Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENGETAHUAN DASAR KESENIAN

Tentang:

“MUSIK KULINTANG DAN TARI GAMBYONG”

Disusun Oleh:

1. DERA HARINA (2021161042)

2. DEWI MARLINA (2021161043)

3. NIKE PUSPITA SARI (202161055)

4. MUFTY AUDYA CAHYANI P (2021161053)

5. RHENALDI NUR AZHARI (2021161052)

Dosen Pembimbing:

NOFROZA YELLI, M.Sn

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN SENI PERTUNJUKAN


UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Karunia-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pengetahuan dasar seni serta rasa keingin tahuan  kami  terhadap kebudayaan Indonesia khususnya
seni musik dan tari.

Makalah ini berisi beberapa informasi tentang sejarah musik dan tari di indonesia. Manusia
hidup di dunia ini tidak akan terpisahkan dengan yang namanya seni. Sehingga seni akan terus ada
sepanjang manusia di dunia ini ada.

Dengan seni diharapkan kita sebagai makhluk sosial dapat menggerakkan perasaan kita untuk
peka terhadap apa yang terjadi dan berkembang dimasyarakat.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan

Demi kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.


i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1


B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
C. Tujuan .................................................................................................... 2
D. Manfaat ....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. KULINTANG KOMERING .............................................................................. 3

1. Sejarah Kulintang ................................................................................ 3


2. Kulintang Adat Komering OKU Timur .............................................. 4
3. Arak arakan Pernikahan Komering. .................................................... 4
A. Penjemputan Mempelai Wanita ............................................ 4
B. Arak arakan ............................................................................ 4
C. Acara Resmi ........................................................................... 5
D. Acara Inti ............................................................................... 5
E. Pemberian Gelar/Adok ..................................................... .....5
F. Tari Sabai ............................................................................. 9

B. TARI
GAMBYONG..............................................................................................12

1. Fungsi Tari Gambyong.........................................................................12


2. Sejarah Tari Gambyong........................................................................12
3. Unsur Tari Gambyong..........................................................................13

BAB III PENUTUP ......................................................................................................15

1. Kesimpulan ........................................................................................ 15
2. Saran .................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................16


ii

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa manusia dilahirkan tidak terlepas dari kodrat yang sudah
ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Mulai lahir, mereka sudah diberikan pengetahuan, bakat, dan
kemampuan masing – masing dalam mengapresiasikan seni dalam kehidupannya. Setiap manusia
mempunyai cara yang berbeda – beda dalam mengapresiasikan seni. Ada yang dituangkan dalam
suatu cat dan dilukiskan dalam sebuah kertas, tembok, alat – alat transportasi, bahkan pada bagian
tubuh manusia. Selain itu juga ada yang diapresiasikan melalui buku – buku yang bias dalam bentuk
novel, kolakolaborasi antara gambar dan kata – kata (komik), ada juga mengapresiasikannya melalui
sebuah gambar yang bergerak, baik itu karton maupun suatu film. Selain itu juga banyak sekali orang
mengapresiasikan kedalam bentuk syair yang sangat indah, dengan diiringi musik. Krena setiap
manusia tidak sama,dalam pengapresiasikannya Sehingga seni, terutama seni musik berkembang dan
berevolusi tanpa ada batasnya.

Didunia ini tidak terhitung jumlah musik yang ada sekarang, karena perkembangannya tanpa
mengenal waktu dan tempat. Disitu ada manusia maka seni terutama seni musik akan berkembang tak
terkendali. Bahkan di Indonesia sendiri mempunyai berbagai macam seni musik, baik itu yang
tergolong dalam musik tradisional, campuran antara tradisional, dan modern. Bertolak belakang dari
uraian diatas, seni juga tidak terlepas dari kebudayaan masing – masing daerah. Sehingga antara
daerah yang satu dengan yang lainnya akan memberikan nuansa seni musik yang berbeda pula. Selain
itu juga masih banyak yang belum mengerti tentang seni, terutama seni musik. Belum mengerti disini
maksudnya, masih belum mengenal apakah seni itu? Padahal apa yang dilakukaanya terkadang dapat
dikategorikan sebagi suatu seni, tanpa orang tersebut menyadarinya. Oleh karena itu disini saya akan
berusaha membahas tentang seni musik kulintang yang ada di komering, untuk menambah wawasan
kita tentang seni khas yang ada di daerah OKU Timur.

B. Rumusan Masalah

Bedasarkan latarbelakang diatas,yang menjadi rumusan masalah dalam makalah

Ini adalah:

1.Bagaimana sejarah asal mulai musik kulintang ?


