Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS TARI MULI BAYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Seni Budaya

Disusun oleh:

Kelas:
SMP Negeri 57 Jakarta
Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayah-Nya makalah dengan judul “Analisis Tari Muli Baya” ini berhasil
tersusun dan terselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Zsa Zsi selaku guru
pengajar mata pelajaran Seni Budaya yang telah membimbing dan mengarahkan selama
proses penyusunan makalah ini. Tak lupa juga, penulis mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang terlibat membantu dalam proses pengumpulan data, penyusunan
makalah, sampai makalah ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki berbagai keterbatasan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang
membangun akan penulis terima sebagai bentuk masukan agar dapat menghasilkan
tulisan yang lebih baik di kemudian hari.

Jakarta, 7 Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4

2.1 Asal-Usul Tari Kreasi Muli Baya ..................................................................................... 4

2.2 Komposisi Penari dan Kesan Terhadap Tari .................................................................... 5

2.3 Keunikan Tari ................................................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki begitu banyak
keanekaragaman budaya dan tradisi yang berbeda-beda di setiap daerahnya. Kebudayaan
menjadi bagian penting dari identitas Masyarakat setempat. Salah satu bentuk warisan
kebudayaan yang ada di Indonesia adalah seni tari. Seni tari merupakan sebuah seni yang
menunjukan ungkapan keindahan, ekspresi, hingga makna tertentu yang ditunjukan
dengan gerak tubuh dan diperagakan sedemikian rupa untuk menghasilkan penampilan
yang menarik (Thabroni, 2022).

Indonesia tercatat memiliki 671 tari tradisional yang mana 110 dari tari tradisional
tersebut telah ditetapkan oleh kemendikbubristek sebagai daftar warisan budaya tak
benda (Yulia, 2022). Salah satu tari tradisional yang dimiliki oleh Indonesia adalah tari
Muli yang berasal dari Provinsi Lampung. Pada perkembangannya, tari tradisional ini
kerap kali dipadukan dengan adat kebiasaan masyarakat setempat yang ditampilkan
dalam bentuk tarian sehingga tercipta sebuah tari kreasi. Tari kreasi merupakan sebuah
tarian yang berasal dari tarian klasik atau tradisional yang dikembangkan atau
diperbaharui (Novitasari, 2023). Salah satu bentuk tari kreasi dari tari muli adalah tari
kreasi Muli Baya yang pernah ditampilkan oleh mahasiswa Seni Tari Unila

Tari kreasi muli baya merupakan sebuah tari kreasi tradisional yang menceritakan
tradisi ngantak sesuduk. Tradisi ngantak sesuduk ini dilakukan sebelum diselenggarakan
tradisi tayuhan yang pada umumnya dilakukan oleh keluarga besar ulun Lampung
Saibatin. Tari kreasi Muli Baya ini menggambarkan kegiatan gadis-gadis atau yang

1
disebut dengan Muli yang sedang melakukan tradisi ghambak bebugha dan juga ngantak
sesunduk yang ditunjukan dengan tarian membawa sebuah sumbuk yang berisikan
bahan-bahan pokok. Tarian tersebut menggambarkan sebuah kebudayaan dan adat atau
tradisi yang berada di Provinsi Lampung. Tradisi ngantak sesuduk merupakan sebuah
tradisi dimana para perempuan membawa sumbuk atau wadah anyaman dari bambu yang
diberi bahan-bahan pokok seperti beras, kelapa, garam, dan lain-lain.

Seiring berkembangnya zaman, tari kreasi digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu tari
kreasi berpolakan tradisi dan tari kreasi baru yang tidak berpolakan tradisi (non-tradisi).
Tari kreasi berpolakan tradisi merupakan sebuah tari kreasi yang masih berlandaskan
kaidah-kaidah tari tradisi baik dari segi koreografi, iringan musik, tata busana, tata rias,
maupun secara teknik pementasan. Sedangkan tari kreasi baru tidak berpolakan tradisi
merupakan sebuah tari kreasi yang sudah melepaskan pola-pola tradisi seperti koreografi,
musik, tata rias dan busana, maupun teknik pementasan. Contoh dari tari kreasi baru yang
tidak berpolakan tradisi adalah tari kontemporer (Safrezi, 2021).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ditentukan
rumusan masalah sebagai berikut.

a. Apa judul tarian tradisional yang berasal dari Provinsi Lampung?


b. Darimana asal daerah tari Muli Baya?
c. Termasuk ke dalam jenis tari apa pada tari Muli Baya?
d. Berapa banyak jumlah penari yang dibutuhkan untuk menarikan tari Muli Baya?
e. Bagaimana kesan yang terdapat dalam tari Muli Baya?
f. Bagaimana keunikan yang dimiliki oleh tari Muli Baya?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta
wawasan terkait pentingnya pelestarian kebudayaan yang ada di Indonensia. Seni tari
sebagai sebuah kebudayaan tak benda yang dimiliki oleh Indonesia patut untuk dijaga
dan dilestarikan agar tidak diakui oleh yang lain dan mencegah punahnya kebudayaan
seni tari yang yang ada di Indonesia akibat banyaknya budaya baru yang masuk ke
Indonesia sebagai akibat dari adanya globalisasi.

2
Tujuan lain dari penulisan makalah ini yaitu untuk menganalisis tari kreasi Muli
Baya untuk meningkatkan pembelajaran serta pemahaman terkait kritik seni, dan
melakukan apresiasi sehingga terciptanya sebuah wawasan dan pengetahuan baru terkait
seni tari kreasi Muli Baya. Pembelajaran ini menjadi suatu hal yang penting guna
menjaga dan melestarikan perkembangan seni tari yang ada di Indonesia agar terus
bertahan dan berkembang namun dengan tetap memperhatikan norma dan budaya yang
berlaku di lingkungan masyarakat. Dengan dibuatnya makalah ini, diharapkan dapat
menjadi sarana komunikasi seni antara seniman, pengamat seni, serta penikmat seni agar
terciptanya kritik dan apresiasi seni.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal-Usul Tari Kreasi Muli Baya


Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki berbagai keragaman adat dan
budaya. Keragaman tersebut kerap kali dicerminkan dalam sebuah tari daerah atau tari
tradisional yang memiliki ciri khas tersendiri di tiap daerahnya. Salah satu tari yang
berasal dari Indonesia adalah Tari Muli Baya.

Tari Muli Baya berasal dari Provinsi Lampung yang mencerminkan adat istiadat
setempat yang seringkali melakukan tradisi ngantak sesuduk. Tradisi ngantak sesuduk
atau yang biasa juga disebut sebagai ngantak bakul merupakan sebuah tradisi dimana
para Perempuan biasanya membawa sebuah bakul anyaman yang pada umumnya
berisikan beras, kelapa, garam, serta isian lainnya untuk sebuah acara (Nisa, 2023).
Tradisi ngantak sesuduk ini dilakukan sebelum diselenggarakannya tayuhan. Tayuhan
merupakan sebuah perayaan adat yang dilakukan oleh keluarga besar yang sedang
melakukan suatu acara seperti pernikahan, khitan, Pembangunan rumah, atau bisa juga
pada saat acara perayaan kesuksesan panen. Peralatan yang dibutuhkan saat melakukan
tayuhan antara lain tandang bulung, kecambai, nyani buwak, begulai, nyekhallai siwok,
dan khambak bebukha (Saputra, 2022). Tradisi-tradisi tersebut merupakan sebuah tradisi
yang dilakukan oleh masyarakat ujung pulau Sumatra tepatnya pada Provinsi Lampung.
Tari Muli Baya ini pada perkembangannya dikreasikan oleh mahasiswa Seni Tari Unila
dengan beberapa kreasi baru pada tariannya.

4
2.2 Komposisi Penari dan Kesan Terhadap Tari
Pada tari kreasi Muli Baya yang ditampilkan oleh mahasiswa Seni Tari Unila,
terdapat tujuh Perempuan yang menarikan tari kreasi tersebut. Keenam penari tersebut
mengenakan busana yang seragam dengan kain selutut serta kain yang diikat di kepala
sebagai salah satu ciri khas dari tarian tersebut. Selain itu, ciri khas dari tari kreasi Muli
Baya ini adalah sumbuk atau bakul anyaman dari bambu yang mengandung makna
tradisi ngantak sesuduk yang biasa dilakukan oleh masyarakat lampung.

Pola tari yang ditampilkan pada awal tarian menggambarkan para penari sedang
mengisi bakulnya dengan beras. Beras merupakan salah satu bahan pokok yang biasanya
menjadi isian bakul pada acara ngantak sesuduk yang dilakukan oleh masyarakat
Lampung. Ngantak sesuduk ini dilakukan sebelum diadakannya acara tradisi Tayuhan
atau acara yang bisa berupa pernikahan, khitanan, maupun perayaan kesuksesan panen.

Pola tari yang ditampilkan selanjutnya menunjukan para penari membawa bakul-
bakul yang telah diisi beras sambal menari-nari. Keindahan gerakan tari tersebut
menunjukan kesukacitaan masyarakat atas acara yang dilaksanakan. Beras dalam bakul
tersebut mencerminkan sikap saling berbagi antarmasyarakat. Beras yang mana sebagai
simbol bahan pokok, akan diberikan kepada pemilik acara sebagai bentuk berbagi dalam
tradisi Tayuhan.

5
Pola tarian berikutnya menunjukan para penari memberikan bakul-bakul berisi
beras yang dibawanya. Gerakan tarian tersebut menunjukan tradisi tayuhan yang biasa
dilakukan oleh masyarakat Lampung. Tayuhan atau nayuh merupakan suatu acara adat
yang diadakan oleh suatu keluarga besar untuk merayakan pernikahan, khitanan,
mendirikan rumah, ataupun pesta panen. Pada tradisi ini, khalayak dari pihak Baya
maupun Kuakhi biasanya akan memberikan bantuan berupa bahan mentah yang disebut
dengan Setukhuk atau berupa bahan makanan yang sudah dimasak dan siap untuk
dihidangkan atau biasa juga disebut dengan Ngejappang.

Pada akhir tarian, diakhiri dengan gerakan indah dengan mengayunkan selendang
yang digunakan oleh para penari. Tangan-tangan penari juga melakukan gerakan ngithing
atau nyekithing. Gerakan ngithing dilakukan dengan memposisikan telapak tangan
menghadap ke depan, ujung jari tengah menyentuh ibu jari sehingga membentuk

6
lingkaran. Lalu jari-jari lainnya membentuk setengah lingkaran. Keindahan gerakan
tangan tersebut menunjukan sikap gemulai para perempuan.

Gerakan tersebut menjadi pola tari yang menutup tari kreasi Muli Baya yang
ditampilkan oleh mahasiswa Seni Tari Unila. Beragam pola tari yang ditampilkan
mengandung berbagai makna terkait adat dan budaya masyarakat Provinsi Lampung.
Gerakan tari yang indah juga dikemas dengan rapih hingga menghasilkan pertunjukan
seni tari yang menarik.

2.3 Keunikan Tari


Lampung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki berbagai
tradisi yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu tradisi di Lampung ditunjukan dalam
tari kreasi Muli Baya yang ditampilkan oleh mahasiswa Seni Tari Unila. Keunikan
dalam tarian ini adalah para penari yang membawa bakul pada saat menarikan tarian
Muli Baya. Hal tersebut merupakan gambaran tradisi ngantak sesuduk yang dilakukan
oleh masyarakat Provinsi Lampung. Para penari tampil secara lincah dan gemulai
sehingga tercipta keindahan seni tari dari pertunjukan yang ditampilkan.

Adapun pola lantai yang terdapat pada tarian tersebut adalah pola lantai garis
lengkung ke depan. Pola tarian ini menunjukan keselarasan dan keseimbangan posisi
tempat saat menari. Selain itu pada bagian pola lantai ini juga menunjukan kekompakan
antar penari. Pola ini ditunjukan dengan dua orang penari duduk sedikit lebih depan,
dan satu penari duduk di tengah dengan jarak sedikit di belakang dari dua penari
sebelumnya.

