Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH PERKEMBANGAN SENI RUPA

TRADISIONAL DAN MODERN

Disusun oleh :

Kelompok I

Sri Yulianti (1947040017)

Alisyah Salsa Jamil (1947041020)

Besse Nurul Hikmah (1947041033)

Amar kharisma (1947041033)

Nur Laely (1947442033)

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI
MAKASSAR
2021
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya makalah Sejarah perkembangan seni rupa
tradisional dan modern Indonesia ini dapat kami selesaikan.
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan-kekurangan serta kejanggalan baik dari segi materi maupun
cara penyampaian, dalam hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu kami. Oleh
sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun dan menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami berharap makalah ini dapat memberikan sumbangan yang
berharga bagi dunia pendidikan pada umumnya dan dapat dijadikan bahan acuan
mata kuliah Seni rupa dan kerajinan pada khususnya. Semoga Allah SWT
memberi rahmat dan petunjuk bagi kita semua. Aamiin.

Makassar, Maret 2021

Kelompok 1
Daftar isi

Kata Pengantar.......................................................................................................i

Daftar isi.................................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan................................................................................................1

A.Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.........................................................................................1

C. Tujuan............................................................................................................2

Bab II Isi.................................................................................................................3

A. Menyelisik keanekaragaman kesenian tradisional di Indonesia..............3

B. Sejarah seni rupa di Sulawesi Selatan.........................................................5

C. Sejarah Seni Rupa Modern..........................................................................7

D. Memahami perkembangan seni rupa Indonesia........................................9

Bab III Penutup....................................................................................................11

A. Kesimpulan............................................................................................11

B. Saran.......................................................................................................11

Daftar Pustaka......................................................................................................12
Bab I Pendahuluan

A.Latar Belakang
Seni rupa adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan
menggunakan rupa sebagai medium pengungkapan gagasan seni. Yang termasuk
ke dalam seni rupa adalah garis, bidang, bentuk, huruf, angka, warna, bahkan
cahaya. Karena perbedaan rupa yang dijadikan medium inilah kemudian dikenal
cabang-cabang seni rupa seperti seni lukis, seni patung, seni grafis, seni desain,
dan sebagainya. Sebagai karya seni, seni rupa dapat dikelompokkan dalam
berbagai kepentingan. Berdasarkan bentuknya ada karya seni rupa dua dimensi
(dwimatra) dan karya seni rupa tiga dimensi (trimatra). Karya seni rupa dua
dimensi adalah karya seni rupa yang diterakan pada bidang datar seperti gambar,
lukisan, dan sejenisnya. Sedangkan karya seni rupa tiga dimensi adalah karya seni
rupa yang menggunakan bentu-bentuk yang memiliki tiga ukuran (panjang, lebar,
tinggi) sebagai mediumnya, seperti patung, karya kriya, dan sejenisnya.
Selain penggolongan berdasarkan bentuknya, karya seni rupa juga dapat
dikelompokkan berdasarkan fungsi kegunaannya dalam konteks kehidupan
manusia. Berdasarkan kegunaannya dikenal adanya seni rupa murni (pure art/fine
art) dan seni rupa pakai (applied art) yang sering disebut dengan seni kriya. Seni
rupa murni adalah karya seni yang dimaksudkan untuk penikmatan semata dan
tidak memiliki kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Karya seni murni
dapat kita temukan dalam bentuk lukisan, patung, dan sejenisnya. Sedangkan seni
rupa pakai atau seni pakai adalah karya seni rupa yang selain sebagai karya seni
rupa juga memiliki fungsi atau kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, seni rupa pakai biasa dikenal sebagai seni kriya. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kriya berarti kerajinan tangan. Jadi dalam pengertian
terbatas seni kriya dapat diartikan sebagai kerajinan tangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana keanekaragaman kesenian tradisional di Indonesia?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi sejarah seni rupa di Sulawesi Selatan?
3. Bagaimana sejarah perkembangan seni rupa modern di Indonesia?
4. Bagaimana cara memahami perkembangan seni rupa Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui keanekaragaman kesenian tradisional di Indonesia
2. Untuk mengetahui cara mengidentifikasi sejarah seni rupa di Sulawesi Selatan
3. Mengetahui sejarah perkembangan seni rupa modern di Indonesia
Bab II Isi
A. Menyelisik keanekaragaman kesenian tradisional di Indonesia
Di Indonesia terdapat berbagai seni-seni khas tradisional. Seni adalah
macam-macam keindahan yang berwujud dan mempunyai arti luas. Di Indonesia
terdapat berbagai macam seni tradisonal mulai dari seni tari, seni musik, seni alat
musik, dan seni lukis. Di setiap wilayah di Indonesia pasti mempunyai seni
tradisional masing-masing dan berbeda-beda. Seni tradisional di suatu wilayah
tersebut menjadikan ciri khas suatu wilayah tersebut.
1. Seni Tari
Seni tari adalah keindahan yang berwujud dan mempunyai ciri khas yang di
gambarkan oleh sebuah tulisan. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia:
dapat terlihat dari akar budaya bangsa Austronesia dan Melanesia, dipengaruhi
oleh berbagai budaya dari negeri tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang
diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa di Indonesia memiliki berbagai
tarian khasnya sendiri; Di Indonesia terdapat lebih dari 3000 tarian asli Indonesia.
Untuk keperluan penggolongan, seni tari di Indonesia dapat digolongkan ke dalam
berbagai kategori. Dalam kategori sejarah, seni tari Indonesia dapat dibagi ke
dalam tiga era: era kesukuan prasejarah, era Hindu–Buddha, dan era Islam.
Berdasarkan pelindung dan pendukungnya, dapat terbagi dalam dua kelompok,
tari keraton (tari istana) yang didukung kaum bangsawan, dan tari rakyat yang
tumbuh dari rakyat kebanyakan. Berdasarkan tradisinya, tarian Indonesia dibagi
dalam dua kelompok; tari tradisional dan tari kontemporer.
2. Seni Musik
Seni musik adalah keindahan yang mempunyai ciri khas dalam aliran suatu
musik. seruling, gambang kromong, gamelan, angklung, rebana, kecapi, dan
kolintang serta arumba. Identitas musik Indonesia mulai terbentuk ketika budaya
Zaman Perunggu bermigrasi ke Nusantara pada abad ketiga dan kedua Sebelum
Masehi. Musik-musik suku tradisional Indonesia umumnya menggunakan
instrumen perkusi, terutama gendang dan gong. Beberapa berkembang menjadi
musik yang rumit dan berbeda-beda, seperti alat musik petik sasando dari Pulau
Rote, angklung dariJawa Barat, dan musik orkestra gamelan yang kompleks dari
Jawa dan Bali
3. Seni Rupa
Seni rupa adalah suatu keindahan yang berwujud dan memnfaatkan unsur
rupa. jenis-jenis seni rupa adalah gambar, lukis, patung, dan lain-lain. Seni
patung di Indonesia berkaitan erat dengan perkembangan seni ukir. Berdasarkan
sejarah, bangsa Indonesia mengenal seni ukir sekitar tahun 1500 Sm\M, yaitu
pada zaman batu muda (Neolitikum). Nenek moyang bangsa Indonesia membuat
ukiran pada kapak batu, tempaan tanah liat dan bahan-bahan lain dengan motif
dan pengerjaan yang sangat sederhana.
Bahan-bahan yang digunakan adalah tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan
tanduk hewan. Motif yang dibuat masih berbentuk geometris berupa garis, titik,
dan lengkungan. Seni ukir mulai berkembang pada zaman perunggu di tahun 500
hingga 300 SM yang sudah mengguankan bahan perunggu, emas, dan perak.
Mereka bahkan telah mengenal teknik cor, dan memiliki variasi motif yang
beragam.
4. Seni Sastra
Seni sastra Indonesia adalah sebuah istilah yang melingkupi berbagai macam
karya sastra di Asia Tenggara. Istilah “Indonesia” sendiri mempunyai arti yang
saling melengkapi terutama dalam cakupan geografi dan sejarah poltik di wilayah
tersebut.
Sastra Indonesia sendiri dapat merujuk pada sastra yang dibuat di wilayah
Kepulauan Indonesia. Sering juga secara luas dirujuk kepada sastra yang bahasa
akarnya berdasarkan Bahasa Melayu (dimana bahasa Indonesia adalah satu
turunannya). Dengan pengertian kedua maka sastra ini dapat juga diartikan
sebagai sastra yang dibuat di wilayah Melayu (selain Indonesia, terdapat juga
beberapa negara berbahasa Melayu seperti Malaysia dan Brunei), demikian pula
bangsa Melayu yang tinggal di Singapura.
5. Seni Teater
Seni taeter adalah seni yang mencangkup kemapuan dalam memahami teater.
Teater tradisional dengan teater modern tidak memiliki perbedaan jauh. Teater
tradisional muncul dan berkembang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
terhadap seni. Salah satu ciri dari teater tradisional adalah menggunakan bahasa
daerah sesuai dengan wilayah pementasan teater. Menurut Yadi Mulyadi dalam
bukunya yang berjudul Teater Tradisional (2010), teater tradisional berasal dari
sastra yang disampaikan secara lisan, permainan, serta upacara ritual.
Seni teater tradisional dibagi menjadi tiga jenis, yakni teater rakyat, teater
klasik, serta teater transisi, yang memiliki perbedaannya masing-masing, yaitu :
 Teater rakyat, sesuai dengan namanya, teater rakyat lahir dan berasal dari
kehidupan bermasyarakat, seperti upacara adat serta upacara keagamaan.
Unsur yang ada dalam teater rakyat adalah cerita, pelaku (pementas
drama), serta penonton.
 Teater klasik, jika teater rakyat berasal dari kehidupan rakyat, berbeda
halnya dengan teater klasik. Jenis teater ini lahir dan berasal dari pusat
kerajaan atau kraton.
 Teater transisi, bersumber dari teater tradisional seperti pada umumnya.
Hanya saja cara penyuguhannya dipengaruhi oleh teater gaya barat.
6. Lagu
Lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik
yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh
rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Pada umumnya pencipta lagu
daerah ini tidak diketahui lagi alias noname. Lagu kedaerahan mirip dengan lagu
kebangsaan, namun statusnya hanya bersifat kedaerahan saja. Lagu kedaerahan
biasanya memiliki lirik sesuai dengan bahasa daerahnya masing-masing seperti
Manuk Dadali dari Jawa Barat dan Rasa Sayange dari Maluku.

