http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/705/1/08E00124.pdf
9. Etiologi?
11. Komplikasi?
Komplikasi akibat adanya aterosklerosis yang menjadikan iskemia
dan infark miokard yaitu (Silvia, Loraine, 2006a) :
Gagal jantung kongestif
Syok kardiogenik
Disfungsi m. papilaris
Defek septum ventrikel
Ruptur jantung
Aneurisme ventrikel
Tromboembolisme
Perikarditis
Sindrom dressler
Disritmia
12. Penatalaksanaan ?
Penatalaksanaan
Pencegahan primer
Harus dilakukan tindakan pencegahan untuk menghilangkan ataumengendalikan
faktor- faktor risiko pada setiap individu. Lemahnya perhatian terhadap faktor
risiko dan penyakit, terbatasnya sarana pengobatan dan perawatan, dan
tingginya biaya pengobatan merupakan hambatan yang mempengaruhi
keberhasilan dalam pengendalian faktor risiko dan PJK. Beberapa stategi untuk
menurunkan faktor risiko (Raharjoe, 2011) :
Membatasi akses produksi tembakau dengan meningkatkan pajak dan
menegaskan larangan merokok.
Mengurangi penggunaan garam dalam makanan baik secara
individu maupun di tempat makan atau restoran.
Mengurangi konsumsi gula dan lemak
Meningkatkan aktivitas olahraga
Pemberian asuransi kesehatan kerja yang melayani pemeriksaan tekanan
darah, glukosa darah, dan lipid.
Pengobatan Farmakologik
* Aspirin dosis rendah
Dari berbagai studi telah jelas terbukti bahwa aspirin masih merupakan
obat utama untuk pencegahan trombosis. Meta-analisis menunjukkan, bahwa
dosis 75-150 mg sama efektivitasnya dibandingkan dengan dosis yang lebih
besar. Karena itu aspirin disarankan diberi pada semua pasien PJK kecuali
bila ditemui kontraindikasi. Selain itu aspirin juga disarankan diberi jangka
lama namun perlu diperhatikan efek samping iritasi gastrointestinal dan
perdarahan, dan alergi. Cardioaspirin memberikan efek samping yang lebih
minimal dibandingkan aspirin lainnya.
* ACE-Inhibitor/ARB
Peranan ACE-I sebagai kardioproteksi untuk prevensi sekunder pada pasien
dengan PJK telah dibuktikan dari berbagai studi a.l., HOPE study, EUROPA
studydll. Bila intoleransi terhadap ACE-I dapat diganti dengan ARB.
* Penyekat β
juga merupakan obat standar. Penyekat βmenghambat efek katekolamin pada
sirkulasi dan reseptor β-1 yang dapat menyebabkan penurunan konsumsi
oksigen miokard. Pemberian penyekat βdilakukan dengan target denyut
jantung 50-60 per menit. Kontraindikasi terpenting pemberian penyekat
βadalah riwayat asma bronkial, serta disfungsi bilik kiri akut.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/705/1/08E00124.pdf
13. Epidemiologi?
Epidemiologi
Menurut Raharjoe (2011) penyakit kardiovaskular adalah penyebab
mortalitas tertinggi di dunia dimana, dilaporkan sebanyak 30% dari
mortalitas global. Pada tahun 2010, penyakit kardiovaskular kira –kira
telah membunuh 18 juta orang, 80% terdapat di Negara berkembang,
seperti Indonesia. Penyakit kardiovaskular yang paling sering salah
satunya adalah PJK. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun
1992persentase penderita PJK di Indonesia adalah 16,5%, dan pada tahun
2000 melonjak menjadi 26,4% (Suyono, 2010). Berdasarkan Suyono
(2010) dan Raharjoe (2011) dapat disimpulkan bahwa akan terjadi
peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1kedokteran/207311154/B
ab%202.pdf
14. Prognosis?