Anda di halaman 1dari 15

LEARNING JOURNAL

Nama : Salsabila Briana Wijaya

NIM : 2002112591

Dosen : Julita,SE,M.Si,Ak.CA

Materi : Understanding of Investment

Understanding of Investment
Banyak cara untuk melipat gandakan tabungan kita, salah satunya dengan cara berinvestasi.
Untuk berinvestasi tentunya juga banyak cara dan macamnya. Kebanyakan dari kita akan
memburu investasi yang menjanjikan banyak keuntungan dengan resiko yang minimal. Hal ini
sangatlah wajar dan manusiawi, tapi itulah yang biasanya dimanfaatkan oleh banyak pihak dan
alih-alih berakhir dengan kerugian karena investasi yang ditawarkan adalah fiktif.istilah yang
sering kita dengar dengan investasi merugikan ini adalah investasi bodong. Kita harus lebih
cermat dan teliti dalam berinvestasi, mengingat dewasa ini semua hal dapat dengan mudah
dilakukan dengan bantuan teknologi. Penipuan investasi bodong masih marak, aksinya gencar
dilakukan secara online maupun offline. Beberapa penipuan ini berhasil terungkap setelah bukti-
bukti disebarkan melalui sosial media.

A. Pengertian Investasi
Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa datang.
Istilah investasi bisa berkaitan dengan berbagai macam aktivitas. Menginvestasikan dana
pada sektor rill (tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun asset finansial (deposito,
saham atau obligasi), merupakan aktifitas yang umum di lakukan. Menurur Jogiyanto,
investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan
dalam produksi yang efesien selam periode waktu tertentu. Sedangkan menurut Menurut
Sukirno kegiatan investasi yang dilakukan oleh masyarakat secara terus menerus akan
meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan
nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Peranan ini bersumber dari
tiga fungsi penting dari kegiatan investasi, yakni
1) investasi merupakan salah satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga
kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta
kesempatan kerja;
2) pertambahan barang modal sebagai akibat investasi akan menambah kapasitas
produksi;
3) investasi selalu diikuti oleh perkembangan teknologi

Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi biasanya disebut investor. Investor


pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual/retail
investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri
dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi. Misalkan, si Basir yang
menginvestasikan dananya dalam bentuk saham akan disebut sebagai investor individual.
Sedangkan investor institusional biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi,
lembaga penyimpan dana (bank dan lembaga simpan-pinjam), lembaga dana pensiun
maupun perusahaan investasi. Lembaga seperti ini biasanya mengumpulkan uang dari
para anggotanya (nasabahnya) dan selanjutnya menggunakan uang tersebut sebagai
modal untuk investasi pada reksadana tertentu ataupun bisa juga dibelikan saham atau
obligasi.
Investasi juga bisa dilihat sebagai salah satu cabang ilmu yang mempelajari
bagaimana mengelola kesejahteraan investor (investor’s wealth). Dalam konteks
investasi, istilah kesejahteraan investor berarti kesejahteraan yang sifatnya moneter,
bukannya kesejahteraan rohaniah yang sering kali sulit diukur. Kesejahteraan moneter
bisa ditunjukkan oleh hasil penjumlahan pendapatan yang dimiliki saat ini dan nilai saat
ini (present value) pendapatan diperoleh masa datang.
1. Pengertian investasi menurut para ahli:
Beberapa ahli di bidang ilmu ekonomi pernah menjelaskan apa itu investasi,
diantaranya adalah:
a. Haming dan Basalamah
Menurut Haming dan Basalamah pengertian investasi adalah pengeluaran pada
masa sekarang untuk pembelian aktiva riil (properti, mobil, dan lainnya) atau juga
aktiva keuangan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih besar di masa
depan. Investasi sangat erat kaitannya dengan aktivitas penarikan sumber-sumber
dana yang digunakan untuk pengadaan barang modal saat sekarang. Dengan
barang modal tersebut diharapkan akan menghasilkan aliran produk baru di masa
depan.

b. Mulyadi
Menurut Mulyadi pengertian investasi adalah pengaitan sumber-sumber dana
dalam jangka panjang untuk mendapatkan hasil laba di masa mendatang.

c. Sadono Sukirno
Menurut Sadono Sukirno pengertian investasi adalah aktivitas pengeluaran atau
pembelanjaan penanam modal untuk membeli barang-barang modal dan juga
perlengkapan-perlengkapan produksi dengan tujuan menambah kemampuan
memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.

