“ASTHANGGA YOGA”
Di susun oleh:
G-mail: sman5sbt@gmail.com
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Atas Asung Kertha Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha
Esa) pada akhirnya makalah ini tersusun dalam bentuk yang sederhana setelah banyak rintangan
baik teknis maupun non tekhnis. Adapun judul makalah yang saya ambil adalah “ASHTANGGA
YOGA”.
Penyusun menyadari bahwa komposisi, struktur maupun materi yang terdapat dalam
makalah ini masih jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu penyusun menyadari beberapa
kekurangan-kekurangan dan keterbatasan penulis miliki. Oleh karena itu saran dan kritik dari
semua pihak yang sifatnya membangun sangat diharapkan dalam perbaikan makalah ini.
Dengan selesainya makalah ini penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada guru
kami yang telah banyak memberi petunjuk dalam pembuatan makalah ini, tak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman kami yang telah banyak
memberikan motivasi dan dorongannya sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Om Santi Santi Santi Om.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
1. Penerapan Ajaran Astangga Yoga dalam mencapai moksa
2. Astangga yoga sebagai sebagai dasar pembentukan budi pekerti luhur pada zaman
globalisasi
1. Yama adalah pengendalian diri pada tingkat jasmani atau fisik. Ada pun contoh penerapan
ajaran yama diantaranya yakni ahimsa (dilarang membunuh apapun), satya (dilarang
berbohong), asteya (pantang mengingini sesuatu yang bukan miliknya), brahmacari (tidak
melakukan hubungan seksual) dan aparigraha (tidak menerima pemberian dari orang lain).
Kelima ajaran di atas disebut dengan Panca Yama dan tidak boleh dilakukan oleh para
penekun ajaran astangga Yoga.
2. Nyama adalah pengendalian diri pada tingkatan Rohani. Ada pun contoh penerapan ajaran
Nyama dibagi menjadi lima bagian yang disebut dengan panca nyama diantaranya yakni
Akrodha (tidak dikuasai kemarahan), Guru Susrusa (taat pada guru), Sauca (suci lahir
bathin), Aharalaghawa (mengatur macam dan waktu makan serta tidak berfoya-foya, dan
Apramada yaitu taat tanpa ketakaburan mempelajari dan mengamalkan ajaran suci (Kondra,
2015: 67).
3. Asana adalah sikap dalam ajaran astangga yoga baik itu posisi duduk, dan gerakan gerakan
lainnya. Contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari yakni dengan cara mengambil
sikap Sila Sana, bajrasana, padmasana dan sukhasana. Pada intinya yakni melaksanakan
gerakan-gerakan yoga.
4. Pranayama adalah proses bernafas dalam ajaran Astangga Yoga. Tahap ini meliputi tiga
langka yakni menarik (puraka), menahan nafas (kumbhaka) dan mengeluarkan nafas
(recaka). Pranayama dilakukan ketika asana sudah siap.
5. Pratyahara adalah teknik pengendalian diri dari objek duniawi. Contohnya misalnya
mengontrol diri agar terhindar tari minuman keras. Tidak tertarik pada hal-hal yang negatif
dan lainsebagainya.
6. Dharana adalah tingkatan keenam dalam ajaran astangga yoga. Pada tahap ini manusia
harus berusaha menyatukan pikiran dengan sasaran yang diinginkan pada tingkatan rohani.
Pada tahap ini manusia sudah hampir memasuki tahap meditasi
7. Dhyana adalah tahap selanjutnya dalam astangga yoga. Pada tahap ini manusia harus
menfokuskan pikiran pada satu objek. Salah satu contoh misalnya fokus terhadap dewa
siwa. Jadi pada intinya tahap Dhyanapikiran manusia sudah tidak tergoyahkan oleh hal-hal
yang bersifat objek atau duniawi.
8. Samadhi adalah penyatuan atman dengan Brahman. Tahapan ini merupakan yang terakhir
dari ajaran astangga yoga dan hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang telah melakukan
dan latihan yoga secara teratur dan penuh dengan kedisiplinan. Samadhi hanya bisa dicapai
ketika manusia telah mempelajari ajaran yang ketujuh sebelumnya mulai dari yama nyama
sampai dhyana. Contoh orang yang mampu melakukan penerapan ajaran Samadhi adalah
para rsi pada zaman dahulu, hal ini dibuktikan dengan adanya kitab suci weda yang
diturunkan Sanghyang Widhi Wasa kepada 7 Rsi Penerimah Wahyu Weda
2. Ashtangga yoga sebagai dasar pembentukan budi pekerti luhur pada zaman
globalisasi
Dengan tahapan pemusatan pemikiran maka kita akan mengalami banyak fenomena alam objek
dengan atau tanpa jasmani yang meninggalkanya satu persatu hingga akhirnya citta
meninggalkannya sama sekali. Untuk tahap ini seseorang harus bisa melaksanakan astanggha
yoga
Yoga sesungguhnya adalah jalan kehidupan yang mengajarkan kita menjadi orang yang lebih
baik harmonis dan damai. Kitab bagawad githa mengklasifikasikan pelaksanaan yoga menjadi
empat tahapan yaitu
1. Jnana yoga: yoga yang menekan kan pada pengetahuan yang suci dan bermanfaat bagi
kehidupan ini
2. Bakhti yoga:yoga yang menekankan pada bakti yang tulus ikhlas berhubungan kepada ida
shang yang widhi wasa beserta ciptaanya
3. Karma yoga: yoga yang lebih menekankan pada karma atau perbuatan
4. Raja yoga: yoga yang menekankan pada pengendalian diri dan konsentrasi yang baik.
Bab III
Penutup
Saran :
Demikian yang dapat saya paparkan menenai materi ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan penulis. Saya berharap para pembaca bisa memberi
kritik dan saran yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Daftar Pustaka
Htpps://hindualukta.blogspot.com/2019/01/ pengertian-astangga-yoga-dan-bagian.html
Https://www.academia.edu