Anda di halaman 1dari 10

PAPER

INVESMENT (INVESTASI)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Menengah 1
Dosen Pengampu : H. Qur’ani Noor, S.E.,M.E.,Ak.

Disusun oleh:
Azmi Ahmad Maliki (200312091)
Rudi Abdul Rohman (200312081)
(AK-K-A20)

Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Bandung

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Investasi diartikan sebagai aktifitas atau kegiatan penanaman modal,
sedangkan investor adalah orang atau badan hukum yang mempunyai uang
untuk melakukan investasi atau penanaman modal. Kegiatan penanaman modal
bukanlah hal yang baru, karena sudah sejak zaman dahulu masyarakat sudah
melakukan berbagai bentuk investasi. Hanya saja pada zaman dahulu
masyarakat melakukan investasi dalam bentuk investasi yang dilakukan secara
langsung seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian,
atau investasi dalam pembuatan perkebunan dan lain sebagainya. Seiring
dengan perkembangan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
corak dan ragam investasi juga mulai mengalami perkembangan, dari investasi
yang bersifat kebendaan dan dilakukan secara langsung menjadi investasi
terhadap modal atau bentuk-bentuk investasi baru seperti surat berharga, seperti
saham, obligasi dan lain-lain. Semenjak terjadi krisis ekonomi di Indonesia,
keadaan makroekonomi menjadi sangat tidak menentu, Pergerakan suku bunga
berdampak pada keinginan konsumen dalam berinvestasi. Kenaikan suku bunga
akan memicu masyarakat untuk cenderung berinvestasi pada bentuk deposito,
daripada berinvestasi di pasar modal yang resikonya lebih tinggi
Namun, Tinggi rendahnya resiko suatu instrumen terutama yang ada di
pasar modal Indonesia sangatlah dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan politik
suatu negara serta kondisi perusahaan itu sendiri. dalam mengambil keputusan
untuk berinvestasi, ada baiknya investor melakukan analisis terlebih dahulu
terhadap instrumen investasi yang akan dipilih untuk meminimalkan resiko,
Resiko yag dihadapi dalam melakukan investasi dapat berupa resiko sistematis
(systematic risk) dan resiko yang tidak sistematis (unsystematic risk). Resiko
sistematis tidak mungkin bisa dihindari karena resiko ini merupakan bentuk dari
perubahan perekonomian yang tidak bisa dikendalikan oleh perusahaan.
Sedangkan resiko yang tidak sistematis bisa kita minimumkan dengan
melakukan diversifikasi. Berinvestasi dalam bentuk saham memiliki tingkat

1
ketidakpastian yang tinggi sehingga resikonya juga tinggi. Analisis yang harus
dilakukan oleh para investor meliputi analisis fundamental dan analisis teknikal.
Dalam melakukan analisis fundamental, investor perlu melihat kondisi
perusahaan itu sendiri, maupun kondisi perekonomian dimana perusahaan
tersebut beroperasi. Sedangkan untuk analisis teknikal, para investor bisa
melihat tren dari harga saham yang akan dipilih.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana dan apa saja komponen-komponen yang ada di dalam Investasi?

C. Tujuan

1) Menjelaskan Debt Investment


2) Memahami Klasifikasi dan pengukuran asset keuangan
3) Memahami lebih dekat tentang debt investment.
4) Menjelaskan Equity Investment.

D. Manfaat
Paper ini diharapkan berguna bagi:
a) Bagi Penulis
Paper ini disamping sebagai salah tugas, tetapi juga dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai investasi.

b) Bagi Pembaca

Paper ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya untuk


menambah wawasan mereka mengenai Investasi.

E. Metodologi
1) Metode dan Teknik
a. Pengumpulan Data
Metode dan teknik yang penulis gunakan adalah metode studi
pustaka dengan teknik catat.

2
b. Analisis Data
Metode dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode
deskriptif.
c. Penyajian Hasil Analisis
Dalam penyajian hasil analisis, penulis menggunakan metode
informal atau bacaan.
d. Landasan Teori
Paper ini disusun berdasarkan teori Investasi berlandaskan
akuntansi (perhitungan)

F. Sumber Data
Data-data yang diperoleh dalam penyusunan paper ini diproleh dari Ebook

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Debt investment
Perusahaan memiliki motivasi yang berbeda untuk berinvestasi dalam
bentuk debt dan equity investment yang diterbitkan oleh peusahaan lain. Motivasi
yang pertama adalah mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi. Motivasi
berinvestasi yang lainya adalah untuk menjaga kepastian operasi atau hubungan
financial dengan perusahaan lain.
1. Klasifikasi dan pengukuran asset keuangan
Debt investment dan equity investment termasuk kedalam financial assets.
Dua kriteria yang digunakan untuk menentukan bagaimana financial aset
diklasifikasikan dan diukur adalah sebagai berikut :
 Bagaimana bentuk bisnis model perusahaan dalam rangka managing aset
keuangan ?
 Apa saja kontrak yang berkaitan dengan cash flow pada investasi keuangan ?
a. Debt investmentPerusahaan mengukur investasi dalam bentuk surat utang
dengan metode amortized cost atau fair value.
 Amoritzed cost adalah jumlah pada pengakuan awal aset keuangan atau liabilitas
keuangan dikurangi dengan pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan
akumulasi amortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif dan dikurangi
dengan penurunan nilai serta nilai yang tidak dapat ditagih.
 Fair value adalah penilaian suatu aset dengan menggunakan basis atau
berlandaskan aset yang bersangkutan terhadap nilai pasar atau nilai suatu aset
yang sejenis didalam pasar.

2. Memahami lebih dekat tentang debt investment


Sekuritas pada surat utang mencerminkan hubungan kreditor dengan
perusahaan lainya. Debt Securitas termasuk didalamnya seperti obligasi yang
diterbitkan oleh negara (kalo di Indonesia namanya SUN), surat obligasi yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan, baik swasta maupun BUMN dan dokumen
keuangan lainya yang mana jika dimiliki, maka yang memegang surat tersebut
memiliki hak tagih terhadap sejumlah uang. Debt investment memiliki

4
karakteristik perjanjian untuk membayar sejumlah uang pada tanggal tertentu
yang terdiri dari pokok dan bunga. IFRS mengharuskan perusahaan
mengelompokan investasi debt investment kedalam tiga kelompok utama, yaitu :

 Held for collection ( ditahan sampai dengan jatuh tempo)


 Held for collection ( ditahan sampai dengan jatuh tempo, namun terdapat termin-
termin tertentu dari dewan direksi yang “membolehkan” suatu debt investment
untuk dijual)
 Trading

Perlakuan terhadap tiga kelompok utama debt investmen ini tentu berbeda-beda.
Berikut adalah ringkasan perlakuan terhadap tiga kelompok debt investment :

a. Held for collection


Dari ketiga jenis debt investment, hanya held for collection yang diizinkan
oleh IFRS untuk dinilia dengan amortized cost. Hal ini berkaitan dengan kepastian
jangka waktu dari held for collection itu sendiri. jika perusahaan membeli sebuah
investasi dalam bentuk surat utang dan memutuskan untuk menahan sampai dengan
masa jatuh tempo,maka sudah dengan jelas jangka waktu dari surat hutang tersebut.
Elemen yang diterima dalam held for collection adalah principal dan bunga untuk
setiap periode pembayaranya, baik itu disertai dengan angsuran maupun periodisasi
pembayaran bunga.

b. Held for collection


Jika perusahaan memutuskan untuk menyimpan debt dengan tujuan untuk
investasi dan terdapat pula tujuan untuk dijual, maka penilaian terhadap debt
investment jenis ini adalah dengan menggunakan metode fair value. Seperti
lazimnya aset lain yang menggunakan penilian dengan metode fair value, maka
akan dilakukan impairment test setiap tahunya untuk debt investment jenis ini.
selisih antara fair value atau market value dengan carrying amount akan diakui
sebagai unrealized holding gain or loss . jika diketahui bahwasanya market value
lebih tinggi dari pada carrying amount, maka selisih ini akan diakui sebagai
unrealized holding gain-equity. Dan sebaliknya, jika jumlah carrying amount lebih

5
besar dari pada market value atau fair value, maka selisih ini akan diakui sebagai
unrealized holding loss-equity.

c. Trading
Perusahaan melaporkan trading securities sebesar fair value dengan catatan
apabila terjadi selisih, maka selisih ini akan langsung diakui sebagai gain atau loss
pada sesi other income and expense pada laporan laba rugi perusahaan. hal ini
mengingat trading securities adalah jenis investasi perusahaan dengan jangka waktu
sangat pendek, yaitu kurang dari 3 bulan. IASB mengharuskan perusahaan untuk
menyesuaikan trading securities sesuai dengan fair valuenya untuk setiap tanggal
pelaporan. Pada saat awal perusahaan membeli trading securities, maka present
value adalah nilai yang dianggap sebagai perolehan trading securities tersebut.

