Anda di halaman 1dari 7

TUGAS BAHASA INDONESIA

ANALISIS & RESENSI NOVEL

Oleh :
Lisa Atria Ariyani (17)

KELAS : XI IA 10

TAHUN AJARAN 2011 / 2012

SMA 2 SEMARANG
Hasil Analisis Novel

Oleh Lisa Atria A, kelas XI IA 10, no. 17

I. Identitas Novel
a. Judul : Fatamorgana di Segitiga Emas
b. Pengarang : Suryatini N. Ganie
c. Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
d. Tebal : 104 halaman

II. Ringkasan Cerita

Neneng adalah gadis yang berasal dari desa, tepatnya dari


Ampegan. Dia pergi ke kota karena tidak ingin dinikahkan dengan teman
bapaknya yang sudah mempunyai istri tetapi Neneng tidak mau ia hanya
mencintai Warno, pacarnya. Orang tuanya tidak merestui hubungannya
dengan Warno karena dia belum mapan. Lalu di Jakarta gadis polos ini
bertemu dengan bu Zahriah. Wanita yang bekerja di sebuah
perusahaan di jakarta ini lalu menawarkan Neneng untuk bekerja
sebagai sekretaris bu Wiranti, seorang bos di bagian pemasaran.
Akhirnya Neneng diterima bekerja di Nawawi Enterprises. Dengan rasa
bahagia Neneng segera mengabarkan kabar gembira tersebut kepada
Warno tetapi tidak seperti yang ia harapkan Warno sedih tidak lulus
ujian dan mereka belum bisa menikah.

Saat bu Wiranti mendapat undangan ke Firenze untuk


mengunjungi pameran industri perhiasan ia menawarkannya untuk
Neneng karena pada waktu yang sama bu Wiranti sudah mempunyai
acara. Ini adalah pertama kalinya Neneng pergi ke luar negeri. Saat
Neneng pergi ke toko pecah belah ia bertemu dengan Ulrich Von
Hagendorf, ia adalah pemilik toko itu. Dengan cepat mereka langsung
akrab. Ulrich sangat mencintai Neneng bahkan ia memberikan seluruh
outlet pecah belah kepada Neneng sebelum ia meninggal karena Ulrich
tidak mempunyai sanak saudara.

Setelah lama tinggal di Prancis, akhirnya Neneng pulang. Ia


sudah rindu dengan keluarganya di Ampegan. Ia juga ingin kembali dan
berguna bagi orang-orang di sekelilingnya. Setelah sampai di kampung
halamannya ia bertemu ibunya dan adiknya Ratna. Awalnya mereka
tidak percaya kalau dia adalah Neneng karena mereka mengira Neneng
sudah meninggal. Akhirnya mereka percaya saat Neneng
memperlihatkan fotonya bersama ayah, ibu, dan adiknya itu.

III. Analisis
a. Tema : Emansipasi Wanita
b. Jenis alur : alur mundur
c. Tokoh utama dan wataknya : Neneng, wataknya baik hati, mandiri,
rajin, dan setia
d. Sudut pandang : orang ketiga serba tahu
e. Setting tempat : di kamar kontrakan, di rumah Neneng, di Firenze,
di Prancis
f. Amanat : jangan meremehkan wanita, wanita tidak selalu lemah.
Wanita pria sama saja jangan hanya dilihat dari gendernya tetapi
lihatlah dari sikap individu masing-masing
Tak ada yang yang tak mungkin dalam hidup ini, asalkan mau
berusaha, wanita sekalipun dapat meraih kesuksesan dalam hidup.

g. Nilai sosial yang diungkapkan : Neneng mempunyai jiwa sosial yang


tinggi walaupun dia telah sukses dia masih memikirkan orang-orang
di sekelilingnya. Ia ingin berguna bagi mereka.

IV. Komentar

Novel ini mempunyai cerita yang menarik. Tema yang diangkat dalam
novel ini dapat menjadi motivasi dan menginspirasi kita khususnya bagi
kaum wanita. Cerita ini juga diangkat dari kutipan surat-surat RA
Kartini dengan beberapa rekannya jadi tampak keunikan dalam isi
ceritanya yaitu perbedaan antara wanita jaman dulu dan sekarang.
Cerita novel ini juga sangat penting untuk masyarakat jaman sekarang
ini yang cenderung kurang gigih. Amanat atau pesan moral yang
disampaikan di dalam novel ini sangat banyak dan bersifat mendidik.
Selain itu, gaya bahasa yang sederhana namun memukau ini juga
menjadi nilai lebih novel karangan Suryatini N. Ganie ini.
KISAH SERU TENTANG WANITA TANGGUH
DALAM MERAIH KESUKSESAN

Judul : Fatamorgana di Segitiga Emas

Penulis : Suryatini N. Ganie

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : I, Mei 2011

Tebal : 104 halaman

Suryatini N. Ganie kembali menerbitkan karya barunya. Kali ini


dengan judul Fatamorgana di Segitiga Emas. Novel ini mengisahkan
tentang Neneng, tokoh utama. Ia adalah gadis desa yang sederhana.
Kisahnya dimulai saat dia memutuskan untuk pergi ke Jakarta karena tidak
mau dinikahkan dengan teman bapaknya yang sudah mempunyai istri.
Neneng tidak mau karena dia hanya mencintai Warno, pacarnya. Lalu di
Jakarta gadis polos ini bertemu dengan bu Zahriah. Wanita yang bekerja
di sebuah perusahaan di jakarta ini menawarkan Neneng untuk bekerja
sebagai sekretaris bu Wiranti, seorang bos di bagian pemasaran. Akhirnya
Neneng diterima di perusahaan yang bernama Nawawi Enterprises. Dengan
rasa bahagia Neneng segera mengabarkan kabar gembira tersebut kepada
Warno tetapi tidak seperti yang ia harapkan Warno sedih karena tidak
lulus ujian dan itu artinya mereka belum bisa menikah.

Saat bu Wiranti mendapat undangan ke Firenze untuk mengunjungi


pameran industri perhiasan ia menawarkannya untuk Neneng karena pada
waktu yang sama bu Wiranti sudah mempunyai acara. Ini adalah pertama
kalinya Neneng pergi ke luar negeri.
Disana Neneng bertemu dengan kliennya, bu Melati. Ia meminta
Neneng untuk menemaninya berkunjung di sebuah toko pecah belah karena
Neneng sangat menyukai barang-barang pecah belah. Saat bu Melati dan
Neneng sedang mencari piring ia bertemu dengan pemilik toko itu yang
bernama Ulrich Von Hagendorf. Lelaki itu lalu mengajak minum teh dan
membicarakan tentang Indonesia. Mereka cepat akrab.

Setelah minum teh Neneng dan bu Melati langsung menuju ke


Konsulat Indonesia. Mereka akan membicarakan tentang bisnis. Bu Melati
sangat puas dengan hasil pertemuannya dengan Peter. Menurutnya, Peter
adalah orang yang sangat ia perlukan. Bu Melati juga mengangkat Neneng
untuk menjadi wakilnya. Ia dijanjikan akan terkenal di bisnis perhotelan
dunia. Sekarang Neneng menjabat sebagai Vice President PT Barimantan
Tbk Gastronomic Consultant International Hotels & Restaurants.

Setelah lama tinggal di Prancis, akhirnya Neneng pulang. Ia sudah


rindu dengan keluarganya di Ampegan. Ia juga ingin kembali menetap di
Indonesia dan berguna bagi orang-orang di sekelilingnya. Gadis sukses ini
berencana untuk membuat pabrik santan instan yang mutunya seperti
santan parutan kelapa Prancis. Setelah sampai di kampung halamannya ia
bertemu ibu dan adiknya, Ratna. Disana Neneng juga bertemu dengan
Warno yang sudah menjadi suami Ratih. Awalnya mereka tidak percaya
kalau dia adalah Neneng karena mereka mengira Neneng sudah meninggal.
Akhirnya mereka percaya saat Neneng memperlihatkan fotonya bersama
ayah, ibu, dan adiknya itu.

Novel ini hampir sama dengan karya sebelumnya, yaitu Minum Teh
Bersama Kartini yang menceritakan tentang kisah wanita yang terinspirasi
dengan sosok R.A. Kartini. Novel Fatamorgana di Segitiga Emas adalah
novel yang berdasarkan inspirasi dari kutipan-kutipan surat R.A. Kartini
kepada beberapa rekannya. Sebuah novel tentang kekuatan perempuan
mencari jalan hidup dan meraih apa yang dicita-citakan. Banyak sekali
pesan moral atau amanat yang terkandung dalam novel ini. Dilihat dari
sudut pandang sastra, bahasa yang digunakan sudah baik.

Kekurangan novel ini adalah singkatnya cerita yang hanya berakhir


di halaman ke 104. Akan lebih bagus lagi apabila ceritanya lebih panjang
lagi. Terlepas dari kekurangan yang ada, cerita novel ini tetap menarik.
Novel ini teramat sayang kita lewatkan begitu saja. Novel karangan
Suryatini N. Ganie ini patut dibaca oleh masyarakat Indonesia khususnya
para perempuan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai