Disusun oleh :
Kelompok 1 Kelas IX.6
Anggota Kelompok :
Fathiya Alsyah Putri Langi ( 15 )
Keisha Adilla Syahrin (18)
Muhammad Azriel ( 22 )
Nayanti Nur Azzizah Suranto ( 25 )
Rafi Rivansyah ( 27 )
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul............................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................. ii
Daftar Isi........................................................................................................... iii
BAB 1 Pendahuluan........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................... 2
BAB 2 Pembahasan ....................................................................................... 3
2.1 Pengertian Seni Tari ................................................................... 3
2.2 Tari Tradisional .......................................................................... 3
2.3 Tari Kreasi Modern .................................................................... 8
2.4 Fungsi Seni Tari ......................................................................... 9
2.5 Unsur-unsur Pendukung Tari ..................................................... 9
BAB 3 Tarian dari Jawa barat ........................................................................ 11
3.1 Tari Tunggal ............................................................................... 11
3.2 Tari Berpasangan ........................................................................ 16
3.3 Tari Berkelompok ....................................................................... 24
3.4 Keunikan Tari dari Jawa barat .................................................... 29
BAB 4 Penutup .............................................................................................. 31
4.1 Kesimpulan ................................................................................. 31
Daftar Pustaka .................................................................................................. 32
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus sebagai
berikut :
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari makalah ini untuk mengidentifikasi masalah yang
ada di lapangan dan mencari berbagai jawaban dengan menggunakan
beberapa metode penelitian untuk mendapatkan hasil dari berbagai sumber
yang terkait dalam bentuk deskripsi dari rumusan masalah di atas.dan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca makalah ini agar
mengetahui lebih dalam lagi tentang tarian Jawa barat.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan apa saja tarian yang berasal dari Jawa Barat
b. Kemudian menjelaskan apa keunikan tarian dari Jawa barat
c. Menjelaskan Unsur unsur tari dan fungsi tari dari Jawa barat
d. Menjelaskan jenis jenis tari dari Jawa barat mulai dari tari tunggal, tari
berpasangan dan tari berkelompok
e. Menjelaskan tari tradisional dan tari kreasi dari Jawa barat
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
Pada kali ini, kita akan membahas mengenai tari tradisional Jawa Barat.
Terdapat banyak sekali kekayaan budaya Indonesia. Salah satunya tari tradisional.
Namun, pada kesempatan kali ini. Mari kita berfokus pada tarian Jawa Barat.
Jawa Barat memiliki banyak ragam jenis tarian. Cara paling mudah melestarikan
budaya tentunya dengan mengetahui keberadaannya. Dalam tarian tradisional
Jawa Barat terdapat banyak sekali nilai yang terkandung, seperti nilai sosial
budaya hingga nilai filosofis yang terkandung dalam tariannya. Tidak hanya itu,
tari tradisional biasanya mencerminkan potret kehidupan yang ada di masyarakat,
bahkan terkadang tarian dapat berisikan doa, harapan, perjuangan, serta ritual
yang dilakukan oleh masyarakat daerah di masa lampau.
Lima ragam tarian yang berasal dari Jawa Barat, antara lain:
1. Tari Jaipong
Tarian pertama yang akan aku bahas adalah tari Jaipong. Mulanya tarian
ini berasal dari masyarakat Karawang, Jawa Barat. Tarian ini dimeriahkan dengan
bunyi-bunyi kendang. Tari Jaipong dijadikan sebagai iringan tari pergaulan,
dalam bajidoran di daerah Subang dan Karawang. Tari jaipong dari Jawa Barat
diiringi dengan musik latar yang berasal dari kendang. Mengutip
kemdikbud.go.id, Jaipong dibuat oleh H Suwanda sekitar tahun 1976 di
Karawang. Tarian ini menggabungkan elemen seni tradisi masyarakat Karawang
seperti pencak silat, wayang golek, topeng banjet, ketuk tilu, dan lain sebagainya.
Tahun 1979 tarian Jaipong mengalami perubahan dari penataan, tepak kendang,
komposisi lagu, dan tarian. Tari Jaipong memiliki gerakan yang khas dan berbeda
dengan tari-tari daerah lain. Lagu Jaipong memiliki bunyi yang khas dengan
berbagai macam tempo, lagu dengan tempo yang pelas dan lagu dengan tempo
cepat. Karena, tari Jaipong termasuk tarian yang berirama cepat dan bersemangat.
Gerakan tari Jaipong tercipta dari sejumlah unsur kesenian daerah
Karawang. Tari Jaipong dimainkan dengan alat musik berupa kendang, gong,
kecrek dan alat musik pendukung lainnya.
4
Di bawah ini beberapa gerakan tari Jaipong:
a. Bukaan
Bukaan merupakan gerak yang dilakukan ketika mengawali tarian. Penari
memulainya dengan memutari panggung sembari memainkan selendang yang
disampirkan pada lehernya.
b. Pencukan
Pencukan merupakan gerakan cepat yang diiringi dengan musik bertempo
cepat. Gerakan tersebut penuh semangat dan akan membawa penonton
menikmatinya.
c. Ngala
Ngala merupakan gerak yang memiliki suatu titik pemberhentian atau
patah-patah. Gerakan tersebut dilakukan dengan cepat.
d. Mincid
Mincid merupakan gerakan perpindahan dari satu gerak ke gerak lain.
Gerakan tersebut dilakukan setelah gerakan ngala.
2. Tari Topeng
Penari memakai topeng untuk aksesoris dan berfungsi menutupi wajah
penari. Pemakaian topeng tersebut juga harus disesuaikan dengan karakter dan
jenis tariannya. Lagu pengiring tari topeng adalah Gonjong dan Sarung Ilang. Tari
topeng berkembang di daerah Cirebon, Jawa Barat.
Mereka memakai tari topeng dan enam jenis kesenian tradisional seperti
wayang kulit, gamelan, renteng, brai, angklung, reog dan berokan untuk
menyebarkan agama Islam.
Terdapat 5 jenis topeng yang digunakan untuk menari, dikenal juga
bernama Panca Wanda, artinya lima rupa. Panca Wanda mewakili siklus hidup
manusia dari anak-anak sampai dewasa. Topeng yang dipakai bisa berbeda-beda
sesuai latar cerita tarian.
Berikut jenis topeng dalam tari topeng:
a. Topeng Panji
Topeng ini memperlihatkan gerakan tari yang lemah lembut dan memiliki
rupa. Topeng Panji memiliki filosofi masa anak-anak.
5
b. Topeng Samba
Topeng Samba menceritakan masa remaja. Makna filosofis tarian toping
ini adalah masa hidup manusia yang lincah dan penuh rasa ingin tahu.
c. Topeng Rumyang
Topeng Rumyang mewakili kehidupan manusia dewasa. Topeng yang
digunakan bersemu merah menandakan kedewasaan. Gerakannya semakin mantap
dan memperlihatkan kedewasaan seseorang.
d. Topeng Temanggung
Topeng ini memperlihatkan masa kematangan dan mapan sempurna.
Topeng Temanggung menggambarkan seseorang yang mencapai puncak
kedewasaan.
e. Topeng Rahwana
Topeng kelana mengacu pada cerita Ramayana, yaitu tokoh Rahwana.
Karakternya mirip dengan tokoh Klana atau Rahwana dalam cerita Panji. Topeng
Kelana dan Rawana diartikan sebagai tarian yang sama. Penari memakai topeng
Sujana, Arja, Keni Arja dari Langit, Sutini dari Kalianyar, dan Tumus dari Kreo,
yang berbeda hanya kostumnya saja.
6
yang tentunya menjadi ciri khas Jawa Barat yakni Kelenang, Gong Kecil,
Kendang Kecil dan juga Kecrek.
4. Tari Sintren
Selain menjadi tarian daerah Jawa Barat, Tari Sintren merupakan tarian
tradisional dari Jawa Tengah. Alasan Tari Sintren bisa dimiliki oleh 2 provinsi
tersebut dikarenakan kesenian menyebar di sekitar wilayah pesisir utara yakni
Indramayu, Cirebon, Jatibarang, Tegal, Brebes, Banyumas, Kuningan dan hingga
daerah Pekalongan.
Hal lain yang menyebabkan Tari Sintren sangat sarat dengan keunikan
adalah salah satu tarian mistis. Tari Sintren sendiri memiliki awal mula cerita dari
kisah cinta Sulandono dan Sulasih. Kisah cinta Sulandono dan Sulasih sangatlah
rumit karena dihalangi oleh restu dari ayah Silandono yang bernama Ki
Bahurekso. Pada akhirnya Sulandono pun memilih untuk menjadi petapa dan
Sulasih menjadi penari. Namun, meski terpisah, masyarakat pada masa itu sangat
yakin bahwa keduanya selalu bertemu di alam ghaib.
Para perempuan yang menjadi penari dari tarian ini adalah gadis yang suci.
Tarian ini pun melibatkan seorang pawang dan pengiring kendang yang berjumlah
6 orang. Pada mulanya, penari akan masuk dalam kurungan ayam yang tertutup
kain. Setelah itu pawang pun mengitarinya dan kemudian memanggil roh
bidadari. Ketika pawang berhasil melakukan pemanggilan roh bidadari, maka
ketika dibuka penari akan kerasukan dan mulai menari.
5. Tari Merak
Tari Merak merupakan seni tradisional dari Kota Bandung, Jawa Barat.
Tarian ini diciptakan oleh Rd. Tjetje Somantri pada tahun 1955. Tari Merak
menjadi kesenian dan sarana pendidikan khas Sunda dan menjadi warisan budaya
hingga kini.
Tari Merak dikembangkan dari gaya tarian tradisional Sunda. Tarian ini
memperlihatkan gerak-gerik burung merak jantan. Tari ini diiringi oleh gamelan.
Pertama kali Tari Merak ditampilkan ketika Konferensi Asia Afrika di
Bandung tahun 1955. Berikut gerakan koreografi Tari Merak, mengutip dari
warisanbudaya.kemdikbud.go.id: Ngalayang beber buntut, trisik; Ngayun soder,
7
trisik; Kiprah merak kuncung, trisik; Keupat merak, trisik; Merak ulin, trisik;
Merak ngibing sosoderan, trisik; Geleber merak mentang buntuk, trisik; Gigibrig,
kokoer, trisik; Nyaliksik, bibintih, trisik.
