Anda di halaman 1dari 8

Analisis Investasi & Portofolio

“Manajemen Portofolio Dan Penilaian Kinerja Portofolio”

Disusun Oleh:

Nila Adaniyah {1510209834}


Eke Maulana Permatasari {1510209990}
Finandri Tri Ilmi {1510209991}
Rifky Akbar {1510210257}

DOSEN PENGAMPU :
Andi Wibowo, S.E., M.B.A., Ak.

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)


SURABAYA
TAHUN AJARAN 2017/2018
14.1 Berbagai Tipe Perusahaan Pengelola Dana

Jasa Keuangan merupakan istilah yang sering digunakan untuk menunjukan


jenis jasa yang diberikan atau disediakan oleh industri lembaga keuangan. Industri
lembaga keuangan yang dimaksud misalnya Bank, perusahaan asuransi, sekuritas,
perusahaan pembiayaan konsumen, dan perusahaan kartu kredit. Berikut ini adalah
beberapa penjelasan terkait dengan lembaga atau perusahaan yang bekerja dalam
bidang jasa keuangan.

 Perusahaan Penjaminan Kredit


Perusahaan penjaminan kredit merupakan salah satu badan hukum yang
bekerja pada bidang keuangan dimana kegiatan pokok dari perusahaan ini adalah
memberikan pinjaman kredit kepada nasabah. Perusahaan penjaminan kredit
bertujuan untuk membantu Usaha Kecil, Usaha Menengah, Usaha Mikro untuk
mengakses dana dari lembaga keuangan lain, misalnya perbankan.
 Perusahaan Penjaminan Infrastruktur
Perusahaan penjaminan infrastruktur merupakan salah satu bentuk perusahaan
persero. Tujuan dari pendirian perusahaan ini adalah untuk memberi jaminan
kepada proyek-proyek yang bekerjasama dengan pemerintah namun badan usaha
ini bergerak hanya di bidang infrastruktur yang dilakukan dengan cara
menyediakan penjaminan infrastruktur.
 Lembaga Penyediaan Ekspor Indonesia
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 Tentang lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau
(LPEI) dibentuk demi membantu dan mendukung kebijakan yang dilakukan oleh
pemerintah dalam mendorong ekspor barang-barang asli dalam negeri menuju
Negara-negara tertentu.
 Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan
Fungsi atau tugas dari pendirian perusahaan ini adalah untuk menyediakan
berbagai macam pembiayaan perumahan. Tujuan dari pembiayaan perumahan
antara lain untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan perumahan agar dapat
dijangkau oleh masyarakat di berbagai kalangan. Di Indonesia hanya ada satu
Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan, nama perusahaan tersebut adalah
PT Sarana Multigriya Finansial atau sering disingkat dengan PT. SMF (persero).
 Perusahaan Pegadaian
Pemerintah memiliki program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
kelas menengah ke bawah. Untuk meningkatkan dan mendukung program
pemerintah tersebut, perusahaan pegadaian didirikan untuk memberi kemudahan
bagi usaha skala mikro, kecil dan menengah dalam mencari pinjaman modal
dengan bunga pinjaman yang tergolong kecil. Pemberian pinjaman memiliki dasar
hukum gadai dan fidusia.
 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Lembaga jasa keuangan ini sering disebut dengan BPJS yang didirikan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial. Perusahaan ini memberikan jaminan dalam
berbagai bentuk, yaitu jaminan kematian, jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan
kerja, jaminan pensiun, dan jaminan hari tua. Jenis jaminan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang menggunakan BPJS.
 Lembaga Keuangan Mikro
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) didirikan tidak hanya untuk mendapat
keuntungan semata. Lembaga jasa keuangan ini bergerak khusus dalam bidang
pemberian jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Caranya adalah dengan memberi pinjaman dan pembiayaan secara langsung untuk
usaha yang berskala mikro baik kepada anggotanya atau kepada masyarakat.
Perusahaan ini juga melakukan pengelolaan uang simpanan masyarakat atau
kelompok dan bersedia memberi konsultasi dalam pengembangan usaha yang
dilakukan oleh kelompok masyarakat maupun individu.

