Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“SENI TARI”
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran
“Seni Budaya”
Guru Mapel : Siti Maesaroh S.Pd

Disusun oleh :
KELOMPOK 3

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI BANTEN


UNIT PELAKSANA TUGAS
SMK NUUR EL-QOLAM
Alamat : Jl Raya Jiput-Mandalawangi, Ds. Banjarwangi. Kec. Pulosari, Kab.
Pandeglang, Prov. Banten

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan Semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh
sebab itu, kami membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca yang
bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.

Pulosari, 15 November 2023


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tari...............................................................................................3
B. Bentuk Tari.....................................................................................................4
C. Fungsi Tari.....................................................................................................6
D. Jenis-Jenis Tari...............................................................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................12
B. Saran...............................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seni tari merupakan budaya yang dapat di lestarikan, karena memiliki
peran penting bagi masyarakat. Indonesia salah satu bangsa yang memiliki
keanekaragaman budaya, yang membuat bangsa Indonesia semakin maju dan
berkembang dari segi kesenian dapat membuat bangsa Indonesia semakin di
kenal dengan beragam budayanya.
Kesenian merupakan unsur kebudayaan yang mempunyai ciri khusus
yang menunjukan sifat-sifat kedaerahan yang berbeda dari daerah satu dengan
daerah lainnya. Kesenian merupakan salah satu bagian dalam kehidupan
manusia dan kesenian menjadi salah satu sarana untuk mengungkapkan
gagasan-gagasan atau pemikiran. Dalam kegiatan berkesenian manusia
mengekspresikannya melalui beberapa media antar lain melalui media gerak
yaitu tari. Tari adalah bagian dari kebudayaan manusia yang dapat kita jumpai
di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Kebudayaan masyarakat tersebut
berkembang pada setiap daerah itu sendiri serta memiliki peran penting dalam
kehidupan manusia, kerena bisa memberikan berbagai manfaat seperti hiburan
dan sarana komunikasi antara penonton / seniman.
Budaya menari hidup dan berkembang di dalam berbagai kolompok
masyarakat yang akhirnya melahirkan tari-tarian tradisi. Tari tradisi adalah tari
yang lahir, tumbuh, berkembang pada suatu masyarakat yang kemudian di
turunkan atau di wariskan secarah terus menerus dari generasi ke generasi serta
sesuai adat kebiasanya itu sendiri dan telah diakui oleh masyarakat
pendukungnya. Seiring perkembangan pemikiran manusia dan kehidupan
manusia serta berubahnya selerah masyarakat dalam berkesenian, maka
muncul jenis-jenis tari yang tidak hanya untuk tujuan upacara keagamaan saja,
tetapi muncul tari-tarian yang berfungsi hiburan maupun ungkapan keindahan.
Selain itu muncul juga karya-karya tari kreasi yang semakin memperkaya
bangsa Indonesia.

