Bidang :EkoSosbud
Pembimbing :
Disusun Oleh:
BIOLOGI
PADANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT ,atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya penulis dap;at menyelesaikan makalah yang berjudul”Sanggar
Tari Cindua Mato sebagai mereverentasi tari didaerah Inderapura,Pesisir Selatan,
Sebagai upaya melestarikan tarian asli dari daerah yang sudah mulai ditinggalkan
dan dilupakan akibat factor-faktor tertentu.
Makalah ini membahas tentang tari sikambang yang tidak banyak dikenal
lagi oleh orang-orang akibat kurangnya kesadaran untuk membudayakan tari
ini.Oleh karena itu penulis mengangkat kembali tari sikambang ini supaya nantinya
bisa dilestarikan lewat sanggar –sanggar(arena pelatihan )yang ada didaerah.Dan
mengetahui solusi untuk bisa menghidupkan kembali sanggar dan melestarikan tari
sikambang.
NIM. 18032031
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...ii
BAB I.PENDAHULUAN
B.Rumusan Masalah……………………………………………………..iii
C.Tujuan Makalah……………………………………………………….iii
D.Manfaat Penulisan…………………………………………...………..iv
C.Sistematika Penulisan…………………………………………………...5
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan……………………………………………………………
B.Saran……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………
BIODATA PENULIS
Nim/TM :18032031
Prodi :BIOLOGI(NK)
Agama :ISLAM
Nomor HP :085272144871
Alamat :JL.GAJAH 8
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
TINJAUAN PUSTAKA
1.Pengertian seni
Seni adalah pengalaman dalam bentuk medium indrawi yang menarik dan
di tata dengan rapi, yang di wujudkan untuk di komunikasikan dan di renungkan.
Seni adalah karya manusia yang dapat menimbulkan rasa senang dalam rohani
kita.(Kayam Umar,1981)
Menurut Herbert Read “seni adalah suatu usaha untuk menciptakan bentuk-
bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang demikian itu memuaskan kesadaran
keindahan kita dan rasa indah ini terpenuhi bila kita menemukan kesatuan atau
harmoni dari hubungan bentuk-bentuk yang kita amati itu”.
Keindahan adalah sesuatu yng dapat menimbulkan rasa senang dan seni adalah
keindahan.Tari merupakan salah satu bentuk kesenian yang memiliki media ungkap
atau substansi gerak, dan gerak yang terungkap adalah gerak manusia. Gerak- gerak
dalam tari bukanlah gerak realistis atau gerak keseharian, melainkan gerak yang
telah diberi bentuk ekspresif.
Gerak ekspresif ialah gerak yang indah, yang bisa menggetarkan perasaan
manusia.Gerak yang di stilir mengandung ritme tertentu,yang dapat memberikan
kepuasan batin manusia. Gerak yang indah bukan hanya gerak-gerak yang halus
saja, tetapi gerak-gerak yang kasar, keras, kuat, penuh dengan tekanan-tekanan,
serta gerak anehpun dapat merupakan gerak yang indah. Gerak merupakan elemen
pertama dalam tari, maka ritme merupakan elemen kedua yang juga sangat penting
dalam tari.
Soedarsono mengetengahkan sebuah definisi “Tari adalah ekspresi jiwa
manusia yang di ungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah. untuk
menghasilkan gerak yang indah membutuhkan proses pengolahan atau
penggarapan terlebih dahulu, pengolahan unsur keindahannya bersipat stilatif dan
distortif.”
2.Perkembangan tari
perkembangan tari adalah sebagai berikut:
Zaman prasejarah adalah zaman sebelum lahirnya kerajaan di
Indonesia.Wujud dan bentuk tariannya cendrung menirukan gerak alam
lingkungannya yang bersifat imitatif. Sebagai contoh menirukan binatang yang
akan diburu, pemujaan, dan penyembuhan penyakit.
Zaman Indonesia Hindu, seni tari mulai digarap dan banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan dari India.Beberapa jenis tari pada zaman Indonesia Hindu,seperti tari-
tarian adat dan keagamaan berhasil disempurnakan menjadi tarian yang mempunyai
nilai artistik yang tinggi.Sebagai contoh,Wayang Wong,Klana Topeng,Dramatari
Topeng,dan Wayang Topeng.
Zaman Indonesia Islam, seni tari mengalami kejayaan penggarapannya di
lingkungan keraton,yaitu di Kasunanan dan Kasultanan.Kedua kerajaan tersebut
mengembangkan identitasnya yang akhirnya muncul menjadi dua jenis tari,yaitu
Kasunanan (Bedaya Ketawang, Serimpi, Gamyong, Wayang Wong, dan
Langendriyan), dan Kasultanan (Tari Merak, Joget Mataram, Bedaya Semang, dan
Langen Mandrawanara).
Zaman Penjajah, tari-tarian mengalami kesuraman sebab dalam suasana
penjajahan. Untuk mengangkat semangat kepahlawanan akibat penjajahan muncul
jenis tari Pejuang, Prajuritan, Bondoyudo, dan Prawiroguna.
Zaman Setelah Merdeka sampai Sekarang, perkembangan seni tari
kembali mulai difungsikan, yaitu untuk upacara keagamaan dan untuk hiburan.
Fungsi dan Peranan Seni Tari Sebagai suatu kegiatan, seni tari memiliki
beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai sarana upacara, seni tari sebagai hiburan,
seni tari sebagai media pergaulan, seni tari sebagai penyaluran terapi, seni tari
sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukkan, dan seni tari sebagai
media katarsis. (Wardhana, 1990 : 21-36).
1. Seni tari sebagai sarana upacara.
Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis tari ini banyak
macamnya, seperti tari untuk upacara keagamaan dan upacara penting dalam
kehidupan manusia.
2. Seni tari sebagai hiburan.
Tari sebagai hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan
menjenuhkan. Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang
sederhana, tidak muluk-muluk, diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan.
Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan dengan cara yang menarik.
3.Seni tari sebagai penyaluran terapi.
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat
mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat
tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung
bagi penderita cacat mental. Bagi masyarakat timur, jenis tarian ini pantangan
kerena perasaan iba atau tak sampai hati.
METODE PENULISAN
A.Jenis Penulisan
B.Sumber Data
C.Analisa Data
D.Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini terdiri dari lima bab dan setiap bab terdiri dari sub
bab pembahasan dengan sistematika penulisan sebagai berikut.
PEMBAHASAN
Asal –usul tari sikambang ini adalah dari kerajaan yang ada di
Inderapura.Kerajaan Inderapura ini berada di wilayah di wilayah kabupaten Pesisir
Selatan,Provinsi Sumatera Barat sekarang,berbatasan dengan provinsi Jambi dan
Bengkulu.Secara resmi kerajaan ini ini pernah menjadi bawahan(vazal)Kerajaan
Pagaruyung.Walau pada praktiknya kerajaan ini berdiri sendiri serta bebas
mengatur urusan dalam dan luar negerinya.
Tari Sikambang ini juga dikenal dengan tari Sikambang Manih di daerah
Inderapura.Arti Sikambang ini menurut mamak –mamak/penghulu di sana adalah
seorang dayang ,dan manih(manis)adalah perawakannya cantik,elok,dan manis.
yang merupakan ekspresi jiwa (kesenangan/ kegembiraan) yang dirasakan oleh para
(beberapa) orang sikambang (pelayan) pada saat menumbuk padi yang diwujudkan
dalam bentuk gerak. Tari Sikambang Manih terdapat dan berkembang di beberapa
daerah di Kabupaten Pesisir Selatan, terumata daerah Kecamatan Airpura dan
daerah eks Kecamatan Pancung Soal. Meskipun secara administratif pada masa
sekarang dua derah tersebut merupakan kecamatan yang berbeda, namun secara
historis daerah-daerah tersebut adalah satu kesatuan yang sama pada masa lampau,
yaitu daerah Kesultanan Inderapura.
Sebagai suatu tarian, tari Sikambang Manih dibangun atas gerak yang
berpola yang dipandu atau diiringi dengan musik ditampilkan oleh 6 orang penari.
Pola dan gerak yang terdapat dalam tari sikambang terdiri dari beberapa pola dan
jenis gerak. Musik pemandu/pengiring Tari Sikambang terdiri dari ansambel dan
vokal. Musik ansabel terdiri dari suara yang bersumber dari alat musik rebana besar
dan gendang.
Keberadaan tari Sikambang Manih erat kaitannya dengan Kerajaan Inderapura.
Pada suatu hari tiga orang sikambang (pelayan) sedang menumbuk padi di bagian
belakang istana/ rumah raja/sultan kesultanan Inderapura. Mereka menumbuk
dengan gembira sambil menyanyi dan melakukan gerakan-gerakan yang indah.
Raja/Sultan yang sedang … memperhatikan aktivitas para sikambang. Raja/Sultan
yang tertarik dengan gerakan dan nyanyian sikambang mendekati mereka. Para
sikambang meminta maaf dan ampun kepada raja/sultan karena lalai dalam bekerja.
Diluar dugaan para sikambang, raja/sultan malah memuji gerakan-gerakan indah
yang dilakukan para sikambang sambil menumbuh padi. Pada ketika raja ingin
mengadakan suatu perhelatan. Raja memanggil para sikambang untuk
mempersiapkan tarian dalam acara perhelatan tersebut. Untuk melengkapi jumlah
penari menjadi empat orang, raja/sultan menyuruh seorang dubalang berlatih
menari bersama sikambang. Tari yang berasal dari gerakan-gerakan sikambang saat
menumbuk padi tersebut diberi nama tari Sikambang Manih. Karena beberapa
alasan/kondisi, dalam acara perhelatan tari sikambang manih ditampilkan oleh laki-
laki yang berpakaian dan berdandan seperti perempuan. Hal ini kemungkinan besar
karena pada masa itu tabu bagi perempuan untuk tampil/menari di keramaian. Tari
Sikambang Manih kemudian menjadi sebuah tarian Kesultanan Inderapura, yang
ditampilkan untuk menghibur tamu-tamu dalam acara perhelatan-perhelatan
kerajaan/kesultanan Inderapura.
