STEP 1 :
STEP 2 :
STEP 3 :
7. Mengapa di dapatkan vital sign yang seperti itu dan hubungannya dengan keluhan
pasien?
- Tekanan darah tinggi karena adanya hipertensi.
- Frekuensi nadi irreguler karena antara atrium dan ventrikel memompa tidak
seirama karena adanya kelainan di atrium.
8. Bagaimana cara menghitung stratifikasi risiko stroke dan tromboemboli?
9. Penegakkan diagnosis (anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
diagnosis, DD)
- Pemeriksaan penunjang :
o Uji TSH (memastikan tekanan hipertiroidisme)
o Hematokrit (anemia)
o EKG (hipertrofi ventrikel kiri)
o Foto thoraks ( mengetahui keadaan jantung)
o Uji latih (iskemik/tidak)
- DD :
o Fibrilasi Atrial : hampir tidak ditemukan gelombang P dilihat dari
kompleks QRS yang irreguler. Dokter menghitung stratifiksai resiko stroke
adalah salah satu ciri khas dari fibrilasi atrial.
o Atrial Takikardi : tidak ditemukan gelombang P yang mana gel. P adalah
hasil depolarisasi dari atrium.
10. Epidemiologi
11. Prognosis
12. Penatalaksanaan dari skenario
13. Klasifikasi Disritmia :
- Aritimia nodus sinus :
o Bradicardi sinus
o Takikardi sinus.
- Aritmia atrium :
o Atrial takikardi
o Fibirilasi Atrial
o Fluter Atrial
o Prematur atrium contraction
- Aritmia Ventrikel :
STEP 4 : ATRIUM
PAROKSISME
DISRITME/ARITMIA VENTRIKEL
PERSISTEN
KRONIK SINUS
PENATALAKSANAAN
Kardioversi, - Anamnesis - PF
farmakologi,
- PP : EKG, Foto Thoraks,
pencegahan
Dll
tromboemboli
FAKTOR RESIKO
KOMPLIKASI mempengaruhi