8
Gerakan pada tari modern itu bersifat bebas dan tidak terikat oleh patokan
aturan dan pakem tertentu. Pola gerakannya pun bersifat musiman dengan
mengikuti tren tertentu yang tengah populer. Oleh karena itu, tari modern lebih
diminati oleh kaum muda.
9
yang mengiringi penari, gerakan akan lebih bermakna dan terciptanya harmonisasi
dan keindahan pertunjukan tari. Ketukan tempo dalam irama juga dapat digunakan
sebagai tanda penari kapan harus mengganti gerakan atau berhenti. Bentuk iringan
irama bisa merupakan rekaman musik, kemudian dari instrumen musiknya
langsung seperti kecapi, seruling, tepukan tangan, hentakkan kaki dan nyanyian.
3. Wirasa
Unsur utama dalam tari yang yang ketiga adalah wirasa. Wirasa adalah
kemampuan seorang penari dalam menghayati dan menyampaikan perasaan
kepada penonton lewat ekspresi wajah dan gerakan.
Pendalaman karakter penari penting dilakukan agar karakter yang
terbangun dapat diekspresikan dengan mimik wajah yang selaras. Wirasa
bertujuan untuk memperkuat karakter, keindahan, dan pertunjukan tari itu sendiri.
Tanpa adanya wirasa dalam seni tari, pesan dan makna tarian tidak tersalurkan
kepada penonton.
4. Ruang unsur utama dalam tari - ruang
Unsur ruang menjadi unsur utama seni tari yang keempat. Pada seni tari,
unsur ruang dibagi menjadi dua: Ruang sebagai tempat pentas dan ruang yang
diciptakan oleh penari. Ruang sebagai tempat pentas adalah tempat penari
melakukan gerakan atau arena yang dilalui ketika membawakan tarian. Ruang
pentas ini dapat berupa arena dan panggung bingkai (proscenium), atau tempat
pertunjukan lainnya.
Sementara itu, ruang yang diciptakan penari ketika membawakan tarian
adalah ruang yang disesuaikan dengan volume gerak tubuh. Gerak yang besar
tentu memerlukan ruang yang besar, begitupun sebaliknya.
5. Waktu
Unsur waktu dalam tari berkaitan dengan ritme atau irama gerak yang
dibawakan. Selain itu, unsur waktu juga mampu memberikan napas pada tarian
sehingga tampak lebih hidup dan dinamis. Unsur utama tari yang satu ini sangat
tergantung olehcepat lambatnya tempo penari ketika melakukan gerak dan
panjang pendeknya ketukan atau ritme dalam melakukan gerak serta durasi penari
dalam melakukan gerak.
10
BAB 3
TARIAN DARI JAWA BARAT
Adapun penjelasan dari beberapa contoh Tari Tunggal di atas, sebagai berikut :
1. Tari Pendet
Tari Pendet pada awalnya merupakan tari pemujaan yang banyak
diperagakan di pura, tempat ibadah umat Hindu di Bali, Indonesia. Tarian ini
melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam dunia. Pendet
merupakan pernyataan dari sebuah persembahan dalam bentuk tarian upacara.
Tidak seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan
intensif, Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita,
dewasa maupun gadis.
Pola Gerak Tari Pendet
Gerak Tari Pendet Gerak khas Tari Pendet menggunakan hampir seluruh
bagian tubuh para penari. Gerakan Tari Pendet kemudian dibagi menjadi tujuh
11
jenis, yaitu:
1. Gerakan kaki (gegayalan) Gerakan kaki (gegayalan) pada Tari Pendet terbagi
menjadi gerak telapak kaki sama serong, gerakan berjalan atau ngembang,
gerakan berjalan ke muka, gerakan berjalan cepat atau milpil, serta gerakan
bergeser cepat atau nyeregseg.
2. Gerakan tangan Gerakan tangan pada Tari Pendet terbagi menjadi gerakan
haluan tangan berputar ke dalam atau luk nagastru dan gerakan haluan tangan
atau luk nerudut.
3. Gerakan jari Gerakan jari pada Tari Pendet terbagi menjadi gerakan dicakup
atau nyakupbawa dan gerakan jari melambai atau ulap-ulap.
4. Gerakan badan Gerakan badan pada Tari Pendet disebut leluwesan yang
meliputi gerakan pada pangkal lengan atau ngejatpala.
5. Gerakan leher Gerakan leher pada Tari Pendet disebut dedengkek yang terdiri
dari gerakan leher yang menggeleng halus atau uluwangsung dan gerakan
menggeleng keras dan tegas atau ngotag.
6. Gerakan mimik Gerakan mimik wajah pada Tari Pendet disebut encah
cerengu yang terdiri dari riang gembira atau luru dan wajah yang tersenyum
atau kenjung manis.
7. Gerakan mata Gerakan bola mata pada Tari Pendet terdiri dari dua jenis yaitu
lirikan mata ke kanan dan kiri atau nyeledet dan lirikan mata yang berputar
disebut ngiler.
