Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BERJUDUL PENTINGNYA

INVESTASI
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu : Dr. Ir. Efriyani Sumastuti MP

Di susun oleh :
Iwan Adi Wibawa 20819002
Diyah Ayu Setyawati 20810064
Siti Wardatun Lailah 20810237
Hari Difarangga Aulia S 20810070

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas PGRI Semarang


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehidupan masyarakat yang sudah sangat berkembang yang dibarengi dengan
kebutuhan yang sangat banyak membuat masyarakat harus cermat menyimpan uang atau
modalnya untuk kebutuhan dimasa mendatang yang tidak terduga. Salah satu cara yaitu
berinvestasi. Investasi adalah kegiatan memanfaatkan modal saat sekarang untuk dikelolah
dan mendapatkan keuntungan untuk hari esok. Investasi sudah merambat kesemua lapisan
masyarakat tidak terkecuali masyarakat biasa yang tidak banyak paham investasi. Mereka
terkadang tergiur dengan investasi yang ditawarkan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab
dengan keuntungan yang besar tapi modal yang sedikit. Bahkan seseorang sering tidak
menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung, membeli emas dan
sebagainya.
Ada banyak jenis investasi dan resiko setiap investasi yang diambil, namun terkadang
kita tidak paham. Agar tidak terjerumus pada investasi yang salah, maka perlu pemahaman
masyarakat tentang investasi yang sesungguhnya. Mengedepankan rasionalitas sangat penting,
namun tidak hanya itu kita juga harus tahu resiko dan manfaat setiap invetasi.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dan tujuan invetasi ?
2.      Apa saja jenis-jenis investasi ?
3.      Apa saja tahapan dalam pengambilsn keputusan investasi ? 

C.     Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dan tujuan invetasi
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis investasi
3.      Untuk mengetahui tahapan dalam pengambilan keputusan investasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Investasi
Kata investasi merupakan adopsi dari bahasa Inggris, yaitu investment.
Kata invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam Webster’s New
Collegiate Dictionary, kata invest didefinisikan sebagai to make use of for future benefits or
advantage and to commit (money) in order to earn a financial return. Menurut Salim dan
Budi Sutrisno, investasi adalah penanaman modal yang dilakukan oleh investor, baik investor
luar negeri (asing) maupun dalam negeri (domesik) dalam berbagai bidang usaha  yang
terbuka untuk invetasi, dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan menurut A.
Abdurrahman, mengemukakan investment (investasi) mempunyai dua makna yaitu pertama :
investasi berarti pembelian saham, obligasi dan benda-benda tidak bergerak, setelah diadakan
analisis akan menjamin modal yang diletakkan dan memberikan hasil yang memuaskan.
Faktor-faktor tersebut yang membedakan investasi dengan spekulasi. Kedua, dalam teori
ekonomi, investasi berarti pembelian alat produksi (termasuk didalamnya benda-benda untuk
dijual) dengan modal berupa uang.
Investasi pada umumnya merupakan suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi, to use (money) make more money out of
something that expected to increase in value. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi
suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan.
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal.

B.     Bentuk – Bentuk Investasi


Aktivitas investasi merupakan unsur penting dari operasi perusahaan dan menjadi
salah satu dasar penilaian terhadap kinerja perusahaan. Beberapa alasan perusahaan
melakukan investasi adalah untuk menempatkan kelebihan dana, selain itu investasi juga
dapat dilakukan sebagai sarana mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu
keuntungan perdagangan. Hakikat suatu investasi dapat berupa hutang, selain hutang jangka
pendek atau hutang dagang, atau instrumen ekuitas. Pada umumnya investasi memiliki hak
finansial, sebagian berwujud seperti investasi tanah, bangunan,emas, berlian, atau komoditi
lain yang dipasarkan.

