Anda di halaman 1dari 7

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS SEMARANG

Mata Kuliah : Manajemen Keuangan

Hari/tgl : Juli 2021

Sifat : open book

NAMA : FITRIANA NUNING SETYARINI

NIM : B. 312.42. 042

SOAL A

1. Jelaskan pengertian portofolio investasi!


 Yaitu, sekumpulan investasi yang dimiliki oleh suatu institusi ataupun
perorangan. Bentuknya bisa bermacam-macam, seperti obligasi, reksa dana,
properti, saham, dan instrumen investasi lainnya.
 Tujuannya investor membentuk portofolio dalam investasinya yaitu:
a. Berusaha untuk memberikan keuntungan yang maksimum sesuai dengan yang
diharapkan atau adanya expected return.
b. Menciptakan risiko yang minimum.
c. Menciptakan continuitydalam bisnis.
d. Meminimumkan risiko investasi melalui diversifikasi
 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas dalam membentuk portofolio
investasi adalah Tingkat suku bunga, kemajuan teknologi, prospek ekonomi di
masa dating, kestabilan perekonomian negara, tingkat pendapatan nasional dan
tingkat inflasi.

2. Jelaskan keterkaitan antara preferensi investor terhadap risiko dengan


keputusan investasinya.
Untuk mengantisipasi resiko dalam investasi, seorang investor harus memiliki pilihan
dan juga kecenderungan dalam memutuskan langkah atas segala keputusan
investasinya. Ada orang-orang yang cenderung berani mengambil risiko tinggi.
Orang- orang yang termasuk ke dalam risk-seeking investor biasanya akan memilih
produk investasi yang memiliki risiko tinggi namun juga menjanjikan keuntungan
yang seimbang. Ada juga investor yang berada pada tingkat pertengahan alias netral.
Mereka
juga dikenal dengan sebutan investor moderat. Investor moderat ini biasanya juga bisa
menerima kerugian atau kegagalan dalam investasi, tapi tidak ingin mengambil risiko
yang lebih tinggi. Investor pemula biasanya masuk ke dalam risk-averse investor.
Mereka cenderung lebih suka bermain aman dengan membeli instrumen yang
risikonya rendah. Bagi mereka yang terpenting investasi pokok mereka tidak habis
karena penurunan harga, maka itu sudah cukup.
3. Jelaskan secara lengkap konsep portofolio efisien dan portofolio yang optimal,
berikan contohnya.
 Portofolio Efisien Portofolio efisien yaitu portofolio dengan return tertinggi pada
risiko tertentu, atau portofolio dengan risiko terendah pada return tertentu. Investor
perlu mempertimbangkan dan menentukan sekuritas apa saja yang membentuk
portofolio dan dapat mencapai efisiensi maksimal.
Indikator portofolio efisien adalah:
a. Mampu memberikan expected return terbesar dengan risiko yang sama,
b. Mampu memberi risiko terkecil dengan expected return yang sama.

Penentuan portofolio yang efisien dilakukan dengan cara memilih tingkat


expected return tertentu dan meminimumkan risiko nya, atau menentukan
tingkat risiko tertentu dan kemudian memaksimumkan expected returnnya.
Portofolio Optimal Portofolio efisien merupakan portofolio yang baik, tetapi
bukan yang terbaik. Portofolio yang terbaik adalah portofolio yang optimal.
Portofolio efisien hanya mempunyai satu dari faktor terbaik, yaitu faktor
expected return atau faktor risikonya.

Mengenai perilaku investor dalam pembuatan keputusan investasi


diasumsikan bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse). –
Misalnya jika ada investasi A (return 15%, risiko 7%) dan investasi B (return
15%, risiko 5%), maka investor yang risk averse akan cenderung memilih
investasi B. 3/40

 Sementara, portofolio yang optimal adalah portofolio yang memiliki kombinasi


expected return dan risiko yang terbaik. Pembentukan portofolio optimal dapat
dilakukan dengan dua metode:
a. Pendekatan Markowitz
b. Pendekatan Single Index Model (Model Indeks Tunggal)
Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih investor dari sekian banyak
pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien. Portofolio yang dipilih investor
adalah portofolio yang sesuai dengan preferensi investor bersangkutan terhadap
return maupun terhadap risiko yang bersedia ditanggungnya.

