Anda di halaman 1dari 10

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel dan Film Marmut Merah Jambu

Identitas Buku :
1. Judul Buku : Marmut Merah Jambu
2. Genre Buku : Novel
3. Pengarang : Raditya Dika
4. Penerbit : Bukuné
5. Tempat Terbit : Jakarta
6. Tanggal Terbit : 1 Juni 2010
7. Tebal Buku : 222 halaman 13×20 cm

Resensi Novel Marmut Merah Jambu

Raditya Dika merupakan seorang blogger dan penulis yang cukup terkenal dengan
buku-bukunya yang bertemakan komedi atau sebagainya. Setelah sukses dengan buku-buku
sebelumnya yaitu Kambing Jantan, Cinta Brontosaurus, Radikus Makankaskus dan Babi
Ngesot. Yang paling terkenal adalah buku pertamanya yang berjudul Kambing Jantan yang
telah dikomikkan dan difilmkan, pada tanggal 1 Juni 2010 Dika meluncurkan buku kelima-
nya yang berjudul Marmut Merah Jambu. Marmut Merah Jambu adalah kumpulan tulisan
komedi Raditya Dika yang dikemas dalam bentuk novel. Sebagian besar dari tiga belas
tulisan ngawur di dalamnya adalah pengalaman dan observasi Dika dalam menjalani hal
paling absurd (konyol) di dunia : Jatuh Cinta. Secara garis besar, buku ini adalah tentang
pengalaman soal percintaan dan bagaimana memahami apa itu cinta melalui introspeksi ke
dalam pengalaman-pengalaman Raditya Dika sendiri yang tertuang dalam cerita ini. Dilihat
dari segi isi buku ini memuat tiga belas bab yang mengulasnya. Ada cerita cinta masa-masa
puber saat SMP sampai sekarang ini, jatuh cinta diam-diam, cinta bertepuk sebelah tangan,
cinta yang datang tidak disengaja, sampai di taksir sama dua cewek kembar aneh. Semuanya
ditulis dengan gaya komedi dan konyol yang nggak akan ngebosenin.
Dalam pembahasan pada judul Pertemuan Terakhir dengan Ina Mangunkusumo.
Menceritakan tentang bagaimana pertemuan Dika dengan seorang cewek yang pernah ia
taksirnya pada masa SMA dulu, namanya Ina. Pada waktu SMA dulu Dika mengajak jalan-
jalan cewek ini (diceritakan pada bab Pertemuan Pertama dengan Ina Mangunkusumo),
pengalamanya itu terus berlanjut tanpa tertingal kesan yang berarti bagi Ina dan akhirnya
mereka harus berpisah pada saat Dika yang kuliah di Adelaide. Sampai kemudian mereka
bertemu kembali pada saat Ina sudah bekerja di sebuah Event Organizer dan Dika telah
menjadi penulis. Di kesempatan itu, Ina curhat dengan Dika tentang Anto yang menjadi
cowoknya, yang selalu diceritakan Ina ke Dika pada waktu SMA dulu dan Ina ternyata masih
menyimpan perasaan kepada Anto. Sampai akhirnya Anto bilang ke Ina kalau dia sudah
punya pacar, saat itu Ina mulai sadar akan keberadaanya.
Sebenarnya di pertemuan ini Dika ingin memberi tau Ina kalau dia lagi membuat
sebuah buku baru, yaitu Marmut Merah Jambu yang akan ada bab tentang perasaan cintanya
tak terbalaskan pada Ina yang nggak pernah mengetahuinya. Dika mangatakannya pada Ina
tentang isi dari bukunya tersebut. Pada salah satu bab buku ini ada cerita tentang cewek yang
gak pernah bisa gue dapetin. Ina menaikkan alisnya, mulutnya kebuka setengah, lalu dia
ketawa sekenceng – kencengnya, ‘HAHAHAHAH! Cinta tak terbalas? Serius? Lo ngapain
peke nulis gituan segala sih?’
Muka Ina berubah jadi merah. Seolah-olah dia baru diceburkan ke dalam kuali.
Sedangkan muka gue juga berubah jadi merah. Solah-olah gue ikutan nyebur dalam kuali,
belepotan minta tolong.
“Bukan sama gue kan? Hahahahahah!” Ina ngomong ngasal.
“Eeeeeeerrr yah bukan, masa sama elo, bukan, iya lah bukan, hahahahah bukan hahahahah,
gak segitunya, ge’er lo!” gue mulai meracau. Kampret……
Ina menghela napasnya. Dia berkata, ‘Lo tau gak sih. Menurut gue pemikiran yang bilang,
“kita hanya bisa sempurna jika ketemu dengan soulmate kita” itu pemikiran yang jahat
banget.’
‘Maksudnya?’
‘Gini lho,’ kata Ina. Sekarang dia melihat ke mata gue tajam. ‘Kenapa kita baru bisa dibilang
komplit dengan kehadiran orang lain itu? Kenapa gak dengan kehadiran sebuah barang,
atau…atau hobi, baru kita dibilang komplit? Kenapa harus dihubungkan dengan orang lain?
Kenapa kesempurnaan hidup kita, sebagai manusia, harus ditandai bahwa kita udah bisa
ketemu dengan soulmate kita?’
Bagaimana dengan orang yang memilih untuk tidak pernah mencintai orang lain? Atau, ini
yang paling parah: bagaimana dengan orang yang cintanya selalu bertepuk sebelah tangan?
Unrequited love (cinta tak terbalas), adalah hal yang paling bisa bikin kita ngis tanah. Untuk
tau kalau cinta kita tak terbalas, rasanya seperti bahwa kita tidak pantas untuk mendapatkan
orang tersebut. Rasanya, seperti diingatkan bahwa kita, memang tidak sempurna, atau
setidaknya tidak cukup sempurna untuk orang tersebut.
Cerita berakhir dengan memberikan kita sesuatu momen perenungan yang intinya tentang
keberadaan seseorang yang takkan bisa kita lupakan sepenuhnya. Orang yang, (mengutip
Charlie Brown yang sangat suka selai kacang dari komik Peanuts) menghilangkan rasa selai
kacang Dari lidah kita. Buat Dika, Ina adalah orang yang menghilangkan rasa selai kacang di
lidahnya.
Yang awalnya Dika ingin membocorkan rahasia isi bukunya, pada pertemuan itu pula Dika
mengurungkan niatnya sampai akhirnya buku ini terbit. Itulah hal ter-manis yang Dika
lakukan.
Kemudian bab yang akan di review (kutip) dalam resensi ini yaitu bab terakhir yang menjadi
favorit saya (peresensi). Di bagian bab Marmut Merah Jambu inilah kita bisa melihat sisi
aslinya sang penulis Raditya Dika.
….Dia melihat gue dan bilang dengan sungguh – sungguh, ‘Kita bakalan kayak gini terus,
kan?’
‘Aku pengen kita begini terus,’ kata gue, sambil mempererat genggaman gue.
Saat itu gue sadar, inilah apa yang coba gue (Dika) coba tulis di buku Marmut Merah Jambu
ini: tentang bagaimana manusia pacaran, tentang manusia jatuh cinta, tentang gue jatuh cinta.
Dari mulai bagaimana jatuh cinta diam – diam, sampai naksir via chatting. Dari mulai
susahnya mutusin cwek, sampai ditaksir sama cewek aneh. Dari mulai kita nembak cewe,
sampai akhirnya membuat janji seperti lazimnya orang pacaran lainnya, seperti: kita bakalan
kayak gini terus. Janji yang terkadang gak bisa ditetapi.
Dika memulai memahami tentang cinta melalui introspeksi ke dalam pengalaman-
pengalaman Dika sendiri. Pada halaman terakhir Marmut Merah Jambu ini, Dika merasa…
tetap tidak mengerti, sama seperti Dika memulai halaman pertama.
Alih-alih seperti belalang, Dika merasa seperti seekor marmut merah jambu yang terus-
menerus jatuh cinta, loncat dari satu relationship (hubungan) ke relationship yang lainnya,
mencoba terus berlari di dalam roda bernama cinta, seolah-olah maju, tapi tidak… karena
sebenarnya jalan di tempat. Seperti marmut yang tidak tau kapan harus berhenti berlari di
roda yang berputar. Dari tulisan-tulisan Dika yang telah ada, saya rasa pengunaan gaya
bahasa pada novel ini lebih halus dan sewajarnya di banding dengan tulisan yang lainya.
Jadi, para pembaca bisa mengambil maknanya dari buku ini adalah bagaimana kita
bisa berkaca dari pengalaman-pengalaman Dika untuk bisa menjadi lebih baik dan bagaiman
kita bisa menertawakan dan have fun dengan kesalahan / kekeliruan / kekurangan yang kita
miliki sekarang. Bukan berarti kita tidak tau diri dan tidak punya malu. Hanya saja, ketika
kita tak sengaja membuat kesalahn, kita jangan terlalu terpekur, tertegun dan merenungi nasib
hingga depresi. Seharusnya, hal tersebut dapat dijadikan pengalaman untuk lebih baik, tidak
perlu sembunyi akan kesalahan tersebut, bahkan kita dapat mengungkapkannya lewat sebuah
cerita yang di tulis di blog yang akhirnya tak disangka bisa dijadikan novel seperti Raditya
Dika. Tentu saja dengan tujuan supaya kita bisa lebih baik lagi pada waktu yang akan datang.
Buku Marmut Merah Jambu ini ditulis dengan bahasa sehari-hari Dika atau bahasa
khas gaul anak Jakarta yang menimbulkan ciri khas buku ini. Buku ini juga dapat
menimbulkan perasaan capur aduk bagi pembaca, antara termenung sejenak, mengingatkan
hidup mereka, ketawa, miris, bahagia denga senyuman tebal yang tergambarkan dalam novel
ini. Dilihat dari fisiknya, buku ini lebih tebal, dan lebih berbobot. Cover depannya memiliki
warna dan gambar yang lebih terang,cerah dan jelas. Kertas yang digunakan juga mempunyai
kualitas yang bagus. Terdapat pula pembatas buku yang pada cetakan pertama berbentuk
kaos dan cetakan kedua berbentuk marmut yang menambah bagusnya buku ini.
Dalam sebuah buku tentunya terdapat kekurangan dan kelebihan. Tak terkecuali buku
ini. Sayangnya dalam buku ini terdapat beberapa kalimat yang tidak lengkap atau hilang pada
beberapa bab yang mungkin akibat kesalahan pada bagian editing atau sebagainya.
Contohnya pada bab Pertemuan Pertama dengan Ina Mangunkusumo, ada paragraph yang
tidak selesai dan sehingga membuat pembaca merasa kebingungan dalam memahaminya.
Dari buku pertama hingga buku terakhir yang telah diselesaikan raditya diki menurut saya
semuanya memiliki daya tarik yang cukup besar bagi pengemar-pengemarnya. Juga bagus
untuk kita baca dan ikuti perkembanyanya dari karya raditya dika tersebut.

Unsur Intrinsik Novel


1. Tema: Percintaan
Di buktikan dari keseluruhan Bab di novel lebih banyak meceritakan mengenai pengalaman
dika dalam cinytanya yang tidak didapatkan.

Hampir semua cerita yang ada di dalam nya adalah pengalaman Radit atau pun dari orang
terdekat Radit. Kisah cinta yang bermula dari SD sampai kuliah. Dalam buku ini Radit
menceritakan kisah cintanya mulai dari cinta diam-diam, indahnya PDKT, sampai ditolak
mentah-mentah.

Tema setiap BAB:


a. BAB 1
Orang yang Jatuh Cinta Diam-diam Pada bab ini Radit menceritakan tentang dirinya dan
teman sekelasnya Aldi yang diam-diam suka pada cewek lain kelas. Pada waktu SMP kelas
dua.
b. BAB 2
Misteri Surat Cinta Ketua Osis Pada bab ini menceritakan tentang Detektif Tiga Sekawaan
yang beranggotakan Radit,Bayu,dan Wahyu yang menyelidiki kisah cinta ketua osis Mario
dengan Dora.
c. BAB 3
Balada Sunatan Edgar Cerita tentang sunatan adiknya Edgar yang menurut Radit sunatan
tersebut sangatlah alay dan melebih-lebihkan, meskipun demikian Radit sangatlah sayang
pada adiknya.
d. BAB 4
Pertemuan Pertama Dengan Ina Mangunkusumo Kisah cinta Radit yang bertepuk sebelah
tangan yang membuat Radit trauma jatuh cinta.
e. BAB 5
Pertemuan Terakhir Dengan Ina Mangunkusumo Kencan terakhir Radit dengan Ina di sebuah
tempat makan bubur, karena Radit akan kuliah di Adelaice University.
f. BAB 6
Panduan Menghadapi Cewek Sehari-hari Radit memberikam cara menghadapi cewek dengan
baik dan benar meskipun tetap dengan kekonyolanya.
g. BAB 7
Surat Kepada Menteri Perdagangan Radit menulis surat kepada menteri perdagangan karena
harga tahu dan tempe melonjak.
h. BAB 8
Catatan Si Pemeran Utama Dengan Muka Kaya Figuran Dalam bab ini radit menceritakan
tentang ayahya yang selalu ada meskipun orangnya tidak ada
i. BAB 9
How I Meet You, Not Your Mother Cerita cinta Radit mulai dari PDKT sampai pacaran yang
setidaknya berjalan dengan lancar.
j. BAB 10
Buku Harian Alfa Cerita tentang kucing yang mengangap dirinya sebagai manusia yang
mempunyai keinginan seperti manusia.
k. BAB 11
Cinta Diatas Sepotong Chatting Kisah cinta yang romantis dan konyol tetapi hanya lewat
dunia maya atau chatting.
l. BAB 12
Dabel Trabel Radit menceritakan tentang dirinya yang tidak bisa melupakan cewek yang dia
suka hanya dalam hitungan detik.
m. BAB 13
Marmut Merah Jambu Radit mencetitakan tentang kisah cintanya yang indahnya di Toologa
Zoo Park di Sydney.
2. Tokoh:
a. Dika
b. Aldi
c. Ina
d. Michael
e. Wahyu
f. Budi
g. Dora
h. Mama
i. Edgar
j. Ara
k. Kucing
3. Penokohan:
a. Dika :
1) Pesimis: ‘emang ada yang suka sama kita?’ tanya gue ( halaman 9)
2) Peduli : ’ gue bangun dari tiduran- tiduran dan bilang dengan lantang ke aldi. ‘ lo tahu apa
yang lo harus lakuin? Lo telpon Widya sekarang . Pake telpon gue ini. Tapi jangan tutup
kayak waktu itu. Lo bilang ke dia . lo bilang ke dia kalolo sayang sanma dia. Gimana?’
( halaman 9 sdan 10)
3) Sederhana : di jelaskan bahwa ketika masa SMP Dika berpenampilan sederhana seperti
pada saat ada acara prom dia hanya memakai jaket parasut, sandal dan celana sudah bapuk.
(pada halaman 13)
4) Mudah terpengaruh : ‘gue adalah orang yang mudah terpengaruh dngan apa pun yang gue
lihat, tonton dan baca’( halaman 17)
5) Mudah sewot : ‘ bukan itu masalahnya , yu ! ‘ gue sewot ( halaman 26 )
6) Optimis : ‘sejujurnya , gue ga peduli di katain begitu. Galileo dulu juga di cemooh. makanya,
setiap kali dicemooh gue selalu inget Galileo .’ ( halaman 26 dan 27)
7) Cerdas : ‘ pada saat dia memecahkan masalah yang di hadapi Dora .’( halaman 34)
8) Sok tahu : ‘iya ! seru gue, memasang tampang setuju, padahal kaga ngerti apa – apa.
( halaman 72)
9) Kurang hati – hati : yang di jelaskan pada halaman 77 pada saat Dika dan Ina kencan ,
mobilnya Dika menabrak trotoar.
Penggambaran tokoh Dika : gue bingung harus bilang apa, selama ini di SMP, kendala
gue untuk mendapatkan cewek adalah : gue jelek. Kalau gue harus memberikan foto gue
kepada Githa , ada kemungkinan Ghita tidak mau lagi sama gue.
b. Aldi :
1) Dongo : di jelaskan bahwa Aldi sangat dongo karena tidak bisa datang langsung ke depan
Widya dan bilang kalau dia datang langsung sama cewek itu. (halaman 3)
2) Pesimis : ‘ gue capek dik.’ Aldi menaruh tangannya di belakang kepala. ‘ gue capek kayak
gini terus. Gue pengin widya yahu apa yang gue rasain’ ( halaman 9)
3) Gigih: ‘ Aldi, agak kecil, gak pake kaca mata, kita sering papasan kok kalau lagi beli ayam
goreng di kantin.’( halaman 11 )
4) Terlalu percaya diri dan gengsi : tapi Aldi gak mau, karena menurut dia ceweknya jelek
dengan jidat yang terlalu menonjol. Impian Aldi : jadian sama cewek kayak Lindsay Lohan ,
kenyatannya : di taksir cewek ikan Lohan. ( halaman 14)

c. Wahyu :
1) Peduli : ‘ iya, gue pengin jadi orang yang memberantas kejahatan.’( halaman 20 )
d. Bayu :
1) Bodoh : ‘ hmmm. Masuk akal,’ tanggap bayu, yang cukup bodoh untuk berpikir seakan –
akan kasus ini benar – benar terjadi. ( halaman 23)
e. Christoper :
1) Baik : anakmnya sebenarnya baik , tetapi tak banyak orang yang berteman dengan dia.
( halaman 24)
2) Percaya diri : yang menjelaskan ketika dia ingin membuat kartu nama untuk grup
detektifnya .’ nyokap gue bakal ngurus semuannya.’ Kata christoper pede. (halaman 25)
f. Dora :
1) Cerdas :’ Dora cewek gempal, ketua OSIS. Pembawaanya cerdas, lantang, dan kalau
ngomong berapi- api.( halaman 27 )
2) Galak :’ gue pengen lo kasih tau gue , siapa yang sebenarnya menulis surat ini . gue mau
bikin perhitungan . gue mau labrak.ue t
3) Pemarah: “Kok gue merasa Dora terlalu berlebihan untuk marah-marah segitunya sama
mereka ya? Tanya gue ke Bayu. (Hal.38)
g. Clarissa :
1) Jujur ketika mengakui kesalahan :’ ketika sedang melabrak, Calarisa mengakui sebagai
otak dari semuanya, dan Elisabet hanya orang yang membantu menulis surat
tersebut.’( halaman 37)
2) licik : ‘ iya , kak ,’ kata clarissa . ‘ supaya kak dora merasa mario orangnya matre , soalnya
dia pengen silver queen . (hal. 39)
h. Edgar :
1) Penakut dan cerdas : dia takut saat di sunat dan cerdasnya pada saat memilih hari disunat
ketika sehari setelah libur sekolah dengan alasan penyembuhannya lebih lama.( halaman 45)
2) Percaya diri : ‘biar nanti kalo ada orang yang minta tanda tangan aku, biar aku langsung
kasih , Bang .’ kata Edgar polos
i. Mama Nasution :
1) Perhatian dan sewot :’ mendengar jawaban gue yang santai , nyokap sewot, ‘ kamu tuh ya ga
pernah peduli sama adik – adik kamu,’ kata nyokap tegas .’ kamu perhatiin dong adek kamu.’
( halaman 46)
j. Ara :
1) Peduli: menjelaskan bahwa Ara peduli dengan penampilan Dika saat kencan sama Ina.
(halaman 63)
k. Ina :
1) Gengsi : pada saat di sekolahan, seolah – olah Ina tidak mengenali Dika , bahkan Daika
merasa asing ketika bertemu dengan Ina. (halaman 81)
2) Suka mengejek :’ iya , tapi lo bisa a girl’s bestfriend ,’ dias mengambil napas sebentar. ‘
seperti selama ini gue menganggap lo.’ ( halaman 90)
l. Anto :
1) Tidak setia : pada saat Anto memegang tangannya Ina, pada saat itu Ina berharap dari
hubungan teman menjadi pacar, tetapi Anto sudah punya pacar. (di halaman 87)
m. Githa :
1) Cantik : githa ternyata cantik banget. Githa bearmbut panjang, kulitnya putih, hidungnya
mancung.

4. Setting:
Tempat
a. Sekolahan SMP :Di dalam kelas 2 SMP Tarakanita ini, gue bahkan belom membuka ayam
goreng yang gue beli di kantin.( halaman 18 )
b. Sekolahan SMA : di caturwulan pertama kelas 2 SMA, Gue jatuh cinta. Ina termasuk geng
populer, semua orang di SMA tahu siapa Ina.( halaman 59)
c. Rumah Dika : aldi menelepon di rumah gue, di sebuah malam minggu , ketika dia lagi
menginap.( halaman 8 )
d. Kantin : disaat jam pelajaran olahraga, Aldi akan berkutat di dekat – dekat kantin, siapa tahu
Widya kesana, izin di tengah jam pelajaran.(halaman 7)
e. Rumah aldi : padahal , di rumah, aldi sudah berlatih ngomong di depan kaca, mengatkan kata
– kata sok asik buat ngajak kenalan. ( halaman 2 )
f. Rumah ina : ina masuk ke dalam. Gue terdiam di depan pagar rumahnya, melihat punggung
badannya menghilang di balik pintu yang di tutup rapat.( halaman 79)
g. Kampus : gue (Dika) kuliah di Adelide University, dan dia (Ina) kuliah di Universitas
Indonesia ( halaman 82)
h. Ancol : dia terburu- buru , dan gue juga terjebak macet di dalam Ancol. ( halaman 152)
i. black cat : irama jazz di black cat hari itu juga membuat suasana malam menjadi cozy dan
nyaman. ( halaman 159 )
j. RS Pertamina : hari besar itu pun tiba, edgar akan di sunat di Rs Pertamina. ( halaman 51)
k. Kantor detektif : kantor kiata di belakang, di dekat ruangannya pak prayit ( halaman 28 )
l. Starbucks pondok indah mall 1 dan 2 : gue di Starbucks pondok indah mall 1 dan dia di
Starbucks pondok indah mall 2. ( halaman 146)
Waktu : Berhari-hari
a. Pagi: Saat di sekolah
b. Siang: Saat di sekolah, di rumah
c. Malam: Saat jalan-jalan dengan ina, mengantarkan Ina pulang,
Suasana :
1) Lebih menggambarkan suasana hati Dika yang kadang senang kadang juga miris.
2) Tegang: Ketika Edgar disunat di RS Pertamina

5. Sudut pandang
1. Orang pertama pelaku utama : gue adalah orang yang sangat mudah terpengaruh dengan
apapun yang gue lihat, tonton, dan baca.( halaman 17 )
2. Kucing juga berperan sebagai tokoh utama pelaku utama.
Hal. 168

6. Gaya Bahasa:
Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari dan mudah dipahami pembaca karena
sebagian besar pembacanya adalah remaja. Isi bukunya juga sesuai dengan kehidupan remaja
masa kini.
7. Amanat:
a. Kita jangan terlalu terpekur, tertegun dan merenungi nasib hingga depresi.
b. Pentingnya kekompakan dan curahan kasih sayang sebuah keluarga.
c. Kita harus bisa memanusiakan ciptaan Tuhan yang lain.

Unsur ekstrinsik
1 Nilai sosial :
Dalam grup detektif menceritakan mengenai tim yang suka membantu teman ataupun orang
lain yang sedang mengalami masalah.
2 Nilai budaya : tradisi yang ada di keluarga Indira tidak pernah merayakan acara ulang tahun.
3 Nilai kemanusiaan : kucing peliharaannya dika diimajinasikan seperti manusia.

Anda mungkin juga menyukai