B. Sejarah seni rupa di Sulawesi Selatan


Seni sudah menjadi bagian dari budaya, di Indonesia memiliki berbagai
macam seni dan budaya yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, salah
satunya adalah budaya yang ada di Sulawesi Selatan. Saat ini Sulawesi Selatan
memiliki tiga suku yaitu suku Bugis (to Ogi), suku Makassar (to Mangkasa), dan
suku Toraja (Torayya). Abdullah (1985, hlm 9) mengatakan eksistensi setiap suku
sangat kuat di wilayah Sulawesi Selatan, yang mana daerah yang mendiami suku
Bugis yaitu Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Sidenreng Rappang, Pinrang,
Barru, Pare-Pare dan sebagian lagi masyarakat Bugis telah menyebar di wilayah
kabupaten seperti di Maros, Enrekang, Luwu, Sinjai dan lainnya. Suku Makassar
mendiami bagian selatan dari Sulawesi selatan yang wilayahnya Gowa, Takalar,
Jenneponto, Selayar, Bulukumba, dan Kepulauan Selayar. Daerah yang mendiami
suku Toraja adalah Toraja Utara (Rantepao) dan Tanah Toraja (Makale).
Koentjaraningrat (2002) mengatakan budaya di Sulawesi Selatan yang paling
terkenal sampai belahan dunia adalah Prasejarah I La Galigo. Sebuah kisah yang
menceritakan asal muasal Sulawesi Selatan.
Sulawesi Selatan dengan segala kearifan lokal yang dimiliki dan sumber
daya manusianya menjadikannya sebagai salah satu provinsi yang patut untuk
dipertimbangkan di kancah Nasional, dengan ragam adat istiadat, budaya dan seni
yang dimiliki masing-masing daerah yang ada di Sulsel. Kesenian Sulawesi
Selatan dikenal sebagai kebudayaan tinggi dalam konteks kekinian. Karena pada
dasarnya seni tidak hanya menyentuh beberapa aspek kehidupan tetapi lebih dari
itu dia mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap lingkungan sekitar dan
psikologis. Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran dan sejauh mana masyarakat
mampu mengapresiasi dan menginterpretasikan hasil seni dan budaya yang ada.
Di Sulsel terdapat banyak etnis dan suku tapi yang paling mayoritas adalah
Suku Makassar, Bugis dan Toraja. Demikian juga dalam pemakaian bahasa
sehari-hari, ketiga etnis tersebut lebih dominan. Bahkan Kebudayaan yang paling
terkenal hingga keluar negeri ialah Budaya dan adat Tana Toraja yang khas dan
menarik. Selain itu, untuk rumah adat di Sulsel yang berasal dari ketiga daerah
Makassar, Bugis dan Tana Toraja memiliki arsitektur yang hampir sama
bentuknya. Rumah-rumah tersebut dibangun di atas tiang-tiang sehingga rumah
adat yang ada memiliki kolong dibawahnya.
Ada juga kesenian daerah lainnya yang sering dipentaskan pada acara
tertentu, yakni Tari Pakarena dan Tari Empat Etnis yang menunjukkan
keberagaman etnis budaya Makassar, Bugis, Toraja dan Mandar di Sulawesi
Selatan yang merupakan Tari Tradisional.
C. Sejarah Seni Rupa Modern
Disini Indonesia telah terbentuk sebagai koloni Belanda dan masih
bernama Hindia-Belanda. Perjalanan seni rupa modern Indonesia terbata-bata
dibawah penjajahan VOC. Meskipun begitu program kolonialisasi Belanda
berhasil mencetak setidaknya satu orang yang diketahui merintis seni rupa di
negeri ini. Periode itu kemudian menstimulus periode seni rupa modern lainnya.
Periode-periode seni rupa modern tersebut adalah sebagai berikut.

1. Periode Perintis (1826-1880)


Perkembangan periode perintis diawali oleh seniman legendaris Indonesia,
Raden Saleh. Berkat pengalamannya dan pendidikan melukisnya di luar negeri
seperti di Belanda, Perancis, dan Jermania ia dapat merintis kemunculan seni rupa
Modern di Indonesia. Lukisannya bernafaskan aliran Romantisisme. Aliran yang
sedang berkembang pesat di masa itu. Biografi dan contoh karya Raden Saleh
dapat disimak disini.

2. Periode Indonesia Jelita (Mooi Indie)


Masa ini merupakan kelanjutan dari periode perintis, setelah berakhirnya
periode perintis karena meninggalnya Raden Saleh. Nama besar yang muncul di
periode ini adalah Abdullah Surio Subroto dan diikuti oleh anak-anaknya, Sujono
Abdullah, Basuki Abdullah dan Trijoto Abdullah. Pelukis Indonesia lainnya juga
ikut bermunculan seperti Sunoyo, Suharyo, Pringadi, Henk Ngantung, Wakidi,
dll. Periode ini disebut dengan masa Indonesia Jelita karena Senimannya banyak
melukiskan tentang kemolekan atau keindahan alam Hindia-Belanda.
Karya penting Periode Indonesia Jelita:
 Abdullah SR: Pemandangan di sekitar Gn. Merapi, Pemandangan di Jawa
Tengah, Dataran Tinggi di Bandung
 Pringadi, melalui lukisan Pelabuhan Ratu
 Basuki Abdullah: Pemandangan, Gadis sederhana, Pantai Flores, Gadis
Bali

3. Periode PERSAGI
Pada periode ini, Indonesia sedang berjuang untuk mendapatkan hak
kemerdekaannya dari Belanda. Pergolakan di segala bidang pun terjadi, begitu
pula dalam bidang kesenian yang sedang berusaha mencari ciri khasnya, yaitu
Seni Rupa Indonesia. Salah satu seniman besar yang dikenal memiliki kontribusi
tinggi adalah S. Sdjojono. Ia merasa tidak puas dengan periode seni Jelita yang
serba indah, karena dianggap bertolak belakang dengan kejadian yang melanda
tanah air.
Sebagai langkah pergerakannya S. Sudjojono dan Agus Jayasuminta bersama
rekan-rekannya yang lain mendirikan PERSAGI (Persatuan Ahli-ahli Gambar
Indonesia). Persagi bertujuan untuk mengembangkan seni rupa di Indonesia
dengan mencari gaya Indonesia asli. Konsep persagi itu sendiri adalah semangat
dan keberanian, bukan sekedar keahlian melukis, melainkan melukis dengan
tumpahan jiwa.
Karya-karya penting PERSAGI:
 Sudjojono: Di depan kelambu terbuka, Cap Go Meh, Jongkatan dan Bunga
kamboja
 Agus Jayasuminta: Barata Yudha, Arjuna wiwaha, Dalam Taman Nirwana
 Otto Jaya: Penggodaan, Wanita impian

4. Periode Pendudukan Jepang


Kegiatan seni rupa pada masa ini di dominasi oleh kelompok Keimin Bunka
Shidoso. Kelompok ini membawa misi propaganda pembentukan kekaisaran Asia
Timur Raya yang di inisiasi oleh Jepang. Kelompok ini didirikan oleh tentara Dai
Nippon dan dibantu oleh seniman Indonesia seperti Agus Jayasuminta, Otto Jaya,
Subanto, Trubus, Henk Ngantung.
Namun masyarakat kita juga tidak berhenti berjuang sendiri, kelompok asli
Indonesia mendirikan PUTRA (Pusat Tenaga Rakyat), tokoh-tokoh yang
mendirikan kelompok ini adalah tokoh empat serangkai yaitu: Ir. Sukarno, Moh.
Hatta, KH. Dewantara dan KH. Mas Mansyur. Seniman yang khusus menangani
bidang seni lukis adalah S. Sudjojono dan Affandi. Pelukis yang ikut bergabung
dalam PUTRA diantaranya adalah: Hendra Gunawan, Sudarso, Barli, Wahdi, dll.
5. Periode Akademi (1950)
Periode ini memulai pengembangan seni rupa Indonesia melalui pendidikan
formal. Lembaga Pendidikan yang bernama ASRI berdiri tahun 1948 kemudiaan
secara formal tahun 1950 Lembaga tersebut mulai membuat rumusan-rumusan
untuk mencetak seniman-seniman dan calon guru seni rupa di Indonesia. Pada
tahun 1959 di Bandung dibuka program Seni Rupa ITB, kemudian dibuka jurusan
pendidikan seni rupa disemua IKIP (Institut keguruan dan ilmu pendidikan)
diseluruh Indonesia.

6. Periode Seni Rupa Baru


Di sekitar tahun 1974 muncul kelompok baru dalam seni lukis yang dipelopori
oleh Jim Supangkat, S. Prinka, Dee Eri Supria, dkk. Kelompok ini menampilkan
gaya baru dalam seni lukis Indonesia yang terpengaruh oleh keilmuan seni
modern barat. Kelompok ini berusaha untuk membebaskan diri dari batasan-
batasan seni rupa yang telah ada. Konsep kelompok ini adalah:
 Tidak membedakan disiplin seni
 Menghilangkan sikap seseorang dalam mengkhususkan penciptaan seni
 Mendambakan kreatifitas baru
 Membebaskan diri dari batasan-batasan yang sudah mapan
 Bersifat eksperimental

D. Memahami perkembangan seni rupa Indonesia


Dari tahap-tahap perkembangan seni rupa di Indonesia, ada beberapa
kebudayaan yang mempengaruhi. Awalnya seni rupa sudah mulai muncul di
zaman prasejarah Indonesia. Terbukti dengan ditemuinya banyak penemuan dari
zaman ini seperti menhir, arca, punden berundak, dan sebagainya. Pada zaman ini,
seni rupa memiliki sifat yang sakral, tradisional, feodal, dan terbuka. Selanjutnya,
dimasuki jejak baru yaitu lahirnya kebudayaan Hindu Indonesia yang juga turut
mempengaruhi keberadaan seni rupa. Lahirlah berbagai seni bangunan, seni
patung, dan seni kria di zaman ini.
Tak berhenti pada zaman itu saja, perkembangan seni rupa terus berlanjut
pada masa sejarah Islam di Indonesia. Ketika agama Islam mulai menyebar di
Indonesia, ragam seni yang mulai muncul yaitu seperti seni arsitektur, seni
kerajinan, seni hiasan, dan seni kaligrafi. Seni rupa Islam ini bersifat sakral,
tradisional,dan bergaya etnis dimana perkembangannya dipengaruhi oleh kesenian
asing. Perkembangan selanjutnya memasuki tahap seni Indonesia baru. Seni rupa
baru ini semakin berkembang dengan didirikannya banyak sanggar-sanggar yang
mendukung perjalanan dari seni rupa di Indonesia.
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
Seni adalah macam-macam keindahan yang berwujud dan mempunyai arti
luas. Di Indonesia terdapat berbagai macam seni tradisonal mulai dari seni tari,
seni musik, seni alat musik, dan seni lukis. Di setiap wilayah di Indonesia pasti
mempunyai seni tradisional masing-masing dan berbeda-beda. Seni tradisional di
suatu wilayah tersebut menjadikan ciri khas suatu wilayah tersebut.Seni rupa
adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia dengan menggunakan rupa
sebagai medium pengungkapan gagasan seni.
Seni sudah menjadi bagian dari budaya, di Indonesia memiliki berbagai
macam seni dan budaya yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, salah
satunya adalah budaya yang ada di Sulawesi Selatan. Saat ini Sulawesi Selatan
memiliki tiga suku yaitu suku Bugis (to Ogi), suku Makassar (to Mangkasa), dan
suku Toraja (Torayya).
Perkembangan seni pun juga terus mengalami perubahan mulai dari zaman
awal perintingsan hingga perkembangannya ada yang bersifat sakral, tradisional,
feodal, dan terbuka.
B. Saran
Berdasarkan makalah yang telah disampaikan tentunya diharapkan bahwa
semua mahasiswa dapat mengetahui macam-macam dari seni, sejarahnya.
Utamanya para mahasiswa PGSD yang nantinya akan menjadi guru sehingga
harus mengetahuinya untuk diajarkan kepada murid-muridnya.
Kepada semua orang supaya terus melestarikan semua jenis-jenis seni yang
ada utamanya seni yang ada didaerahnya masing-masing
Daftar Pustaka
Abdullah, Taufik. (1985). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Koentjaraningrat.(2002). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta. PT. Rineka Cipta
Prof Dr. Kusumaadmaja dkk. 1990-1991. Perjalanan Seni Rupa
Indonesia, Dari jaman prasejarah hingga kini. Penerbit Pameran KIAS
https://sulselprov.go.id/welcome/post/kesenian-dan-kebudayaan-sulawesi-selatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Tarian_Indonesia
https://www.wikiwand.com/id/Tarian_Indonesia
https://www.kompasiana.com/wikesantosa/55ec2e1c85afbdc2158fb7aa/keanekara
gaman-seni-tradisional-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai