Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

JENIS KESENIAN MELAYU RIAU

DISUSUN OLEH :

1. Muhammad Fadel Alamsyah


2. Jerico Stepanus Pardamean Manalu
3. Riani
4. Rizka Afifah

SMA NEGERI 6 PEKANBARU


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayah- Nya sehingga saya bisa menyusun tugas ini dengan baik serta tepat waktu.

Tugas ini saya buat untuk memberikan ringkasan tentang JENIS KESENIAN MELAYU
RIAU Mudah-mudahan makalah yang saya buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan
kita jadi lebih luas lagi. saya menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki. Oleh karena itu saya
mengharapkan segala bentuk saran dan masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya saya berharap semoga makalah ini dapat membetikan manfaat
dalam bidang Pendidikan.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................6
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Keanekaragaman Seni Tari Melayu Riau....................................................................................6
1. Ragam Jenis Tari Melayu Riau................................................................................................6
B. Keanekaragaman Seni Musik Melayu Riau..............................................................................10
1. Seni Musik............................................................................................................................10
2. Aktivitas Musik Dalam Keseharian.......................................................................................14
BAB 3 PENUTUP...................................................................................................................................20
1. KESIMPULAN........................................................................................................................20
2. DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................20
BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berawal dari pandangan Aristoteles tentang seni sebagai pengungkapan


diterjemahkan bahwa seni wujud dalam diri manusia itu sendiri. Sebagai suatu bagian
dari kehidupan manusia, seni berafiliasi sebagai suatu cabang penting dalam ilmu
pengetahuan. Dengan demikian, seni tentulah selalu berkembang dari zaman ke
Taman. Dalam puncak perkembangannya, seni wujudkan dalam program-program
pengetahuan yang dipelajari di sekolah rendah, menengah, hingga ke seko
(universitas)

Kesenian selalu dihubungkan dengan hasil dari proses latihan (keterampilan).


Sebagian pendapat menyatakan bahwa seni dapat dihasilkan dengan melakukan
proses latihan, tanpa latihan seseorang takkan mampu mencipta karya seni.
Pernyataan ini kiranya ditolak jika dihadapkan dengan karya seni yang berhubungan
dengan dunia galb. Di Riau, berbagai macam kesenian lahir dari sesuatu yang mistik.
Dapatlah disimpulkan bahwa kesenian bertumpu pada proses kreatif itu.

Kesenian Melayu yang dipercaya wujud dari peroses metafisika adalah kesenian
seperti tari zapin api di Rupat Utara, rentak bulian di Talang Mamak, tari olang-alang
di Sakai, peratinjukanƐ debus, dan lain sebagainya. Kesenian ini dipercaya sebagai
estetika yang diciptakan dari seusuatu yang mistik. Gerak dan tingkah laku penan
diyakini sebagai pengaruh dari kekuatan gaib.
Kesenian berhubungan erat dengan masyarakat. Merujuk Bronislaw Kasper
Malinowski (1884 1943) dan Melville Jeans Herskovits (18951963)memaparkan
bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Pendapat ini sejalan dengan kesenian
Melayu yang lebih hakiki. Kesenian Melayu mengutamakan milai kemelayuan,
sehingga seni tidak dapat membebaskan diri dari nilai jati orang Melayu.

Hakikat kesenian yang fokus padia aprestasi tentang keagungan pencipta. Tari olang
olang misalnya, orang Sakai mangapresiasi burung elang sebagai burung yang
memiliki kemampuan terbang tinggi melebihi burung lainnya. Dengan kemampuan
itu, bursing elang dapat dijadikan sebagai perantara antara manusia dengan pencipta
alam semesta. Elang hanyalah sebagai media atau slat yang digunakan Bomo untuk
penyampai pesan cepada sang pencipta.

Puja dan puji atas keagungan Allah SWT juga tampak dalam pantang dan larang
berkesenian, yang maksudnya sebagai adab kesenian. Dalam menari zapin misalnya,
harus nengikuti aturan kepatutan yang sifatnya mutlak. Seorang penari perempuan
tidak boleh membuka kaki terlalu lebar, tidak boleh mengangkat kaki terlalu tinggi
dan tidak boleh mengangkat tangan (membuka ketiak) terlalu lebar. Hal itu
dikarenakan akan memperlihatkan lekuk tubuh penari yang sesungguhnya aurat
baginya.
Secara umum, kesenian dikelompokkan lalam tiga kelompokbesar yakni seni
pertunjukan, seni rupa, dan seni sastra. Pengelompokan demikian kurang sejalan
dengan konsep seni dalam Melayu. Misalnya, orang Melayu menempatkan seni musik
(pertunjukan) tidaklah serta-merta sebagai seni pertunjukan, namun, bisa saja sebagai
bagian dari tradisi. Sama halnya dengan tarian rentak bulian dan tari olang olang yang
lebih kepada ritualnya dibandingkan dengan unsur pertunjukannya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada kali ini


a. Apa saja keanekaragaman seni tari yang terdapat pada melayu riau?
b. Apa saja keanekaragaman seni musik yang terdapat pada melayu riau?
C. Tujuan

Adapun adanya makalah ini dibuat sebagai berikut


1. Diharapkan kepada orang mengetahui kesenian tari apa saja yang terdapat pada
melayu riau
2. Diharapkan kepada orang mengetahi kesenian musik apa saja yang terdapat pada
melayu riau

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Keanekaragaman Seni Tari Melayu Riau

Seni tari Melayu Riau adalah suatu gerak badan yang secara berirama yang dilakukan
ditempat serta pada waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkap perasaan
maksud, serta pikiran yang berkembang di daerah Riau. Adapun dalam seni tari
terdapa musik pengiring tari. Bunyi-bunyian ialah musik pengiring tari yang mengatur
suatu gerakan penari serta menguatkan suatu maksud yang mau di sampaikan. Tari
Melayu Riau banyak ragamnya di antaranya sebagai berikut.
Ragam Jenis Tari Melayu Riau

1. Ragam Jenis Tari Melayu Riau

a. Tari Makan Sirih

pada tahun 1957 di Pekanbaru terjadi musyawarah pembakuan tari


persembahan, yang menampilkan tarian-tarian dan lagu-lagu Melayu Riau,
seperti Tari Serampang Duabelas, Tari Mak Inang Pulau Kampai, Tari
Tanjung Katung dan Tari Lenggang Patah Sembilan. Berdasarkan
musyawarah itu kemudian mengolah sebuah tari untuk persembahan kepada
tamu-tamu, maka terciptalah Tari Makan Sirih yang kini menjadi tari
persembahan yang diciptakan oleh seniman-seniman Riau. Sosialisasi
Pembakuan Tari Persembahan ini dilakukan agar dikenal oleh lapisan
masyarakat Riau. Tari makan sirih (Persembahan) adalah salah satu tarian
tradisional atau tarian klasik riau (melayu) yang umumnya dipentaskan untuk
menyambut dan dipersembahkan untuk menghormati tamu negara / tamu
agung yang datang.

b. Tari Mayang
Tari mayang adalah salah satu tarian magis yang dikenal luas oleh masyarakat
di daerah Merbau, Bukitbatu, Tebingtinggi, dan Mandau. Tari ini hanya
dilakukan dalam upacara balitan, atau lebih tepatnya dilakukan ketika upacara
bomo, kemantian atau dukun mencari obat untuk penyembuhan orang yang
sedang sakit

Adapun fungsi tarian ini adalah untuk mencari petunjuk mengenai obat yang
tepat untuk mengobati orang yang sakit . selain itu, tarian ini juga befungsi
sebagai pembujuk rayu bagi penghuni gaib agar tidak menyesetkan dukun
dalam mencari obat untuk menyembunyikan orang yang sedang sakit

c. Dabus
Dabus popular di Kepulauan Riau, Indragiri Hilir, dan Indragiri Hulu, Konsep
Dabus adalah kepahlawanan. Dabus menuntut kecerdasan, ketangkasan,
keperwiraan, dan ceriaan ketika bermain. Dabus merupakan tarian yang
menggunakan senjata tajam.

Penari sekali kali menikamkan senjatanya ke badannya. Senjata tajam yang


digunakan dalam tarian debus adalah besi tajam (anak dabus), batu giling,
kapak, keris, pisau belati, dan tali. Larangan yang harus dipatuhi dalam
permainan dabus :
1. Tempat bermain bersih, dan badan pemain suci.
2. Pemain, pemusik, anggota pertujunkan dabus tidak boleh berkata kotor.
3. Anak dabus tidak boleh dilangkahi dan tidak boleh menyentuh tanah.
4. Jika bukan pemain dabus dilarang menyentuh peralatan pertunjukan dabus

d. Tari Zapin
Menurut sejarah, tari zapin mulanya merupakan tarian hiburan di kalangan
raja-raja di istana setelah dibawa pedagang Yaman awal abad ke-16. Tarian in
bersifat edukatit dan sekaligus menghibur, digunakan sebagai media dakwah
Islamiyah melalui syair lagu-lagu zapin yang didendangkan.

Tari zapin menjadi tari rakyat yang populer dan hidup di kalangan masyarakat
di pesisir Riau dan Kepulauan Riau yaitu di wilayah bekas kerajaan Slak,
bekas kerajaan Lingga Riau (Daik) dan pulau Singkep (Dabo), Pulau
Penyengat Pulau Tujuh, Tembilahan, Tanjung Pinang (Bintan), dan Bengkalis.
Pada awalnya tari zapin ini ditarikan oleh kaum laki-laki namun kemudian
dalam perkembangan berikutnya tari zapin juga menjadi tari muda-mudi.

Musik pengiring tari zapin terdiri dari dua alat utama, yaitu alat musik petik
gambus dan tiga buah alat musik tabuh gendang kecil yang disebut marwas.
Menurut versi lama tari ini diiringi oleh musik ansemble yang terdiri dari
pemain marwas, gendang, suling, biola, akordion, dumbuk, harmonium, dan
vokal.

Di Nusantara, zapin dikenal dalam dua jenis yaitu Zapin Arab dan Zapin
Melayu. Sebutan zapin umumnya dijumpai di Sumatra Utara dan Riau,
sedangkan di Jambi, Sumatra Selatan, dan Bengkulu menyebutnya Dana.
Julukan Bedana terdapat di Lampung, sedangkan di Jawa umumnya
menyebutnya Zafin

Tarian zapin diperkenalkan di Pekanbaru oleh seorang songkok yang berasal


dari Sumatra yang bernama Adam sekitar tahun 1930-an. Namun tarian ini
sangat populer di Pekanbaru pada tahun 1950-an dan 1960-an terutama di
kampung Tanjung Gemuk dan kampung Lamir.

e. Tari Tandak
Tari tandak atau juga disebut tari danding merupakan salah satu tarian khas
dari daerah Riau. Sebuah tarian tradisional pergaulan yang di dalamnya
memuat tari dan nyanyian dalam bentuk pantun oleh sekolompok pria dan
wanita yang menjawab atau sebaliknya.

Pada dasarnya tandak merupakan bentuk kesenian dari kebudayaan


Minangkabau yang di dalamnya terkandung unsur beladiri. Biasa disajikan
malam hari, para penarinya membentuk formasi lingkaran dan saling
berpegangan pundak. Mereka berjalan sambil mengangkat dan
menghentakkan kaki.

f. Tari Manggar
Tarian ini menceritakan tentang sejarah masa lalu Pekanbaru, tentang bandar
Senapelan yang menjadi cikal bakal lahirnya kota Pekanbaru.

g. Tari Inal
Meski dikenal sebagai tarian dari Jambi, tari inai juga merupakan tarian dan
daerah Riau. Bahkan, dulunya tarian ini lebih banyak ditemukan di daerah-
daerah di Provinsi Kepulauan Riau. Tari inai merupakan jenis tari tradisional
sakral yang menjadi bagian dari upacara pengantin Melayu. Tarian inal pada
masing-masing daerah Melayu sangatlah unik, balk ragam, gerak, hingga
perlengkapan tari yang digunakan. Ada yang dibawakan secara berpasangan
dan ada yang dibawakan secara tunggal. Umumnya penarinya adalah laki-laki
dan gerakannya bersumber dari gerakan silat.

Dalam pelaksanaannya, sehubungan dengan upacara adat pengantin, tari ini


biasa dibawakan malam hari selepas Isya. Tarian ini menjadi bagian penting
dalam acara memberi tanda kepada pengantin. Pada tahun 2017 yang lalu, tari
Inal diusulkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional.

h. Tari Rentak bullion


Tari rentak bullan merupakan tarian dari Riau yang berfungsi sebagai ritual
pengobatan. Tarian ini merupakan budaya Melayu khas Indragiri Hulu. Rentak
berarti merentak atau melangkah, sementara Bullan adalah tempat singgah
bagi makhluk bunian (makhluk halus).

Rentak Bullan kental dengan unsur magis dan memiliki beberapa persyaratan
yang harus terpenuhi. Penarinya 8 orang, 7 gadis suci (bersih dari haid), serta
satu orang pemuda gagah perkasa, sudah balig dan hapal benar gerak dan laku
tari. Setiap penari tidak ada yang berdekatan atau bertalian darah.