1

2. Bagaimana sejarah tari gambyong ?

C. Tujuan

Berdasarkan beberapa uraian diatas, maka ada beberapa tujuan yang akan

diperoleh dari penyusunan makalah ini. Tujuan – tujuan tersebut antara lain :

1. Mengetahui sejarah musik kulintang

2. Mengetahui adat yang ada di komering OKU Timur

D.Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang sebesar –

besarnya, yaitu antara lain :

1. Bagi Pembaca

Sebelumnya para pembaca yang belum mengenal seni terutama seni musik khas daerah OKU Tmur dan Jawa
Timur akan lebih mengenal dan diupayakan akan lebih mencintai apa yang dikatakan sebagai seni. Sehingga
diharapkan dengan mencintai seni daerah masing-masing maka dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa
dan bernegara akan menjadi lebih harmonis, dan saling menghargai perbedaan persepsi, bukan hanya diseni saja tapi
dalam segi aspek kehidupannya

2. Bagi Pencinta Seni

Bagi yang sudah mencintai seni, diharapkan akan menambah wawasan tentang seni musik dan tari

yang ada di Indonesia, sehingga dapat menambah pengetahuan, yang nantinya dapat

digunakan untuk bekal mengarungi dunia ini

3. Bagi Penulis

Diharapkan dengan adanya makalah ini bukan hanya makalah ini saja yang akan disusun

oleh penulis, tetapi diharapkan akan muncul makalah – makalah yang lain yang lebih berguna

lagi bagi semua pihak yang membacanya, terutama bagi para pembaca ataupun pencinta

seni terutama seni musik.


2

BAB II PEMBAHASAN

KULINTANG KOMERING

1.    Sejarah Kulintang

Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan


mendatar. Alat musik ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum.
Kulintang merupakan bagian dari budaya gong Asia Tenggara, yang telah dimainkan selama berabad-
abad di Kepulauan Melayu Timur – Filipina, Indonesia Timur, MalaysiaTimur, Brunei, dan Timor.
Alat musik ini berkembang dari tradisi pemberian isyarat sederhana menjadi bentuk seperti
sekarang. Kegunaannya bergantung pada peradaban yang menggunakannya. Dengan pengaruh
dari Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Barat, Kulintang merupakan tradisi gong yang terus
berkembang.

Alat musik ini dibuat dari kayu lokal yang ringan namun kuat


seperti telur, bandaran,wenang, kakinik kayu cempaka, dan yang mempunyai konstruksi fiber paralel.
Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa).
Dalam bahasa daerah, ajakan “Mari kita lakukan TONG TING TANG” adalah: ” Mangemo
kumolintang”. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang.
3

2.    Kulintang Adat Komering OKU Timur

Di daerah Komering Ulu, khususnya di OKU Timur Kulitang di gunakan sebagai alat musik yang di
manfaatkan sebagai musik di acara adat, baik acara perkawinan, sunatan, menyambut tamu yang
disebut dengan acara adat arak-arakan.

Arak-arakan ini juga mengikut sertakan para tokoh adat, alim ulama, keluarga dekat yang punya hajat
dan bujang gadis serta di depan barisan kulintang ada para pendekar (pincak silat) yang
memperagakan perkelahian.

3.    Arak-arakan Pernikahan Komering

A.    Penjemputan Mempelai Wanita :

Mempelai Perempuan berada dirumah kediamannya, lalu dijemput mempelai laki-laki, penjemputan
diketuai oleh Ketua Adat Laki-laki memakai “ Kain Berkincung “ yaitu pakai celana panjang dilapisi
kain setengah tiang, dengan membawa “ Anak Pengutonan “ (dua buah cupu dengan 2 lampatan berisi
rokok daun / garing nipan dililiti sirih beserta rokok dan korek api), juga ikut serta Tetua Adat
Perempuan membawa “ Tipak “ (berisi sikapur sirih) diiringi oleh Bujang Gadis.-

Tetua Adat dari pihak Orang Tua mempelai Laki-laki, kami seluruh rombongan datang kesini tujuan
seluruh keluarga besar disini, kami bermaksud seluruh keluarga besar dan kedua mempelai akan di
arak langsung ketempat kediaman rumah mempelai laki-laki / lokasi upacara peresmian kedua
mempelai.-

Tetua Adat dari pihak Mempelai Wanita menyatakan bahwa tidak ada halangan lagi dipersilahkan
untuk berangkat ketempat lokasi upacara peresmian.-

B.    Arak-arakan

Kedua Mempelai Laki-laki dan Wanita kalau dizaman dahulu semasa nenek moyang dinaikkan di atas
“ Jepana “ dipikul oleh 8 (delapan) Orang, atau dinaikkan diatas pedati (gerobak per) ditarik oleh 4
(empat) Orang.-

Tetapi dimasa sekarang kedua mempelai berjalan kaki beserta dengan rombongan keluarga besar
mempelai wanita, diarak dengan memakai “ Kandang Ralang “ yaitu kain putih dibentangkan keliling
kepada kedua mempelai bersama-sama dengan rombongan keluarga besar Wanita, dan khusus kedua
mempelai “ Aban Lapahú “ (Awan Berjalan) yaitu kain putih dibentangkan diatas kepala kedua
mempelai.
4

Arak-arakkn ini diiringi oleh Tetabuhan “Kulintang “ (Gamelan) serta tari “ Tigol “ (tari tanggai).
Dan “ Pencak Silat “.-

Kira-kira ± 20 (dua puluh) meter dari tempat lokasi upacara maka kedua mempelai disebut oleh kedua
Orang Tua Mempelai Laki-laki dan langsung menuju kepelaminan, kedua mempelai meniti “ Titian
Agung “ yaitu 3 (tiga) lembar tikar dialasi dengan kain putih.-

C.    Acara resmi :

          Serah Terima :

1. Kata penyerahan dari pihak Wanita


2. Kata penerimaan dari mempelai Laki-laki

D.    Acara inti :
PEMBERIAN GELAR / ADOK

Menurut Adat Istiadat Daerah Komering jika sudah selesai Akad Nikah kedua mempelai diberi
Gelar / Adok, sebelum pemberian Gelar / Adok Tetua Adat bemusyawarah dengan Lembaga Adat
Orang Tua serta nenek mempelai Laki-laki, berhubung pemberian Gelar / Adok ini seharusnya ini
mengambil Gelar / Adok dari keturunan nenek.-

Pemberian gelar / adok ada tingkatan dan urutan yaitu :

Laki-laki                           Perempuan

1.  SUTAN                        1. RATU

2.  DALOM                        2. BATIN

3.  BATIN

4.  RADIN dan MASAGUS

E.   Pemberian Gelar / Adok

Perlu disiapkan:

1 (satu) Tipak (Sikapur Sirih).

3 (tiga) Orang untuk pelaksanaan Pisaan (Gayung Bersambut)

1 (satu) Gung.
5

1 (satu) Orang memukul Gung untuk mengumumkan Gelar / Adok

1 (satu) Orang untuk mengumumkan Piagam Gelar.

Seperangkat Tetabuhan Kulintang (Gamelan).

Pelaksanaan pemberian gelar /adok sebagai berikut :

          1 (satu) Orang pemandu Acara langsung menyerahkan Tipak (Sikapur Sirih).

“ SIKAPUR SIRIH “

1.    Sikapur sirih kami sampaikan

Mohon izin kepada rombongan besan

Pemberian gelar dilaksanakan

Kata berjawab bersahut-shutan

2.    Pemberian gelar segera dilaksanakan

Kata berjawab bersahut-sahutan

Mohon izin kepada seluruh undangan

Kami bawa acara ini dengan pisaan


6

1. Tiyong tangguh ya ja pun

Bismillah pangkal cawa,

Tangguh sai dirami,

Undangan sai wat dija

Sikampun paramisi,
2. Tiyong muloh tangguh ya ja pun

Undangan sai wat di ja,

Sikam pun para misi,

Ma’af alim pura,

Nimbulkan adat asli,


3. Tiyong muloh tangguh ya ja pun

kumering lampung mak bida,

Sangun sanga turunan,

Ngadok kok tiyan ruwa,

Sikam kilu kesempatan,


1. Nerima tangguh ya ja pun

Tangguh pun kok nerima,

Sikam pun mewakili,

Api haga acara,

Gusti pun diatori


Nerima tangguh ya ja pun,

Lilin wat ulah ganta,

Nimbulkon adat asli,

Kumering ulu hususna,

Sinangun ya tradisi,
Nerima tangguh ya ja pun,

Haga ngadok kok nerima,

Wakil jak pangkal gawi,

Ngadok kok tiyan ruwa,

Gantapun diatori
1. Tiyong adok ya ja pun

Mangku perwira negara, jak pai ja


Saksi kita sai rami,

Mak milih suku bangsa,

Tulung pun cagak gusti,


II. Tiyong adok ya ja pun,

Inton ratu asli,

Saksi para undangan,

Wah wah jak matarani,

Mak kena lindung bulan.


1. Nerima adok ya ja pun

Mangku perwira negara, jak pai ja


Saksi kita sai rami,

Mak milih suku bangsa,

Tulung pun cagak gusti,


II. Tiyong adok ya ja pun,

Inton ratu asli,

Saksi para undangan,

Wah wah jak matarani,

Mak kena lindung bulan.


Gung-gung-gung : susi martini, s.sos.
Gelar : inton ratu
– Habis bantang ya ja pun,

Bak ngadok pun kok radu,

Maklum wat ku sisipan,

Kikurang walau pun liyu,

Ngator pun ku ma’afan


– Nerima bentantg ya ja pun,Bak ngadok kok
nerima, Gusti pun berpenghalu, Pusaka mak
pandai bela, Titurun di anak umpu.

F.     Tari Sabai :

Mata rantai dari pemberian Gelar / Adok adalah : dilaksanakan “ TARI SABAI “ diiringi tetabuhan
kulintang (gamelan).-

–          Mempelai Laki-laki NGIPAS dari belakang ke dua Orang Tua mempelai Wanita.
–          Mempelai Wanita NGIPAS dari belakang ke dua Orang Tua mempelai Laki-laki.-

Sebelum TARI SABAI dimulai, terlebih dahulu diadakan :

“ PISAAN PENGANTAR “

1.    Sekam puhun se buai,

Sikampun paramisi,

Acara tari sabai,

Sinagun yo tradisi,

2. Lain ulah ni pandai,

Tanda sikam muari,

Ganta yo tari sabai,

Kok haga timulai.

Kemudian Penutup Tari Sabai dilantunkan Pisaan Serah Terima :

PENYERAHAN DARI MEMPELAI WANITA

1.    Serah yo aji biduk,

Iring pengayuh cawa,

Guwai gusti do bentuk,

Sikam ngenjuk bengkalang,

2.    Tabik sada rik sabai,

Serah sirih pengatu,

Sanak yo lagi manja,

Mangku wat teduh halu,

3.     Ngaji jak pangkal alif,

10

Bulajar besenjata,

Susunan tata tertib,

Segala lagi mudah.


PENERIMAAN DARI MEMPELAI LAKI-LAKI

1. Gusti ngenjuk bengkalang,

Sikampun kok nerima,

Dang guwai bu ginalang,

Ram tepa jama-jama,

2. Makmuneh tikahada,

Empai bebalin jaman,

Bak ulah sanak manja,

Kita pun si makluman,

3. Bak ulah besenjata,

Tegor lajar kok pasti,

Guna kita sai tuha,

Jama-jama mimpin ni,

Acara “ Tari Sabai “ selesailah sudah, maka ditutup dengan do’a selamat.

Kulintang digunakan pada acara Akad Nikah, mulai penjemputan serta Arak-arakan dan pemberian
Gelar / Adok langsung Tari Sabai, Adat Istiadat Daerah Komering.

11

TARI GAMBYONG

1 FUNGSI TARI GAMBYONG

Tari gambyong pasti selalu ada dalam upacara ritual memulainya bercocok tanam,
hal ini dilakukan oleh masyarakat Surakarta. Para masyarakat itu meyakini dan berharap
agar kesuburan tanah pada sawahnya serta perolehan panen menjadi melimpah ruah. Penari
yang sedang menari itu diibaratkan Dewi Padi atau Dewi Sri.

Tari ini sebelumnya adalah tari milik rakyat biasa, dan biasanya dimainkan di
jalanan untuk mencari nafkah. Semenjak pihak keraton surakarta menetapkan dan menata
ulang gerakan-gerakannya, tarian ini menjadi tarian daerah.

Selain fungsi diatas, tari ini pun dipergunakan untuk memeriahkan acara-acara
dalam masyarakat. Seperti dalam perkawinan, khitanan, atau hajat yang lainnya. Tari ini
juga untuk menyambut tamu-tamu kehormatan atau kenegaraan.

2. SEJARAH TARI GAMBYONG

Tari gambyong merupakan tarian hasil kreasi baru dari perkembangan tari tayub.
Tarian ini biasannya ditampilkan pada saat upacara panen dan hendak akan menanam padi.
Tarian ini dipercayai oleh masyarakat untuk memanggil Dewi Sri atau Dewi Padi, supaya
dia memberikan berkah kepada sawah mereka dengan hasil panen yang melimpah ruah.

Nama gambyong sendiri sebenarnya berasal dari nama seorang penari terkenal
pada waktu itu, yaitu Sri Gambyong. Penari terkenal Sri Gambyong itu memiliki suara
yang sangat indah dan keluwesan dalam menari telah menarik perhatian banyak
masyarakat dan wisatawan.

Pertunjukan seni tari gambyong atau tari tayub awal mulanya dilakukan oleh Sri
Gambyong berkeliling dijalanan. Sehingga pada akhirnya banyak orang yang
menganggap tari ini memiliki keunikan dan ciri khas sendiri.

Dan yang membuat unik itu gerakan tariannya dengan tarian dari penari-penari
lainnya. Karena keluwesan dan keunikannya dalam menari Sri Gambyong dikenal semua
masyarakat Surakarta, Jawa Tengah.

12

3. UNSUR TARI GAMBYONG

a. Wiraga (raga)
Wiraga dalam bahasa Jawa berarti raga, yang dalam konteks seni tari biasa dikenal
dengan gerakan. Tarian harus menonjolkan gerakan tubuh yang dinamis, ritmis, dan estetis.
Meskipun, memang tidak semua gerakan dalam suatu seni tari memiliki maksud tertentu.
Gerak biasa atau gerak murni adalah gerakan dalam sebuah tarian yang tidak memilki
maksud tertentu, sedangkan gerak maknawi adalah gerakan dalam sebuah tarian yang
memiliki makna mendalam dan memiliki maksud tertentu.

Koreografi tari Gambyong sebagian besar berpusat pada penggunaan gerak kaki, tubuh,
lengan dan kepala. Gerak kepala dan tangan yang halus dan terkendali merupakan
spesifikasi dalam tari Gambyong. Arah pandangan mata yang bergerak mengikuti arah
gerak tangan dengan memandang jari-jari tangan, menjadikan faktor dominan gerak-gerak
tangan dalam ekspresi tari Gambyong. Gerak kaki pada saat sikap beridiri dan berjalan
mempunyai korelasi yang harmonis.

b. Wirama (irama)

Tidak mungkin sebuah seni tari hanya melulu penari bergerak kesana kemari tanpa
adanya musik yang mengiringi. Musik berfungsi untuk mengiringi gerakan penari. Dengan
adanya musik, suatu gerakan akan lebih memiliki makna karena tercipta suasana tertentu.
Iringan musik yang dipakai pada tari gambyong adalah laras pelog, dan memakai keprak.

c. Wirasa (rasa)

Seni tari harus bisa menyampaikan pesan dan suasana perasaan kepada penonton
melalui gerakan dan ekspresi penari. Oleh karena itu, seorang penari harus bisa menjiwai
dan mengeskpresikan tarian tersebut melalui mimik wajah dan pendalaman karakter.
Sebagai contoh, apabila karakter yang dimainkan adalah gadis desa yang lembut maka
selain gerakan yang lemah gemulai, penari juga harus menampilkan mimik wajah yang
mendukung.

13

d. Tata Rias dan Kostum


Tidak mungkin sebuah pertunjukkan tarian menampilkan penari dengan kostum
dan riasan seadanya. Pasti ada riasan khusus dan kostum yang sesuai dengan tarian dan
karakter yang dibawakan oleh penari. Unsur ini mendukung terciptanya suasana tarian
dan menyampaikan karakter serta pesan secara tersirat. Para penari gambyong juga selalu
menggunakan selendang sebagai pelengkap kostum tarian mereka. Biasanya selendang
yang digunakan berwarna kuning.

14

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kolintang atau kulintang adalah alat musik yang terdiri dari barisan gong kecil yang diletakkan
mendatar. Alat musik ini dimainkan dengan diiringi oleh gong tergantung yang lebih besar dan drum.
Nama kolintang berasal dari suaranya: tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa).
Dalam bahasa daerah, ajakan “Mari kita lakukan TONG TING TANG” adalah: ” Mangemo
kumolintang”. Ajakan tersebut akhirnya berubah menjadi kata kolintang. di gunakan sebagai alat
musik yang di manfaatkan sebagai musik di acara adat, baik acara perkawinan, sunatan, menyambut
tamu yang disebut dengan acara adat arak-arakan.

Saran

Menurut pendapat saya, di era Globalisasi ini bangsa Indonesia perlu melakukan berbagai perbaikan
di segala bidang. Salah satunya melestarikan budaya khas daerah masing masing. Hal ini perlu
dilakukan agar budaya khas daerah tidak hilang seiring perkembangan zaman nantinya.

15

DAFTAR PUSTAKA

Okutimurkab.go.id. (2015, 21 Januari). “Kulintang komering”


https://www.okutimurkab.go.id/kulintang-komering.html
https://www.scribd.com/doc/72486493/karya-ilmiah-tari-gambyong

16

Anda mungkin juga menyukai