Anda dapat memilih perusahaan pengelola dana sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan anda. Baik untuk perorangan maupun untuk kelompok demi kelancaran
usaha-usaha yang anda miliki. Masing-masing lembaga perusahaan juga memiliki
tingkatan masing-masing, mulai dari yang tersedia untuk kalangan bawah hingga
untuk kalangan atas dengan nominal yang sangat bervariasi. Jasa keuangan
merupakan industri yang memiliki pendapatan paling besar di dunia, yaitu mencapai
20%. Dengan begitu banyak keuntungan yang didapat, tak heran jika di Indonesia
semakin banyak perusahaan jasa keuangan yang lahir.
14.2 Proses Investasi Portofolio
Proses investasi menunjukkan bagaimana seharusnya seorang investor membuat
keputusan investasi pada efek-efek yang bisa dipasarkan , dan kapan dilakukan. Untuk
itu diperlukan tahapan sebagai berikut.
a. Menentukan tujuan investasi
Ada tiga hal yang perlu dikembangkan dalam tahap ini, yaitu:
1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return)
2. Tingkat risiko (rate of risk)
3. Ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan.
Apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan penghasilan
yang maksimal dengan risiko tertentu. Umumnya hubungan antara risk dan return
bersifat linier, artinya semakin besar rate of risk , maka semakin besar pula
expected rate of return.
b. Melakukan analisis
Investor melakukan analisis terhadap suatu efek atau sekelompok efek.
Salah satu tujuan penilaian ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah
harga (mispriced), apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu
ada dua pendekatan yang dapat dipergunakan, yaitu:
1. Pendekatan fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi-informasi yang diterbitkan oleh
emiten maupun oleh administratur bursa efek.
2. Pendekatan teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa lalu
sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa mendatang.

Dengan kata lain analisis ini para analis memperkirakan pergeseran


supply dan demand dalam jangka pendek, serta mereka berusaha untuk cenderung
mengabaikan risiko dan pertumbuhan earning dalam menentukan barometer dari
supply dan demand.

c. Melakukan pembentukan portofolio


Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek-efek mana yang akan
dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing
efek tersebut. Efek yang dipilih dalam pembentukan portofolio adalah efek-efek
yang mempunyai koefesien korelasi negatif (mempunyai hubungan berlawanan).
Hal ini dilakukan untuk memperkecil risiko.
d. Melakukan evaluasi kinerja portofolio

Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah
dibentuk, baik terhadap tingkat keuntungan yang diharapkan maupun terhadap
risiko yang ditanggung. Sebagai tolok ukur digunakan dua cara yaitu:

1. Measurement asset adalah penilaian kerja portofolio atas dasar aset yang
telah ditanamkan dalam portofolio tersebut, misalnya dengan menggunakan
rate of return.
2. Comparison adalah penilaian atas dasar pembandingan atas dasar dua set
portofolio yang memiliki risiko yang sama.
e. Melakukan revisi kinerja portofolio

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio.
Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya akan dilakukan revisi/perubahan terhadap
efek-efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa komposisi
portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan investasi, misalnya
rate of return-nya lebih rendah dari yang diisyaratkan. Revisi tersebut bisa
dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio yang ada,
kemudian dibentuk portofolio yang baru. Atau dilakukan secara terbatas, yaitu
dilakukan perubahan atas proporsi/komposisi dana yang dialokasikan dalam
masing-masing efek yang membentuk portofolio tersebut.

14.3 Penilaian Kinerja Portofolio


 Penilaian Kinerja Portofolio

Dalam melakukan penilaian kinerja portofolio kita perlu menggunakan


variabel-variabel yang relevan. Variabel-variabel tersebut tidak lain adalah tingkat
keuntungan dan resiko.

a. Tingkat keuntungan
Tingkat keuntungan yang diperoleh dari pemilik suatu portofolio
dipengaruhi oleh dua sumber ,yaitu:
1. Kemungkinan adanya perubahan harga sekuritas-sekuritas yang
membentuk portofolio tersebut
2. Pembayaran deviden (atau juga bunga kalau dalam portofolio tersebut
terdapat obligasi).
b. Risiko
Pengukur risiko yang relevan bagi pemodal mungkin dinyatakan dalam
bentuk deviasi standar tingkat keuntungan portofolio (disebut sebagai risiko
total), atau beta portofolio (disebut risiko sistematis).
Deviasi standar tingkat keuntungan portofolio relevan untuk investor
yang menanamkan dananya hanya atau sebagai besar pada portofolio tersebut,
sedangkan pemodal yang memiliki berbagai atau menanamkan dananya pada
berbagai mutualfunds ,dengan kata lain melakukan derivikasi pada berbagai
portofolio, beta lebih tepat dipakai sebagi ukuran resiko.

