Anda di halaman 1dari 51

MAKALAH

TUGAS SENI BUDAYA


“TARI BURAT WANGI”

SENIN, 10 FEBRUARI 2020

NAMA PEMBINA : NI NYOMAN SUGIARTI, S. Pd

NAMA KELOMPOK :
1. NI PUTU AYUNING CYNTIA SARI MARSA (24)
2. KADEK MITHA YULISTYA DEWI (12)
3. PUTU AYU DEWI SUANTARI (28)

KELAS : X MIPA 2

SMA NEGERI 1 PENEBEL


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas kelimpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Makalah Tari Burat Wangi”
Berkat bimbingan dan dorongan dari salah satu pihak, kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
1. Ni Nyoman Sugiarti, S. Pd yang telah memberikan tugas ini
Harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan yang
berarti bagi pengembangan pendidikan seni budaya, khususnya seni tari
Kami menyadari bahwa makalah ini masih kurang sempurna, oleh sebab
itu kami mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya.

Penebel, 10 Februari 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................2
1.1 Latar Belakang..........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan.......................................................................................................3
1.4 Manfaat.....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Sejarah Tari...............................................................................................4
2.1.1 Sejarah Tari Secara Umum...................................................................4
2.1.2 Sejarah Seni Tari di Indonesia..............................................................4
2.1.3 Sejarah Tari Burat Wangi.....................................................................6
2.1.4 Pengertian Tari Secara Umum..............................................................6
2.1.5 Pengertian Tari Burat Wangi................................................................6
2.2 Bentuk – Bentuk Penyajian Tari...............................................................7
2.3 Fungsi Tari................................................................................................9
2.3.1 Fungsi Tari Burat Wangi....................................................................10
2.4 Jenis – Jenis Tari Berdasarkan Koreografi.............................................10
2.4.1 Tari Tradisional...............................................................................10
2.4.2 Tari Kreasi Baru..............................................................................10
2.4.3 Tari Kontemporer............................................................................12
2.4.4 Tari Modern.....................................................................................13
2.5 Norma-Norma Seni Tari........................................................................15
2.6 Unsur – Unsur Tari.................................................................................18
2.6.1 Gerak...................................................................................................18
2.6.1.1 Tenaga......................................................................................23
2.6.1.2 Ruang.......................................................................................23

3
2.6.1.3 Waktu........................................................................................24
2.6.2 Iringan Tari..........................................................................................27
2.6.2.1 Sifat Iringan Tari......................................................................27
2.6.2.2 Iringan Tari Burat Wangi.........................................................28
2.6.3 Tata Rias..........................................................................................28
2.6.3.1 Tata Rias Tari Burat Wangi Adalah Sebagai Berikut:.............28
2.6.4 Tata Busana.........................................................................................33
2.6.4.1 Proses Pemakaian Busana Tari Burat Wangi:..........................33
2.6.5 Tempat.................................................................................................37
2.6.5.1 Pola Panggung..........................................................................37
2.6.5.2 Sifat-Sifat Panggung.................................................................38
2.6.6 Tema....................................................................................................39
2.6.6.1...................................................................................................40
2.7 Pola Lantai.............................................................................................40
BAB III PENUTUP............................................................................................42
3.1 Kesimpulan............................................................................................43
3.2 Saran.......................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan kesenian, terutama seni
tari. Bahkan pada setiap daerahnya Indonesia telah menetapkan tari khas
daerahnya masing-masing.
Dari uraian diatas telah jelaslah bahwa latar belakang terciptanya
makalah ini karena begitu banyaknya kesenian-kesenian tari yang begitu
beragam sehingga membutuhkan media untuk mempelajarinya. Disini kami
telah memberikan sedikit dari pengetahuan yang kami miliki tentang seni tari.
Apakah dan bagaimanakah seni tari itu?. Marilah kita pelajari dengan seksama
uraian makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Banyak hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua siswa untuk
mengetahui dan memahami seni tari yang ada di Indonesia. Agar terarah dalam
penulisan makalah ini, penulis membuat rumusan-rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah sejarah serta pengertian tari secara umum dan pilihan ?
2. Apa saja bentuk bentuk penyajian tari secara umum dan pilihan ?
3. Berfungsi sebagai apa sajakah seni tari secara umum dan pilihan ?
4. Sebutkan & jelaskan jenis tari berdasarkan koreografinya !
5. Apa saja norma-norma dalam seni tari?
6. Sebutkan & jelaskan unsur-unsur tari!
7. Bagaimanakah pola lantai tari burat wangi?

5
1.3 Tujuan
Tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai
yang memuaskan. Diluar itu, makalah ini ditulis karena kami ingin
mengingatkan kepada para pembaca bahwa begitu banyaknya  keunikan-
keunikan kesenian di Indonesia seperti seni tari ini yang harus selalu kita
pelajari, kita lestarikan, dan kita kembangkan agar kesenian itu tidak hilang
begitu saja, karena itu merupakan kebudayaan yang sangat berharga di
Indonesia. Dan kami berinisiatif ingin meningkatkan pembelajaran Seni
Budaya, khususnya seni tari dalam bentuk makalah.
Secara garis besar makalah ini bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan kami dengan cara berbagi pengalaman melalui makalah ini kepada
orang lain.

1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah agar pembaca dapat mengetahui
berbagai macam bagian dari seni tari, seperti pengertian seni tari, fungsi seni
tari, bentuk penyajian tari, nilai estetika/norma dalam seni tari, dan unsur-unsur
tari.

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Tari
2.1.1 Sejarah Tari Secara Umum
Sejarah seni tari, pada dasarnya kesenian terbagi menjadi dua, yakni seni
rupa dan seni pertunjukan. Seni tari merupakan cabang seni yang termasuk
dalam kategori seni pertunjukan. Sebagai negeri yang kaya keragaman adat,
budaya dan kesenian, Indonesia memiliki banyak ragam seni tari sebagai
gambaran adat dan budaya masyarakatnya.
Seni tari merupakan bentuk seni yang menggunakan gerak tubuh sebagai alat
berekspresSeperti halnya cabang kesenian lain, seni tari juga mengalami
perubahan, baik fungsi dan jenisnya, dari zaman ke zaman. Meskipun sangat
sulit dipastikan secara benar kapan sejarah seni tari dimulai, artikel ini mencoba
menyajikan sejarah perkembangan seni tari dari zaman ke zaman, mulai dari
zaman pra-Hindu hingga saat ini.
2.1.2 Sejarah Seni Tari di Indonesia
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan
perkembangan kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik
maupun dalam lingkup negara kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan
Indonesia sebagai negara kesatuan, maka perkembangan tersebut tidak terlepas
dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia pada masa lalu. James R.
Brandon (1967), salah seorang peneliti seni pertunjukan Asia Tenggara asal
Eropa,membagi empat periode budaya di Asia Tenggara termasuk Indonesia
yaitu: 1) periode pra-sejarah sekitar 2500 tahun sebelum Masehi sampai 100
Masehi (M)2) periode sekitar 100 M sampai 1000 M masuknya kebudayaan
India, 3) periode sekitar 1300 M sampai 1750 pengaruh Islam masuk, dan 4)
periode sekitar 1750M sampai akhir Perang Dunia ke-II.
Pada saat itu, Amerika Serikat dan Eropa secara politis dan ekonomis
menguasai seluruh AsiaTenggara, kecuali Thailand. Menurut Soedarsono

7
(1977), salah seorang budayawan dan peneliti seni pertunjukan Indonesia,
menjelaskan bahwa, secara garis besar perkembangan seni pertunjukan
Indonesia tradisional sangat dipengaruhi oleh adanya kontak dengan budaya
besar dari luar [asing]´.Berdasarkan pendapat Soedarsono tersebut, maka
perkembangan seni pertunjukan tradisional Indonesia secara garis besar terbagi
atas periode masa pra pengaruh asing dan masa pengaruh asing. Namun apabila
ditinjau dari perkembangan masyarakat Indonesia hingga saat ini, maka
masyarakat sekarang merupakan masyarakat Indonesia dalam lingkup negara
kesatuan.
Setiap wilayah etnik di Indonesia belum tentu telah mengalami tahapan
tersebut, bahkan dalam wilayah-wilayah tertentu mungkin masih dalam tahapan
pertama. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan,
maka tahapan perkembangan tari tersebut terkait dengan perubahan struktur
masyarakat.
MASA PRA-KERAJAAN Pada masa ini dapat diidentikkan pula
dengan masa pra-Hindu atau pra pengaruh asing.Bentuk-bentuk seni
pertunjukan pada masa ini, masih banyak terdapat di daerah pedalaman yang
terpencil yang diwarnai oleh kepercayaan animisme.  Menurut pengamatan
Soedarsono (Op.Cit) sisa-sisa pertunjukan yang berbau animisme,
penyembahan nenek moyang dan binatang totem, masih bisa dijumpai di Irian
Jaya, pedalaman Kalimantan, pedalaman Sumatra, pedalaman Sulawesi,
beberapa daerah di Bali yang disebut Bali Aga atau Bali Mula, seperti Trunyan
dan Tenganan, serta di Jawa. Perwujudan tari pada masa itu diduga merupakan
refleksi dari satu kebulatan kehidupan masyarakat.