4. Jelaskan secara komprehensive pemahaman anda mengenai konsep struktur


modal yang optimal dan berikan contohnya!
Struktur modal yang optimal merupakan struktur modal yang mengoptimalkan
keseimbangan antara risiko dan pengembalian maksimum harga saham. Didalam
penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu adanya pertimbangan segala macam
variabel yang memengaruhinya.
Struktur modal sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena disebabkan baik
buruknya struktur modal akan memiliki efek langsung terhadap kondisi atau posisi
finansial suatu perusahaan, terutama dengan adanya utang yang sangat besar yang
akan memberikan beban kepada perusahaan.
Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar, yg mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber
dana perusahaan dari internal berasal dari laba ditahan dan depresiasi. Dana yang
diperoleh dari sumber eksternal adalah dana yang berasal dari para kreditur dan
pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan
modal sendiri.
Contoh Struktur Modal
Setiap perusahaan pada tahap awal berdiri pasti memerlukan modal untuk
penetapan struktur modalnya, dan pada saat akan memperluas usaha atau
menggabungkan usahanya besar kemungkinannya akan melakukan perubahan struktur
modal yang disebabkan adanya perubahan modal atau tambahan modal.
Dua hal yang harus dilakukan perusahaan ; Pertama, menentukan besarnya
Kebutuhan modal kuantitatif dan Kedua, menentukan sumber modal kualitatif/jenis
modal yang akan ditarik. Proses pertama dikatakan sebagal proses Kapitalisasi,
sedangkan yang kedua dikatakan sebagai proses penentuan Struktur Modal. Untuk
menentukan Struktur Modal perusahaan dihadapkan pada berbagai variabei yang
mempengaruhinya.
Terdapat 10 variabel yang mungkin akan berpengaruh yaitu ;
 Tingkat bunga,
 Stabilitas penjualan,
 Tingkat pertumbuhan penjualan,
 Susunan Aktiva,
 Kadar risiko dari aktiva,
 Kebutuhan modal,
 Struktur saingan,
 Keadaan pasar modal,
 Sikap manajemen, dan
 Sikap pemberi pinjaman.
Bagi perusahaan susunan struktur modal terbaik dikatakan sebagal Struktur
Modal Optimum. Struktur modal optimum menurut pendekatan konservatif adalah
struktur modal yang menggunakan modal pinjaman maksimum 50% dari total modal.
Sedangkan menurut pendekatan biaya modal struktur modal optimum adalah struktur
modal yang dapat meminimumkan rata-rata biaya modal perusahaan.
Metoda biaya modal ini dapat dianalisis dengan berbagai pendekatan, dan
pendekatan yang dipilih pada persoalan ini adalah Pendekatan Tradisional yang
menyatakan bahwa struktur modal optimum akan terjadi pada kondisi rata-rata biaya
modal minimum dan nilai perusahaan maksimum

5. Ada banyak teori berkaitan dengan kebijakan deviden, jelaskan secara lengkap
teori deviden yang anda pahami dan berikan contoh implementasinya.
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit
saham tersebut atas keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Dalam hal ini deviden ialah keuntungan perusahaan dimana perusahaan itu kemudian
yang memutuskan untuk membagikannya kepada para pemilik saham.
Sebagai contoh, misalkan sebuah produsen pakaian menyimpan daftar pengeluaran
modal yang diperlukan di tahun-tahun mendatang. Pada bulan ini, perusahaan
membutuhkan Rp 1.500.000.000 untuk upgrade mesin produksi dan membeli
peralatan baru. Dan perusahaan menghasilkan Rp 2.500.000.000 dalam pendapatan
untuk bulan itu dan menghabiskan Rp 1.500.000.000 untuk belanja modal.
Penghasilan yang tersisa sebesar Rp 1.000.000.000 dibayarkan sebagai dividen
residual kepada pemegang saham, yaitu Rp 400.000.000 lebih sedikit dari yang
dibayarkan
sebelumnya yakni Rp 1.400.000.000 yakni masing-masing dalam waktu tiga bulan
terakhir.

 Jadi pembayaran dividen sekarang Rp.1.000.0000.0000.

 Sedangkan dividen sebelumnya adalah Rp 1.400.000.000.