d. Henry Simamora
Menurut Henry Simamora definisi investasi adalah suatu aktiva yang digunakan
oleh perusahaan untuk meningkatkan kekayaannya melalui distribusi hasil
investasi (misal; pendapatan bunga, royalti, dividen, pendapatan sewa, dan
lainnya) untuk apresiasi nilai investasi atau juga untuk manfaat lain bagi sebuah
perusahaan yang melakukan investasi melalui hubungan dagang.

e. Sunariyah
Menurut Sunariya pengertian investasi adalah penanaman modal untuk satu
ataupun lebih aktiva yang dimiliki yang biasanya memiliki jangka waktu lama
dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.
f. James C VanHorne
Menurut James C VanHorne arti investasi adalah aktivitas memanfaatkan kas
pada saat ini, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil barang di masa yang akan
datang.

g. Fitz Gerald
Menurut Fitz Gerald pengertian investasi adalah aktivitas yang berkaitan dengan
usaha penarikan berbagai sumber dana yang digunakan untuk pengadaan modal
barang pada saat sekarang. Barang modal tersebut kemudian akan diharapkan
akan menghasilkan aliran produk baru di masa mendatang.

h. Salim HS dan Budi Sutrisno


Menurut Salim HS dan Budi Sutrisno pengertian investasi adalah aktivitas
penanaman modal oleh investor, baik investor lokal maupun investor asing dalam
berbagai jenis bidang usaha yang terbuka untuk investasi. Tujuan investor
melakukan investasi adalah untuk mendapatkan laba.

B. Tujuan Investasi
Menurut Dewi dan Vijaya (2018:5), dalam mencapai suatu efektivitas dan efisien dalam
keputusan investasi maka diperlukan ketegasan pada tujuan yang diharapkan antara lain:
1. Terciptanya keberlanjutan dalam investasi tersebut Dengan adanya perolehan capital
gain dan pembagian dividen, diharapkan investasi akan dilakukan secara terus
menerus dengan harapan investasi yang dilakukan oleh investor merupakan suatu
keputusan dalam melakukan investasi jangka panjang.

2. Terciptanya profit yang maksimal Dengan adanya pemasukan dana pada suatu
perusahaan yang diperoleh melalui investor, diharapkan dapat memaksimalkan laba
yang diperoleh oleh suatu perusahaan dalam kegiatan operasinya.
3. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham Para pemegang saham akan
memperoleh dividen dari laba yang dihasilkan oleh suatu perusahaan.

4. Memberikan andil bagi pembangunan bangsa Dengan adanya investasi dari investor,
diiharapkan dana yang diterima perusahaan dari investor akan di maksimalkan dalam
memperoleh laba operasi perusahaan. Melalui laba tersebut maka perusahaan akan
membayarkan besaran pajak yang di peroleh.

5. Mengurangi tekanan inflasi Menghindari dari risiko penurunan kekayaan atau hak
milik akibat pengaruh dari inflasi.

6. Dorongan untuk menghemat pajak Dorongan bagi tumbuhnya investasi di masyarakat


dengan memberikan fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan
investasi.

C. Fungsi Investasi
Fungsi Investasi yaitu suatu pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang modal dan
sebuah peralatan produksi yang bertujuan untuk mengganti dan menambah suatu barang-
barang modal dalam suatu perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa di masa depan.(sudono,2000).
Fungsi Investasi yang kedua yaitu kurva yang menunjukkan sebuah hubungan antara
tingkat investasi dan tingkat pendapatan nasional.
Fungsi investasi yang satu ini dibedakan menjadi dua yakni :
1. Sejajar dengan sumbu datar
2. Bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan
D. Jenis-jenis Invistasi
Pada dasarnya investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu investasi pada asset finansial dan
investasi pada asset rill. Investasi pada asset finansial dapat dibagi menjadi dua, yaitu
investasi langsung dan investasi tidak langsung.
1. Investasi langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual belikan di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan. Investasi
langsung juga dapat dilakukak dengan membeli aktiva yang tidak diperjual belikan,
biasanya diperoleh dari bank komersial. Aktiva ini dapat berupa tabungan dan
sertifikat deposito.
2. Investasi tidak langsung, yaitu dapat dilakukan dengan membeli surat berharga dari
perusahaan investasi, seperti reksadana.
Berikut penjelasannya
a. Deposito
Penanaman modal dalam bentuk simpanan uang kepada suatu perusahaan dengan
jaminan investor akan menerima keuntungan berupa bunga dalam jangka waktu yang
sudah disepakati. Investasi dalam bentuk deposito dibedakan menjadi deposito
berjangka dan sertifikat deposito.

