernah tetap dan terus berubah ibarat roda yang berputar.

Pada perkembangannya, tarian ini berubah menjadi ikon atau lambing kemajuan
kebudayaan masayrakat Riau. Sebab dalam tarian zapin terdapat unsur Pendidikan serta
nilai keagamaan terutama Islam yang mengajarkan kebaikan melalui syair yang
mengiringi tarian.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Zapin adalah sebuah tarrian yang tidak mengungkapkan suatu cerita tertentu, tetapi
merupakan teri hiburan saja. Secara garis besar dapat kita lihat gerak-gerak tari zapin sebagai
berikut, Pertama, pada permulaan tari, penari maju ke muka dihadapan pemain musik
penngiring. Kemudian duduk dengan kaki kiri disilangkan ke kanan belakang dan diduduki,
sedangkan kaki kanan ditekuk tegak. Apabila musik dimainkan dan lagu dinyanyikan penari
berdiri dan mulai menari dengan menbawakan ragam pendahuluan sebagai penghormatan
terhadap para penonton. Kedua, dalam menari, kaki tidak boleh diangkat terlalu tinggi dan
penggul tidak boleh digoyangkan. Ketiga, sedangkan pada akhir tarian, di tutup dengan
ragam tahto.

3.2 Saran

Sangat baik apabila pencinta, seniman dan pengkaji seni tari zapin mengali dan
mengembangkan nilai-nilai luhur budaya Melayu ini untuk dijadikan sebagai perangkat
modal yang membangun dan mengisi kemerdekaan negara kita masing-masing. Tegakkan
serta angkatlah budaya Melayu yang luhur ini sehingga menjadi puncak kebudayaan bangsa
yang dapat disumbangkan kepada negeri yang kita cintai. Kalau dilengahkan dan tidak ambil
peduli bangsa juga yang akan rugi akhirnya. Atau katakanlah, kerugian nilai nilai luhur
Melayu boleh juga terjadi seandainya kesenian tradisi yang sudah lama bertahan diganti
dengan nilai-nilai yang belum tentu sesuai dengan keperibadian dan harkat bangsa kita

14
DAFTAR PUSTAKA

H. Al Azhar. Syahril Abubakar. Pendidikan Budaya Melayu Riau : Buku Sumber Pegangan
Guru. 2018. Pekanbaru : Lembaga Adat Melayu Riau.

Referensi online :

Melati. 2021. Sejarah Tari Zapin, Makna Filosofis, Gerakan, dan Kostum Penari.
https://goodminds.id/tari-zapin/ . Diakses pada 25 November 2021 pukul 21:10 WIB.

RimbaKita. 2021. Tari Zapin – Sejarah, Makna, Gerakan, Lagu, Busana & Properti.
https://rimbakita.com/tari-zapin/#Syair_Lagu_Zapin . Diakses pada 25 November 2021 pukul
20:30 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai