Anda di halaman 1dari 17

Tugas UAS Tinjauan Seni

TARI KIPAS PAKARENA ( SULAWESI SELATAN)

OLEH KELOMPOK 3:

1. Meli Agreini (220802501042)


2. Andi Risma Rusli (220802501043)
3. Yhesa (220802501041)
4. Muh. Nur Ighram (220802501045)
5. Syahrul (220802501044)
6. Rud Siante (220802501046)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENDRATASIK

JURUSAN SENI PERTUNJUKAN

FAKULTAS SENI DAN DESAIN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang
sangat indah.

Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
yang berjudul Tari Kipas Pakarena (Sulawesi Selatan) sebagai tugas individu mata kuliah Tinjauan
Seni yang diampu oleh Sri Wahyuni Muhtar, S.Pd,M.Sn. Dalam makalah ini penulis mencoba untuk
menjelaskan tentang Pengertian dari Tari Kipas Pakarena. Sejarah Tari Kipas Pakarena, Makna Tari
Kipas Pakarena, Gerakan Tari Kipas Pakarena, Pola Lantai Tari Kipas Pakarena, Pola Lantai Tari
Kipas Pakarena, Perkembangan Tari Kipas Pakarena, dan Nilai yang Diajarkan Tari Kipas Pakarena.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
terutama doa ibu yang selalu menyertai hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami
jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran penulis sangat dibutuhkan guna
memperbaiki karya-karya di waktu mendatang.

Makassar, 18 November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2

C. Tujuan/Manfaat...........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3

A. Pengertian Tari Kipas Pakarena..................................................................................................3

B. Sejarah Tari Kipas Pakarena.......................................................................................................3

C. Makna Tari Kipas Pakarena........................................................................................................4

D. Fungsi Tari Kipas Pakarena........................................................................................................5

E. Busana Dari Properti Tari Kipas Pakarena.................................................................................6

F. Pengiring Tari Kipas Pakarena....................................................................................................7

G. Gerakan Tari Kipas Pakarena......................................................................................................7

H. Pola Lantai Tari Kipas Pakarena.................................................................................................9

I. Perkembangan dan Ciri Khas Tari Kipas Pakarena..................................................................11

J. Nilai Yang Diajarkan pada Tari Kipas Pakarena......................................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................................................13

A. Kesimpulan...............................................................................................................................13

B. Saran..........................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak suku bangsa. Setiap suku
bangsa memiliki kebudayaan yang menjadi karakteristik dari suku bangsa. Kebiasaan yang sudah
mendarah daging dan bersifat turun temurun dalam suku bangsa itu dianggap kebudayaan.
Kebudayaan di Indonesia masing-masing megandung nilai-nilai budaya yang cukup tinggi. Nilai-
nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia inilah yang dapat membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa lainnya. Banyak negara di dunia yang kagum pada kebudayaan Indonesia, untuk
itu warga Indonesia dihimbau untuk melestarikan keberadaan kebudayaan budaya yang telah
dimiliki.
Djelantik (1999:5) menyebutkan bahwa kebudayaan Indonesia sepanjang sejarahya
tampil dengan berbagai ekspresi seni yang menonjol, baik karena sebagai hasil keativitas kolektif,
maupun ciptaan individual. Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan
dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola piker, perilaku, serta karya
fisik sekelompok orang. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti adat istiadat, pikiran
atau akal budi. Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai-nilai penting yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak hilang sehingga
bisa dipelajari dan dilestarikan oleh generasi penerus.
Salah satu budaya yang harus kita jaga adalah seni tari. Seni tari bisa dinikmati oleh
semua kalangan. Hal ini dikarenakan seni tari itu menarik dan unik. Tidak semua orang bisa
bergerak dengan indah jika tidak memiliki keterampilan gerak. Banyak orang tua yang
menginginkan anaknya bisa menari. Kegiatan ini memiliki banyak hal positif, misalnya anak bisa
mengerti budaya Indonesia. Dalam hal ini seni tari dapat dijabarkan bahwa seni itu indah, kreatif
dan unik, sedangkan tari adalah alat ekspresi seorang seniman kepada penonton atau penikmat
dalam bentuk gerak.
Setiap daerah di Indonesia memiliki tarian yang khas salah satunya yang ada di
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Tari Kipas Pakarena. Tari Kipas Pakarena
adalah ekpresi kesenian masyarakat Gowa dengan sebuah kipas sebagai atribut utamanya. Tari ini
kerap dipertontonkan untuk mempromosikan pariwisata khas Sulawesi Selatan. Tari ini juga
sering ditarikan keluarga kerabat Kerajaan Gowa sebagai wujud kecintaan Sultan Hasanuddin

1
sebagai Raja Gowa yang ke XVI pada tarian ini. Tarian ini telah menjadi kebiasaan di kalangan
penduduk Gowa yang merupakan bekas Kerajaan Gowa. Awalnya tari ini merupakan tari klasik
karena tari ini merupakan symbol pemujaan dimana keyakinan manusia pada masa lampau
bergantung kepada alam ghaib. Kemudian setelah masuknya agama Islam di daerah Gowa, tari ini
menjadi Tari Adat dimana tari ini hidup dan berkembang dalam lingkungan istana yang
ditampilkan dalam upacara-upacara adat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tari Kipas Pakarena?
2. Bagaimana sejarah Tari Kipas Pakarena?
3. Apa Makna Tari Kipas Pakarena?
4. Apa saja fungsi Tari Kipas Pakarena?
5. Bagaimana busana dari properti Tari Kipas Pakarena?
6. Apa saja pengiring Tari Kipas Pakarena?
7. Bagaimana gerakan Tari Kipas Pakarena?
8. Bagaimana pola lantai Tari Kipas Pakarena?
9. Bagaimana perkembangan Tari Kipas Pakarena?
10. Apa saja nilai yang diajarkan Tari Kipas Pakarena?

C. Tujuan/Manfaat
1. Untuk megetahui pengertian Tari Kipas Pakarena
2. Untuk mengetahui sejarah Tari Kipas Pakarena
3. Untuk menegtahui makna Tari Kipas Pakarena
4. Untuk mengetahui fungsi Tari Kipas Pakarena
5. Untuk mengetahui busana dari properti Tari Kipas Pakarena
6. Untuk mengetahui pengiring Tari Kipas Pakarena
7. Untuk mengetahui gerakan Tari Kipas Pakarena
8. Untuk mengetahui pola lantai Tari Kipas Pakarena
9. Untuk mengetahui perkembangan Tari Kipas Pakarena
10. Untuk mengetahui nilai yang diajarkan Tari Kipas Pakarena

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari Kipas Pakarena


Tari kipas pakarena merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Gowa,
Sulawesi Selatan. Tarian ini dibawakan oleh para penari wanita dengan berbusana adat dan menari
dengan gerakannya yang khas serta memainkan kipas sebagai atribut menarinya. Tari Kipas
Pakarena merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan,
terutama di daerah Gowa. Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara yang bersifat adat
maupun hiburan, bahkan Tari Kipas Pakarena ini juga menjadi salah satu daya tarik wisata di
Sulawesi Selatan, khususnya di daerah Gowa. Tari Kipas Pakarena merupakan ekspresi kesenian
suku Makassar yang telah mentradisi di kalangan masyrakat Gowa yang merupakan wilayah
bekas kerajaan Gowa. Dalam perkembangannya, tarian ini selalu dikaitkan dengan perilaku
perempuan Makassar yang banyak dijumpai di Kabupaten Gowa, Takalar, Bantaeng, dan
Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan.
Tarian ini dimainkan oleh kurang lebih 4 penari perempuan dengan gerakan yang lembut
dan halus. Sebenarnya tarian ini terdiri dari 12 babak, namun oleh karena kehalusan gerakan,
sehingga sulit membedakan pembabakan itu. Hanya gerakan posisi duduk yang menandakan awal
dan akhir tarian. Gerakan ditampilkan dengan sangat asrtistik dan bermakna. Ada gerakan
berputar mengikutiarah jarum jam yang menggambarkan siklus kehidupan manusia, ada juga
gerakan naik turun yang mencerminkan irama kehidupan. Para pemusik bermain dengan sangat
kencang, terlebih pada pemain gendang yang memainkan alat music membranofon dengan sangat
enerjik. Pemain gendang adalah pemimpin yang menentukan irama serta tempo. Selain itu ada
juga alat musik lain seperti gong, katto-katto, dan puik-puik.