7
Selain itu terdapat juga dua pola lantai melingkar pada tari kreasi Muli Baya tersebut.
Tarian tersebut menggambarkan para penari bekerja sama mengisi bakul yang
dibawanya dengan beras untuk acara ngantak sesuduk. Pola lantai tersebut mengandung
makna kebersamaan dan saling membantu.

Pola-pola lantai tersebut menjadi unsur keindahan dalam tari kreasi Muli Baya. Selain
itu bakul-bakul yang dibawa oleh para penari menjadi simbol dan keunikan pada tarian
ini. Dengan adanya penampilan dari tari kreasi Muli baya ini, diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan siswa terkait keberagaman yang ada di
Indonesia agar dapat turut melestarikan kebudayaan-kebudayaan tersebut.

8
BAB III
PENUTUP

Indonesia dengan beragam kebudayaan yang dimiliki didalamnya diharapkan dapat


dijaga dan dilestarikan oleh setiap unsur masyarakat. Tari kreasi Muli Baya sebagai
salah satu seni tari, menggambarkan adanya tradisi ngantak sesuduk dan tayuhan.
Dimana tradisi tersebut menjadi simbol kebersamaan dan keharmonisan masyarakat
Provinsi Lampung.

Adapun keunikan dari tarian tersebut yaitu bakul-bakul yang dibawa oleh para penari
sebagai ciri khas tradisi ngantak sesuduk dimana biasanya masyarakat Provinsi
Lampung membawa sebuah sumbuk atau bakul anyaman bambu yang diisi dengan
berbagai macam bahan pokok seperti beras, kelapa, garam, dan lain-lain. Keunikan
tarian ini juga ditunjukan dalam pola lantai yang digunakan seperti pola lantai garis
lengkung ke depan dan pola lantai melingkar. Pola lantai tersebut menggambarkan
kekompakan, kebersamaan, dan sikap saling membantu yang dijaga oleh masyarakat
Provinsi Lampung.

Dengan adanya hasil analisis pada makalah ini, diharapkan diharapkan dapat
menjadi sarana komunikasi seni antara seniman, pengamat seni, serta penikmat seni agar
terciptanya kritik dan apresiasi seni. Selain itu, dalam konteks lebih luas, dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk terus menjaga dan melestarikan kebudayaan
yang ada di Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Tradisi Ngantak Sesuduk Masyarakat Saibatin Lampung. Nisa, N. (2023).


https://medialampung.disway.id/read/659261/tradisi-ngantak-sesuduk-masyarat-
saibatin-
lampung#:~:text=MEDIALAMPUNG.CO.ID%20%2D%20Ngantak,dan%20isian%20lain
%20sesuai%20kesepakatan

Pengertian Tari Kreasi Baru, Jenis, dan Contoh.Novitasari, C. (2023)


https://pelajarindo.com/tari-kreasi-baru/

Tari Kreasi. Safrezi (2021). https://katadata.co.id/safrezi/berita/618c7828cbdb4/mengenal-


pengertian-jenis-dan-contoh-tari-kreasi

Adat Istiadat Unik dan Terkenal di Lampung. Saputra, R. R. (2022).


https://lampung.inews.id/berita/adat-istiadat-unik-dan-terkenal-di-
lampung#:~:text=2.%20Tayuhan&text=Perayaan%20adat%20yang%20satu%20ini,nye
khallai%20siwok%2C%20dan%20khambak%20bebukha.

Teori Seni. Thabroni, G. (2022) https://serupa.id/seni-tari-pengertian-jenis-fungsi-menurut-


para-ahli/

Khazanah Tari Tradisional. Yulia, S (2022).


https://kompaspedia.kompas.id/baca/data/foto/khazanah-tari-tradisional-di-
indonesia#:~:text=Tari%20tradisional%20merupakan%20salah%20satu,dalam%20daf
tar%20warisan%20budaya%20takbenda.

10

Anda mungkin juga menyukai