Tata Rias Tari Pendet
Penari juga didandani dengan riasan unik, yaitu menggunakan anting atau
subeng, rambut yang disasak dengan hiasan pusung gonjer, serta hiasan bunga
yang terdirid ari bunga kamboja di telinga kanan, bunga mawar di tengah kepala,
bunga semanggi di telinga kiri, serta bunga sandat yang berada di belakang bunga
mawar
Keunikan Tari Pendet
Tari pendet mengandung nilai-nilai sakral dan religius. Hal itu berkaitan
dengan tarian yang awalnya hanya dilakukan di pura-pura Hindu, Bali. Meski
12
tarian ini sering ditampilkan pada gelaran hiburan, namun pelaku seni tetap
menjaga nilai sakral dan religi yang ada dalam tarian pendet.
Tari Gambir Anom merupakan tari klasik yang berasal dari daerah
Surakarta, Jawa Tengah dan telah ada sejak zaman Kerajaan Mataram Islam.
Catatan sejarah tari Gambir Anom memang masih belum banyak data yang jelas
dari para sejarawan dan seniman.
Pola Gerak Tari Gambir Anom
Tari yang pada awalnya dibawakan oleh penari laki-laki secara tunggal
memiliki gerakan yang gemulai. Ada gerakan pantonim dalam tarian ini, seperti
berdandan, ekspresi bingung, ekspresi jatuh cinta, dan lain sebagainya. Gerakan
13
tarian banyak melibatkan tangan dan kaki yang sangat kompleks.
Tata Rias Tari Gambir Anom
Penari Tari Gambir Anom menggunakan tata rias wayang orang dengan
busana gaya Surakarta yaitu menggunakan celana panji, kain, sabuk epek timang
sampur , binggel, sumping, mekak dan slepe untuk penari putri, keris serta
memakai hiasan di bagian kepala berupa irah-irahan Irawan.
Keunikan Tari Gambir Anom
Keunikan gerakan juga dapat kita lihat dengan jelas, dimana tarian ini
selain memamerkan gerakan yang gemulai juga sedikit banyak memperlihatkan
gerakan pantonim seperti berdandan, bingung, dan sebagainya. Tarian Gambir
Anom umumnya dihadirkan sebagai pertunjukan di dalam keraton untuk
menyambut tamu agung.
Tata Busana Tari Gambir Anom
Penari menggunakan kemben warna hitam untuk pakaian bagian atas dan
celana sebagai bawahnnya Kemudian, penari menggunakan mahkota di bagian
kepala, kain panjang yang dililitkan di pinggang, dan perhiasan berupa kalung
dan gelang.
Contoh Tari Gambir Anom
14
3. Tari Jaipong
Jaipongan adalah sebuah jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda
yang berasal dari wilayah Karawang dan sangat populer di Indonesia.
Pola Gerak Tari Jaipong
Pola gerak tari jaipong terdiri dari gerak bukaan, pencungan, ngala, dan
sejumlah variasi gerak mincid. Gerak bukaan dalam tari jaipong dilakukan dengan
berjalan memutar sambil memainkan selendang yang dikalungkan di leher penari.
Tata Rias Tari Jaipong
Tata rias yang digunakan untuk wajah tidak terlalu mencolok namun yang
membuat mencolok yaitu mengenakan kebaya warna-warna cerah. Kebaya yang
dipilih harus dari kain katun, karena lebih nyaman dipakai. Sedangkan pada
bawahan , menggunakan kain/jarit batik motif Cirebonan.
Keunikan Tari Jaipong
Keunikan tari Jaipong yang luar biasa terletak pada gerakannya yang
lincah dan penampilannya yang eye-catching. Selain itu, ada penari Jaipongan
yang dilakukan secara berpasangan dengan kelompok laki-laki dan perempuan.
15
Namun bagaimanapun juga, Jaipongan lebih banyak dibawakan oleh penari
wanita.
Tata Busana Tari Jaipong
Busana yang di gunakan dalam tarian jaipong ini biasanya menggunakan
kebaya berwarna cerah dan bawahan berupa kain jarit bermotif batik. Busana
yang di gunakan pada tarian ini biasanya menggunakan ukuran longgar, terutama
pada bagian bawah karena di sesuaikan dengan gerakannya yang lincah dan
dinamis.
Contoh Tari Jaipong
16
Dari kedelapan gerakan dalam tari Ketuk Tilu tersebut, para penari perlu
menarikan gerakan-gerakan tersebut dengan 2 pola lantai yang biasa digunakan.
Kedua pola lantai tersebut adalah pola lantai lurus vertikal dan pola lantai
diagonal
Gerakan Tari Ketuk Tilu
Gerakan Tari Ketuk Tilu dikenal sebagai istilah 3G yaitu, "Geol", "Gitek",
dan "Goyang", yang melambangkan kesuburan. Selain ketiga gerakan pokok
tersebut, ada pula beberapa gerakan yang menjadi ciri khas tari tradisional khas
Sunda ini.
Tata Busana Tari Ketuk Tilu
Kostum yang dipakai penari wanita ketuk tilu adalah kebaya, sinjang
(celana panjang) sabuk, dan beragam aksesoris, seperti gelang dan kalung.
Sedangkan sebagai penari pria, mengenakan baju kampret warna gelap, celana
pangsi, ikat kepala, dan sabuk kulit.