B. Keanekaragaman Seni Musik Melayu Riau

1. Seni Musik

Secara umum, kesenian musik adalah cabang seni yang menggunakan melodi,
irama, tempo, harmoni, dan vokal sebagai medianya dalam mempresentasikan
perasaan penciptanya. Jamalus (1988) menjelaskan seni musik sebagai sesuatu
karya bersifat bunyi lagu atau komposisi sebagai ungkapan perasaan penciptanya
dalam unsur-unsur irama, melodi, harmoni, serta bentuk susunannya dalam satu
kesatuan. Maka, seni musik dapat didefinisikan sebagai penciptaan nada dan suara
tersusun dinamis sehingga menghasilkan Irama, lagu, dan harmonisasi.

Unsur-unsur yang terdapat dalam musik antara lain, melodi, irama, tempo,
harmoni, dan vokal. Melodi didefinisikan sebagal tingkat tinggi-rendah dan
panjang-pendek nada dalam satu rentang bunyi. Dalam KBBI (2014), melodi
didefinisikan sebagal susunan rangkaian tiga nada atau lebih dalam musik yang
terdengar berurutan secara logis serta berirama dan mengungkapkan suatu
gagasan. Begitu pula ahli musik yang bersepakat mendefinisikan melodi sebagai
sesuatu kesatuan fase yang terdiri dari bunyi-bunyi yang terstruktur di antara
unsur musik lainnya.

Musik tradisi Melayu di Riau, terbagi dalam dua kategori. Kedua kategori tersebut
yakni, seni musik yang dimainkan sebagai hiburan dan seni musik yang dimaikan
sebagai pukau bagi hewan ketika berburu.

Berdasarkan alat musik pula, seni musik dapat dibedakan sesuai dengan
penciptaan alat musik tersebut. Alat musik etnik serta nyanyian biasanya berbeda
antara satu kampung dengan kampung yang lain. Ada pula alat musik yang
diadaptasi dari seni musik bangsa luar.

Seni musik sering juga disebut sebagai gubahan dari bunyi bunyian serta suara
dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal, sehingga menghasilkan
gubahan musik yang mempunyai kesatuan dan kesinambungan (mengandung
Irama). Oleh karena itu, fungsi dan tujuan seni musik yang paling dikenal adalah
sebagai hiburan.

Sejak zaman klasik, musik digunakan sebagai hiburan rakyat dan seiring
perkembangannya pula, musik masuk dalam istana kerajaan. Seni musik saat ini
terlah pula berubah dan mengarah pada industry.

Nyanyian etnik biasanya memiliki ciri-ciri yang berpadanan dengan kebiasaan dan
kesukaan masyarakat setempat. Nyanyian di Inderagiri sudah berkembang sejak
peradaban Inderagiri dimulai. Kini, orang-orang Talang Mamak masih membina
dan memainkan seni musik yang mereka miliki. Jauh dari pada itu, mereka
bermain musik sebagai ungkapan tradisi atau takaran dalam menjalani tahap siklus
hidup selanjutnya (gambus betandang). Begitu pula orang-orang Sakal di daratan
Siak dan Bengkalis yang seni musiknya masih hidup hingga saat ini.

Perkataan dalam lagu biasanya berbentuk puisi berirama. Namun ada pula yang
bersifat keagamaan ataupun prosa bebas. Lagu dapat dikategorikan pada banyak
jenis, bergantung kepada ukuran yang digunakan. Lagu Melayu biasanya
berisikan nasehat atau tuntunan kehidupan yang banyak dikembangkan dari ajaran
agama Islam.
A. Seni Musik Melayu
Seni musik Melayu dapat pula dibagi dalam dua kategori, ada yang digunakan
sebagai alat untuk menirukan bunyi hewan dalam berburu dan alat
komunikasi. Sebagian lagi digunakan sebagai pengiring lagu.
- Dedokuy
Dedokut adalah sejenis alat musik yang digunakan untuk memburu
burung ruak-ruak. Alat musik tiup ini tidak diperuntukkan untuk
mengiringi lagu atau nyanyian. Dedokut terbuat dari bambu yang dengan
panjang sekitar 10-13 cm. Berbeda dengan seruling, lubang dedokut hanya
ada dua, satu untuk laluan angin dan yang satu pula untuk mengatur tinggi
rendah suara. Bunyi yang dihasilkan dedokut sangat mirip dengan bunyi
burung ruak-ruak.

