OLEH KELOMPOK 3:
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan kepada baginda Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dengan bahasa yang
sangat indah.
Penulis disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah
yang berjudul Tari Kipas Pakarena (Sulawesi Selatan) sebagai tugas individu mata kuliah Tinjauan
Seni yang diampu oleh Sri Wahyuni Muhtar, S.Pd,M.Sn. Dalam makalah ini penulis mencoba untuk
menjelaskan tentang Pengertian dari Tari Kipas Pakarena. Sejarah Tari Kipas Pakarena, Makna Tari
Kipas Pakarena, Gerakan Tari Kipas Pakarena, Pola Lantai Tari Kipas Pakarena, Pola Lantai Tari
Kipas Pakarena, Perkembangan Tari Kipas Pakarena, dan Nilai yang Diajarkan Tari Kipas Pakarena.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu,
terutama doa ibu yang selalu menyertai hingga terselesaikannya makalah ini. Dan penulis memahami
jika makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran penulis sangat dibutuhkan guna
memperbaiki karya-karya di waktu mendatang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
C. Tujuan/Manfaat...........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3
A. Kesimpulan...............................................................................................................................13
B. Saran..........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki banyak suku bangsa. Setiap suku
bangsa memiliki kebudayaan yang menjadi karakteristik dari suku bangsa. Kebiasaan yang sudah
mendarah daging dan bersifat turun temurun dalam suku bangsa itu dianggap kebudayaan.
Kebudayaan di Indonesia masing-masing megandung nilai-nilai budaya yang cukup tinggi. Nilai-
nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia inilah yang dapat membedakan bangsa Indonesia
dengan bangsa lainnya. Banyak negara di dunia yang kagum pada kebudayaan Indonesia, untuk
itu warga Indonesia dihimbau untuk melestarikan keberadaan kebudayaan budaya yang telah
dimiliki.
Djelantik (1999:5) menyebutkan bahwa kebudayaan Indonesia sepanjang sejarahya
tampil dengan berbagai ekspresi seni yang menonjol, baik karena sebagai hasil keativitas kolektif,
maupun ciptaan individual. Kebudayaan itu sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan
dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola piker, perilaku, serta karya
fisik sekelompok orang. Kebudayaan berasal dari kata budaya yang berarti adat istiadat, pikiran
atau akal budi. Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai-nilai penting yang
diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak hilang sehingga
bisa dipelajari dan dilestarikan oleh generasi penerus.
Salah satu budaya yang harus kita jaga adalah seni tari. Seni tari bisa dinikmati oleh
semua kalangan. Hal ini dikarenakan seni tari itu menarik dan unik. Tidak semua orang bisa
bergerak dengan indah jika tidak memiliki keterampilan gerak. Banyak orang tua yang
menginginkan anaknya bisa menari. Kegiatan ini memiliki banyak hal positif, misalnya anak bisa
mengerti budaya Indonesia. Dalam hal ini seni tari dapat dijabarkan bahwa seni itu indah, kreatif
dan unik, sedangkan tari adalah alat ekspresi seorang seniman kepada penonton atau penikmat
dalam bentuk gerak.
Setiap daerah di Indonesia memiliki tarian yang khas salah satunya yang ada di
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan yaitu Tari Kipas Pakarena. Tari Kipas Pakarena
adalah ekpresi kesenian masyarakat Gowa dengan sebuah kipas sebagai atribut utamanya. Tari ini
kerap dipertontonkan untuk mempromosikan pariwisata khas Sulawesi Selatan. Tari ini juga
sering ditarikan keluarga kerabat Kerajaan Gowa sebagai wujud kecintaan Sultan Hasanuddin
1
sebagai Raja Gowa yang ke XVI pada tarian ini. Tarian ini telah menjadi kebiasaan di kalangan
penduduk Gowa yang merupakan bekas Kerajaan Gowa. Awalnya tari ini merupakan tari klasik
karena tari ini merupakan symbol pemujaan dimana keyakinan manusia pada masa lampau
bergantung kepada alam ghaib. Kemudian setelah masuknya agama Islam di daerah Gowa, tari ini
menjadi Tari Adat dimana tari ini hidup dan berkembang dalam lingkungan istana yang
ditampilkan dalam upacara-upacara adat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tari Kipas Pakarena?
2. Bagaimana sejarah Tari Kipas Pakarena?
3. Apa Makna Tari Kipas Pakarena?
4. Apa saja fungsi Tari Kipas Pakarena?
5. Bagaimana busana dari properti Tari Kipas Pakarena?
6. Apa saja pengiring Tari Kipas Pakarena?
7. Bagaimana gerakan Tari Kipas Pakarena?
8. Bagaimana pola lantai Tari Kipas Pakarena?
9. Bagaimana perkembangan Tari Kipas Pakarena?
10. Apa saja nilai yang diajarkan Tari Kipas Pakarena?
C. Tujuan/Manfaat
1. Untuk megetahui pengertian Tari Kipas Pakarena
2. Untuk mengetahui sejarah Tari Kipas Pakarena
3. Untuk menegtahui makna Tari Kipas Pakarena
4. Untuk mengetahui fungsi Tari Kipas Pakarena
5. Untuk mengetahui busana dari properti Tari Kipas Pakarena
6. Untuk mengetahui pengiring Tari Kipas Pakarena
7. Untuk mengetahui gerakan Tari Kipas Pakarena
8. Untuk mengetahui pola lantai Tari Kipas Pakarena
9. Untuk mengetahui perkembangan Tari Kipas Pakarena
10. Untuk mengetahui nilai yang diajarkan Tari Kipas Pakarena
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
bentuk pelengkap maupun suatu hal yang wajib dipertunjukkan ketika ada upacara adat, pesta,
kerajaan, dan lain sebagainya.
Pada zaman dahulu katanya, tarian ini berasal dari kisah perpisahan yang terjadi antara
penghuni lino atau disebut juga bumi, dengan botong langit atau disebut juga sebagai negeri
khayangan. Sebelum terjadi perpisahan, diceritakan bahwa botong langit telah memberikan
ilmunya mengenai bagaimana cara hidup di bumi dengan baik. Mulai dari bercocok tanam,
beternak, sampai dengan berburu semuanya telah diajarkannya kepada para penghuni lino.
Mereka mengajarkannya melalui sebuah gerakan kaki maupun gerakan tangan. Dari gerakan
tersebutlah menjadikan para penghuni lino untuk membuat hal itu sebagai sebuah ritual. Ritual
tesebut dipakainya sebagai bentuk rasa syukur yang telah diberikannya pada botong langit.
Hingga akhirnya muncullah sebuah nama tarian bernama Tari Kipas. Gerakan pada tarian tersebut
mengandung sebuah ekspresi kelembutan. Hal itu menggambarkan sebuah sifat yang dimiliki oleh
perempuan daerah Gowa yaitu patuh, setia, sopan, dan hormat pada lelaki, terutamanya terhadap
suami.
Pada dasarnya, Tarian Kipas ini terbagi ke dalam 12 bagian. Hanya saja tari kipas ini sangat
sulit untuk dibedakan, terlebih-lebih bagi orang yang baru mengenal sebab gerakan pada tarian ini
hampir serupa. Selain itu, Tari Kipas Pakarena juga pernah digunakan sebagai tarian resmi di
Istana ketika masa pemerintahan Raja Gowa di abad ke-16. Dari situlah budaya kesenian tari ini
lahir dari masa ke masa. Kemudian berdampak bagi kebudayaan masyarakat daerah Gowa dan
sekitarnya. Hingga akhirnya tarian Kipas Pakarena diturunkan dari generasi ke generasi sampai
saat ini. Meskipun kerajaan Gowa telah tiada, namun Tari Kipas Pakarena tetap ada dan
dilestarikan oleh masyarakat daerah Gowa dan sekitarnya.
4
Ketegasan tersebut bisa dilihat dari gerakan tempo cepat seperti menggambarkan ketangkasan
laki-laki dan wanita Gowa pun bisa.