8
2.1.3 Sejarah Tari Burat Wangi
Tari Burat Wangi diciptakan oleh seorang seniman yang bernama I Ketut
Rena, S.ST., M.Si
Penata tabuh tari Burat Wangi adalah I Ketut Budiana, S.Sn, yang 1
diproduksi oleh sanggar Taman Sari, UPT Taman Budaya Provinsi Bali
Latar belakang Beliau menciptakan tari Burat Wangi adalah untuk
kegiatan Temu Karya Taman Budaya Se-Indonesia di Surabaya dalam Festival
Cak Durasim Surabaya pada tahun 2006, dan sampai saat ini Tari Burat Wangi
masih berkembang dan digemari oleh masyarakat Bali khususnya kalangan
remaja.

2.1.4 Pengertian Tari Secara Umum


Seni tari merupakan seni yang dihasilkan mimik, gerak dan tingkah laku
seseorang. Dengan gerak yang teratur diiringi musik, tarian akan menjadi indah.
Tari dapat di artikan juga sebagai gerak tubuh secara berirama yang dilakukan
di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan pergaulan, mengungkapkan
perasaan, maksud, dan pikiran.

2.1.5 Pengertian Tari Burat Wangi


Tari Burat Wangi merupakan sebuah tarian ungkapan sujud bakti kepada
Tuhan Yang Maha Esa beserta isinya atas berkah dan anugerah-nya, dengan
mempersembahkan bermacam bunga warna-warni yang harum semerbak. Tari
Burat Wangi ini merupakan bentuk tari kreasi baru tetapi tidak terlepas dari
pakem-pakem tradisi Bali

9
2.2 Bentuk – Bentuk Penyajian Tari
Berdasarkan bentuk penyajiannya, tari dibedakan menjadi 4 bagian yaitu :
tari tunggal, tari berpasangan, tari berkelompok (massal), dan drama tari.
1. Tari tunggal (solo) adalah tari yang disajikan dan dibawakan oleh satu
orang penari, baik perempuan maupun laki-laki. Pada bentuk tunggal
ini, gerak tarinya bisa merupakan penggambaran dari suatu obyek
tertentu (binatang, kegiatan manusia), bisa juga penokohan dari suatu
cerita (penggambaran seorang tokoh dalam cerita tertentu). Dalam
membawakan tari tunggal, seorang penari dapat lebih bebas
mengungkapkan ekspresinya, tanpa harus menyesuaikan penari
lainnya dan dibutuhkan rasa percaya diri yang tinggi serta harus dapat
mengisi ruang pentas yang disediakan untuk menari. Adapun materi
yg harus diperhatikan dalam menarikan tari tunggal adalah :
1. Memahami karakter dan isi tema tari
2. Menguasai ragam gerak sesuai susunan gerak tarinya
3. Memahami irama dan ruang pentas
4. Rasa percaya diri yang tinggi
Contohnya: tari margapati, tari jauk manis, tari gatotkaca, dll
2. Tari berpasangan (duet) adalah tari yang dilakukan oleh dua orang
penari dengan karakter tidak selalu sama, tetapi yang terpenting adalah
gerakannya saling berhubungan atau ada keterpaduan jalinan gerak
antara keduanya, dapat ditarikan dengan sesame jenis ataupun dengan
lawan jenis. Sebagai persiapan dalam membawakan bentuk tari
berpasangan sama dengan persiapan dalam membawakan tari tunggal
ditambah yang penting adalah keterlatihan dengan partner / pasangan
tari untuk mewujudkan keserasian atau keharmonisan.
Contohnya: tari oleg tamulilingan, tari cendrawasih, dll
3. Tari Massal/Kelompok adalah tari yang dilakukan oleh lebih dari
seorsng penari dengan gerakan-gerakan yang seragam (kompak).

10
Untuk memenuhi keseragaman gerak maka akan terjadi
penyederhanaan gerak, atau sudah ditata sedemikian rupa sehingga
tingkat kerumitannya tidak terlalu menyulitkan untuk dilakukan
seragam. Sisi kesulitan bagi para penari di sini adalah harus mampu
menjalin kekompakan/harmoni dan kejelian mengekspresikan seluruh
anggota tubuhnya sehingga menjadi seragam sampai detail-detailnya.
Aspek yang ditonjolkan dalam tari berkelompok adalah kekayaan dan
variasi pola lantainya.
Contohnya: Tari Burat Wangi, Tari Sekar Jagat, Tari Sekar
Sandat, Tari Merak Angelo, Tari Manuk Rawa, dll
4. Drama Tari adalah rangkaian tari yang disusun sedemikian rupa
hingga melukiskan suatu kisah atau cerita yang menggunakan dialog
baik prosa maupun puisi. Drama tari dibawakan oleh beberapa orang
penari. Contoh dari drama tari yaitu, Wayang Wong dari Jawa Tengah,
Wayang Topeng dari Cirebon, dll.
 Drama tari dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Drama Tari Berdialog Langsung
Drama tari berdialog langsung adalah drama tari yang pemerannya
berdialog secara langsung atau bertatap muka. Contohnya : Wayang
Wong, Arja, dll.
2. Drama Tari Tidak Berdialog Langsung
Drama tari tidak berdialog langsung adalah drama tari yang
dialognya diucapkan oleh dalang atau tidak bertatap muka. Contohnya :
Wayang Kulit, Wayang Golek, dll.
Tari burat wangi termasuk dalam tari berkelompok karena merupakan
tarian yang disajikan beberapa orang dari awal sampai akhir secara kompak dan
harmonis.

11
2.3 Fungsi Tari
Tari sangat di gemari oleh masyarakat tertentu karena memiliki beragam
fungsi, yaitu:
1.  Seni tari sebagai sarana upacara
Fungsi tari sebagai sarana upacara merupakan bagian dari tradisi yang
ada dalam suatu kehidupan masyarakat yang sifatnya turun temurun dari
generasi ke generasi berikutnya sampai masa kini yang berfungsi sebagai ritual.
Tari dalam upacara pada umumya bersifat sakral dan magis. Pada tari upacara
faktor keindahan tidak diutamakan, yang diutamakaan adalah kekuatan yang
dapat mempengaruhi kehidupan manusia itu sendiri ataupun hal-hal diluar
dirinya.
2.  Seni tari sebagai hiburan
Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya untuk di tonton. Tari
ini memiliki tujuan hiburan pribadi lebih mementingkan kenikmatan dalam
menarikan. Tari hiburan disebut tari gembira, pada dasarnya tarian gembira
tidak bertujuan untuk ditonton akan tetapi tarian ini cenderung untuk kepuasan
para penarinya itu sendiri. Keindahan tidak diutamakan, tetapi mementingkan
kepuasan individual, bersifat spontanitas dan improvisasi. Tarian ini untuk
konsumsi publik. Dalam penyajiannya terkait dengan berbagai kepentingan
terutama dalam kaitannya dengan hiburan, amal bahkan untuk memenuhi
kepentingan publik dalam rangka hiburan saja.
3. Seni tari sebagai penyalur terapi
Jenis tari ini biasanya ditujukan untuk penyandang cacat fisik atau cacat
mental. Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat
tubuh atau bagi penderita tuna wicara dan tuna rungu, dan secara tidak langsung
bagi penderita cacat mental. Pada masyarakat daerah timur jenis tarian ini
menjadi pantangan karena adanya rasa tidak sampai hati.

12
4. Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak
untuk bersikap dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang dari
nilai – nilai keindahan dan keluhuran karena seni tari dapat mengasah perasaan
seseorang.
5. Seni tari sebagai pertunjukan
Tari pertunjukkan adalah bentuk komunikasi sehingga ada penyampai
pesan dan penerima pesan. Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari
pada tujuannya. Tarian ini lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat
setempat’ tarian ini sengaja disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu
penyajian tari mengutamakan segi artistiknya yang konsepsional yang mantap,
koreografer yang baik serta tema dan tujuan yang jelas

2.3.1 Fungsi Tari Burat Wangi


Fungsi tari Burat Wangi adalah sebagai hiburan atau balih-balihan. Tarian
ini dapat dipentaskan kapan dan dimana saja tanpa ada batasan waktu, tempat,
serta peristiwa-peristiwa yang terlalu mengikat.

2.4Jenis – Jenis Tari Berdasarkan Koreografi


2.4.1 Tari Tradisional
Tari Tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada.
Tarian ini diwariskan secara turun – temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya
mengandung nilai filosofis, simbolis dan religious. Semua aturan ragam gerak
tari tradisional formasi , busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah.
Tari tradisi
2.4.2 Tari Kreasi Baru
Tari kreasi baru adalah konsep dasar dari tarian klasik yang
dikembangkan, atau diperbaharui sesuai dengan kemajuan zaman saat ini, lalu
diberi unsur Indonesia yang baru yang modern. Jenis Tari kreasi baru disebut

13
pula sebagai suatu bidang seni, yang didalamnya terdapat kebebasan dalam
penciptaan. Namun dalam proses pembaharuan, para Koreografer tetap
mengedepankan unsur budaya daerah asal tarian yang dikembangkan tersebut.
Bentuk Tarian Kreasi baru umumnya hadir setelah pertengahan abad ke
19, datang dari para Koreografer-koreografer muda yang bertujuan
menghidupkan dan melestarikan tarian tradisional di Indonesia, saat memasuki
masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi baru.
 Jenis Tari Kreasi
Pada prakteknya, tari kreasi terbagi menjadi dua jenis atau golongan, yakni
ada yang berpolakan tradisi dan ada pula yang tidak (non). Berikut
penjelasannya:
1) Tari Kreasi berpolakan Tradisi
Dalam jenis ini, orang atau kelompok koreografer yang melakukan
pengembangan tidak menghilangkan unsur seni, makna dan pesan yang
tersalurkan dari dalam tarian tersebut, dalam artian masih berada pada kaidah-
kaidah tradisi asli.
Meski adanya perubahan, namun tidak menghilangkan esensi ketradisiannya.
Sebut saja seperti koreografi, tata busana dan riasnya, maupun tata teknik
pentasnya, yang masih berada dalam batas dan garis tradisi asli saat tarian
tersebut tercipta.
Sebenarnya, mayoritas dari tari tradisional di Indonesia telah masuk pada
golongan ini, karena kita tahu bahwa alat musik pengiring, maupun jenis aliran
musik yang dimainkan telah menggunakan alat-alat modern.

2) Tari Kreasi Baru Tidak berpolakan Tradisi


Jenis Tari kreasi baru berikutnya yakni kebalikan dari golongan pertama,
dimana pada kreasi yang satu ini, keseluruhan unsur nilai tradisi yang ada
menjadi terlepas, baik koreografi, musik dan sebagainya.

14
Sekarang, golongan tari kreasi baru non tradisi ini disebut sebagai Tari
Kreasi Modern. Namun dalam pementasannya, harus benar-benar dipastikan
bahwa perkembangan yang dilakukan bisa diterima dengan baik oleh semua
lapisan masyarakat.
 Contoh Tari Kreasi Baru
Hingga kini, telah banyak para Koreografer yang melakukan pengembangan
dan proses editing segala aspek pada tarian tradisional. Beberapa contoh bentuk
tarian kreasi baru yang saat ini bisa anda saksikan, diantaranya adalah sebagai
berikut :
 Tari Padendang
 Tari Bosara
 Tari Merak
 Tari Panji Semirang
 Tari Kupu-kupu
 Tari Lebonna
 Tari Tenun
 Tari Angsa
 Tari Oleg Tamulilingan
 Tari Nguri
 Tari Kuntulan
 Tari Rara Ngigel, dll.

2.4.3 Tari Kontemporer


Tari kontemporer adalah inovasi yang terjadi pada beberapa tarian, yang
telah mendapatkan sentuhan nuansa modernisasi, mulai dari musik
pengiring, gerakan, dan alat pelengkap yang digunakan oleh para penari.
 Ciri Tari Kontemporer :
a) Pola-pola geraknya lebih bebas dari tari modern.
b) Gerak yang digunakan tidak lagi mendasarkan pada gerak tari tradisional.

15
c) Tata tari diciptakan sesuai suasana saat itu.
d) Tariannya tidak terikat oleh aturan yg sudah ada
 Contoh Tari Kontemporer di Indonesia
Perkembangan tari kontemporer di Indonesia menjadi salah satu bukti
dimana para seniman-seniman tanah air selalu memunculkan inovasi baru,
melalui ide-ide brilian mereka dan implementasiannya.
Setelah mengetahui pengertian tujuan, kriterian diatas, dibawah ini adalah
beberapa contoh tarian kontemporer yang berkembang di Indonesia :
a) Tari Cak Rina
Tari ini dikenal luas oleh masyarakat Banjar Teges, Provinsi Bali dan telah
ada sejak kisaran tahun 1972.
b) Tari Setan Bercanda
Dengan menggiring nama yang cukup aneh, tarian ini diciptakan oleh I
Wayan Dibia dan masih berasal dari Bali..
c) Tari Yapong
Ini adalah tarian hasil karya seniman bernama Bagong Kussudiarjo, dan
dipentaskan pertama kali pada ulang tahun Kota Jakarta yang ke-450.
d) Tari Barong-Barongan
Masih dari Bali dan pencipta yang sama pula yakni seniman I Wayan Dibia.
Selain pantai yang indah, Bali juga terkenal dengan kekengalan adat dan budaya
yang patut dibanggakan, salah satunya adalah Tari-tarian Kontemporer mereka.
Selain beberapa contoh diatas, tari kontemporer yang berkembang di
Indonesia lainnya antara lain Tari Ronjengan dari Madura, Tari Barong
Prejeng dari Banyuwangi dan Tari Kidung Soren dari Surabaya.
2.4.4 Tari Modern
Tari Modern adalah suatu perkembangan nyata dari seni tarian di dunia,
yang mengalami serangkaian perubahan dan peralihan fungsi pada hampir
semua aspek elemen didalamnya.

16
Perbedaan Tari Tradisional dengan Modern menyangkut segala unsur inti
dari masing-masing, mulai dari gerakan, kostum, musik hingga pemaknaan
yang dibawakan. Selain itu, tujuan umum dari tarian masa kini ini hanya sebatas
hiburan dan mencari popularitas semata dengan skill melalui dimiliki penari.
Sejarah tari Modern sebenarnya baru dimulai sejak awal abad ke-20,
dalam artian masih sangat baru namun perkembangannya cukup pesat. Bahkan
hingga kini, di daerah pelosok-pelosok sekalipun sudah tidak asing dengan seni
tari baru ini.
Pada dasarnya, Tari Modern merupakan pengkombinasian antara emosi
atau rasa, tidak memiliki patokan gerak alias mengandung kebebasan dalam
pola gerakannya, bebas disini juga diartikan lepas dari unsur-unsur tradisi.
 Ciri – ciri Tari Modern
Nah, setelah mengetahui pengertian beserta sejarah kemunculannya di atas,
dibawah ini adalah beberapa karakteristik tari modern yang penting untuk kamu
ketahui dan pahami :
a) Garapan yang Kreatif
Dari berbagai contoh tarian modern yang sempat saya sebut di atas,
hampir semuanya menuntut kekreativitasan seseorang, baik pencipta maupun
pembawanya. Contohkan saja seperti Break Dance, yang notabene diisi
berbagai gerakan yang umumnya tidak bisa dilakukan semua orang.
Hal tersebut bukan tanpa sebab, bukan juga supaya tidak bisa diplagiasi,
ini adalah tuntutan perkembangan yang mengisyaratkan agar para kreator bisa
memberikan kepuasan penuh kepada penikmat, dengan segenap makna dan
pesan dalam tari tersebut.
b) Solidaritas dan Kekompakan
Solidaritas dan Kekompakan antar penari memang bukan hanya terdapat
pada tari modern saja, karena di tarian tradisional dan jenis lainnya memang
menuntut Kekompakan, agar menghasilkan pertunjukan yang maksimal, serta
bisa memuaskan batin penonton.

17
Namun pada bentuk tari modern, tuntutan dalam hal kekompakan
memang sedikit dilebihkan, karena kita tahu bahwa hanya orang-orang yang
terlatih yang bisa menampilkannya. Selain itu, gerakan yang cepat dan dinamis
akan jadi hancur bila terdapat keterlambatan atau keduluan dalam bergerak.
c) Popularitas Sementara
Karakteristik tari modern yang berikutnya adalah berlakunya ketenaran
sesaat. Yang saya maksud popularitas sementara ini adalah, biasanya orang-
orang akan mulai mengikuti dan mempraktekkannya dalam waktu yang singkat,
bisa di bilang hanya pada saat viral-viralnya saja.
d) Terus Mengalami Perkembangan
Inilah yang membedakan tari tradisional dengan modern, dimana jenis ini akan
terus mengalami kemajuan dari waktu ke waktu, tanpa mengenal tempat,
kebudayaan dan zaman. Kemajuan tersebut mulai dari bentuk musik pengiring,
alat musik, gerakan yang bervariasi dan elemen-elemen lainnya.
 Contoh Tari Modern di Indonesia
Koreografer biasanya mengkombinasikan gerakan dalam tari tradisional, dan
menyuntikkannya dengan unsur modernisasi.
Beberapa contoh tari modern di Nusantara antara lain adalah :
 Tari Kuntulan (Pemalang, Jawa Tengah)
 Tari Merak (Jawa Barat)
 Tari Banjar Kemuning (Sidoarjo, Jawa Timur)
 Tari Rara Ngingel (Yogyakarta)
 Tari Nguri (Sumbawa)
 Tari Manuk Rawa (Bali)
 Dll.

2.5 Norma-Norma Seni Tari


Tari adalah gerakan berirama yang dilakukan dalam suatu ruang. Suatu
gerakan dikatakan tari  jika terdapat  mengandung suatu ungkapan tertentu,

18
mempunyai ekspresi, dilakukan secara berirama, dilakukan dalam suatu
ruangan, memiliki nilai estetika, gerakan itu dapat dinikmati oleh penari dan
orang yang melihat tarian itu.
Namun untuk menilai estetika suatu tari dapat menggunakan 4 dasar yaitu
sebagai berikut:
1.  Wiraga
Wiraga adalah dasar keterampilan gerak tubuh/fisik penari yang dapat
menyalurkan  ekspresi batin dalam bentuk gerak tari.  Gerakan anggota tubuh
itu antara lain:
 Jari-jari tangan
 Pergelangan tangan
 Siku-siku tangan
 Bahu
 Leher
 Muka dan kepala
 Lutut
 Mulut
 Jari-jari kaki
 Dada
 Perut
 Pinggul
 Biji mata
 Alis
 Pergelangan kaki
2.  Wirama 
Wirama adalah suatu pola untuk mencapai gerakan yang harmonis di dalam tari.
Di dalamnya terdapat pengaturan dinamika seperi aksen dan tempo tarian. ada
dua macam Wirama pada tari, yaitu:
Wirama tandak : adalah wirama yang ajeg (tetap) dan murni dengan ketukan

19
dan aksen yang berulng-ulang dan teratur. dalam wirama tandak, gerak tari dan
musik lebih mudah disusun. seorang dapat bergerak langsung mengikuti
ketukan sekali, ketukan mengganda, ketukan menigakali, atau dapat pula
membuat gerakan sinkop (berlawanan dengan gerakan musiknya)
Wirama bebas : adalah wirama yang tidak selalu memiliki ketukan dengan
akses yang berulang-ulang dan teratur.

 3.  Wirasa
Wirasa adalah ekspresi raut muka /mimik yang menggambarkan karakter tarian,
penghayatan gerak sesuai dengan tuntutan tarian. Wirasa merupakan tingkatan
penghayatan dan penjiwaan dalam tarian. seperti : tegas, lembut, gembira dan
sedih, yang mengekspresikan melalui gerakan dan mimik wajah sehingga
melahirkan keindahan.

4. Wirupa
Wirupa adalah penampilan penari dari ujung atas sampai ujung bawah . Wirupa
adalah unsur yang memberikan kejelasan karakter gerak tari yang ditunjukan
melalui warna, busana dan tata rias.

Untuk melengkapi keempat unsur di atas, sebuah tari hendaknya dibangun


dengan kesesuaian dari tata rias, kostum, tata lampu, dan tata pangung. Tarian
yang mengekspresikan kisah sedih misalnya, tidak cocok ditampilkan dengan
tata rias yang menor serta kostum yang berwarna cerah. Sebaliknya, tarian yang
mengekspresikan kegembiraan, sangat cocok ditampilkan dengan kostum yang
gemerlap.

20
2.6 Unsur – Unsur Tari
2.6.1 Gerak
Elemen dasar tari adalah gerak tubuh manusia. Gerak tari merupakan
gerak yang diperhalus dan diberi unsur estetis. Gerak dalam tari berfungsi
sebagai media untuk mengomunikasikan maksud – maksud tertentu dari
koreografer. Unsur tari yang paling penting adalah gerak atau raga (wiraga).
Pada dasarnya tarian merupakan gerakan-gerakan yang dikombinasikan menjadi
satu kesatuan. Yang termasuk unsur ini meliputi gerak tubuh dari kaki sampai
kepala.
Dalam tari, unsur gerak haruslah bersifat dinamis dan estetis. Gerak dalam tari
dibagi menjadi dua, yakni gerak biasa dan gerak maknawi. Gerak biasa (murni)
adalah gerakan yang tidak memiliki makna, sedangkan gerak maknawi memiliki
tujuan dan makna khusus di balik gerakannya.
Menurut aktifitasnya gerak dapat di bagi menjadi dua macam,yaitu :
 Gerak setempat adalah gerak yang dilakukan tanpa berpindah tempat
 Gerak berpindah tempat adalah gerak yang dilakukan dengan berpindah
tempat dapat dilakukan dengan gerak bergeser, melangkah, meluncur dan
melompat.
 Menurut bentuknya,gerak dapat dibagi menjadi tiga macam,yaitu :
 Gerak Realistik / Gerak Wantah adalah gerak yang dilakukan oleh
sesorang sesuai dengan apa yang dilihatnya.
 Gerak Stilir adalah gerak yang sudah digubah,gerak tidak wantah dengan
cara diperhalus.
 Gerak Simbolik adalah gerak yang hanya sebagai simbol,gerak tidak
wantah yang sudah di stilir.
 Menurut sifatnya gerak dapat dapat di bagi menjadi empat,yaitu :
 Gerak Lemah adalah gerak yang dilakukan dengan tidak menggunakan
kekuatan otot.