Keunikan Tari Ketuk Tilu
Selain gerakan, iringan musik pada tari inipun menjadi poin keunikan pada
tari ini. Tari Ketuk Tilu banyak menggunakan alat musik tradisional khas Sunda
seperti bonang. Ketukan yang dihasilkan oleh alat musik bonang ini juga
melatarbelakangi nama tari Ketuk Tilu.
2. Tari Keurseus
Tari Keurseus yaitu kelompok tari yang merupakan hasil proses
perkembangan dari gerak-gerak tari Tayuban. Tayub itu sendiri yaitu kata
17
pekerjaan menarinya laki-laki yang dikain dan dibendo, dibaju bagus bagus
menghadapi beberapa orang ronggeng.
Gerakan Tari Keurseus
Gerak pokok Tari Keurseus berupa bentuk penyajian gerak unsur serta
penghubung dan peralihan. Gerak unsur Tari Keurseus berupa kesatuan dari
bentuk yang terdapat pada kaki, tangan, lengan, kepala, bahu, leher, badan dan
mata. Gerak peralihan Tari Keurseus berupa bentuk penyajian gerakan untuk
perpindahan adegan.
Tata Busana Tari Keurseus
Pakaian yang biasa digunakan untuk penari pria adalah sebuah beskap,
kain batik, blangkon, dan selendang yang diikat di perut. Sedangkan untuk penari
wanita menggunakan kebaya, selendang, dan rambutnya disanggul.
Contoh Tari Keurseus
3. Tari Wayang
Tari Wayang yaitu salah satu kelompok atau genre tari yang latar
belakangnya dari cerita wayang. Tari ini tumbuh mekar di wilayah Jawa Barat,
dan menjadi salah satu tarian tradisional Jawa Barat
Ada beberapa tokoh wayang yang kerap dijadikan tokoh utama dalam
kisah yang dibawakan oleh tarian misalnya Gatotkaca, Srikandi, Adipati Karna
dan lainnya.
Tokoh utama ini bisa diperankan oleh pria maupun wanita dengan kostum
yang sesuai, secara tarian tunggal atau berkelompok.
Gatotkaca digambarkan memiliki watak tegas dan keras.
Srikandi x Mustakaweni adalah dua karakter putri ladak atau lincah.
Adipati Karna dan Jayengrana yang disebut satria ladak berwatak lincah.
18
Tarian Badaya yang menggambarkan jabatan dengan karakter putri ladak atau
lincah.
Tokoh Subadra dan Arimbi untuk putri lungguh.
Arjuna, Abimanyu dan Arjuna Sastrabahu untuk satria lungguh.
Penokohan karakter pewayangan yang ditampilkan mirip dengan
penggambaran dalam pertunjukkan wayang golek. Khususnya dengan penokohan
sesuai jenis kelamin karakternya. Kecuali dalam kasus tranvesti dimana penari
wanita memerankan tokoh wayang pria tapi penari pria tidak memainkan tokoh
wanita.
Alat Musik Pengiring Tari Wayang
Tarian ini selalu diiringi oleh gamelan salendro dimana satu set gamelan
salendro lengkap terdiri dari seperangkat.
Bonang, demung, gambang, gong, kendang, kempul, kenong, peking,
rebab, rincik, saron pangbarep, saron pangbarung, selentem, waditra saron (dua
buah) dan iringan vokal sinden.
19
Sedangkan penari pria terkadang menggunakan celana panjang selutut selain
kain batik pendek yang dililitkan di pinggang. Tergantung dari tokoh yang
diperankan, terkadang menggunakan penutup dada tapi bisa juga bertelanjang
dada.
Kemudian dilengkapi dengan sayap belakang (endhong) pada karakter
tertentu seperti Gatotkaca.
Mahkota (irahan) yang bentuknya disesuaikan dengan karakter yang
diperankan.
Selendang panjang yang disematkan di pinggang.
Sabuk lebar (bara-bara) berhias berfungsi menguatkan selendang dan kain
yang digunakan agar tidak terlepas saat menari.
Penutup atau hiasan dada (rapek/pedangan). Bentuknya beragam sesuai
dengan karakternya, misalnya rompi, kemeja berkerah tinggi atau kain
bermotif.
Gelang lengan atas dan di pergelangan tangan juga gelang kaki berbentuk
logam keemasan.
Baju kaos lengan panjang dan celana legging warna putih yang biasanya
dipakai oleh karakter Hanoman.
Topeng yang biasa digunakan untuk menggambarkan karakter Hanoman
(kera) atau Cakil.
Sumping yang berbentuk seperti sayap untuk diselipkan di daun telinga.
Kalung aneka jenis bisa berbentuk lempengan logam keemasan atau ditambah
bandul panjang dengan warna mencolok.
Kace yaitu semacam penutup dada seperti kerah yang dihias dan diikat ke
belakang leher.
Perangkat busur, anak panah dan keris yang biasa digunakan oleh karakter
prajurit atau ksatria.
Boro samir yaitu semacam kain berhias yang disematkan di sabuk dan
dibiarkan menjuntai di tengah paha.
Riasan wajah juga mengikuti karakter yang diperankan, misalnya riasan
cantik untuk karakter Putri, wajah putih dengan hiasan bulat merah untuk
karakter Punakawan.