C.    Klasifikasi Investasi
            Investasi dibagi menjadi dua yaitu investasi jangka panjang dan investasi jangka
pendek. Investasi jangka panjang merupakan kelompok aset nonlancar dan investasi jangka
pendek merupakan kelompok investasi lancar. Investasi jangka pendek harus memenuhi
karakteristik sebagai berikut :
a.       Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan
b.      Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual
investasi tersebut tanpa timbul kebutuhan kas.
c.       Beresiko rendah.
Maka pembelian surat-surat berharga yang beresiko tinggi karena dipengaruhi oleh
fluktuasi harga pasar surat berharga tidak termasuk dalam investasi jangka pendek. Investasi
jangka panjang merupakan penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan suatu perusahaan
lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasasi atau
mengendalikan perusahaan tersebut. Beberapa bentuk penanaman dalam investasi jangka
panjang antara lain :
a.      Penanaman atau penyertaan dalam bentuk saham, obligasi dan surat-surat berharga lainnya.
b.      Dana untuk melunasi utang jangka panjang atau dana khusus lainnya.
c.      Pembelian tanah dengan rencana penggunaan dana dimasa yang akan datang.

Biaya investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain disamping harga beli,
seperti komisi broker, jasa bank, dan pungutan oleh bursa efek. Jika suatu atau sebagian
investasi diperoleh dengan penerbitan saham atau surat berharga lain, maka biaya
perolehannya adalah nilai wajar dari surat berharga yang diterbitkan dan bukan nilai nominal
atau value. Jika suatu ataub sebagian investasi diperoleh dengan pertukaran dengan aktiva
lain, biaya perolehan investasi tersebut ditentukan dengan mengacu pada nilai wajar dari
aktiva yang diserahkan atau dapat juga menggunakan nilai wajar dari aktiva yang diperoleh
apabila dianggap lebih andal berdasarkan data/bukti yang tersedia.
Piutang bunga, royalti, dividen dan sewa sehubungan dengan suatu investasi secara
umum dianggap sebagai penghasilan (return) investasi tersebut. Tetapi dalam keadaan tertentu
arus masuk seperti dapat merupakan suatu pemulihan biaya dan tidak merupakan penghasilan.
Misalnya jika bunga yang dibayar telah diakrual sebelum pembelian investasi yang berbunga
dan oleh karena itu dimasukkan dalam biaya perolehan yang dibayar untuk investasi tersebut,
penerimaan berikutnya dari bunga dialokasikan antara periode sebelum dan sesudah
pembelian; bagian sebelum pembelian dikurangi dari biaya perolehan. Jika deviden
dideklarasikan dari laba praakuisisi, maka dividen pra akuisisi tersebut dikurangkan dari biaya
perolehan.
            Perbedaan antara biaya perolehan dan nilai penebusan (redemption value) suatu
investasi dalam sekuritas hutang (diskonto atau premi pada pembelian) biasanya diamortisasi
oleh investor selama periode dari pembelian sampai saat jatuh tempo sehingga hasil yang
konstan (constant yield) diperoleh dari investasi tersebut. Diskonto atau premi yang
diamortisasi tersebut dikreditkan atau dibebankan pada penghasilan bunga, dan sehingga
merupakan penambahan atau pengurangan dari nilai tercatat sekuritas (carrying value)
tersebut. Nilai tercatat yang dihasilkan, selanjutnya dianggap sebagai harga perolehan.

D. Tujuan Investasi

Tujuan investasi jangka panjang :