- Puput
Alat musik yang dibuat dari batang padi, dan ada pula yang dibuat dari
bambu pendek berdiameter 1,3 cm. Alat musik ini juga digunakan dalam
berburu burung kuran, Bunyi puput berbeda dengan bunyi dedokut. Buny
puput lebih nyaring atau mirip dengan bunyi burung kuaran.
Membunyikan puput yang lebih dahulu membacakan mantra, akan
memukau burung kuaran untuk datang menghampiri sumber bunyi
tersebut.

- Tabuh
Sejenis alat komunikasi yang terbuat dari kayu yang dilubangi dan ditutup
dengan kulit lembu pada bagian pangkalnya, biasa digunakan atau ditabuh
bila waktu sholat tiba. Tabuh juga sebagal sebutan untuk bedug besar,
berasal dari istilah tambur. Di Baturijal ada di mesjid raya Tebing Tinggi
Sedangkan bedug yang ada di surau disebut dengan ketuk. Tabuh di
Baturijal merupakan gendang raksasa, yang dipukul dengan tongkat rotan.
Di tempat lain tabuh ini disebut dengan bedug. Bedanya, pemukul bedug
paling paling sepanjang satu hasta mirip pemukul genderang, cuma agak
lebih besar. Tabuh dibuat dari kayu utuh yang dilobang bagian dalamnya.
Besar tabuh dapat mencapai dua pemelukan orang dewasa, panjangnya
sampai 4 meter. Karena ukuran tabuh besar dan panjang, maka suaranya
menggelegar. Panjang tongkatnya saja bisa mencapai dua meter.
Memukulkan tongkatnya dengan dua belah tangan.

Ketuk hanya dari kayu yang dilubangi bagian dalamnya dengan diameter
sekitar 40 cm saja. Permukaan lubang, kira-kira 10 cm. cukup untuk
menaruhkan pemukul. Ketuk dipukul untuk menentukan waktu shalat.
sudah masuk. Suaranya cukup jauh, minimal radius 1 km. Ketuk, kalau
tidak terpaksa tidak dipukul kecuali,untai menentukan waktu-waktu shalat.

Memukul tabuh tidak sembarangan. Iramanya pun berbeda, tabuh untuk


menunjukkan waktu shalat atau ada peristiwa penting. Secara rutin adalah
setiap masuk waktu shalat. Sedangkan hari Jumat, dipukul juga sekitar
pukul 9 pagi untuk mengingatkan bahwa hari itu, hari Jumat. Karena suara
tabuh dapat mencapai radius 3 hingga 4 km. maka bunyi tabuh sangat
bermanfaat untuk mengingat orang untuk menjalankan shalat Jumat.
Tabuh sampai terdengar di Siampo. Petani yang menginap di Siampo,
Telago, Dagheyan Simat atau di Telang dapat mendengar bunyi tabuh.
Ketika tabuh pukul 9, hari Jumat berbunyi, petani itu bersiap untuk hilir
dengan perahu. mengikuti aliran Sungai Kuantan, menuju mesjid raya.

Selain untuk menunjukkan waktu shalat, tabuh hanya untuk peristiwa


penting saja, misalnya untuk peristiwa insidental atau kecemasan (darurat),
pertama kalau ada orang yang dimakan harimau. Untuk mencari orang
yang menjadi korban mangsa harimau itu dibunyikan tabuh dengan kode-
kode tertentu, sehingga masyarakat keluar membawa senjata masing-
masing seperti parang dan tombak. Kedua, kalau ada orang yang
meninggal karena tacempung di Batang Kuantan. Sedangkan ketiga kalau
ada kebakaran. Selebihnya apabila ada peristiwa yang sangat penting.

B. Alat Musik Melayu


Alat musik Melayu dapat klasifikasikan berdasarkan pendapat Hombostel dan
Sachs (idiofon, membranofon, kordofon, dan aerofon) Hanya saja, dalam
Melayu, beberapa sumber bunyi yang dikombinasikan tidak dapat
diklasifikasikan berdasarkan pendapat Hornbostel dan Sachs tersebut.
Misalnya, musik yang berasal dari lesung dan alu dalam rententan prosess
berladang orang melayu.

2. Aktivitas Musik Dalam Keseharian


- Bedongeng
Kegiatan menceritakan dongeng-dongeng yang dilakukan oleh orang tua
kepada anak kecil. Orang tua zaman dulu sangat senang mendongeng.
Banyak cerita-cerita yang berisi nasehat. Setiap malam hendak tidur kata-
kata terakhir yang didengar itu sebuah nasehat. Kata-kata itu terekam
dalam otak yang membuat dan mempengaruhi perilaku sehari-hari.