b. Saham
Invetasi berupa saham sudah umum dilakukan pada perusahaan –perusahaan besar.
Saham adalah bentuk lain dari perusahaan. Misalnya jika Anda memiliki saham 50%
dari suatu perusahaan maka sama saja Anda memiliki aset setengah dari total aset
yang dimiliki perusahaan tersebut. Saham umumnya dibuat dalam bentuk surat
berharga yang menunjukkan kepemilikan.

c. Obligasi
Obligasi umumnya dilakukan pada bisnis yang menyediakan jasa pinjaman modal.
Keuntungan yang didapatkan dengan cara investasi obligasi lebih tinggi daripada
deposito karena bunga yang dipatok juga lebih tinggi. Namun cara ini lebih berisiko
karena jika peminjam modal bangkrut maka ada kemungkinan utang tidak
dibayarkan.
d. Reksadana
Selain saham, reksadana kini juga sedang populer di kalangan pebisnis maupun
masyarakat. Reksadana adalah tempat untuk menghimpun uang secara kolektif dan
dana yang terkumpul tersebut akan dikelola oleh manajer. Untung dan rugi akan
dibagi rata kepada seluruh investor. Sehingga reksadana bisa disebut juga tempat
berkumpulnya para investor.

e. Investasi Properti
Jenis investasi ini termasuk investasi non riil karena bukan berupa uang namun
berupa bangunan seperti rumah, gedung atau apartemen. Bentuk investasi ini
terbilang paling menguntungkan karena harga jual properti jarang turun bahkan selalu
naik.

f. Emas
Investasi juga bisa dalam bentuk emas. Sama halnya dengan properti, investasi emas
cenderung lebih menguntungkan daripada bentuk investasi yang riil. Umumnya emas
yang diinvestasikan berupa emas batangan.

E. Proses Investasi
Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman pola hubungan antara
return yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Secara umum, hubungan risiko dan
return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang searah dan linear.
Artinya semakin besar risiko suatu investasi maka semakin besar pula tingkat return yang
diharapkan dari investasi tersebut dan sebaliknya. Hubungan seperti itulah yang
menjawab pertanyaan mengapa tidak semua investor hanya berinvestasi pada aset yang
menawarkan tingkat return yang paling tinggi. Di samping memperhatikan return yang
tinggi, investor juga harus mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung.
1. Dasar Keputusan Investasi
a. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Dalam
konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut sebagai return.
Adalah suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat return tertentu
atas dana yang telah diinvestasikannya. Return yang diharapkan investor dari
investasi yang dilakukannya merupakan kompensasi atas biaya kesempatan
(opportunity cost) dan risiko penurunan daya beli akibat adanya pengaruh inflasi.
Dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang
diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return
yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor di masa
datang. Sedangkan return yang terjadi atau return aktual merupakan tingkat return
yang telah benar-benar diperoleh investor. Ketika investor menginvestasikan
dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return tertentudan jika periode investasi
telah berlalu, investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat return yang
sesungguhnya dia terima. Antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat
return aktual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja
berbeda.

b. Risiko
Risiko bisa diartikan sebagai kemungkinan return aktual yang berbeda dengan
return yang diharapkan. Dalam ilmu ekonomi pada umumnya dan ilmu investasi
pada khususnya terdapat asumsi bahwa investor adalah makhluk yang rasional.
Investor yang rasional tentunya tidak akan menyukai ketidakpastian atau risiko.
Investor yang mempunyai sikap enggan terhadap risiko seperti ini disebut sebagai
risk-averse investors. Investor seperti ini tidak akan mau mengambil risiko suatu
investasi jika investasi tersebut tidak memberikan harapan return yang layak
sebagai kompensasi terhadap risiko yang harus ditanggung investor tersebut.
Sikap investor terhadap risiko akan sangat tergantung kepada preferensi investor
tersebut terhadap risiko. Investor yang lebih berani akan memilih risiko investasi
yang lebih tinggi, yang diikuti oleh harapan tingkat return yang tinggi pula.
Demikian pula sebaliknya, investor yang tidak mau menanggung risiko yang
terlalu tinggi, tentunya tidak akan bisa mengharapkan tingkat return yang terlalu
tinggi.
c. Hubungan tingkat risiko dan return yang diharapkan
obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah terlihat mempunyai risiko yang
cenderung rendah dan tingkat return diharapkan yang juga tidak terlalu tinggi.
Sedangkan di sisi lain jika kita berinvestasi pada kontrak futures misalnya, sesuai
dengan gambar di atas, terlihat bahwa risiko yang harus ditanggung tergolong
sebagai risiko yang tinggi, dengan tingkat return diharapkan yang tinggi pula.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari pola hubungan antara risiko dan return yang
diharapkan adalah bahwa risiko dan return yang diharapkan mempunyai
hubungan yang searah dan linear. Artinya, semakin tinggi risiko suatu aset,
semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan dari aset tersebut, demikian
sebaliknya.