a.         Untuk memperoleh pendapatan tetap (obligasi/saham preferen)
b.        Untuk mengendalikan/ mengawasi perusahaan lain yang sejenis (saham).
c.         Untuk menguasai perusahaan lain sehingga pengadaan bahan baku terjamin (saham).
d.        Untuk menguasai perusahaan lain sehingga pasar hasil produksinya terjamin.
Ada beberapa alasan juga mengapa seseorang melakukan investasi. Kamaruddin
Ahmad, mengemukakan tiga alasan sehingga banyak orang melakukan investasi, yaitu:
1) Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa mendatang. Seseorang yang
bijaksana akan berfikir bagaimana cara meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke
waktu atau setidak-tidaknya bagaimana berusaha unuk mempertahankan tingkat
pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang dimasa yang akan datang.
2) Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam memilih perusahaan atau objek lain, seseorang
dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya
karena di gerogoti oleh inflasi.
3) Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong
tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang di berikan kepada
masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.
Selain itu, orang melakukan investasi karena dipicu oleh kebutuhan akan masa depan.
Tetapi sangat disayangkan, banyak orang belum memikirkan kebutuhan akan masa depannya.
Padahal semakin ke depan, biaya hidup seseorang pasti akan semakin bertambah. Selain
kebutuhan akan masa depan, orang melakukan investasi dipicu oleh banyaknya ketidakpastian
atau hal-hal lain yang tidak terduga dalam hidup, misalnya keterbatasan dana, kondisi
kesehatan, datangnya musibah secara tiba-tiba dan kondisi pasar investasi.

E.    Nilai tercatat Investasi (Carrying Amount of Investmen)


1.      Investasi Lancar
            Terdapat pendapat berbeda mengenai nilai tercatat yang tepat untuk investasi lancar.
Ada yang menekankan bahwa untuk laporan keuangan yang dipersiapkan menurut biaya
perolehan aturan umum tentang biaya dan nilai bersih yang direalisasi yang mana yang lebih
rendah dapat diterapkan pada investasi; dan karena kebanyakan investasi lancar dapat
dipasarkan; nilai tercatatnya adalah biaya atau nilai pasar mana yang lebih rendah. Dengan
kata lain metode ini memberikan nilai neraca yang wajar (prudent) dan tidak menyebabkan
pengakuan keuntungan yang tidak direalisasi  dalam penghasilan.
            Pendapat lain mengenai investasi lancar yang merupakan subtitusi kas adalah
menilainya dengan nilai wajar, yakni dengan nilai pasar. Perusahaan tidak memperhatikan
unsur harga perolehan melainkan kas yang dapat diperoleh dengan menjualnya kembali.
Persediaan dengan investasi lancar merupakan hal yang berbeda. Investasi lancar dapat
dengan mudah dijual sedangkan laba tidak dapat diakui sebelum penjualan persediaan
dipastikan.
            Perhatian perusahaan biasanya langsung pada nilai keseluruhan dari portofolio
investasi lancar, dan bukan pada investasi individual, karena investasi tersebut dimiliki secara
kolektif sebagai tempat penyimpanan kekayaan. Maka sejalan dengan pandangan ini, investasi
dicatat pada biaya atau nilai pasar yang mana yang lebih rendah dinilai pada suatu portofolio
agregat, dalam total atau dengan kategori investasi, dan tidak pada basis investasi individual.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa penggunaan dasar portofolio menghasilkan
kerugian yang dikompensasi dengan keuntungan yang tidak direalisasi.
2.      Investasi Jangka Panjang
            Investasi jangka panjang biasanya dicatat pada biaya perolehan. Tetapi jika terjadi
penurunan yang tidak bersifat sementara dalam penilaian investasi jangka panjang  tersebut,
nilai tercatat dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut. Indikator nilai suatu investasi
dapat diperoleh dengan mengacu pada nilai pasarnya, aktiva dan kinerja investee serta arus
kas yang diharapkan dari aktivitas tersebut. Resiko dan jenis serta penyertaan (stake) investor
pada investe juga diperhitungkan. Pembatasan distribusi oleh investee tersebut atau pelepasan
investasi oleh investor mungkin mempengaruhi investasi. Contoh : pembayaran dividen atau
pembayaran kembali investasi.
            Banyak investasi jangka panjang yang secara individual penting bagi perusahaan yang
melakukan investasi. Nilai tercatat dari investasi jangka panjang karenanya, biasanya
ditentukan secara individual. Namun, dari beberapa negara, sekuritas ekuitas mudah
dipasarkan yang diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang dapat dinilai menurut yang
terendah antara biaya dan nilai pasar yang ditentukan pada basis portofolio. Dalam hal ini,
penurunan sementara dan pemulihan atas penurunan tersebut dimasukkan dalam ekuitas.
Penurunan selain penurunan sementara dalam nilai tercatat investasi jangka panjang
dibebankan pada laporan laba rugi. Penurunan nilai tercatat dapat dipulihkan jika selanjutnya
terdapat kenaikan dalam nilai invetasi tersebut, atau jika alasan penurunan tersebut tidak
relevan lagi. Pemulihan tersebut tidak boleh menyebabkan nilai investasi melebihi biaya
perolehannya semula (original cost). Investasi properti lazim dicatat sebagai investasi jangka
panjang kecuali apabila dimaksudkan untuk dimiliki dalam waktu satu tahun atau kurang.
Investasi properti tidak boleh disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap dan tidak boleh
disusutkan.