- Barzanji
Teks yang dibacakan pada jike berdah di Baturijal. Kata Barzanji berasal
dari kata nama Ja'far Al-Barzani, seorang bangsa Kurdi yang menulis
rangkaian prosa dan puisi yang berisi puji-pujian kepada Allah swt. dan
riwayat Nabi Muhammad saw. Musik pengiring kesenian ini antara lain
ghabano atau gendang rebana.
Pada awalnya, di wilayah Timur Tengah, karya Ja'far A-Barzani khusus
diperuntukkan sebagai sajian pada peringatan kela Iran Nabi Muhammad
saw. atau Maulud Nabi. ementara di Riau, sajian Barzanji tidak hanya
dalam peringatan Maulud Nabi saja, tetapi jugs/ untuk semua hari-hari
besar Islam, serta atara pernikahan, maupun perayaan-perayaan lainnya.

Pada awalnya karya Ja'far At-Barzanj khusus dikarang dan dipakai hari
peringatan kelahiran N.abi Muhammad Saw yang disebut maulud.
Peringatan Maulud Nabi pada awalnya belum masuk tradisi Islam. Baru
tahun 1207 Muzaffar ad-Din di Mosul Irak, merayakannya dan sejak itu
menjadi tradisi Islam yang baru hingga hari ini di Baturijal. Karya Ja'far
Al-Barzanj menjadi pegangan utama. Pembacaan berzanji, Asyrakal,
marhaban juga dilaksanakan terhadap pekerjaan merayakan peringatan
hari besar Islam, perayaan nikah-kawin dan cukur rambut

- Bergambus
Bergambus merupakan salah satu kegiatan berkesenian yang telah lama
hidup dalam masyarakat Inderagiri. Alat untuk bermusik ini dinamakan
"gambus" yang dibuat dari kayu ringan dan lembut. Gambus dimainkan
oleh laki-laki juga wanita. Dimainkan pada malam hari sebelum tidur atau
saat menjaga padi di ladang, bisa juga pada saat menunggu durian jatuh.
Oleh seorang jejaka, gambus dimainkan waktu bertandang ke rumah gadis
(kekasih). Gambus ini dulunya dikenal di Talang Siambul dan sekitarnya,
serta daerah sepanjang Batang Gansal.

Gambus adalah salah satu alat musik tradisional pada zaman dahulu. Para
seniman gambus sering memainkan gambus dengan melodi lagu-lagu khas
gambus. Gambus dimainkan secara melodi bukan secara rithym

- Canang
Alat musik kategori idiofon logam, terbuat dari tembaga, kuningan, juga
bulat dan berbentuk lingkaran dengan ukuran diameter atas 29,5 cm;
diameter bawah 29 cm; tinggi 4 cm; diameter bulatan tengah 7 cm; tinggi
bulatan 2 cm. Ada dua jenis yaitu: 1) canang berukuran besar, digunakan
untuk menyampaikan pengumuman dari kerajaan. 2) canang berukuran
kecil, digunakan untul menyampaikan pengumuman dari penghulu.

- Gendang beregung
Musik tradisional yang terdiri aft, buah gendang panjang, sebuah gong
catempong Digunakan acara-acara adat, upacara nikah kawin, hari-hari
besar blam, mengiringi silat dan menyambut tamu kehormatan, dil.
Dimainkan oleh empat orang. Mempunyai lagu khusus gendang-beregung.

- Gendang Serama
Musik yang sangat dikenal oleh Suku Talang Mamak. Musik ini terdiri dan
buah gendang dan sebuah tetawak (gong). Musik ini digunakan untuk
pencak silat, berarak waktu gawe dan waktu menyabung ayam.

- Genggong
Alat musik petik seperti gitar tetapi tanpa senar. Berasal dari bahan besi.
Pada zaman dulu alat musik ini merupakan alat untuk menggunaguna
perempuan, seperti halnya mitos buluh perindu. Panjangnya lebih kurang
20cm pada bagian tepinya terdapat besi yang lebih kecil yang bisa dipetik
Fungsima adalah untuk mengatur nada. Namun, untuk mengatur tinggi
rendahnya nada digunakan mulut. Jadi alat ini diletakkan di depan mulut,
besi yang bisa dipetik tadi diposisikan pas didepan mulut, sehingga
nantinya akan menghasilkan nada yang indah. Bunyi dari genggong ini
mirip dengan gitar, sepintas dengar at lihat, orang akan menyangka bahwa
bunyi itu berasal dari gitar. Permaina genggong ini biasanya disertai
dengan nyanyian yang isinya berupa pantun.

Penyanyinya biasanya laki laki yang memakai pakaian wanita. Genggong


biasanya dimainkan pada acara pesta pernikahan. Hal yang menjadi daya
tarik dari genggong ini selain dari bunyi genggong yang indah juga dari
pantur yang dibacakan. Para orang tua, anak-anak dan remaja sangat
menggemaril permainan musik ini. Pantun yang biasa digunakan adalah
pantur muda-mudi, yang indah dengan balutan kasih dan saying.

Permainan ini terkadang juga disandingkan dengan permainan musik yang


lain, seperti salung, rabab. Sehingga nantinya akan terjadi berbalas pantun
antar kedua musik yang berbeda. Sungguh paduan yang sangat indah.

- Jike Berdah atau Zikir


Berasal dari kata zikir, yaitu nyanyian berupa puji-pujian dengan diiringi
pukulan gendang rebana atau gendang satu muka kulit, disebut dengan
zikir berdah. Bajikea dilaksanakan sebagai acara hiburan oleh suatu
rombongan dam acara baghelat, kenduri atau meghi nasi. Acara pokok
hanya makan bersama, sambil duduk baselo. Yang agak istimewa adalah
cecah inai. Hiburan lain memang ada juga, seperti orkes. Kelompok
bajikea, kalau tidak ada yang mengundang meramaikan kenduri, tetap
selalu berlatih.

Bajikea di sini bukan wirid, selesai menjalankan shalat, melainkan


menyampaikan pujian-pujian dengan diiringi rebana, disebut juga jikea
berdah. Bacaan bajikea mirip berzanji yang terkenal itu. Rebananya tidak
sama dengan rebana dalam kasidahan, yaitu dalam segi ukuran. Ukuran
gendangnya yang digunakan berkisar garis tengah 60-80 centimeter untuk
permukaannya (muka atas) sedangkan muka bawah berkisar 40-60 cm.
Tingginya rata-rata 20 cm. Ukuran rebana tidak sama besar, sehingga
nadanya pun berbeda-beda, sehingga menjadi sebuah simponi, sedap
didengar telinga. Gendang ghabano ash Baturijal ini ukurannya paling
besar di Riau. Rebana kasidahan kecil-kecil dan digunakan untuk
nyanyiannyanyian modern berirama Timur Tengah. Meskipun awalnya
tetap sebagai puji-pujian. Bajikea untuk meramaikan acara yang dilakukan
pada saat perayaan perkawinan, semalam suntuk. Setelah selesai makan
basamo, mulai dari sekitar pukul 9 malam, sampai waktu subuh,
menyelesaikan beberapa pasal atau bab dalam kitab khusus jikea.

- Tetawak
Alat musik Idiofon pukul berbentuk bulat, di tengahnya ada tonjolan
setengah lingkaran, terbuat dari besi, tembaga, atau dari perunggu dll.
Selain digunakan untuk alat musik silat, ketawak juga digunakan gendang
beregung, serta dalam acara adat. Misalnya saat mencanangkan pangulu,
pengangkatan kepalo suku dll. Karena bunyinya yang keras dan terdengar
hingga jauh, gong digunakan untuk mencari orang yang hilang di hutan.

- Kesenian Ranggung
Kesenian Masyarakat Tambak yang dimainkan oleh kaum laki-laki dan
dipimpin oleh seorang Mudim menampilkan bentuk seni seperti sastra,
tari, teater atau lakon, musik dan lagu. Seni Ranggung menggunakan unsur
magis. Awal permainan, Mudim mengasapi dengan kemenyan seluruh
pemain, alat musik, perlengkapan main dan si penjadi (berbaring) dengan
mantra. Mudim memasukkan orang halus (Mambang) ketubuh si
"Penjadi". Dimulailah kesenian ini dengan peran awal burung
"Ranggung", dilanjutkan burung elang, pelanduk, tiung, penyabung ayam,
orang besilat, pencuri dan terakhir "Raja Belande".

- Musik Lesung
Bunyi-bunyian yang dihasilkan dari hentakan antan dengan lesung yang
indah dan menyenangkan.
Menumbuk padi menggunakan lesung dari bahan kayu yang cukup besar,
dibuat lubang yang dapat menampung sekitar dua atau tiga kilogram padi
sekali menumbuk. Padi ditumbuk beramai-ramai sangat menyenangkan,
Biasanya untuk menghilangkan rasa bosan dan letih dilakukan dengan
bergembira. Satu lesung ada yang sampai 4 atau 5 orang. Mereka
mengerubuti lubang lesung untuk menjatuhkan antan perlu seni tersendiri.
Mereka menumbuk dengan ritme tersendiri. Di sinilah letaknya
kenikmatan dalam menumbuk padi bersama.