2. Proses Keputusan Investasi


Proses keputusan investasi merupakan proses keputusan yang berkesinambungan
(going process). Proses keputusan investasi terdiri dari lima tahap keputusan yang
berjalan terus-menerus sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahap-tahap
keputusan investasi meliputi lima tahap keputusan, yaitu:
a. Penentuan tujuan investasi
Tahap pertama dalam proses keputusan investasi adalah menentukan tujuan
investasi yang akan dilakukan. Tujuan investasi masing-masing investor bisa
berbeda-beda tergantung pada investor yang membuat keputusan tersebut.
Misalnya, investor yang berupa sebuah lembaga dana pensiun (institutional
investor) yang bertujuan untuk memperoleh dana untuk membayar dana pensiun
nasabahnya di masa depan mungkin akan memilih investasi pada portofolio
reksadana karena berharap bahwa investasi pada reksadana akan memberikan
pendapatan yang relatif lebih pasti dibanding investasi pada saham. Sedangkan
bagi institusi penyimpan dana, seperti bank mempunyai tujuan untuk memperoleh
return yang lebih tinggi di atas biaya investasi yang dikeluarkan.
b. Penentuan kebijakan investasi
Tahap kedua ini merupakan tahap penentuan kebijakan untuk memenuhi tujuan
investasi yang telah ditetapkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan keputusan
alokasi aset (asset allocation decision). Keputusan ini menyangkut pendistribusian
dana yang dimiliki pada berbagai kelas-kelas aset yang tersedia (saham, obligasi,
real estate ataupun sekuritas luar negeri). Investor juga harus memperhatikan
berbagai batasan yang mempengaruhi kebijakan investasi, seperti seberapa besar
dana yang dimiliki dan porsi pendistribusian dana tersebut serta beban pajak dan
pelaporan yang harus ditanggung.

c. Pemilihan strategi portofolio


Strategi portofolio yang dipilih harus konsisten dengan dua tahap sebelumnya.
Ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan
strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan
informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari
kombinasi portofolio yang lebih baik. Strategi portofolio pasif meliputi aktivitas
investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar. Asumsi
strategi pasif ini adalah bahwa semua informasi yang tersedia akan diserap pasar
dan direfleksikan pada harga saham.

d. Pemilihan aset dan pembentukan portofolio


Setelah strategi portofolio ditentukan, tahap selanjutnya adalah pemilihan aset-
aset yang akan dimasukkan dalam portofolio. Tahap ini memerlukan
pengevaluasian setiap sekuritas yang ingin dimasukkan dalam portofolio. Tujuan
tahap ini adalah untuk mencari kombinasi portofolio yang efisien, yaitu portofolio
yang menawarkan return diharapkan yang tertinggi dengan tingkat risiko tertentu
atau sebaliknya menawarkan return diharapkan tertentu dengan tingkat risiko
terendah.

e. Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio


Tahap ini merupakan tahap paling akhir dari proses keputusan investasi.
Meskipun demikian, salah kaprah jika kita langsung mengatakan bahwa tahap ini
adalah tahap terakhir karena sekali lagi, proses keputusan investasi merupakan
proses keputusan yang berkesinambungan dan terus-menerus. Artinya, apabila
tahap pengukuran dan evaluasi kinerja telah dilewati dan ternyata hasilnya kurang
baik maka proses keputusan investasi harus dimulai lagi dari tahap pertama,
demikian seterusnya sampai dicapai keputusan investasi yang paling optimal.
Tahap pengukuran dan evaluasi kinerja ini meliputi pengukuran kinerja portofolio
dan pembandingan hasil pengukuran tersebut dengan kinerja portofolio lainnya
melalui proses benchmarking. Proses benchmarking ini biasanya dilakukan
terhadap indeks portofolio pasar, untuk mengetahui seberapa baik kinerja
portofolio yang telah ditentukan dibanding kinerja portofolio lainnya (portofolio
pasar).

F. Faktor yang Mempengaruhi Laju Investasi


Laju investasi yang ditanam disuatu negara atau daerah, dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. Pengaruh Nilai Tukar
Secara teoritis dampak perubahan tingkat / nilai tukar dengan investasi
bersifat uncertainty (tidak pasti). Dalam jangka pendek, penurunan tingkat kurs ini
akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-
harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik
masyarakat.
Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure
switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu.
Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor
yang diukur dengan mata uang domestik.