F.     Pelepasan Investasi (Disposal of Investment) dan Pemindahan investasi


            Pelepasan investasi dapat terjadi karena penjualan, kerusakan, bencana, peraturan
pemerintah dan sebagainya sehingga tidak dapat digunakan lagi oleh perusahaan. Pada
penjualan suatu investasi, selisih antara nilai tercatat dan hasil neto, diakui pada laporan laba
rugi sebagai keuntungan atau kerugian penjualan. Setiap penurunan nilai pasar investasi lancar
yang dicatat pada yang terndah antara biaya dan nilai pasar pada dasar portofolio dilakukan
terhadap biaya perolehan secara agregat; investasi individual tetap dicatat pada biaya. Dengan
demikian, laba atau rugi penjualan suatu investasi individual didasarkan pada biaya perolehan;
namun penurunan agregat pada nilai pasar dari portofolio tersebut ditentukan. Kadang-kadang
investasi jangka panjang direklasifikasi sebagai investasi lancar. Pemindahan tersebut
dilakuakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai tercatat jika investasi
lancar dicatat pada nilai terendah antara biaya dan nilai pasar. Investasi yang direklasifikasi
dari lancar ke jangka panjang masing-masing dipindahkan berdasarkan nilai terendah antara
biaya perolehan dan nilai pasar.

G.  Tahapan Pengambilan Keputusan Investasi


Menurut Sharpe (1995), pada dasarnya ada beberapa tahapan dalam pengambilan keputusan
investasi antara lain :
1. Menentukan kebijakan investasi
Pada tahap ini, investor menentukan tujuan investasi  dan kemampuan/ kekayaannya yang
dapat diinvestasikan. Dikarekan ada hubungan positif antara resiko dan return, maka hal
yang tepat bagi para investor untuk menyatakan tujuan investasinya tidak hanya untuk
memperoleh banyak keuntungan saja, tetapi juga memahami bahwa ada kemungkinan
resiko yang berpotensi menyebabkan kerugian. Jadi, tujuan investasi harus dinyatakan baik
dalam keuntungan maupun resiko.
2.  Analisis sekuritas
Pada tahap ini berarti melakukan analisis sekuritas yang meliputi penilaian terhadap
sekuritas secara individual atau beberapa kelompok sekuritas. Salah satu tujuannya
melakukan penilaian tersebut adalah untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga
(mispriced).
3.  Pembentukan portofolio
Pada tahap ketiga ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan identifikasi asset
khusus mana yang akan diinvestasikan dan juga menentukan seberapa besar investasi pada
tiap aset tersebut. Disini masalah selektivitas, penentuan waktu, dan diversifikasi perlu
menjadi perhatian investor. Dalam investasi, investor sering melakukan diversifikasi
dengan mengombinasikan berbagai sekuritas dalam investasi mereka dengan kata lain
investor membentuk portofolio. Selektivitas juga disebut
sebagai microforecasting memfokuskan pada peramalan pergerakan harga setiap sekuritas.
Penentuan waktu juga disebut macroforecasting yang memfokuskan pada peramalan
pergerakan harga saham biasa relative terhadap sekuritas pendapatan tetap, misal obligasi
perusahaan. Sedangkan diversifikasi meliputi konstruksi portofolio sedemikian rupa
sehingga meminimalkan risiko dengan memerhatikan batasan tertentu.
4. Melakukan revisi portofolio
Pada tahap ini, berkenaan dengan pengulangan secara periodik dari tiga langkah
sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor mungkin merubah tujuan investasinya yaitu
mementuk portofolio baru yang lebih optimal. Motivasi lainnya disesuaikan dengan
preferensi investor tentang resiko dan return itu sendiri.
5. Evaluasi kinerja portofolio
Pada tahap terakhir ini, investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio secara
periodic dalam arti tidak hanya return yang diperhatikan tetapi juga resiko yang dihadapi.
Jadi, diperlukan ukuran yang tepat tentang return dan resiko juga standar yang relevan.