21
 Gerak tegang adalah gerak yang dilakukan dengan menggunakan otot-
otot atau kekuatan.
 Gerak lembut adalah gerak yang dilakukan oleh sesorang yang gerak-
gerakannya mengalir.
 Gerak kasar adalah gerak-gerak yang dilakukan oleh sesorang dengan
menggunakan otot-otot yang kuat.seperti hentakan-hentakan kakiyang
dilakukan dengan kecepatan tinggi.
 Ragam Gerak Tari Bali
Dasar-dasar gerak tari bali ada 3, yaitu:
1. Agem
2. Tandang
3. Tangkep
Pengertian agem, tandang, tangkep :
1. Agem
Agem adalah sikap pokok dalam tari Bali yang tidak berubah-ubah.
Agem ada 2, yaitu agem kanan dan agem kiri.
a. Agem kanan perempuan
• Kaki kiri didepan kaki kanan dengan posisi kepojok
• Jarak antara kaki kiri dan kaki kanan satu genggam/kepal
• Jari kaki kiri diangkat
• Posisi pantat kekiri (posisi ngood/lutut ditekuk)
• Tangan kanan sirang/sejajar mata, tangan kiri sirang/sejajar susu
• Telapak tangan menghadap kedepan
• Sledet ke kanan
• Berat badan di kaki kanan
b. Agem kiri perempuan
• Kaki kanan didepan kaki kiri dengan posisi kepojok
• Jarak antara kaki kiri dan kaki kanan satu genggam/kepal
• Jari kaki kanan diangkat

22
• Posisi pantat kekanan (posisi ngood/lutut ditekuk)
• Tangan kiri sirang/sejajar mata, tangan kanan sirang/sejajar susu
• Telapak tangan menghadap kedepan
• Sledet ke kiri
• Berat badan di kaki kiri 
c. Agem kanan laki-laki
• Posisi kaki kiri didepan kaki kanan (kepojok)
• Jarak antara kaki kiri dan kanan adaah 1 telapak kaki
• Posisi badan tegak lurus
• Berat badan ada di kaki kanan
• Telapak tangan kedepan
• Posisi tangan sejajar pundak
• Sledet kekanan (agak diangkat melihat ujung alis)
d. Agem kiri laki-laki
• Posisis kanan didepan kaki kiri (kepojok)
• Jarak antara kaki kiri dan kanan adaah 1 telapak kaki
• Posisi badan tegak lurus
• Berat badan ada di kaki kiri
• Telapak tangan kedepan
• Posisi tangan sejajar pundak
• Sledet kekiri (agak diangkat melihat ujung alis)
2. Tandang
Tandang adalah cara memindahkan suatu gerakan pokok ke gerakan pokok
yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan gerak yang berkesinambungan.
3. Tangkep
Tangkep merupakan ekspresi yang timbul melalui cahaya muka
4.Macam-macam gerakan tangan:
1. Nagastru : haluan tangan berputar kedalam
2. Luk nerudut : haluan tangan seiring

23
3. Luk ngelimat : haluan tangan bertentangan
4. Nepuk kampuh : tangan menekan kampuh
5. Ngepik : pergelangan tangan bolak-balik
6. Ugel karna : tangan meraba telinga
7. Nabdab warangke : tangan meraba kampuh
8. Nabdab gelung : tangan meraba gelungan
9. Nabab pingkel : tangan meraba gelang
10. Mungkah lawang : membuka tarian
11. Mentang laras : salah satu tangan lurus kedepan dengan posisi ngagem
12. Nyalud : tangan berlipat-lipat
5.Macam-macam gerakan jari
1. Jeriring : jari-jari bergetar halus
2. Ngempurit : ibu jari melekat dijari tengah
3. Ngeletik : jari manis berkedip
4. Gerigah : getaran jari yang keras
5. Nyangkup bawa: kedua tangan dan jari kuncup
6. Manganjali : tangan menyembah
7. Nuding : jari menunjuk
8. Ulap-ulap : melambai-lambai
9. Nyugar : membentang kampuh
6.Macam-macam gerakan badan
1. Ngotag pala : pangkal lengan bergetar pelan
2. Ngenjet pala: pangkallengan bergetar cepat
3. Ngelo : badan dibelak-belok diikuti gerakan tangan
4. Ngelung : badan dibengkokan
5. Neregah : mendorong
6. Ngumad : menarik
7. Sleag-sleog : badan condong kanan condong kiri

24
7.Macam macam gerakan leher
1. Ulu wangsul: gerakan leher membentuk angka 8
2. Ngepik atas: gerakan tangan kanan dan kiri secara bersamaan dengan posisi
tangan agem kiri
3. Ngangget : gerakan dagu ke atas kemudian dikembalikan ketengah di dada
4. Nyegut : gerakan leher ditarik kebelakang, mata melihat ke bawah, kening
dikerutkan
5. Ngucek : gerakan mata kekiri dan kekanan dengan cepat
6. Ngipuk : gerakan berciuman
7. Ngotag leher: gerakan leher kekiri dan kekanan dengan pelan
8. Ngenjet leher: gerakan leher kekiri dan kekanan dengan cepat
9. Nyeledet: gerkan mata ke kiri atau kekanan
8.Macam-macam mimik
1. Luru : riang gembira
2. Dedeling : marah
3. Kwera : lemah lembut
4. Ngeluncit : kening berkedip
5. Kekuwub : kewibawaan
6. Manis cerengu: senyum manis
7. Tetangisan : sedih
9.Gerakan mata
Sebenarnya gerakan mata dalam tari Bali sangatlah beragam berdasarkan
fungsinya, berikut ini adalah contoh gerak mata.
 Nyeledet : gerakan mata melirik ke samping kanan dan kiri yang
merupakan satu-satunya tari di Indonesia yang sangat menaruh perhatian
terhadap unsur ini. Cara melakukannya adalah dengan menarik biji mata
ke sudut atau ke samping atas bagi tari putra dan ditarik sejajar untuk
putri. Gerakan nyeledet ini berdasarkan agem yang sudah ditentukan. Jika

25
pada sikap agem kanan, mata nyeledet ke sudut kanan. Jika sedang
ngagem kiri, mata nyeledet ke sudut kiri.
 Nelik/dedeling, gerakan membelalakan kedua mata, alis diangkat ke atas
dan mata difokuskan pada satu titik.

 Didalam gerak meliputi: tenaga, ruang, dan waktu


2.6.1.1 Tenaga
Kita didalam melakukan gerakan pasti membutuhkann tenaga, tanpa
adanya tenaga pasti kita tidak dapat menghasilkan gerakan. Karena awal dari
gerakan sendiri berasal dari tenaga. Tenaga juga merupakan salah satu unsur
kekuatan yang akan memberikan pengawakan, pengendalian, dan penghentian
gerak
Seorang penari harus berhati-hati di dalam melakukan tariannya karena
tenaga memiliki beberapa jenis yakni tenaga ringan dan tenaga kuat, maka harus
berhati-hati dan harus lebih cermat, yang paling penting harus menjaga
konsentrasi. Penggunaan tenaga dalam gerak tari yaitu:
1. Intensitas – ini menyangkut ketenangan gerak tari dan kualitas
2. Aksen/tekanan – gerakan ini tercipta secara tiba-tiba dan secara kontras
3. Kualitas – ini berkaitan dengan cara penggunaan tenaga dan
penyalurannya, tergantung dengan gerak yang membutuhkan tenaga yang
kuat atau biasa.
2.6.1.2 Ruang
Gerakan tari tercipta karena adanya ruang, karena ruang merupakan unsur
penting yang penting dalam tari yang juga akan menentukan hasil dalam tarian.
Ruang gerak dalam tari meliputi posisi, level atau tingkat gerak, dan jangkauan
gerak. Posisi merupakan arah dalam gerakan tari yang meliputi:
 Arah ke depan muka
 Arah samping kanan dan kiri
 Arah sudut kanan dan kiri

26
 Arah ke belakang
 Arah maju dan mundur
 Aran zig – zag
 Arah berputar searah jarum jam
Level
 Level atas adalah gerakan tari yang diawali dengan posisi kaki menjepit,
dan posisi kaki tetap menjapit sampai dengan gerakan.
 Level sedang adalah posisi yang akan di tunjukan penari bergerak dengan
berbagai posisi saat menari dengan duduk.
 Level bawah adalah posisi menari dengan keadaan berdiri dan kaki dalam
posisi menekuk sampai di luruskan lagi.

2.6.1.3 Waktu
Tentu setiap gerak yang di lakukan memiliki waktu, baik kecepatan
ataupun estetis fungsionalnya. Dalam melakukan tarian pada dasarnya
mempunyai susunan dari beberapa rangkaian gerak yang mempunyai pola.
Gerakan tiba-tiba yang menuju ke gerakan selanjutnya dari beberapa susunan
tari itulah yang dinamakan waktu/tempo.
Ritma gerak yang mendominasi itu juga termasuk tempo, ritme tari dilakukan
diawali dan di akhiri satu gerakan atau beberapa rangkaian tari. Maka dari itu
tempo dalam tari adalah waktu yang di isi untuk menyelesaikan gerakan tarian
dalam suatu rangkaian tari.
 Susunan tari Burat Wangi meliputi tiga bagian pokok, yaitu

pepeson, pengawak, dan pengecet.


1. Pepeson adalah bagian pertama dari tari Burat Wangi. Pada bagian ini
terdapat dua sekuen gerak. Sekuen pertama dan kedua relatif sama,
dengan tempo musik yang pelan dan dilakukan dalam dua posisi yang

27
berbeda, dimulai posisi kanan, kemudian diulang dengan posisi kiri.
Sekuen pertama (di sisi kanan) meliputi gerak-gerak yaitu
- Jalan nyrigcig menggunakan 2 selendang.
- Ngegol 4 kali angkat kaki kiri, putar dengan kaki nyrigcig.
- Tayung kaki kiri, agem kanan nyigug dengan kedua tangan di dekat dada
kanan.
- Ileg-ileg, pindah agem kiri nyigug, nglier kiri, sledet kiri, ngegol kanan
kiri kanan.
- Tayung kanan, agem kiri nyigug, sledet kiri.
- Ileg-ileg, pindah agem kanan nyigug, nglier kanan, sledet kanan, ngegol
kiri kanan kiri.
- Tayung kiri, agem kanan nyigug, sledet kanan, ileg-ileg, tutup kaki kiri.
- Nabdab gelung kiri kanan kiri (sambil mundur) ngeseh, angkab, nimpah
ke kanan tangan kiri mentang ke depan.
- Piles kanan, sogok kanan, agem kanan, sledet kanan.
- Silang kaki kanan kiri kanan (sambil tangan menengadah), agem kiri
kedua tangan sirang dada.
- Silang kaki kiri kanan kiri (sambil tangan menengadah), agem kanan.
- Silang kaki kanan, tutup kaki kiri, angkat kaki kanan, agem tengah, ileg-
ileg nengok kanan, nengok kiri, tayung kiri, cegut, ngegol ambil
selendang, lepas selendang.
- Gandang-gandang, ngeseh, ileg-ileg, angkab, tarik kanan, putar
ngumbang, tayung kanan.
- Sekuen kedua (di sisi kiri) adalah pengulangan dari sekuen pertama yaitu
Agem kiri nyigug dengan kedua tangan di dekat dada kiri.
- Ilegileg, pindah agem kanan nyigug, nglier kanan, sledet kanan, ngegol
kiri kanan kiri.
- Tayung kiri, agem kanan nyigug, sledet kanan.

28
- Ilegileg, pindah agem kiri nyigug, nglier kiri, sledet kiri, ngegol kanan
kiri kanan.
- Tayung 46 kanan, agem kiri nyigug, sledet kiri, ileg-ileg, tutup kaki
kanan.
- Nabdab gelung kanan kiri kanan (sambil mundur) ngeseh, angkab,
nimpah ke kiri, tangan kanan mentang ke depan.
- Piles kiri, sogok kiri, agem kiri, sledet kiri.
- Silang kaki kiri kanan kiri (sambil tangan menengadah), agem kanan
kedua tangan sirang dada.
- Silang kaki kanan kiri kanan (sambil tangan menengadah), agem kiri
kedua tangan sirang dada.
- Silang kiri, angkat kaki kiri, agem tengah, ileg-ileg nengok kiri, nengok
kanan, tayung kanan, cegut, ngegol ambil selendang, lepas selendang.
- Gandang-gandang, ngeseh, ileg-ileg, angkab, tarik kiri, putar ngumbang.
2. Pengawak berasal dari kata dasar awak yang berarti badan, tubuh yang
mendapatkan awalan pe. Jadi bisa diartikan bahwa pengawak merupakan
bagian inti atau tubuh dari tari itu sendiri. Adapun gerakan yang terdapat
pada bagian pengawak yaitu
- Tayung kiri, agem kanan nyigug, berjalan ngegol, putar nyrigcig, hadap
belakang, ambil bunga, hadap depan.
- Jalan dengan kaki kanan, kiri, agem tengah.
- Nyleog kanan, ambil selendang, agem kanan, ileg-ileg, buang selendang.
- Nyleog kiri, ambil selendang, agem kiri, ileg-ileg, buang selendang.
- Nyleong kanan, ambil selendang, agem kanan, ngegol, tayung kiri, agem
kanan, putar, dorong kiri, ambil selendang, agem kiri, ileg-ileg.
- Jalan silang dengan kaki kanan, kiri, agem tengah. Nyleog kiri, ambil
selendang, agem kiri, ileg-ileg, buang selendang.
- Nyleog kanan, ambil selendang, agem kiri, ileg-ileg, buang selendang.
- Nyleog kiri, ngegol, tayung kiri, agem kanan, putar.

29
3. Pengecet merupakan bagian dari tari yang di tandai dengan tempo yang
cepat. Adapun gerakan yang terdapat pada bagian pengecet yaitu
- Dorong kanan ambil selendang, agem kanan, ileg-ileg, maju kaki kanan,
tutup kaki kiri, ombak angkel, ngeseh, angkab, nimpah ke kanan, tayung
kiri, agem kanan, sledet kanan.
- Ngegol, tayung kiri, agem kanan, ngegol berputar.
- Tayung kiri, agem kanan, ngegol ngitir, piles kiri, piles kanan, jalan
berputar, tayung kiri, agem kanan, sledet kanan.
- Ngembat kiri, ileg-ileg, sledet kanan.
- Ngembat kanan, ileg-ileg, sledet kiri.
- Ngegol ngitir, tanjek kiri, ngegol ngitir, tanjek kanan, ombak angkel,
angkat kiri, ngeseh, angkab, nimpah ke kanan, tayung kiri, agem kanan,
sledet kanan, tanjek kiri kanan kiri kanan, nyrigcig, tanjek ngandang,
tanjek kiri, agem rendah, agem tinggi, agem rendah, ngegol pulang.

2.6.2 Iringan Tari


2.6.2.1 Sifat Iringan Tari
a.  Tari Mendominir Musik
Seorang penari selalu memberi aba-aba kepada pemain musiknya
pada setiap perubahan gerak yang dilakukan. Pada bagian ini pula
disertakan contoh-contoh tari yang mendominir musik dalam tari Bali:
tari jauk, tari barong, tari topeng, tari baris wirayuda
b. Musik Mendominir Tari
Dalam tari Bali ada bentuk pertunjukan dimana musik
pengiringnya lebih dominan mengatur tari baik gerak maupun peralihan
ke bagian yang lain. Pada bagian ini pula disertakan contoh-contoh musik
yang mendominir tari dalam tari Bali: drama tari, arja, calonarang,
bondres, wayang kulit

30
c. Musik dan Tari Saling Mendominir
Dalam tari Bali yang bersifat tari kreasi yang sesungguhnya sangat
kuat unsur konvensionalnya sebagian besar memiliki sifat saling
mendominir. Pada bagian ini pula disertakan contoh-contoh musik dan
tari saling mendominir: :
2.6.2.2 Iringan Tari Burat Wangi
Gamelan yang di gunakan untuk mengiringi tari Burat Wangi ini
adalah Gong Kebyar. Gending atau musik iringan tari Burat Wangi ini
tidak terlepas dari pola-pola tradisi atau pakem yang sudah ada di dalam
komposisi karawitan Bali. Susunan lagu iringan tari Burat Wangi terdiri
dari kawitan atau pepeson, pengawak, dan pengecet. Adapun bagian
kawitan terdiri dari dua bentuk yaitu kawitan tabuh dan pepeson.

2.6.3 Tata Rias


Berikutnya juga ada unsur rias. Unsur ini pun tak kalah penting dari
unsur kostum. Riasan penari pun harus diperhatikan karena termasuk
unsur pendukung dalam pertunjukan tari, baik untuk penari laki-laki
maupun penari perempuan.
Rias merupakan seni untuk mengubah penampilan wajah menjadi
lebih sempurna. Dalam pertunjukan tari, riasan penari pun harus
disesuaikan dengan tema tarian yang dibawakan sehingga penonton
lebih memahami konteksnya.
2.6.3.1 Tata Rias Tari Burat Wangi Adalah Sebagai Berikut:
Tata Rias Tari Burat Wangi menggunakan tata rias pentas yang tidak
mengubah karakter penarinya. Penggunaan bedak muka, alis-alis, merah
pipi, lipstick sebatas untuk memberikan aksentuasi pada bagian-bagian
muka sehingga ekspresi penari bisa dilihat dengan lebih jelas oleh
penonton, selain menambah kecantikan wajah penari. Tata rias juga

31
diperlukan untuk memberikan tekanan atau aksentuasi bentuk dan garis-
garis muka sesuai dengan karakter tarian
1. Base Make Up

2. Pondation

3. Bedak Tabur

32
4. Eyeshadow

5. Liquid Eyeliner (Untuk Alis)

6. Lem bulu mata

7. Bulu mata

33
8. Eyeliner

9. Hightlight & Shading

10. Blush On

34
11. Lipstick

12. Membuat Cundang (Eyeliner & Body Painting)

 Hasil Make Up Tari Burat Wangi

35
2.6.4 Tata Busana
Unsur tari selanjutnya adalah unsur busana. Unsur ini sangat penting
karena kostum juga menunjang performa penari di atas panggung. Adanya
busana bersifat mutlak, busana juga harus sesuai dengan tema dan isi tarian
yang sedang berlangsung.
Tanpa adanya busana, tentu tarian akan terasa hambar dan tidak bermakna.
Peran busana pun sangat penting agar pesan pada tarian bisa tersampaikan
dengan baik dan tepat. Busana yang tepat membuat penonton lebih menikmati
pertunjukan tariannya.

2.6.4.1 Proses Pemakaian Busana Tari Burat Wangi:

(1) Pemakaian tapih prada,lembaran tapih prada direntangkan dan dipakai


menutupi perut, panjang tapih prada harus menutupi mata kaki, ujung kain
sebelah kiri dilipat ke belakang sampai menutupi paha bagian belakang,
kemudian ujung tapih sebelah kanan dilipat ke belakang sampai pinggiran tapih
berada di belakang paha kiri, ujung tapih ini direkatkan dengan menggunakan
peniti.

36
(2) Pemakaian kain prada, lembaran kain prada direntangkan dan dipakai
menutupi perut, panjang kain prada harus dibawah lutut kaki dan tidak
menutupi bagian bawah tapih prada, ujung kain sebelah kanan dilipat ke dalam,
sehingga ujung kain sebelah kiri berada di sebelah kiri, kemudian direkatkan
dengan menggunakan peniti.
(3) Pemakaian streples, streples digunakan untuk menjaga tapih agar tidak lepas
ketika bergerak.

(4) Pemakaian angkin, lembaran angkin direntangkan dan dipakai menutupi


badan bagian depan, kemudian bagian kiri angkin dilipat kebelakang dan bagian
kanan dilipat kebelakang menumpuk dengan bagian kiri angkin, kemudian
direkatkan dengan menggunakan peniti.
(5) Pemakaian tutup dada, tutup dada digunakan menutupi tepi bagian atas
angkin dan bagian kiri dan kanan tutup dada dilipat ke belakang, kemudian
direkatkan dengan menggunakan peniti.

37
(6) Pemakaian selendang, selendang diikatkan di pinggang yang berada di
depan perut.

(7) Pemakaian pending, pending digunakan di pinggang, bagian kiri pending


dilipat ke belakang dan bagian kanan pending menutupi bagian kiri pending,
kemudian direkatkan dengan menggunakan peniti.

(8) Pemakaian badong, badong digunakan di leher seperti memakai kalung,


kemudian bagian belakang direkatkan dengan menggunakan peniti.

(9) Pemakaian gelang kane (gelang tangan), gelang kane (gelang tangan)
digunakan di tangan kanan dan kiri, kemudian direkatkan.
38
(10) Pemasangan antol (pusung gonjer), setelah rambut penari dipusung,
kemudian pasang antol (pusung gonjer) di pusungan rambut penari dan
direkatkan dengan menggunakan cucuk atau jepit.

(11) Pemasangan gelungan, gelungan dipasang di bagian kepala, jika gelungan


terlalu besar maka bisa digunakan jepit untuk mengencangkannya.

(12) Pemasangan bunga imitasi mawar merah, bunga imitasi mawar merah
dipasang di tengah-tengah kepala bagian depan.

39
(13) Pemakaian Subeng, subeng di gunakan di telinga kanan dan kiri.

(14) Pemakaian hand bouquet (bunga tangan), hand bouquet ( bunga tangan )
diselipkan di pending yang berada di depan perut penari.

2.6.5 Tempat
2.6.5.1 Pola Panggung
Tata letak atau pola panggung juga dapat mempengaruhi suatu pertunjukkan.
Panggung merupakan tempat berlangsungnya pentas tari, disana akan terdapat
berbagai macam properti pendukung pertunjukkan.
Tata letak panggung menjadi bagian dari unsur pendukung tari dikarenakan tata
letak panggung dapat membantu menciptakan suasana dan membantu
terciptanya suasananya yang artistik. Tata panggung dapat membantu para
penari selama pertunjukkan berlangsung untuk mengetahui posisi berdirinya.
Fungsi dari adanya tata panggung adalah untuk menunjang jalnnay pentas
dengan properti yang tersedia, sebagai ruang bagi para penari untuk menari,
menambah kesan dan membantu menghidupkan suasana saat menari. Sebuah
40
panggung yang baik adalah panggung yang memberikan keleluasan bagi para
penari untuk dapat menari dengan bebas.
Ada dua jenis panggung yaitu pertama panggung terbuka yaitu panggung yang
berada pada tempat terbuka dan tidak tertutup, contohnya arena pendopo,
halaman, atau bahkan lapangan.
Keuntungan dari panggung terbuka adalah penonton dapat melihat penari atau
pertunjukkan dari segala arah. Yang kedua adalah panggung tertutup yaitu
panggung yang berada dalam suatu ruangan, conothnya auditorium. Panggung
tertutup juga disebut dengan prosenium. Pada panggung tertutup penonton
hanya dapat melihat pertunjukkan dari satu sisi saja.
2.6.5.2 Sifat-Sifat Panggung
1. Panggung Permanen:
- Dibangun untuk jangka waktu lama, secara konstruksi
tidak dapat dipindah
- Bisa diahli fungsikan sesuai kepentingan dan
kegunaannya
- Biasa disebut gedung pertunjukan
2. Panggung Semi Permanen:
- Dipakai untuk waktu beberapa lamanya
- Apabila dibongkar, bisa dipindahkan atau dipakai lagi
- Pertunjukan biasanya memakai tiket
3. Panggung Non Permanen(Sementara):
- Dibuat untuk sementara, setelah selesai langsung
penataannya dibongkar
- Biasanya dibuat dari kayu atau bamboo
- Ukuran tidak standar

2.6.6 Tema

41
Pengertian tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide ataupun
gagasan seorang penata tari (koreografer ) yang akan disampaikan kepada orang
lain ( penonton ) yang kemudian pokok pikiran tadi dituangkan ke dalam
bentuk-bentuk gerak menjadi sebuah karya seni tari yang disajikan kepada
penonton
1. Tema Dramatik
Yaitu karya seni tari yang dalam penyajiannya menggunakan cerita
atau dalam tari tersebut ada latar belakang ceritanya. Tari yang bertema
dramatik bisa dilakukan oleh satu orang penari, dua penari ataupun
banyak penari.
2. Tema Non Dramatik
Karya tari yang dalam penyajiannya tidak menggunakan cerita atau
tidak merupakan bagian dari suatu cerita, tetapi menggambarkan sesuatu.
Contoh : Tari Kuda-Kuda, Tari Golek, dll.
3. Tema Heroik
Pada tema heroik biasanya berbentuk perang atau tandingan yang
menggambarkan kegagahan dan keperwiraan.
Contoh : Tari Prawiraguna, Tari Bambangan Cakil
4. Tema Erotik
Karya tari yang bertema erotik menggambarkan percintaan antara pria
dan wanita. Dalam tema dapat ditarikan tunggal ataupun pasangan.
Contoh : Tari Gatutkaca Gandrung, Tari Karonsih.
5. Tema Imitatif / Totemis
Tari yang bertema imitatif adalah gerak tariannya menirukan binatang
atau hewan dan alam.
Contoh : Tari Kukila, Tari Kelinci, Tari Kupu-Kupu.

6. Tema Pantomime / Mimitis

42
Karya tari yang bertema pantomime yaitu gerak tariannya meniru gerak
orang atau menggambarkan suatu bentuk aktifitas manusia.
Contoh : Tari Batik, Tari Nelayan, Tari Gambyong.

2.6.6.1 Tema Tari Burat Wangi

Tema Tari Burat Wangi Adalah menggambarkan seorang wanita yang


sedang menyembah Tuhan / Ida Sang Hyang Widhi dengan menggunakan
wangi - wangian bunga
2.7 Pola Lantai

POLA 1

POLA 2

2 1

POLA 3

43
3
2 1

POLA 4

2 3 1

POLA 5

POLA 6

POLA 7

44
2 1
3

POLA 8

POLA 9

BAB III

45
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
Seni tari adalah gerakan terangkai yang berirama sebagai ungkapan jiwa
atau ekspresi manusia yang didalamnya terdapat unsur keindahan wiraga atau
tubuh , wirama atau irama , wirasa atau penghayatan , dan wirupa atau wujud.
Unsur-unsur seni tari adalah gerak , iringan , tata rias , tata busana , tempat dan
tema. Seni tari berdasarkan bentuk penyajian, dapat dibagi menjadi : tari
tunggal (solo) , tari berpasangan , tari berkelompok (massal), dan drama tari.
Peran seni tari dalam kehidupan adalah sebagai : sarana upacara , hiburan,
pertunjukan , penyalur terapi, media pendidikan. Fungsi Tari Burat Wangi
adalah sebagai sarana pertunjukan. Jenis tari berdasarkan koreografinya dibagi
menjadi 4 yaitu : tari tradisional , tari kreasi baru , tari kontemporer , tari
modern.

3.2 Saran
Sebagai seorang pelajar, kita diharuskan untuk mempelajari seni budaya
(seni tari) lebih mendalam lagi. Agar kita dapat mengetahui apa itu seni budaya
yang sebenarnya. Sehingga kita bisa mengapresiasi, menikmati, dan sekaligus
lebih mencintai seni budaya khususnya seni tari di daerah sendiri.

46
DAFTAR PUSTAKA

http://rifdadenita.blogspot.com/2016/02/makalah-tentang-seni-tari-lengkap.html
http://azmybelo.blogspot.com/2016/06/makalah-seni-tari.html
https://estetika-indonesia.blogspot.com/2015/12/4-unsur-nilai-estetika-seni-
tari.html
http://intan-kusumasari.blogspot.com/2013/05/macam-grakan-dasar-tari-
bali.html
https://bebasketik.com/pengertian-seni-tari/
https://blogkulo.com/sejarah-seni-tari-indonesia/
https://smpn1wonosari.sch.id/senibudaya/2017/08/29/tema-tari-tradisional/
http://docplayer.info/96539418-Pengembangan-video-pembelajaran-tari-burat-
wangi-pada-ekstrakurikuler-di-smp-negeri-6-singaraja.html GERAK
https://www.senipedia.id/tari-kontemporer/
https://www.google.com/search?
q=bedak+padat&safe=strict&sxsrf=ALeKk03svKycy_GSh7w-
lZTN57efR_2HnA:1582512780833&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=aTHCy
GY1UkyegM%253A%252C30USrI_C9su14M%252C_&vet=1&usg=AI4_-
kSkmp8zMZKvdfzFHY171cQLndVYbQ&sa=X&ved=2ahUKEwiTsZ3Bl-
nnAhU04jgGHbeVDf8Q9QEwB3oECAoQEg#imgrc=aTHCyGY1UkyegM:
https://www.google.com/search?
q=lem+dan+bulu+mata&safe=strict&sxsrf=ALeKk02FFgQLWyGQAiD5_2o01
ieTuOiIIA:1582513648000&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwij
mt3emunnAhWQzjgGHYZQAEwQ_AUoAXoECA0QAw&biw=1350&bih=62
9#imgrc=PBw8toB28bNwbM
https://www.google.com/search?
q=eyeliner&safe=strict&sxsrf=ALeKk02moEQG3x55z-
Zql2eUdP1mkc5Www:1582513228811&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=

47
2ahUKEwj_8-
uWmennAhU_zTgGHVD_CHAQ_AUoAnoECAwQBA&biw=1350&bih=629
https://www.google.com/search?
q=+bulu+mata&tbm=isch&ved=2ahUKEwjmrbDmmennAhVHSCsKHa2WA2
oQ2-
cCegQIABAA&oq=+bulu+mata&gs_l=img.3..0l10.39047.40138..41468...0.0..0
.100.588.6j1......0....1..gws-wiz-
img.......0i8i7i30j0i67j0i7i30.XqpRO6XjvOI&ei=8zxTXqboJMeQrQGtrY7QBg
&bih=629&biw=1350&safe=strict#imgrc=BFXki7uCJfV_qM
https://www.google.com/search?
q=eyeshadow&safe=strict&sxsrf=ALeKk0362A3C7v4huJAoGDTARXUjdYb7
Qg:1582513068422&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjOw67K
mOnnAhU1wzgGHT-
rDTcQ_AUoAnoECAwQBA&biw=1350&bih=629#imgrc=BIkEn9l7c6WryM
https://www.google.com/search?
q=shading+hidung+pixy&tbm=isch&ved=2ahUKEwjTm6ecmOnnAhV_3XMB
Hc6eDKYQ2-
cCegQIABAA&oq=shading+hi&gs_l=img.1.1.35i39j0l9.3626.5332..8125...0.0.
.0.108.269.2j1......0....1..gws-wiz-
img.......0i67.15YspSK5z1o&ei=SztTXpPKMv-
6z7sPzr2ysAo&bih=629&biw=1350&safe=strict#imgrc=Gkg8cCq_7THgtM
https://www.google.com/search?
q=bedak+tabur+make+over&safe=strict&sxsrf=ALeKk01G1zJHJOFf5gJXRAS
nFC4lqQPLlA:1582512656338&tbm=isch&source=iu&ictx=1&fir=cg-
42XqbWYboyM%253A%252COCaNvmjwR46b5M
%252C_&vet=1&usg=AI4_-kTtIYCI-61vGJph6ZW44CR-
JWXd_g&sa=X&ved=2ahUKEwiT2O6Fl-
nnAhXv4jgGHZIHAKUQ9QEwAXoECAkQBg&biw=1350&bih=629#imgrc=
cg-42XqbWYboyM:

48
https://www.google.com/search?
q=pondation&tbm=isch&ved=2ahUKEwjb0Z76lennAhVghEsFHfMoDQMQ2-
cCegQIABAA&oq=pondation&gs_l=img.3..0j0i67j0j0i10i24l7.145798.156957
..157357...1.0..6.1158.6671.0j1j2j2j5j1j2j1......0....1..gws-wiz-
img.....10..35i362i39j35i39j0i30.mV06zE5nBzw&ei=6zhTXpuwH-
CIrtoP89G0GA&bih=629&biw=1350&safe=strict

LAMPIRAN

49
50
51

Anda mungkin juga menyukai