1
Tari kreasi adalah jenis tari koreografinya merupakan perkembangan dari
tari tradisional atau pegembangan dari pola-pola tari yang sudah ada. Salah
satu kebudayaan seni tari yang masih berkembang yaitu di desa Bunobugu
Kecamatan Bunobogu Kabupaten Buol. Seni tari yang berkembang di desa
tersebut yaitu tari Monamutt. Tari Monamutt merupakan tarian kreasi yang
menggambrakan kehidupan masyarakat. Selain itu dalam tari Monamutt
tersebut menggambarkan rasa kegembiraan serta dalam gerakannya memiliki
arti tersendiri. Penari dalam tari ini berjumlah 3 orang atau bahkan lebih. Tari
Monamutt ini biasanya di pertunjukan pada acara pernikahan, pekan budaya,
dan penyambutan tamu. Tari Monamutt ini juga sering mengikuti berbagi
lomba-lomba festifal tari di luar daerah Kabupaten buol.
Berdasarkan latar belakang di tersebut di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian tentang bentuk penyajian tari Monamutt. Alasan
peneliti untuk mengadakan penelitian tesebut,karena tari Monamut adalah
termasuk tarian baru dan belum banyak di kenal oleh masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka
permasalahan dalam penelitian ini yaitu, Bagaimana “Bentuk Penyajian Tari
Monamut di Desa Bunobogu Kecamatan Bunobogu Kabupaten Buol?
C. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk penyajian tari
Monamut di desa Bunobugo Kecamatan Bunobogu Kabupaten Buol.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tari
Seni tari menggunakan media tubuh manusia sebagai alat berekspresi.
Dalam melakukan gerak tari, Tubuh harus mempunyai kompetensi yang
lebih dari gerak yang lainnya.Kompetensi ini meliputi kelenturan tubuh,
keseimbangan, daya tahan, kecepatan dan ketepatan.Seni tari yang
menggunakan media tubuh berkolaborasi dengan seni musik, seni rupa dan
seni peran.
Menurut Kussudiardjo(2004: 55)Seni tari adalah keindahan bentuk
dari anggota badan manusia yang bergerak, berirama dan berjiwa yang
harmonis. Dari bentuk, gerak, irama, dan perasaan atau jiwa lahir kekuatan
jiwa manusia yang selaras menjadi bentuk yang indah.Manusia bernafas
dengan suatu irama.Setiap kegiatan dengan menggunakan fisik selalu
menggunakan gerak yang berirama. Anak-anak bila mendengar suara yang
berirama akan refleks atau spontan menggerakkan anggota badannya.
Menurut suryobrongto (1981: 64) Jiwa manusia terkait dengan
irama dan gerak.Seni tari terdiri dari elemen-elemen gerak, irama, jiwa dan
harmoni itu sesuai dengan keinginan manusia, oleh karenanya seni tari
menjadi kebutuhan hidup manusia. Tari-tarian yang berkembang pada
suatu daerah merupakan hasil dari ekspresi jiwa masyarakat
pendukungnya, oleh karena itu bentuk dan gaya tarinya mencerminkan
kehidupan masyarakat daerah tersebut. Begitu juga seni tari yang terdapat
di setiap daerah di Indonesia.Keunikan dan keragaman gerak tari daerah di
Indonesia mencerminkan keragaman sosial dan budaya.

Dalam menggerakkan tubuh seseorang dituntut untuk melakukan


gerak sesuai dengan irama dan dengan ekspresi yang sesuai dengan tema.
Pada kegiatan menari yang biasanya dilakukan di Sekolah Dasar dengan
gerak dan lagu, dimana aspek wirasa kurang mendapatkan perhatian, yang

3
penting adalah anak dapat bergerak (wiraga) dan mengikuti irama
(wirama).
Menurut Kussudiardjo (2004: 81) Tari merupakan salah satu
warisan kebudayaan Indonesia yang agung, yang harus dikembangkan
selaras dengan perkembangan masyarakat yang sudah menginjak ke
jenjang pembaharuan. Tari adalah bentuk gerak yang indah dan lahir dari
tubuh yang bergerak, berirama, dan berjiwa sesuai dengan maksud dan
tujuan tari, dengan landasan bahwamateri tari adalah gerak dan substansi
baku dari tari adalah gerak. Bahwa gerak adalah pengalaman fisik yang
paling elementer dari kehidupan manusia.
B. Bentuk Tari
Menurut Langer (1988: 82) Bentuk adalah struktur artikulasi sebuah hasil
kesatuan yang menyeluruh dari suatu hubungan sebagai aktor yang saling
terkait. Istilah penyajian sering didefinisikan sebagai cara penyajian, proses
pengaturan dan penampilan suatu pementasan. Penyajian tari biasanya meliputi
gerak iringan tata rias dan busana, tempat pertunjukkan dan
perlengkapan.Bentuk penyajian tari adalah wujud keseluruhan dari suatu
penampilan yang di dalamnya terdapat aspek-aspek atau elemen-elemen pokok
yang ditata dan diatur sedemikian rupa sehingga memiliki nilai etis yang tinggi.
Elemen-elemen tersebut memiliki fungsi yang saling mendukung dalam sebuah
pertunjukkan tari.
Bagian-bagian pokok tari meliputi;
1. Gerak
Menurut Soedarsono(1997:94) Gerak adalah gerak tubuh secara
berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu.Lebih jelas
diutarakan bahwa gerak merupakan gejala yang paling primer dari manusia
untuk menyatakan keinginan- keinginannya atau merupakan bentuk refleks
spontan dari gerak batin manusia. Gerakan dalam seni tari merupakan
anggota badan manusia, bagian-bagian seperti jari-jari, pergelangan tangan
dan sebagainya yang dapat bergerak sendiri untuk bergabung dengan yang
lain.

4
2. Iringan atau Musik
Menurut Soerdarsono (2002: 126). Musik dengan tari merupakan dua
hal yang tidak bisa dipisahkan keduanya saling berhubungan dan saling
mengisi.Musik dalam tari bukan sekedar iringan, tetapi musik adalah patner
tari yang tidak boleh ditinggalkan.Musik dapat dibedakan menjadi dua
macam yakni musik internal dan musik eksternal.Musik internal adalah
musik yang berasal dari diri manusia itu sendiri sedangkan musik eksternal
adalah musik yang berasal dari luar manusia.Masuk sebagai pengiring tari
mempunyai empat fungsi antara lain; pengiring tari, pemberi suasana,
ilustrasi, dan desain dramatik.
3. Rias dan Busana
Rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetik untuk
mewujudkan wajah peranan.Fungsi rias adalah perwujudtan karakter, maka
penampilan fisik menjadi perhatian yang khusus.Setiap goresan warna yang
dipakai memiliki makna tersendiri dan keunikan tersendiri.
Busana adalah segala perlengkapan yang dikenakan oleh seorang penari
dalam pertunjukkan tari pakaian atau perlengkapan (aksesoris) yang
berfungsi untuk mewujudkan peranan yang diinginkan dalam pementasan.
Disamping itu busana atau kostum berfungsi untuk membantu
menghidupkan watak dari pelaku.Artinya ketika penari keluar, kostum
sudah mewujudkan siapa dia sesungguhnya.
4. Desain Lantai
Menurut Soedarsono(1977: 93) Desain lantai atau floor design adalah
garis-garis lantai yang dilalui oleh penari atau garis-garis dilantai yang
dibuat oleh formasi kelompok.Secara garis besar ada dua pola garis dasar,
yakni garis lurus dan garis lengkung.Garis lurus berkesan sederhana dan
kuat, sedangkan garis lengkung lembut tapi lemah.Garis lurus dapat disebut
kedepan, kebelakang, kesamping atau serong diagonal.Selain itu dapat
dibuat menjadi desain V, desain segitiga, segiempat, huruf T dan
sebagainya.Garis lengkung dapat dibuat desain lengkung ular, spiral,
lingkaran, angka delapan dan sebagainya.

5
5. Tempat Pertunjukkan
Tempat pertunjukkan adalah tempat yang dipakai untuk pementasan
atau pertunjukkan, bisa di panggung, pendopo, arena atau lainnya.Misalnya
saja bentuk arena setengah lingkaran, arena bentuk tapal kuda, arena bentuk
U, arena bentuk lingkaran, arena bentuk L, arena bentuk bujur sangkar
Padmodarmoyo(1983:82).Kegiatan-kegiatan tari selalu berkaitan dengan
tempat dan tidak sembarang tempat dapat digunakan untuk pertunjukkan
tersebut, pada umumnya berbentuk ruang datar terang dan mudah dilihat
dari tempat penonton.
6. Tema
Menurut (Soedarsono, 1977:93) Tema adalah penggambaran
keseluruhan cerita dari sebuah tari. Tema akan menjadi sangat penting
dalam menari. Dengan tema kita dapat menentukan judul tari.Tema dapat
diambil dari kejadian sehari-hari, pengalaman hidup, cerita rakyat, mitos,
dan cerita kepahlawan.Tema dalam tari merupakan sebuah konsep awal
seorang koreografi dalam menciptakan sebuah garapan tari yang baru dan
sesuai dengan judul yang dibuat. Yakni: a. Nilai budaya yang terungkap, b.
Dapatkah tema itu ditarikan, c. Efek sesaat dari tema itu kepada penonton,
apakah menguntungkan, d. Perlengkapan teknik tari dari penata tari untuk
penarinya, dan e. Fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk pertunjukkan
seperti musik, tempat, kostum, lighting, dan sound system.
C. Fungsi Tari
1. Tari Sebagai Sarana Upacara
Jazuli (1994:41) mengemukakan Fungsi tari sebagai sarana upacara
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Upacara keagamaan yaitu jenis tari-tarian yang digunakan dalam
peristiwa keagamaan seperti tarian dalam upacara pentahbisan (Diakon,
Imam Baru, dan Gereja bagi orang Katolik) atau tarian persembahan yang
bersifat religius.
b. Upacara adat yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat di
lingkungannya selama adat masih dipergunakan.

6
c. Upacara adat yang berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia seperti,
kelahiran, perkawinan,penobatan, dan kematian.
2. Tari Sebagai Hiburan
Jazuli (1994:41) mengemukakan Tari sebagai hiburan lebih
menitikberatkan pada pemberian kepuasan perasaan tanpa mempunyai
tujuan yang lebih dalam seperti memperoleh pengetahuan dan pengalaman
dari apa yang dilihatnya. Oleh karena itu tari hiburan dapat dikategorikan
sebagai tari yang bobot nilainya ringan.Bagi penari mungkin hanya sekedar
untuk menyalurkan hati atau kesenangan seni, misalnya untuk perayaan
suatu pesta atau perayaan hari besar ulang tahun.
3. Tari Sebagai Pertunjukkan
Jazuli (1994:41) mengemukakan tari sebagai pertunjukkan mengandung
pengertian untuk pertunjukkan sesuatu yang lebih seni, tetapi senantiasa
berusaha untuk menarik perhatian dan dapat memberi kepuasan sejauh
aspek jiwa melibatkan diri dalam pertunjukkan itu dan memperoleh kesan
setelah dinikmati sehingga menimbulkan adanya perubahan dan wawasan
baru.
4. Sebagai TariSebagai Pertunjukan Jati Diri Dan Upacara Adat
Setiap pementasan tarian semua punya makna dan tujuan yang berbeda,
Begitu pula dengan Pementasan Tarian Tebe Ipi Letememiliki makna yang
sangat unik bagi masyarakat Desa Aitoun khususnya para petani.Masyarakat
beranggapan bahwa setiap keberhasilan yang diperoleh harus dibalas dengan
luapan kegembiraan secara bersama-sama dalam bentuk tarian.Tarian Tebe
Ipi Lete juga berfungsi sebagai upacara adat untuk mempersembahkan hasil
panen kepada Leluhur dan Alam sebagai ucapan syukur atas hasil panen
yang diperoleh.
D. Jenis-Jenis Tari
1. Tarian Tradisional
Jazuli (2008:68) tarian tradisional merupakan bentuk tarian yang sudah
lama ada, diwariskan secara turun-temurun, serta biasanya mengandung
nilai filosofi, simbolis, dan religious.Sebelum bersentuhan dengan pengaruh