2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga


Tingkat bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk
berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan
baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang
final.

3. Pengaruh Tingkat Inflasi


Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena
tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan
dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh
pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.

4. Pengaruh Infrastruktur
Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang
dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis. Pembangunan
infrastruktur akan menyerap banyak tenaga kerja yang selanjutnya akan berpengaruh
pada meningkatnya gairah ekonomi masyarakat. Dengan infrastruktur yang memadai,
efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat
semakin meningkat.

G. Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Berinvestasi


1. Menentukan Tujuan Berinvestasi
Tidak mengetahui tujuan investasi justru membuat investasi itu sendiri mati sebelum
berkembang karena yang ada kita hanya akan semangat di awal dan berhenti sebelum
mendapatkan return. Oleh karena itu, menentukan tujuan investasi itu sangat penting,
semisal berinvestasi karena mau membeli rumah.

2. Menentukan Durasi Waktu untuk Mencapai Tujuan Investasi


Sering tidak kita dengar membuat tujuan itu harus SMART? Nah, banyak orang tidak
menentukan waktu untuk mencapainya, punya goal tanpa deadline itu namanya kita
sedang bermimpi. Yang tepat adalah punya tujuhan ingin membeli mobil lima tahun
lagi, mau punya bisnis di umur 30 tahun, itu baru tujuan bukannya berkhayal.
3. Mempelajari Produk Investasi
Bagian krusial ada di sini! Banyak orang yang berinvestasi tanpa mengetahui mereka
sedang berinvestasi dalam produk apa? Dalam aset jenis apa? Pokoknya,
kalau return tinggi itu bagus. Iya, betul bagus kalau kita mengerti produknya. Kalau
kita siap, kalau kita tahu kondisi market dan ekonomi saat ini, kalau kita tidak ikut-
ikutan. Akan tetapi kalau kita tidak tahu apa-apa hanya berpikir return tinggi maka
kita malah sedang menggali kerugian sendiri, so pelajari dulu.

4. Mengalokasikan Dana Investasi Sesuai Kebutuhan


Setelah tahu tujuan, waktu, dan telah mempelajari instrumen investasi tersebut maka
baru tentukan berapa dana yang harus kita sisihkan untuk berinvestasi. Bukan karena
tahu, kita jadi berhemat habis-habisan dan mengalokasikan uang sebanyak-banyaknya
dari pendapatan untuk berinvestasi tanpa memperhatikan cashflow, utang, asuransi,
dan kebutuhan-kebutuhan penting lainnya. Ini justru berbahaya untuk keuangan kita
sendiri.

5. Beinvestasi
Berinvestasi itu sifatnya konsisten dan improvisasi. Artinya, dilakukan secara
konsisten dan belajar terus. Bukan hanya pada produk tapi juga pengetahuan kita
tentang apapun yang berkaitan dengan produk investasi. Gunanya adalah untuk
meminimalisir kerugian yang bisa kita alami. Hal itu karena tidak ada produk
investasi yang tidak memiliki kerugian. Namun, kabar baiknya kerugian bisa kita
minimalisir meski tidak bisa kita hindari.

Jika ingin investasi berhasil, berikut beberapa hal penting yang harus kamu perhatikan:

- Jangan melakukan investasi dengan tergesa-gesa dan harus disertai dengan


pemahaman atau riset yang mendalam, termasuk mengenai objek investasi yang
paling potensial untuk dipilih.

- Tidak bertindak secara spekulatif.


- Penting untuk mempertimbangkan jangka waktu investasi.

- Mengetahui dan menilai jumlah modal yang bisa kamu siapkan.

- Memahami risiko yang bisa terjadi sebagai investor dan jenis investasi yang dipilih.
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Kane, dan Marcus. (2002). Essentials of Investment. Edisi 4. International Edition.
McGraw-Hill.

Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi 1. Yogyakarta:
BPFE.

Jogiyanto, (2003). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi III, Yogyakarta: BPFE.

Chairul Nizar, Abubakar Hamzah, Sofyan Syahnur. (2013). Pengaruh Investasi dan Tenaga
Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Serta Hubungannya Terhadap Tingkat
Kemiskinan di Indonesia, Jurnal Ekonomi Pascasarjana Universitas Syah Kuala, Volume
1, No. 2

https://www.slideshare.net/budiharsonos/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-investasi-127315037

Anda mungkin juga menyukai