B. Equity investment
Equity investment adalah bentuk investasi yang mencerminkan kepemilikan
seseorang terhadap sebuah perusahaan. bentuk umum dari investasi jenis ini adalah
share ordinary, share preference dan share capital lainya. biaya dari equity
investment diukur sebesar harga sekuritias. Komisi broker dan beban lainya yang
berkaitan dengan pembelian dicatat sebagai beban.
Perlakuan akuntansi dan pelaporan untuk equity invesmen tergantung pada
level kebeperngaruhan dan type dari securities sebagai berikut :

1. Holding of less than 20%


Saat investor atau perusahaan memiliki kurang dari 20% kepemilikan, hal ini
mengindikasikan perusahaan hanya memiliki sedikit pengaruh atau bahkan tidak
memiliki pengaruh sama sekali dalam RUPS. Dalam IFRS, preasumsi yang
digunakan untuk bahwa investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada saham yang
kurang dari 20%, maka diasumsikan bahwa perusahaan tersebut menahan saham
dengan tujuan untuk memperoleh laba dari perubahan harga saham. sama seperti
debt investment, perusahaan mencatat equity investment sebesar fair value dan
selisih antara nilai perolehan dengan fair value diakui sebagai gain or loss sebagai
bagian dari other income and expense.

6
Bagaimanapun, ada bagian dari equity investment yang ditunjukan untuk
tujuan selain trading. Sebagai contoh, perusahaan memiliki equity investment
diperusahaan lain dengan tujuan untuk memastikan supply bahan baku. IFRS
mengizinkan perusahaan untuk mengklasifikasikan sebagian equity investment
sebagai non-trading. Non trading investment dicatat pada fair value didalam
statement of financial position, dengan unrealized gain or loss dilaporkan sebagai
bagian dari other comperhansive income.

2. Holding between 20% and 50%


Investor suatu perusahaan dapat untuk tetap memiliki saham kurang dari
50% dan tidak memiliki posisi control secara legal. Bagaimanapun juga, investment
yang memiliki kurang dari 50% tetap dapat memiliki hak untuk bersuara dalam
penentuan kegiatan operasional perusahaan dan pengambilan kebijakan keuangan
perusahaan. investor yang memiliki 20% sampai dengan 50% memiliki significant
influance yang tercermin pada penempatan board of director dari pemegang saham
tersebut, signifikansi dalam pengambilan kebijakan keuangan hingga penentuan
pemakaian teknology. Dengan tingkat investasi 20% sampai dengan 50%, investor
harus menghitung investasi dengan menggunakan equity method.

3. Holding more than 50%


Saat Perusahaan X mengakui sisi kepemilikan suatu perusahaan lain lebih
dari 50%, maka perusahaan X akan memiliki controling interest. Dalam hal
relationship, Investor company akan bertindak sebagai parent dan investee
company akan bertindak sebagai subsidiary. Perusahaan menampilkan investasi
dalam bentuk ordinary share di perusahaan subsidiary sebagai longterm investment.
Saat perusahaan parent memperlakukan perusahaan tempat berinvestasi sebagai
anak perusahaan, maka perusahaan parent akan mempersiapkan laporan keuangan
konsolidasi pada saat pelaporan keuangan.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Investment/investasi adalah Penanaman uang atau modal dalam suatu


perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan.

Debt investment/Investasi hutang adalah investasi di perusahaan melalui


pembelian instrumen hutang yang bertentangan dengan investasi ekuitas
konvensional di perusahaan melalui pembelian saham biasa atau saham preferen.
Investasi utang juga mencakup situasi di mana investor swasta membiayai produk
utang yang lebih umum ditawarkan oleh bank atau pemberi pinjaman.

Equity investment adalah bentuk investasi yang mencerminkan kepemilikan


seseorang terhadap sebuah perusahaan. bentuk umum dari investasi jenis ini adalah
share ordinary, share preference dan share capital lainya.

B. Saran

Tugas paper kelompok kami mengenai materi Investasi, Mata Kuliah Akuntansi
Keungan II, isi paper ini mungkin terdapat kelebihan dan kekurangannya, kami rasa
penyusunan paper ini masih jauh dari kata kesempurnaan dan masih banyak
kesalahan. Untuk itu kami sebagai penyusun paper ini membutuhkan saran dan
kritik dari para pembaca paper ini untuk menjadikan paper ini lebih sempurna lagi.

8
DAFTAR PUSTAKA

E-book Intermediate Accounting IFRS Edition (Kieso Weygandt Warfield).

Anda mungkin juga menyukai