B. Sejarah Tari Kipas Pakarena


Berdasakan sejarah, Tari Kipas Pakarena merupakan salah satu kesenian tari peniggalan
dari kerajaan Gowa. Dulu, kerajaan itu mengalami masa kejayaan dan berhasil menguasai daerah
Sulawesi yang berada di bagian selatan sejak bertahun-tahun. Menurut bahasa dari daerah
setempat kata “Pakarena” berasal dari kata “karena” yang mempunyai makna yaitu “main”. Tarian
ini sendiri telah dijadikan sebagai tarian daerah oleh masyarakat daerah Gowa yang dahulunya
adalah bekas kerajaan Gowa. Tarian daerah ini dulunya dimainkan oleh dalam istana kerajaan
Gowa oleh seoang putri-putri bangsawan. Tari Kipas Pakarena tersebut juga digunakan sebagai

3
bentuk pelengkap maupun suatu hal yang wajib dipertunjukkan ketika ada upacara adat, pesta,
kerajaan, dan lain sebagainya.
Pada zaman dahulu katanya, tarian ini berasal dari kisah perpisahan yang terjadi antara
penghuni lino atau disebut juga bumi, dengan botong langit atau disebut juga sebagai negeri
khayangan. Sebelum terjadi perpisahan, diceritakan bahwa botong langit telah memberikan
ilmunya mengenai bagaimana cara hidup di bumi dengan baik. Mulai dari bercocok tanam,
beternak, sampai dengan berburu semuanya telah diajarkannya kepada para penghuni lino.
Mereka mengajarkannya melalui sebuah gerakan kaki maupun gerakan tangan. Dari gerakan
tersebutlah menjadikan para penghuni lino untuk membuat hal itu sebagai sebuah ritual. Ritual
tesebut dipakainya sebagai bentuk rasa syukur yang telah diberikannya pada botong langit.
Hingga akhirnya muncullah sebuah nama tarian bernama Tari Kipas. Gerakan pada tarian tersebut
mengandung sebuah ekspresi kelembutan. Hal itu menggambarkan sebuah sifat yang dimiliki oleh
perempuan daerah Gowa yaitu patuh, setia, sopan, dan hormat pada lelaki, terutamanya terhadap
suami.
Pada dasarnya, Tarian Kipas ini terbagi ke dalam 12 bagian. Hanya saja tari kipas ini sangat
sulit untuk dibedakan, terlebih-lebih bagi orang yang baru mengenal sebab gerakan pada tarian ini
hampir serupa. Selain itu, Tari Kipas Pakarena juga pernah digunakan sebagai tarian resmi di
Istana ketika masa pemerintahan Raja Gowa di abad ke-16. Dari situlah budaya kesenian tari ini
lahir dari masa ke masa. Kemudian berdampak bagi kebudayaan masyarakat daerah Gowa dan
sekitarnya. Hingga akhirnya tarian Kipas Pakarena diturunkan dari generasi ke generasi sampai
saat ini. Meskipun kerajaan Gowa telah tiada, namun Tari Kipas Pakarena tetap ada dan
dilestarikan oleh masyarakat daerah Gowa dan sekitarnya.

C. Makna Tari Kipas Pakarena


Secara umum, makna Tari Kipas ini adalah menggambarkan karakter dan juga watak dari
wanita Gowa. Gerakan yang gemulai menggambarkan wanita Gowa yang lembut. Namun
tambahan properti tari menggambarkan kalau wanita Makassar itu kuat dan tegas. Untuk makna
yang lainnya bisa dilihat dari setiap gerakan Tari Kipas ini. Penggambaran akan kehidupan yang
harus dijalani dengan sabar, menjadi kunci utamanya. Ditambah dengan adanya bau mistik yang
kental terkait dari fungsi ritual Tari Kipas ini juga menyiratkan makna yang sampai menembus
batin. Makna dari Tari Kipas Ini pun juga bisa dilihat dari para gender penari Tari Kipas yang
kebanyakan adalah perempuan. Dimana mereka adalah cermin dari perwakilan para wanita Gowa
pada umumnya. Wanita Makassar itu sopan, lembut, ramah, setia, patuh, namun juga tegas.

4
Ketegasan tersebut bisa dilihat dari gerakan tempo cepat seperti menggambarkan ketangkasan
laki-laki dan wanita Gowa pun bisa.
Gerakan dalam Tari Kipas Pakarena sangat lembut dan gemulai. Kadang naik kadang turun,
kadang meliuk dengan anggunnya dan diiringi tetabuhan gendang yang bertalu-talu. Tari Kipas
Pakarena mencerminkan sikap teduh, hening, dan kontemplatif. Pakarena adalah sebuah tarian
ritus yang mengungkapkan hubungan manusia dengan Tuhan dan bercerita tentang ritme
kehidupan. Pola-pola tarian ini memiliki makna khusus. Pertama, gerakan pada posisi tegak
berdiri dengan badan yang membusung ke depan merefleksikan bahwa sebagai manusia kita harus
selalu tegak berdiri, tegar, dan tidak gampang rebah meskipun menghadapi berbagai persoalan dan
kerumitan hidup. Gerakan pada posisi duduk, menjadi pertanda awal dan akhir dalam tarian
Pakarena. Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam menunjukkan siklus kehidupan manusia.
Sementara gerakan naik turun dalam Tari Kipas Pakarena mencerminkan irama kehidupan.
Alunan lagu dengan nada yang mendayu-dayu menggambarkan irama perempuan Makassar yang
lemah-lembut dan menjadi pereda keberapi-apian laki-laki.

D. Fungsi Tari Kipas Pakarena


Sama seperti tarian daerah lainnya yang memang dipentaskan dengan maksud tertentu. Tari
Kipas ini pun juga memiliki maksud dalam pementasannya. Maksud atau fungsi yang dimaksud
adalah:
1. Tari Ritual
Berdasarkan sejarah, Tarian Kipas Pakarena memiliki hubungan mengenai kisah antara langit
atau khayangan dan bumi atau penghuninya. Tari Kipas ini diselenggarakan sebagai bentuk
tarian ritual. Memiliki tujuan untuk ungkapkan rasa syukur dan terima kasih kepada bumi dan
langit.
2. Tari Pengiring Raja
Pada zaman dahulu, Tarian Kipas Pakarena berfungsi sebagai tarian penggiring aja Gowa
hingga saat ini. Meskipun kini, kerajaan Gowa telah tiada, namun tetap digunakan sebagai
pengiring para pemimpin daerah Gowa.
3. Sarana Dakwah
Tak hanya sebagai ritual dan pengiring saja, Tari Kipas Pakarena juga berfungsi sebagai
media dakwah. Lewat gerakan-gerakannya tersebut, tarian ini mengajarkan mengenai
kehidupan bahwa manusia perlu untuk sabar dan tidak mudah menyerah maupun putus asa.
4. Wujud Syukur

5
Fungsi Tari Kipas Pakarena selanjutnya yaitu wujud syukur. Tarian ini mulanya dilakukan
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur karena pertanian berjalan secara baik, dan hasil panen
yang melimpah.
5. Sarana Hiburan
Fungsi Tari Kipas Pakarena yang terakhir ini yaitu sebagai sarana hiburan. Biasanya tarian ini
dipertunjukkan untuk media hiburan bagi masyarakat Gowa maupun para wisatawan yang
datang berkunjung ke daerah Gowa.