Gerakan dalam Tari Kipas Pakarena sangat lembut dan gemulai. Kadang naik kadang turun,
kadang meliuk dengan anggunnya dan diiringi tetabuhan gendang yang bertalu-talu. Tari Kipas
Pakarena mencerminkan sikap teduh, hening, dan kontemplatif. Pakarena adalah sebuah tarian
ritus yang mengungkapkan hubungan manusia dengan Tuhan dan bercerita tentang ritme
kehidupan. Pola-pola tarian ini memiliki makna khusus. Pertama, gerakan pada posisi tegak
berdiri dengan badan yang membusung ke depan merefleksikan bahwa sebagai manusia kita harus
selalu tegak berdiri, tegar, dan tidak gampang rebah meskipun menghadapi berbagai persoalan dan
kerumitan hidup. Gerakan pada posisi duduk, menjadi pertanda awal dan akhir dalam tarian
Pakarena. Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam menunjukkan siklus kehidupan manusia.
Sementara gerakan naik turun dalam Tari Kipas Pakarena mencerminkan irama kehidupan.
Alunan lagu dengan nada yang mendayu-dayu menggambarkan irama perempuan Makassar yang
lemah-lembut dan menjadi pereda keberapi-apian laki-laki.
5
Fungsi Tari Kipas Pakarena selanjutnya yaitu wujud syukur. Tarian ini mulanya dilakukan
sebagai bentuk ungkapan rasa syukur karena pertanian berjalan secara baik, dan hasil panen
yang melimpah.
5. Sarana Hiburan
Fungsi Tari Kipas Pakarena yang terakhir ini yaitu sebagai sarana hiburan. Biasanya tarian ini
dipertunjukkan untuk media hiburan bagi masyarakat Gowa maupun para wisatawan yang
datang berkunjung ke daerah Gowa.
6
F. Pengiring Tari Kipas Pakarena
Dalam pertunjukan Tari Kipas Pakarena biasanya diiringi oleh alat musik tradisional yang
sering disebut dengan gondrong rinci. Gondrong rinci ini merupakan musik tradisional yang
terdiri dari gendrang dan seruling. Musik pengiring ini biasanya dimainkan oleh 4-7 orang pemain
music. Salah satu pemusik biasanya memainkan seruling dan yang lainnya memainkan gendrang
dengan cara yang berbeda-beda sehingga menghasilkan suara yang padu. Dalam tarian ini
walaupun penari menari dengan gerakan yang lemah lembut, namun irama yang dimainkan musik
pengiring bertempo cepat. Hal inilah yang menjadi salah satu keunikan Tari Kipas Pakarena.
Irigan tetabuhan yang disebut Gendrang Pakarena merupakan gambaran karakter keras
kaum pria Makassar. Ada juga pendamping gendang yaitu seruling, para pasrak, atau bambu belah
dan gong. Komposisi ini dikenal sebagai Gondrong Rinci. Dalam hal ini, pemain Gendrang sangat
berperan besar dimana irama musik yang dimainkan selalu bergantung pada pukulan Gendrang.
Hal inilah yang menuntut pemain gendrang harus menyadari kepemimpinannya dan harus paham
jenis gerakan dari Tari Pakarena. Ada dua jenis pukulan dalam Gandrang. Pertama, pukulan
menggunakan stik yang terbuat dari tanduk kerbau, kedua pukulan bambu yang hanya dipukul
dengan menggunakan tangan. Selain musik, ada juga iringan berupa syair atau lagu yang
penyajiannya disesuaikan dengan acara yang diadakan. Misalnya, jika dipentaskan pada acara
penyambutan pahlawan-pahlawan perang atau pada pesta bulan purnama. Salah satu lagu tarian
ini adalah Dongang-Dongang.
7
2. Samboritta
Samboritta atau Paulu Jaga yang berarti gerakan berteman. Gerakan yang satu ini selalu
ditampilkan di awal pertunjukan tari. Maknanya adalah semalam suntuk, sesuai dengan durasi
pertunjukan Tari Kipas ini. Adapun makna lainnya adalah untuk menyambut tamu, karena
gerakannya yang ada paling awal.
3. Ma’biring Kassi
Ada beberapa babak dalam pertunjukan Tari Kipas ini, sehingga ada gerakan Ma’biring
Kassi yang dipertunjukkan di babak yang kedua. Makna literalnya adalah mendarat, jadi akan
digambarkan gerakan mendarat ke pantai. Para penari akan berlenggok-lenggok di dalam
melaksanakan gerakan ini sebagai ucapan syukur karena permohonan yang sudah terkabul.
4. Angingkamalino
Masih di babak kedua, selain gerakan Ma’biring Kassi, ada juga gerakan
Angingkamalino. Gerakan ini bermakna gerakan angin yang berhembus. Penari akan
menunjukkan mimic wajah agak kecewa saat menarikan gerakan ini.
5. Bisei Ri lau’
Bermakna semangat hidup, menjadi latar belakang munculnya gerakan Bisei Ri Lau’
pada Tari Kipas ini. Para penari akan memperagakan gerakan mendayung menuju ke arah
Timur.
6. Dale Tabbua
Gerakan ini masih dimainkan di babak kedua, penggambaran yang ingin disampaikan
oleh Penari Tari Kipas kepada penonton adalah tentang kesabaran hidup.
7. Anni-Anni
Gerakan memintai benang untuk kemudian dibuat menjadi kain tenun, sebuah kain kha
Medan yang super mahal dan indah. Maknanya adalah dalam hidup harus telaten dalam
bekerja, sehingga nantinya hasil yang maksimal bisa didapatkan. Untuk gerakan ini, tidak
selalu ditampilkan di dalam pertunjukan Tari Kipas karena maknanya yang sangat dalam.
Dimana memintai benang adalah pekerjaan para wanita, maka para penari hanya akan
menggunakan gerakan ini saat pentas di hajatan pernikahan.
8. So’nayya
So’nayya artinya bermimpi. Apakah penarinya akan menginterpretasikan gerakan ini
dengan tidur? Ya. Bisa jadi, tapi tidak dengan posisi berbaring. Makna dari gerakan Tari Kipas
ini adalah bahwa semua yang kita jalani dalam hidup harus berawal dari mimpi yang kuat atau
tekad yang kuat. Namun tidak boleh terlalu banyak mimpinya, yang penting apa yang diidam-
idamkan dapat terwujud.
8
9. Nigandang
Nigandang yang bermakna “berulang-ulang”. Sebuah makna yang tidak memudahkan,
karena kita semua bisa melakukan hal yang secara berulang untuk kesempurnaan dari action
sebelumnya. Para penari akan mengulangi gerakan ini untuk menyebarkan kepada penonton
kalau hidup itu dilarang menyerah. Putus asa itu bukan solusi, tapi sebuah masalah.
10. Lambassari
Gerakan ini memiliki makna yang sama dengan gerakan angina berhembus sebelumnya,
yakni tentang rasa kecewa. Dimana untuk makna yang mendalam disampaikan bahwa dalam
hidup tidak menutup kemungkinan untuk merasakan kecewa.
11. Leko Bo’dong
Bulan purnama menjadi figure yang ditirukan oleh penari Tari Kipas yang kemudian
diwujudkan dalam gerakan tari yang bernama Leko Bo’dong ini dengan makna bulat
sempurna.
12. Iyolle’
Gerakan Tari Kipas ini menggambarkan bagaimana cara mencari kebenaran. Sebuah
pengingat yang penting agar kejahatan tidak meraja lela. Sangat disayangkan juga kalau
kebenarang hanya akan menjadi sebuah pemanis kata saja nantinya untuk generasi mendatang.
13. Sanro Beja’
Tari Kipas memang tarian yang eksis di tengah masyarakat Makassar karena fleksibel
gerakannya. Tarian ini bisa menyesuaikan gerakan dengan jenis acara yang dihadiri seperti
pada gerakan Sanro Beja’ ini. Makna gerakan yang melambangkan keadaan wanita setelah
masa persalinan ini hanya akan ditampilkan saat pentas di acara kelahiran. Dimana para
wanita harus pintar merawat diri walaupun sudah pernah melahirkan.
9
pada beberapa gerakan yang mencerminkan kehidupan manusia menuntut pola lantai meingkar.
Pola ini mewakili bentuk bumi yang bulat papat dan terus berputar. Gerakan Tari Kipas ini
diawali dengan gerakan duduk, lalu diikuti dengan gerakan melingkar dan gerakan naik turun.
Dalam gonalZerakan tersebut dilakukan secara teratur dan indah. Untuk gerakan kaki yang
dimainkan tari Kipas Pakarena ini menggunakan empat pola motif gerakan lantai yaitu pola lurus,
pola diagonal, pola lantai lengkung dan pola tidak beraturan. Gerakan kaki yang sesuai dengan
suara musik, dipadukan dengan gerakan yang cantik dan sesekali memainkan selendang.
10
I. Perkembangan dan Ciri Khas Tari Kipas Pakarena
Tari Kipas Pakarena ini sudah ada ketika zaman dulu, dan masih bertahan sampai saat ini.
Masyarakat daerah Gowa tetap melestarikan dan menjadikan tarian ini menjadi bagian dalam
kehidupan sehari-hari. Tarian ini berawal sebagai bentuk ungkapan rasa syukur, kini mulai
berkembang menjadi tarian daerah dan hiburan bagi masyarakat Gowa dan sekitarnya. Tarian ini
pula sering kali dipertunjukkan pada sebuah acara festival guna memperkenalkan wilayah Gowa.
Kini, tarian Kipas Pakarena sudah mengakami perkembangan yang cukup pesat mulai dari kosutm
yang dikenakannya hingga gerakannya. Walaupun mengalami suatu perkembangan, tetapi ciri khas
utama dari Tari Kipas ini tetap ada atau tidak dihilangkan. Karena hal itulah yang membuat
karakteristik dari Tarian Kipas Pakarena berbeda dengan tarian lainnya. Adapun ciri khas Tari
Kipas Pakarena adalah sebagai berikut :
Mempunyai gerakan yang estetika di setiap gerak tarinya.
Gerakan tangan dan gerakan kaki pada Tari Kipas Pakarena sangat lemah lembut.
Diiringi dengan iringan musik berupa alat musik tiup, dan gendrang atau serupa dengan alat
musik gendang.
Penari selalu membawa kipas ketika melakukan pementasan.
11
syarat akan makna ini adalah lambang kekayaan budaya warga Sulawesi Selatan. Salah satu
warisan budaya yang harus dilestarikan dan dipahami maknanya untuk pedoman kehidupan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tari Kipas Pakarena merupakan kesenian tari yang berasal dari daerah Gowa, Provinsi
Sulawesi Selatan, tarian ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat. Gowa adalah mantan
kerajaan Gowa yang ceritanya diawali dengan perpisahan antara penghuni Botong Langi (negeri
khayangan) dengan penghuni lino (bumi) pada zaman lampau. Menurut ceritanya, sebelum
berpisah penghuni Langi ini sempat megajarkan kepada penghuni Lino cara melalui hidup seperti
bercocok tanam, beternak, dan berburu kisah itu kemudian dikembangkan dalam gerakn tarian
yang disebut dengan Tari Kipas Pakarena. Adapun pola lantai Tarian ini yaitu gerakan berputar
searah jarum jam melambangkan siklus hidup manusia, gerakan naik turun mencerminkan roda
kehidupan yang kadang berada di bawah dan kadang di atas, cara menari yang lembut
mencerminkan abjad wanita Gowa yang sopan, setia, patuh, dan hormat, dan secara keseluruhan
gerakan tarian ini mengungkapkan rasa syukur kepada sang pencipta.
B. Saran
Dengan mengenal lebih banyak tarian adat di seluruh Provinsi di Indonesia semoga
membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat terus
menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk mengatasinya agar
tarian suatu daerah di Indonesia khususnya yang ada di daerah masing-masing dapat terjaga
sampai ke generasi selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adlia,Silva Mufli. Deskripsi Tari Kipas Pakarena (SULAWESI SELATAN). id.scribd.com. 2020.
Diakses pada 18 November 2022. https://id.scribd.com/document/455645994/Makalah-
Tari-Kipas-Pakarena
Utama, Han Prasetya. Seni Tari Kipas Pakarena. id.scribd.com. 2018. Diakses pada 18 November
2022. https://id.scribd.com/document/364282944/Makalah-Tari-Pakarena
14