 Teknik Penilaian Kinerja Portofolio


Dua cara yang bisa dilakukan dalam penilaian kinerja portofolio adalah:
1. Melakukan perbandingan langsung
Salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya
diwakili oleh mutual funds) adalah dengan membandingkan dengan portofolio
lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama.
Perbandingan dilakukan atas dasar rata-rata varianceyang kurang lebih
sama, dan dikelompokan sebagai risiko rendah, sedang dan tinggi.
Perhatikan bahwa rata-rata variance dalam kelompok risiko yang sama,
antara mutual funds dan portofolio yang dipilih secara acak dan dihitung
dengan bobot yang sama (equally weighted), kurang lebih juga sama tetapi
kalau kita perhatikan dua kolom yang terakhir ,ternyata rata-rata tingkat
keuntungan dari mutual funds selalu lebih rendah apabila dibandingkan dengan
tingkat keuntungan portofolio-portofolio yang dipilih secara acak.
2. Menggunakan ukuran kinerja tertentu
Ada empat parameter yang bisa dipergunakan sebagai ukuran kinerja
portofolio, parameter tersebut dikaitkan dengan risiko, baik risiko total
maupun risiko sistematis. Parameter tersebut adalah :
a. Excess return to variability measure
b. Differential return
c. Dengan risiko sebagai deviasi standar
d. Excess return to beta
e. Differential return dengan risiko diukur sebagai beta.

 Aplikasi

Tabel berikut menunjukan tingkat pengembalian portofolio A,B, dan C ,


tingkat pengembalian pasar (ISHG= Rm), serta tingkat bunga bebas risiko selama
beberapa periode.

Data Untuk Menghitung Kinerja Portofolio

Periode Rpᴀ Rpᴃ Rpᴄ Rpm Rf

1 -38,7 -16,0 -33,0 -26,0 7,9

2 39,6 39,4 30,8 36,9 5,8

3 11,1 34,3 18,2 23,6 50

4 12,7 -6,9 -7,3 -7,2 5,3

5 20,9 3,2 4,9 6,4 7,2

6 35,5 28,9 30,9 18,2 10,0

7 57,6 24,1 34,7 31,5 11,5

8 -7,8 0,0 6,0 -4,8 14,1

9 22,8 23,4 33,0 20,4 10,7

Rata-rata 17,1 14,5 13,0 11,0 8,6

Sdpi 28,1 19,78 22,8 20,5 -

Βpi 1,20 0,92 1,04 1,00 -


Dari data tabel tersebut dapat dihitung :

 Indeks Sharpe (Spi) =(Rpi-Rf)/Sdpi

SpA=(17,1-8,6)/28,1=0,302
SpB=(14,5-8,6)/19,7=0,299
SpC=(13,0-8,6)/22,8=0,193
Spm=(11,0-8,6)/20,5=0,117

 Indeks Treynor (Tpi) =(Rpi-Rf)/βpi

SpA=(17,1-8,6)/1,20=7,08
SpB=(14,0-8,6)/28,1=6,41
SpC=(13,0-8,6)/28,1=4,23
Spm=(11,0-8,6)/1,00=2,40

 Indeks Jensen (Jpi) =(Rpi-Rf) – (Rm-Rf)βpi

JpA=(17,1-8,6)-(11,0-8,6)1,20=5,62
JpB=(14,0-8,6)-(11,0-8,6)0,92=3,69
JpC=(13,0-8,6)-(11,0-8,6)1,04=1,90
Jpm=(11,0-8,6)-(11,0-8,6)1,00=0

Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa portofolio A


memiliki kinerja paling tinggi bila dibandingkan denga portofolio lainnya yang
dibentuk sendiri. Dengan demikian, portofolio B dan C perlu direvisi. Revisi
tersebut bisa dilakukan secara total, yaitu dilakukan likuidasi atas portofolio
tersebut, kemudian dibentuk portofolio baru. Atau dilakukan secara terbatas, yaitu
dilakukan perubahan atas proporsi dana yang dialokasikan dalam masing-masing
saham yang membentuk fortofolio tersebut.

Anda mungkin juga menyukai