20
Unsur Kelengkapan Pertunjukan Tari Wayang
Agar sebuah pertunjukan tari wayang bisa berjalan sempurna, ada banyak
unsur kelengkapan yang harus dipersiapkan. Mulai dari lokasi pementasan, tata
panggung, sutradara, dalang, gamelan dan kostum, seperti yang dijelaskan di
bawah ini:
1. Lokasi Pementasan
Umumnya tari wayang dipentaskan di dalam gedung atau di atas panggung
untuk memasang layar latar belakang (backdrop) sesuai cerita.
Misalnya gambar lingkungan dalam keraton atau hutan dan sungai. Bagian
pinggir panggung untuk lokasi penempatan gamelan dan duduknya sinden
(vokal).
2. Dalang
Sebenarnya dalang biasanya memainkan boneka wayang, namun dalam tari
wayang dalang ini juga dihadirkan untuk memberikan latar belakang cerita
atas tarian yang dipentaskan. Biasanya dalang duduk di dekat sinden di area
gamelan di letakkan.
3. Gamelan dan Pengrawit
Pementasan tari wayang selalu diiringi dengan musik dari gamelan yang
dimainkan oleh pengrawitnya untuk mendukung suasana yang diinginkan.
Ritme musik juga menjadi pendukung gerak tarian misalnya ritme cepat saat
melakukan adegan pertempuran atau ritme pelan mendayu saat putri sedih.
4. Sutradara
Peran sutradara dalam pementasan tari wayang biasanya adalah orang yang
mengarahkan koreografi sesuai kisah yang ingin ditampilkan.
Sutradara harus memahami cerita aslinya, berbagai tokoh yang terlibat dalam
kisah tersebut dan bagaimana menampilkannya, juga mengerti seni tari
wayang.
5. Gerakan Tari Wayang
Tata laku tari wayang adalah tradisional klasik. Gerak tari didasarkan dari
beberapa karakter yaitu tari Putri Luruh dan Lanyap, tari Putra Gagah atau
21
Luruh dan Lanyap dan tari Gecul. Gerak baku tari wayang sesuai patokan
yang berlaku.
Seperti Gajah-gajahan, Golek Iwang, Bapang, Ukel Wuluh (gerak putar
tangan), Besut (gerak penghubung), Sabetan, Lumaksana (gerak berjalan
maju atau mundur), Kebyok Kebyak Sampur (mengibaskan selendang agar
tersangkut di tangan).
Namun semua gerakan dasar tadi akan dikombinasikan sesuai dengan
karakter yang diperankan karena beberapa karakter jahat mungkin lebih
dinamis dan keras sedangkan karakter putri akan lemah lembut. Detail
gerakan tergantung karakter dan ritme musiknya.
6. Kostum Lengkap
Seperti dibahas sebelumnya, kostum lengkap dan riasan wajah selalu
disesuaikan dengan karakter yang diperankan sehingga belum tentu semua
properti tari wayang akan dipakai. Ada yang perlu menggunakan senjata, ada
kostum sederhana untuk tokoh pendukung tapi bisa mewah untuk tokoh
utama.
7. Lampu dan Suara
Awalnya pementasan tarian ini hanya diterangi oleh obor api dan pengaturan
suara oleh kentongan. Tapi kini sudah menggunakan daya listrik dengan
sistem suara elektronik sehingga bisa menampilkan atau menghidupkan
suasana seperti yang diinginkan. Juga memberikan kesan dramatis pada
beberapa adegan.
22
Khususnya karena kisah yang disampaikan termasuk kaya dengan sumber
sesuai kisah pewayangan. Berikut adalah keunikan tari wayang:
1. Kaya Akan Cerita dan Filosofi
Seperti pementasan wayang golek, kisah yang serupa juga diperankan oleh
penari dalan tari wayang. Kisah pewayangan biasanya diambil dari kisah
Ramayana atau Mahabaratha sehingga tidak pernah kehabisan sumber atau
ide cerita untuk dibuat pementasan tari wayang.
Semua kisah tersebut mengandung filosofi yang ingin disampaikan agar
menjadi pelajaran bagi orang yang menyaksikannya.
Misalnya nilai atau sikap kepahlawanan, baik buruk sifat manusia,
kewibawaan pemimpin dan kelembutan dan keanggunan wanita. Juga lelucon
gaya Punakawan untuk menghibur.
2. Memiliki Beragam Kostum
Karena banyaknya tokoh yang diperankan dalam tarian ini maka kostum
pendukungnya juga harus banyak sesuai karakter yang ditampilkan.
Kostum untuk ksatria atau raja dan putri biasanya terlihat lengkap dan mewah
sementara untuk punakawan atau prajurit tampil lebih sederhana.
Belum lagi karakter khusus yang membutuhkan topeng atau kostum khusus
seperti Cakil, Hanoman dan berbagai karakter lain yang tampil berbeda dari
tokoh lainnya. Tokoh khusus seperti ini membutuhkan penanganan khusus
seperti riasan dan aksesoris pendukungnya.
3. Jenis Gerakan
Dalam tari wayang terdapat istilah Wirogo Wiroso Wiromo. Wirogo artinya
gerakan fisik, wiroso adalah gerakan karena dorongan rasa dan wiromo
artinya mengikuti irama. Semua gerakan ini akan dimasukkan ke dalam
koreografi tarian yang ditampilkan.
Penutup Tari Wayang
Tari wayang adalah jenis tarian Jawa Barat yang mendukung
perkembangan wayang golek dan memiliki kesamaan cerita dan filosofi, hanya
saja disampaikan dengan media yang berbeda.
Keunikan kisah yang ditampilkan bisa disesuaikan dengan tema dan bisa
dipentaskan secara kolosal jika memungkinkan.
Alat Musik Pengiring Tari Wayang
Tarian ini selalu diiringi oleh gamelan salendro dimana satu set gamelan
salendro lengkap terdiri dari seperangkat.
23
Bonang, demung, gambang, gong, kendang, kempul, kenong, peking,
rebab, rincik, saron pangbarep, saron pangbarung, selentem, waditra saron (dua
buah) dan iringan vokal sinden yaitu salah satu kelompok atau genre tari yang
latar belakangnya dari cerita wayang. Tari ini tumbuh mekar di wilayah Jawa
Barat, dan menjadi salah satu tarian tradisional Jawa Barat.Tari Wayang
menggambarkan penokohan dan posisi dalam tuturan wayang. Tari Wayang yang
menggambarkan penokohan, seperti tari Raja muda Karna, Tari Jayengrana, Tari
Gatotkaca, dan Tari Srikandi x Mustakaweni, serta tarian yang menggambarkan
posisi seperti Tari Badaya.
Contoh Tari Wayang
24
yang terlibat. Tari ini dibagi menjadi dua, yaitu tari kelompok putri dan tari
kelompok pura gagah.
Contoh tari berkelompok :
1. Tari merak
Tari Merak diciptakan sekitar pada tahun 1950-an oleh seniman dan juga
koreografer tari asal Jawa Barat. Tarian ini berasal dari Jawa Barat atau daerah
Pasundan. Adapun seniman dan koreografer yang menciptakan tarian ini bernama
Raden Tjetjep Soemantri. Beliau mengambil gerakan-gerakan indah dari burung
merak kemudian menjadikannya sebuah tarian yang indah juga. Dari sekian
banyak tarian yang diciptakan oleh Raden Tjetje Soemantri, tari ini merupakan
tari yang sudah mencapai tingkat internasional.
Pola Gerakan Tari Merak
Kesenian tari ini diambil dari perilaku burung merak jantan ketika ingin
memikat burung merak betina. Salah satu gerakan indah yang ditampilkan adalah
gerakan burung merak jantan yang memperlihatkan keindahan bulu ekornya.
Gerakan ini memiliki tujuan untuk menarik perhatian burung merak betina.
Seiring dengan berkembangnya zaman, tarian ini juga mengalami perubahan
gerak dari gerak aslinya. Pada pementasan tari merak ini dilakukan secara
berpasangan.
Setiap penari memiliki perannya masing-masing, ada yang berperan
sebagai merak jantan dan ada juga yang berperan sebagai merak betina. Setiap
gerakan penari juga diiringi oleh musik tradisional yang bernama gending macan
ucul.
Iringan yang indah dari gamelan memberikan tempo kepada penari untuk
menggerakan tubuhnya secara gemulai layaknya perilaku burung merak sehari-
hari. Gerakan ini juga dilakukan sangat indah dan mempesona. Penonton akan
dibuat terpikat dengan suasana yang ceria dan keistimewaannya. Oleh karena itu,
tarian ini juga banyak dilakukan pada acara tingkat nasional bahkan internasional.
Gerakan penari merak sebisa mungkin mengikuti tingkah laku burung
merak jantan ketika mendekati burung merak betina. Kemudian, gerakan-gerakan
itu dilakukan dengan gemulai.
25
warna biru, hijau, dan hitam sebagai ciri khas dari burung merak itu sendiri.
Kostum penari dilengkapi juga dengan sayap yang dapat dibentangkan. Selain itu,
juga pada bagian kepala dilengkapi dengan mahkota.
2. Tari Topeng
Tari topeng merupakan tarian khas Indonesia yang berasal dari Cirebon,
Jawa Barat. Tari topeng memiliki ciri utama yaitu para penari menggunakan
topeng untuk menutupi wajahnya. Tiap topeng yang digunakan oleh para penari
mempunyai ciri khas atau karakteristiknya sendiri. Hal inilah yang semakin
menambah keunikan dari budaya tari yang ada di Indonesia. Tarian tersebut
26
biasanya akan dipentaskan oleh satu orang penari atau sejumlah penari yang
berkelompok.
27
Hakikat merupakan sebuah gambaran tentang manusia berilmu. Sehingga
mereka sudah memahami tentang hak seorang hamba dan Tuhan Sang
Pencipta.
Tarekat merupakan penggambaran manusia yang sudah hidup dan
menjalankan agamanya dalam kehidupan sehari-hari.
Syariat merupakan gambaran manusia yang telah memasuki dan juga
mengenal ajaran Islam.
28
Tari Topeng Kelana, asal Cirebon yang diperankan oleh Wisnu Lanjaya
(9), dan kawan-kawannya dari Sanggar Langen Sejati di Kelapa Manis,
Umumnya, pertunjukan tari topeng memiliki lima peran yang diperankan oleh
topeng-topeng yang berbeda. Tiap topeng akan mempunyai karakter dan
gambaran sendiri, seperti bentuk dan juga warnanya. Berikut ini adalah lima jenis
topeng yang ada di dalam tarian ini:
Topeng Panji
Topeng jenis ini menggambarkan tentang seseorang yang berada dalam
kondisi suci dan baru saja terlahir ke dunia. Gerakan dari topeng ini sangat halus
dan juga lembut. Penggunaan topeng panji mempunyai arti yaitu gabungan dari
hakiki diam dan hakiki gerak.