E. Busana Dari Properti Tari Kipas Pakarena


Berikut merupakan properti apa saja yang digunakan oleh para penari ketika melakukan
pementasan Tari Kipas Pakarena:
1. Baju Bodo (berwarna merah dan hijau)
Baju bodo adalah baju adat masyarakat suku Bugis. Di setiap pakaian tersebut,
mempunyai warna pakaian yang berbeda-beda. Hal tersebut bertujuan sebagai penanda atas
stratifikasi sosial. Pakaian yang memiliki warna hijau dikenakan untuk bangsawan, pakaian
yang berwarna putih dipakai untuk ibu yang sedang menyusui seorang bayi, dan beberapa
warna lain sebagainya. Namun dengan seiring kemajuan zaman makna itu mulai memudarnya.
Sebab baju bodo yang dulu terbuat dengan menggunakan kain sutra. Kini dibuat dengan
memakai kain kasa secara transparan, memiliki lengan yang pendek, dan dijahit secara
bersambung pada bagian lengan dalamnya.
2. Sarung atau Top
Properti yang kedua yaitu sarung atau top. Pada dahulunya sarung yang digunakan pada
Tari Kipas Pakarena merupakan sarung bermotif polos dan tidak mempunyai corak. Akan
tetapi pada saat ini para penari bisa menggunakan sarung bermotif.
3. Selendamg
Properti yang digunakan ketiga yaitu selendang. Selendang ini diletakkan pada bagian
pundak sebelah kiri. Untuk dimainkannya ketika menari. Warna selendang yang dipakai
tersebut disesuaikan dengan baju bodo yang digunakan saat penari tampil.
4. Kipas
Properti yang terakhir dan paling utama ini yaitu kipas. Kipas yang dipakainya pun
tidak mempunyai kriteria spesifik. Properti kipas ini biasanya dimainkan oleh penari dengan
memakai tangan kanan.

6
F. Pengiring Tari Kipas Pakarena
Dalam pertunjukan Tari Kipas Pakarena biasanya diiringi oleh alat musik tradisional yang
sering disebut dengan gondrong rinci. Gondrong rinci ini merupakan musik tradisional yang
terdiri dari gendrang dan seruling. Musik pengiring ini biasanya dimainkan oleh 4-7 orang pemain
music. Salah satu pemusik biasanya memainkan seruling dan yang lainnya memainkan gendrang
dengan cara yang berbeda-beda sehingga menghasilkan suara yang padu. Dalam tarian ini
walaupun penari menari dengan gerakan yang lemah lembut, namun irama yang dimainkan musik
pengiring bertempo cepat. Hal inilah yang menjadi salah satu keunikan Tari Kipas Pakarena.
Irigan tetabuhan yang disebut Gendrang Pakarena merupakan gambaran karakter keras
kaum pria Makassar. Ada juga pendamping gendang yaitu seruling, para pasrak, atau bambu belah
dan gong. Komposisi ini dikenal sebagai Gondrong Rinci. Dalam hal ini, pemain Gendrang sangat
berperan besar dimana irama musik yang dimainkan selalu bergantung pada pukulan Gendrang.
Hal inilah yang menuntut pemain gendrang harus menyadari kepemimpinannya dan harus paham
jenis gerakan dari Tari Pakarena. Ada dua jenis pukulan dalam Gandrang. Pertama, pukulan
menggunakan stik yang terbuat dari tanduk kerbau, kedua pukulan bambu yang hanya dipukul
dengan menggunakan tangan. Selain musik, ada juga iringan berupa syair atau lagu yang
penyajiannya disesuaikan dengan acara yang diadakan. Misalnya, jika dipentaskan pada acara
penyambutan pahlawan-pahlawan perang atau pada pesta bulan purnama. Salah satu lagu tarian
ini adalah Dongang-Dongang.

G. Gerakan Tari Kipas Pakarena


Tarian ini melibatkan sekitar 3,4,6 atau lebih penari perempuan. Para penari membawakan
tari dengan lebih banyak menampilkan gerakan tangan terayun ke kanan dan ke kiri serta ke depan
secara beraturan dalam tempo yang lamban. Gerakan tangan mereka terangkat paling tinggi hanya
sebatas bahu dan tidak pernah terangkat hingga setinggi kepala dengan tangan kanan yang
dilengkapi dengan kipas. Pandangan para penari selalu tertuju ke lantai paling jauh dua hingga
tiga meter dari ujung kaki mereka. Adapun gerakan kaki yang bergeser (ke kanan, kiri, depan, dan
belakang) namun tidak terangkat dari permukaan lantai.
1. Jangan leak-leak
Gerakan ini adalah gerakan ayam berkokok yang selalu ada di dalam pertunjukan Tari
Kipas. Maknanya yaitu tentang pertunjukan Tari Kipas yang semalam suntuk dan berakhir di
waktu subuh, sekitar jam 4 pagi. Di jam 4 pagi itulah biasanya ayam jago berkokok, yang
menandakan sebentar lagi pagi. Untuk makna mendalamnya adalah bahwa gerakan jangan
leak-leak ini mengingatkan para manusia untuk kembali ke jalan yang benar.

7
2. Samboritta
Samboritta atau Paulu Jaga yang berarti gerakan berteman. Gerakan yang satu ini selalu
ditampilkan di awal pertunjukan tari. Maknanya adalah semalam suntuk, sesuai dengan durasi
pertunjukan Tari Kipas ini. Adapun makna lainnya adalah untuk menyambut tamu, karena
gerakannya yang ada paling awal.
3. Ma’biring Kassi
Ada beberapa babak dalam pertunjukan Tari Kipas ini, sehingga ada gerakan Ma’biring
Kassi yang dipertunjukkan di babak yang kedua. Makna literalnya adalah mendarat, jadi akan
digambarkan gerakan mendarat ke pantai. Para penari akan berlenggok-lenggok di dalam
melaksanakan gerakan ini sebagai ucapan syukur karena permohonan yang sudah terkabul.
4. Angingkamalino
Masih di babak kedua, selain gerakan Ma’biring Kassi, ada juga gerakan
Angingkamalino. Gerakan ini bermakna gerakan angin yang berhembus. Penari akan
menunjukkan mimic wajah agak kecewa saat menarikan gerakan ini.
5. Bisei Ri lau’
Bermakna semangat hidup, menjadi latar belakang munculnya gerakan Bisei Ri Lau’
pada Tari Kipas ini. Para penari akan memperagakan gerakan mendayung menuju ke arah
Timur.
6. Dale Tabbua
Gerakan ini masih dimainkan di babak kedua, penggambaran yang ingin disampaikan
oleh Penari Tari Kipas kepada penonton adalah tentang kesabaran hidup.
7. Anni-Anni
Gerakan memintai benang untuk kemudian dibuat menjadi kain tenun, sebuah kain kha
Medan yang super mahal dan indah. Maknanya adalah dalam hidup harus telaten dalam
bekerja, sehingga nantinya hasil yang maksimal bisa didapatkan. Untuk gerakan ini, tidak
selalu ditampilkan di dalam pertunjukan Tari Kipas karena maknanya yang sangat dalam.
Dimana memintai benang adalah pekerjaan para wanita, maka para penari hanya akan
menggunakan gerakan ini saat pentas di hajatan pernikahan.
8. So’nayya
So’nayya artinya bermimpi. Apakah penarinya akan menginterpretasikan gerakan ini
dengan tidur? Ya. Bisa jadi, tapi tidak dengan posisi berbaring. Makna dari gerakan Tari Kipas
ini adalah bahwa semua yang kita jalani dalam hidup harus berawal dari mimpi yang kuat atau
tekad yang kuat. Namun tidak boleh terlalu banyak mimpinya, yang penting apa yang diidam-
idamkan dapat terwujud.
8
9. Nigandang
Nigandang yang bermakna “berulang-ulang”. Sebuah makna yang tidak memudahkan,
karena kita semua bisa melakukan hal yang secara berulang untuk kesempurnaan dari action
sebelumnya. Para penari akan mengulangi gerakan ini untuk menyebarkan kepada penonton
kalau hidup itu dilarang menyerah. Putus asa itu bukan solusi, tapi sebuah masalah.
10. Lambassari
Gerakan ini memiliki makna yang sama dengan gerakan angina berhembus sebelumnya,
yakni tentang rasa kecewa. Dimana untuk makna yang mendalam disampaikan bahwa dalam
hidup tidak menutup kemungkinan untuk merasakan kecewa.
11. Leko Bo’dong
Bulan purnama menjadi figure yang ditirukan oleh penari Tari Kipas yang kemudian
diwujudkan dalam gerakan tari yang bernama Leko Bo’dong ini dengan makna bulat
sempurna.
12. Iyolle’
Gerakan Tari Kipas ini menggambarkan bagaimana cara mencari kebenaran. Sebuah
pengingat yang penting agar kejahatan tidak meraja lela. Sangat disayangkan juga kalau
kebenarang hanya akan menjadi sebuah pemanis kata saja nantinya untuk generasi mendatang.
13. Sanro Beja’
Tari Kipas memang tarian yang eksis di tengah masyarakat Makassar karena fleksibel
gerakannya. Tarian ini bisa menyesuaikan gerakan dengan jenis acara yang dihadiri seperti
pada gerakan Sanro Beja’ ini. Makna gerakan yang melambangkan keadaan wanita setelah
masa persalinan ini hanya akan ditampilkan saat pentas di acara kelahiran. Dimana para
wanita harus pintar merawat diri walaupun sudah pernah melahirkan.

H. Pola Lantai Tari Kipas Pakarena


Pola lantai adalah pola denah yang dilakukan oleh seseorang penari dengan perpindahan,
pergerakan, dan pergeseran posisi dalam sebuah ruang (space) untuk menari. Pola lantai ini
sebenarnya merupakan teknik blocking (penguasaan panggung) seseorang penari. Pola lantai
berfungsi untuk membuat posisi dalam sebuah gerak. Dalam sebuah tarian (terutama tari
kelompok) pola lantai perlu diperhatikan. Dalam hal pola lantai, para penari harus saling bekerja
sama untuk membagi perpindahan posisi menari, sehingga akan terlihat indah. Ada 3 sampai 6
orang penari yang akan masuk ke dalam posisi pola lantai pada Tari Pakarena ini.
Pola lantai beraturan, dengan maju mundur, ke kanan dan ke kiri akan lebih dominan
sehingga tidak ribet dalam perbuatannya. Pengaturan penari pun juga lebih mudah. Selain itu,

9
pada beberapa gerakan yang mencerminkan kehidupan manusia menuntut pola lantai meingkar.
Pola ini mewakili bentuk bumi yang bulat papat dan terus berputar. Gerakan Tari Kipas ini
diawali dengan gerakan duduk, lalu diikuti dengan gerakan melingkar dan gerakan naik turun.
Dalam gonalZerakan tersebut dilakukan secara teratur dan indah. Untuk gerakan kaki yang
dimainkan tari Kipas Pakarena ini menggunakan empat pola motif gerakan lantai yaitu pola lurus,
pola diagonal, pola lantai lengkung dan pola tidak beraturan. Gerakan kaki yang sesuai dengan
suara musik, dipadukan dengan gerakan yang cantik dan sesekali memainkan selendang.

A. POLA LURUS HORIZONTAL B. POLA MELINGKAR

C. POLA LANTAI MELENGKUNG

D. LANTAI TIDAK BERATURAN E. POLA DIAGONAL

10
I. Perkembangan dan Ciri Khas Tari Kipas Pakarena
Tari Kipas Pakarena ini sudah ada ketika zaman dulu, dan masih bertahan sampai saat ini.
Masyarakat daerah Gowa tetap melestarikan dan menjadikan tarian ini menjadi bagian dalam
kehidupan sehari-hari. Tarian ini berawal sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, kini mulai
berkembang menjadi tarian daerah dan hiburan bagi masyarakat Gowa dan sekitarnya. Tarian ini
pula sering kali dipertunjukkan pada sebuah acara festival guna memperkenalkan wilayah Gowa.
Kini, tarian Kipas Pakarena sudah mengakami perkembangan yang cukup pesat mulai dari kosutm
yang dikenakannya hingga gerakannya. Walaupun mengalami suatu perkembangan, tetapi ciri khas
utama dari Tari Kipas ini tetap ada atau tidak dihilangkan. Karena hal itulah yang membuat
karakteristik dari Tarian Kipas Pakarena berbeda dengan tarian lainnya. Adapun ciri khas Tari
Kipas Pakarena adalah sebagai berikut :
 Mempunyai gerakan yang estetika di setiap gerak tarinya.
 Gerakan tangan dan gerakan kaki pada Tari Kipas Pakarena sangat lemah lembut.
 Diiringi dengan iringan musik berupa alat musik tiup, dan gendrang atau serupa dengan alat
musik gendang.
 Penari selalu membawa kipas ketika melakukan pementasan.

J. Nilai Yang Diajarkan pada Tari Kipas Pakarena


Tari Kipas Pakarena mengajarkan nilai saling menghormati dengan gerakan Tari Kipas
yang diawali dan diakhiri dengan gerakan duduk. Sikap ini adalah percontohan mulia, walaupun
Tari Kipas Pakarena berasal dari Sulawesi Selatan, namun nilai ini sangat baik untuk dicontoh oleh
seluruh masyarakat Indonesia. Dengan mencontoh nilai ini akan tercipta masyarakat dengan
penghargaan sesame yang tinggi. Terlebih kepada orang lain yang telah berjasa kepada kita
mengajarkan ilmu bermanfaat. Kemudian, gerakan melingkar jarum jam syarat makna akan
kehidupan yang mempunyai roda berputar. Apa yang dibawah akan merasakan posisi di atas, dan
yang di atas suatu saat akan berada di bawah.
Hal itu mengajarkan kita untuk tidak bersikap sombong. Menjadi orang sehebat apapun,
atau seberguna apapun karena suatu saat semua akan berotasi, keadaan bisa berbalik. Selain itu
gerakan naik turun mengajarkan bahwa kehidupan tidak hanya berada di satu posisi yang tetap.
Tetapi akan silih berganti. Suka diganti duka, kegagalan akan disusul dengan keberhasilan. Dengan
ini maka sangat bijak untuk berlaku tidak putus asa dalam menghadapi masalah hidup yang
diterima. Naik turun hidup punya ritmenya sendiri. Gerakan yang halus juga menggambarkan
perwatakan warga Sulawesi Selatan yang lembut, penuh kasih dan sopan santun. Tidak ada
gerakan menghentak, semua gerakan dilakukan dengan lemah gemulai. Tari Kipas Pakarena yang

11
syarat akan makna ini adalah lambang kekayaan budaya warga Sulawesi Selatan. Salah satu
warisan budaya yang harus dilestarikan dan dipahami maknanya untuk pedoman kehidupan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tari Kipas Pakarena merupakan kesenian tari yang berasal dari daerah Gowa, Provinsi
Sulawesi Selatan, tarian ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat. Gowa adalah mantan
kerajaan Gowa yang ceritanya diawali dengan perpisahan antara penghuni Botong Langi (negeri
khayangan) dengan penghuni lino (bumi) pada zaman lampau. Menurut ceritanya, sebelum
berpisah penghuni Langi ini sempat megajarkan kepada penghuni Lino cara melalui hidup seperti
bercocok tanam, beternak, dan berburu kisah itu kemudian dikembangkan dalam gerakn tarian
yang disebut dengan Tari Kipas Pakarena. Adapun pola lantai Tarian ini yaitu gerakan berputar
searah jarum jam melambangkan siklus hidup manusia, gerakan naik turun mencerminkan roda
kehidupan yang kadang berada di bawah dan kadang di atas, cara menari yang lembut
mencerminkan abjad wanita Gowa yang sopan, setia, patuh, dan hormat, dan secara keseluruhan
gerakan tarian ini mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta.

B. Saran
Dengan mengenal lebih banyak tarian adat di seluruh Provinsi di Indonesia semoga
membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus
menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar
tarian suatu daerah di Indonesia khususnya yang ada di daerah masing-masing dapat terjaga
sampai ke generasi selanjutnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Adlia,Silva Mufli. Deskripsi Tari Kipas Pakarena (SULAWESI SELATAN). id.scribd.com. 2020.
Diakses pada 18 November 2022. https://id.scribd.com/document/455645994/Makalah-
Tari-Kipas-Pakarena

Utama, Han Prasetya. Seni Tari Kipas Pakarena. id.scribd.com. 2018. Diakses pada 18 November
2022. https://id.scribd.com/document/364282944/Makalah-Tari-Pakarena

14

Anda mungkin juga menyukai