H. Jenis-jenis Investasi

1. Investasi berdasarkan asetnya


Investasi ini merupakan penggolongan investasi dari aspek modal atau kekayaannya.
Investasi ini dibagi menjadi dua jenis yatu pertama, real asset merupakan investasi yang
berwujud seperti gedung-gedung dan kendaraan; kedua, financial asset yaitu berupa
dokumen (surat-surat berharga) yang diperdagangkan dipasar uang seperti
deposito,commercial paper, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), dan
sebagainya. Financial accets juga diperdagangkan dipasar modal seperti
saham,obligasi,warrant, opsi dan sebagainya.
2. Invetasi berdasarkan pengaruh
Investasi model ini merupakan investasi yang berdasarkan pada factor dan keadaan yang
mempengaruhi atau tidak berpengaruh dari kegiatan investasi. Invetasi berdasatkan
pengaruh dibagi menjadi dua yaitu pertama, investasi autonomous (berdiri sendiri), yaitu
invetasi yang tidak dipengaruhi tingkat pendapatan,bersifat spekulatif,misalnya pembelian
surat-surat berharga; kedua, investasi induced (mempengaruhi-menyebabkan), yakni
investasi yang dipegaruh oleh kenaikan permintaan akan barang dan jasa serta tingkat
pendapatan misalnya penghasilan transitori (penghasilan yang didapat selain dari
bekerja),yaitu bungan tabungan dan sebagainya.
3. Investasi berdasarkan sumber pembiayaan
Investasi ini berdasarkan kepada pembiayaa asal atau asal usul investasi itu memperoleh
dana. Invetasi ini dibagi menjadi dua macam: pertama,investasi yang bersumber dari dana
dalam negeri (PMDN), investornya dari dalam negeri : kedua, investasi yang bersumber
dari modal asing ,pembiayaan investasi bersumber dari investor asing.
4.  Investasi berdasarkan bentuk
Investasi yang didasarkan pada cara menanamkan investasinya. Investasi modal ini dibagi
menjadi dua bentuk yaitu pertama, investasi lansung dilaksanakan oleh pemiliknya
sendiri,seperti membangun pabrik, membangun gedung selaku konraktor, membeli total,
atau mengakuisi perusahaan; kedua, investasi tidak langsung yang disebut dengan investasi
portofilio,investasi tidak langsung dilakukan melalui pasar modal dengan instrument surat
– surat berharga seperti saham,obligasi,reksadana beserta turunannya.
5. Investasi berdasarkan waktu
Investasi berdasarkan waktu dibagi dua, yaitu: investasi berdasarkan jangka pendek dan
investasi berdasarkan jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan penanaman
modal oleh seseorang yang  jangka waktunya relative pendek misalnya setahun, atau dua
tahun. Contohnya tabungan di Bank, deposito, instrument pasar uang, dll. Sedangkan
investasi jangka panjang adalah penanaman atau penyertaan sebagian kekayaan suatu
perusahaan dengan maksud untuk meperoleh pendapatan tetap dan untuk menguasai atau
mengendalikan perusahaan tersebut dengan waktu 5 tahun dan seterusnya. Contohnya,
saham, reksadana, obligasi, emas batangan, properti, barang koleksi, dll.

I. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi


1. Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return).
Kemampuan perusahaan menentukan tingkat investasi yang diharapkan sangat dipengaruhi
oleh kondisi internal dan external perusahaan.
a. Kondisi internal perusahaan
Kondisi internal adalah factor-faktor yang berada dibawah control perusahaan, misalnya
tingkat efisiensi, kualitas SDM dan teknologi yang digunakan. Ketiga aspek tersebut
berhubungan positif dengan tingkat pengembalian yang diharapkan
b. Kondisi eksternal perusahaan
Kondisi eksternal yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan
investasi terutama adalah perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi
domestic maupun internasional.
Selain pekiraan kondisi ekonomi, kebijakan yang ditempuh pemerintah juga dapat
menentukan tingkat investasi. Kebijakan menaikan pajak, misalnya diperkirakan akan
menurunkan tingkat permintaan akan agregat. Akibatnya tingkat investasi akan
menurun. Faktor sosial politik juga menentukan gairah investasi, juga sosial politik
makin stabil maka investasi umumnya juga meningkat. Demikian pula factor keamanan
(Kondisi keamanan Negara).

2. Biaya investasi
Biaya perolehan suatu investasi mencangkup biaya perolehan lain disamping harga beli,
seperti komisi broker, jasa bank, dan pemungutan oleh bursa efek. Yang paling
menentukan biaya investasi adalah tingkat bunga dan pinjaman, makin tinggi tingkat
bunganya maka biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi semakin
menurun.
Namun tidak jarang, walaupun tingat bunga pinjaman rendah permintaan akan investasi
tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi. Faktor yang
mempengaruhi terutama adalah masalah kelembagaan. Misalnya, prosedur izin investasi
yang berbelit-belit dan lama (>3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan
memperhitungkan nilai waktu uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya dengan
keberadaan dan efesiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hukum, stabilitas politik,
dan keadaan keamanan.
3. Marginal Efficiency Of Capital (MEC), tingkat bunga, dan Marginal Efficiency of
Investment(MEI)
a. Marginal Efficiency Of Capital (MEC), investasi, dan tingkat bunga,
Yang dimaksud efficiency of capital (MEC) atau efisiensi modal marginal (EMM)
adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
b.  Marginal Efficiency Of Capital (MEC)I dan Marginal Efficiency of Investment(MEI).
Sama halnya dengan kurva permintaan akan investasi, kurva MEC secara nasional
secara dapat diturunkan dengan menjumlahkan secara horizontal kurva-kurva MEC dari
perusahaan-perusahaan yang ada dalam perokonomian, tetapi ada beberapa ekonomi
yang tidak sependapat dengan cara penurunan kurva MEC. Padahal jika permintaan
barang akan modal secara nasional meningkat, logikanya tingkat bunga akan naik.
Akibatnya kenaikan permintaan akan investasi tidak sebesar kurva MEC. Kurva yang
lebih relevan adalah kurva yang marginal efficiency of investment (MEI).

J.     Produk Investasi
Reksa Dana/Unit Trust
Keunggulan:
Diversifikasi
Pilihan investasi yang beragam
Transparansi
Peraturan yang ketat
Biaya yang rendah (subs, redeem, management fee)
Keuntungan pajak (untuk di Indonesia saat ini)
Minimum investasi yang rendah.

Karakteristik Produk-Produk Investasi


            Di Indonesia sebenarnya banyak sekali produk-produk investasi. Finansialku akan
membagi dua kategori secara umum, yaitu:
1. Real asset: aset yang dapat Kita lihat, kita pegang memiliki wujud asli. Contoh
produk-produk investasi real asset: tanah, properti, logam emas, benda seni.
2. Paper asset: aset yang berupa kertas atau portofolio. Contoh produk-produk
investasi paper asset: surat berharga, reksadana, saham option, derivative lainnya.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan isi makalah yang kami susun ini, maka penulis dapat
menyimpulkan bahwa investasi memungkinkan seseorang bisa memenuhi kebutuhan
masa depannya dengan menentukan prioritas kebutuhan, menetapkan perencanaan
yang baik dan implementasi secara disiplin pada perusahaannya secara konsisten.
Selain itu, dengan investasi seseorang dapat memberikan peluang kesejahteraan hidup
bagi keluarganya. 
Investasi adalah penggunaan suatu aktiva untuk pertumbuhan kekayaan
(accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,dividen
dan uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan
yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Terdapat dua jenis investasi yakni investasi jangka pendek dan investasi jangka
panjang. Investasi lancar atau investasi jangka pendek merupakan investasi yang dapat
segera dicairkan dan dimaksudkan dimiliki selama setahun atau kurang. Investasi
jangka panjang merupakan investasi yang dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan
tetap dan untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut. Sebuah
perusahaan yang membedakan antara aktiva lancar dan tak lancar dalam laporan
keuangannya harus menyajikan investasi lancar sebagai aktiva lancar dan investasi
jangka panjang sebagai aktiva non lancar. Investasi yang diklasifikasikan sebagai
aktiva tak lancar harus dicatat dalam neraca berdasarkan biaya perolehan , kecuali jika
harga pasar investasi jangka panjang menunjukkan penurunan nilai dibawa biaya
perolehan secara signifikan dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian atas nilai
investasi tersebut. Penilaian dalam hal ini dilakukan untuk masing-masing investasi
secara individual. Biaya perolehan suatu investasi mencakup biaya perolehan lain
disamping harga beli, seperti komisi broker, jasa bank dan pungutan bursa efek.
Piutang bunga, royalti, dividen, dan sewa sehubungan dengan suatu investasi dianggap
sebagai hasil (return) investasi tersebut.
B. Saran
Saran yang dapat kami sampaikan selaku penulis kepada para pembaca lainnya adalah
sebagai mahasiswa seharusnya kita lebih memahami jenis-jenis investasi di negara kita
sehingga ketika akan menjalankan investasi dikemudian hari kita tidak akan di tipu oleh orang
yang tidak bertanggungjawab. Kita tidak mudah terpengaruh dengan investasi yang untungnya
besar sedangkan tidak ada kejelasan perusahaan. Untuk itu kita harus membaca banyak
referensi serta mencari informasi yang up to date yang berkaitan dengan kegiatan investasi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Aziz Abdul. “Manajemen Investasi Syari’ah”. Bandung: Alfabeta, 2010. Hal 29


Manan H. Abdul. “Hukum Ekonomi Syari’ah(Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan
Agama)”. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2012. Hal 152-153
Manan H. Abdul. “Hukum Ekonomi Syari’ah (Dalam Perspektif Kewenangan Peradilan
Agama)”. Jakarta: Kencana Prenadamedia Grop, 2012. Hal 155-159
Afandi Muh. http://www.afandimuhgresblogspot di akses pada tanggal 28 September 2016
pukul 20:17
Rahardja Prathama dan Manurung Mandala. “Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan
Makroekonomi).”Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004. Hal 278-283
Akuntansi Intermediate Jilid 3.
Baridwan, zaki. 2004. Intermediate Accounting. Edisi 8. Jogjkarta: Fakultas Ekonomi UGM
Liestyowati. 2009. Modul Perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik
2009/2010. Universitas Mercu Buana.

Anda mungkin juga menyukai