7
asing, suku bangsa di kepulauan Indonesia sudah mengembangkan seni
tarinya tersendiri.Banyak ahli antropologi percaya bahwa tarian di Indonesia
berawal dari gerakan ritual dan upacara keagamaan.
Tarian semacam ini biasanya berawal dari ritual seperti: tari perang,
tarian dukun untuk menyembuhkan atau mengusir penyakit, tarian untuk
memanggil hujan, dan berbagai jenis tarian yang berkaitan dengan
pertanian, tarian lain diilhami oleh alam, tarian jenis purba ini biasanya
menampilkan gerakan berulang-ulang dan tarian ini juga bermaksud untuk
membangkitkan roh atau jiwa yang tersembunyi dalam diri manusia.
Tari tradisional Indonesia mencerminkan kekayaan dan
keanekaragaman bangsa Indonesia. Beberapa tradisi seni tari seperti ; tarian
Bali, tarian Jawa, tarian Sunda, tarian Minangkabau, tarian Palembang,
tarian Melayu, taruan Aceh, dan masih banyak lagi adalah seni tari yang
berkembang sejak dahulu kala, meskipun demikian tari ini tetap
dikembangkan hingga kini.
Beberapa tari mungkin telah berusia ratusan tahun, sementara beberapa
tari berlanggam tradisional mungkin baru diciptakan kurang dari satu
dekade yang lalu.Penciptaan tari dengan koreografi baru, tetapi masih di
dalam kerangka disiplin tradisi tari tertentu masih dimungkinkan.Sebagai
hasilnya, muncullah beberapa tari kreasi baru.Tari kreasi baru ini dapat
merupakan penggalian kembali akar-akar budaya yang telah sirna,
penafsiran baru, inspirasi atau eksplorasi seni baru atas seni tari tradisional.
Tari tradisional dibagi menjadi :
a. Tari Keraton
Dwiyanto (2009:41) Tari keraton adalah tari yang semula
berkembang dikalangan kerajaan dan bangsawan. Tarian di Indonesia
mencerminkan sejarah panjang Indonesia.Beberapa keluarga bangsawan,
berbagai istana dan keratin yang hingga kini masih bertahan di berbagai
bagian Indonesia menjadi benteng pelindung dan pelestari budaya
istana.Perbedaan paling jelas antara tarian istana dengan tarian rakyat
tampak dalam tradisi tari Jawa.

8
Strata masyarakat Jawa yang berlapis-lapis dan bertingkat tercermin
dalam budayanya.Jika golongan bangsawan kelas atas lebih
memperhatikan pada kehalusan, Unsur spiritual,dankeluhuran. Masyarakat
kebanyakan lebih memperhatikan unsur hiburan dan sosial dari
tarian.Sebagai akibatnya tarian istana lebih ketat dan memiliki seperangkat
aturan dan disiplin yang dipertahankan dari generasi ke generasi,
Sementara tari rakyat lebih bebas, dan terbuka atas berbagai pengaruh.
Soedarsono (1997:93)Perlindungan kerajaan atas seni dan budaya
istana umumnya digalakan oleh pranata kerajaan sebagai penjaga dan
pelindung tradisi mereka. Misalnya para Sultan dan Sunan dari Keraton
Yogyakarta dan Keraton Surakarta terkenal sebagai pencipta berbagai
tarian keraton lengkap dengan komposisi gamelan pengiring tarian
tersebut.Tarian istana juga terdapat dalamtradisi istana Bali dan
Melayu.Seperti di Jawa juga menekankan pada kehalusan, keagungan dan
gengsi. Tarian Istana Sumatra seperti bekas Kesultanan Aceh, Kesultanan
Deli di Sumatra Utara, Kesultanan Melayu Riau, dan Kesultanan
Palembang di Sumatra Selatan lebih dipengaruhi budaya Islam,
sementara Jawa dan Bali lebih kental akan warisan budaya Hindu-
Buddhanya.
b. Tari Rakyat
Soedarso (1988:86) Tari Rakyat merupakan tari yang hidup dan
berkembang dikalangan rakyat.Tarian Indonesia menunjukkan
kompleksitas sosial dan pelapisan tingkatan sosial dari masyarakatnyayang
juga menunjukkan kelas sosial dan derajat kehalusannya.Berdasarkan
pelindung dan pendukungnya, tari tradisional adalah tari yang
dikembangkan dan didukung oleh rakyat kebanyakan, baik di pedesaan
maupun di perkotaan.
Dibandingkan dengan tari istana (keraton) yang dikembangkan dan
dilindungi oleh pihak istana.Tari rakyat Indonesia relatif lebih bebas dari
aturan yang ketat dan disiplin tertentu, meskipun demikian beberapa
langgam gerakkan atau sikap tubuh yang khas seringkali tetap

9
dipertahankan.Tari rakyat lebih memperhatikan fungsi hiburan dan sosial
pergaulannya daripada fungsi ritual.
Tari Ronggeng dan tari Jaiponganyang dimiliki oleh masyarakat
suku Sunda merupakan contoh yang baik mengenai tradisi tari
rakyat.Keduanya adalah tari pergaulan yang lebih bersifat hiburan.
Seringkali tarian ini menampilkan gerakkan yang dianggap kurang pantas
jika ditinjau dari sudut pandang tari istana, akibatnya tari rakyat ini
seringkali disalahartikan terlalu erotis atau terlalu kasar dalam standar
istana.Meskipun demikian tarian ini tetap berkembang subur dalam tradisi
rakyat Indonesia karena didukung oleh masyarakatnya. Beberapa tari
rakyat tradisional telah dikembangkan menjadi tarian massal dengan
gerakkan sederhana yang tersusun rapi, seperti tari Poco-poco dari
Minahasa Sulawesi Utara, dan tari Sajojo dari Papua.
2. Tari Kreasi
Aminudin (2000:38) Tari adalah gerak tubuh seseorang secara birama
yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan,
mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran.
Sebuah tarian sebenarnya merupakan perpaduan dari beberapa unsur,
yaitu wiraga (raga), wirama (irama), dan wirasa (rasa).Ketiga unsur ini
melebur menjadi bentuk tarian yang harmonis dan unsur yang paling utama
dan membangun sebuah tarian adalah gerak.
Tari kreasi adalah bentuk gerak tari baru yang dirangkai dari perpaduan
gerak tari tradisional kerakyatan dengan tari tradisional klasik.Gerak ini
berasal dari satu daerah atau berbagai daerah di Indonesia.Selain bentuk
geraknya, irama, rias, dan busanannya juga merupakan hasil modifikasi tari
tradisi.Bentuk tari yang lebih baru lagi misalnya tari pantomin (gerak patah-
patah penuh tebakan), operet (mempertegas lagu dan cerita), dan
kontemporer (gerak ekspresif spontan, terlihat tidak beraturan tetap
berkonsep).

10
Pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
tari kreasi berpolakan tradisi dan tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi
(non tradisi).
1. Tari kreasi berpolakan tradisi
Merupakan kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari
tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, tata busana dan rias,
maupun tata teknik pentasnya.Walaupun ada pengembangan tidak
menghilangkan esensi ketradisiannya.
2. Tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi (non tradisi)
Merupakan tari yang garapanya melepaskan diri dari pola-pola tradisi
baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana maupun tata teknik
pentasnya.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tarian di Indonesia masih dibutuhkan oleh generasi penerus dalam
mengembangkan karakter ke Indonesiaannya. Perkembangan zaman yang
menuju ke pola modern memberikan nuansa yang berbeda pada diri karakter
anak. Penggunaan teknologi menjadi pengaruh yang sangat kuat dalam diri
anak-anak Indonesia. Melalui penciptaan tari anak ini dapat
menumbuhkembangkan pada diri anak Indonesia untuk cinta tanah air dan
bangsa ini.
Perkembangan dalam dunia cipta tarian anak sudah semakin menyusut
intensitasnya di berbagai daerah di Indonesia. Hal itu membuat kekhawatiran
dalam membentuk jiwa atau karakter anak-anak untuk berekspresi sesuai
dengan karakter bangsanya. Pengaruh tari-tarian dari dunia Barat dapat
menyebabkan perubahan dalam pola tingkah laku anak-anak di Indonesia.
Untuk itulah perlu adanya suatu alternatif jalan keluarnya agar anak-anak
Indonesia dapat memahami dan mendalami dari budaya dan lingkungannya.
Proses produksi pembuatan sebuah tarian dapat dikerjasamakan dengan
sanggar dan industri rekaman. Hal ini dimaksudkan untuk adanya suatu
kesinambungan antara tarian yang diciptakan dan proses pembelajarannya.
Penjualan kaset, VCD, dan DVD dipasar bebas membawa angin segar bagi
peningkatan pendapatan seniman di Indonesia, sehingga melalui kreatifitasnya
dalam menciptakan tarian anak dapat menaikkan tingkat pendapatan seniman
di Indonesia.