6. Dalam penilaian asset yang berupa saham dikenal pendekatan price earning ratio
dan pendekatan devident discount model, jelaskan secara lengkap kedua
pendekatan tersebut dan berikan contohnya!
Rasio harga-pendapatan merupakan perbandingan earning per share (EPS)
dengan market price per share terhadap pertumbuhan penghasilan. Dengan
mengupayakan peningkatan rasio, diharapkan penghasilannya juga ikut naik. Ada dua
faktor yang memengaruhi kenaikan maupun penurunan PER, yakni dividen payout
rate dan pertumbuhan laba.
Seiring peningkatan laba, nilai rasio harga-pendapatan pun semakin tinggi.
Sebagai contoh perhitungan, asumsikan PT ABC dan XYZ yang bergerak di sektor
sejenis memiliki harga saham per lembar dan EPS berbeda. PT ABC mempunyai
closing price Rp60.000, sedangkan PT XYZ Rp2.200. Kemudian, rasio EPS PT ABC
selama 12 bulan adalah Rp4.000. Sebaliknya, rasio EPS PT XYZ adalah Rp100.
Mengacu pada data di atas, berarti perhitungan PER PT ABC dan XYZ
sebagai berikut. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai PER perusahaan ABC lebih
rendah daripada PT XYZ. Dividend Discount Model atau DDM adalah metode untuk
menentukan harga wajar saham dengan cara mendiskontokan nilai dari taksiran
dividen. Menurut teori dari Damodaran (2002), juga menyebutkan bahwa Dividend
Discount Model (DDM) dapat digunakan untuk menghitung harga wajar saham atau
valuasi saham.
7. Analisis teknikal dan analisis fundamental adalah dua analisis yang populer
digunakan pada keputusan investasi sekuritas/financial asset (saham dan
obligasi) berikan argumentasi dan ilustrasi bagaimana proses kedua bentuk
analisis tersebut diimplementasikan dalam praktik.
Secara umum, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui tentang dasar-
dasar ekonomi, neraca, laporan laba rugi, dan sebagainya. Di sisi lain, analisis
teknikal berkaitan dengan mempelajari kinerja sejarah pergerakan harga dengan
mengukurnya kepada pergerakan harga di masa depan. Pada dasarnya, analisis
fundamental lebih
menekankan analisis secara umum terhadap kinerja suatu perusahaan. Hal tersebut
menjadi salah satu pembeda utama antara analisis fundamental dan teknikal.
Analisis teknikal lebih mengedepankan analisis terhadap sejarah perkembangan
harga. Hal ini menjadi pembeda utama antara analisis teknikal dan fundamental.
Mudahnya, analisis teknikal lebih memperhatikan pola kenaikan/penurunan harga dari
suatu perusahaan dibandingkan kondisi ekonomi secara makro. Ini pula yang
menyebabkan investor yang memilih menggunakan analisis teknikal berfokus pada
perkembangan investasi secara jangka pendek.

SOAL B

8. Proyek A (Setelah Pajak)


Tahun 1 =
7.000.000 = (15 % x 7. 000.000)
7.000.000 – 1.050.000 = 5.950.000
Tahun 2 = 5.950.000
Tahun 3 = 5.950.000
Tahun 4 = 5.950.000
Tahun 5 = 8.000.000 – (15% x 8.000.000)
= 8.000.000 – 1. 200. 000
= 6.800.000
Tahun 6 = 6.800.000
Proyek B (Setelah Pajak)
Tahun 1 = 6.800.000
Tahun 2 = 6.800.000
Tahun 3 = 5.000.000 – (15% x 5.000.000)
= 5.000.000 – 750.000
= 4.250.000
Tahun 4 = 4.250.000
Tahun 5 = 4.250.000

10. A. Diketahui=
Bunga tahunan = 15, 5%
Laba obligasi = Rp. 500 juta
Ditanya = Current Yield?
Jawab = Current Yield = Bunga Tahunan
Laba Obligasi

= 15,5%
500 juta
= 31,5%
B. Diketahui =
C = 1.010 ribu
N = 5 Tahun
R = Rp. 500 juta
P = 60 juta
Ditanya = Yield To Maturnity (YTM)?
Jawab = YTM = (C+((P-R)/N))
(P+R)/N

= (1.010 ribu+((500 ju a-60 juta/5))

(500 juta+60 Juta/2)

= 89.010.000
280.000.000
= 31, 7%

Anda mungkin juga menyukai