Topeng Samba
Topeng samba menggambarkan tentang seseorang yang sedang memasuki
fase kanak-kanak. Karena berperan untuk mewakili anak-anak. Maka gerakan
yang dilakukan oleh topeng ini begitu lincah dan juga lucu. Mirip seperti
kelakukan anak-anak.
Topeng Rumyang
Sama seperti topeng-topeng di atas, topeng rumyang juga mempunyai
makna tersendiri. Topeng jenis ini adalah sebuah gambaran tenga seseorang yang
telah memasuki dunia remaja. Penari yang menggunakan topeng ini akan
membawakan sebuah gerakan yang mengandung pesan apabila semua manusia
seharusnya berbuat kebaikan.
Topeng Tumenggung
Topeng yang satu ini memiliki makna yaitu sebuah gambaran tentang
seseorang yang memiliki sifat tegas dan juga berbudi luhur. Karakter yang
dibawakan oleh topeng ini memberi pesan kepada semua orang tentang
karakteristik dan juga kepribadian dengan kesetiaan yang tinggi.
Topeng Kelana
Berbeda dengan makna dari topeng-topeng di atas. Topeng Kelana justru
lebih menggambarkan seseorang yang mempunyai sifat pemarah dan angkara
murka. Penari yang menggunakan topeng ini akan memerankan tokoh yang jahat
atau antagonis.
29
3.4 Keunikan Tari dari Jawa barat
Keunikan tari dari jawa barat adalah memiliki gerakan enerjik dan lincah.
Tarian Jawa Barat memiliki gerakan yang enerjik dan lincah hal ini dapat dilihat
dari gerakan langkah kaki yang bergerak dengan cepat selaras dengan gerakan
pinggul dan pangkal bahu yang memiliki daya tarik khas tersebut. Biasanya
penarinya adalah wanita, tarian yang paling terkenal adalah tarian jaipongan,
jaipongan memiliki daya tarik bagi kaum muda hal ini karena tarian ini memiliki
gerakan tari yang mengikuti tabuhan gendang, selain itu busana yang digunakan
untuk penari jaipongan adalah sinjang/ celana panjang, kebaya, dan ornamen serta
aksesoris lainnya.
Adapun dari daerah betawi memiliki tarian Zafin, tarian ini merupakan
tarian yang dipengaruhi oleh tarian melayu dan budaya Arab.
Contoh keunikan tari dari Jawa barat
1. Keunikan tari Jaipong yang luar biasa terletak pada gerakannya yang lincah
dan penampilannya yang eye-catching. Selain itu, ada penari Jaipongan yang
dilakukan secara berpasangan dengan kelompok laki-laki dan perempuan.
Namun bagaimanapun juga, Jaipongan lebih banyak dibawakan oleh penari
wanita.
2. Keunikan gerakan tari merak adalah gerakannya menirukan burung merak.
Tarian ini diiringi dengan gamelan dan menampilkan para penari yang
30
mengenakan mahkota berbentuk kepala burung merak. Tarian ini
menceritakan kehidupan burung merak, seperti keindahan, keanggunan, dan
gerak gerik yang lincah.
3. Keunikan yaitu adanya 5 jenis topeng yang mewakili watak manusia berbeda,
seperti topeng panjing, topeng samba, topeng rumyang, topeng tumenggung
dan topeng kelana. Penari yang mengenakan topeng satu dan yang lain
mempunyai karakter berbeda dan jalan cerita tersendiri.
BAB IV
PENUTUP
31
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami rangkum dari pembahasan di atas bahwa seni
dan budaya Indonesia yang beraneka ragam merupakan kekayaan negara yang
harus dilestarikan. Salah satunya yaitu seni tari. Belajar Seni tari, maka belajar
juga musik, gerak, dan sastra. Dari sisi musikal, penari diinternalisasikan terhadap
pemahaman irama dan tempo. Dari bidang seni rupa, penari diarahkan memahami
keserasian dalam komposisi warna dan bentuk kostum. Dari bidang psikologis,
setiap penari menumbuhkan rasa empati terhadap cerita atau makna di balik
tariannya.
DAFTAR PUSTAKA
32
- Bab 1 https://berita.99.co/contoh-pendahuluan-lengkap/ diketik oleh Keisha
Adilla
- BAB 2 https://tirto.id/pengertian-seni-tari-modern-sejarah-fungsi- contoh-
jenisnya-ggGa diketik oleh nayanti nur Azizah
- Bab 2 dan bab 3 https://rimbakita.com/seni-tari/ diketik oleh fathiya alsyah
- Bab 3 http://walpaperhd99.blogspot.com/2015/12/keunikan-tari-jawa- barat-
isilah-gerak.html?m=1 diketik oleh Rafi rivansyah
- Bab 4 http://e-journal.uajy.ac.id/9308/6/5TS13737.pdf diketik oleh
Muhammad Azriel
33