12
Perkembangan seni tari secara kuantitatif cukup menggembirakan, namun
secara kualitatif masih memprihatinkan. Semarak berkesenian khususnya tari
cukup memberikan harapan, karena lambat laun tari tidak dipandang
sekedarseni profan yang menghibur, tari semakin dipandang sebagai media
pembentukan karakter anak sejak usia dini. Sementara anak usia sekolah TK
dan SD ibarat kain putih yang masih kosong, sepatutnya dibekali dan ditempa
dengan ajaran-ajaran budi luhur guna pembentukan dari perilaku, sikap, dan
karakternya. Maka dari itu, menanamkan nilai luhur lewat seni tari bagi anak-
anak, khususnya usia sekolah Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar adalah
sangat tepat.
Masa anak-anak merupakan dunia yang menyenangkan dengan segala
realita dan fantasinya. Daya ingat anak-anak sangat tajam dan lebih cepat
meniru dari segala bentuk yang dilihatnya. Dalam mengantisipasi kondisi
tersebut diperlukan langkah-langkah konkrit untuk menggalakan penciptaan
tarian yang diperuntukan bagi anak-anak. Bentuk tarian yang diciptakan oleh
seorang seniman seharusnya disesuaikan dengan kemampuan anak
(perkembanganpsikologinya) dalam mencerna dan menirukan dari suatu
gerakan itu. Pembentukan kepribadian anak yang disesuaikan dengan
latarbelakang budaya dan alamnya menjadikan anak akan lebih mencintai dan
mengerti tentang lingkungan yang melingkupinya. Oleh sebab itu, menciptaan
tari anak-anak yang berbasis pada budaya lokal, lingkungan, dan alam akan
memberikan pemahaman dan kesadaran bagi anak dalam memaknai dari
kearifan local lingkungannya. Selain itu usaha ini juga memberikan sarana
pendidikan bagi pembentukan\ kepribadian yang utuh melalui citra seni
budayanya.

13
Perancangan penciptaan tari anak dilatarbelakangi perkembangan tari yang
lebih menekankan pada aspek gerak, lagu, danestetika, aspek kejiwaan
(psikologi) terabaikan. Tari bukan sekedar bergerak, artinya gerak-gerak untuk
usia anak hendakny abukan gerak bebas tanpa ada artinya (makna), demikian
pula syair lagu dan jenis musiknya. Penciptaan tarian anak yang berlandaskan
budaya lokal setempat, lingkungan dan alam yang melingkupi hendaknya lebih
diperhatikan sehingga anak-anak dapat mendalami dan mempelajari dengan
mudah pola atau bentuk tarian tersebut. Jangan sampai terjadi formalitas
penataantari anak hanya akan mendorong anak cenderung menyerap paket
ekspresi yang tidak sesuai dengan dorongan perasaan yang dihayatinya.
Akhirnya, yang terjadi anak harus memasuki ruang ekspresi yang disajikan
guru dan pelatih tari, dimana penguasaan paket estetik yang dibangun oleh
persepsi estetika guru danpelatihnya. Lebih tragis lagi perampasan ekspresi
estetik anak oleh ekspresi orang dewasa. Dari perspektif ini ditemukan
kesalahan persepsi bahkan dengan tuduhan kejahatan tersembunyi dalam
pengajaran tari dalam dunia anak-anak (R.DjokoPrakosa, 2006: 16).
Indonesia semakin berkembang semakin maju dan semakin modern, oleh
sebab itu tarian tarian khas Indonesia yang bersum berbudaya local lngkungan
dan alam Indonesia atau meggali seluruh potensi budaya nusantara masih
sangat dibutuhkan oleh anak yang nota bene sebagai generai penerus dalam
mengembangkan karakter ke Indonesiaan. Karenanya melalui penciptaan tari
kreasi baru untuk kepetinganana kkhususnya usia dini seperti tersebut di atas
sangat mendesak dan segera dilakukan.
B. Saran
- Penciptaan tarian anak memberikan suatu alternatif dalam menangkal budaya
dari luar Indonesia.
- Tari anak perlu dikerjasamakan antara beberapa intitusi yang
berkesinambungan dengan dunia anak.
- Sosialisasi dengan berbagai unsur pemerintah, sekolah, maupun sanggar seni
dapat menumbuhkembangkan penciptaan tarian anak.

14

Anda mungkin juga menyukai