- Musik Menumbuk Padi Lesung Galagaran


Adalah kegiatan gadis-gadis Talang Mamak di Kebatinan Duriancacar,
Gedabu, Sungai Limau dalam menumbuk padi. Apabila padi ladang telah
dipanen dan telah kering pula dijemur. Maka gadis-gadis Talang Mamak
menumbuknya beramai-ramai.
Ada keunikan tersendiri menumbuk padi di Talang Mamak ini. Dimana
hentakan Antan (alu) secara bergantian akan muncul galagaran (ketuk atau
kentongan) dan menimbulkan kesan musik yang enak di dengar.
Bunyi gelagaran bukan hanya sekadar bunyi semata, namun punya maksud
tertentu pula yaitu: memberi kabar pada tetangga atau pada dusun lainnya
bahwa disini kami telah panen padi, bekerja sambil menghibur dirl
(bedundung), dan memberi khabar dan tanda kepada bujang-bujang yang
telah pulang dari ladang untuk bertandang di malam nanti.

- Musik Ketuk-Ketuk
Adalah musik tradisional atau musik rakyat yang biasanya dimainkan di
ladang atau dipondok ladang. Alat musik ini terbuat dari sepotong kayu
dengan diameter ± 20 s/d m dan panjang + m. bagian tengah kayu tersebut
dilobangmemanjang menurut panjang kayu. Lobang dilengkung menurut
bulat kayu. Semakin bagus pembuatan lobang tersebut maka semakin
bagus pula bunyinya. Untuk membunyikannya adalah dengan cara
memukul-mukul ketuk ketuk dengan alat penabuhnya dengan gaga tingkah
pemukulan yang berirama.

- Musik Ketobong
Musik Ketabong adalah seni musik tradisional dalam pengobatan. Musik
Ini dimainkan untuk mengiringi upacara pengobatan melalui Dukun atau
Kumantan yang dalam keadaan Berlupe (Kerasukan atau tidak sadar) dan
didampingi oleh seorang Bujang Bayu sebagai perantara dialog baik
dengan Dukun maupun Pasien, Bujang Bayu sekaligus yang memainkan
musik Cendang Ketobong mengiringi sang Dukun atau Kumantan Belebuk
(menari atau berjalan). Alat Musik Ketobong merupakan sejenis Gendang

- Musik Puput atau Serunai


Adalah alat musik yang terbuat dari batang padl atau daun-daunan yang
ada di talang mamak. Puput atau serunai dimainkan dengan meniup batang
padi atau daun. Nada atau irama puput keluar dari gerak tangan dan tiup
andari si pemain. Puput dimainkan ketika menunggu padi diladang dan
beristirahat menghibur diri sendiri.

- Nandung
Nyanyian yang berfungsi untuk menidurkan anak dan sebagai penghibur
diri. Bernandung, bersenandung, dan nandung. Dinyanyikan oleh orang tua
untuk menidurkan anaknya. Isi dari nandung berupa nasehat-nasehat yang
bernas dan bermutu. Banyak petuah-petuah dan pelajaran yang dapat
diambil dari isi nandung, untuk menghadapi kehidupan. Keistimewaan
nandung, selain kata- katanya bernilai sastra tinggi, juga lagu dan
iramanya. Mendayu-dayu sendu, membuat suasana hati terharu. Biasanya
banandung ini ketika mau menidurkan anak yang berada dalam bual. Bisa
menidurkan pada waktu siang maupun waktu malam, suara nandung yang
sayup-sayup terdengar, sangat menggugah hati.
BAB 3 PENUTUP

1. KESIMPULAN

Riau menjadikan kesenian sebagai titik memulai dengan memosisikanunsur kesenian


sebagai inti lingkaran unsur-unsur kebudayaan. orang-orang Melayu, karena unsur-
unsur seni menyusup dan menghiasi hampir semua tatanan kehidupan orang-orang
Melayu. Riau menjadikan kesenian sebagai titik memulai dengan memosisika nunsur
kesenian sebagai inti lingkaran unsur-unsur kebudayaan.Setiap seni bagi orang Riau
adalah system gagasan yang bersumbu pada keyakinanyang mutlak terikat kepada
kepercayaanketuhanan.

2. DAFTAR PUSTAKA

 Muatan lokal budaya melayu Riau

Anda mungkin juga menyukai