Sampai saat ini, meskipun kesultanan Inderapura sudah berakhir masa kekuasaan
dan kejayaannya, tari Sikambang Masih tetap dilestarikan oleh beberapa seniman
kerabat kerajaan/kesultanan. Tari sikambang Manih ditampilkan untuk acara-acara
menghibur tamu-tamu nagari maupun tamu-tamu kebesaran lainnya yang datang ke
daerah bekas kesultanan Inderapura. Tari Sikambang Manih mengalami perubahan
dalam era awal 90-an, tari Sikambang Manih mulai dimainkan/ ditampilkan oleh
perempuan. Sampai pada era tahun 80-an, menurut penuturan Junaidi Chan yang
merupakan guru sekaligus pengelola sanggar Puti Gubalo Intan tempat pelestarian
seni budaya kesultanan Inderapura, dia (Junaidi Chan) masih memakai pakaian
perempuan dan berdandan seperti perempuan dalam menarikan tari Sikambang
Manih. Selain terjadi perubahan genre penari, terdapat juga perubahan dalam aspek
jumlah penari
Sikambang Manih ditampilkan oleh 6 orang penari.
Fungsi karya seni budaya adalah sebab mengapa musik itu digunakan? Ketika ada
alasan yang kuat mengapa musik itu digunakan dan apa bila alasan tersebut masih
relevan sampai sekarang, maka karya buday tersebut penting untuk dilestarikan.
Fungsi hiburan. Dalam masyarakat pada masa lampau maupun pada masa sekarang,
tari Sikambang Manih mempunyai fungsi pemenuhan kebutuhan manusia terhadap
estetika, baik estetika sebagai kebutuhan ekspresi jiwa penciptan dan pelakunya,
maupun estetika sebagai kebutuhan konsumen atau penikmat.
Keberadaan Tari Sikambang manih pada saat ini juga menjalankan fungsi-fungsi
sosial. Fungsi ekonomi. Meskipun fungsi ini belum begitu berjalan/berdampak, tari
sikambang Manih pada saat ini sudah menjalankan aspek ekonomi. Keberadaan
tarian ini sudah bisa menjadi salah satu sumber ekonomi bagi penari maupun
pengelola sanggar.
Cara menumbuhkan kembali cinta budaya kepada kaum muda dapat melalui
pelajaran muatan lokal (kesenian) berbasis pelestarian seni budaya di Inderapura,
didalam pelajaran kesenian dapat di kenalkan dengan budaya-budaya di daerah
yang ada dengan cara yang menyenangkan. Misalnya saja bisa melalui praktek
menari tari sikambang,sehingga siswa bisa melihat sekaligus mengetahui tarian
nenek moyangnya zaman dahulu,dab bisa menarik minat siswa untuk bisa ikut serta
melestarikan tari sikambang ini.
Bisa juga diadakan sebuah event oleh pihak pihak tertentu seperti
pemerintah yang menunggangi acara dan dikut sertakan mamak/penghulu nan
20(penghulu 20).Dengan diadakan acara tari yang besar,maka akan menarik minat
para anak muda khususnya untuk ikut serta.
.
BAB V
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian yang saya tuliskan dalam karya tulis ini, bahwa seni tari
merupakan sebuah karya manusia yang diekspresikan dalam gerak – gerak yang
indah. Di mana setiap unsur geraknya mempunyai arti dan tujuan dari
sangkoreografinya. Gerak seni tari bukan hanya tertumpu pada tubuh saja
tetapikelengkapan tari ( Rias, busana, musik, dll ) menjadi kebutuhan yang
sangatterkait.
Tari Sikambang telah di pengaruhi oleh fungsi social seperti tari upacara,
tari hiburan dan tari pertunjukkan. Sementara bedasarkan penyajiannya bentuk
tarian terbagi atas tari tunggal, tari rampak, tariberpasangan dan tari paduan
berpasangan..
B.Saran
Penulis mempunyai saran untuk tari tradisional ini agar lebih di kembangkan
kembali, karena alangkah baiknya jika tari tradisional ini lebih menonjol lagi di Negara kita
Indonesia dan di adakannya festival-festival tari tradisional. Boleh juga diadakannya
latihan-latihan atau kursus tari tradisional untuk kalangan-kalangan remaja khususnya
untuk mengharumkan bangsa kita.
DAFTAR PUSTAKA